+ All Categories
Home > Documents > PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA...

PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA...

Date post: 08-Feb-2020
Category:
Upload: others
View: 14 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
14
Transcript
Page 1: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang
Page 2: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang
Page 3: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSESKERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH

Raden Bambang Sumarsono

E-mail: [email protected] Negeri Malang, Jl Semarang 5 Malang 65145

Astract: This study aims to: ( 1 ) describe the level of management control, organizational culture,teamwork processes, and performance of schools in Malang SMAN, ( 2 ) determine whether there isa relationship between the management control process teamwork, ( 3 ) determine whether there is arelationship between the organizational culture of teamwork processes, ( 4 ) determine whether thereis a relationship between the process of working with a team of school performance, ( 5 ) determinewhether there is a relationship, either directly or indirectly between management control andperformance of schools through teamwork process, and ( 6 ) the relationship, either directly orindirectly between organizational culture with the performance of schools through teamwork process.The design of this study was to survey the causal explanation , the end of the process of this studyis to describe the four variables, and to test and develop models of the relationship. The resultsshowed that: ( 1 ) the level of school performance in the high category, controlling majamenen andschool culture in the category quite well, and the teamwork processes SMAN in Malang less well, (2 ) there is no significant relationship between management and process control work team, ( 3 ) nosignificant relationship between the organizational culture and team work processes, ( 4 ) there is arelationship between the direct or indirect management control and performance of schools throughteamwork process, ( 5 ) there is a relationship directly or indirectly between organizational cultureand school performance through a process of teamwork.

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tingkat pengendalian manajemen, budayaorganisasi, proses kerja tim, dan kinerja sekolah di SMAN Kota Malang, (2) mengetahui ada tidaknyahubungan antara pengendalian manajemen dengan proses kerja tim, (3) mengetahui ada tidaknyahubungan antara budaya organisasi dengan proses kerja tim, (4) mengetahui ada tidaknya hubunganantara proses kerja tim dengan kinerja sekolah, (5) mengetahui ada tidaknya hubungan baik secaralangsung maupun tidak langsung antara pengendalian manajemen dan kinerja sekolah melalui proseskerja tim, dan (6) ada tidaknya hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung antara budayaorganisasi dengan kinerja sekolah melalui proses kerja tim. Rancangan penelitian ini adalah survaidengan causal explanation, akhir dari proses penelitian ini adalah mendeskripsikan empat variabel,serta menguji dan mengembangkan model hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkatkinerja sekolah dalam kategori tinggi, pengendalian majamenen dan budaya sekolah dalam kategoricukup baik, dan proses kerja tim SMAN di Kota Malang kurang baik, (2) terdapat hubungan yangtidak signifikan antara pengendalian manajemen dan proses kerja tim, (3) ada hubungan secarasignifikan antara antara budaya organisasi dan proses kerja tim, (4) ada hubungan secara langsungmaupun tidak langsung antara pengendalian manajemen dan kinerja sekolah yang melalui proseskerja tim, (5) ada hubungan secara langsung maupun tidak langsung antara budaya organisasi dankinerja sekolah yang melalui proses kerja tim.

Kata kunci: pengendalian manajemen, budaya organisasi, proses kerja tim, kinerja.

Globalisasi yang terus terjadi dengan kecepatantinggi yang menyentuh setiap aspek kehidupanmanusia, menyentuh pula pada aspek pendidikan.Pendidikan secara global merupakan infrastrukturpembangunan masyarakat dunia. Globalisasimenerobos dinding geografis, kebangsaankebudayaan bahkan peradaban bangsa-bangsa,

sehingga pendidikan sebagai muatan globalisasi,tidak dapat dicegah lagi oleh negara danmasyarakat dunia manapun.

Education for all, Long-Life Education,Higher Education for all, dan berbagai kebijakanUNESCO lainnya yang didengungkan ke seluruhdunia, menunjukkan bahwa pendidikan itu tidak

32

Page 4: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

hanya merupakan kepedulian dan tanggung jawabsuatu masyarakat bangsa tertentu, tetapi kepeduliandan tanggung jawab seluruh masyarakat bangsa-bangsa di dunia. Peluang dan akses terhadappendidikan merupakan hak setiap orang untukmemperolehnya dan merupakan tanggung jawabsetiap pemerintahan negara dimanapun untukberupaya memenuhinya.

Pendidikan memegang peranan sangatpenting bagi usaha pembangunan kualitas manusia,sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakanbahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengem-bangkan kemajuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdas-kan kehidupan bangsa, bertujuan untukmengembangkan potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadiwarga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.

Sebagai implikasi dari tujuan pendidikantersebut, maka lembaga pendidikan dituntut untukmampu menghasilkan out put (keluaran) yangberkualitas sesuai dengan tujuan di atas. Untukmencapai tujuan tersebut, maka proses pendidikanharus dilaksanakan oleh lembaga pendidikan yangberkualitas pula.

Kebutuhan akan tenaga terampil sepertikepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, laboran,pustakawan, arsiparis, dan personal sekolah lainnyasudah merupakan tuntutan masyarakat yang tidakdapat. Sekolah dituntut untuk memiliki kemampuandalam membuat rencana pengembangan personalsekolah maupun para peserta didiknya yangberkualitas dan mampu bersaing serta mampumengatasi berbagai permasalahan yang komplekskhususnya di sekolah.

Sekolah harus memperbaiki kinerja, melaluiperbaikan kinerja seluruh personal sekolah,sehingga sekolah memiliki personal berkemampuantinggi. Seluruh personal sekolah harus memikirkancara-cara yang benar dalam berkarya atau bekerjauntuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaatsesuai dengan harapan mereka masing-masing dansesuai pula dengan tujuan sekolah. Dengan kualitas

kinerja yang tinggi diharapkan dapat memberisumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dankemajuan sekolah khususnya mutu pendidikan

Perluasan pemikiran ini didasarkan kepadatuntutan masyarakat terhadap pendidikan yangdirasakan memiliki kekuatan untuk merubah danmembangun manusia menjadi manusia yangberkualitas dan menjadi sumber daya insani yangmemiliki kemampuan untuk membangun dirinya,masyarakatnya, dan bahkan berkontribusi terhadappembangunan masyarakat dunia. Untukmewujudkan hal tersebut, maka sekolah sebagaisuatu organisasi sangat perlu merumuskan visi,misi, dan tujuan yang jelas pula. Hal ini ditegaskanoleh Brill (dalam Setyadin, 2009), bahwa dalamperspektif ke depan, pada era globalisasi dan pasarbebas, organisasi yang dapat bertahan danbersaing adalah organisasi yang mempunyai visidan misi yang jelas dan terarah.

Pernyataan visi dan misi suatu organisasimerupakan gambaran ideal organisasi atas apayang akan dicapai dimasa mendatang melaluikegiatan operasionalnya. Untuk mencapai visi danmisi tersebut organisasi menyusun rencana-rencana strategis yang harus dilakukan oleh setiapanggota organisasi.

Organisasi sering menghadapi hambatan danbahkan kegagalan dalam mengimplementasikanrencana strategis tersebut. Hambatan-hambatantersebut antara lain: 1) hambatan visi, dimana tidakbanyak orang dalam organisasi memahami strategiorganisasi mereka, 2) hambatan orang, banyakorang dalam organisasi memiliki tujuan yang tidakterkait dengan strategi organisasi, 3) hambatansumber daya, waktu, energi, dan uang tidakdialokasikan pada hal-hal yang penting dalamorganisasi, 4) hambatan manajemen, manajemenmenghabiskan terlalu sedikit waktu untuk strategiorganisasi dan terlalu banyak waktu untukpembuatan keputusan taktis jangka pendek(Gaspersz, 2003).

Untuk itu organisasi membutuhkan “alatkomunikasi” yang dapat digunakan untukmengkomunikasikan rencana-rencana strategistersebut kepada semua anggota organisasi. Salahsatu alat komunikasi yang bisa digunakan olehorganisasi adalah Balanced Scorecard (Malinadan Selto, 2009). Balanced Scorecardmenterjemahkan visi dan misi organisasi kedalamseperangkat ukuran yang menyeluruh yangmemberi kerangka kerja bagi pengukuran dansistem manajemen strategis (Kaplan dan Norton,2000). Jika visi dan misi dapat dinyatakan dalam

Sumarsono, Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Proses Kerja Tim, dan Kinerja Sekolah 33

Page 5: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

bentuk tujuan strategis, ukuran-ukuran dan targetyang jelas, kemudian dikomunikasikan kepadasetiap anggota organisasi, diharapkan setiapanggota organisasi dapat mengerti danmengimplementasikannya agar visi dan misiorganisasi tercapai. Balanced scorecard sebagaisuatu sistem pengukuran kinerja dapat digunakansebagai alat pengendalian, analis dan merevisistrategi organisasi (Campbell, et al., 2002).

Pada awalnya balanced scorecard hanyadigunakan sebagai alat pengukuran kinerja padaorganisasi bisnis terutama pada perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat (Mahmudi,2007). Dewasa ini, balanced scorecard bukanhanya digunakan oleh organisasi bisnis tapi jugaoleh organisasi sektor publik. Balanced scorecarddapat membantu organisasi sektor publik dalammengontrol keuangan dan mengukur kinerjaorganisasi (Modell, 2009).

Organisasi sektor publik adalah organisasiyang didirikan dengan tujuan memberikanpelayanan kepada masyarakat. Hal inimenyebabkan organisasi sektor publik diukurkeberhasilannya melalui efektivitas dan efisisensidalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Balanced Scorecard dinilai cocok untukorganisasi sektor publik karena balancedscorecard tidak hanya menekankan pada aspekkuantitatif-finansial, tetapi juga aspek kualitatif dannonfinansial (Mahmudi, 2007). Hal tersebut sejalandengan sektor publik yang menempatkan lababukan sebagai ukuran kinerja utama, namunpelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dannonfinansial. Lebih lanjut Mahmudi (2007:128)menjelaskan bahwa pengadopsian balancedscorecard kedalam organisasi sektor publikbertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasisektor publik, karena terdapat kasus di beberapaperusahaan besar yang menerapkannyamenunjukkan bahwa balanced scorecardmerupakan alat manajemen yang powerfull untukmendongkrak kinerja organisasi.

Seperti diketahui bahwa sekolah umumnyadidirikan baik oleh pemerintah maupun swasta,bukan semata untuk mencari keuntungan, tetapilebih banyak ke misi dan motivasi untuk dapatmelayani kebutuhan masyarakat dalam upayamemenuhi kebutuhan pendidikan dan turutmencerdaskan kehidupan bangsa. Walaupunmungkin dalam perjalanannya banyak diantaranyalembaga pendidikan yang dikelola baik olehpemerintah maupun swasta mengalami defisit(keuangan) secara terus menerus, namun dengan

segala daya upaya roda dunia pendidikan harustetap dapat berputar. Untuk itulah dirasakanadanya kebutuhan akan suatu instrumen yangdapat mengukur dan menganalisis setiap aspek/dimensi komponen penggeraknya, utamanya yangberkaitan dengan dimensi keuangan dankomponen-komponen penjunjang lainnya.Walaupun dalam aplikasinya harus dibedakanantara institusi pendidikan dengan organisasi yanglebih bersifat full profit oriented, tetapi secaraprinsip mempunyai kesamaan.

Untuk itu organisasi sektor publik harusmenetapkan indikator-indikator dan targetpengukuran kinerja yang berorientasi kepadamasyarakat. Pengukuran kinerja pada organisasipublik dapat meningkatkan pertanggungjawabandan memperbaiki proses pengambilan keputusan(Ittner dan Larcker, 2009).

Menurut Sagala (2009:71) sekolah dipandangsebagai suatu organisasi publik yang membutuhkanpengelolaan oleh orang-orang yang profesional.Sekolah harus dapat dikelola dan diberdayakanyaitu dengan memberikan layanan yang optimalsehingga pada akhirnya mengeluarkan mutu lulusansekolah yang kompetitif. Lebih lanjut Sagala(2004:54) menjelaskan bahwa sekolah sebagaiorganisasi dalam menjalankan fungsinyadiharapkan dapat memfungsikan seluruh sumberdaya yang ada. Untuk menjalankan hal tersebutmaka perlu adanya pengendalian manajemen.

Program sekolah digerakkan untukpencapaian tujuan dan target sekolah yangkonsisten dengan visi dan misi. Sekolah sebagaiinstitusi pengelola layanan pendidikan diharapkandapat memfungsikan seluruh sumber daya yangada secara efektif dalam pencapaian tujuan danefisien dalam penggunaan sumber daya. Sebagaisistem sosial, sekolah harus dikelola dengan baikagar dapat memenuhi kebutuhan dan mencapaitujuan sekolah (Gaffar dalam Sagala, 2009).Karena itu manajemen sekolah harus dapatditingkatkan sedemikian rupa dengan meningkatkankemampuan yang lebih tinggi bagi seluruh personeldalam mengoptimalkan fungsinya untukmenyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi danmenerapkan prinsip kehati-hatian dalammenjalankan kegiatannya.

Prinsip kehati-hatian guna meminimumkanrisiko, harus diimbangi dengan suatu kebijakan yangmerupakan acuan dan pedoman dalammelaksanakan kegiatannya. Sebagaimana yangdikatakan Wilson dan Campbell (1991: 82) sebagaiberikut: “tidaklah cukup bahwa setiap kegiatan

34 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 1, MARET 2013: 32-43

Page 6: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

terlaksana secara baik dan terlaksana dengansendirinya. Manajemen harus mengetahui bahwatugas-tugas itu dilaksanakan dengan efisien, tidakboleh dengan cara tebak-tebakan”. Upaya inisesuai dengan konsep pengendalian manajemen,sebagaimana yang dikatakan oleh Anthony et al(1992:5) yaitu; tindakan yang dilakukan manajemenuntuk mengarahkan orang, mesin dan fungsi-fungsiguna mencapai tujuan dan sasaran organisasi, yangdilengkapi dengan sitem pengendalian manajemen,yakni suatu proses dan struktur yang tertata secarasistematik yang digunakan manajemen dalampengendalian manajemen.

Dalam menerapkan pengendalianmanajemen, Mulyadi dan Setiawan (1999:5)menyatakan bahwa harus terdapat unsur-unsuryang terbagi dalam kelompok struktur dan proses.Termasuk dalam kelompok struktur adalah: (1)struktur organisasi, (2) jaringan informasi, (3) sistempenghargaan. Sedangkan yang terdapat dalamkelompok proses menurut Anthony et al (1992:30)adalah: (1) pemrograman, (2) penganggaran, (3)operasi dan pengukuran, (4) pelaporan dan analisis.

Penerapan unsur-unsur pengendalianmanajemen tersebut, ditujukan untuk mengetahuiapakah kegiatan telah dilakukan mengarah padatujuan yang ditentukan. Pengukuran kegiatan dapatdilihat dengan membandingkan tujuan yangdiinginkan dengan prestasi yang telah dicapai.Prestasi adalah suatu keadaan yang menunjukkantingkatan keberhasilan kegiatan manajemen, dalamistilah yang lebih populer saat ini disebut dengankiner ja (performance) yang merupakanpertanggungjawaban manajemen terhadappelaksanaan kegiatannya.

Pengendalian manajemen merupakanpengendalian kegiatan secara menyeluruh untukmendapatkan keyakinan bahwa strategi usahatelah dijalankan secara efektif dan efisien. Anthonyet al. (1992:6) menyebutkan bahwa pengendalianmanajemen adalah semua metode, prosedur dansarana termasuk sistem pengendalian manajemen,yang digunakan manajemen untuk memastikandipatuhinya kebijakan-kebijakan dan strategiorganisasi. Kemudian diperjelas oleh Anthony danGovindarajan (1998:6) bahwa, pengendalianmanajemen adalah proses dimana manajermempengaruhi anggotanya untuk melaksanakanstrategi organisasi. Dalam kaitannya denganlembaga pendidikan, maka pengendalianmanajemen merupakan suatu proses dimanakepala sekolah selaku manajer dapat mempenga-

ruhi anggotanya untuk melaksanakan strategiorganisasi (sekolah).

Dengan demikian pengendalian manajemenadalah suatu alat untuk mengimplementasikanstrategi. Sedangkan strategi adalah rencana yangditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Halini diungkapkan oleh Mulyadi et al. (1999:3) bahwa,Sistem Pengendalian Manajemen merupakansistem untuk mengimplementasikan danmengendalikan pelaksanaan rencana kegiatan.Pengendalian manajemen sebagai suatu sistemyang digunakan oleh manajer untuk menjaminbahwa sumber daya yang dimiliki telah digunakansecara efektif dan efisien dalam mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Pendapat tersebut diperkuatoleh Anthony dan Govindarajan (1998:49) bahwa,management control systems are tools toimplement strategi. Strategies are plans toachieve organization goals.

Penelitian tentang hubungan faktor-faktorpengendalian manajemen dan efektif itaspengendalian manajemen yang diukur dengankinerja yang dihasilkan pernah dilakukan olehSabout (1989) dan Indrawati (1996). Keduanyamenggunakan laba sebagai tolok ukur kinerja.Temuan hasil penelitian mereka menunjukkanbahwa faktor-faktor pengendalian manajemenmempunyai pengaruh yang signifikan terhadapkinerja yang dihasilkan (laba). Kedua hasilpenelitian tersebut memang dalam kawasan duniabisnis, akan tetapi tidak ada salahnya apabiladiaplikasikan dalam kawasan organisasi publik(lembaga pendidikan).

Fenomena yang semakin bertumbuh dalambanyak organisasi dewasa ini adalah memberikantanggung jawab yang lebih besar kepada tim untukmenjalankan roda organisasi. Kata tim biasanyamengacu pada sebuah kelompok tugas yang kecildi mana para anggotanya memiliki tujuan yangsama, peran yang saling tergantung danketerampilan yang saling melengkapi. Tim kerjaterdiri dari sekumpulan angggota dalam sebuahorganisasi yang dikoordinasi oleh ketua tim. Padaumumnya tim kerja dibentuk sebagai suatukebutuhan organisasi agar tujuan dapat tercapai.Dengan tim kerja diharapkan fungsi kontrol akanberjalan lebih efektif dan efisien. Konflik-konflikatau deviasi kerja bisa ditekan seminim mungkin.

Ketangguhan sebuah tim kerja dicirikan olehorang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentudan mampu menjalankan tugas sesuai dengankompetensinya. Keberhasilan tim merupakanakumulasi dari proses dan kinerja setiap anggota.

Sumarsono, Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Proses Kerja Tim, dan Kinerja Sekolah 35

Page 7: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

Katakanlah, semacam tugas dan hasil kolektifdalam suatu sistem kerja yang sinergis. Semakintinggi kekuatan sinergitas diantara anggota danketua semakin tinggi kekuatan sebuah tim. Tingkatkesalahan dalam pekerjaan pun dapat ditekansekecil mungkin (Yukl,2001).

Lebih lanjut Yukl (2001) mengatakan bahwapotensi keuntungan dari tim meliputi kepuasan dankomitmen karyawan yang lebih besar, kualitasproduk dan layanan yang lebih baik, efisiensi, danproduktivitas yang lebih besar. Sedangkan Robbins(2007) menjelaskan bahwa, pemanfaatan timsecara ekstensif akan menciptakan potensi dalamorganisasi untuk meningkatkan output yang lebihbesar tanpa peningkatan input.

Dalam melakukan kegiatannya, organsasitidak terlepas dari budaya yang dianutnya. Sekolahsebagai lembaga pendidikan pun memiliki budayatertentu, yang berbeda antara satu sekolah dengansekolah lainnya. Budaya organisasi (sekolah)umumnya didefinisikan sebagai orientasi bersamayang dianut oleh suatu sekolah dan memberinyaidentitas tertentu.

Hasil penelitian Creemers dan Reynolds(1993) menunjukan bahwa, budaya organisasiyang kuat menjadikan anggota lebih puas,termotivasi dan memiliki komitmen yang besarterhadap organisasi, yang pada giliranya akanmeningkatkan pula kinerja organisasi. Hasilpenelitian itu diperkuat oleh penelitian Greenbergdan Baron (1997) bahwa, budaya organsasiberpengaruh terhadap individu dan prosesorganisasi. Dari kedua hasil penelitian tersebutdapat disimpulkan bahwa dengan budayaorganisasi yang kuat maka akan menjamin tingkatpencapaian kinerja organisasi semakin tinggi.

Dari hasil temuan peneliti terdahulu sertadilandasi dengan teori-teori yang ada, sebagai buktiempiris terhadap peran pengendalian manajemen,budaya organisasi dan proses kerja tim terhadapkinerja dengan pengukuran balanced scorecardtersebut maka perlu dilakukan penelitian padasektor pendidikan dengan obyek SekolahMenengah Atas (SMA) Negeri. Adapun pilihanobyek penelitian tersebut di atas denganpertimbangan bahwa perhatian pengukuran kinerjasekolah menjadi sangat penting oleh karenapengukuran kinerja memiliki kaitan yang eratdengan akuntabilitas publik. Di lain pihak denganmeningkatnya kesadaran masyarakat terhadappenyelenggaraan pelayanan bidang pendidikanmemicu timbulnya gejolak yang berakar pada

ketidakpuasan, manakala diketahui kinerja bidangpendidikan tidak memuaskan.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancanganpenelitian survai, yaitu penelitian yang mengambilsampel dari suatu populasi dengan menggunakankuesioner sebagai alat pengumpulan data utamayang bertujuan untuk memberikan penjelasan(explanatory) mengenai hubungan kausal antaravariabel-variabel melalui pengujian hipotesis.Berdasar atas pencapaian tujuannya, penelitian initermasuk penelitian causal explanation, yaitumenjelaskan keterkaitan hubungan antar variabelyang satu dengan variabel yang lain. Padadasarnya penelitian yang demikian mengandungpenjelasan juga, karena memuat deskripsi dalamuraiannya yang berguna untuk menghasilkankonstruk atas suatu fenomena sosial berdasarkanmodel-model hubungan yang diturunkan dari kajianteoritik. Oleh karena itu akhir dari proses penelitianadalah menguji dan mengembangkan modelhubungan. Upayanya ditempuh denganmengungkap hubungan beberapa variabel bebasterhadap variabel terikat yang ada dalam penelitian,dengan mengembangkan model konseptual teoritikdan empirik sebagai rancangan penelitian,sebagaimana tampak pada Gambar 1 berikut.

.

Gambar 1. Model Teoritical Framework

Keterangan: MC = Faktor Management Controlling(pengendalian manajemen) yang memiliki 6variabel teramati, OC = Faktor OrganizationCulture (budaya organisasi) yang memiliki 11variabel teramati, TW = Faktor Proses TeamWork (kerja tim) yang memiliki 4 variabelteramati, dan Perf = Faktor Performance

(kinerja) yang memiliki 4 variabel teramati

MC

OC

TW Perf.

MC2

MC1

MC3

MC4

MC5

MC6

OC 2

OC1

OC 3

OC 4

OC 5

OC 6

OC 8

OC 7

OC 9

OC 10

OC 11

OC 12

Perf2

Perf1

Perf3

Perf4

TW1 TW1 TW1 TW1

36 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 1, MARET 2013: 32-43

Page 8: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

Gambar di atas dapat dijelaskan, bahwafaktor pengendalian manajemen (MC) merupakanvariabel independen memiliki hubungan langsungdengan faktor proses kerja tim (TW) dan faktorkinerja (Perf.). Selain itu, faktor MC juga memilikihubungan tidak langsung, yaitu melalui perantaraanfaktor TW dengan Perf.

Faktor yang berposisi sebagai variabelindependen lainnya adalah Budaya Organisasi(OC) yang berkorelasi secara langsung denganfaktor proses kerja tim (TW) dan faktor kinerja(Perf.). Faktor OC juga memiliki hubungan tidaklangsung, yakni diperantarai oleh faktor TW.Adapun faktor yang berstatus sebagai variabeldependen adalah TW dan Perf. Faktor TWberposisi sebagai variabel eksogen sekaligussebagai intervening variable (variabel perantara)dalam hubungan dua variabel independen (MC danOC) dengan variabel dependen (Perf).

Populasi atau universe penelitian ini yaituseluruh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)se Kota Malang yang berjumlah 10 sekolah. Untuksatuan unit analisisnya adalah warga sekolah yangdiambil dari empat komponen, yaitu: kepalasekolah, guru, tenaga administrasi (TU), dan siswa.Untuk memperjelas keadaan populasi dalampenelitian ini, berikut disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Populasi

KS Guru TU Siswa

1. SMA N 1 1 60 18 8762. SMA N 2 1 58 16 9283. SMA N 3 1 55 11 7904. SMA N 4 1 53 10 7265. SMA N 5 1 66 7 9616. SMA N 6 1 56 17 7787. SMA N 7 1 60 17 9018. SMA N 8 1 64 12 9519. SMA N 9 1 51 17 80210. SMA N 10 1 46 15 682

Jumlah 10 569 140 8395

Mengingat jumlah populasi yang besar,penelitian ini menggunakan sampel sekolah.Sampel sekolah sebagai unit analisis tersebutditetapkan berdasarkan perhitungan menurut TabelKrejcie dan Morgan, dimana perhitungan ukuransampel itu didasarkan atas kesalahan 5% danmemiliki taraf kepercayaan 95 % terhadap populasi(Sugiyono, 2006:63).

Selanjutnya dipergunakan teknik areaproportional random sampling untukmenentukan besarnya sampel di setiap sekolah.Alasan penggunaan teknik ini, selaras dengan apayang dikemukakan oleh Kerlinger (1973), yaitudapat menyajikan informasi yang sama dengancara sensus (pencacahan dan pengkajiankeseluruhan populasi) dengan biaya yang kauh lebihkecil, efisiensi yang jauh lebih tinggi, dan kadang-kadang dengan keakuratan yang lebih besar.

Jenis data yang digunakan dalam penelitianini adalah data ordinal (Skala Likert) yangditransformasikan menjadi data interval melauimethod of Successive Interval. Sesuai denganjenis data yang ditetapkan di atas, data yangdiperlukan dalam penelitian ini adalah data primer,karena data diperoleh langsung dari sumbernya.Alat utama untuk mengumpulkan data dalampenelitian ini adalah angket atau kuesioner yangdisusun berdasarkan konsep pengukuran SkalaLikert dengan bentuk yang telah dimodifikasi untukmenghindari responden memilih jawaban di tengah-tengah.

Pemilihan teknik analisis data yangdigunakan didasarkan atas tujuan penelitian danjenis data statistik yang terkumpul, yaitu teknikdeskriptif dengan bantuan program SPSS forWindows release 15. Untuk mengetahui hubungankausalitas baik secara langsung maupun tidaklangsung antara variabel-variabel eksogen danvariabel-variabel endogen digunakan structuralequation model (SEM) dengan program softwareLISREL 8.5 for Windows

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis deskripsi datatentang variabel kinerja sekolah, ditemukan bahwatingkat kinerja SMAN di Kota Malang termasukdalam kategori tinggi. Hasil temuan tersebutmengindikasikan, bahwa SMAN di Kota Malangmemiliki tingkat keuangan yang baik, dapatmemberikan kepuasan dalam pelayanan kepadapelanggan, proses internal organisasi (sekolah)berjalan dengan baik, dan proses pertumbuhan danpembelajaran juga berjalan dengan baik.

Hasil temuan ini memperkuat dugaan dariDinas Pendidikan Kota Malang, bahwa kinerjasekolah di lingkungan SMAN Kota Malang cukupbaik dengan tercapainya tingkat akreditasi A.Selanjutnya, data Dinas Pendidikan Kota Malangtahun 2009 menunjukkan, bahwa kinerja sekolahdi lingkungan Kota Malang sangat baik. Hal itu

Sumarsono, Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Proses Kerja Tim, dan Kinerja Sekolah 37

Page 9: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

ditandai dengan diperolehnya tingkat akreditasi Auntuk beberapa sekolah (SMA) yang ada di KotaMalang, pada tahun 2009. Di tahun sebelumnya,yaitu tahun 2008 ada 6 SMAN yang telahmendapatkan tingkat akreditasi A, sehingga seluruhSMAN Kota (10 SMAN) di tahun 2009 telahterakreditasi A. Perolehan tingkat akreditasitersebut dijadikan salah satu indikator oleh DinasPendidikan Kota Malang sebagai perwujudantingkat kinerja sekolah.

Kondisi pengendalian manajemen di SMANKota Malang termasuk dalam kategori cukup baik.Hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa faktor:struktur organisasi sekolah, jaringan informasi,pemrograman operasi dan pengukuran, danpelaporan dan analisis sekolah SMAN di KotaMalang sudah cukup baik. Hanya ada satu faktor,yaitu penganggaran yang masih dalam kategoritidak baik.

Apabila dicermati lebih mendalam penyebabtidak baiknya faktor penganggaran, karena adanyabias kewenangan penyusunan anggaran sekolah(sebagian sekolah menganggap kewenanganpenyusunan anggaran ada pada kepala sekolah dansebagian sekolah menganggap bahwa dalampenyusunan anggaran dengan melibatkan wargasekolah). Pada sisi lain penyebab tidak baiknyafaktor penganggaran, dikarenakan sebagiansekolah belum bisa mengkaitkan antarapenyusunan anggaran dan penyusunan programsekolah.

Oleh sebab itu, maka para kepala SMAN diKota Malang masih perlu memperhatikan sertameningkatkan lagi sistem pengendalianmanajemen sekolah terkait dengan sistempenganggaran, agar dapat berada dalam kategoribaik atau sangat baik. Hal ini dipertegas olehAnthony dan Govindarajan (1998:6) bahwa,pengendalian manajemen adalah proses dimanamanajer mempengaruhi anggotanya untukmelaksanakan strategi organisasi dalam rangkamencapai tujuan.

Budaya organisasi SMAN di Kota Malangtermasuk dalam kategori cukup baik. Hasil temuantersebut menunjukkan, bahwa karakteristik budayaorganisasi, yaitu tata aturan/norma, upacarasimbolik, otonomi individu, toleransi resiko,kebersamaan, dukungan, tata aturan, identitas,hadiah performansi/imbalan, toleransi konflik, dankemantapan/stabilitas SMAN di Kota Malangmasih cukup baik. Oleh sebab itu, maka kepalaSMAN di Kota Malang masih perlumemperhatikan serta meningkatkan lagi kondisi

budaya sekolah agar dapat berada dalam kategoribaik atau sangat baik.

Hasil penelitian Creemers dan Reynolds(1993) menunjukan bahwa budaya organisasi yangkuat menjadikan anggota lebih puas, termotivasidan memiliki komitmen yang besar terhadaporganisasi, yang pada giliranya akan meningkatkanpula kinerja organisasi. Hasil penelitian itudiperkuat oleh penelitian Greenberg dan Baron(1995) bahwa, budaya organsasi berpengaruhterhadap individu dan proses organisasi. Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkanbahwa dengan budaya organisasi yang kuat makaakan menjamin tingkat pencapaian kinerjaorganisasi semakin tinggi.

Kondisi proses kerja tim SMAN KotaMalang termasuk dalam kategori kurang baik.Hasil temuan tersebut menunjukkan, bahwa faktorproduktivitas, kohesivitas, belajar, dan integrasiSMAN di Kota Malang kurang baik. Oleh sebabitu, maka para kepala SMAN di Kota Malangmasih perlu memperhatikan serta meningkatkanlagi kondisi proses kerja tim agar dapat beradadalam kategori cukup baik atau sangat baik.

Jika tim tidak mempunyai tujuan yang jelas,maka tim tidak mungkin mencapai kesuksesan.Namun, mempunyai tujuan yang jelas tidak dapatmenjamin kesuksesan kinerja tim. Kinerja tim yangsukses merupakan konsep multidimensi. Tentu sajakepala sekolah ingin timnya memuaskan bagisemua pihak dan menghargai anggotanya. Apabilatim tidak menikmati bekerja bersama, makaproduktivitas tidak mungkin tercapai. Selain itu,pengelolaan tim yang sukses harus mencakuppengaturan dan investasi pada setiap anggota tim.Oleh karena itu, pada akhirnya tim kerja harusmemberikan pengalaman yang berharga dan untuktumbuh bagi anggotanya. Salah satu hal yang palingefektif yang dapat dilakukan oleh kepala sekolahuntuk memastikan kesuksesan tim adalah denganmengambil pendekatan proaktif dan melakukananalisis kondisi yang mempengaruhi kinerja tim(Thompson, 2004).

Ketangguhan sebuah tim kerja dicirikan olehorang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentudan mampu menjalankan tugas sesuai dengankompetensinya. Keberhasilan tim merupakanakumulasi dari proses dan kinerja setiap anggota.Katakanlah, semacam tugas dan hasil kolektifdalam suatu sistem kerja yang sinergis. Semakintinggi kekuatan sinergitas diantara anggota danketua semakin tinggi kekuatan sebuah tim. Tingkat

38 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 1, MARET 2013: 32-43

Page 10: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

kesalahan dalam pekerjaan pun dapat ditekansekecil mungkin (Yukl,2001).

Lebih lanjut Yukl (2001) mengatakan bahwapotensi keuntungan dari tim meliputi kepuasan dankomitmen karyawan yang lebih besar, kualitasproduk dan layanan yang lebih baik, efisiensi, danproduktivitas yang lebih besar. Sedangkan Robbins(2007) menjelaskan bahwa, pemanfaatan timsecara ekstensif akan menciptakan potensi dalamorganisasi untuk meningkatkan output yang lebihbesar tanpa peningkatan input. Untuk itu paraKepala SMAN Kota Malang, harus bisamembangun tim kerja yang tangguh.

Hubungan antara Pengendalian Manajemen danProses Kerja Tim

Hasil uji hipotesis terhadap variabelpengendalian manajemen dan proses kerja timadalah ada hubungan secara tidak signifikan antarapengendalian manajemen dan proses kerja tim.Koefisien korelasi antara pengendalian manajemendan proses kerja tim berkisar 0,826, sedangkansyarat untuk signifikasinya adalah t > 1,96 olehsebab itu hubungan antara pengendalianmanajemen dan proses kerja tim tidak signifikan.

Secara lebih detail, peneliti mencobamengurai ketidaksignifikansian hubungan keduavariabel tersebut. Menurut hemat peneliti, terdapatloading factor pada indikator 4 Lamda-X(penganggaran) sebesar (1,937) < 1,96. Hasil inididukung oleh temuan Djuminah (1992) yangmenyatakan, bahwa terdapat korelasi walaupunrelatif kecil antara kejelasan anggaran denganefektifitas pengendalian manajemen, yangkemungkinan disebabkan karena t idakmenyertakan unsur-unsur pengendalianmanajemen yang lain. Hal ini menunjukkan bahwaunsur-unsur pengendalian manajemen merupakanbagian yang tak terpisahkan satu sama lain didalam penerapannya sebagai implementasi daristrategi yang ditetapkan.

Terhadap hasil temuan tersebut, disimpulkanbahwa dengan sistem pengendalian manajemenyang kuat maka akan semakin kokoh kerja tim yangpada akhirnya dapat meningkatkan kinerja sekolah.Karena pada hakekatnya pengendalianmanajemen merupakan suatu alat kontrol bagipelaksanaan suatu kegiatan organisasi, sedangkanuntuk memperlancar atau menunjuang kegiatan didalam organisasi akan terbentuk suatu proses kerjatim (Anthony dan Govindarajan, 1998).

Hubungan antara Budaya Organisasi dan Proses KerjaTim

Budaya organisasi (sekolah) umumnyadidefinisikan sebagai orientasi bersama yang dianutoleh suatu sekolah dan memberinya identitastertentu. Karakteristik budaya organisasi, meliputitata aturan/norma, upacara simbolik, otonomiindividu, toleransi resiko, kebersamaan, dukungan,tata aturan, identitas, hadiah performansi/imbalan,toleransi konflik, dan kemantapan/stabilitas. Dalamproses kerja tim terdapat karakteristik kohesivitas(kebersamaan). Bagi tim, kohesivitas merujuk padaproses yang membuat anggota bersama dan bersatu(Dion dalam Thompson, 2004). Apakah tim bekerjasama dengan baik dan apakah ada anggota tim yangmampu bekerja sama secara lebih baik pada masamendatang? Dan apakah kapasitas anggota untukbekerja sama semakin meningkat atau tetap?(Hackman dan Oldham, 1980).

Hasil analisis dengan menggunakan programLisrel 8.50 dapat disimpulkan, bahwa adahubungan secara signifikan antara budayaorganisasi dan proses kerja tim. Dengan demikianpeningkatan budaya organisasi akanmengakibatkan peningkatan proses kerja tim diSMAN Kota Malang. Hal ini mendukung hasilkajian teoritik yang dikemukakan oleh Thompson(2004:23), bahwa “culture is the set of sharedmeaning helt by team members that maketeamwork possibel”. Lebih lanjut Hoy dan Miskel(2005:27) menekankan, bahwa “when theorganization culture is strong, so is theiridentification with the group (teamwork) andthe influence of the group”. Budaya organisasiyang kuat pasti identifikasinya dengan kerja tim/grup dan berpengaruh pada kelompok itu.

Sagala (2009) menegaskan, bahwa adaketerkaitan atau hubungan antara budayaorganisasi dan proses kerja tim. Lebih lanjutdijelaskan, bahwa apabila budaya sekolahterbentuk dengan baik maka proses kerja timsekolah akan terbentuk secara solid. Hal inidiperkuat oleh Robbins (2007) yang mengatakan,bahwa budaya organisasi yang kuat akanmeningkatkan konsistensi perilaku anggota kerjatim dalam suatu organisasi.

Hubungan antara Proses Kerja Tim dan KinerjaSekolah

Kinerja merupakan hasil dari serangkaianproses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

Sumarsono, Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Proses Kerja Tim, dan Kinerja Sekolah 39

Page 11: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

tujuan organisasi. Kegiatan dalam organisasi akanberjalan dengan efektif apabila dilakukan oleh suatutim kerja, sehingga kinerja akan tercapai secaraoptimal.

Hasil penelit ian ini, menunjukan adahubungan secara signifikan antara proses kerjatim dan kinerja sekolah. Sehingga peningkatanproses kerja tim di sekolah akan mengakibatkanpeningkatan pula pada kinerja sekolah di SMANKota Malang. Hal ini sejalan dengan hasiltemuan Thompson (2004), bahwa jika tim tidakmenikmati bekerja bersama, maka kinerja tidakmungkin tercapai. Selain itu, pengelolaan timyang sukses harus mencakup pengaturan daninvestasi pada setiap anggota tim. Oleh karenaitu, pada akhirnya tim kerja harus memberikanpengalaman yang berharga dan untuk tumbuhbagi anggotanya.

Hubungan Langsung antara Pengendalian Manajemendan Kinerja Sekolah

Hasil penelitian menunjukan ada hubunganlangsung secara signifikan antara pengendalianmanajemen dan kinerja sekolah. Sehinggapeningkatan pengendalian manajemen di sekolahakan mengakibatkan peningkatan pula pada kinerjasekolah di SMAN Kota Malang yang didasarkanpada perspektif-perspektif yang ada dalampendekatan balanced scorecard. Hal ini diperkuatdari hasil penelitian Mamluchah (2000) dalammenganalisis faktor-faktor pengendalianmanajemen yang mempengaruhi kinerja BRI Unitdi Area Mikro Malang. Dari temuan di lapangan,dapat dikemukakan bahwa pada umumnya kinerjaBRI Unit di area Mikro Malang yang diukur denganBalanced Scorecard termasuk kategori cukupbaik.

Lebih lanjut Mamluchah (2000)menyimpulkan, bahwa faktor-faktor pengendalianmanajemen, yaitu; struktur organisasi, jaringaninformasi, sistem penghargaan, pemrograman,penganggaran, operasi dan pengukuran, sertapelaporan dan analisis, secara serempakberpengaruh signifikan terhadap kinerja BRI Unitdi Area Mikro Malang.

Dengan demikian pendapatnya Anthony danGovindarajan (1998:6) bahwa, pengendalianmanajemen adalah proses dimana manajermempengaruhi anggotanya untuk melaksanakanstrategi organisasi dalam rangka mencapai tingkatperformance yang tinggi, telah terbukti.

Hubungan langsung antara Budaya Organisasi danKinerja Sekolah

Hasil penelitian menunjukan ada hubunganlangsung secara signifikan antara BudayaOrganisasi dan Kinerja Sekolah. Sehinggapeningkatan budaya organisasi di sekolah (budayaorganisasi semakin baik) akan mengakibatkanpeningkatan pula pada kinerja sekolah (kinerjasekolah semakin tinggi) di SMAN Kota Malangyang didasarkan pada perspektif-perspektif yangada dalam pendekatan balanced scorecard. Hasilpenelitian ini diperkuat oleh Soetopo (2001), bahwaada hubungan signifikan antara budaya organisasidan keefektivan organisasi. Hal ini berarti makinkuat budaya organisasi diikuti makin efektifnyaorganisasi. Peneliti menafsirkan hasil temuantersebut, bahwa dengan baiknya budaya organisasimaka bisa mempengaruhi kinerja organisasi, halini ditandai dengan keefektivan organisasi.

Hasil penelitian sejenis sebagaimanadikemukakan oleh Daryono (2006) bahwa, adahubungan langsung yang signifikan antara budayaorganisasi sekolah dengan produktivitas sekolahpada SD Negeri di Kabupaten Probolinggo. Halini mengandung makna, bahwa semakin baikbudaya organisasi di suatu sekolah dasar, makasemakin baik produktivitas. Dalam hal ini penelitimengasumsikan jika produktivitas sekolah itumerupakan perwujudan dari kinerja sekolah, makabudaya organisasi memiliki hubungan dengankinerja sekolah

Untuk memperoleh dukungan atas hasilpenelitian ini, penulis mencoba mengemukakanhasil riset yang dikemukakan oleh Greenberg danBaron (1995), bahwa budaya organisasimempengaruhi individu-individu dan prosesorganisasi. Budaya memunculkan tekanan padaorang-orang dalam organisasi untuk berfikir danbertindak dengan cara yang konsisten melaluibudaya yang ada. Hasil riset yang dikemukakanoleh Greenberg dan Baron (1995) ini seolah-olahingin membuktikan penjelasan mengenai pengaruhbudaya organisasi terhadap kinerja. Seperti yangdinyatakan oleh Owens (1997), bahwa budayaorganisasi mempunyai pengaruh yang kuat(powerfull) terhadap sikap dan perasaan anggotaorgansasi.

Semakin baik kondisi budaya organisasidiikuti dengan semakin baik pula pada kondisikinerja guru, dan sebaliknya semakin jelek kondisibudaya organisasi diikuti semakin jelek pula padavariabel kinerja guru. Dan dengan budaya

40 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 1, MARET 2013: 32-43

Page 12: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

organisasi yang kuat, menjadikan anggota lebihpuas, termotivasi, dan memiliki komitmen yangbesar terhadap organisasi (Creemers danReynolds, 1993). Pendapat tersebut mengemukalebih didahului oleh temuan riset Sergiovani danCorbally (1984), bahwa budaya yang kuat akanmeningkatkan komitmen, antusiasme, dan loyalitasanggota terhadap organisasi.

Hubungan tidak langsung antara PengendalianManajemen dan Kinerja Sekolah melalui Proses KerjaTim

Keberhasilan kinerja tidak terlepas daripengaruh unsur-unsur pengendalian manajemen,baik unsur-unsur yang tergabung dalam strukturmaupun unsur-unsur yang tergabung dalam prosespengendalian manajemen sebagaimana temuandari Sabout (1989) dan Indrawati (1996) bahwafaktor-faktor pengendalian manajemenberpengaruh terhadap efektifitas kinerja. Hasilpenelitian ini sesuai dengan hasil penelitianMamluchah (2000), bahwa faktor-faktorpengendalian manajemen, yaitu; strukturorganisasi, jaringan informasi, sistem penghargaan,pemrograman, penganggaran, operasi danpengukuran, serta pelaporan dan analisis, secaraserempak berpengaruh signifikan terhadap kinerjaBRI Unit di Area Mikro Malang.

Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukan,bahwa hubungan tidak langsung antarapengendalian manajemen dan kinerja sekolah, yangmelalui proses kerja tim adalah kecil dan tidaksignifikan. Hasil ini didukung oleh temuanDjuminah (1992) yang menyatakan, bahwaterdapat korelasi walaupun relatif kecil antarakejelasan anggaran dengan efektif itaspengendalian manajemen, yang kemungkinandisebabkan karena tidak menyertakan unsur-unsurpengendalian manajemen yang lain. Hal inimenunjukkan bahwa unsur-unsur pengendalianmanajemen merupakan bagian yang takterpisahkan satu sama lain di dalam penerapannyasebagai implementasi dari strategi yang ditetapkan.Terhadap hasil temuan tersebut, disimpulkan bahwadengan sistem pengendalian manajemen yang kuatmaka akan semakin kokoh kerja tim yang padaakhirnya dapat meningkatkan kinerja sekolah.

Menurut hemat peneliti, terdapat loadingfactor pada indikator 4 Lamda-X (penganggaran)sebesar (1,937) < 1,96. Apabila dicermati lebihmendetail terhadap indikator penganggaran(kewenangan penyusunan anggaran), maka

sekolah (SMAN Kota Malang) dalam penyusunananggaran seyogyanya dengan menyertakan/melibatkan warga sekolah sebagai suatu tim kerja.

Hubungan tidak langsung antara Budaya Organisasidan Kinerja Sekolah melalui Proses Tim Kerja

Berkaitan dengan hubungan antara budayaorganisasi dan kinerja, seperti yang dinyatakan olehOwens (1991), bahwa budaya organisasimempunyai pengaruh kuat (powerfull) terhadapsikap dan perasaan anggota organisasi. Thompson(2004:14) mengatakan, bahwa jika kerja dilakukansecara tim telah membudaya di kalangan organisasimaka niscaya kinerja organisasi akan tercapaisecara optimal. Lebih lanjut Thompson (2004:23)mengatakan, bahwa “culture is the set of sharedmeanings held by team member that maketeamwork possible”.

Dengan budaya organisasi yang kuat danproses kerja tim yang kokoh, menjadikan anggotalebih puas, termotivasi, dan memiliki komitmenyang besar terhadap organisasi, yang padagilirannya akan meningkatkan pula kinerjaorganisasi. Untuk itu terdapat hubungan tidaklangsung antara budaya organisasi dan kinerja,melalui perantara proses kerja tim. Penelitimenganalisis dari temuan tersebut, bahwa dengankerja tim sebagai suatu budaya yang kuat dalamorganisasi diyakini akan membawa dampak padapencapaian kinerja yang maksimal. Untuk itupeneliti memberikan rekomendasi, apabilamenginginkan kinerja organsiasi yang tinggi, makabentuklah kerja tim sebagai budaya organsasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan, pada akhirnya penulis menyimpulkansebagai berikut: (1) kinerja sekolah di sman kotamalang dalam kategori tinggi, (2) pengendalianmanajemen di sman kota malang dalam kategoricukup baik, (3) budaya organisasi di sman kotamalang dalam kategori cukup baik, (4) proses kerjatim di sekolah menengah atas (SMA) negeri kotamalang dalam kategori kurang baik, (5) adahubungan antara pengendalian manajemen danproses kerja tim, (6) ada hubungan secarasignifikan antara budaya organisasi dan proseskerja tim, (7) ada hubungan secara signifikan

Sumarsono, Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Proses Kerja Tim, dan Kinerja Sekolah 41

Page 13: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

antara proses kerja tim dan kinerja sekolah, (8)ada hubungan langsung dan tidak langsung antarapengendalian manajemen dan kinerja sekolah,melalui proses kerja tim, dan (9) Ada hubunganlangsung dan tidak langsung antara budayaorganisasi dan kinerja sekolah, melalui proses kerjatim.

Saran

Atas dasar kesimpulan yang telahdikemukakan di atas, dapat diberikan saran kepada:(1) Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang,hendaknya lebih memfokuskan pada pemberianbantuan solusi kepada setiap sekolah khususnyaSMA di Kota Malang baik negeri maupun swasta,dalam rangka meningkatkan kinerja sekolah,memperkuat pengendalian manajemen,menumbuhkan dan meningkatkan budaya sekolah,

dan memperkokoh kerja tim; (2) para KepalaSMAN di Kota Malang, hendaknya memberikankesempatan kepada setiap personel sekolah gunamengembangkan potensi naluri dan kreatifitas,serta memberi dorongan spirit maju berprestasi danberkembang sehingga terjadi peningkatan kinerjasekolah secara optimal; (3) para StakeholderSekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapatmenjadi salah satu bahan pemikiran bagi parastakeholder sekolah guna memantau tingkatkinerja sekolah dalam menyongsong masa depanyang lebih baik; dan (4) bagi peneliti lain, hasilpenelitian ini dapat dijadikan sebagai bahanreferensi dalam penelitian sejenis denganmenambahkan beberapa variabel, dikarenakanpendekatan Balanced Scorecard sebagai alat ukurkinerja sekolah atau lembaga pendidikan masihrelatif baru dalam dunia pendidikan dan belumbanyak yang mengkaji.

DAFTAR RUJUKAN

Anthony, R.N., Dearden, J., & Bedford, N.M.1992. Management Control System. 6th

Edition, terjemahan Agus Maulana, Jilid I,Cetakan pertama, Jakarta : Bina RupaAksara.

Anthony, R. N. & Govindarajan, V. 1998.Management Control System, NinthEdition, USA: Mc-Graw-Hill Companies.

Campbell, Dennis, Datar, Srikant, Kulp, Cohen,Susan & Narayanan, V. G. (2002). “Usingthe Balanced Scorecard as a ControlSystem for Monitoring and RevisingCorporate Strategy”,http:\\www.ssrn.com, 12 Februari 2009.

Creemers, B.P.M. & Reynolds, D. (ed). 1993.School Effectiveness and SchoolImprovement, An International Journalor Research, policy and Practice. Lisse,New Jersey: Swets & Zeitlinger.

Daryono. 2006. Hubungan antara BudayaOrganisasi, Peranserta Masyarakat,Kinerja Kepala Sekolah, Kinerja Gurudan Motivasi Belajar Siswa denganProduktivitas Sekolah pada SDN diKabupaten Probolinggo. Disertasi tidakditerbitkan. Malang: Program PascasarjanaUM.

Gaspersz, V. 2003. Sistem ManajemenTerintegrasi: Balanced Scorecard denganSixSigma untuk Organisasi Bisnis danPemerintah, Jakarta, Gramedia.

Greenberg, J. & Baron, R.A. 1997. Behavior inOrganizations (6th ed.). Englewood Cliffs,NJ.: Prentice Hall, Inc.

Indrawati, N.K. 1996. Beberapa Faktor YangMempengaruhi Efektifitas PengendalianManajemen Pada PerusahaanManufaktur di Jawa Timur. Tesis tidakditerbitkan. Surabaya: Pascasarjana StudiManajemen, Universitas Airlangga.

Ittner, C.D. & Larcker, D. F. “Innovations inPerformance Measurement: Trends andResearch Implications”http:\\www.ssrn.com, Diakses 12 Februari 2009.

Kaplan, R. S & Norton. D. P. 2000. BalancedScorecard Menerapkan Strategi MenjadiAksi. Terjemahan oleh Peter R Yosi Pasla.Jakarta: Erlangga.

Malina, M. A. & Selto, F. H.,”Communicatingand Controlling Strategy: an EmpericalStudy of the Effectiveness of theBalanced Scorecard “, http:\\www.ssrn.com. diakses tanggal 12 Februari 2009.

Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja SektorPublik. Yogyakarta: Sekolah Tinggi IlmuManajemen YKPN.

Mamluchah. 2000. Faktor-Faktor PengendalianManajemen yang MempengaruhiKinerja BRI di Area Mikro Malang. Tesistidak diterbitkan. Malang: UniversitasBrawijaya.

42 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 1, MARET 2013: 32-43

Page 14: PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA …ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/pengendalian...PENGENDALIAN MANAJEMEN, BUDAYA ORGANISASI, PROSES KERJA TIM, DAN KINERJA SEKOLAH Raden Bambang

Modell, S. “Performance Measurement Mythsin Public Sector”, http:\\www.ssrn.com.Diakses tanggal 12 Februari 2009.

Mulyadi & Setyawan, J. 1999. SistemPerencanaan dan PengendalianManajemen, Edisi ke 1, Cetakan ke 1.Yogyakarta: Aditya Media.

Owens, R.G. 1995. Organizational Behavior inEducation. Fifth Edition. EnglewoodCliffs, New Jersey: Prentice- Hall.

Robbins, S. P. 2007. Teori Organisasi: Struktur,Disain dan Aplikasi, Edisi Kesepuluh,Terjemahan. Jakarta: Indeks.

Sabout, H.V. 1989. Efektifitas PengendalianManajemen Pada Perusahaan Manu-faktur di Surabaya. Tesis tidak diterbitkan.Yogyakarta: Pascasarjana Studi Akuntansi,Universitas Gajah Mada.

Sagala, S. 2004. Manajemen Berbasis Sekolahdan Masyarakat: Strategi MemenangkanPersaingan Mutu. Jakarta: NimasMultima.

Sagala, S. 2009. Manajemen Strategik dalamPeningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:Penerbit ALFABETA.

Sergiovani, T.J. & Corbally, J.E. (eds.). 1984.Leadership and Organizational Culture.Chicago: University of Illinois Press.

Setyadin, B. 2009. Pengaruh FaktorPembelajaran Organisasional, Kepe-mimpinan, Budaya Organisasi terhadapMotivasi dan Kinerja dalam RangkaPerubahan Organisasional. Disertasitidak diterbitkan. Malang: ProgramPascasarjana UM.

Soetopo, H. 2001. Hubungan KarakteristikBawahan, Kontrol Situasi, Peri lakuKepemimpinan, Budaya Organisasi, danIklim Organisasi dengan KefektifanOrganisasi pada Universitas Swasta diKotamadya Malang. Disertasi t idakditerbitkan. Malang: Program PascasarjanaUM.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi.Bandung: Alfabeth.

Thompson, L. L. 2004. Making the Team: AGuide for Managers. 2nd ed. UpperSaddle River, New Jersey: Prentice Hall.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional. Bandung:Citra Umbara.

Wilson, J. D. & John B. C. 1991. Controllership,The Work of Managerial Accountant.Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Sumarsono, Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Proses Kerja Tim, dan Kinerja Sekolah 43


Recommended