+ All Categories
Home > Documents > PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Date post: 01-Dec-2021
Category:
Upload: others
View: 4 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
Peningkatan Kinerja Pengadaan (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.) 101 PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API METRA PALMA DENGAN METODE THEORY OF CONSTRAINT THINKING PROCESS Kokoh Ronald A Program Studi S2 Magister Manajemen Wijawiyata Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen PPM Lusia Vreyda A Program Studi S2 Magister Manajemen Wijawiyata Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen PPM This study aimed to solve the problem of low performance at PT. Api Metra Palma (AMP). Procurement is an important aspect in the company because ineffective procurement process may cause disruption to the overall business process and hinder the operational capability of the company. This procurement problem has occurred at the company long enough, causing a variety of losses, and is a complex problem because it involves many functional parts of the company. Performance measurements for procurement are delivery performance and order fulfillment lead time. Indicators of low performance in the company's procurement are marked with the slow realization of the demand (more than one month) and the underachievement of Quality Objective (QO) of the Department of Procurement and General Affairs.The analysis framework employed the stages of TOC Thinking Process. This theory uses five application tools, namely: Current Reality Tree (CRT), Conflict Cloud (CC), Future Reality Tree (FRT), Prerequisite Tree (PT), and the Transition Tree (TT). Those tools were utilized to identify the key problem, develop solutions and determine the solution to the problem. All the stages were presented in the form of effect-cause- effect relationship in a system and were presented in a form of visual images through a Tree Diagram. This study used a new approach in the TOC Thinking Process, namely the three cloud approach/3-UDE Cloud. This approach can provide guidance for communicating with various parties within the company without creating any resistance through the exposure of conflict in the company. This theory also provides a means for the system to make continuous improvement through the reinforcing loop.This study resulted in the identified root causes of the procurement problem, namely the company’s inability to change the current resources (that support the procurement) to become more reliable. A General Injection to solve the conflicts that exist within the company is through the transformation of procurement resources to become reliable. The transformation is carried out upon human resources, information technology, and procurement methods. The transformation description of the resource procurement is achieved through the implementation of several programs, namely: Internal Technical Training, Holding Visit and Midyear Coordination Meeting, TI Integration for the Procurement of Goods, Network Improvement, Negotiation of Priority Scale Policy Change, Term of Payment (TOP), Early Warning System, and Improvement of Document Control. This study was also able to identify that the company’s paradigm of cost efficiency in all functions and which was derived in the company's policy only caused the company to lose the competitiveness due to the weakened procurement performance. Keywords: Procurement, theory of constraint, thinking process, three cloud, constraint
Transcript
Page 1: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

101

PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API METRA PALMA

DENGAN METODE THEORY OF CONSTRAINT THINKING PROCESS

Kokoh Ronald A

Program Studi S2 Magister Manajemen Wijawiyata Manajemen

Sekolah Tinggi Manajemen PPM

Lusia Vreyda A

Program Studi S2 Magister Manajemen Wijawiyata Manajemen

Sekolah Tinggi Manajemen PPM

This study aimed to solve the problem of low performance at PT. Api Metra Palma (AMP).

Procurement is an important aspect in the company because ineffective procurement process may

cause disruption to the overall business process and hinder the operational capability of the

company. This procurement problem has occurred at the company long enough, causing a variety

of losses, and is a complex problem because it involves many functional parts of the company.

Performance measurements for procurement are delivery performance and order fulfillment lead

time. Indicators of low performance in the company's procurement are marked with the slow

realization of the demand (more than one month) and the underachievement of Quality Objective

(QO) of the Department of Procurement and General Affairs.The analysis framework employed the

stages of TOC Thinking Process. This theory uses five application tools, namely: Current Reality

Tree (CRT), Conflict Cloud (CC), Future Reality Tree (FRT), Prerequisite Tree (PT), and the

Transition Tree (TT). Those tools were utilized to identify the key problem, develop solutions and

determine the solution to the problem. All the stages were presented in the form of effect-cause-

effect relationship in a system and were presented in a form of visual images through a Tree

Diagram. This study used a new approach in the TOC Thinking Process, namely the three cloud

approach/3-UDE Cloud. This approach can provide guidance for communicating with various

parties within the company without creating any resistance through the exposure of conflict in the

company. This theory also provides a means for the system to make continuous improvement

through the reinforcing loop.This study resulted in the identified root causes of the procurement

problem, namely the company’s inability to change the current resources (that support the

procurement) to become more reliable. A General Injection to solve the conflicts that exist within

the company is through the transformation of procurement resources to become reliable. The

transformation is carried out upon human resources, information technology, and procurement

methods. The transformation description of the resource procurement is achieved through the

implementation of several programs, namely: Internal Technical Training, Holding Visit and

Midyear Coordination Meeting, TI Integration for the Procurement of Goods, Network

Improvement, Negotiation of Priority Scale Policy Change, Term of Payment (TOP), Early

Warning System, and Improvement of Document Control. This study was also able to identify that

the company’s paradigm of cost efficiency in all functions and which was derived in the company's

policy only caused the company to lose the competitiveness due to the weakened procurement

performance.

Keywords: Procurement, theory of constraint, thinking process, three cloud, constraint

Page 2: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

102

Vol.8, No.2, JULY 2011: 101-115

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengadaan barang menjadi salah

satu aspek penting dalam perusahaan. Fungsi

pengadaan barang yang diadakan dalam

suatu perusahaan adalah untuk melayani atau

menunjang fungsional lain, seperti produksi,

pemasaran, atau pabrikasi (Indrajit &

Djokopranoto, 2003). Pengadaan barang juga

memiliki peran dari aspek competitive

advantage (Pujawan, 2005). Proses

pengadaan barang yang tidak efektif dapat

mengganggu proses bisnis secara

keseluruhan dan menghambat kemampuan

operasional perusahaan. Proses pengadaan

barang yang tidak efektif juga dapat

dikatakan bahwa kinerja pengadaan barang

tersebut rendah.

Menurut, Bolstorff dan Rosenbaum

(2003), terdapat beberapa pengukuran

kinerja pengadaan barang di suatu

perusahaan, antara lain: delivery

performance, perfect order fulfillment, order

fulfillment lead time, supply chain response

time, dlsb. Jika salah satu dari ukuran

tersebut tidak dipenuhi, maka dapat

dikatakan bahwa kinerja pengadaan barang

rendah. Rendahnya kinerja pengadaan

barang harus segera diperbaiki agar dapat

bertahan atau bahkan unggul dalam

persaingan.

Kinerja pengadaan barang yang

rendah terjadi pada PT. Api Metra Palma.

Jika menggunakan dua alat ukur kinerja

seperti yang disebutkan di atas, delivery

performance dan order fulfillment lead time,

maka diketahui bahwa pengadaan barang di

perusahaan tidak dapat diandalkan atau

memiliki kinerja yang rendah.

Dari sisi delivery performance,

pengukuran yang dipergunakan ialah selisih

Slip Permintaan Barang (SPB) yang telah

diproses menjadi Purchase Order (PO).

Semakin kecil selisih tersebut dalam suatu

kurun waktu tertentu, maka kinerja

pengadaan barang dikatakan semakin baik.

Standar yang ditetapkan oleh perusahaan

ialah maksimal selisih 15 persen. Saat ini

nilai selisih realisasi SPB menjadi PO di

bawah standar minimal, yaitu rata-rata 18

persen. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1.

Rekapitulasi SPB dan PO

Page 3: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

103

Dari sisi order fulfillment lead time,

User mengeluhkan lambatnya realisasi

permintaan barang yang diajukan. Realisasi

permintaan barang membutuhkan waktu

berbulan-bulan, bahkan tidak sedikit

permintaan barang yang membutuhkan

waktu lebih dari satu tahun anggaran. Untuk

pengadaan barang yang sifatnya kebutuhan

operasional harian (operational expenditure),

diharapkan realisasi permintaan tidak lebih

dari sebulan (berdasarkan penuturan semua

General Manager Area Kalimantan). Sampai

dengan studi ini ditulis, standar lead time

pengadaan barang sedang dirumuskan oleh

perusahaan. Oleh karena itu lead time

pengadaan tersebut dapat menjadi patokan

waktu dalam pengukuran kinerja pengadaan

barang.

Lambatnya pengadaan barang di

perusahaan menimbulkan kerugian untuk

kebun (estate) atau pabrik (mill). Salah satu

contohnya ialah jika obat pembasmi rumput

telat datang pada tahapan initial whiping

maka proses pembasmian akan mengulang

dari tahapan awal dan membutuhkan

pembasmi rumput lebih banyak karena

rumput tumbuh tinggi kembali. Tahapan

lengkapnya lihat Gambar 2.

Gambar 2.

Tahapan Pembasmian Rumput

Permasalahan pengadaan barang

yang terjadi di perusahaan sudah cukup lama

dan merupakan masalah yang kompleks.

Kompleksitas masalah terjadi karena

pengadaan barang merupakan suatu sistem

yang melibatkan banyak bagian fungsional

perusahaan mulai dari keuangan hingga

pemasaran. Oleh karena itu, pemecahan

permasalahan yang dibutuhkan harus bisa

diterapkan untuk masalah yang kompleks

pada suatu sistem. Salah satu pendekatan

yang dianggap relevan ialah menggunakan

TOC Thinking Process.

TOC Thinking Process menjadi

salah satu metode yang digunakan untuk

melakukan pemecahan masalah dan efektif

untuk menjadi alat pengambilan keputusan

pada organisasi. Menurut Gundy (1981)

dalam “Techniques of Structured Problem

Solving”, problem solving pada umumnya

terdiri dari beberapa tahapan proses. Pada

konsep TOC Thinking Process tradisional,

terdapat tools yang terdiri dari lima tahapan

proses, yaitu: (1) Current Reallity Tree

(CRT), (2) Evaporating Cloud (EC), (3)

Future Reality Tree (FRT), (4) Prerequisite

Tree (PRT), dan (5) Transition Tree (TT)

(Goldratt, 1990).

Namun, dengan menggunakan metode

tradisional tersebut terdapat masalah yang

kerap muncul, diantaranya bahwa terkadang

manajer perusahaan sulit menerima

kenyataan bahwa core problem benar-benar

ada, terutama jika hal tersebut dikaitkan

dengan kinerja manajerial yang buruk

(Button, 2000). Selain itu, pembuatan CRT

terlalu rumit dan memakan waktu lama

(Button, 2000; Cox et al., 2003). Oleh sebab

itu, beberapa penulis (Houle and Burton-

Houle, 1998; McClelland, 1998; Button,

1999, 2000) mencoba pendekatan baru yang

disebut three-cloud process (Button, 1999,

2000). Mengacu kepada kenyataan tersebut,

penulisan tesis ini juga akan menggunakan

metode yang sama.

Page 4: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

104

Vol.8, No.2, JULY 2011: 101-115

Studi dengan menggunakan TOC

Thinking Process pernah dilakukan

sebelumnya di PPM. Tercatat ada dua studi

yang pernah dilakukan yaitu untuk

penurunan biaya kualitas untuk pabrik

karung plastik (Christian dan Djapari, 2005)

dan opitmalisasi penjualan pada Divisi

Konica Minolta PT. Asaba (Alfarianto dan

Jogia, 2007). Pada kedua studi tersebut,

penulis berhasil merumuskan langkah nyata

upaya perbaikan pada perusahaan dengan

menggunakan konsep TOC Thinking

Process. Hal ini juga yang akan dilakukan

pada PT. Api Metra Palma sehingga akan

dihasilkan upaya peningkatan kinerja dari

Departemen PGA. Namun perbedaan dengan

dua studi terdahulu terletak pada pendekatan

yang digunakan.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dipecahkan dalam

tesis ini ialah rendahnya kinerja pengadaan

barang pada PT. Api Metra Palma.

Berdasarkan hal tersebut, maka muncul

pertanyaan studi, antara lain:

a. Bagaimana kondisi pengadaan barang di

perusahaan saat ini dan apa penyebab

utama yang mengakibatkan rendahnya

kinerja pengadaan barang?;

b. Bagaimana gambaran kondisi ideal yang

sebenarnya diharapkan oleh perusahaan

dan solusi apa yang dapat dilakukan

untuk mencapai kondisi tersebut?; dan

c. Bagaimana gambaran detail dalam

implementasi solusi meningkatkan kinerja

pengadaan barang?

1.3 Tujuan dan Sasaran

Ketiga pertanyaan studi tersebut dapat

dijawab dengan TOC Thinking Process.

Hasilnya ialah serangkaian tindakan yang

dapat dijadikan panduan untuk menyele

saikan permasalahan pengadaan barang di

perusahaan. Oleh karena itu, tujuan dari

penulisan tesis ini adalah meningkatnya

kinerja pengadaan barang PT. Api Metra

Palma.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

ditetapkan sasaran, sebagai berikut:

a. Tercapainya realisasi SPB menjadi PO

lebih dari 90% ; dan

b. Lead time pengadaan barang menjadi

lebih cepat (≤ 1bulan).

1.4 Ruang Lingkup

Tesis ini mengambil obyek

penelitian PT. Api Metra Palma dan dibatasi

hanya pada subsidiaries Regional Kaliman-

tan. Hal ini disebabkan karena regional ini

memiliki lahan dan pabrik pengolahan

kelapa sawit yang sudah stabil dan kapasitas

produksi serta luasan lahan terbesar.

Selain itu, tesis ini juga dibatasi pada

pengadaan untuk barang-barang non pabri-

kasi yang tergolong Operational Expenditure

(OPEX). Dengan kategori: Mill Chemical,

Agro Chemical, Part Pabrik, Part Alat Berat,

Part Kendaraan, Nursery Items, Building

Materials, Electrical Items, dan Uniform &

ATK.

Untuk mencapai tujuan dari studi,

maka dilakukan konstruksi pemikiran yang

dapat dilihat pada Gambar 3.

II. THEORY OF CONSTRAINT

(TOC) THINKING PROCESS

TOC Thinking Process berasal dari

Theory of Constraint yang dikembangkan

oleh Goldratt (dalam Taylor, 2003). TOC

adalah konsep manajemen yang menyatakan

bahwa kinerja terbaik dari suatu sistem,

termasuk perusahaan, hanya akan tercapai

apabila sistem dikelola dengan sedemikian

rupa sehingga kendala (constraints) yang ada

dapat termanfaatkan secara optimal.

TOC Thinking Process adalah

pendekatan yang memungkinkan seseorang

menciptakan dan menerapkan perubahan

secara sistematik, sehingga terjadi perbaikan

Page 5: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

105

untuk mencapai tujuan (goal). Perubahan

tersebut harus mampu menjawab tiga

pertanyaan dasar, yaitu (Scheinkopf,

1999:4): What to Change?; To What to

Change?; How to Cause the Change?.

Respon terhadap ketiga pertanyaan tersebut

dapat menjadi panduan untuk meningkatkan

kinerja organisasi secara efektif (Reid, 2000:

28). Ketiga pertanyaan tersebut akan dijawab

dengan lima alat aplikasi berupa diagram

pohon (Gambar 4.).

Prerequisite Tree

(PRT)

Pertinent Entities /

Undesirable Effect (UDE)

ANALISIS SITUASI

GOALS

Physcal/Paradigm/Policy

Constraint

Current System

· SDM

· SOP

· Struktur Organisasi

· dlsb

Conflicting

Cloud

1

Conflicting

Cloud

2

Conflicting

Cloud

3

Core Conflict Cloud

(CCC)

Current Reality Tree

(CRT)

Injection

Future Reality Tree

(FRT)

Intermediate Objective

Obstacle

Transition Tree

(TT)

Kondisi Eksternal

Gambar 3.

Kerangka Pemikiran Studi

Page 6: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

106

Vol.8, No.2, JULY 2011: 101-115

Current Reality

TreeWhat

To

Change ?

Evaporating

Cloud

To What

To

Change ?

Future Reality

Tree

Prerequisite

Tree

Transition

Tree

How to

Cause the

Change ?

Gambar 4.

Lima Alat Aplikasi Diagram Pohon

a. Current Reality Tree (CRT)

CRT adalah alat aplikasi yang

digunakan untuk mengidentifikasi penye-

bab utama (root causes) dengan

membuka hubungan sebab akibat antara

gejala yang tidak diinginkan oleh suatu

organisasi (Cox dan Blakcstone, 2001)

b. Evaporating Cloud/Conflicting Cloud

(EC/CC)

CC berisi permasalahan yang dihadapi

oleh organisasi karena adanya perbedaan

perspektif yang didasari pada situasi

tertentu (Dettmer, 1997 dalam Kim et al,

2006). Perbedaan perspektif tersebut

dapat dikatakan sebagai konflik.

c. Future Reality Tree (FRT)

FRT merupakan alat aplikasi diagram

untuk visualisasi dan prediksi kondisi di

masa depan.

d. Prerequisite Tree (PRT)

PRT adalah alat aplikasi yang digu-

nakan untuk identifikasi hambatan-

hambatan dalam menerapkan perubahan.

e. Transition Tree (TT)

TT merupakan diagram sufficient

cause yang digunakan untuk menciptakan

rencana tindakan (action plan) atau dapat

dikatakan sebagai jembatan antara CRT

dengan FRT yang diharapkan.

Studi ini menggunakan metode

three-cloud sehingga ada sedikit perbedaan

dengan cara tradisional. Hal pertama yang

akan dilakukan ialah analisis situasi untuk

mencari undesirable effect (UDE). Dari UDE

yang berhasil diidentifikasi maka akan

dipilih tiga UDE dan mencari konflik yang

relevan untuk kemudian digambarkan dalam

conflicting cloud. Ketiga konflik tersebut

akan disimpulkan menjadi satu konflik

utama dan digambarkan dalam hubungan

sebab akibatnya berupa Current Reality Tree

(CRT). Langkah selanjutnya ialah membuat

kondisi ideal yang diharapkan menggunakan

Future Reality Tree (FRT) dan rencana

tindakan untuk mencapainya. Rencana

tersebut dilengkapi dengan kendala dan

target jangka pendek yang harus dicapai.

III. ANALISIS PERMASALAHAN

Analisis permasalahan ini merupa-

kan jawaban atas pertanyaan pertama dalam

TOC Thinking Process, yaitu What to

Change? Tahapan pertama yang akan

Page 7: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

107

dilakukan ialah identifikasi Undesirable

Effect (UDE). UDE adalah kendala/

constraint yang menghambat pencapaian

goals dari organisasi. Berdasarkan wawan-

cara dengan Head of PGA berhasil diiden-

tifikasi enam UDE yang relevan meng-

hambat Departemen PGA mencapai goals-

nya, yaitu:

a. Informasi yang diberikan user dalam SPB

kurang detail

Saat ini, lebih dari 50% SPB tidak

disertai dengan informasi yang detail.

Salah satu contoh ialah user mengajukan

permintaan pompa dalam SPB tapi tidak

mencantumkan spesifikasi detail pompa

tersebut. Informasi yang detail sangat

menentukan proses selanjutnya, yaitu:

pencarian pemasok dan pembelian,

sehing- ga penting bagi Departemen PGA

untuk mendapatkan SPB yang sudah

cukup detail.

b. SPB sering tidak diterima oleh Depar-

temen PGA

Saat ini sering ditemui kejadian bahwa

SPB yang masuk tidak diterima oleh

Departemen PGA atau dikatakan „hilang‟.

Seringkali user langsung menghubungi

melalui telepon sejauh mana proses

permintaan barang mereka telah diproses

sedang Departemen PGA merasa tidak

pernah menerima SPB yang dimaksud-

kan. Sama seperti SPB yang ditolak, hi-

langnya SPB menyebabkan adanya pe-

ngulangan proses dalam permintaan

barang tersebut sehingga proses realisasi

pengadaan barang menjadi lebih lama.

c. SPB tidak teralisasi pada tahun anggaran

yang ditetapkan

Dalam persentase selisih realisasi SPB

menjadi PO pada perusahaan sebesar

18%. Sebagian disebabkan karena per-

mintaan barang baru dapat dipenuhi ke

tahun anggaran berikutnya. Bahkan ada

permintaan yang belum dapat direali-

sasikan pada tahun anggaran berikutnya.

Status permintaan barang tersebut akan

terus menunggu sampai adanya anggaran

(budget) yang memungkinkan. Hal ini

jelas menjadi UDE karena proses realisasi

akan membutuhkan waktu yang lebih

lama.

d. Banyak pemasok lokal kecewa dengan

perusahaan

Medco Agro memiliki jaringan sup-

plier dalam pengadaan barang. Berda-

sarkan geografis, pemasok dapat dikelom-

pokkan menjadi empat kelompok utama,

yaitu: Jabodetabek, Kalimantan, Jawa-

Bali, dan Sumatera-Luar Negeri. Banyak

pemasok lokal merasa kecewa terhadap

perusahaan, hal ini terjadi karena

perusahaan sering terlambat melakukan

pelunasan pembelian. Bentuk kekecewaan

tersebut berupa pemutusan hubungan

kerja atau mempersulit informasi

ketersediaan barang. Kondisi yang terjadi

ini merupakan UDE karena terbatasnya

jumlah pemasok yang ada mensyaratkan

perusahaan untuk mencoba pemasok baru

yang belum diketahui kualitas produknya.

e. Proses verifikasi membutuhkan waktu

yang lama

Berdasarkan hasil observasi, diketahui

bahwa SPB yang diajukan user sering

terhambat pada tahapan verifikasi di

departemen terkait. Waktu yang lama

tersebut disebabkan oleh fakta bahwa

SPB memang tidak segera diverifikasi.

f. Jaringan internet di site sering putus

SPB akan diinput ke dalam sistem

yang terintegrasi dengan sistem berbasis

IT. Sambungan internet di site meng-

gunakan satelit (V-Sat) yang dikelola oleh

PT. Elga Yasa Media (ElgaNet), perusa-

haan yang juga mengelola jaringan server

di HO. Perusahaan ini sebenarnya masih

tergabung dibawah Medco Inti Dinamika

Group, perusahaan dimana Medco Agro

juga bernaung. Berdasarkan hasil rapat

kerja tahun 2010 (weakness dalam SWOT

Page 8: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

108

Vol.8, No.2, JULY 2011: 101-115

internal perusahaan), diketahui bahwa

jaringan internet tidak stabil (sering

putus). Putusnya jaringan internet

terutama sering dialami oleh user di site.

Pada tahun 2009 saja pernah terjadi putus

sambungan selama empat bulan.

Selanjutnya, UDE tersebut akan dipi-

lih tiga untuk mencari konflik utama dari

ketiganya. Kriteria pemilihan yang dite-

tapkan ialah:

a. Dominan

Dominan dalam kriteria ini dapat

diartikan bahwa UDE tersebut sering kali

muncul. Hal ini didasari bahwa UDE

dalam sistem relatif sangat sedikit dan

sulit diidentifikasi. UDE yang paling se-

ring muncul ditujukan untuk kemudahan

dalam identifikasi dan ekplorasi.

b. Kegawatan

Daftar UDE yang berhasil diiden-

tifikasi semua memang menunjukkan bah

wa UDE tersebut menghambat goals. Na-

mun ada perbedaan tingkat dampak yang

ditimbulkan. UDE yang berdampak yang

besar (kegawatan) yang harus dipilih.

c. Kemendesakan

UDE yang akan dipilih juga harus

memperhatikan tingkat kemendesakan

atau urgensi untuk segera ditangani. Ting-

kat kemendesakan dapat dilihat dari fakta

bahwa UDE tersebut menjadi salah satu

perhatian utama manajemen saat ini.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka

dilakukan pembobotan kepada masing-ma-

sing UDE dan terpilih tiga UDE yang akan

menjadi konflik utama. UDE terpilih dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Penilaian UDE

UDE Kriteria

Dominan Kegawatan Kemendesakan

1 Informasi yang diberikan user dalam SPB kurang

detil

Tinggi Tinggi Tinggi

2 SPB sering tidak diterima oleh Departemen PGA Rendah Tinggi Tinggi

3 SPB tidak terealisasi pada tahun anggaran yang

ditetapkan

Rendah Sedang Tinggi

4 Banyak pemasok lokal kecewa dengan

perusahaan

Tinggi Tinggi Tinggi

5 Proses verifikasi membutuhkan waktu yang lama Tinggi Sedang Tinggi

6 Jaringan internet di site sering putus Tinggi Tinggi Tinggi

Selanjutnya akan diidentifikasi konflik

yang terjadi dari setiap UDE terpilih dan

digambarkan dalam conflict cloud. Konflik

yang terjadi dalam setiap UDE terpilih

dijelaskan sebagai berikut:

a. CC-1 Berdasarkan UDE 010

CC-1 dirumuskan berdasarkan analisis

terhadap goals dari Medco Agro itu

sendiri. Common objective (Entitas A)

dari Medco Agro saat ini adalah

“meningkatkan daya saing perusahaan”.

Dua kondisi yang harus dimiliki untuk

mencapai hal tersebut adalah “adanya

dukungan penuh dari pemerintah daerah”

dan “efisiensi operasional”. Kedua tin-

dakan untuk mencapai kondisi tersebut

bersifat mutually exclusive dan menim-

bulkan konflik manajemen. Pada kondisi

pertama, untuk meningkatkan daya saing,

perusahaan harus mendapatkan dukungan

Page 9: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

109

penuh dari pemerintah daerah (Entitas B).

Seperti telah disebutkan sebelumnya,

bahwa karakteristik dalam industri

perkebunan dan pengolahan minyak

nabati sangat mengandalkan areal kebun

yang luas (extensive land requirement).

Untuk mendapatkan areal kebun yang

luas, tentu saja harus mendapat perse-

tujuan dari pemerintah daerah sebagai

„pemilik lahan‟. Oleh karena itu, perusa-

haan yang mendapat dukungan penuh dari

suatu pemerintah daerah maka akan men-

dapatkan lahan lebih luas dan segala

fasilitas lainnya, sehingga secara langsung

dapat memenangkan persaingan dalam in-

dustri. Untuk mendapatkan dukungan pe-

nuh dari pemerintah daerah, perusahaan

harus merekrut karyawan (Entitas D) dari

lokasi site karena tindakan ini merupakan

salah satu syarat yang diajukan oleh

pemerintah daerah.

b. CC-2 Berdasarkan UDE 040

CC-2 ini didapat dari analisis terhadap

dari visi Departemen PGA untuk membe-

rikan jasa penyediaan barang untuk kelan-

caran operasional. Hal ini disederha-

nakan, goals dari Departemen PGA ialah

agar pengadaaan barang terpenuhi. Goals

tersebut dapat tercapai melalui dua kon-

disi, yaitu dengan dan menjaga arus kas

operasional perusahaan supaya tetap

aman (Entitas B) mempertahankan

pemasok yang ada saat ini (Entitas C).

Kondisi pertama ialah dengan menjaga

arus kas operasional perusahaan tetap

aman. Hal ini dapat membuat common

objective tercapai karena pengadaan ba-

rang tepat waktu dapat terpenuhi jika

perusahaan memiliki kemampuan ke-

uangan yang baik untuk membeli barang.

Untuk menjaga arus kas operasional

perusahaan tetap aman, perusahaan dapat

melakukan pembayaran melewati term of

payment (Entitas D).

Kondisi kedua ialah dengan memper-

tahankan pemasok yang sudah ada. Hal

ini dapat mewujudkan common objective/

Entitas A karena perusahaan tidak perlu

menghabiskan waktu lagi untuk mencari

pemasok lain, selain itu juga sudah terja-

lin hubungan saling percaya antar peru-

sahaan dan pemasok yang dapat memper-

mudah proses pengadaan barang.

c. CC-3 Berdasarkan UDE 060

Departemen PGA juga menginginkan

agar pengadaan barang dapat terintegrasi.

Hal ini yang melatari objective dari CC-3

untuk UDE 060. Goals tersebut dapat

tercapai melalui dua kondisi, yaitu dengan

adanya anggaran dana yang memadai

(Entitas B) dan memiliki jaringan TI yang

dapat diandalkan (Entitas C).

Kondisi pertama ialah dengan memi-

liki anggaran dana yang memadai. Kon-

disi tersebut dapat membuat common

objective tercapai karena pengadaan

barang berbasis TI membutuhkan biaya

yang sangat besar terutama terkait biaya

untuk penyediaan infrastruktur. Agar ang-

garan dana yang memadai dapat dipe-

roleh, maka perusahaan tetap memper-

tahankan Internet Service Provider (ISP)

yang ada saat ini (Entitas D) karena ada-

nya jaminan subsidi dana dari holding.

Kondisi kedua ialah dengan memiliki

jaringan TI yang dapat diandalkan. Hal

tersebut dapat membuat tercapainya com-

mon objective karena integrasi dalam pe-

ngadaan barang sangat mengandalkan

dukungan dari sistem TI secara maksimal.

Supaya perusahaan dapat memiliki ja-

ringan TI yang dapat diandalkan, maka

perusahaan harus bekerja sama dengan

ISP professional. ISP yang profesional

memberikan jaminan pelayanan dan dapat

menerima keluhan dari pelanggan jika

jaringan internet terganggu.

Berdasarkan tiga konflik tersebut

maka dapat dikembangkan satu konflik

Page 10: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

110

Vol.8, No.2, JULY 2011: 101-115

utama yang ditengarai sebagai core cause

permasalahan yang terjadi. Core cause untuk

masalah pengadaan barang di PT. Api Metra

Palma adalah perusahaan tidak bisa merubah

sumber daya (yang menunjang pengadaan

barang) saat ini menjadi lebih andal.

Konflik tersebut akan digambarkan

secara logis dalam diagram Current Reality

Tree (CRT) (Gambar 5a. 5b.). Sehingga jelas

terlihat bahwa konflik tersebut bertanggung

jawab atas mayoritas UDE yang terjadi atau

bertanggung jawab atas permasalahan yang

terjadi di perusahaan saat ini.

IV. RENCANA TINDAKAN

Ditetapkan bahwa injection untuk

menyelesaikan konflik akan berfokus kepada

bagaimana merubah sumber daya terkait

pengadaan barang yang ada saat ini menjadi

lebih andal sehingga konflik yang ada men-

jadi tidak relevan. Sedangkan objective yang

ditetapkan pada masa depan dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2.

FRT Objective

UDE FRT OBJECTIVE

Informasi yang diberikan user dalam SPB kurang

detil

Informasi yang diberikan dalam SPB detil

SPB sering tidak diterima oleh Departemen PGA SPB 100% diterima oleh Departemen PGA

SPB tidak terealisasi pada tahun anggaran yang

ditetapkan

Semua SPB dapat terealisasikan pada tahun

anggaran yang ditetapkan

Banyak pemasok lokal kecewa dengan perusahaan Pemasok lokal puas dengan perusahaan

Proses verifikasi membutuhkan waktu yang lama Proses verifikasi dapat berlangsung dengan cepat

Jaringan internet di site sering putus Jaringan internet di site jarang putus

Berdasarkan hasil brainstorming,

maka didapatkan beberapa alternatif initial

injection yang dikelompokkan menjadi tiga

program transformasi, antara lain:

a. Program Transformasi Sumber Daya

Manusia

- Sosialisasi Prosedur

- Pelatihan Administratif

- Internal Technical Training

- Holding Visit

- Rapat Koordinasi Tengah Tahun

- Pelatihan Manajemen Arsip

b. Program Transformasi Teknologi Infor-

masi

- Integrasi IT untuk Procurement

- Network Improvement

c. Program Transformasi Metode Peng-

adaan Barang

- Negosiasi Kebijakan Skala Prioritas

- TOP Early Warning System

- Perbaikan Document Control

Penyesuaian dilakukan karena ada

kesamaan tujuan dari injection. Misalkan,

untuk injection agar pengetahuan karyawan

site berkembang, maka dibutuhkan kegiatan

dalam bentuk knowledge sharing dan pela-

tihan. Kegiatan Internal Technical Training

merupakan salah satu bentuk knowledge sha-

ring berupa pelatihan internal sehingga pela-

tihan eksternal dapat ditiadakan dan tujuan-

nya tergantikan. Program untuk transformasi

sumber daya dapat dilihat pada Gambar 6.

Injection tersebut dapat merubah

kondisi saat ini menjadi kondisi yang ideal

sehingga akan terlihat bahwa CRT akan

berubah menjadi FRT. FRT sendiri

merupakan jawaban akan pertanyaan to what

to change?

Page 11: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

111

10)P

erus

ahaa

n pe

rlu

untu

k m

enam

bah

sum

ber

daya

ba

ru y

ang

lebi

h an

dal

(EN

TITA

S D

’)

11)P

erus

ahaa

n pe

rlu

untu

k m

enam

bah

sum

ber

daya

(u

ntuk

pen

gada

an b

aran

g) y

ang

lebi

h an

dal

nam

un m

erek

a ha

rus

men

gopt

imal

kan

sum

ber

daya

yan

g ad

a sa

at in

i.

14) P

erus

ahaa

n m

erek

rut k

arya

wan

lo

kal d

i site

12) P

emer

inta

h da

erah

m

ewaj

ibka

n pe

mbe

rday

aan

mas

yara

kat l

okal

29)P

enge

tahu

an k

arya

wan

si

te te

ntan

g pe

ngad

aan

bara

ng te

rbat

as

13) K

arya

wan

loka

l tid

ak

ada

yang

mem

iliki

pe

ngal

aman

di b

idan

g pe

ngad

aan

bara

ng

26) K

uran

gnya

tr

ansf

er

know

ledg

e

45) I

nfor

mas

i yan

g di

beri

kan

user

da

lam

SP

B k

uran

g de

tail

(UD

E 0

10)

28)P

enge

tahu

an

dibu

tuhk

an

untu

k pe

mah

aman

pr

osed

ur

46)S

PB

har

us

dibu

at u

lang

27) P

rose

dur

dala

m

SP

B h

arus

m

enye

butk

an

info

rmas

i bar

ang

yang

det

ail

16) T

idak

ada

pe

nam

baha

n te

naga

ker

ja

15)J

umla

h pe

kerj

aan

yang

har

us

dise

lesa

ikan

rel

atif

bany

ak24)B

eban

ker

ja

kary

awan

ya

ng ti

nggi

31)D

okum

enta

si

Pri

nt-O

ut S

PB

tid

ak te

rtat

a de

ngan

rap

i

44)S

PB

ser

ing

tidak

di

teri

ma

Dep

arte

men

PG

A

(UD

E 0

20)

30) K

arya

wan

m

eras

akan

tuga

s m

emas

ukka

n S

PB

ke

sist

em

hany

a tu

gas

tam

baha

n

42) K

elal

aian

ker

ja

Dep

arte

men

P

GA

43) K

elal

aian

ker

ja

Dep

arte

men

P

roce

ssin

g

25) S

PB

har

us

dim

asuk

kan

ke

dala

m S

iste

m

(TI)

oleh

Dep

t. P

roce

ssin

g

32) T

ugas

ver

ifika

si

seba

gai b

eban

ta

mba

han

23)K

arya

wan

ha

rus

bisa

m

ultit

aski

ng

33) S

PB

har

us

mel

alui

pro

ses

veri

fikas

i

40) P

rose

s ve

rifik

asi

mem

butu

hkan

w

aktu

yan

g la

ma

(UD

E 0

50)

47) R

ealis

asi S

PB

men

jadi

PO

< 9

0%

34) E

lgan

et ti

dak

mem

beri

kan

gara

nsi

pela

yana

n da

n

men

erim

a ke

luha

n

39) J

arin

gan

inte

rnet

di

site

ser

ing

putu

s (U

DE

060

)

22) E

lgan

et h

anya

m

engg

unak

an

kone

ksi v

ia s

atel

it un

tuk

daer

ah

terp

enci

l

18) K

onek

si v

ia s

atel

it re

ntan

terh

adap

ga

nggu

an c

uaca

38) S

PB

diki

rim

m

engg

una

kan

inte

rnet

(e

mai

l)

17)P

erus

ahaa

n m

engg

unak

an

ISP

Elg

anet

19

) Dite

rapk

anny

a ke

bija

kan

skal

a pr

iori

tas

(per

min

taan

ba

rang

dan

exp

ense

)

37)S

PB

tida

k da

pat

dire

alis

asik

an p

ada

tahu

n an

ggar

an

yang

dite

tapk

an

(UD

E 0

30) 21

) Per

usah

aan

mem

baya

r su

pplie

r lo

kal

mel

ewat

i TO

P

20)S

uppl

ier

mem

butu

hkan

m

odal

ker

ja

35)B

anya

k su

pplie

r lo

kal

kece

wa

(UD

E

040)

50)S

uppl

ier

mem

pers

ulit

info

rmas

i ke

ters

edia

an

bara

ng

36)S

uppl

ier

mem

utus

kan

hubu

ngan

ke

rja

sam

a

49) P

erus

ahaa

n ha

rus

men

cari

su

pplie

r pe

ngga

nti

48)K

eter

bata

san

jum

lah

supp

lier

loka

l

51) L

ead

time

peng

adaa

n ba

rang

men

jadi

lebi

h la

ma

(>1

bula

n)

41) P

rose

s pe

nelu

sura

n m

embu

tuhk

an

wak

tu y

ang

lam

a

52)P

enur

unan

Kua

litas

Pro

duk

53)P

erus

ahaa

n tid

ak d

apat

men

gand

alka

n pe

ngad

aan

bara

ng s

ebag

ai k

eung

gula

n ko

mpe

titif

54)P

erus

ahaa

n ka

lah

dala

m p

ersa

inga

n m

enja

di y

ang

terb

aik

dala

m in

dust

ri

Gam

bar

5a.

Curr

ent

Rea

lity

Tre

e

Page 12: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

112

Vol.8, No.2, JULY 2011: 101-115

1) Perusahaan menginginkan pengadaan barang dapat menjadi keunggulan kompetitif (ENTITAS A)

5) Perusahaan membutuhkan keuangan yang sehat (ENTITAS B)

6) Perusahaan harus melakukan pengadaan barang secara efisien (ENTITAS C)

9) Perusahaan perlu untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada saat ini (ENTITAS D)

10) Perusahaan perlu untuk menambah sumber daya baru yang lebih andal(ENTITAS D’)

2) Implementasi pengadaan barang menjadi keunggulan kompetitif membutuhkan biaya yang besar

3) Pengadaan barang yang efisien menunjang produktivitas perusahaan dalam bersaing dengan kompetitior.

7) Sumber daya yang andal bekerja dengan tingkat kesalahan yang rendah untuk mencegah adanya biaya karena ada kesalahan

4) Optimalisasi sumber daya yang ada mengurangi timbulnya biaya-biaya tambahan.

8) Perusahaan tidak bisa merubah sumber daya (yang menunjang pengadaan barang) saat ini menjadi lebih andal

(CORE CAUSE)

11) Perusahaan perlu untuk menambah sumber daya (untuk pengadaan barang) yang lebih andal namun mereka harus mengoptimalkan sumber daya yang ada saat ini.

Gambar 5b.

Current Reality Tree

D

Perusahaan perlu

mengoptimalkan sumber daya

yang ada saat ini

D’

Perusahaan perlu untuk

menambah sumber daya baru

yang lebih andal

Perusahaan perlu untuk menambah sumber daya

(untuk pengadaan barang) yang lebih andal namun

mereka harus mengoptimalkan sumber daya yang

ada saat ini.

Root Cause:

Perusahaan tidak bisa merubah sumber

daya (yang menunjang pengadaan barang)

saat ini menjadi lebih andal.

General Injection:

Transformasi sumber daya pengadaan

barang menjadi lebih andal

Program Transformasi

Sumber Daya Manusia

· Internal Technical Training

· Holding Visit dan Rakor Tengah

Tahun

Program Transformasi

Teknologi Informasi

· Integrasi TI untuk Pengadaan

Barang

· Network Improvement

Program Transformasi

Metode Pengadaan Barang

· Negosiasi Perubahan Skala Prioritas

· TOP Early Warning System

· Perbaikan Document Control

Gambar 6.

General Injection

Page 13: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

113

V. IMPLEMENTASI RENCANA

TINDAKAN

Program transformasi yang telah

dirumuskan jika disusun dalam Transition

Tree maka akan terlihat bahwa kondisi saat

ini akan berubah menjadi kondisi yang

diharapkan dengan serangkaian tindakan/

injection yang sesuai. Enam UDE yang telah

teridentifikasi di awal akan berubah menjadi

DE dengan tindakan yang khusus. Semua

kegiatan dalam program yang telah

direncanakan merupakan jawaban dari

pertanyaan ketiga, yaitu: how to cause

change?

Kegiatan dalam masing-masing

program memiliki hambatan/obstacle dalam

pelaksanaannya, oleh karena itu perlu untuk

dipetakan secara pasti setiap hambatan dalam

Prerequisite Tree (PRT).

Berdasarkan TT tersebut dapat diturun

kan jadwal pelaksanaan yang dipergunakan

untuk pengendalian berdasarkan waktu/time

control.

Selain pengendalian waktu, dirumus-

kan juga pengendalian dalam bentuk rencana

anggaran biaya. Total biaya yang dibutuhkan

untuk implementasi semua kegiatan ialah

Rp.707.017.068,75. Biaya tersebut sebagian

besar digunakan untuk kegiatan integrasi TI

untuk pengadaan barang. Ada juga beberapa

kegiatan yang tidak membutuhkan biaya

sama sekali seperti kegiatan negosiasi kebi-

jakan skala prioritas dan network improve-

ment. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3.

Estimasi Biaya Pelaksanaan

Program

Transformasi

Kegiatan Estimasi Biaya

(Rp)

Sumber Daya

Manusia

Internal Technical Training 79.599.812,50

Holding Visit & Rakor Tengah Tahun 48.932.756,25

Teknologi

Informasi

Integrasi TI untuk Pengadaan Barang 569.644.500,00

Network Improvement 0,00

Metode

Pengadaan

Barang

Negosiasi Perubahan Kebijakan Skala

Prioritas

0,00

Perbaikan Document Control

- Lembar Kendali pada Dept. Processing 0,00

- Pembuatan Record Center 8.840.000,00

Total 707.017.068,75

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan tesis ini

menjawab tiga pertanyaan perubahaan dalam

TOC Thinking Process, yaitu sebagai

berikut:

a. Kondisi terkini dari sistem pengadaan

barang tergambar dalam Current Reality

Tree (CRT). Dalam CRT diketahui

terdapat enam Undesirable Effect (UDE).

Keenam UDE tersebut adalah: Informasi

yang diberikan user dalam SPB kurang

detail, SPB sering tidak diterima oleh

Departemen PGA, SPB tidak terrealisasi

pada tahun anggaran yang ditetapkan,

banyak pemasok lokal kecewa dengan

perusahaan, proses verifikasi membutuh-

kan waktu yang lama, dan jaringan inter-

net di site sering putus.

b. Teridentifikasi Core Conflict Cause

(CCC) dari tiga permasalahan yang

dihadapi oleh perusahaan karena adanya

Page 14: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

114

Vol.8, No.2, JULY 2011: 101-115

perbedaan perspektif. Diketahui bahwa

root cause dari masalah pengadaan

barang di Medco Agro adalah perusahaan

tidak bisa merubah sumber (yang

menunjang pengadaan barang) saat ini

menjadi lebih andal.

c. General Injection untuk mengatasi kon-

flik yang ada dalam perusahan adalah

dengan melakukan transformasi sumber

daya pengadaan barang menjadi andal.

Transformasi tersebut dilakukan melalui

tiga transformasi terhadap sumber daya

manusia, teknologi informasi, dan metode

pengadaan barang.

d. Penjabaran strategi transformasi sumber

daya pengadaan barang dilakukan melalui

pelaksanaan tujuh program, yaitu: inter-

nal technical training, holding visit dan

Rakor Tengah Tahun, integrasi TI untuk

pengadaan barang, network improvement,

negosiasi kebijakan skala prioritas, TOP

early warning system, dan perbaikan data

control.

e. Diagram yang digunakan untuk

menciptakan rencana tindakan/action plan

atau sebagai jembatan antara CRT dan

FRT yang diharapkan terdapat pada

Transition Tree (TT).

VII. TEMUAN STUDI

Konflik yang teridentifikasi pada studi

ini disebabkan karena adanya paradigma

penghematan atau cost efficiency. Paradigma

tersebut yang menyebabkan Departemen

PGA memiliki kinerja yang rendah dan

semakin membutuhkan bantuan sumber daya

professional. Namun karena adanya para-

digma penghematan anggaran, maka Depar-

temen PGA harus menggunakan semua sum-

ber daya yang ada saat ini saja.

Paradigma tersebut bertolak belakang

dengan TOC. Pada TOC paradigma yang

harus dimunculkan ialah jika ingin meng-

optimalkan suatu sistem bukan dengan

berusaha mengoptimalkan semua entitas

melainkan mencari entitas yang terlemah

untuk dikuatkan. Paradigma tersebut sering

disebut dengan jargon GLOBAL OPTIMA ≠

SUM OF LOCAL OPTIMA. Ketika

paradigma menguatkan semua entitas

dilakukan maka kerja sistem tidak optimal.

Perusahaan mencoba menerapkan

bahwa efisiensi biaya secara global akan

didapatkan jika kita menghemat semua

fungsional. Pada kenyataannya, dampak

yang muncul justru kinerja pengadaan

barang menjadi rendah. Kinerja pengadaan

barang yang rendah tersebut justru membuat

perusahaan tidak dapat bekerja dengan

maksimal. Hal inilah yang berhasil ditemu-

kan pada studi ini.

Page 15: PENINGKATAN KINERJA PENGADAAN BARANG PT. API …

Peningkatan Kinerja Pengadaan … (Kokoh Ronal A. dan Lusia Vredya A.)

115

DAFTAR PUSTAKA

Bolstroff, Peter dan Robert Rosenbaum. Supply Chain Excellence: A Handbook for Dramatic Improvement

Using the SCOR Model. New York: Amacom 2003.

Ching, 2008, TOC Thinkers,(http://www.tocthinkers.com.

Christian, P dan Leopold, D. “Penurunan Biaya Kualitas dengan Metode Theory of Constraint Thinking

Process: Studi Kasus Pabrik Karung Plastik”. Journal of Management and Business Review, Vol.2

No.2 (2005).

Cox, J.F., Mabin, V.J. and Davies, J. “A Case of Personal Productivity: Illustrating Methodological

Developments in TOC”. Jurnal Human Systems Management, Vol. 24 No. 1 (2005).

Davies dan Mabin. “Theory of Constraint”. Jurnal Decision Line Edisi Maret (2009).

Dettmer dan Schragenheim. Manufacturing at Warp Speed:Optimizing Supply Chain Financial

Performance. USA: St. Lucie Press/APICS. 2001.

Dettmer, H. William. Strategic Navigation: A System Approach to Business Strategy. USA: ASQ Quality

Press. 2003.

Gundy, Van. Techniques of Structured Problem Solving. New York: Van Nostrand Reinhold Comp. 1981.

Indrajit dan Djokopranoto. Dasar, Prinsip, Teknik dan Potensi Pengembangan e-Procurement. Jakarta:

Dinastindo. 2003.

Kim, Seonmin., Victoria Jane Mabin dan John Davies. “The Theory of Constraints Thinking Processes:

Retrospect and Prospect”. International Journal of Operations & Production Management Vol. 28

No. 2 (2008).

Moch., A. dan Totong, S. “Optimalisasi Penjualan Divisi Konica Minolta pada PT. Asaba dengan

Menggunakan Theory of Constraint (TOC) Thinking Process”. [Tesis], STM PPM Manajemen,

Jakarta. 2007.

Patrick, 1996, The TOC Thinking Processes Tools for Problem Solving,

http://www.focusedperformance.com/articles/toctp2.html.

Pujawan, Nyoman. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya. 2005.

Reid, Richard A dan James R. Comier. “Applying the TOC TP: A Case Study in the Service Sector”.

Managing Service Quality Journal Vol.13, No.5 (2003).

Scheinkopf, Lisa. Thinking for a Change: Putting the TOC Thinking Processes to Use. USA: St. Lucie

Press/APICS. 1999.

Smith, M dan Pretorius, P. “Application of The TOC Thinking Processes to Challenging Assumptions of

Profit and Cost Centre Performance Measurement”. International Journal of Production Research.

UK. 2003.

Taylor, Lloyd J. “The Application of Goldratt‟s Thinking Process To Problem Solving”. Proceedings of the

Academy of Strategic Management, Volume 2, Number 2. Las Vegas: USA. 2003.

________, Theory of Constraints Thinking Process, http://www.dbrmfg.co.nz/Thinking%20Process.htm.

Witmore, John. Coaching for Performance. London: Nicholas Brealy Publishing. 1997.


Recommended