+ All Categories
Home > Documents > PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA...

PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA...

Date post: 09-Apr-2019
Category:
Upload: vuhuong
View: 217 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
37
1 PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA INSPEKTORAT KOTA DI KOTA SALATIGA Yusak Arianto Putro (232007009) ABSTRACT The supervision of Indonesian government is based on the internal government control system, which is stated in the government rules. The city inspectorate is an official department that controls and makes sure all rules and plans in certain city are properly performed. This research is aim to This research has three goals. The first goals is to review the effectiveness the work of government department in Salatiga. The second is to find out any issues that are encountered by the city inspectorate and to know any factors that inpact the effectiveness of the city inspectorate work Key words: Supervison of Indonesia Goverment, Government control system, Inspectorate’s roles. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada saat ini terselenggaranya pemerintah yang baik dan benar adalah hal yang mutlak dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Sektor pemerintahan sangat diharapkan selalu dapat memperbaiki kinerjanya sehingga dapat mencapai pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah yang good governance ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan. Pengendalian itu sendiri merupakan aturan tertentu, sanksi dan penghargaan yang dilakukan oleh pimpinan atau atasan. Pengawasan biasanya dilaksanakan oleh institusi yang merupakan bagian dari manajemen,
Transcript
Page 1: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

1

PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP

EFEKTIVITAS KINERJA INSPEKTORAT KOTA

DI KOTA SALATIGA

Yusak Arianto Putro (232007009)

ABSTRACT The supervision of Indonesian government is based on the internal

government control system, which is stated in the government rules. The city inspectorate is an official department that controls and makes sure all rules and plans in certain city are properly performed. This research is aim to

This research has three goals. The first goals is to review the effectiveness the work of government department in Salatiga. The second is to find out any issues that are encountered by the city inspectorate and to know any factors that inpact the effectiveness of the city inspectorate work

Key words: Supervison of Indonesia Goverment, Government control system, Inspectorate’s roles.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini terselenggaranya pemerintah yang baik dan benar adalah hal

yang mutlak dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Sektor pemerintahan

sangat diharapkan selalu dapat memperbaiki kinerjanya sehingga dapat mencapai

pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah yang

good governance ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pengendalian,

pengawasan dan pemeriksaan. Pengendalian itu sendiri merupakan aturan tertentu,

sanksi dan penghargaan yang dilakukan oleh pimpinan atau atasan. Pengawasan

biasanya dilaksanakan oleh institusi yang merupakan bagian dari manajemen,

Page 2: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

2

untuk pemerintahan daerah dilaksanakan oleh DPRD dan Inspektorat Kota.

Sedangkan pemeriksaan dilakukan oleh pihak eksternal.

Dalam pelaksanaan organisasi baik pemerintah maupun swasta mungkin

yang dapat dibutuhkan adalah fungsi manajemen. Fungsi manajemen sangat

berperan dalam melaksanaan fungsi pemerintah yang baik, salah satunya adalah

fungsi pengawasan. Tujuan dari fungsi pengawasan adalah supaya pekerjaan yang

dilakukan tidak menyimpang dari yang direncanakan. Ada 2 tipe pengawasan

yaittu ada yang bersifat internal dan eksernal. Pengawasan internal dilakukan oleh

aparat internal organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pengawasan eksternal

dilakukan oleh pihak luar baik itu lembaga resmi seperti BPK, Inspektorat Kota,

LSM maupun oleh masyarakat sendiri.

Perbedaan antara pengawasan bagi sektor publik dan swasta. Perbedaan ini

muncul karena perbedaan tujuan dari kedua sektor tersebut. Sektor publik

bertujuan untuk meningkatan pelayanan publik bagi masyarakat luas sedangkan

sektor swasta bertujuan untuk mencari keuntungan bagi perusahaan atau

organisasinya. Berbicara tentang pengawasan bagi sektor publik, bertujuan untuk

menciptakan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik transparansi maupun

akuntabilitas publik merupakan salah satu faktor yang akan menjadikan

pemerintah yang good governance. Untuk memastikan terlaksananya 3E yaitu

ekonomis, efisiensi dan efektifitas. Pencapaian indikator kinerja Pemerintah

daerah dilakukan berdasarkan 3 E tersebut. Kemudian untuk meminimalkan

terjadinya kebocoran anggaran atau korupsi. Bahwa berdasarkan hasil survei Bank

Dunia, terjadi kebocoran minimal 30% dari anggaran pengadaan barang dan jasa.

Dan yang terakhir sebagai bagian dari perbaikan manajemen berkelanjutan.

Menurut keputusan Mendagri No.35 Tahun 2006 tentang Kebijakan

Penyelenggaraan Pengawasan Pemerintah Daerah Tahun 2007, adalah sebagai

berikut : (1) Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi,

kabupaten dan kota. (2) Pemeriksaan kasus kasus pengaduan masyarakat yang

disampaikan langsung oleh masyarakat dan yang diterima dari instansi maupun

pelimpahan penanganan kasus dari instansi lain. (3) Pemeriksaan dalam rangka

Page 3: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

3

berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah. (4) Pemeriksaan berkala atau sewaktu-

waktu maupun pemeriksaan terpadu. (5) Pemeriksaan pelaksanaan dekonsentrasi

dan tugas pembantuan. (6) Pemeriksaan khusus untuk hal-hal tertentu

Pengawasan dari Inspektorat Kota adalah perangkat yang ditunjuk untuk

menjamin agar Pemerintahan kota dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

rencana serta aturan Undang-undang yang telah ditetapkan Pemkot Salatiga

melalui Inspektorat Kota, dipimpin oleh seorang Kepala Inspektorat Kota yang

berkedudukan di bawah Walikota serta bertanggung jawab kepada Walikota

melalui sekretaris Daerah. Inspektorat Kota Salatiga melakukan pengawasan

fungsional dengan bentuk pengawasan preventif dan pengawasan Represif.

Inspektorat Kota berfungsi melakukan perumusan kebijakan teknis sesuai

dengan kewenangan yang dimiliki daerah. Dalam konteks penyelenggaraan

otonomi daerah, Inspektorat Kota merupakan instrumen pengawasan yang

dimiliki baik oleh provinsi maupun kabupaten atau kota. Dalam melaksanakan

pemeriksaan Internal Auditor akan menyelidiki dan meneliti keefektifan sistem

pengawasan yang ada. Dengan mengadakan penelitian terhadap pengawasan

internal yang dilakukan oleh pihak Inspektorat Kota secara berkesinambungan

yang dapat diketahui suatu instansi pemkot atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) telah melaksanakan fungsinya dengan baik atau belum. Jadi pemeriksaan

internal yang dilakukan oleh Inspektorat Kota adalah merupakan suatu alat

pengawasan yang penting untuk mengukur dan menilai keefektifan pengawasan-

pegawasan yang ada di dinas atau selaku SKPD di Pemerintah kota Salatiga.

Dalam melakukan tugasnya, Inspektorat Kota menggunakan SPIP sebagai

acuan kerja. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang sistem

pengendalian Pemerintah, bahwa SPIP merupakan upaya untuk menciptakan

Pemerintah yang baik dan benar. Dimana dalam pemerintah mengharapkan

seluruh instansi pusat maupun daerah, kementrian maupun lembaga supaya pada

tahun yang akan datang mendapat predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) atas

segala bentuk laporan yang diharapkan semua instansi dapat membuat laporan-

laporan yang didasarkan SPIP. Di dalam SPIP terdapat lima unsur yaitu

lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan

Page 4: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

4

komunikasi, dan pemantauan pengendalian intern. Penelitian ini mengambil unsur

lingkungan pengendalian karena dari kelima unsur SPIP tersebut, Lingkungan

Pengendalian adalah salah satu unsur yang sangat mempengaruhi kinerja dari

pengawas Inspektorat Kota dalam kaitan audit internal.

Dalam kenyataannya, kinerja Inspektorat Kota pada Dinas di Indonesia

mulai dipertanyakan. Ada banyak kasus-kasus muncul mengenai kecurangan yang

dilakukan oleh pegawai Dinas, contohnya seperti kasus korupsi jalan lingkar

Salatiga yang menyertakan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum sebagai

tersangkanya. Selain itu sedikitnya 15 pegawai negeri sipil di lingkungan pemkot

Salatiga juga diperiksa. Dengan adanya kasus ini dapat menyebabkan kerugian

dalam jumlah yang besar bagi pemerintah daerah Salatiga.

Penelitian ini mengacu dari penelitian sebelumnya dari jurnal internal audit

pada sektor publik di Malaysia, penelitian tersebut meneliti tentang permasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh internal audit di Malaysia (Ahmad, et al., 2009).

Audit internal di Malaysia organisasi sektor publik dan swasta mengalami

pertumbuhan sejak memperoleh pijakan dalam proses menajemen pada tahun

1970-an. Perkembangan pesat dalam infrastruktur dan industri diposisikan

Malaysia di dalam globalisasi dan pasar dunia. Ini memperbesar peran penting

audit internal untuk memastikan transparansi, integritas, kualitas dan perbaikan

layanan yang bertujuan positif tetap menjadi titik akhir dari setiap area proses.

Penelitian ini mengeksplorasi pentingnya audit internal di sektor publik Malaysia.

Data dikumpulkan dari responden yaitu kepada kepala auditor internal, auditor

internal dan staf lain dari departemen audit internal dari kategori departemen dan

badan-badan sektor publik di Malaysia. Studi ini menyimpulkan bahwa fungsi

audit internal dalam sektor publik di Malaysia dibatasi oleh kekurangan pegawai,

terhambat oleh dukungan memadai dari manajemen puncak, auditor jarang

memperpanjang kerjasama penuh mereka. Para auditor kurang pengetahuan dan

pelatihan yang tepat tentang pendekatan audit yang efektif.

1.2 Rumusan Masalah

Page 5: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

5

1. Bagaimana persepsi pejabat Dinas-dinas terhadap praktek pengawasan internal audit oleh Inspektorat Kota pada Dinas-dinas di kota Salatiga?

2. Apa saja permasalahan yang dihadapi oleh Inspektorat Kota sebagai auditor internal bagi Dinas-dinas di kota Salatiga?

2. Telaah Teoritis

2.1 Kinerja Pengawas Internal

Kinerja adalah menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga pihak yang

berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya mencapai hasil

dan manfaat yang diinginkan (Mardiasmo,2002). Kinerja merupakan suatu

kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk

mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang

diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan

negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan

pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki

beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b)

memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi. Bastian (2006) memaparkan bahwa kinerja adalah gambaran pencapaian

suatu kegiatan atau program dalam mewujubkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi.

Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) mendefinisikan kinerja sebagai

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Selain itu John Whitmore (1997 : 104) mendefinisikan kinerja sebagai

pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu

perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampilan.

2.3 Inspektorat Kota

Inspektorat Kota adalah perangkat yang ditunjuk oleh pemerintah untuk

menjamin agar pemerintahan kota atau kabupaten dapat berjalan dengan baik dan

sesuai dengan rencana serta aturan undang-undang yang telah ditetapkan.

Page 6: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

6

Inspektorat Kota merupakan instrumen pengawasan yang dimiliki baik oleh

provinsi maupun kabupaten/kota. Tugas Inspektorat Kota adalah mengawasi arus

penerimaan dan pengeluaran di daerah yang bersangkutan. Dalam hal ini

Inspektorat Kota harus mampu menterjemahkan berbagai kebijakan Kepala

Daerah, khususnya yang berkaitan dengan anggaran daerah.

2.3.1 Bentuk Pengawasan dari Inspektorat Kota

Berdasarkan obyek pengawasan, kita dapat membagi pengawasan terhadap

pemerintah kabupaten menjadi tiga jenis, yaitu pengawasan terhadap:

1. Produk hukum dan kebijakan daerah.

2. Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten serta

produk hukum dan kebijakan.

3. Keuangan daerah.

2.3.2 Kinerja Inspektorat Kota

Keberhasilan dalam pengawasan yang dicapai optimalnya sangat ditentukan

oleh prestasi kerja para pengawasnya. Oleh karena itu faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja para pemeriksa sangat mempengaruhi pula pada pada

efektivitas pengawasan pula pada efektivitas pengawas.

2.3.3 Dasar dari manfaat Pengawasan Inspektorat Kota

Dasar dari manfaat Inspektorat Kota bagi Dinas-dinas terkait adalah untuk

membantu pemerintah daerah dalam menanggulangi permasalahan dan

mengawasi setiap kegiatan instansi di dinas SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) dalam menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

mengawasi segala kegiatan aparatur pemerintah dalam segala kegiatan serta

memonitoring mekanisme dalam pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan

dan tepat sasarannya dengan mencapai hasil yang efektif efesien dan ekonomis

dimana inspektorat akan memberikan penilaian yang obyektif dan tidak memihak

Page 7: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

7

(independent), serta bekerja secara profesional dalam melakukan kegiatan

pengawasan.

2.3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat

Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 53 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pejabat Struktural pada Lembaga Teknis

Daerah, Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Salatiga, tugas pokok dan fungsinya Inspektorat Kota Salatiga dijabarkan

sebagai berikut:

1. Inspektur

Inspektur Kota Salatiga mempunyai tugas pokok membantu Walikota

dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan

daerah dan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintah

daerah. Sedangkan fungsinya adalah:

a. Perencanaan Program pengawasan.

b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan.

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

d. Pembinaan dan pelaksanaan pengawasan daerah meliputi Wilayah I,

Wilayah II, Wilayah III dan Wilayah IV.

e. Pelaksanaan pelayanan ke Sekertariatan Inspektorat.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2. Sekertariat

Sekertariat mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan koordinasi

pengawasan dan memberikan pelayanan teknis administrasi, meliput i

urusan keuangan, umum dan kepegawaian, perencanaan dan evaluasi,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas Inspektorat. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok tersebut, sekertariat mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana kegiatan kesekertariatan.

Page 8: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

8

b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program

kerja pengawasan.

c. Penghimpunan, pengelolaan, penilaian dan penyimpanan laporan hasil

pengawasan.

d. Penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional.

e. Penyusunan, penginventarisasian dan pengolahan data dalam rangka

penatausahaan proses penanganan pengaduan.

f. Penyiapan bahan pembinaan teknis pengawasan.

g. Pengkoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan

penyelenggaraan tugas inspektorat.

h. Pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, dan umum.

i. Pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas sekertariat.

j. Pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.

k. Penilaian pelaksanaan tugas bawahan

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang

tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut di atas

sekertariat terdiri dari:

a. Subbagian Perencanaan dan evaluasi mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan penyusunan, penghimpun, mengolah, menilai dan

menyimpan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional

dan melakukan administrasi pengaduan masyarakat, serta menyusun

laporan kegiatan pengawasan.

b. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok

melakukan urusan kepegawaian, ketatausahaan, rumah tangga,

perlengkapan, surat menyurat, perpustakaan, kehumasan dan protokol.

c. Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan dan melaksanakan pengendalian, pembiayaan,

pengelolaan administrasi keuangan serta menyajikan data sebagai

bahan evaluasi.

3. Inspektur Pembantu Wilayah

Page 9: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

9

Inspektur Pembatu Wilayah mempunyai tugas pokok membantu inspektur

dalam melaksankan pengawasan terhadap pengawasan terhadap

penyelenggarakan urusan perintahan daerah dan kasus pengaduan di

perangkatan daerah sesuai wilayah kerjanya.

Untuk melakukan tugas pokok tersebut, Inspektur pembantu wilayah

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional pengawasan

bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan pada wilayah

kerjanya.

b. Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja pengawasan pada wilayah

kerjanya.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan.

d. Pelaksanaan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas-

tugas pengawsan di wilayah kerjanya.

e. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan di wilayah kerjanya.

f. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan tugas di

wilayah kerjanya.

g. Pembinaan dan pengarahan tugas bawahan.

h. Penilaian pelaksanaan tugas bawahan.

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang

tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana tersebut di

atas, Inspektur Wilayah Pembantu terdiri dari:

a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan mempunyai tugas

pokok membantu Inspektur pembantu dalam melakukan pengawasan

terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pembanguan,

meliputi pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawsan dan kasus atas pengaduan serta pelaporan.

b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan mempunyai tugas

pokok membantu Inspektur pembantu dalam melakukan pengawasan

Page 10: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

10

terhadap penyelenggaraan urusan Pemerintahan, meliputi pemeriksaan,

pengusutan, penguian dan penilaian tugas pengawasan dan kasus atas

pengaduan serta pelaporan.

c. Seksi pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan mempunyai

tugas pokok membantu Inspektur Pembantu dalam melakukan

pengawasaan terhadap peyelenggaraan urusan Pemerintahan bidang

kemasyarakat, meliputi pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan

penilaian tugas pengawasan dan kasus atas pengaduan serta pelaporan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

yang menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat sesuai

dengan keahlian bidang masing-masing.

2.4 SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)

SPIP sebagai yang tertuang dalam PP 60 Tahun 2008 bertujuan untuk

memberikan keyakinan yang memadai bagi efektivitas dan efisiensi pencapaian

tujuan penyelenggaraan pemerintahan, SPIP juga sebagai upaya menciptakan

kondisi guna menciptakan prilaku positif dan kondusif, hal itu di karenakan

penekanan SPIP pada soft control guna menciptakan pengendalian diri sendiri dan

masyarakat, guna suksesnya pelaksanaan SPIP.

Sistem Pengendalian Intern yang telah dipraktikkan di lingkungan Pemerintahan

diberbagai negara, yang meliputi:

1. Lingkungan pengendalian. Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh

pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam

keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan

mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat.

2. Penilaian risiko. Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas

risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.

Page 11: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

11

3. Kegiatan pengendalian. Kegiatan pengendalian membantu

memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan.

Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian

tujuan organisasi.

4. Informasi dan komunikasi. Informasi harus dicatat dan dilaporkan

kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan.

Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat

waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah

melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

5. Pemantauan. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari

waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan

review lainnya dapat segera ditindak lanjuti

3. Metode Penelitian

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer.

Data primer diambil dari pengisian kuesioner kepada Kepala Dinas dan Kepala

Bidang dinas-dinas terkait. Kuesioner yang digunakan berupa 3 bagian. Bagian

pertama berisi item-item SPIP di Lingkungan Pengendalian, bagian 2 berisi

masalah utama yang dialami fungsi staf pengawas dan bagian ketiga berisi tentang

faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi staf pengawas.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini yang akan diteliti adalah seluruh pegawai dan staf

Dinas-dinas Kota Salatiga yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dinas

Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang, Dinas Pertanian dan Perikanan, Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Dinas Perhubungan,

Komunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas

Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas Kesehatan. Dan sampel

penelitian ini adalah Kepala Dinas dan Kepala Bidang pada Dinas-dinas tersebut.

Page 12: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

12

3.3 Metode Pengumpulan Data

1. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyusun

kuesioner yang diperoleh dari item-item SPIP dan dari jurnal internal audit

pada sektor publik di Malaysia.

2. Penentuan respoden dilakukan dengan cara bertanya kepada anggota

dinas-dinas terkait mengenai staf yang mengetahui praktek pengawasan

pada Dinas-dinas Kota Salatiga. Kemudian memberikan penjelasan

tentang isi dari kuesioner kepada responden.

3. Meminta responden menilai seberapa baiknya item-item informasi tersebut

dengan cara memberi tanda contreng dengan skala penilaian 1-5 untuk

setiap informasi yang ada dalam item-item SPIP. (skala 1 : sangat buruk;

skala 5 : sangat baik)

4. Meminta responden untuk menilai setuju atau tidak dengan masalah-

masalah yang dihadapi oleh pengawas. Informasi yang digunakan di dalam

penelitian ini adalah informasi dari jurnal internal audit pada sektor publik

di Malaysia. (skala 1 : sangat tidak setuju; skala 5 : sangat setuju)

5. Meminta responden untuk menilai setuju atau tidak dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi fungsi staf pengawas. Informasi yang digunakan di

dalam penelitian ini adalah informasi dari jurnal internal audit pada sektor

publik di Malaysia. (skala 1 : sangat tidak setuju; skala 5 : sangat setuju)

6. Dari hasil yang diperoleh pada point 3 sampai 5, tiap item informasi

dihitung rata-ratanya.

7. Untuk melihat tingkat persepsi responden, maka digunakan rumus interval

sebagai berikut:

Dimana I = Interval

K = Kategori jawaban

Max = Nilai tertinggi

Min = Nilai terendah

Page 13: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

13

Range Kriteria

1,00 - 1,80

1,81 - 2,60

2,61 - 3,40

3,41- 4,20

4,21-5,00

Sangat Tidak Setuju/Sangat buruk

Tidak Setuju/buruk

Netral/Cukup

Setuju/Baik

Sangat Setuju/Sangat baik

8. Dalam kuesioner ini juga diberikan ruang kosong untuk menampung

informasi yang dianggap penting oleh responden faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi efektivitas.

9. Setelah didapat data-data mengenai seberapa baiknya penerapan item-item

SPIP tadi dilakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik

deskriptif, untuk dapat memaknai data yang telah didapat dari hasil

penelitian

4. Temuan dan Pembahasan

4.1. Gambaran secara umum responden penelitian

Secara umum responden penelitian ini dibagi menurut jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir dan lama bekerja. Dari total 51 orang yang bersedia dan tidak

berhalangan untuk mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 46 orang (90,20 %).

Menurut jender penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki daripada

perempuan yaitu laki-laki berjumlah 32 orang dan perempuan berjumlah 14

orang. Menurut usia penelitian ini lebih banyak responden yang berusia di atas 50

tahun. Pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini hanya berkisar antara

SMA, S1, dan S2, dan didominasi responden yang berpendidikan terakhir S1.

Dalam penelitian ini masa jabatan responden dibagi menjadi tiga yaitu antara 1

sampai 10 tahun, 11 sampai 20 tahun dan 20 tahun ke atas, temuan menunjukkan

Page 14: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

14

bahwa penelitian ini didominasi oleh responden yang memiliki masa jabatan lebih

dari 20 tahun ( lihat lampiran 1, hal. 23).

4.2. Penilaian responden terhadap item-item di dalam kuesioner

4.2.1. Penilaian responden terhadap item-item SPIP di Lingkungan

Pengendalian

No Item informasi Total Skor Rata-rata Persepsi

1 Penyusunan dan Penerapan aturan perilaku 175 3.80 Baik

2 Keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat pimpinan Instansi Pemerintah

177 3.85 Baik

3 Penegakan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur

169 3.67 Baik

4 Penjelasan dan pertanggungjawaban adanya intervensi atau pengabaian pengendalian intern

165 3.59 Baik

5 Penghapusan kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis 159 3.46 Baik

6

Pengidentifikasi dan penetapan kegiatan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas dan fungsi pada masing-masing posisi

181 3.93 Baik

7 Penyusunan standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi

177 3.85 Baik

8

Penyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya

176 3.83 Baik

9

Pemilihan pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah

171 3.72 Baik

10

Pemberi keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas untuk pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

176 3.83 Baik

Page 15: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

15

11

Pemberian peringatan dini dan peningkatan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

174 3.78 Baik

12 Pemeliharaan dan peningkatan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

174 3.78 Baik

13 Pertimbangan resiko dalam pengambilan keputusan 175 3.80 Baik

14 Penerapan manajemen berbasis kinerja, pendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP

177 3.85 Baik

15 Perlindungan atas aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah 171 3.72 Baik

16 Interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah 177 3.85 Baik

17 Respon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program dan kegiatan

191 4.15 Baik

18 Penyesuaian dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah 173 3.76 Baik

19 Pemberian kejelasan wewenang dan tanggung jawab 178 3.87 Baik

20 Pemberian kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam Instansi Pemerintah

184 4.00 Baik

21

Pelaksana evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis

174 3.78 Baik

22 Penetapan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan 163 3.54 Baik

23 Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai

170 3.70 Baik

24 Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen 159 3.46 Baik

25 Supervise periodik yang memadai terhadap pegawai 165 3.59 Baik

Sumber: Data Primer, 2012

Page 16: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

16

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat dilihat secara rata-rata bahwa setiap

item-item SPIP telah diterapkan dengan baik oleh pengawas. Responden dalam

hal ini anggota Dinas-dinas, secara rata-rata menilai setiap item dengan skor 3.

Dilihat secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian yang

dilakukan oleh seluruh anggota Dinas-dinas terhadap kinerja pengawas adalah

baik, meskipun nilai yang diberikan secara rata-rata tidak tinggi. Kecenderungan

yang timbul dari data di atas adalah anggota Dinas-dinas menilai bahwa item-item

SPIP telah dilaksanakan dengan baik.

4.2.2. Penilaian responden tentang masalah utama yang dihadapi oleh staf

pengawas.

No Item informasi Total Skor

Rata-rata Persepsi

1 Jumlah pengawas kurang 126 2.74 Tidak setuju

2 Fungsi pengawasan mendapat dukungan penuh dari pejabat tinggi 165 3.59 Setuju

3 Kerjasama diantara pengawas/audit internal baik 161 3.50 Setuju

4 Pelatihan teknis pengawasan/audit internal memadai 160 3.48 Setuju

5 Fungsi pengawas bersifat independen 155 3.37 Netral

6 Pengetahuan teknik staf pengawas memadai 151 3.28 Netral

7 Pengalaman staf pengawas memadai 152 3.30 Netral

8 Hasil pengawasan diperhatikan oleh pihak yang diawasi 173 3.76 Setuju

9 Posisi staf pengawas terhormat dalam organisasi 146 3.17 Netral

10 Fungsi staf pengawas banyak dimusuhi 106 2.30 Tidak setuju

11 Anggaran yang disediakan untuk fungsi pengawasan memadai 155 3.37 Netral

Sumber: Data Primer, 2012

Dari hasil pendapat responden secara rata-rata dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat permasalahan yang dihadapi oleh pengawas dalam melakukan

pengawasan di lingkungan Dinas-dinas. Secara rata-rata responden menilai bahwa

jumlah pengawas memadai, fungsi pengawasan mendapat dukungan dari pejabat

Page 17: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

17

tinggi, kerjasama fungsi pengawas baik, pelatihan teknis pengawas memadai,

hasil pengawasan diperhatikan oleh pihak yang diawasi, dan fungsi pengawasan

tidak dimusuhi. Sedangkan untuk beberapa item (fungsi pengawas bersifat

independen, pengetahuan teknik staf pengawas memadai, pengalaman staf

pengawas memadai, posisi staf pengawas terhormat dalam organisasi dan

anggaran yang disediakan untuk pengawasan memadai) secara rata-rata responden

masih ragu untuk menyatakan item-item tersebut merupakan permasalahan yang

dihadapi oleh pengawas.

4.2.3. Penilaian responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas fungsi staf pengawas.

No Item informasi Total Skor Rata-rata Persepsi

1 Kualitas Pengawas yang mengawasi SKPD 179 3.89 Setuju

2 Dukungan dari Pimpinan SKPD 189 4.11 Setuju 3 Kecukupan sumber daya manusia dan

dana operasional yang memadai 172 3.74 Setuju

4 Kerjasama diantara staf pengawas 179 3.89 Setuju Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan hasil temuan di atas, dapat dilihat bahwa secara rata-rata

anggota Dinas-dinas Kota Salatiga setuju dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas fungsi staf pengawas yang diajukan di dalam kuesioner.

Para responden berpendapat bahwa kualitas pengawas yang mengawasi SKPD,

dukungan dari Pimpinan SKPD, kecukupan sumber daya manusia dan dana

operasional yang memadai dan kerjasama diantara staf pengawas sangat

mempengaruhi efektivitas dari fungsi staf pengawas.

4.3. Perbandingan hasil persepsi responden yang dibedakan menurut atribut

Selain pembandingan data secara keseluruhan, data-data yang telah didapat

dari penelitian ini dapat dibandingkan berdasarkan atribut-atribut demografis yang

dimiliki oleh responden.

4.3.1. Perbandingan rata-rata menurut pendidikan terakhir

Dari data ( lihat lampiran 3, hal. 27 ) dapat dilihat bahwa menurut responden

yang berpendidikan terakhir SMA, S1 dan S2, item-item SPIP di Lingkungan

Page 18: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

18

Pengendalian telah diterapkan dengan baik oleh pengawas. Kemungkinan hal ini

terjadi karena responden menganggap kalau item-item di Lingkungan

Pengendalian di SKPD telah diterapkan dengan baik. Di dalam penilaian terhadap

masalah utama yang dihadapi pengawas, responden yang berpendidikan SMA, S1

dan S2 memberikan penilaian yang sama, yaitu netral terhadap masalah yang

dihadapi oleh pengawas. Kemungkinan hal ini terjadi akibat responden masih

ragu apakah hal tersebut menjadi permasalahan di dalam praktik pengawasan di

SKPD. Sedangkan dalam penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas responden yang berpendidikan SMA, S1 dan S2 memberikan penilaian

yang sama bahwa faktor-faktor yang diajukan dalam kuesioner (kualitas

pengawas yang mengawasi SKPD, dukungan dari Pimpinan SKPD, kecukupan

sumber daya manusia dan dana operasional yang memadai dan kerjasama diantara

staf pengawas) sangat mempengaruhi efektivitas dari fungsi staf pengawas.

Kecenderungan ini mungkin terjadi karena tidak adanya perbedaan pengetahuan

diantara responden yang berpendidikan SMA, S1 dan S2 terhadap isi dari

kuesioner.

4.3.2. Perbandingan rata-rata nilai menurut usia

Dari data ( lihat lampiran 4, hal. 31 ) dapat dilihat bahwa responden yang

berusia kurang dari sama dengan 50 tahun dan responden yang berusia lebih dari

50 tahun, sama-sama menilai bahwa item-item SPIP di Lingkungan Pengendalian

telah diterapkan dengan baik. Kemungkinan hal ini terjadi karena responden

menganggap kalau item-item Lingkungan Pengendalian di SKPD telah diterapkan

dengan baik. Di dalam penilaian terhadap masalah utama yang dihadapi

pengawas, responden yang berusia kurang dari sama dengan 50 tahun

memberikan jawaban netral. Sedangkan responden yang berusia lebih dari 50

tahun memberikan jawaban bahwa tidak terdapat permasalahan yang dihadapi

oleh pengawas di dalam melakukan fungsi pengawasan. Kemungkinan hal ini

terjadi, karena responden yang berusia 50 tahun ke atas lebih paham mengenai

masalah-masalah yang dihadapi oleh pengawas dibanding dengan responden yang

berusia kurang dari sama dengan 50 tahun. Sedangkan dalam penilaian terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas responden yang berusia kurang dari

Page 19: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

19

sama dengan 50 tahun dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun

memberikan penilaian yang sama bahwa faktor-faktor yang diajukan dalam

kuesioner (kualitas pengawas yang mengawasi SKPD, dukungan dari Pimpinan

SKPD, kecukupan sumber daya manusia dan dana operasional yang memadai dan

kerjasama diantara staf pengawas) sangat mempengaruhi efektivitas dari fungsi

staf pengawas.

4.4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan

Secara umum responden penelitian ini telah menganggap bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawas yang disebutkan dalam

kuesioner telah mewakili pemikiran mereka. Namun demikian ada 7 (tujuh)

responden yang memberikan pendapat adanya faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi efektivitas fungsi pengawas. Data berikut menunjukkan item-item

yang menurut pendapat dan pemikiran pribadi responden (diluar bagian 3) yang

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengawasan.

Tabel 1. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pengawasan

No Responden Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

3 Peralatan pendukung dalam kegiatan pengawasan 5 Adanya perbedaan persepsi 5 Asumsi-asumsi dasar yang berbeda 5 Tujuan pengawasan 5 Kondisi ekternal dan internal 5 Pengaruh politik 8 Independensi pengawas 8 Kepribadian staf pengawas 19 Kurangnya pengetahuan pihak pengawas 19 Kurangnya kesiapan pihak yang diawasi 19 Pembekalan teknis dari atasan langsung pengawas 24 Intervensi pimpinan 28 Ketegasan di dalam melakukan tindakan

35 Pengawas harus mengetahui mengetahui pedoman umum tentang suatu kegiatan

Sumber: Data Primer, 2012

Page 20: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

20

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendapat yang diberikan oleh

responden sebagian besar menyangkut kondisi dari internal pengawas (seperti :

Independensi pengawas, pembekalan teknis dari atasan, ketegasan di dalam

melakukan tindakan dll). Persiapan sebelum melakukan pengawasan sangat

mempengaruhi efektivitas dari pengawas itu sendiri. Responden berpendapat

supaya di dalam pengawasan tidak ada intervensi dari pimpinan, sehingga

pengawasan dapat berjalan secara transparan. Kedepannya yang mungkin harus

diperhatikan oleh pengawas adalah kondisi dari internal dan ekternal yang akan

diawasi, sehingga pengawasan yang dilakukan oleh pengawas dapat berjalan

dengan baik.

5. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikumpulkan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa secara rata-rata, responden penelitian ini menilai isi yang

terangkum dalam item-item SPIP di Lingkungan pengendalian telah dilakukan

secara baik. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum responden menilai bahwa

pengawas dalam praktek pengawasannya telah menerapkan item-item yang

tercantum di dalam SPIP dengan baik. Responden menilai tidak terdapat

permasalahan yang dihadapi oleh pengawas, hal ini tercermin dari persepsi

mereka bahwa jumlah pengawas yang memadai, fungsi pengawasan mendapat

dukungan dari pejabat tinggi, kerjasama diantara pengawas dianggap baik,

pelatihan teknik pengawasan memadai. Kemudian hasil pengawasan diperhatikan

oleh pihak yang diawasi dan fungsi pengawasan tidak dimusuhi.

Penelitian ini juga menemukan bahwa responden setuju bahwa item-item

yang diajukan dalam kuesioner (kualitas pengawas yang mengawasi SKPD,

dukungan dari pimpinan SKPD, kecukupan sumber daya manusia dan dana

operasional yang memadai, kerjasama diantara staf pengawas) adalah faktor-

faktor yang mendukung efektivitas fungsi pengawas. Selain faktor-faktor yang

disebutkan dalam kuesioner, responden juga menambahkan adanya faktor-faktor

lain yang mempengaruhi efektivitas seperti peralatan pendukung dalam kegiatan

Page 21: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

21

pengawasan, adanya perbedaan persepsi, asumsi-asumsi dasar yang berbeda,

tujuan pengawasan, kondisi ekternal dan internal, pengaruh politik, independensi

pengawas, kepribadian staf pengawas, kurangnya pengetahuan pihak pengawas,

kurangnya kesiapan pihak yang diawasi, pembekalan teknis dari atasan langsung

pengawas, intervensi pimpinan, ketegasan di dalam melakukan tindakan, dan

pengawas harus mengetahui pedoman umum tentang suatu kegiatan.

Penelitian ini juga menemukan adanya variasi persepsi terhadap praktik

pengawasan, masalah yang di hadapi oleh fungsi staf pengawas dan faktor-faktor

yang mempengaruhi efektivitas pengawasan berdasarkan atribut responden.

Dengan melihat penilaian responden bahwa penerapan fungsi pengawasan

telah dilakukan sesuai dengan SPIP, maka langkah yang sebaiknya dilakukan

adalah meningkatkan kinerja dari Inspektorat Kota sebagai pengawas di

Lingkungan SKPD supaya pada tahun yang akan datang dapat mencapai hasil

yang lebih baik lagi.

Di dalam melakukan penelitian ini peneliti memiliki beberapa keterbatasan.

Pertama, adanya beberapa responden yang tidak bersedia dan berhalangan di

dalam pengisian kuesioner. Keseluruhan responden dari anggota Dinas-dinas Kota

Salatiga adalah 51 orang, sedangkan responden yang berpartisipasi dalam

penelitian ini adalah sebanyak 46 orang (90,20 %). Kedua, kemungkinan

terjadinya conflict of interest antara pengawas dan dinas-dinas yang diawasi.

Untuk penelitian-penelitian yang akan datang sebaiknya dilakukan dengan lebih

memperkaya rangkuman item-item SPIP, serta dapat dilakukan kajian statistik

yang lebih mendalam (inferensial), sehingga bisa didapatkan analisis yang lebih

mendalam.

Page 22: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

22

Daftar Pustaka

Ahmad, Halimah Nasibah; Othman, Radiah; Othman, Rohana; & Jusoff,

Kamaruzman (2009) “The Effectiveness of Internal Audit in Malaysian

Public Sector”, Sep. 2009, Vol.5, No.9 (Serial No.52), Journal of Modern

Accounting and Auditing, ISSN 1548-6583, USA

Bastian, Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga.

Jakarta

Erika, A.R Yulisman. (2011).” Fungsi Badan Pengawas Daerah (Inspektorat Kota) Dalam Pelaksanaan Pemerintah Daerah Di Kabupaten Pesisir Selatan”. 15 September 2011.

Fabanyo, Suryanti. (2011).” Pelaksanaan Fungsi Pengawasan di Inspektorat Daerah Kota Tidore Kepulauan “. Makasar.

Ihalauw, John J.O.I, (2000). Bangun Teori Edisi Milenium. Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga

Ihalauw, John J.O.I, (2003). Bangun Teori Edisi Milenium. Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga

Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta.

Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta.

Pedoman Operasional Pengawasan Di Lingkungan Inspektorat Kota Salatiga

Retno Utami, Mutamimah. (2011).” Pengertian Kinerja ”.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811-pengertian-

kinerja/. 18 September 2011

Rumudi, Sukandar. (2006).”Metodologi Penelitian Petunjuk Praktik Untuk

Peneliti Pemula”. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Satrio Dewanto, R. Pandu. (2011).”Persepsi Birokrat Kota Salatiga Terhadap Ukuran Kinerja Sektor Pendidikan Di Indonesia Dan Negara Maju”. Skripsi program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 23: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

23

Santoso, Singgih. (2003).”Statistik Diskriptif Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dan SPSS”. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Supramono dan Intiyas Utami. (2003). Desain Proposal Penelitian, Cetakan 1.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Salatiga

Wikipedia. (2012).” Pengertian Kinerja ”. http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja .

24 April 2012

Perundang-undangan

Republik Indonesia:”Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun

2008 tentang “ Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan”

Page 24: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

24

LAMPIRAN

Lampiran 1

Tabel 4.1.1. Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase (%)

Laki – Laki 32 69.57

Perempuan 14 30.43

Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.1.2. Gambaran umum responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Responden Prosentase (%)

≤ 50 tahun 25 54.35

> 50 tahun 21 45.65

Total 46 100 Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.1.3. Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir

Pendidikan Terakhir

Jumlah Responden Prosentase (%)

SMA 1 2.17

S1 26 56.52

S2 19 41.30

Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.1.4. Gambaran umum responden berdasarkan periode menjabat sebagai anggota dari Dinas-dinas

Lama Bekerja Jumlah

Prosentase (%)

Page 25: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

25

Responden

1-10 tahun 7 15.22

11-20 tahun 12 26.09

>20tahun 27 58.70

Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2012

Lampiran 2

4.3.1. Perbandingan rata-rata nilai menurut pendidikan terakhir

Tabel 4.3.1.1 Item yang ada di dalam item-item SPIP di Lingkungan

Pengendalian

No Item informasi SMA S1 S2

1 Penyusunan dan Penerapan aturan perilaku 4.00 4.00 3.74

2 Keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat pimpinan Instansi Pemerintah 4.00 4.00 3.84

3 Penegakan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur 4.00 3.72 3.79

4 Penjelasan dan pertanggungjawaban adanya intervensi atau pengabaian pengendalian intern 4.00 3.72 3.58

5 Penghapusan kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis 4.00 3.68 3.32

6 Pengidentifikasi dan penetapan kegiatan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas dan fungsi pada masing-masing posisi 4.00 4.12 3.89

7 Penyusunan standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi 4.00 4.04 3.79

8 Penyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai mempertahankan dan 4.00 3.92 3.84

Page 26: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

26

meningkatkan kompetensi pekerjaannya

9 Pemilihan pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah 4.00 3.88 3.68

10 Pemberi keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas untuk pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah 4.00 4.00 3.79

11 Pemberian peringatan dini dan peningkatan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah 4.00 3.92 3.79

12 Pemeliharaan dan peningkatan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah 4.00 3.96 3.74

13 Pertimbangan resiko dalam pengambilan keputusan 4.00 3.96 3.79

14 Penerapan manajemen berbasis kinerja, pendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP 4.00 3.96 3.89

15 Perlindungan atas aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah 4.00 3.88 3.68

16 Interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah 4.00 4.08 3.74

17 Respon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program dan kegiatan 4.00 4.40 4.05

18 Penyesuaian dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah 4.00 3.84 3.84

Page 27: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

27

19 Pemberian kejelasan wewenang dan tanggung jawab 4.00 3.96 3.95

20 Pemberian kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam Instansi Pemerintah 4.00 4.12 4.05

21 Pelaksana evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis 4.00 3.96 3.74

22 Penetapan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan 4.00 3.72 3.47

23 Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai 4.00 3.80 3.74

24 Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen 4.00 3.40 3.68

25 Supervise periodik yang memadai terhadap pegawai 4.00 3.68 3.68

Rata-rata 4.00 3.91 3.76

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.3.1.2 Item yang berasal dari masalah utama fungsi staf pengawas

No Item informasi SMA S1 S2

1 Jumlah pengawas kurang 3.00 2.72 2.89

2 Fungsi pengawasan mendapat dukungan penuh dari pejabat tinggi 3.00 3.64 3.74

3 Kerjasama diantara pengawas/audit internal baik 3.00 3.56 3.63

4 Pelatihan teknis pengawasan/audit internal memadai 4.00 3.52 3.58

5 Fungsi pengawas bersifat independen 4.00 3.52 3.32

Page 28: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

28

6 Pengetahuan teknik staf pengawas memadai 3.00 3.36 3.37

7 Pengalaman staf pengawas memadai 3.00 3.92 3.42

8 Hasil pengawasan diperhatikan oleh pihak yang diawasi 4.00 3.40 3.74

9 Posisi staf pengawas terhormat dalam organisasi 3.00 3.20 3.05

10 Fungsi staf pengawas banyak dimusuhi 3.00 2.44 2.21

11 Anggaran yang disediakan untuk fungsi pengawasan memadai 3.00 3.52 3.37

Rata-rata 3.27 3.35 3.30

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.3.1.3 Item yang berasal dari faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas fungsi staf pengawas

No Item informasi SMA S1 S2

1 Kualitas Pengawas yang mengawasi SKPD 4.00 4.04 3.89

2 Dukungan dari Pimpinan SKPD 4.00 4.20 4.21

3 Kecukupan sumber daya manusia dan dana operasional yang memadai 3.00 3.76 3.95

4 Kerjasama diantara staf pengawas 3.00 4.00 4.00

Rata-Rata 3.50 4.00 4.01

Sumber: Data Primer, 2012

Lampiran 3

4.3.2. Perbandingan rata-rata nilai menurut usia responden

Tabel 4.3.2.1 Item yang ada di dalam item-item SPIP di Lingkungan

Pengendalian

No Item informasi ≤ 50 tahun > 50 tahun 1 Penyusunan dan Penerapan aturan perilaku 3.72 3.90

Page 29: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

29

2 Keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat pimpinan Instansi Pemerintah

3.80 3.90

3 Penegakan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur

3.56 3.81

4 Penjelasan dan pertanggungjawaban adanya intervensi atau pengabaian pengendalian intern

3.72 3.43

5 Penghapusan kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis 3.48 3.43

6 Pengidentifikasi dan penetapan kegiatan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas dan fungsi pada masing-masing posisi

3.88 4.00

7 Penyusunan standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi

3.80 3.90

8

Penyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya

3.80 3.86

9

Pemilihan pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah

3.72 3.71

10

Pemberi keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas untuk pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

3.88 3.76

11

Pemberian peringatan dini dan peningkatan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

3.76 3.81

12 Pemeliharaan dan peningkatan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

3.84 3.71

13 Pertimbangan resiko dalam pengambilan keputusan 3.80 3.81

14 Penerapan manajemen berbasis kinerja, pendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP

3.92 3.76

15 Perlindungan atas aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah 3.72 3.71

Page 30: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

30

16 Interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah 3.88 3.81

17 Respon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program dan kegiatan

4.08 4.24

18 Penyesuaian dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah 3.76 3.76

19 Pemberian kejelasan wewenang dan tanggung jawab 3.88 3.86

20 Pemberian kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam Instansi Pemerintah 4.04 3.95

21

Pelaksana evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis

3.76 3.81

22 Penetapan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan 3.64 3.43

23 Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai

3.64 3.76

24 Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen 3.56 3.33

25 Supervise periodik yang memadai terhadap pegawai 3.60 3.57

Rata rata 3.77 3.76 Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.3.2.2 Item yang berasal dari masalah utama fungsi staf pengawas

No Item informasi ≤ 50 tahun > 50 tahun 1 Jumlah pengawas kurang 2.64 2.86

2 Fungsi pengawasan mendapat dukungan penuh dari pejabat tinggi 3.36 3.86

3 Kerjasama diantara pengawas/audit internal baik 3.32 3.71

4 Pelatihan teknis pengawasan/audit internal memadai 3.28 3.71

5 Fungsi pengawas bersifat independen 3.28 3.48 6 Pengetahuan teknik staf pengawas memadai 3.12 3.48 7 Pengalaman staf pengawas memadai 3.16 3.48

8 Hasil pengawasan diperhatikan oleh pihak yang diawasi 3.52 4.05

Page 31: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

31

9 Posisi staf pengawas terhormat dalam organisasi 3.08 3.29

10 Fungsi staf pengawas banyak dimusuhi 2.28 2.33

11 Anggaran yang disediakan untuk fungsi pengawasan memadai 3.16 3.62

Rata-rata 3.11 3.44 Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.3.2.3 Item yang berasal dari faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas fungsi staf pengawas

No Item informasi ≤ 50 tahun > 50 tahun 1 Kualitas Pengawas yang mengawasi SKPD 3.88 3.90 2 Dukungan dari Pimpinan SKPD 4.08 4.14 3 Kecukupan sumber daya manusia dan dana

operasional yang memadai 3.68 3.81

4 Kerjasama diantara staf pengawas 3.80 4.00 Rata-rata 3.86 3.96

Sumber: Data Primer, 2012

Page 32: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

32

Lampiran 4

Kuesioner ini dibuat dalam rangka pengumpulan data penelitian tugas akhir

(skripsi) Yusak Arianto Putro, Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

Salatiga (Angkatan 2007), yang berjudul “Persepsi Dinas-dinas terhadap

Efektivitas Kinerja Inspektorat Kota di Kota Salatiga”. Pada Kuesioner ini

terdapat 3 bagian dimana bagian pertama menjelaskan tentang item-item SPIP di

Lingkungan Pengendalian di Dinas-dinas Kota Salatiga. Bagian kedua

menjelaskan tentang masalah utama yang dihadapi fungsi staf pengawas. Dan

bagian ketiga menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

fungsi staf pengawas. Bapak/Ibu diharapkan dapat membantu dengan melengkapi

dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam Kuesioner ini sejujur-jujurnya dan

semaksimal mungkin, serta mengembalikannya sesegera mungkin guna dianalisis

oleh peneliti. Semua data diri Bapak/Ibu di dalam Kuesioner ini akan dirahasiakan

oleh peneliti.

Data Diri Responden:

(Data diri Responden akan dirahasiakan – Mohon Diisi dengan HURUF KAPITAL)

Nama : …………………………………… (boleh tidak diisi)

Jenis kelamin : L / P (*Coret yang tidak perlu)

Usia :………Tahun

Pendidikan terakhir : SMA / S1 / S2 / S3

Jabatan : …….…………………….

Lama bekerja : …………………………..

R A H A S I A

Kuesioner Penelitian Skripsi

Page 33: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

33

• Nilai 1 berarti bahwa sangat buruk

Bagian 1

Pada Bagian 1 ini merupakan item – item SPIP di Lingkungan Pengendalian Di Dinas–

dinas. Bapak/Ibu diharapkan dapat menjawab dengan memberi tanda “√”

(centang/contreng) sesuai dengan keadaan responden dan berdasarkan pemahaman

responden dengan menilai menggunakan Skala Likert nilai 1 sampai 5.

• Nilai 2 berarti bahwa buruk

• Nilai 3 berarti bahwa cukup

• Nilai 4 berarti bahwa baik, dan

• Nilai 5 berarti bahwa sangat baik

Menurut penilaian Bapak/Ibu :

No Lingkungan Pengendalian

Skala penilaian

1 2 3 4 5

1. Penyusunan dan Penerapan aturan perilaku

2. Keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap

tingkat pimpinan Instansi Pemerintah

3. Penegakan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan

terhadap kebijakan dan prosedur

4. Penjelasan dan pertanggungjawaban adanya intervensi atau

pengabaian pengendalian intern

5. Penghapusan kebijakan atau penugasan yang dapat

mendorong perilaku tidak etis

6.

Pengidentifikasi dan penetapan kegiatan yang dibutuhkan

untuk penyelesaian tugas dan fungsi pada masing-masing

posisi

Page 34: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

34

7. Penyusunan standar kompetensi untuk setiap tugas dan

fungsi pada masing-masing posisi

8.

Penyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk

membantu pegawai mempertahankan dan meningkatkan

kompetensi pekerjaannya

9.

Pemilihan pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki

kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas

dalam pengelolaan Instansi Pemerintah

10.

Pemberi keyakinan yang memadai untuk pencapaian

tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi

Pemerintah

11.

Pemberian peringatan dini dan peningkatan efektivitas

manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi

Instansi Pemerintah

12. Pemeliharaan dan peningkatan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

13. Pertimbangan resiko dalam pengambilan keputusan

14. Penerapan manajemen berbasis kinerja, pendukung fungsi

tertentu dalam penerapan SPIP

15. Perlindungan atas aset dan informasi dari akses dan

penggunaan yang tidak sah

16. Interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan

yang lebih rendah

17. Respon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan

dengan keuangan, penganggaran, program dan kegiatan

Page 35: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

35

18. Penyesuaian dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi

Pemerintah

19. Pemberian kejelasan wewenang dan tanggung jawab

20 Pemberian kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan

intern dalam Instansi Pemerintah

21.

Pelaksana evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap

struktur organisasi sehubungan dengan perubahan

lingkungan strategis

22. Penetapan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk

posisi pimpinan

23. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai

dengan pemberhentian pegawai

24. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses

rekrutmen

25. Supervise periodik yang memadai terhadap pegawai

• Nilai 1 berarti bahwa sangat tidak setuju

Bagian 2

Pada Bagian 2 ini merupakan masalah utama yang dihadapi fungsi staf pengawas.

Bapak/Ibu diharapkan dapat menjawab dengan memberi tanda “√” (centang/contreng)

sesuai dengan keadaan responden dan berdasarkan pemahaman responden dengan

menilai menggunakan Skala Likert nilai 1 sampai 5.

• Nilai 2 berarti bahwa tidak setuju

• Nilai 3 berarti bahwa netral

• Nilai 4 berarti bahwa setuju, dan

• Nilai 5 berarti bahwa sangat setuju

Page 36: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

36

Menurut penilaian Bapak/Ibu :

No Permasalahan

Skala penilaian

1 2 3 4 5

1. Jumlah pengawas kurang

2. Fungsi pengawasan mendapat dukungan penuh dari pejabat

tinggi

3. Kerjasama diantara pengawas/audit internal baik

4. Pelatihan teknis pengawasan/audit internal memadai

5. Fungsi pengawas bersifat independen

6. Pengetahuan teknik staf pengawas memadai

7. Pengalaman staf pengawas memadai

8. Hasil pengawasan diperhatikan oleh pihak yang diawasi

9. Posisi staf pengawas terhormat dalam organisasi

10. Fungsi staf pengawas banyak dimusuhi

11. Anggaran yang disediakan untuk fungsi pengawasan memadai

• Nilai 1 berarti bahwa sangat tidak setuju

Bagian 3

Pada Bagian 3 ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi staf

pengawas. Bapak/Ibu diharapkan dapat menjawab dengan memberi tanda “√”

(centang/contreng) sesuai dengan keadaan responden dan berdasarkan pemahaman

responden dengan menilai menggunakan Skala Likert nilai 1 sampai 5.

• Nilai 2 berarti bahwa tidak setuju

• Nilai 3 berarti bahwa netral

• Nilai 4 berarti bahwa setuju, dan

Page 37: PERSEPSI DINAS-DINAS TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1214/2/T1_232007009_Full...pemerintahan yang good governance. Di dalam melaksanakan pemerintah

37

• Nilai 5 berarti bahwa sangat setuju

Menurut penilaian Bapak/Ibu :

No Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

Skala penilaian

1 2 3 4 5

1. Kualitas Pengawas yang mengawasi SKPD

2. Dukungan dari Pimpinan SKPD

3. Kecukupan sumber daya manusia dan dana operasional

yang memadai

4. Kerjasama diantara staf pengawas

Apakah menurut Bapak/Ibu ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi

fungsi pengawasan, jika ada tolong disebutkan ?

Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya dalam membantu pengisian

kuesioner ini dengan baik.


Recommended