+ All Categories
Home > Documents > PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

Date post: 12-Jan-2017
Category:
Upload: donguyet
View: 215 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
1 PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK MENGUKUR KEPUASAN MASYARAKAT TERKAIT PENERAPAN PROGRAM CSR Fifi Swandari 1 ; M Riza Firdaus 2 1 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, email: fifiswandari@yahoo,com 2 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, email: [email protected] ABSTRACT: The purpose of this study was to determine what factors can be used to assess the success of CSR programs from the perspective of the people who were targeted CSR programs . Second, determine the level of community satisfaction related CSR program that is already running . Design research is exploratory research . The population of study was the people in village around the company who have been given CSR program by PT . JBG and PT WBM . Fifty five respondents were obtained from the two companies. The results showed that the Eco - Social factors are the main factors that are considered important by society when assessing a company's CSR program, followed by Social factors, Environmental and Economic. Results related to community satisfaction index CSR program showed a high level of satisfaction. Other findings obtained is: not all CSR program are successful. Factors supporting the success of CSR are: the seriousness of the company's CSR program, the support of government officials and other institutions, and that is very important is the motivation to succeed from CSR program beneficiaries. Keywords-CSR, Explanatory Factor Analysis, Satisfaction Index. Latar Belakang Produksi minyak mentah Indonesia mengalami trend penurunan mulai dari tahun 1996 sampai tahun 2008. Alternatif energi lain tentu saja adalah sumber energi bukan migas seperti usaha pertambangan batubara. Peningkatan produksi batubara menunjukkan trend yang meningkat. Sektor pertambangan merupakan sektor berrisiko tinggi karena sering terjadi kecelakaan seperti kebakaran, tanah longsor, pencemaran lingkungan dan lainnya. Sektor ini membutuhkan modal besar, berjangka panjang dan memberikan imbal hasil yang lambat. Bisnis pertambangan diatur dengan regulasi yang ketat, membawa pengaruh besar terhadap masyarakat dan selalu terkait dan berpotensi terkena dampak negatif dan volatilitas pasar komoditas dalam hal biaya dan pendapatan, Sektor pertambangan juga berpotensi menimbulkan masalah lingkungan. Salah satu isu penting dalam sektor pertambangan masalah kerusakan lingkungan dan dampak yang ditimbulkannya pada masyarakat sekitar tambang. Hal tersebut diupayakan untuk dikurangi dengan penerapan UU No 40 tentang PT yang salah satu pasalnya mengharuskan perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility atau CSR.
Transcript
Page 1: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

1

PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUKMENGUKUR KEPUASAN MASYARAKAT TERKAIT

PENERAPAN PROGRAM CSR

Fifi Swandari1; M Riza Firdaus21Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, email: fifiswandari@yahoo,com2Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, email: [email protected]

ABSTRACT: The purpose of this study was to determine what factors can be used to assessthe success of CSR programs from the perspective of the people who were targeted CSRprograms . Second, determine the level of community satisfaction related CSR program that isalready running . Design research is exploratory research . The population of study was thepeople in village around the company who have been given CSR program by PT . JBG and PTWBM . Fifty five respondents were obtained from the two companies. The results showed thatthe Eco - Social factors are the main factors that are considered important by society whenassessing a company's CSR program, followed by Social factors, Environmental andEconomic. Results related to community satisfaction index CSR program showed a high levelof satisfaction. Other findings obtained is: not all CSR program are successful. Factorssupporting the success of CSR are: the seriousness of the company's CSR program, thesupport of government officials and other institutions, and that is very important is themotivation to succeed from CSR program beneficiaries.Keywords-CSR, Explanatory Factor Analysis, Satisfaction Index.

Latar BelakangProduksi minyak mentah Indonesia mengalami trend penurunan mulai dari tahun 1996

sampai tahun 2008. Alternatif energi lain tentu saja adalah sumber energi bukan migas

seperti usaha pertambangan batubara. Peningkatan produksi batubara menunjukkan

trend yang meningkat.

Sektor pertambangan merupakan sektor berrisiko tinggi karena sering terjadi

kecelakaan seperti kebakaran, tanah longsor, pencemaran lingkungan dan lainnya.

Sektor ini membutuhkan modal besar, berjangka panjang dan memberikan imbal hasil

yang lambat. Bisnis pertambangan diatur dengan regulasi yang ketat, membawa

pengaruh besar terhadap masyarakat dan selalu terkait dan berpotensi terkena dampak

negatif dan volatilitas pasar komoditas dalam hal biaya dan pendapatan,

Sektor pertambangan juga berpotensi menimbulkan masalah lingkungan. Salah satu

isu penting dalam sektor pertambangan masalah kerusakan lingkungan dan dampak

yang ditimbulkannya pada masyarakat sekitar tambang. Hal tersebut diupayakan

untuk dikurangi dengan penerapan UU No 40 tentang PT yang salah satu pasalnya

mengharuskan perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility atau CSR.

Page 2: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

2

Hal tersebut tentu saja tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan karena pada

dasarnya perusahaan juga memiliki tujuan yang lain selain keuntungan yaitu

memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat.

Ukuran keberhasilan program CSR selama ini sering diukur dengan indikator

keuangan seperti Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Profit Margin

(PM) maupun alat ukur keuangan lain. Contohnya adalah penelitian berikut. Penelitian

dari Cochran dan Wood (1984) menunjukan masih terdapat hubungan yang positif

antara CSR dengan kinerja perusahaan. Hasil tersebut didukung oleh Harjoto dan Jo

(2011) yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh pada kinerja operasi dan nilai

perusahaan. Hasil hubungan CSR dan kenerja pada posisi netral dikemukakan oleh

Mc. Williams dan Sregel (2000).

Penelitian ini menggunakan metoda baru dalam menilai keberhasilan penerapan CSR

pada sebuah perusahaan. Metoda tersebut akan menilai tingkat kepuasan masyarakat

terkait program CSR yang dilakukan perusahaan. Metoda ini diadopsi dari bidang

manajemen pemasaran saat penilaian tingkat kepuasan konsumen.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mengembangkan alat ukur yang

dapat digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan program CSR di perusahaan

tambang di Kalimantan Selatan dilihat dari sudut pandang masyarakat yang menjadi

sasaran program CSR tersebut. Tujuan ini dilakukan dengan menentukan faktor-

faktor apa yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan program CSR di

perusahaan tambang di Kalimantan Selatan dilihat dari sudut pandang masyarakat

yang menjadi sasaran program CSR. Kedua, menentukan tingkat kepuasan masyarakat

terkait program CSR yang sudah berjalan.

Hal yang sering dilupakan adalah kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan

dalam hal ini di sekitar lokasi pertambangan. Hal ini sering memicu demonstrasi

masyarakat. Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan mengingat hasil penelitian

akan mampu mengurangi konflik perusahaan dengan masyarakat sekitar perusahaan

tambang.

Page 3: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

3

Tinjauan LiteraturPertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

perhatian terhadap lingkungan dan sosial dalam operasinya dan interaksinya dengan

stakeholders. CSR merupakan komitmen usaha untuk terus bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan ikut dalam meningkatkan ekonomi, kualitas hidup dari

karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kualitas masyarakat secara luas (The

World Bussiness Council for Sustainable Development (WBCSD).

Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu kewajiban

yang harus dilaksanakan oleh perusahaan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan isi pasal

74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang membahas

tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berlaku bagi perseroan yang

mengelola/memiliki dampak terhadap sumberdaya alam dan tidak dibatasi

kontribusinya serta dimuat dalam laporan keuangan. Undang-undang tersebut

mewajibkan industri atau perusahaan untuk menerapkan program CSR. Industri dan

perusahaan berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan

mempertimbangkan pula faktor sosial dan lingkungan sekitar.

CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”. Suatu perusahaan yang

ingin menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development)

harus memperhatikan Triple P yaitu profit, planet, and people. P pertama merupakan

singkatan dari “profit” sebagai wujud aspek ekonomi, P kedua singkatan dari “planet”

sebagai wujud aspek lingkungan dan P ketiga singkatan dari “people” sebagai wujud

aspek sosial. Triple Bottom Line meliputi kesejahteraan atau kemakmuran ekonomi

(economic prosperity), peningkatan kualitas lingkungan (environmental quality) dan

keadilan sosial (social justice). Triple Bottom Line terdiri dari aspek keuangan, aspek

sosial dan aspek lingkungan perusahaan.

CSR dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah

iklim bisnis yang makin sarat kompetisi. CSR dapat memberi banyak keuntungan

(Susiloadi, 2008). Pertama, peningkatan profitabilitas bagi perusahaan dan kinerja

finansial yang lebih baik. Kedua, menurunkan risiko benturan dengan komunitas

masyarakat sekitar. Substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat

Page 4: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

4

keberlanjutan perusahaan itu sendiri disebuah kawasan, dengan jalan membangun

kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi oleh perusahaan. Ketiga, mampu

meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat dipandang sebagai social marketing

bagi perusahaan tersebut yang juga merupakan bagian dari pembangunan citra

perusahaan (corporate image building). Social Marketing akan dapat memberikan

manfaat dalam pembentukan brand image suatu perusahaan.

Hubungan antara CSR dan profitabilitas perusahaan dapat dikatakan belum jelas.

Sebagian beranggapan bahwa penerapan CSR dapat meningkatkan profitabilitas

sebagian lagi sebaliknya. Penerapan CSR dapat meningkatkan profitabilitas karena

beberapa hal. Pertama, citra atau reputasi perusahaan, penerapan CSR yang benar dan

berkelanjutan dapat membuat citra perusahaan meningkat. Citra yang baik dapat

meningkatkan keuntungan bagi perusahaan karena investor percaya perusahaan dapat

mengelola dana untuk meningkatkan keuntungan tanpa mengesampingkan aspek

lingkungan dan sosial. Kedua, mengurangi biaya, artinya biaya yang dikeluarkan

akan berkurang dalam hal ini biaya yang harus ditanggung karena kasus lingkungan

dan sosial akibat kelalaian perusahaan. Ketiga, meningkatkan produktivitas, yaitu

perusahaan yang memberikan bantuan kepada karyawannya (bagian CSR) dapat

meningkatkan kinerja dan kualitas kerja karyawan. Keempat, memperbesar

kemungkinan untuk mendapat insentif-insentif lain seperti insentif pajak. Insentif

pajak dapat mempengaruhi investor untuk menanamkan modalnya.

Ukuran kinerja dengan menggunakan kinerja keuangan untuk menilai dampak

penerapan CSR relative memadai bagi para pemegang saham, namun tidak bagi

masyarakat sekitar tambang. Mereka yang paling berrisiko terkena dampak negatif

dari kerusakan lingkungan. Oleh karenanya perlu dikembangkan ukuran yang lain.

Manajemen pemasaran memandang CSR sebagai investasi bukan biaya. Sebagai

investasi maka pelaksanaan program CSR akan memberikan keuntungan bagi

perusahaan. Keuntungan yang didapat berupa terciptanya citra positif perusahaan di

mata konsumen maupun di masyarakat pada umumnya. Konsumen dibeberapa negara

bahkan menunjukkan sikap memboikot produk suatu perusahaan yang tidak

melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Sebaliknya mereka membeli dan

Page 5: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

5

menyarankan kepada orang lain untu membeli produk yang berasal dari perusahaan

yang telah melaksanakan CSRnya dengan baik.

Gambaran ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler (2005) yang

menyatakan bahwa CSR dapat digunakan untuk membangun positioning merek,

mendongkrak penjualan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan loyalitas karyawan,

mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan daya tarik korporat di mata

investor.

CSR diperkirakan mampu memberikan manfaat yang demikian besar, maka sudah

sewajarnya kepuasan masyarakat yang menjadi sasaran program CSR harus dapat

dipenuhi. Masyarakat yang seperti ini bisa dianggap sebagai konsumen yang berharga

sehingga perlu diteliti bagaimana tingkat kepuasan mereka terhadap program CSR

yang sudah dilaksanakan.

Berbagai hal yang telah dilakukan perusahaan belum tentu dapat memuaskan

pelanggannya. Menurut Parasuraman et. al (1988) ketidakpuasan konsumen ini

dikarenakan adanya gap yang terjadi di berbagai tahapan yang ada pada perusahaan

sejak perusahaan mengumumkan tentang produk atau jasa yang akan mereka berikan

kepada konsumen sampai produk/jasa tersebut benar-benar dirasakan oleh konsumen.

Gap ini dapat dibagi menjadi 5 jenis seperti terlihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gap 1 bisa terjadi antara pelayanan yang diterima oleh konsumen dengan persepsi dari

manajemen yang mereka terjemahkan dalam misi dan tujuan perusahaan. Gap 2

terjadi ketika kualitas yang dipersepsikan oleh manajer tidak diterjemahkan kedalam

spesifikasi kualitas yang harus diberikan oleh pihak perusahaan kepada konsumen.

Artinya perusahaan sengaja tidak memberikan kualitas layanan yang diinginkan oleh

konsumen. Gap 3 terjadi manakala spesifikasi jasa yang sudah digariskan oleh

perusahaan berbeda dengan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Situasi ini

terjadi karena karyawan tidak sepenuhnya melakukan tata cara pelayanan yang

seharusnya sehingga bisa menimbulkan ketidakpuasan konsumen. Gap 4 terjadi ketika

apa yang dipromosikan oleh perusahaan tidak sama dengan yang diterima oleh

konsumen. Sedangkan gap 5 terjadi saat persepsi atau harapan konsumen terhadap

pelayanan yang akan diterimanya berbeda dengan kenyatan yang diterimanya. Bila

Page 6: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

6

yang diterima konsumen kurang dari yang diharapkannya maka konsumen akan

merasa tidak puas. Sebaliknya bila kenyataan yang diterima konsumen melebihi

harapannya maka konsumen merasa sangat puas.

Sumber: Olsen, Teare dan Gummesson (1996) dalam Thio, 2001

Gambar 1Lima Gap dalam Tingkat Kepuasan Konsumen

CSR sebenarnya merupakan bentuk partisipasi perusahaan dalam membangun negara.

Pembangunan yang baik seharusnya berlangsung secara terus menerus atau

berkelanjutan (sustainable), demikian juga program CSR. CSR harus merupakan

program yang dapat berlangsung secara kontinyu bahkan ketika perusahaan itu sudah

tidak beroperasi lagi. Masyarakat yang menjadi sasaran program tetap menikmati

hasil dan bahkan mampu melanjutkan program CSR yang selama ini sudah berjalan.

Sesuai uraian diatas maka pengukuran kepuasan masyarakat terhadap program CSR

yang sudah dilakukan oleh perusahaan juga harus mengacu pada unsur-unsur yang

Page 7: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

7

sifatnya secara sosial berlangsung dengan kontinyu (social sustainability). Ukuran

social sustainability terdiri dari 3 aspek yaitu : Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

(Asy’ari, 2009)

Metoda PenelitianPenelitian ini menggunakan design eksploratory research untuk menganalisis faktor-

faktor yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan program CSR di perusahaan

tambang, dilihat dari sudut pandang masyarakat yang menjadi sasaran program CSR.

Populasi penelitian adalah masyarakat di lokasi perusahaan yang pernah diberi

program CSR oleh PT. JBG dan PT WBM. Sampel penelitian diperoleh dengan

menggunakan metoda purposive sampling, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran

program CSR, yang sudah pernah terlibat dalam program CSR, baik sebagai

pelaksana program CSR maupun penerima hasil program CSR. Jumlah sampel yang

diperoleh sebanyak 55 orang.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa variabel social sustainability

yang terdiri dari variabel Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Variabel Ekonomi

adalah variabel yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan masyarakat sebagai

hasil dari program CSR. Peningkatan pendapatan disini lebih menekankan pada aspek

pendapatan individu. Indikator variabel ekonomi ini meliputi: bertambahnya

penghasilan masyarakat, bertambahnya skill masyarakat di berbagai bidang,

terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat, terlaksananya semua program yang

direncanakan, perbedaan kesejahteraan sebelum dan sesudah program CSR dan tidak

adanya ketergantungan kepada perusahaan pasca program CSR selesai.

Variabel sosial adalah variabel yang berkaitan dengan hadirnya sarana maupun

prasarana yang bisa dinikmati oleh orang banyak. Variabel sosial ini lebih

menekankan pada pemanfaatan aset yang bukan dimiliki secara individu, tetapi

merupakan hak milik bersama. Indikator variabel sosial berupa: tersedianya fasilitas

umum, terciptanya suasana damai di masyarakat, terciptanya perasaan senang/mau

menerima staf CSR perusahaan, terciptanya susana kerjasama yang harmonis antara

sesama warga masyarakat, antara warga masyarakat dengan perusahaan, dan antara

warga masyarakat dengan pemerintah/aparat, konflik antara masyarakat dengan

perusahaan, tumbuhnya perekonomian masyarakat, berkurangnya peran rentenir di

Page 8: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

8

masyarakat, berkurangnya pengangguran di daerah tersebut dan banyaknya kelompok

masyarakat yang terlibat dalam program CSR.

Variabel Lingkungan adalah variabel yang berkaitan dengan lingkungan hidup

didaerah sekitar perusahaan yang melaksanakan program CSR. Indikatornya adalah :

pencemaran lingkungan dan kondisi kesehatan masyarakat sekitar lokasi tambang

Analisis faktor exploratory digunakan untuk mengetahui faktor apa saja yang

digunakan masyarakat/responden dalam menentukan puas tidaknya mereka terhadap

program CSR perusahaan, sedangkan untuk mengukur seberapa besar tingkat

kepuasan masyarakat, digunakan indeks kepuasan pelanggan yang membandingkan

antara harapan dan kenyataan yang diterima masyarakat.

Hasil

Perusahaan yang dijadikan objek penelitian ada dua yaitu PT. Jorong Barutama

Greston (JBG) di Jorong dan PT. Wahana Baratama Mining (WBM) di Satui. PT.

JBG melakukan program CSR di wilayah 6 desa yang terdiri dari desa Batalang,

Jorong, Asam-Asam, Simpang 4, Karang Rejo dan Swarangan. Wilayah CSR WBM

meliputi dua desa yaitu Bukit Baru dan Sungai Cuka. Program CSR yang dilakukan

adalah bantuan tambak ikan/karamba, ternak ayam, budidaya jamur, ternak kambing,

Sasirangan, pupuk Bokasi, air bersih, instalasi listrik, pembangunan TK, Posyandu,

mesin air untuk masjid, pertanian semangka dan pengerasan jalan.

Diperoleh responden sebanyak 23 orang yang mendapat bantuan program CSR dari

JBG dan 32 orang dari WBM, totalnya berjumlah 55 responden Karakteristik

responden seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1Karakteristik Responden

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase1 Laki-laki 40 72,732 Perempuan 15 27,27

Jumlah responden laki-laki sebanyak 72,73% sedangkan responden perempuan

sebanyak 27,27%. Responden laki-laki hampir tiga kali lipat responden perempuan,

Page 9: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

9

hal ini menunjukkan bahwa pihak yang dikenai program CSR sebagian besar adalah

laki-laki.

Pekerjaan responden sebagian besar adalah petani yaitu 40% sedangkan lainnya

yang sebesar 61,81% sangat bervariasi seperti karyawan swasta, swasta, guru,

pedagang, penjahit, ibu rumah tangga dan sebagainya (Tabel 2). Hal ini menunjukkan

bahwa petani merupakan pihak penting dalam pemberian program CSR dari

perusahaan.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikkan (Tabel 3) menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berpendidikkan SMP (40%) dilanjutkan SD atau tidak lulus

SD (32,73%), SMA (23,64%) dan yang lulus perguruan tinggi hanya sebesar 3,64%.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat yang dikenai program CSR

berpendidikkan relatif rendah.

Tabel 2Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase1 Petani 22 402 Lainnya (swasta, Ibu RT, pegawai) 34 61,81Sumber: Data diolah

Tabel 3Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikkan

No Pendidikkan Jumlah Persentase1 SD atau tidak tamat SD 18 32,732 SMP 22 403 SMA 13 23,644 Perguruan Tinggi 2 3,64%Sumber: Data diolah

Page 10: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

10

Tabel 4 menunjukkan deskripsi tanggapan responden tentang variabel yang diteliti.

Tabel 4Deskripsi Tanggapan Responden

No Indikator Rerataskor

Ekonomi1 Bertambahnya penghasilan Saya (X1.1) 3,602 Bertambahnya penghasilan masyarakat (X1.2) 3,423 Bertambahnya keahlian Saya (X1.3) 3,514 Bertambahnya keahlian masyarakat (X1.4) 3,445 Terpenuhinya kebutuhan hidup Saya (X1.5) 3,866 Terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat (X1.6) 3,677 Selesainya program CSR (X1.7) 3,498 Tidak ada program yang tidak jadi dilaksanakan (X1.8) 3,539 Kontinuitas pasca CSR selesai (X1.9) 3,91

Sosial10 Program CSR untuk fasilitas umum (X2.1) 3,8911 Program CSR tidak menimbulkan masalah (X2.2) 3,5812 Program CSR tidak menimbulkan masalah antara

masyarakat dengan perusahaan (X2.3)3,60

13 Program CSR tidak menimbulkan masalah antaramasyarakat dengan pemerintah (X2.4)

3,60

14 Masyarakat senang dengan staf CSR (X2.5) 3,8215 Saya senang dengan staf CSR (X2.6) 4,0216 CSR menimbulkan usaha-usaha baru (X2.7) 3,5817 Saya meminjam uang ke rentenir (X2.8) 2,8018 Masyarakat meminjam uang ke rentenir (X2.9) 2,9019 CSR membuat Saya jarang meminjam uang ke rentenir

(X2.10)3,49

Lingkungan20 Berkurangnya pengangguran (X3.1) 3,5221 Terjadinya pencemaran lingkungan (X3.2) 3,5622 Terjadinya masalah kesehatan (X3.3) 3,67

Pengujian validitas dilakukan untuk memastikan instrumen yang digunakan dalam

penelitian akurat dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Uji validitas yang

digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor konstruk (Ghazali, 2005). Uji signifikansi\ dilakukan

dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dengan degree of freedom

(df)=n-2, pada penelitian ini n sebesar 55 dan df sebesar 55-2 = 53. Nilai r tabel

dengan df 53 dan alpha=0,05 sebesar 0,2656, adapun nilai r hitung dapat diketahui

Page 11: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

11

dari output Alpha Cronbach pada kolom Correlated Item-Total Corellation. Indikator

dinyatakan valid saat nilai r hitung lebih besar dibanding r tabel.

Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach untuk masing-masing

variabel. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh

variabel yang digunakan adalah reliable. Hasil uji validitas dan reliabilitas

menyisakan indikator-indikator yang valid seperti pada Tabel 5.

Tabel 5.Hasil Uji Validitas dan ReliablitasN= 55 dan Nilai r tabel = 0,2656

No Indikator Nilaikorelasi

(r)

Hasil AlphaCronbach

Keterangan

Variabel Ekonomi 0,694 reliabel1 X1.1 0,677* Valid2 X1.2 0,631* Valid3 X1.3 0,744* Valid4 X1.4 0,613* Valid5 X1.6 0,350* Valid6 X1.9 0,503* Valid

Variabel Sosial 0,813 reliabel7 X2.7 0,515* Valid8 X2.8 0,730* Valid9 X2.9 0,700* Valid10 X2.10 0,603* Valid

Variabel Lingkungan 0,810 reliabel11 X3.1 0,754* Valid12 X3.2 0,827* Valid13 X3.3 0,425* ValidSumber: Hasil Olah Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan alat statistik Analisis Faktor.

Analisis Faktor ingin menemukan suatu cara untuk meringkas informasi yang ada

dalam variabel asli menjadi satu set dimensi baru atau faktor(Ghazali, 2005). Tahapan

Analisis Faktor dimulai dengan merumuskan masalah, menyusun matrik korelasi,

melakukan ekstraksi faktor, melakukan rotasi faktor dan melakukan interpretasi

faktor.

Langkah pertama yaitu merumuskan masalah. Analisis faktor bertujuan

mengidentifikasi faktor dalam hal ini masalah yang diteliti mencakup 3 variabel

dengan 13 indikator.

Page 12: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

12

Langkah kedua yaitu menyusun matrik korelasi, akan dihitung nilai Kaiser-Meyer-

Olkin (KMO) dan Bartlett’s test dan nila matrik anti image. Diperoleh nilai KMO

sebesar 0,646, df=78 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena nilai KMO lebih

besar dari 0,05 dengan signifikansi dibawah 0,05 maka kumpulan variabel dapat

diproses lebih lanjut.

Uji Measure of Sampling Adequacy (MSA) yang dapat dilihat pada tabel Anti Image

Matrices. Angka-angka yang membentuk garis diagonal dan ditandai dengan tanda

“a” adalah besaran MSA masing-masing variabel seperti terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6Anti-Image Correlation

No Indikator Nilai MSA Keterangan1 X1.1 0,718 Layak2 X1.2 0,611 Layak3 X1.3 0,626 Layak4 X1.4 0,643 Layak5 X1.6 0,745 Layak6 X1.9 0,678 Layak7 X2.7 0,807 Layak8 X2.8 0,626 Layak9 X2.9 0,652 Layak10 X2.10 0,678 Layak11 X3.1 0,544 Layak12 X3.2 0,557 Layak13 X3.3 0,536 LayakSumber: Data diolah

Terlihat dari Tabel 6 ke-13 indikator yang digunakan untuk menilai program CSR

memenuhi kriteria MSA>0,5 sehingga dapat dikatakan dapat dilakukan uji lebih

lanjut.

Jumlah faktor yang dapat diterima secara empiris dapat dilihat berdasarkan total

variance explained yang dapat menjelaskan nilai masing-masing variabel yang

dianalisis. Terdapat 13 indikator yang akan dianalisis. Analisis yang dilakukan adalah

extraction sum of squared loading dan initial eigenvalues.

Extraction sum of squared loading menunjukkan jumlah varian yang diperoleh,

diperoleh nilai sebesar 4,576 untuk faktor 1, sebesar 2,443 untuk faktor yang ke 2,

sebesar 1,865 untuk faktor 3 dan sebesar 1,018 untuk faktor 4. Initial eigen value

menunjukkan faktor yang terbentuk dan nilainya untuk masing-masing faktor terlihat

pada Tabel 7.

Page 13: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

13

Tabel 7Initial Eigenvalues

Faktor Eigenvalues % of variance Cumulative %1 4,576 35,198 35,1982 2,443 18,793 53,9913 1,865 14,345 68,3364 1,018 7,831 76,167

Sumber: Data diolah

Terdapat 4 buah faktor yang memiliki eigenvalue lebih dari 1 (Tabel 7). Keempat

faktor tersebut mempunyai varian kumulatif sebesar 76, 167 yang artinya keempat

faktor tersebut mampu menjelaskan faktor-faktor hasil rotasi yang CSR yang

dipertimbangkan oleh masyarakat sebesar 76, 167%.

Tahapan berikutnya adalah melakukan rotasi faktor, dalam hal ini dilakukan rotasi

varimax. Tahapan selanjutnya adalah interpretasi faktor yang bertujuan menentukan

variabel mana yang dapat masuk dalam sebuah faktor. Variabel-variabel yang masuk

dalam faktor harus memiliki nilai loading factor paling sedikit sebesar 0,5. Hasilnya

seperti pada Tabel 8.

Tabel 8.Interpretasi Faktor Berdasarkan Rotasi Varimax

No Indikator NamaFaktor

eigenvalues

Loadingfactor

% ofvarians

1 X1.1X1.3X2.7X2.10

Faktor 1Eko-Sosial

4,576 0,7730,7490,8320,695

35,198

2 X1.4X2.8X2.9

Faktor 2Sosial

2,443 0,5700,8750,884

18,793

3 X3.1X3.2X3.3

Faktor 3Lingkungan

1,865 0,9610,9650,528

14,345

4 X1.2X1.6X1.9

Faktor 4Ekonomi

1,018 0,7340,7740,584

7,831

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 8 tersebut, terlihat bahwa faktor pertama yang masuk dalam

konsep Eko-Sosial memiliki peran yang lebih dominan bila dibandingkan dengan

Page 14: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

14

faktor lain yaitu faktor sosial, lingkungan dan ekonomi. Faktor yang secara berurutan

menjadi faktor prioritas dalam menilai keberhasilan program CSR adalah Penghasilan

dan Keahlian, faktor Sosial, faktor Lingkungan dan faktor Ekonomi. Terlihat bahwa

13 variabel mempunyai loading factor >0,5, yang berarti variabel-variabel tersebut

mempunyai korelasi yang sangat kuat yang tersebar pada empat faktor tersebut.

Penjelasan masing-masing faktor adalah sebagai berikut. Faktor pertama dinamai

faktor Eko-Sosial, faktor ini merupakan faktor yang paling dominan dalam

pertimbangan masyarakat dalam menilai program CSR perusahaan. Variabel yang

masuk ke dalam faktor ini sebanyak 4 indikator yang meliputi Bertambahnya

penghasilan responden (X1.1), Bertambahnya penghasilan Masyarakat (X1.3), CSR

Menimbulkan Usaha Baru (X2.7) dan CSR membuat Saya (Responden) jarang pinjam

ke rentenir. Loading faktor berkisar antara 0,695 sampai 0,832.

Faktor kedua dinamai faktor Sosial dan menempati urutan kedua dalm pertimbangan

masyarakat dalam menilai program CSR perusahaan. Variabel yang masuk dalam

faktor ini sebanyak 3 indikator yaitu Bertambahnya keahlian Masyarakat (X1.4),

Saya/Responden meminjam uang ke rentenir (X2.8) dan Masyarakat meminjam uang

ke rentenir (X2.9). Loading faktor berkisar antara 0,570 sampai dengan 0,884.

Faktor ketiga dinamai Faktor Lingkungan dan menempati urutan ketiga dalam

pertimbangan masyarakat dalam menilai program CSR perusahaan Indikator yang

masuk dalam faktor ini adalah Berkurangnya pengangguran (X3.1), Terjadinya

pencemaran lingkungan (X3.2) dan Terjadinya masalah kesehatan (X3.3). Loading

factor berkisar antara 0,528 sampai 0,965.

Faktor keempat dinamai Faktor Ekonomi dan menempati urutan keempat dalam

pertimbangan masyarakat dalam menilai program CSR. Indikator yang masuk dalam

faktor ini adalah Bertambahnya penghasilan masyarakat (X1.2), Terpenuhinya

kebutuhan hidup masyarakat (X1.6) dan Kontinuitas pasca CSR selesai. Loading

factor antara 0,584 sampai 0,774.

Bagian kedua dari penelitian ini adalah menentukan tingkat kepuasan responden yang

diberi program CSR perusahaan. Tingkat kepuasan responden atas program CSR

perusahaan terlihat di Tabel 9.

Page 15: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

15

Tabel 9Tingkat Kepuasan Responden akan CSR

No Variabel Indikator PenilaianKinerja

Penilaian Harapan TingkatKepuasan

1. Ekonomi X1.1X1.3X1.9

198193215

3,63,513,91

192199209

3,493,623,80

103,1596,96102,89

Rata-rata 202 3,67 200 3,64 1012. Sosial X2.7

X2.8X2.9X2.10

197154161192

3,582,802,933,49

194175179193

3,533,183,253,51

101,4288,,0590,1599,43

Rata-rata 176 3,20 185,25 3,37 94,763. Lingkungan X3.1

X3.2X3.3

194196202

3,533,563,67

196198196

3,563,613,56

99,1698,61103,09

Rata-rata 197,33 3,59 196,67 3,59 100,29Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan penilaian tingkat kesesuaian yang merupakan rasio antara kinerja dengan

harapan responden, maka program CSR yang dinilai paling memuaskan adalah

variabel Ekonomi (101%), urutan kedua adalah variabel Lingkungan (100,29%) dan

urutan ketiga adalah variabel Sosial. Hasil tersebut menunjukkan bahwa para

responden dapat dikatakan puas dengan program CSR yang dilakukan oleh kedua

perusahaan tersebut.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pertama yang dianggap penting dalam

menilai keberhasilan program CSR perusahaan adalah faktor Eko-Sosial. Faktor ini

terdiri dari gabungan indikator ekonomi dan sosial. Faktor berikutnya adalah faktor

sosial, lingkungan dan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian masyarakat

saat menilai keberhasilan program CSR dengan melihat dampak program pada

kesejahteraannya maupun dampak sosial yang dihasilkannya.

Faktor lingkungan dan ekonomi menjadi bagian paling akhir yang diperhitungkan. Hal

ini kemungkinan disebabkan oleh sederhananya cara berfikir para responden yang

kebanyakan petani, mereka tidak terlalu mempertimbangkan dampak buruk bagi

lingkungan dari operasional tambang di wilayah mereka. Hal ini sepanjang mereka

Page 16: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

16

tidak terkena dampak langsung pencemaran lingkungan seperti debu, kebisingan

maupun pencemaran air tanah atau air sungai di wilayah mereka.

Hasil penilai kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat puas terhadap

program CSR yang dilakukan oleh kedua perusahaan yaitu JBG maupun WBM. Hal

ini mungkin disebabkan oleh jenis responden yang tidak variatif. Responden yang

dipilihkan oleh perusahaan adalah yang relatif telah berhasil dalam usahanya, adapun

sebagian masyarakat yang juga telah diberi program CSR namun tidak berhasil tidak

disarankan oleh perusahaan untuk dijadikan responden.Peneliti sendiri tidak mungkin

dapat mengakses responden yang gagal mengingat tidak memiliki data tentang

mereka.

Beberapa temuan penting juga diperoleh pada saat penelitian diantaranya seperti

terlihat pada Tabel 10.

Page 17: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

17

Tabel 10Temuan Penting Tambahan

No Sumber CSR dariPerusahaan

Pendapat

1. Paidi, WakilKetua ForumKomunikasiMasyarakat(FKM)

PT. JBG - Menanggapi CSR secara negatif, dana CSR dariperusahaan tidak sebanding dengan nilai hasiltambang yang telah diperoleh perusahaan.- CSR berupa bantuan karamba ikan namun tidakberhasil. Penyebabnya adalah kurangnya keuletandari penerima program tersebut. Hal inimenunjukkan tidak ada selesksi yang baik untukpenerima sehingga program gagal, walaupun sudahdilatih oleh para pakar perikanan dari Unlam.

2. Wakil KetuaFKM KarangReja

PT. JBG Masyarakat sekitar pernah mendapat program CSRberupa ukir kayu, namun tidak berjalan begitu jugabantuan kambing. Sebagian besar kambing matikarena scabies. Hal tersebut karena kurangnyapendampingan.

3. Lilis PT. JBG -Usaha produksi kain Sasirangannya maju pesatTahun 2009 omsetnya baru mencapai Rp 3 juta perbulan dan pada tahun 2013 sudah mencapai diatasRp 10 juta per bulan. Memperoleh penghargaantingkat nasional.-PT. JBG juga pernah memberi pelatihan menjahit.Masyarakat yang diberi pelatihan berjumlahbelasan orang, namun yang berhasil menjadipenjahit sampai saat ini hanya 1 orang. Hal tersebutkarena kurangnya motivasi berusaha dari parapeserta

4 Jumadi PT. JBG Makanan olahan/kacang akan dibantudesainkemasan dari PT. JBG. Masalahnya belummemiliki outlet yang banyak.

5. Masyarakat diBukit Baru

PT. WBM -Memperoleh bantuan instalasi listrik sesudahpuluhan tahun desa tersebut gelap. Terkait haltesrsebut 100% responden/masyarakat merasa puas.-Desa tersebut dekat sekali dengan area tambangPT. “A” milik pengusaha terkenal, yang sudah 35tahun beroperasi di wilayah tersebut namun listrikdibantu PT. WBM.-PT “A” juga memberi CSR namun tidak penuh,contoh membangun masjid 25% diakukan masjidtersebut bantuan PT. “A”.-PT. WBM merekrut karyawan dari desa BukitBaru, PT “A” dari luar daerah.-PT. WBM tidak mencemari desa, PT. “A”mencemari desa dengan debu.-Saat masyarakat menuntut bantuan dari PT. “A”,perusahaan menakuti masyarakat dengan preman-preman di desa tersebut.

Page 18: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

18

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Eko-Sosial merupakan faktor utama yang

dianggap penting oleh masyarakat saat menilai program CSR perusahaan. Persentase

varian yang bisa dijelaskan faktor ini paling besar, dilanjutkan dengan faktor sosial,

lingkungan dan ekonomi. Hal ini berarti perusahaan harus lebih fokus pada aspek

Ekonomi dan Sosial saat mengembangkan program CSR. Hasil indeks kepuasan

masyarakat terkait program CSR menujukkan tingkat kepuasan yang tinggi. Hal ini

menunjukkan program CSR yang dilakukan kedua perusahaan dinilai relatif baik oleh

masyarakat.

Temuan lain yang diperoleh adalah: tidak semua program CSR berhasil. Faktor

pendukung keberhasilan diantaranya adalah: keseriusan program CSR dari

perusahaan, dukungan aparat pemerintahan dan lembaga terkait, dan yang sangat

penting adalah motivasi untuk berhasil dari masyarakat penerima program CSR.

Saran penting bagi perusahaan yang melakukan program CSR adalah sebagai berikut.

Pertama, perusahaan harus bersungguh-sungguh dalam menerapkan program CSR,

artinya CSR yang dilakukan jangan hanya sebagai kegiatan pencitraan semata

melainkan suatu kegiatan yang termasuk ke dalam misi utama perusahaan. Hal ini

termasuk kesungguhan dalam merekrut calon penerima bantuan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketepatan target sasaraan penerima bantuan CSR berpengaruh

terhadap keberhasilan program CSR. Kedua, aparat pemerintahan dan lembaga terkait

harus memberi dukungan yang memadai terhadap program CSR perusahaan. Aparat

pemerintahan dapat memberi dukungan dalam hal kebijakann maupun membantu

koordinasi dengan pihak terkait lainnya. Ketiga, masyarakat penerima sebaiknya

menerima dengan baik program ini, kalaupun ada ketidakcocokkan dengan kebutuhan

maupun keetersediaan sarana prasarana, maka hal tersebut perlu dikomunikasikan dan

dinegosiasikan dengan pihak perusahaan.

***

Page 19: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

19

Page 20: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

20

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Hasan, (2009), Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sebagaiModal Social pada PT Newmont, Tesis Magister Ilmu Hukum Program PascaSarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Aupperle, Kenneth E., Carrol, Archie B dan Hatfield, John D., (1985), An EmpiricalExamination of the Relationship Between Corporate Social Responsibility andProfitability, Academy of Management Journal Vol. 28, No.2.

Cochran, Philip dan Wood, Robert A., (1984), Corporate Social Responsibility andPerformance, The Academy of Management Journal, Vol. 27 No 1.

Harjoto, Maretno A. dan Jo, Hoje, (2011), CSR and CSR Nexus, Journal of BusinessEthics, Spring.

Hartono. Jogiyanto, (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah danPengalaman-Pengalaman (Edisi Pertama). Penerbit BPFE Yogyakarta

Kotler, Philip, (2005), Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasidan Kontrol, Jilid 1, PT. Prehallindo, Jkt.

Mc. Williams, Abigail dan Sregel, Donald, (2000), Corporate Social Responsibilityand Financial Performance: correlation or misspecification?, StrategicManagement Journal Vol. 21, Issue 5.

Parasuraman, A., Zeithaml, Valarie A, and Berry, Leonard L, (1988), Servqual: AMultiple Item Scale for Measuring Consumer Perception of Services Quality.Journal of Retailing, Vol 64 No 1, January.

Susiloadi, Priyanto. (2008), Implementasi Corporate Social Responsibility untukMendukung Pembangunan Berkelanjutan. Skripsi. Jurusan AdministrasiNegara FISIP Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Thio, Sienny, (2001), Membangun Service Quakity untuk Mencapai KepuasanKonsumen di Industri Hospitality, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 3No 1. Universitas Petra . Surabaya

Undang-Undang No 40 tentang Perusahaan Terbatas.

http://www.wbcsd.org/home.aspx

http://www.bps.go.id/aboutus.php?pub=1&pubs=51

Persantunan (Acknowledge)Terima kasih kepada Subdit HKI dan Publikasi, Direktorat Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiKementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan HibahFundamental kepada Peneliti.

Page 21: PENGGUNAAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS UNTUK ...

21


Recommended