+ All Categories
Home > Documents > Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Date post: 16-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
11
Repository Tugas Akhir Arsitektur No.14 | Vol. V © Prodi Arsitektur Itenas Oktober 2020 Repository Tugas Akhir Arsitektur 1 Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt dengan Pendekatan Konsep Art Deco Teddy Maulani Mulyawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung Email: [email protected] ABSTRAK Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang berstatus sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yang sering kali dijadikan sebagai kota destinasi untuk berwisata masyarakat Indonesia, bahkan wisatawan mancanegara pun sering kali memilih Kota Bandung sebagai destinasi untuk beriwasata, selain sebagai pusat berwisata, Kota Bandung pun juga mempunyai banyak sekali bangunan peninggalan- peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh dari masa penjajahan Belanda yang saat ini bangunannya banyak dialihfungsikan menjadi bermacam-macam jenis fungsi bangunan salah satunya museum. Pada era modern ini peran museum di Kota Bandung kurang diminati oleh masyarakat, karena masyarakat pada era modern untuk saat ini berfikir museum adalah tempat destinasi yang kurang tepat untuk mengisi waktu senggang atau masa libur. Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang kurang akan kesadaran dan kepedulian terhadap melestarikan pengetahuan maupun benda-benda museum karena museum pada saat ini belum memiliki daya tarik yang menjadikan museum sebagai destinasi utama untuk dikunjungi dalam waktu senggang atau masa libur. Mengusung konsep Art Deco pada perancangan museum ini diharapkan dapat mempresentasikan bangunan museum sebagai tempatnya peninggalan sejarah pada zaman dahulu, dilihat dari gaya bangunan dan fungsi bangunan keduanya sama-sama patut dilestarikan dan diperkenalkan pada masyarakat agar bisa mengenal dan memahami bahwa Indonesia memiliki banyak peninggalan sejarah yang menarik. Kata kunci: Art deco, bangunan colonial, museum ABSTRACT Bandung City is one of the cities in Indonesia which has the status as the capital city of West Java Province which is often used as a destination city for Indonesian people to travel, even foreign tourists often choose Bandung as a destination for sightseeing, apart from being a tourist center, The city of Bandung also has a lot of historical heritage buildings that are still standing strong from the Dutch colonial period which are currently being converted into various types of building functions, one of which is a museum. In this modern era, the role of museums in Bandung is less attractive to the public, because people in the modern era consider museums to be inappropriate destinations to fill their spare time or vacation. Seeing the current phenomenon, not a few Indonesians lack concern and concern for the preservation of knowledge and museum objects because museums currently do not have the charm that makes museums the main destination to visit on leisure and on holidays. Carrying the Art Deco concept is expected to present the museum building as a place for historical relics in ancient times, judging from the building style and function of the building must be preserved and introduced to the public in order to recognize and understand that Indonesia has many interesting historical heritages. Keywords: Art deco, colonial building, museum
Transcript
Page 1: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Repository Tugas Akhir Arsitektur No.14 | Vol. V

© Prodi Arsitektur Itenas Oktober 2020

Repository Tugas Akhir Arsitektur – 1

Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe

Stadt dengan Pendekatan Konsep Art Deco

Teddy Maulani Mulyawan

Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang berstatus sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa

Barat yang sering kali dijadikan sebagai kota destinasi untuk berwisata masyarakat Indonesia, bahkan

wisatawan mancanegara pun sering kali memilih Kota Bandung sebagai destinasi untuk beriwasata, selain

sebagai pusat berwisata, Kota Bandung pun juga mempunyai banyak sekali bangunan peninggalan-

peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh dari masa penjajahan Belanda yang saat ini bangunannya

banyak dialihfungsikan menjadi bermacam-macam jenis fungsi bangunan salah satunya museum. Pada

era modern ini peran museum di Kota Bandung kurang diminati oleh masyarakat, karena masyarakat pada

era modern untuk saat ini berfikir museum adalah tempat destinasi yang kurang tepat untuk mengisi waktu

senggang atau masa libur. Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini tidak sedikit dari masyarakat

Indonesia yang kurang akan kesadaran dan kepedulian terhadap melestarikan pengetahuan maupun

benda-benda museum karena museum pada saat ini belum memiliki daya tarik yang menjadikan museum

sebagai destinasi utama untuk dikunjungi dalam waktu senggang atau masa libur. Mengusung konsep Art

Deco pada perancangan museum ini diharapkan dapat mempresentasikan bangunan museum sebagai

tempatnya peninggalan sejarah pada zaman dahulu, dilihat dari gaya bangunan dan fungsi bangunan

keduanya sama-sama patut dilestarikan dan diperkenalkan pada masyarakat agar bisa mengenal dan

memahami bahwa Indonesia memiliki banyak peninggalan sejarah yang menarik.

Kata kunci: Art deco, bangunan colonial, museum

ABSTRACT

Bandung City is one of the cities in Indonesia which has the status as the capital city of West Java Province

which is often used as a destination city for Indonesian people to travel, even foreign tourists often choose

Bandung as a destination for sightseeing, apart from being a tourist center, The city of Bandung also has

a lot of historical heritage buildings that are still standing strong from the Dutch colonial period which are

currently being converted into various types of building functions, one of which is a museum. In this modern

era, the role of museums in Bandung is less attractive to the public, because people in the modern era

consider museums to be inappropriate destinations to fill their spare time or vacation. Seeing the current

phenomenon, not a few Indonesians lack concern and concern for the preservation of knowledge and

museum objects because museums currently do not have the charm that makes museums the main

destination to visit on leisure and on holidays. Carrying the Art Deco concept is expected to present the

museum building as a place for historical relics in ancient times, judging from the building style and

function of the building must be preserved and introduced to the public in order to recognize and

understand that Indonesia has many interesting historical heritages.

Keywords: Art deco, colonial building, museum

Page 2: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Teddy Maulani Mulyawan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2

1. PENDAHULUAN

Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang berstatus sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa

Barat yang sering dijadikan sebagai kota destinasi untuk berwisata masyarakat Indonesia, selain itu Kota

Bandung juga mempunyai banyak bangunan peninggalan-peninggalan sejarah pada masa penjajahan

Belanda yang saat ini banyak dialihfungsikan menjadi bermacam-macam jenis fungsi bangunan salah

satunya museum.

Peran museum di Kota Bandung saat ini kurang diminati oleh masyarakat, masyarakat berpikir untuk

saat ini museum adalah tempat destinasi dengan pilihan terakhir, karena hanya sebagian orang yang

berpikiran bahwa museum kurang cocok untuk dijadikan destinasi berlibur yang tepat. Ada beberapa

faktor yang mungkin menjadi permasalahan, misalnya daya tarik dari bangunan museum itu sendiri

kurang menarik ataupun fasilitas-fasilitas pada museum itu sendiri kurang baik yang menjadikan

masyarakat berfikir kembali alasan museum sebagai destinasi untuk berlibur dalam waktu senggang. Dengan melihat fenomena yang terjadi pada saat ini berdampak pada khususnya masyarakat Indonesia

yang kurang akan kesadaran dan kepedulian terhadap peran museum.

Maka dari itu dengan mengusung konsep Art Deco diharapkan konsep dan fungsi bangunan dapat

mempresentasikan bangunan museum sebagai tempatnya peninggalan sejarah pada zaman dahulu,

karena dilihat dari gaya bangunan dan fungsi bangunan keduanya sama-sama patut dilestarikan dan

diperkenalkan pada masyarakat agar bisa mengenal dan memahami bahwa Indonesia memiliki banyak

peninggalan sejarah yang menarik.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Definisi Proyek

Pengertian museum menurut para Ahli dan Peraturan Pemerintahan :

1) Menurut Douglas A. Allan (ahli geologi & seorang kurator), museum adalah sebuah gedung

yang didalamnya menyimpan kumpulan benda-benda untuk penelitian studi dan kesenangan.

(Douglas A. Allan, 1957) [1]

2) Menurut PP No.19 tahun 1995 pasal 1 ayat 1, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan,

perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia

serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan

budaya bangsa [2]

3) Menurut A. C. Parker (ahli permuseuman Amerika) museum adalah sebuah lembaga yang

secara aktif menjelaskan dunia, manusia dan alam [3]

4) Menurut International Council of Museums (ICOM), museum adalah sebuah lembaga yang

bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, dengan

sifat terbuka dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengonservasi, meriset,

mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi,

pendidikan, dan kesenangan [4]

Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt adalah sebuah bangunan sebagai wadah fasilitas benda

bersejarah dan didalamnya memberikan ilmu-ilmu tentang pengetahuan sejarah fosil-fosil dengan tujuan

sebagai sarana pendidikan dan juga sarana rekreasi agar merefresh pikiran kita tentang kekayaan sumber

daya alam. “Museum Fur Fossil” sendiri diambil dari Bahasa belanda yang berarti Museum Fosil, lalu

arti dari “Parahyangan Nieuwe Stadt” adalah Kota Baru Parahyangan yang sama diambil dari Bahasa

belanda. Maka dari itu judul proyek dengan pendekatan konsep bangunan kolonial art deco diharapkan

dapat mempresentasikan zaman prasejarah di lokasi site yang berada di Kota Baru Parahyangan.

Page 3: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt Dengan Pendekatan Art Deco

Repository Tugas Akhir Arsitektur - 3

2.2 Lokasi Proyek

Tapak berada di wilayah Bandung Barat tepatnya di jalan Raya Padalarang, Padalarang. Kab. Bandung

Barat. Keadaan tapak merupakan lahan yang belum terbangun. Akses memasuk tapak yaitu melalui

jalan Raya Padalang. Area tapak berada pada belokan yang berdekatan dengan museum PUSPA IPTEK.

Keadaan topografi tapak cukup datar yang berbeda dengan sisi timur tapak yang merupakan lahan

berkontur dengan ketinggian 1 m dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Tapak

2.3 Definisi Tema

Berakar dari perencanaan sebuah museum dengan melakukan metoda pendekatan konsep bangunan

kolonial, karena museum yang direncanakan berhubungan dengan fosil jaman purba kala, maka Art

Deco merupakan tema konsep yang muncul karena adanya pemikiran bahwa konsep bangunan Art Deco

dapat mempresentasikan sebuah museum yang menerbitkan hasil-hasil penelitian tentang fosil-fosil

karena keduanya memiliki unsur-unsur peninggalan pada zaman dahulu yang wajib dilestarikan.

Tema yang digunakan pada perancangan museum fur fossil parahyangan nieuwe stadt adalah Nieuwe

Bouwen. Dimana Nieuwe Bouwen ini memiliki gaya bangunan kolonial art deco namun mengalami

campuran arsitektur tradisional Indonesia yang lebih memperhatikan penataan ruang yang jelas, terlihat

baru, bersih dan sederhana dengan massa bangunan kubus atau tabung.

2.4 Elaborasi Tema

Tema yang diangkat dalam perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ini adalah Art

Deco. Istilah art deco muncul setelah perang dunia 1, para ahli dari art deco menganggap bahwa art

deco merupakan gabungan dari beberapa jenis gaya yang populer di abad 20. Art deco banyak diterapkan

dalam berbagai bidang, seperti fashion, lukisan, seni grafis maupun eksterior dan interior bangunan.[5]

Dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Elaborasi Tema

Page 4: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Teddy Maulani Mulyawan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Zoning Dalam Tapak

Pada area site terdapat tiga zona bangunan yang dibagi berdasarkan jenis pelaku dengan kegiatannya

yaitu zona pengguna publik yang terdiri dari hall, atm center, foodcourt, galeri buku, klinik, toko

souvenir dan amphitheater yang dapat digunakan oleh pengunjung museum maupun tamu (pengguna

bukan pengunjung museum). Zona pengguna semi publik yang terdiri dari lobby museum, ruang

tiketing, ruang penitipan barang, dan area pamer yang dapat digunakan oleh pengunjung museum dan

tamu penting; zona pengguna privat yang terdiri dari auditorium, gudang, loker pegawai dapat dilihat

pada gambar 2.

Gambar 2. Zoning Tapak

Page 5: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt Dengan Pendekatan Art Deco

Repository Tugas Akhir Arsitektur - 5

3.2 Sirkulasi Dalam Tapak

Sirkulasi utama kendaraan dan servis berada di pintu masuk dari arah utara tapak yaitu di jalan Raya

Padalarang yang kemudian di bagi kedua arah antara kendaraan pengunjung dan kendaraan servis.

Sirkulasi pejalan kaki dan pengguna angkutan umum melalui arah barat site yaitu berada di jalan Raya

Padalarang. Sirkulasi tersebut direncanakan sedemikian rupa agar tidak terjadi cross circulation antar

kendaraan.

Gambar 3. Sirkulasi dalam Tapak

Penempatan area parkir pengunjung berada di bagian selatan site tepatnya berada di dekat pintu keluar

agar mempermudah akses karena melewati area drop off terlebih dahulu sebelum parkir lalu keluar

menuju jalan Raya Padalarang. Untuk tempat parkir servis berada di arah utara bangunan, berada dekat

dengan bangunan utilitas agar memudahkan aksebilitas karena lebih dekat dapat dilihat pada gambar 3.

3.4 Zoning Dalam Bangunan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt

Pembagian zona dalam bangunan museum ini dibagi menjadi empat zona yang diantaranya: Zona

publik, zona semi – publik, zona servis, dan zona privat. Pengelompokan zona ini dibedakan dengan

keterangan warna yang berbeda – beda tiap jenis zonanya. Zona publik ditandai dengan warna kuning,

zona semi publik ditandai dengan warna biru, zona privat ditandai dengan warna merah, dan zona servis

ditandai dengan warna hijau dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Zoning dalam Bangunan Lantai 1

Kendaraan

pengunjung

Kendaraan

servis

Pejalan kaki

& Pengguna

angkutan umum

Page 6: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Teddy Maulani Mulyawan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6

Pada lantai kedua ditempatkan fasilitas yang bersifat semi-publik yaitu area pamer dan akses tangga,

dan fasilitas yang bersifat privat berupa fasilitas kantor pengelola museum, ruang rapat, toilet, dan

mushola dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Zoning dalam Bangunan Lantai 2

3.5 Fasad Bangunan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt

Desain fasad Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ini dipengaruhi oleh analisa fungsi

bangunan yang langsung berkaitan dengan tema bangunan yaitu Arsitektur Art Deco-Nieuwe Bouwen.

Fasad utama dihadapkan ke arah selatan sebagaimana hasil dari analisa tapak terkait orientasi matahari

terhadap lokasi tapak dan fasad yang lainnya dihadapkan ke arah utara sehingga kedua tampak muka

bangunan ini terhindar dari sinar matahari timur dan barat dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6.

Tampak Depan Bangunan Museum fur fossil parahyangan nieuwe stadt dari arah selatan

Page 7: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt Dengan Pendekatan Art Deco

Repository Tugas Akhir Arsitektur - 7

Pada fasad yang menghadap ke arah timur dan barat di desain lebih didominasi oleh dinding masif tanpa

bukaan terlalu banyak kecuali pada bagian area pamer agar cahaya dan udara bisa masuk kedalam

bangunan dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Tampak Samping Bangunan Museum fur fossil parahyangan nieuwe stadt dari arah

timur

3.6 Potongan Bangunan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt

Penutup dan struktur atap semua bangunan menggunakan baja ringan dengan penutup atap bitumen, dan

dinding bangunan menggunakan bata ringan, plesteran dengan cat putih agar konsep bangunan lebih

kuat di tambah dengan didominasi penggunaan material kayu dan batu alam agar memperkuat konsep.

Gambar 8. Potongan A-A Bangunan Museum fur fossil parahyangan nieuwe stadt

Penggunaan pondasi tiang pancang menjadi pilihan dengan mempertimbangkan kondisi tanah dan

fungsi bangunan dengan kolom ukuran 50 x 50 cm, balok dan sloof dengan ukuran 30 x 40 cm. Dapat

dilihat pada gambar 8 & gambar 9.

Page 8: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Teddy Maulani Mulyawan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8

Gambar 9. Potongan B-B Bangunan Museum fur fossil parahyangan nieuwe stadt

3.7 Eksterior dan Interior Bangunan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt

Berikut merupakan gambar site view dari mata burung pada museum fur fossil parahyangan nieuwe stadt

dengan konsep art deco. Pada area utara pada site ditempatkan dengan fungsi museum dan akses masuk

pada area site, lalu pada area tengah site difungsikan sebagai hall utama dan bangunan fasilitas

pendukung, kemudian pada area selatan difungsikan sebagai area parkir dan juga akses keluar site. Dapat

dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Eksterior (Bird eye view)

Gambar 11 merupakan view eksterior hall dari museum dengan mengusung konsep art deco.

Penggunaan warna cerah pada fasad merupakan simbolis dari kemegahan dipadukan dengan bentuk dan

ornamen fasad yang minimalis.

Gambar 11. Eksterior Hall dan Eksterior Museum (Man of view)

Page 9: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt Dengan Pendekatan Art Deco

Repository Tugas Akhir Arsitektur - 9

Gambar 12. Area Lobby Museum dan Area Ruang Pengelola

Area lobby museum merupakan area penerima yang didalamnya ada berbagai aktivitas seperti

pembelian tiket, penitipan barang, ataupun menanyakan informasi. Area ruang pengelola merupakan

area kantor yang dibuat open space agar lebih leluasa dalam bergerak dan tidak terlihat sempit. Ruang

pengelola ada berbagai aktivitas seperti rapat antar instansi, bekerja dan beristirahat dapat dilihat pada

gambar 12.

Gambar 13. Ruang Auditorium

Ruang auditorium merupakan area komunal yang didalamnya ada berbagai aktivitas seperti seminar,

pertunjukan maupun kegiatan lainnya yang membutuhkan ruang besar dengan kapasitas tempat duduk

yang banyak dapat dilihat pada gambar 13.

3.8 Fasilitas Penunjang

Adapun beberapa fasilitas penunjang yang diperuntukkan bagi pengunjung sebagai pelengkap pada

sarana Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt diantaranya yaitu amphitheater, foodcourt, toko

souvenir, galeri buku, deck, dan taman. Fasilitas-fasilitas tersebut dirancang sebagai kebutuhan

penunjang bagi pengunjung yang datang tidak hanya ke museum.

Gambar 14. View Amphitheater

Page 10: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Teddy Maulani Mulyawan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 10

Fasilitas penunjang Amphitheater seperti pada gambar 14 direncanakan untuk kebutuhan pengunjung

sebagai fasilitas acara kegiatan outdoor selain itu juga bisa digunakan sebagai tempat bersitirahat.

Gambar 15. Toko souvenir & Galeri buku Gambar 16. View Foodcourt

Fasilitas penunjang toko souvenir, foodcourt dan galeri buku seperti pada gambar 15 & gambar 16

direncanakan sebagai kebutuhan pengunjung yang ingin beristirahat untuk makan, berbelanja atau pun

yang sekedar hanya membaca buku yang berkaitan dengan ilmu geologi.

Gambar 17. Ramp menuju taman Gambar 18. View Taman

Fasilitas penunjang seperti taman diperuntukkan untuk pengunjung yang ingin berekreasi ataupun jalan-

jalan ataupun sebagai fungsi ruang komunal dapat dilihat pada gambar 17 dan gambar 18.

Gambar 19. View Deck dan View Taman From Deck

Fasilitas dengan fungsi deck adalah sebagai tempat beristirahat, menikmati view ke area luar sambil

menikmati minum atau makan, selain itu area deck juga di fungsikan sebagai tempat berfoto-foto dapat

dilihat pada gambar 19.

4. SIMPULAN

Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt merupakan sarana pendidikan yang terletak di Jalan

Raya Padalarang, Kota Baru Parahyangan yang dirancang dengan pendekatan art deco. Pendekatan

tersebut diterapkan mencakup pada bentuk massa bangunan utama museum yang berbentuk persegi

yang mengalami subtraktif dan aditif disetiap sisisnya. Elemen lainya yang berkaitan dengan pendekatan

tersebut yaitu terdapat elemen hias garis gorizontal ataupun vertical dan juga penggunaan kolom dan

Page 11: Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt ...

Perancangan Museum Fur Fossil Parahyangan Nieuwe Stadt Dengan Pendekatan Art Deco

Repository Tugas Akhir Arsitektur - 11

pediment. Semua fasilitas tersebut dirancang untuk merespon tema pendekatan yang digunakan dalam

merancang sarana pendidikan tersebut. Selain terdapat pada fasilitas-fasilitas tersebut, pendekatan

lainnya direspon dengan fungsi bangunan dimana fungsi bangunan ini merupakan wadah benda benda

bersejerah pada zaman purba yang sama halnya dengan gaya art deco yang harus dilestarikan agar tidak

hilang eksistensinya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hayunirasa Sadari, Pengertian museum dan museologi,

http://hayunirasasadara.multiply.com/journal/item/18/Pengertian_Museum_dan_Museologi,

diakses 19 September 2020

[2] Peraturan Pemerintahan No.19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (1),

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/46507/PP%20No.%2019%20Th%201995.pdf,

diakses 23 juli 2020

[3] Sumber Pengertian.id, Pengertian geologi menurut parah ahli,

https://www.sumberpengertian.id/pengertian-geologi-menurut-para-ahli, diakses 26 juli 2020

[4] Kementrian Pendidikan dan Budaya (2017). Museum Khusus di Indonesia,

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/museum-khusus-di-indonesia, diakses

10 Agustus 2020

[5] Bramble Jurnal. (2020). Desain Arsitektur Art Deco: Fakta, Karakteristik & Sejarah,

https://arc213.files.wordpress.com/2015/08/time_saver_building_types_small.pdf,

diakses 5 Agustus 2020


Recommended