+ All Categories
Home > Documents > Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

Date post: 04-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 8 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik Modeling pada Siswa SMP The Improvement of Self-Efficacy Through Group Counseling Modeling Techniques at Student of Junior High School Iin Marsela 1* , Muswardi Rosra 2 , Redi Eka Andriyanto 3 1 Mahasiswa FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandarlampung 2 Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 3 Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung * e-mail : [email protected], Telp : +6282175706157 Received: January, 2020 Accepted: February, 2020 Online Published:February, 2020 Abstract: The improvement of self-efficacy through group counseling modelling technique at student of junior high school. The research problem is low self-efficacy. The purpose of this research was to determine the effectiveness of modeling techniques group counseling in improving self-efficacy.The method used in this research was quasi experiment design of non equivalent control group design. The research subjects used an experimental group of 8 people and a control group of 8 people. Data collection techniques used a self-efficacy scale. The results of data analysis using the Mann Whitney test showed the value (Sig) 0.002 < 0.05, its mean that Ho was rejected and Ha was accepted. The results also showed an increase in self-efficacy by 18.53% after being given the group counseling modeling technique. The conclusion is that modeling technique group counseling can improve the self- efficacy of class IX students of SMP Negeri 25 Bandar Lampung in Academic Year 2019/2020. Keywords: group counseling, modeling, self-efficacy Abstrak: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik Modeling pada Siswa SMP. Masalah penelitian adalah efikasi diri rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui kefektifan konseling kelompok teknik modeling dalam meningkatkan efikasi diri. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah quasi exsperiment dengan desain non equivalent control group design. Subjek penelitian menggunakan kelompok eksperimen sebanyak 8 orang dan kelompok kontrol sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan skala efikasi diri. Hasil analisis data dengan uji Mann Whitney test menunjukan nilai (Sig) 0,002 < 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian juga menunjukan terjadi peningkatan efikasi diri sebesar 18,53% setelah diberikan perlakuan konseling kelompok teknik modeling. Kesimpulannya adalah konseling kelompok teknik modeling dapat meningkatkan efikasi diri siswa kelas IX SMP Negeri 25 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2019/2020. Kata kunci: efikasi diri, konseling kelompok, modeling
Transcript
Page 1: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok

Teknik Modeling pada Siswa SMP

The Improvement of Self-Efficacy Through Group Counseling

Modeling Techniques at Student of Junior High School

Iin Marsela1*

, Muswardi Rosra2, Redi Eka Andriyanto

3

1Mahasiswa FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandarlampung 2Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung

3Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung *e-mail : [email protected], Telp : +6282175706157

Received: January, 2020 Accepted: February, 2020 Online Published:February, 2020

Abstract: The improvement of self-efficacy through group counseling modelling technique

at student of junior high school. The research problem is low self-efficacy. The purpose of

this research was to determine the effectiveness of modeling techniques group counseling in

improving self-efficacy.The method used in this research was quasi experiment design of non

equivalent control group design. The research subjects used an experimental group of 8

people and a control group of 8 people. Data collection techniques used a self-efficacy scale.

The results of data analysis using the Mann Whitney test showed the value (Sig) 0.002 <

0.05, its mean that Ho was rejected and Ha was accepted. The results also showed an

increase in self-efficacy by 18.53% after being given the group counseling modeling

technique. The conclusion is that modeling technique group counseling can improve the self-

efficacy of class IX students of SMP Negeri 25 Bandar Lampung in Academic Year

2019/2020.

Keywords: group counseling, modeling, self-efficacy

Abstrak: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik Modeling pada

Siswa SMP. Masalah penelitian adalah efikasi diri rendah. Tujuan penelitian untuk

mengetahui kefektifan konseling kelompok teknik modeling dalam meningkatkan efikasi diri.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah quasi exsperiment dengan desain non

equivalent control group design. Subjek penelitian menggunakan kelompok eksperimen

sebanyak 8 orang dan kelompok kontrol sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data

menggunakan skala efikasi diri. Hasil analisis data dengan uji Mann Whitney test

menunjukan nilai (Sig) 0,002 < 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian

juga menunjukan terjadi peningkatan efikasi diri sebesar 18,53% setelah diberikan perlakuan

konseling kelompok teknik modeling. Kesimpulannya adalah konseling kelompok teknik

modeling dapat meningkatkan efikasi diri siswa kelas IX SMP Negeri 25 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2019/2020.

Kata kunci: efikasi diri, konseling kelompok, modeling

Page 2: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

PENDAHULUAN / INTRODUCTION

Prestasi belajar merupakan manifes-

tasi perubahan siswa sebagai hasil dari

proses belajar. Prestasi menjadi salah satu

indikator pencapaian keberhasilan siswa

dalam mengikuti pembelajaran disekolah.

Namun tidak semua siswa dapat mencapai

prestasinya sesuai dengan potensi yang

dimiliki, masih banyak siswa yang tidak

dapat mencapai hasil belajarnya secara

optimal. Hal tersebut dapat terjadi karena

dalam proses pembelajaran ada berbagai

faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar siswa dan faktor-faktor

tersebut saling mempengaruhi satu sama

lainnya.

Penilaian siswa terhadap

kemampuan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran merupakan salah satu faktor

yang mem-pengaruhi prestasi belajar.

Keyakinan siswa terhadap kemampuannya

disebut dengan efikasi diri (self efficacy).

Berda-sarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hardianto (2019) Semakin

tinggi tingkat self-efficacy akademik maka

tinggi pula hasil belajar yang diperoleh

siswa, seba-liknya semakin rendah tingkat

self-efficacy akademik siswa maka rendah

pula hasil belajar siswa.

Bandura (Ghufron, 2012) menyebut-

kan bahwa “efikasi diri sebagai suatu

keya-kinan individu mengenai kemampuan

diri dalam melakukan tugas atau tindakan

yang diperlukan untuk mencapai hasil

tertentu”. Maka dari itu, efikasi diri

menjadi hal yang penting dikarenakan

persepsi seseorang pa-da kemampuan

dirinya akan turut mempe-ngaruhi

sejumlah perilaku yang berbeda dari setiap

individu tersebut. Berdasarkan uraian

diatas, maka dapat disimpulkan bah-wa

perilaku siswa dalam belajar akan ber-beda

antara siswa yang memiliki efikasi diri

yang tinggi dengan siswa yang memiliki

efikasi diri yang rendah.

Navion (2016) dalam penelitiannya

yang melibatkan 141 siswa SMPN di Kota

Malang menunjukan bahwa efikasi diri

akademik siswa rata-rata (mean) 44,9

dalam kategori sedang. Kategori efikasi

diri akademik yang diperoleh sebagai

sebagai 8 siswa (6%) pada kategori sangat

rendah, 46 orang siswa (33%) pada

kategori rendah, 52 orang siswa (37%)

pada kategori sedang, 29 orang siswa

(21%) pada kategori tinggi, dan 6 orang

siswa (4%) pada kategori sangat tinggi.

Pada saat menjalani aktivitas

akademik, siswa yang memiliki efikasi diri

yang tinggi akan mampu bertahan dalam

menghadapi tugas yang sulit, memiliki

komitmen yang kuat dalam mencapai

tujuan akademik, selalu mempertahankan

dan meningkatkan usaha saat menghadapi

kesulitan dalam menyelesaikan tugas, dan

mampu dengan cepat bangkit ketika

mengalami kegagalan. Sedangkan siswa

yang memiliki efikasi diri yang rendah

cenderung menghindar dari tugas

akademik yang sulit yang dipersepsikan

mampu mengancam dirinya, komitmen

yang rendah terhadap tujuan yang ingin

dicapai. Lalu pada saat dihadapkan dengan

tugas-tugas yang sulit, siswa akan sulit

melalui hambatan tersebut dan bahkan

cenderung menyerah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan

yang telah dilakukan di SMP Negeri 25

Bandar Lampung melalui observasi dan

wawancara, masih banyak ditemukan

siswa yang menunjukan ciri-ciri efikasi

diri dalam belajar rendah. Hal ini dapat

dilihat dari perilaku siswa dalam

kesehariannya saat mengikuti proses

pembelajaran, se-perti: terdapat siswa yang

mengatakan tidak bisa sebelum mencoba

mengerjakan tugas-nya, mengeluh saat

diberi tugas yang dirasa agak sulit,

mencontek hasil belajar teman-nya, dan

cenderung lebih suka menghindar bila

diberi kesempatan mengerjakan tugas.

Page 3: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

Selain itu, siswa enggan mengemu-

kakan pendapatnya saat diberi pertanyaan

oleh guru dan siswa juga merasa takut

bertanya ketika terdapat pelajaran yang

kurang dipahami sehingga mengakibatkan

siswa menjadi kurang memahami

pelajaran dikelas yang kemudian akan

berimbas kepada nilai akademik siswa

tersebut.

Penilaian siswa terhadap kemam-

puan yang dimiliki mempunyai peranan

yang sangat penting sehingga efikasi diri

sangat perlu dikembangkan, karena bila

tidak dikembangkan dapat menimbulkan

berbagai hambatan dan bahkan menjadi

sebuah masalah baik itu dalam bidang

pribadi, sosial, belajar, dan karir. Efikasi

diri siswa dalam belajar yang rendah dapat

menimbulkan berbagai masalah akademik

siswa, seperti rendahnya kemandirian

belajar siswa, tingkat stress akademik yang

tinggi, mudah menyerah saat mengalami

hambatan belajar sehingga berpengaruh

terhadap pencapaian prestasi

akademiknya.

Selain itu, siswa yang tidak yakin

akan kemampuan yang dimilikinya juga

akan mengalami hambatan dalam

merenca-nakan dan menentukan pilihan

karir atau menentukan pilihan studi

lanjutnya. Meli-hat betapa pentingnya

efikasi diri bagi siswa maka diperlukan

upaya penanganan untuk meningkatan

efikasi diri siswa dalam belajar.

Upaya peningkatan efikasi diri

siswa dalam belajar dapat dilakukan

melalui salah satu sumber yang

mempengaruhi efikasi diri dalam belajar

siswa yaitu pengalaman orang lain

(vicarious exsperience). Mak-sudnya

adalah efikasi diri dalam belajar seseorang

akan meningkat jika mengamati orang lain

dengan kompetensi yang sama dengannya

mencapai kesuksesan. Maka dari itu salah

satu cara untuk meningkatkan efikasi diri

dalam belajar tersebut adalah dengan

menggunakan model seseorang yang

dianggap positif perilakunya. Cara tersebut

merupakan suatu teknik dalam layanan

konseling yang disebut dengan teknik

modeling.

Menurut Komalasari (2011) mode-

ling merupakan “proses belajar melalui

observasi dengan menambahkan atau me-

ngurangi tingkah laku yang teramati,

menggeralisir berbagai pengamatan sekali-

gus, dengan melibatkan proses kognitif”.

Jadi penggunaan teknik modeling dalam

konseling behavioral bertujuan untuk

mem-pelajari tingkah laku baru dengan

menga-mati model dan mempelajari

keterampilan yang dimiliki oleh sang

model yang ber-peran sebagai stimulus

bagi pikiran-piki-ran, sikap-sikap, dan

perubahan tingkah laku.

Penggunaan teknik modeling ini

dikarenakan saat konseli mendapat stimu-

lus dari pengamatan terhadap perilaku

model, maka konseli akan merespon

dengan bentuk perilaku yang sama seperti

yang dicontohkan model. Berkaitan

dengan masalah rendahnya efikasi diri

siswa dalam belajar, maka alternatifnya

menggunakan contoh seseorang yang

memiliki efikasi diri dalam belajar yang

tinggi pada konseli. Konseli dapat

mengamati perilaku model, sehingga

konseli dapat mencontoh perilaku model

yang memiliki efikasi diri dalam belajar

tinggi tersebut.

Adapun berikut ini adalah peneli-

tian terdahulu, yaitu sebagai berikut :

penelitian Wulandari (2019) menunjukan

bahwa terdapat peningkatan yang

signfikan pada kepercayaan diri dalam

mengemu-kakan pendapat setelah

mendapat layanan konseling kelompok

dengan teknik mode-ling. Penelitian Putra

(2014) menunjukan hasil bahwa konseling

behavioral dengan teknik modeling efektif

mengoptimalkan penyesuaian diri siswa.

Berdasarkan dari berbagai peneli-

tian terdahulu yang telah disebutkan,

Page 4: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

meru-pakan variabel lain yang dapat

diatasi dengan menggunakan teknik

modeling. Dengan demikian upaya untuk

mening-katkan efikasi diri dalam belajar

siswa da-pat dilakukan dengan cara

meberikan laya-nan konseling kelompok

teknik modeling.

Penggunaan layanan konseling

kelompok teknik modeling merupakan

salah satu layanan yang diberikan secara

kelompok dengan memanfaatkan dinamika

kelompok untuk memperoleh perilaku

baru, mengeliminasi perilaku lama yang

merusak diri melalui model yang ditun-

jukan. Dalam hal ini peneliti akan menun-

jukkan pada konseli mengenai tingkah

laku yang berkaitan dengan peningkatan

efikasi diri dengan menggunakan model

jenis multipel model dan symbolic model.

Dengan adanya layanan tersebut

maka dapat meningkatkan efikasi diri

individu agar dapat mengubah persepsi

ketidakmampuan terhadap diri sendiri

menjadi yakin dan mampu mengorgani-

sasikan dan mengambil tindakan yang

dibutuhkan sehingga dapat membentuk pe-

rilaku yang relevan dan memperoleh hasil

seperti yang diharapkan.

Sehingga tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui efektifitas laya-

nan konseling kelompok teknik modeling

dalam meningkatan efikasi diri pada siswa

kelas IX SMP Negeri 25 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN / RESEARCH

METHOD

Penelitian dilaksanakan di SMP

Negeri 25 Bandar Lampung, yang berala-

mat di jalan Amir Hamzah No.58, Gotong

Royong Kecamatan Tanjung Karang Pu-

sat, Kota Bandar Lampung. Waktu pelak-

sanaan penelitian pada semester ganjil ta-

hun ajaran 2019/2020, terhitung mulai dari

06 September sampai 18 Oktober 2019.

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah quasi expe-

rimental design. Bentuk desain quasi expe-

rimental yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nonequivalent control group design,

yaitu suatu teknik pengukuran untuk

mengetahui perbedaan rata-rata pada

kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Desain ini melibatkan satu

kelompok sebagai kelompok eksperimen

yang diberikan perlakuan berupa layanan

konseling kelompok teknik modeling dan

satu kelompok sebagai kelompok kontrol

tidak diberikan perlakuan layanan

konseling kelompok teknik modeling.

Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas IX SMP Negeri 25 Bandar

Lampung yang memiliki efikasi diri dalam

belajar pada kategori rendah, sedang, dan

tinggi, tujuannya ialah untuk membangun

dinamika kelompok dalam kegiatan kon-

seling. Subjek dalam penelitian ini

berjum-lah 8 orang sebagai kelompok

eksperimen dan 8 orang sebagai kelompok

kontrol. Subjek penelitian diperoleh

melalui pur-posive sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan kriteria

atau tujuan tertentu yang ditetapkan

peneliti.

Selanjutnya peneliti memberikan

pre-test dengan menggunakan skala efikasi

diri dalam belajar, yang mana bertujuan

untuk mengumpulkan data awal yang

nantinya akan dijadikan acuan atau

perbandingan data tes sebelum dan

sesudah perlakuan pada kelompok

eksperimen. Setelah perla-kuan kemudian

diberikan tes akhir atau posttest untuk

mengetahui hasil dari perlakuan yang

sudah diberikan.

Variabel yang digunakan dalam pe-

nelitian ini adalah variabel bebas (inde-

pendent) dan variabel terikat (dependent).

Variabel bebas atau variabel X dalam

penelitian ini adalah konseling kelompok

teknik modeling. Variabel terikat atau

Page 5: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

variabel Y dalam penelitian ini adalah

efikasi diri dalam belajar.

Definisi operasional dari penelitian

ini merupakan pengertian dari efikasi diri

dalam belajar dan konseling kelompok

teknik modeling. Efikasi diri dalam belajar

merupakan suatu keyakinan siswa

terhadap kemampuan yang dimilikinya

sehingga mampu menyelesaikan tugas-

tugas akade-mik secara optimal. Konseling

kelompok teknik modeling merupakan

suatu proses pemberian bantuan yang

diberikan kepada peserta didik dalam

bentuk kelompok dengan melakukan

pengamatan terhadap perilaku model yang

ditampilkan.

Layanan konseling kelompok teknik

modeling diberikan selama 4 kali pertemu-

an dengan durasi kurang lebih selama 40

menit. Pasa setiap akhir pertemuan,

peneliti memberikan skala efikasi diri

dalam belajar sebagai posttest di setiap

pertemuan, skala efikas diri dalam belajar

ini yang menjadi alat pengumpul data.

Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

skala efikasi diri dalam belajar. Jenis skala

yang digunakan yaitu model skala likert

dimana skala tersebut berisi pernyataan-

pernyataan yang dianggap dapat

mengungkap efikasi diri dalam belajar

siswa.

Uji validitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji validitas isi

(content validity) terhadap beberapa

penilai ahli yang berkompeten (judgement

expert). Ahli yang dimintai pendapatnya

sebanyak 6 orang yang terdiri dari empat

dosen Bim-bingan Konseling, satu dosen

Bahasa Indo-nesia, dan satu Guru

Bimbingan Konseling.

Uji validitas isi dihitung mengguna-

kan rumus Aiken’s V. Berdasarkan hasil

perhitungan skor Vhitung skala efikasi diri

dalam belajar bergerak dari 0,72 sampai

0,87 dengan Vtabel sebesar 0,78. Item yang

dinyatakan dari 32 item yang diujikan

terdapat 30 item dinyatakan valid dan 2

item dinyatakan tidak valid sehingga

digugurkan atau tidak digunakan.

Peneliti melakukan uji coba skala

efikasi diri dalam belajar pada siswa SMP

sebanyak 98 siswa. Kemudian uji relia-

bilitas dalam penelitian ini dihitung dan

dianalisis dengan memanfaatkan program

Statistical Product and Service Solution V.

24 (SPSS), menggunakan rumus alpha

cronbach. Berdasarkan uji reliabilitas

instrumen penelitian diketahui bahwa

angka reliabilitas yang diperoleh ialah

sebesar 0,916. Apabila mengacu pada

kriteria reliabilitas menurut Sugiono

(2016) dapat disimpulkan bahwa skala

efikasi diri dalam belajar memiliki tingkat

reliabilitas dengan kategori sangat tinggi.

Nilai koefi-sien tersebut menunjukan

bahwa skala memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai alat ukur pengambilan

data penelitian.

Analisis data merupakan salah satu

langkah yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian, dengan analisis data

maka dapat membuktikan hipotesis. Pene-

litian ini menggunakan teknik analisis data

dengan uji Mann Whitney Test yaitu untuk

mengetahui nilai rata-rata dua sempel yang

tidak berpasangan. Analisi ini mengguna-

kan bantuan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) Versi 21.

Alasan peneliti menggunakan uji

Mann Whitney Test karena subjek pene-

litian kurang dari 25 sehingga distribusi

datanya tidak normal, dan data yang

diperoleh merupakan data ordinal maka uji

statistik yang digunakan adalah non para-

metrik (Sugiyono, 2016) menggunakan uji

Mann Whitney Test. Uji Mann Whitney

Test merupakan bagian dari statistik non

parametrik maka dalam uji Mann Whitney

Test tidak diperlukan data penelitian yang

berdistribusi normal dan homogen. Rata-

Page 6: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

rata uji Mann Whitney Test statistik non

parametrik dengan taraf signifikan (5%).

HASIL DAN PEMBAHASAN/ RESULT

AND DISCUSSION

Penelitian dilaksanakan pada semes-

ter ganjil tahun ajaran 2019/2020 di SMP

Negeri 25 Bandar Lampung. Penelitian ini

dilakukan terhitung dari 06 September

sampa 18 Oktober 2019. Sebelum pelak-

sanaan layanan konseling kelompok, pene-

liti terlebih dahulu melakukan koordinasi

dengan guru bimbingan konseling terkait

penelitian yang akan dilaksanakan serta

waktu pelaksanaan penjaringan subjek.

Setelah diputuskan bahwa penjaring-

an subjek dilaksanakan di jam pelajaran

bimbingan konseling agar tidak meng-

ganggu pelajaran lainnya. Penyebaran

skala dilaksanakan pada tanggal 06

September 2019. Langkah selanjutnya

peneliti mela-kukan penyebaran skala

efikasi diri dalam belajar, jenis skala yang

digunakan yaitu skala model likert dimana

dalam skala tersebut berisi pernyataan-

pernyataan yang dapat mengungkap

efikasi diri siswa dalam belajar. Pretest

dilakukan sebelum kelom-pok eksperimen

diberikan konseling ke-lompok teknik

modeling.

Skala yang disebarkan kepada siswa

merupakan skala yang telah diuji validitas

dan reliabilitasnya sehingga skala tersebut

dapat digunakan untuk mengetahui efikasi

diri siswa dalam belajar berada pada

tingkat tinggi, sedang, dan rendah.

Berdasarkan hasil penyebaran skala efikasi

diri dalam belajar pada kelas IX F dan IX

G dengan total siswa 60 siswa,

menunjukan bahwa sebanyak 8 siswa

dengan kategori efikasi diri dalam belajar

yang rendah, 38 siswa dengan kategori

sedang, sementara 14 siswa lainnya

dengan kategori tinggi.

Setelah hasil pengukuran awal

(pretest) diperoleh, subjek penelitian

diambil dengan cara purposive sampling

dengan kriteria yang telah ditentukan.

Peneliti memiliih 16 orang siswa yang

terbagi menjadi dua kelompok, 8 orang

sebagai kelompok eksperimen dan 8 orang

sebagai kelompok kontrol.

Hasil pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

menunjukan bahwa rata-rata efikasi diri

dalam belajar subjek berada pada kategori

sedang. Hasil pretest siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebelum

diberi perlakuan dapat dipahami melalui

tabel 1 dan tabel 2 di bawah ini:

Tabel 1. Hasil pretest kelompok eksperi-

men

No Nama Skor Kriteria

1 AN 57 Rendah

2 AL 59 Rendah

3 CL 96 Tinggi

4 EU 71 Sedang

5 FA 55 Rendah

6 KA 74 Sedang

7 RA 95 Tinggi

8 WI 57 Rendah

Tabel 2. Hasil pretest kelompok kontrol

No Nama Skor Kriteria

1 AH 56 Rendah

2 ALY 77 Sedang

3 AG 58 Rendah

4 HA 82 Sedang

5 IN 92 Tinggi

6 BI 59 Rendah

7 PU 92 Tinggi

8 TR 59 Rendah

Berdasarkan tabel di atas terlihat

bahwa subjek penelitian tersebut memiliki

efikasi diri dalam belajar yang berada pada

tingkat yang berbeda-beda, namun tetap

siswa dengan efikasi diri yang rendah yang

mendominasi. Hal ini dilakukan untuk

menunjang kegiatan layanan konseling

kelompok itu sendiri, agar heterogen

mewakili kategori dari efikasi diri dalam

belajar. Oleh karena itu maka 16 siswa

Page 7: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

dari tingkat efikasi diri yang berbeda

tersebut dijadikan subjek penelitian.

Berdasarkan data yang telah dipe-

roleh, kemudian peneliti dan subjek

penelitian membuat kesepakatan untuk

melakukan konseling kelompok. Pelak-

sanaan konseling kelompok berdasarkan

prosedur dan langkah-langkah sebagai

berikut:

Pelaksanaan tahap (1) pembentukan,

peneliti sebagai pemimpin kelompok ber-

upaya menciptakan suasana akrab dengan

anggota kelompok serta berupaya mem-

bangun trust antar anggota kelompok

dengan pemimpin kelompok maupun antar

sesama anggota kelompok konseling itu

sendiri. Peneliti juga menyampaikan pe-

ngertian dan tujuan konseling kelompok.

Tahap ini bertujuan agar siswa mampu

mengungkapan perasaan, pikiran, wawa-

sannya guna pengentasan permasalahan

yang sedang dialami.

Pelaksanaan tahap (II) peralihan,

adalah tahapan jembatan antara kegiatan

awal kelompok kegiatan berikutnya. Pada

tahap ini pemimpin kelompok melihat

suasana dalam kelompok dan menanyakan

kesiapan kelompok untuk melanjutkan ke

tahap selanjutnya. Pada tahap peralihan

pemimpin kelompok menjelaskan peranan

anggota kelompok dalam kegiatan konse-

ling kelompok teknik modeling, kemudian

pemimpin kelompok menawarkan apakah

para anggota sudah siap untuk memulai

kegiatan pada tahap berikutnya.

Pelaksanaan tahap (III) Kegiatan,

merupakan tahapan inti dalam proses

konseling kelompok untuk membahas dan

mengentaskan masalah yang dialami oleh

anggota kelompok. Permasalahan yang di

bahas dalam hal ini mengenai ketidakya-

kinan peserta didik terhadap kemampuan-

nya dalam menyelesaikan tugas akademik

yang terbagi menjadi empat indikator

meliputi bertahan saat menghadapi tugas

sulit, komitmen dalam mencapai tujuan,

berusaha meningkatkan kemampuan diri,

dan cepat bangkit ketika menghadapi

kega-galan. Jadi pembahasan

permasalahan yang dilakukan dalam setiap

pertemuan berda-sarkan indikator-

indikator tersebut.

Pertemuan pertama pada tahap

kegiatan konseling kelompok dilaksanakan

pada hari Jumat, 20 September 2019 di

SMP Negeri 25 Bandar Lampung. Perma-

salahan yang dibahas pada pertemuan ini

lebih menekankan pada indikator mampu

bertahan saat menghadapi tugas sulit. Hal

tersebut dikarenakan dari hasil pretest

diperoleh skor indikator mampu bertahan

saat menghadapi tugas sulit lebih rendah

dibandingkan skor dari indikator lainnya.

Pada pertemuan pertama ditahap

kegiatan ini pemimpin kelompok mena-

nyakan permasalahan yang dialami dari

masing-masing anggota kelompok. Diawal

anggota kelompok terlihat masih malu-

malu dan ragu untuk mengemukakan

permasalahannya. Pemimpin kelompok

melakukan probing terhadap masalah

anggota kelompoknya, dan merumuskan

tujuan yang ingin dicapai secara bersama-

sama dengan anggota kelompok.

Kemudian pemimpin kelompok mulai

menerapkan teknik modeling. Jenis

modeling yang digunakan pada pertemuan

ini ialah jenis multipel model.

Secara umum kegiatan pada

pertemuan pertama dapat berjalan dengan

lancar, dinamika kelompok sudah mulai

tampak. Anggota mulai menunjukan

adanya perubahan seperti ketika mereka

mengembangkan pikiran dengan cara

memberi contoh, mengemukakan

pendapat, menanggapi, memberi saran dan

bertanya. Meskipun masih ada beberapa

yang terlihat malu-malu dan berbicara saat

gilirannya saja.

Pertemuan kedua pada tahap

kegiatan konseling kelompok dilaksanakan

pada hari Jumat tanggal 27 September

Page 8: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

2019. Pada pertemuan kedua ini anggota

kelompok lebih aktif dan lebih tanggap

dibandingkan pertemuan sebelumnya.

Pada pertemuan kedua, pemimpin

kelompok membahas masalah yang ber-

kaitan dengan indikator komitmen dalam

mencapai tujuan. lalu pemimpin mene-

rapkan teknik modeling jenis multipel

model. Selanjutnya pemimpin kelompok

memberikan simulasi atau pengibaratan

mengenai indikator tersebut serta tugas

rumah bagi anggota kelompok.

Pertemuan ketiga pada tahap

kegiatan konseling kelompok dilaksanakan

pada hari Jumat tanggal 11 Oktober 2019.

Pada pertemuan ketiga, pemimpin

kelompok akan membahas permasalahan

mengenai indikator usaha meningkatkan

kemampuan diri dan cepat bangkit ketika

mendapati kegagalan. Sebelum membahas

permasa-lahan tersebut, pemimpin

kelompok terle-bih dahulu mengulas tugas

rumah yang telah diberukan pada

pertemuan sebelum-nya. Pemimpin

kelompok memberikan re-ward atas

pencapaian yang telah dilakukan oleh

anggota kelompok.

Pada pertemuan ketiga ini,

pemimpin kelompok masih menerapkan

teknik mode-ling jenis multipel model

dimana yang bertindak sebagai model ada

lah anggota kelompok yang memiliki

performa lebih dari anggota kelompok

lainnya. Suasana kelompok pada

pertemuan ini terlihat lebih aktif, dinamika

kelompok sudah sangat terlihat, dan para

anggota kelompok juga terlihat menikmati

jalannya proses konse-ling tersebut.

Pertemuan keempat pada tahap kegi-

atan konseing kelompok dilaksanakan

pada Jumat tanggal 18 Oktober 2019.

Berbeda dengan pertemuan sebelumnya,

pada pertemuan kali ini pemimpin

kelompok menggunakan teknik modeling

jenis symbolic model. Teknik modeling

jenis symbolic model, tokoh model

disajikan dalam bentuk audio, video, flim

atau slide. Dalam penelitian ini, symbolic

model melalui video kompilasi film yang

menggambarkan mengenai pentingnya

sebuah keyakinan terhadap kemampuan

yang dimiliki.

Pelaksanaan tahap (IV) pengakhiran,

pada tahap ini pemimpin kelompok dan

anggota kelompok bersama-sama menyim-

pulkan hasil dari pelaksanaan layanan

konseling kelompok teknik modeling dan

menyatakan bahwa kegiatan akan diakhiri.

Kemudian peneliti selaku pemimpin

kelompok mempersilahkan setiap anggota

kelompok untuk mengemukakan kesan

dari pelaksanaan layanan konseling

kelompok.

Hasil pelaksanaan tahap ini adalah

kesan-kesan yang disampaikan anggota

kelompok dalam menilai pelaksanaan

konseling kelompok positif yaitu mereka

merasa senang mengikuti kegiatan ini

karena mendapatkan manfaat dan mem-

berikan kontribusi kepada mereka terkait

dengan keyakinan diri terhadap kemam-

puan yang dimiliki dan berusaha untuk

lebih yakin lagi terhadap kemampuan diri

untuk hasil belajar yang lebih optimal.

Hasil pretest kelompok eksperimen

sebelum diberikan perlakuan konseling

kelompok teknik modeling diperoleh nilai

rata-rata skor sebesar 70,50 masuk dalam

kategori sedang dan setelah dilakukan

konseling kelompok teknik modeling pada

kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-

rata skor sebesar 92,76 masuk dalam

kategori tinggi. Maka ini menunjukan

bahwa adanya peningkatan efikasi diri

dalam belajar pada kelompok eksperimen

rata-rata sebesar 18,53 % setelah diberikan

layanan konseling kelompok teknik

modeling.

Berikut ini adalah grafik perbanding-

an nilai pretest dan posttest pada

kelompok eksperimen:

Page 9: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

Gambar 1. Perbandingan skor hasil pretest

dan posttest pada kelompok eksperimen

Pelaksanaan kegiatan dari pertemuan

pertama sampai keempat dapat dianalisis

bahwa para anggota kelompok sudah

mem-peroleh pemahaman dan cara

pengentasan terhadap masalah yang telah

dibahas dalam setiap pertemuan. Sehingga

rata-rata ang-gota kelompok sudah dapat

menunjukan perubahan perilaku secara

bertahap setelah diberikan layanan

konseling kelompok teknik modeling.

Hasil pretest pada kelompok kontrol

diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 71,87

yang masuk dalam kategori sedang dan

hasil posttest diperoleh nilai rata-rata skor

sebesar 66,87 masih dalam kategori

sedang namun mengalami penurunan rata-

rata sebesar 4,16 % meskipun masih pada

kategori sedang. Artinya tidak adanya

peningkatan efikasi diri dalam belajar pada

kelompok kontrol.

Berikut ini adalah grafik perbanding-

an hasil preteste dan posttest pada kelom-

pok kontrol:

Gambar 2. Perbandingan skor hasil pretest

dan posttest pada kelompok kontrol.

Setiap subjek dalam penelitian ini

memiliki perubahan peningkatan yang

berbeda-beda. Berikut ini merupakan

pembahasan peningkatan efikasi diri

dalam belajar pada kelompok eksperimen

yang diberi perlakuan berupa layanan

konseling kelompok teknik modeling:

Gambar 3. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar AN

AN sebelum mengikuti konseling

kelompok teknik modeling memiliki skor

sebesar 57 yang termasuk dalam kategori

rendah. Namun, setelah mengikuti konse-

ling kelompok skor efikasi diri dalam

belajar AN meningkat menjadi 86 yang

termasuk dalam kategori sedang. Pening-

katan skor menunjukan peningkatan sebe-

sar 29, yang dipersentasekan mengha-

silkan angka 24,16%.

0

20

40

60

80

100

120

AN AL CL EU FA KA RA WI

Grafik Kelompok Eksperimen

Pretest posttest

0

20

40

60

80

100

AH ALY AG HA IN BI PU TR

Grafik Kelompok Kontrol

Pretest Posttest

0

20

40

60

80

100

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik AN

Page 10: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

Peningkatan yang terjadi paling

sedikit dibandingkan indikator lainnya

terdapat pada indikator berusaha mening-

katkan kemampuan diri yang mengalami

peningkatan sebesar 21%. Hal ini menun-

jukan bahwa AN masih kurang yakin

untuk keluar dari zona nyamannya untuk

mening-katkan dan mengembangkan

kemampuan diri dengan mencoba hal-hal

baru yang positif.

Gambar 4. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar AL

AL sebelum mengikuti layanan

konseling kelompok teknik modeling

memiliki skor sebesar 59 yang termasuk

dalam kategori rendah. Namun, setelah

mengikuti layanan konseling kelompok

sebanyak empat kali pertemuan skor

efikasi diri dalam belajar AL meningkat

menjadi 83 yang termasuk dalam kategori

sedang. Walaupun sebatas kategori

sedang, hasil peningkatan skor

menunjukan peningkatan sebesar 24, yang

dipersentasekan meng-hasilkan angka

20,00%.

Peningkatan yang terjadi paling sedi-

kit dibandingkan indikator lainnya terdapat

pada indikator berusaha meningkatkan

kemampuan diri yang mengalami pening-

katan sebesar 11%. Hal ini menunjukan

bahwa AL hanya melakukan hal-hal yang

memang sudah dikuasainya saja.

Gambar 5. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar CL

CL sebelum mengikuti layanan

konseling kelompok teknik modeling

memiliki skor sebesar 96 yang termasuk

dalam kategori tinggi. Kemudian setelah

mengikuti layanan konseling kelompok

skor efikasi diri dalam belajar CL mening-

kat menjadi 112 yang termasuk dalam

kategori tinggi. Peningkatan skor menun-

jukan peningkatan sebesar 16, yang diper-

sentasekan meng-hasilkan angka 13,33%.

Peningkatan yang terjadi paling

sedikit dibandingkan indikator lainnya

terdapat pada indikator cepat bangkit

ketika mendapati kegagalan sebesar 6%.

Hal ini menunjukan bahwa kegagalan yang

diper-oleh akan mempengaruhi keyakinan

CL ter-hadap kemampuannya dan membu-

tuhkan waktu lebih untuk bangkit dari

kegagalan yang dialami.

Gambar 6. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar EU

EU sebelum mengikuti layanan

konseling kelompok teknik modeling skor

sebesar 71 yang termasuk dalam kategori

0

20

40

60

80

100

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik AL

96 100

106 108 112

80

90

100

110

120

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik CL

0

20

40

60

80

100

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik EU

Page 11: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

sedang. Kemudian setelah mengikuti laya-

nan konseling kelompok skor efikasi diri

dalam belajar EU meningkat menjadi 91

yang termasuk dalam kategori tinggi.

Peningkatan skor menunjukan peningkatan

sebesar 20, yang diper-sentasekan meng-

hasilkan angka 16.66%.

Peningkatan yang terjadi paling

sedikit dibandingkan indikator lainnya

terdapat pada indikator cepat bangkit

ketika mendapati kegagalan sebesar 6%.

Hal ini menunjukan bahwa kegagalan yang

dipe-roleh akan mempengaruhi keyakinan

EU terhadap kemampuannya.

Gambar 7. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar FA

FA sebelum mengikuti layanan

konseling kelompok teknik modeling me-

miliki skor sebesar 55 yang termasuk

dalam kategori rendah. Namun, setelah

mengikuti layanan konseling kelompok

sebanyak em-pat kali pertemuan skor

efikasi diri dalam belajar FA meningkat

menjadi 82 yang termasuk dalam kategori

sedang. Walaupun sebatas kategori

sedang, hasil peningkatan skor

menunjukan peningkatan sebesar 27, yang

dipersentasekan meng-hasilkan angka

22,50%.

Peningkatan yang terjadi paling

sedikit dibandingkan indikator lainnya ter-

dapat pada indikator berusaha mening-

katkan kemampuan diri yang mengalami

peningkatan sebesar 7%. Hal ini menun-

jukan bahwa FA lebih menyukai hal-hal

yang memang sudah biasa dilakukan saja.

Gambar 8. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar KA

KA sebelum mengikuti layanan

konseling kelompok teknik modeling me-

miliki skor sebesar 74 yang termasuk

dalam kategori sedang. Kemudian setelah

mengi-kuti layanan konseling kelompok

sebanyak empat kali pertemuan skor

efikasi diri dalam belajar KA meningkat

menjadi 94 yang termasuk dalam kategori

tinggi. Peningkatan skor menunjukan

peningkatan sebesar 20, yang

dipersentasekan meng-hasilkan angka

16.66%.

Peningkatan yang terjadi paling

sedikit dibandingkan indikator lainnya

terdapat pada indikator cepat bangkit

ketika mendapati kegagalan sebesar 6%.

Hal ini menunjukan bahwa kegagalan yang

dipe-roleh akan mempengaruhi keyakinan

KA terhadap kemampuannya dan membu-

tukan waktu lebih lama untuk dapat

bangkit dari kegagalannya.

Gambar 9. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar RA

0

20

40

60

80

100

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik FA

0

20

40

60

80

100

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik KA

95 97

99 102

106

85

90

95

100

105

110

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik RA

Page 12: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

RA sebelum mengikuti layanan

konseling kelompok teknik modeling

memiliki skor sebesar 95 yang termasuk

dalam kategori tinggi. Kemudian setelah

mengikuti layanan konseling kelompok

skor efikasi diri dalam belajar RA mening-

kat menjadi 106 yang termasuk dalam ka-

tegori tinggi. Peningkatan skor

menunjukan peningkatan sebesar 11, yang

dipersen-tasekan meng-hasilkan angka

9,16%.

Peningkatan yang terjadi paling

sedikit dibandingkan indikator lainnya

terdapat pada indikator cepat bangkit

ketika mendapati kegagalan sebesar 6%.

Hal ini menunjukan bahwa kegagalan yang

diperoleh akan mempengaruhi keyakinan

RA terhadap kemampuannya.

Gambar 10. Grafik perubahan efikasi diri

dalam belajar W1

WI sebelum mengikuti layanan

konseling kelompok teknik modeling

memiliki skor sebesar 57 yang termasuk

dalam kategori rendah. Namun, setelah

mengikuti layanan konseling kelompok

sebanyak empat kali pertemuan skor

efikasi diri dalam belajar WI meningkat

menjadi 88 yang termasuk dalam kategori

sedang. Walaupun sebatas kategori

sedang, hasil peningkatan skor

menunjukan peningkatan sebesar 31, yang

dipersentasekan meng-hasilkan angka

25,83%.

Peningkatan yang terjadi paling

sedikit dibandingkan indikator lainnya

terdapat pada indikator cepat bangkit

ketika mendapati kegagalan sebesar 19%.

Hal ini menunjukan bahwa kegagalan yang

diperoleh akan mempengaruhi keyakinan

WI terhadap kemampuannya dan membu-

tukan waktu lebih lama untuk dapat

bangkit dari kegagalannya.

Hasil dari penelitian ini juga menun-

jukan bahwa ketidakyakinan yang dialami

siswa terhadap kemampuanya yang ber-

sumber dari kegagalan yang pernah

dialami sebelumnya. Hal ini dapat

diketahui dari peningkatan yang hanya

sedikit pada indikator cepat bangkit ketika

mengalami kegagalan, yang dialami oleh

CL, EU, KA, RA, dan WI. Selain itu hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat

indikator lain yang menyebabkan efikasi

diri dalam belajar yang rendah yaitu

indikator ber-usaha meningkatkan

kemampuan diri.

Hasil ini menunjukan kesesuaian

dengan teori yang dikemukakan oleh Ban-

dura (Rustika, 2012) bahwa terdapat empat

sumber pembentuk efikasi diri seseorang

salah satunya ialah pengalaman keberhasi-

lan. Keberhasilan menyelesaikan suatu

masalah akan meningkatkan efikasi diri,

sebaliknya kegagalan akan menurunkan

efikasi diri (terutama pada waktu efikasi

diri belum terbentuk secara mantap dalam

diri seseorang). Perkembangan efikasi diri

disamping ditentukan oleh keberhasilan

dan kegagalan juga ditentukan oleh kesa-

lahan dalam menilai diri.

Berdasarkan hasil perbandingan

menunjukan terdapat perbedaan skor yang

signifikan sebelum diberikan perlakuan

dengan setelah diberikan perlakuan berupa

layanan konseling kelompok teknik mode-

ling pada kelompok eksperimen. Selain itu

juga terdapat perbedaan rata-rata efikasi

diri siswa yang signifikan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Ini

berarti adanya peningkatan efikasi diri

dalam belajar setelah dilakukan layanan

konseling kelompok teknik modeling. Jadi

dapat dikatakan bahwa efikasi diri dalam

0

20

40

60

80

100

pre test post 1 post 2 post 3 post 4

Grafik WI

Page 13: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

belajar dapat ditingkatkan melalui konse-

ling kelompok teknik modeling.

Berdasarkan analisis data dengan

menggunakan uji mann whitney test

diperoleh nilai (Sig) sebesar 0,002 hal ini

menunjukan bahwa nilai signifikan < 0,05

(0,002 < 0,05). Sehingga ini menunjukan

terdapat perbedaan rata-rata skor efikasi

diri dalam belajar pada siswa yang

mendapatkan perlakuan dengan siswa

yang tidak mendapatkan perlakuan

konseling kelompok teknik modeling.

Hasil penelitian ini diperkuat peneli-

tian sebelumnya yang serupa dari

Widaryati (2013) bahwa konseling

kelompok mem-berikan pengaruh yang

signifikan terhadap efikasi diri siswa.

Selain itu, penelitian Sintadewi (2014)

juga menunjukan bahwa bahwa skor rata-

rata hasil pretest efikasi diri sebesar 75,9

dan skor rata-rata posttest sebesar 128,9

dengan gain score 0,717. Hasil penelitian

menunjukan bahwa model konseling

behavior teknik modeling efektif untuk

meningkatkan efikasi diri siswa.

Hasil penelitian yang telah dilakukan

Rumiani (2014) berkaitan dengan pene-

rapan konseling behavioral teknik mode-

ling melalui konseling kelompok untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa me-

nunjukan adanya peningkatan motivasi

belajar dari 58,58% menjadi 68,83% pada

siklis I dan diperoleh peningkatan dari

68,83% menjadi 85,17% pada siklus II.

Sehingga dari hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa konseling behavioral

teknik modeling dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

Penelitian Adiningrum (2017) me-

nunjukan adanya pengaruh konseling

kelompok dengan teknik modeling ter-

hadap kedisiplinan siswa. Dimana hasil

perhitungan pretest sebesar 54 % mening-

kat menjadi 76% pada post-test. Penelitian

Herdian (2019) berdasarkan hasil peneli-

tiannya mengenai teknik modeling sebuah

aternatif dalam meningkatkan efikasi aka-

demik menunjukan bahwa teknik mode-

ling dapat digunakan sebagai alternatif

dalam meningkatkan efikasi diri akademik

siswa.

Penelitian Sutama (2014) menun-

jukan bahwa penerapan teori behavioral

dengan teknik modeling dapat mening-

katkan kemandirian belajar siswa. Penca-

paian peningkatan kemandirian belajar

siswa di siklus I, yaitu dengan hasil: 0%

kategori sangat tinggi, 70%kategori tinggi,

30% kategori sedang, 0% kategori rendah

dan 0% kategori sangat rendah.

Pencapaian peningkatan kemandirian

belajar pada siklus II, yaitu dengan hasil :

30% kategori sangat tinggi, 70% kategori

tinggi, 0% kategori sedang, 0% kategori

rendah dan 0% kategori sangat rendah.

Penelitian Wijayanti (2016) menun-

jukan bahwa layanan informasi tekni

modeling simbolik berpengaruh secara

efektif dan signifikan pada self efficacy

dalam pengambilan keputusan studi lanjut.

Self efficacy dalam pengambilan

keputusan studi lanjut sebelum diberikan

treatment rata-rata persentase 44,96%.

Sdangkan setelah pelaksanaan treatmen

rata-rata persentase menjadi 82,38% jadi

pelak-sanaan treatment dapat

meningkatkan self efficacy dalam

pengambilan keputusan studi lanjut

sebesar 33,855 %.

Berdasarkan berbagai penjelasan

mengenai penelitian terdahulu tersebut

merupakan berbagai variabel lain yang da-

pat ditingkatkan melalui konseling kelom-

pok teknik modeling. Artinya upaya untuk

meningkatkan efikasi diri dalam belajar

dapat dilakukan dengan memberikan

layan-an konseling kelompok teknik

modeling.

KESIMPULAN/CONCLUSION

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa layanan konseling ke-

Page 14: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

lompok teknik modeling dapat mening-

katkan efikasi diri dalam belajar pada

siswa IX SMP Negeri 25 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2019/2020. Hal ini dapat

dilihat dari skor skala efikasi diri dalam

belajar sebelum pelaksanaan konseling

kelompok teknik modelling sebesar 70,5

dengan skor setelah pelaksanaan konseling

kelompok teknik modelling sebesar 92,76.

Dengan demikian menunjukan terjadi

peningkatan efikasi diri dalam belajar

dengan rata-rata sebesar 18,53% setelah

diberikan perlakuan konseling kelompok

teknik modelling. Kesimpulannya adalah

efikasi diri dapat ditingkatkan melalui

konseling kelompok teknik modelling

pada siswa kelas IX SMP Negeri 25

Bandar Lampung Tahun Ajaran

2019/2020.

Saran kepada siswa hendaknya mengikuti

kegiatan layanan konseling kelompok

dengan bersungguh-sungguh dan menjadi-

kan kegiatan ini sebagai pembelajaran

guna meningkatkan keyakinan terhadap

kemam-puan yang dimiliki dalam

pelaksanaan ke-giatan akademik maupun

non akademik. Kepada Guru bimbingan

dan konse-ling hendaknya mengadakan

kegiatan layanan konseling kelompok

teknik modelling sehingga permasalahan

efikasi diri siswa yang rendah dalam

belajar dapat dimini-malisir.

Saran lain untuk peneliti yang akan

melakukan penelitian tentang peningkatan

efikasi diri dalam belajar hendaknya dapat

melakukan observasi atau melakukan

wawancara kepada guru kelas dan teman

sekelas anggota kelompok mengenai

kema-juan yang terlihat setelah sesi

konseling berakhir. Selain itu juga dapat

hendaknya dapat melakukan wawancara

kepada subjek penelitian setelah beberapa

minggu pem-berian perlakuan. Hal ini

bertujuan untuk memperkaya data

penelitian terkait peru-bahan yang terjadi

pada diri mereka apakah menetap atau

berubah.

DAFTAR RUJUKAN/ REFERENCES

Adiningrum, Wastiti. 2017. Pengaruh

Koseling Kelompok Teknik Mode-

ling Terhadap Kedisiplinan Siswa.

Indonesian Journal of Guidance and

Counseling: Theory and Application,

6 (4): 57-61. Diakses dari: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p

hp/jbk/article/view/18013

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi

Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghufron, M. Nur, & Rini, Risnawati S.

2012. Teori-Teori Psikologi. Yogya-

karta. Ar-Ruzz Media.

Hardianto, Gusriko. 2014. Hubungan

Antara Self-Efficacy Akademi

dengan Hasil Belajar Siswa.

Konselor, 3 (1). Diakses dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ko

nselor/article/view/2978

Herdian, Ade. 2019. Teknik Modeling:

Sebuah Alternatif dalam

Peningkatan Self Efficacy Akademik.

Indonesian Journal of School

Counseling.4 (3): 89-94. Diakses

dari: https://jurnal.iicet.org/index.php/schou

lid/article/view/412

Komalasari, Gantina. 2011. Teori dan

Teknik Konseling. Jakarta: Perma-

ta Puri Media.

Navion, Febranti Putri. 2016. Hubungan

Efikasi Diri Akademik, Harga Diri,

Keterampilan Menetapkan Tujuan,

dan Berpikir Kreatif dengan Prestasi

Akademik Siswa SMPN di Kota

Malang. Nusantara of Research, 3

(2): 111-121. Diakses dari: http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/

disertasi/article/view/45881

Page 15: Peningkatan Efikasi Diri melalui Konseling Kelompok Teknik ...

Putra, Agus Dharma. 2014. Efektivitas

Konseling Behavioral dengan

Teknik Modeling untuk

Mengoptimalkan Penyesuaian Diri

Siswa Kelas X SMK Negeri 2

Singaraja. e-journal Undiksa

Jurusan Bimbingan Konse-ling, 2

(1). Diakses dari: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.p

hp/JJBK/article/view/3784

Rumiani, Ni Wayan. 2014. Penerapan

Konseling Behavioral Teknik Mode-

ling melalui Konseling Kelompok

untuk Meningkatkan Motivasi Bela-

jar Siswa Kelas VIII 6 SMPN 2

Singaraja. e-journal Undiksa

Jurusan Bimbingan Konseling, 2 (1).

Diakses dari: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.p

hp/JJBK/article/view/3656

Rustika, I Made. 2012. Efikasi Diri:

Tinjauan Teori Albert Bandura.

Buletin Psikologi, 20 (1-2): 18-25.

Diakses dari: https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikolog

i/article/view/11945

Sintadewi, Ni Luh Dian. 2014. Efektivitas

Model Konseling BehavioralTeknik

Modeling Untuk Meningkatkan Efi-

kasi Diri Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Singaraja. e-journal Undik-

sa Jurusan Bimbingan Konseling, 2

(1). Diakses dari: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/view/3727

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pen-

didikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung:

Alfabeta.

Sutama, Gede Agus. 2014. Penerapan

Teori Behavioral dengan Teknik

Modeling untuk Meningkatkan

Kemandirian Belajar Siswa Kelas

AK C SMK Negeri 1 Singaraja.

Singaraja. e-journal Undiksa

Jurusan Bimbingan Konseling, 2 (1).

Diakses dari: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.p

hp/JJBK/article/view/3960

Widaryati, Sri. 2013. Efektivitas Pengaruh

Konseling Kelompok Terhadap Efi-

kasi Diri Siswa. Jurnal Bimbingan

Konseling “PSIKOPEDAGODIA”, 2

(2): 94-100. Diakses dari: http://journal.uad.ac.id/index.php/PSIK

OPEDAGOGIA/article/view/2576

Wijayanti, Desy Nawangsari. 2016.

Pengaruh Layanan Informasi Teknik

Modeling Simbolik Terhadap Self-

Efficacy Pengambilan Keputusan

Studi Lanjut. Indonesian Journal of

Guidance and Counseling: Theory

and Application, 5(2): 54-57.

Diakses dari: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p

hp/jbk/article/view/12444

Wulandari, Vika. 2019. Penerapan

Layanan Konseling dengan Teknik

Modeling Partisipan untuk

Meningkatkan Percaya Diri Siswa

Saat Mengemu-kakan Pendapat Pada

Kelas XI IPS 3 di SMAN 2

Karawang. Jurnal BK Unesa, 9 (2):

14-27. Diakses dari:

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/in

dex.php/jurnal-bk-

unesa/article/download/26483/24255


Recommended