Date post: | 06-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | putri-diana |
View: | 223 times |
Download: | 0 times |
of 22
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
1/22
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
2/22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Se*ara klinis pneum(nia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan (leh mikr((rganisme 2bakteri, +irus, jamur, parasit dan lain/lain3.
4iasanya pneum(nia yang disebabkan (leh My*(ba*terium tuber*ul(sis tidak
dimasukkan.1
Se*ara anat(mis pneum(nia dapat diklasifikasikan sebagai pneum(nia
l(baris, pneum(nia segmentalis dan pneum(nia l(baris yang lebih dikenal sebagai
br(nk(pneum(nia dan biasanya mengenai paru bagian bawah.1
2.1.2 Etiologi
Pneum(nia dapat disebabkan (leh berbagai ma*am mikr((rganisme, yaitu
bakteri, +irus, jamur dan pr(t(5(a. Pneum(nia yang terdapat di masyarakat
banyak disebabkan bakteri gram p(sitif, sedangkan pneum(nia di rumah sakit
banyak disebabkan bakteri gram negatif dan pneum(nia aspirasi banyak
disebabkan (leh bakteri anaer(b.1
6ara pegambilan bahan untuk pemeriksaan bakteri(l(gik dapat dengan
*ara dibatukkan 2sputum3, trant(rakal aspirasi, transtrakeal aspirasi,
bilasan7sikatan br(nkus, 4)8. 9riteria sputum bila ditemukan PM: ; 78P4
dan sel epitel < &!78P4. Penyebab pneum(nia terbanyak disebabkan (leh kuman
gram p(sitif dan dapat pula kuman atipik.Penum(nia dapat disebabkan berbagai ma*am mikr((rganisme, yaitu =
&. 4akteri
Strept(k(kkus pneum(niae
Stafil(kikus aureus
Stafil(k(kus pi(genes
9lebsiella pneum(nia 2Friedlander ba*illus3
2
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
3/22
>s*heri*hia *(li
Pseud(m(nas aerugin(sa
. ?irus
Influen5a
Parainfluen5a
RS? 2Respirat(ry syn*ytial +irus3
)den(+irus
1. @amur
)*tin(my*es israeli
)spergillus fumigatus
-ist(plasma *apsulatum
0. Pr(t(5(a
Pneum(*ystis *arinii 2sering pada penderita )IDS3
(A(plasma B(ndii
Fakt(r/fakt(r yang mempengaruhi terjadinya infeksi saluran napas bawah
4eberapa fakt(r yang mempengaruhi timbulnya infeksi saluran napas bawah
adalah =
&. Mekanisme pertahanan paru
Paru berusaha untuk mengeluarkan berbagai mikr((rganisme yang terhirup
partikel debu dan bahan/bahan lainnya yang terkumpul di dalam paru.
Mekanisme ini antara lain adalah bentuk anat(mis saluran napas, refleks
batuk, sistem muk(silier, juga sistem fag(sit(sis yang dilakukan (leh sel/sel
tertentu dengan memfag(sit pertikel/partikel yang men*apai permukaan
al+e(li. 4ila fungsi ini berjalan baik maka bahan yang bersifat infeksius dapat
dikeluarkan dari slauran napas, sehingga pada (rang sehat tidak akan teradi
infeksi serius. Infeksi saluran napas berulang terjadi akibat berbagai
k(mp(nen sistem pertahanan paru yang tidak bekerja dengan baik.
3
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
4/22
. 9(l(nisasi bakteri di saluran napas
Di dalam saluran napas atas banyak bakteri yang bersifat k(mensal. 4ila
jumlah mereka semakin meningkat dan men*apai suatu k(nsentrasi yang
*ukup, kuman ini kemudian masuk ke saluran napas bawah dan paru. )kibat
kegagalan mekanisme pembersihan saluran napas, keadaan ini akan
bermanifestasi sebagai penyakit. Mikr((rganisme yang tidak dapat menempel
pada permukaan muk(sa saluran napas akan ikut dengan sekresi saluran
napas dan terbawa bersama mekanisme pembersihan, sehingga tidak terjadi
k(l(nisasi. Pr(ses menempelnya mikr((rganisme pada permukaan muk(sa
saluran napas tergantung dari sistem pengenalan mikr((rganisme tersebut
(leh sel epitel.
1. Pembersihan saluran napas terhadap bahan infeksius
Saluran napas bawah dan paru berulangkali dimasuki (leh berbagai
mikr((rganisme dari saluran napas atas, akan tetapi tidak menimbulkan sakit,
ini menunjukkan terdapatnya suatu mekanisme pertahanan paru yang efisien
sehingga dapat menyapu bersih mikr((rganisme sebelum mereka
bermultiplikasi dan menimbulkan penyakit. Pertahanan paru terhadap bahan/
bahan berbahaya dan infeksius berupa refleks batuk, penyempitan saluran
napas dengan k(nstraksi (t(t p(l(s br(nkus pada awal pr(ses peradangan dan
juga dibantu (leh resp(nss imunitas hum(ral.
2.1.3 Klasifikasi Pne!onia
9lasifikasi pneum(nia se*ara garis besar dapat dibagi =
&. 4erdasarkan klinis dan epidemi(l(gis
a. Pneum(nia 9(muniti 2*(mmunity )*Cuired Penum(nia 6)P3
b. Pneum(nia :(s(k(mial 2-(spital )*Cuired Pneum(nia3
*. Pneum(nia )spirasi
d. Pneum(nia pada penderita Immun(*(mpr(mised
4
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
5/22
. 4erdasarkan Penyebab
a. Penum(nia ipikal = Dipl(**(*us Pneum(nia, pneum(*(**us,
stept(**us hem(lyti*us, Strept(*(**us aureus,
-em(phylus influen5a, 4a**ilus friedlander,
my*(ba*terium tuber*ul(sis.
b. Pneum(nia )tipikal = My*(plasma pneum(niae, 8egi(nella
pneum(philla, *hlamydia pneum(nia.
*. Penum(nia ?irus = Respirat(ry Syn*ytial ?irus, ?irus Influen5a,
aden(+irus, +irus sit(megalik.
d. Pneum(nia @amur = -ist(plasma *apsulatum, 6rypt(*(**us ne(f(rmis,
4last(my*es dermalitides, *(**idi(des limmitis,
)spergylusspe*ies, *andida albi*ans.
e. )spirasi = makanan, ker(sene 2 bensin, minyak tanah3, *airan amni(n,
benda asing.
f. Pneum(nia -ip(statik
g. Sindr(m 8(effler
1. 4erdasarkan Predileksi l(kasi7 luasnya infeksi
a. Pneum(nia 8(baris
Merupakan pneum(ni yang terjadi pada seluruh atau satu bagian
besar dari l(bus paru dan bila kedua l(bus terkena bisa dikatakan sebagai
pneum(nia l(baris. Pada f(t( th(raA P) p(sisi ere* tampak infiltrate di
parenkim paru perifer yang semi(pak, h(m(geny tipis seperti awan,
berbatas tegas, bagian perifer lebih (pak dibanding bagian sentral.
9(ns(lidasi parenkim paru tanpa melibatkan jalan udara mengakibatkantimbulnya air br(nk(gram. ampak pelebaran dinding br(nki(lus. dak
ada +(lume l(ss pada penum(nia tipe ini.
b. Pneum(nia 8(bularis 24r(nk(pneum(nia3
Merupakan pneum(nia yang terjadi pada ujung akhir br(nki(lus
yang dapat tersumbat (leh eksudat muk(purulen dan membentuk ber*ak
k(ns(lidasi dalam l(bus. Bambaran radi(l(gis mempunyai bentuk difus
bilateral deningkatan *(rakan br(nk(+askular dan infiltrat ke*il dan haus
5
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
6/22
yang tersebar di pinggir lapang paru. 4ayangan ber*ak ini sering terlihat
pada l(bus bawah. ampak infiltrat peribr(nkial yang semi (pak dan
inh(m(gen di daerah hilus yang menyebabkan batas jantung menghilang
2silh(ute sign3. ampak juga air br(nk(gram, dapat terjadi nekr(sis dan
ka+itas pada parenkim paru. Pada keadaan yang lebih lanjut dimana
semakin banyak al+e(lus yang terlibat maka gambaran (pak menjadi
terlihat h(m(gen.
*. Pneum(nia interstitial 2br(nki(litis3
Merupakan penum(nia yang dapat terjadi di dalam dinding al+e(lar.
Pneum(nia interstitial ditandai dengan p(la linear atau retikuler pada
parenkim paru. Pada tahap akhir, dijumpai penebalan jaringan intertitial
sebgai densitas n(duler ke*il
2.1." Patogenesis
Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikr((rganisme, keadaan ini disebabkan (leh mekanisme pertahanan paru.
erdapat bakteri di dalam paru merupakan akibat ketidakseimbang antara daya
tahan tubuh, mikr((rganisme dan lingkungan, sehingga mikr((rganisme dapat
berkembang biak dan menimbulkan penyakit.
Masuknya mikr((rganisme ke saluran napas dan paru dapat melalui
berbagai *ara yaitu = 0
&. Inhalasi langsung dari udara
. )spirasi dari bahan/bahan yang ada di nas(faring ,(r(faring dan isilambung
1. Perluasan langsung dari tempat/tampat lain
0. Penyebaran se*ara hemat(gen
9uman yang telah masuk ke dalam parenkim paru akan berkembangbiak
dengan *epat masuk kedalam al+e(li dan menyebar ke al+e(li/al+e(li lain melalui
p(ri interal+e(laris dan per*abangan br(nkus.
6
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
7/22
Selanjutnya pneum(nia karena pneum(k(kkus ini akan mengalami 0
stadium yang (+erlapping yaitu =
&. Stadium I7-iperemia 20/& jampertama7k(ngesti3Pada stadium &, disebut hyperemia karena mnga*u pada resp(n peradangan
permulaan yang berlnagsung pada daerah baru yang terinfeksi. -al ini di tandai
dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi.
-iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediat(r/mediat(r peradangan dari sel/sel
mast sterlah pengaktifan sel imun dan *edera jaringan. Mediat(r/mediat(r tersebut
men*akup histamin dan pr(staglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur k(mpleme. 9(mplemen bekerja sama dengan histamin dan pr(staglandin
untuk melemaskan (t(t p(l(s +askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler
paru. -al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke ruang intertitium
sehingga terjadi pembengkakan dan edem antar kapiler dan al+e(lus. Penimbunan
*airan diantara kapiler dan al+e(lus meningkatkan jraj yang harus ditempuh (leh
(ksigen dan karb(ndi(ksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling
berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi (ksigen hem(gl(bin.
. Stadium II7-epatisasi Merah 20# jam berikutnya3
Pada stadium II, disebut hepatisasi merah karena terjadi sewaktu al+e(lus
terisi (leh sel darah merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan (leh penjamu 2h(st3
sebagai bagian dari reaksi radang. 8(bus yang terkena menjadi padat (leh karena
adanya penumpukan leuk(sit, er(tr(sit dan *airan sehingga warna paru menjadi
merah dan pda perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al+e(li tidak ada
dan sangat minimal sehingga kan bertambah sesak, stdium ini berlangsung singkat
yaitu 0# jam.
1. Stadium III7-epatisasi kelabu 21/# hari3
pada stadium III7 hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel/sel darah putih
mengk(l(nisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi dis eluruh daerah yang *idera dan terjadi fag(sit(sis sisa/sia sel.
Pada stadium ini eritr(sit di al+e(li mulai di reabs(rbsi, l(bus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leuk(sit, warna merah menjadi pu*at kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami k(ngesti.
7
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
8/22
0. Stadium I?7 Res(lusi 2'/&& hari3
pada stadium ini terjadi sewaktu resp(n imun dan peradangan mereda. Sisa/
sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabs(rbsi (leh makr(fag sehingga jaringan
kembali kestruktur semula.
2.1.#. $a!%aran Klinis
Bambaran klinik biasanya didahului (leh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam menggigil, suhu
tubuh kadang/kadang melebihi 0!(6, sakit tengg(r(k, nyeri (t(t dan sendi. @uga
disertai batuk dengan sputum muk(id atau purulen kadang/kadang berdarah.
2.1.&. Pe!eriksaan 'isik
Penderita tampak sakit berat kadang disertai *yan(sis. Pernafasan *epat dan
dangkal dapat disertai nafas *uping hidung. )danya herpes simpleA di sekitar
bibir. Pasien demam dan nadi *epat.
Pada pemeriksaan fisik dada, terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas dengan suara napas br(nkial kadang/kadang melemah. Didapatkan r(nki
basah halus, yang kemudian menjadi r(nki basah kasar pada stadium res(lusi.
2.1.(. Pe!eriksaan Penn)ang
Pemeriksaan lab(rat(rium
Pada pemeriksaan lab(rat(rium terdapat peningkatan jumlah lek(sit,
biasanya lebih dari &!.!!!7ul kadang/kadang men*apai 1!.!!!7ul, dan pada hitung
jenis lek(sit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan 8>D. 9ultur
darah dapat p(sitif pada !/% penderita yang tidak di(bati. 9adang/kadang
didapatkan peningkatan kadar ureum darah, akan tetapi kreatinin masih dalam
batas n(rmal. )nalisa gas darah menunjukkan hip(ksemia dan hip(karbia, pada
stadium lanjut dapat terjadi asid(sis respirat(rik.
8
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
9/22
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
10/22
Dapat dilakukan dengan menggunakan sistem sk(r menurut hasil
penelitian Pneum(nia Patient Gut*(me Resear*h eam 2PGR3
2.2.3. Penatalaksanaan1,&"
10
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
11/22
Dalam meng(bati penderita pneum(nia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya. 4ila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat di(bati di
rumah.
&. Penderita yang tidak dirawat
a. Istirahat di tempat tidur, bila panas tinggi dik(mpres
b. Minum banyak
*. Gbat/(bat penurun panas, muk(litik dan ekspekt(ran
d. )ntibi(tika
. Perawatan di Rumah Sakit
Indikasi rawat penderita pneum(nia adalah penderita sangat muda atau tua,
keadaan klinis berat 2misalnya sesak napas, kesadaran menurun. gambaran
kelainan f(t( t(raks *ukup luas3, ada penyakit lain yang mendasari 2seperti
br(nkiektasis, br(nkitis kr(nik3, ada k(mplikasi dan tidak ada resp(ns
terhadap peng(batan yang diberikan atau sesuai sistim sk(r yang dapat
dilihat pada tabel . Pada penderita yang dirawat penatalaksanaan dibagi
atas penatalaksanaan umum dan peng(batan kausal.
a. Penatalaksanaan umum
/ pemberian (ksigen
/ pemasangan infus untuk rehidrasi dan k(reksi elektr(lit
/ muk(litik dan ekspekt(ran, bila perlu dilakukan pembersihan jalan
napas
/ (bat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu
tinggi, takikardi atau terjadi kelainan jantung
/ bila nyeri pleura hebat dapat diberikan (bat anti nyeri
/ (bat/(bat khusus pada keadaan tertentu
b. Peng(batan kausal
Dalam pemberian antibi(tika pada penderita pneum(nia sebaiknya
berdasarkan data MG 2mikr((rganisme3 dan hasil uji kepekaannya, akan
tetapi beberapa hal perlu diperhatikan =
11
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
12/22
&. Penyakit yang disertai panas tinggi untuk penyelamatan nyawa
dipertimbangkan pemberian antibi(tika walaupun kuman belum
dapat diis(lasi
. 9uman pat(gen yang berhasil diis(lasi belum tentu sebagai penyebab
sakit, (leh karena itu diputuskan pemberian antibi(tika se*ara
empirik. Pewarnaan gram sebaiknya dilakukan pada semua sediaan
yang di*urigai sebagai sumber infeksi dan sebagai petunjuk pilihan
pada peng(batan pendahuluan
1. Perlu diketahui riwayat pemberian antibi(tika sebelumnya pada
penderita.
4erdasarkan hal/hal tersebut diatas maka pemberian antibi(tika untuk
pneum(nia diberikan se*ara empirik. Untuk mengetahui derajat risik(
penderita pneum(nia dapat dilihat pada tabel 1 dan 0.
Ta%el 3. Sisti! skor +a*a +ne!onia ko!niti
9arakteristik penderita @umlah p(in
Fakt(r dem(grafi Usia = laki/laki
perempuan
Perawatan di rumah
Penyakit penyerta
9eganasan
Penyakit hati
Bagal jantung k(ngestif
Penyakit *erebr(+askular
Penyakit ginjal
Pemeriksaan fisik
Perubahan status mental
Pernapasan ; 1! kali7menit
ekanan darah sit(lik < $! mm-g
Suhu tubuh < 1!6 atau ; 0!!6
Umur 2tahun3
Umur 2tahun3 H &!
&!
1!
!
&!
&!
&!
!
!
!
&
12
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
13/22
:adi ; & kali7menit
-asil lab(rat(rium7Radi(l(gik
)nalisis gas darah arteri = p- ',1
4U: ; 1! mg7d8
:atrium < &1! m>C7liter
Bluk(sa ; ! mg7d8
-emat(krit < 1!%
PG < "! mm-g
>fusi pleura
&!
1!
!
!
&!
&!
&!
&!
Ta%el ". Dera)at skor risiko
Risik( 9elas risik( (tal sk(r Perawatan
Rendah
Sedang
4erat
I
II
III
I?
?
idak diprediksi
< '!
'& H $!
$& H &1!
; &1!
Rawat jalan
Rawat jalan
Rawat inap7rawat jalan
Rawat inap
Rawat inap
Pneum(nia k(muniti yang berat dapat diartikan sebagai pneum(nia yang
perlu perawatan di I6U, karena pneum(nia berat dapat mengan*am kehidupan.
4erdasarkan m(difikasi kriteria pneum(nia berat menurut )S dibagi menjadi =&'
a. 9riteria min(r 2data dasar ketika penderita datang3 =
&. Frekuensi napas ; 1!7menit
. PaG7FiG kurang dari ! mm-g
1. Bambaran r(ntgen paru menunjukkan kelainan bilateral
0. Bambaran r(ntgen paru melibatkan ; l(bus
. ekanan sist(lik < $! mm-g
". ekanan diast(lik < "! mm-g
b. 9riteria may(r 2data yang ditemukan pada waktu masuk atau
pada pengamatan selanjutnya3
&. Membutuhkan +entilasi mekanik
. Infiltrat bertambah ; !%
13
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
14/22
1. Membutuhkan +as(press(r ; 0 jam 2septik sh(k3
0. Serum kreatin ; mg7dl atau peningkatan ; mg7dl, pada
penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang
membutuhkan dialisis
Penderita yang memerlukan perawatan I6U adalah penderita yang
mempunyai paling sedikit dari 1 gejala min(r atau &dari gejala may(r.
)ntibi(tik yang digunakan pada pneum(nia k(muniti kalau berdasarkan
kuman penyebab =
Pseud(m(nas aerugin(sa =
/ )min(glik(sida
/ Flu(r(kuin(l(n = sipr(fl(ksasin
/ Sefal(sp(rin
/ 6erbapeneme = mer(penem
imipenem
Peni*illin resistan S.pneum(niae 2PRSP3
/ D(sis penisilin ditingkatkan
/ Makr(lid baru
/ Erespirat(ry Cuin(l(ne
MRS)
/ ?an*(my*in
/ ei*(planin
8ama peng(batan untuk pneum(nia k(muniti terganutng dari =
/ 4eratnya penyakit
/ Penyakit penyerta/ Riwayat penyakit
/ Gbat/(bat antibi(tika yang diberikan
Pneum(nia yang disebabkan S.pneum(niae = '/&! hari
My*(plasma J 6lamydia = &!/&0 hari
Pneum(nia 8egi(nella = ; &0 hari
Daya tahan tubuh menurun = 1 minggu
14
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
15/22
4agian Pulm(n(l(gi F9UI 7 RS Persahabatan menentukan kriteria perawatan dan
peng(batan sbb =
&. Rawat jalan, usia < tahun, tanpa penyakit penyerta
Peng(batan = betalaktam, trimet(prim sulfamet(ksas(l, sefal(sp(rin I
eritr(misin
)lternatif = betalaktam inhibit(r betalaktamase atau makr(lid
. Rawat jalan, usia tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta
Peng(batan = trimet(prim sulfamet(ksas(l, betalaktam inhibit(r
betalaktamase
)lternatif = sefal(sp(rin II bila perlu makr(lid
1. Rawat inap tanpa I6U
Inj, PP, Inj betalaktamase inhibit(r batalaktamase atau sefal(sp(rin II
)lternatif = sefal(sp(rin III bila perlu makr(lid
0. Rawat Inap I6U
Makr(lid sefal(sp(rin III aktif pseud(m(nas atau makr(lid kuin(l(n
atau sefal(sp(rin III amin(glik(sid
2.2." Diagnosa Ban*ing
4r(nki(litis
4 Paru
6a Paru
Pleuritis >ksudati+a
2.2.# Ko!+likasi Pne!onia
)bses paru
>mpiema
Perikarditis
Meningitis
2.2.& Prognosis
15
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
16/22
Se*ara umumnya pr(gn(sis adalah baik, tergantung dari kuman penyebab
dan penggunaan antibi(tika yang tepat serta adekuat. Perawatan yang baik dan
intensif sangat mempengaruhi pr(gn(sis penyakit pada penderita yang dirawat.
)ngka kematian penderita pneum(nia k(muniti kurang dari % pada penderita
rawat jalan , sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit menjadi ! % .
Menurut Infe*ti(us Disease S(*iety Gf )meri*a 2 IDS) 3 )ngka kematian
pneum(nia k(muniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I !,& % dan
kelas II !," % dan pada rawat inap kelas III sebesar ,# % , kelas I? #, % dan
kelas ? $, %. -al ini menunjukkan bahwa meningkatnya risik(
kematian penderita pneum(nia k(muniti dengan peningkatan risik( kelas..
Pen*egahan
&. P(la hidup sehat
. ?aksinasi untuk yang mempunyai fakt(r risik(
BAB III
LAP/AN KASUS
I*entitas +asien
:ama = n. >
Umur = 0" tahun
@enis kelamin = 8aki/laki
16
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
17/22
)lamat = Bulai 4an*ah
Pekerjaan = 4uruh ani
Suku = Minang
Status = Menikah
Ana!nesis
Kel,an Uta!a 0 sesak nafas sejak & hari yang lalu
/ia-at Pen-akit Sekarang 0 sesak nafas sejak & hari yang lalu sebelum masuk
rumh sakit, sesak sudah dirasakan sejak & minggu yang lalu. Sesak dipengaruhi
(leh akti+itas dan juga bertambah berat saat udara dingin. Pasien juga
mengeluhkan batuk sejak & minggu yang lalu, batuk berdahak warna kuning, tidak
berdarah. selain itu pasien juga mengeluhkan sakit kepala hebat di bagian
belakang kepala. :yeri dada tidak ada. :afsu makan makan menurun dan berat
badan dirasakan menurun dalam " bulan ini. badan lemas. 4)9 dan 4)4 n(rmal.
/ia-at Pen-akit Da,l 0 pasien pernah mengalami sesak nafas &! tahun yang
lalu saat bekerja di P, sehari/hari pasien terpajan debu. 8alu pasien ber(bat ke
bagian paru RS)M selama & bulan rawat jalan.
/ )lergi makanan disangkal
/ Riwayat keganasan disangkal
/ Riwayat diabetes melitus disangkal
/ Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
/ Riwayat minum G) disangkal
/ia-at Pen-akit Kelarga 0
/ Riwayat asma dikeluarga disangkal
/ Riwayat keganasan disangkal
/ Riwayat hipertensi disangkal
/ Riwayat diabetes melitus disangkal
/ia-at Peker)aan Sosial *an Ke%iasaan 0
Pekerjaan = buruh tani
9ebiasaan = / Mer(k(k sejak tahun &$#$/!!1. @umlah r(k(k yang dihisap setiap
hari bungkus
17
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
18/22
/ :ark(ba 2/3
/ )lk(h(l 2/3
Pe!eriksaan U!!
&. 9eadaan Umum = Sakit Sedang
. ?ital Signs
a. 9esadaran = *(mp(s mentis *((peratif
b. ekanan Darah = &&!7#! mm-g
*. Frekuensi :adi = #! A7menit, reguler
d. Frekuensi :apas = A7menit
e. Suhu = 1",# K6
1. 9epala = 4entuk bulat, ukuran n(rm(*hepal, rambut hitam, tidak
mudah di*abut0. Mata = 9(njungti+a anemis 2/3, sklera tidak ikterik 2/3, pupil
is(k(r
. elinga= tidak ditemukan kelainan
". -idung= tidak ditemukan kelainan
'. Mulut = 4ibir tidak kering, lidah tidak k(t(r
#. 8eher = @?P 2 / *m-G3
$. 9elenjar Betah 4ening= idak ada pembesaran
kelenjar getah bening 29B43 pada submandimula,
sepanjang M. stern(*leid(mast(ideus, supra 7
infra*la+ikula kiri dan kanan.
&!. Paru/paru
/ Inspeksi = simetris kiri dan kanan, statis dan dinamis
/ Palpasi = Fremitus taktil kiri sama dengan kanan
/ Perkusi = S(n(r di kedua lapang paru
/ )uskultasi = Suara napas bbr(nkial, whee5ing 273, rh(nki 273
&&. @antung
/ Inspeksi = Iktus *(rdis tidak terlihat
/ Palpasi = Iktus *(rdis teraba di RI6 ? sejajar linea mid*la+i*ularis
sinistra.
/ Perkusi4atas kiri = RI6 ? sejajar linea mid*la+i*ularis sinistra
4atas kanan = RI6 I? linea sternalis deAtra
4atas atas = RI6 II linea parasternalis sinistra
/ )uskultasi = Irama murni, M&;M, Pkstremitas )tas = kiri dan kanan hangat, edema tidak ada, trem(r 2/3
>kstremitas bawah = kiri dan kanan hangat, edema tidak ada
18
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
19/22
La%oratori!
Darah rutin =
-b = &,# g7dl
-6 = 1$%
L46= ",!' &!17u8
P8 = #.!!!
Diagnosis Ker)a
4r(nk(pneum(nia )sma
Diagnosis Ban*ing
4r(nki(litis
4 Paru
Prognosa
u( )d ?itam = Dubia ad b(nam
u( )d Fun*ti(nam = dubia ad b(nam
u( )d Sanati(nam = dubia ad b(nam
Penatalaksanaan
erapi umum =
a3 4ed rest
b3 Pemberian G /1 liter sampai sesak hilang
*3 Infus DeAtr(se % drip amin(philin ! tts7menit
d3 Metilprednis(l(ne A&e3 BB 1A&
f3 6(mbi+ent 2bila sesak3
erapi khusus =
a3 F(sf(my*in inj A gr
Pemeriksaan )njuran =
/ R(ntgen h(rak
/ 6/S*an
19
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
20/22
BAB I
PENUTUP
Kesi!+lan
Se(rang pasien masuk bangsal paru dengan keluhan sesak nafas yang
disertai dengan batuk berdahak sejak & minggu yang lalu. Sesak dirasakan
bertambah berat apabila pasien batuk, berakti+itas dan udara dingin. Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala, nafsu makan menurun, 4)4 dan 4)9 n(rmal. Pasien
pernah mengalami hal serupa sepuluh tahun yang lalu saat pasie bekerja di P dan
sering terpajan debu. Pasien ber(bat selama & bulan di P(li Paru RS)M. 9eluarga
pasien tidak ada yang mengalami hal serupa.
Pada pemeriksaan didapatkan bunyi tambahan r(nkhi pada kedua lapangan
paru dan whee5ing pada kedua lapangan paru. Pasien belum menjalani
pemeriksaan radi(l(gi. 4erdasarkan pemeriksaan yang dilakukan n. >
didiagn(sa sebagai 4r(nk(pneum(nia asma. Untuk penatalaksanaan diberikan
terapi umum dan khusus.
20
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
21/22
DA'TA/ PUSTAKA
8ap(ran tahunan bagian Pulm(n(l(gi F9UI7RSUP Persahabatan, @akarta tahun
!!!
Supriyant(r(. Perbandingan hasil pemeriksaan bakteri(l(gis dari sputum dan
sikatan br(nkus penderita infeksi saluran napas akut 2IS:)3. esis 4agian
Pulm(n(l(gi F9UI, @akarta &$#$
Rasmin M. Spe*trum bakteri pada infeksi saluran napas bawah. esis 4agian
Pulm(n(l(gi F9UI @akarta &$$!
@abang M. Pengaruh pen*u*ian br(nkus sputum terhadap p(la kuman penderita
infeksi saluran napas bawah n(n 4. @(urnal Respir(l(gi Ind(nesia !!!, !=$0/
&!#
-adiart( M, Lib(w( S, Sardikin B, Sianturi. Peran sparfl(ksasin pada
peng(batan infeksi saluran napas bawah di k(muniti. @(urnal Respir(l(gi
Ind(nesia !!!= !N &"/"!
21
8/16/2019 Pneumonia Paru Rsam
22/22
-adiart( M. Pneum(nia atipik, masalah dan penatalaksanaannya. Simp(sium
k(nsep baru. dalam terapi antibi(tik, pr(gram pendidikan ilmu ked(kteran
berkelanjutan F9UI, @akarta &$$
22