OPEN ACCES
Vol. 13 No. 2: 182-186 Oktober 2020
Peer-Reviewed
AGRIKAN
Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)
URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.182-186
Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Menjadi Pupuk Organik
(The Community Partnership Program Utilization of Cattle Manure as Organic Fertilizer)
Said Hasan1, Yusnaini2 dan Yusri Sapsuha2
1 Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Khairun, Ternate, Indoneisa, E-mail : [email protected] 2 Program Studi Peternakan, FAPERTA. Universitas Khairun, Ternate, Indoneisa, E-mail : [email protected],
[email protected] Info Artikel:
Diterima: 05 Sept. 2020
Disetujui: 11 Okt. 2020
Dipublikasi: 13 Okt. 2020
Common Artiecle
Keyword:
Animal waste, processing
technology, organic fertilizer,
demonstration plot.
Korespondensi:
Said Hasan
Universitas Khairun, Ternate,
Indonesia
Email:
Copyright© Oktober 2020
AGRIKAN
Abstrak. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kelompok tani ternak di Kelurahan Doyado Kecamatan
Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan, merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan
menangani kotoran ternak sapi di Kelurahan Doyado, yang saat ini cukup melimpah jumlahnya namun belum
terkelola dengan baik, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Tujuan dari kegiatan ini juga
memperkenalkan teknologi pengolahan pupuk organik dan membiasakan penggunaan pupuk organik kepada
kelompok petani di Kelurahan doyado, yang selama ini menggunakan kotoran sapi tanpa perlakuan terlebih
dahulu. Metode pelaksanaan meliputi, sosialisasi dan pelatihan, jejak pendapat melalui kuesioner, demplot
pengolahan pupuk organik, serta diskusi kelompok (focus group discussion). Diskusi kelompok dilakukan
untuk membahas hasil dan menyamakan persepsi bagi seluruh peserta dalam proses pembuatan pupuk organik.
Melalui kegiatan ini, kotoran ternak sapi dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani menjadi pupuk organik dan
selama berlangsungnya kegiatan ini dapat menyediakan pupuk organik serta memberikan tambahan
pendapatan bagi kelompok tani..
Abstract. The Community Partnership Program of livestock farmer groups in Doyado Village, East Tidore
District, Tidore Islands City, is a community service activity aimed at handling cow manure in Doyado
Village, which is currently quite abundant in number but not well managed, so it has the potential to pollute
the environment. The purpose of this activity is also to introduce organic fertilizer processing technology and
familiarize the use of organic fertilizers to farmer groups in Doyado Village, who have been using cow dung
without prior treatment. The methods of implementation include socialization and training, opinion polls
through questionnaires, organic fertilizer processing demonstration plots, and focus group discussions. Group
discussions were held to discuss the results and equalize perceptions for all participants in the process of
making organic fertilizers. Through this activity, cow manure can be used by farmer groups to become organic
fertilizer and during this activity can provide organic fertilizer and provide additional income for farmer
groups.
I. PENDAHULUAN
Sumber pendapatan bagi masyarakat di
Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur
adalah dari sektor peternakan dan tanaman
pertanian. Usaha peternakan dan pertanian
merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan
saling melengkapi dimana limbah peternakan sapi
dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk
tanaman pertanian dan disisi lain limbah
pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pakan ternak. Tarmizi dan Safaruddin (2012)
menyatakan bahwa kegiatan peternakan setiap
hari menghasilkan kotoran yang merupakan
substrat utama pembuatan pupuk organik.
Sementara dari kegiatan pertanian akan
memberikan pula sisa hasil pertanian yang dapat
digunakan kembali sebagai pakan ternak,
disamping adanya hijauan makanan ternak yang
banyak ditemukan tumbuh secara alami.
Sistem pertanian terpadu antara tanaman
dan ternak adalah suatu sistem pertanian yang
dicirikan oleh hubungan yang erat antara
komponen tanaman dan ternak dalam suatu
kegiatan usaha tani di suatu wilayah (Handaka et
al., 2009). Hubungan antaa keduanya merupakan
suatu faktor yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi di suau wilayah secara berkelanjutan
serta dapat mengurangi resiko kegagalan panen.
Keberhasilan integrasi sub sektor peternakan dan
tanaman pertanian sangat bergantung kepada
pengetahuan petani serta penggunaan, penguasaan
dan penerapan teknologi.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
183
Peningkatan produktivitas ternak dan
tanaman pertanian diharapkan akan berimplikasi
kepada peningkatan pendapatan usaha ternak dan
usaha tani hingga berujung kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat khusus petani/peternak
di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur.
Peningkatan produktivitas pada tanaman
pertanian dapat dilakukan melalui penggunaan
pupuk organik (pupuk kompos) yang dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik
merupakan dekomposisi bahan-bahan organik
atau proses perombakan senyawa yang komplek
menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan
mikroba. Bahan dasar pembuatan pupuk organik
adalah limbah kotoran ternak dan bahan lain
misal serbuk gergaji atau sekam, jerami padi, serta
sampah yang ada disekitar kita. Pupuk organik
merupakan salah satu komponen untuk
meningkatkan kesuburan tanah dengan
memperbaiki kerusakkan fisik tanah akibat
pemakaian pupuk anorganik pada tanah secara
berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah
dalam jangka waktu lama (Winarni, et al., 2013).
Beberapa jenis pupuk yang termasuk pupuk
organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau,
kompos dan pupuk guano (Handayani et al, 2011).
Keberlanjutan produksi taaman pertanian
tergantung pada pemupukan, akan tetapi jika
pupuk yang digunakann adalah pupuk anorganik
yang dilakukan secara terus menerus akan
mengakibatkan terganggunya keseimbangan hara,
penipisan unsur mikro, terganggunya aktivitas
mikroba tanah, serta penurunan produktivitas
tanaman pertanian dalam jangka panjang.
Penggunaan pupuk anorganik secara besar-
besaran sangat mempengaruhi kesuburan tanah.
Disamping sifat unggul pupuk anorganik dalam
kecepatan melepaskan hara, pupuk tersebut juga
mempunyai kelemahan yaitu meningkatkan
kemasaman tanah dan mengubah struktur tanah
menjadi kurang baik jika digunakan secara
berkesinambungan tanpa dibarengi dengan
penambahan bahan organik.
Limbah pertanian dan kotoran ternak di
Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur
umumnya belum dimanfaatkan secara optimal dan
dibiarkan tanpa ada penanganan lebih lanjut.
Padahal jika dikelola dengan baik, limbah
pertanian dan kotoran ternak emiliki nilai yaitu
dengan pembuatan pupuk organik. Menurut
Simanungkalit dan Suriadikarta (2006) pupuk
organik merupakan bahan organik yang memiliki
fungsi memperbaiki kesuburan fisik tanah agar
strukturnya menjadi lebih baik. Dengan demikian
permasalahan limbah pertanian dan kotoran
ternak dapat diatasi dengan baik dan memiliki
nilai jual yang dapat meningkatalan pendapatan
kelompok tani ternak.
II. METODE KERJA
2.1. Kegiatan Non Fisik
Pelaksanaan kegiatan non fisik meliputi
penyuluhan, bimbingan teknis, dan pelatihan
sebagai media transfer ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada kelompok mitra yaitu kelompok
tani ternak cendrawasih. Materi kegiatan yang
telah dilakukan meliputi :
a. Penyuluhan dan bimbingan teknis sistem
pemeliharaan ternak sapi, dan sanitasi
kandang
b. Pelatihan pembuatan dan penggunaan pupuk
organik.
Penyuluhan dan bimbingan teknis kepada
Kelompok tani ternak cendrawasih di Kelompok
tani ternak di Kelurahan Doyado Kecamatan
Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan
dilaksanakan dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok. Tim pelaksana telah memberikan
penyuluhan, bimbingan teknis, pelatihan,
pendampingan, dan motivasi dalam bentuk
penyampaian materi, tanya jawab/diskusi kepada
kelompok agar memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pengelolaan usaha yang dijalankan.
Kegiatan ini sekaligus dimanfaatkan untuk
mensosialisasikan program PKM sehingga
terbangun komunikasi dan hubungan yang
sinergis antara tim pelaksana pengabdian dan
kelompok tani ternak cendrawasih.
2.2. Kegiatan Fisik
Kegiatan fisik dilakukan melalui
pendampingan dan demonstrasi plot (demplot)
dengan metode pendekatan yang parsitipatf. Hal-
hal akan dilakukan dalam kegiatan fisik adalah
demplot pengolahan limbah kotoran menjadi
pupuk organik.
Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan
Program
Melalui penerapan metode pendekatan
partisipatif dalam pelaksanaan program PKM ini,
kelompok tani ternak cendrawasih selaku mitra
sangat berpartisipasi secara aktif, sejak kegiatan
dimulai sampai dengan akhir kegiatan yang
dilakukan oleh tim pelaksana.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
184
2.3. Evaluasi Pelaksanaan Program
Evaluasi program telah dilaksanakan
sebayak dua kali dengan tujuan untuk mengetahui
kendala-kendala yang dihadapi, perkembangan
dan keberlanjutan tahapan kegiatan berikutnya.
Selama evaluasi program dilaksanakan didapatkan
bahwa silase dan pupuk organik yang dibuat oleh
kelompok mitra telah berhasil dan silase telah
digunakan sebagai pakan pada ternak sapi dan
pupuk organik digunakan pada tanaman pertanian
milik kelompok mitra.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kontribusi Mitra Terhadap Pelaksanaan
Melalui penerapan metode pendekatan
partisipatif dalam pelaksanaan Program Kemitraan
Masyarakat (PKM) ini, kelompok tani ternak
selaku mitra telah berpartisipasi secara aktif, sejak
kegiatan dimulai sampai dengan akhir kegiatan
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Partisipasi Kelompok Mitra dalam Program Kemitraan Masyarakat di Kelurahan Doyado Kecamatan
Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan
No Uraian Partisipasi Mitra
1 Partisipasi pasif - Ikut hadir dalam sosialisasi program dan berbagai kegiatan
maupun pertemuan yang dilaksanakan tim
2 Partisipasi Aktif - Mengikuti secara aktif semua tahapan kegiatan baik fisik
maupun non fisik
- Menyebarluaskan informasi yang diperoleh kepada seluruh
anggota kelompok dan masyarakat sekitar
3 Partisipasi Fungsional - Bersama-sama kelompok berpartisipasi untuk mencapai target
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya
- Mempelajari, mempraktekan, serta menindaklanjuti detail
program kegiatan yang akan dilaksanakan
- Kelompok secara bersama-sama mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ditawarkan secara realistis
dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari
4 Partisipasi Interaktif - Aktif dalam kegiatan diskusi mengenai program kemitraan
masyarakat
- Terlibat dalam pembahasan dan penetapan rencana
pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat bersama tim
pelaksana
- Anggota kelompok turut berpartisipasi dalam memberikan
informasi secara detail dan saran yang bermanfaat bagi
keberlanjutan Program Kemitraan Masyarakat
- Ikut mengevaluasi kinerja pelaksanaan program, menuju pada
rencana, tindakan atau penguatan dari kelompok yang sudah
ada.
3.2. Pupuk Organik
Selama ini kotoran ternak yang dihasilakan
selama pemeliharaan ternak sapi oleh kelompok
mitra di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore
Timur masih dibiarkan menumpuk dan belum ada
penanganan lanjutan. kotoran ternak tersebut
menimbulkan lingkungan yang kurang higienis
bagi ternak sehingga dapat berpengaruh terhadap
kesehatan ternak. kotoran ternak tersebut juga
menyebabkan pencemaran yang sering
mengganggu warga sekitar dan peternak itu
sendiri. Proses pengolahan kotoran ternak
dilakukan menggunakan teknologi fermentasi
dengan bantuan mikroorganisme
mennguntungkan EM4 menghasilkan pupuk
organik berkualitas.
Pembuatan pupuk organik ada berbagai
cara, tetapi semua cara tersebut mempunyai
konsep dasar yang sama. Konsep dasar ini dapat
juga disebut pembuatan pupuk organik secara
umum sehingga cara pembuatan ini perlu
diketahui agar dalam memodifikasi cara
pembuatan pupuk organik tidak terjadi kesalahan.
Dalam pembuatan pupuk organik, waktu yang
diperlukan umumnya sekitar 3-4 bulan. Namun,
waktu ini dapat dipercepat menjadi 1-2 minggu
dengan diberinya tambahan atau aktivator bagi
bakteri pengurai. Dalam program penerapan
teknologi tepat guna ini, tambahan atau activator
bagi bakteri pengurai adalah Effective
Microorganism-4 (EM4). EM4 merupakan larutan
berwarna coklat kekuning-kuningan dan berbau
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
185
asam yang mengandung berbagai
mikroorganisme (bakteri) yang menguntungkan
serta bermanfaat bagi kesuburan tanah, dan
pertumbuhan tanaman.
Gambar 1. Penyuluhan dan Pelatihan PKM tentang pembuatan pupuk organik
di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur
Kelompok mitra telah dilatih untuk
membuat pupuk organik berkualitas dari kotoran
ternak yang dihasilkan selama pemeliharaan
ternak sapi. Adapun cara pembuatan pupuk
organik adalah sebagai berikut : 1. Siapkan media
pembuatan pupuk, ditempat yang sejuk tidak
terkena matahari langsung dan tidak kena hujan
jika terjadi hujan. 2. Larutkan EM4 dan gula
kedalam air. 3. Siapkan litter dan taburkan
dekomposer (EM4 dan gula yang sudah dilarutkan
dalam air) tadi secukupnya aduk hingga merata. 4.
Setelah itu tutup rapat didalam tong yang sudah
disiapkan. 5. Hari Kedua aduk adonan tersebut
hingga merata dan tutup kembali rapat-rapat. 6.
Lakukan monitoring setiap pagi dan sore, dengan
cara memasukan tangan (dengan sarung tangan)
jika tangan kita tidak kuat menahan panas adonan
maka adonan belum siap dipakai. aduk setiap
melakukan monitoring. 7. Biasanya hari ke tujuh
adonan sudah siap, cara menceknya masukan
tangan anda jika bisa menahan panas adonan
maka pupuk kompos organik siap dipakai.
Pupuk organik merupakan hasil
dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai
(dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya
dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pupuk organik sangat penting artinya
sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pupuk dan produktivitas lahan. Penggunaan
pupuk organik padat dan cair pada sistem
pertanian organik sangat dianjurkan. Sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pupuk
organik juga dapat memberi pertumbuhan dan
hasil tanaman yang baik lenih baik (Nuraini dan
Puspitasari, 2004; Winarni, et al., 2013; Ruhiyat, et
al., 2018).
3.3. Rencana dan Langkah-langkah Strategis
untuk Realisasi Selanjutnya
Setelah kegiatan Program Kemitraan
Masyarakat dilaksanakan, tim pengabdian akan
terus melakukan monitoring dan evaluasi kepada
Kelompok Tani Cendrawasih. Kegiatan monev
tersebut dilaksanakan untuk memantau
perkembangan usaha peternakan kelompok mitra
serta memberikan masukan-masukan sebagai
bahan evaluasi untuk meningkatkan usaha para
peternak. Langkah-langkah strategis yang akan
dilakukan untuk realisasi kegiatan program
Kemiraan Masyarakat ini selanjutnya adalah
melakukan evaluasi program secara terus menerus
dengan tujuan untuk mengetahui kendala-kendala
yang dihadapi serta perkembangan yang telah
dicapai selama kegiatan berlangsung.
IV. PENUTUP
Teknologi Effective Microorganism-4 (EM4),
merupakan metode yang tepat untuk mengolah
kotoran sapi menjadi pupuk organik di Kelurahan
Doyado Kecamatan Tidore Timur, karena
disamping dapat mengolah kotoran sapi menjadi
pupuk organik juga dapat memperbaiki kualitas
lingkungan serta dapat memberikan peluang
usaha, menyediakan pupuk organik yang
dibutuhkan oleh petani Perubahan kebiaasan dan
introduksi teknologi baru pada masyarakat ini
sangat efektif dengan menggunakan metode
Pelatihan dan Demplotpembuatan pupuk organik.
Hal ini terbukti dengan merjalannya proses
pengolahan kotoran sapi dan pemanfaatan pupuk
organik di lahan pertanian.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
186
REFERENSI
Handaka A, Hendriadi, Alamsyah T, 2009. Perpektif Pengembangan Mekanisasi Pertanian dalam Sistem
Integrasi Ternak-Tanaman Berbasis Sawit, Padi dan Kakao. Prosiding Workshop Nasional
Dinamika dan Keragaan Sistem Integrasi Ternak-Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Bogor.
Handayani, F., Mastur, dan Nurbani, (2011), Respon Dua Varietas Kedelai terhadap Penambahan
beberapa Jenis Bahan Organik, Prosiding Semiloka Nasional “ Dukungan Agro-Inovasi untuk
Pemberdayaan Petani”. Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, Pemprov Jateng.
Nuraini, Y dan M. Puspitasari. 2004. Pengaruh Pemberian Kombinasi Limbah Tahu. Pupuk Kandang dan
Pupuk Hijau dalam Peningkatan Hara N. P. K.dan Pertumbuhan Jagung. Jurnal Ilmiah Habitat 15
(2):77-88.
Ruhiyat, R., D. Indrawati., E. Indrawati dan L. Siami. 2018. Program Kemitraan Masyarakat Kelompok
Pemanfaatan Kotoran Hewan (KOHE) dan Kelompok Organik. Empowerment : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, Vol. 01 (1):79-88.
Simanungkalit, R.D.M. dan Suriadikarta. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor.
Tarmizi dan Safaruddin. 2012. Pengaruh Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) Terhadap Peningkatan
Pendapatan Petani dan Dampaknya Terhadap Pengembangan Wilayah Serdang Berbagai. Jurnal
Ekonomi.15 (4): hal. 163-172.
Winarni, E., R. D. Ratnani dan I. Riwayati. 2013. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kopi. Momentum, Vol. 9, (1):35-39.