+ All Categories
Home > Documents > PERIKANAN AIR LAUT.doc

PERIKANAN AIR LAUT.doc

Date post: 29-Dec-2015
Category:
Upload: miura
View: 122 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
Description:
perikanan laut
48
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BAHAN BAKU HASIL PERIKANAN SUMBERDAYA PERIKANAN AIR LAUT Oleh: Kelompok II Dicha Fusva Hildianti (05111006003) Ricky Setyo Aditomo (05111006013) Tri Mendra Manullang (05111006031) Ni Made Pratiwi (05111006038) Husni Mahfuz (05101006014)
Transcript
Page 1: PERIKANAN AIR LAUT.doc

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BAHAN BAKU HASIL PERIKANAN

SUMBERDAYA PERIKANAN AIR LAUT

Oleh: Kelompok II

Dicha Fusva Hildianti (05111006003)Ricky Setyo Aditomo (05111006013)Tri Mendra Manullang (05111006031)Ni Made Pratiwi (05111006038)Husni Mahfuz (05101006014)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA2012

Page 2: PERIKANAN AIR LAUT.doc

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumberdaya dapat pulih terdiri dari ikan dan vegetasi lainnya. Namun

yang menjadi primadona kita selama ini adalah pada sebatas ikan konsumsi

seperti ikan pelagis, ikan demersal, ikan karang, udang dan cumi-cumi.

Sedangkan untuk vegetasinya adalah terumbu karang, padang lamun, rumput laut,

dan hutan mangrove. Sumberdaya perikanan laut sebagai sumberdaya yang dapat

pulih sering kita salah tafsirkan sebagai sumberdaya yang dapat eksploitasi secara

terus menerus tanpa batas. Potensi sumberdaya perikanan laut di Indonesia terdiri

dari sumberdaya perikanan pelagis besar dengan potensi produksi sebesar 451.830

ton/tahun dan pelagis kecil sebesar 2.423.000 ton/tahun sedangkan sumberdaya

perikanan demersal memiliki potensi produksi sebesar 3.163.630 ton/tahun, udang

sebesar 100.728 ton/tahun, ikan karang dengan potensi produksi sebesar 80.082

ton/tahun dan cumi-cumi sebesar 328.968 ton/tahun. Dengan demikian potensi

lestari sumberdaya perikanan laut dengan tingkat pemanfaatan baru sekitar 48%

dari laut (Ditjen Perikanan, 1990).

Menurut organisasi Pangan dan Pertanian Sedunia (FAO), hasil perairan

dikelompokkan menjadi tujuh kelompok yaitu :

1. Ikan darat dan diadromus

2. Ikan laut

3. Krustasea, moluska dan avertebrata lainnya

4. Paus

5. Anjing laut (seats) dan berbagai mamalia perairan

6. Berbagai binatang air (penyu, kura-kura, kodok, buaya) dan residu (mutiara,

lokan, spons, koral)

7. Tumbuhan air, ganggang air, rumput laut dan lain-lain

Sumberdaya perikanan laut Indonesia dihasilkan dari wilayah perairan laut yang

meliputi daerah pantai dan laut lepas. Ikan yang dihasilkan dari laut umumnya

Page 3: PERIKANAN AIR LAUT.doc

memiliki daging putih yang keduanya dibedakan karena kadar lemak dan

pigmennya (mioglobin).

Berdasarkan tempat hidupnya dilaut yang dibagi secara vertikal,

sumberdaya perikanan dilaut dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :

a. Sumberdaya perikanan domersal yang hidup didasar atau dekat dengan

permukaan dasar perairan/laut yang disebabkan iakn domersal

b. Sumberdaya perikanan yang hidup diperairan lepas dasar/lapisan perairan

antara dasar dan permukaan (kolong laut) yang disebut ikan pelagis

c. Sumberdya perikanan karang yang umumnya dihuni oleh ikan-ikan dengan

warna dan bentuk tubuh yang menarik

d. Sumberdaya perikanan udang yang umumnya didapat disekitar pantai baik

ditambak maupun dihutan bakau.

Indonesia adalah negara kepulauan, dimana terdiri dari 17.508 pulau,

dengan garis pantai sekitar 81.000 km. Indonesia memiliki luas wilayah lautan

sekitar 5,8 juta km2 atau sekitar 70% dari luas total teritorial Indonesia. Dengan

potensi fisik ini, tentunya kita harus berbangga atas potensi ini, serta mampu

mengelolanya dengan baik (Ditjen Perikanan, 1990).

Laut kita memiliki karakteristik yang sangat spesifik. Dikatakan spesifik,

karena memiliki keanekaragaman biota laut (ikan dan vegetasi laut) dan potensi

lainnya seperti kandungan bahan mineral. Dalam definisi undang-undang no 31

tahun 2004 tentang perikanan, dikatakan bahwa ikan adalah segala jenis

organisme yang seluruh atau sebagian hidupnya berada dalam lingkungan

perairan. Sumberdaya perikanan merupakan hasil kekayaan laut yang memiliki

potensi besar untuk menambah devisa negara. Potensi pembangunan pesisir dan

lautan kita terbagi dalam tiga kelompok yaitu, sumberdaya dapat pulih (renewable

recorces), sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable recorces) dalam hal ini

mineral dan bahan tambang, jasa-jasa lingkungan (environmental service).

Sayangnya ketiga potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu,

akan menarik kiranya bila kita membeberkan ketiga kelompok potensi kelautan

kita sekarang ini (Soesanto, 1987).

Page 4: PERIKANAN AIR LAUT.doc

Sementara itu, potensi vegetasi biota laut juga sangat besar. Salah satunya

adalah terumbu karang. Dimana terumbu karang ini memilki fungsi yang sangat

strategis bagi kelangsungan hidup ekosistem laut yakni fungsi ekologis yaitu

sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan,

tempat bermain dan asuhan berbagai biota. Terumbu karang juga menghasilkan

produk yang memiliki nilai ekonomis penting seperti berbagai jenis ikan karang,

udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara. Potensi lestari sumberdaya ikan

pada terumbu karang di perairan Indonesia diperkirakan sebesar 80.802

ton/km2/tahun, dengan luas total terumbu karang 50.000 km2. Vegetasi lainnya

adalah rumput laut. Rumput laut memiliki potensi lahan untuk budidaya sekitar

26.700 ha dengan kemampuan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahunnya

disana (Soesanto, 1987).

Di samping potensi sumberdaya dapat pulih (renewable recources),

wilayah pesisir dan laut kita juga memiliki potensi sumberdaya tak terbaharukan

(non-renewable recources). Potensi ini meliputi mineral dan bahan tambang

diantaranya berupa minyak, gas, batu bara, emas, timah, nikel, bauksit dan juga

granit, kapur dan pasir. Potensi lain yang tidak kalah pentingnya lagi adalah

kawasan pesisir dan laut kita sangat potensial untuk pengelolaan jasa lingkungan

(environmental service) yang dimaksud dengan jasa lingkungan adalah

pemanfaatan kawasan pesisir dan lautan sebagai sarana rekreasi dan pariwisata,

media transportasi dan komunikasi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan

keamanan, kawasan perlindungan dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi

ekologis lainnya. Potensi lain yang juga belum tergarap adalah pemanfaatan

wilayah pesisir dan laut sebagai penghasil daya energi, belum dimanfaatkan

secara optimal Sumberdaya ikan (Soesanto, 1987).

Merupakan milik bersama (common resources), sehingga dalam

pengelolaannya tidak dapat dimilki secara perorangan, hal ini menyebabkan

semua lapisan masyarakat berhak untuk memanfaatkan dan dapat menimbulkan

berbagai macam persaingan antar pelaku, baik antar nelayan dengan nelayan,

antar nelayan dengan pengusaha, antar pengusaha dengan pengusaha yang

pesaingnya begitu ketat dan sulit ntuk dikendalikan. Sampai tahun 1999, potensi

Page 5: PERIKANAN AIR LAUT.doc

pemanfaatan sumberdaya ikan yang disebutkan diatas baru dapat dimanfaatkan

sebesar 76% dengan tingkat produksi sebesar 3,82 juta ton (Soesanto, 1987).

Seiring dengan pertumbuhan penduduk maka perlu pemanfaatan yang

optimal baik dari masyarakat maupun pemerintah untuk menjadikan sumberdaya

perikanan menjadi sumberdaya pangan yang utama. Sumber perikanan

mengandung sumber protein yang sangat tinggi khusunya protein hewani, tetapi

akibat kurangnya keinginan masyarakat kita untuk mengkonsumsi ikan, maka

banyak warga negara kita yang mengalami kekurangan gizi, padahal apabila

masyarakat kita dengan giatnya memakan ikan bukan tidak mungkin masyarakat

kita akan sehat dan juga memungkinkan untuk memajukan kehidupan dari

nelayan kita, kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan (Soesanto, 1987).

B.Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. mahasiswa mengetahui bagian-bagian tubuh ikan dan berat masing-masing

bagian tubuh tersebut.

2. mahasiswa mengetahui berat daging yang dapat dimakan (edible flesh)

beberapa jenis ikan laut.

3. mahasiswa mampu membedakan daging merah dan daging putih serta

mengetahui besar bagian kedua jenis daging tersebut.

4. mahasiswa mengetahui manfaat yang dapat diambil dari cangkang daging

serta zat yang terkandung di dalamnya.

Page 6: PERIKANAN AIR LAUT.doc

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kembung Betina (Restrelliger neglectus)

Sistematika ikan kembung betina (Restrelliger neglectus ) menurut Seanin

(1968) adalah sebagai berikut :

phylum : Chordata

class : Pisces

family : Scombidae

genus : Restrelliger

species : Restrelliger neglectus

Ikan kembung merupakan salah satu komponen perikanan pelagik yang

terdapat di Ujung Pandang. Ikan kembung terdiri dari tiga jenis yakni ikan

kembung betina (Restrelliger neglectus), ikan kembung jantan (Restrelliger

kanagurta), serta (Restrelliger branchysoma). Di antara ketiga jenis ikan

kembung tersebut hanya ikan kembung betina (Restrelliger neglectus), ikan

kembung jantan (Restrelliger kanagurta) yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan

kembung betina (Restrelliger neglectus), ikan kembung jantan (Restrelliger

kanagurta) banyak ditemukan di Pulau Konigarong, Selat Makassar, tetapi

terdapat juga di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Laut Jawa, Selat Selatan

serta di Laut Arafuru (Soesanto, 1987).

Ikan kembung betina ini merupakan jenis ikan pelagis dan memiliki warna

biru kehijauan pada bagian atas dan putih perak pada bagian bawahnya. Ikan

kembung betina ini dijual di pasaran pada harga yang sedang. Biasanya ikan

kembung betina ini dijual dalam berbagai jenis yaitu dipasarkan dalam bentuk

segar, bentuk setengah asin, bentuk asin dan yang telah menjadi laukpun

merupakan ikan kembung betina yang gurih dan dagingnya terasa empuk

(Soesanto, 1987).

Page 7: PERIKANAN AIR LAUT.doc

B.Ikan Sarden (Sardinella lemuru)

Sistematika ikan sarden (Sardinella lemuru) menurut Seanin (1968) adalah

sebagai berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

class : Pisces

sub class : Teleostei

ordo : Malacopterygixi

family : Clupeidal

genus : Sardinella

species : Sardinella lemuru

Ikan ini mampu bertahan hingga kedalaman lebih dari 1.000 meter. Ikan

ini cocok digunakan sebagai makanan dihidangkan dengan saus cabe atau saus

tomat. Beberapa spesies mackerel yang lebih besar, seperti mackerel sirip biru

(bluefin mackerel), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan

aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih

dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Sarden adalah ikan yang

memiliki nilai komersial sedang. Sarden merupakan ikan laut yang terdiri dari

beberapa spesies dari famili Clupeidae. Ikan sarden biasanya hidup berkelompok,

kelompoknya mencapai ratusan sehingga memudahkan mangsa untuk

menyantapnya (Soesanto, 1987).

Ikan sarden memiliki warna tubuh yang unik yakni tubuhnya berwarna

biru kehijauan pada bagian atasnya, putih perak pada bagian bawahnya. Ikan ini

terdapat 10 totol-totol gelappada bagian atasa badan, totol-totol ini tidak nyata lagi

setelah lama mati. Bentuk badan memanjang, perut agak bulat dengan sisik duri

(16-18)+(12-14). Awal sirip punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan,

lebih dekat kearah moncong daripada kesirip ekor. Sirip punggung berjari-jari

lemah 15-18, serta sirip duburnya 18-20 (Direktorat Jenderal, 1975).

Page 8: PERIKANAN AIR LAUT.doc

C.Ikan Salem (Elagatis bipinnulatus)

Sistematika ikan Salem (Elagastis bipinnulatus) menurut Seanin (1968)

adalah sebagai berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

class : Pisces

ordo : Pecoidae

family : Caransida

genus : Elagastis

species : Elagastis bipinnulatus

Salem merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai keunikan

tersendiri. Ikan salem sebenarnya menetas di sungai (air tawar), tetapi kemudian

setelah berusia 3 bulan dia pergi dan menghabiskan hidupnya di lautan (air asin).

Terkadang sampai jauh di tengah samudera yang luas. Kira-kira 4 tahun

kemudian, ketika tiba waktunya bertelur dia akan kembali lagi ke sungai tempat

kelahirannya. Ikan jenis yang lain umumnya tidak akan mampu menghadapi

perbedaan air sungai dan air laut. Bahkan ikan air tawar bisa-bisa mati bila

dicemplungkan ke air asin, begitu juga sebaliknya. Tetapi ikan salem tidak. Ikan

salem serasa mempunyai dua rumah yang sama-sama nyaman untuknya.

Kapanpun dia merasa perlu untuk pergi kepada salah satunya, dia tidak menemui

kesulitan. Tidak tersesat tidak juga kebingungan.

Salem memang bisa mengenali/mencium bau sungai tempat kelahirannya,

tetapi bagaimanapun ketika dia berada jauh di tengah-tengah samudera luas, dia

tetap memerlukan pedoman yang bisa dia pakai untuk mengenali arah

muara/pantai dekat sungai kelahirannya itu (Direktorat Jenderal Perikanan; 1999).

ilmuwan kemudian menyimpulkan bahwa ternyata salem menggunakan

satu benda yang merupakan pedoman tertinggi di alam ini, yaitu matahari. Dari

posisi matahari dia bisa menentukan kemana arah sungai tempat kelahirannya

berada. Salem tidak akan salah arah karena selain matahari berada ditempat yang

sangat tinggi (sehingga bisa dilihat baik dari sungai maupun lautan), matahari juga

Page 9: PERIKANAN AIR LAUT.doc

berputar dengan sangat konsistennya. Pagi muncul dari timur, petang tenggelam

di barat. Setiap hari sepanjang tahun. Tak ada seharipun matahari berbalik arah

maupun menolak untuk muncul. Ketika salem ada di sungai, matahari tetap terbit

dari timur dan tenggelam di barat. Ketika salem ada di lautan pun, sama, matahari

juga tetap terbit dari timur dan tenggelam di barat pada setiap perairan laut

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

D. Ikan Tongkol (Auxis thazard)

Sistematika ikan tongkol (Auxis thazard) menurut Seanin (1968) adalah

sebagai berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

class : Pisces

ordo : Percomorphi

family : Scombridae

genus : Auxis

species : Auxis thazard

Ikan tongkol yang tergolong famili scombroidae, jika dibiarkan pada suhu

kamar, maka segera akan terjadi proses penurunan mutu, menjadi tidak segar lagi

dan jika ikan tongkol ini dikonsumsi akan menimbulkan keracunan. Keracunan ini

disebabkan oleh kontaminasi bakteri pathogen seperti Escherichia coli,

Salmonella, Vibrio cholerae, Enterobacteriacea dan lain-lain. Salah satu jenis

keracunan yang sering terjadi pada ikan tongkol adalah keracunan histamin

(scombroid fish poisoning) karena ikan jenis ini mengandung asam amino histidin

yang dikontaminasi oleh bakteri dengan mengeluarkan enzim histidin

dekarboksilase sehingga menghasilkan histamin. Bakteri ini banyak terdapat pada

anggota tubuh manusia yang tidak higienis, kotoran/tinja, isi perut ikan serta

peralatan yang tidak bersih (Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

Ikan tongkol (Auxis thazard) memiliki warna pada bagian atas berwarna

hitam kebiruan, sedanghkan pada bagian bawahnya berwarna putih perak.

Page 10: PERIKANAN AIR LAUT.doc

Terdapat ban-ban hitam pada bagian tubuhnya, serong, menggelombang bagian

atas rusak. Sirip-sirip perut, dada gelap keunguan. Ikan tongkol termasuk ikan

yang buas, predator dan panjangnya dapat mencapai 50 cm tetapi pada umumnya

berkisar 25-40 cm. Memiliki badan yang memanjang, bulat, kaku seperti cerutu.

Termasuk tuna kecil, dua sirip punggung, sirip punggung pertama berjari-jari 10

sedangkan jari-jari kedua merupakan jari-jari keras 11 pada setiap ikan tongkol

tersebut (Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

E. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Sistematika ikan bandeng (Chanos chanos) menurut Sanin (1968) adalah

sebagai berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

ordo : Gonorynchifores

family : Chinidae

genus : Chanos

species : Chanos chanos

Ikan bandeng merupakan satu-satunya species yang ada dalam familia

Chanidae (kurang lebih sebanyak tujuh species telah puna dalam genus tambahan

dilaporkan pernah ada). Bandeng merupakan sebuah ikan yang merupakan

makanan penting di Asia Tenggara. Ikan bandeng dijual di pasaran dalam bentuk

segar, dalam bentuk asin, setengah asin dan lain-lain. Ikan bandeng ini juga

merupakan ikan yang memiliki harga jual yang sedang dan mudah ditemukan di

pasaran. Penyebaran ikan bandeng ini tersebar di seluruh daerah pantai, seluruh

bagian dari perairan Pasifik, serta lepas pantai terutama di perairan Indonesia

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

Ikan bandeng cenderung bergerombol, hal ini bertujuan untuk agar mereka

terhindar dari serangan musuh yang ingin memangsa mereka dan ikan-ikan

bandeng yang bergerombol ini dapat saling melindungi satu sama lain pada saat

Page 11: PERIKANAN AIR LAUT.doc

terjadinya serangan. Ikan Bandeng hidup di Samudera Hindia dan kemudian dapat

menyeberangi Samudera Pasifik, mereka cenderung bnergerombol di pesisir

pantai di pulau-pulau dengan koral. Panjang ukurannya dapat mencapau 90 cm

tetapi umumnya panjang tubuhnya mencapai 30-50cm. Benih-benih ikan bandeng

yang hidup di laut antara dua sampai tiga minggu, lalu berpindah kerawa-rawa,

bakau daerah muara dan kadang di danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut

setelah berkembang biak dan sudah dewasa utuk mencari makan disana

(Direktorat Perikanan, 1975).

G. Ikan Pisang-pisang ( Caesio chrysozona )

Sistematika ikan pisang-pisang (Caesio chrysozona) menurut Saenin

(1968) adalah:

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

sub phylum : Avertebrata

class : Pisces

sub class : Teleostei

Ordo : Percomorphi

sub ordo : Percoidae

familli : Lutjanidae

genus : Caeasio

spesies : Caesio chrysozona

Tergolong ikan pelagis, karang. Penangkapan dengan muroami, soma

malalugis, jaring klotok, kandang-kandang masuk bubu. Dipasarkan dalam bentuk

segar, asin kering. Harga sedang, badan memanjang, lansing, gepeng. Sisik-sisik

kecil, etenoid. Dahi dan penutup insang bersisik. Mulut kecil, dapat disembulkan.

Sirip punggung berjari-jari kelas 10, dan 14-15 lemah. Sirip dubur berjari-jari

keras 3, dan tapisan insang 25. sisik-sisik pada garis rusuk 67-77. Sisik-sisik di

atas dan bawah gurat sisi tersusun horizontal. Pangkalan sirip punggung dan

dubur hampir setengahnya tertutup sisik. Termasuk ikan buas, makananya

Page 12: PERIKANAN AIR LAUT.doc

inverteberata yang hidup bergelombol didaerah pantai, karang. Dapat mencapai

panjang 20 cm, umunya 15 cm (Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

H. Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis)

Sistematika ikan selar kuning (Caranx leptolepis) adalah sebagai berikut :

phylum : Chordata

sub phylum : Avertebrata

class : Pisces

ordo : Percomorphy

family : Carangidae

genus : Caranx

spesies : Caranx leptolepis

Ikan ini memiliki bentuk yang memanjang, memiliki mata yang besar.

Terdapat dua duri di muka sirip dubur. Terdapat scute di bagian ekor. Sirip dada

berbentuk runcing ke ujungnya seperti bulan sabit. Memiliki warna yang kehijau-

hijauan di punggung dan putih keperak-perakan di bagian bawah. Ikan ini hidup

di perairan Pasifik. Ikan ini memiliki kemampuan renang yang cepat. Ikan ini

dipasarkan dalam bentuk segar, yang dimiliki harga ekonomi yang bagus

(Direktorat Jenderal Perikanan; 1999).

Ikan selar kuning selain mempunyai sirip tambahan dari sirip dubur dan

sirip punggung bagian belakangnya, juga mempunyai tanda khas yang merupakan

sisik besar,dan berduri pada gurat sisinya, melebar ke atas dan ke bawah badan.

Ikan ini didapat jauh ketengah-tengah lautan, tetapi anak-anaknya sering terdapat

di muara-muara sungai yang besar. Panjang tubuh ikan ini mencapai 40 cm lebih.

Ikan seperti ini terdapat di seluruh daerah perairan laut Indonesia-pasifik

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

Ikan selar kuning (Caranx leptolepis) termasuk dalam ordo: percomorphi,

familiy: carangidae, genus: caranx dan spesies: Caranx leptolepis. Mempunyai

bentuk tubuh seperti torpedo, sirip ekor bercagak, habitat di laut. Ada dua jenis

ikan selar yang dominan tertangkap di perairan Indonesia, yaitu selar kuning

Page 13: PERIKANAN AIR LAUT.doc

(Caranx leptolepis) dan selar bentong (Caranx crumenophthalmus). Mempunyai

bentuk badan agak lebar dan memanjang, matanya besar, terdapat dua duri di

muka sirip dubur. Pada bagian ekor terdapat scute, sirip dada berbentuk

meruncing ke ujungnya seperti bulan sabit. Berwarna biru kehijau-hijauan pada

bagian punggung dan putih keperak-perakan di bagian perut. Sebagian

mempunyai garis sisi yang berwarna kuning yang dimulai dari belakang mata

sampai ke ujung ekor. Daerah penyebaran ikan selar terdapat hampir di seluruh

perairan Indonesia (Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

I. Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni)

Sistematika ikan tenggiri (Scomberomorus commersoni) adalah sebagai

berikut :

kingdom : Animalia

filum : Chordata

class : Pisces

sub class : Scombriformes

ordo : Scombridea

famili : Scombridae

genus : Scomberomorusd

spesies : Scomberomorus commersoni

Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu jenis ikan yang

banyak terdapat di Propinsi Riau dari hasil utama bagi para nelayan. Secara fisik

ikan tenggiri mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging

putih (terang), sedangkan secara kimia daging merah banyak mengandung lemak,

glikogen dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein. Tenggiri

laki, tenggiri fajar, atau wahoo (Acanthocybium solandri) adalah ikan dari suku

Scombridae yang ditemukan di lautan tropis dan subtropis. Karena kecepatan dan

kualitas dagingnya yang tinggi membuat ikan ini dijadikan hadiah permainan

memancing. Di Hawaii, ikan ini dikenal sebagai ono, sedangkan di Karibia dan

Amerika Tengah ikan ini dipanggil peto (Direktorat Jenderal Perikanan; 1975).

Page 14: PERIKANAN AIR LAUT.doc

Tubuhnya tertutupi oleh sisik kecil dan tipis, punggungnya berwarna

hijau-kebiruan, sisik berwarna perak, dengan pola garis-garis berwarna biru gelap,

warnanya akan semakin pudar ketika mati. Ikan ini bermulut besar, dan taring di

bagian bawah dan atas mulutnya terlihat lebih tajam daripada taring ikan mackerel

Spanyol. Tengiri laki adalah ikan yang menghuni perairan tropika dan subtropika

Indo-Pasifik. Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang

mempunyai bentuk memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali

sisik-sisik pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknya

berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-jari keras yang lemah sebanyak

16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari

lunak. Sirip dubur sama besarnya dengan sirip punggung yang belakang, dan di

sebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah, sama

seperti pada sirip punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua

ujung sirip-siripnya yang panjang. Mulutnya lebar, rahang atas dan rahang bawah

begerigi tajam dan kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya

kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut berwarna seperti perak. Jenis ikan ini

tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya dapat sampai 150 cm

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

Ikan ini termasuk ikan perenang tercepat dan juga termasuk ikan buas,

predator dan karnivor. Penyebarannya terdapat di Laut Merah, dekat pantai Timur

Afrika, laut-laut India, Malaysia, Indonesia dan sekitarnya yang banyak disukai

orang-orang dan di pasar selain dijual segar banyak jua yang diasin dan dipindang

bahkan ada yang dibuat empek-empek dan kerupuk karena dagingnya yang begitu

halus dan gurih (Direktorat Jenderal Perikanan, 1975).

J. Ikan Ekor Kuning (Lutjanus chrysurus)

Sistematika ikan ekor kuning (Lutjanus chrysurus) adalah sebagai berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

sub phylum : Vertebrata

Page 15: PERIKANAN AIR LAUT.doc

class : Teleostei

sub Class : Actinopterygii

ordo : Perciformes

genus : Lutjanus

species : Lutjanus chrysurus

Tubuh yang berukuran besar, berbentuk fusiform (torpedo), sedikit

kompres dari sisi ke sisi. Jari-jari insang 26-34 pada lengkuangan pertama.

Memiliki dua sirip dorsal/punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah

oleh celah yang kecil dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan

(finlet) 8-10 finlet dibelakang sirip punggung dan sirip anal 7-10 finlets. Memiliki

sisip pelvik yang kecil. Pada spesimen yang berukuran besar memiliki sirip dorsal

kedua dan sirip anal yang sangat panjang, mencapai lebih dari 20% panjang cagak

sirip pektoralnya cukup panjang, biasanya lebih dari panjang sirip dorsal kedua

biasanya 22-31% dari panjang fork. Sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan

jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Sirip ekornya berbentuk

sangat ramping dan terdiri dari 3 keel. Tubuhnya tertutup oleh sisik yang sangat

kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya. Sisik

berukuran besar kadang berkembang namun jarang nampak. Tanda sisik yang

berukuran besar membentuk semacam lingkaran di sekeliling tubuh pada bagian

belakang kepala, dan kemudian berkurang di bagian belakang sirip dorsal kedua.

Ikan ekor kuning berwarna biru tua gelap pada sisi belakang dan di atas tubuhnya

dengan perut kuning atau silver (Sanin, 1968).

K. Ikan kembung jantan (Restrellinger kanagurta)

Sistematika ikan kembung jantan (Restrelliger kanagurta) adalah sebagai

berikut

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

class : Pisces

ordo : Perchomorphi

Page 16: PERIKANAN AIR LAUT.doc

famili : Scombridae

genus : Restrelliger

spesies : Restrelliger kanagurta

Ikan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu jenis

ikan Indonesia yang dipakai sebagai bahan pangan semata. Mengingat produksi

perikanan yang sangat besar, maka penelitian untuk pemanfaatannya perlu

dilakukan. Ikan kembung yang tertangkap di perairan Indonesia rata-rata terdiri

atas dua spesies, yaitu kembung betina (Rastrelliger negletus) dan kembung

jantan (Rastrelliger kanagurta). Kedua ikan kembung tersebut mempunyai sifat

dan ciri-ciri yang berbeda. Kedua ikan kembung tersebut termasuk dalam famili

Scombridae, yaitu jenis ikan yang suka hidup bergerombol. Ikan kembung

merupakan ikan pelagis yang memakan plankton halus. Badan tidak begitu

langsing, tetapi pendek dan gepeng. Tubuh bagian atas berwarna kehijauan dan

putih perak pada bagian bawah, terdapat totol-totol hitam pada bagian punggung,

sirip punggung pertama kuning keabuan dengan pinggiran gelap. Perut dan sirip

dada berwarna kuning maya gelap dan sirip lainnya berwarna kekuningan. Ikan

kembung ini memiliki finlet berjumlah 5-7, ukuran tubuhnya mencapai 15-30 cm.

Ikan kembung biasanya hidup lebih mendekati pantai dan membentuk

gerombolan besar. Daerah penyebarannya di perairan pantai Indonesia dengan

konsentrasi terbesar di Kalimantan, Sumatera Barat, Laut Jawa dan Selat Malaka

di Indonesia (Sanin, 1968).

Ikan kembung cenderung berenang mendekati permukaan air pada waktu

malam hari dan pada siang hari turun ke lapisan yang lebih dalam. Gerakan

vertikal ini dipengaruhi oleh gerakan harian plankton dan mengikuti perubahan

suhu, faktor hidrografis dan salinitas. Umumnya sifat dari ikan kembung adalah

termasuk ikan pelagis yang daerahnya penyebarannya luas, selalu hidup

bergerombol, dapat berenang dengan cepat yang ditandai dengan bentuk, tubuh

yang stream line dan menyukai makanan berupa ikan-ikan kecil/plankton hewani

reproduksinya adalah ovoparus yaitu telur dibuahi di luar tubuh ikan dan telurnya

bersifat planktonis (Sanin, 1968).

Page 17: PERIKANAN AIR LAUT.doc

Ikan kembung (Rastreliger sp) ikan ini adalah ikan laut pelagik (hidup di

kolom dan permukaan laut). Bentuk ikan laut ini streamline atau pipih memanjang

seperti torpedo. Sehingga dengan bentuk yang hydrodinamis ini menjadikan

kembung sebagai kategori ikan yang berenang cepat (Sanin, 1968).

Dalam tasoknomi mengklasifikasikan ikan kembung jantan (Rastrelliger

kanagurta) sebagai Ordo Scombriformes, famili Scombridae, genus Rastrelliger ,

dan spesiesnya adalah (Rastrelliger kanagurta) . Ikan kembung jantan tergolong

ikan pelagik yang menghendaki perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan ini suka

hidup secara bergerombol, kebiasaan makanan adalah memakan plankton

besar/kasar, Copepode atau Crustacea (Sanin, 1968).

Ikan kembung jantan (Rasterliger kanagurta) termasuk ke dalam kelas

condrichthyes yang memiliki rahang, tubuh bilateral simetris, mulutnya terminal,

dan memiliki tutup insang, Ikan kembung jantan (Rasterliger kanagurta) juga

memiliki liniea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah

(dirhinous), bersisik dan tidak memiliki sungut. Ikan kembung jantan (Rasterliger

kanagurta) juga memiliki sirip punggung, sirip perut, pectoralis, sirip anal dan

sirip ekor bercagak (Sanin, 1968).

L. Ikan kakap merah (Lutjanus campechanus)

Sistematika ikan kakap merah (Lutjanus campechanus) adalah sebagai

berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

class : Actinopterygii

ordo : Perciformes

family : Lutjanidae

genus : Lutjanus

species : L. campechanus

Adapun cirri-ciri ikan kakap merah ini adalah Badan memanjang melebar,

gepeng kepala cembung, bagian bawah penutup insang bergerigi. Gigi-gigi pada

Page 18: PERIKANAN AIR LAUT.doc

rahang tersusun dalam ban-ban, ada gigi taring pada bagian terluar rahang atas,

sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3

lemah 8-9, termasuk ikan buas, makannya ikan kecil dan invertebrata dasar laut.

Dapat tumbuh mencapai panjang 45-50 Cm. Warna bagian atas kemerahan/merah

ke-kuningan, di bagian bawah merah ke-putihan. Garis-garis kuning kecil

diselingi warna merah pada bagian punggung di atas garis rusuk. Ikan ini

menghuni perairan tropis maupun subtropis, walau tiga dari genus Lutjanus

diketahui ada yang hidup di air tawar. Bahkan juvenil beberapa spesies dari genus

ini lainnya seringkali dijumpai pada hutan-hutan bakau yang ada perairan payau.

Tidak jarang pula juvenil-juvenil dari spesies yang bersangkutan ditemukan pada

batang-batang sungai yang bermuara pada hutan bakau tersebut (Sanin, 1968).

Biasanya jika di sekitar dasar perairan berupa lumpur (tampak campuran

warna merah, kuning , hijau dan biru) terdapat struktur karang (warna dominan

merah), biasanya merupakan lokasi mancing potensial. Jika anda menemukan ciri-

ciri lokasi terdapat struktur karang, di sekitar lumpur yang bentuknya menyerupai

kerucut terbalik, atau oleh mania mancing disebut dengan nama tandes buntut,

maka biasanya yang menghuni adalah ikan kakap merah berukuran besar dengan

bobot 5 kg-8 kg, namun jumlahnya kurang dari 10 ekor. Paling mudah

menemukan lokasi kakap adalah di rumpon atau kapal tenggelam. Jika rumpon

terawat bagus, bisa terisi oleh ratusan kakap merah ukuran 2-4 kg (Sanin, 1968)

M. Ikan Mata sebelah (Psettodes erumeri)

Sistematika Ikan sebelah (Psettodes erumeri) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Chordata

Ordo : Heterosomata

Famili : Psettodidae

Genus : Psettodes

Spesies : Psettodes erumeri

Ini hidup di dasar air, baik air tawar atau air asin. Ikan sebelah banyak

menghabiskan waktu di dasar laut sambil menunggu mangsanya. Begitu mangsa

lewat, ia akan segera menangkap menelannya. Hebatnya , ikan ini biasa

Page 19: PERIKANAN AIR LAUT.doc

menyamakan warna tubuhnya dengan di keadaan sekelilingnya. Dengan itu

penyamaran menjadi lebih sempurna. Ikan yang termasuk jenis ini di antaranya

adalah ikan flounder, limanda dan halibin. Yang juga termasuk di wilayah sekitar

pesisir Indonesia yang juga banyak kita temui ditempat tersebut.

Salah satu jenis ikan sebelah yang memiliki tubuh besar adalah halibut. Panjang

ikan ini bisa mencapai 2,7 meter dengan berat 270 kilogram.Tubuhnya agak

memanjang, rahangnya simetris dan sisiknya licin. Halibut hidup dengan

memansa hewan laut seperti cimi-cumi, udang dan kepiting. Jika dibandingkan

dengan ikan sebelah yang lain. Halibut tergolung memiliki ukuran “raksasa”

(Sanin, 1968).

N. Ikan Bilis (Engraulidae)

Sistematika Ikan Bilis (Engraulidae) menurut Sanin 1968 adalah sebagai

berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygi

Ordo : Clupeiformes

Famili : Engraulidae Genera

Genus : Engraulidae

Spesies : Engraulidae Genera

Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota

keluarga Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh

perak kehijauan atau kebiruan. Walaupun anggota Engraulidaei ada yang

memiliki panjang maksimum 23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan

dengan panjang maksimum 5 cm. Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil

dan tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama ikan teri ialah plankton

(Sanin, 1968).

Di kawasan sekitar Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, ikan teri biasa

diogoreng dan dihidangkan dengan sambal bersama-sama nasi hangat atau nasi

lemak. Ikan ini juga dihaluskan berbentuk tepung. Di Vietnam, saus ikan nước

Page 20: PERIKANAN AIR LAUT.doc

mắm - simbol tidak resmi negara itu - dibuat dengan bahan utama ikan teri di

Indonesia (Sanin, 1968).

O. Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus)

Sistematika ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Family : Carangidae

Genus : Gnathanodon

Species : Gnathanodon speciosus

Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus) atau yang lebih dikenal dengan nama

blue fin treavllyu, termasuk ikan dasar dari golongan predator. Sejatinya si Kuwe

adalah ikan perairan berkarang dangkal dan berbatasan dengan laut terbuka. Ikan

kuwe memiliki lingkup “pergaulan” yang unik. Seperti halnya manusia, ikan

kuwe pun gemar bercengkerama dengan teman sebayanya. Habitat ikan kuwe

kecil lebih senang berada di dekat karang. Adapun ikan kuwe besar kebanyakan

menyebar lebih jauh dan sering pula muncul ke permukaan. Beberapa jenis ikan

kuwe, seperti kuwe gerong, kuwe mata besar, kuwe rambut, dan kuwe sirip biru.

Ikan ini bermasuk tangguh dalam mempertahankan hidupnya. Kendati begitu,

perlu beberapa trik untuk memburunya. Para mania mancing menyarankan agar

memburunya tidak secara trolling (Sanin, 1968).

Banyak jenis umpan yang bisa dipakai untuk memancing ikan kuwe.

Seperti bentuong, bandeng, kacang-kacang, cendero, ikan terbang. Bisa juga

cumi-cumi. Bila memakai umpan tyiruan, ada umpan minow, konahead (cumi-

cumian dari plastik), umpan dari plastik lunak (palstic jig). Apabila memakai

umpan ikan hidup, timah bisa juga ditambahi pemberat agar posisinya ada di

bawah permukaan. Untuk pemancing ikan kuwe gerong berukuran besar bisa juga

menggunakan cara kasting dari pantai (surf casting), dari tebing (rock casting),

Page 21: PERIKANAN AIR LAUT.doc

secara koncer (mancing di atas kapal yang jangkarnya dilego dengan memakai

umpan ikan hidup), atau bisa juga mancing di atas kapal yang hanyut oleh arus

(drifting). Ikan kuwe termasuk ikan segala musim. Artinya, bisa dipancing

sepanjang tahun. Meski begitu, kan tersebu terbanyak pada awal musim hujan

seperti November-Maret. Ada beberapa tempat yang konon banyak ikan kuwenya,

seperti Karang Kryoya, Karang Kaimun, Karang berak, dan Karang Susuh yang

berada di Teluk Jakarta. Bisa juga di Tanjungan timur Pulau Sang Hyang di Anyer

Jawa Barat. Jika di Muara binuangeun di Pulau tinjil dan Pulau Deli. Kalau ke

Ujung Kulon Jawa Barat di Daerah Batu Asin dan Tanjung Waton. Jika di

Pelabuhan Ratu di Karang Handap, Karang Bolong, atau Slodong Barat Indonesia

(Sanin, 1968).

Page 22: PERIKANAN AIR LAUT.doc

III. METODOLOGI

A.Waktu dan Tempat

Pada praktikum sumberdaya perikanan laut dilakukan pada hari Selasa

tanggal 28 Maret 2012 dan 06 Maret 2012 pukul 08.00-10.00 WIB, dan tempat

yang digunakan pada praktikum sumberdaya perikanan laut ini dilakukann di

Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan (THI), Fakultas Pertanian Universitas

Sriwijaya Inderalaya.

B. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada praktikum sumberdaya perikanan air laut

ini adalah pisau, alas potong, baskom, timbangan, plastik dan neraca analitik.

Adapun bahan-bahan utama yang digunakan pada praktikum ini adalah

ikan kembung betina, ikan sardin, ikan salem, ikan tongkol, ikan bandeng, ikan

bawal putih, ikan pisang-pisang, ikan selar kuning, ikan tenggiri, ikan ekor

kuning, ikan kembung jantan, dan ikan ayam-ayam.

C. Cara Kerja

1. Ikan dicuci bersih lalu ditimbang untuk mendapatkan berat utuh.

2. Ikan disisiki dan dilakukan penimbangan untuk mendapatkan berat sisik.

kemudian secara bertahap dilakukan pembuangan isi perut dan insang (drawn,

gutted, eviscerated) dan dilakukan penimbangan.

3. Ikan dibuang kepala dan sirip-siripnya (dressed) dan dilakukan penimbangan.

4. Daging ikan dipisahkan dari tulang dan duri (skin on fillet) lalu ditimbang.

Tahap terakhir adalah pemisahan daging dari kulit ikan (skinless fillet).

5.Daging fillet dipisahkan antara daging merah dan daging putih kemudian

masing- masing ditimbang.

Page 23: PERIKANAN AIR LAUT.doc

6.Perhitungan edible flesh dilakukan dengan membandingkan antara berat daging

dengan berat utuh dikalikan 100%.

Page 24: PERIKANAN AIR LAUT.doc

A. Pembahasan

Pada praktikum bahan baku hasil perikanan ini kita menggunakan ikan

yang sedang. Kita bisa mengatakan ikan itu besar apabila panjangnya mencapai

kurang lebih 20 cm, sedangkan ikan yang ukarannya lebih kecil biasanya

mencapai 10 cm. Pada saat pratikum ini kita gunakan ikan yang ukurannya

sedang.

Pada praktikum sumberdaya perikanan laut ini ikan yang diamati adalah ikan

tongkol dan ikan ayam-ayam. Yang dimana ikan tongkol (Auxis trazard) dan ikan

ayam-ayam. Yang dimana ikan tongkol memiliki berat utuh 483,46 gr. Di dapat

daging utuh sebesar 156,55 gr, yang dimana daging utuh ini terdiri dari daging

merah dan daging putih. Daging merah sebesar 78,29 gr sedangkan daging putih

sebesar 156,55 gr. Jumlah daging putih ikan tongkol ini lebuh banyak dari daging

merah sehingga dapat dikatakan ikan tongkol tidak terlalu banyak mengandung

histamine, karena ikan ini lebih banyak mengandung daging putih, sehingga sulit

terjadinya alergi atau keracunan pada ikan itu sendiri.

Pada ikan ayam-ayam memiliki ukuran tubuh utuh sebesar 492,7 gram.

Berbeda halnya dengan ikan tongkol. Ikan ini memiliki ukuran daging putih lebih

besar dari daging merah. Pada ikan pisang-pisang memiliki daging merah sebesar

50,25 gram sedangkan daging putih sebesar 107,60 gram.

Hasil penimbangan yang dilakukan dengan neraca analitik pada setiap ikan

yaitu dimana ikan dicuci bersih lalu ditimbang untuk mendapatkan berat utuh

ikan, yang mana berat utuh ikan tongkol sebesar 483,46 gram sedangkan berat

utuh ikan ayam-ayam yaitu 492,7 gram. Untuk tahap selanjutnya ikan disisiki dan

dilakukan penimbangan untuk mendapatkan berat sisik. Berat sisik ikan tongkol 0

gram sedangkan ikan ayam-ayam mempunyai berat sisik sebesar 16,26 gram,

kemudian scara bertahap dibuang isi perut (guted) dan setelah dibuangi iris

perutnya ternyata 2,16 gram pada ikan tongkol dan 33 pada ikan ayam-ayam. Dan

tahap selanjutnya tahap eviscerated atau pembuangan insang pada ikan tongkol

sebesar 18,07 gram dan ikan ayam-ayam sebesar 9,16 gram. Ikan dibuang kepala

dan sirip-siripnya atau dressed dan dilakukan hal yang sama yaitu ditimbang

Page 25: PERIKANAN AIR LAUT.doc

dengan neraca analitik, pada ikan tongkol 85,59 gram dan ikan ayam-ayam

sebesar 154,59 gram. Daging ikan dipisahkan dari tulang dan duri (skin on fillet)

lalu ditimbang 30,40 gram pada ikan tongkol dan 61,24 gram pada ikan ayam-

ayam, terakhir adalah pemisahan daging dari kulit ikan (skinless fillet).Daging

fillet dipisahkan daging merah dan daging putih kemudian masing-masing

ditimbang daging putih ikan tongkol dan ikan ayam-ayam sebesar 156,55 gram

dan 107,60 dan 78,29 dan 50,25. Dan beart daging merah antara daging msetelah

semuanya selesai selanjutnya kita melakukan perhitungan edible flesh dilakukan

dengan membandingkan antara berat daging dengan berat utuh dikalikan 100%.

Dalam pratikum kali ini sumberdaya perikanan air laut ini, telah dilakukan

selama 2 minggu, kami dapat mengetahui jenis-jenis ikan serta perbedaan

diantaranya yang masing-masing ikan ini memilki bentuk dan berat jenis yang

berbeda dan bisa juga mengetahui ikan mana yang bisa dikonsumsi maupun tidak

dan mengetahui jenis daging merah dan daging putih pada ikan tersebut.

Page 26: PERIKANAN AIR LAUT.doc

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil praktikum sumberdaya

perikanan laut adalah :

1. Edible flesh pada ikan tongkol adalah 234,84 gram(22,76%)

2. Edible flesh pada ikan ayam-ayam adalah 157,85 gram (107,60%)

3. Pada ikan tongkol memiliki daging utuh 483,46 gram, gutted 463,23

gram(95,86%), dressed 5,86 gram(1,212%), skin of fillet 342,65

gram(70,87%), dan skinless fillet 317,326gram(92,60%).

4. Pada ikan ayam-ayam memiliki daging utuh 492,7 gram, gutted 424,48

gram(88,14%), dressed 236,33 gram(47,96%), skin of fillet 280,65

gram(56,96%), dan skinless fillet 245,65gram(87,525%).

5. daging merah yang terdapat pada ikan laut lebih bayak dibandingkan ikan

merah yang terdapat pada ikan air tawar.

B. Saran

Diharapkan agar ketika praktikum ikan yang digunakan adalah ikan yang

masih segar, karena jika memakai ikan yang segar maka bau nya pada

laboratorium tidak terlalu amis.

Page 27: PERIKANAN AIR LAUT.doc

Perhitungan

a. Ikan Tongkol (Auxis thazard)

Diketahui :

Berat utuh : 483,46 gram

Sisik : 0 gram

Sirip : 4,59 gram

Jeroan : 2,16 gram

Insang : 18,07 gram

Kepala : 85,59 gram

Tulang : 30,40 gram

Kulit : 25,33 gram

Daging utuh : 234,84 gram

Daging merah : 78,29 gram

Daging putih : 156,55 gram

Gutted = Berat utuh – (sisik + jeroan +

insang)

= 483,46 gram – (0+2,16+18,07) gram

= 463,23 gram

% Gutted = Gutted x 100%

Utuh

= 463,23 x 100 %

483,46

= 95,86 % Dressed = Berat utuh – (sirip+kepala)

= 95,86 gram – (4,59+85,59) gram

= 5,86 gram

% Dressed = Dressed x 100%

Utuh

= 5,86 x 100 %

483,46

= 1,212 %

Page 28: PERIKANAN AIR LAUT.doc

SOF = Berat utuh –

(sisik+sirip+jeroan+insang+kepala+tulang)

= 483,46 gram – (0+4,59+2,16+18,07+85,59+30,40) gram

= 342,65 gram

% SOF = SOF x 100%

Utuh

= 342,65 x 100 %

483,46

= 70,87 % SLF = SOF - kulit

= 342,65 gram – 25,33gram

= 317,32 gram

% SOF = SLF x 100%

Utuh

= 317,32 x 100 %

342,65

= 92,60 %

Perhitungan

b. Ikan ayam-ayam

Diketahui :

Berat utuh : 492,7 gram

Sisik : 16,26 gram

Sirip : 6,40 gram

Jeroan : 33 gram

Insang : 9,16 gram

Kepala : 154,59 gram

Tulang : 61,24 gram

Kulit : 35,00 gram

Daging utuh : 157,85 gram

Daging merah : 50,25 gram

Page 29: PERIKANAN AIR LAUT.doc

Daging putih : 107,60 gram

Gutted = Berat utuh – (sisik + jeroan +

insang)

= 492,7 gram – (16,26+33+9,16) gram

= 454,28 gram

% Gutted = Gutted x 100%

Utuh

= 434,28 x 100 %

492,7

= 88,14 % Dressed = Berat utuh – (sirip+kepala)

= 88,14 gram – (6,40+159,59) gram

= 236,33 gram

% Dressed = Dressed x 100%

Utuh

= 263,33 x 100 %

492,7

= 47,96 % SOF = Berat utuh –

(sisik+sirip+jeroan+insang+kepala+tulang)

= 492,7 gram – (3,03+6,40+33+9,16+154,59+61,24) gram

= 280,65gram

% SOF = SOF x 100%

Utuh

= 280,65 x 100 %

492,7

= 56,96 % SLF = SOF - kulit

= 280,65 gram – 35,00 gram

= 245,65 gram

% SOF = SLF x 100%

Page 30: PERIKANAN AIR LAUT.doc

Utuh

= 245,65 x 100 %

492,7

= 87,52 %

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perikanan, 1975. Pedoman Pengumpulan Data Statistik. Departemen Pertanian: Jakarta.

Lestari, Susi & Indah Widiastuti, 2003. Penuntun Bahan Baku Hasil Perikanan. Universitas Sriwijaya: Inderalaya.

Moeljanto. 1982. Buku Pedoman Pengenalan Sumber Perikanan Laut. Direktorat Jenderal Perikanan: Departemen Perikanan. Jakarta.

Saanin, 1968. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. Medyatama Sarana Perkasa: Jakarta

Soesanto, 1987. Pedoman Pemanfaatan Gizi Sumberdaya Hayati Laut. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan: Jakarta.

Page 31: PERIKANAN AIR LAUT.doc

LAPORAN TETAPPRAKTIKUM BAHAN BAKU HASIL PERIKANAN

SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT

Oleh:

Kelompok II (Dua)Dicha Fusva Hildianti (05111006003)Ricky Setyo Aditomo (05111006013)Tri Mendra Manullang (05111006031)Ni Made Pratiwi (05111006038)Husni Mahfuz (05101006014)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANANFAKULTAS PERTANIAN

Page 32: PERIKANAN AIR LAUT.doc

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA2012

LAMPIRAN

A. Gambar ikan laut

Ikan Tongkol (Auxis thazard)

keterangan

a. Dorsal

b. Caudal

c. Pectoral

d. Ventrale

Ikan ayam-ayam

keterangan

a. Dorsal

b. Caudal

c. Pectoral

d. Ventrale

Page 33: PERIKANAN AIR LAUT.doc

3.persentase bagian yang dapat dimakan (edible flesh)

Adapun persentase bagian yang dapat dimakan dapat dilihat pada tabel 3, yaitu

sebagai berikut :

tabel 3. persentase bagian yang dapat dimakan (edible flesh)

No nama ikan (lokal, ilmiah)/kelompokEdible flesh

Gram %

1 Ikan Salem (Elagastis bipinulatus) 82,45 62,832 Ikan Tongkol (Auxis thazard) 317,32 92,603 Ikan Selar Kuning (Caranax leptolepis) 2,26 8,304 Ikan Sardin (Sardinella lemuru) 41,02 44,605 Ikan Kembung Jantan (Rastrelliger kanagurta) 82,32 37,96 Ikan Kembung Betina (Rastrelliger neglectus 56,76 42,567 Ikan Kakap Merah (Lutjanus campechanus) 72,71 26,018 Ikan Bilis (Scomberomorus sp) 0,8 319 Ikan Ayam-Ayam(Anthias flewrotonia) 247,65 87,5210 Ikan Tenggiri (Scomberochorus commersoni) 73,93 54,5311 Ikan Sebelah (Bathus ocellatus) 135,77 41,512 Ikan Pisang-Pisang (Caesio chrysozona) 73,93 54,5313 Ikan Bandeng (Chanos-chanos) 206,06 55,7414 Ikan Ekor Kuning (Lutjanus chrysurus) 130,08 50,2715 Ikan kuwe 203,73 35,60

Page 34: PERIKANAN AIR LAUT.doc

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


Recommended