+ All Categories
Home > Documents > POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Date post: 03-Dec-2021
Category:
Upload: others
View: 7 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015 ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 149 POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA AKTIVITAS EVALUASI BANDUNG CLEAN ACTION 1 Irfan Ali, 2 Anisti Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI, 2 [email protected] ABSTRACT Within an organitation, often found a communication berrier One of that communication barriers is from culture aspect, such as prespective and behavior. That communication barriers is take effect to organitation participant participation. In this research, the organitation is Forum Leader from Bandung Cleanaction Programm. Every participant in Forum Leader are compound from leaders or liaison unit from affiliated communities in Bandung Cleanaction Programm. Forum Leader participant had many defferent culture and norms. Research methods used in this research is qualitative. Theory used is Organitation Culture Theory. With participant observation and deep interview, researcher have try to find a communication patterning in activities evaluation on Forum Leader. Result from this research showing us that informal communication and kinship atmosphere setting take huge effects to behavior and performance of participant. Keywords : communications activities, communications component, pattern communications. ABSTRAK Dalam sebuah organisasi sering adanya hambatan komunikasi. Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah dari segi budaya, baik cara pandang maupun perilaku. Hambatan tersebut dapat berpengaruh pada partisipasi anggota organisasi. Pada penelitian ini organisasi yang dimaksud adalah Forum Leaderprogram Bandung Cleanaction. Partisipan yang membentuk Forum Leader ini merupakan gabungan dari para pemimpin atau perwakilan dari komunitas-komunitas yang berafiliasi dalam program Bandung Cleanaction. Partisipan Forum Leader memiliki latar belakang budaya atau nilai-nilai yang berbeda.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi komunikasi. Teori yang digunakan adalah Teori Budaya Organisasi. Dengan menggunakan teknik observasi partisipan serta wawancara mendalam, peneliti berusaha menemukan sebuah pola komunikasi dalam proses evaluasi kegiatan pada Forum Leader ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas komunikasi yang bersifat informal serta suasana kekeluargaan yang diciptakan dalam proses evaluasi berpengaruh besar pada perubahan perilaku dan kinerja partisipan Forum Leader. Kata Kunci: aktivitas komunikasi, komponen komunikasi, pola komunikasi
Transcript
Page 1: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 149

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM

LEADER PADA AKTIVITAS EVALUASI

BANDUNG CLEAN ACTION

1Irfan Ali, 2Anisti

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI, [email protected]

ABSTRACT

Within an organitation, often found a communication berrier One of that communication barriers is

from culture aspect, such as prespective and behavior. That communication barriers is take effect to

organitation participant participation. In this research, the organitation is Forum Leader from

Bandung Cleanaction Programm. Every participant in Forum Leader are compound from leaders

or liaison unit from affiliated communities in Bandung Cleanaction Programm. Forum Leader

participant had many defferent culture and norms. Research methods used in this research is

qualitative. Theory used is Organitation Culture Theory. With participant observation and deep

interview, researcher have try to find a communication patterning in activities evaluation on Forum

Leader. Result from this research showing us that informal communication and kinship atmosphere

setting take huge effects to behavior and performance of participant.

Keywords : communications activities, communications component, pattern communications.

ABSTRAK Dalam sebuah organisasi sering adanya hambatan komunikasi. Salah satu hambatan yang sering

terjadi adalah dari segi budaya, baik cara pandang maupun perilaku. Hambatan tersebut dapat

berpengaruh pada partisipasi anggota organisasi. Pada penelitian ini organisasi yang dimaksud

adalah Forum Leaderprogram Bandung Cleanaction. Partisipan yang membentuk Forum Leader ini

merupakan gabungan dari para pemimpin atau perwakilan dari komunitas-komunitas yang

berafiliasi dalam program Bandung Cleanaction. Partisipan Forum Leader memiliki latar belakang

budaya atau nilai-nilai yang berbeda.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode

etnografi komunikasi. Teori yang digunakan adalah Teori Budaya Organisasi. Dengan

menggunakan teknik observasi partisipan serta wawancara mendalam, peneliti berusaha

menemukan sebuah pola komunikasi dalam proses evaluasi kegiatan pada Forum Leader ini. Hasil

dari penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas komunikasi yang bersifat informal serta suasana

kekeluargaan yang diciptakan dalam proses evaluasi berpengaruh besar pada perubahan perilaku

dan kinerja partisipan Forum Leader.

Kata Kunci: aktivitas komunikasi, komponen komunikasi, pola komunikasi

Page 2: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 150

PENDAHULUAN

Pada dasarnya sebuah forum terdiri dari

beberapa individu yang berbeda, namun

memiliki tujuan yang sama. Dalam

pencapaian tujuan dari dibentuknya forum itu

sendiri diperlukan aktivitas komunikasi

berupa sebuah diskusi atau evaluasi program.

Menyatukan beberapa individu yang berbeda

akan menimbulkan sebuah hambatan dalam

aktivitas komunikasi. Salah satu hambatan

yang sering terjadi adalah dari segi budaya,

baik cara pandang maupun perilaku.

Hambatan tersebut dapat berpengaruh pada

partisipasi anggota organisasi. Pada

penelitian ini organisasi yang dimaksud

adalah Forum Leader program Bandung

Cleanaction. Partisipan yang membentuk

Forum Leader ini merupakan gabungan dari

para pemimpin atau perwakilan dari

komunitas-komunitas yang berafiliasi dalam

program Bandung Cleanaction. Partisipan

Forum Leader memiliki latar belakang

budaya atau nilai-nilai yang berbeda.

Perbedaan budaya yang terjadi dalam

lingkungan masyarakat tutur Forum Leader

tersebut membuat aktivitas komunikasi yang

ditampilkan tidak berjalan dengan baik.

Misalnya, pengambilan keputusan yang

terlambat dan perbedaan cara pandang. Hal

tersebut mengakibatkan adanya penurunan

minat atau partisipasi dari para komunitas.

Antisipasi untuk mengurangi jumlah

penurunan partisipasi diperlukan kompetensi

komunikasi dari setiap partisipan dalam

Forum Leader. Kompetensi komunikasi yang

dimaksud adalah kemampuan anggota Forum

Leader dalam melakukan aktivitas

komunikasi. Hal tersebut didasarkan pada

aspek kemampuan beradaptasi tentang

bahasa, kemampuan memahami budaya, dan

kemampuan berinteraksi antar anggota.

Kompentensi komunikasi berpengaruh pada

peristiwa komunikasi yang terjadi di

dalamnya. Untuk itu, Forum Leader dalam

menjalankan program Bandung Cleanaction

selalu mengadakan sebuah pertemuan rutin

dengan agenda perencanaan program dan

evaluasi kegiatan. Pada penelitian ini

pengkajian akan lebih terfokus pada aktivitas

komunikasi di dalam proses evaluasi

kegiatan. Kegiatan tersebut dilakukan secara

berulang-ulang dengan tujuan untuk

membentuk sebuah kebudayaan tertentu

sehingga dapat meningkatkan kinerja.

Suasana yang diciptakan dalam setiap

pertemuan Forum Leader menentukan

keberhasilan aktivitas komunikasi tersebut,

karena dapat berdampak secara langsung

pada psikologi setiap partisipan. Suasana

yang dimaksud meliputiwaktu dan tempat

interaksi itu dilakukan. Selain itu bagaimana

pendekatan yang dilakukan akan menentukan

pula bagaimana pesan itu diterima dan

diinterpretasikan. Hal-hal tersebut

menentukan besar kecilnya pengaruh

terhadap perubahan perilaku setiap

partisipannya. Partisipasi komunikasi dalam

sebuah kelompok atau organisasi sangat

berpengaruh pada optimalisasi kinerja dan

perubahan perilaku setiap partisipan. Dengan

berinteraksi atau membangun budaya

komunikasi yang baik akan mempermudah

untuk menetapkan pencapaian tujuan

organisasi tersebut. Selain itu, proses saling

memahami budaya antar partisipan secara

intensif juga dapat memudahkan proses

interaksi. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara turut berperan serta dalam setiap

kegiatan program Bandung Cleanaction.

Setidaknya dengan melibatkan beberapa

orang perwakilan untuk turun langsung

berkegiatan secara rutin dapat menciptakan

kedekatan emosional. Dengan demikian

aktivitas komunikasi dengan seluruh anggota

Forum Leader dapat dilakukan lebih intensif.

Berdasarkan pemaparan di atas berkaitan

dengan permasalahan yang terjadi tentang

penurunan partisipasi Forum Leader,

menimbulkan ketertarikan peneliti untuk

meneliti lebih mendalam mengenai aktivitas

komunikasi yang terjadi di dalam Forum

Leader itu sendiri.

KAJIAN LITERATUR

Komunikasi Organisasi

Edgar H.Schein (1983) menjelaskan bahwa

suatu organisasi adalah koordinasi sejumlah

kegiatan manusia yang direncanakan untuk

Page 3: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 151

mencapai suatu maksud atau tujuan bersama

melalui pembagian tugas dan fungsi serta

wewenang dan tanggung jawab. Sedangkan

Barker (1987:202) mendefinisikan

“Organozations are defined as collected

groups are of individuals constructed anda re

constructed to strive for specific goal that

could not be met by individuals acting

alone“.Menurut Sodarsono (2009) Organisasi

didefinisikan sebagai kumpulan sekelompok

individu yang mempunyai konsep dan

bekerja untuk mencapai sasaran agar individu

tidak melakukan kegiatan sendiri sendiri.

Sedangkan menurut Robbins (2003)

Organisasi merupakan suatu unit sosial yang

dikoordinasikan secara sengaja, terdiri dari

dua orang atau lebih yang berfungsi pada

suatu basis yang relatif bersinambung untuk

mencapai tujuan atau serangkaian tujuan.

Dengan demikian kegiatan organisasi

merupakan dasar dalam membuat pola

peranan dan cetak biru bagi para anggotanya

untuk melakukan aktivitas perusahaan.

Berdasarkan definisi organisasi di atas, dapat

dilihat bahwa tujuan utama dalam organisasi

adalah kegiatannya, bukan hanya pada

individu sebagai partisipan dalam organisasi.

Kegiatan yang dilakukan di dalam sebuah

organisasi adalah berupa pengumpulan

informasi, pencatatan dan penyebaran

informasi. Hal-hal tersebut merupakan

sebuah proses komunikasi dalam kegiatan

organisasi. Dengan demikian, proses

komunikasi dalam organisasi sangatlah

menentukan efektivitas organisasi tersebut.

Liliweri (1997).

Dalam program Bandung Cleanaction, Forum

Leader dibentuk dengan tujuan untuk

membuat sebuah wadah pusat informasi bagi

seluruh partisipan. Sebuah pertemuan rutin

dilakukan agar terjalin sebuah proses

komunikasi. Dalam pertemuan rutin tersebut

terdapat beberapa agenda pembahasan,

diantaranya adalah perencanaan program dan

evaluasi kegiatan. Dengan adanya pertemuan

rutin dan berulang-ulang tersebut

terbentuklah sebuah pola komunikasi, dengan

demikian kinerja setiap partisipan dapat

terlihat dan dapat meningkatkan optimalisasi

kinerja organisasi tersebut dalam mencapai

tujuan. Agenda rutin berupa perencanaan

program dan evaluasi kegiatan tersebut

merupakan salah satu tahapan dalam

mencapai tujuan organisasi tersebut. Dalam

organisasi terdapat sebuah struktur sosial,

yaitu pola atau aspek aturan hubungan yang

ada antara partisipan dalam suatu organisasi

yang dibentuk oleh interaksi sosial. Secara

sederhana, komunikasi organisasi dipahami

sebagai jaringan kerja yang dirancang dalam

suatu sistem dan proses untuk mengalihkan

informasi dari seseorang atau sekelompok

orang kepada seseorang atau sekelompok

orang demi tercapainya tujuan organisasi itu

sendiri. Jaringan komunikasi organisasi

merupakan pola hubungan antar manusia

yang bersifat formal. Keformalan tersebut

meliputi adanya jaminan formalitas dalam

unsur-unsur komunikasi dan proses kerja

unsur-unsur tersebut.

Komunikasi Kelompok

Sebuah himpunan atau kumpulan orang

bukan berarti kelompok. Yang dimaksud

dengan kelompok yaitu sekumpulan orang

yang memiliki tujuandan organisasi, meski

tidak formal namun melibatkan interaksi

diantara anggota-anggotanya. Robert F. Bales

dalam Hadi (1993) mendefinisikan

komunikasi dalam kelompok kecil sebagai

sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi

satu sama lain yang bersifat tatap muka,

dimana setiap partisipan mendapat kesan atau

peningkatan hubungan antara satu sama lain

yang cukup jelas. Sehingga baik pada saat

timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya

dapat memberikan respon kepada masing-

masing sebagai perorangan.

Selain itu, para ahli komunikasi kelompok

memberikan definisi komunikasi kelompok

yang relatif berbeda dengan komunikasi

kelompok kecil. Komunikasi kelompok

merupakan interaksi secara tatap muka antara

tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang

telah diketahui, seperti berbagi informasi,

menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana

anggotanya dapat mengingat karakteristik

pribadi anggota-anggotanya yang lain secara

tepat. Gurning (2012) menyatakan “Group

Page 4: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 152

communication is an area of study, research

and application that fucuses not on group

process in general, but on the communication

behavior of individuals in small face to face

discussion group”. (Komunikasi Kelompok

adalah suatu bidang studi, penelitian dan

penerapan yang menitikberatkan tidak hanya

pada proses kelompok secara umum, tetapi

juga pada perilaku komunikasi individu-

individu pada tatap muka kelompok diskusi

kecil). Beberapa definisi komunikasi

kelompok di atas mempunyai kesamaan,

yaitu adanya komunikasi tatap muka dan

memiliki susunan rencana kerja tertentu

untuk mencapai tujuan kelompok.

Jaringan Komunikasi

Jaringan merupakan sekumpulan orang,

objek, atau kejadian yang tergabung dalam

satu kesatuan. Orang, objek, atau kejadian

tersebut dianalogikan sebagai sebuah titik.

Setiap titik dihubungkan dengan sebuah garis

penghubung sebagai saluran, jalur atau alur

menjadi sebuah rangkaian yang saling

terhubung. Jika garis penghubung setiap titik

ditandai dengan tanda panah, berati saluran

tersebut memiliki arus. Saluran-saluran

tersebut membentuk sebuah pola tertentu.

Sesuatu mengalir dari satu titik ke titik lain

melalui sebuah saluran. (Ruddy Agusyanto,

2007:13). Jaringan komunikasi merupakan

suatu tipe jaringan khusus, dimana ikatan

yang menghubungkan satu titik dengan titik

lain adalah hubungan sosial atau sebuah

aktivitas komunikasi. Hubungan sosial yang

saling terhubung merupakan sebuah interaksi

sosial yang berkelanjutan. Agusyanto (2007)

Istilah jaringan komunikasi menyatakan suatu

sistem yang menyalurkan informasi diantara

anggota dalam sebuah kelompok atau

organisasi. Jaringan komunikasi terjadi di

dalam komunikasi antarpribadi dan muncul

ketika setiap partisipan secara bebas

berinteraksi dengan partisipan lain, dengan

tingkat frekuensi dan intensitas yang berbeda.

Rumor, gosip dan bentuk genre lainnya

adalah jenis transaksi atau tipe peristiwa

komunikatif dasar dalam jaringan

komunikasi.

Proses komunikasi pada jaringan komunikasi

merupakan suatu proses dua arah dan

interaktif di antara setiap partisipan yang

terlibat. Jaringan komunikasi meliputi

keterhubungan (connectedness), keeratan

(integration), keterbukaan (openness),

struktur dan peran seseorang dalam jaringan,

maka perlu dilakukan sebuah analisis

jaringan komunikasi. Setiawan (2007) Studi

jaringan komunikasi merupakan salah satu

dari beberapa pendekatan penelitian yang

mempelajari perilaku komunikasi

berdasarkan pendekatan konvergen.

Dikatakan demikian, karena konsepsi

jaringan komunikasi menekankan bahwa

komunikasi dianggap sebagai proses tukar-

menukar informasi. Menurut Nababan (2002)

Proses komunikasi yang terjadi dalam

jaringan komunikasi dapat dijelaskan dengan

menggunakan metode konvergen, yaitu satu

informasi bisa mengandung beberapa

pengertian, tergantung pada konteksnya dan

untuk mengambil pengertian tergantung pada

“frame of Reference”. Selain itu, terciptanya

kesamaan makna akan suatu informasi antara

komunikator dan komunikan merupakan

tujuan utama berkomunikasi. Dan yang

terakhir metode konvergen juga menjelaskan

bahwa hubungan interaktif antara

komunikator dengan komunikan

menggunakan saluran jaringan komunikasi,

yaitu saluran untuk menyampaikan pesan dari

satu orang kepada orang lain.

Pola Komunikasi

Salah satu hal yang menjadi fokus dalam

penelitian etnografi komunikasi adalah

masyarakat tutur (speech community). Hal

tersebut mencakup bagaimana komunikasi itu

dipola dan diorganisasikan sebagai sebuah

sistem dari peristiwa komunikasi, dan

bagaimana pola komunikasi itu hidup dalam

interaksi dengan komponen sistem

kebudayaan yang lain Pola Komunikasi

(Communication Patterning) adalah

hubungan antar komponen komunikasi yang

membangun sebuah peristiwa komunikasi.

Hubungan antar komponen komunikasi yang

dimaksud adalah bagaimana setiap komponen

Page 5: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 153

komunikasi saling bekerja sama untuk

menciptakan perilaku komunikasi yang khas

dari kelompok masyarakat tutur tertentu.

Kuswarno (2011:38).

Dalam penelitian etnografi komunikasi akan

menghasilkan sebuah hipotesis mengenai

berbagai cara, bagaimana fenomena

sosiokultural dalam masyarakat itu

berhubungan dengan pola-pola komunikasi

atau bagaimana cara-cara berbicara. Menurut

Kuswarno (2008) tahapan-tahapan dalam

menemukan pola komunikasi dalam suatu

masyarakat tutur adalah dengan

mengidentifikasi peristiwa-peristiwa

komunikasi yang terjadi secara berulang.

Langkah selanjutnya yaitu menginventarisasi

komponen yang membangun peristiwa

komunikasi, kemudian menemukan hubungan

antar komponen-komponen komunikasi

tersebut. Menurut Effendy (2005) Pola

komunikasi merupakan sebuah proses yang

dirancang untuk mewakili kenyataan

keterpautan unsur-unsur yang dicakup beserta

keberlangsungannya, guna memudahkan

pemikiran secara sistematik dan logis. Pola

komunikasi merupakan sebuah model dari

proses komunikasi, sehingga dengan adanya

berbagai macam model komunikasi dan

bagian dari proses komunikasi akan

ditemukan sebuah pola yang cocok dan

mudah digunakan dalam berkomunikasi.

Ada beberapa macam pola komunikasi yaitu

antaralain; Pola Komunikasi Primer, yaitu

merupakan proses penyampaian pemikiran

oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan suatu simbol sebagai media

atau saluran. Berikutnya Pola Komunikasi

Sekunder, yaitu merupakan proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan alat atau

sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang sebagai media pertama. Selain itu

adalah Pola Komunikasi Linear, yaitu

merupakan proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunkan sebagai titik

terminal. Dalam proses komunikasi ini

biasanya terjadi dalam komunikasi tatap

muka. Dan yang terakhir adalah Pola

Komunikasi Sirkular, yaitu merupakan proses

terjadinya arus komunikasi dari komunikator

dan komunikan sebagai penentu utama

keberhasilan komunikasi. Dalam proses

komunikasi seperti ini, proses komunikasi

berjalan secara terus menerus yaitu dilihat

dari adanya umpan balik antara komunikator

dan komunikan. (Effendy, 2005:11).

Forum Leader

Forum Leader merupakan sebuah wadah

yang dibentuk untuk mempersatukan para

pemimpin atau perwakilan dari setiap

komunitas yang tergabung atau berafiliasi

dengan program Bandung Cleanaction.

Kegiatan yang dilakukan dalam Forum

Leader itu sendiri beragam, mulai dari

diskusi bebas, perencanaan program hingga

evaluasi kegiatan. Awal mula dibentuknya

Forum Leader adalah akibat adanya

penurunan minat atau partisipasi dari puluhan

komunitas yang sudah pernah bergabung dan

menjalankan program Bandung Cleanaction.

Dari sekitar 70 komunitas yang berafiliasi

dengan program pada akhirnya hanya tersisa

7 komunitas saja, yaitu Komunitas Barra,

Galur Bandung, Prabu Junior, Railfans, Miss

Cleanaction, Kazuo dan Recycle Bank. Pada

awalnya, pendekatan dan komunikasi hanya

dilakukan dengan cara membentuk sebuah

gorup pada sosial media ‘Line’. Hal tersebut

dirasakan kurang efektif karena terbukti

dengan adanya penurunan minat dari puluhan

komunitas yang sebelumnya telah berafiliasi.

Maka dari itu dibentuknya forum ini adalah

dengan tujuan untuk melakukan pendekatan

yang lebih baik dengan para komunitas. Hal

tersebut dilakukan agar dapat

mempertahankan partisipasi para komunitas

yang tersisa, agar senantiasa dapat terus

menunjukan konsistensinya pada program.

Teori Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan sebuah esensi

dari kehidupan sebuah organisasi. Pada

dasarnya anggota organisasi yang

menjalankan program ataupun bisnis dalam

Page 6: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 154

organisasi tersebut sedang membentuk

sebuah budaya. Jaringan komunikasi yang

dibangun juga sedikit demi sedikit

membangun budaya dari organisasi tersebut.

seperti yang dikatakan oleh Tumer (2008)

yang diterjemahkan oleh Brian Marswendy:

“Ketika mereka berbicara, menulis sebuah

naskah drama, menyanyi, menari, pura-pura

sakit, mereka sedang berkomunikasi, dan

sedang mengkonstruksi budaya mereka.”

Teori Budaya organisasi meyakini bahwa

sebuah organisasi memiliki berbagai simbol,

ritual dan nilai yang unik. Selain itu, anggota-

anggota organisasi terlibat dalam sekian

banyak perilaku komunikasi yang

memberikan kontribusi pada organisasi

tersebut. Perilaku komunikasi yang dimaksud

dapat dilakukan melalui berbagai bentuk

seperti bergurau, bergosip, menjegal, diskusi,

dan lain sebagainya.

Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan teori

budaya organisasi ini, antara lain: Pertama,

Anggota-anggota organisasi menciptakan dan

mempertahankan perasaan yang dimiliki

bersama mengenai realitas organisasi, yang

berakibat pada pemahaman yang lebih baik

mengenai nilai-nilai organisasi tersebut.

Asumsi kedua dari teori ini adalah

penggunaan dan interpretasi simbol dalam

sebuah organisasi. Realitas dan budaya

sebuah organisasi juga sebagiannya

ditentukan oleh simbol-simbol. Asumsi teori

budaya organisasi yang terakhir berkaitan

dengan keberagaman budaya, yaitu budaya

bervariasi dalam organisasi-organisasi yang

berbeda, dan interpretasi tindakan dalam

budaya ini juga beragam.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih

peneliti karena metode penelitian ini

dianggap paling cocok dan tepat dengan

masalah yang diteliti. Hal tersebut dilandasi

oleh terlibatnya peneliti sebagai instrumen

dari penelitian tersebut. Keterlibatan peneliti

pada kegiatan forum leader dirasa lebih

interaktif dengan sumber, lebih subjektif dan

memahami makna dengan lebih menyeluruh

dan mendetail. Selain itu, kemampuan

peneliti dalam menggambarkan realitas yang

terjadi pada objek dan subjek penelitian yang

didapatkan dilapangan merupakan salah satu

sumber data yang sangat menunjang

penelitian ini.

Sementara paradigma yang digunakan oleh

peneliti pada penelitian ini adalah paradigma

konstruktivis. Alasan peneliti memilih

paradigma konstruktivis karena ingin

menggali atau membangun suatu makna dan

nilai apa saja yang terkandung dalam proses

evaluasi program yang terjadi pada forum

leader, sehingga penulis dapat mengetahui

seperti apa pola komunikasi yang diterapkan

sehingga forum leader dapat menjadi salah

satu cara untuk mempertahankan partisipasi

para komunitas yang berafiliasi dalam

program Bandung Cleanaction.

Adapun metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi Etnografi

komunikasi. Sesuai dengan tujuan dari

etnografi komunikasi dimana metode tersebut

digunakan untuk menggambarkan,

menganalisis dan menjelaskan perilaku

komunikasi dari suatu kelompok sosial. Maka

peneliti akan mengkaji secara mendalam

bagaimana proses interaksi yang terjadi

dalam proses evaluasi kegiatan forum leader

hingga menemukan berbagai pola komunikasi

yang digunakan oleh manusia dalam suatu

masyarakat tutur.

Dapat disimpulkan bahwa terkait dengan

proses evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat tutur forum leader, peneliti

menggunakan pendekatan secara kualitatif

dengan paradigma konstruktivis dan metode

etnografi komunikasi. Alasan peneliti

memilih hal tersebut dilandasi dengan

keinginan peneliti untuk menggali atau

membangun suatu makna dan nilai apa saja

yang terkadung dari interaksi sosial

berhubungan dengan komunikasi, budaya dan

bahasa yang terdapat pada pola komunikasi

dalam evaluasi kegiatan forum leader.

Page 7: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 155

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh

anggota atau partisipan forum leader, yaitu

diantaranya adalah tim kepengurusan

program Bandung Cleanaction dan seluruh

pemimpin atau perwakilan dari para

komunitas yang berafiliasi dengan program

Bandung Cleanaction. Adapun objek

penelitian dalam penelitian ini merupakan

peristiwa komunikasi yang terjadi pada setiap

aktivitas yang terjadi di dalam forum leader.

Komponen komunikasi yang terdapat dalam

setiap proses kegiatan, berupa proses evaluasi

program yang dilakukan secara rutin.

Creswell mengemukakan terdapat tiga teknik

utama pengumpulan data dalam studi

etnografi yang dapat dilakukan dalam studi

etnografi komunikasi, diantaranya merupakan

partisipan observer, wawancara dan telaah

dokumen/analisis dokumen. Sedangkan

Seville-Troike mengemukakan 7 teknik, yaitu

ketiga teknik Creswell ditambah dengan

obeservasi, hermeneutik, etnometodologi,

etnosemantik dan introspeksi sebagai teknik

analisis data.

Adapun teknik pengumpulan data yang akan

peneliti gunakan dalam penelitian mengenai

proses evaluasi program pada forum leader

ini, antara lain; Observasi partisipan,

kemudian wawancara yang dikenal sebagai

wawancara tidak berstruktur atau wawancara

mendalam dan juga dokumen-dokumen

berupa buku harian, kliping surat kabar,

surat-surat pribadi dan lain sebagainya pun

merupakan data penting yang perlu di

perhatikan peneliti. Maka, peneliti

mengumpulkan dokumen-dokumen yang

diperlukan untuk menunjang data yang di

perlukan dari aktivitas yang terjadi.

Tahap analisis data merupakan upaya-upaya

meringkaskan data, memilih data,

menerjemahkan dan mengorganisasikan data.

Dalam etnografi komunikasi proses analisis

data berjalan bersamaan dengan

pengumpulan data. Dengan menemukan

hubungan antara komponen komunikasi

sudah merupakan analisis data, karena

berdasarkan itulah pola komunikasi itu

dibuat. Peneliti dapat melakukan analisis data

pada saat melengkapi catatan lapangan

setelah melakukan observasi. Selain itu jika

data yang diperlukan masih dirasa kurang,

peneliti dapat kembali lagi ke lapangan untuk

mengumpulkan kembali data dan melengkapi

analisisnya.

Di tahap ini peneliti akan membandingkan

objek yang diteliti berupa aktivitas

komunikasi yang terjadi dalam Forum Leader

dengan objek lain kemudian mengevaluasi

dengan nilai-nilai yang berlaku. Selain itu,

pada tahapan ini peneliti akan

mengemukakan kritik atau kekurangan

mengenai penelitian yang telah dilakukan dan

memberikan saran untuk penelitian baru jika

ada yang akan melanjutkan penelitian ini.

Tahapan terakhir yang digunakan oleh

peneliti pada analisis data dalam penelitian

etnografi komunikasi sesuai dengan yang

dipaparkan oleh Creswell merupakan

interpretasi. Pada tahapan ini peneliti

mengambil kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukan

PEMBAHASAN

Analisis Tahapan Evaluasi Kegiatan

Forum Leader

Tahapan merupakan langkah-langkah atau

bagian dari urutan sesuatu yang memiliki

awal dan akhir dalam suatu proses. Tahapan

ini merupakan salah satu bagian penting

dalam suatu proses. Tahapan menjelaskan

‘apa langkah awal yang harus ditempuh?’,

‘seperti apa langkah selanjutnya?’ hingga

mencapai tujuan dari proses tersebut.

Tahapan-tahapan ini akan berpengaruh pada

tujuan akhir. Jika tahapan yang dilakukan

sesuai dengan ketentuan, maka proses akan

berjalan lancar dan tujuan akan tercapai

sesuai dengan yang direncanakan. Begitu

pula sebaliknya, jika tahapan yang dilakukan

tidak sesuai, maka proses akan terganggu dan

bisa jadi hasil yang dicapai tidak sesuai

dengan harapan atau mengalami hambatan

sehingga memperlambat proses. Tujuan dari

penelitian ini adalah menemukan pola

komunikasi dari aktivitas komunikasi yang

terjadi dalam proses evaluasi kegiatan Forum

Leader. Untuk mengetahui seperti apa proses

evaluasi itu dilakukan, peneliti harus

Page 8: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 156

mengatahui seperti apa tahapan yang

dilakukan. Tahapan evaluasi yang dimaksud

adalah langkah-langkah apa saja yang

ditempuh oleh para anggota Forum Leader

maupun tim pengurus program Bandung

Cleanaction dari sebelum hingga setelah

evaluasi kegiatan tersebut dilakukan.

Tahapan evaluasi kegiatan yang dilakukan

melibatkan seluruh partisipan Forum Leader.

Keterlibatan tersebut berupa sebuah aktivitas

komunikasi yang mereka lakukan dalam

mencapai tujuan. Tahapan evaluasi tersebut

merupakan sebuah bentuk kerjasama dalam

organisasi. Suatu bentuk kerjasama dalam

sebuah organisasi memerlukan hubungan

antara peran-peran dalam organisasi itu

sendiri. Peran-peran yang dimaksud adalah

melibatkan seluruh anggota organisasi mulai

dari yang memiliki kewenangan dan

kedudukan lebih tinggi, setingkat maupun

lebih rendah. Keterhubungan antar anggota

tersebut dilakukan melalu sebuah mekanisme

yaitu komunikasi. Seperti yang diungkapkan

Soedarsono, (2009) Suatu organisasi adalah

koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang

direncanakan untuk mencapai suatu maksud

atau tujuan bersama melalui pembagian tugas

dan fungsi serta wewenang dan tanggung

jawab.”

Tahapan evaluasi kegiatan Forum Leader

diawalai dari kelompok kecil, yaitu

perwakilan dari tim pengurus program

Bandung Cleanaction yang bertanggung

jawab atas keberlangsungan kegiatan Forum

Leader. Pada tahap ini dilakukan perencanaan

terkait pelaksanaan evaluasi kegiatan. Hal

tersebut dilakukan untuk membangun

konformitas. Konformitas yang dimaksud

berupa adanya perubahan perilaku atau

kepercayaan dari anggota kelompok akibat

adanya tekanan dari kelompok itu sendiri.

Dapat dikatakan demikian, karena secara

tidak langsung sebenarnya tim pengurus

program tetap memiliki wewenang atau

kekuasaan penuh terhadap penentuan waktu,

hingga lokasi pertemuan. Meskipun

penentuan waktu dan lokasi pertemuan

tersebut berdasarkan persetujuan atau hasil

koordinasi dengan seluruh partisipan forum,

namun tetap penentuan hal tersebut telah

dilakukan sebelumnya oleh partisipan

kelompok kecil sebelum dimusyawarahkan

dengan seluruh anggota Forum Leader.

Anggota forum lainnya hanya tinggal

menyetujui keputusan tersebut.

Tahapan evaluasi yang terjadi di lingkungan

Forum Leader program Bandung Cleanaction

terjadi secara berulang-ulang. Tahapan-

tahapan yang dilakukan selalu sama sehingga

telah menjadi suatu kebiasaan atau tradisi.

Setiap kegiatan harus dilakukan evaluasi,

baik itu pada kegiatan rutin maupun kegiatan

momentum seperti event. Tradisi atau

kebiasaan dalam suatu organisasi merupakan

bentuk dari simbol perilaku. Simbol perilaku

dijelaskan dalam teori budaya organisasi

yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan

O’Donnell Trujillo. Dalam teori budaya

organisasi dijelaskan bahwa:

“Teori Budaya Organisasi adalah keyakinan

bahwa organisasi memiliki berbagai simbol,

ritual dan nilai yang membuatnya unik.

Penggunaan dan interpretasi simbol sangat

penting dalam budaya organisasi.

Berdasarkan observasi partisipan dan

dipertegas oleh hasil wawancara informan

yang telah peneliti lakukan, terlihat jelas

penggunaan simbol-simbol dalam Forum

Leader program Bandung Cleanaction. Salah

satu simbol yang dimaksud adalah berupa

simbol perilaku. Dalam teori budaya

organisasi, simbol perilaku mencakup adanya

upacara, ritual, kebiasaan, tradisi,

penghargaan dan hukuman. Peneliti dapat

mengidentifikasi bahwa tahapan evaluasi

yang dilakukan oleh Forum Leader

merupakan salah satu bentuk tradisi atau

kebiasaan dari Forum Leader tersebut. Tata

cara yang dilakukan meski bersifat informal

namun memiliki pola tertentu yang menjadi

sebuah kebiasaan. Bagaimana tim pengurus

program menentukan waktu pertemuan dan

bagaimana kondisi tersebut terjadi secara

berulang merupakan representasi dari simbol

perilaku yang diterapkan.

Page 9: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 157

Analisis Jaringan Komunikasi antar

Pengurus Forum Leader

Pentingnya komponen komunikasi dalam

sebuah aktivitas komunikasi adalah sebagai

penuntun peneliti etnografi komunikasi pada

saat di lapangan. Urutan tindak komunikatif

atau tindak tutur termasuk alih giliran atau

fenomena percakapan menjadi salah satu

komponen komunikasi yang menjadi pusat

penelitian peneliti dalam pembahasan ini.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang

menyatakan bahwa evaluasi kegiatan Forum

Leader program Bandung Cleanaction adalah

berbentuk diskusi bebas, maka urutan

tindakan komunikatifnya pun tidaklah

beraturan akan tetapi menciptakan sebuah

pola komunikasi atau peristiwa komunikasi

yang terjadi secara berulang dan menjadi

khas.

Dalam pernyataan-pernyataan informan

tersebut menjelaskan bahwa proses evaluasi

kegiatan Forum Leader ini bersifat diskusi

dan setiap partisipan memiliki hak yang sama

dalam mengutarakan pendapatnya. Dalam

proses evaluasi berbentuk diskusi seperti ini

dapat menimbulkan sebuah keterhubungan

(Connectedness), setiap partisipan

komunikasi dapat saling terhubung satu sama

lain tanpa batasan atau perantara apapun.

Keterhubungan tersebut akan berdampak

pada keeratan (Integration). Keeratan tersebut

ditimbulkan dari intensitas komunikasi pada

suatu jaringan komunikasi. Jika

keterhubungan dan keeratan sudah terjalin,

maka akan timbul keterbukaan (Openness).

Dari keterbukaan tersebut akan berdampak

pada kelancaran komunikasi yang terjalin.

Hal tersebut dijelaskan dalam studi jaringan

komunikasi yang dikemukakan oleh Rogers,

Kincaid, dan DeVito :“Proses komunikasi

pada suatu jaringan komunikasi merupakan

suatu proses dua arah dan interaktif diantara

setiap partisipan yang terlibat. Menurut

Setiawan (2007) Jaringan komunikasi

meliputi Keterhubungan (Connectedness),

Keeratan (Integration), dan Keterbukaan

(Openness), struktur dan peran seseorang

dalam suatu jaringan.

Keterlibatan berbagai partisipan komunikasi

yang memiliki latar belakang budaya atau

kebiasaan yang berbeda terkadang

menimbulkan sebuah hambatan komunikasi.

Hal tersebut juga memberikan dampak

tersendiri pada keberlangsungan kegiatan.

Namun yang peneliti temukan di lapangan

justru berbanding terbalik dengan hal

tersebut. Partisipan Forum Leader merupakan

gabungan dari berbagai komunitas yang

memiliki latar belakang budaya atau

kebiasaan yang berbeda-beda. Untuk

menghindari timbulnya hambatan komunikasi

adalah dengan pendekatan yang baik. Jika

kedekatan dan keakraban sudah terjalin maka

tidak ada lagi batasan diantara setiap

partisipan komunikasi tersebut. Salah satu hal

yang diterapkan untuk menimbulkan

kedekatan dan keakraban dalam lingkungan

Forum Leader adalah dengan menghilangkan

kesan kaku dan tegang dalam pertemuan-

pertemuan Forum Leader. Dalam setiap

pertemuan dan dilakukannya evaluasi

kegiatan diterapkan sifat komunikasi yang

informal, santai dan sedikit menyisipkan

candaan-candaan sebagai pemecah suasana.

Dalam teori budaya organisasi simbol

perilaku masyarakat tutur yang di tunjukan

oleh partisipan Forum Leader dalam proses

evaluasi kegiatan yang bersifat informal ini,

menjadikan kebiasaan yang dinilai baik dan

kurang baik. Tidak terstrukturnya proses

evaluasi dari siapa kepada siapa

disampaikannya pesan, memberikan waktu

yang lebih lama dalam mendapatkan

kesimpulan. Akan tetapi proses evaluasi yang

bersifat informal ini juga justru memberikan

lebih banyak masukan dalam menindak-

lanjuti evaluasi kegiatan karena setiap

partisipan mampu dengan leluasa

mengemukakan pendapatnya.

Selain itu simbol-simbol verbal yang

ditampilkan dalam proses evaluasi kegiatan

tersebut juga memiliki dampak yang baik dan

kurang baik. Simbol verbal yang dimaksud

adalah berupa lelucon, jargon, jokes dan lain

sebagainya. Dampak positif dari simbol-

simbol verbal tersebut yaitu membuat

aktivitas komunikasi yang terjalin menjadi

Page 10: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 158

lebih ringan dan terkesan santai sehingga

tidak ada beban dalam penyampaian bentuk

pesan apapun. Kedekatan serta keakraban di

kalangan partisipan Forum Leader pun lebih

mudah terbentuk dengan adanya proses

komunikasi yang bersifat informal ini.

Namun kelemahan atau dampak negatif dari

hal tersebut adalah kurangnya ketegasan

dalam proses evaluasi, menjadikan proses

evaluasi berlangsung lebih lama dari yang

seharusnya dapat dilakukan dengan lebih

singkat.

Berdasarkan studi jaringan komunikasi, arus

informasi dapat diidentifikasi dan membentuk

sebuah pola. Arus tersebut menjelaskan

seperti apa keterhubungan antara setiap titik

(partisipan) dalam proses komunikasinya.

Dalam proses komunikasi berupa diskusi,

setiap partisipan memiliki porsi yang sama

dalam mengemukakan pendapat. Dengan kata

lain, setiap partisipan dapat saling bertukar

informasi, serta setiap partisipan dapat

menerima informasi dengan porsi yang sama.

Tidak ada batasan dalam bentuk komunikasi

berupa sebuah diskusi. Maka pola jaringan

komunikasi yang sesuai dengan bentuk

komunikasi berupa diskusi, seperti yang

diterapkan pada proses evaluasi Forum

Leader ini adalah pola bintang atau pola

semua saluran (all channel).

Berikut ini pola jaringan komunikasi yang

dapat peneliti identifikasi berdasarkan

penelitian yang dilakukan dalam proses

evaluasi Forum Leader ini.Pola jaringan

komunikasi yang peneliti rumuskan, dapat

dijelaskan bahwa antara tim pengurus

program Bandung Cleanaction (BCLn)

dengan para anggota Forum Leader (FL)

tidak ada batasan dalam pertukaran informasi.

Semua terpusat pada pembahasan atau topik

evaluasi. Setiap partisipan dapat bertukar

informasi dan diterima oleh seluruh

partisipan lainnya secara langsung dan

serentak. Menurut (2006) mengungkapkan

bahwa aliran informasi dalam sebuah

organisasi dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu

penyebaran informasi atau pesan secara

serentak, berurutan dan kombinasi, yaitu

penggabungan dari kedua cara tersebut”.Pola

jaringan komunikasi semua saluran (all

channell) ini menerapkan aliran informasi

dengan penyebaran informasi secara serentak.

Semua partisipan dapat menerima informasi

tersebut pada waktu yang sama, sehingga

dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.

Pola Komunikasi pada Proses Evaluasi

Kegiatan Forum Leader Pola komunikasi merupakan sebuah peristiwa

komunikasi yang dibangun oleh hubungan

antar komponen komunikasi. Komponen-

komponen komunikasi tersebut menciptakan

perilaku komunikasi yang khas dari suatu

kelompok masyarakat tutur. Seperti yang

diungkapkan oleh Seville-Troike dalam

Kuswarno (2011:15) bahwa yang menjadi

fokus kajian etnografi komunikasi adalah

masyarakat tutur. Hal tersebut mencakup

bagaimana komunikasi itu dipola dan

diorganisasikan sebagai sebuah sistem dari

peristiwa komunikasi, serta bagaimana pola

komunikasi itu hidup dalam interaksi dengan

sistem kebudayaan.

Melalui etnografi komunikasilah pola

komunikasi sebagai hasil hubungan antar

komponen komunikasi dapat ditemukan.

Sehingga secara tidak langsung peneliti

diharuskan untuk mampu mengidentifikasi

komponen-komponen komunikasi pada

aktivitas komunikasi evaluasi kegiatan Forum

Leader. Dalam bukunya yang berjudul

”Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan

Contoh Penerapannya”, Kuswarno

mengatakan bahwa salah satu komponen

komunikasi menurut perspektif etnografi

komunikasi adalah berupa adanya setting.

Setting yang dimaksud disini adalah lokasi,

waktu, suasana, dan lain sebagainya.

Lokasi atau tempat diadakannya suatu

pertemuan untuk membahas suatu topik,

sangatlah menentukan keberhasilan aktivitas

komunikasi yang dilakukan. Hal tersebut

dikarenakan dapat mempengaruhi suasana

yang diciptakan juga berdampak pada mood

partisipan komunikasi tersebut. Pemilihan

tempat yang bervariatif juga dapat

menghilangkan kejenuhan dari para

partisipan. Maka dari itu, dapat dikatakan

bahwa lokasi, suasana yang diciptakan serta

Page 11: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 159

variasi pemilihan tempat juga merupakan

salah satu hal penunjang atau sebagai

komponen komunikasi yang dapat

diidentifikasikan. Jika hal-hal tersebut

dilakukan secara berulang maka dapat

menciptakan suatu pola dan menjadi tradisi

atau budaya dari organisasi tersebut.

Suasana pertemuan yang dibangun dalam

pertemuan Forum Leader lebih kekeluargaan.

Dalam proses evaluasi ini sudah tidak lagi

membandingkan perbedaan usia sebagai tolak

ukur dalam mengemukakan pendapat. Hal

tersebut terlihat dari jalannya proses evaluasi

kegiatan dimana pendapat seluruh partisipan

sangat dihargai dan dipertimbangkan

kelayakannya. Dalam suasana evaluasi yang

diciptakan berupa suasana kekeluargaan yang

santai dan informal inipun sering di selipkan

berbagai jokes-jokes dari seluruh partisipan

Forum Leader.

Selain suasana evaluasi yang bersifat

informal dan kekeluargaan yang menjadikan

proses evaluasi kegiatan menjadi lebih

nyaman, pemilihan tempat yang cozy-pun

menjadi salah satu daya tarik utama

terciptanya suasana evaluasi kegiatan yang

santai dan nyaman. Tidak seperti pertemuan

evaluasi lainnya yang biasanya dilakukan di

ruang meeting atau ruang kantor yang

cenderung kaku, setiap pertemuan Forum

Leader selalu dilakukan di tempat-tempat

yang terbilang nyaman.

Lokasi evaluasi kegiatan yang dilakukan di

Cafe Little Wings yang berlokasi tepat di

depan kantor tim pengurus program Bandung

Cleanaction di Jl. Cigadung Raya Barat no.2

ini terlihat sangat nyaman. Selain lokasinya

yang berada daerah utara Bandung yang

dikenal memiliki cuaca yang sangat segar dan

sejuk lokasi ini juga cukup jauh dari

kebisingan kota. Selain itu Basecamp Forum

Leader yang berada di kawasan Jl. Taman

Sido Luhur no.7 juga merupakan salah satu

tempat berkumpul yang tentunya digemari

oleh seluruh partisipan Forum Leader. Selain

itu, untuk menghindari kejenuhan proses

evaluasi kegiatan juga sering dilakukan di

taman-taman Kota Bandung, seperti di

Cikapundung River Spot yang juga

merupakan salah satu re-claim area dari

program Bandung Cleanaction. Tempat atau

lokasi dilakukannya pertemuan tersebut

memiliki karakteristik yang sama, yaitu

nyaman dan berkesan santai.

Pada penelitian ini, peneliti melihat simbol

fisik dari teori budaya organisasi nampak

pada aspek dimana dilaksanakannya evaluasi

kegiatan Forum leader. Seperti yang terlihat

dalam aktivitas komunikasi Forum leader ini

bahwa proses evaluasi yang biasanya

dilakukan di lingkungan-lingkungan yang

nyaman mempengaruhi aktivitas komunikasi

yang terjalin. Hal ini nampak dari

kemampuan masyarakat tutur Forum Leader

dalam memecahkan masalah secara bersama

dengan suasana yang tetap nyaman tanpa

ketegangan, ini juga mempengaruhi

keputusan yang diambil atau disepakati oleh

bersama.

Selain itu, dalam proses evaluasi kegiatan

Forum leader juga ditampilkan sebuah

simbol lain yaitu simbol verbal berupa bahasa

atau istilah khusus. Meskipun istilah-istilah

tersebut berawal dari candaan-candaan para

partisipan, namun sudah melekat dan menjadi

sebuah kebiasaan yang selalu dilakukan.

Selain simbol verbal yang ditampilkan dalam

proses evaluasi kegiatan Forum leader,

peneliti juga mengidentifikasi adanya simbol

fisik lain yang selalu ditampilkan dalam

setiap pertemuan. Tidak hanya saat

berkegiatan di lapangan, saat pertemuan pun

dengan bangga para partisipan mengenakan

pakaian seragam khas Bandung Cleanaction

berupa kaus berwarna putih bertuliskan

“Gerakan Pungut Sampah” di bagian

belakang kaus. Selain itu, hal lain yang

menjadi khas dan kebiasaan para partisipan

Forum Leader adalah membawa tumbler atau

botol minum masing-masing. Dengan bangga

mereka menampilkan bahwa hal tersebut

adalah kebiasaan baik dan merupakan salah

satu upaya dari bentuk usaha pengurangan

sampah dari sumbernya. Penggunaan simbol-

simbol pada sebuah organisasi merupakan

salah satu hal yang penting bagi kebudayaan

organisasi tersebut. seperti yang dijelaskan

oleh Pacanowsky dan O’Donnell:

Page 12: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 160

“Simbol merupakan representasi untuk

makna. Setiap anggota organisasi

menciptakan, menggunakan dan

menginterpretasikan simbol setiap hari.

Simbol-simbol ini karenanya sangat penting

bagi budaya organisasi.”

Hal-hal tersebut dapat mencerminkan suatu

keberhasilan dari aktivitas komunikasi yang

terjadi di lingkungan Forum Leader. Menurut

Tumer (2014) anggota-anggota organisasi

menciptakan dan mempertahankan perasaan

yang dimiliki bersama mengenai realitas

organisasi, yang berakibat pada pemahaman

yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah

organisasi.

Artinya para anggota sudah lebih memahami

nilai-nilai dari organisasi mereka. Memahami

salah satu poin penting yang menjadi tujuan

organisasi, yaitu memberikan teladan bagi

masyarakat atau sebagai contoh yang dapat

diaplikasikan. Partisipan atau anggota

organisasi merupakan aktor-aktor yang dapat

menjalankan roda organisasi itu sendiri.

Peran anggota sangat besar dalam pencapaian

suatu tujuan organisasi. Menurut Robbins

(2013) Organisasi merupakan suatu unit

sosial yang dikoodinasikan secara sengaja,

terdiri dari dua orang atau lebih yang

berfungsi pada suatu basis yang relatif

bersinambung untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian kegiatan organisasi

merupakan dasar dalam mebuat pola peranan

dan cetak biru bagi para anggotanya untuk

melakukan aktivitas perusahaan.”

Berdasarkan definisi organisasi di atas dapat

dilihat bahwa poin utama dalam organisasi

bukan hanya kegiatannya, melainkan juga

individu anggotanya sebagai partisipan dalam

organisasi. Dalam Forum Leader program

Bandung Cleanaction yang berperan sebagai

penggerak roda organisasi tersebut adalah

anggota-anggotanya. Dalam setiap proses

evaluasi kegiatan Forum Leader selalu

dihadiri oleh partisipan-partisipan yang sama.

Partisipan pembentuk Forum Leader

merupakan perwakilan dari setiap komunitas

yang berafiliasi. Untuk pertemuan Forum

Leader dibatasi cukup 2 orang perwakilan

dari setiap komunitas. Dapat dimpulkan

bahwa partisipan komunikasi dalam proses

evaluasi kegiatan Forum Leader selalu sama.

Terkadang dapat berkurang karena ada

halangan dan lain sebgagainya, namun tidak

bertambah karena adanya aturan yang

membatasi jumlah perwakilan setiap

komunitas adalah dua orang saja serta tidak

dapat digantikan. Hal tersebut dilakukan agar

aktivitas komunikasi menjadi lebih efektif

dengan menentukan ketua dari setiap

komunitas sebagai perwakilan dalam

keanggotaan Forum Leader. Selanjutnya para

ketua dari masing-masing komunitas

memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan

segala bentuk informasi pada tim atau

kelompoknya masing-masing.

Selain itu, dari keseluruhan anggota Forum

leader juga dipilih satu orang dari tim

pengurus program Bandung Cleanaction

sendiri untuk menjadi penanggung jawab

keberlangsungan kegiatan dalam Forum

Leader. Tanggung jawab tersebut meliputi

perencanaan pertemuan, pengambilan

keputusan hasil diskusi, pembuatan notulensi

laporan dan mengarahkan kegiatan atau

pembagian kelompok kecil. Setelah

mengidentifikasi serta menginventarisasi

komponen komunikasi yang peneliti dapatkan

di lapangan, maka tahapan terakhir dari

kajian etnografi komunikasi adalah

menemukan atau menentukan pola

komunikasi berdasarkan peristiwa

komunikasi yang terjadi.

Pada penelitian ini, peneliti menemukan pola

komunikasi yang terjadi pada lingkungan

masyarakat tutur Forum Leader program

Bandung Cleanaction dalam proses evaluasi

kegiatan. Pola komunikasi tersebut peneliti

temukan berdasarkan analisis komponen

komunikasi yang berhasil peneliti identifikasi

di lapangan. Komponen komunikasi yang

menjadi khas karena dilakukan secara

berulang tersebut mencakup setting, bentuk

informasi, urutan tindakan, partisipan, tujuan,

dan genre. Pada proses evaluasi kegiatan,

suasana yang diciptakan adalah suasana

kekeluargaan, santai dan bersifat informal.

Pemilihan tempat pertemuanpun selalu di

tempat yang nyaman bukan tempat yang

Page 13: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 161

formal. Bentuk pertukaran informasi berupa

diskusi yang bersifat acak, setiap partisipan

memiliki hak yang sama dalam berpendapat.

Dalam proses evaluasi kegiatan Forum

Leader ini juga selalu disipkan lelucon-

lelucon, anekdot, hingga istilah-istilah unik

dan segar. Hal tersebut dilakukan agar

suasana yang tercipta tidak kaku dan lebih

nyaman, sehingga dapat meningkatkan

kinerja dan partisipasi.

Dalam pembahasan ini peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa dalam proses evaluasi

kegiatan Forum Leader terdapat 2 pola

komunikasi. Pertama, yaitu pola komunikasi

di kalangan internal pengurus program

Bandung Cleanaction sebagai tahap awal

perencanaan yang peneliti sebut dengan pola

komunikasi kelompok kecil dan yang kedua

adalah pola komunikasi pada Forum Leader

dalam proses evaluasi kegiatan yang

melibatkan secara keseluruhan anggota dan

tim pengurus program yang peneliti sebut

dengan pola komunikasi Forum Leader. Pola

komunikasi yang peneliti rumuskan dapat

dijelaskan bahwa dalam lingkungan

masyarakat tutur Forum Leader pada

program Bandung Cleanaction terdapat

peristiwa komunikasi yang terjadi dalam

proses evaluasi kegiatan dan kegiatan rutin

itu sendiri. Proses evaluasi kegiatan atau

pertemuan rutin tersebut berupa diskusi bebas

dengan setting, bentuk informasi, urutan

tindakan dan genre tertentu. Komponen-

komponen pada aktivitas komunikasi Forum

Leader tersebut mempengaruhi terhadap

berlangsungnya kegiatan rutin program

Bandung Cleanaction, meningkatkan kinerja

dan partisipasi. Bentuk pola jaringan

komunikasi yang terjadi pada proses tersebut

berupa pola star (pola bintang) atau pola

semua jaringan (all channel). Dikatakan

demikian karena bentuk aktivitas komunikasi

tersebut berupa diskusi. Semua partisipan

dapat mengungkapkan suatu pernyataan pada

seluruh partisipan lain dan berhak

mendapatkan timbal balik atau feedback

secara langsung.

Selain dalam proses evaluasi kegiatan Forum

Leader, peneliti juga menemukan sebuah pola

komunikasi di kalangan internal pengurus

program Bandung Cleanaction. Sebelum

melakukan pertemuan Forum Leader,

biasanya tim pengurus program Bandung

Cleanaction juga melakukan pertemuan

terlebih dahulu untuk menentukan waktu dan

topik bahasan. Selain itu, perencanaan

program atau kegiatan tambahan lainnya juga

dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertemuan

tersebut hanya melibatkan beberapa orang

saja dari tim pengurus program, antara lain

program manager, program director

cleanaction network dan salah seorang

executive board bidang public relations.

Dalam pertemuan tersebut mereka

menggodok hal-hal berkaitan perencanaan

pertemuan rutin dengan Forum Leader. Hal

tersebut selalu mereka lakukan secara rutin

sebelum pertemuan dengan Forum Leader

diadakan. Dalam proses pertemuan internal

tersebut tidak berbeda jauh dengan pertemuan

pada Forum Leader, mulai dari setting,

suasana yang dibangun, arus informasi,

urutan tindakan hingga bentuk informasinya.

Yang membedakan hanyalah partisipan dan

waktu pertemuannya yang dilakukan sebelum

pertemuan dengan Forum Leader.

Pola komunikasi tersebut dapat dijelaskan

bahwa peristiwa komunikasi yang terjadi di

internal tim pengurus program dilakukan

sebagai bentuk perencanaan sebelum

dilakukannya pertemuan Forum Leader.

Setelah menentukan waktu pertemuan serta

topik bahasan, maka akan diteruskan pada

Forum Leader dan bersama-sama melakukan

proses evaluasi kegiatan. Proses evaluasi

kegiatan tersebut berpengaruh pada

berlangsungnya kegiatan rutin program

Bandung Cleanaction.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Tahapan evaluasi yang terjadi dalam

lingkungan Forum Leader dimulai dari

kelompok kecil yaitu tim pengurus

program Bandung Cleanaction.

Kelompok kecil tersebut melakukan

perencanaan untuk kemudian

Page 14: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 162

diterapkan pada pertemuan Forum

Leader. Hal tersebut dilakukan untuk

membangun konformitas dalam

kelompok. Yang dimaksud konformitas

disini adalah perubahan perilaku atau

kepercayaan anggota kelompok akibat

adanya tekanan dari kelompok itu

sendiri.

2. Jaringan komunikasi atau arus

informasi yang terjadi dalam proses

evaluasi kegiatan pada Forum Leader

menerapkan pola jaringan komunikasi

all channel atau pola bintang. Dalam

proses evaluasi kegiatan yang

berbentuk diskusi bebas, setiap

partisipan memiliki porsi atau hak yang

sama dalam mengemukakan pendapat.

Tidak ada batasan dalam aktivitas

komunikasi ini. Selain itu tidak ada

aturan pasti dari mana arus informasi

tersebut harus dimulai. Karena aktivitas

komunikasi yang berbentuk diskusi dan

bersifat informal, semua partisipan

dapat berinteraksi langsung dengan

partisipan lainnya. Proses penyebaran

informasinya pun secara serentak,

karena semua partisipan komunikasi

berada pada satu setting yang sama.

Disini kemampuan interaksi serta

kemampuan linguistik setiap partisipan

terus terasah dan semakin baik, karena

dalam pertemuan semua partisipan

memiliki hak yang sama dalam

berpendapat.

3. Pola komunikasi yang peneliti

rumuskan berdasarkan komponen

komunikasi yang diidentifikasi di

lapangan menyatakan bahwa, dalam

lingkungan masyarakat tutur Forum

Leader pada program Bandung

Cleanaction terdapat peristiwa

komunikasi yang terjadi dalam proses

evaluasi kegiatan dan kegiatan rutin itu

sendiri. Proses evaluasi kegiatan atau

pertemuan rutin tersebut berupa diskusi

bebas dengan setting, bentuk informasi,

urutan tindakan dan genre tertentu.

Komponen-komponen pada aktivitas

komunikasi Forum Leader tersebut

mempengaruhi terhadap

berlangsungnya kegiatan rutin program

Bandung Cleanaction, meningkatkan

kinerja dan partisipasi. Bentuk pola

jaringan komunikasi yang terjadi pada

proses tersebut berupa pola star (pola

bintang) atau pola semua jaringan (all

channel). Selain itu, peneliti juga

menemukan pola komunikasi di

kalangan internal pengurus program.

Proses evaluasi kegiatan tersebut

berpengaruh pada berlangsungnya

kegiatan rutin program Bandung

Cleanaction. Hal-hal tersebut dilakukan

secara berulang sebagai tahapan dari

proses evaluasi kegiatan pada Forum

Leader.

REFERENSI

Agusyanto, Ruddy. 2007. Jaringan Sosial

dalam Organisasi. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi

Komunikasi Pengantar dan

Contohnya. Bandung: Widya

Padjadjaran.

Pace, R Wayne dan Faules, Don F. 2006.

Komunikasi Organisasi: Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku

Organisasi. Jakarta: PT. Indeks

Kelompok Gramedia.

Setiawan, Bambang. 1983. Metode Analisis

Jaringan Komunikasi. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada.

Soedarsono, Dewi K. 2009. Sistem

Manajemen Komunikasi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

West Richard dan Turner Lynn H. 2014.

Pengantar Teori Komunikasi: Analisis

Page 15: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA …

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015

ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 163

dan Aplikasi. Jakarta: Salemba

Humanika.

http://eprints.ums.ac.id/43913/3/BAB%20I.p

df (Diakses pada tanggal 21 Mei 2016,

Pukul 23:43)


Recommended