+ All Categories
Home > Documents > PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta...

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta...

Date post: 16-Sep-2018
Category:
Upload: hakiet
View: 224 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
10
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SD NEGERI SUMBERSARI III MALANG DENGANSTRATEGIPEMETAANPDaRAN oleh Elfia Sukma FIP Universitas Negeri Padang Abstrak This article is about a classroom action research conducted to improve the ability of students in Grade V, Elementary School of Sumbersari III, Malang, in writing poetry by means of a mind-mapping strategy. With the low level of the students' ability in writing poetry as the background of the research, the research was conducted in two cycles, each of which consisted of the stages of planning and implementation. Each stage consisted of the activities of (a) finding and developing ideas, (b) writing, (c) presentation, and (d) evaluation. The results of the research indicate that the use of the mind-mapping strategy could improve the students' ability in writing poetry. Keywords: strategy, mind mapping, writing poetry, learning, elementary school A. PENDAHULUAN Pembelajaran apresiasi sastra bertuju- an agar siswa mampu mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengar- kan, menonton, membaca, dan melisankan hasil sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi (Depdiknas, 2003). Ini berarti bahwa siswa diharapkan mampu berapresiasi sastra secara aktif dan kreatif. Kegiatan berapresiasi sastra sangat bermanfaat bagi siswa. Manfaat berapresiasi sastra pada siswa adalah agar mampu secara kreatif melakukan pengenalan realitas, pengembangan kemampuan berbahasa, pengembangan kemampuan memahami bentuk-bentuk hubungan sosial, maupun pengembangan kemampuan memahami diri sendiri dan orang lain. Sebagaimana dikatakan Stewig (dalam Aminuddin, 200 I: 16) bahwa siswa mengapresiasi sas~ra\lQtukmendapatkan ,. I. \1 kesenangan. Secara p.sikoJogis; aktivitas mengapresiasi sastra tersebut juga akan mengasah kepekaan emosi, mengembangkan daya imajinasi, dan memperkaya skemata Slswa. Dalam mencapai tujuan dan manfaat pembelajaran apresiasi sastra, diperlukan pembelajaran yang efektif. Dalam pembelajaran yang efektif, peranserta guru sangat menentukan. Sebagaimana dikatakan Aminuddin (1990:207) bahwa ada dua tugas guru dalam kegiatan apresiasi, yaitu (1) mengembangkan pengetahuan dan pengalaman (skema simbolik) siswa, dan (2) membimbing cara berpikir siswa. Di dalam melaksanakan pengembangan pengetahuan dan pengalaman siswa, guru berperan penting untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari, serta membimbing siswa ke arah berpikir kritis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman siswa. Menulis puisi merupakan bagian dari pembelajaran apresiasi sastra yang perlu dimiliki siswa. Kompetensi dasar menulis puisi di kelas V semester 2 sekolah dasar berbunyi "menulis puisi bebas" dengan indikator 38
Transcript
Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

SISWA KELAS V SD NEGERI SUMBERSARI III MALANGDENGANSTRATEGIPEMETAANPDaRAN

oleh Elfia Sukma

FIP Universitas Negeri Padang

Abstrak

This article is about a classroom action research conducted to improve theability of students in Grade V, Elementary School of Sumbersari III, Malang, inwriting poetry by means of a mind-mapping strategy. With the low level of thestudents' ability in writing poetry as the background of the research, the research

was conducted in two cycles, each of which consisted of the stages of planning andimplementation. Each stage consisted of the activities of (a) finding anddeveloping ideas, (b) writing, (c) presentation, and (d) evaluation. The results ofthe research indicate that the use of the mind-mapping strategy could improve thestudents' ability in writing poetry.

Keywords: strategy, mind mapping, writing poetry, learning, elementary school

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran apresiasi sastra bertuju-an agar siswa mampu mengapresiasi danberekspresi sastramelalui kegiatan mendengar-kan, menonton, membaca, dan melisankan hasilsastra berupa dongeng, puisi, dan dramapendek, serta menuliskan pengalaman dalambentuk cerita dan puisi (Depdiknas, 2003). Iniberarti bahwa siswa diharapkan mampuberapresiasi sastra secaraaktif dan kreatif.

Kegiatan berapresiasi sastra sangatbermanfaat bagi siswa. Manfaat berapresiasisastra pada siswa adalah agar mampu secarakreatif melakukan pengenalan realitas,pengembangan kemampuan berbahasa,pengembangan kemampuan memahamibentuk-bentuk hubungan sosial, maupunpengembangan kemampuan memahami dirisendiri dan orang lain. Sebagaimana dikatakanStewig (dalam Aminuddin, 200I: 16) bahwasiswa mengapresiasi sas~ra\lQtukmendapatkan,. I. \1

kesenangan. Secara p.sikoJogis; aktivitasmengapresiasi sastra tersebut juga akanmengasah kepekaan emosi, mengembangkan

daya imajinasi, dan memperkaya skemataSlswa.

Dalam mencapai tujuan dan manfaatpembelajaran apresiasi sastra, diperlukanpembelajaran yang efektif. Dalampembelajaran yang efektif, peranserta gurusangat menentukan. Sebagaimana dikatakanAminuddin (1990:207) bahwa ada dua tugasguru dalam kegiatan apresiasi, yaitu (1)mengembangkan pengetahuan dan pengalaman(skema simbolik) siswa, dan (2) membimbingcara berpikir siswa. Di dalam melaksanakanpengembangan pengetahuan dan pengalamansiswa, guru berperan penting untukmengembangkan pengetahuan dan pengalamansiswa dalam kehidupan sehari-hari, sertamembimbing siswa ke arah berpikir kritisterhadap hal-hal yang berkaitan denganpengalaman siswa.

Menulis puisi merupakan bagian daripembelajaran apresiasi sastra yang perludimiliki siswa. Kompetensi dasar menulis puisidi kelas V semester 2 sekolah dasar berbunyi"menulis puisi bebas" dengan indikator

38

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

pembelajaran, yaitu "siswa mampumenentukan gagasan pokok puisi, menentukanhal-hal yang menarik dari pengalaman danmampu menulis puisi bebas" (Depdiknas,2003: 173). Kompetensi dasar tersebutmengisyaratkan sebuah proses. Melaluitahapan poses menulis, siswa diajak dandiarahkan untuk menemukan hal-hal yangdipikirkannya. Hal-hal yang dipikirkan siswatidak lepas dari pengalaman dan pengetahuanyang dimilikinya. Tahapan-tahapan yangbermula dari pemunculan gagasan sampaimenjadi suatu karya disebut dengan prosesmenulis kreatif. Menulis puisi termasuk kedalam menulis kreatif.

Menurut Maybury (dalam Percy,1981:1)menulis kreatif dapat mendorong anak-anak untuk menggunakan segala kemampuanmereka yang berupa gagasan, kesan-kesan,perasaan, harapan-harapan, dan imajinasimereka serta bahasa yang dapat digunakanuntuk menulis komentar mereka. Jackson

(dalam Percy, 1981:2) mengemukakan bahwamenulis kreatif merupakan kemampuan untukmengekspresikan imajinasi dalam rangkamenciptakan sebuah gambar dalam pikiranseseorang. Definisi tersebut menunjukkanbahwa menulis puisi sebagai bagian darikegiatan menulis kreatif merupakan salah satucara untuk mengekspresikan gagasan,perasaan, dan pengalamannya denganmenggunakan bahasayang indah.

Dengan menulis puisi, siswa dapatmengekspresikan gagasan, perasaan, sertapengalamannya secara puitik. Guru dapatmembantu siswa untuk memunculkan dan

mengembangkan gagasan, kemudianmengorganisasikannya menjadi puisi. Dengandemikian, kegiatan menulis puisi memerlukanbeberapa kemampuan, misalnya kemampuanmemunculkan gagasan, kemampuanmengembangkan gagasan, kemampuanmenggunakan pilihan kata secara cermat, sertamengorganisasikannya sehingga menghasilkanpuisi yang bermakna.

Kelemahan pembelajaran sastraterdapat pada kemampuan guru dalammelaksanakan pembelajaran. Menurut Kasnadi

39

(Kompas (online), 19 Januari 2002) mengapasastra tidak diminati para siswa sehinggamuncul sinyalemen: sastra itu sulit, sastra itutidak menarik, sastra itu membosankan,sehingga siswa memvonis untuk menjauhisastra. Hal itu adalah karena ketidakmampuanguru menyajikan pembelajaran sastra itumenjadi sesuatu yang menarik. Guru masihmemberikan hapalan-hapalan kepada anak,seperti judul hasil sastra dan pengarangnyaserta angkatan kesusastraan. Padahal tujuanpembelajaran sastra adalah memupuk apresiasianak terhadap hasil sastra.

Berdasarkan studi pendahuluan yangpenulis lakukan melalui tes pada hari Rabu,tanggal 29 September 2004, di kelas V SDNegeri Sumbersari III Malang, diperoleh faktabahwa kemampuan siswa dalam menulis puisimasih kurang memuaskan. Dari analisis hasiltes menulis puisi, ditemukan bahwa (1)kandungan isi yang tertuang di dalam bait demibait kurang sesuai dengan judul, dan (2) siswabanyak menggunakan kata mubazir, sehinggapuisi kurangbermakna.

Kemudian hasil wawancara penelitidengan guru kelas V SDNegeri Sumbersari IIIMalang diperoleh informasi bahwa gurukurang efektif dalam memilih dan menerapkanstrategi yang tepat dalam menulis puisi.Kekurangefektifan itu terlihat dari temuanberikut. Guru langsung menugasi masing-masing siswa membuat judul puisi. Guru tidakmembimbing siswa terlebih dahul~memunculkan gagasan, sehingga siswamenjadi bingung dan membutuhkan waktuyang lama untuk memulaimenulis puisi. Dalammengembangkan gagasan, guru juga kurangmembimbing siswa. Guru hanya menugasisiswa mengkhayal sesuai dengan judul yangsudah mereka tulis sehingga siswa mengalamikesulitan dalam mengembangkan gagasan danhasil pengembangan gagasan yang dibuat siswamenjadi tidak mempunyai makna karenabanyak mengungkapkan hal-hal yang mubazir.Sebagai penulis puisi pemula, sebaiknya gurumembimbing siswa menulis puisi, mulai daritahap memunculkan gagasan, mengembangkangagasan sampai kepada tahap menulis puisi

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi (Elfia Sukma)

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

40

secara utuh. Akibatnya, kemampuan siswamenulis puisi masih kurang memuaskan.

Permasalahan tersebut perluditanggulangi lewat pembelajaran menulispuisi. Salah satu upaya yang dapat dilakukanadalah dengan menggunakan strategi pemetaanpikiran. Strategipemetaan pikiran adalah suatuteknik grafis untuk mempresentasikan gagasandengan menggunakan kata-kata, imaji,lambang, dan wama (Buzan, 2004). Pemetaanpikiran didasarkan pada pola-pola penemuan dialam dan penelitian tentang bagaimanamanusia berpikir serta menggunakanpikirannya.

Pemetaan pikiran dapat meningkatkankualitas pikiran. Ia membantu sistem berpikir,menyediakan suatu pandangan representasivisual, memperlihatkan kaitan gagasan dansintesisnya serta memfasilitasinya (Wycoff,2004). Ia membantu siswa berpikir kreatif,membolehkan siswa untuk mengaksesintelegensi multipel dan menghasilkangagasan-gagasan baru. Pemetaan pikiranmembantu siswa meng-organisasikan gagasanyang ada dalam pikiran siswa dan orang lain.Penciptaan peta pikiran dapat meningkatkaningatan dan pembelajaran. Pemetaan pikiransangat baik untuk menghasilkan dan menatagagasan sebelummulai menulis.

Pemetaan pikiran sangat berperan didalam penulisan puisi, karena pemetaan pikiranmerupakan proses kreatif untuk melahirkansesuatu. Pemetaan pikiran dapat membantusiswa berpikir kreatif sehingga di dalammenulis puisi, pemetaan pikiran menjadi saranayang ampuh untuk memunculkan,mengembangkan, dan menyempurnakangagasan. Pemetaan pikiran membantu siswamengorganisasikan gagasan yang ada dalampikiran siswa.

Penelitian ini merupakan penelitiantindakan kelas yang termasuk jenis penelitiankualitatif. Penelitian tindakan kelas merupakanbentuk penelitian yang bersifat reflektif denganmelakukan tindakan-tindakan tertentu untuk

memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebihprofesional. Oleh sebab itu, penggunaan stategi

DIKSI Vol. : 14. No. 1 Januari 2007

pemetaan pikiran dalam pembelajaran menulispuisi dilakukan sebagai upaya untukmeningkatkan kemampuan menulis puisi padasiswa kelas V SD Negeri Sumbersari IIIMalang.

Penelitian dimulai dengan melakukanstudi pendahuluan terhadap pembelajaranmenulis puisi di kelas V SD Negeri SumbersariIII Malang. Hal ini dilakukanuntuk mengetahuipermasalahan yang dihadapi guru dan siswaberkaitan dengan pembelajaran menulis puisi.Berdasarkan studi pendahuluan, dilakukandiskusi dengan guru kelas V untukmelaksanakan tindakan dalam rangkameningkatkan kemampuan siswa menulispuisi. Langkah berikutnya adalah pelaksanaantindakan yang diawali dengan perencanaantindakan, pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi.

Perencanaan tindakan disusun secara

kolaboratif antara peneliti dan guru. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:(1) melakukan diskusi untuk menyamakanpersepsi tentang strategi pemetaan pikiran, (2)menyusun rancangan tindakan berupa modelpembelajaran, (3) mempersiapkan instrumenpenelitian, (4) melakukan pelatihan denganguru dalam melaksanakan pembelajaranmenulis puisi dengan strategipemetaan pikiran,dan (5) menyusun jadwal pelaksanaantindakan.

Penelitian ini dilakukan dalam dua

siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kalipertemuan. Pertemuan pertama tahappemunculan dan pengembangan gagasan,pertemuan kedua tahap penulisan, danpertemuan ketiga tahap penyajian. Alokasiwaktu yang digunakan oleh masing-masingsiklus berbeda sesuai dengan hasil refleksi.Siklus I dengan alokasi waktu 2x40 menitsedangkan siklus II 3x40 menit untuk satu kalipertemuan.

Pengamatan dalam pembelajaranmenulis puisi dengan menggunakan strategipemetaan pikiran dilakukan bersamaan denganpelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan ini,peneliti dan guru berusaha mengenal,merekam, dan mendokumentasikan semua

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

indikator proses, perubahan yang terjadi, baikyang disebabkan oleh tindakan perencanaanmaupun dampak intervensi dalampembelajaran menulis puisi. Keseluruhan hasilpengamatan direkam dalam bentuk lembaranobservasi. Pengamatan dilakukan pada setiapsiklus. Pengamatan yang dilakukan pada satusiklus dapat mempengaruhi penyusunantindakan pada siklus selanjutnya. Hasilpengamatan ini kemudian didiskusikan denganguru dan diadakan refleksi untuk perencanaansiklus berikutnya.

Data dalam penelitian ini berupa dataverbal dan data nonverbal. Data verbal ialah

seluruh data yang terkait dengan prosespembelajaran maupun hasil pembelajaranmenulis puisi dengan strategi pemetaan pikiranpada setiap tahap. Data nonverbal berupa foto-foto kegiatan pembelajaran dan gambar untukpembangkitan skemata siswa. Sumber datapenelitian ini adalah siswa kelas V SDNSumbersari III Malang serta guru yang terlibatdalam proses pembelajaran menulis puisidengan menggunakan strategi pemetaanpikiran.

Analisis data menggunakan model aliryang dikembangkan oleh Miles dan Huberman(1992:15-20) yang terdiri atas tiga tahap, yaitu(1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3)penarikan simpulan atau verifikasi. Analisisdata tersebut dilakukan selama dan sesudah

penelitian, mulai dari tahap pemunculangagasan, pengembangan, penulisan, danpenyajian. Data yang diperoleh dari tiap teknikpengumpulan data saling melengkapi antarasatu denganyang lainnya.

Penarikan simpulan dilakukan dengancara menafsirkan makna data yang tersaji.Sebelum dilakukan simpulan akhir, terlebihdahulu dilakukan simpulan sementara. Hasilpenafsiran makna data yang tersaji diverifikasiuntuk memperoleh simpulan akhir yang dapatdipercaya. Kegiatan verifikasi dilakukandengan uji keabsahan temuan yang telahditentukan.

Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkan kemampuan siswa menulis puisidengan menggunakan strategi pemetaan

41

pikiran di SDN Sumbersari III Malang.Penelitian dilakukan melalui dua siklus, hasilbelajar yang diharapkan adalah "siswa mampumenuangkan gagasan dalam bentuk puisibe bas" . Hasil belajar tercermin dalamindikator-indikator pembelajaran yaitu (1)menentukan gagasan pokok, (2)mengembangkan gagasan pokok, (3)mengorganisasikan menjadi puisi, dan (4)menyajikan puisi. Untuk mencapai indikator,pembelajaran dibagi menjadi empat tahapkegiatan, yaitu (1) tahap pemunculan gagasan,(2) tahap pengembangan gagasan, (3) tahappenulisan dan (4) tahappenyajian.

Pada siklus pertama, guru melakukantindakan selama 3 kali pertemuan dengan temalingkungan keluarga. Pertemuan pertama tahappemunculan dan pengembangan gagasan.Pertemuan kedua tahap penulisan danpertemuan ketiga tahap penyajian. Masing-masing tahap menggunakanwaktu 2x40 menit.

B. HASILPENELITIAN

Hasil penelitian siklus pertama padatahap pemunculan dan pengembangan gagasanmenunjukkan bahwa siswa telah mampumemunculkan lebih dari tiga gagasan yang akandijadikan sebagai gagasan pokok. Namun, padatahap pengembangan gagasan siswa masihkesulitan menguraikan gagasan pokok menjadigagasan yang lebih kecil. Gagasan yang dibuatmasih bersifat umum. Di samping itu, sebagiansiswa masih menggunakan kalimat untukmenuliskan gagasan. Penggunaan spidol untukmengembangkan gagasan masih terlihat kacau.Kesulitan ini disebabkan guru belum optimalmelaksanakan pemodelan dan penggunaanwaktu yang belum efisien. Pada tahappemodelan siswa belum dilibatkan menuliskangagasan, guru belum menggali imaji siswasecara optimal, dan guru belum menggunakangambar.

Pada tahap penulisan guru belummelaksanakan pemodelan penulisan puisisecara optimal. Akibatnya sebagian siswamasih kesulitan mengembangkan gagasan yangberupa kata kunci menjadi kalimat. Kemudianpada tahap menata kalimat menjadi puisi siswa

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi (Elfia Sukma)

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

42

juga mengalami kesulitan. Sebagian kalimatyang dibuat siswa kurang sesuai dengan judul.Sehingga puisi yang ditulis siswa kurangbermakna. Secara umum pemenggalan lariktelah dilakukan secara cermat dan penggunaanpilihan kata telah tepat dan wajar. Namunpenggunaan imaji masih kurang bervariasisehingga puisi yang ditulis siswa monoton.

Pada kegiatan perevisian, siswa masihtampak kesulitan merevisi puisi temannya.Siswa tampak bermain-main, kurang terbukaatau enggan menukarkan tugas dengantemannya, dan ada sebagian keeil yang belumselesai mengerjakan sehingga menganggukegiatan perevisian. Kesulitan ini disebabkanguru belum memodelkancara merevisi puisi.

Pada siklus kedua, guru melakukantindakan sarna dengan sikus pertama. Namunpada siklus inijumlahjam pada masing-masingtahap ditambah satu jam pelajaran menjadi3x40 menit.

Hasil penelitian pada tahappemunculan dan pengembangan gagasanmenunjukkan siswa telah mampumemunculkan lebih dari tiga gagasan pokok.Gagasan pokok yang dibuat siswa lebihbervariasi dibandingkan dari pada sikluspertama. Hal ini disebabkan guru telahmenyediakan gambar lebih banyak danbervariasi.

Pengembangan gagasan pokokdilakukan dengan menuliskan gagasan pokokdan gambar di tengah kertas. Kemudian denganmengamati dan merenungkan gagasan pokokdan gambar siswa mengembangkan gagasanpokok tersebut mulai dari gagasan terdekat.Pengembangan gagasan yang dilakukan siswarata-rata berkualifikasi sangat baik. Melaluipemetaan pikiran siswa mampumengembangkan gagasan secara rinei dan logisserta mampu menggunakan imaji dan gambar.

Pembelajaran menulis puisi pada tahappenulisan dilakukan dengan mempedomanipemetaan pikiran yang sudah dibuat siswa.Kegiatan dimulai dengan menulis judul puisiyang diambil dari gagasan pokok atau hasilperenungan siswa terhadap peta pikiran.Kemudian menyusun kata-kata dengan urutan

DIKSI Vol. : 14. No.1 Januari 2007

ke bawah. Kata-kata tersebut kemudian

dikembangkan menjadi kalimat.Pengembangan kata menjadi kalimat selaludisesuaikan denganjudul. Selanjutnya kalimattersebut ditata menjadi larik-larik puisi. Puisiyang telah dibuat kemudian direvisi. Puisi yangdibuat siswa berdasarkan pemetaan pikiranrata-rata berkualifikasi sangat baik Siswa tidakmengalami kesulitan untuk memulai menulispuisi. Isi puisi sudah sesuai dengan judul,pemenggalan larik dilakukan dengan cermat,penggunaan diksi sudah tepat dan wajar, dansebagian siswa telah mampu menggunakanimaji secarabervariasi.

Pembelajaran menulis puisi pada tahappenyajian dilakukan dengan menugasi siswamembacakan puisi dan memajangkannya.Kegiatan membaca puisi dilakukan danganmenugasi siswa membaca secara bergiliran kedepan kelas. Siswa tampak gembira dan banggamembacakan puisi yang dibuatnya. Kegiatanmembaca puisi disertai dengan mengomentaripembacaan puisi. Puisi yang telah dibacakemudian dipajang. Kegiatan membaca puisirata-rata berkualifikasi baik. Siswa mampumelafalkan bunyi bahasa dengan tepat,membaca puisi dengan tepat sesuai dengantinggi rendah irama puisi, dan sudah mampumenggunakan ekspresi dengan baik sehinggapembacaan puisi menjadi hidup.

c. PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian terdiriatas empat tahap, yaitu (1) tahap pemunculangagasan, (2) tahap pengembangan gagasan, (3)tahap penulisan, dan (4) tahap penyajian.Sebelum diuraikan ketiga tahapan tersebut,terlebih dahulu dikemukakan perencanaantindakan.

Sebelum kegiatan pemunculangagasan dilaksanakan, terlebih dahulu siswadipersiapkan agar dapat menerimapembelajaran dengan baik. Penyiapan siswadirancang dengan empat deskriptor, yaitu (1)menyapa siswa, (2) bemyanyi bersama, (3)menjelaskan tujuan dan langkah-langkahpembelajaran, dan (4) memberi kesempatanpada siswa menanyakan hal-hal yang belum

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

dipahami. Kegiatan penyiapan siswa, dengancara menyapa siswa sebelum pembelajarandimulai, sangatlah penting dilakukan guru,karena dapat menciptakan prakondisi mentalsiswa untuk menerima pembelajaran. Gurudapat melakukannya dengan menyapa siswadengan ramah dan rendah hati. Dengankeramahan guru di dalam kelas, serta sikaprendah hati dari guru, siswa dapat menerimapembelajaran secara menyenangkan. Hal inidibenarkan oleh Prijosaksono dan Sembel(2002) bahwa sikap rendah hati dapatmembangun rasa menghargai orang lain. Gurudan siswa saling menghargai, baik ketika gurubertindak sebagai pengajar maupun sebagaipendengar. Begitu juga siswa sebagai subjekyang berperan aktif dalam pembelajaranmaupun sebagai peserta didik di kelas.

Apalagi tingkat usia siswa yang masihduduk di sekolah dasar, sangat membutuhkankasih sayang, bimbingan, serta motivasi dariguru, yang dianggap siswa sebagai idolamereka, serta sebagai orang tua mereka disekolah. Dengan demikian, penyiapan siswaoleh guru dengan cara menyapa siswa, mampumenciptakan prakondisi objektif dalammempersiapkan mental siswa untuk menerimapembelajaran. Kegiatan penyiapan siswaselanjutnya adalah mengajak siswa bernyanyibersama. Kegiatan bernyanyi bersama mampumembuat siswa merasa nyaman danmenyenangkan dalam mempersiapkan mentaluntuk belajar.

Penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran bertujuan untukmemfokuskan pikiran siswa terhadap apa yangharus dicapai dan dikuasai siswa dalampembelajaran, agar siswa tidak mengalamikesulitan. Oleh karena itu, penyampaian tujuandan langkah-langkah pembelajaran pentingdilakukan. Menurut Kemp (1985:39)penyampaian tujuan dapat membantu danmengarahkan siswa pada ukuran keberhasilanmata pelajaran yang telah ditetapkan. Hal inisenada dengan Degeng (1989:41) yangmenyatakan bahwa penyampaian tujuanmemberi pengaruh yang berarti padakemampuan siswa dalam menampilkan

43

perilaku belajar yang diharapkan. Denganmenyampaikan tujuan dan langkah-langkahpembelajaran kepada siswa, berarti gurubersifat terbuka. Mengajar dengan sikapterbuka berarti mengajarkan kepada siswa duahal, yakni (1) melatih siswa melihat persoalandari sudut pandang yang berbeda, dan (2)melatih menghargai hak orang lain untukberbeda pendapat dengannya, serta maumempertimbangkan alasan yang diajukanorang (Alwasilah, 1997:145). Dengan inidiharapkan siswa mau memahami danmengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Setelah menjelaskan tujuan danlangkah-langkah pembelajaran yang akandilaksanakan, guru perlu memberi kesempatanpada siswa untuk menanyakan hal-hal yangbelum dipahami. Hal inipenting dilakukan agarpembelajaran dapat dilaksanakan denganoptimal.

Sebelum melaksanakan tahappemunculan gagasan hingga tahap penyajian,terlebih dahulu guru melakukan pemodelanuntuk masing-masing tahap tersebut. Hal inisejalan dengan pendapat Aminuddin (1999:18)yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran,guru harus bertindak sebagai model, fasilitator,dinamisator, pengamat, dan peneliti dalammengarahkan kegiatan siswa. Dalam penelitianini terungkap bahwa guru telah melibatkansiswa dalam pemodelan. Siswa tampak aktif,antusias, dan termotivasi dalam kegiatanpembelajaran. Menurut Nurhadi dan Senduk(2003), guru bukan satu-satunya model didalam pembelajaran. Model sebaiknyadirancang denganmelibatkan siswa.

Pada tahap pemunculan gagasan, fokuspembelajaran diarahkan untuk meningkatkankemampuan siswa dalam memunculkangagasan yang akan dijadikan sebagai gagasanpokok pada penulisan puisi. Pemunculangagasan dilakukan dengan mengamati danmerenungkan gambar yang dipilih daribeberapa gambar yang ada. Menurut Syafi"ie(1988) sumber penulisan dapat berasal daripengetahuan dan pengalaman penulis sendiri,pengetahuan dan pengalaman orang lain, danjuga dapat berasal dari pengamatan, pendapat,

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi (Elfia Sukma)

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

44

sikap, tanggapan maupun imajinnasi penulis.Gambar yang dipilih adalah gambar yangdisenangi siswa. Dengan memberi kebebasankepada siswa untuk memilih gambar yangdisenanginya, berarti siswa mempunyaipengalaman dengan gambar tersebut. Hal iniakan memudahkan siswa dalam memunculkan

gagasan. Karena itu, tahap pemunculangagasan merupakan tahap yang paling pentingdalam proses pembelajaran menulispuisi.

Pada kegiatan pemunculan gagasansiswa diajak untuk menemukan hal-hal yangmenarik dari gambar yang diamati dandirenungkannya. Dalam kegiatan ini, siswadibantu oleh guru dengan mengajukanpertanyaan, baik yang berhubungan dengangambar maupun pengalaman siswa sendiri.Siswa menuliskan hal-hal yang menarik darigambar atau dari pengalamannya. Hal-halmenarik yang diungkapkan siswadisempumakan, sehingga menjadi gagasanpokok. Gagasan pokok yang sudah dipilih siswamerupakan hal yang pemah dialaminya sendiri.Dengan demikian, siswa dapat memberi alasanmengapa mernilih gagasan pokok tersebut, ataumenceritakanya secara mendetail. Hal ini akanmembantu siswa untuk mengembangkangagasan pokok dan akhimya menjadi sebuahpuisi. Hal tersebut sejalan dengan pendapatNurhadi (2001:1) yang mengemukakan bahwasebaiknya guru mengaitkan antara materi yangdiajarkan dengan situasi dunia nyata siswa danmendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dirnilikinyadalam penerapandengan kehidupan mereka sebagai anggotakeluargadanmasyarakat.

Tahap pengembangan gagasanmerupakan kelanjutan dari tahap pemunculangagasan. Pada tahap ini siswa diharapkan dapatmengembangkan gagasan pokok menjadigagasan yang lebih kecil. Dengan memilihgaga san pokok yang sesuai denganpengetahuan dan pengalamannya, akanmemudahkan siswa mengembangkannya.Menurut Wycoff (2004) pemetaan pikiranadalah cara yang sangat baik untukmenghasilkan dan menata gagasan sebelummemulai menulis. lni berarti bahwa dengan

DIKSI Vol. : 14. No. 1 Januari 2007

pemetaan pikiran, gagasan pokok yang akandikembangkan akan dapat ditata dengancermat.

Gagasan pokok tersebut kemudiandikembangkan dengan menggunakan petapikiran. Kegiatan pengembangan gagasandimulai dengan menulis gagasan pokok danmembuat gambar yang ditempatkan di tengahkertas. Hal ini, menurut Buzan (2003:38)adalah karena sebuah gambar mengandungribuan kata, yang sekaligus menjadi fokusperhatian. Penempatan gambar di tengah-tengah peta pikiran merupakan manifestasi daricara kerja otak, yaitu bahwa otak bekerjaberdasarkan asosiasi-asosiasi, serta memancarke mana-mana.

Oleh sebab itu, di dalampengembangan gagasan, siswa diajakmengamati dan merenungkan gagasan pokokdan gambar tersebut. Kegiatan ini dibimbingoleh guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Hasil pengamatan dan perenungandipetakan langkah demi langkah mulai darigagasan yang dekat dengan gagasan pokok.

Gagasan tersebut dapat ditambahdengan imaji dan gambar. Kemudian gagasan-gagasan tersebut ditulis dengan menggunakankat a kunci dan dihubungkan denganmenggunakan garis nonlinier. Untukmenghubungkan gagasan, digunakan spidolwama. Hal ini terkait dengan teori Buzan(2003:38) bahwa pemetaan pikiran mengikuticara kerja otak, yaitu asosiasi-asoisiasi, yangmerupakan kata kunci, serta memancar kemana-mana secara nonlinear. Gagasan-gagasanyang dihubungkan dengan garis nonlinier akanmembantu siswa untuk menata isi puisi secarapadu sehingga menjadi bermakna. Berdasarkanpenjelasan di atas maka peta pikiran dibuatdalam bentukpohon, wama, pola, dan asosiasi.

Sehubungan dengan itu, ditegaskankembali oleh Wycoff (2004) bahwa penggunangambar pada peta pikiran dapat membantu kitamenyampaikan pesan secara visual ke dalambenak. Apalagi jika gambar itu disertai denganwama. Sebab wama dapat meningkatkan kerjaotak. Selanjutnya Buzan (2004) menyatakanbahwa wama dapat membuat peta pikiran

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

tampak lebih cerah dan hidup, meningkatkankekuatan dahsyat bagi cara berpikir kreatif danini juga merupakan hal yang menyenangkan.Gagasan yang berupa kata kunci dihubungandengan menggunakan garis nonlinier.Penggunaan kata kunci menurut Wycoff(2004:71) amat penting untuk menangkappikiran dengan cepat. Oleh karena itu, denganmenggunakan peta pikiran secara aktif, siswadapat mengembangkan kedua belah otak untukmengembangkan seluruh potensi pikiran yangdimilikinya. Sehingga ia dapat mengembang-kan ingatan dengan baik, menata pikiran, danmeningkatkan kreativitas. Penggunaan garisnonlinier sarna dengan cara kerja otak yaituberpikir secara radial (memancar) dan eksplosif(meledak-Iedak). Dryden dan Vos (2001)menyarankan agar jangan mencatat tetapilakukan pemetaan pikiran. Menurut Buzan(dalam Wycoff, 2004:63), strategi pemetaanpikiran merupakan salah satu keterampilanyang paling efektif dalam proses berpikirkreatif. Pemetaan pikiran adalah cara yangsangat baik untuk menghasilkan dan menatagagasan sebelummulai menulis.

Pada tahap penulisan, kegiatanpembelajaran diarahkan untuk mengorgansasi-kan gagasan-gagasan yang telah dikembangkanpada tahap pengembangan gagasan. Untukmencapai tujuan tersebut, aktivitas pembelajar-an diarahkan pada kegiatan penyusun gagasanyang berupa kata kunci, mengembangkan katakunci menjadi kalimat, menata kalimat menjadipuisi, dan merevisi puisi.

Kegiatan penyusunan gagasan diawalidengan menugasi siswa menulis judul puisi.Kemudian siswa merenungkanjudul puisi yangtelah ditulisnya. Setelah melakukanperenungan, Slswa menyusun gagasan yangberupa kata kunci. Kegiatan menyusun katadilakukan oleh siswa sendiri. Dengan adanyasejumlah gagasan yang telah dimunculkandengan peta pikiran, siswa tidak sulit untukmemulai menulis puisi. Mellurut Wycoff(dalam Hernowo, 2003:141) pemetaan pikiranadalah cara yang sangat baik untukmenghasilkan dan menata gagasan sebelummulai menulis.

45

Kata-kata yang sudah disusunkemudian dikembangkan menjadi kalimat.Pengembangan kata menjadi kalimat dapatdilaksanakan dengan menggabungkan kata danmemperluas kata menjadi kalimat. Kalimatyang dikembangkan selalu dikaitkan denganjudul. Sehingga hubungan kalimat sesuaidengan judul dan hubungan antarlarik lebihbermakna.

Kalimat yang sudah dikembangkankemudian ditata menjadi larik-Iarik puisi.Penataan kalimat menjadi larik-Iarik puisidilakukan dengan memendekkan kalimatpanjang menjadi dua kalimat, menambah,mengurangi, atau memperbaiki. Penataankalimat selalu memperhatikan judul, sehinggahubungan antar larikpuisi bermakna.

Dari kegiatan di atas tampak bahwadalam pembelajaran menulis puisi diperlukanketekunan dan kesabaran guru karena siswatidak serta merta dapat menyusun puisi sesuaidengan yang diinginkan. Sebagaimanadikemukakan Parry (dalam Santoso, 1999:12)bahwa dalam kegiatan menulis puisi, siswadiberi kebebasan menentukan langkah-Iangkahterbaik dalam kegiatan menulis.

Kegiatan terakhir dari tahap penulisanpuisi adalah merevisi puisi yang sudah dibuatsiswa. Kegiatan ini dilakukan secaraberpasangan dengan menukarkan tugasnyadengan ternan sebangku. Siswa saling memberimasukan terhadap puisi yang ditulisnya.Menurut Abdurrahman dan Bintoro (2000)kegiatan tersebut seiring dengan salah satu asaspembelajaran kooperatif yaitu adanya salingketergantungan positif. Guru menciptakansuasana yang mendorong agar siswa merasasaling membutuhkan. Hubungan salingmembutuhkan inilah yang disebut dengansaling ketergantungan positif. Siswa salingmemberikan motivasi untuk meraih hasil

belajar yang optimal.Penyajian puisi yang telah ditulis siswa

dilakukan dengan dua cara, yaitu dibacakan didepan kelas dan dipajang pada mading kelas.Sebagaimana yang diungkapkan olehTompkins (1994:24) bahwa tahap final dalamproses menulis adalah siswa mempublikasikan

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi (Elfia Sukma)

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

46

hasil tulisannya dan bersama-sama membahasdengan teman sejawat dan guru. Kegiatan inidilakukan sebagai usaha agar siswa merasakarya puisi yang dihasilkannyadihargai.

Kegiatan pemodelan pembacaan puisidilakukan dengan memberi kesempatan padadua orang siswa untuk membaca puisi di depankelas. Selesai membaca, guru memintakomentar siswa mengenai cara pembacaanpuisi teman mereka tersebut. Kemudian gurumenjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikandalam membaca puisi. Setelah kegiatanpemodelan selesai, siswa membacakan puisimereka secara bergiliran ke depan kelas. Siswalain mengomentari puisi yang dibacakantersebut. Akhimya, siswa memajang puisimereka di mading kelas. Hasil karya siswaberupa puisi yang telah dipajang tersebutkemudian dikomentaribersama-sama.

D. PENUTUP

1. Simpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas inidapat disimpulkan bahwa penggunaan strategipemetaan pikiran telah mampu meningkatkankemampuan siswa menulis puisi di SDNSumbersari III Malang, dengan hasil berikut.(a)pada tahap pemunculan gagasan, siswa telahmampu memunculkan gagasan yang akandijadikan sebagai gagasan pokok, (b) padatahap pengembangan gagasan, siswa telahmampu mengembangkan gagasan secara rinei,logis, menggunakan imaji dan gambar, (c) padatahap penulisan, siswa telah mampu menulisjudul, menyusun kata, mengembangkan katamenjadi kalimat, menata kalimat menjadi puisidengan memperhatikan kesesuaian isi denganjudul, diksi, imaji dan enjembemen, sertamerevisi puisi, dan (d) pada tahap penyajian,siswa telah mampu membaca puisi denganmemperhatikan lafal, intonasi,dan ekspresi.

2. Saran-saran

Disarankan kepada guru kelas V SDNegeri Sumbersari III Malang atau guru darisekolah lain yang latar belakang siswanyadalam menulis puisi seperti atau sama dengankondisi siswa kelas V SDNegeri Sumbersari III

DIKSI Vol. : 14. No. 1 Januari 2007

Malang, agar menggunakan hasil penelitian ini,yaitu menggunakan strategi pemetaan pikiransebagai metode altematif dalam pembelajaranmenulis puisi. Guru-guru SD diharapkan agarmenggunakan gambar, warna, dan garisnonlinear pada peta pikiran, karena hal tersebutdapat mengaktifkan kerja otak untukmemunculkan dan mengembangkan gagasansecara kreatif dan memudahkan siswa menata

gagasan sebelummenulispuisi.

Guru-guru SD juga diminta agarmembimbing siswa dalam mengembangkangagasan. Kegiatan dapat dilakukan denganmenyuruh siswa menceritakan atau tanyajawabtentang gagasan yang akan dikembangkan. Hal-hal yang diceritakan tersebut kemudiandipetakan dalam bentukpeta pikiran.

Pada tahap penulisan puisi, untukpenulis pemula disarankan menggunakanlangkah-langkah mengorganisasikan gagasansebagai berikut. Menulis judul puisi,mengurutkan gagasan yang berupa kata kuncidengan urutan ke bawah, mengembangkan katamenjadi kalimat, menata kalimat menjadi puisi,dan merevisi puisi. Kegiatan ini membantusiswa mengorganisasikan gagasan menjadipuisi yang bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Ch. 1997. PoUtik Bahasa danPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya.

Aminuddin. 1990. Tingkat PerkembanganAnak dan Kegiatan Bersastra.Malang: PPS IKiPMalang.

Aminuddin. 2001. Karya Sastra dan Anak-anak. Malang: Jurusan SastraIndonesia, Fakultas SastraUM.

Buzan, T. 2003. Sepuluh CaraJadi OrangyangJenius Kreatif. (Alih Bahasa SusiPurwoko). Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

Buzan, T. 2004. Mind Map UntukMeningkatkan Kreativitas. (AlihBahasa Eric Suryaputra). Jakarta: PTGramedia PustakaUtama.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI … · sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam ... lingkungan keluarga. Pertemuan pertama …

Degeng, LN. 1989. Ilmu PengajaranTaksonomi Variabel.Jakarta: P2LPTK

Dirjen Dikti Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta:Pusat Kuriku1um.

Dryden, G. dan Vos, 1. 2001. Revolusi CaraBerpikir: Keajaiban Pikiran SekolahMasa Depan (Penerjemah:Word++Translation Service). Jakarta:Kaifa.

Kasnadi. 2001. Lingkungan sebagai BasisPembelajaran Sastra. Kompas (online)19/1.

Kemp, M. 1987. Watching Children Read andWrite.Victoria:DeakinUniversity.

Miles, B.M. dan Huberman, A. M. 1992.Analisis Data Kualitatif (TerjemahanTjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia.

Nurhadi, Yasin, B., dan Senduk, A.G. 2004.Pembelajaran Kontekstual danPenerapannya dalam KBK. Malang:Penerbit UM.

47

Percy, B. 1981. ThePower of Creatve Writing.USA: Prentice Hall.

Prijosaksono, A. dan Sembe1, R. 2002.Berbicara di Depan Publik. (Online),(http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/05/2manO 1.htm,diakses 17Desember 2004).

Santoso, B. 1999. Pembe1ajaran Bahasa danSastra Indonesia: Kebebasan BerpikirSiswa. Gentengkali Edisi V Th.1999/2000: 9-13.

Syafi'ie, I. 1988. Retorika dalam Menu/is.Jakarta: Depdikbud.

Tompkins, G. E.. 1994. Teaching WritingBalancing Process and Product. NewYork: Macmillan.

Wycoff, J. 2004. Menjadi Super KreatifMelaluiMetode Pemetaan Pikiran.

(Penerjemah Rina S. Marzuki).Jakarta: Kaifa.

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi (Elfia Sukma)


Recommended