+ All Categories
Home > Documents > periodontitis agresiv3

periodontitis agresiv3

Date post: 03-Jun-2018
Category:
Upload: meutia-hanief
View: 265 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 50

Transcript
  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    1/50

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    2/50

    makrofag dan sel limfoid mun!ul dalam beberapa

    hari.

    1.1.2 Stage II Gingivitis : The Eal! Lesion

    The early lesion berkembang dari initial

    lesion dalam minggu setelah permulaan

    akumulasi plak. %e!ara klinis, early lesion mugkin

    tampak seperti gingivitis awal, yang berkembang

    dari inisial lesion. %eiring berjalannya waktu,

    tanda-tanda klinis eritema dapat terlihat, terutama

    proliferasi kapiler dan peningkatan formasi loop

    kapiler antara rete pegs atau ridges. Perdarahan

    pada pemeriksaan mungkin juga terjadi. 1liran

    !airan gingiva dan jumlah dari leukosit yang

    bertransmigrasi men!apai jumlah maksimum

    antara 2 sampai * hari setelah onset dari gingivitis

    klinik.

    Pemeriksaan mikroskopik gusi

    memperlihatkan infiltrasi leukosit pada jaringan

    ikat dibawah epithelial jun!tion terdiri dari limfosit

    utama ( 345 dengan sel # mayor ), tetapi juga

    membuat beberapa migrasi neutrofil, sepertimakrofag, sel plasma, dan mast sel. %emua

    perubahan terlihat dalam lesi inisial berlanjut ke

    intensitas dengan early lesion. pithelium jun!tion

    menjadi infiltrasi padat dengan neutrofil, seperti

    sulkus ginggiva, dan epithelium jun!tion mulai

    menunjukkan perkembangan rete pegsatau ridges.

    #erdapat peningkatan jumlah destruksi

    kolagen/ 365 kolagen dihan!urkan disekitar

    infiltrasi selular. "elompok serat utama

    mengakibatkan kolagen terlihat berbentuk sirkuler

    dan kumpulan-kumpulan serat dentoginggiva.

    Perubahan pada !iri morfologi pembuluh darah

    juga dapat dilihat.

    Ps yang telah meninggalkan

    pembuluh darah karena respon terhadap stimuli

    kemotaktik dari komponen plak yang berjalan ke

    epithelium, menyebrangi lamina basalis,dan

    ditemukan pada epithelium dan mun!ul di

    daerah poket.. Ps menarik bakteri dan

    terjadi fagositosis. Ps mengeluarkan

    lisosom berhubungan dengan ingesti bakteri.

    7ibroblast menunjukkan perubahan sitotoksik

    dengan penurunan kapasitas produksi kolagen.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    3/50

    1.1." Stage III Gingivitis : The Esta#lishe$

    Lesion

    Established lesion karakteristiknya

    berupa predominan sel plasma dan limfosit $

    dan kemungkinan berhubungan dengan

    pembentukan batas poket gingival ke!il dengan

    poket epithelial. %el $ yang ditemukan dalam

    established lesion predominan oleh

    imunoglobin 8 (9g8) dan 8: (9g8:).

    Pada gingivitis kronis (stage 999), yang

    terjadi * atau : minggu setelah permulaan

    akumulasi plak, pembuluh darah menjadi

    engorgeddan padat, vena kembali dirusak, dan

    aliran darah menjadi lambat. Hasilnya adalah

    ano'emia ginggiva lo!al, yang ditandai dengan

    adanya !orak kebiru-biruan pada gusi yang

    merah. kstravasasi dari sel darah merah

    kedalam jaringan ikat dan terganggunya

    haemoglobin dalam komponen pigmen dapat

    juga memperdalam warna kekronisan inflamasi

    ginggiva. Established lesion dapat dijelaskan

    se!ara klinis selayaknya inflamasi ginggiva

    pada umumnya.

    %e!ara histology, reaksi inflamasi

    kronik dapat diobservasi. $eberapa penelitian

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    4/50

    menunjukkan inflamasi gingival kronik. iri kun!i

    yang membedakan established lesion adalah

    peningkatan jumlah sel plasma. %el plasma

    menyerbu jaringan ikat tidak hanya dibawah

    epithelial jun!tion, tetapi juga jauh didalam

    jaringan ikat, sekitar pembuluh darah, dan antara

    kelompok-kelompok serat kolagen. pithelial

    jun!tion menyingkap ruangan interselular diisi

    dengan debris granular sel, termasuk lisosom

    diperoleh dari neutrofil, limfosit, dan monosit yang

    terganggu. +isosom mengandung asam hidrolase

    yang dapat menghan!urkan komponen jaringan.

    pithelial jun!tion berkembang menjadi rete pegs

    atau ridges yang menonjol dalam jaringan ikat, dan

    lamina basalis dihan!urkan pada beberapa area.

    Pada jaringan ikat, serat kolagen dihan!urkan

    disekitar perembesan dari plasma sel yang inta!t

    dan terganggu.

    Predomonan dari sel plasma menjadi

    karakteristik utama dari established lesion.

    $agaimanapun, beberapa penelitian dari

    eksperimen gingivitis pada manusia telah gagalmendemonstrasikan predominansi sel plasma

    dalam mempengaruhi jaringan ikat, termasuk satu

    penelitian dalam durasi 2 bulan. Peningkatan dari

    proporsi sel plasma diperjelas dengan gingivitis

    yang tahan lama, tetapi waktu untuk perkembangan

    established lesion mungkin melebihi 2 bulan.

    %tage ini terlihat adanya hubungan

    terbalik antara jumlah kelompok kolagen inta!t dan

    jumlah sel-sel inflamasi. 1ktivitas kolagenolitik

    ditingkatkan dalam jaringan gusi yang

    mengalami inflamasi melalui en;im

    kolagenase. "olagenase se!ara normal berada

    pada jaringan gusi dan dihasilkan melalui

    beberapa bakteri oral dan Ps.

    Penelitian menunjukkan bahwa

    inflamasi ginggiva kronik mengalami

    peningkatan level asam dan alkaline fosfat, ntuk lebih jelasnya, akan dibahas pada !hapter *3 dan *?.

    %e!ara mikroskopik, terdapat fibrosis pada gingival dan manifestasi inflamasi yang menyebar

    dan kerusakan jaringan imunopatologi. Pada dasarnya,dalam advan!ed lesion, sel plasma berlanjut

    mendominasi jaringan ikat, dan neutrofil berlanjut mendominasi epithelial jun!tion dan !elah gingival.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    5/50

    8ingivitis akan mengalami progress menjadi periodontitis hanya pada individu yang rentan.

    $agaimanapun, apakah periodontitis dapat terjadi tanpa didahului gingivitis atau tidak, belum diketahui

    saat ini.

    Ta#el Stage of Gingivitis

    %#18 #9

    (&1@%

    $+OO&

    A%%+%

    0>#9O1+

    1&

    %>+>+1B

    P9#+9>

    PB&O9

    1# 9>

    ++

    O++18 +991+

    79&98%

    9. 9nitial

    +esion

    *-C &ilatasi

    vaskular

    9nfiltrasi oleh

    Ps

    Ps "ehilangan

    perivaskular

    1liran !airan

    gingiva

    99. arly lesion C-3 Proliferasi

    vaskular

    %ama seperti

    stage 9/ rete peg

    formation/ area

    atropik

    limfosit "ehilangan

    meningkat

    sekitar

    infiltrasi

    rytema/

    perdarahan

    dalam

    pemeriksaan

    999. stablished

    +esion

    C-* %ama

    seperti

    stage

    99,ditamba

    h stasis

    darah

    %ama seperti

    stage 99,tapi

    tingkatnya lebih

    tinggi

    Plasma sel #erus

    kehilangan

    Perubahan

    warna,

    ukuran,

    tekstur, dll

    1.2 Gam#aan Klinis Gingivitis

    Penelitian gingivitis eksperimental

    memberikan fakta empiris bahwa akumulasi

    biofilm bakteri pada permukaan gigi bersih

    menghasilkan perkembangan proses inflamasi di

    sekitar jaringan gingival. Penelitian juga

    menunjukkan bahwa inflamasi lo!al akan

    berlangsung selama biofilm mikroba berada

    berdekatan dengan jaringan gingiva, dan inflamasi

    mungkin dapat diatasi dengan pembersihan biofilm

    se!ara tepat.

    Pada dasarnya, tanda-tanda klinis

    gingivitis berupa = kemerahan pada jaringan gusi,

    perdarahan , perubahan kontur, dan adanya

    kalkulus atau plak. Pemeriksaan histology pada

    gingival yang mengalami inflamasi menyebabkan

    ulserasi epithelium. 1danya mediator inflamasi

    member efek negative pada fungsi epithelial

    sebagai barrier perlindungan. Perbaikan ulserasi

    pada epithelium ini tergantung pada proliferasi

    atau regenerasi dari aktivitas sel epitel.

    1.2.1 'o(se an$ )(ation

    8ingivitis dapat terjadi dengan onset yang tiba-

    tiba dan durasi pendek dan dapat terasa nyeri.

    8ingivitis akut adalah keadaan nyeri yang

    dating tiba-tiba dan dengan durasi yang

    pendek

    %ubakut gingivitis adalah fase yang sedikit

    lebih parah dari kondisi akut

    Bekuren gingivitis mun!ul kembali setelah

    hilang melalui perawatan atau hilang

    se!ara spontan dan mun!ul kembali.

    "ronik gingivitis datang se!ara lambat,

    memiliki durasi yang panjang, dan tidak

    nyeri jika bukan merupakan komplikasi

    dari akut atau subakut eksaserbasi.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    6/50

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    7/50

    &ua gejala paling awal dalam inflamasi

    gingival, yang mendahului ginggivitis, adalah

    peningkatan produksi !airan ginggiva dan

    perdarahan dari sulkus ginggiva.

    Perdarahan ginggiva memiliki banyak

    variasi dalam tingkat keparahannya dan durasi.

    Perdarahan dalam pemeriksaan mudah dideteksi

    se!ara klinis dan oleh karena itu memiliki arti yang

    sangat besar dalam diagnosis awal dan pen!egahan

    gingivitis yang lebih parah. Hal ini ditunjukkan

    pada perdarahan dalam pemeriksaan terlihat lebih

    awal daripada perubahan warna atau tanda visual

    lainnya dalam inflamasi, lebih jauh lagi, fungsi dari

    perdarahan dibandingkan perubahan warna untuk

    mendiagnosis inflamasi ginggiva awal lebih

    menguntungkan karena perdarahan merupakan

    tanda yang lebih objektif, diperlukan estimasi

    dengan kesubjektifan seke!il mungkin dari

    pemeriksa.

    Pengukuran melalui pemeriksaan

    kedalaman poket terbatas nilainya untuk menaksir

    luas dan tingkat keparahan gingivitis. %ebagai!ontoh, resesi gusi dapat mengakibatkan reduksi

    pada pemeriksaan kedalaman dan menyebabkan

    penaksiran yang tidak akurat pada dtatus

    periodontal. Oleh karena itu, perdarahan pada

    pemeriksaan lebih sering digunakan oleh petugas

    kesehatan dan epidemiologis untuk mengukur hasil

    akhir perawatan.

    Pada dasarnya, perdarahan pada

    pemeriksaan mengindikasikan adanya lesi

    inflamatori pada epitel dan jaringan ikat yang

    memperlihatkan perbedaan histology yang spesifik

    dibandingkan dengan gingiva sehat.

    1.2.".2 Pen$aahan Gingiva Kaena ,a*to

    Lo*al

    7aktor pendukung terjadinya gingivitis

    termasuk bentuk anatomis dan variasi

    perkembangan gigi, karies, frenum pull, fa!tor

    iatrogeni!, gigi yang malposisi, bernafas

    melalui mulut, overhang, gigi tiruan sebagian,

    ketiadaan atta!hed gingival dan resesi.

    Pen$aahan *onis $an #e(lang.

    Penyebab pendarahan gingiva yang paling

    sering adalah inflamasi kronis. Pendarahan

    bersifat kronis atau dapat terulang kembali dan

    didukung oleh trauma mekanis seperti

    penyikatan gigi, atau karena menggigit

    makanan yang keras.

    Pada inflamasi gingiva, dikuti dengan

    pendarahan gingiva yang abnormal, dilatasi

    kapiler serta penyempitan atau ulserasi dari

    epithelium sul!uler. "arena kapiler menjadi

    lebih dekat ke permukaan, epithelium yang

    mengalami degenerasi menjadi kurang

    protektif, stimulus yang luar biasa dapat

    mengakibatkan pe!ahnya pembuluh darah

    kapiler dan pendarahan gingiva.

    Hebat atau ringannya pendarahan

    tergantung dari intensitas inflamasi. %etelahpembuluh darah pe!ah, maka mekanismenya

    adalah hemostatis. &inding pembuluh darah

    berkontraksi, platelet darah menempel pada

    pinggiran dan gumpalan fibrosa dihasilkan

    pada tepi daerah yg mengalami jejas.

    Pendarahan dapat terjadi lagi jika daerah

    tersebut teriritasi.

    Pada kasus periodontitis sedang dan

    lanjut, adanya pendarahan merupakan pertanda

    destruksi jaringan aktif.

    Pen$aahan a*(t. Pendarahan

    gingiva akut dapat disebabkan oleh jejas atau

    terjadi dengan spontan pada penyakit gingival

    akut. +uka pada gingival yang diakibatkan oleh

    bulu sikat gigi selama penyikatan gigi yang

    terlalu keras atau oleh potongan tajam dari

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    8/50

    makanan keras, dapat menyebabkan pendarahan

    gingiva.

    Pendarahan spontan atau pendarahan

    ringan dapat terjadi pada gingivitis ulseratif

    nekrotik. Pembuluh darah pada jaringan konektif

    inflamasi terekspose oleh ulserasi epithelium

    permukaan nekrotik.

    1.2."." Pen$aahan Gingiva !ang Te*ait

    )engan ,a*to Sistemi*

    Pada beberapa gangguan sistemik,

    hemoragi gingiva terjadi dengan spontan, tidak

    didorong oleh iritasi mekanis, atau dapat juga

    terjadi setelah iritasi, berlebihan serta sulit untuk

    dikontrol. Penyakit hemoragi ini menunjukkan

    berbagai keadaan dengan berbagai penyebab serta

    manifestsi klinisnya. $eberapa kondisi mempunyai

    !iri umum, yaitu= pendarahan abnormal pada kulit,

    organ dalam, dan jaringan lain, seperti yang terjadi

    pada membran mukosa oral.

    8angguan hemoragi dimana terjadi

    pendarahan gingiva abnormal, ditemukan jugaabnormalitas vas!ular, gangguan platelet,

    hipoprothrombinemia, dan efek koagulasi yang

    lainnya. Pendarahan dapat terjadi karena konsumsi

    obat yang mengandung salisilat dan antikoagulan

    seperti di!umarol dan heparin, dalam jumlah yang

    besar.

    1.2.".% Pe(#ahan -ana Pa$a Gingiva

    Perubahan warna dari ginggivitis

    diperngaruhi oleh beberapa faktor, termasuk

    jumlah dan ukuran pembuluh darah, ketopisan

    epitelial, kuantitas dari keratinisasi dan pigmentasi

    dalam epitelium

    Pe(#ahan ana +a$a gingivitis.

    Perubahan warna merupakan tanda klinis yang

    penting pada penyakit gingiva. Darna gingiva

    normal adalah pink dan diproduksi oleh pembuluh

    darah jaringan dan dimodifikasi oleh lapisan

    epithelium. "arena alasn inilah, gingiva

    menjadi lebih merah ketika ada peningkatan

    vaskularisasi atau karena keratinisasi epitelial

    berkurang atau tidak terlihat dan berlaku juga

    sebaliknya.

    &engan demikian, inflamasi kronis

    dapat meningkatan derajat kemerahan, ini

    akibat proliferasi vaskuler dan berkurangnya

    keratinisasi yang diakibatkan tekanan jaringan

    yang terinflamasi. Aena stasis akan

    menambahkan warna menjadi agak kebiruan,

    yang asalnya merah terang, warna tersebut

    berubah menjadi agak kebiruan dan biru gelap

    dengan peningkatan kekronisan dari proses

    inflamasi. Perubahan dimulai dari papila

    interdental, tepi gingival, dan juga atta!hed

    gingiva. &iagnosis dan perawatan yang tepat

    memerlukan pemahaman perubahan jaringan

    yang merubah warna gusi pada tingkatan

    klinis.

    Pada tepi gingiva akan terlihat ke!il,bentuk seperti bulan sabit, dan berwarna

    merah. Hal tersebut akan terjadi pada satu

    waktu melengkapi trauma dari oklusi, tetapi

    sekarang telah diketahui bahwa lesi inflamasi

    kronis disebabkan oleh iritan lokal.

    Pe(#ahan ana +a$a gingivitis

    a*(t.Perubahan warna pada inflamasi gingiva

    akut dapat terjadi pada tepi, menyebar, atau

    berupa bintik-bintik tergantung pada

    kondisinya. Pada gingivitis ul!erative nekrotik

    akut, terjadi pada tepi/ pada herpeti!

    gingivostomatitis, terjadi menyebar/ dan

    sebagai reaksi akut terhadap iritasi kimia ,

    terjadi berupa bintik-bintik atau menyebar.

    Perubahan warna sesuai dengan

    intensitas inflamasi. Pada semua hal, diawali

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    9/50

    dengan adanya erithema merah terang. 0ika

    kondisinya tidak memburuk, maka hanya ada

    perubahan warna sampai gingiva kembali normal.

    Pada beberapa inflamasi akut, warna merah

    berubah menjadi abu-abu berkilau dan berangsur-

    angsur menjadi abu-abu agak keputihan. Darna

    abu-abu dihasilkan oleh nekrosis jaringan, dibatasi

    dengan perbatasan gingiva oleh daerah tipis

    sehingga menegaskan daerah erithema.

    Pigmentasi metali*. +ogam berat yang

    terserap se!ara sistemik melalui penggunaan obat

    maupun lingkungan pekerjaan, dapat mewarnai

    gingiva dan daerah lain pada mukosa oral. 9ni

    berbeda dengan yang dihasilkan saat melekatkan

    amalgam atau logam lain.

    $ismuth, arseni!, dan mer!ury

    menghasilkan garis hitam pada gingiva yang

    mengikuti garis luar tepi. Pigmentasi dapat juga

    terlihat seperti bintik hitam pada tepi, interdental,

    dan atta!hed gingiva. Darna lebam dihasilkan pada

    pigmentasi garis tepi gingiva berwarna merah ataubiru gelap. #erpapar oleh perak dapat

    mrngakibatkan garis tepi berwarna ungu, sering

    juga diikuti dengan warna abu-abu yang meyebar

    di mukosa oral.

    Pigmentasi gingiva yang berasal dari

    penyerapan logam se!ara sistemik dihasilkan dari

    presipitasi perivaskular pada logam sulfida dalam

    jaringan penghubung epithelial. Pigmentasi gingiva

    bukanlah merupakan hasil kera!unan sistemik. Hal

    ini hanya terjadi pada daerah inflamasi, dimana

    peningkatan permeabelitas pembuluh darah yang

    mengalami iritasi membuat jaringan disekitarnya

    menjadi terpapar logam juga. #ambahan untuk

    inflamasi gingiva, mukosa oral teriritasi karena

    gigitan atau kebiasaan mengunyah yang abnormal

    merupakan daerah yang umum terjadi pigmentasi.

    Pigmentasi gingiva atau mukosa dapat

    dihilangkan dengan menyingkirkan faktor

    iritasi lokal dan memelihara jaringan sehat,

    beberapa obat yang mengandung logam yang

    dibutuhkan untuk tujuan penyembuhan, tidak

    perlu dihentikan.

    1.2."./ Pe(#ahan -ana Te*ait )engan

    ,a*to Sistemi*

    $eberapa penyakit sistemik dapat

    menyebabkan perubahan warna pada mukosa

    oral, termasuk gingiva. Pada umumnya,

    pigmentasi abnormal ini tidak bersifat spesifik

    dan harus distimulasi oleh upaya diagnostik

    yang lebih jauh atau dengan penyerahan pada

    spesialis yang tepat.

    Pigmentasi oral dapat terjadi karena

    melanin dan bilirubin. Pigmentasi oral melanin

    dapat menjadi pigmentasi fisiologi normal.

    Penyakit yang dapat meningkatkan pigmentasi

    melanin, termasuk penyakit 1ddison yang

    disebabkan oleh disfungsi adrenal danmemproduksi potongan-potongan pewarna

    yang merubah dari hitam menjadi !okelat/

    sindrom peut;-jeghers yang memproduksi

    poliposis intestinal dan pigmentasi melanin

    pada muosa oral dan bibir/ dan sindrom

    albrightEs serta penyakit von Be!klinghausen,

    yang keduanya memproduksi daerah

    pigmentasi melanin oral.

    "ulit dan membran mukosa dapat di

    nodai oleh pigmen empedu. Penyakit kuning

    dapat dideteksi paling baik dengan pemeriksan

    sclera, tetapi di mukosa oral dapat ditemukan

    warna kekuning-kuningan. &eposisi ;at besi

    pada hemokromatosis dapat memproduksi

    warna abu-abu kehijauan pada mukosa oral.

    $eberapa endokrin dan keka!auan proses

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    10/50

    metabolisme, termasuk diabetes dan kehamilan,

    dapat menghasikan perubahan warna.

    Bokok dapat menyebabkan hiperkeratosis

    abu-abu pada gingiva. &aerah berwarna hitam

    biasanya dhasilkan dari implan amalgam pada

    mukosa.

    1.2.".0 Pe(#ahan *onsistensi gingiva

    9nflamasi kronis dan akut, keduanya

    menghasilkan perubahan pada konsistensi normal

    gingiva %ebagai !atatan, pada gingivitis kronis

    destruktif (edematous) dan reparatif (fibrotik),

    se!ara bersama-sama dapat mengubah konsistensi

    gingiva, dan konsistensi ini ditentukan oleh

    predominan relatifnya.

    Proses kalsifikasi di gingiva

    Proses kalsifikasi se!ara mikroskopik

    dapat ditemukan di gingiva. Proses ini dapat terjadi

    sendiri-sendiri atau berkelompok, dengan berbagai

    ukuran, lokasi, bentuk, dan struktur. $eberapa

    massa dapat terkalsifikasi dari gigi dan berpindahke gingiva selama proses pengeboran, seperti sisa

    akar, potongan sementum, atau sementikel.

    9nflamasi kronis dan fibrosis dan terkadang

    aktivitas foreign body giant cell terjadi dalam

    hubungannya dengan massa ini. #erkadang mereka

    menyelubungi matriks seperti osteoid. rystalline

    foreign bodies juga terdapat di gingiva namun

    asalnya belum dapat ditentukan.

    1.2.". Pe(#ahan Te*st( Pem(*aan Gingiva

    Permukaan dari gusi normal umumnya

    menunjukkan banyak depresi dan elevasi ke!il,

    yang memberikan gambaran seperti kulit jeruk

    yang biasa disebutstippling.%tippling ini terbatas

    hanya pada bagian atta!hed ginggiva dan se!ara

    dominan dibatasi pada area sub papilari, tetapi ini

    akan memperluas ke tingkatan papila interdental.

    $anyak penelitian yang menunjukkan bahwa

    semakin tipisnya atau kehilangannya stippling

    ini merupakan sebuah tanda tanda gejala

    ginggivitis dini. #etapi ini harus di sesuaikan

    pula dengan perbedaan area mulut seseorang,

    dan umur seseorang.

    &alam inflamasi kronik permukaan

    pada gusi juga serupa halusnya, mengkilap,

    padat dan bernodul, tergantung apakah

    perubahan dominan nya ber eksudat atau

    berfibrosis. #ekstur permukaan halus juga

    dihasilkan oleh atropi epitel dalam atropi gusi,

    dan kupasan kulit pada permukaan terjadi

    dalam ginggivitis desFuamative kronis.

    Hiperkeratosis dihasilkan pada susunan kulit,

    dan non-inflamasi hperplasia gingival

    menghasilkan permukaan nodular

    1.2.". Pe(#ahan Posisi Gingiva

    Traumatic Lesion. %alah satu faktor

    yang menyebabkan penyakit gingiva adalah

    ketidaksadaran akan plak yang menyebabkanlesi sebagai kondisi yang jelas pada trauma

    gingiva. Pada lesi traumati!, faktor !hemi!al,

    physi!al, atau termal dapat menyebabkan lesi

    pada mulut. hemical injuries diantaranya

    aspirin, hidrogen pero'ida, silver nitrat,

    phenol, dan material endodontik. Physical

    injuries bisa meliputi bibir, oral, dan tounge

    piercing, yang bisa menyebabkan resesi

    gingiva. Thermal injuriesbisa dihasilkan dari

    makanan dan minuman panas. Pada kasus akut,

    timbul slough !necrotizing ephitelium"# erosi,

    ulserasi, dan disertai dengan eritem. Pada

    kasus kronik, kerusakan permanen pada

    gingiva biasanya berbentuk resesi gingiva.

    $iasanya, lesi terbatas pada suatu tempat dan

    kurangnya gejala-gejala pada kondisi sistemik

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    11/50

    yang mungkin memperlihatkan erosi atau ulserasi

    lesi oral.

    Gingival Recession. Besesi merupakan

    terlihatnya permukaan akar dengan bagian ape'

    pada posisi gingiva. >ntuk memahami apa yang

    dimaksud dengan resesi, salah satunya dengan

    membedakan antara posisi gingiva yang

    sebenarnya dengan posisi yang terlihat. Posisi

    sebenarnya adalah bagian di mana terdapat

    pelekatan epitel pada gigi, sedangkan posisi yang

    terlihat adalah bagian pun!ak batas gingiva.

    #ingkat kekerasan resesi ditentukan dengan adanya

    posisi yang sebenarnya, bukan posisi yang terlihat.

    #erdapat dua jenis resesi= $isible, yang

    se!ara klinis bisa terlihat, dan %idden

    (tersembunyi), yang tertutupi oleh gingiva dan

    hanya bisa diukur dengan memasukkan sebuah alat

    pada bagian yang berepitel. %ebagai !ontoh,

    penyakit periodontal pada akar yang tertutup oleh

    dinding po!ket yang inflamasi/ dengan demikian

    beberapa dari resesi ini tersembunyi, dan beberapa

    diantaranya terlihat.Besesi merujuk pada lokasi gingiva,

    bukan pada kondisinya. 8ingiva yang menyusut

    selalu mengalami inflamasi, tapi mungkin normal,

    ke!uali untuk posisinya. Besesi bisa terdapat pada

    salah satu gigi atau suatu kelompok gigi atau dapat

    se!ara umum pada keseluruhan mulut.

    Etiologi 3esesi. Besesi gingiva meningkat

    seiring usia/ peristiwa ini bervariasi dari ?5 pada

    anak-anak sampai 665 setelah usia 46 tahun. Hal

    ini membuat beberapa peneliti berasumsi bahwa

    resesi merupakan sebuah proses fisiologis yang

    berkaitan dengan usia. amun, bukti yang

    meyakinkan untuk bagian physiologi! pada

    perlekatan gingiva tidak pernah ada. Pergantian

    bagian apikal sedikit demi sedikit mungkin akan

    menghasilkan efek kumulatif keterlibatan dari

    patologik ringan danGatau trauma langsung minor

    berulang pada gingiva. Pada beberapa populasi

    tanpa fasilitas dental !are, bagaimanapun resesi

    mungkin menyebakan meningkatnya penyakit

    periodontal.

    7aktor-faktor berikut ini memiliki

    implikasi pada etiologi resesi gingival = teknik

    menyikat gigi yang salah (abrasi gingiva),

    malposisi gigi, pergeseran dari jaringan lunak

    (ablasi gingiva), peradangan gingiva, pelekatan

    frenum yang abnormal, dan iatrogeni!

    dentistry. #rauma oklusi juga telah

    diungkapkan, tapi mekanisme dari tindakan ini

    tidak pernah ditunjukkan. %ebagai !ontoh, deep

    overbite berhubungan dengan inflamasi

    gingiva dan resesi. 9n!isal overlap yang

    berlebihan dapat menyebakan traumati! injury

    pada gingiva. Pergerakan orthodontik pada

    arah yang berhubungan dengan bibir telah

    ditunjukkan pada monyet yang menghasilkan

    hilangnya tulang marginal dan pelekatan

    jaringan ikat, sebagaimana dengan resesi

    gingiva.%tandar prosedur kebersihan mulut,

    diantaranya menyikat gigi dan flossing# yang

    dapat meminimalisir gingival injury. Dalaupun

    menyikat gigi sangat penting untuk kesehatan

    gingiva, menyikat gigi dengan teknik yang

    salah atau menyikat terlalu keras bisa

    menyebabkan injury. #ipe dari injury ini

    diantaranya, laserasi, abrasi, keratosis, dan

    resesi, dengan bagian marginal gingiva yang

    sering terjangkit. aka, pada kasus ini, resesi

    !enderung jarang pada pasien dengan gingiva

    yang sehat se!ara klinis, sedikit bakteri plak,

    dan kebersihan mulut yang baik.

    "erentanan pada resesi dipengaruhi

    oleh posisi gigi pada bagian lengkungan, sudut

    tulang akar, dan lengkungan mesiodistal pada

    permukaan gigi. Pada arah berputar, miring

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    12/50

    atau gigi yang digantikan yang berhubungan

    dengan muka, pelat tulang bisa menipis atau

    berkurang se!ara berat. #ekanan dari kunyahan

    atau menyikat gigi se!ara bisa menjauhkan gingiva

    yang tidak mendukung dan menghasilkan resesi.

    fek dari sudut akar pada tulang dalam resesi

    selalu diamati dengan adanya wilayah geraham

    ma'illary. 0ika inklinasi lingual dari palatal root

    menonjol atau akar bu!!al melebar, maka tulang

    pada wilayah servikal akan menipis atau

    memendek, dan resesi dihasilkan dari trauma pada

    marginal gingiva yang tipis.

    "esehatan jaringan gingiva juga

    bergantung pada design dan penempatan material

    restorasi yang baik. #ekanan dari seluruh bagian

    gigi buatan yang tidak bagus dapat menyebabkan

    trauma gingiva dan resesi. Bestorasi dental yang

    overhangingdapat menjadi faktor gingivitis karena

    menyebabkan retensi plak. %e!ara klinis, kesalahan

    dalam menentukan ukuran se!ara biologis, dapat

    bermanifestasi sebagai inflamasi gingiva,

    periodontal po!ket yang dalam, atau resesi gingiva.Signifi*ansi Klinis. $eberapa aspek

    resesi gingiva membuatnya signifikan se!ara klinis.

    Permukaan akar yang terlihat akan rentan terhadap

    karies. Pemakaian !ementum yang terlihat oleh

    resesi meninggalkan permukaan dentinal dasar

    yang sangat sensitif, terutama saat disentuh.

    Hiperemi pada pulpa dan gejala yang berkaitan

    juga bisa dihasilkan dari permukaan akar yang

    terlihat. Besesi interproksimal men!iptakan ruang

    di mana plak, makanan, dan bakteri bisa

    berakumulasi.

    1.2.".4 Pe(#ahan Kont( Gingiva

    Perubahan pada kontur gingiva untuk

    sebagian besar bagian berkaitan dengan

    pembesaran gingiva, tapi beberapa perubahan

    demikian juga mun!ul dalam kondisi lain.

    Stillman5s &lefts merupakan lekukan

    berbentuk apostrof yang meluas sampai ke

    batas gingiva dengan berbagai ukuran. elah

    ini se!ara umum mun!ul pada seluruh

    permukaan. %atu atau dua mungkin mun!ul

    berhubungan dengan gigi tunggal. $atas dari

    !elah ini berputar di bagian bawah !elah linear

    pada gingiva dan sisa batas gingiva bersifat

    kasar bahkan berbatas pisau. %e!ara umum

    digambarkan oleh %tillman dan dianggap

    sebagai hasil dari trauma o!!lusal, !elah ini

    berikutnya digambarkan oleh $o' sebagai

    sebuah kantung patologis di mana proses

    ul!erative meluas pada permukaan wajah

    gingiva. !elah bisa diperbaiki se!ara spontan

    atau berlangsung lama seperti halnya luka

    permukaan pada kantung periodontal bagian

    dalam yang masuk pada jaringan pendukung.

    1sosiasi dengan trauma oklusi ini tidaklah

    kuat.

    elah dibagi menjadi celah

    sederhana, di mana pembelahan terbentukdengan arah tunggal (sebagian besar jenis), dan

    celah &omponen, di mana pembelahan terjadi

    lebih dari satu arah. elah memiliki panjang

    yang bervariasi dari yang sedikit pada batas

    gingiva sampai ke kedalaman 4 sampai 2 mm

    sampai lebih.

    6&'all5s ,estoons adalah terbentuk

    dari pembesaran gingiva marginal yang sering

    terbentuk pada gigi !aninus dan premolar pada

    permukaan wajah. Pada tahap awal, warna dan

    konsistensi gingiva bersifat normal. amun,

    akumulasi dari debris makanan akan

    mengakibatkan inflamasi sekunder.

    1." Pem#esaan Gingiva

    Pembesaran gingiva merupakan

    sebuah sifat penyakit gingiva yang umum.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    13/50

    $egitu banyak jenis pembesaran gingiva, dan jenis

    ini bervariasi berdasarkan faktor etiologis dan

    proses patologik yang menghasilkan pembesaran

    tersebut.

    1.".1 Pem#esaan Gingiva Kae#a Inflamasi

    Pembesaran gingiva bisa dihasilkan dari

    perubahan inflamasi kronis atau akut. Perubahan

    kronis lebih banyak terjadi. Pembesaran inflamasi

    biasanya adalah komplikasi sekunder dari banyak

    tipe-tipe pembesaran, dan dikombinasikan dengan

    oembesaran gingiva.

    1.".1.1 Pem#esaan inflamasi Konis.

    Gam#aan Klinis. Pembesaran gingiva

    radang kronis berasal dari pembengkakan ke!il

    pada papilla interdental atau gingiva marginal.

    Pada tahap awal, menghasilkan penonjolan di

    sekeliling gigi yang terlibat. #onjolan ini

    meningkat dalam ukuran sampai menutupi bagian

    dari mahkota. Pembesaran ini se!ara umum bersifat

    papillary atau marginal dan terlokalisasi ataubersifat umum. Perkembangannya sangat lambat

    dan tanpa sakit ke!uali ditambah dengan infeksi

    atau trauma yang akut.

    Pembesaran radang gingiva yang kronis

    sebagai sebuah sessile yang berbeda sendiri atau

    massa pedunculated yang menyerupai tumor.

    Pembesaran ini mungkin terdapat pada

    interpo'imal atau gingiva marginal atau perlekatan

    gingiva. +uka ini lambat untuk tumbuh dan

    biasanya tanpa rasa nyeri. Pembesaran bisa se!ara

    spontan berkurang dalam ukuran, diikuti dengan

    pembusukan dan kemudian membesar kembali.

    Pembusukan dengan rasa sakit kadang-kadang

    terjadi pada lipatan di antara massa dan batasan

    gingiva.

    7isto+atologi. Pembesaran gingiva

    radang kronis menunjukkan sifat eksudatif dan

    proliferatif pada peradangan kronis. +uka yang

    se!ara klinis berwarna merah gelap atau merah

    kebiru-biruan, bersifat lunak dan rapuh dengan

    permukaan berkilauan yang lembut, dan

    mudah berdarah yang memiliki sel radang

    yang melimpah dan mengalir dengan

    penelanan pembuluh darah, dan berkaitan

    dengan perubahan degeneratif. +uka yang

    relatif keras, leathery, dan berwarna merah

    muda memiliki komponen serat yang lebih

    besar, dengan melimpahnya fibroblast dan

    serat kolagen.

    Etiologi. Pembesaran gingiva radang

    kronis disebabkan oleh terpaan yang

    berlangsung lama pada plak gigi. 7aktor-faktor

    yang mempengaruhi akumulasi dan

    penyimpanan plak termasuk kesehatan mulut

    yang rendah, hubungan yang tidak normal pada

    gigi yang bersebelahan dan gigi yang

    berseberangan, hilangnya fungsi gigi, lubang

    pada tekuk gigi, batas yang sangat renggang

    pada restorasi gigi, restorasi gigi berkonturtidak baik atau ponti!, iritasi dari jepitan atau

    wilayah saddles dari prostesa yang terkelupas,

    gangguan suara sengau, terapi orthodontik

    yang melibatkan reposisi pada gigi, dan

    kebiasaan seperti menyikat gigi dan penekanan

    lidah melawan gingiva.

    Perubahan Gingiva yang berkaitan

    dengan Pernapasan Mulut. Pembesaran

    gingiva dan radang gingiva selalu tampak pada

    mereka yang bernapas menggunakan mulut.

    8ingiva terlihat merah dan edematous, dengan

    sebuah permukaan yang tersebar mengkilat

    pada wilayah permukaan. Dilayah anterior

    ma'illary merupakan lokasi umum dari

    perubahan gingiva ini. Pada banyak kasus

    gingiva yang berubah ini se!ara jelas dibatasi

    dari gingiva normal tak terekspos yang

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    14/50

    berdekatan. ara yang pasti di mana pernapasan

    mulut mempengaruhi perubahan gingiva tidak

    dapat ditunjukkan. fek yang merusak se!ara

    umum ditambahkan dari iritasi dari dehidrasi

    permukaan. amun, perubahan yang dapat

    dipertimbangkan tidak dapat dihasilkan dari

    pengeringan udara pada gingiva dalam per!obaan

    menggunakan hewan.

    1.".1.2 Pem#esaan Pea$angan A*(t

    1bses 8ingiva. 1bses gingiva biasanya

    berlokasi di tempat tertentu, nyeri, luka yang

    menyebar dengan !epat yang biasanya terserang

    se!ara mendadak. %e!ara umum dibatasi pada

    gingiva marginal atau papilla interdental. Pada

    tahap awal mun!ul dengan pembengkakan

    berwarna merah dengan permukaan berkilauan

    yang lembut. &alam waktu *C jam sampai C? jam,

    luka biasanya menjadi berubah-ubah dan berpusat

    dengan lubang permukaan dari mana eksudat

    bernanah bisa terlihat. 8igi yang berdekatan selalu

    sensitif.7isto+atologis. 1bses gingiva terdiri dari

    pusat bernanah pada jaringan konektif dikelilingi

    sebuah infiltrasi memanjang pada leukosit poli-

    morfon-nuklear, jaringan edematous, dan

    penelanan jaringan pembuluh darah. pitel

    permukaan memiliki tingkat yang bervariasi pada

    edema intra dan ekstra-sel, serangan leukosit dan

    pemborokan.

    Etiologi. Pembesaran gingiva radang akut

    dihasilkan dari bakteri yang masuk ke dalam

    jaringan ketika substansi asing seperti bulu sikat

    gigi, biji apel atau pe!ahan kulit lobster se!ara kuat

    menempel pada gingiva. +uka ini terbatas pada

    gingiva dan sebaiknya jangan dibingungkan

    dengan periodontal atau abses lateral.

    1.% Infe*si Gingiva A*(t

    1.%.1 A&(te Ne&oti8ing 9l&eative

    Gingivitis

    &ikenal juga sebagai Ain!entEs

    8ingivitis pada awal pertengahan abad *6.

    1.%.1.1 Etiologi

    . Peran bakteri

    Plaut dan Ain!ent memperkenalkan

    konsep bahwa >8 disebabkan oleh bakteri

    spesifik= fusiform ba!illus dan organisme

    spiro!hetal. Bosebury dan teman-teman

    menjelaskan fusospiro!hetal !omple' terdiri

    dari T. microdentium, intermediate spiro!hetes,

    vibrios, fusiform basilus, dan organisme

    berfilamen, sebagai tambahan pada spesies

    'orrelia. +oes!he dan teman-teman

    menjelaskan sebuah flora konstan predominan

    dan berbagai ma!am flora berhubungan dengan

    >8. 7lora konstan terdiri dari = Prevotella

    intermedia# (usobacterium# Treponema# dan

    spesies )elenomonas.

    *. Peran Bespon Host

    9munodefisiensi bisa berhubungan

    dengan berbagai tingkatan kekurangan nutrisi,

    kelelahan akibat kehilangan tidur kronis,

    kebiasaan kesehatan lain (alkohol dan

    narkoba), faktor psikososial, atau penyakit

    sistemik. >8 bisa saja menjadi gejala pada

    pasien dengan infeksi H9A.

    :. 7aktor Predisposisi +okal

    Pree*isting gingivitis, luka pada

    gingival, dan merokok adalah faktor

    predisposisi yang penting. >8 sering mun!ul

    melapiskan penyakit pree*isting gingival

    &ronis dan poket periodontal. Periodontal

    poket yang dalam dan tutup perikoronal adalah

    area yang rentan karena menyediakan tempat

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    15/50

    yang nyaman untuk proliferasi bakteri anaerob

    basilus fusiformis dan spiro!hetes. 1rea gingival

    yang terkena trauma akibat gigi lawan pada

    maloklusi, seperti permukaan palatal dibelakang

    in!isor maksilaris dan permukaan labial gingival

    pada in!isor mandibula, bisa menjadi faktor

    predisposisi >8.

    C. 7aktor Predisposisi %istemik

    &efisiensi nutrisi. Peneliti menemukan

    bakteri fusospiro!hetal sebagai bakteri oportunis,

    hanya berproliferasi jika jaringan mengalami

    defisiensi.

    Penyakit sistemik yang melemahkan bisa

    menjadi faktor predisposisi >8. %eperti penyakit

    kronis (sifilis, kanker), ganguan 89 parah (ulseratif

    kolitis), blood dyscrasias (leukemia, anemia), dan

    H9A.

    4. 7aktor Psikosomatik

    Penyakit ini sering dihubungkan dengan

    stress. 8angguan psikologis, dan juga kenaikansekresi adrenokortikal adalah umum pada pasien

    dengan penyakit ini.

    1.%.1.2 'ii Klinis

    $iasanya mun!ul dalam bentuk akut.

    Belatif ringan dan bentuk persistenya adalah

    penyakit subakut. Penyakit rekuren ditandai

    dengan periode remisi dan eksaserbasi.

    1>8 di!irikan dengan serangan tiba-

    tiba (sudden onset), terkadang diikuti oleh penyakit

    yang parah atau infeksi akut traktus respiratorius.

    Perubahan kebiasaan hidup, kerja yang

    berkepanjangan tanpa istirahat yang !ukup,

    penggunaan toba!!o, dan stres psikologi adalah !iri

    yang sering dialami penderita.

    Oral Signs. iri lesi adalah pun!h out,

    depresi seperti kawah pada pun!ak papilla

    interdental, sesudahnya memperpanjang ke

    marginal gingival dan jarang menempel pada

    gingival dan mukosa oral. Permukaan kawah

    gingival ditutupi oleh pseudomembran

    keabuan membuat garis demarkasi rawa dari

    remainder gingival mukosa oleh pronoun!ed

    linear erythema (Plate 91). &alam beberapa

    !ontoh, lesi menggundulkan permukaan

    pseudomembran, membuka margin gingival,

    yang berwarna merah, berkilauan, dan

    hemoragi. "arakteristik lesi adalah !epat

    menghan!urkan gingival dan menggarisi

    jaringan periodontal (Plate 9$).

    Geala ;al. +esi sangat sensitif jika

    dipegang, dan pasien mengeluh pada radiating

    konstan, menggerogoti rasa sakit yang

    diperhebat oleh makanan panas atau pedas dan

    mengunyah. 1da rasa metalik palsu, dan

    pasien sadar akan jumlah yang berlebihan dari

    saliva yang pu!at.

    E*staoal $an Tan$a Sistemi* $an

    Sim+tom. Pasien biasanya bisa berjalan dan

    mempunyai komplikasi yang minimum. +okal

    lymphadenopati dan kenaikan temperatur

    adalah !iri umum dari tahap ringan dan sedang

    penyakit ini. Pada kasus yang parah, ada tanda

    komplikasi sistemik seperti demam tinggi,

    kenaikan denyut jantung, leukositisis,

    kehilangan nafsu makan, kelemahan umum.

    Beaksi sistemik lebih bahaya pada anak-anak.

    9nsomnia, konstipasi, gangguan 89, sakit

    kepala, dan depresi mental terkadang

    mengikuti kondisi ini.

    'lini&al 'o(se. lini!al !ourse bisa

    bervariasi. 0ika tidak dirawat, >8 biga

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    16/50

    menjadi >P dengan destruksi yang progresif pada

    periodontium dan resesi gingival, diikuti dengan

    penambahan keparahan pada komplikasi sistemik.

    Pindborg dan teman-teman, telah

    menjelaskan proses ini pada >8 = () erosi hanya

    pada ujung interdental papilla/ (*) lesi yang

    berlanjut ke marginal gingival dan menyebabkan

    erosi lanjutan pada papilla dan berpotensi

    menghilangkan seluruh papilla/ (:) atta!hed

    gingiva juga terpengaruh/ dan (C) pembukaan

    tulang.

    Horning dan ohen memperpanjang tahap

    dari penyakit oral ne!roti;ing seperti dibawah ini =

    #ahap = e!rosis pada ujung interdental papilla

    #ahap * = ekrosis seluruh bagian paila (I5)

    #ahap : = ekrosis berlanjut ke marginal gingival

    (*5)

    #ahap C = ekrosis juga berlanjut ke atta!hed

    gingival (5)

    #ahap 4 = ekrosis berlanjut ke mukosa bukal atau

    mukosa labial (25)

    #ahap 2 = ekrosis membongkar tulang alveolar(5)

    #ahap 3 = ekrosis melobangi kulit pipi (65)

    enurut Horning dan oben, tahap

    adalah >8, tahap dua bisa >8 dan >P karena

    kehilangan atta!hment juga bias terjadi, tahap :

    dan C !o!ok dengan >P, tahap 4 dan 2 adalah

    ne!roti;ing stomatitis, dan tahap 3 adalah noma.

    7isto+atologi. %e!ara miskrokopis, lesi

    mun!ul sebagai inflamasi akut ne!roti;ing pada

    margin gingival menyertakan stratified s+uamous

    epithelium dan underlying connective tissue.

    Permukaan epithelium dihan!urkan dan diganti

    dengan pseudomembranousmesh,or& fibrin, sel

    ne&roti& epithelial, polimorfonu&lear leu&osit

    (Ps dan neutrofil), dan berbagai tipe

    mikroorganisme. 9ni adalah ;ona yang terlihat

    se!ara klinis pada permukaan pseudomembran.

    0aringan pengikat yang mendasari ditandai

    dengan hiperemi, dengan banyak kapiler

    tertelan dan infiltrasi yang bnayak dari Ps.

    Jona ini mun!ul sebagai linear eritem dibawah

    permukaan pseudomembran. $anyak sel

    plasma akan mun!ul disekeliling infiltrasi/ ini

    diinterpretasikan sebagai daerah terbentuknya

    marginal gingivitis dimana lesi akut menjadi

    superimposed.

    1.%.1." )iagnosis

    &iagnosis berdasarkan penemuan

    klinis. %mear bakteri digunakan untuk

    menguatkan diagnosis klinis. >ji mikroskopis

    dari biopsi spesimen tidak !ukup spesifik

    untuk didiagnosi. $isa digunakan untuk

    membedakan 1>8 dari infeksi spesifik

    seperti #$, namun tidak untuk 1>8 dari

    kondisi akut ne!roti;ing yang lain seperti yang

    terjadi akibat trauma atau obat es!haroti!s.

    1.%.1.% )iagnosis Ban$ing-ecrotizing lcerative Gingivitis

    harus dibedakan dari kondisi lain yang mirip

    denganya seperti akut herpetik

    gingivostomatitis, kronik periodontal poket,

    desFuamatif gingivitis, strepto!o!!al

    gingivostomatitis, aphtous stomatitis,

    gono!o!!al gingivostomatitis, difteri dan lesi

    sifilis, lesi gingival tuberkulosa, !andidiasis,

    agranulositosis, dermatosa (pemfigus, eritema

    multiforme, dan li!hen planus), dan stomatitis

    venenata.

    %trepto!o!!al gingivostomatitis suatu

    kondisi yang jarang terjadi akibat eritema yang

    lama pada area posterior mukosa mulut,

    terkadang termasuk gingival. ekrosis margin

    gingival bukan akibat penyakit ini, dan tidak

    ada fetid odor. %mear bakteri menunjukkan

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    17/50

    jumlah yang banyak pada bentuk strepto!o!!us,

    dimana jika dikultur terdapat )treptococcus

    viridians.

    8ono!o!!al stomatitis jarang dan

    disebabkan oleh eisseria gonorrhoeae. ukosa

    oral ditutupi oleh membrane keabuan.

    1granulositsis mempunyai !iri adanya

    ulserasi dan nekrosis dari gingival yang

    memperlihatkan 1>8. "ondisi oral pada

    agranulositosis umumnya ne!roti;ing karena

    kekurangan mekanisme pertahanan.

    Ain!entEs 1ngina adalah infeksi

    fusospirosetal pada orofaring dan tenggorokan.

    Pada Ain!entEs 1ngina, terdapat ulserasi

    membrane yang sakit pada tenggorokan, dengan

    edema dan hyperemi! pat!hes pe!ah untuk

    membentuk ulser yang ditutupi material

    pseudomembran. Prosesnya bisa berlanjut ke laring

    dan telinga tengah.

    1.%.1./ E+i$emiologi $an Pevalensi

    Prevalensi 1>8 mun!ul lebih rendah di>nited state dan ropa sebelum IC. Pada sebuah

    studi di sebuah klinik dental di Prague, Bepublik

    eko, insidensi 1>8 dilaporkan 6,6? 5 pada

    pasien usia 4-I tahun/ 6,64 5 pada usia *6-*C

    tahun, dan 6,6* 5 pada usia *4-*I tahun.

    1>8 terjadi pada semua usia, dimana

    insedensi yang banyak dilaporkan pada usia *6-:6

    tahun dan 4-*6 tahun. #idak ditemukan pada

    anak-anak di >nited %tate, "anada, dan ropa, tapi

    ditemukan pada kelompok anak dengan sosial-

    ekonomi yang lemah di egara yang masih

    terbelakang. &i 9ndia, dari hasil studi di dapat

    bahwa 4C-4? 5 pasien adalah anak usia kurang

    dari 6 tahun. &i sekolah yang dipilih se!ara a!ak

    di igeria, 1>8 terjadi ,: 5 pada anak-anak

    usia *-2 tahun, dan di rumah sakit di igeria

    men!apai *: 5 pasien usia kurang dari 6 tahun.

    &ilaporkan umumnya terjadi pada kelompok

    keluarga yang memiliki sosial-ekonomi lemah.

    1>8 lebih banyak terjadi pada anak-anak

    dengan &own %yndrome.

    1.%.1.0 Pen(laan

    9stilah penularan merupakan

    kemampuan untuk memelihara penularan

    dengan !ara alami. ontoh = kontak langsung

    melalui air minum, makanan, alat makan,

    udara, atau vektor arthropoda.

    1>8 sering terjadi pada kelompok

    orang yang menggunakan dapur bersama,

    penyakit ini ditularkan oleh bakteri melalui

    peralatan makan.

    1.%.1. Tea+i

    Perawatan +okal

    . 9dentifikasi faktor-faktor

    predisposisi seperti stres, malnutrisi,

    berbagai penyakit sistemik seperti measles

    dan hepatitis*. enghilangkan faktor-faktor iritasi

    lokal seperti plak dan kalkulus serta

    pembersihan jaringan nekrotik. )caling

    dan debridement diikuti dengan

    penggunaan obat kumur seperti 6,45

    hydrogen pero*ide atau /#01

    chlorhe*idine.

    +esi 1>8 memberikan respon baik

    terhadap perawatan lokal dalam waktu C? jam.

    Perawatan %istemik

    Peni!illine atau tetra!yline *46

    sampai 466mg diberikan C kali sehari selama 4

    hari. Metronidazole tablet *66 mg diberikan

    pada pasien yang alergi terhadap peni!illine

    dengan dosis : kli sehari untuk : K 4 hari.

    1.%.2 Gingivostomatitis 7e+eti* A*(t

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    18/50

    2cute herpetic gingivostomatitis adalah

    infeksi primer yang terjadi pada kavitas oral.

    1.%.2.1 Etiologi

    Penyakit ini disebabkan oleh herpes

    simple' virus (H%A) tipe 9. ini banyak terjadi pada

    bayi dan anak usia kurang dari 2 tahun, tapi ini

    juga terlihat pada anak remaja dan orang dewasa.

    9ni terjadi sebanding antara pria dan wanita. Pada

    kebanyakan orang infeksi primer ini bersifat

    asimptomatik.

    %etelah infeksi primer, virus masuk ke

    saraf sensorik atau autonom dan terus berlangsung

    di neuronal ganglia yang menginervasi tempat

    selama H%A tersembunyi. anifestasi sekunder ini

    termasuk herpes labialis berulang, herpes genitalis#

    ocular herpes# dan herpes encephalitis.

    1.%.2.2 'ii Klinis

    Oral signs. 2cute herpetic

    gingivostomatitis tampak seperti difus, erithema,

    li!in pada gingival dan mukosa oral yangberdekatan, dengan derajat edema dan pendarahan

    gingival yang berma!am-ma!am. Pada tahap

    inisial, ini digolongkan melalui kehadirannya yang

    memiliki !iri tersendiri, vesikel spheri!al yang

    keabuan, yang terjadi pada gingival, mukosa labial

    dan bu!!al,soft palate, faring, mukosa sublingual,

    dan lidah. %etelah kira-kira *C jam, vesikel akan

    pe!ah dan berbentuk ulser ke!il yang sangat sakit

    disertai merah, tinggi, lingkaran seperti garis

    dengan bagian tengah muram berwarna kekuning-

    kuningan atau putih keabuan. 9ni terjadi se!ara luas

    dalam area yang terpisah atau kelompok-kelompok

    ke!il yang bertemu.

    Bangkaian penyakit ini terjadi selama 3-

    6 hari. &ifus gingival erythema dan edema yang

    mun!ul lebih dulu pada penyakit ini bertahan

    selama beberapa hari setelah lesi ulseratif

    dihilangkan.

    Oral symptoms. Penyakit ini disertai

    rasa sakit dari kavitas oral yang menganggu

    proses makan dan minum. Aesikel yang pe!ah

    merupakan bagian fo!al yang sakit dan pada

    umumnya sensitif terhadap sentuhan,

    perubahan panas, makanan seperti bumbu atau

    rempah-rempah dan jus buah, dan aksi dari

    makanan kasar. Tanda dan geala sistemik

    dan intraoral. %ervikal adenitis, demam tinggi

    antara 6L7 sampai 64L7 (:?,:L-C6,2L ),

    dan biasanya terjadi malaise.

    !istopatologi. iri tersendiri dari

    ulserasi herpetik gingivostomatitis bahwa hasil

    dari ruptur vesikel yang memiliki bagian

    sentral dari inflamasi akut, dengan ulserasi dan

    tingkat purulent eksudat yang bervariasi.

    %itoplasma sel tampak men!air dan bersih,

    membran sel dan nukleus berada di luar relief.

    %elanjutnya nukleus berdegenerasi, kehilangan

    daya tarik-menarik terhadap ;at warna, danakhirnya disintegrasi.

    1.%.2." )iagnosis

    &iagnosis biasanya ditentukan dari

    sejarah pasien dan penemuan klinis. $ahan

    mungkin didapatkan dari lesi dan diserahkan

    ke laboratorium untuk tes penegasan, termasuk

    kultur virus dan tes immunologik

    menggunakan antibodi monoklonal atau teknik

    hibridisasi &1.

    1.%.2.% Pen(laan

    2cute herpetic gingivostomatitis

    merupakan penyakit menular. >mumnya pada

    orang dewasa ditemukan kekebalan terhadap

    H%A sebagai hasil dari infeksi selama masa

    kanak-kanak.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    19/50

    1.%.2./ Tea+i

    Penanggulangan untuk oral

    M %elf +imiting

    M Obat-obat pasta oral (Orabase)

    - elindungi ulkus

    - "enalog

    - #eejel, sol!oseryl

    - Pemakaian a;y!lofir

    M outh Dash

    1.%." Pei*oonitis

    9stilah perikoronitis mengaju pada

    inflamasi pada gingival pada hubungan ke mahkota

    dari gigi yang erupsinya kurang sempurna. 9ni

    sering terjadi pada daerah molar tiga rahang

    bawah. Perikoronitis bersifat akut, subakut, dan

    kronis.

    1.%.".1 Etiologi

    rupsi yang kurang sempurna dan impaksidari molar tiga rahang bawah merupakan hal biasa

    dari perikoronitis. Buangan antara mahkota gigi

    dan flap gingival yang sangat tinggi merupakan

    area yang ideal sebagai tempat terkumpulnya

    debris makanan dan tempat hidup bakteri.

    1.%.".2 'ii Klinis

    Pada pasien tanpa adanya tanda dan gejala

    klinis, flap gingival sering bersifat inflamasi dan

    infeksi kronis, dengan variasi tingkat ulserasi

    men!apai permukaan sebelah dalam.

    8ambaran klinik ditandai dengan merah,

    membengkak, lesi yang bernanah yang sangat

    halus sekali, dengan rasa sakit menyebar ke telinga,

    tenggorokan, dan dasar mulut. Pasien biasanya

    merasa tidak nyaman karena sakit, rasa busuk, dan

    ketidakmampuan menutup rahang. Pembengkakan

    pada pipi juga ditemukan yang umumnya

    terdapat pada region sudut rahang dan

    lymphadenitis. Pasien mungkin juga memiliki

    komplikasi sitemik seperti demam,

    leokositosis, dan malaise.

    1.%."." Kom+li*asi

    9ni mungkin menyebar se!ara

    posterior ke dalam daerah oropharyngeal dan

    se!ara medial ke dasar lidah, menyebabkan

    pasien sulit untuk menelan. #ergantung pada

    kekerasan dan luasnya infeksi, terdapat

    keterlibatan submaksila, servikal posterior,

    servikal yang dalam, dan retropharyngeal

    lymph node. 7ormasi abses peritonsillar,

    !ellulitis, dan ludwigEs angina jarang terjadi

    namun demikian dapat mengakibatkan akut

    perikoronitis.

    BAB II

    PENYAKIT PE3I;);NTAL

    2.1 Po*et Peio$ontal

    Poket periodontal didefinisikan

    sebagai pendalaman sulkus gingiva se!ara

    patologi, yaitu salah satu gejala klinik penyakit

    periodontal.

    2.1.1 Klasifi*asi

    Pendalaman sulkus gingiva bisa terjadi

    oleh pergerakan koronal margin gingiva,

    pergeseran apikal gingiva attachment# atau

    kombinasi kedua proses. Poket-poket dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut=

    . Poket gingiva (pseudopoc&et)= tipe

    poket ini dibentuk oleh pembesaran

    gingiva tanpa kerusakan jaringan

    periodontal dasar. %ulkus dalam karena

    peningkatan bagian !bul&"gingiva.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    20/50

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    21/50

    Perpanjangan epithelium junction

    sepanjang akar membutuhkan sel epitelial yang

    sehat. &itandai dengan degenerasi atau nekrosis

    epithelium junctional memperlambat daripada

    memper!epat pembentukan poket.

    &erajat infiltrasi leukosit epithelium

    junctional bebas dari volume inflamasi jaringan

    ikat, sehingga proses ini dapat terjadi pada gingiva

    dengan hanya sedikit gejala inflamasi klinik.

    &engan meneruskan inflamasi,

    gingiva meningkatkan bagian terbesar, dan

    pun!ak margin gingiva memperpanjang ke

    mahkota. Epithelium junction melanjutkan

    migrasi sepanjang akar dan memisahkannya.

    pithelium dinding lateral poket berproliferasi

    ke dalam bentuk bulat, seperti pemanjangan

    kawat (cord3li&e e*tendsions"ke dalam inflamasi jaringan ikat. +eukosit dan edema dari inflamasi

    jaringan ikat berinflitrasi ke lapisan epithelium poket, menghasilkan berbagai derajat degenerasi dan

    nekrosis.

    Plak9nflamasi gingiva7ormasi poketformasi lebih banyak plak.

    2.1.% 7isto+atologi

    "orelasi 8ejala "linik dan 8ejala Histopatologi Poket Periodontal

    8ejala "linik 8ejala Histopatologi

    . &inding gingiva poket periodontal ada

    berma!am-ma!am tingkat pewarnaan merah

    kebiru-biruan/ lembut/ halus/ permukaannya

    li!in/ dan

    *. 7rekuensinya lebih sedikit, dinding

    gingiva bisa menjadi pink dan keras.

    :. Perdarahan ditimbulkan oleh

    pemeriksaan dinding jaringan lunak poket

    dengan hati-hati.

    C. "etika diselidiki dengan pemeriksaan,

    aspek sebelah dalam poket periodontal

    umumnya menyakitkan.

    4. Pada banyak kasus pus bisa digambarkan

    dengan menerapkan tekanan digital.

    . Pewarnaan disebabkan oleh stagnasi

    sirkulasi/ kelembutan/ dengan penghan!uran

    serat gingiva dan sekitar jaringan/ halus,

    permukaan li!in, dengan atrofi epitelium dan

    edema/ pitting on presure, dengan edema

    dan degenerasi.

    *. Pada beberapa kasus fibrotik berubah

    menonjol lebih dari eksudasi dan degenerasi,

    terutama sekali dalam hubungan dengan

    permukaan luar dinding poket. #etapi,

    walaupun penampilan eksternal sehat,

    dinding dalam poket tanpa ke!uali sekarang

    ini beberapa berdegenerasi dan ini sering

    berulser.

    :. eredakan perdarahan hasil dari

    peningkatan vaskularisasi, penipisan dan

    degenerasi epitelium, dan dekat dengan

    tertutup pembuluh dengan permukaan dalam.

    C. %akit dan stimulasi taktil berkaitan

    dengan ul!erasi aspek dalam dinding poket.

    4. Pus terjadi di dalam poket dengan

    inflamasi supuratif dinding bagian dalam.

    2.1.%.1 Invasi Ba*tei

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    22/50

    9nvasi bakteri area apikal dan lateral

    dinding poket bisa terjadi pada periodontitis kronik

    manusia. 7ilamen-filamen, batang, dan !o!!us

    organisme dengan predominan gram-negatif

    dinding sel telah ditemukan di ruang interseluler

    epitelium. Hillmann telah melaporkan keberadaan

    Porphyromonas gingivalis dan Prevotella

    intermedia di dalam kasus periodontitis gingiva

    akut. 2ctinobacillus actinomycetemcomitans juga

    ditemukan di dalam jaringan.

    $akteri menginvasi ruang interseluler

    pada awalnya di bawah pengelupasan kulit sel

    epitelial, tetapi dapat juga ditemukan antara sel

    epitelial yang lebih dalam dan berakumulasi di atas

    lamina dasar. $eberapa bakteri melintasi lamina

    dasar dan menginvasi subepitelial jaringan ikat.

    2.1.%.2 6i*oto+ogafi Po*et )in$ing Gingiva

    %!an mikroskop elektron sudah bisa

    menggambarkan beberapa area dinding poket

    jaringan lunak, dimana terdapat perbedaan tipe

    aktivitas. 1rea Karea ini berbentuk oval se!arairreguler, memanjang dan berdekatan satu dengan

    yang lain, serta ukurannya sekitar 46-*66m.1rea-

    area di bawah ini telah ter!atat=

    . 1rea relatif pasif, menunjukkan

    permukaan yang relatif datar dengan

    sedikit !ekungan dan tumpukan.

    "adang-kadang sel berbayang .

    *. 1rea akumulasi bakteri, dimana terdapat!ekungan di permukaan epitel, dengan

    kumpulan debris dan kumpulan bakteri

    berpenetrasi ke dalam ruang pembesaran

    interseluler. $akteri-bakteri ini umumnya

    berbentuk kokus, batang, dan filamen

    dengan sedikit spiro!haetes.

    :. 1rea kemun!ulan leukosit, dimana

    leukosit mun!ul di dalam dinding poket

    melalui lubang yang ada di ruang

    interseluler.

    C. 1rea interaksi leukosit Kbakteri,

    dimana sejumlah leukosit ada dan

    se!ara nyata menutupi bakteri dalam

    proses fagositosis. Plak bakteri

    bergabung dengan epitelium terlihat,

    baik tersusun sebagai matriks ditutupi

    oleh material menyerupai fibrin dalam

    kontak dengan permukaan sel atau

    bakteri yang berpenetrasi ke dalam

    ruang interseluler.

    4. 1rea epitel deskuamasi yang kuat,

    dimana terdiri dari semi ikatan dan

    lipatan sFuamaepitelial, kadang-

    kadang sebagian tertutupi bakteri.

    2. 1rea ulserasi, dengan jaringan ikat

    yang terpapar.

    3. 1rea Hemoragi, dengan sejumlah

    eritrosit.

    #ransisi dari satu area ke area lain

    dapat disimpulkan, $akteri

    berakumulasi sebelumnya dalam area

    pasif memi!u kemun!ulan leukosit

    dan interaksi leukosit-bakteri. Hal ini

    akan memi!u desFuamasi epitelia dan

    akhirnya terjadi ulserasi dan

    hemoragi.

    2.1.%." )in$ing Pem(*aan A*a

    &inding permukaan akar poket

    periodontal sering mengalami perubahan yang

    signifikan karena mengekalkan infeksi

    periodontal, menyebabkan sakit, dan

    pengobatan periodontal rumit. %ementum akar

    menderita se!ara struktur, se!ara kimia, dan

    perubahan sitotoksik. ikroorganisme yang

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    23/50

    dominan dalam karies permukaan akar adalah

    2ctinomyces viscosus.

    Prevalensi rata-rata penelitian karies akar

    dalan *6 sampai 2C tahun individu menyatakan

    C*5 mempunyai satu atau lebih lesi karies akar

    dan lesi-lesi itu ditujukan meningkat sejalan umur.

    "aries akar bisa menyebabkan pulpitis,

    sensitifitas terhadap manis dan perubahan suhu,

    atau sakit berat. "aries akar mungkin penyebab

    sakit gigi pada pasien dengan penyakit periodontal

    dan tidak ada bukti kerusakan korona.

    "aries sementum membutuhkan perhatian

    khusus ketika poket diobati. ektrotik sementum

    harus dihilangkan dengan scalling dan root

    planing sampai permukaan akar kuat ter!apai, juga

    bila memerlukan pemanjangan sampai dentin.

    %ementum yang terpapar (terekspos) bisa

    mengabsorbsi kalsium, phosphorus, dan fluoride

    dari lingkungan lokalnya, membuat mungkin

    perkembangan lapisan kalsifikasi tinggi yang

    resisten terhadap kebusukan. "emampuan

    sementum ini untuk mengabsorpsi substansi darilingkungannya bisa membahayakan jika material

    yang diabsorpsi toksik.

    Perubahan sitotoksik. Penetrasi bakteri ke

    dalam sementum bisa ditemukan sedalam

    sementodentinal jun!tion. +agi pula, produk

    bakteri seperti endotoksin juga sudah dideteksi di

    dalam dinding sementum poket periodontal.

    Jona di bawah ini dapat ditemukan di dasar poket

    periodontal=

    . %ementum yang ditutupi kalkulus.

    *. 2ttached pla+ue# yang menutupi kalkulus

    dan memperpanjang se!ara apikal ke

    berbagai derajat, mungkin 66-466 m.

    :. 6ona of unattached pla+ue yang

    mengelilingi plak terikat dan memperluas

    se!ara apikal.

    C. Jona dimana epitelium jun!tion

    terikat ke gigi. Pemanjangan ;ona ini,

    dimana normal sul!i lebih dari 466

    m, biasanya direduksi dalam poket

    periodontal kurang dari 66 m.

    4. 1pikal ke epitelium jun!tion,

    mungkin ;ona semi3destroyed serat

    jaringan ikat.

    2.1./ Kan$(ngan Po*et

    Poket periodontal mengandung debris

    terutama terdiri dari mikroorganisme dan

    produk-produknya (en;im, endotoksin, dan

    hasil metabolisme lainnya), !airan gingiva, sisa

    makanan, mu!in salivari, desFuamasi sel

    epitelial, dan leukosit. Plak-menutupi kalkulus

    biasanya proyek dari permukaan gigi. ksudat

    nanah, jika ada, terdiri dari hidup, degenerasi,

    dan nekrotik leukosit/ bakteri hidup dan mati/

    serum/ dan sedikit jumlah fibrin.

    2.1.0 A*tivitas Pen!a*it Peio$ontalPoket periodontal melewati periode

    kepasifan dan pembusukan. Periode kepasifan

    di!irikan oleh pengurangan respon inflamasi

    dan sedikit atau tidak ada kehilangan tulang

    dan ikatan jaringan ikat. Penambahan plak

    tidak terikat, dengan gram-negatifnya, motil,

    dan bakteri anaerob, memulai periode

    pembusukan dimana tulang dan ikatan jaringan

    ikat hilang dan poket mendalam. Periode ini

    dapat berakhir dan diikuti se!epatnya oleh

    periode remisi atau pembusukan dimana gram-

    positif bakteri berproliferasi dan kondisi lebih

    stabil.

    2.1. Sisi S+esifisiti

    Penghan!uran periodontal tidak

    terjadi di semua bagian mulut pada waktu yang

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    24/50

    sama, tetapi beberapa gigi pada waktu yang sama

    atau hanya beberapa aspek beberapa gigi

    bagaimanapun waktunya. 9ni disebut sebagai sisi

    spesifisiti penyakit periodontal. Oleh karena itu,

    kerasnya periodontal meningkat oleh ()

    perkembangan tempat penyakit baru danGatau (*)

    peningkatan kerusakan tempat yang ada.

    2.1. Pe(#ahan P(l+a Te*ait Po*et

    Peio$ontal

    Perluasan infeksi dari poket periodontal

    bisa menyebabkan perubahan patologi dalam

    pulpa. "eterlibatan pulpa dalam penyakit

    periodontal terjadi melalui, baik foramen apikal

    atau lateral kanal di akar setelah infeksi meluas

    dari poket melalui ligamen periodontal.

    2.1.4 Ketei*atan antaa Kehilangan

    Pele*atan $an Kehilangan T(lang teha$a+

    Ke$alaman Po*et

    7ormasi poket menyebabkan kehilangan

    ikatan gingiva dan penggundulan permukaan akar."ehilangan ikatan yang berat se!ara umum, tetapi

    tidak selalu berhubungan dengan kedalaman poket.

    9ni karena derajat kehilangan ikatan (pengunduran)

    tergantung lokasi dasar poket di atas permukaan

    akar, padahal kedalaman jarak antara dasar poket

    dan pun!ak gingiva. "edalaman poket yang sama

    dapat dihubungkan dengan perbedaan tingkat

    kehilangan ikatan dan kedalaman poket berbeda

    bisa di hubungkan dengan jumlah yang sama

    kehilangan ikatan.

    "ehilangan tulang berat umumnya

    dihubungkan dengan kedalaman poket, tetapi tidak

    selalu. "ehilangan tulang yang luas bisa

    dihubungkan dengan poket dangkal, dan

    kehilangan tulang tipisGsedikit bisa terjadi dengan

    poket yang dalam.

    2.1.1< )aeah antaa )asa Po*et $an

    T(lang Alveola

    %e!ara normal jarak antara epitelium

    junction dan tulang alveolar konstan se!ara

    relatif. 0arak antara kalkulus bawah dan pun!ak

    alveolar dalam poket periodontal manusia

    paling konstan, mempunyai rata-rata panjang

    ,I3 mm Q::,25.

    0arak dari ikatan plak ke tulang tidak

    pernah kurang dari 6,4 mm dan tidak pernah

    lebih dari *,3 mm. Penemuan ini

    menganjurkan bahwa aktivitas resorpsi tulang

    diinduksi oleh bakteri didesak dalam jarak ini.

    2.1.11 7(#(ngan Po*et Peio$ontal $engan

    T(lang

    &i dalam poket infrabony dasar

    adalah apikal ke tingkat tulang alveolar, dan

    dinding poket berada antara gigi dan tulang.

    Poket 5nfrabony paling sering terjadi se!ara

    interproksimal tetapi bisa berlokasi di fa!ial

    dan lingual permukaan gigi. Paling seringpoket meluas dari permukaan dimana berasal

    untuk satu atau lebih berdekatan ke

    permukaan. Poket )uprabony mempunyai

    dasar !orona ke pun!ak tulang.

    Perubahan inflamasi, proliferatif, dan

    degeneratif poket infrabony dan suprabony

    adalah sama, dan keduanya menyebabkan

    kehan!uran dukungan jaringan periodontal.

    2.1.12 A#ses Peio$ontal

    1bses periodontal adalah inflamasi

    purulen jaringan periodontal terlokalisasi. Hal

    ini juga diketahui sebagai abses lateral atau

    parietal. 1bses lokal di dalam gingiva dan

    menekan ke dalam struktur pendukung disebut

    abses gingival. 1bses periodontal berasal dari

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    25/50

    injuri ke permukaan luar gingiva dan bisa terjadi di

    ketidakadaan poket periodontal.

    7ormasi abses periodontal bisa terjadi dengan

    !ara=

    . Perluasan infeksi dari poket periodontal

    yang dalam ke dalam jaringan periodontal

    pendukung dan lokalisasi proses inflamasi

    supuratif sepanjang aspek lateral akar.

    *. Perluasan lateral inflamasi dari

    permukaan dalam poket periodontal ke

    dalam jaringan ikat dinding poket. Hasil

    lokalisasi abses ketika drainase ke dalam

    ruang poket lemah.

    :. &i dalam poket yang menggambarkan

    saluran akar yang berliku-liku, abses

    periodontal bisa membentuk kul-de-sak,

    akhir yang dalam dimana tertutup dari

    permukaan.

    C. Penghilangan kalkulus yang tidak lengkap

    selama pengobatan poket periodontal.

    Pada !ontoh ini, dinding gingiva

    menyusut, termasuk lubang poket, dan

    abses periodontal terjadi tertutup bagian

    poket.

    4. 1bses periodontal bisa terjadi di dalam

    ketidakhadiran penyakit periodontal

    setelah trauma gigi atau perforasi dinding

    lateral akar dalam terapi endodontik.

    Periodontal abses diklasifikasikan berdasarkan

    lokasi sebagai berikut=

    . 1bses di dalam jaringan periodontal

    pendukung, sepanjang aspek lateral akar. Pada

    kondisi ini umumnya ada sinus di di dalam

    tulang yang memperpanjang dari abses ke

    permukaan eksternal.

    *. 1bses di dalam dinding jaringan lunak

    kedalaman poket periodontal.

    %e!ara ikroskopi, abses lokal berakumulasi

    aktif dan nekrotik Ps dalam dinding poket

    periodontal. +eukosit mati melepaskan en;im

    yang di!erna sel-sel dan struktur-struktur

    jaringan lain, membentuk produk !air yang

    diketahui sebagai pus, yang merupakan pusat

    abses. Beaksi inflamasi akut sekitar area

    purulen, dan epitelium menunjukan intraseluler

    dan ekstraseluler edema dan invasi leukosit.

    1bses akut lokal menjadi abses kronik

    ketika purulennya mengandung saluran melalui

    fistula ke dalam permukaan gingiva luar atau

    ke dalam poket periodontal.

    9nvasi bakteri jaringan telah disebutkan di

    dalam abses, invasi organisme diidentifikasi

    sebagai gram negatif !o!!i, diplo!o!!i,

    fusiform, dan spiro!hetes. 9nvasi fungi juga

    ditemukan dan diinterpretasikan sebagai

    penginvasi opportunis.

    2.1.1" Kista Peio$ontal

    "ista periodontal adalah lesi tidak

    umum yang menghasilkan kerusakan lokal

    jaringan periodontal sepanjang permukaan

    lateral, paling sering di mandibular daerah

    !aninus-premolar.

    &i bawah ini kemungkinan etiologi telah

    disebutkan=

    . "ista odontogenik disebabkan olehproliferasi epitelial istirahat alasse;/

    stimulus inisiasi aktivitas seluler tidak

    diketahui.

    *. 7ista lateral dentigerous tertahan di

    dalam rahang setelah gigi erupsi.

    :. "ista premodial supernumeri benih

    gigi.

    C. %timulasi epitelial istirahat ligamen

    periodontal oleh infeksi dari abses

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    26/50

    periodontal atau dari pulpa melalui

    saluran akar tambahan.

    "ista periodontal biasanya asimptomatik

    dan tanpa dapat ditemukan perubahan se!ara

    nyata, tetapi kista periodontal bisa ada sebagai

    bengkak lunak.

    2.2 Kehilangan T(lang $an Pola Ke(sa*an

    T(lang

    eskipun perodontitis merupakan suatu

    penyakit jaringan gingiva, perubahan yang terjadi

    pada tulang alveolar sangat berperan penting

    karena kehilangan tulang dapat menyebabkan

    kehilangan gigi.

    #inggi dan kepadatan tulang alveolar pada

    keadaan normal memiliki keseimbangan antara

    besarnya pembentukan dan resorpsi yang diatur

    oleh faktor sistemik dan faktor lokal. %aat nilai

    resorpsi lebih besar dari nilai pembentukan tulang,

    tinggi dan kepadatan tulang alveolar dapat

    menurun.

    2.2.1 Ke(sa*an T(lang A*i#at InflamasiGingiva !ang 6el(as

    Penyebab utama kerusakan tulang pada

    penyakit periodontal adalah perluasan inflamasi

    marginal gingiva ke jaringan penyokong. 9nvasi

    dari inflamasi gingiva ke permukaan tulang dan

    permulaan dari kehilangan tulang merupakan !iri

    utama transisi dari gingivitis ke periodontitis.

    Periodontitis selalu didahului oleh

    gingivitis, sedangkan tidak semua gingivitis

    berkembang menjadi periodontitis. 7aktor yang

    menyebabkan perluasan inflamasi ke jaringan

    penyokong dan menginisiasi perubahan gingivitis

    menjadi periodontitis belum diketahui, namun

    dikaitkan dengan komposisi bakterial yang terdapat

    pada plak. Pada penyakit periodontal yang parah,

    kandungan bakteri yang bergerak (motile) dan

    spiro!haeta meningkat sedangkan bakteri

    kokus dan batang berkurang.

    Perluasan inflamasi dikaitkan pula

    dengan potensi pathogenik dari plak, resistensi

    host, termasuk pula reaksi imunologi manusia,

    dan reaksi-reaksi jaringan seperti derajat

    fibrosis gingiva, luas attached gingiva,

    fibrogenesis dan osteogenesis yang reaktif.

    %istem fibrin-fibrinolitik disebut sebagai

    N,alling off dari peningkatan lesi.

    2.2.2 7isto+atologi

    9nflamasi gingiva meluas sepanjang

    bundel serat kolagen dan menyebar mengikuti

    jalur Nblood vessel menuju tulang alveolar.

    Pada regio molar, inflamasi dapat meluas ke

    sinus maksilaris dan mengakibatkan penebalan

    sinus mukosa.

    Pada bagian interproksimal, inflamasi

    menyebar ke jaringan ikat longgar di sekitar

    pembuluh darah melalui serat-serat, lalu

    menyebar ke tulang melalui saluran pembuluhlalu memperforasi pun!ak septum interdental

    di tengah-tengah pun!ak alveolar, lalu

    menyebar ke sisi-sisi septum interdental.

    0arang tejadi inflamasi yang menyebar

    langsung ke tulang menemui ligamen

    periodontal. Pada bagian fasial dan lingual,

    inflamasi gingiva menyebar melalui lapisan

    periosteal luar pada tulang dan berpenetrasi

    melalui pembuluh darah.

    %etelah inflamasi men!apai tulang,

    inflamasi menyebar ke dalam ruangan kosong

    dan mengisi ruangan tersebut dengan leukosit,

    !airan eksudat, pembuluh darah yang baru, dan

    memploriferasi fibroblast. 0umlah multinuklear

    osteoklast dan mononuklear fagositosis

    meningkat lalu lapisan tulang menghilang,

    diganti dengan lakuna.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    27/50

    2.2." 6e*anisme Ke(sa*an T(lang

    7aktor yang berpengaruh pada kerusakan

    tulang adalah bakteri dan host (pada penyakit

    periodontal). Produk bakterial plak meningkatkan

    diferensiasi sel progenitor tulang menjadi osteoklas

    dan merangsang sel gingiva untuk mengeluarkan

    suatu mediator yang memi!u terjadinya hal

    tersebut. Produk plak dan mediator inflamasi untuk

    menghambat kerja dari osteoblast dan menurunkan

    jumlah sel-sel tersebut. 0adi, aktivitas resorpsi

    tulang meningkat, sedangkan proses pembentukan

    tulang terhambat sehingga terjadilah kehilangan

    tulang.

    2.2.% Pola Ke(sa*an T(lang

    *.*.C. Hilangnya tulang se!ara hori;ontal

    Hilangnya tulang se!ara hori;ontallah

    yang paling sering dijumpai. #ulang alveolar

    berkurang tingginya, margin tulang berbentuk

    hori;ontal atau agak miring. Besopsi tulang pada

    pola ini terjadi karena adanya aktivitas yang samabesar pada semua bagian tulang. %ehingga

    kerusakan sama rata, dan !a!at yang terbentuk

    adalah pun!ak alveolar yang datar.

    *.*.C.* a!at tulang pada tulang alveolar

    a!at ini dijumpai pada septum interdental maupun

    permukaan tulang sebelah luar (oral atau

    vestibular).

    *.*.C.: a!at tulang pada septum interdental

    1danya !a!at tulang ini dapat dilihat

    se!ara radiografis, tetapi paling jelas diketahui

    dengan mengadakan probing sewaktu diadakan

    pembukaan flap dalam prosedur operatif. a!at

    tulang pada septum interdental ini adalah

    . rater (!upping)

    a!at tulang ini merupakan kavitas pada !rest

    septum interdental yang dibatasi oleh dinding

    oral dan vestibular dan kadang-kadang

    dijumpai antara permukaan gigi dengan

    vestibular atau dasar mulut

    *. 9nfrabony

    a!at tulang ini dapat berma!am-ma!am

    tergantung pada jumlah dinding tulangnya.

    *.*.C.C a!at #ulang 1lveolar Pada

    Permukaan Oral atau Aestubular

    a!at tulang pada permukaan luar

    (oral atau vestibular)ini sangat bervariasi,

    diantaranya adalah=

    . "ontur tulang yang bulbous

    "ontur tulang yang bulbous biasanya

    disebabkan adanya eksositosis atau

    terbentuknya pilling.

    *. Hemisepta

    %edangkan hemisepta akan menunjukkan

    adanya bagian interdental septum yang

    rusak sepanjang penyakit. $agian yang

    rusak ini dapat terjadi pada bagian

    mesialnya ataupun bagian distalnya.

    :. argin #ulang inkonsisten

    $entuk margin tulang yang inkonsisten

    merupakan !a!at tulang angular atau

    terbentuk > pada permukaan oral atau

    vestibular. Pada agambaran radoografik

    hal ini akan sukar diketahui oleh olehkarena terrindih oleh gambaran gigi atau

    gambaran tulang lainnya.

    C. +edge

    $entuk ledges terlihat sebagai penonjolan

    ke!il dan rata akibat adanya bony plato

    yang tebal mengalami resopsi.

    4. %pine

    a!at tuang spine menunjukkan adanya

    penonjolan tulang yang tajam

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    28/50

    2. argin tulang terbalik

    $entuk margin tulang terbalik maksudnya

    pin!ak !rest alveolar yang tertinggi terdapat di

    pertengahan gigi.

    *.*.C.4 a!at 7urkasi

    a!at furkasi juga dapat dikelompokkan

    menurut derajat kerusakan tulang di daerah furkasi

    yang diukur pada bidang hori;ontal. a!at furkasi

    ini diklasifikasikan menjadi : kelas, yaitu=

    . "elas

    &isebut juga !a!at tahap awal. erupakan

    !a!at yang berpenetrasi kurang dari *mm ke

    arah furkasi.

    *. "elas *

    erupakan !a!at dimana kerusakan tulang

    lebih dari * mm ke arah interradikular, tetapi

    tidak semua daerah furkasi sehingga ada

    sebuah aspek tulang yang tetap utuh.

    :. "elas :

    erupakan !a!at yang sedemikian rupa

    sehingga sebagian besar tulang interradikularsudah rusak, dan sonde dapat dimasukkan

    melewati dearah antara akar-akar gigi dari

    salah satu sisi ke sisi lainnya.

    2." Peio$ontitis Konis

    Periodontitis kronis merupakan penyakit

    dengan tipe progresif yang lambat. &engan adanya

    faktor sistemik, seperti diabetes, perokok, atau

    stress, progres penyakit akan lebih !epat karena

    faktor tersebut dapat merubah respon hostterhadap

    akumulasi plak.

    2.".1 Kaa*teisti* 9m(m

    "arakteristik yang ditemukan pada pasien

    periodontitis kronis yang belum ditangani meliputi

    akumulasi plak pada supragingival dan

    subgingival, inflamasi gingiva, pembentukan

    poket, kehilangan periodontal attachment,

    kehilangan tulang alveolar, dan kadang-kadang

    mun!ul supurasi.

    Pada pasien dengan oral hygieneyang

    buruk, gingiva membengkak dan warnanya

    antara merah pu!at hingga magenta. Hilangnya

    gingival stippling dan adanya perubahan

    topografi pada permukaannya seperti menjadi

    tumpul dan rata (cratered papila).

    Pada banyak pasien karakteristik

    umum seringkali tidak terdeteksi, dan

    inflamasi hanya terdeteksi dengan adanya

    pendarahan pada gingiva sebagai respon dari

    pemeriksaan poket periodontal.

    "edalaman poket bervariasi, dan

    kehilangan tulang se!ara vertikal maupun

    hori;ontal dapat ditemukan. "egoyangan gigi

    terkadang mun!ul pada kasus yang lanjut

    dengan adanya perluasan hilangnya

    attachmentdan hilangnya tulang.

    Periodontitis kronis dapat didiagnosis

    dengan terdeteksinya perubahan inflamasikronis pada marginal gingiva, adanya poket

    periodontal dan hilangnya attachment se!ara

    klinis.

    2.".2 Pen!e#aan Pen!a*it

    Periodontitis kronis biasanya

    merupakan penyakit yang spesifik pada suatu

    tempat yang terakumulasi plak. Periodontitis

    kronis dijelaskan sebagai localized dan

    generalized.

    0" Localized periodontitis

    "urang dari :65 tempat terkena

    abses pada mulut yang menunjukan

    hilangnya attachment dan tulang.

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    29/50

    4" Generalized periodontitis

    #erdapat :6 5 atau lebih tempat terkena

    abses pada mulut yang menunjukan

    hilangnya attachmentdan tulang.

    Pola hilangnya tulang pada periodontitis

    se!ara vertikal, bila hilangnya attachment dan

    tulang pada permukaan gigi lebih besar

    dibandingkan pada permukaan yang berdekatan,

    atau hori;ontal. Hilangnya tulang se!ara vertikal

    biasanya diasosiasikan dengan kerusakan angular

    tulang dan bentuk poket intrabony. Hilangnya

    tulang se!ara hori;ontal biasanya dihubungkan

    dengan poket suprabony.

    2."." Keganasan Pen!a*it

    "eganasan pada kerusakan periodontal

    terjadi akibat lama tidaknya waktu terkena

    penyakit. &engan bertambahnya usia, hilangnya

    attachment dan tulang akan menjadi lebih

    prevalensi dan berbahaya karena adanya akumulasi

    dari kerusakan.

    "eganasan penyakit dibagi menjadi =

    0" )light !mild" periodontitis

    "erusakan periodontal yang ringan dan

    hilangnya attachment tidak lebih dari -* mm.

    4" Moderate periodontitis

    "erusakan periodontal yang sedang dan

    hilangnya attachment:-C mm.

    8" )evere periodontitis

    "erusakan periodontal yang berbahaya dan

    hilangnya attachment lebih dari 4mm.

    2.".% Geala

    8ejala awal pasien periodontitis kronis

    adalah terdapat tanda gusi berdarah pada saat

    makan atau ketika menyikat gigi, adanya

    kegoyangan gigi, atau tanggalnya gigi. Pada

    periodontitis kronis ini pasien tidak ada gejala

    nyeri, pasien sama sekali tidak merasa bahwa

    dia terkena penyakit sehingga kemungkinan

    besar sulit untuk mau dirawat.

    Basa nyeri kemungkinan mun!ul pada

    gigi tanpa karies yang disebabkan oleh akar

    yang sensitif pada panas, dingin, atau

    keduanya. 1rea atau tempat yang terlokalisir

    sedikit nyeri, kadang-kadang merambat jauh

    pada rahang biasanya dihubungkan dengan

    periodontitis. 1danya area yang terimpaksi

    oleh makanan menambah ketidaknyamanan

    pada pasien.

    2."./ Poges Pen!a*it

    Pasien memiliki kemungkinan terkena

    periodontitis kronis yang sama sepanjang

    hidup. "e!epatan progresi biasanya lambat

    tetapi dapat dimodifikasi oleh sistemik,

    lingkungan, dan perilaku. 1wal pembentukanperiodontitis dapat terjadi kapanpun, tetapi

    tanda awal biasanya dapat terdeteksi selama

    masa remaja pada akumulasi plak dan

    kalkulus. Periodontitis kronis se!ara klinis

    menjadi signifikan pada umur pertengahan-tiga

    puluhan atau lebih.

    $eberapa model yang menjelaskan

    tentang progres penyakit. Pada model, progresi

    diukur oleh jumlah hilangnya attachment.

    . ontinous model, progres dari

    penyakit lambat dan berkesinambungan,

    dengan tempat yang terkena menunjukan

    adanya ke!epatan progres yang konstan

    pada kerusakan periodontal.

    *. 9andom model !episodic3burst

    model", mengarah pada progres dari

    penyakit periodontal dengan lambatnya

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    30/50

    destruksi yang diikuti oleh periode tanpa

    destruksi. Pola penyakit ini adalah random.

    :. 2synchronous !multiple3burst model"#

    pada progres dari penyakit mengarah pada

    destruksi periodontal yang terjadi di sekeliling

    gigi yang terkena selama periode burst

    activity, dan akan berganti dengan periode

    inactivity.

    2.".0 Pevalensi

    Periodontitis kronis meningkat prevalensi

    dan keganasannya berhubungan dengan umur, dan

    se!ara umum efeknya pada jenis kelamin adalah

    sama. $ukan umur dari individu yang

    menyebabkan meningkatnya prevalensi, tetapi

    lamanya waktu jaringan periodontal berubah oleh

    akumulasi plak.

    2.". ,a*to 3esi*o Tea$in!a Pen!a*it

    Periodontitis merupakan penyakit yang

    disebabkan oleh beberapa faktor. 7aktor utama

    terjadinya periodontitis adalah terdapatnya

    akumulasi plak pada gigi dan gingival. 1da

    beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam

    peningkatan resiko terjadinya penyakit, antara lain=

    ) 7aktor lokal.

    1kumulasi plak pada gigi dan gingival pada

    dentogingival junction merupakan awal

    inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis.

    $akteri biasanya memberikan efek lokal pada

    sel dan jaringan berupa inflamasi.

    *) 7aktor sistemik

    "ebanyakan periodontitis kronis terjadi pada

    pasien yang memiliki penyakit sistemik yang

    mempengaruhi keefektivan respon host.

    &iabetes merupakan !ontoh penyakit yang

    dapat meningkatkan keganasan penyakit ini.

    :) +ingkungan dan perilaku

    erokok dapat meningkatkan keganasan

    penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih

    banyak kehilangan attachmentdan tulang,

    lebih banyak furkasi dan pendalaman

    poket. %tres juga dapat meningkatkan

    prevalensi dan keganasan penyakit ini.

    C) 8enetik

    $iasanya kerusakan periodontal sering

    terjadi di dalam satu keluarga, ini

    kemungkinan menunjukkan adanya faktor

    genetik yang mempengaruhi periodontitis

    kronis ini.

    2.% Peio$ontitis Agesif

    Periodontitis agresif biasanya

    menyerang se!ara sistemik pada individu sehat

    yang berumur kurang dari :6 tahun.

    Periodontitis agresif dibedakan dengan

    periodontitis kronis berdasarkan onset usia,

    ke!epatan progresi, sifat dan komposisi

    kumpulan mikroflora gingiva, perubahan

    respon imun host dan agregasi keluarga dari

    penyakit individu.

    Periodontitis agresif menggambarkan

    tiga penyakit. Penyakit tersebut adalah

    localized aggressive periodontitis,generalized

    aggressive periodontitis, dan rapidly

    progressive periodontitis(BPP).

    2.%.1 Locali"ed #ggressive Periodontitis

    2.%.1.1 Lata Bela*ang

    Pada tahun I*: 8ottlieb melaporkan

    seorang pasien dengan kasus fatal influen;a

    epidemik. 8ottlieb menyebut penyakit itu

    sebagai R:difuse atrophy of the alveolar boneEE.

    Pada tahun I*?, 8ottlieb mengganggap

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    31/50

    kondisi ini disebabkan oleh inhibisi pembentukan

    sementum yang terus menerus.

    Pada tahun I:?, Dannenma!her

    menyebut penyakit tersebut sebagai ;:parodontitis

    marginalis progressiva::. Pada akhirnya, tahun

    I22, ,orld ,or&shop in periodontics

    menyimpulkan konsep REperiodontosisEE sebagai

    suatu gambaran degeneratif yang tidak perlu

    dikonfirmasi dan istilah itu harus dihilangkan dari

    nomenklatur periodontal.

    9stilah R:

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    32/50

    aplastik. Hal ini tidak hanya ditemukan pada

    permukaan akar yang terpapar langsung pada

    poket periodontal tetapi juga pada akar gigi

    yang masih mengelilingi periodontium.

    "arakteristik yang men!olok dari +1P

    adalah tidak adanya inflamasi klinis meskipun

    terdapat poket periodontal yang dalam dan adanya

    kehilangan tulang yang !epat. Pada beberapa kasus

    jumlah plak minimal yang terlihat tidak konsisten

    dengan jumlah kerusakan periodontal. Plak jarang

    membentuk kalkulus. eskipun jumlah plak

    terbatas tetapi mengandung banyak 2.

    2ctinomycetemcomitans dan pada beberapa pasien

    terdapatPorphyromonas gingivalis.

    +1P mempunyai progres yang !epat.

    $ukti yang telah dilaporkan bahwa laju hilangnya

    tulang sekitar :-C kali lebih !epat daripada

    periodontitis kronik. "arakteristik klinis lain dari

    +1P meliputi =

    . 1danya perpindahan distolabial

    pada in!isivus rahang atas, bersamaan dengan

    pembentukan diastema.

    *. Peningkatan pergerakan pada in!isivus dan

    molar rahang atas dan rahang bawah.

    :. %ensitifitas permukaan akar terhadap suhu dan

    sentuhan.

    C. Basa sakit selama matikasi,

    kemungkinan besar disebabkan oleh iritasi

    struktur pendukung oleh gigi yang bergerak

    dan impaksi makanan.

    #idak semua kasus +1P berprogresi pada

    tingkatan yang dapat diuraikan dengan tepat. Pada

    beberapa pasien dengan progresi kehilangan

    perlekatan dan kehilangan tulang dapat sembuh

    dengan sendirinya.

    2.%.1." Gam#aan 3a$iogafi*

    Hilangnya tulang alveolar se!ara

    vertikal disekeliling gigi molar pertama dan

    in!isivus, pada permulaan masa pubertas pada

    remaja sehat, merupakan tanda diagnosis

    klasik dari +1P. 8ambaran radiografik

    meliputi hilangnya bentuk lengkung tulang

    alveolar yang meluas dari permukaan distal

    pada gigi premolar kedua sampai permukaan

    mesial gigi molar kedua. "erusakan tulang

    biasanya lebih luas daripada periodontitis

    kronik.

    2.%.1.% Pevalensi $an )isti#(si

    Be$asa*an 9m( $an >enis Kelamin

    Prevalensi +1P pada populasi usia

    remaja pada keadaan geografis yang berbeda

    yaitu kurang dari 5. %ebagian besar

    melaporkan prevalensi yang rendah sekitar 6,*

    5. $eberapa penelitian menemukan bahwa

    prevalensi tertinggi +1P pada laki-laki kulit

    hitam, diikuti perempuan kulit hitam,

    perempuan kulit putih dan laki-laki kulit putih.#erlihat frekuensi paling banyak pada periode

    pubertas dan pada usia *6 tahun.

    2.%.2 Generali"ed #ggressive Periodontitis

    2.%.2.1 Tan$a=tan$a *linis

    Generalize 2ggressive Periodontitis

    (81P) biasanya menyerang individu dibawah

    umur :6 tahun, namun pasien yang lebih tua

    juga dapat terserang. $erbeda dengan +1P,

    individu yang terserang 81P menghasilkan

    respon antibody yang rendah terhadap

    organisme patogen. %e!ara klinis, 81P

    mempunyai karakteristik yaitu hilangnya

    perlekatan interproksimal se!ara menyeluruh,

    sedikitnya pada tiga gigi permanen selain

    molar pertama dan in!isivus. "erusakan yang

    timbul terjadi se!ara bertahap diikuti tahap

  • 8/12/2019 periodontitis agresiv3

    33/50

    +uiescence(diam) dalam periode minggu ke bulan

    atau tahun. Badiografi sering menunjukan

    kehilangan tulang yang mempunyai


Recommended