PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR
BEVERAGE DENGAN METODE EOQ
DI GRAND HYATT JAKARTA
PROYEK AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Diploma IV
Program Studi Administrasi Hotel
Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung
Disusun oleh :
SITI TIARA BACHTIAR
Nomor Induk: 201520622
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI HOTEL
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL SKRIPSI/PROYEK AKHIR/TUGAS AKHIR
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERA GE
DENGAN METODE EOQ DI GRAND HYATT JAKARTA
NAMA : SITI TIARA BACHTIAR
NIM : 201520622
PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI HOTEL
Pembimbing I,
Andre Hernowo
Pembimbing II,
αM.Si.. Ak. Pudin SaeDudin. S.ST. Par.. MP. Par
NIP. 19670217 199303 1 001 NIP. 19770514200902 1 002
Bandung, ……………….2019
M engetahui ,
Kepala Bagian Administrasi Akademik dan
Kemahasi swaan,
Andar Danova L. Goeltom_ S.Sos.
NIP.19710506 199803 1 001
M.Sc
Menyetuj ui ,
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Faisal. MM.Par..CHE
NIP. 19730706 199303 1 001
It always seems impossible until it’s done.
- Nelson Mandela
Untuk Mama yang selalu mendoakan di tiap sujudnya.
PERNYATAAN MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya
Nama : Siti Tiara Bachtiar
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Juni 1997
NIM : 201520622
Program Studi : Administrasi Hotel
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tugas Akhir仲royek Akhir/Skripsi yang berjudul:
``Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Bet,er略e dengan Metode HOQ di
Grand Hyatt Jaka巾a)) ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian
Saya Sendiri, bukan merupakan hasil perjiplakan, Pengutipan, PenyuSunan Oleh
Orang atau Pihak lain atau cara-Cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan
akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir仲royek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau
Pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali
SeCara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan
disebutkan sumber’nama Pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah
Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa
yang saya nyatakan di atas, atau Pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada
klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini
dan sanksi lainnya sesuai dengan noma yang berlaku di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung ini serta peraturan-Peraturan terkait laimya.
4. Demikian Surat Pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, Juli 201 9
Yang membuat PPmyataan,
Siti Tiara Bachtiar
201520622
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian persediaan dengan
metode Economic Order Quantity (EOQ), dengan mempertimbangkan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan, safety stock, anticipated lead time demand
dan reorder point di Grand Hyatt Jakarta. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan teknik pengumpulan data
dengan melakukan observasi serta wawancara. Metode penentuan sampel
penelitian menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 12 bahan
dasar beverage. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tidak adanya
metode yang digunakan dalam mengendalikan persediaan sehingga perngendalian
persediaan menjadi kurang efisien dan optimal. Penelitian ini menghitung total
biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ dan membandingkannya
dengan total biaya persediaan sebelum perhitungan dengan metode EOQ. Hasil
penelitian dari penerapan Economic Order Quantity (EOQ) menunjukan dengan
metode ini akan didapat jumlah pembelian yang ekonomis dan jumlah pemesanan
yang ekonomis sehingga dapat mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan
serta mengurangi resiko penumpukan barang.
Kata kunci: Pengendalian Persediaan, Economic Order Quantity (EOQ), dan
Grand Hyatt Jakarta.
vi
ABSTRACT
The research aims is to analyze the inventory control based on Economic
Order Quantity (EOQ) method, by considering the ordering and carrying costs,
safety stock, anticipated lead time demand and reorder point at the Grand Hyatt
Jakarta. The research methods used in this research is quantitative methods and
data collection techniques with observation and interviews. The research sample
determination using purposive sampling with 12 sample of beverage items. Based
on the results of the research, it was found that there was no method used in
controlling the inventory so the inventory control become less efficient and
optimal. This research calculates the total inventory cost using the EOQ method
and compare it to the inventory cost before using EOQ methods. The result of
Economic Order Quantity (EOQ) application showed that with this method will
obtain an economical number of purchase and an economical number of order to
reduce the inventory cost and reduce the risk of goods stacking.
Keywords: Inventory Control, Economic Order Quantity (EOQ), and Grand Hyatt
Jakarta
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun penelitian Proyek Akhir dengan judul
“Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ di
Grand Hyatt Jakarta” dan menyelesaikan tepat pada waktunya.
Laporan Proyek Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat lulus
Program Studi Administrasi Hotel di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan Proyek Akhir,
maupun untuk segala dukungan selama 4 tahun penulis menjalani Pendidikan di
Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung. Ucapan terima kasih ini disampaikan
kepada:
1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE., selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
NHI Bandung.
2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata
NHI Bandung.
3. Bapak Edison, S.Sos., MM selaku Ketua Jurusan Hospitaliti Sekolah
Tinggi Pariwisata NHI Bandung.
4. Bapak Pudin Saepudin, S.ST.Par., MP.Par., selaku Ketua Program Studi
Administrasi Hotel dan Pembimbing II yang telah memberikan ide, saran,
dan juga banyak memberikan masukan dalam penulisan proyek akhir ini.
5. Bapak Andre Hernowo, SE., M.Si., Ak., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dalam penulisan proyek akhir ini.
viii
6. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung atas jasanya
dalam mengajar dan memberikan banyak ilmu selama penulis
menjalankan studi.
7. Ibu Titin S. Fatimah selaku Materials Manager, Ibu Marentha Stevani
selaku purchasing, dan Bapak Iwan Maulana selaku cost control serta
seluruh staf Hotel Grand Hyatt Jakarta yang telah memberikan izin dan
membantu memberikan data-data yang dibutuhkan oleh penulis.
8. Mama tersayang, Ibu Riana dan adik-adik yang selalu memberikan doa
dan semangatnya kepada penulis selama penulisan proyek akhir ini.
9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/i Administrasi Hotel tahun angkatan 2015,
khususnya kelas ADH B 2015 dan ADH B Lanjutan 2018 atas dukungan
dan kebersamaan dalam melewati suka duka selama empat tahun terakhir.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penyusunan Proyek
Akhir ini, baik dalam materi maupun penyampaian laporan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat sebagai bahan informasi bagi pembaca.
Bandung, Juli 2019
Siti Tiara Bachtiar
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
D. Batasan Masalah ......................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9
A. Kajian Teori ................................................................................................ 9
1. Manajemen Persediaan .......................................................................... 9
2. Pengendalian Persediaan ..................................................................... 14
3. Economic Order Quantity (EOQ) ......................................................... 16
4. Nilai Persediaan Pengaman (Safety Stock) ......................................... 18
5. Anticipated Lead Time Demand ........................................................... 19
6. Nilai Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ............................... 19
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 21
A. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 21
B. Obyek Penelitian ....................................................................................... 21
C. Populasi dan Sampling ............................................................................. 25
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 26
E. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 27
F. Analisis Data .............................................................................................. 28
G. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 30
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 31
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 31
1. Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan ........................ 32
2. Analisis Nilai Persediaan Pengaman .................................................. 54
3. Analisis Lead Time ................................................................................ 57
4. Analisis Titik Pemesanan Kembali ..................................................... 59
B. Pembahasan ............................................................................................... 61
1. Hasil Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan ............... 61
2. Hasil Analisis Persediaan Pengaman .................................................. 70
3. Hasil Analisis Lead Time ...................................................................... 71
4. Hasil Analisis Titik Pemesanan Kembali ........................................... 72
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................... 75
A. Simpulan .................................................................................................... 75
B. Rekomendasi ............................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
LAMPIRAN ......................................................................................................... 80
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Nilai Pembelian dan Pemakaian Bahan Dasar Beverage ............................ 4
2 Nilai Safety Stock, Anticipated Lead Time, dan Reorder Point ................. 5
3 Matriks Operasional Variabel ................................................................... 28
4 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 30
5 Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage ................................................. 33
6 Frekuensi Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage .............................. 34
7 Total Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage ........................... 35
8 Nilai Persediaan Bahan Dasar Beverage ................................................... 36
9 Biaya Penyimpanan Per Unit Bahan Dasar Beverage ............................... 37
10 Total Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage ............................. 38
11 Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage ............................ 39
12 Hasil Perhitungan EOQ Bahan Dasar Beverage ....................................... 40
13 Frekuensi Pemesanan Bahan Dasar Beverage Aktual dan dengan Metode
EOQ ............................................................................................................ 41
14 Hasil Perhitungan Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage dengan
Metode EOQ .............................................................................................. 43
15 Selisih Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage dan Biaya
Pemesanan dengan Metode EOQ ............................................................... 44
16 Biaya Penyimpanan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ ........... 45
17 Selisih Biaya Penyimpanan Aktual Bahan Dasar Beverage dan Biaya
Penyimpanan dengan Metode EOQ ........................................................... 46
18 Total Pembelian (Unit) Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ ...... 47
19 Selisih Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage dan Pembelian dengan
Metode EOQ .............................................................................................. 48
20 Total Biaya Pembelian Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ....... 49
21 Selisih Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage dan Biaya
Pembelian dengan Metode EOQ ................................................................ 50
22 Total Biaya Persediaan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ ...... 51
23 Selisih Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage dan Total
Biaya Persediaan dengan Metode EOQ ..................................................... 52
24 Selisih Pengendapan Bahan Dasar Beverage ............................................ 53
25 Nilai Safety Stock Bahan Dasar Beverage ................................................ 55
xii
26 Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage dan Nilai Safety
Stock dengan Metode EOQ ........................................................................ 56
27 Anticipated Lead Time Demand Bahan Dasar Beverage .......................... 58
28 Selisih Nilai Anticipated Lead Time Demand Aktual Bahan Dasar
Beverage dan Nilai Anticipated Lead Time Demand dengan Metode EOQ
.................................................................................................................... 59
29 Nilai Reorder Point Bahan Dasar Beverage ............................................. 60
30 Selisih Nilai Reorder Point Aktual Bahan Dasar Beverage dan Nilai
Reorder Point dengan Metode EOQ .......................................................... 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 20
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1 Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage dan Nilai Safety
Stock dengan Metode EOQ ....................................................................... 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Data Pembelian Beverage Item Grand Hyatt Jakarta ................................ 81
2 Data Beverage Store Movement Grand Hyatt Jakarta ............................... 84
3 Biodata ...................................................................................................... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, khususnya
Jakarta berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha jasa dan akomodasi. Usaha
akomodasi khususnya hotel semakin berkembang pula dengan didirikannya
berbagai jenis hotel, mulai dari budget hotel sampai luxury hotel. Hotel
merupakan sebuah usaha yang menyediakan akomodasi serta pelayanan jasa dan
fasilitas lainnya kepada tamu dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dalam
operasionalnya, sumber pendapatan utama dari hotel yaitu dari hasil penjualan
kamar, lalu diikuti oleh hasil penjualan makanan dan minuman, dan juga hasil
penjualan fasilitas lain yang dimiliki seperti meeting room, spa, business centre
dan lain-lain. Penjualan makanan dan minuman di hotel mempunyai andil yang
cukup besar dalam menghasilkan pendapatan hotel selain dari penjualan kamar.
Efisiensi dalam bidang produksi makanan dan minuman penting dilakukan untuk
menekan biaya-biaya sehingga sebuah hotel dapat meraih keuntungan yang
optimal. Kelancaran produksi tersebut harus dijaga dengan baik oleh hotel agar
segala permintaan konsumen dapat terpenuhi. Proses produksi yang terhambat
akan menghilangkan potensi perolehan keuntungan yang diterima hotel. Salah
satu cara yang bisa dilakukan oleh hotel adalah dengan melakukan pengelolaan
dan pengendalian persediaan yang optimal.
Sistem manajemen persediaan yang baik yaitu yang mampu menyediakan
barang dalam jumlah yang selalu mencukupi untuk kelancaran operasional,
sehingga tidak pernah terjadi kekurangan bahan dasar maupun terjadi
2
penumpukan barang di gudang. Menurut Alexandri (2009) mengemukakan bahwa
“Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau
persediaan barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.”
Persediaan menjadi penting karena apabila terdapat kesalahan dalam persediaan
maka akan berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan usaha. Persediaan yang
terlalu besar menyebabkan biaya yang besar seperti biaya investasi, biaya
penyimpanan, serta hotel harus menanggung resiko kerusakan barang apabila
persediaan tersebut tidak berhasil dijual dalam waktu yang ditentukan. Sedangkan
apabila persediaan terlalu kecil, maka hotel berpotensi kehilangan kesempatan
untuk memenuhi permintaan tamu saat terjadi peningkatan permintaan, karena
persediaan bahan dasar yang tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional.
Salah satu cara dalam mengendalikan persediaan barang adalah dengan
menggunakan metode jumlah pemesanan ekonomis. Jumlah pemesanan ekonomis
atau yang biasa dikenal dengan metode Economic Order Quantity (EOQ)
merupakan sebuah metode pembelian meminimalisir biaya pemesanan serta biaya
penyimpanan. EOQ adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling
tua dan terkenal secara luas, metode pengendalian persediaan ini menjawab dua
pertanyaan penting yakni kapan harus memesan dan berapa banyak harus
memesan. (Heizer & Render, 2015)
Metode EOQ dapat membantu hotel untuk menentukan hal-hal penting
dalam manajemen persediaan seperti kapan barang harus di pesan dan berapa
banyak frekuensi pemesanan barang tersebut. Namun dalam kenyataannya,
3
banyak hotel maupun usaha lainnya yang belum menerapkan metode EOQ dalam
sistem persediannya, termasuk Hotel Grand Hyatt Jakarta. Hotel Grand Hyatt
Jakarta masih menggunakan perhitungan secara manual dalam melakukan
pemesanan barang sehingga dalam proses penyimpanannya pun menjadi kurang
efisien. Berdasarkan uraian teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan, penulis
menganggap metode EOQ dapat diaplikasikan dalam proses pemesanan hingga
penyimpanan barang, khususnya bahan dasar beverage. Berikut adalah tabel
mengenai nilai pembelian dan pemakaian bahan dasar beverage di Hotel Grand
Hyatt Jakarta.
4
Tabel 1
Nilai Pembelian dan Pemakaian Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Unit Harga
Satuan
Pembelian
(Qty)
Pemakaian
(Qty)
Selisih
Unit Harga %
A B C D E F G = E-F H= D x G I= G : F
1 Water Equil (N) 380ml Btl Rp 8,250 17,800 16,520 1,280 Rp10,560,000 7.7%
2 Water Equil (S) 380ml Btl Rp 9,350 7,940 7,040 900 Rp 8,415,000 12.8%
3 Coca Cola Can 330ml Can Rp 4,708 5,160 4,632 528 Rp 2,485,824 11.4%
4 Water Equil (N) 760ml Btl Rp 13,200 4,680 4,524 156 Rp 2,059,200 3.4%
5 Soda Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 4,440 3,792 648 Rp 3,050,784 17.1%
6 Coca Cola Zero 330ml Can Rp 4,708 3,480 2,976 504 Rp 2,372,832 16.9%
7 Tonic Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 3,240 2,712 528 Rp 2,485,824 19.5%
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Can Rp 4,708 2,856 1,968 888 Rp 4,180,704 45.1%
9 Coke Diet 300ml Can Rp 4,708 2,064 1,632 432 Rp 2,033,856 26.5%
10 Beer Bintang 330ml Can Rp 15,750 1,920 1,704 216 Rp 3,402,000 12.7%
11 Water Equil (S) 760ml Btl Rp 14,300 1,620 1,440 180 Rp 2,574,000 12.5%
12 Beer Corona 355ml Btl Rp 38,750 1,440 1,020 420 Rp16,275,000 41.2%
Total Rp59,895,024
Sumber: Data Hotel Grand Hyatt Jakarta Juli – Desember 2018
Dilihat dari Tabel 1, terdapat selisih atau variance yang cukup besar antara
pembelian dan pemakaian. Seperti contohnya untuk item Water Equil (N) 380 ml,
total pembelian selama 6 bulan adalah 17.800 botol, sedangkan total pemakaian
berjumlah 16.520 botol. Terdapat selisih sebanyak 1.280 botol atau senilai dengan
Rp 10.560.000 yang berarti terjadi penumpukan barang di akhir periode. Total
penumpukan barang di akhir periode atau selama 6 bulan senilai Rp 59.355.024,
nilai tersebut mengidentifikasikan adanya penumpukan aktiva lancar sehingga
perputaran arus kas menjadi terhambat. Data lain yang penulis peroleh dari hasil
wawancara yaitu total biaya persediaan bahan dasar beverage selama periode Juli
– Desember 2018 sebesar Rp 50.565.392 yang berasal dari penjumlahan biaya
5
pemesanan dengan biaya penyimpanan bahan dasar beverage selama periode
tersebut.
Selain data mengenai adanya penumpukan dan biaya persediaan yang besar,
penulis juga mendapatkan data mengenai nilai safety stock, anticipated lead time,
dan reorder point untuk bahan dasar beverage di Grand Hyatt Jakarta. Berikut
adalah nilai-nilainya:
Tabel 2
Nilai Safety Stock, Anticipated Lead Time, dan Reorder Point
Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Unit Safety
Stock ALTD
Reorder
Point
A B C D E F = D + E
1 Water Equil (N) 380ml Btl 493 367 860
2 Water Equil (S) 380ml Btl 733 156 890
3 Coca Cola Can 330ml Can 520 103 623
4 Water Equil (N) 760ml Btl 460 101 561
5 Soda Water Schweppes 330ml Can 176 84 260
6 Coca Cola Zero 330ml Can 208 66 274
7 Tonic Water Schweppes 330ml Can 152 60 212
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Can 304 44 348
9 Coke Diet 300ml Can 80 36 116
10 Beer Bintang 330ml Can 152 38 190
11 Water Equil (S) 760ml Btl 72 32 104
12 Beer Corona 355ml Btl 140 23 163
Sumber: Data Hotel Grand Hyatt Jakarta 2018
Dapat dilihat pada tabel 2 menyatakan nilai-nilai safety stock, anticipated
lead time, dan reorder point untuk bahan dasar beverage yang sudah ditentukan
oleh pihak Hotel Grand Hyatt Jakarta. Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui
persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali bahan dasar yang di tetapkan
oleh hotel. Nilai tersebut dipengaruhi oleh total pemakaian dan pembelian bahan
dasar, apabila pemakaiannya tinggi maka nilai persediaan pengaman dan titik
pemesanan kembali pun akan tinggi, dan sebaliknya. Nilai safety stock,
6
anticipated lead time, dan reorder point dirasa kurang optimal karena belum
optimal dan efisiennya pengendalian persediaan bahan dasar beverage di Grand
Hyatt Jakarta.
Persediaan termasuk ke dalam modal kerja, yang mana modal kerja tersebut
dapat digunakan untuk berinvestasi dalam hal lain. Nilai dalam persediaan
menggambarkan investasi hotel dalam bentuk barang, maka nilai persediaan yang
terlalu besar dapat menyebabkan penghasilan berkurang atau penumpukan modal
kerja karena nilai yang tertanam tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain yang
lebih menguntungkan.
Item beverage merupakan jenis non-perishable item yang tidak mudah
rusak sehingga dapat disimpan lebih lama di gudang, tetapi sebaiknya pembelian
yang dilakukan harus dilakukan seefektif dan efesien mungkin sehingga
mengurangi biaya-biaya yang terjadi saat proses pengadaan seperti biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan. Dengan memesan secara efisien
menggunakan metode EOQ, hotel dapat mengurangi biaya pemesanan dan
penyimpanan, sehingga pemesanan selalu sesuai dengan kebutuhan dan tidak
terjadi penumpukan barang dan penumpukan investasi di akhir periode.
Berdasarkan data dan penjabaran di atas, penulis menduga bahwa proses
pengadaan dan persediaan barang yang dilakukan pihak hotel belum optimal dan
efisien sehingga sering terjadi penumpukan atau kelebihan bahan dasar beverage
di akhir periode, oleh sebab itu penulis mengusulkan penelitian dengan tujuan
mengetahui jumlah dan frekuensi pemesanan yang optimal dan efisien dengan
judul “PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGES
DENGAN METODE EOQ DI GRAND HYATT JAKARTA”
7
B. Rumusan Masalah
Pengendalian persediaan barang sangat berpengaruh terhadap kelancaran
operasional sebuah hotel, yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap
pendapatan hotel. Sehingga diperlukan sebuah cara atau metode yang dapat
membantu proses pengadaan dan persediaan barang yaitu dengan metode EOQ.
EOQ digunakan untuk menentukan kebijakan persediaan yang optimal (ukuran lot
ekonomi) berdasarkan pada dimensi reorder point, safety stock, serta lead time.
(Daft, 2010)
Berdasarkan metode EOQ penulis merumuskan masalah penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan
(carrying cost) bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta?
2. Bagaimana nilai persediaan pengaman (safety stock) bahan dasar beverage
di Hotel Grand Hyatt Jakarta?
3. Bagaimana anticipated lead time demand yang optimal untuk bahan dasar
beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta?
4. Bagaimana nilai titik pemesanan kembali (reorder point) bahan dasar
beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan dilaksanakan penelitian ini antara lain:
8
1. Untuk mengetahui berapa biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang optimal dengan menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ).
2. Untuk mengetahui nilai persediaan pengaman (safety stock) dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).
3. Untuk mengetahui nilai anticipated lead time demand yang optimal selama
tenggang waktu untuk bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
4. Untuk mengetahui titik pemesanan kembali (reorder point) bahan dasar
beverage dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan yakni memfokuskan pada
perhitungan bahan dasar beverage yang dibatasi lagi menjadi bahan dasar yang
mempunyai selisih tingkat pemakaian dan pembelian yang tinggi dengan metode
EOQ.
E. Manfaat Penelitian
a. Untuk mengkaji bahan pembelajaran sub keilmuan
b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Grand Hyatt Jakarta
untuk memperbaiki sistem pada manajemen persediaan bahan dasar
beverages
c. Sebagai pengetahuan dan pembelajaran bagi penulis dalam
menggunakan metode EOQ untuk mengendalikan persediaan barang di
Grand Hyatt Jakarta
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Manajemen Persediaan
a. Penggertian Persed iiaan
Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud dijual dalam suatu periode usaha tertentu
atau persediaan barang yang masih dalam pengerjaan atau proses
produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam proses produksi. (Alexandri, 2009)
Pendapat lain menurut Rangkuti (2007) menyatakan bahwa persediaan
merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau
pesrsediaan barang-barang yang masih dalam pe.ngerjaan atau proses
produksi, ataupun persediaaan bahan baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah sejumlah barang yang dimiliki oleh suatu usaha untuk
dijual kembali setelah melalui proses produksi atau pengerjaan.
10
b. Tujuan Persediaan
Tujuan persediaan secara umum adalah untuk memperlancar dan
memudahkan operasional hotel agar selalu dapat memenuhi kebutuhan
tamu. Menurut Rangkuti (2007), persediaan bertujuan untuk:
1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan
yang dibutuhkan perusahaan.
2) Menghilangkan resiko dari barang yang dipesan berkualitas tidak
baik sehingga harus dikembalikan.
3) Untuk mengantisipasi bahan yang dihasilkan secara musiman
sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak tersedia di pasaran.
4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin
kelancaran arus produksi.
5) Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya,
dengan memberikan jaminan tersedianya barang jadi.
6) Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan
penggunaan atau penjualannya.
c. Fungsi Persediaan
Fungsi persediaan menurut Heizer & Render (2015), terdapat empat
fungsi persediaan, yaitu sebagai berikut:
1) Mendecouple atau memisahkan beragam bagian proses produksi.
Contohnya, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka
mungkin dipersjlukan persediaan tambahan untuk mendecouple
proses produksi dari para pemasok.
11
2) Mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang-barang yang akann memberikan
pilihan bagi pelanggan.
3) Mengambil keuuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam
jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau
pengiriman barang.
4) Menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.
d. Jenis-jenis Persediaan
Menurut Ristono (2013), berdasarkan tujuannya persediaan dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Persediaan pengaman, yaitu persediaan yang dilakukan untuk
mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan.
2) Persediiaan antisipasi, yaitu persediaan yang dilakukan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan
sebelumnya.
3) Persediiaan dalam pengiriman, yaitu persediaan yang masih dalam
pengiriman, yang dibagi menjadi external transit stock dan
internal transit stock. External transsit stock adalah persediaan
yang masih berada dalam transportasi, sedangkan internal transit
stock adalah persediaan yang masih me .nunggu untuk diproses
atau menunggu sebe llum dipindahkan.
e. Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan
Dalam penentuan harga pokok untuk barang persediaan diperlukan
sebuah metode, karena dalam satu periode terdapat kemungkinan bahwa
12
barang yang diterima memiliki harga yang berbeda dari pemasok.
Metode penentuan harga pokok menurut Baridwan (2014) antara lain:
1) Metode First In First Out (FIFO)
Metode FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dulu dibeli
sebagai barang yang lebih dulu dijual. Barang yang akan dijual
diperhitungkan harga pokoknya berdasarkan harga pokok barang
yang paling awal, sedangkan barang yang masih dalam persediaan
dinilai berdasarkan harga pokok barang yang paling akhir.
2) Metode Last In First Out (LIFO)
Kebalikan dari metode FIFO, metode ini menggunakan harga
pokok barang-barang yang terakhir dibeli sebagai harga pokok
barang yang pertama kali dijual.
3) Metode Biaya Rata-rata (Average Cost Method)
Dalam metode ini, barang persediaan yang telah dijual maupun
yang masih dalam persediaan dinilai berdasarkan harga pokok
rata-rata yang berlaku dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Harga pokok rata-rata dihitung dari jumlah
kuantitas dan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual
dalam satu periode.
4) Metode Harga Eceran (Retail Inventory Method)
Metode ini memungkinkan dihitungnya jumlah persediaan akhir
tanpa mengadakan perhitungan fisik.
13
5) Metode Nilai Penjualan Relatif
Metode ini digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama
kepada masing-masing produk yang dibeli.
6) Metode Biaya Variabel
Harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan oleh
perusahaan hanya dibebani dengan biaya produksi yang variabel
dan biaya produksi tidak langsung variabel.
7) Metode Laba Kotor
Metode laba kotor digunakan dalam keadaan seperti untuk
menaksir jumlah persediaan barang yang diperlukan untuk
menyusun laporan jangka pendek, untuk menaksir jumlah
persediaan barang yang rusak karena terbakar dan menentukan
jumlah barang sebelum terjadi kebakaran, dan untuk mengecek
jumlah persediaan yang dihitung dengan cara lain.
8) Metode Identifikasi Khusus
Metode ini mengganggap bahwa arus barang harus sama dengan
arus biaya, maka perlu dipisahkan tiap jenis barang berdasarkan
harga pokok dan masing-masing kelompok dibuatkan kartu
persediaan sendiri sehingga harga pokok barang yang dijual dan
sisanya merupakan persediaan akhir.
9) Persediaan Besi/Minimum
Metode ini dipakai perusahaan yang memerlukan suatu jumlah
persediaan minimum untuk menjaga kontinuitas usahanya.
14
10) Biaya Standar (Standard Cost)
Persediaan barang dinilai dengan biaya standar atau biaya-biaya
yang seharusnya terjadi.
11) Harga Beli Terakhir
Dalam metode ini persediaan barang pada akhir periode dinilai
dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa mempertimbangkan
apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang dibeli
terakhir.
12) Harga Pokok yang Lebih Rendah
Pada metode ini persediaan dicantumkan dengan nilai yang lebih
rendah antara harga pokok atau harga pasar.
2. Pengendalian Persediaan
a. Pengertian Pengendalian Persediaan
Setiap usaha bisnis memerlukan persediaan yang baik untuk
mendukung kegiatan operasionalnya. Dengan adanya persediaan bahan
baku atau bahan dasar diharapkan perusahaan an dapat melakukan
operasional dan memenuhi kebutuhan serta permintaann konsumen. Selain
itu, persediaan bahan baku yang cukup di gudang dapat menghindari
terjadinya kekurangan dan kelebihan bahan baku. Fahmi (2018:244)
menyatakan Manajemen persediaan merupakan kemampuan suatu
perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik
barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia
baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi. jhdhdnu
15
Dalam menentukan jumlah &dan jenis barang yang disimpan dalam
persediaan harus mempertimbangkan operasional hotel agar tidak
terganggu, dan juga harus menjaga biayya investasi yang timbul dari
penyediaan barang tersebut seminimal mungkin.
Pengertian lainnya mengemukakan inventory control atau inventory
management adalah kegiatan yang didalamnya terdapat perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan dalam menentuan kebutuhan material
sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi i dapat dipenuhi
pada waktunya dan di lain pihak investasi persediaan material dapat
ditekan secara optimal. (Indrajit & Djokopranoto, 2005) Pengendalian
tingkat persediaan bertujuan mencapai efisiensi dan efektivitas optimal
dalam penyediaan material. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengendalian persediaan merupakan kegiatan
pemantauan, pengamatan, dan pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan
operasional agar sesuai dengan yang telah direncanakan lebih dahulu.
b. Tujuan Pengendalian Persediaan
Menurut Assauri (2008) tujuan pengendalian persediaan merupakan
usaha untuk:
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan
sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan
tidak terlalu besar atau berlebihan.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari
karena ini akan berakibat biaya pemesanan terlalu besar.
16
Dapat diketahui bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah
untuk memperoleh kualitas dan kuantitas yang tepat dari bahan-bahan
maupun barang-barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan
dengan biaya yang minimum guna memperoleh keuntungan dan
kepentingan perusahaan.
3. Economic Order Quantity (EOQ)
Model persediaan EOQ merupakan salah satu model klasik,
diperkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1914, tetapi metode ini
merupakan metode yang paling banyak dikenal dalam teknik
pengendalian persediaan. EOQ banyak dipergunakan sampai saat ini
sebab dirasa cukup mudah dalam menggunakannya, meskipun terdapat
beberapa asumsi yang harus diperhatikan dalam penerapannya.
EOQ adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis yaitu dengan
melakukan pembelian secara teratur sebesar EOQ itu maka perusa ahaan
akan menannggung biaya-biaya pengadaan bahan yang minimal.
(Gitosudarmo, 2014). Biaya-biaya pengadaan bahan yang dimaksud
adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Teori ini didukung oleh
pernyataan bahwa economic order quantity digunakan untuk menentukan
kebijakan persediaan yang optimal (ukuran lot ekonomi) berdasarkan
pada dimensi reorder point, safety stock, serta lead time. (Daft, 2010)
Pendapat lain menurut Heizer & Render (2015) mengemukakan EOQ
sebagai salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan
17
terkenal secara luas, dengan menjawab dua pertanyaan paling penting
yakni kapan harus memesan dan berapa banyak harus memesan.
Dengan menerapkan metode EOQ dalam proses pengadaan bahan,
maka biaya yang dikeluarkan akan menjadi ekonomis. Pembelian bahan
secara banyak akan mengakibatkan biaya penyimpanan yang besar,
sedangkan pembelian secara sedikit namun dengan frekuensi pembelian
yang sering akan membuat biaya pemesanan meningkat. Dengan EOQ
perusahaan juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya out of stock
sehingga hal tersebut tidak akan mengganggu proses penjualan barang
serta menghemat biaya persediaan, karena adanya efisiensi persediaan
bahan dasar. Berikut adalah formula yang digunakan untuk menentukan
EOQ pada persediaan bahan dasar:
𝐸𝑂𝑄 = √2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆
H
Keterangan:
EOQ = Jumlah satuan tiap pemesanan
D = Total kebutuhan dalam setahun atau satu periode
S = Biaya pemesanan dalam sekali pemesanan
H = Biaya penyimpanan dalam setahun atau satu periode
Biaya-biaya yang terkait dengan formula EOQ antara lain:
a. Ordering Cost
Biaya pemesanan yaitu biaya sehubungan dengan kegiatan pemesanan
bahan dasar atau barang persediaan, mulai dari penempatan pemesanan
sampai tersedianya barang tersebut di gudang. Biaya pemesanan ini
18
meliputi semua biaya administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan
vendor atau supplier, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya
penerimaan dan pemeriksaan barang. Ordering cost adalah biaya yang
berhubungan dengan penambahan persediaan yang dimiliki. Biaya ini
biasanya dinyatakan dalam rupiah per pesanan dan tidak terkait atau
berhubungan dengan volume pesanan.
b. Carrying Cost
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang dikeluarkan karena
diadakannya persediaan dan peenyimpanan barang di gudang. Yang
termasuk biaya ini, antara lain biaya sewa gudang, biaya administrasi
pergudangan, gaji storekeeper atau penjaga gudang, biaya listrik, biaya
modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuraansi ataupun biaya
kerusakan, kehilangan atau penyusutan barang selama ppenyimpanan.
Carrying cost timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya ini
sebagian besar merupakan biaya penyimpanan secara fisik, di samping
pajak dan asuransi barang yang disimpan. Biaya penyimpanan sering
dinyatakan per satuan nilai persediaan.
4. Nilai Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Safety stock berarti jumlah aman persediaan. Jumlah aman ini diperlukan
untuk berjaga-jaga apabila lead time dari pembelian lebih lama dari
biasanya, sementara barang sangat diperlukan. Dengan adanya persediaan
pengaman, jeda waktu lead time dikatakan aman, karena apabila pemasok
19
terlambat mengantarkan barang perusahaan tetap mempunyai persediaan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional.
5. Anticipated Lead Time Demand
Lead time atau waktu tunggu merupakan tenggang waktu antara mulai
dilakukannya pemesanan barang persediaan sampai dengan kedatangan
barang persediaan yang dipesan dan diterima di gudang. Sedangkan
anticipated lead time demand merupakan proyeksi permintaan barang dari
konsumen selama masa tenggang waktu pengiriman barang dari supplier.
Dalam menentukan waktu tunggu yang optimal perusahaan harus
menanggung biaya-biaya yaitu:
a. Extra carrying cost, yaitu biaya yang dikenakan jika kedatangan
bahan baku lebih awal dari waktu yang ditentukan.
b. Stockout cost, yaitu biaya yang dikenakan jika kedatangan bahan
baku lebih lama dari tenggang waktu yang ditentukan.
6. Nilai Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Reorder point merupakan sejumlah nilai yang menyatakan bahwa barang
persediaan harus dipesan kembali. Reorder point mengacu pada jumlah
persediaan yang ada di gudang, dimana jika persediaan sudah mencapai
jumlah tersebut, maka barang tersebut harus dipesan kembali. Reorder
point dapat dihitung dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara
usage rate dengan lead time lalu ditambahkan dengan safety stock.
(Muller, 2011)
20
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Pengendalian Persediaan
Metode EOQ
Ordering Cost Carrying Cost
Biaya
penyimpanan per
unit
Rata-rata level
inventori
Harga per unit
Frekuensi
pemesanan
Jumlah pesanan
Kuantitas dan frekuensi
pemesanan yang ekonomis
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang, dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu metode
penelitian yang berlandaskan pada pemahaman positivisme, digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik pemungutan sampel biasanya
dilaksanakan secara acak, pengumpulan data memakai instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan maksud untuk menguji
hipotesis yang telah diterapkan. (Sugiyono, 2017)
B. Obyek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam
penelitian untuk mendapatkan jawaban dari ppermasalahan yang terjadi. Umar
(2008) menyatakan bahwa objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa
yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.
Pendapat lain mengenai objek penelitian yaitu “Objekob penelitian adalah
sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel
tertentu)”. (Sugiyono, 2017)
Objek dalam penelitian ini adalah gudang persediaan bahan dasar beverage
di Hotel Grand Hyatt Jakarta. Hotel Grand Hyatt Jakarta merupakan hotel bintang
lima yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
22
Grand Hyatt Jakarta merupakan hotel berbintang lima diamond dan
merupakan bagian dari Plaza Indonesia, milik dari sebuah perusahan yang
terkemuka yaitu PT Plaza Indonesia Reality Tbk. Dengan bangunan yang mewah
dan megah tentu tidak lepas dari perantara arsitek yang handal yaitu Helmut
Obata dan Kassebaum, sedangkan interiornya yang mengagumkan dikerjakan oleh
Hirch Bedner and Associated. Grand Hyatt memiliki konsep arsitektur yang
megah, restoran-restoran berkelas yang variatif, fasilitas MICE yang mewah dan
canggih, serta pelayanan yang baik dan ramah sehingga mendapat sebutan “The
Sense of Occasion”. Memiliki kualitas kamar yang berkelas dengan fasilitas yang
baik, penyediaan ruang resepsi dengan skala besar, dan ruang pertemuan dengan
fasilitas yang canggih dan memadai, serta ruang-ruang lain yang bisa digunakan
untuk keperluan tamu.
1. Profil Hotel
Adapun profil untuk Hotel Grand Hyatt Jakarta adalah sebagai berikut:
Owning Company : PT Plaza Indonesia Realty Tbk
Nama Hotel : Grand Hyatt Jakarta
Alamat : Jalan M.H. Thamrin Kav. 28-30, Gondangdia,
Kec. Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10350
Telepon : (021) 2992 1234
Faximile : (021) 2992 1345
Website : www.grandhyattjakarta.com
2. Fasilitas Hotel
a. Kamar Hotel
Grand Hyatt Jakarta memiliki 427 kamar dan suite yang terdiri dari:
23
- 243 kamar Grand Room King
- 30 kamar Grand Room Twin
- 106 kamar Grand Club Room King
- 13 kamar Grand Club Room Twin
- 15 kamar Grand Suite
- 12 kamar Premier Suite
- 4 kamar Ambassador Suite
- 2 kamar Grand Executive Suite
- 2 penthouse
b. Business Center
Buka 24 jam, terletak di lantai 2 dan dikelola oleh Front Office
Department. Menyediakan pelayanan sekretarial, telex,
faksmili, fotokopi dokumen, pengiriman surat, penerjemah,
penyewaan meeting room dan fasilitas internet. Terdiri dari:
- 5 Small meeting room
- 1 Private Office
- 4 Internet Booth
- Secretarial service
c. Banquet Service
Banquet merupakan satu bagian dibawah FB Department yang
melayani berbagai bentuk acara seperti pernikahan, jamuan
makan malam, peragaan busana, seminar, symposium, meeting
dan lainnya. Venue untuk banquet antara lain adalah:
- Grand Ballroom
24
- Balroom A, B, C
- Rinjani Room
- Bromo Room
- Krakatau Room (1, 2, 3)
- Merapi Room
- Agung Room
- Arjuna
- Semeru
- Ciremai
- Onfive
d. Grand Club
Merupakan fasilitas/tempat yang disediakan bagi tamu yang
menginap di kamar suite di lantai 18-25. Terletak di lantai 22,
Grand Club berkapasitaskan 52 seat dan melayani 155 kamar.
Dengan konsep “Hotel Within Hotel” yang menyediakan
berbagai kenyamanan bagi para tamu, Grand Club memiliki
executive lounge, menawarkan aneka breakfast dan minuman
seperti cokctail, coffee and tea, serta business facilities dan
private room.
e. Club Olympus
Terletak di lantai 5 dan merupakan exclusive fitness centre yang
menyediakan fasilitas dan peralatan olahraga yang lengkap baik
indoor maupun outdoor seperti lapangan tennis squash, jogging
track, kolam renang dan spa.
25
f. Laundry and Dry Cleaning Service
Merupakan bagian dari Housekeeping Department yang
menawarkan layanan pencucian pakaian tamu baik secara
laundry ataupun dry cleaning.
g. Room Service
Bagian dari Food and Beverage Department yang menerina
pesanan makanan dan minuman khusus untuk diantar ke kamar
bagi tamu hotel yang menginap.
h. Food & Beverage Outlet
Hotel Grand Hyatt Jakarta memiliki 6 outlet restoran, mulai dari
restoran all-day dining, speciality restaurant, lounge, dan bar.
Berikut merupakan restoran yang dimiliki oleh Grand Hyatt
Jakarta:
- Grand Café (All day dining)
- Fountain Lounge (Lounge)
- C’s Steak and Seafood Restaurant (Semi fine dining
restaurant)
- Burgundy (Lounge and Bar)
- Sumire (Japanese speciality restaurant)
- Seafood Terrace (Seafood restaurant)
-
C. Populasi dan Sampling
Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa populasi merupakan wilayah
keseluruhan dari objek atau subjek yang memiliki bobot atau keistimewaan
26
tertentu yang telah dipilih oleh peneliti untuk dikaji dan akhirnya mendapat
kesimpulan. Populasi dalam penelitian yang dilakukan adalah persediaan bahan
dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
Sampel adalah elemen dari total dan karakter yang ada pada populasi
tersebut (Sugiyono, 2017). Dalam menentukan sampel terdapat teknik sampling
yang umum digunakan dalam penelitian. Teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative. (Margono, 2010)
Dalam teknik sampling, penulis menggunakan teknik purposive sampling.
Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah tehnik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa penilaian tertentu yang bertujuan
agar data yang di dapatkan nantinya bisa lebih representatif. Sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah 12 beverage item yang memiliki nilai selisih
pemakaian dan pembelian tertinggi dari keseluruhan sampel agar dapat mewakili
pergerakan keseluruhan bahan dasar beverage di gudang.
D. Metode Pengumpulan Data
Salah satu komponen penting dalam sebuah penelitian adalah proses
pengumpulan data. Pengumpulann data penelitian tidak boleh dilakukan secara
sembarangan. Terdapat llangkah dalam mengumpulkan data dan teknik yang harus
didiikuti. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan dua jenis sumber data
menurut cara memperolehnya, yakni:
27
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis langsung
dari objek penelitian. Terdapat beberapa cara dalam memperoleh data
primer, antara lain dengan melakukan observasi dan wawancara. Penulis
melakukan observasi selama 6 bulan saat menjalani program job training
dan melakukan wawancara awal dengan pihak storekeeper, purchasing,
dan cost control.
2. Data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung oleh
peneliti. Contoh pengumpulan data sekunder seperti studi pustaka yaitu
pengumpulan teori yang relevan sebagai referensi yang berhubungan
dengan latar belakang masalah; studi dokumentasi yaitu mengumpulkan
data actual berupa dokumen-dokumen yang didapat dari pihak Hotel
Grand Hyatt Jakarta mengenai data pemakaian dan pembelian bahan
dasar beverage.
E. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2017), variabel adalah segala sesautu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh
informasi tentang hal tersebut dan dapat ditarik kesimpulannya. Definisiii
operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati (di observasi) sehingga apa yang dilakukan oleh
peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Narbuko & Achmadi, 2013).
Berikut merupakan matriiks operasional variabel dalam penelitian ini:
28
Tabel 3
Matriks Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Metode
EOQ
Ordering Cost (Indrajit
& Djokopranoto, 2005) S x A
Rasio
Carrying Cost (Ristono,
2013) I x H
Safety Stock (Muller,
2011) AU x LT
Anticipated Lead Time
(Muller, 2011) UR x LT
Reorder Point (Muller,
2011) (UR x LT) + SS
Keterangan:
A = Frekuensi optimal dalam periode
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan barang
I = Rata-rata level inventori
AU = Average Usage
SS = Safety stock
UR = Usage Rate
LT = Lead Time
F. Analisis Data
Dalam melakukan proses analisis data, dibutuhkan instrumen atau alat
pengolahan data. Data yang akan diolah penulis dengan menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ). Metode EOQ mengasumsikan bahwa
permintaan akan terjadi secara pasti dan pemesanan selalu konstan tanpa
terjadinya kekurangan persediaan barang. Dalam mengaplikasikan metode EOQ,
29
Heizer & Render (2015) menjelaskan langkah-langkah untuk mendapatkan EOQ
adalah sebagai berikut:
1. Membuat sebuah persamaann untuk biaya set up atau biaya pemesanan
2. Membuat sebuuah persamaan untuk biaya penyimpanan
3. Menentukan biaya set upup yang sama dengan biaya penyimpanan
4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas opesanan yang optimum
Dalam penggunaan variabel awal dalam menerapkan metode EOQ penulis
menggunakan variabel berikut:
𝐸𝑂𝑄 = √2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆
H
Keterangan:
EOQ = Jumlah satuan tiap pemesanan
D = Total kebutuhan dalam setahun
S = Biaya pemesanan dalam sekali pemesanan
H = Biaya penyimpanan dalam setahun
Metode EOQ dapat diterapkan untuk mengetahui persediaan efektif untuk
suatu bahan dasar beverage dengan persamaan sebagai berikut:
1. Total biaya pemesanan = S x A
2. Total biaya penyimpanan = I x H
3. Safety stock = AU x LT
4. Reorder Point = (UR x LT) + SS
5. Anticipated lead time = UR x LT
Keterangan:
A = Frekuensi optimal dalam periode
30
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan barang
I = Rata-rata level inventori
AU = Average Usage
SS = Safety stock
UR = Usage Rate
LT = Lead Time
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian terdiri dari persiapan, pelaksanaan, hingga pelaporan hasil
penelitian dimulai dengan melakukan survey awal pada akhir bulan Januari 2019
sampai dengan bulan Juli 2019.
Tabel 4
Jadwal Penelitian
Sumber: Data olahan penulis, 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penentuan Lokasi Penelitian
Pembuatan TOR
Pembuatan UP
Bimbingan UP
Pengumpulan UP
Seminar UP
Revisi UP
Penyusunan PA
Pengumpulan PA
Sidang PA
Nama KegiatanJanuari Februari Maret April Mei Juni Juli
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memaksimalkan
pengendalian persediaan barang khususnya bahan dasar beverage di Hotel Grand
Hyatt Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode EOQ atau Economic Order
Quantity dengan tujuan mengetahui biaya penyimpanan, biaya pemesanan, nilai
persediaan pengaman, titik pemesanan kembali yang lebih efektif dan efisien
sehingga tidak terjadi penumpukan barang di gudang dan dapat meningkatkan
revenue. Metode EOQ juga dapat membantu hotel untuk menentukan kapan
barang harus dipesan, berapa banyak barang yang dipesan, serta frekuensi
pemesanannya.
Selama penulis melakukan job training selama 6 bulan di Hotel Grand Hyatt
Jakarta dan juga dari hasil wawancara awal, penulis mendapati bahwa tidak
adanya sistem yang digunakan dalam memesan barang. Staf purchasing
menentukan jumlah barang yang akan dipesan secara manual, sehingga apabila
terjadi peningkatan aktivitas operasional di hotel atau jika supplier sedang
menetapkan diskon maka pesanan akan dilebihkan yang membuat penumpukan
barang di akhir periode. Oleh sebab itu penulis mencoba menerapkan metode
dalam persediaan barang yaitu dengan metode EOQ.
Dalam Bab ini akan dijelaskan hasil analisis permasalahan berdasarkan
rumusan masalah, yaitu bagaimana biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta,
32
bagaimana nilai persediaan pengaman (safety stock) bahan dasar beverage di
Hotel Grand Hyatt Jakarta, berapa nilai titik pemesanan kembali (reorder point)
bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta, dan bagaimana waktu tunggu
(lead time) yang optimal untuk bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt
Jakarta. Analisa dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan dengan
metode EOQ dengan nilai aktual di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
1. Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan
a. Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Aktual
1) Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan atau ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan pemesanan barang, mulai dari biaya
listrik, biaya telepon, biaya cetak purchase order dan biaya lain yang
berhubungan dengan proses pemesanan barang sampai barang tersebut
tersedia. Pihak Hotel Grand Hyatt Jakarta menetapkan biaya listrik,
telepon, dan lain-lain ke dalam operating expenses yaitu sebesar Rp
5.000 dan Rp 500 untuk biaya pencetakan purchase order dalam sekali
pemesanan. Berikut contoh perhitungan sampel Water Equil (N) 380ml:
Biaya Pemesanan = Operating Expenses + Biaya cetak PO
= 5.000 + 500
= Rp 5.500
Berikut merupakan hasil perhitungan biaya pemesanan atau ordering
cost bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta:
33
Tabel 5
Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Operating
Expenses
Biaya Cetak
PO
Biaya
Pemesanan
A B C D E = C + D
1 Water Equil (N) 380ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
2 Water Equil (S) 380ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
3 Coca Cola Can 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
9 Coke Diet 300ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
10 Beer Bintang 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
11 Water Equil (S) 760ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
12 Beer Corona 355ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Setelah mengetahui biaya pemesanan per unit untuk bahan dasar
beverage, selanjutnya perlu diketahui frekuensi pemesanan dalam satu
periode. Berikut merupakan data frekuensi pemesanan aktual periode
Juli – Desember 2018:
34
Tabel 6
Frekuensi Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Frekuensi
Pemesanan
A B C
1 Water Equil (N) 380ml 32
2 Water Equil (S) 380ml 36
3 Coca Cola Can 330ml 22
4 Water Equil (N) 760ml 34
5 Soda Water Schweppes 330ml 17
6 Coca Cola Zero 330ml 21
7 Tonic Water Schweppes 330ml 17
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 18
9 Coke Diet 300ml 15
10 Beer Bintang 330ml 9
11 Water Equil (S) 760ml 19
12 Beer Corona 355ml 7
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk total biaya pemesanan
aktual bahan dasar beverage dengan menggunakan data biaya
pemesanan dan frekuensi pemesanan. Berikut contoh perhitungan biaya
pemesanan untuk sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380
ml:
Total biaya pemesanan = Biaya pemesanan x Frekuensi Pemesanan
= Rp 5.500 x 32
= Rp 176.000
Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan total biaya pemesanan
untuk sampel Water Equil (N) 380 ml yaitu sebesar Rp 176.000 selama
periode Juli – Desember 2018. Berikut merupakan hasil perhitungan
biaya pemesanan seluruh sampel bahan dasar beverage:
35
Tabel 7
Total Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Biaya Pemesanan Frekuensi
Pemesanan
Total Biaya
Pemesanan
A B C D E = C x D
1 Water Equil (N) 380ml Rp 5,500 32 Rp 176,000
2 Water Equil (S) 380ml Rp 5,500 36 Rp 198,000
3 Coca Cola Can 330ml Rp 5,500 22 Rp 121,000
4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,500 34 Rp 187,000
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 5,500 17 Rp 93,500
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 5,500 21 Rp 115,500
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 5,500 17 Rp 93,500
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 5,500 18 Rp 99,000
9 Coke Diet 300ml Rp 5,500 15 Rp 82,500
10 Beer Bintang 330ml Rp 5,500 9 Rp 49,500
11 Water Equil (S) 760ml Rp 5,500 19 Rp 104,500
12 Beer Corona 355ml Rp 5,500 7 Rp 38,500
Total Rp 1,358,500
Sumber: Data olahan penulis, 2019
2) Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan atau carrying cost merupakan biaya yang
dikeluarkan karena adanya persediaan di gudang. Biaya ini meliputi
biaya penyimpanan secara fisik, biaya pendingin, penerangan, dan
perawatan gudang. Tabel berikut merupakan data buffer stock dan nilai
persediaan atau inventory value yang dihitung dengan mengalikan harga
satuan barang dengan buffer stock sampel bahan dasar beverage di
Hotel Grand Hyatt Jakarta:
36
Tabel 8
Nilai Persediaan Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Unit Harga Satuan Buffer Stock
(Qty) Nilai Persediaan
A B C D E F = D x E
1 Water Equil (N) 380ml Btl Rp 8,250 3,522 Rp 29,056,500
2 Water Equil (S) 380ml Btl Rp 9,350 3,846 Rp 35,960,100
3 Coca Cola Can 330ml Can Rp 4,708 1,716 Rp 8,078,928
4 Water Equil (N) 760ml Btl Rp 13,200 1,230 Rp 16,236,000
5 Soda Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 6,084 Rp 28,643,472
6 Coca Cola Zero 330ml Can Rp 4,708 1,566 Rp 7,372,728
7 Tonic Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 1,800 Rp 8,474,400
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Can Rp 4,708 3,048 Rp 14,349,984
9 Coke Diet 300ml Can Rp 4,708 1,908 Rp 8,982,864
10 Beer Bintang 330ml Can Rp 15,750 1,320 Rp 20,790,000
11 Water Equil (S) 760ml Btl Rp 14,300 588 Rp 8,408,400
12 Beer Corona 355ml Btl Rp 38,750 2,616 Rp 101,370,000
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Berdasarkan nilai persediaan diatas, kita dapat mencari biaya
penyimpanan atau carrying cost. Menurut teori yang sudah dijelaskan
sebelumnya, carrying cost berkisar antara 3-10%. Hasil wawancara
dengan pihak Hotel Grand Hyatt Jakarta ditentukan biaya penyimpanan
sebesar 10% per unit. Berikut merupakan hasil perhitungan biaya
penyimpanan per unit pada sampel bahan dasar Water Equil (N) 380 ml:
Biaya penyimpanan per unit = (Nilai persediaan x 10%) : Buffer stock
= (Rp 29.056.500 x 10%) : 3.522
= Rp 2.905.650 : 3.522
= Rp 825
37
Tabel 9
Biaya Penyimpanan Per Unit Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Buffer
Stock
(Qty) Nilai Persediaan
Biaya
Penyimpanan
(10%)
Biaya
Penyimpanan
Per Unit
A B C D E= D x 10% F= E : C
1 Water Equil (N) 380ml 3,522 Rp 29,056,500 Rp 2,905,650 Rp 825
2 Water Equil (S) 380ml 3,846 Rp 35,960,100 Rp 3,596,010 Rp 935
3 Coca Cola Can 330ml 1,716 Rp 8,078,928 Rp 807,893 Rp 471
4 Water Equil (N) 760ml 1,230 Rp 16,236,000 Rp 1,623,600 Rp 1,320
5 Soda Water Schweppes 330ml 6,084 Rp 28,643,472 Rp 2,864,347 Rp 471
6 Coca Cola Zero 330ml 1,566 Rp 7,372,728 Rp 737,273 Rp 471
7 Tonic Water Schweppes 330ml 1,800 Rp 8,474,400 Rp 847,440 Rp 471
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 3,048 Rp 14,349,984 Rp 1,434,998 Rp 471
9 Coke Diet 300ml 1,908 Rp 8,982,864 Rp 898,286 Rp 471
10 Beer Bintang 330ml 1,320 Rp 20,790,000 Rp 2,079,000 Rp 1,575
11 Water Equil (S) 760ml 588 Rp 8,408,400 Rp 840,840 Rp 1,430
12 Beer Corona 355ml 2,616 Rp 101,370,000 Rp 10,137,000 Rp 3,875
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Tabel 9 menunjukan hasil biaya penyimpanan per unit yang
didapatkan dari hasil perkalian nilai persediaan dengan biaya
penyimpanan sebesar 10% sesuai dengan ketetapan hotel. Sebagai contoh
nilai persediaan sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml
adalah Rp 29.056.500 kemudian dikalikan dengan biaya penyimpanan
sebesar 10%, maka didapatkan hasil sebesar Rp 2.905.650 untuk
keseluruhan barang. Selanjutnya hasil tersebut di bagi oleh jumlah buffer
stock yang ada di gudang yaitu 3.522 unit, sehingga didapatkan hasil
biaya penyimpanan per unit untuk sampel bahan dasar beverage Water
Equil (N) 380 ml sebesar Rp 825 selama periode Juli – Desember 2018.
3) Biaya Pembelian
Biaya pembelian merupakan nilai yang dihasilkan dari perkalian
antara harga satuan dengan total pembelian (unit) dalam satu periode.
38
Berikut contoh perhitungan biaya pembelian untuk sampel Water Equil
(N) 380 ml:
Biaya pembelian = Harga satuan x Total pembelian (unit)
= Rp 8.250 x 17.800 unit
= Rp 146.850.000
Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan total biaya pembelian
untuk sampel Water Equil (N) 380 ml yaitu sebesar Rp 146.850.000
selama periode Juli – Desember 2018. Berikut merupakan hasil
perhitungan biaya pembelian seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 10
Total Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Harga
Satuan
Total
Pembelian
(Qty)
Total Biaya
Pembelian
A B C D E = C x D
1 Water Equil (N) 380ml Rp 8,250 17,800 Rp 146,850,000
2 Water Equil (S) 380ml Rp 9,350 7,940 Rp 74,239,000
3 Coca Cola Can 330ml Rp 4,708 5,160 Rp 24,293,280
4 Water Equil (N) 760ml Rp 13,200 4,680 Rp 61,776,000
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 4,708 4,440 Rp 20,903,520
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 4,708 3,480 Rp 16,383,840
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 4,708 3,240 Rp 15,253,920
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 4,708 2,856 Rp 13,446,048
9 Coke Diet 300ml Rp 4,708 2,064 Rp 9,717,312
10 Beer Bintang 330ml Rp 15,750 1,920 Rp 30,240,000
11 Water Equil (S) 760ml Rp 14,300 1,620 Rp 23,166,000
12 Beer Corona 355ml Rp 38,750 1,440 Rp 55,800,000
Total Rp 492,068,920
Sumber: Data olahan penulis, 2019
4) Total Biaya Persediaan
Total biaya persediaan didapatkan dari penjumlahan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan bahan dasar beverage yang sudah
39
dihitung sebelumnya. Berikut merupakan contoh perhitungan total
biaya persediaan tanpa menggunakan metode EOQ untuk sampel Water
Equil (N) 380 ml:
Total biaya persediaan Aktual = B. Pemesanan + B. Penyimpanan
= Rp 176.000 + Rp 14.685.000
= Rp 14.861.000
Berikut hasil perhitungan total biaya persediaan tanpa metode EOQ
untuk seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 11
Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Biaya
Pemesanan
Biaya
Penyimpanan
Total Biaya
Persediaan
A B C D E = C + D
1 Water Equil (N) 380ml Rp 176,000 Rp 14,685,000 Rp 14,861,000
2 Water Equil (S) 380ml Rp 198,000 Rp 7,423,900 Rp 7,621,900
3 Coca Cola Can 330ml Rp 121,000 Rp 2,429,328 Rp 2,550,328
4 Water Equil (N) 760ml Rp 187,000 Rp 6,177,600 Rp 6,364,600
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 93,500 Rp 2,090,352 Rp 2,183,852
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 115,500 Rp 1,638,384 Rp 1,753,884
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 93,500 Rp 1,525,392 Rp 1,618,892
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 99,000 Rp 1,344,605 Rp 1,443,605
9 Coke Diet 300ml Rp 82,500 Rp 971,731 Rp 1,054,231
10 Beer Bintang 330ml Rp 49,500 Rp 3,024,000 Rp 3,073,500
11 Water Equil (S) 760ml Rp 104,500 Rp 2,316,600 Rp 2,421,100
12 Beer Corona 355ml Rp 38,500 Rp 5,580,000 Rp 5,618,500
Total Rp 1,358,500 Rp 49,206,892 Rp 50,565,392
Sumber: Data olahan penulis, 2019
b. Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan dengan
Metode EOQ
Setelah didapatkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan aktual per
unit, kita dapat menghitung dengan menggunakan metode EOQ. EOQ
40
merupakan jumlah pembelian yang ekonomis sehingga perusahaan
menanggung biaya pengadaan barang yang minimal dan tidak mengalami
kekurangan persediaan. Berikut merupakan contoh perhitungan dengan
menggunakan metode EOQ dalam unit untuk sampel bahan dasar beverage
yaitu Water Equil (N) 380 ml:
EOQ = 2 x Jumlah permintaan × Biaya pemesanan
Biaya penyimpanan
= 2 x 16.520 × Rp 5.500
Rp 825
= 469,33 dibulatkan menjadi 469 botol
Berikut hasil perhitungan seluruh sampel bahan dasar beverage dengan
menggunakan metode EOQ:
Tabel 12
Hasil Perhitungan EOQ Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Pemakaian
(Qty) Biaya Pemesanan
Per Unit
Biaya
Penyimpanan
Per Unit EOQ (Unit)
A B C D E F= xCxD)/E
1 Water Equil (N) 380ml 16,520 Rp 5,500 Rp 825 469
2 Water Equil (S) 380ml 7,040 Rp 5,500 Rp 935 288
3 Coca Cola Can 330ml 4,632 Rp 5,500 Rp 471 329
4 Water Equil (N) 760ml 4,524 Rp 5,500 Rp 1,320 194
5 Soda Water Schweppes 330ml 3,792 Rp 5,500 Rp 471 298
6 Coca Cola Zero 330ml 2,976 Rp 5,500 Rp 471 264
7 Tonic Water Schweppes 330ml 2,712 Rp 5,500 Rp 471 252
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 1,968 Rp 5,500 Rp 471 214
9 Coke Diet 300ml 1,632 Rp 5,500 Rp 471 195
10 Beer Bintang 330ml 1,704 Rp 5,500 Rp 1,575 109
11 Water Equil (S) 760ml 1,440 Rp 5,500 Rp 1,430 105
12 Beer Corona 355ml 1,020 Rp 5,500 Rp 3,875 54
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Hasil perhitungan EOQ dalam unit untuk Water Equil (N) 380 ml yaitu
sejumlah 469 unit. Setelah itu diperlukan perhitungan untuk menghitung
41
frekuensi pemesanan yang optimal, yang didapatkan dari pembagian jumlah
pemakaian tiap barang dengan jumlah unit EOQ yang sudah diketahui.
Frekuensi = Jumlah pemakaian : EOQ (unit)
= 16.520 : 469
= 35,20 dibulatkan menjadi 35 kali
Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan frekuensi pemesanan EOQ
untuk Water Equil (N) 380 ml adalah 35 kali selama periode Juli –
Desember 2018. Berikut merupakan data frekuensi pemesanan dengan
menggunakan metode EOQ dan frekuensi pemesanan aktual periode Juli –
Desember 2018:
Tabel 13
Frekuensi Pemesanan Bahan Dasar Beverage Aktual dan dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item
Frekuensi
Pemesanan Variance
EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml 35 32 -3
2 Water Equil (S) 380ml 24 36 12
3 Coca Cola Can 330ml 14 22 8
4 Water Equil (N) 760ml 23 34 11
5 Soda Water Schweppes 330ml 13 17 4
6 Coca Cola Zero 330ml 11 21 10
7 Tonic Water Schweppes 330ml 11 17 6
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 9 18 9
9 Coke Diet 300ml 8 15 7
10 Beer Bintang 330ml 16 9 -7
11 Water Equil (S) 760ml 14 19 5
12 Beer Corona 355ml 19 7 -12
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan diatas menjunjukkan frekuensi pemesanan
dengan EOQ dan juga frekuensi aktual. Hasil frekuensi pemesanan EOQ
didapat dari hasil perhitungan sesuai rumus yang dijelaskan sebelumnya
42
sedangkan frekuensi pemesanan aktual didapat dari data Hotel Grand Hyatt
Jakarta. Setelah mengetahui nilai EOQ dan frekuensi pemesanan,
selanjutnya bisa menghitung biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya
pembelian, dan biaya persediaan.
1) Biaya Pemesanan
Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan diterapkan di setiap
sampel bahan dasar beverage dengan tujuan agar mendapat
perbandingan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dengan metode
EOQ dan menggunakan data aktual yang sudah ada. Berikut contoh
perhitungan biaya pemesanan menggunakan sampel bahan dasar
beverage Water Equil (N) 380 ml:
Biaya pemesanan EOQ = Biaya pemesanan x Frekuensi EOQ
= Rp 5.500 x 35
= Rp 192.500
Tabel berikut merupakan hasil perhitungan biaya pemesanan seluruh
sampel bahan dasar beverage:
43
Tabel 14
Hasil Perhitungan Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage dengan Metode
EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Biaya
Pemesanan
Per Unit
Frekuensi
Pemesanan
EOQ
Biaya
Penyimpanan
Per Unit
A B C D E = C x D
1 Water Equil (N) 380ml Rp 5,500 35 Rp 192,500
2 Water Equil (S) 380ml Rp 5,500 24 Rp 132,000
3 Coca Cola Can 330ml Rp 5,500 14 Rp 77,000
4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,500 23 Rp 126,500
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 5,500 13 Rp 71,500
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 5,500 11 Rp 60,500
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 5,500 11 Rp 60,500
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 5,500 9 Rp 49,500
9 Coke Diet 300ml Rp 5,500 8 Rp 44,000
10 Beer Bintang 330ml Rp 5,500 16 Rp 88,000
11 Water Equil (S) 760ml Rp 5,500 14 Rp 77,000
12 Beer Corona 355ml Rp 5,500 19 Rp 104,500
Total Rp 1,083,500
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Setelah mengetahui biaya pemesanan aktual dan biaya pemesanan
dengan metode EOQ, selanjutnya dihitung selisih diantara keduanya.
Berikut contoh perhitungan selisih biaya pemesanan aktual dan EOQ
untuk sampel Water Equil (N) 380ml:
Selisih biaya pemesanan = B. Pemesanan Aktual – B. Pemesanan
EOQ
= 176.000 – 192.500
= Rp 16.500
Berikut merupakan perhitungan selisih seluruh sampel bahan dasar
beverage:
44
Tabel 15
Selisih Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Biaya Pemesanan dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Total Biaya Pemesanan
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml Rp 192,500 Rp 176,000 Rp (16,500)
2 Water Equil (S) 380ml Rp 132,000 Rp 198,000 Rp 66,000
3 Coca Cola Can 330ml Rp 77,000 Rp 121,000 Rp 44,000
4 Water Equil (N) 760ml Rp 126,500 Rp 187,000 Rp 60,500
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 71,500 Rp 93,500 Rp 22,000
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 60,500 Rp 115,500 Rp 55,000
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 60,500 Rp 93,500 Rp 33,000
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 49,500 Rp 99,000 Rp 49,500
9 Coke Diet 300ml Rp 44,000 Rp 82,500 Rp 38,500
10 Beer Bintang 330ml Rp 88,000 Rp 49,500 Rp (38,500)
11 Water Equil (S) 760ml Rp 77,000 Rp 104,500 Rp 27,500
12 Beer Corona 355ml Rp 104,500 Rp 38,500 Rp (66,000)
Total Rp1,083,500 Rp1,358,500 Rp 275,000
Sumber: Data olahan penulis, 2019
2) Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan dengan menggunakan EOQ dapat dihitung
dengan cara mengalikan biaya penyimpanan per unit dengan EOQ unit
dan frekuensi pemesanan EOQ. Contoh perhitungan biaya penyimpanan
menggunakan sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml:
Biaya penyimpanan EOQ = B. penyimpanan x EOQ x Frekuensi EOQ
= Rp 825 x 469 x 35
= Rp 13.542.375
Berikut merupakan hasil perhitungan biaya penyimpanan seluruh
sampel bahan dasar beverage dengan metode EOQ:
45
Tabel 16
Biaya Penyimpanan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Biaya
Penyimpanan
Per unit
EOQ
(Unit)
Frekuensi
Pemesanan
EOQ
Biaya Penyimpanan
EOQ
A B C D E F = C x D x E
1 Water Equil (N) 380ml Rp 825 469 35 Rp 13,542,375
2 Water Equil (S) 380ml Rp 935 288 24 Rp 6,462,720
3 Coca Cola Can 330ml Rp 471 329 14 Rp 2,168,505
4 Water Equil (N) 760ml Rp 1,320 194 23 Rp 5,889,840
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 471 298 13 Rp 1,823,879
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 471 264 11 Rp 1,367,203
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 471 252 11 Rp 1,305,058
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 471 214 9 Rp 906,761
9 Coke Diet 300ml Rp 471 195 8 Rp 734,448
10 Beer Bintang 330ml Rp 1,575 109 16 Rp 2,746,800
11 Water Equil (S) 760ml Rp 1,430 105 14 Rp 2,102,100
12 Beer Corona 355ml Rp 3,875 54 19 Rp 3,975,750
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Setelah mengetahui biaya penyimpanan aktual dan biaya penyimpanan
dengan metode EOQ, selanjutnya dihitung selisih diantara keduanya.
Berikut contoh perhitungan selisih biaya penyimpanan aktual dan EOQ
untuk sampel Water Equil (N) 380ml:
Selisih biaya penyimpanan = B. penyimpanan Aktual – B. penyimpanan
EOQ
= Rp 14.685.000 – Rp 13.542.375
= Rp 1.142.625
Berikut merupakan perhitungan selisih seluruh sampel bahan dasar
beverage:
46
Tabel 17
Selisih Biaya Penyimpanan Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Biaya Penyimpanan dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Total Biaya Penyimpanan
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml Rp 13,542,375 Rp 14,685,000 Rp 1,142,625
2 Water Equil (S) 380ml Rp 6,462,720 Rp 7,423,900 Rp 961,180
3 Coca Cola Can 330ml Rp 2,168,505 Rp 2,429,328 Rp 260,823
4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,889,840 Rp 6,177,600 Rp 287,760
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 1,823,879 Rp 2,090,352 Rp 266,473
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 1,367,203 Rp 1,638,384 Rp 271,181
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 1,305,058 Rp 1,525,392 Rp 220,334
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 906,761 Rp 1,344,605 Rp 437,844
9 Coke Diet 300ml Rp 734,448 Rp 971,731 Rp 237,283
10 Beer Bintang 330ml Rp 2,746,800 Rp 3,024,000 Rp 277,200
11 Water Equil (S) 760ml Rp 2,102,100 Rp 2,316,600 Rp 214,500
12 Beer Corona 355ml Rp 3,975,750 Rp 5,580,000 Rp 1,604,250
Total Rp 43,025,439 Rp 49,206,892 Rp 6,181,453
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Tabel 17 merupakan hasil perbandingan biaya penyimpanan dengan
menggunakan EOQ dan biaya penyimpanan aktual. Biaya penyimpanan
EOQ dihitung dengan mengalikan biaya simpan per unit dengan unit
EOQ dengan frekuensi EOQ. Sedangkan untuk biaya penyimpanan
aktual didapatkan dari data hotel. Setelah diketahui nilai EOQ dan
aktualnya, kemudian dicari selisihnya dan dimasukkan ke kolom
variance.
3) Biaya Pembelian
Perhitungan selanjutnya untuk mencari tahu besaran pembelian
dengan metode EOQ dalam unit. Berikut sampel bahan dasar beverage
Water Equil (N) 380 ml:
47
Pembelian EOQ dalam unit = EOQ (unit) x Frekuensi EOQ
= 469 x 35
= 16.415 botol
Berikut hasil perhitungan pembelian EOQ dalam unit untuk seluruh
sampel bahan dasar beverage:
Tabel 18
Total Pembelian (unit) Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item EOQ
(Unit)
Frekuensi
Pemesanan
EOQ
Total Pembelian
EOQ (unit)
A B C D E = C x D
1 Water Equil (N) 380ml 469 35 16,415
2 Water Equil (S) 380ml 288 24 6,912
3 Coca Cola Can 330ml 329 14 4,606
4 Water Equil (N) 760ml 194 23 4,462
5 Soda Water Schweppes 330ml 298 13 3,874
6 Coca Cola Zero 330ml 264 11 2,904
7 Tonic Water Schweppes 330ml 252 11 2,772
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 214 9 1,926
9 Coke Diet 300ml 195 8 1,560
10 Beer Bintang 330ml 109 16 1,744
11 Water Equil (S) 760ml 105 14 1,470
12 Beer Corona 355ml 54 19 1,026
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Selanjutnya dihitung selisih diantara total pembelian aktual dan
dengan metode EOQ. Berikut contoh perhitungan selisih total
pembelian aktual dan EOQ untuk sampel Water Equil (N) 380ml:
Selisih total pembelian = Pembelian Aktual – Pembelian EOQ
= 17.800 – 16.415
= 1.385 unit
48
Berikut merupakan hasil perhitungan total pembelian dengan EOQ
dan pembelian aktual seluruh sampel bahan dasar beverage dan
selisihnya:
Tabel 19
Selisih Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Pembelian dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Total Pembelian (Qty)
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml 16,415 17,800 1,385
2 Water Equil (S) 380ml 6,912 7,940 1,028
3 Coca Cola Can 330ml 4,606 5,160 554
4 Water Equil (N) 760ml 4,462 4,680 218
5 Soda Water Schweppes 330ml 3,874 4,440 566
6 Coca Cola Zero 330ml 2,904 3,480 576
7 Tonic Water Schweppes 330ml 2,772 3,240 468
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 1,926 2,856 930
9 Coke Diet 300ml 1,560 2,064 504
10 Beer Bintang 330ml 1,744 1,920 176
11 Water Equil (S) 760ml 1,470 1,620 150
12 Beer Corona 355ml 1,026 1,440 414
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat jumlah pembelian
dengan EOQ untuk Water Equil (N) 380 ml sebanyak 16.415 botol
selama periode Juli – Desember 2018. Selanjutnya dilakukan
perhitungan biaya pembelian dengan EOQ dan biaya pembelian aktual.
Berikut perhitungan untuk sampel bahan dasar beverage Water Equil
(N) 380 ml:
Biaya pembelian EOQ = Harga satuan x Total pembelian EOQ
= Rp 8.250 x 16.415
= Rp 135.423.750
49
Berikut hasil perhitungan biaya pembelian EOQ untuk seluruh
sampel bahan dasar beverage:
Tabel 20
Total Biaya Pembelian Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Harga
Satuan
Total
Pembelian
(Qty)
Total Biaya
Pembelian
A B C D E = C x D
1 Water Equil (N) 380ml Rp 8,250 16,415 Rp 135,423,750
2 Water Equil (S) 380ml Rp 9,350 6,912 Rp 64,627,200
3 Coca Cola Can 330ml Rp 4,708 4,606 Rp 21,685,048
4 Water Equil (N) 760ml Rp 13,200 4,462 Rp 58,898,400
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 4,708 3,874 Rp 18,238,792
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 4,708 2,904 Rp 13,672,032
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 4,708 2,772 Rp 13,050,576
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 4,708 1,926 Rp 9,067,608
9 Coke Diet 300ml Rp 4,708 1,560 Rp 7,344,480
10 Beer Bintang 330ml Rp 15,750 1,744 Rp 27,468,000
11 Water Equil (S) 760ml Rp 14,300 1,470 Rp 21,021,000
12 Beer Corona 355ml Rp 38,750 1,026 Rp 39,757,500
Total Rp 430,254,386
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Selanjutnya dihitung selisih diantara total biaya pembelian aktual
dan dengan metode EOQ. Berikut contoh perhitungan selisih total biaya
pembelian aktual dan EOQ untuk sampel Water Equil (N) 380ml:
Selisih biaya pembelian = B. Pembelian Aktual – B. Pembelian EOQ
= Rp 146.850.000 – Rp 135.423.750
= Rp 11.426.250
Berikut merupakan hasil perhitungan biaya pembelian dengan EOQ
dan biaya pembelian aktual seluruh sampel bahan dasar beverage
beserta selisihnya:
50
Tabel 21
Selisih Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage
Dan Biaya Pembelian dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Total Biaya Pembelian
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml Rp 135,423,750 Rp 146,850,000 Rp 11,426,250
2 Water Equil (S) 380ml Rp 64,627,200 Rp 74,239,000 Rp 9,611,800
3 Coca Cola Can 330ml Rp 21,685,048 Rp 24,293,280 Rp 2,608,232
4 Water Equil (N) 760ml Rp 58,898,400 Rp 61,776,000 Rp 2,877,600
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 18,238,792 Rp 20,903,520 Rp 2,664,728
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 13,672,032 Rp 16,383,840 Rp 2,711,808
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 13,050,576 Rp 15,253,920 Rp 2,203,344
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 9,067,608 Rp 13,446,048 Rp 4,378,440
9 Coke Diet 300ml Rp 7,344,480 Rp 9,717,312 Rp 2,372,832
10 Beer Bintang 330ml Rp 27,468,000 Rp 30,240,000 Rp 2,772,000
11 Water Equil (S) 760ml Rp 21,021,000 Rp 23,166,000 Rp 2,145,000
12 Beer Corona 355ml Rp 39,757,500 Rp 55,800,000 Rp 16,042,500
Total Rp 430,254,386 Rp 492,068,920 Rp 61,814,534
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Tabel diatas menunjukkan perhitungan biaya pembelian dengan
EOQ untuk sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml yaitu
sebesar Rp 135.423.750 dalam periode Juli – Desember 2018. Biaya
pembelian aktual didapatkan dari data hotel, dengan cara mengalikan
harga satuan dengan pembelian aktual. Setelah itu dihitung selisih
antara biaya pembelian dengan EOQ dan aktual kemudian dimasukkan
ke kolom variance.
4) Biaya Persediaan
Perhitungan selanjutnya adalah menentukan total biaya persediaan.
Selanjutnya adalah perhitungan total biaya persediaan bahan dasar
beverage dengan metode EOQ. Berikut merupakan contoh perhitungan
51
total biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ untuk sampel
Water Equil (N) 380 ml:
Total Biaya Persediaan EOQ = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan
= Rp 192.500 + Rp 13.542.375
= Rp 13.734.875
Berikut hasil perhitungan total biaya persediaan dengan metode
EOQ untuk seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 22
Total Biaya Persediaan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Biaya
Pemesanan
Biaya
Penyimpanan
Total Biaya
Persediaan
A B C D E = C + D
1 Water Equil (N) 380ml Rp 192,500 Rp 13,542,375 Rp 13,734,875
2 Water Equil (S) 380ml Rp 132,000 Rp 6,462,720 Rp 6,594,720
3 Coca Cola Can 330ml Rp 77,000 Rp 2,168,505 Rp 2,245,505
4 Water Equil (N) 760ml Rp 126,500 Rp 5,889,840 Rp 6,016,340
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 71,500 Rp 1,823,879 Rp 1,895,379
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 60,500 Rp 1,367,203 Rp 1,427,703
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 60,500 Rp 1,305,058 Rp 1,365,558
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 49,500 Rp 906,761 Rp 956,261
9 Coke Diet 300ml Rp 44,000 Rp 734,448 Rp 778,448
10 Beer Bintang 330ml Rp 88,000 Rp 2,746,800 Rp 2,834,800
11 Water Equil (S) 760ml Rp 77,000 Rp 2,102,100 Rp 2,179,100
12 Beer Corona 355ml Rp 104,500 Rp 3,975,750 Rp 4,080,250
Total Rp1,083,500 Rp 43,025,439 Rp 44,108,939
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Apabila perhitungan total biaya persediaan dengan dan taanpa
metode EOQ sudah dilakukan, selanjutnya dilakukan perhitungan
selisih antara biaya persediaan dengan metode EOQ dan tanpa metode
EOQ. Berikut perhitungan selisih untuk sampel Water Equil (N) 380
ml:
52
Selisih biaya persediaan = Biaya persediaan aktual – Biaya persediaan
EOQ
= Rp 14.861.000 – Rp 13.734.875
= Rp 1.126.125
Berikut hasil perhitungan selisih total biaya persediaan dengan dan
tanpa metode EOQ untuk seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 23
Selisih Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Total Biaya Persediaan dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Total Biaya Persediaan
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml Rp 13,734,875 Rp 14,861,000 Rp 1,126,125
2 Water Equil (S) 380ml Rp 6,594,720 Rp 7,621,900 Rp 1,027,180
3 Coca Cola Can 330ml Rp 2,245,505 Rp 2,550,328 Rp 304,823
4 Water Equil (N) 760ml Rp 6,016,340 Rp 6,364,600 Rp 348,260
5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 1,895,379 Rp 2,183,852 Rp 288,473
6 Coca Cola Zero 330ml Rp 1,427,703 Rp 1,753,884 Rp 326,181
7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 1,365,558 Rp 1,618,892 Rp 253,334
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 956,261 Rp 1,443,605 Rp 487,344
9 Coke Diet 300ml Rp 778,448 Rp 1,054,231 Rp 275,783
10 Beer Bintang 330ml Rp 2,834,800 Rp 3,073,500 Rp 238,700
11 Water Equil (S) 760ml Rp 2,179,100 Rp 2,421,100 Rp 242,000
12 Beer Corona 355ml Rp 4,080,250 Rp 5,618,500 Rp 1,538,250
Total Rp 44,108,939 Rp 50,565,392 Rp 6,456,453
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Tabel diatas menunjukkan selisih total biaya persediaan bahan dasar
beverage dengan menggunakan metode dan tanpa metode EOQ. Total
selisih untuk sampel Water Equil (N) 380 ml sebesar Rp 1.126.125
selama periode Juli – Desember 2018.
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah ada penumpukan barang
setelah diterapkan metode EOQ dapat dihitung dengan cara total
53
pembelian dengan EOQ dikurang total pemakaian aktual. Berikut
contoh perhitungan untuk sampel Water Equil (N) 380 ml:
Selisih pengendapan = Total pembelian EOQ – Total pemakaian aktual
= 16.415 – 16.520
= 105 botol
Lalu, selisih unit tersebut dikalikan dengan harga satuan bahan dasar,
untuk mengetahui besar nominal rupiahnya.
Selisih pengendapan (Rp) = Selisih (unit) x Harga satuan
= 105 x Rp 8.250
= Rp 866.250
Berikut hasil perhitungan selisih pengendapan untuk seluruh sampel
bahan dasar beverage:
Tabel 24
Selisih Pengendapan Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
N
o Item
Total
Pemakaian
Aktual
(Qty)
Total Pembelian
dengan EOQ
(Qty)
Varianc
e (Qty) Harga Satuan Variance (Rp)
A B C D E= C-D F G = E x F
1 Water Equil (N) 380ml 16,520 16,415 105 Rp 8,250 Rp 866,250
2 Water Equil (S) 380ml 7,040 6,912 128 Rp 9,350 Rp 1,196,800
3 Coca Cola Can 330ml 4,632 4,606 26 Rp 4,708 Rp 122,408
4 Water Equil (N) 760ml 4,524 4,462 62 Rp 13,200 Rp 818,400
5 Soda Water Schweppes 330ml 3,792 3,874 -82 Rp 4,708 Rp (386,056)
6 Coca Cola Zero 330ml 2,976 2,904 72 Rp 4,708 Rp 338,976
7 Tonic Water Schweppes 330ml 2,712 2,772 -60 Rp 4,708 Rp (282,480)
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 1,968 1,926 42 Rp 4,708 Rp 197,736
9 Coke Diet 300ml 1,632 1,560 72 Rp 4,708 Rp 338,976
10 Beer Bintang 330ml 1,704 1,744 -40 Rp 15,750 Rp (630,000)
11 Water Equil (S) 760ml 1,440 1,470 -30 Rp 14,300 Rp (429,000)
12 Beer Corona 355ml 1,020 1,026 -6 Rp 38,750 Rp (232,500)
Total Rp 1,919,510
Sumber: Data olahan penulis, 2019
54
Tabel diatas menunjukan selisih pengendapan bahan dasar beverage
periode Juli – Desember 2018. Dapat dilihat bahwa setelah diterapkan
metode EOQ dalam pembelian bahan dasar, barang yang mengendap di
gudang lebih sedikit dibanding sebelum diterapkan metode EOQ.
2. Analisis Nilai Persediaan Pengaman
Nilai persediaan pengaman atau safety stock adalah jumlah yang diperlukan
untuk berjaga-jaga apabila lead time dari pembelian lebih lama dari yang
seharusnya. Selain itu safety stock berfungsi menjaga apabila terdapat
permintaan yang tidak pasti dan untuk memenuhi kuantitas persediaan sampai
persediaan yang sedang dalam proses tiba dengan tujuan agar persediaan tidak
mengalami kekurangan. Safety stock dapat dihitung dengan mengalikan rata-
rata pemakaian barang dengan lead time. Pemakaian rata-rata didapatkan dari
total pemakaian selama satu periode di bagi jumlah hari dalam periode
tersebut. Periode yang dimaksud yaitu selama 6 bulan, dengan jumlah hari
selama bulan Juli – Desember 2018 yaitu 184 hari. Sedangkan untuk lead time
adalah 2 hari untuk seluruh sampel bahan dasar beverage, berdasarkan hasil
wawancara dengan hotel.
Berikut contoh perhitungan safety stock untuk sampel Water Equil (N) 380
ml:
Safety stock = Pemakaian rata-rata x Lead time
= (16.520 : 184 hari) x 2
= 179,56 dibulatkan menjadi 180 botol
55
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, safety stock untuk sample Water Equil
(N) 380 ml adalah 180 botol. Tabel berikut merupakan hasil perhitungan
persediaan pengaman atau safety stock seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 25
Nilai Safety Stock Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Pemakaian
Rata-rata (Qty) Lead Time
Safety Stock
(Qty)
A B C D E = C x D
1 Water Equil (N) 380ml 90 2 180
2 Water Equil (S) 380ml 38 2 77
3 Coca Cola Can 330ml 25 2 50
4 Water Equil (N) 760ml 25 2 49
5 Soda Water Schweppes 330ml 21 2 41
6 Coca Cola Zero 330ml 16 2 32
7 Tonic Water Schweppes 330ml 15 2 29
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 11 2 21
9 Coke Diet 300ml 9 2 18
10 Beer Bintang 330ml 9 2 19
11 Water Equil (S) 760ml 8 2 16
12 Beer Corona 355ml 6 2 11
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Tabel diatas menunjukkan nilai safety stock atau persediaan pengaman yang
harus dimiliki oleh hotel untuk mendukung operasionalnya sehingga tidak
terjadi kekurangan bahan dasar di gudang. Setelah mengetahui safety stock
untuk EOQ, selanjutnya akan dihitung selisihnya dengan nilai safety stock
aktual yang ditetapkan oleh hotel. Berikut contoh perhitungan selisih nilai
safety stock untuk sampel Water Equil (N) 380 ml:
Selisih safety stock = SS Aktual – SS EOQ
= 493 – 180
= 313 botol
56
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, selisih safety stock aktual dan EOQ
untuk sample Water Equil (N) 380 ml sebanyak 313 botol. Tabel berikut
merupakan hasil perhitungan selisih persediaan pengaman atau safety stock
seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 26
Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Nilai Safety Stock dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Safety Stock
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml 180 493 313
2 Water Equil (S) 380ml 77 733 656
3 Coca Cola Can 330ml 50 520 470
4 Water Equil (N) 760ml 49 460 411
5 Soda Water Schweppes 330ml 41 176 135
6 Coca Cola Zero 330ml 32 208 176
7 Tonic Water Schweppes 330ml 29 152 123
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 21 304 283
9 Coke Diet 300ml 18 80 62
10 Beer Bintang 330ml 19 152 133
11 Water Equil (S) 760ml 16 72 56
12 Beer Corona 355ml 11 140 129
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Selain dari tabel 26, nilai selisih safety stock aktual dan safety stock dengan
metode EOQ untuk bahan dasar beverage dapat dilihat di grafik 1. Grafik ini
menunjukan adanya selisih yang signifikan dalam perhitungan nilai safety
stock.
57
Grafik 1
Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Nilai Safety Stock dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
Sumber: Data olahan penulis, 2019
3. Analisis Lead Time
Lead time adalah waktu tunggu mulai dari barang dipesan sampai barang
diterima. Lead time sampel bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta
adalah 2 hari. Dalam rentang waktu tunggu tersebut, diperlukan persediaan
yang disebut anticipated lead time demand.
Anticipated lead time demand merupakan antisipasi kebutuhan persediaan
barang pada saat tenggang waktu berjalan. Anticipated lead time demand dapat
diketahui dengan mengalikan usage rate dengan lead time. Berikut contoh
perhitungan ALTD pada sampel Water Equil (N) 380 ml:
ALTD = Usage Rate x Lead time
= (16.520 : 184 hari) x 2
= 179,57 dibulatkan menjadi 180 botol
58
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui persediaan antisipasi
selama masa tenggang waktu untuk sampel Water Equil (N) 380 ml adalah 180
botol. Berikut perhitungan seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 27
Anticipated Lead Time Demand Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Usage Rate Lead Time
Anticipated
Lead Time
Demand
A B C D E = C x D
1 Water Equil (N) 380ml 90 2 180
2 Water Equil (S) 380ml 38 2 77
3 Coca Cola Can 330ml 25 2 50
4 Water Equil (N) 760ml 25 2 49
5 Soda Water Schweppes 330ml 21 2 41
6 Coca Cola Zero 330ml 16 2 32
7 Tonic Water Schweppes 330ml 15 2 29
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 11 2 21
9 Coke Diet 300ml 9 2 18
10 Beer Bintang 330ml 9 2 19
11 Water Equil (S) 760ml 8 2 16
12 Beer Corona 355ml 6 2 11
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Tabel diatas menunjukkan nilai anticipated lead time demand yang harus
dimiliki oleh hotel untuk mendukung operasionalnya selama rentang waktu
tunggu sehingga tidak terjadi kekurangan bahan dasar di gudang. Setelah
mengetahui anticipated lead time demand untuk EOQ, selanjutnya akan
dihitung selisihnya dengan nilai anticipated lead time demand aktual yang
ditetapkan oleh hotel. Berikut contoh perhitungan selisih nilai anticipated lead
time demand untuk sampel Water Equil (N) 380 ml:
Selisih ALTD = ALTD Aktual – ALTD dengan EOQ
= 367 – 180
= 187 botol
59
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, selisih anticipated lead time demand
aktual dan EOQ untuk sample Water Equil (N) 380 ml sebanyak 187 botol.
Tabel berikut merupakan hasil perhitungan selisih anticipated lead time
demand seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 28
Selisih Nilai Anticipated Lead Time Demand Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Nilai Anticipated Lead Time Demand dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item ALTD
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml 180 367 187
2 Water Equil (S) 380ml 77 156 79
3 Coca Cola Can 330ml 50 103 53
4 Water Equil (N) 760ml 49 101 52
5 Soda Water Schweppes 330ml 41 84 43
6 Coca Cola Zero 330ml 32 66 34
7 Tonic Water Schweppes 330ml 29 60 31
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 21 44 23
9 Coke Diet 300ml 18 36 18
10 Beer Bintang 330ml 19 38 19
11 Water Equil (S) 760ml 16 32 16
12 Beer Corona 355ml 11 23 12
Sumber: Data olahan penulis, 2019
4. Analisis Titik Pemesanan Kembali
Titik pemesanan kembali atau reorder point merupakan titik dimana pihak
hotel harus melakukan pembelian kembali atas persediaan di gudang. Reorder
point dapat dihitung dengan mengalikan antara pemakaian rata-rata dengan
lead time, kemudian hasilnya dijumlahkan dengan nilai persediaan pengaman.
Berikut contoh perhitungan reorder point untuk sampel Water Equil (N)
380 ml:
60
Reorder point = (Pemakaian rata-rata x Lead time) + Safety stock
= ((16.520/184) x 2) + 180
= 359,57 dibulatkan menjadi 360 botol
Berdasarkan perhitungan diatas, titik pemesanan kembali untuk sampel
Water Equil (N) 380 ml adalah 360 botol. Berikut hasil perhitungan reorder
point seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 29
Nilai Reorder Point Bahan Dasar Beverage
Periode Juli – Desember 2018
No Item Pemakaian
Rata-rata
(Qty)
Lead
Time
Safety
Stock
(Qty)
Reorder Point
(Qty)
A B C D E = C x D F = (C x D) + E
1 Water Equil (N) 380ml
90
2
180 360
2 Water Equil (S) 380ml
38
2
77 154
3 Coca Cola Can 330ml
25
2
50 100
4 Water Equil (N) 760ml
25
2
49 98
5 Soda Water Schweppes 330ml
21
2
41 82
6 Coca Cola Zero 330ml
16
2
32 64
7 Tonic Water Schweppes 330ml
15
2
29 58
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml
11
2
21 42
9 Coke Diet 300ml
9
2
18 36
10 Beer Bintang 330ml
9
2
19 38
11 Water Equil (S) 760ml
8
2
16 32
12 Beer Corona 355ml
6
2
11 22
Sumber: Data olahan penulis, 2019
Setelah mengetahui reorder point untuk EOQ, selanjutnya akan dihitung
selisihnya dengan nilai reorder point aktual yang ditetapkan oleh hotel. Berikut
contoh perhitungan selisih nilai reorder point untuk sampel Water Equil (N)
380 ml:
61
Selisih Reorder Point = ROP Aktual – ROP dengan EOQ
= 860 – 360
= 500 botol
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, selisih reorder point aktual dan EOQ
untuk sample Water Equil (N) 380 ml sebanyak 500 botol. Tabel berikut
merupakan hasil perhitungan selisih pemesanan kembali atau reorder point
seluruh sampel bahan dasar beverage:
Tabel 30
Selisih Nilai Reorder Point Aktual Bahan Dasar Beverage
dan Nilai Reorder Point dengan Metode EOQ
Periode Juli – Desember 2018
No Item Reorder Point
Variance EOQ Aktual
A B C D E = D - C
1 Water Equil (N) 380ml 360 860 500
2 Water Equil (S) 380ml 154 890 736
3 Coca Cola Can 330ml 100 623 523
4 Water Equil (N) 760ml 98 561 463
5 Soda Water Schweppes 330ml 82 260 178
6 Coca Cola Zero 330ml 64 274 210
7 Tonic Water Schweppes 330ml 58 212 154
8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 42 348 306
9 Coke Diet 300ml 36 116 80
10 Beer Bintang 330ml 38 190 152
11 Water Equil (S) 760ml 32 104 72
12 Beer Corona 355ml 22 163 141
Sumber: Data olahan penulis, 2019
B. Pembahasan
1. Hasil Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan
a. Biaya Pemesanan
Pada tabel 5 dapat dilihat hasil perhitungan biaya pemesanan atau
ordering cost bahan dasar beverage yang telah diolah dengan
62
menghitung operating expenses dan biaya purchase order yaitu sebesar
Rp 5.500,-
Biaya pemesanan dengan menggunakan metode EOQ dapat dilihat
di tabel 14 dan biaya pemesanan aktual dapat dilihat di tabel 7. Dapat
dilihat untuk nilai aktual pada bahan dasar beverage dengan nilai biaya
pemesanan (ordering cost) tertinggi yaitu pada Water Equil (S) 380 ml
yaitu sebesar Rp 198.000 dengan frekuensi pemesanan sebanyak 36
kali dan bahan dasar beverage dengan nilai biaya pemesanan (ordering
cost) terendah yaitu pada Beer Corona 355 ml sebesar Rp 38.500
dengan frekuensi pemesanan sebanyak 7 kali. Lalu setelah penulis
menghitung dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) maka
diperoleh nilai biaya pemesanan (ordering cost) yang ekonomis dimana
bahan dasar beverage dengan nilai biaya pemesanan (ordering cost)
tertinggi yaitu pada Water Equil (S) 380 ml sebesar Rp 193.597 dengan
frekuensi pemesanan sebanyak 35 kali dan bahan dasar beverage
dengan nilai biaya pemesanan (ordering cost) terendah yaitu pada Coke
Diet 300 ml sebesar Rp 45.967 dengan frekuensi pemesanan sebanyak 9
kali.
Sehingga dapat dilihat nilai variance untuk nilai biaya pemesanan
seluruh sampel bahan dasar beverage yaitu untuk Water Equil (N) 380
ml sebesar Rp 17.597; Water Equil (S) 380 ml sebesar Rp 63.458; Coca
cola can 330 ml sebesar Rp 43.559; Water Equil (N) 760 ml sebesar Rp
58.851; Soda Water Schweppes 330 ml sebesar Rp 23.432; Coca cola
Zero 330 ml sebesar Rp 53.427; Tonic Water Schweppes 330 ml
63
sebesar Rp 34.244; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebesar Rp 48.523;
Coke Diet 300 ml sebesar Rp 36.533; Beer Bintang 330 ml sebesar Rp
36.410; Water Equil (S) 760 ml sebesar Rp 29.248; dan Beer Corona
355 ml sebesar Rp 65.756. Selisih total biaya pemesanan EOQ dengan
aktual yaitu sebesar Rp 271.514,-
Menurut hasil wawancara dengan pihak purchasing dan storekeeper
biaya pemesanan aktual yang tinggi di sebabkan oleh frekuensi
pemesanan yang terlalu sering. Pemesanan yang terlalu sering ini akibat
dari kurangnya perencanaan pembelian yang dilakukan, sehingga pihak
purchasing terkadang melakukan pemesanan secara mendadak apabila
barang persediaan dirasa kurang untuk memenuhi permintaan tamu.
Setelah diterapkan metode EOQ pada keseluruhan perhitungan nilai
biaya pemesanan, dapat dilihat bahwa biaya pemesanan dengan metode
EOQ lebih ekonomis dibanding biaya pemesanan aktual.
b. Biaya Penyimpanan
Pada tabel 9 dapat dilihat nilai biaya penyimpanan yaitu sebesar
10% dari nilai persediaan atau inventory value bahan dasar beverage.
Untuk mengetahui biaya penyimpanan per unit dapat dihitung dengan
membagi biaya penyimpanan dengan jumlah buffer stock.
Biaya penyimpanan dengan menggunakan metode EOQ dan biaya
penyimpanan aktual dapat dilihat di tabel 17. Dapat dilihat untuk nilai
aktual pada bahan dasar beverage dengan nilai biaya penyimpanan
(carrying cost) tertinggi yaitu pada Water Equil (N) 380 ml yaitu sebesar
64
Rp 14.685.000 dan bahan dasar beverage dengan nilai biaya
penyimpanan (carrying cost) terendah yaitu Coke Diet 300 ml sebesar
Rp 971.731. Lalu setelah penulis menghitung dengan metode Economic
Order Quantity (EOQ) maka diperoleh nilai biaya penyimpanan
(carrying cost) yang ekonomis dimana bahan dasar beverage dengan
nilai biaya penyimpanan (carrying cost) tertinggi yaitu pada Water Equil
(N) 380 ml sebesar Rp 13.629.000 dan nilai bahan dasar beverage
dengan biaya penyimpanan (carrying cost) terendah yaitu Coke Diet 300
ml sebesar Rp 768.346.
Sehingga dapat dilihat nilai variance untuk nilai biaya penyimpanan
seluruh sampel bahan dasar beverage yaitu untuk Water Equil (N) 380
ml sebesar Rp 1.056.000; Water Equil (S) 380 ml sebesar Rp 841.500;
Coca cola can 330 ml sebesar Rp 248.582; Water Equil (N) 760 ml
sebesar Rp 205.920; Soda Water Schweppes 330 ml sebesar Rp
305.078; Coca cola Zero 330 ml sebesar Rp 237.283; Tonic Water
Schweppes 330 ml sebesar Rp 248.582; Ginger Ale Schweppes 330 ml
sebesar Rp 418.070; Coke Diet 300 ml sebesar Rp 203.386; Beer
Bintang 330 ml sebesar Rp 340.200; Water Equil (S) 760 ml sebesar Rp
257.400; dan Beer Corona 355 ml sebesar Rp 1.627.500. Selisih total
biaya pemesanan EOQ dengan aktual yaitu sebesar Rp 5.989.502,-
Tingginya biaya penyimpanan aktual disebabkan oleh banyaknya
persediaan yang ada di gudang. Persediaan ini berasal dari pembelian
yang berlebihan, sehingga pada akhir periode banyak tersisa barang-
barang persediaan yang belum digunakan. Bersadarkan hasil
65
wawancara dengan pihak purchasing dan storekeeper menyebutkan
bahwa tingginya pembelian bahan dasar beverage pada bulan Desember
yang menyebabkan nilai penyimpanan menjadi besar. Pembelian barang
persediaan pada bulan Desember selalu dilebihkan dari bulan-bulan
sebelumnya karena pada bulan tersebut terdapat banyak event sehingga
pihak storekeeper melebihkan pesanan untuk berjaga-jaga apabila ada
kebutuhan mendadak. Namun pada akhir periode didapati bahwa
barang persediaan yang dibeli tidak dibeli secara efisien sehingga
menyebabkan banyaknya barang yang tersisa. Sedangkan untuk
pembelian barang terendah rata-rata terjadi pada bulan September,
karena tidak terlalu banyak event yang diadakan di hotel. Berdasarkan
keseluruhan perhitungan nilai biaya penyimpanan, dapat dilihat bahwa
biaya penyimpanan dengan metode EOQ lebih ekonomis dibanding
biaya penyimpanan aktual.
Setelah mengetahui biaya pemesanan dan biaya penyimpanan maka
didapatkan hasil perhitungan pembelian EOQ dan pembelian aktual
pada bahan dasar beverage. Dapat dilihat pada tabel 4.10 yaitu
perbandingan total pembelian (unit) dan biaya pembelian aktual pada
bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml sebanyak 17.800 botol
dengan biaya pembelian sebesar Rp 146.850.000; Water Equil (S) 380
ml sebanyak 7.940 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp
74.239.000; Coca cola can 330 ml sebanyak 5.160 can dengan biaya
pembelian sebesar Rp 24.293.280; Water Equil (N) 760 ml sebanyak
4.680 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp 61.776.000; Soda
66
Water Schweppes 330 ml sebanyak 4.440 can dengan biaya pembelian
sebesar Rp 20.903.520; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 3.480 can
dengan biaya pembelian sebesar Rp 16.383.840; Tonic Water
Schweppes 330 ml sebanyak 3.240 can dengan biaya pembelian sebesar
Rp 15.253.920; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 2.856 can
dengan biaya pembelian sebesar Rp 13.446.048; Coke Diet 300 ml
sebanyak 2.064 can dengan biaya pembelian sebesar Rp 9.717.312;
Beer Bintang 330 ml sebanyak 1.920 can dengan biaya pembelian
sebesar Rp 30.240.000; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 1.620 botol
dengan biaya pembelian sebesar Rp 23.166.000; dan Beer Corona 355
ml sebanyak 1.440 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp
55.800.000.-
Lalu setelah penulis menghitung dengan menerapkan metode
economic order quantity (EOQ) maka didapatlah perhitungan
pembelian EOQ (unit) dan biaya pembelian yang ekonomis dimana
bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml sebanyak 16.415 botol
dengan biaya pembelian sebesar Rp 135.423.750; Water Equil (S) 380
ml sebanyak 6.912 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp
64.627.200; Coca cola can 330 ml sebanyak 4.606 can dengan biaya
pembelian sebesar Rp 21.685.048; Water Equil (N) 760 ml sebanyak
4.462 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp 58.898.400; Soda
Water Schweppes 330 ml sebanyak 3.874 can dengan biaya pembelian
sebesar Rp 18.238.792; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 2.904 can
dengan biaya pembelian sebesar Rp 13.672.032; Tonic Water
67
Schweppes 330 ml sebanyak 2.772 can dengan biaya pembelian sebesar
Rp 13.050.576; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 1.926 can
dengan biaya pembelian sebesar Rp 9.067.608; Coke Diet 300 ml
sebanyak 1.560 can dengan biaya pembelian sebesar Rp 7.344.480;
Beer Bintang 330 ml sebanyak 1.744 can dengan biaya pembelian
sebesar Rp 27.468.000; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 1.470 botol
dengan biaya pembelian sebesar Rp 21.021.000; dan Beer Corona
355ml sebanyak 1.026 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp
39.757.500,-
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tingginya kuantitas
pembelian bahan dasar beverage disebabkan oleh pembelian yang
tinggi pada bulan Desember karena banyaknya event. Untuk kuantitas
pembelian bulan-bulan lainnya pihak purchasing melakukan pembelian
dengan melihat pola pembelian dari periode sebelumnya dan juga
bersadarkan calendar of event yang ada di hotel. Selisih total pembelian
EOQ dengan aktual sebanyak sejumlah Rp 40.855.034. Maka dari itu
penerapan metode EOQ pada pembelian bahan dasar beverage di Hotel
Grand Hyatt Jakarta lebih ekonomis.
Selain total biaya pembelian, didapatkan pula hasil perhitungan total
biaya persediaan. Total biaya persediaan didapatkan dengan
menjumlahkan biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan. Tabel 11
merupakan total biaya persediaan bahan dasar beverage tanpa
menggunakan metode EOQ atau biaya persediaan aktual. Dapat dilihat
nilai total biaya persediaan tertinggi adalah item Water Equil (N) 380
68
ml sebesar Rp 14.861.000 sedangkan total biaya persediaan terendah
adalah item Coke Diet 300 ml yaitu sebesar Rp 1.054.231,-
Selanjutnya di tabel 22 merupakan total biaya persediaan bahan
dasar beverage dengan menggunakan perhitungan metode EOQ. Total
biaya persediaan dengan metode EOQ tertinggi adalah untuk item
Water Equil (N) 380 ml sebesar Rp 13.822.597 sedangkan total biaya
persediaan terendah adalah Coke Diet 300 ml sebesar Rp 814.312,-
Sehingga dapat dilihat nilai variance untuk nilai total biaya
persediaan seluruh sampel bahan dasar beverage yaitu untuk Water
Equil (N) 380 ml sebesar Rp 1.038.403; Water Equil (S) 380 ml sebesar
Rp 904.958; Coca cola can 330 ml sebesar Rp 292.142; Water Equil
(N) 760 ml sebesar Rp 264.771; Soda Water Schweppes 330 ml sebesar
Rp 328.511; Coca cola Zero 330 ml sebesar Rp 290.710; Tonic Water
Schweppes 330 ml sebesar Rp 282.827; Ginger Ale Schweppes 330 ml
sebesar Rp 466.593; Coke Diet 300 ml sebesar Rp 239.919; Beer
Bintang 330 ml sebesar Rp 303.790; Water Equil (S) 760 ml sebesar Rp
286.648; dan Beer Corona 355 ml sebesar Rp 1.561.744. Selisih total
biaya persediaan EOQ dengan aktual yaitu sebesar Rp 6.261.016,-.
Nilai ini membuktikan bahwa biaya persediaan dengan metode EOQ
lebih ekonomis dan efisien dibanding tanpa menggunakan metode
EOQ.
Selain tabel diatas, bukti bahwa pembelian bahan dasar beverage
dengan menggunakan EOQ lebih ekonomis adalah dapat dilihat di tabel
24. Tabel 24 merupakan selisih pengendapan bahan dasar beverage
69
setelah dilakukan perhitungan dengan metode EOQ. Dapat dilihat nilai
selisih antara pemakaian aktual dengan pembelian dengan EOQ untuk
Water Equil (N) 380 ml sebanyak 105 botol atau senilai Rp 866.250;
Water Equil (S) 380 ml sebanyak 128 botol atau senilai Rp 1.196.800;
Coca cola can 330 ml sebanyak 26 can atau senilai Rp 122.408; Water
Equil (N) 760 ml sebanyak 62 botol atau senilai Rp 818.400; Soda
Water Schweppes 330 ml sebanyak 82 can atau senilai Rp 386.056;
Coca cola Zero 330 ml sebanyak 72 can atau senilai Rp 338.976; Tonic
Water Schweppes 330 ml sebanya 60 can atau senilai Rp 282.480;
Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 42 can atau senilai Rp
197.736; Coke diet 300 ml sebanyak 72 can atau senilai Rp 338.976;
Beer Bintang 330 ml sebanyak 40 can atau senilai Rp 630.000; Water
Equil (S) 760 ml sebanyak 30 botol atau senilai Rp 429.000; dan Beer
Corona 355 ml sebanyak 6 botol atau senilai Rp 232.500.
Total selisih pengendapan di gudang setelah diterapkan metode EOQ
adalah sejumlah Rp. 1.919.510 sedangkan pengendapan awal seperti
yang dapat dilihat di tabel 1 yaitu sejumlah Rp 59.895.024. Nilai ini
membuktikan bahwa dengan melakukan pembelian bahan dasar
beverage dengan metode EOQ, dapat mengurangi kelebihan barang di
akhir periode sehingga tidak terjadi penumpukan bahan dasar di
gudang.
70
2. Hasil Analisis Persediaan Pengaman
Pada analisis safety stock seperti yang dapat dilihat di table 25
dibutuhkan perhitungan pemakaian rata-rata bahan dasar beverage dan juga
lead time. Pemakaian rata-rata didapatkan dari total pemakaian selama 6
bulan mulai Juli – Desember 2018 dibagi dengan jumlah hari selama 6
bulan tersebut. Sedangkan untuk lead time ditentukan 2 hari sejak dilakukan
pemesanan sampai barang tiba di gudang.
Setelah mengetahui pemakaian rata-rata dan juga lead time maka
didapatkan nilai safety stock untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil
(N) 380 ml sebanyak 180 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 77 botol;
Coca cola can 330 ml sebanyak 50 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak
49 botol; Soda Water Schweppes 330 ml sebanyak 41 can; Coca cola Zero
330 ml sebanyak 32 can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 29 can;
Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 21 can; Coke Diet 300 ml
sebanyak 18 can; Beer Bintang 330 ml sebanyak 19 can; Water Equil (S)
760 ml sebanyak 16 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 11 botol.
Pada tabel 26 dan grafik 1 dapat dilihat selisih nilai safety stock dengan
menggunakan EOQ dan safety stock aktual. Selisih ini disebabkan oleh nilai
safety stock aktual yang terlalu besar. Nilai safety stock yang besar menurut
purchasing dan storekeeper berasal dari tingkat pemakaian rata-rata periode
sebelumnya dan juga besarnya pembelian. Selisih nilai safety stock untuk
bahan dasar beverage yaitu Water Equil (N) 380 ml sebanyak 313 botol;
Water Equil (S) 380 ml sebanyak 656 botol; Coca cola can 330 ml sebanyak
470 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak 411 botol; Soda Water
71
Schweppes 330 ml sebanyak 135 can; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 176
can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 123 can; Ginger Ale
Schweppes 330 ml sebanyak 283 can; Coke Diet 300 ml sebanyak 62 can;
Beer Bintang 330 ml sebanyak 133 can; Water Equil (S) 760 ml sebanyak
56 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 129 botol.
Berdasarkan keseluruhan perhitungan nilai safety stock, dapat dilihat
bahwa perhitungan safety stock dengan metode EOQ lebih efisien dibanding
perhitungan safety stock yang diterapkan di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
3. Hasil Analisis Lead Time
Pada analisis anticipated lead time yang dapat dilihat di tabel 27,
perhitungannya merupakan hasil perkalian antara usage rate dengan lead
time. Anticipated lead time demand merupakan nilai antisipasi persediaan
barang saat dalam masa tenggang waktu.
Nilai anticipated lead time demand untuk bahan dasar beverage selama
6 bulan yaitu Water Equil (N) 380 ml sebanyak 180 botol; Water Equil (S)
380 ml sebanyak 77 botol; Coca cola can 330 ml sebanyak 50 can; Water
Equil (N) 760 ml sebanyak 49 botol; Soda Water Schweppes 330 ml
sebanyak 41 can; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 32 can; Tonic Water
Schweppes 330 ml sebanyak 29 can; Ginger Ale Schweppes 330 ml
sebanyak 21 can; Coke Diet 300 ml sebanyak 18 can; Beer Bintang 330 ml
sebanyak 19 can; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 16 botol; dan Beer
Corona 355 ml sebanyak 11 botol.
72
Nilai tersebut merupakan jumlah ideal yang diperlukan oleh hotel
selama barang persediaan masih dalam proses pengiriman agar operasional
tidak terganggu karena kekurangan bahan dasar selama masa tenggang
waktu. Setelah itu dilakukan perhitungan selisih anticipated lead time
demand, seperti yang dapat dilihat pada tabel 28 yang merupakan selisih
nilai anticipated lead time demand dengan menggunakan EOQ dan
anticipated lead time demand aktual. Selisih nilai anticipated lead time
demand untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil (N) 380 ml sebanyak
187 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 79 botol; Coca cola can 330 ml
sebanyak 53 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak 52 botol; Soda Water
Schweppes 330 ml sebanyak 43 can; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 34
can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 31 can; Ginger Ale
Schweppes 330 ml sebanyak 23 can; Coke Diet 300 ml sebanyak 18 can;
Beer Bintang 330 ml sebanyak 19 can; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 16
botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 12 botol.
Berdasarkan keseluruhan perhitungan nilai anticipated lead time
demand, dapat dilihat bahwa perhitungan anticipated lead time demand
dengan menerapkan metode EOQ dinilai lebih efisien daripada perhitungan
anticipated lead time demand yang diterapkan di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
4. Hasil Analisis Titik Pemesanan Kembali
Pada analisis reorder point seperti yang dapat dilihat di tabel 29
dibutuhkan perhitungan dari hasil penjumlahan nilai pemakaian rata-rata
dikali lead time lalu dijumlahkan dengan nilai safety stock. Nilai reorder
73
point artinya nilai atau jumlah unit dimana nilai unit tersebut sudah berada
pada titik untuk melakukan pemesanan kembali agar tidak terjadi
kekosongan stok barang.
Untuk nilai reorder point untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil
(N) 380 ml sebanyak 359 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 153 botol;
Coca cola can 330 ml sebanyak 101 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak
98 botol; Soda Water Schweppes 330 ml sebanyak 82 can; Coca cola Zero
330 ml sebanyak 65 can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 59 can;
Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 43 can; Coke Diet 300 ml
sebanyak 35 can; Beer Bintang 330 ml sebanyak 37 can; Water Equil (S)
760 ml sebanyak 31 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 22 botol.
Nilai tersebut merupakan jumlah ideal untuk melakukan pemesanan
selanjutnya agar kebutuhan operasional dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya kekurangan barang maupun penumpukan barang di akhir periode.
Nilai reorder point aktual yang tinggi disebabkan oleh tingginya nilai safety
stock yang ditetapkan di awal, berdasarkan wawancara dengan purchasing
dan storekeeper.
Selanjutnya, seperti yang dapat dilihat pada tabel 30 merupakan selisih
nilai reorder point dengan menggunakan EOQ dan reorder point aktual.
Selisih nilai reorder point untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil
(N) 380 ml sebanyak 500 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 736 botol;
Coca cola can 330 ml sebanyak 523 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak
463 botol; Soda Water Schweppes 330 ml sebanyak 178 can; Coca cola
Zero 330 ml sebanyak 210 can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak
74
154 can; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 306 can; Coke Diet 300
ml sebanyak 80 can; Beer Bintang 330 ml sebanyak 152 can; Water Equil
(S) 760 ml sebanyak 72 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 141 botol.
Berdasarkan keseluruhan perhitungan nilai reorder point, dapat dilihat
bahwa perhitungan reorder point dengan menerapkan metode EOQ dinilai
lebih efisien daripada perhitungan safety stock yang diterapkan di Hotel
Grand Hyatt Jakarta.
75
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengendalian bahan
dasar beverage menggunakan metode Economic Order Quantity, penulis
merumuskan beberapa simpulan antara lain:
1. Hasil perhitungan sebelum menggunakan metode economic order quantity
pada Hotel Grand Hyatt Jakarta menunjukan bahwa total biaya persediaan
dengan menggunakan perhitungan aktual atau yang sudah terjadi lebih besar
daripada hasil perhitungan dengan menggunakan metode economic order
quantity dengan selisih sebesar Rp 6.456.453. Metode economic order
quantity mampu meminimalkan biaya pemesanan dan penyimpanan
sehingga total biaya persediaan bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt
Jakarta lebih efisien dan penumpukan bahan dasar yang terjadi berkurang
sejumlah Rp 57.975.514 dibandingkan dengan penumpukan bahan dasar di
data awal penelitian sehingga metode ini dapat diterapkan dalam proses
pengendalian persediaan bahan dasar beverage. Dengan menggunakan
metode EOQ hotel dapat mengetahui berapa banyak bahan dasar yang harus
dibeli, waktu pemesanan yang tepat, dan berapa kali harus memesan, karena
hal-hal tersebut akan mempengaruhi biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan barang persediaan dalam hal ini khususnya bahan dasar
beverage.
76
2. Pihak storekeeper dan purchasing Hotel Grand Hyatt Jakarta sebelumnya
tidak menentukan batas maksimal dan minimal bahan dasar beverage di
gudang, namun sudah mempunyai perhitungan dalam menetapkan safety
stock. Safety stock digunakan sebagai jumlah ideal bahan dasar beverage di
gudang saat bahan dasar tersebut masih dalam proses pemesanan, sehingga
tidak terjadi kekurangan persediaan. Namun dalam penetapan safety stock
oleh pihak hotel, jumlah persediaan pengamannya dirasa terlalu banyak
karena dipengaruhi oleh pembelian yang berlebih. Setelah dilakukan
perhitungan dengan metode EOQ, didapatkan hasil yaitu jumlah yang lebih
kecil untuk safety stock bahan dasar beverage di gudang dibandingkan
dengan jumlah safety stock awal yang ditetapkan oleh hotel sehingga
metode ini mampu menimimalisir jumlah safety stock yang dimiliki untuk
menunjang operasional hotel.
3. Dalam penetapan anticipated lead time demand dibutuhkan nilai pemakaian
rata-rata dan lead time atau waktu tunggu barang saat dalam pemesanan.
Anticipated lead time demand digunakan untuk menentukan nilai persediaan
selama bahan dasar beverage masih dalam proses pemesanan atau
pengiriman dari supplier. Anticipated lead time demand yang ditentukan
oleh hotel nilainya lebih besar dibandingkan dengan nilai anticipated lead
time demand yang sudah dihitung dengan metode EOQ sehingga dengan
adanya metode EOQ mampu mengefisiensikan jumlah anticipated lead time
demand yang dibutuhkan hotel selama masa tunggu saat pemesanan.
4. Reorder point adalah titik dimana barang harus dipesan kembali dengan
mempertimbangkan safety stock dan waktu pengiriman. Dalam menentukan
77
reorder point didapatkan dari hasil penjumlahan safety stock dengan
perkalian antara pemakaian rata-rata dan lead time. Nilai reorder point yang
ditentukan oleh hotel cukup tinggi karena dipengaruhi oleh nilai safety stock
dan anticipated lead time yang tinggi. Setelah metode EOQ diterapkan
dalam perhitungan reorder point, metode ini mampu mengendalikan jumlah
reorder point pada bahan dasar beverage sehingga menjadi lebih ideal
dibandingkan dengan jumlah reorder point sebelum digunakan metode
EOQ.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penulis mencoba memberikan
beberapa rekomendasi untuk Hotel Grand Hyatt Jakarta dalam melakukan
pengendalian persediaan bahan dasar beverage. Berikut beberapa rekomendasi
yang disarankan oleh penulis, yaitu:
1. Dalam penerapan pengendalian bahan dasar beverage sebaiknya Hotel
Grand Hyatt Jakarta melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan
yang selama ini dijalankan lalu menetapkan standar agar sesuai dengan
kebutuhan operasional. Salah satu standar yang bisa digunakan adalah
dengan metode economic order quantity. Dengan perhitungan economic
order quantity pihak hotel dapat mengoptimalkan persediaan dan dapat
mengefisiensikan biaya persediaan.
2. Sebaiknya pihak purchasing dan storekeeper Hotel Grand Hyatt Jakarta
melakukan perhitungan kembali untuk mengetahui nilai safety stock,
anticipated lead time demand, dan reorder point yang optimal, yang dapat
78
digunakan untuk mengendalikan persediaan barang di gudang sehingga
penumpukan atau kekurangan bahan dasar tidak terjadi dan mengontrol
jumlah ekonomis untuk setiap jenis bahan dasar di gudang.
3. Bagi penelitian lebih lanjut mengenai topik sejenis sebaiknya menggunakan
metode lain dalam menganalisis perhitungan pengendalian bahan dasar
beverage yang mungkin menghasilkan hasil yang lebih efisien dari metode
Economic Order Quantity.
79
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, M. B. (2009). Manajemen Keuangan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Baridwan, Z. (2014). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.
Daft, R. (2010). Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, I. (2018). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gitosudarmo. (2014). Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE.
Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
Indrajit, R. E., & Djokopranoto, R. (2005). Manajemen Persediaan. Jakarta: PT
Grasindo.
Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Matz, A., & Usry, M. (2003). Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian.
Jakarta: Erlangga.
Muller, M. (2011). Essentials of Inventory Management. AMACOM.
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Rangkuti, F. (2007). Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta:
PT Raja Grafindo.
Ristono, A. (2013). Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Umar, H. (2008). Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
80
LAMPIRAN
20/02/2019 16:56
User : Marentha Stevani
Selections: PURCHASE REPORT
Buyer comp ID 4979
PO Type (Storeroom)
Purchase type (Beverage)
Received date Through 31/10/2018
_______
Sort By: Asc.
Asc.
Purchase order number PO Status
Invoice number Received date Product name UOM Order qty Rec'd qty Variance qty Unit price Extension
JAKGH0000034060 PO Closed
0048/06/05 5/6/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 840 840 0 Rp19,634 Rp16,492,560
JAKGH0000034059 PO Closed
0049/006/05 5/6/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,000 Rp3,600,000
0049/006/05 5/6/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 168 168 0 Rp19,375 Rp3,255,000
0049/006/05 5/6/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000
JAKGH0000039578 PO Closed
0101/03/08 3/8/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 600 600 0 Rp20,467 Rp12,280,200
JAKGH0000039296 PO Closed
0121/03/08 3/8/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 1 1 0 Rp1,398,000 Rp1,398,000
JAKGH0000039155 PO Closed
0122/03/08 3/8/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 24 24 0 Rp200,000 Rp4,800,000
JAKGH0000026234 PO Closed
01803-00672 16/03/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000
01803-00672 16/03/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 240 240 0 Rp19,634 Rp4,712,160
JAKGH0000026727 PO Closed
01803-01220 16/03/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000
01803-01220 16/03/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp19,634 Rp9,424,320
01803-01220 16/03/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000
JAKGH0000034750 PO Closed
0601/07/06 7/6/2018 Captain Morgan White Rum / 750ml / Btl BTL 12 12 0 Rp215,000 Rp2,580,000
JAKGH0000036460 PO Closed
0613/09/07 9/7/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 600 600 0 Rp19,634 Rp11,780,400
JAKGH0000036459 PO Closed
0614/09/07 9/7/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp13,250 Rp12,720,000
JAKGH0000036984 PO Closed
0614/09/07A 9/7/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 96 96 0 Rp1,300 Rp124,800
JAKGH0000039641 PO Closed
0654/07/08 7/8/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 240 240 0 Rp14,000 Rp3,360,000
JAKGH0000034760 PO Closed
0723/07/06 7/6/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000
JAKGH0000037259 PO Closed
0767/11/07 11/7/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 1 1 0 Rp1,398,000 Rp1,398,000
0767/11/07 11/7/2018 Beer Heineken Draught/30 Lt EA 1 1 0 Rp1,798,000 Rp1,798,000
JAKGH0000037236 PO Closed
0767/11/07A 11/7/2018 Empty barel bintang/EA BRL 1 1 0 Rp500,000 Rp500,000
0767/11/07A 11/7/2018 Empty Heineken Barrel/EA BRL 1 1 0 Rp500,000 Rp500,000
JAKGH0000044713 Partially received
1126/17/10 17/10/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 240 216 24 Rp20,208 Rp4,364,928
JAKGH0000042369 PO Closed
1140/10/09 10/9/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 720 720 0 Rp14,000 Rp10,080,000
1140/10/09 10/9/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,750 Rp3,780,000
JAKGH0000035466 PO Closed
1249/22/06 22/06/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 720 720 0 Rp13,250 Rp9,540,000
JAKGH0000035658 PO Closed
1249/22/06A 22/06/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 48 48 0 Rp1,300 Rp62,400
JAKGH0000035534 PO Closed
1353/21/06 21/06/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 24 24 0 Rp200,000 Rp4,800,000
JAKGH0000037380 PO Closed
1400/12/07 12/7/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp14,000 Rp13,440,000
JAKGH0000037372 PO Closed
1400/12/07a 12/7/2018 Crate Bintang Beer btl/EA CRT 27 27 0 Rp20,000 Rp540,000
1400/12/07a 12/7/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 648 648 0 Rp1,300 Rp842,400
JAKGH0000044929 PO Closed
1544/10/10 10/10/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 720 720 0 Rp20,467 Rp14,736,240
JAKGH0000044925 PO Closed
1545/10/10 10/10/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp14,000 Rp13,440,000
JAKGH0000044959 PO Closed
1545/10/10a 10/10/2018 Crate Bintang Beer btl/EA CRT 5 5 0 Rp20,000 Rp100,000
1545/10/10a 10/10/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 120 120 0 Rp1,300 Rp156,000
JAKGH0000035466 PO Closed
1555/25/06 25/06/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp19,375 Rp2,325,000
JAKGH0000040198 PO Closed
1617/13/08 13/08/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp20,208 Rp2,424,960
1617/13/08 13/08/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,750 Rp3,780,000
JAKGH0000032420 Partially received
1674/16/05 16/05/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 240 168 72 Rp19,375 Rp3,255,000
1674/16/05 16/05/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000
JAKGH0000022043 Partially received
1801-02925 24/01/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 3 3 0 Rp1,329,000 Rp3,987,000
JAKGH0000022762 PO Closed
1801-03806 5/2/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 360 360 0 Rp19,634 Rp7,068,240
1801-03806 5/2/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000
1801-03806 5/2/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp19,375 Rp2,325,000
JAKGH0000023477 Partially received
1802-00912 12/2/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000
JAKGH0000023910 Partially received
1802-01353 12/2/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,000 Rp3,600,000
JAKGH0000024238 PO Closed
1802-01822 17/02/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000
JAKGH0000025036 PO Closed
1802-02787 27/02/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp19,634 Rp9,424,320
JAKGH0000025599 PO Closed
1803- 00057 6/3/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000
1803- 00057 6/3/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000
JAKGH0000026824 PO Closed
1803-01363 15/03/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 48 48 0 Rp200,000 Rp9,600,000
JAKGH0000027738 PO Closed
1803-02746 23/03/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 240 240 0 Rp19,375 Rp4,650,000
1803-02746 23/03/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 2 2 0 Rp1,329,000 Rp2,658,000
1803-02746 23/03/2018 Beer Heineken Draught/30 Lt EA 1 1 0 Rp1,709,000 Rp1,709,000
JAKGH0000037897 PO Closed
1968/18/07 18/07/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp20,208 Rp2,424,960
1968/18/07 18/07/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,750 Rp3,780,000
JAKGH0000045270 PO Closed
2176/16/10 16/10/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 24 24 0 Rp200,000 Rp4,800,000
JAKGH0000033237 PO Closed
2190/21/05 21/05/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp13,250 Rp12,720,000
JAKGH0000043121 PO Closed
Grand Hyatt Jakarta
Selections:
In List
(Beverage
Store)
Storeroom location ID From 01/10/2018
Through
31/12/2018
Posted date
Storeroom Name Product name Posted date Description Inv count UOM Qty Unit price home Net home amt
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 5/10/2018 8:58 Receiving BTL 72 Rp2,350 Rp169,200
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 5/10/2018 16:30 REQ Fulfillment BTL -48 Rp2,350 -Rp112,800
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 9/10/2018 15:38 REQ Fulfillment BTL -48 Rp2,350 -Rp112,800
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 12/10/2018 9:24 Receiving BTL 72 Rp2,350 Rp169,200
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 16/11/2018 11:30:33 REQ Fulfillment BTL -96 Rp2,350 -Rp225,600
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 31/10/2018 00:16:53 Inventory BTL 0 Rp2,350 Rp0
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 29/11/2018 13:53:35 Inventory BTL 0 Rp2,350 Rp0
Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 28/12/2018 12:50:19 Inventory BTL 0 Rp2,350 Rp0
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 3/10/2018 16:21 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 3/10/2018 16:29 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/10/2018 8:58 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/10/2018 10:23 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/10/2018 16:33 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 9/10/2018 15:03 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 12/10/2018 15:39 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 16/10/2018 11:32:05 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 16/10/2018 12:30:40 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 17/10/2018 13:35:23 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/10/2018 09:01:45 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/10/2018 16:43:28 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/10/2018 14:51:06 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/10/2018 15:53:59 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 25/10/2018 11:18:58 REQ Fulfillment CAN -144 Rp4,708 -Rp677,952
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/10/2018 12:10:46 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/10/2018 10:31:38 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/10/2018 10:46:05 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:42 REQ Fulfillment CAN -72 Rp4,708 -Rp338,976
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:43 REQ Fulfillment CAN -72 Rp4,708 -Rp338,976
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:44 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:50 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
1/3/2019 17:57
User : Iwan Maulana
BEVERAGE STORE MOVEMENT
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 17:04 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/11/2018 10:28 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 6/11/2018 10:58 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 6/11/2018 15:03 REQ Fulfillment CAN -72 Rp4,708 -Rp338,976
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 8/11/2018 14:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 9/11/2018 11:32 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 9/11/2018 12:34 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 12/11/2018 10:29 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/11/2018 11:46:31 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/11/2018 12:05:23 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/11/2018 12:08:15 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 16/11/2018 11:48:20 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/11/2018 10:49:08 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/11/2018 15:36:35 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/11/2018 15:42:30 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/11/2018 14:34:33 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 07:41:22 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 11:36:43 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 14:22:34 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 15:02:35 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/11/2018 09:35:18 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/11/2018 13:49:19 REQ Fulfillment CAN -120 Rp4,708 -Rp564,960
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/11/2018 14:33:56 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 27/11/2018 11:00:00 REQ Fulfillment CAN -96 Rp4,708 -Rp451,968
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 30/11/2018 10:43:02 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 30/11/2018 11:26:18 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 10:55 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 10:58 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 11:06 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 11:11 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 11:13 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 6/12/2018 12:04 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 7/12/2018 11:07 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 13:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 13:58 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 14:00 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 14:02 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 14:20 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/12/2018 11:25:07 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 14/12/2018 10:45:13 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 14/12/2018 11:03:35 REQ Fulfillment CAN -96 Rp4,708 -Rp451,968
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 14/12/2018 11:11:10 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 17/12/2018 09:20:21 REQ Fulfillment CAN -120 Rp4,708 -Rp564,960
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 08:13:13 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 11:33:07 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 11:59:56 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 12:09:28 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:31:21 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:38:39 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:40:21 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:44:09 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 24/12/2018 10:07:40 Receiving CAN 480 Rp4,708 Rp2,259,840
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 09:54:54 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 12:58:37 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 13:04:42 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 13:10:13 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 13:12:28 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 14:16:09 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/10/2018 00:16:53 Inventory CAN 0 Rp4,708 Rp0
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 29/11/2018 13:53:35 Inventory CAN 0 Rp4,708 Rp0
Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 28/12/2018 12:50:19 Inventory CAN 0 Rp4,708 Rp0
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 3/10/2018 16:05 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 3/10/2018 16:29 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 5/10/2018 8:58 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 5/10/2018 16:30 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 9/10/2018 10:42 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 9/10/2018 15:38 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 12/10/2018 9:24 Receiving CAN 120 Rp4,708 Rp564,960
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 12/10/2018 15:39 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 16/10/2018 16:14:35 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 16/10/2018 16:20:46 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 19/10/2018 15:46:08 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 23/10/2018 15:53:59 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 26/10/2018 12:10:46 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 26/10/2018 12:24:15 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 31/10/2018 10:31:38 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 2/11/2018 16:50 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 2/11/2018 16:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 5/11/2018 10:28 Receiving CAN 120 Rp4,708 Rp564,960
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 10:55 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 11:54 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 15:01 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 15:03 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984
Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 8/11/2018 14:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992
VIII (delapan)
Bapak Iwan Setiawan
Director of Learning & Development
Grand Hyatt Jakarta
」akaれa, 13 」uii, 2019
KpdYth.
Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
STP NHI Bandung
J看・ Dr. Setiabudhi 186 Bandung
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Femanda Hutapea
Jabatan : Leaming & Development
Alamat : Jl. MH Thamrin Kav 28-30
No. Telp/HP yang dapat dihubungi : +62213901234 Ext.4704
Menyatakan bahwa nama mahasiswa tersebut di bawah ini :
Nama : Siti Tiara Bachtiar
N量M : 201520622
Program Studi : Administrasi Hotel
Telah selesai melaksanakan penelitian di tempat kami pada Januari 2019 s.d. Juli 2019 dalam rangka
menyusun Proyek Akhir dengan judul penelitian “Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Beveγage
dengan Metode EOQ di Grand Hyatt Jakarta”.
Demikian disampaikan’ataS Perhatiamya kami ucapkan terima kasih.
Leaming and Development
Mahasiswa yang bersangkutan,
囲Siti Tiara Bachtiar
N暮M: 201520622
S巨KOu湘T!NGGI PARi潮SATA
BA関DUNG
『e歌納雌帥駅B醐副NGAN PROYEKI TUGAS AK輔R
KENTENTUAN二
1 ・ Fo「mu師I d嶺mpan oIeh yang be了Sang姐an. 1’血k dise掘hkan ke KomIsi Bimbjngan Karya tu隠di Bagfan Adminit,aSj rid。mik
& Ke調ahas忘胴an pada調a舗厭同劇場され.
2・ P倒調節刷喝働W和訓胎∩能的圃鴨的m u「aia両e9融…ne叩9畑鵬te時an9 d鵬a「aka岬da se!iap pe加請uan.
3・ Pembimbing diwajibkan pe説nda taru即i ‘o'mu鮎rri pada koIom yang disediakan.
4. Apabila kedua Pembirlbing menyetqu proyek佃gas hi un(uk diajukan ke Panitia Ujian Negara, Maka pada masa bimbingan.
kedua pemiIT‘bing diwajibkan membubuhkan 'aI`da tangan perse叫uannya.
5・ Hanya proyekAugas akhir yang te-ah mendapatkan perse叫an kedua pembinbin9 yang bchak diajukan ke Dewa岬an Sidang.
Nama
N工M
i尊重o鴫虹的「
のie堆め裏書
HAR l/TAN G GAし
同州S ,
7 f強調肩章01今
紺α0 ,1’
ゆ向けuo高 めI〇
九肌の十I
O8画のiせf至O「ク
おらu ,
「3 M晒†丸0吟
にの順l∫子
母口M 4へげ∴ ♀○り
P「og「a爪Studi
」u几崎an
岬田申しp恥OY各駅′T細く託時節紀聞駅
甲eN6恥印小鼻N離耗D命A〕 B細心巾的く碑BeV排命6嘗
DビN6AN Mモ職場e e①N〇時C O閃電やQU代NTI丁Y C鞠)
D( l恥恥D晒丁で コへに帥
函刈
恥Spl訊一句
URAIAN KEGIATAN TANDA TANGAN
P∈MB章MBING
喩卵u命h友∩呼小曲l晒∩ Ⅶ派も頂捕
軸勺の♪柏n d飢陣小島トの」伽、色調もま
R肌§こらaら鼻祖 即明的∩鎚戚
龍州南“庭瑚〕まっま′ろ
能小出-の_跡やnのl 優もら食言
HARl/r「ANGGAし 俵$���莇Tt��D���TANDATANGAN PEMB剛B冊G
Koo心, 年駿れa百雷②珍 よく抑巾, I8帥青さ0り 俯(�レ���8*���Xコ白�+ノTァX,ニ�9Jクフクエ�-�4估8����Rテ��蹣y霄���リネオH.hオ�:俚ク,ニ�&�.x-ツ�|vWi=ィ涕ネンx*(8h�ネリHコ�,ネ����*B�α α
K山∴l古 く舟的噛まOlり l嵩一利。 刄ソ αl
Kの棚/
町m鱒オ王olク
壷m,乃句中圧DI9
物品I千Me肯OI9
劇優的,暮れ読剃ら
ぬl町1 3高科9
脚回航初音 却五 8履 王-う
弛小的 UP 虞のハ 障V所
〇、氷u缶)u九十少
臥m掠り帥♭ク♭与る′
‰直弘日当
‘ Dis?tUjui Diajukan
Kepad3 Panitia ujian Sidang Nena「2
Untuk mengikuti Ujian Sidatlg Pe「iode.
Pembimbino !!
図
22%SIMILARITY INDEX
14%INTERNET SOURCES
3%PUBLICATIONS
20%STUDENT PAPERS
1 6%
2 1%
3 1%
4 1%
5 1%
6 1%
7 1%
8 1%
Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Beverage denganMetode EOQORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
Submitted to Sekolah Tinggi PariwisataBandungStudent Paper
guruakuntansi.co.idInternet Source
Submitted to Politeknik Negeri BandungStudent Paper
Submitted to Universitas Putera BatamStudent Paper
pt.scribd.comInternet Source
repository.ipb.ac.idInternet Source
Submitted to Unika SoegijapranataStudent Paper
eprints.umm.ac.idInternet Source
BIODATA
A. Data Pribadi
Nama : Siti Tiara Bachtiar
NIM : 201520622
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Juni 1997
Agama : Islam
Alamat : Jl. Raya TPA Blok Rambutan No. 95
Cipayung, Depok, Jawa Barat
B. Pendidikan
STP NHI Bandung 2015 – 2019
SMK Negeri 3 Denpasar 2012 – 2015
SMP Negeri 7 Denpasar 2009 – 2012
SD Muhammadiyah 3 Denpasar 2003 – 2009
C. Pengalaman Kerja
Grand Hyatt Jakarta
Finance Trainee Juli 2018 – Januari 2019
Hotel Indonesia Kempinski Jakarta
Front Office Trainee Januari 2017 – Juli 2017
Palloma Hotel Kuta
Food Production Trainee Juni 2013 – November 2013