+ All Categories
Home > Documents > PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

Date post: 09-Oct-2015
Category:
Upload: ami-rido
View: 76 times
Download: 7 times
Share this document with a friend
Description:
Menjelaskan pengaruh perebedaan konsentrasi terhadap kecepatan pengendapan sedimentasi.Adapun variabel yang digunakan adalah Pasir 150mesh dan 7gr/100mL, dan bentonit dengan konsentrasi 5gr/100mL dan 7 gr/100mL. didapatkan bahwa semakin besar ukuran partikel kecepatan sedimentasi makin cepat..sedimentasi juga dipengaruhi oleh densitas suatu partikel.
Popular Tags:

of 23

Transcript
  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    1/23

    PRAKTIKUM 1

    SEDIMENTASI

    I. TUJUAN

    Tujuan dari percobaan sedimentasi ini adalah

    1. Mengetahui Settling Velocity dari percobaan sedimentasi yang telah

    dilakukan, yaitu berdasarkan grafik perbandingan waktu (t) dan tinggi

    endapan (z).2. Mengetahui densitas masing-masing variabel.

    3. Mengetahui perubahan ketinggian endapan tiap waktu untuk masing-

    masing variabel konsentrasi.

    II. DASAR TEORI

    ` Sedimentasi merupakan salah satu bagian dari proses pemisahan

    yang didasarkan atas gerakan partikel zat padat melalui fluida akibat adanya

    gaya gavitasi. Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya

    flokulan. Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan

    partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan

    mudah dapat diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel yang dapat

    terjadi apabila ada kontak antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat

    terjadi dengan cara-cara berikut (Mustafa, 2010) :

    1. Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid

    dalam medium pendispersi)

    2. Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri

    akibat adanya pengadukan.

    Dalam filtrasi partikel zat padat dipisahkan dari slurry dengan

    kekuatan fluida yang berada pada medium filter yang akan menghalangi laju

    lintas partikel zat padat. Dalam proses pengendapan dan proses sedimentasi

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    2/23

    partikel dipisahkan dari pengendapan fluida oleh gaya aksi gravitasi partikel.

    Pada beberapa proses, pemisahan serta sedimentasi partikel dan pengendapan

    bertujuan untuk memisahkan partikel dari fluida sehingga fluida bebas dari

    konsentrasi partikel (Geankoplis, 1983 : 816).

    Selama proses berlangsung terdapat tiga gaya yang mempengaruhi

    proses, yaitu:

    1. Gaya Gravitasi

    Gaya ini terjadi apabila berat jenis larutan lebih kecil dari berat

    jenis partikel, sehingga partikel lain lebih cepat mengendap. Gaya ini

    bisa dilihat pada saat terjadi endapan. Pada kondisi ini, sangat

    dipengaruhi oleh hokum 2 Newton, yaitu:

    Fg = m . g

    = s x

    2. Gaya Apung

    Gaya ini terjadi jika massa jenis partikel lebih kecil dari pada

    massa jenis fluida sehingga fluida berada pada permukaan cairan.

    = x x

    3. Gaya Dorong

    Gaya ini terjadi pada saat larutan dipompakan kedalam tabung

    klarifier. Gaya dorong juga dapat dilihat pada saat mulai turunnya

    partikel padatan karena adanya gaya gravitasi, maka fluida akan

    memberikan gaya yang besarnya sama dengan berat padatan itu

    sendiri.

    Fd =

    x -

    Dari ketiga gaya diatas diturunkan suatu laju pengendapan menurun

    yaitu:

    Fd = x (-)

    (Tim Dosen Praktikum, 2014)

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    3/23

    Sedimentasi bisa berlangsung secara batch, semi batchdan kontinyu :

    1. Sedimentasi Batch

    Sedimentasi ini merupakan salah satu cara yang paling ekonomis

    untuk memisahkan padatan dari suatu suspensi, bubur atau slurry. Hingga

    saat ini, proses batch lebih banyak digunakan oleh kalangan industri. Operasi

    ini banyak digunakan pada proses-proses untuk mengurangi polusi dari

    limbah industri. Proses sedimentasi batch merupakan proses yang mudah

    dilakukan.

    Mekanisme sedimentasi secara batch disajikan pada gambar 1.

    Gambar 1 menunjukkan slurry awal yang memiliki konsentrasi seragam

    dengan partikel padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Partikel

    mulai mengendap dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan

    cepat. Zona D yang terbentuk terdiri dari partikel lebih berat sehingga lebih

    cepat mengendap. Pada zona transisi, fluida mengalir ke atas karena tekanan

    dari zona D. Zona C adalah daerah dengan distribusi ukuran yang berbeda-

    beda dan konsentrasi tidak seragam. Zona B adalah daerah konsentrasi

    seragam, dengan komsentrasi dan distribusi sama dengan keadaan awal. Di

    atas zona B, adalah zona A yang merupakan cairan bening. Selama

    sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah (gambar 1b, 1c,

    1d). Zona A dan D bertambah, sedang zona B berkurang. Akhirnya zona B, C

    dan transisi hilang, semua padatan berada di zona D. Saat ini disebut critical

    settling point,yaitu saat terbentuknya batas tunggal antara cairan bening dan

    endapan.

    Gambar 1.1 Mekanisme Sedimentasi Batch

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    4/23

    2. Sedimentasi Semi Batch

    Pada sedimentasi semi-batch, hanya terdapat cairan keluar atau

    masuk saja. Jadi, kemungkinan hanya ada slurry yang masuk atau beningan

    yang keluar. Proses sedimentasi semi batch disajikan pada gambar 2.

    Keterangan :

    A = cairan bening

    B = zona konsentrasi seragam

    C = zona ukuran butir tidak seragam

    D = zona partikel padat terendapkan

    Gambar 2. Proses Sedimentasi Semi-Batch

    3.

    Sedimentasi KontinuPada proses ini terdapat slurry yang masuk dan cairan bening yang

    keluar pada saat yang bersamaan. Saat kondisi steady state, maka ketinggian

    cairan akan selalu tetap. Proses sedimentasi disajikan dengan gambar berikut :

    Keterangan:

    A = Cairan bening

    B = Zona konsentrasi seragam

    C = Zona ukuran butir tidak seragam

    D = Zona partikel padat terendapkan

    Gambar 1.3 Mekanisme Proses Sedimentasi Kontinyu

    Proses sedimentasi dapat dikelompokkan dalam tiga klasifikasi,

    bergantung dari sifat padatan di dalam suspensi:

    1.

    Discrete (f ree settl ing)

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    5/23

    Pengendapan dari partikel-partikel discrete adalah dipegaruhi oleh

    gravitasi dan gaya geser.

    2. Flocculent

    Kecepatan pengadukan dari partikel-partikel meningkat, dengan

    setelah adanya penggabungan diantaranya.

    3. Hindered/Zone settling

    Kecepatan pengendapan dari partikel-partikel di dalam suspensi

    dengan konsentrasi padatan melebihi 500 mg/l.

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    6/23

    (d) (f)(e)

    III. PROSEDUR KERJA

    1. Alat

    Gambar 1.4 Alat Praktikum sedimentasi : (a) Piknometer, (b) Botoltimbang, (c) Termometer, (d) Gelas ukur 100 mL, (e) Kaca Arloji, (f)

    Spatula, (g) NeracaDigital, (h) Saringan 150 mesh

    2. Bahan

    a. Pasir

    b. Bentonit

    c. Air

    (a) (c)(b)

    (g) (h)

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    7/23

    3.

    Cara Kerja

    a. Sedimentasi pada partikel pasir A (Pasir Halus, 150mesh)

    Menyiapkan larutan pasir A dengan

    ukuran 150 mess dengan konsentrasi

    5gr/100mL dan 7gr/100mL dalam gelas

    ukur 100 ml

    Mengocok dan mengamati

    pengendapannya selama 5 detik pada

    masing-masing larutan

    Mencatat tinggi pengendapan

    Mengkur densitas masing-masing

    larutan

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    8/23

    Gambar 1.6 Skema Kerja Sedimentasi Pada Larutan pasir B

    c.

    Skema Kerja Sedimentasi Pada Larutan Bentonit (5gr/100 mL

    dan 7gr/100 mL)

    Gambar 1.7 Skema Kerja Sedimentasi Pada Larutan

    Bentonit

    Menyiapkan larutan bentonit dengan

    dengan konsentrasi 5gr/100mL dan

    7gr/100mL dalam gelas ukur 100 ml

    Mengocok dan mengamati

    pengendapannya selama 5 detik pada

    masing-masing larutan

    Mencatat tinggi pengendapan

    Mengkur densitas masing-masing

    larutan

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    9/23

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Data Pengamatan

    Data Pengamatan Pengukuran

    Suhu Ruangan : 30oC

    Suhu Air : 27oC

    Pengukuran dengan Neraca Analitik

    Berat Piknometer : 10,77 gram

    Berat Pikno + Air : 21,09 gram

    air =

    =

    =

    = 1, 032 gram/mL

    Berat Botol timbang + Air : 64,47 gram

    a. Menghitung Densitas air

    Berat pikno = 10,77 gr

    Berat pikno + air = 21,09 gr

    b. Menghitung masa jenis

    c. Menghitung densitas pasir

    Berat botol timbang = 28,17 gr

    Berat botol timbang + air = 64,47 gr

    Volume botol timbang = (64,45-28.17)/1,032

    = 35,17 ml

    Berat Pasir A + botol timbang = 84,4 gr

    = 1,59 gr/ml (Densitas pasir A)

    d.

    Berat pasir B + botol timbang = 83, 06 gr

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    10/23

    = 1,56 gr/ml (Densitas Pasir B)

    e. Menghitung densitas Bentonit

    Berat bentonit + botol timbang = 65,45 gr

    = 1,059 gr/ml (Densitas Bentonit)

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    11/23

    Tabel 1.1 Pengamatan Ketinggian Endapan Partikel Pasir dalam Air

    a. Pengamatan tinggi endapan partikel pasir A (

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    12/23

    c. Pengamatan tinggi endapan partikel pasir B (>150 mesh) 5gr/100ml per 3

    detik

    d. Pengamatan tinggi endapan partikel pasir B (>150 mesh) 7gr/100mL per 3

    detik

    Waktu

    (sekon)

    Ketinggian

    (mm)

    3 12

    6 13

    9 1412 14

    e. Pengamatan tinggi endapan partikel Bentonit 5gr/100mL per 3 detik

    Waktu

    (sekon)

    Ketinggian

    (mm)

    3 2

    6 3

    9 4

    12 515 6

    18 7

    21 8

    24 9

    27 9,5

    48 11

    72 12

    99 15

    144 20

    225 24

    Waktu

    (sekon)

    Ketinggian

    (mm)

    3 5

    6 8

    9 9

    12 9

    15 9,25

    18 9,5

    21 9,5

    24 9,5

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    13/23

    228 24

    231 24

    f. Pengamatan tinggi endapan partikel Bentonit 7gr/100mL per 3 detik

    Waktu

    (s)

    Ketinggian

    (mm)

    3 2

    6 3

    9 4

    15 6,5

    24 9

    27 9,5

    30 10

    60 15

    63 15,25

    78 26

    90 29,5

    232 30

    235 30

    238 30

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    14/23

    2. Analisa Data

    a) Grafik Pengaruh Konsentrasi Pada masing-masing Bahan

    Gambar 1.8 Grafik Perbandingan Ketinggian Pengendapan per Waktu

    pada masing- masing Konsentrasi pada Larutan Pasir A

    Gambar 1.9 Grafik Perbandingan Ketinggian Pengendapan per Waktu

    pada masing- masing Konsentrasi Larutan Pasir B

    y = 0.0289x + 6.0173y = 0.1208x + 4.8439

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    0 50 100 150 200 250

    Z

    (mm)

    Time (sekon)

    T vs Z Larutan Pasir 5gr/100 mL dan 7

    gr/100mL

    Pasir 5gr/100 mL

    Pasir 7gr/100 mL

    y = 0.1617x + 6.4107

    y = 0.1667x + 11.9

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    0 5 10 15 20 25 30

    Z(mm)

    Time (sekon)

    T vs Z Larutan pasir B 5gr/100 mL dan 7gr/100

    mL

    Pasir 5 gr/100 mL

    Pasir 7 gr/100 mL

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    15/23

    Gambar 1.10 Grafik Perbandingan Ketinggian Pengendapan per Waktu

    pada masing- masing Konsentrasi Larutan Bentonit

    b) Grafik Pengaruh Perbedaan Jenis Partikel pada Masing- Masing

    Konsentrasi

    Gambar 1.11 Grafik Perbandingan Ketinggian Pengendapan pada per

    Waktu Masing- Masing Jenis Partikel pada Konsentrasi 5 gr/100 mL

    y = 0.1097x + 6.9721

    y = 0.0841x + 5.0988

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 100 200 300

    Z(mm)

    Time (sekon)

    T vs Z pada Bentonit 5gr/100mL dan 7gr/100mL

    Bentonit

    5gr/100mL

    Bentonit

    7gr/100mL

    y = 0.0289x + 6.0173y = 0.1617x + 6.4107

    y = 0.1097x + 6.9721

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 50 100 150 200 250

    Z(mm)

    Time (sekon)

    T vs Z partikel pada Konsentrasi 5gr/100mL

    Pasir A 5gr/100mL

    Pasir B 5gr/100mL

    Bentonit 5gr/100mL

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    16/23

    Gambar 1.12 Grafik Perbandingan Ketinggian Pengendapan pada per

    Waktu Masing- Masing Jenis Partikel pada Konsentrasi 7 gr/L.

    c) Grafik Perbedaan Ukuran Partikel pada Masing- Masing Bahan

    pada Masing- Masing Konsentrasi

    Gambar 1.13 Grafik Perbandingan Ketinggian Pengendapan per Waktu

    pada masing- masing Konsentrasi pada Larutan Pasir A dan Pasir B

    konsentrasi 5gr/100 mL

    y = 0.1208x + 4.8439

    y = 0.1667x + 11.9

    y = 0.0841x + 5.0988

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 50 100 150 200 250 300

    Z(mm)

    Time (sekon)

    T vs Z Partikel pada konsentrasi 7gr/100mL

    Pasir A 7gr/100mL

    Pasir B 7gr/100mL

    Bentonit 7gr/100mL

    y = 0.0289x + 6.0173y = 0.1617x + 6.4107

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    0 50 100 150 200 250

    Z(mm)

    Time (sekon)

    T vs Z pada Pasir A&B 5gr/100mL

    Pasir A 5gr/100mL

    Pasir B 5gr/100mL

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    17/23

    Gambar 1.14 Grafik Perbandingan Ketinggian Pengendapan per Waktu

    pada masing- masing Konsentrasi pada Larutan Pasir A dan Pasir B

    dengan konsentrasi masing-masing 7gr/100 mL

    y = 0.1208x + 4.8439y = 0.1667x + 11.9

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    0 20 40 60 80

    Z(mm)

    Time (sekon)

    T vs Z pada Konsentrasi Partikel 7gr/100mL

    Pasir A

    7gr/100mL

    Pasir B

    7gr/100mL

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    18/23

    3. Pembahasan

    Praktikum sedimentasi tersebut bertujuan untuk mengukur ketinggian

    endapan suatu larutan sehingga dapat diketahui kecepatan suatu pengendapan(settling velocity). Dengan menggunakan suatu partikel padat yang dilarutkan

    dalam suatu fluida didapatkan perubahan ketinggian endapan masing-masing

    variabel dengan masing-masing konsentrasi yang berbeda, ukuran partikel yang

    berbeda serta jenis partikel yang berbeda. Dari perubahan ketinggian endapan

    masing-masing variabel dalam rentang waktu tertentu dapat dihitung kecepatan

    pengendapan melalui perhitungan slope garis singgung pada grafik perubahan

    ketinggian terhadap waktu pengendapan.

    Metode awal yang dilakukan yaitu mengukur densitas masing-masing

    variabel dengan mengukur berat piknometer dan juga botol timbang, berat air,

    berat pasir A (untuk ukuran pasir < diameter screener 150 mesh), berat pasir B

    (Untuk ukuran pasir > diameter screener 150 mesh), berat bentonit, berat larutan

    pasir A pada masing-masing konsentrasi (5gr/100mL, 7gr/100mL), berat larutan

    pasir B pada masing-masing konsentrasi (5gr/100mL, 7gr/100mL), dan berat

    larutan bentonit pada masing-masing konsentrasi (5gr/100mL, 7gr/100mL).

    Suhu dan tekanan memiliki pengaruh terhadap pengukuran densitas suatu

    materi. Didapatkan suhu ruang pada waktu tersebut sebesar 30oCelcius. Dari data

    pengamatan dapat diketahui bahwa, pada temperature ruangan 30o didapatkan

    berat jenis (densitas) masing-masing variabel sebesar 1,59 gr/ml (Densitas pasir

    A), 1,56 gr/ml (Densitas Pasir B), dan 1,059 gr/ml (Densitas Bentonit).

    Proses pengendapan tersebut yaitu dengan proses batch. Mekanisme

    sedimentasinya secara proses batch adalah sebagai berikut. Pada awalnya partikel

    pasir maupun bentonit dengan konsentrasi tertentu partikelnya mulai mengendap

    dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan cepat pada awal- awal

    waktu pengendapan, zona paling bawah yang terbentuk terdiri dari partikel pasir

    dan bentonit yang lebih berat sehingga cepat mengendap. Lalu pada zona transisi,

    air mengalir ke atas karena tekanan dari zona paling bawah. Lalu zona diatasnya

    adalah daerah dengan distribusi ukuran pasir dan bentonit yang tidak seragam

    kemudian zona daerah seragam. Lalu dipaling atas merupakan cairan bening. Hal

    itu sesuai dengan teori seperti digambarkan pada Gambar 1.1

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    19/23

    Massa partikel menyebabkan adanya gaya drag, gaya luar (External

    Force), Gaya Apung (Buoyant Force), serta gaya Friksi/gaya gesekan partikel.

    Gaya Luar timbul akibat massa dan percepatan gerak pengendapan partikel,

    sedangkan agaya apung merupakan perlawanan yang diberikan cairan terhadap

    partikel yang mengendap, dan gaya friksi/gaya gesekan partikel besarnya

    tergantung pada tingkat kekasaran, ukuran, luas, bentuk dan kecepatan

    pengendapan.

    Faktor-faktor penting yang mempengaruhi proses sedimentasi antara lain

    adalah ukuran partikel padat, densitas partikel padat, dan kekentalan fluida.

    Faktor-faktor lain yang pengaruhnya relatif kecil antara lain adalah bentuk

    partikel padat yang bisa berubah bentuk, persinggungan atau benturan antar

    partikel padat untuk yang berkonsentrasi tinggi, kedekatan partikel padat terhadap

    dinding kolam sedimentasi dan arus konveksi likuida (Haryati, 2010).

    Dalam menentukan kecepatan pengendapan dapat ditentukan dengan

    menentukan besarnya slope (dZ/dt) dari grafik hubungan anatara waktu kecepatan

    pengendapan versus ketinggian endapan dalam mm per detik. Pengukuran

    kecepatan pengendapan didasarkan pada bertambahnya ketinggian endapan yang

    terbentuk akibat aktivitas sedimentasi partikel. Pada gambar pengeplotan

    grafik/kurva di atas merupakan hubungan perubahan ketinggian endapan (z) tiap

    waktu (t).

    Pada percobaan sedimentasi, jika data antara waktu pengendapan terhadap

    tinggi pengendapan dibuat grafik, akan menghasilkan grafik seperti disajikan pada

    Gambar 1.8 sampai 1.14. Kecepatan sedimentasi dari data percobaan dapat dicari

    dengan persamaan :

    v1=--

    (Geankoplis, 1993)

    Percobaan dilakukan dengan variasi jenis partikel yang digunakan sebgaia

    sampel dalam sedimentasi. Adapun sampel yang digunakan yaitu Pasir A

    (diameter 150 mesh) dan Bentonit. Dari data

    pengamatan percobaan, dapat digambarkan kurva tinggi permukaan endapan

    terhadap waktu. Sehingga dari masing-masing kurva yang terbentuk dapat

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    20/23

    diketahui slope ( kemiringan) dari data percobaan masing-masing. Slope yang

    didapat dari kurva tersebut adalah settling velocity dari masing-masing proses

    sedimentasi yang dilakukan pada setiap konsentrasinya. Sehingga kecepatan

    sedimentasi setiap partikel bahan pada konsentrasi tertentu dapat dilihat melalui

    persamaan gradien pada grafik seperti tercantum pada gambar 1.8 sampai dengan

    grafik 1.14.

    Berdasarkan grafik hubungan antara tinggi endapan dengan waktu

    dapat terlihat jelas masing-masing settling velocity setiap partikel dengan

    konsentrasi yang berbeda (Grafik 1.8 sampai dengan grafik 1.14). Pada

    pengendapan bentonit seperti diplotkan pada grafik gambar 1.10 dapat dilihat

    bahwa semakin besar konsentrasi maka semakin kecil kecepatan pengendapannya.

    Hal ini terjadi karena pada konsentrasi yang lebih besar,jarak antar partikel padatan

    pada slurry semakin kecil, akibatnya, gaya gesek antar partikel semakin besar,

    sehingga memperlambat kecepatan partikel turun ke bawah.

    Pada larutan pasir A 5gr/100mL memiliki settling velocity sebesar

    0,00289 mm/sekon, Pasir B 5gr/100mL memiliki settling velocity 0,1617

    mm/sekon dan Bentonit 5gr100mL sebesar 0,1097 mm/sekon.. Pasir A

    7gr/100mL sebesar 0,1208 mm/sekon, pasir B 7gr/100mL sebesar 0,1667

    mm/sekondan bentonit 7gr/100mL sebesar 0,0841mm/sekon.

    Diantara ketiga jenis partikel yang digunakan didapatkan kecepatan

    sedimentasi tertinggi pada partikel Pasir B (7gr/100mL). Pasir B tersebut

    mempunyai settling velocity sebesar 0,1667 mm/s (Gambar 1.9). Free settling

    (pengendapan bebas) : merupakan tahap dimana kecepatan jatuhnya relative

    konstan , kecepatan sedimentasi akan linier hingga waktu tertentu. Pada saat awal

    sedimentasi pertikel yang jatuh dianggap hanya satu partikel, tidak dipengaruhioleh partikel lain. Free settling pada umumnya berlangsung di awal proses

    sedimentasi dimana konsentrasi tumpukan partikel masih rendah sekali. Hal ini

    disebabkan karena konsentrasi partikel yang besar yang ada pada fluida, sehingga

    kecepatan mengendap lebih cepat (Mustafa,2010). Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Haryati (2010), partikel padat yang berbentuk bola atau mendekati

    bola atau sebagai gumpalan akan lebih cepat mengendap apabila dibandingkan

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    21/23

    dengan partikel yang berbentuk pipih atau jarum. Partikel yang diameternya

    sangat kecil yaitu beberapa mikron akan mengendap sangat lambat.

    Sedangkan berdasarkan pengamatan kecepatan pengendapan

    terhadap perbedaan jenis partikel seperti dapat dilihat pada grafik gambar 1.8

    sampai 1.14. Pada masing-masing variabel konsentrasi didapatkan hasil yang

    sama yaitu kecepatan pengendapan tertinggi pada pasir B (>150 mesh) kemudian

    pasir A (

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    22/23

    V. Simpulan dan Saran

    A. Simpulan

    1.

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, semakin besar ukuran

    partikel maka akan cenderung lebih cepat mengendap (dapat dilihat

    juga dari grafik 1.8 sampai 1.14).

    2.

    Dari grafik perbandingan antara waktu (sekon) dengan ketinggian

    endapan (mm) menunjukan bahwa kecepatan pengendapan masing-

    masing partikel semakin besar konsentrasi, semakin lama juga

    waktu yang digunakan untuk mengendap.

    3. Densitas berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan.

    Semakin besar densitasnya semakin besat pula kecepatan

    pengendapannya.

    B. Saran

    1.

    Diameter penampang wadah endapan mempengaruhi kemudahan

    dalam pengamatan ketinggian endapan. Semakin kecil luas

    penampang wadah, semakin akurat dalam mengamati ketinggian

    endapan.

    2. Pengocokan dalam pencampuran (pengohomogenan) partikel

    dalam larutan harus benar-benar merata. Hal ini bertujuan untuk

    mempermudah pengamatan agar lebih akurat serta berpengaruh

    terhadap kecepatan pengendapan partikel.

    3. Selain dengan mengocok larutan sebelum proses sedimentasi,

    pengadukan juga bisa digunakan untuk menghomogenkan larutan

    sebelum proses sedimentasi.

  • 5/19/2018 PRAKTIKUM 1 Sedimentasi Revisi

    23/23

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Geankoplis, C.,1993. Transport Process and Unit Operation. Prentice-Hall Inc

    Englewood Clifts: New Jarsey.

    Haryati, 2010. Studi Pengaruh Waktu Pengendapan dan Konsentrasi Awal

    Partikel Padat.Junal Purifikasi Volume 11 Nomor 1 Juli 2010.

    Mustafa, 2010.Evaluasi Laju Sedimentasi pada Kolom Sedimentasi Sistem Batch

    dengan Penambahan Flokulan. Jurnal. Vol.10 No.1.

    Setiyadi, 2014. Menentukan Persamaan Kecepatan Pengendapan Pada

    Sedimentasi. Jurnal Ilmiah Widya Teknik. ISSN 1412-7350.


Recommended