+ All Categories
Home > Documents > Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

Date post: 07-Jul-2018
Category:
Upload: salmanaprilian87
View: 299 times
Download: 5 times
Share this document with a friend

of 23

Transcript
  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    1/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    1

    BAB V 

    R NGK I N OP MP D S R

    5.1.PENGUAT INVERTING

    Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan yang

    sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi

    masukan rendah. Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian penguat

    pembalik dengan impedansi masukan sangat rendah. Rangkaian penguat inverting

    akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan

    membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar. Rangkaian dasar penguat

    inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, dimana sinyal

    masukannya dibuat melalui input inverting. Rangkaian ini adalah pengubah dari

    arus menjadi tegangan dan digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber

    arus. Tahanan sumber R1, bagian umpan baliknya berubah dan beberapa sifat

    umpan balik juga berubah.

    Gambar Rangkaian penguat pembalik 

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    2/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    2

    Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0.

    Karena v+ dan v- nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input

    op-amp v- pada rangkaian ini dinamakan virtual ground . Dengan fakta ini, dapat

    dihitung arus pada hambatan resistor R1 dan arus pada hambatan resistor R2

    adalah

    2

    0

     R

    V  I    out out 

    −= (1)

    1

    0

     R

    V  I    inin

    −= (2)

    Arus yang masuk dalam op-amp adalah nol, 0i_  = makab

    out in  I  I    =   0i_  = (3)

    Masukan persamaan 1 dan 2 ke persamaan 3

    2

    0

    1

    0

     R

    Vout 

     R

    V in   −=

    (4)

    Selanjutnya

    21   R

     R

    V  out in−=

    inout    xV  R

     RV 

    1

    2−=

    Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap

    tegangan masukan, maka dapat ditulis

    1

    2

     R

     R

    V G

    in

    out −== (4)

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    3/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    3

    Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal

    masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui

    adalah 0 (virtual ground ) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

    Contoh soal

    1. Sebuah penguat pembalik seperti pada gambar xxx memiliki hambatan R1

    sebesar 100Ω dan R2 sebesar 1KΩ. Penguat pembalik tersebut di beri

    input sebesar 1000µVolt. Hitung berapa besarnya penguat dan tegangan

    output?

    Jawab

    10100

    1

    1

    2−=

    Ω−=−=

      K 

     R

     R A

    nVolt Volt V  AV  inout  10100010  −=×−=×=

       

    2. Sebuah penguat pembalik seperti pada gambar xxx memiliki hambatan R1

    sebesar 100Ω. Penguat pembalik tersebut di beri input sebesar 100n Volt.

    Tegangan keluaran dari penguat yang diinginkan 0,2 Volt. Hitung berapa

    besarnya penguat dan hambatan R2?

    Jawab

    in

    out 

    V  A   −=  

    nVolt 

    Volt  A

    100

    2,0−=   x10 pangkat 6

    2000−= A

    )1(2   R A R   −×=     )100(20002   Ω−×−= R

    R2= 200000

    Ω=   k  R   2002

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    4/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    4

    5.2.PENGUAT NON INVERTING

    Banyak rangkaian elektronika yang memerlukan penguatan tegangan atau

    arus yang tinggi tanpa terjadi pembalikan (inversion) isyarat. Peguat op-amp tak-

    membalik (noninverting op-amp) didesain untuk keperluan ini. Rangkain ini dapat

    digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap

    sefase dengan masukan. Impedansi masukan dari rangkaian ini berharga sangat

    tinggi dengan nilai sekitar 100 MΩ. Dengan isyarat masukan dikenakan pada

    terminal masukan noninverting, besarnya penguatan tegangan tergantung pada

    harga in R dan F  R yang dipasang. Isyarat keluaran penguat ini diambil dari resistor

     L R (biasanya berharga sekitar 35-50  Ω).

    Penguat non inverting ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-

    inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa

    dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non

    inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

     gambar 2 : penguat non-inverter

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    5/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    5

    Dengan menggunakan analisa konsep bumi semu:

    vin = v+

    v+ = v- = vin

    Dari sini ketahui arus pada hambatan R2 dan arus pada hambatan R1 adalah

    iR1 = vin /R1

    iout = (vout-vin)/R2

    Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan

    bahwa :

    iout + i(-) = iR1

    Arus yang masuk dalam op-amp adalah nol, 0i_  = maka

    iout = iR1

    (vout – vin)/R2 = vin /R1

    yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :

    vout = vin (1 + R2 /R1)

    Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan

    masukan, maka didapat penguatan op-amp non-inverting :

    … (2)

    Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input

    non-inverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki

    impedansi input Zin = 108

    to 1012

    Ohm. gambar 16.2 menggunakan resistor

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    6/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    6

    5.3.PENGIKUT TEGANGAN

    Pengikut tegangan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian dengan penguatan

    satu. Diantara masukan dan keluaran terdapat isolasi impedansi. Keluaran dari op

    amp terhubung pada masukan inverting dan tegangan masukan dihubungkan pada

    masukan non inverting. Hambatan umpan balik sama dengan nol sehingga

    besarnya penguatan adalah

    11

    01   =

    +=+=

    inin

     f 

     R R

     R A

    Dengan masukan non inverting, rangkaian ini memiliki impedansi masukan yang

    amat tinggi serta impedansi keluaran yang amat rendah. Keuntungan ini menjadi

    sangat ideal untuk penyangga.

    Gambar xxx Gambar penyangga positif 

    Penyangga negative sering diperlukan dalam pemakaian khusus. Rangkaian

    penyangga fase terbalik ditunjukan pada Gambar xxx. Karena R in sama dengan Rf 

    maka rumus penguatan sebagai berikut:

    11

    01   =

    +=+=

    inin

     f 

     R R

     R A

    Kelemahan dari rangkaian ini adalah amat berkurangnya impedansi masukan.

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    7/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    7

    5.4.PENGUAT PENJUMLAH TEGANGAN

    Dengan menggunakan rangkaian penguat membalik dasar dan menambahkan

    resistor masukan lainnya, kita dapat membuat penguat penjumlah membalik atau

    penjumlah analog, seperti tampak pada Gambar 2.13. Tegangan keluaran

    dibalikkan dan nilainya sama dengan penjumlahan aljabar dari masing-masing

    perkalian tegangan masukan dengan hasil bagi resistor masukan dengan. resistor

    umpan balik yang bersesuaian, atau dapat dinyatakan sebagai :

    Suku RF/RN (VN) dalam rumus di atas menyatakan bahwa dalam rangkaian

    tersebut mungkin terdapat lebih dari dua masukan. Bila semua resistor luar sama

    nilainya (RF = R, = R2 = ... = RN), keluaran dengan mudah dapat dihitung

    sebagai penjumlahan aIjabar dari masingmasing tegangan masukan, atau

    VOut = - (VI + V2 + - - - + VN)

    Tabel tegangan masukan&eluaran menunjukkan hasil dari macam-macam

    tegangan masukan. Ingatlah bahwa polaritas keluaran merupakan kebalikan dari

    polaritas hasil penjumlahan aljabar.

    Dalam rangkaian ini, bumi semu yang pernah dijelaskan sebelumnya merupakan

    titik penjumlahan arus. Konsep titik penjumlahan dapat dipahami dengan

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    8/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    8

    menganalisis arus dalam penguat penjumlab seperti diperlihatkan dalam Gambar

    2.14. Karena titik penjumlaban adalah bumi semu, maka tegangan pada titik ini

    kurang lebih selalu sama dengan tegangan masukan tak membalik (= 0 V).

    Penguat penjumlah tegangan: (a) diagram skematik; (b) tabel tegangan

    masukan/keluaran.

    Dengan kedua masukan positif, arus dari setiap resistor akan mengalir searah. Untuk

    kasus dalam Gambar 2.14a, I1 = 0,1 mA dan I2 = 0,2 mA. Karena itu, kelu,aran harus

    menuju -3 V supaya IF benilai 0,3 mA.

    Bila sebuah Masukan positif dan sebuah lainnya negatif, seperti tampak dalam

    Gambar 2.14b, maka sebuah arus masukan (0,3 mA) akan menuju titik penjumlahan

    dan sebuah lainnya (0,2 mA) akan keluar dari titik penjumlahan. Karena jumlah arus

    yang masuk harus sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu, maka arus 0,1

    mA harus keluar dari titik penjumlahan melalui RF. Tegangan keluaran harus menuju

    +1 V untuk memberikan arus yang dibutuhkan.

    Bila kedua masukan negatif, seperti iampak dalam Gambar 2.14c, maka kedua arus

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    9/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    9

    masukan menuju titik penjumlahan (0,1 mA dan 0,2 mA). Arus yang mengalir lewat

    RF harus sama dengan penjumlahan kedua arus ini (0,3 mA). jadi, sekali lagi

    keluaran harus menuju +3 V untuk mewujudkannya.

    5.5.PENGUAT SELISIH TEGANGAN

    Penamaan penguat operasional memang cocok karena penguat ini dapat

    digunakan untuk operasi matematika. Pada eksperimen sebelumnya telah kita lihat

    bagaimana opamp berfungsi sebagai penguat atau secara matematika sebagai

    pengali. Pada bagian ini akan kita pelajari op-amp sebagai operasi matematika

    penjumlah dan pengurang. Untuk operasi penjumlah, masukan tak membalik dari

    op-amp dihubungkan dengan tanah sedangkan tegangan masukan yang akan

    dijumlah diumpankan pada masukan membalik. Pada operasi pengurangan atau

    penguat diferensial, dengan mengumpankan isyarat pada masukan tak-membalik 

    dan membalik akan didapat selisih keduanya.

    Penguat ini serupa dengan pembanding, kedua masukan dipakai untuk merasakan

    tegangan di antara mereka, namun rangkaian menggunakan modus lup tertutup,

    sehingga tegangan keluaran dapat diperkirakan dan dikendalikan besarnya. Bila

    semua resistor luar sama besarnya, maka penguat ini berfungsi sebagai rangkaian

    matematik analog dan dikenal sebagai pengurang tegangan, seperti tampak dalam

    Gambar 2.17a. Tegangan keluaran merupakan kebalikan selisih tegangan di antara

    kedua masukan dan nilainya dihitung menurut rumus

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    10/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    10

    Sebagaimana pembanding, polaritas tegangan kelfiaran akan positif bila tegangan

    pada masukan membalik lebih negatif daripada tegangan pada masukan tak 

    membalik (seperti dibuktikan dalam rumus), dan sebaliknya.

    Tabel tegangan masukan/keluaran dalam Gambar 2.17b memperlihatkan polaritas

    yang tepat dan selisih aljabar tegangan keluaran untuk macam-macam tegangan

    masukan

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    11/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    11

    5.6.PENGUAT INTEGRATOR

    Rangkaian op-amp untuk fungsi integrasi termasuk rangkaian yang penting.

    Rangkaian integrator banyak digunakan dalam “komputer analog” sebagai alat

    bantu untuk menyelesaikan persamaan integral. Rangkaian ini dapat dibuat

    dengan menempatkan kapasitor pada masukan membalik dan keluaran dan

    masukan tak-membalik ditanahkan.

    Rangkaian integrator op-amp ini juga berasal dari rangkaian inverting dengan

    tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor. Proses perhitungannya sebagai

    berikut: B F i = I + i 1 ,  B I diabaikan karena sangat kecil nilainya sehingga : F i

    @ i 1 . Arus pada kapasitor adalah

    yang sama dengan iF , sehingga

    karena v1 = v2 @ 0, karena penguatan A terlalu besar, sehingga

    Sehingga persamaannya menjadi :

    Batas frekuensi yang dilalui oleh capasitor dalam rangkaian integrator adalah

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    12/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    12

    Biasanya rangkaian untuk aplikasi ada penambahan tahanan yang diparalel

    dengan kapasitor dengan dinama RF. Seperti pada gambar 2.29 rangkaian

    integrator yang belum di tambah tahanan yang diparalel dengan kapasitor. Nilai

    ROM adalah antara nol sampai dengan R1.

    5.7.PENGUAT DEFERENSIATOR

    Rangkaian differensiator adalah rangkaian aplikasi dari rumusan matematika yang

    dapat dimainkan (dipengaruhi) dari kerja kapasitor. Rangkaian nya seperti pada

    gambar 2.25 dengan rangkaian sederhana dari differensiator. Untuk mendapatkan

    rumus differensiator, urutannya adalah sebagai bagai berikut : C B F i = i + i dan

    selama nilai = 0  B i maka C F i = i selisih dari inverting input dan noninverting

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    13/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    13

    input (v1 dan v2) adalah nol dan penguatan tegangannya sangat besar, maka

    didapat persamaan pengisian kapasitor sebagai berikut :

    menjadi atau

    Rangkaian Differensiator Op-amp.

    Pada rangkaian aplikasi rangkaian differensiator op-amp ini ada sedikit perubahan

    yaitu penambahan tahanan dan kapasitor yang fungsinya untuk menfilter sinyal

    masukan. Seperti tampak pada gambar 2.26 adalah rangkaian differensiator yang

    dimaksud. Dengan demikian maka ada batasan input dari frekuensi yang masuk,

    batasan tersebut adalah

    sedangkan nilai frekuensi yang diakibatkan oleh RF dan C1 adalah sebagai berikut

    :

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    14/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    14

    Bila sinyal input melebihi frekuensi fa maka hasil output akan sama dengan hasil

    input, alias fungsi rangkaian tersebut tidak lagi differensiator lagi tapi sebagai

    pelewat biasa. Sedangkan untuk gambar 2.26 biasanya digunakan untuk rangkaian

    aplikasi yang di integrasikan dengan rangkaian lain. Syarat perhitungan nilai nilai

    R1, C1, RF, CF adalah sesuai dengan syarat sebagai berikut :

    Contoh perhitungan rangkaian differensial Differensiator op-amp dari rangkaian

    seperti gambar 2.25 dengan nilai C 1mF 1 = dan R = K W F 1 . Sumber tegangan

    ±15Volt > Awal sinyal adalah 0 Volt. Tentukan tegangan output a. Vin = 1 Volt

    (sinyal dc) saat 10 detik. b. Vin = 20 Volt (sinyal dc) saat 1 detik saat

    Jawab:

    Gambar sinyal outputnya :

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    15/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    15

    Gambar 2.27

    Output dari rangkaian differensiator Op-amp dengan input sinyal dc

    Gambar sinyal output untuk differensiator op-amp dari sinyal sinus dan segiempat

    adalah seperti pada gambar 2.28.

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    16/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    16

    Gambar 2.28

    Sinyal output rangkaian differensiator Op-amp

    Untuk menentukan nilai CF dan RF pada differensiator op-amp ini ditentukan dari

    fa dan fb dengan hubungan sebagai berikut :

    fb = 20 fa

    Contoh soal :

    Rancang differensiator op-amp dengan input bervariasi antara 10 Hz sampai

    1KHz dengan Vin = 1 sin w t. Volt (peak to peak)

    a. Tenrukan nilai nilai R1,C1, RF, dan CF

    b. Tentukan bentuk sinyal vo

    Penyelesaian :

    a. Karena input berkisar 10 sampai 1 KHz, maka di ambil frekuensi tertingginya.

    Jadi fa = 1 KHz

    dan rumusnya : dan ditentukan

    C1 =0.1 m F , sehingga :

    Bila fb = 20 fa , maka fb = 20 KHz , maka nilai

    (disesuaikan nilai

    tahanan yang ada).

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    17/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    17

    Selama nilai R1.C1 = RF.CF ,maka nilai CF adalah :

    (nilai disesuaikan dengan nilai

    kapasitor yang ada)

    Nilai ROM = R1||RF @ 78 W (digunakan 82W)

    b. Bentuk sinyal vo adalah

    5.8.PENGUAT INSTRUMENTASI

    Penguat instrumentasi adalah suatu penguat loop tertutup (closed loop) dengan

    masukan difrensial, dan penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi nisbah

    penolakan modul bersama (common mode rejection ratio – CMRR). Fungsi utama

    penguat instrumentasi adalah untuk memperkuat tegangan yang tepat berasal dari

    sensor atau transduser secara akurat. Rangkaian equivalen penguat instrumentasi

    adalah seperti gambar xxx

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    18/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    18

    Besaran RicM adalah hambatan atau impedansi masukan deferensial. e0 adalah

    tegangan keluaran tanpa beban (terbuka) dan R0 adalah hambatan atau impedansi

    keluaran. Karena penguat instrumentasi adalah loop terbuka, maka perlu dipasang

    rangkaian umpan balik untuk menggunakan seperti halnya penguat operasional.

    Penguat instrumentasi yang bermutu tinggi dibuat dalam bentuk hybrid yaitu

    campuran ic dan komponen diskrit.

    Penguatan instrumentasi dapat dibuat dengan menggunakan op amp. Mutu dari

    penguat instrumentasi ini tergentung dari mutu op-amp yang digunakan yang

    menyangkut ini offset masukan, impedansi masukan, drift pada tegengan

    keluaran, CMRR, PSRR, dan lain sebagainya. Disamping itu CMRR dan

    ketepatan penguat op-amp amat tergantung kepada presisi dari komponen pasif 

    yang digunakan. Sekarang kita anakn membahas dua rangkaian penguat

    instrumentasi menggunakan op-amp. Rangkaian yang digunakan untuk membuat

    instrumentasi dengan op amp seperti Gambar xxx.

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    19/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    19

    Gambar xxx suatu penguat instrumentasi

    Kita dapat bagi rangkaian diatas menjadi dua bagian pertama terdiri dari IC OP-

    AMP OA1 dan IC OP-AMP OA2 dan bagian kedua terdiri dari IC OP-AMP OA3.

    Sekarang kita akan membahas bagian kedua terlebih dahulu. Rangkaian bagian

    kedua dapat di lihat pada Gambar xxx

    Gambar rangkaian penguat deferensial

    Karena impedansi masukan difrensial dari op-amp sangat tinggi maka dapat

    dianggap I1=I4=0 sehingga Ia = Ia’ dan Ib =Ib’

    Dengan menggunakan hokum kirchoff kita peroleh

    ea-Vo=(R2+R6)Ia

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    20/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    20

    eb-0=(R5+R7)Ib

    Selanjutnya kita menggunakan dari sifat op yang lain yaitu bahwa masukan

    inverting dan non inverting ada dalam keadaan hubung sikat virtual maka:

    Vo=-IaR6+IbR7

    Dari ketiga persamaan kita dapatkan:

    Agar tegangan Vo sebanding dengan selisih tegangan isyarat masukan maka harus

    dibuat agar:

    Sebaiknya digunakan R5=R2 dan R7=R6

    Jadi

    Penguatan common mode dapat kita peroleh bila menggunakan

    seperti Gambar xxx

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    21/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    21

    Persamaan menjadi

    Seperti telah digunakan diatas jika digunakan R7=R6 dan R5=R2 kita peroleh

    penguat diferensial. Dalam prakteknya tidak akan membuat hambatan sama

    karena resistor tersebut mempunyai toleransi minimum 1%

    Misalnya

    Maka

    Dari persamaan diatas kita peroleh common mode Rejection ratio

    Tampak bila ∆=1%=0.01 dan R2=R6 maka CMRR=60=30db

    Jadi agar diperoleh CMRR yang tinggi diperlukan komponen dengan presisi yang

    tinggi pula.

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    22/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    22

    Gambar rangkaian pertama penguat instrumentasi

    Oleh karena masukan inverting dan non inverting pada op-amp dalam keadaan

    hubung singkat maka tegangan pada titik A = ea dan pada titik B =eb. Hambatan

    masukan diferensial sangat besar maka arus I1=I2=0 akibatnya:

    akan tetapi

    sehingga

    sehingga persamaan xx menyatakan bahwa bila

    ea=eb=ecm maka sehingga yang berarti bahwa pada rangkaian

    Gambar xx terjadi penurunan dari segi CMRR disebabkan oleh bagian II saja. Ini

  • 8/18/2019 Penjelasan Soal Op-Amp Inverting Non Inverting Differensial BAB-5-V

    23/23

    NUR HUDHA WIJAYA

    23

    berarti bahwa dipandang dari segi CMRR hanya R2,R6,R5 dan R7 yang harus

    mempunyai nilai presisi.

    Penguatan dari seluruh rangkaian gambar xxx dapat diperoleh dengan

    menggabungkan persamaan xx dan xx yaitu:

    Suatu contoh rangkaian instrumentasi pada gambar xxx yang digunakan adalah

    tipe CA3140 yaitu CMOS input op amp dengan Zin(CM)=1012, CMRR=90db,

    unity gain bandwith 7,5 MHz dan PSRR = 90db.

    Gambar xxx penguat deferensial presisi

    Spesifikasi penguat diatas adalah respon frekuensi (-3dB) dc hingga 1 Mhz; slew

    rate = 1,5V/µs, CMRR=86dB. Penguatan = 35-60dB.


Recommended