Date post: | 04-Aug-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | ai-nuraida-wahyu |
View: | 239 times |
Download: | 10 times |
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Your name hereYour name hereYour name hereYour name hereYour name hereYour name here
Kelompok 1
Kerajaan KutaiKerajaan
Tarumanegara
Kerajaan Kutai
Letak Sumber
Perkembangan
Kerajaan Kutai berlokasi di Kalimantan Timur, yaitu di hulu sungai Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu di daerah Kutai. Hal ini karena dari setiap prasasti tidak ada yang menyebutkan nama kerajaan tersebut.
Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah Kalimatan Timur. Bahkan, pada masa kejayaan, wilayahnya mencakup hampir seluruh Kalimatan.
Letak
Ditemukannya 7 buah prasasti yang digunakan untuk mengikat hewan korban. Hewan korban dipersembahkan kepada para dewa. Tulisan menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi dari prasasti antaralain mengenai silsilah Raja Mulawarman dan Raja Mulawarman yang memberikan hadiah 2000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
Sumber
PolitikAtas kemunculan budaya Hindu (India),
terjadi perubahan tata pemerintahan, yaitu dari pemerintahan kepala suku menjadi pemerintahan kerajaan. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kutai sebagai berikut:
Raja KudunggaIa adalah raja pertama di Kerajaan Kutai.
Pada awalnya, Raja Kudungga adalah kepala suku. Akibat pengaruh Hindu, ia mengubah sistem pemerintahan menjadi kerajaan.
Perkembangan
Raja Aswawarman
Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan seorang raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, silakukan upacara Asmawedha, yang di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta bertujuan sebagai upacara pelebaran wilayah. Pada upacara ini, dilaksanakan pelepasan kuda untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan Kutai, dengan sampai manakah kuda itu mampu berlari, maka sampai diditulah kekuasaan Kerajaan Kutai. Pelepasan kuda diikuti oleh perajurit kerajaan.
Raja Mulawarman
Ia adalah anak dari Raja Aswawarman dan merupakan raja terbesar dari kerajaan Kutai. Pada masanya, Kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang. Rakyat hidup tentram. Dengan keadaan ini, akhirnya Raja Mulawarman mengadakan kurban emas yang amat banyak dan menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana.
Ekonomi• Yang semula sistem barter menjadi tukar
nilai uang • Hubungan dagang melalui jalur darat
maupun laut• Perubahan dalam tata pemerintahan, yaitu
dari pemerintahan kepala suku menjadi pemerintahan kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintah, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun-temurun
Sosial
Pada abad ke-4, rakyat Kutai banyak beragama Hindu.
Akibatnya, terbentuk golongan masyarakat, yaitu:
Brahmana, Ksatria, dan rakyat biasa.
Budaya
•Yupa merupakan hasil budaya masyarakat Kutai, yang
merupakan warisan nenek moyang zaman Megalithikum.
•Pada zaman Aswawarman, dikenal upacara Vratyastama.
•Terdapat Waprakeswara (tempat suci untuk memuja
dewa.
•Pola kerajaan telah berkuturasi antara kebudayaan India
dan Indonesia.
•Dewa yang diagungkan yaitu Dewa Siwa.
Agama
Masyarakat Kutai memeluk agama Siwa. Karena salah satu
yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata Vaprakecvara.
Seoran ahli bernama Ny. Sulaiman mengatakan bahwa kata
“Vaprakecvara” itu dihubungkan dengan dewa Siwa. Dengan
demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat Kutai memeluk
agama Siwa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
•Besarnya pengaruh kerajaan Pallawa yang beragama
Siwa menyebabkan agama Siwa terkenal di Kutai.
•Pentingnya peranan para Brahmana di Kutai
menunjukan besarnya pengaruh Brahmana dalam agama
Siwa terutama mengenai upacara korban.
Kerajaan Tarumanegara
Letak Sumber
Perkembangan
Letak
Berdasarkan penemuan beberapa prasati tentang
kerajaan Tarumanegara, letak kerajaan itu adalah di
wilayah Jawa Barat, dengan pusat kerjaan terletak di
sekitar daerah Bogor sekarang.
Wilayah kekuasaan meliputi Banten, Jakarta,
sampai perbatasan Cirebon, sehingga pada masa
pemerintahan Raja Purnawarman wilayah kerajaan
Tarumanegara hampir menguasai seluruh wilayah
Jawa Barat.
Sumber Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
Sebelumnya dikenal dengan nama prasasti
Ciampea, terletak di pinggir sungai Ciaruteun, dekat
muaranya dengan Cisadane. Di atasnya terdapat
lukisan laba-laba dan tapak kaki yang dipahatkan di
atas aksaranya. Prasasti terdiri dari 4 baris, ditulis
dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh.
Prasasti ini mengingatkam adanya hbungan dengan
prasasti raja Mahendawarman I dari keluarga Pallawa.
Prasasti Pasir KoleangkakDi temukan di bukit, daerah perkebunan
Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.
Prasasti Kebonkopi Terletak di kampung Muara Hilir,
Cibungbulang. Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata.
Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)Merupakan prasasti terpanjang dari semua
peninggalan Purnawarman. Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar.
Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)
Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat gambar tapak kaki
Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)
Prasasti ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat di artikan sebab tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang di ketahui tentang isinya.
Prasasti Cidanghiang atau Lebak
Ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul, kabupaten Pandeglang, Banten. Ditemukan tahun 1947 dan berisi dua baris aksara
yang merupakan satu Sloka dalam metrum anustubh.
PolitikBerdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada
prasasti diketahui bahwa raja yang pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman. Raja purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti tugu yang menyatakan raja purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.
Perkembangan
EkonomiKehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah di bidang pertanian, pelayaran dan perdagangan, perburuan dan perikanan. Hal ini dapat dibuktikan melalui berita-berita tentang barang-barang perdagangan dari kerajaan Tarumanegara. Barang-barang yang diperdagangkan antara lain: cula badak, gading gajah dan kulit penyu. Barang tersebut diperoleh dari usaha perburuan dan perikanan. Hal ini juga dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau penggalian Saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) dan selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai penggalian, Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana. Pembangunan itu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat karena dapat dipergunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir. Dengan demikian, rakyat akan hidup makmur, aman dan sejahtera. Di samping Saluran Gomati, dalam Prasasti Tugu juga disebutkan adanya penggalian Saluran Candrabhaga.
Sosial
• Kehidupan masyarakat sudah sangat teratur dan
dinamis.
• Pada masyarakatnya, terdapat golongan brahmana
ksatria,dan masyarakat umum.
• Kebiasaan berorganisasi masyarakat pada saat itu yang
semula bersifat kesukuan menjadi kerajaan.
• Kerajaan kutai juga sudah melakukan kegiatan dagang,
karena persembahan emas yang banyak dan sapi
sebanyak 20.000 ekor kepada kaum brahmana di tanah
suci yang bernama waprakeswara.
• Waprakeswara adalah tempat suci untuk memuja dewa
siwa. Di Pulau Jawa, tanah suci ini disebut baprakewara.
Budaya
Kerajaan Kutai sudah maju dibuktikan melalui upacara
penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) yang disebut
Vratyastoma. Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan
Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri
keindonesiaannya, sedangkan yang memimpin upacara adalah para
pendeta (brahmana) dari India. Pada masa Mulawarman kemungkinan
sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta/kaum
brahmana dari orang Indonesia asli. Adanya kaum Brahmana asli
orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya
tinggi, terutama penguasaan terhadap bahasa Sansekerta yang pada
dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih
merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.
AgamaBerita dari Cina mengatakan, dari zaman
dinasti T’ ang berasal dari Fa-Hien yang menyebutkan bahwa di daerah pantai utara pulau Jawa bagian barat telah ditemukan masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu dari India. Masyarakat yang ditemukan itu diperkirakan menjadi bagian dari masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Jadi dapat dimungkinkan masyarakat Kerajaan Tarumanegara memeluk agama Hindu.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb