+ All Categories
Home > Documents > Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran

Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran

Date post: 18-Jan-2016
Category:
Upload: malays
View: 87 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
Perbandingan Efektivitas Model PembelajaranPerbandingan Efektivitas Model Pembelajaran
Popular Tags:
185
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL), MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL), DAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs NEGERI LOANO PURWOREJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika Disusun oleh: Ida Herawati NIM: 06600043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010
Transcript

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL), MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL), DAN

MODEL EKSPOSITORI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII

MTs NEGERI LOANO PURWOREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Ida Herawati NIM: 06600043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2010

vi

MOTTO

ا� إن� وا��� � ���� ���م ���� ���� !"

…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri…

(Q.S. Ar Ra’d: 11) 1

Kerja keraslah, karena sesungguhnya keluhuran hidup

ada dalam kerja keras.

(Imam Syafi’i) 2

Harapan itu disertai dengan ikhtiar,

jika tidak, itu hanyalah lamunan

(Ibnu Athailah) 3

1 Departemen Agama RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1996). hlm. 199. 2 Dudung Abd. Rahman, 350 Mutiara Hikmah dan Syair Arab, (Bandung: Media Qalbu, 2004). hlm. 6. 3 Ibid, hlm. 40

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu menjadi embun penyejuk jiwa

dan cahaya dalam hidupku

Kakak-kakakku yang selalu memberikan motivasi

dan kasih sayang

Almamaterku

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN KALIJAGA

Y O G Y A K A R T A

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Maizer Said Nahdi, M.Si., Dekan Fakultas Sains & Teknologi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ibu H. Khurul Wardati, M.Si. Pembantu Dekan I Fakultas Sains & Teknologi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ibu Sri Utami Zuliana, S.Si, M.Sc., Ka. Prodi Pendidikan Matematika

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah begitu sabar dalam

memberikan bimbingan, pengarahan, serta memberikan motivasi selama

penulisan skripsi ini.

4. Bapak Syariful Fahmi, S.Pd.I., Dosen Pembimbing II yang juga telah begitu

sabar dalam memberikan bimbingan, nasehat yang berharga, dan saran-saran

dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Suparni, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing

dan memberikan pengarahan selama ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, terimakasih atas ilmu yang diberikan, serta segenap

ix

karyawan di Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu dan

memberikan fasilitasnya.

7. Bapak Maksum, S.Pd., Kepala MTs Negeri Loano Purworejo yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di kelas VII MTs Negeri

Loano Purworejo.

8. Bapak Agung Dwi Raharjo, S.Pd., Guru mata pelajaran matematika di MTs

Negeri Loano Purworejo yang telah banyak membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

9. Segenap guru dan karyawan MTs Negeri Loano Purworejo yang telah banyak

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10. Siswa dan siswi MTs Negeri Loano Purworejo khususnya kelas VII,

terimakasih atas bantuannya dalam penelitian.

11. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa yang tak

pernah putus, selalu memberikan kepercayaan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

12. Saudara-saudaraku, mas Fat, mbak Yeni, Mas Iguf, mbak Yar, dan Niswa

yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang kepada penulis.

13. Mas Agung Setiyawan, yang telah memberikan pelajaran berharga tentang arti

kehidupan dan menjadi motivator bagi penulis. Terimakasih atas semuanya.

14. Yani, mbak Nailil, Aini, Ita, Luph-luph dan semua keluarga besar Al Hikmah

yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih telah menemani

hari-hari penulis dalam suka maupun duka.

x

15. Teman-teman pendidikan matematika semua angkatan, terutama angkatan

2006, teruslah berjuang, masa depan yang cerah telah menanti.

16. Sahabat-sahabatku (Riris, Ulfah, Ifah, Nanik, Siti “Oom”, Nur, Wahyu),

you’re my best friends.

17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Hanya ucapan terima kasih tulus yang dapat penulis berikan dan do’a agar

Allah SWT memberikan balasan yang selayaknya atas kebaikan yang telah diberikan.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin.

Yogyakarta, 6 Juli 2010

Penulis

Ida Herawati NIM. 06600043

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

ABSTRAK .......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6

C. Batasan Masalah ........................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................................. 11

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .......................................... 11

xii

2. Pembelajaran Matematika ........................................................... 13

3. Efektivitas Pembelajaran ............................................................. 14

4. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................. 15

5. Student Teams Achievement Division (STAD) ........................... 16

6. Contextual Teaching and Learning (CTL) .................................. 18

7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis CTL ...... 22

8. Pembelajaran Ekspositori ............................................................ 23

9. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ........................... 26

B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 29

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 29

D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian ................................................. 30

1. Hipotesis ...................................................................................... 30

2. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 32

1. Desain Eksperimen ...................................................................... 32

2. Prosedur Penelitian ...................................................................... 33

B. Variabel Penelitian ............................................................................ 35

1. Variabel Terikat ........................................................................... 35

2. Variabel Bebas ............................................................................ 35

C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35

1. Tempat Penelitian ..................................................................... 35

2. Waktu Penelitian ...................................................................... 36

xiii

D. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 36

1. Populasi Penelitian ................................................................... 36

2. Sampel Penelitian ..................................................................... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 40

F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 41

1. Penetapan Instrumen Penelitian ............................................... 41

2. Uji Coba Instrumen .................................................................. 42

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen .......................................... 43

G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 50

1. Analisis Tahap Awal ................................................................ 52

2. Analisis Tahap Akhir ............................................................... 54

B. Pembahasan .................................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 68

B. Saran-saran ..................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 72

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbandingan Pola Pembelajaran Tradisional dan Kontekstual ......... 19

Tabel 3.1. Desain Penelitian ................................................................................ 32

Tabel 3.2. Populasi Penelitian ............................................................................. 36

Tabel 3.3. Sampel Penelitian ............................................................................... 39

Tabel 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................... 50

Tabel 4.2. Data Uji Normalitas Skor Pre-test ..................................................... 51

Tabel 4.3. Data Uji Homogenitas Skor Pre-Test ................................................. 52

Tabel 4.4. Data Analisis Varians Skor Pre-test ................................................... 53

Tabel 4.5. Data Uji Normalitas Skor Gain .......................................................... 54

Tabel 4.6. Data Uji Homogenitas Skor Gain ...................................................... 56

Tabel 4.7. Data Analisis Varians Skor Gain ....................................................... 57

Tabel 4.8. Data Uji Pembandingan Ganda Scheffe ............................................. 58

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Curriculum Vitae ............................................................................. 73

Lampiran 2 Daftar Nama dan Kode Kelas Kelas Uji Coba ................................ 74

Lampiran 3 Daftar Nilai Rapor Kelas VII MTs Negeri Loano Purworejo ......... 75

Lampiran 4 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............. 78

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 79

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ....................................................... 107

Lampiran 7 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ............ 116

Lampiran 8 Pedoman Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran 118

Lampiran 9 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran............................ 119

Lampiran 10 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah .......... 125

Lampiran 11 Soal Uji Coba ................................................................................. 127

Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ....................................................... 129

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba ........................ 137

Lampiran 14 Hasil Perhitungan Daya Pembeda ................................................. 139

Lampiran 15 Soal Pre-Test dan Post-Test ........................................................... 142

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ......... 144

Lampiran 17 Soal Kuis ........................................................................................ 145

Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Kuis .............................................................. 146

Lampiran 19 Daftar Presensi Siswa .................................................................... 149

Lampiran 20 Wawancara Guru untuk Mengetahui Keadaan Awal Siswa .......... 152

Lampiran 21 Uji Normalitas Data Nilai Raport Populasi ................................... 155

xvi

Lampiran 22 Uji Homogenitas Data Nilai Raport Populasi ................................ 156

Lampiran 23 Analisis Varians Data Nilai Raport Populasi ................................. 157

Lampiran 24 Cara Pembentukan Kelompok ....................................................... 158

Lampiran 25 Cara Penentuan Penghargaan Kelompok ....................................... 160

Lampiran 26 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ............. 162

Lampiran 27 Output SPSS Hasil Penelitian ........................................................ 165

Lampiran 28 Lain-lain ......................................................................................... 167

xvii

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL), MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL), DAN

MODEL EKSPOSITORI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII

MTs NEGERI LOANO PURWOREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

oleh:

IDA HERAWATI NIM. 06600043

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), model Contextual Teaching and Learning (CTL), dan model ekspositori. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari ketiga model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII MTs Negeri Loano Purworejo.

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Negeri Loano Purworejo tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 190 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Untuk memperoleh data digunakan tes pada tiap-tiap kelompok dalam bentuk uraian. Pengujian hipotesis menggunakan analisis varians satu arah (One-Way ANOVA).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa MTs Negeri Loano Purworejo yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL baik dibandingkan dengan model CTL maupun ekspositori, sedangkan antara model CTL dibandingkan model ekspositori tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL lebih efektif 21,05% dari model pembelajaran CTL dan lebih efektif 35.67% dari model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan nilai post-test. Sedangkan untuk model pembelajaran CTL lebih efektif 14,89% dari model ekspositori.

Kata Kunci: Efektivitas, Student Teams Achievement Division (STAD),

Contextual Teaching and Learning (CTL), kemampuan pemecahan masalah matematika

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari pendidikan. Oleh

karena itu, manusia dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang

pendidikan sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan,

yakni mendidik dan dididik. Pendidikan juga berperan dalam upaya

menciptakan dan membentuk generasi muda menjadi generasi penerus yang

maju, tangguh, terampil dan terpelajar. Berbagai macam ilmu serta

keterampilan yang diberikan di bangku pendidikan, merupakan sumbangan

terbesar bagi bangsa untuk menjadi bangsa yang terpelajar. Bangkit dan

tingginya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh keberhasilan yang

dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan.

Al Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11 juga menyebutkan tentang

pendidikan yaitu bahwa orang-orang yang berilmu diberi kedudukan tinggi

beberapa derajat. Ungkapan ayat tersebut adalah sebagai berikut:1

1Departemen Agama RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1996). hlm. 434

2

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Seiring perkembangan serta kemajuan sains dan teknologi yang semakin

pesat, dunia pendidikan pun perlu mengadakan inovasi atau pembaharuan

dalam berbagai bidang, termasuk dalam strategi pembelajaran. Oleh karena

itu, pendidikan adalah masalah yang menarik untuk terus dikaji dan

dikembangkan.

Masalah-masalah pendidikan yang sifatnya metodik dan strategik sudah

mulai dipahami oleh para pendidik atas kesadaran bahwa pendidikan nasional

adalah investasi masa depan bangsa. Untuk menghasilkan output yang

berwawasan luas, profesional, unggul, berwawasan jauh ke depan (visioner),

memiliki kepercayaan diri yang tinggi, kreatif, dan inovatif diperlukan strategi

yang tepat, diantaranya adalah bagaimana strategi mengaktualisasikan

kompetensi siswa berdasarkan kemampuan, sifat, sikap, serta tingkah laku

sehingga membuat siswa menyenangi proses pembelajaran.

3

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut: 2

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan

tepat dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Salah satu tujuan pendidikan matematika tersebut menunjukkan bahwa

arah atau orientasi pembelajaran matematika adalah kemampuan pemecahan

masalah matematika. Kemampuan ini sangat berguna bagi siswa pada saat

mendalami matematika maupun kehidupan sehari-hari, bukan saja mereka

yang mendalami matematika, tetapi juga yang akan menerapkannya dalam

bidang lain. 2 Departemen Pendidikan Nasional, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, hlm. 346

4

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan

masalah matematika ada kaitannya dengan pendekatan pembelajaran yang

dilakukan guru. Proses pembelajaran matematika pada umumnya dilakukan

secara konvensional, drill, bahkan ceramah. Proses pembelajaran seperti ini

hanya menekankan pada tuntutan pencapaian kurikulum daripada

mengembangkan kemampuan belajar siswa.

Model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Kegiatan pembelajaran

yang dimaksud dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling

bertukar pendapat, bekerjasama dengan teman, berinteraksi dengan guru, dan

merespon pemikiran siswa lainnya, sehingga siswa dapat mengingat dan

mengingat lebih lama konsep tersebut. Salah satu model pembelajaran yang

dapat diterapkan adalah model Cooperative Learning.

Model Cooperative Learning belum banyak diterapkan dalam

pendidikan matematika walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat

gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan

menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan

yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan

siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup. Selain itu, banyak

orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerjasama atau belajar

dalam kelompok. Banyak siswa juga tidak senang disuruh bekerjasama

dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang

5

lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder

ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Sebenarnya,

pembagian kerja yang kurang adil tidak perlu terjadi dalam kerja kelompok

jika pengajar benar-benar menerapkan prosedur model pembelajaran

Cooperative Learning.3

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student

Teams Achievement Division). Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa

dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana masing-masing

kelompok beranggotakan 4-5 siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan

tugas. STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu: presentasi kelas, tim,

kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.

Materi-materi dalam Standar Isi yang diharapkan akan berhasil secara

optimal dalam kegiatan pembelajaran jika digunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD adalah:4

1. Materi-materi untuk memahami konsep-konsep matematika yang sulit

serta membutuhkan kemampuan bekerjasama, berpikir kritis, dan

mengembangkan sikap sosial siswa;

2. Materi-materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah (problem

solving).

3 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2008). hlm. 29 4Th. Widyantini, Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. hlm. 12

6

Materi-materi dalam standar isi di atas juga sesuai dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan salah satu model

pembelajaran yang sesuai dengan KTSP. CTL adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.5

Sementara itu STAD mengarahkan siswa belajar dengan cara

mengkonstruksi berbagai pengetahuan yang diperoleh dari belajar sendiri dan

berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa dapat memperoleh

pengetahuan dari bertanya, pemodelan dan berbagai sumber informasi yang

lain. STAD ini juga sebagai salah satu cara membentuk masyarakat belajar.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti bermaksud

untuk membandingkan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL), model Contextual Teaching and Learning (CTL), dan model

ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang terdapat di MTs Negeri Loano Purworejo

adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Stadar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,

2008). hlm. 255

7

2. Proses pembelajaran di kelas kurang meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

3. Siswa tidak terbiasa mengerjakan soal matematika yang berawal dari suatu

masalah.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) belum banyak

diterapkan dalam pembelajaran matematika.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka

penulis merasa perlu untuk mempersempit ruang lingkup penelitian ini.

Penelitian ini difokuskan untuk membandingkan efektivitas model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), model Contextual

Teaching and Learning (CTL), dan model ekspositori dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Efektivitas ini dilihat dari

ada tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa yang mengikuti ketiga model pembelajaran tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan

yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

8

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), model

Contextual Teaching and Learning (CTL), dan model ekspositori?

2. Seberapa efektif model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL) dibanding model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas

VII MTs Negeri Loano Purworejo?

3. Seberapa efektif model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL) dibanding model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas VII MTs Negeri Loano

Purworejo?

4. Seberapa efektif model Contextual Teaching and Learning (CTL)

dibanding model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa kelas VII MTs Negeri Loano Purworejo?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), model

Contextual Teaching and Learning (CTL), dan model ekspositori.

9

2. Mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL) dibanding model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas

VII MTs Negeri Loano Purworejo.

3. Mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL) dibanding model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas VII MTs Negeri Loano

Purworejo.

4. Mengetahui efektivitas model Contextual Teaching and Learning (CTL)

dibanding model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa kelas VII MTs Negeri Loano Purworejo.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa/peneliti

a. Untuk menambah wawasan baru dan sebagai dorongan untuk

diadakannya penelitian lanjutan tentang keefektifan penggunaan model

pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran, khususnya

matematika.

b. Sebagai masukan kepada calon pendidik untuk meyalurkan ilmu

kepada siswa secara maksimal.

10

2. Bagi Siswa

a. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam

pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

b. Memberikan kemudahan bagi siswa dalam menyelesaikan

permasalahan matematika.

3. Bagi guru

a. Sebagai masukan bagi guru untuk memilih model pembelajaran yang

efektif, khususnya mata pelajaran matematika.

b. Untuk menjalin hubungan yang komunikatif dengan siswa.

4. Bagi Sekolah

a. Sebagai informasi penggunaan model pembelajaran yang

kemungkinan akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa SMP/MTs.

b. Sebagai salah satu referensi model pembelajaran yang dapat digunakan

dalam rangka peningkatan kualitas outcome pendidikan.

11

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Morgan dalam buku Introduction to Psychology (1979)

dijelaskan : “Learning can be defined as any relatively permanent change

in behavior which occurs as a result of practice or experience.”7 Dari

definisi yang dikemukakan Morgan ini, belajar mempunyai tiga elemen

penting. Pertama, belajar adalah perubahan tingkah laku (change in

behavior) untuk menjadi lebih baik atau buruk. Kedua, perubahan yang

terjadi merupakan hasil dari latihan atau pengalaman (practice or

experience). Ketiga, perubahan yang terjadi harus relatif menetap

(relatively permanent). Artinya, disebut belajar jika perubahan tingkah

laku terjadi dalam waktu yang relatif menetap.

Moh. User Usman, dalam buku Menjadi Guru Profesional,

mengungkapkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku

pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu

dan individu dengan lingkungannya.8 Definisi belajar juga dikemukakan

oleh Hilgard yang dikutip oleh S. Nasution (1995), menurut Hilgard:

“Learning is the process by which an activity originates or is changed

through training procedure (whether in the laboratory or in the natural

environment) as distinguished from changes by factors not attributable to 7 Clifford Thomas Morgan, Introduction to Psychology. (Mc.Graw-Hill, 1979). hlm. 112 8 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1992). hlm. 2

12

training”. 9 Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan

pengertian belajar adalah suatu proses terarah yang dilakukan dengan

sadar dan kontinu oleh seseorang sehingga terjadi perubahan tingkah laku

yang relatif menetap dalam dirinya sebagai hasil dari latihan atau

pengalaman.

Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction”, yang

banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini

banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi holistik, yang menempatkan

siswa sebagai sumber dari kegiatan. Gagne mengungkapkan bahwa:

“ Instruction is a set of event that effect learners in such a way that

learning is facilitated.”10 Pembelajaran merupakan upaya penataan

lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan

berkembang secara optimal. Proses belajar bersifat internal dan unik dalam

diri individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang

sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.11 Menurut konsep

komunikasi, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses komunikasi

fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka

perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa

yang bersangkutan. Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan nyata

mempengaruhi anak didik dalam satu situasi yang memungkinkan

9 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995). hlm. 35 10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Stadar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008). hlm. 102 11 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. hlm. 7

13

terjadinya interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa, atau siswa dan

lingkungan.

2. Pembelajaran Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin mathematica, yang mulanya

diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to

learning”. Mathematike mempunyai akar kata mathema yang berarti

pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).12 Matematika merupakan ilmu

pengetahuan yang terbentuk dari hasil pemikiran manusia yang berkaitan

dengan ide, proses dan penalaran. Matematika disebut ilmu deduktif, sebab

dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada

observasi, eksperimen, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan

alam dan ilmu-ilmu pengetahuan umumnya. Kebenaran generalisasi

matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif.13 Dalam matematika tidak

ada perubahan konsep yang karena adanya eksperimen maupun observasi,

dengan kata lain matematika bersifat deduktif. Konsep dalam matematika

bersifat tetap, untuk membuat generalisasi dari teorema itu harus dapat

dibuktikan kebenarannya secara umum (deduktif).

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan nyata mempengaruhi anak

didik dalam satu situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi guru dan

siswa, siswa dan siswa, atau siswa dan lingkungan dengan tujuan untuk

12

Ibid, hlm.15 13 Ibrahim & Suparni, Strategi Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta : Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008). hlm 2

14

mengetahui ilmu pengetahuan deduktif yang berkaitan dengan ide, proses,

dan penalaran.

3. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, efektivitas disamakan dengan

keefektifan, yaitu keadaan berpengaruh, keberhasilan terhadap usaha atau

tindakan.14 Efektivitas dari suatu model pembelajaran adalah suatu ukuran

yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan tingkat keberhasilan

siswa. Menurut Kauchak yang dikutip oleh Slamet Soewandi (2005 : 44),

pembelajaran yang efektif merupakan kesatuan dari ketrampilan, perasaan,

penguasaan materi, dan pemahaman arti belajar yang bermuara pada satu

perilaku, yaitu kemampuan membangun dan mengembangkan proses

belajar siswa secara optimal.15

Efektivitas yang dimaksud dalam skripsi ini adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dikelola

semaksimal mungkin dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL, CTL, dan ekspositori sehingga

tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya yaitu

meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas

VII MTs Negeri Loano Purworejo tahun ajaran 2009/2010. Model

pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe

STAD berbasis CTL, model pembelajaran CTL, dan model pembelajaran

14

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002). Hlm. 284

15 Slamet Soewandi, dkk, Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi, (Yogyakarta: USD,

2005), hlm. 44

15

ekspositori. Tingkat efektivitas dapat diketahui dari persentase bobot

efektivitas nilai post-test siswa pada masing-masing pelaksanaan model

pembelajaran. Selanjutnya nilai post-test dihitung dengan rumus bobot

efektivitas suatu model pembelajaran terhadap model pembelajaran yang

lain.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Merujuk

pemikiran Joyce yang dikutip oleh Agus Suprijono (2009 : 46), fungsi

model adalah “each model guides us as we design instruction to help

students achieve various objectives.16 Melalui model pembelajaran guru

dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan,

cara berpikir, dan mengekspresikan ide.

Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) mencakup suatu

kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk

menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau

mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.17 Dalam

suatu kelompok pada pembelajaran kooperatif, setiap siswa bekerjasama

dan saling membantu teman dalam kelompoknya untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan. Siswa juga berlatih untuk menghargai pendapat

yang berbeda dari teman dalam kelompok ketika melakukan diskusi.

16 Agus Suprijono, Cooperative learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009). hlm. 46 17 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. hlm. 260

16

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Adanya peserta dalam kelompok;

b. Adanya keteraturan kelompok;

c. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok;

d. Adanya tujuan yang harus dicapai.

5. Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan

bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD

terdiri atas lima komponen utama, yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor

kemajuan individual, dan rekognisi tim. 18

a. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam

presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti

yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh

guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Para siswa

harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas,

karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan

kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

18 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,2009). hlm.143

17

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh

bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan

etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua

anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah

untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan

baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk

mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering

terjadi pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan

bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan

pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap

poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan

yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan

dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam

pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek

yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti

hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-

siswa mainstream.

c. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan

presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa

18

akan megerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggungjawab secara

individual untuk memahami materinya.

d. Skor kemajuan individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk

memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai

apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih

baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi

poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak

ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka

yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor awal, yang diperoleh dari rata-

rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang

sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka

berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan

skor awal mereka.

e. Rekognisi tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang

lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim

siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari

peringkat mereka.

6. Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

(CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta

19

didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.19

Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan

menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang

mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik

dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks

keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.20

Perbandingan pola pembelajaran tradisional dan kontekstual adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perbandingan Pola Pembelajaran Tradisional dan Kontekstual

Pengajaran Tradisional Pembelajaran Kontekstual

Menyandarkan pada hafalan Menyandarkan pada memori

spasial

Berfokus pada satu bidang

(disiplin)

Mengintegrasikan berbagai bidang

(disiplin) atau multidisiplin

Nilai informasi bergantung

pada guru

Nilai informasi berdasarkan

kebutuhan peserta didik

Memberikan informasi

kepada peserta didik sampai

pada saatnya dibutuhkan

Menghubungkan informasi baru

dengan pengetahuan yang telah

dimiliki peserta didik

19

Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009). hlm. 81 20 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna,( Bandung: Mizan Learning Center (MLC), 2008). hlm. 67

20

Penilaian hanya untuk

akademik formal berupa

ujian

Penilaian autentik melalui

penerapan praktis pemecahan

problem nyata

Ada 7 (tujuh) komponen pembelajaran kontekstual yaitu

kontruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan (modelling), refleksi, dan penilaian

autentik.21

a. Konstruktivisme

Belajar berdasarkan konstruktivisme adalah “mengonstruksi”

pengetahuan. Proses konstruksi pengetahuan melibatkan

pengembangan logika deduktif-induktif-hipotesis-verifikasi. Belajar

dalam konstruktivisme menekankan pada pertanyaan “mengapa”.

b. Inkuiri

Prosedur inkuiri terdiri dari tahapan yaitu melontarkan

permasalahan, mengumpulkan data dan verifikasi, mengumpulkan data

dan eksperimentasi, merumuskan penjelasan, dan menganalisis proses

inkuiri.

c. Bertanya

Pembelajaran kontekstual dapat dibangun melalui tanya jawab

oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam komunitas belajar.

21

Ibid, hlm. 85

21

d. Masyarakat Belajar

Melalui interaksi dalam komunitas belajar, proses dan hasil

belajar menjadi lebih bermakna. Hasil belajar diperoleh dari

berkolaborasi dan berkooperasi. Komponen “masyarakat belajar” ini

dalam praktiknya diwujudkan dalam kerjasama yang terjadi

antarsiswa.

e. Pemodelan

Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting

pendemonstrasian terhadap hal yang dipelajari peserta didik.

f. Refleksi

Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir

kembali, menganalisis kembali, mengklarifikasi kembali, dan

mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.

g. Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah upaya pengumpulan berbagai data

yang bisa memberikan gambaran atau informasi perkembangan

pengalaman belajar peserta didik. Data diperoleh dari kegiatan yang

dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa CTL merupakan model

pembelajaran yang mengakui bahwa belajar hanya terjadi jika siswa

memproses informasi atau pengetahuan baru sehingga menjadi masuk akal

sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya. Penggabungan materi

pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran

22

kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat dan

mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk

menyelesaikannya.

7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis CTL

Seperti telah diuraikan di atas bahwa STAD merupakan salah satu

metode pembelajaran kooperatif yang terdiri atas lima komponen utama,

yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi

tim. Sedangkan dalam CTL, pembelajaran dilakukan dengan mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong

peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga

dan masyarakat. Ada 7 (tujuh) komponen pembelajaran kontekstual yaitu

kontruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan (modelling), refleksi, dan penilaian

autentik.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbasis CTL dalam

penelitian ini merupakan pembelajaran STAD dilaksanakan dengan

menyertakan tujuh komponen CTL yang meliputi: konstruktivisme

(constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning),

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi

(reflection), dan penilaian autentik (authentic assesment) seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya.

23

8. Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal.22 Pembelajaran ekspositori

merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada

guru (teacher centered approach. Dalam strategi ini, guru memegang

peran yang sangat dominan. Guru menyampaikan materi pembelajaran

secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan

dapat dikuasai siswa dengan baik.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat

beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip

tersebut dijelaskan di bawah ini.23

a. Berorientasi pada Tujuan

Sebelum strategi ini diterapkan, terlebih dahulu guru harus

merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti

kriteria pada umumnya,tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam

bentuk tingkah laku yang dapat diukur dan berorientasi pada

kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembeajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi,

yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang 22 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006). hlm. 179 23 Ibid, hlm. 181

24

(sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima

pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi

pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu

yang ingin dicapai.

c. Prinsip Kesiapan

Yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah kita harus

memosisikan siswa dalam keadaan siap baik secara fisik maupun

psikis untuk menerima pelajaran. Tujuannya agar siswa dapat

menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan.

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa

untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:24

a. Persiapan (preparation)

b. Penyajian (presentation)

c. Menghubungkan (correlation)

d. Menyimpulkan (generalization)

e. Penerapan (application)

24 Ibid, hlm. 185

25

Adapun langkah-langkah dalam menerapkan pembelajaran dengan

metode ekspositori yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Persiapan

Dalam langkah persiapan dilakukan beberapa hal, meliputi:

1) Guru memberikan sugesti yang positif terhadap siswa, dengan

tujuan agar siswa tidak merasa dibebani, justru mereka akan

merasa tertantang untuk mempelajari materi pelajaran yang akan

disampaikan itu.

2) Guru mengemukakan tujuan yang akan dicapai dalam proses

pembelajaran.

3) Guru mengingatkan kembali materi yang terkait agar materi

pelajaran bisa cepat ditangkap oleh siswa.

b. Penyajian

Pada langkah ini, guru menyampaikan materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan.

c. Menghubungkan

Guru menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman

siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat

menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya.

d. Menyimpulkan

Pada langkah ini, guru mengulang kembali inti-inti materi yang

menjadi pokok persoalan.

26

e. Penerapan

Pada langkah aplikasi, siswa diberikan soal-soal latihan,

diantaranya soal-soal yang berupa masalah. Selain itu, siswa diberikan

tes sesuai dengan materi yang telah diberikan. Dalam hal ini, tes yang

diberikan berupa soal post test untuk mengukur kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah matematika.

9. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Mathematical Problem Solving is the resolution of a situation in

mathematics which is regarded as a problem by the person who resolves

it.25 Pemecahan masalah matematika merupakan suatu resolusi atau

pemecahan dari situasi matematika yang berkaitan dengan masalah yang

dipecahkan oleh seseorang.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika

yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun

penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman

menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk

diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.26 Siswa

yang telah terbiasa menyelesaikan masalah akan mampu mengambil

keputusan sebab siswa tersebut akan mempunyai keterampilan dalam

mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi dan

mengoreksi hasil yang telah diperolehnya.

25 Frederick H. Bell, Theaching and Learning Mathematics (In Secondary School), (Iowa:

WM.C.Brown Company, 1981). hlm. 310 26

Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. hlm. 89

27

Berdasarkan teori belajar yang dikemukakan Gagne, bahwa

keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui

pemecahan masalah. Hal ini dapat dipahami sebab pemecahan masalah

merupakan tipe belajar paling tinggi dari delapan tipe yang dikemukakan

Gagne, yaitu signal learning, stimulus-response learning, chaining, verbal

association, discrimination learning, concept learning, rule learning, dan

problem solving.

Tujuan dari mengajarkan pemecahan masalah menurut Charles

Lester dan O’Daffer yang dikutip oleh Sri Wulandari Danoebroto adalah27:

1) untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, 2) untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam memilih dan menggunakan

strategi pemecahan masalah, 3) untuk mengembangkan perilaku dan

keyakinan yang mendukung pemecahan masalah, 4) untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan

yang berkaitan, 5) untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

memantau dan mengevaluasi jalan berpikirnya dan kemajuan yang dicapai

selama memecahkan masalah, 6) untuk mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam situasi belajar kooperatif, 7) untuk

mengembangkan kemampuan siswa memperoleh jawaban yang benar

terhadap berbagai jenis masalah.

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat berkaitan

dengan tingkat perkembangan intelektual mereka. Sehingga tingkat 27 Sri Wulandari Danoebroto, (Tesis yang berjudul: Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dan Pelatihan Metakognitif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Sekolah Dasar),(UNY: 2007). hlm. 22

28

kesulitan masalah-masalah yang diberikan pada siswa hendaknya

disesuaikan dengan perkembangan mereka. Tema permasalahan sebaiknya

diambil dari kejadian sehari-hari yang lebih dekat dengan kehidupan siswa

atau yang diperkirakan dapat menarik perhatian siswa.

Menurut Polya, solusi soal pemecahan masalah memuat empat

langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah, merencanakan

penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melaksanakan

pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.28

Mengacu pada fase penyelesaian soal pemecahan masalah menurut

Polya, dengan melakukan beberapa perubahan oleh peneliti, maka

indikator kemampuan pemecahan masalah siswa yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat mengidentifikasi masalah, yaitu dapat menyebutkan apa

yang diketahui dan ditanyakan dari masalah.

b. Siswa dapat merencanakan penyelesaian masalah, yaitu siswa dapat

membuat sketsa atau gambar yang menuliskan model atau rumus yang

digunakan untuk memecahkan masalah.

c. Siswa mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana, yaitu

dapat melakukan operasi hitung dengan benar dan menggunakan

satuan yang sesuai.

d. Siswa dapat menarik kesimpulan dari jawaban yang diperolehnya.

28

Erman Suherman,, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. hlm. 91

29

B. Penelitian yang Relevan

Skripsi yang disusun oleh Hesti Setianingsih, mahasiswa pendidikan

matematika FMIPA UNNES 2007 yang berjudul “Keefektifan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika Pokok

Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1 Slawi Tahun

Pelajaran 2006/2007”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

lebih efektif daripada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

ekspositori pokok bahasan segiempat kelas VII semester 2 SMP Negeri 1

Slawi tahun pelajaran 2006/2007.

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan mata pelajaran yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu ketrampilan yang harus dikuasai siswa sesuai dengan

tujuan pembelajaran matematika adalah memiliki kemampuan pemecahan

masalah matematika. Oleh karena itu, belajar matematika tidak dapat terlepas

dari masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Guru tidak

cukup hanya menyampaikan materi di kelas, tetapi diperlukan juga peran serta

siswa dalam menanamkan konsep matematika. Selain itu, dalam belajar

pastinya tidak dapat terlepas dari orang lain. Kerjasama dengan teman di kelas

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams

Achievement Division (STAD. Pada model pembelajaran ini, terdapat lima

komponen utama, yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual,

30

dan rekognisi tim. Model pembelajaran yang mengaitkan antara materi

pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa adalah Contextual Teaching and

Learning (CTL).

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa

akan mengetahui makna belajar dan dapat menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam

kehidupannya. Sementara itu, pembelajaran matematika yang biasanya

diterapkan dengan menggunakan model ekspositori memang sudah membuat

siswa aktif, namun hasilnya kurang optimal. Siswa kurang termotivasi untuk

memunculkan ide-ide kreatifnya. Hal ini belum cukup membekali siswa dalam

menghadapi dunia nyata. Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe

STAD Berbasis CTL diharapkan dapat membuat kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe

STAD berbasis CTL, model CTL, dan model ekspositori untuk mengetahui

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian

1. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diambil hipotesis:

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

31

(STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), model

Contextual Teaching and Learning (CTL), dan model ekspositori.

2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka diperoleh pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

a. Seberapa efektif model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) dibanding model Contextual Teaching and Learning

(CTL) dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa kelas VII MTs Negeri Loano Purworejo?

b. Seberapa efektif model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) dibanding model ekspositori dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII MTs

Negeri Loano Purworejo?

c. Seberapa efektif model Contextual Teaching and Learning (CTL)

dibanding model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas VII MTs Negeri Loano

Purworejo?

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Desain Eksperimen

Penelitian ini melibatkan tiga kelas, yaitu dua kelas eksperimen dan

satu kelas kontrol. Ketiga kelas mendapat perlakuan yang berbeda dalam

proses belajar, tetapi materi yang diberikan sama. Pada kelas eksperimen 1

diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD berbasis CTL, kelas eksperimen 2 diberikan pembelajaran dengan

model CTL, dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan model

ekspositori.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen (eksperimen

semu). Disebut dengan quasi eksperimen karena pada penelitian ini

terdapat kelompok kontrol, tetapi tidak dapat mengontrol semua variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Desain

penelitian yang digunakan seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Variabel Terikat Pre-test (tes awal) Post-test (tes akhir)

Eksperimen 1 X O1 O2

Kontrol Y O1 O2

Eksperimen 2 Z O1 O2

33

Keterangan :

X = perlakuan terhadap kelas eksperimen 1 (pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis

Contextual Teaching and Learning (CTL )

Y = perlakuan terhadap kelas kontrol (pembelajaran ekspositori)

Z = perlakuan terhadap kelas eksperimen 2 (pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL))

O1 = hasil pre-test

O2 = hasil post-test

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah atau tahap yang dilakukan

dalam penelitian. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari tahap observasi pra eksperimen, eksperimen, dan analisis data

dan laporan.

a. Observasi Pra Eksperimen

Tahap ini merupakan tahap persiapan sebelum dilaksanakannya

eksperimen, yang meliputi penentuan sampel dari populasi dan

memilih sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

b. Eksperimen

Tahap eksperimen terdiri dari pemberian pre-test atau tes awal,

pemberian treatment atau perlakuan, dan pemberian post-test atau tes

akhir.

34

1) Pemberian pre-test atau tes awal, yang diberikan pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum diberi

treatment atau perlakuan.

2) Tahap treatment atau perlakuan, yang dilakukan dengan cara

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas eksperimen

1, menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada kelas eksperimen 2, dan menerapkan model

pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol.

3) Tahap post-test atau tes akhir, yang diberikan kepada siswa kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Post-test ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan pemecahan

masalah matematika antara siswa yang diberi pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL), Contextual Teaching and Learning (CTL), dan ekspositori.

c. Analisis Data dan Laporan

Tahap ini merupakan tahap penyelesaian atau akhir eksperimen.

Dalam tahap ini, data pre-test dan post-test dianalisis dengan

menggunakan perhitungan secara statistik. Dari skor pretest dan post-

test kedua kelas sampel, dihitung skor pencapaian (gain), yaitu skor

post-test dikurangi skor pre-test. Kemudian dilakukan uji normalitas,

uji kesamaan dua variansi (homogenitas), dan analisis varians pada

35

skor pencapaian (gain) untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata

skor pencapaian (gain) pada ketiga kelompok tersebut signifikan

ataukah tidak secara statistik.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan

masalah matematika.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), model

Contextual Teaching and Learning (CTL), dan model ekspositori.

Adapun variabel yang dikontrol meliputi:

a. Bahan atau materi pelajaran, dikontrol dengan memberikan konsep

yang sama untuk ketiga kelas (satu kelas kontrol dan dua kelas

eksperimen).

b. Lama waktu pada ketiga kelas dikontrol dengan jumlah waktu yang

sama.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Loano Purworejo yang

beralamatkan di Kebongunung, Jl. Magelang Km. 9, Loano, Purworejo.

36

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2009/2010 yaitu pada bulan Mei 2010. Penelitian dilakukan selama 2

minggu atau lima kali pertemuan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Negeri Loano

Purworejo tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 190 siswa.

Tabel 3.2. Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

VII A 33

VII B 32

VII C 36

VII D 29

VII E 31

VII F 29

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008). hlm. 117

37

Sebelum pemilihan sampel, diuji terlebih dahulu normalitas,

homogenitas, dan uji beda rata-rata dari suatu populasi. Untuk

mempermudah pengolahan data digunakan software SPSS 16.0. SPSS

merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan dalam

mengolah data statistik. SPSS sebelumnya merupakan singkatan dari

Statistical Package of the Social Sciences karena dirancang untuk

pengolahan data statistik pada ilmu-ilmu sosial. Saat ini SPSS diperluas

untuk berbagai jenis user, misalnya untuk proses produksi di perusahaan

dan riset ilmu-ilmu sains. Sehingga SPSS yang sebelumnya singkatan dari

Statistical Package of the Social Sciences berubah menjadi Statistical

Product and Service Solution.2

Prosedur pengujian yang dilakukan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Melalui uji normalitas dapat diketahui normal atau tidaknya

penyebaran data dari populasi penelitian.

Ho : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian dengan SPSS 16 pada taraf signifikansi 5% adalah

jika �� > 5% maka Ho diterima. � menunjukkan besarnya taraf

signifikansi yaitu 5%, sedangkan �� menunjukkan angka signifikansi

yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data. Dari hasil

perhitungan nilai rapor semester 1 kelas VII A sampai kelas VII F

2 Hartono, SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). hlm. 2

38

diperoleh hasil bahwa angka signifikansi yang dihasilkan pada kelas

VII A, VII B, VII C, VII D, dan VII F lebih besar dari 5%, berarti

secara signifikan data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk melihat ada tidaknya

kesamaan sifat atau ciri-ciri pada populasi dalam penelitian ini.

Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

Ho : �12 = �22 = �32 = … = �62 Ha : paling sedikit 1 tanda sama dengan pada Ho tidak berlaku

Kriteria pengujian dengan SPSS 16 pada taraf signifikansi (� = 5%)

adalah jika �� > 5% maka Ho diterima. Dari hasil perhitungan,

diperoleh nilai kritik �� = 0.079. Karena �� > 5%, maka Ho diterima

artinya populasi mempunyai variansi yang sama (homogen).

3. Analisis Variansi

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho : 1 = 2 = 3 = … = 6

Ha : paling sedikit 1 tanda sama dengan pada Ho tidak berlaku.

Kriteria pengujian dengan SPSS 16 pada taraf signifikansi (� = 5%)

adalah jika �� > 5% maka Ho diterima. Dari hasil perhitungan,

diperoleh nilai kritik �� = 0,655. Karena �� > 5% maka Ho diterima

artinya secara signifikan ketujuh rata-rata adalah identik atau populasi

mempunyai rata-rata yang sama.

39

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.3 Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster

random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan dengan memperhatikan kelompok/ cluster yang ada di dalam

populasi itu. Pada penelitian ini dipilih 3 kelas untuk sampel yaitu kelas

VII B sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL, kelas VII A dengan menggunakan

model pembelajaran CTL, dan kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran ekspositori.

Tabel 3.3. Sampel Penelitian

Kelompok Kelas Jumlah

Siswa

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) Berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL )

VII B 32

Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) VII A 33

Model Pembelajaran Ekspositori VII C 36

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008). hlm. 118

40

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik sebagai berikut:

1. Metode Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diukur dengan

tes kemampuan pemecahan masalah matematika, yang meliputi soal pre-

tes dan post-tes materi pokok segiempat pada siswa kelas VII MTs Negeri

Loano Purworejo, dengan bentuk soal uraian.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-

benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.4 Penyelidikan dari benda-

benda tertulis itu selanjutnya akan digunakan untuk keperluan penelitian

sebagai suatu sumber yang bersifat tetap.

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh daftar nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian.

Selain itu, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nilai rapor

siswa pada mata pelajaran matematika semester ganjil. Dari data tersebut

dapat diketahui tingkat kemampuan siswa, sehingga dapat dibuat

kelompok-kelompok yang heterogen. Data nilai tersebut juga digunakan

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006). hlm.158

41

untuk uji normalitas, uji homogenitas varians, dan analisis varians yang

selanjutnya digunakan untuk penentuan awal sampel.

3. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk memperoleh data keterlaksanaan

pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL, model

CTL, dan model ekspositori oleh guru dan siswa selama pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

1. Penetapan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah.5 Pada penelitian ini, instrumen yang akan

digunakan diantaranya adalah:

a. Instrumen untuk mengumpulkan data:

1) Soal Pre-Test dan Post-Test

Soal pre-test dan post-test dibuat dan dikembangkan sendiri

oleh peneliti (dengan pertimbangan dari guru matematika). Soal

pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa sebelum proses pembelajaran

berlangsung, sedangkan soal post-test digunakan untuk mengetahui

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah proses

pembelajaran berlangsung. Soal yang diberikan berjumlah 9 soal

5 Ibid, hlm.160

42

berbentuk uraian. Baik soal pre-test maupun post-test diberikan

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan lembar yang berupa pedoman

untuk melaksanakan pengamatan di dalam kelas. Lembar obervasi

ini bertujuan untuk melihat ketercapaian rencana pembelajaran

baik dari segi siswa maupun dari segi guru.

b. Instrumen untuk perangkat pembelajaran:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Terdapat 3 jenis RPP yang digunakan, yaitu menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL, model

CTL, dan model ekspositori.

2) Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

Lembar Aktivitas Siswa (LAS) disusun oleh peneliti sebagai

media dalam memberikan permasalahan terhadap siswa dan untuk

mengetahui proses pemecahan masalah matematika siswa.

2. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang ada dikembangkan sendiri oleh peneliti, sehingga

instrumen tersebut perlu di uji coba terlebih dahulu sebelum digunakan

untuk penelitian. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada

populasi di luar sampel penelitian. Uji coba instrumen dilaksanakan pada

tanggal 19 Mei 2010 dengan responden sebanyak 28 siswa dari kelas VII

D.

43

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

a. Validitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh

mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.6 Validitas dalam

penelitian ini meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi

sebuah tes akan tercapai apabila tes yang akan digunakan tersebut telah

disesuaikan dengan kurikulum yang dipakai oleh pihak sekolah yang

bersangkutan. Dalam penelitian ini, untuk mengadakan pengujian

validitas isi, terlebih dahulu soal tes akan dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing dan guru matematika MTs Negeri Loano

Purworejo. Setelah melakukan beberapa perbaikan dan penyesuaian isi

soal tes dengan ketentuan yang berlaku di sekolah, maka dilakukan

pengujian lebih lanjut dengan menguji validitas konstruk soal.

Validitas konstruk adalah tipe validitas yang memungkinkan

sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang

hendak diukurnya. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika

hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti memiliki kesejajaran antara

tes tersebut dengan kriteria. Untuk menguji validitas konstruk,

digunakan pendapat dari dosen ahli Bapak Sumaryanta, M.Pd. sebagai

validator. Selanjutnya, soal diujicobakan terhadap siswa pada kelas uji

coba dan dilanjutkan dengan menghitung validitas itemnya dengan

bantuan program SPSS 16.0. Untuk memenuhi syarat validitas,

6 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004). hlm. 50

44

instrumen dianalisis menggunakan analisis product moment7,

rumusnya yaitu;

�� �∑�� � �∑���∑�����∑�2 � �∑��2���∑�2� �∑��2�

Keterangan:

�� : Koefisien korelasi antara X dan Y

X : Jumlah skor item

Y : Jumlah skor total

X2 : Jumlah kuadrat dari skor item

Y2 : Jumlah kuadrat dari skor total

XY : Jumlah perkalian antara skor item dan skor total

N : Jumlah siswa

Apabila r butir soal > r tabel untuk df = N - 2 maka butir soal tersebut

valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian

reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes.8

7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). hlm.72 8 Ibid, hlm. 86.

45

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini akan

dilakukan dengan teknik koefisien Alpha Cronbach. Rumus Alpha9

adalah sebagai berikut:

�� � ��� � 1�� �1 � ∑������

Keterangan :

11 = reliabilitas yang dicari

� = banyaknya item

∑�!2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

�"2 = varians total

Untuk mengetahui soal tersebut reliabel atau tidak, dilihat pada

nilai Alpha. Selanjutnya dicocokkan dengan nilai tabel r product

moment untuk N = jumlah siswa. Jika nilai Alpha > nilai r tabel maka

soal tersebut reliabel.

Interpretasi besarnya koefisien reliabilitas instrumen adalah

sebagai berikut:

1) 0,8 < �� ≤ 1,0 = sangat tinggi

2) 0,6 < �� ≤ 0,8 = tinggi

3) 0,4 < �� ≤ 0,6 = cukup

4) 0,2 < �� ≤ 0,4 = rendah

5) 0,0 < r11 ≤ 0,2 = sangat rendah

9 Ibid, hlm. 109.

46

c. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang

kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Teknik yang digunakan

untuk menghitung daya pembeda bagi tes berbentuk soal uraian adalah

dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata (mean) yaitu antara

rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah

untuk tiap-tiap item. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:10

" �#$ �#%���∑��� &∑����'��' � 1� �

Keterangan :

MH = rata-rata dari kelompok atas

ML = rata-rata dari kelompok bawah

∑�12 = jumlah kuadrat deviasi individualdari kelompok atas

∑�22 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

ni = 27% x N (jumlah responden pada kelompok atas atau bawah)

N = jumlah seluruh responden yang mengikuti tes

Apabila harga t hitung > harga t tabel, maka daya pembeda item

tersebut signifikan.

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk mengukur seberapa besar

derajat kesukaran tes atau item. Teknik perhitungannya yaitu dengan

10 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur, (Bandung: Remadja Karya, 1988). hlm. 141.

47

menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut:

() *+,-./ 0'01. �.�2 2.2.-*+,-./ 0'01. �.�2 ,3�2'4+"' "30 5 100%

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran soal

Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:11

- Jika jumlah testi yang gagal < 28 %, soal termasuk mudah.

- Jika 28% ≤ jumlah testi yang gagal ≤ 72%, soal termasuk sedang.

- Jika jumlah testi yang gagal > 72 %, soal termasuk sukar.

G. Teknik Analisis Data Penelitian

Setelah melakukan pengumpulan data dengan lengkap, selanjutnya

peneliti melakukan analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang telah

ditetapkan. Langkah-langkah analisis data kuantitatif berupa tes kemampuan

pemecahan masalah matematika, yaitu:

1. Menghitung skor pretes dan postes yang diperoleh tiap siswa berdasarkan

pedoman penskoran yang telah dibuat.

2. Menghitung skor gain, yaitu skor postes dikurangi dengan skor pretes.

3. Skor gain yang telah diperoleh diuji normalitas, homogenitas, dan analisis

variansinya dengan SPSS 16.

11 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur, (Bandung: Remadja Karya, 1988). hlm. 135.

48

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil

tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil tes

kemampuan pemecahan masalah matematika mempunyai variansi

yang homogen atau tidak.

c. Analisis Variansi

Analisis Variansi (ANAVA) atau Analysis of Variances (ANOVA)

adalah prosedur pengujian kesamaan beberapa rata-rata populasi.

Analisis variansi yang digunakan adalah analisis variansi satu arah

(one-way ANOVA). Dalam penelitian ini, analisis variansi satu arah

dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata

kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen 1,

kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Analisis variansi mempunyai

keuntungan yaitu dapat dilakukannya uji beda rataan untuk beberapa

populasi sekaligus. Apabila Ho diterima, berarti perlakuan-pelakuan

yang diteliti memberikan efek yang sama, maka uji pasca ANAVA

tidak perlu dilakukan. Namun apabila Ho ditolak, peneliti hanya

mengetahui bahwa perlakuan-perlakuan yang diteliti tidak memberikan

efek yang sama, belum diketahui manakah dari perlakuan-perlakuan

itu yang secara signifikan berbeda dengan yang lain. Untuk itu perlu

49

dilakukan uji Pasca ANAVA atau disebut juga dengan tes Post Hoc.

Post hoc dilakukan dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang

berbeda dan mana yang tidak.12

Uji pasca ANAVA yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Scheffe. Tujuan dari uji Scheffe ini adalah untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada skor gain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa antar kelompok sampel.

Dengan uji Scheffe akan terlihat model pembelajaran manakah yang

lebih baik daripada model pembelajaran yang lainnya.

4. Menguji efektivitas dari model pembelajaran yang diberikan, terlebih

dahulu dihitung nilai post-test dengan menggunakan ketentuan berikut:

Nilai (N) = 89:; �:�<=89:; ><98?><= 5 100%

Bobot efektivitas suatu model pembelajaran terhadap model

pembelajaran yang lain dihitung dengan menggunakan rumus13 :

@ AB � CB & C2 D 5 100%

Keterangan:

A : nilai rata-rata post-test kelompok dengan model pembelajaran I

B : nilai rata-rata post-test kelompok dengan model pembelajaran II

12

Hartono, SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). hlm. 173 13

Asih Zulaika, (Sripsi yang berjudul: Keefektifan Penggunaan Media Gambar Karikatur pada Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman di SMA N 2 Boyolali), (UNY: 2007), hlm. 61

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal diperlukan untuk mengetahui keadaan awal dari

ketiga sampel. Data yang digunakan dalam analisis tahap awal adalah skor

pre-test. Rangkuman hasil pre-test siswa pada kelas eksperimen 1 (kelas

VII B), kelas eksperimen 2 (kelas VII A), dan kelas kontrol (kelas VII C)

dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Statistik Skor Pre-Test

Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C

1. Jumlah siswa 33 32 36

2. Skor maksimal 45 37 24

3. Skor minimal 5 4 6

4. Rerata 15,61 18,50 14,56

5. Deviasi standar 7,99 7,68 4,47

Dari data pre-test dilakukan uji statistik dengan analisis variansi satu

arah (One Way ANOVA). Sebelum pengujian One Way Anova, terlebih

dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

51

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas skor pre-tes dilakukan

dengan SPSS 16 menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test. Adapun cara pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika Asymp. Sig. (2-tailed) � 0,05, maka data normal

2) Jika Asymp. Sig. (2-tailed) � 0,05, maka data tidak normal

Rangkuman hasil uji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data Uji Normalitas Skor Pre-test

No. Kelas Asymp. Sig. (2-tailed) (��) Distribusi

1. VII A 0,060 Normal

2. VII B 0,459 Normal

3. VII C 0,550 Normal

Berdasarkan data uji normalitas skor pretes pada tabel 4.2.,

diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Pada kelas VII A (kelompok eksperimen yang diajar dengan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning) diperoleh nilai

�� = 0,060 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.

2) Pada kelas VII B (kelompok eksperimen yang diajar dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and

52

Learning (CTL)) diperoleh nilai �� = 0,459 > 0,05, berarti data

berdistribusi normal.

3) Pada kelas VII C (kelompok kontrol yang diajar dengan model

pembelajaran ekspositori) diperoleh nilai �� = 0,550 > 0,05, berarti

data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Variansi

Hasil uji homogenitas variansi bertujuan untuk mengetahui apakah

sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Pengujian

homogenitas untuk skor pre-test dilakukan dengan SPSS 16.0. Adapun

hasil dari uji homogenitas variansi untuk skor pre-test dapat dilihat

pada tabel 4.3. dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika sig. � 0,05, maka data homogen

2) Jika sig. � 0,05, maka data tidak homogen

Tabel 4.3. Data Uji Homogenitas Skor Pre-Test

Variabel Sig. (��) � Variansi

X 0,171 0,05 Homogen

Keterangan :

X = skor pre-test dari ketiga sampel (kelas VII A, VII B, dan VII C)

Berdasarkan data uji homogenitas skor pretes di atas, diperoleh

nilai �� = 0,171. Karena �� = 0,171 > 0,05, maka Ho diterima, dengan

kata lain data mempunyai variansi adalah sama atau homogen.

53

Jadi, hasil uji normalitas dan uji homogenitas variansi pada skor

pre-test menunjukkan bahwa kemampuan awal ketiga sampel

berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang sama. Karena data

normal dan homogen maka pengujian dapat dilanjutkan dengan

analisis varians menggunakan One Way ANOVA.

b. Analisis Variansi

Analisis variansi skor pre-test dilakukan dengan SPSS 16 yaitu

menggunakan One Way ANOVA. Hasil analisis variansi dapat dilihat

pada tabel 4.4. dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika sig. > 0,05, maka hasil pre-test tidak berbeda

2) Jika sig. � 0,05, maka hasil pre-test berbeda

Tabel 4.4. Data Analisis Varians Skor Pre-test

Sumber Sig. (��) � Keterangan

X 0,084 0,05 Hasil pre-test tidak berbeda

Keterangan :

X = skor pre-test dari ketiga sampel (kelas VII A, VII B, dan VII C)

Dari data analisis varians skor pre-test pada tabel 4.4., diperoleh

nilai �� = 0,084. Karena �� = 0,084 > 0,05, maka Ho diterima, dengan

kata lain tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa pada kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol berdasarkan skor

pre-test.

54

Dari analisis data awal dapat disimpulkan bahwa sampel

berdistribusi normal, memiliki variansi yang homogen, dan memiliki

rata-rata nilai awal yang sama. Ini berarti sampel berasal dari kondisi

awal yang sama.

2. Analisis Tahap Akhir

Sebagaimana telah dilakukan pada analisis tahap awal, pada analisis

tahap akhir sebelum diadakan uji hipotesis dengan One Way ANOVA juga

perlu adanya uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas

variansi. Data yang digunakan adalah skor pencapaian (gain).

a. Uji Normalitas

Rangkuman hasil uji normalitas skor pencapaian (gain) dengan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Data Uji Normalitas Skor Gain

No. Kelas Asymp. Sig. (2-tailed) (��) Distribusi

1. VII_A 0,808 Normal

2. VII_B 0,685 Normal

3. VII_C 0,128 Normal

Keterangan:

VII_A : kelompok eksperimen 2 yang diajar dengan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

55

VII_B : kelompok eksperimen 1 yang diajar dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis

Contextual Teaching and Learning

VII_C : kelompok kontrol yang diajar dengan model pembelajaran

ekspositori

Berdasarkan data uji normalitas skor gain pada tabel 4.5., diperoleh

hasil sebagai berikut:

1) Untuk kelas VII A, pada taraf signifikansi (� = 0,05), nilai

�� = 0,808 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.

2) Untuk kelas VII B, pada taraf signifikansi (� = 0,05), nilai

�� = 0,685 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.

3) Untuk kelas VII C, pada taraf signifikansi (� = 0,05), nilai

�� = 0,128 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.

Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima atau dengan kata

lain data skor gain kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbasis Contextual Teaching and Learning, model Contextual

Teaching and Learning, dan model ekspositori semuanya berdistribusi

normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas skor gain ini berguna untuk mengetahui apakah

data akhir yang diperoleh dari skor gain tes kemampuan pemecahan

masalah dari ketiga sampel mempunyai varians yang homogen.

56

Adapun hasil dari uji homogenitas varians untuk skor gain dapat

dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6. Data Uji Homogenitas Skor Gain

Variabel Sig. (��) � Variansi

Y 0,580 0,05 Homogen

Keterangan :

Y = skor gain dari ketiga sampel (kelas VII A, VII B, dan VII C)

Berdasarkan data uji homogenitas skor gain di atas, diperoleh

hasil bahwa pada taraf signifikansi (� = 0,05), nilai �� = 0,580. Karena

�� = 0,580 > 0,05, maka Ho diterima, dengan kata lain data mempunyai

variansi adalah sama atau homogen.

Jadi, hasil uji normalitas dan uji homogenitas variansi pada skor

gain menunjukkan bahwa kemampuan awal ketiga sampel

berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang sama. Karena data

normal dan homogen maka pengujian dapat dilanjutkan dengan

analisis variansi menggunakan One Way ANOVA.

c. Analisis Variansi

Analisis variansi skor gain dilakukan dengan SPSS 16.0 yaitu

menggunakan One Way ANOVA. Hasil analisis variansi dapat dilihat

pada tabel 4.7. dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika sig. > � (0,05), maka hasil skor gain tidak berbeda

2) Jika sig. � � (0,05), maka hasil skor gain berbeda

57

Tabel 4.7. Data Analisis Variansi Skor Gain

Sumber Sig. (��) � Keterangan

Y 0,000 0,05 Hasil skor gain berbeda

Keterangan :

Y = skor gain dari ketiga sampel (kelas VII A, VII B, dan VII C)

Dari data analisis variansi skor gain pada tabel 4.7., diperoleh

hasil bahwa pada taraf signifikansi (� = 0,05), nilai �� = 0,000. Karena

�� = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, dengan kata lain terdapat

perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa pada kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol berdasarkan skor

gain.

d. Uji Pembandingan Ganda Scheffe

Dari hasil analisis variansi skor gain tes kemampuan pemecahan

masalah matematika di atas, Ho ditolak yang berarti terdapat

perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa pada kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol maka dilakukan

uji lanjut dengan uji pembandingan ganda Scheffe. Tujuan dari uji

Scheffe ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan pada skor gain kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa antarkelompok sampel. Dengan uji pembandingan ganda Scheffe

akan terlihat model pembelajaran manakah yang lebih baik daripada

model pembelajaran yang lainnya.

58

Hasil yang diperoleh dari uji Scheffe dapat dilihat pada tabel 4.8.

sebagai berikut:

Tabel 4.8. Data Uji Pembandingan Ganda Scheffe

(I)

Kelas

(J)

Kelas

Mean

Difference

95% Convidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

CTL STAD

Berbasis CTL -6,69129* -12,9056 -0,4770

STAD

Berbasis CTL Ekspositori 11,28472* 5,1992 17,3702

CTL Ekspositori 4,59343 -1,4430 10,6299

* The mean difference is significant at the 0,05 level

Berdasarkan data uji pembandingan ganda Scheffe di atas, diperoleh

hasil sebagai berikut:

1) Nilai interval konvidensi skor gain tes kemampuan pemecahan

masalah antara kelas CTL dan kelas STAD Berbasis CTL adalah -

12,9056 < �� � � < -0,4770 artinya �� � � < 0 berarti � > ��.

Dengan kata lain, skor gain tes kemampuan pemecahan masalah

antara kelas CTL dan kelas STAD Berbasis CTL terdapat perbedaan

secara signifikan.

59

2) Nilai interval konvidensi skor gain tes kemampuan pemecahan

masalah antara kelas STAD Berbasis CTL dan kelas ekspositori

adalah 5,1992 < � � � < 17,3702, artinya � � � > 0 berarti

� > �. Dengan kata lain, skor gain tes kemampuan pemecahan

masalah antara kelas STAD Berbasis CTL dan kelas ekspositori

terdapat perbedaan secara signifikan.

3) Nilai interval konvidensi skor gain tes kemampuan pemecahan

masalah antara kelas CTL dan kelas ekspositori adalah

-1,4430 < �� � � < 10,6299, artinya �� � � < 0 atau �� � � > 0.

Jadi tidak ada keputusan, dengan kata lain skor gain tes kemampuan

pemecahan masalah antara kelas kelas CTL dan kelas ekspositori

tidak terdapat perbedaan secara signifikan.

Karena � > �� dan � > � maka rata-rata kemampuan

pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis

Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang

diajar dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL)

maupun model ekspositori. Hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat

pada lampiran.

e. Uji Efektivitas

Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui bobot keefektifan

model pembelajaran tertentu dibandingkan dengan model

pembelajaran yang lain. Berdasarkan uji pembandingan ganda Scheffe

60

diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) lebih baik daripada yang diajar dengan model

Contextual Teaching and Learning (CTL) maupun model ekspositori,

sehingga bobot keefektifannya bisa dicari.

Perhitungan efektivitas dilakukan dengan memasukkan rata-rata

nilai post-test ke dalam rumus bobot keefektifan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL terhadap model CTL. Proses

perhitungannya adalah sebagai berikut:

� � � � � � 2 � � 100 %

� � 55,90 � 45,2555,90 � 45,252 � � 100 %

� � �10,6550,58� � 100 %

� � 21,05 %

Keterangan :

Z = bobot keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbasis CTL

A = rata-rata nilai post-test kelas dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL

B = rata-rata nilai post-test kelas dengan model pembelajaran CTL

61

Dari perhitungan, diperoleh bobot keefektifan sebesar 21,05%.

Artinya, model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL

efektif 21,05% dari model pembelajaran CTL dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan nilai post-

test. Dengan cara yang sama, dilakukan juga perhitungan bobot

keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL

terhadap model ekspositori dan bobot keefektifan model CTL terhadap

model ekspositori. Hasil yang diperoleh sebesar 35,67%. Artinya

model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL efektif

35.67% dari model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa berdasarkan nilai post-test. Sedangkan

untuk model pembelajaran CTL lebih efektif 14,89% dari model

ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

siswa berdasarkan nilai post-test.

B. Pembahasan

Pada analisis tahap awal diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol berdistribusi normal,

mempunyai variansi homogen, dan mempunyai rata-rata skor awal yang sama.

Hal ini berarti kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol

berasal dari kondisi atau keadaan awal yang sama, yaitu kemampuan

pemecahan masalah matematika yang sama.

Hasil uji homogenitas dan normalitas pada analisis tahap akhir

menunjukkan bahwa skor pencapaian (gain) tes kemampuan pemecahan

62

masalah matematika dari ketiga kelas berdistribusi normal dan mempunyai

varians yang homogen. Sedangkan pada analisis varians (ANAVA) skor

pencapaian (gain) diperoleh hasil bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini

berarti bahwa rata-rata skor pencapaian (gain) tes kemampuan pemecahan

masalah dari ketiga kelas berbeda.

Analisis dilanjutkan dengan uji pembandingan ganda Scheffe. Dari uji

pembandingan ganda Scheffe diperoleh hasil bahwa rata-rata skor pencapaian

(gain) kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang

diajar dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) maupun model

ekspositori.

Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe STAD berbasis CTL lebih efektif 21,05% dari model pembelajaran CTL

dan lebih efektif 35,67% dari model ekspositori dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan nilai post-test.

Sedangkan untuk model pembelajaran CTL lebih efektif 14,89% dari model

ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa berdasarkan nilai post-test.

Pembelajaran kooperatif STAD berbasis CTL mendorong siswa untuk

lebih aktif untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapatnya dan kreatif

dalam mengembangkan ide-ide yang dimilikinya. Pembelajaran yang

dilakukan juga mengembangkan sistem diskusi antar siswa, sehingga secara

63

langsung dapat mengembangkan kerja sama antar siswa. Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL, siswa mendapat bantuan

dari teman atau siswa lain dalam kelompoknya untuk memecahkan suatu

permasalahan. Melalui diskusi dengan teman, siswa akan merasa nyaman,

tidak malu, canggung, atau rendah diri, sehingga diharapkan siswa yang

kurang paham tidak segan-segan untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang

dihadapinya. Keberhasilan yang dicapai juga tercipta karena adanya hubungan

antarpersonil yang saling mendukung, saling membantu, saling menghargai

dan peduli antara siswa satu dengan siswa lain dalam kelompoknya. Dengan

belajar secara berkelompok siswa yang lemah atau kurang pandai akan

mendapat masukan dari siswa yang lebih pandai, sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajarnya. Motivasi inilah yang akan menimbulkan

dampak yang positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa.

Selain mengembangkan kemampuan kognitif siswa, model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL juga dapat mengembangkan kemampuan

vokasionalnya. Saat terjadi diskusi, siswa akan mengembangkan kemampuan

untuk berbicara (vokasional) didepan siswa lain. Selain itu, pembelajaran ini

dapat mengembangkan keterampilan kooperatif siswa.

Pada awalnya, pembelajaran di kelas eksperimen 1 dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL mengalami sedikit

hambatan. Pembelajaran yang baru ini membuat siswa membutuhkan waktu

untuk menyesuaikan diri. Selain itu pada waktu pengelompokan, terkadang

64

menimbulkan kegaduhan dalam kelas yang cukup menyita waktu

pembelajaran. Siswa masih belum terbiasa dengan dibentuknya kelompok

belajar, karena sebelumnya guru tidak biasa membentuk kelompok belajar.

Beberapa siswa juga merasa tidak cocok dengan siswa lain dalam

kelompoknya, sehingga terkadang terjadi perselisihan. Hal ini berakibat

penyerapan materi pembelajaran oleh siswa kurang maksimal.

Hambatan yang terjadi semakin lama semakin berkurang. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Siswa telah terbiasa dengan tahapan-tahapan dalam model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL,

2. Siswa merasa senang bekerja bersama dalam kelompok dan saling

membantu teman dalam kelompoknya.

3. Siswa termotivasi oleh permasalahan kontekstual yang diberikan, karena

permasalahan-permasalahan tersebut sering dijumpai siswa dalam

kehidupan sehari-hari.

Kelas eksperimen 2 diajar dengan model pembelajaran CTL. Pada kelas

ini, juga diterapkan tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu

kontruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modelling), refleksi, dan penilaian autentik.

Tahapan-tahapan pembelajaran pada kelas eksperimen 2 ini hampir sama

dengan pembelajaran pada kelas eksperimen 1. Namun, terdapat beberapa

perbedaan di antaranya:

65

1. Siswa pada kelas ekpserimen 2 tidak berdiskusi dalam kelompok yang

heterogen seperti kelas eksperimen 1, melainkan dengan teman semeja

2. Siswa pada kelas eksperimen 2 tidak diberikan kuis dan penghargaan tim.

Pelaksanaan tujuh komponen pembelajaran kontekstual pada kelas

eksperimen 2 mengacu pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1. Konstrukstivisme

Pada kelas eksperimen 2 ini, komponen konstruktivisme dilaksanakan

setelah guru menjelaskan pokok-pokok materi. Guru selalu melibatkan

siswa, misalnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Kegiatan tanya jawab ini

membuat siswa berpikir tentang konsep materi yang sedang dipelajari.

2. Inkuiri

Kegiatan inkuiri terlaksana ketika siswa mengerjakan soal-soal pada

Lembar Aktivitas Siswa (LAS). Soal-soal pada LAS merupakan soal-soal

pemecahan masalah matematika yang tidak asing dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Permasalahan-permasalahan yang ada di LAS memacu

siswa untuk menemukan konsep tentang luas dan keliling segiempat.

Awalnya, banyak siswa yang kurang paham dengan maksud dari

permasalahan. Namun, setelah mendapat bimbingan baik dari guru

maupun teman, siswa dapat mengerjakan LAS dengan baik.

66

3. Bertanya (questioning)

Siswa yang kurang jelas tentang LAS maupun penjelasan guru diberi

kesempatan untuk menanyakannya kepada guru maupun teman.

4. Masyarakat belajar (learning community)

Ketika menyelesaikan LAS juga terbentuk masyarakat belajar

(learning community), yaitu antar siswa yang duduk semeja. Mereka

berdiskusi dan belajar bersama tentang LAS yang diberikan guru.

5. Pemodelan (modelling)

Pada penelitian ini, kegiatan pemodelan tidak dijabarkan secara rinci.

Namun, komponen ini juga terlaksana ketika siswa mengerjakan soal-soal

pemecahan masalah yang diberikan. Pemodelan yang dimaksud berupa

langkah-langkah dalam mencari penyelesain soal pemecahan masalah.

6. Refleksi

Refleksi dilakukan guru dengan cara mengecek kebenaran konsep

yang telah dirangkum siswa melalui tanya jawab. Kegiatan refleksi

dilakukan diakhir pembelajaran.

7. Penilaian autentik

Komponen penilaian autentik dilaksanakan dengan mengumpulkan

buku catatan dan tugas siswa. Dari buku catatan dan tugas siswa akan

diperoleh gambaran perkembangan belajar siswa.

Meskipun pada kelas eksperimen 2 ini juga diadakan diskusi dengan siswa

semeja, namun keterampilan kooperatif siswa kurang terlihat. Sering kali

siswa yang pandai merasa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas sendiri,

67

sedangkan siswa yang kurang pandai hanya bertugas menyalin saja. Selain itu,

ada beberapa siswa yang duduk semeja sama-sama kurang dapat

menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan takut untuk bertanya tentang

hal yang belum mereka mengerti. Hal ini dapat berakibat kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kurang dapat meningkat.

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol

yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori juga kurang meningkat.

Hal ini disebabkan karena beberapa hal yang mempengaruhinya, antara lain

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran ekspositori lebih menekankan pada menghafal

materi.

2. Model pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher centered), guru

menjadi sumber dan pemberi informasi utama sehingga peserta didik

kurang bisa menyampaikan gagasan dan memberikan tanggapan.

3. Banyak siswa yang malu untuk menanyakan materi yang belum dipahami.

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1.a. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika antara siswa MTs Negeri Loano Purworejo yang mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) dan model Contextual Teaching and Learning (CTL).

b. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika antara siswa MTs Negeri Loano Purworejo yang mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) dan model ekspositori.

c. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika antara siswa MTs Negeri Loano Purworejo yang mengikuti

pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL)

dan model ekspositori.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL lebih efektif

21,05% dari model pembelajaran CTL dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa MTs Negeri Loano Purworejo.

69

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL lebih efektif

35.67% dari model ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa MTs Negeri Loano Purworejo.

4. Model pembelajaran CTL lebih efektif 14,98% dari model ekspositori dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa MTs Negeri Loano

Purworejo.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti sampaikan:

1. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih mengembangkan

keterampilan kooperatif atau bekerjasama yang kelak digunakan dalam

kehidupan bermasyarakat.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD bebasis CTL perlu terus

dikembangkan dan diterapkan pada materi lain sehingga dapat diperoleh

gambaran yang lebih jelas mengenai keterkaitan antara materi yang dipelajari

dengan kehidupan siswa sehari-hari.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.

70

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: Remadja Karya

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Bumi

Aksara. Bell, Frederick H. 1981. Theaching and Learning Mathematics (In Secondary

School. Iowa: WM.C.Brown Company. Danoebroto, Sri Wulandari. 2007. (Tesis yang berjudul: Pengaruh Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dan Pelatihan Metakognitif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Sekolah Dasar).UNY.

Departemen Agama RI. 1996. Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya. Semarang:

PT. Karya Toha Putra. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. “Lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006”. Hartono, 2009. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Ibrahim dan Suparni. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:

Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga. Johnson, Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan

Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Morgan, Clifford Thomas. 1979. Introduction to Psychology. McGraw-Hill. Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rahman, D. A. 2004. 350 Mutiara Hikmah dan Syair Arab. Bandung: Media

Qalbu.

71

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana. Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning, Teori, Riset, dan Praktik.

Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi

Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka Usman, Moh. Uzer. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya Widyantini, Th. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam

Pembelajaran Matematika SMP. Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika Yogyakarta

Zulaika, Asih. 2007. (Sripsi yang berjudul: Keefektifan Penggunaan Media

Gambar Karikatur pada Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman di SMA N 2 Boyolali). UNY

72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

73

Lampiran 1

CURRICULUM VITAE

A. PRIBADI

Nama : Ida Herawati

T T L : Purworejo, 23 Oktober 1987

Alamat Asal : Banyuasin Separe RT.02 RW.03, Loano, Purworejo

Telephon / Hp : 085 725 916 209

B. KELUARGA

Ayah : Sutrisno, S.Pd.I.

Ibu : Sutrisnowati

Kakak : Eko Fatkhurohman, S.Si.

Yeni Fitriyani, S.Pd.

C. PENDIDIKAN

1994 – 2000 : SD N 2 Separe

2000 – 2003 : SMP N 2 Purworejo

2003 – 2006 : SMA N 1 Purworejo

2006 – 2010 : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Sains dan

Teknologi, Jurusan Pendidikan Matematika

74

Lampiran 2

DAFTAR NAMA DAN KODE KELAS KELAS UJI COBA

NO NAMA KODE

1 Adi Nugroho U-1

2 Ahmad Abdul Rosid U-2

3 Andri Purnomo U-3

4 Arif Fahrudin U-4

5 Desi Ambar Arista U-5

6 Eko Putro Wibowo U-6

7 Fidi Ristiyanto U-7

8 Juliana Dewi U-8

9 Liferni U-9

10 Lutfi alfian U-10

11 M Fauzi U-11

12 M. Imam Ahyarudin U-12

13 M. Mudhorif U-13

14 Marfungatun Nasifah U-14

15 Meiyuda Tri Wijaya U-15

16 Mita Mustika U-16

17 Mohamad Irkham U-17

18 Mukhammad Ainun najib U-18

19 Samsul Maarif U-19

20 Siti Munawaroh U-20

21 Siti Rohmah U-21

22 Sri Rejeki Cahyaningrum U-22

23 Teguh Prasetyo U-23

24 Wahyudi U-24

25 Yeni ratna Devi U-25

26 Yulina Purnamasari U-26

27 Yunike Priska Anggraini U-27

28 Titik Zuliana U-28

75

Lampiran 3

DAFTAR NILAI RAPOR KELAS VII MTs NEGERI LOANO PURWOREJO

NO

KELAS VII A KELAS VII B

NAMA NILAI

RAPOR NAMA NILAI

RAPOR

1 Ahmad Rajib Indra P 78 Ahmad Tabi'udi 65

2 Angsori 65 Ali Nur Khabibi 70

3 Bambang Agus Saputra 78 Amrina Najati 72

4 Fakih Samaudin 65 Ana Khairina Fildzah 76

5 Hayatun Kamilah 70 Ana Muslimah 74

6 Heni Purwati 70 Angga Fathurrohman 70

7 Hidayatul Anwaroh 72 Anis Fuadi 72

8 Ibnu Chajar 82 Anisa Antikasari 65

9 Ibnul Mujib 72 Budi Prayugo 71

10 Ja'far Anis Majid 65 Diki Nur Muhtadin 70

11 Jauharotun Nafisa 65 Hadil Amin 72

12 Khabib Khoirul U 88 Ibnu Atoqilah 65

13 Khoirun Nafingah 74 Ika Listiyani 70

14 Kuni Nailatar Rohmah 70 Indah Mukhoyaroh 74

15 Lutfi Syaban Hakim 72 Khamidah 70

16 M. Lutfiyanto 70 Lina Lutfiana 95

17 Masruhin 69 Lina Safitri 70

18 Miftahul Huda 70 Lisa Elawati 70

19 Muhaimin 65 M. Muwaffa Ulinnuha 80

20 Muhamad Asnadi 75 Masruhah 75

21 Muhamad Lutfi Ngafif 65 Muhamad Wafa 70

22 Muhammad Arif S 65 Murtadlo 65

23 Najib Isro'i 65 Nur Arifin 65

24 Nguzlatul Wafiroh 70 Nur Maisaroh 72

25 Nika Saryana 70 Rifka Choirunnisa 75

26 Nur Hidayah 66 Rofi Mahfudz 65

27 Nuril Nur Liana 65 Samsul Muarif 70

28 Nurul Inayah 65 Sartika 68

29 Panut Fuadi 65 Siti Jamroh 65

30 Siti Munifah 76 Siti Zulaikhah 66

31 Solikhatun 65 Sutriyani 70

32 Umi Fatkhurrohmah 66 Wahib 71

33 Zuniar Adi Aziz Saputra 80

76

NO KELAS VII C KELAS VII D

NAMA NILAI RAPOR

NAMA NILAI RAPOR

1 Amat Ichsan 71 Adi Nugroho 70

2 Ani Rahmawati 70 Ahmad Abdul Rosid 70

3 Anwar 72 Andri Purnomo 65 4 Arif Hidayat 70 Arif Fahrudin 70

5 Dwi Indra Yanto 75 Desi Ambar Arista 65 6 Eni Kurniasih 70 Eko Putro Wibowo 70

7 Khusana Anisa 65 Fidi Ristiyanto 70 8 Kusaini 70 Juliana Dewi 65

9 Lailatul Wafiroh 72 Liferni 70 10 Lukman Chakim 76 Lutfi alfian 65 11 Mirawati 70 M Fauzi 75 12 Much. Aufal Marom 72 M. Imam Ahyarudin 65

13 Mudasin 65 M. Mudhorif 70 14 Muhamad Abdul Faqih 70 Marfungatun Nasifah 69

15 Muhamad Jamil 65 Meiyuda Tri Wijaya 74

16 Muhamad Rosid 65 Mita Mustika 70 17 Muhamad Salihin 65 Mohamad Irkham 65

18 Mukholis 65 Mukhammad Ainun najib 65 19 Mutoharoh 65 Samsul Maarif 70

20 Ngaliyah 66 Siti Munawaroh 68 21 Nur Chamdani 65 Siti Rohmah 70

22 Nur Fauzi 85 Sri Rejeki Cahyaningrum 70 23 Siti Aryati 65 Teguh Prasetyo 66

24 Siti Saripah 65 Wahyudi 69 25 Siti Zuhriyah 70 Wisnu Candra Rama Putra 70

26 Sopiyah 72 Yeni ratna Devi 70 27 Sri Rahayu Susanti 86 Yulina Purnamasari 70

28 Sumiwati 66 Yunike Priska Anggraini 65

29 Tri Lestari 82 Titik Zuliana 69 30 Umi Jaziroh 85

31 Umi Lia Khamidah 76 32 Uswatun Nadzifah 84

33 Vina Saroya 65 34 Wahyunita Ariyanti 68 35 Yuli Efriyanto 65 36 Zain Bustanul Fatichin 65

77

NO KELAS VII E KELAS VII F

NAMA NILAI RAPOR

NAMA NILAI RAPOR

1 Ahmad Rizqi Nurashidiq 70 Adi Mulyono 65

2 Anggi Dhamara 65 Afif Rifki 65

3 Anton Muhamad S 65 Amin Susilowati 70

4 Arief Setiawan 69 Andita Kumalasari 68

5 Deni Ramadhan 80 Andi Tri Widodo 65

6 Dwi Sulistya 65 Dian Pertiwi 84

7 Ervin Setiawan 66 Edho Cahyono Putra 68

8 Evi Yuliawati 65 Eko Prasetyo 68

9 Farah Azizah Zaini 85 Fatatun Malihah 66

10 Farif Susanto 65 Kusniawati 65

11 Fatimatul Hidayati 65 Laila Maniyatul Wafiroh 80

12 Fendi Siswanto 70 M. Khoirul Muna 65

13 Feri Ristiawan 70 Muchamad Abdul Rosyid 69

14 Hany Puji Lestari 66 Muhammad Ihsan 70

15 Hany Susanti 70 Nungki Diah Saputri 65

16 Helmi Samiyanti 75 Naseptiar Ulfamizaman 81

17 Khoirun Nikmah 65 Noni Arista Ramadhani 65

18 Lathifatul Munawaroh 85 Nur Azizah 74

19 M. Irfan Riyadi 65 Nur Khafid 68

20 Muhamad Hasan Chariri 70 Nurhariyah 76

21 Muhammad Lutfil Makin 66 Oktafianah 70

22 Novelia Ayu Wulandari 65 Prio Catur Utomo 66

23 Novila Rojabni Fajri 68 Rizqi Amalia 65

24 Rio Refangga 65 Sandi Setiawan 69

25 Sarvikawati 65 Syawaludin 68

26 Siti Nur Khayati 66 Tri Wantoro 70

27 Sulistiyo 69 Yahya bastian 68

28 Wahyu Indah Lestari 65 Yayan Hanafi 65

29 Wisnu Dwi Saputro 70 Yudi Anggoro 74

30 Yayik Sasmita Putri 90

31 Zaenul Subkhi 65

78

Lampiran 4

DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

No. Nama Siswa

Kelas STAD Berbasis CTL Kelas CTL Kelas Ekspositori

1 Ahmad Tabi'udin Ahmad Rajib Indra P Amat Ichsan

2 Ali Nur Khabibi Angsori Ani Rahmawati 3 Amrina Najati Bambang Agus Saputra Anwar 4 Ana Khairina Fildzah Fakih Samaudin Arif Hidayat 5 Ana Muslimah Hayatun Kamilah Dwi Indra Yanto 6 Angga Fathurrohman Heni Purwati Eni Kurniasih 7 Anis Fuadi Hidayatul Anwaroh Khusana Anisa 8 Anisa Antikasari Ibnu Chajar Kusaini 9 Budi Prayogo Ibnul Mujib Lailatul Wafiroh

10 Diki Nur Muhtadin Ja'far Anis Majid Lukman Chakim 11 Hadil Amin Jauharotun Nafisa Mirawati 12 Ibnu Atoqilah Khabib Khoirul U Much. Aufal Marom

13 Ika Listiyani Khoirun Nafingah Mudasin

14 Indah Mukhoyaroh Kuni Nailatar Rohmah Muhamad Abdul Faqih 15 Khamidah Lutfi Syaban Hakim Muhamad Jamil

16 Lina Lutfiana M. Lutfiyanto Muhamad Rosid

17 Lina Safitri Masruhin Muhamad Sholihin 18 Lisa Elawati Miftahul Huda Mukholis

19 M. Muwaffa Ulinnuha Muhaimin Mutoharoh 20 Masruhah Muhamad Asnadi Ngaliyah

21 Muhamad Wafa Muhamad Lutfi Ngafif Nur Chamdani 22 Murtadlo Muhammad Arif S Nur Fauzi 23 Nur Arifin Najib Isro'i Siti Aryati

24 Nur Maisaroh Nguzlatul Wafiroh Siti Saripah 25 Rifka Choirunnisa Nika Saryana Siti Zuhriyah

26 Rofi Mahfudz Nur Hidayah Sopiyah 27 Samsul Muarif Nuril Nur Liana Sri Rahayu Susanti

28 Sartika Nurul Inayah Sumiwati 29 Siti Jamroh Panut Fuadi Tri Lestari

30 Siti Zulaikhah Siti Munifah Umi Jaziroh 31 Sutriyani Solikhatun Umi Lia Khamidah

32 Wahib Umi Fatkhurrohmah Uswatun Nadzifah 33 Zuniar Adi Aziz Saputra Vina Saroya

34 Wahyunita Ariyanti 35 Yuli Efriyanto 36 Zain Bustanul Fatichin

79

LAMPIRAN 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN 1

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas persegi panjang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas persegi serta menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi panjang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas persegi panjang

2. Keliling dan luas persegi

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Tanya Jawab

2. Metode Diskusi Kelompok

H. Media Pembelajaran

1. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

2. Papan tulis

81

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru memberi salam, menanyakan absensi, dan

kelengkapan kelas untuk pembelajaran.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru memotivasi siswa dan menginformasikan

cara belajar yang akan ditempuh (pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL).

d. Guru mengecek pengetahuan prasyarat siswa

melalui tanya jawab.

2 menit

1 menit

3 menit

4 menit

Inti a. Guru menyampaikan materi pembelajaran

mengenai keliling serta luas persegi panjang

dan persegi.

b. Siswa menyusun materi sendiri berdasarkan

pengetahuan terdahulu.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

d. Guru merespon pertanyaan yang diajukan

siswa.

e. Guru mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar.

f. Guru memberikan nama kelompok untuk masing-

masing kelompok.

g. Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa

(LAS) yang berisi permasalahan tentang materi

pelajaran.

h. Siswa mengerjakan Lembar Aktivitas Siswa

(LAS) secara berkelompok

i. Guru membimbing siswa sehingga siswa dapat

menemukan konsep atau pola.

j. Siswa mengerjakan kuis I yang diberikan oleh

guru secara individual.

k. Guru mengumpulkan kuis yang dikerjakan

siswa

10 menit

5 menit

3 menit

4 menit

5 menit

2 menit

2 menit

15 menit

5 menit

10 menit

2 menit

82

Penutup a. Guru mengarahkan siswa untuk membuat

simpulan dari materi yang telah dipelajari.

b. Guru menutup pembelajaran

5 menit

2 menit

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati

NIP. 198104212005011001

83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN 1

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas jajargenjang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas belah ketupat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

jajargenjang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

belah ketupat.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas jajargenjang

2. Keliling dan luas belah ketupat

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Tanya Jawab

2. Metode Diskusi

H. Media Pembelajaran

1. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

2. Papan tulis

84

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru memberi salam, menanyakan absensi, dan

kelengkapan kelas untuk pembelajaran.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru memotivasi siswa

d. Guru mengecek pengetahuan prasyarat siswa

melalui tanya jawab.

2 menit

1 menit

3 menit

4 menit

Inti a. Guru menyampaikan materi pembelajaran

mengenai keliling serta luas jajargenjang dan

belah ketupat.

b. Siswa menyusun materi sendiri berdasarkan

pengetahuan terdahulu.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

d. Guru merespon pertanyaan yang diajukan

siswa.

e. Guru mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar.

f. Guru memberikan nama kelompok untuk masing-

masing kelompok.

g. Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa

(LAS) yang berisi permasalahan tentang materi

pelajaran.

h. Siswa mengerjakan Lembar Aktivitas Siswa

(LAS) secara berkelompok

i. Guru membimbing siswa sehingga siswa dapat

menemukan konsep atau pola.

j. Siswa mengerjakan kuis II yang diberikan oleh

guru secara individual.

k. Guru mengumpulkan kuis yang dikerjakan

siswa

10 menit

5 menit

3 menit

4 menit

5 menit

2 menit

2 menit

15 menit

5 menit

10 menit

2 menit

85

Penutup a. Guru mengarahkan siswa untuk membuat

simpulan dari materi yang telah dipelajari.

b. Guru menutup pembelajaran

5 menit

2 menit

Yogyakarta, Mei 20010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati

NIP. 198104212005011001

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN 1

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas layang-layang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas trapesium serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

layang-layang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

trapesium.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas layang-layang

2. Keliling dan luas trapesium

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Tanya Jawab

2. Metode Diskusi Kelompok

H. Media Pembelajaran

1. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

2. Papan tulis

87

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru memberi salam, menanyakan absensi, dan

kelengkapan kelas untuk pembelajaran.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru memotivasi siswa

d. Guru mengecek pengetahuan prasyarat siswa

melalui tanya jawab.

2 menit

1 menit

3 menit

4 menit

Inti a. Guru menyampaikan materi pembelajaran

mengenai keliling serta luas layang-layang dan

trapesium.

b. Siswa menyusun materi sendiri berdasarkan

pengetahuan terdahulu.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

d. Guru merespon pertanyaan yang diajukan

siswa.

e. Guru mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar.

f. Guru memberikan nama kelompok untuk masing-

masing kelompok.

g. Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa

(LAS) yang berisi permasalahan tentang materi

pelajaran.

h. Siswa mengerjakan Lembar Aktivitas Siswa

(LAS) secara berkelompok

i. Guru membimbing siswa sehingga siswa dapat

menemukan konsep atau pola.

j. Siswa mengerjakan kuis III yang diberikan oleh

guru secara individual.

k. Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok melalui nilai penghargaan

berdasarkan perolehan nilai peningkatan

individual dari nilai dasar ke nilai berikutnya

setelah mereka melalui kegiatan kelompok.

10 menit

5 menit

2 menit

4 menit

5 menit

2 menit

2 menit

10 menit

5 menit

10 menit

5 menit

88

Penutup a. Guru mengarahkan siswa untuk membuat

simpulan dari materi yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan refleksi dengan cara

menunjuk siswa secara acak untuk

mengomunikasikan pengalamannya selama

diskusi kelompok dan selama menyelesaikan

kuis secara individual.

c. Guru menutup pembelajaran

5 menit

4 menit

1 menit

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati

NIP. 198104212005011001

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN 2

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas persegi panjang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas persegi serta menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi panjang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas persegi panjang

2. Keliling dan luas persegi

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Contextual Teaching and Learning (CTL)

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Tanya Jawab

2. Metode Diskusi

H. Media Pembelajaran

1. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

2. Papan tulis

90

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan e. Guru memberi salam, menanyakan absensi, dan

kelengkapan kelas untuk pembelajaran.

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g. Guru memotivasi siswa dan menginformasikan

cara belajar yang akan ditempuh (pembelajaran

CTL).

h. Guru mengecek pengetahuan prasyarat siswa

melalui tanya jawab.

1 menit

1 menit

2 menit

3 menit

Inti a. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan urut.

b. Siswa menyusun materi sendiri berdasarkan

pengetahuan terdahulu.

c. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk

menyelesaikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

d. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan tentang materi yang belum

dimengerti kepada teman atau guru

e. Guru merespon pertanyaan yang diajukan

siswa.

f. Guru membimbing siswa sehingga siswa dapat

menemukan konsep atau pola.

g. Guru mengklarifikasi temuan siswa menjadi

sebuah kesimpulan umum.

h. Guru memberikan tugas berupa soal bentuk

aplikasi untuk melihat pemahaman yang telah

dicapai siswa

i. Guru menugaskan siswa untuk membuat

catatan dari temuan mereka secara individu.

j. Guru mengumpulkan buku catatan dan tugas

yang dikerjakan oleh siswa

10 menit

5 menit

15 menit

4 menit

3 menit

5 menit

2 menit

10 menit

10 menit

2 menit

91

Penutup a. Sebagai bahan refleksi, guru mengecek

kebenaran konsep yang dirangkum siswa

melalui tanya jawab.

b. Guru menutup pembelajaran dengan salam

5 menit

2 menit

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati

NIP. 198104212005011001

92

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN 2

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas jajargenjang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas belah ketupat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

jajargenjang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

belah ketupat.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas jajargenjang

2. Keliling dan luas belah ketupat

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Contextual Teaching and Learning (CTL)

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Tanya Jawab

2. Metode Diskusi

H. Media Pembelajaran

1. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

2. Papan tulis

93

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru memberi salam, menanyakan absensi, dan

kelengkapan kelas untuk pembelajaran.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru memotivasi siswa.

d. Guru mengecek pengetahuan prasyarat siswa

melalui tanya jawab.

1 menit

1 menit

2 menit

3 menit

Inti a. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan urut.

b. Siswa menyusun materi sendiri berdasarkan

pengetahuan terdahulu.

c. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk

menyelesaiakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

d. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan tentang materi yang belum

dimengerti kepada teman atau guru

e. Guru merespon pertanyaan yang diajukan

siswa.

f. Guru membimbing siswa sehingga siswa dapat

menemukan konsep atau pola.

g. Guru mengklarifikasi temuan siswa menjadi

sebuah kesimpulan umum.

h. Guru memberikan tugas berupa soal bentuk

aplikasi untuk melihat pemahaman yang telah

dicapai siswa

i. Guru menugaskan siswa untuk membuat

catatan dari temuan mereka secara individu.

j. Guru mengumpulkan buku catatan dan tugas

yang dikerjakan oleh siswa

10 menit

5 menit

15 menit

4 menit

3 menit

5 menit

2 menit

10 menit

10 menit

2 menit

94

Penutup a. Sebagai bahan refleksi, guru mengecek

kebenaran konsep yang dirangkum siswa

melalui tanya jawab.

b. Guru menutup pembelajaran dengan salam

5 menit

2 menit

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati

NIP. 198104212005011001

95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN 2

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas layang-layang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas trapesium serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

layang-layang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

trapesium.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas layang-layang

2. Keliling dan luas trapesium

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Contextual Teaching and Learning (CTL)

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Tanya Jawab

2. Metode Diskusi

H. Media Pembelajaran

1. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

2. Papan tulis

96

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru memberi salam, menanyakan absensi, dan

kelengkapan kelas untuk pembelajaran.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru memotivasi siswa.

d. Guru mengecek pengetahuan prasyarat siswa

melalui tanya jawab.

1 menit

1 menit

2 menit

3 menit

Inti a. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan urut.

b. Siswa menyusun materi sendiri berdasarkan

pengetahuan terdahulu.

c. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk

menyelesaiakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

d. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan tentang materi yang belum

dimengerti kepada teman atau guru

e. Guru merespon pertanyaan yang diajukan

siswa.

f. Guru membimbing siswa sehingga siswa dapat

menemukan konsep atau pola.

g. Guru mengklarifikasi temuan siswa menjadi

sebuah kesimpulan umum.

h. Guru memberikan tugas berupa soal bentuk

aplikasi untuk melihat pemahaman yang telah

dicapai siswa

i. Guru menugaskan siswa untuk membuat

catatan dari temuan mereka secara individu.

j. Guru mengumpulkan buku catatan dan tugas

yang dikerjakan oleh siswa

10 menit

5 menit

15 menit

4 menit

3 menit

5 menit

2 menit

10 menit

10 menit

2 menit

97

Penutup a. Sebagai bahan refleksi, guru mengecek

kebenaran konsep yang dirangkum siswa

melalui tanya jawab.

b. Guru menutup pembelajaran dengan salam

5 menit

2 menit

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati

NIP. 198104212005011001

98

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas persegi panjang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas persegi serta menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi panjang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas persegi panjang

2. Keliling dan luas persegi

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran Ekspositori

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

2. Metode Tanya Jawab

3. Metode Pemberian Tugas

H. Media Pembelajaran

1. Model daerah persegi panjang dan persegi

2. Papan tulis

99

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam, mengkondisikan

peserta didik dan memastikan peserta didik siap

menerima pelajaran.

b. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

(sesuai dengan indikator).

c. Guru menggali informasi pengetahuan awal

peserta didik dari lingkungan sekitar peserta

didik baik di dalam maupun di luar lingkungan

kelas yang berkaitan dengan daerah persegi

panjang dan persegi.

d. Guru memberikan motivasi kepada peserta

didik.

2 menit

2 menit

4 menit

2 menit

Inti a. Guru mendemonstrasikan model daerah persegi

panjang dan persegi.

b. Guru menerangkan pengertian tentang keliling

persegi panjang dan persegi.

c. Dengan peragaan menggunakan model daerah

persegi panjang dan persegi, guru menunjukkan

bahwa keliling suatu bangun adalah jumlah

panjang semua sisinya.

d. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan

dengan penerapan konsep keliling daerah

persegi panjang dan persegi.

e. Guru menerangkan pengertian tentang luas

persegi panjang dan persegi.

f. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan

dengan penerapan konsep luas daerah persegi

panjang dan persegi.

g. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan

soal-soal latihan dari buku.

3 menit

5 menit

2 menit

5 menit

5 menit

5 menit

25 menit

100

Contoh soal latihan berupa masalah yang

diberikan adalah:

“Perbandingan panjang dan lebar sebuah kertas

karton berbentuk persegi panjang adalah 4 : 3.

Jika keliling kertas karton 56 cm, tentukan

luasnya!”

h. Guru bersama siswa membahas soal-soal

latihan yang telah dikerjakan siswa.

10 menit

Penutup a. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum

materi pembelajaran

b. Guru memberikan PR

5 menit

5 menit

J. Sumber Belajar

Buku Matematika SMP Kelas VII

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati NIP. 198104212005011001

101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas jajargenjang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas belah ketupat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

jajargenjang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

belah ketupat.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas jajargenjang

2. Keliling dan luas belah ketupat

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran Ekspositori

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

2. Metode Tanya Jawab

3. Metode Pemberian Tugas

H. Media Pembelajaran

1. Model daerah jajargenjang dan belah ketupat

2. Papan tulis

102

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam, mengkondisikan

peserta didik dan memastikan peserta didik siap

menerima pelajaran.

b. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

(sesuai dengan indikator).

c. Guru menggali informasi pengetahuan awal

peserta didik dari lingkungan sekitar peserta

didik baik di dalam maupun di luar lingkungan

kelas yang berkaitan dengan daerah jajargenjang

dan belah ketupat.

d. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.

2 menit

2 menit

4 menit

2 menit

Inti a. Guru mendemonstrasikan model daerah

jajargenjang dan belah ketupat

b. Guru menerangkan pengertian tentang keliling

jajargenjang dan belah ketupat.

c. Dengan peragaan menggunakan model daerah

jajargenjang dan belah ketupat, guru

menunjukkan bahwa keliling suatu bangun

adalah jumlah panjang semua sisinya.

d. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan

dengan penerapan konsep keliling daerah

jajargenjang dan belah ketupat.

e. Guru menerangkan pengertian tentang luas

jajargenjang dan belah ketupat.

f. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan

dengan penerapan konsep luas daerah

jajargenjang dan belah ketupat.

g. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan

soal-soal latihan dari buku.

3 menit

5 menit

2 menit

5 menit

5 menit

5 menit

25 menit

103

Contoh soal latihan berupa masalah yang

diberikan adalah:

“Pada sebuah belah ketupat, diketahui panjang

salah satu sisinya 15 cm dan panjang salah satu

diagonalnya 18 cm. Tentukan panjang diagonal

yang lain, keliling, dan luas daerah belah

ketupat!”

h. Guru bersama siswa membahas soal-soal latihan

yang telah dikerjakan siswa.

10 menit

Penutup a. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum

materi pembelajaran

b. Guru memberikan PR

5 menit

5 menit

J. Sumber Belajar

Buku Matematika SMP Kelas VII

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati NIP. 198104212005011001

104

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : MTs Negeri Loano

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII/ Genap

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menghitung keliling dan luas layang-layang serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

2. Menghitung keliling dan luas trapesium serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

layang-layang.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

trapesium.

E. Materi Ajar

1. Keliling dan luas layang-layang

2. Keliling dan luas trapesium

F. Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran Ekspositori

G. Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

2. Metode Tanya Jawab

3. Metode Pemberian Tugas

H. Media Pembelajaran

1. Model daerah layang-layang dan trapesium

2. Papan tulis

105

I. Skenario Pembelajaran

Tahap Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam, mengkondisikan

peserta didik dan memastikan peserta didik siap

menerima pelajaran.

b. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

(sesuai dengan indikator).

c. Guru menggali informasi pengetahuan awal

peserta didik dari lingkungan sekitar peserta

didik baik di dalam maupun di luar lingkungan

kelas yang berkaitan dengan daerah layang-

layang dan trapesium.

d. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.

2 menit

2 menit

4 menit

2 menit

Inti a. Guru mendemonstrasikan model daerah layang-

layang dan trapesium.

b. Guru menerangkan pengertian tentang keliling

layang-layang dan trapesium.

c. Dengan peragaan menggunakan model daerah

layang-layang dan trapesium, guru menunjukkan

bahwa keliling suatu bangun adalah jumlah

panjang semua sisinya.

d. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan

dengan penerapan konsep keliling daerah

layang-layang dan trapesium.

e. Guru menerangkan pengertian tentang luas

layang-layang dan trapesium.

f. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan

dengan penerapan konsep luas daerah layang-

layang dan trapesium.

g. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan

soal-soal latihan dari buku.

3 menit

5 menit

2 menit

5 menit

5 menit

5 menit

25 menit

106

Contoh soal latihan berupa masalah yang

diberikan adalah:

“Andi akan membuat 70 buah layang-layang

untuk dijual. Bahan yang telah tersedia adalah

benang, rusuk-rusuk dari bambu, dan kertas.

Setiap layang-layang mempunyai ukuran

diagonal 50 cm dan 40 cm. Ikatan rusuk-rusuk

(diagonal) dibuat sedemikian rupa sehingga

rusuk yang panjang dibagi dengan perbandingan

3 : 7. Hitunglah panjang benang dan luas kertas

yang dibutuhkan!”

h. Guru bersama siswa membahas soal-soal latihan

yang telah dikerjakan siswa.

10 menit

Penutup a. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum

materi pembelajaran

b. Guru memberikan PR

5 menit

5 menit

J. Sumber Belajar

Buku Matematika SMP Kelas VII

Purworejo, Mei 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Agung Dwi Raharjo, S.Pd. Ida Herawati NIP. 198104212005011001

107

Lampiran 6

Bacalah dengan teliti setiap uraian dari permasalahan yang diberikan.

Diskusikan dan jawablah setiap pertanyaan yang diberikan.

1. Permasalahan 1

Meisya mempunyai kamar. Lantai kamar Meisya berbentuk persegipanjang. Di

lantai kamar tersebut terpasang ubin yang berbentuk persegi.

� Misalkan pada lantai kamar Meisya dapat dipasang ubin sebanyak 120 biji.

Dengan kata-katamu sendiri, nyatakan hubungan antara 120 ubin dan

lantai kamar Meisya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Misalkan sepanjang sisi lantai kamar yang panjang dapat dipasang sebanyak

15 ubin dan sepanjang sisi lantai kamar yang pendek terpasang 8 ubin, maka

bagaimanakah hubungan antara bilangan 15, 8, dan 120?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Andaikan ada suatu lantai yang panjangnya 5 ubin dan lebarnya 3 ubin.

Berapakah ubin yang dapat menutupi dengan tepat lantai kamar tersebut?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Apa yang dapat Anda simpulkan dari Permasalahan 1 di atas?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………2. Permasalahan 2

Sebuah lapangan sepakbola berbentuk persegipanjang. Panjang lapangan 110 m dan

lebarnya 75 m. Setiap hari Andi berlari mengelilingi lapangan tersebut sebanyak tiga

kali.

� Berapakah panjang lintasan yang dilalui Andi?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari panjang lintasan Andi

tersebut !

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Permasalahan 3

Taman milik Richa berbentuk persegi dengan panjang sisinya 100 m. Dalam taman

tersebut terdapat sebuah kolam ikan yang berbentuk persegipanjang dengan ukuran

panjang 8 m dan lebar 6 m.

� Berapa luas taman Richa?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Berapa luas kolam ikan yang terdapat di taman?

………………………………………………………………………………

Andaikan ada suatu lantai yang panjangnya 5 ubin dan lebarnya 3 ubin.

Berapakah ubin yang dapat menutupi dengan tepat lantai kamar tersebut?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang dapat Anda simpulkan dari Permasalahan 1 di atas?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Sebuah lapangan sepakbola berbentuk persegipanjang. Panjang lapangan 110 m dan

lebarnya 75 m. Setiap hari Andi berlari mengelilingi lapangan tersebut sebanyak tiga

Berapakah panjang lintasan yang dilalui Andi?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari panjang lintasan Andi

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Taman milik Richa berbentuk persegi dengan panjang sisinya 100 m. Dalam taman

tersebut terdapat sebuah kolam ikan yang berbentuk persegipanjang dengan ukuran

Richa?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Berapa luas kolam ikan yang terdapat di taman?

………………………………………………………………………………

108

Andaikan ada suatu lantai yang panjangnya 5 ubin dan lebarnya 3 ubin.

Berapakah ubin yang dapat menutupi dengan tepat lantai kamar tersebut?

………………………………………………………………………………

………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Sebuah lapangan sepakbola berbentuk persegipanjang. Panjang lapangan 110 m dan

lebarnya 75 m. Setiap hari Andi berlari mengelilingi lapangan tersebut sebanyak tiga

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari panjang lintasan Andi

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Taman milik Richa berbentuk persegi dengan panjang sisinya 100 m. Dalam taman

tersebut terdapat sebuah kolam ikan yang berbentuk persegipanjang dengan ukuran

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

109

� Selain untuk empang, pada taman tersebut akan ditanami tanaman bunga.

Berapa luas tanah yang dapat ditanami bunga?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari Permasalahan 3 di atas !

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

4. Permasalahan 4

Arena tinju yang berbentuk persegi dengan luas 36 m2. Di sekeliling arena tinju

itu dipasangi pelindung berupa 3 utas tali.

� Hitunglah keliling arena tinju!

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

� Berapa meter panjang tali yang diperlukan?

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

� Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari panjang tali tersebut !

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

Bacalah dengan teliti setiap uraian dari permasalahan yang diberikan.

dan jawablah setiap pertanyaan yang diberikan !

1. Permasalahan 1

Bentuk tralis jendela di atas.

Tralis jendela sebuah gedung berbentuk jajargenjang. Panjang sisi jajargenjang pada

tralis adalah 20 cm dilambangkan dengan a, sedangkan panjang sisi yang berdekatan

dengan a adalah 25 cm dilambangkan dengan b. tinggi jajargenjang 15 cm. Untuk

membuat satu jendela diperlukan 64 jajargenjang.

� Hitunglah luas jajargenjang pada tralis di atas!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Jika di tepi setiap jajargenjang akan diberi sekat pemisah dengan

jajargenjang lain. Berapa panjang sekat yang diperlukan

jajargenjang tersebut?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

ba

bb

aa

aa

Bacalah dengan teliti setiap uraian dari permasalahan yang diberikan. Diskusikan

dan jawablah setiap pertanyaan yang diberikan !

Bentuk tralis jendela di atas.

ebuah gedung berbentuk jajargenjang. Panjang sisi jajargenjang pada

tralis adalah 20 cm dilambangkan dengan a, sedangkan panjang sisi yang berdekatan

dengan a adalah 25 cm dilambangkan dengan b. tinggi jajargenjang 15 cm. Untuk

kan 64 jajargenjang.

Hitunglah luas jajargenjang pada tralis di atas!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Jika di tepi setiap jajargenjang akan diberi sekat pemisah dengan

jajargenjang lain. Berapa panjang sekat yang diperlukan untuk 64

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

110

Diskusikan

ebuah gedung berbentuk jajargenjang. Panjang sisi jajargenjang pada

tralis adalah 20 cm dilambangkan dengan a, sedangkan panjang sisi yang berdekatan

dengan a adalah 25 cm dilambangkan dengan b. tinggi jajargenjang 15 cm. Untuk

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Jika di tepi setiap jajargenjang akan diberi sekat pemisah dengan

untuk 64

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Kesimpulan apa yang dapat Anda temukan dari Permasalahan 1 di atas?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Permasalahan 2

Andi mempunyai papan dari kayu yang berbentuk jajargenjang. Ia ingin

memperkecil ukuran papan tersebut sesuai dengan keinginannya menjadi

jajargenjang baru.

� Apa yang terjadi pada luas jajargenjang baru jika tingginya setengah kali

tinggi jajargenjang semula?

………………………………

………………………………………………………………………………

� Apa yang terjadi pada luas jajargenjang baru jika alas dan tingginya setengah

kali alas dan tinggi jajargenjang semula?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Kesimpulan apa yang An

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Permasalahan 3

Rina mempunyai kawat yang akan dibentuk menjadi model belah ketupat. Keliling

belah ketupat adalah 52 cm.

� Hitunglah panjang sisi belahketupat

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Apa yang dapat Anda simpulkan dari masalah kawat tersebut?

…………………………………………………………………………………

Kesimpulan apa yang dapat Anda temukan dari Permasalahan 1 di atas?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

pan dari kayu yang berbentuk jajargenjang. Ia ingin

memperkecil ukuran papan tersebut sesuai dengan keinginannya menjadi

Apa yang terjadi pada luas jajargenjang baru jika tingginya setengah kali

tinggi jajargenjang semula?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang terjadi pada luas jajargenjang baru jika alas dan tingginya setengah

kali alas dan tinggi jajargenjang semula?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Kesimpulan apa yang Anda temukan dari Permasalahan 2?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Rina mempunyai kawat yang akan dibentuk menjadi model belah ketupat. Keliling

Hitunglah panjang sisi belahketupat tersebut!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang dapat Anda simpulkan dari masalah kawat tersebut?

…………………………………………………………………………………

111

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

pan dari kayu yang berbentuk jajargenjang. Ia ingin

memperkecil ukuran papan tersebut sesuai dengan keinginannya menjadi

Apa yang terjadi pada luas jajargenjang baru jika tingginya setengah kali

………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang terjadi pada luas jajargenjang baru jika alas dan tingginya setengah

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Rina mempunyai kawat yang akan dibentuk menjadi model belah ketupat. Keliling

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

112

4. Permasalahan 4

Ani mempunyai kue yang akan ia potong sedemikian rupa sehingga permukaannya

berbentuk belah ketupat. Luas permukaan kue tersebut 36 cm2. Perbandingan

panjang diagonalnya adalah 1 : 2.

� Berapakah panjang diagonal-diagonal belah ketupat tersebut ?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Bagaimana hubungan antara luas belah ketupat dengan panjang diagonal-

diagonalnya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Kesimpulan apa yang dapat Anda temukan dari Permasalahan 4 di atas?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Bacalah dengan teliti setiap uraian dari permasalahan yang diberikan.

Diskusikan dan jawablah setiap pertanyaan yang diberikan.

1. Permasalahan A

Adi mempunyai 4 layang-layang yang berukuran sama. Panjang sisi yang

berdekatan berturut-turut adalah 9 cm dan 12 cm. Agar lebih indah, Adi ingin

memberi pita hiasan di sekeliling layang

� Berapa cm panjang pita untuk 1 macam layang

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Berapa cm panjang pita hiasan yang dibutuhkan untuk keempat layang

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Bagaimana hubungan antara panjang sisi yang berdekatan pada layang

tersebut dengan panjang pita hiasan?

………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari panjang pita hiasan tersebut !

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Jika panjang kedua diagonal layang

40 cm. Berapa luas layang-

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Bacalah dengan teliti setiap uraian dari permasalahan yang diberikan.

Diskusikan dan jawablah setiap pertanyaan yang diberikan.

layang yang berukuran sama. Panjang sisi yang

turut adalah 9 cm dan 12 cm. Agar lebih indah, Adi ingin

an di sekeliling layang-layang (lebar pita diabaikan) .

Berapa cm panjang pita untuk 1 macam layang-layang tersebut?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

njang pita hiasan yang dibutuhkan untuk keempat layang-layang?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Bagaimana hubungan antara panjang sisi yang berdekatan pada layang-layang

tersebut dengan panjang pita hiasan?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari panjang pita hiasan tersebut !

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Jika panjang kedua diagonal layang-layang Adi berturut-turut adalah 20 cm dan

-layang Adi?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

113

Bacalah dengan teliti setiap uraian dari permasalahan yang diberikan.

layang yang berukuran sama. Panjang sisi yang

turut adalah 9 cm dan 12 cm. Agar lebih indah, Adi ingin

layang?

layang

Ceritakan apa yang dapat kamu simpulkan dari panjang pita hiasan tersebut !

cm dan

� Bagaimana hubungan antara panjang diagonal layang

layang-layang?

………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

� Apa yang dapat Anda simpulkan dari Permasalahan A?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Permasalahan B

Bagian depan atap masjid Gedhe Yogyakarta seperti tampak pada gambar di atas

berbentuk trapesium samakaki. Tinggi trapesium adalah 2 meter, sedangkan panjang

sisi sejajar 12 meter dan 7 meter.

� Hitunglah luas daerah trapesium tersebut!

…………………………………………

……………………………………………………………………………

� Bagaimana hubungan antara luas trapesium dengan panjang sisi sejajar dan

tinggi trapesium?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Apa yang dapat Anda simpulkan?

…………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

� Jika sisi yang berdekatan dengan sisi sejajar mempunyai panjang 3 meter,

berapa keliling trapesium pada gambar di atas?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Bagaimana hubungan antara panjang diagonal layang-layang dengan luas

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang dapat Anda simpulkan dari Permasalahan A?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Bagian depan atap masjid Gedhe Yogyakarta seperti tampak pada gambar di atas

berbentuk trapesium samakaki. Tinggi trapesium adalah 2 meter, sedangkan panjang

sisi sejajar 12 meter dan 7 meter.

Hitunglah luas daerah trapesium tersebut!

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

Bagaimana hubungan antara luas trapesium dengan panjang sisi sejajar dan

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang dapat Anda simpulkan?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Jika sisi yang berdekatan dengan sisi sejajar mempunyai panjang 3 meter,

berapa keliling trapesium pada gambar di atas?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

114

layang dengan luas

Bagian depan atap masjid Gedhe Yogyakarta seperti tampak pada gambar di atas

berbentuk trapesium samakaki. Tinggi trapesium adalah 2 meter, sedangkan panjang

…………………………………

……………………………………………………………………………

Bagaimana hubungan antara luas trapesium dengan panjang sisi sejajar dan

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………

………………………………………………………………………………

Jika sisi yang berdekatan dengan sisi sejajar mempunyai panjang 3 meter,

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

115

� Bagaimana hubungan antara keliling trapesium dengan panjang sisi-sisi

trapesium?

……………………………………………………………………………

116

Lampiran 7

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

No Indikator Aspek yang diamati Nomor

butir soal

1. Pembelajaran

Kooperatif

Tipe Student

Teams

Achievement

Division

(STAD)

• Presentasi kelas

• Tim

• Kuis

• Skor kemajuan individual

• Rekognisi tim.

4

8

14

16

17

2. Contextual

Teaching

and Learning

(CTL)

• Kontruktivisme : Penyusunan materi secara

aktif berdasarkan pengetahuan terdahulu.

• Inkuiri : Penemuan pola materi

• Bertanya : Bertanya kepada guru maupun

kepada teman

• Masyarakat Belajar : Diskusi kelompok

terhadap Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang

diberikan guru

• Refleksi : Merangkum kesimpulan dari materi

yang sedang diajarkan

• Penilaian Autentik : Pengumpulan kuis yang

diberikan oleh guru

5

13

7 dan 12

11

18

15

117

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Indikator Aspek yang diamati Nomor

butir soal

Contextual

Teaching

and Learning

(CTL)

• Kontruktivisme : Penyusunan materi secara aktif

berdasarkan pengetahuan terdahulu.

• Inkuiri : Penemuan pola materi

• Bertanya : Bertanya kepada guru maupun kepada

teman

• Masyarakat Belajar : Diskusi terhadap Lembar

Aktivitas Siswa (LAS) yang diberikan guru

• Refleksi : Merangkum kesimpulan dari materi yang

sedang diajarkan

• Penilaian Autentik : Pengumpulan catatan dan tugas

yang diberikan oleh guru

5

10

8 dan 9

7

13 dan15

14

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN

PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

Indikator Aspek yang diamati Nomor butir

soal

Model

Pembelajaran

Ekspositori

• Persiapan (preparation)

• Penyajian (presentation)

• Menghubungkan (correlation)

• Menyimpulkan (generalization)

• Penerapan (application)

1 dan 3

4

5

8

10

118

Lampiran 8

PEDOMAN PENGISIAN LEMBAR OBSERVASI

KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

Petunjuk Pengisian:

o Pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini berdasarkan pada

pelaksanaan pembelajaran yang saudara amati

o Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan realisasi yang tersedia untuk setiap

pernyataan berikut sesuai dengan pengamatan saudara saat pembelajaran:

a. Aktivitas Guru

Ya : Jika guru melaksanakan kegiatan tersebut

Tidak : Jika tidak guru melaksanakan kegiatan tersebut

Contoh : Untuk poin 1 yaitu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum

menyampaikan materi, maka observer harus memberi tanda (√) pada kolom (Ya)

b. Aktivitas Siswa

(4) jika I ≥ 25 siswa

(3) jika 17 ≤ I ≤ 24 siswa

(2) jika 9 ≤ I ≤ 16 siswa

(1) jika 0 ≤ I ≤ 8 siswa

Contoh : Untuk poin 11 jika ada 2 siswa yang merespon pertanyaan yang

diajukan teman maka observer harus menyontreng (√) pada kolom 1, karena 2

siswa berada dalam interval (0 ≤ I ≤ 8) dengan nilai 1. Begitu juga dengan yang

lainnya. Jadi harus benar-benar melihat aktivitas siswa.

119

Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Pertemuan :

Hari/ Tanggal :

Materi :

No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan

Kegiatan Awal

1

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Ya Tidak

2 Guru memotivasi siswa dan

menginformasikan cara belajar

yang akan ditempuh (pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis

CTL).

Ya Tidak

3 Guru mengecek pengetahuan

prasyarat siswa melalui tanya

jawab.

Ya Tidak

Kegiatan Inti

4 Guru menjelaskan materi pelajaran

dengan urut

Ya Tidak

5 Siswa menyusun materi sendiri

berdasarkan pengetahuan terdahulu

1 2 3 4

6 Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Ya Tidak

7 Guru merespon pertanyaan yang

diajukan siswa

Ya Tidak

8 Guru mengorganisasikan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar

Ya Tidak

9 Guru memberikan nama kelompok

untuk masing-masing kelompok.

Ya Tidak

120

10 Guru membagikan Lembar

Aktivitas Siswa (LAS) yang berisi

permasalahan tentang materi

pelajaran

Ya Tidak

11 Siswa mengerjakan Lembar

Aktivitas Siswa (LAS) secara

berkelompok.

1 2 3 4

12 Siswa merespon pertanyaan yang

diajukan teman

1 2 3 4

13 Siswa dapat menemukan konsep

atau pola baik secara mandiri

maupun melalui bimbingan guru

1 2 3 4

14 Siswa mengerjakan kuis yang

diberikan oleh guru secara

individual.

1 2 3 4

15 Guru mengumpulkan kuis yang

dikerjakan siswa

Ya Tidak

16 Guru menilai hasil kuis untuk

menentukan nilai peningkatan

individual dari nilai dasar ke nilai

berikutnya.

Ya Tidak

17 Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok melalui nilai

penghargaan berdasarkan perolehan

nilai peningkatan individual.

Ya Tidak

Kegiatan Akhir

18 Guru mengarahkan siswa untuk

membuat simpulan dari materi yang

telah dipelajari.

Ya Tidak

19 Guru memulai dan mengakhiri

pelajaran tepat waktu

Ya Tidak

Purworejo , …………………………

Observer

121

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Pertemuan :

Hari/ Tanggal :

Materi :

No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan

Kegiatan Awal

1

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Ya Tidak

2 Guru memotivasi siswa dan

menginformasikan cara belajar

yang akan ditempuh (pembelajaran

Contextual Teaching and Learning

(CTL))

Ya Tidak

3 Guru mengecek pengetahuan

prasyarat siswa melalui tanya

jawab.

Ya Tidak

Kegiatan Inti

4 Guru menjelaskan materi pelajaran

dengan urut

Ya Tidak

5 Siswa menyusun materi sendiri

berdasarkan pengetahuan terdahulu

1 2 3 4

6 Guru membagikan Lembar

Aktivitas Siswa (LAS) yang berisi

permasalahan tentang materi

pelajaran

Ya Tidak

7 Siswa mengerjakan Lembar

Aktivitas Siswa (LAS) dengan

teman sebangku

1 2 3 4

8 Siswa mengajukan pertanyaan

tentang materi yang belum

dimengerti kepada teman atau guru

1 2 3 4

122

9 Guru merespon pertanyaan yang

diajukan siswa

Ya Tidak

10 Siswa dapat menemukan konsep

atau pola baik secara mandiri

maupun melalui bimbingan guru

1 2 3 4

11 Guru mengklarifikasi temuan siswa

menjadi sebuah kesimpulan umum.

Ya Tidak

12 Guru memberikan tugas berupa soal

bentuk aplikasi untuk melihat

pemahaman yang telah dicapai

siswa.

Ya Tidak

13 Guru menugaskan siswa untuk

membuat catatan dari temuan

mereka secara individu.

Ya Tidak

14 Guru mengumpulkan buku catatan

dan tugas yang dikerjakan oleh

siswa

Ya Tidak

Kegiatan Akhir

15 Sebagai bahan refleksi, guru

mengecek kebenaran konsep yang

dirangkum siswa melalui tanya

jawab.

Ya Tidak

16 Guru memulai dan mengakhiri

pelajaran tepat waktu

Ya Tidak

Purworejo,…………………………

Observer

………………………………………..

123

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Pertemuan :

Hari/ Tanggal :

Materi :

No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan

Kegiatan Awal

1

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Ya Tidak

2 Guru memotivasi siswa dan

menginformasikan cara belajar

yang akan ditempuh (pembelajaran

ekspositori)

Ya Tidak

3 Guru mengecek pengetahuan

prasyarat siswa melalui tanya

jawab.

Ya Tidak

Kegiatan Inti

4 Guru menjelaskan materi pelajaran

dengan urut dan jelas

Ya Tidak

5 Guru memberikan contoh soal yang

yang memungkinkan siswa dapat

menangkap keterkaitan materi

pelajaran dalam struktur

pengetahuan yang telah dimilikinya

Ya Tidak

6 Guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal-soal latihan

Ya Tidak

7 Siswa mengerjakan soal-soal

latihan yang diberikan

1 2 3 4

Kegiatan Akhir

8 Guru mengarahkan siswa dalam

menyimpulkan materi pelajaran.

Ya Tidak

124

9 Guru mengulang kembali inti-inti

materi yang menjadi pokok

persoalan

Ya Tidak

10 Guru memberikan soal yang

berbentuk aplikasi

Ya Tidak

11 Guru memulai dan mengakhiri

pelajaran tepat waktu

Ya Tidak

Purworejo, …………………………

Observer

…………………………………

125

Lampiran 10

KISI-KISI SOAL UJI COBA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII

Pokok Bahasan : Segiempat

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Bentuk Soal

Menghitung

keliling dan luas

bangun segiempat

dan

menggunakannya

dalam pemecahan

masalah

1. Siswa dapat menghitung keliling

sebidang tanah berbentuk persegi

panjang yang diketahui luas dan

lebarnya.

2. Siswa dapat menghitung luas

lapangan yang diketahui keliling

serta perbandingan panjang dan

lebarnya.

3. Siswa dapat menghitung keliling

keramik berbentuk persegi dan

jumlah yang dibutuhkan untuk

menutupi lantai dengan luas

tertentu jika diketahui panjang

sisi keramik

4. Siswa dapat menghitung luas

Taman Kanak-kanak (TK) dan

Sekolah Dasar (SD) pada lahan

berbentuk persegi yang diketahui

luasnya.

5. Siswa dapat menghitung luas

model jajargenjang jika diketahui

alas dan tingginya.

6. Siswa dapat menghitung keliling

dan luas belah ketupat jika

diketahui perbandingan panjang

diagonal-diagonal dan panjang

1

2

3

4

5

6

Uraian

Uraian

Uraian

Uraian

Uraian

Uraian

126

salah satu sisinya.

7. Siswa dapat menghitung luas

daerah belah ketupat jika

diketahui perbandingan panjang

diagonal-diagonal dan panjang

salah satu diagonalnya.

8. Siswa dapat menghitung luas

layang-layang jika diketahui

panjang salah satu diagonal,

panjang salah satu sisi, dan

kelilingnya.

9. Siswa dapat menghitung keliling

trapesium siku-siku dengan

acuan menggunakan konsep

teorema Phytagoras.

10. Siswa dapat menghitung luas

trapesium samakaki dengan

acuan menggunakan konsep

teorema Phytagoras.

7

8

9

10

Uraian

Uraian

Uraian

Uraian

127

Lampiran 11

SOAL UJI COBA

Pokok Bahasan : Segiempat

Sub Pokok Bahasan : Luas dan Keliling Segiempat

Waktu : 2 x 40 menit

1. Paman membeli sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang dengan luas 96 m2.

Lebar tanah paman �� kali panjangnya. Berapakah keliling sebidang tanah yang

dibeli paman?

2. Sorang atlet berlari mengelilingi lapangan sebanyak satu kali. Jarak yang ditempuh

atlet 280 m. Perbandingan panjang dan lebar lapangan 4 : 3. Berapakah luas

lapangan?

3. Lantai sebuah gedung yang luasnya 320 m2 akan ditutupi dengan sejumlah keramik.

Apabila keramik tersebut berbentuk persegi dengan panjang sisi 40 cm.

a. Hitunglah keliling keramik!

b. Berapakah jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai gedung?

4. Yayasan Putra Bangsa mempunyai lahan berbentuk persegi yang luasnya 300 m2.

Pihak yayasan berencana membangun perpustakaan dengan luas 60 m2 pada lahan

tersebut. Sepertiga dari sisa pembangunan akan dibangun Taman Kanak-kanak

(TK). Lahan yang tersisa digunakan untuk mendirikan Sekolah Dasar (SD).

Hitunglah luas Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD)!

5. Ami mempunyai model jajargenjang yang terbuat dari karton. Diketahui setengah

alasnya adalah 1 cm kurangnya dari tinggi jajargenjang. Tinggi model jajargenjang

6 cm. Hitunglah luas model jajargenjang!

128

6. Ketika hari raya Idul Fitri, Rani membuat ketupat lebaran. Tampak dari depan,

ketupat Rani membentuk bangun belah ketupat. Perbandingan panjang diagonal-

diagonal ketupat Rani 3 : 4 dan panjang salah satu sisinya 10 cm. Hitunglah keliling

dan luas ketupat milik Rani!

7. Pada sebuah belah ketupat, diketahui perbandingan panjang diagonal-diagonalnya

d1 : d2 = 3 : 5. Panjang diagonal d1 18 cm. Hitunglah luas daerah belah ketupat!

8. Diketahui layang-layang ABCD dengan AC sumbu simetri. ������ 21 cm dan ������ 10

cm. O titik potong kedua diagonal sedemikian rupa sehingga ������ : ������ = 5 : 2.

Keliling layang-layang ABCD 54 cm. Hitunglah luas layang-layang ABCD!

9. Sebuah trapesium siku-siku mempunyai panjang sisi sejajar 12 cm dan 24 cm. Tinggi

trapesium 16 cm. Hitunglah keliling trapesium!

10. Sebuah trapesium sama kaki mempunyai panjang kaki 20 cm. Panjang sisi sejajar

masing-masing 12 cm dan 36 cm. Hitunglah luas trapesium!

129

Lampiran 12

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

Misal : L = luas

K = keliling

p = panjang

l = lebar

s = panjang sisi

t = tinggi

d1 = panjang diagonal 1

d2 = panjang diagonal 2

1. Diketahui : (Mengidentifikasi masalah)

Persegi panjang skor 2

L = 96 m2

l = �� p

Ditanya :

K = …?

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

L = p . l skor 4

⇔ L = p . 38 p

⇔ 96 m2 = 38 p2

⇔ p2 = 96 . �� m2

⇔ p2 = 256 m2

⇔ p = 16 m

l = 38 .16 m

= 6 m

K = 2 ( p + l)

⇔ K = 2 (16 + 6) m (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

⇔ K = 44 m skor 2

Jadi, keliling sebidang tanah yang dibeli paman 44 m. (Menarik kesimpulan)

skor 2

130

2. Diketahui : (Mengidentifikasi masalah)

Lapangan Persegi panjang skor 2

K = 280 m

p : l = 4 : 3

Ditanya :

L = …?

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

p = 43 l skor 4

K = 2 ( p + l )

⇔ 280 = 2 ( �� l + l )

⇔ 280 = 2 . 73 l ⇔ 280 = 143 l

l = 60 m

p = 43 . 60 m

⇔ p = 80 m

L = p . l

⇔ L = 80 m . 60 m (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

⇔ L = 4800 m2 skor 2

Jadi, luas lapangan 4800 m2 (Menarik kesimpulan)

skor 2

3. Diketahui :

L lantai gedung = 320 m2 (Mengidentifikasi masalah)

s keramik = 40 cm skor 2

Ditanya :

a. K keramik = …?

b. Jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai gedung = …?

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

a. K keramik = 4 . s keramik skor 2

= 4 . 40 cm

= 160 cm (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

skor 1

Jadi, keliling keramik 160 cm (Menarik kesimpulan) skor 1

131

b. s keramik = 40 cm = 0,4 m (Merencanakan penyelesaian masalah)

L keramik = (s keramik)2 skor 2

= (0,4 m)2

= 0,16 m2

L lantai gedung = 320 m2 (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

Jumlah keramik yang dibutuhkan = ��� �,�� = 2000 skor 1

Jadi, jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai gedung 2000 buah.

(Menarik kesimpulan) skor 1

4. Diketahui : (Mengidentifikasi masalah)

L lahan = 300 m2 skor 2

L perpustakaan = 60 m2

L TK adalah 13 sisa perpustakaan

Sisa lahan untuk pembangunan SD

Ditanya :

Luas TK dan SD

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

skor 4

L lahan sisa pembangunan perpustakaan = 300 m2 – 60 m2 = 240 m2

L TK = �� x 240 m2

= 80 m2

L SD = L lahan – L perpustakaan – L TK

= 300 – 60 – 80 (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

= 160 m2 skor 2

Jadi, luas TK adalah 80 m2 dan luas SD adalah 160 m2. (Menarik kesimpulan)

skor 2

5. Diketahui :

Model Jajargenjang (Mengidentifikasi masalah)

12 a = t – 1 cm skor 2

t = 6 cm Ditanya :

L model jajargenjang = …?

132

Jawab :

12 a = t – 1 cm (Merencanakan penyelesaian masalah)

a = 2 (t – 1 cm) skor 4 = 2 (6 cm – 1 cm) = 2 (5 cm) = 10 cm L model jajargenjang = a . t = 10 cm . 6 cm (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana) = 60 cm2 skor 2 Jadi, luas model jajargenjang 60 cm2 (Menarik kesimpulan) skor 2

6. Diketahui :

Belah Ketupat (Mengidentifikasi masalah)

d1 : d2 = 3 : 4 skor 2

s ketupat = 10 cm

Ditanya :

K dan L ketupat = …?

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

K = 4. s ketupat skor 4

= 4 . 10 cm

= 40 cm

d1 : d2 = 3 : 4

d1 = 34 d2

s ketupat = ��12�1�2 � �12�2�

2

10 cm = �� 12 . 34 �2�2 � �12�2�

2

10 cm = �� 38 �2�2 � �12�2�

2

10 cm = � 964 �22 � 1

4�22

10 cm = � 2564 �22

10 cm = 58 �2 �2 = 16 cm

�1 = 34 . 16 cm = 12 cm

133

L = 12 �1 �2

= 12 . 12 cm . 16 cm (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

= 96 cm2 skor 2

Jadi, keliling ketupat 40 cm dan luasnya 96 cm2 (Menarik kesimpulan) skor 2

7. Diketahui : (Mengidentifikasi masalah)

Belah ketupat skor 2

d1 : d2 = 3 : 5

d1 = 18 cm

Ditanya :

L belah ketupat = …?

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

d2 = 53 d1 skor 4

= 53 . 18 cm

= 30 cm

L belah ketupat = 12 d1 . d2

= 12 . 18 cm . 30 cm

(Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

= 270 cm2 skor 2

Jadi, luas belah ketupat 270 cm2 (Menarik kesimpulan) skor 2

8. Diketahui: (Mengidentifikasi masalah)

Layang-layang ABCD skor 2

AC sumbu simetri

������ = 21 cm

������ = 10 cm

O titik potong kedua diagonal

������ : ������ = 5 : 2

K = 54 cm

Ditanya :

L layang-layang ABCD = …?

134

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

������ = ������ = 10 cm skor 4

������� = ������ = 12 (54 – (2.10))

= 12 . 34

= 17 cm

������ = 57 . 21 cm = 15 cm

������ = 27 . 21 cm = 6 cm

������� = �������� ! �������� " √10� ! 6�

= √100 ! 36

= √64

= 8 cm

������� = 12 . d1

8 cm = 12 . d1

d1 = 16 cm

d2 = ������ = 21 cm

L = 12 d1 . d2

= 12 . 16 cm . 21 cm (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

= 168 cm2 skor 2

Jadi, luas layang-layang ABCD adalah 168 cm2. (Menarik kesimpulan) skor 2

9. Diketahui: (Mengidentifikasi masalah)

skor 2

Ditanya :

K = …?

c t = 16 cm

b = 24 cm

a = 12 cm

135

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

c = ��%2 � �& ! '�2� skor 4

= �(16 2)� �24 ! 12�2� = �256 � 144� = √400

= 20 cm

K = a + c + b + t

K = 12 cm + 20 cm + 24 cm + 16 cm

(Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

K = 72 cm skor 2

Jadi, keliling trapesium 72 cm (Menarik kesimpulan) skor 2

10. Diketahui: (Mengidentifikasi masalah)

skor 2

Ditanya :

L = …?

Jawab : (Merencanakan penyelesaian masalah)

�*���� = 12 ( b – a ) skor 4

= 12 ( 36 cm – 12 cm)

= 12 . 24 cm

= 12 cm

t = ���������2 ! ��*�����2 t = ��20�2 ! �12�2 t = ��400 ! 1442� t = √256

t = 16 cm

t

D b = 36 cm E A

C B

20 cm

a = 12 cm

136

L = 12 ( a + b ) t

L = 12 (12 cm + 36 cm) .16 cm (Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana)

L = 384 cm2 skor 2

Jadi, luas trapesium 384 cm2. (Menarik kesimpulan) skor 2

137

Lampiran 13

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

SOAL UJI COBA

A. Uji Validitas

Hipotesis :

Ho : Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor

Ha : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor

Kriteria :

Nilai r butir soal > r tabel untuk df = N - 2 atau 28 – 2 = 26 dan tingkat signifikansi 5%

maka Ho diterima, artinya butir soal tersebut valid.

Nilai r tabel untuk df=26 dan tingkat signifikansi 5% adalah 0,388.

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

soal_1 33.2500 158.046 .324 .830

soal_2 33.3571 154.683 .430 .826

soal_3 34.0357 145.665 .460 .818

soal_4 31.5000 126.630 .468 .821

soal_5 33.7143 135.545 .614 .803

soal_6 37.5714 117.661 .740 .783

soal_7 38.2500 132.713 .781 .792

soal_8 38.7500 146.861 .690 .812

soal_9 35.2857 109.989 .659 .798

soal_10 35.9286 116.365 .544 .816

Hasil output Item-Total Statistik di atas menunjukkan bahwa pada kolom Corrected

Item-Total Correlation besar nilai r untuk soal_1 adalah 0,324 < 0,388, artinya soal_1

tidak valid.

138

Proses kembali diulangi tanpa mengikutsertakan soal_1 yang tidak valid. Output yang

dihasilkan sebagai berikut:

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

soal_2 27.5357 150.332 .412 .832

soal_3 28.2143 140.397 .484 .821

soal_4 25.6786 122.374 .468 .826

soal_5 27.8929 131.062 .617 .807

soal_6 31.7500 113.676 .738 .787

soal_7 32.4286 128.402 .781 .796

soal_8 32.9286 142.217 .696 .817

soal_9 29.4643 106.554 .648 .803

soal_10 30.1071 112.692 .537 .822

Pada tabel Item-Total Statistik di atas tampak bahwa pada kolom Corrected Item-Total

Correlation besar nilai r untuk soal_2 sampai dengan soal_10 > 0,388 artinya soal_2,

soal_3, soal_4, soal_5, soal_6, soal_7, soal_8, soal_9, dan soal_10 valid.

B. Uji Reliabilitas

Hipotesis :

Ho : Soal-soal yang diujikan reliabel

Ha : Soal-soal yang diujikan tidak reliabel

Kriteria :

Nilai Alpha > nilai r tabel untuk n = 28 maka Ho diterima. Nilai r tabel untuk n = 28

adalah 0,374.

Output yang dihasilkan menampilkan tabel Reability Statistics sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.830 9

Pada tabel tampak bahwa nilai Alpha 0,830 > 0,374 artinya semua butir soal yang

diujikan di atas sudah reliabel. Nilai Alpha 0,830 tersebut termasuk dalam tingkat

relibilitas sangat tinggi.

139

Lampiran 14

HASIL PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA

SOAL UJI COBA

No. Nomor Soal t hitung t tabel Daya Pembeda

1 1 2,67 2,06 signifikan

2 2 3,91 2,06 signifikan

3 3 6,10 2,06 signifikan

4 4 11,88 2,06 signifikan

5 5 8,72 2,06 signifikan

6 6 4,09 2,06 signifikan

7 7 6,61 2,06 signifikan

8 8 1,97 2,06 tidak signifikan

9 9 7,20 2,06 signifikan

10 10 13,55 2,06 signifikan

140

CONTOH PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL

Perhitungan daya pembeda untuk butir soal nomor 2 adalah sebagai berikut:

X1 X2 x1 x2 (x1)^2 (x2)^2

6 4 -0.14 -1.29 0.020 1.664

6 4 -0.14 -1.29 0.020 1.664

6 5 -0.14 -0.29 0.020 0.084

6 5 -0.14 -0.29 0.020 0.084

6 5 -0.14 -0.29 0.020 0.084

6 5 -0.14 -0.29 0.020 0.084

6 5 -0.14 -0.29 0.020 0.084

6 5 -0.14 -0.29 0.020 0.084

6 6 -0.14 0.71 0.020 0.504

6 6 -0.14 0.71 0.020 0.504

6 6 -0.14 0.71 0.020 0.504

6 6 -0.14 0.71 0.020 0.504

7 6 0.86 0.71 0.740 0.504

7 6 0.86 0.71 0.740 0.504

86 74 1.714 6.857

MH=6.14 ML=5.29

% " �+, !+-��.∑0�� �∑0��12�12 ! 1� 3

% " �6,14 ! 5,29��.1,714 � 6,85714�14 ! 1� 3

% " 0,85�(8,56182)

% " �,�4�,��5 = 3,91 > 2,06

Pada α = 5% dengan dk = (14-1) +(14 -1) = 26 diperoleh t tabel 2,06.

Karena t > t tabel , maka soal no 2 mempunyai daya pembeda yang signifikan

141

HASIL PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN

SOAL UJI COBA

No. Nomor Soal Tingkat Kesukaran (%) Kategori

1 1 17,86 mudah

2 2 28,57 sedang

3 3 64,28 sedang

4 4 25 mudah

5 5 53,57 sedang

6 6 89,28 sukar

7 7 100 sukar

8 8 100 sukar

9 9 67,86 sedang

10 10 71,42 sedang

142

Lampiran 15

SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

Pokok Bahasan : Segiempat

Sub Pokok Bahasan : Luas dan Keliling Segiempat

Waktu : 2 x 40 menit

1. Sorang atlet berlari mengelilingi lapangan sebanyak satu kali. Jarak yang ditempuh

atlet 280 m. Perbandingan panjang dan lebar lapangan 4 : 3. Berapakah luas

lapangan?

2. Lantai sebuah gedung yang luasnya 320 m2 akan ditutupi dengan sejumlah keramik.

Apabila keramik tersebut berbentuk persegi dengan panjang sisi 40 cm.

c. Hitunglah keliling keramik!

d. Berapakah jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai gedung?

3. Yayasan Putra Bangsa mempunyai lahan berbentuk persegi yang luasnya 300 m2.

Pihak yayasan berencana membangun perpustakaan dengan luas 60 m2 pada lahan

tersebut. Sepertiga dari sisa pembangunan akan dibangun Taman Kanak-kanak

(TK). Lahan yang tersisa digunakan untuk mendirikan Sekolah Dasar (SD).

Hitunglah luas Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD)!

4. Ami mempunyai model jajargenjang yang terbuat dari karton. Diketahui setengah

alasnya adalah 1 cm kurangnya dari tinggi jajargenjang. Tinggi model jajargenjang

6 cm. Hitunglah luas model jajargenjang!

5. Ketika hari raya Idul Fitri, Rani membuat ketupat lebaran. Tampak dari depan,

ketupat Rani membentuk bangun belah ketupat. Perbandingan panjang diagonal-

diagonal ketupat Rani 3 : 4 dan panjang salah satu sisinya 10 cm. Hitunglah keliling

dan luas ketupat milik Rani!

143

6. Pada sebuah belah ketupat, diketahui perbandingan panjang diagonal-diagonalnya

d1 : d2 = 3 : 5. Panjang diagonal d1 18 cm. Hitunglah luas daerah belah ketupat!

7. Diketahui layang-layang ABCD dengan AC sumbu simetri. ������ 21 cm dan ������ 10 cm.

O titik potong kedua diagonal sedemikian rupa sehingga ������ : ������ = 5 : 2. Keliling layang-

layang ABCD 54 cm. Hitunglah luas layang-layang ABCD!

8. Sebuah trapesium siku-siku mempunyai panjang sisi sejajar 12 cm dan 24 cm. Tinggi

trapesium 16 cm. Hitunglah keliling trapesium!

9. Sebuah trapesium sama kaki mempunyai panjang kaki 20 cm. Panjang sisi sejajar

masing-masing 12 cm dan 36 cm. Hitunglah luas trapesium!

144

Lampiran 16

PEDOMAN PENSKORAN

TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Skor Mengidentifikasi masalah

Merencanakan penyelesaian

masalah

Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana

Menarik kesimpulan dari

jawaban

0

Salah mengidentifikasi atau tidak ada Jawaban

Tidak ada Rencana penyelesaian masalah

Tidak ada penyelesaian sama sekali

Tidak ada kesimpulan dari jawaban

1

Identifikasi soal kurang tepat atau salah menginterpretasikan sebagian soal atau mengabaikan kondisi soal

Merencanakan penyelesaian masalah yang tidak relevan

Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin menghasilkan jawaban yang benar tetapi salah perhitungan atau penyelesaian tidak lengkap

Ada kesimpulan dari jawaban tetapi tidak lengkap

2

Mengidentifikasi soal dengan baik.

Merencanakan penyelesaian masalah yang kurang relevan

Melaksanakan prosedur atau proses yang benar dan mendapatkan hasil yang benar

Kesimpulan dari jawaban lengkap dan benar

3

Merencanakan penyelesaian masalah yang benar tetapi tidak lengkap

4

Merencanakan penyelesaian masalah yang benar dan mengarah pada jawaban yang benar

Skor maksimal 2 Skor maksimal 4 Skor maksimal 2 Skor maksimal 2

145

Lampiran 17

SOAL KUIS

A. SOAL KUIS I

1. Keliling sebuah persegi panjang adalah 46 cm. Lebarnya 10 cm. Hitunglah luas

persegi panjang!

2. Diketahui luas sebuah persegi 64 cm. Hitunglah panjang sisi dan keliling persegi!

B. SOAL KUIS II

1. Tinggi sebuah jajargenjang adalah 2 cm lebihnya dari alas jajargenjang. Alas

jajargenjang 5 cm. Hitunglah luas jajargenjang!

2. Diketahui panjang diagonal-diagonal belah ketupat 6 cm dan 8 cm. hitunglah

keliling belah ketupat!

C. SOAL KUIS III

1. Hitunglah luas layang-layang yang panjang diagonal-diagonal 9 cm dan 12 cm!

2. Hitunglah luas trapesium yang panjang sisi sejajarnya 15 cm dan 9 cm serta

tingginya 6 cm!

146

Lampiran 18

KUNCI JAWABAN SOAL KUIS I

1. Diketahui : (Skor 2)

Persegi panjang

K = 46 cm

l = 10 cm

Ditanya :

L = …?

Jawab :

K = 2 ( p+l ) (skor 4)

46 cm = 2 ( p+10 cm)

46 cm = 2p + 20 cm

(46-20) cm = 2p

26 cm = 2p

p = 13 cm

L = p . l

L = 13 cm . 10 cm

L = 130 cm2 (skor 2)

Jadi, luas persegi panjang 130 cm2.

(skor 2)

2. Diketahui : (skor 2)

Persegi

L = 64 cm2

Ditanya :

s = …?

K = …?

Jawab :

L = s2 (skor 4)

64 cm2 = s2

s = 8 cm

K = 4. S

K = 4. 8 cm

K = 32 cm (skor 2)

Jadi, panjang sisi persegi 8 cm dan

kelilingnya 32 cm (skor 2)

147

KUNCI JAWABAN SOAL KUIS II

1. Diketahui: (skor 2)

Jajargenjang

t = a + 2 cm

a = 5 cm

Ditanya :

L = …?

Jawab :

t = a + 2 cm (skor 4)

t = 5 cm+2 cm

t = 7 cm

L = a . t

L = 5 cm . 7 cm

L = 35 cm (skor 2)

Jadi, luas jajargenjang 35 cm

(skor 2)

2. Diketahui : (skor 2)

Belah ketupat

d1 = 6 cm

d2 = 8 cm

Ditanya :

K = …?

Jawab :

s = �� 12�1�2 � � 12�2�

2 (skor 4)

s = �(12 . 6 67)2� (12 . 8 67)

2 s = �3 67�2 � �4 67�2 s = �9 � 16�672 s = 25 672 s = 5 cm

K = 4. s

K = 4. 5 cm

K = 20 cm (skor 2)

Jadi, keliling belah ketupat 20 cm.

(skor 2)

148

KUNCI JAWABAN SOAL KUIS III

1. Diketahui : (skor 2)

Layang-layang

d1 = 8 cm

d2 = 12 cm

Ditanya :

L = 12 ��1. �2� (skor 4)

L = �� ( 8 cm . 12 cm)

L = 12 ( 96 cm2)

L = 48 cm2 (skor 2)

Jadi, luas layang-layang 48 cm2.

(skor 2)

2. Diketahui: (skor 2)

Trapesium

a = 15 cm

b = 9 cm

t = 6 cm

Ditanya:

L = …?

Jawab:

L = 12 % �' � &� (skor 4)

L = 12 6 cm (15 cm + 9 cm)

L = 3 cm . 24 cm

L = 72 cm2 (skor 2)

Jadi, luas trapesium 72 cm2.

(skor 2)

149

Lampiran 19

DAFTAR PRESENSI SISWA KELAS VII A

NO NAMA Pre-test Pertemuan ke-

Post-test Ket. 1 2 3

1 Ahmad Rajib Indra P . . . . .

2 Angsori . . . . .

3 Bambang Agus Saputra . . . . .

4 Fakih Samaudin . . . I .

5 Hayatun Kamilah . . . . .

6 Heni Purwati . . . . .

7 Hidayatul Anwaroh . . . . .

8 Ibnu Chajar . . . . .

9 Ibnul Mujib . . . . .

10 Ja'far Anis Majid . . S S .

11 Jauharotun Nafisa . . . . .

12 Khabib Khoirul U . . . . .

13 Khoirun Nafingah . . . . .

14 Kuni Nailatar Rohmah . . . . .

15 Lutfi Syaban Hakim . . . . .

16 M. Lutfiyanto . . . . .

17 Masruhin . . . . .

18 Miftahul Huda . . . . .

19 Muhaimin . . . . .

20 Muhamad Asnadi . . . . .

21 Muhamad Lutfi Ngafif . . . . .

22 Muhammad Arif S . . . . .

23 Najib Isro'i . . . . .

24 Nguzlatul Wafiroh . . . . .

25 Nika Saryana . . . . .

26 Nur Hidayah . . . . .

27 Nuril Nur Liana . . . . .

28 Nurul Inayah . . . . .

29 Panut Fuadi . I I . .

30 Siti Munifah . . . . .

31 Solikhatun . . . . .

32 Umi Fatkhurrohmah . . . . .

33 Zuniar Adi Aziz Saputra . . . . .

150

DAFTAR PRESENSI SISWA KELAS VII B

NO NAMA Pre-test Pertemuan ke-

Post-test Ket. 1 2 3

1 Ahmad Tabi'udin . . . . .

2 Ali Nur Khabibi . . . . .

3 Amrina Najati . . . . .

4 Ana Khairina Fildzah . . . . .

5 Ana Muslimah . . . . .

6 Angga Fathurrohman . . . . .

7 Anis Fuadi . . . . .

8 Anisa Antikasari . . . . .

9 Budi Prayogo . . . . .

10 Diki Nur Muhtadin . . . . .

11 Hadil Amin . . . . .

12 Ibnu Atoqilah . . . . .

13 Ika Listiyani . . . . .

14 Indah Mukhoyaroh . . . . .

15 Khamidah . . . . .

16 Lina Lutfiana . . . . .

17 Lina Safitri . . . . .

18 Lisa Elawati . . . . .

19 M. Muwaffa Ulinnuha . . . . .

20 Masruhah . . . . .

21 Muhamad Wafa . . . . .

22 Murtadlo . S S . .

23 Nur Arifin . . . . .

24 Nur Maisaroh . . . . .

25 Rifka Choirunnisa . . . . .

26 Rofi Mahfudz . . . . .

27 Samsul Muarif . . . . .

28 Sartika . . . . .

29 Siti Jamroh . . . . .

30 Siti Zulaikhah . . . . .

31 Sutriyani . . . . .

32 Wahib . . . . .

151

DAFTAR PRESENSI SISWA KELAS VII C

NO NAMA Pre-test Pertemuan ke-

Post-test Ket. 1 2 3

1 Amat Ichsan . . . . .

2 Ani Rahmawati . . . . .

3 Anwar . I I . .

4 Arif Hidayat . . . . .

5 Dwi Indra Yanto . . . . .

6 Eni Kurniasih . . . . .

7 Khusana Anisa . . . . .

8 Kusaini . . . . .

9 Lailatul Wafiroh . . . . .

10 Lukman Chakim . . . . .

11 Mirawati . . . . .

12 Much. Aufal Marom . . . . .

13 Mudasin . . . . .

14 Muhamad Abdul Faqih . . . . .

15 Muhamad Jamil . . . . .

16 Muhamad Rosid . . . . .

17 Muhamad Sholihin . . . . .

18 Mukholis . . . . .

19 Mutoharoh . . . . .

20 Ngaliyah . . . . .

21 Nur Chamdani . . . . .

22 Nur Fauzi . S . . .

23 Siti Aryati . . . . .

24 Siti Saripah . . . . .

25 Siti Zuhriyah . . . . .

26 Sopiyah . . . . .

27 Sri Rahayu Susanti . . . . .

28 Sumiwati . . . . .

29 Tri Lestari . . . . .

30 Umi Jaziroh . . . . .

31 Umi Lia Khamidah . . . . .

32 Uswatun Nadzifah . . . . .

33 Vina Saroya . . . . .

34 Wahyunita Ariyanti . . . . .

35 Yuli Efriyanto . . . . .

36 Zain Bustanul Fatichin . . . . .

152

Lampiran 20

Panduan Wawancara Guru untuk Mengetahui Keadaan Awal Siswa

1. Bagaimana model pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas VII MTs N

Loano Purworejo?

2. Pernahkah bapak menerapkan model pembelajaran kooperatif di kelas?

3. Bagaimana kebiasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran?

4. Bagaimana hasil belajar matematika siswa?

5. Apakah siswa sering menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika?

6. Bagaimana tanggapan siswa ketika diberikan soal-soal pemecahan masalah?

7. Bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah

matematika?

153

Hasil Wawancara Guru untuk Mengetahui Keadaan Awal Siswa

Peneliti : Bapak, model pembelajaran matematika yang selama ini bapak terapkan

di kelas khususnya kelas VII seperti apa?

Guru : Selama ini saya lebih sering mengajar dengan cara menjelaskan materi di

depan kelas, kemudian latihan soal-soal

Peneliti : Pernahkah Bapak menerapkan model pembelajaran kooperatif di kelas?

Guru : Pernah, tetapi tahap-tahapnya tidak murni seperti model-model

kooperatif yang dipelajari ketika kuliah. Kadang saya juga mengadakan

diskusi kelas.

Peneliti : Ketika diskusi, bagaimana sikap siswa?

Guru : Biasanya siswa ribut sekali, sering ramai dan sulit dikondisikan.

Peneliti : Cara membagi kelompoknya seperti apa Pak?

Guru : Biasanya sesuai tempat duduk, dua meja dijadikan satu. Kalau saya bagi

sesuai kriteria tertentu jadinya tambah ribut tadi.

Peneliti : Setelah berada dalam kelompok-kelompok, siswa-siswa bisa diskusi

dengan baik tidak Pak?

Guru : Ya. Banyak siswa yang diskusi, tetapi ada juga yang bermain sendiri dan

tidak mau tahu dengan pekerjaan yang harus diselesaikan. Makanya saya

tidak sering menerapkan diskusi di kelas agar waktunya terbuang sia-sia.

Materi juga jadi tidak terkejar nantinya.

Peneliti : Berarti menurut Bapak, selama ini siswa lebih bisa patuh dan paham

tanpa adanya diskusi di kelas Pak?

Guru : Iya tepat sekali, namanya juga anak-anak mbak.

Peneliti : Hasil belajar siswa di sini bagaimana Pak?

154

Guru : Di sini itu siswanya susah-susah. Hasil belajarnya tidak tinggi. Apalagi

mapel matematika, banyak yang sudah tidak suka dengan pelajarannya.

Peneliti : Bapak sering memberikan soal berbentuk pemecahan masalah tidak Pak?

Guru : Biasanya untuk bab-bab tertentu saya beri soal aplikasinya atau soal

cerita. Penyelesaiannya harus dituntun. Siswa sering kesulitan

memahami maksud soalnya.

Peneliti : Tanggapan siswa bagaimana Pak?

Guru : Baru diberi soal biasanya siswa banyak yang mengeluh, “Sulit Pak, tidak

paham”. Ada juga yang bilang, “ Langsung jawaban saja ya Pak”.

Peneliti : Selain di latihan, Bapak sering memberikan soal pemecahan masalah

tidak?

Guru : Kalau ulangan harian, biasanya saya beri soal pilihan ganda dan soal

uraian. Pernah juga dulu, di pokok bahasan SPLDV saya beri ulangan

harian dengan soal uraian semua.

Peneliti : Hasilnya bagaimana Pak?

Guru : Jarang sekali siswa dapat nilai bagus, lebih dari 50% nilainya di bawah

batas tuntas.

155

Lampiran 21

UJI NORMALITAS DATA NILAI RAPORT POPULASI

Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Kriteria : Jika harga kritis (��) > Taraf signifikansi (� = 5%) maka Ho diterima.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelas_VIIA Kelas_VIIB Kelas_VIIC Kelas_VIID Kelas_VIIE Kelas_VIIF

N 33 32 36 29 31 29

Normal Parametersa Mean 69.9394 70.4062 70.3889 68.6207 69.3548 69.3793

Std. Deviation 6.04121 6.02607 6.69447 2.73096 6.72581 5.19900

Most Extreme Differences Absolute .228 .185 .216 .245 .301 .246

Positive .228 .177 .216 .238 .301 .246

Negative -.207 -.185 -.210 -.245 -.259 -.200

Kolmogorov-Smirnov Z 1.308 1.046 1.297 1.319 1.673 1.323

Asymp. Sig. (2-tailed) .065 .224 .069 .062 .007 .061

a. Test distribution is Normal.

Untuk kelas VII A, VII B, VII C, VII D, dan VII F nilai �� > � = 5%, maka kelima kelas tersebut berdistribusi normal

156

Lampiran 22

UJI HOMOGENITAS

DATA NILAI RAPORT POPULASI

Hipotesis :

Ho : �12 = �22 = �32 = … = �62

Ha = paling sedikit 1 tanda sama dengan pada Ho tidak berlaku

Kriteria :

Jika harga kritis (��) > Taraf signifikansi (� = 5%) maka Ho diterima

Descriptives

NILAI

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

A 33 70.2424 5.90567 1.02804 68.1484 72.3365 65.00 88.00

B 32 70.6875 5.86096 1.03608 68.5744 72.8006 65.00 95.00

C 36 70.6389 6.56028 1.09338 68.4192 72.8586 65.00 86.00

D 29 68.6207 2.73096 .50713 67.5819 69.6595 65.00 75.00

E 31 69.3548 6.72581 1.20799 66.8878 71.8219 65.00 90.00

F 29 69.3793 5.19900 .96543 67.4017 71.3569 65.00 84.00

Total 190 69.8684 5.68936 .41275 69.0542 70.6826 65.00 95.00

Test of Homogeneity of Variances

NILAI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.012 5 184 .079

Dengan Taraf signifikansi (� = 5%) diperoleh harga kritis (�� = 0,079), karena �� > � maka Ho diterima artinya keenam varians adalah sama.

157

Lampiran 23

ANALISIS VARIANS

DATA NILAI RAPORT POPULASI

Hipotesis :

Ho : �1 = �

2 = �

3 = … = �

6

Ha : Paling sedikit 1 tanda sama dengan Ho tidak berlaku

Kriteria :

Jika harga kritis (��) > Taraf signifikansi (� = 5%) maka Ho diterima.

ANOVA

NILAI

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 107.717 5 21.543 .660 .655

Within Groups 6009.993 184 32.663

Total 6117.711 189

Dengan Taraf signifikansi (� = 5%) diperoleh harga kritis (�� = 0,655), karena �� > �

maka Ho diterima artinya rata-rata keenam kelas adalah identik.

158

Lampiran 24

CARA PEMBENTUKAN KELOMPOK BERDASARKAN NILAI RAPOR MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN NAMA SISWA NILAI RAPOR KELOMPOK

TINGGI

Lina Lutfiana 95 A

M. Muwaffa Ulinnuha 80 B

Ana Khairina Fildzah 76 C

Masruhah 75 D

Rifka Choirunnisa 75 E

Ana Muslimah 74 F

SEDANG

Indah Mukhoyaroh 74 F

Amrina Najati 72 E

Anis Fuadi 72 D

Hadil Amin 72 C

Nur Maisaroh 72 B

Budi Prayugo 71 A

Wahib 71 A

Ali Nur Khabibi 70 B

Angga Fathurrohman 70 C

Diki Nur Muhtadin 70 D

Ika Listiyani 70 E

Khamidah 70 F

Lina Safitri 70 F

Lisa Elawati 70 E

Muhamad Wafa 70 D

Samsul Muarif 70 C

Sutriyani 70 B

Sartika 68 A

RENDAH

Siti Zulaikhah 66 A

Ahmad Tabi'udi 65 B

Anisa Antikasari 65 C

Ibnu Atoqilah 65 D

Murtadlo 65 E

Nur Arifin 65 F

Rofi Mahfudz 65 F

Siti Jamroh 65 E

159

DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN 1

DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS CTL

KELOMPOK A :

Lina Lutfiana

Budi Prayugo

Wahib

Sartika

Siti Zulaikhah

KELOMPOK B :

M. Muwaffa Ulinnuha

Nur Maisaroh

Ali Nur Khabibi

Sutriyani

Ahmad Tabi'udi

KELOMPOK C :

Ana Khairina Fildzah

Hadil Amin

Angga Fathurrohman

Samsul Muarif

Anisa Antikasari

KELOMPOK D :

Masruhah

Anis Fuadi

Diki Nur Muhtadin

Muhamad Wafa

Ibnu Atoqilah

KELOMPOK E :

Rifka Choirunnisa

Amrina Najati

Ika Listiyani

Lisa Elawati

Murtadlo

Siti Jamroh

KELOMPOK F :

Ana Muslimah

Indah Mukhoyaroh

Khamidah

Lina Safitri

Nur Arifin

Rofi Mahfudz

160

Lampiran 25

CARA PENENTUAN PENGHARGAAN KELOMPOK

KEL NAMA SISWA

TES AWAL

NILAI KUIS 1

NILAI KUIS 2

RATA-RATA KUIS

NILAI PENINGKATAN

NILAI PENGHARGAAN

KELOMPOK

A

Lina L. 40 50 70 60 30

Budi P. 20 55 60 57.5 30

Wahib 20 30 20 25 20 24

Sartika 13.33 20 20 20 20 SANGAT BAIK

Siti Z. 12.22 25 15 20 20

JUMLAH 120

RATA-RATA 24

B

M. Muwaffa 24.44 60 55 57.5 30

N.Maisaroh 17.78 30 20 25 20

Ali Nur k. 18.89 25 20 22.5 20 22

Sutriyani 17.78 20 20 20 20 SANGAT BAIK

Ahmad T. 23.33 20 30 25 20

JUMLAH 110

RATA-RATA 22

C

Ana K. 41.11 40 45 42.5 20

Hadil A. 4.44 30 20 25 30

Angga F. 16.67 20 25 22.5 20 22

Samsul M. 30 20 40 30 20 SANGAT BAIK

Anisa A. 24.44 30 25 27.5 20

JUMLAH 110

RATA-RATA 22

161

PROSES PENENTUAN PENGHARGAAN KELOMPOK

KEL NAMA SISWA

TES AWAL

NILAI KUIS 1

NILAI KUIS 2

RATA-RATA KUIS

NILAI PENINGKATAN

NILAI PENGHARGAAN

KELOMPOK

D

Masruhah 14.44 20 30 25 30

Anis Fuadi 34.44 40 45 42.5 20

Diki Nur 17.78 20 25 22.5 20 24

M. Wafa 12.22 40 30 35 30 SANGAT BAIK

Ibnu A. 16.67 30 20 25 20

JUMLAH 120

RATA-RATA 24

E

Rifka C. 23.33 20 30 25 20

Amrina N. 37.78 30 50 40 20

Ika L. 21.11 30 25 27.5 20

Lisa E. 14.44 20 20 20 20 18.33

Murtadlo 22.22 25 35 30 20 BAIK

Siti J. 25.56 25 20 22.5 10

JUMLAH 110

RATA-RATA 18.33

F

Ana M. 20 20 30 25 20

Indah M. 10 20 20 20 20

Khamidah 15.56 30 25 27.5 30

Lina S. 18.89 40 30 35 30 26.67

Nur Arifin 16.67 30 25 27.5 30 SEMPURNA

Rofi M. 12.22 30 20 25 30

JUMLAH 160

RATA-RATA 26.67

162

Lampiran 26

HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KELAS VII A MTs NEGERI LOANO PURWOREJO

NO NAMA SKOR

PRETES SKOR

POSTES SKOR GAIN

1 Ahmad Rajib Indra P 24 45 21

2 Angsori 16 52 36

3 Bambang Agus Saputra 17 30 13

4 Fakih Samaudin 15 20 5

5 Hayatun Kamilah 12 49 37

6 Heni Purwati 19 29 10

7 Hidayatul Anwaroh 8 39 31

8 Ibnu Chajar 18 46 28

9 Ibnul Mujib 12 41 29

10 Ja'far Anis Majid 11 7 -4

11 Jauharotun Nafisa 8 49 41

12 Khabib Khoirul U 34 44 10

13 Khoirun Nafingah 17 48 31

14 Kuni Nailatar Rohmah 13 40 27

15 Lutfi Syaban Hakim 11 33 22

16 M. Lutfiyanto 16 36 20

17 Masruhin 12 28 16

18 Miftahul Huda 16 45 29

19 Muhaimin 11 31 20

20 Muhamad Asnadi 12 32 20

21 Muhamad Lutfi Ngafif 14 51 37

22 Muhammad Arif S 5 37 32

23 Najib Isro'i 18 56 38

24 Nguzlatul Wafiroh 9 45 36

25 Nika Saryana 18 44 26

26 Nur Hidayah 10 38 28

27 Nuril Nur Liana 12 53 41

28 Nurul Inayah 14 37 23

29 Panut Fuadi 31 41 10

30 Siti Munifah 45 66 21

31 Solikhatun 16 37 21

32 Umi Fatkhurrohmah 9 51 42

33 Zuniar Adi Aziz

Saputra 12 44 32

Rata-rata 15.61 40.73 25.12 Nilai Maksimal 45 66 42 Nilai Minimal 5 7 -4

Standar Deviasi 7.99 11.11 11.18

163

HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

KELAS VII B MTs NEGERI LOANO PURWOREJO

NO NAMA SKOR PRETES

SKOR POSTES

SKOR GAIN

1 Ahmad Tabi'udin 21 62 41

2 Ali Nur Khabibi 17 60 43

3 Amrina Najati 34 73 39

4 Ana Khairina Fildzah 37 60 23

5 Ana Muslimah 18 60 42

6 Angga Fathurrohman 15 57 42

7 Anis Fuadi 31 64 33

8 Anisa Antikasari 22 39 17

9 Budi Prayogo 18 63 45

10 Diki Nur Muhtadin 16 53 37

11 Hadil Amin 4 39 35

12 Ibnu Atoqilah 15 47 32

13 Ika Listiyani 19 55 36

14 Indah Mukhoyaroh 9 44 35

15 Khamidah 14 37 23

16 Lina Lutfiana 36 59 23

17 Lina Safitri 17 52 35

18 Lisa Elawati 13 51 38

19 M. Muwaffa Ulinnuha 22 62 40

20 Masruhah 13 55 42

21 Muhamad Wafa 11 33 22

22 Murtadlo 20 29 9

23 Nur Arifin 15 40 25

24 Nur Maisaroh 16 35 19

25 Rifka Choirunnisa 21 46 25

26 Rofi Mahfudz 11 33 22

27 Samsul Muarif 27 61 34

28 Sartika 12 55 43

29 Siti Jamroh 23 57 34

30 Siti Zulaikhah 11 41 30

31 Sutriyani 16 46 30

32 Wahib 18 42 24 Rata-rata 18.50 50.31 31.81

Nilai Maksimal 37 73 45 Nilai Minimal 4 29 9

Standar Deviasi 7.68 11.14 9.07

164

HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

KELAS VII C MTs NEGERI LOANO PURWOREJO

NO NAMA SKOR

PRETES SKOR

POSTES SKOR GAIN

1 Amat Ichsan 8 23 15 2 Ani Rahmawati 17 52 35 3 Anwar 15 23 8 4 Arif Hidayat 20 45 25 5 Dwi Indra Yanto 16 23 7 6 Eni Kurniasih 16 43 27 7 Khusana Anisa 6 21 15 8 Kusaini 10 31 21 9 Lailatul Wafiroh 10 19 9 10 Lukman Chakim 23 49 26 11 Mirawati 12 29 17 12 Much. Aufal Marom 10 37 27 13 Mudasin 12 26 14 14 Muhamad Abdul Faqih 12 34 22 15 Muhamad Jamil 12 33 21 16 Muhamad Rosid 12 27 15 17 Muhamad Sholihin 14 29 15 18 Mukholis 14 31 17 19 Mutoharoh 12 27 15 20 Ngaliyah 9 23 14 21 Nur Chamdani 14 45 31 22 Nur Fauzi 23 32 9 23 Siti Aryati 11 25 14 24 Siti Saripah 15 31 16 25 Siti Zuhriyah 18 33 15 26 Sopiyah 16 32 16 27 Sri Rahayu Susanti 21 36 15 28 Sumiwati 11 50 39 29 Tri Lestari 24 66 42 30 Umi Jaziroh 14 37 23 31 Umi Lia Khamidah 20 55 35 32 Uswatun Nadzifah 14 32 18 33 Vina Saroya 15 55 40 34 Wahyunita Ariyanti 21 60 39 35 Yuli Efriyanto 10 22 12 36 Zain Bustanul Fatichin 17 27 10

Rata-rata 14.56 35.08 20.53 Nilai Maksimal 24 66 42 Nilai Minimal 6 19 7

Deviasi Standar 4.47 12.07 9.85

165

Lampiran 27

OUTPUT SPSS HASIL PENELITIAN

OUTPUT SPSS UJI NORMALITAS SKOR PRETES

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VII_A VII_B VII_C

N 33 32 36

Normal Parametersa Mean 15.6061 18.5000 14.5556

Std. Deviation 7.99195 7.68325 4.47497

Most Extreme Differences Absolute .231 .151 .133

Positive .231 .151 .133

Negative -.140 -.102 -.083

Kolmogorov-Smirnov Z 1.326 .854 .796

Asymp. Sig. (2-tailed) .060 .459 .550

a. Test distribution is Normal.

OUTPUT SPSS UJI HOMOGENITAS SKOR PRETES

Test of Homogeneity of Variances

NILAI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.796 2 98 .171

OUTPUT SPSS ANALISIS VARIANS SKOR PRETES

ANOVA

NILAI

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 253.744 2 126.872 2.547 .084

Within Groups 4882.098 98 49.817

Total 5135.842 100

166

OUTPUT SPSS UJI NORMALITAS SKOR GAIN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VII_A VII_B VII_C

N 33 32 36

Normal Parametersa Mean 25.1212 31.8125 20.5278

Std. Deviation 1.11825E1 9.07473 9.85172

Most Extreme Differences Absolute .111 .126 .195

Positive .066 .117 .195

Negative -.111 -.126 -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .640 .716 1.172

Asymp. Sig. (2-tailed) .808 .685 .128

a. Test distribution is Normal.

OUTPUT SPSS UJI HOMOGENITAS SKOR GAIN

Test of Homogeneity of Variances

SKOR_GAIN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.547 2 98 .580

OUTPUT SPSS ANALISIS VARIANS SKOR GAIN

ANOVA

SKOR_GAIN

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 2168.796 2 1084.398 10.679 .000

Within Groups 9951.362 98 101.545

Total 12120.158 100

167

OUTPUT SPSS UJI PEMBANDINGAN GANDA SCHEFFE

Multiple Comparisons

SKOR_GAIN

Scheffe

(I)

KELAS

(J)

KELAS

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

VII A VII B -6.69129* 2.50007 .032 -12.9056 -.4770

VII C 4.59343 2.42854 .173 -1.4430 10.6299

VII B VII A 6.69129* 2.50007 .032 .4770 12.9056

VII C 11.28472* 2.44825 .000 5.1992 17.3702

VII C VII A -4.59343 2.42854 .173 -10.6299 1.4430

VII B -11.28472* 2.44825 .000 -17.3702 -5.1992

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

168

Lampiran 28

Lain-lain

� Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

� Surat-surat


Recommended