i
PROGRAM MAGISTER
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
ii
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PENULISAN TESIS
PROGRAM MAGISTER
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON (IAI BBC)
Pengarah : Dr. H. Oman Fathurohman, M.A.
(Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon)
Penanggungjawab : Dr. H. Amin Haedari, M.Pd. (Direktur Pascasarjana IAI BBC)
Ketua Dr. Dian Widiantari, M.Ag.
Anggota Drs. Sulaiman, M.M.Pd.
H. Casta, M.Pd.
Eman Sulaeman, M.Ag.
Dr. Amirudin, M.M.
Bambang Firmansyah, S.Pd.
Diterbitkan dan diperbanyak oleh Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LP2I)
IAI Bunga Bangsa Cirebon @ Coppy Right +M
iii
IDENTITAS PEMILIK BUKU
1. Nama Lengkap : ……………………………………
2. N I M : ……………………………………
3. Tempat & Tgl. Lahir : ……………………………………
4. Alamat Sekarang : ……………………………………
5. Status : ……………………………………
6. Pekerjaan : ……………………………………
7. Prodi : ……………………………………
8. Dosen Pembimbing:
a. Pembimbing I : ……………………………………
b. Pembimbing II : ……………………………………
Mahasiswa,
______________________
NIM………………
Bawalah Buku ini Setiap Kali Bimbingan,
Dan Tulislah setiap pesan dan arahan dari pembimbing
pada kolom yang telah disediakan (lihat lampiran terakhir)..!
Photo
3x4
iv
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR PASCASARJANA IAI BUNGA BANGSA CIREBON
Nomor : 0289/PPs.IAI-BBC/VIII/2019
Tentang
PEDOMAN PENULISAN TESIS
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
Menimbang :
1. Bahwa dalam rangka memberikan informasi kepada
mahasiswa dan dosen Pascasarjana IAI Bunga Bangsa
Cirebon tentang Pedoman Penulisan Tesis Pascasarjana IAI
Bunga Bangsa Cirebon perlu diterbitkannya Buku Pedoman.
2. Bahwa untuk kelancaran pembuatan Tesis bagi mahasiswa
pada Program Magister Pascasarjana IAI BBC perlu adanya
Pedoman Penulisan Tesis Tahun 2019
3. Bahwa Pedoman Penulisan Tesis seperti dimaksud pada
diktum 1 dan 2 di atas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon.
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
3. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
v
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Agama pada Sekolah.
5. Keputusan Menteri Agama Nomor 211 tahun 2011 tentang
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam.
6. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI Nomor Nomor 3456 Tahun 2015 Pada Tanggal 17
Juni Tahun 2015 tentang izin Perubahan Bentuk STAI Bunga
Bangsa Cirebon menjadi IAI Bunga Bangsa Cirebon.
7. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1874
Tahun 2016 tentang Izin Penyelenggaraan Pascasarjana
Program Magister pada Institut Agama Islam Bunga Bangsa
Cirebon;
Memperhatikan:
1. Statuta IAI Bunga Bangsa Cirebon.
2. Pedoman Penyelenggaraan Akademik Pascasarjana IAI
Bunga Bangsa Cirebon.
3. Hasil Rapat Pimpinan.
4. Usulan Tim Penyusun Pedoman Penulisan Tesis Pascasarjana
Program Magister IAI Bunga Bangsa Cirebon .
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Pedoman Penulisan Tesis Program Magister Pascasarjana IAI
Bunga Bangsa Cirebon Tahun 2019.
Kedua : Penulisan Tesis pada Program Magister Pascasarjana IAI
Bunga Bangsa Cirebon berpedoman pada Pedoman Penulisan
Tesis sebagaimana dimaksud pada diktum pertama pada surat
keputusan ini.
Ketiga : Merupakan suatu penyempurnaan terhadap pedoman
sebelumnya.
Keempat : Hal hal lain yang belum diatur dalam Pedoman ini, akan
diatur kemudian dalam keputusan Direktur Pascasarjana IAI
Bunga Bangsa Cirebon.
vi
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila terdapatkekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 20 Agustus 2019
Direktur,
Dr. H. Amin Haedari, M.Pd.
NIDK. 8887140017
Tembusan disampaikan kepada :
1. Yth. Ketua Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon
2. Yth. Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon
3. Yth. Pejabat Struktural di IAI Bunga Bangsa Cirebon
vii
SAMBUTAN DIREKTUR PASCASARJANA
IAI BUNGA BANGSA CIREBON
Penulisan Tesis, merupakan salah satu kegiatan akademik mahasiswa sebagai
akhir dari proses perkuliahan. Menulis Tesis, selain prasyarat yang harus ditempuh
dalam menyelesaikan program magister, secara subtantif juga merupakan sarana
untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan hasil penelitian dalam bidang
keilmuan yang dikembangkannya. Karena itulah, penulisan Tesis, perlu diatur tata
kaidah dan kelola penulisannnya supaya menghasilkan tulisan ilmiah yang
berkualitas dan layak dikonsumsi public.
Pedoman Penulisan ini disusun sebagai rujukan bagi mahasiswa dalam
penulisan Tesis di program magister pascasarjana IAI Bunga Bangsa Cirebon.
Dengan adanya pedoman yang jelas, diharapkan tercipta keseragaman tata cara
penulisan Tesis di kalangan mahasiswa.
Pedoman ini memberikan rambu-rambu umum yang memuat hal-hal pokok
yang berkaitan dengan penulisan Tesis. Sangat dimungkinkan bagi Program Studi
untuk turut mengembangkan pedoman penulisan Tesis ini, yang sifatnya lebih detil
dan spesifik yang sesuai dengan kekhasan kajian yang dimilikinya selama tidak
bertentangan dengan rambu-rambu umum yang disampaikan dalam pedoman ini.
Terima kasih disampaikan kepada tim penyusun Pedoman Penulisan Tesis
yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan pedoman ini. Semoga pedoman yang
telah dibuat dapat bermanfaat bagi seluruh civitas academica IAI Bunga Bangsa
Cirebon terutama bagi para mahasiswa di program Magister Pascasarjana IAI Bunga
Bangsa Cirebon.
Cirebon, 20 Agustus 2019
Direktur,
Dr. H. Amin Haedari, M.Pd.
NIDK. 8887140017
viii
SAMBUTAN REKTOR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
pada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan uswah hasanah untuk menjadi insan
kamil.
Dalam proses kegiatan akademik, penulisan Tesis merupakan salah satu tahap
yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa. Tesis menjadi salah satu prasyarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada jenjang Magister atau Strata 2 (S2) di Pascasarjana
IAI Bunga Bangsa Cirebon. Tesis yang baik harus memenuhi kualitas isi dan
mengikuti tata cara/kaidah penulisan Tesis.
Buku pedoman penulisan tesis dipandang penting untuk disusun, sebagai acuan
bagi mahasiswa dan dosen dalam menulis Tesis di Pascasarjana IAI Bunga Bangsa
Cirebon. Selain untuk menyeragamkan format tulisan, buku pedoman ini juga
diharapkan dapat membantu mahasiswa dan pembimbing, memudahkan dalam
proses bimbingan penulisan Tesis.
Dengan tetap menyadari kekurangan yang melekat dalam buku Pedoman
Penulisan Tesis ini, saran dan kritik tetap diperlukan untuk melengkapi kekurangan
tersebut. Saya mengucapan terimakasih kepada tim penyusun, atas kerjasamanya
dalam menuangkan berbagai ide dan gagasan dalam penyusunan buku ini, hingga
pada akhirnya buku pedoman ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Semoga,
segala amal kebaikannya mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Amin.
Semoga buku ini bermanfaat untuk semua pihak yang terlibat dalam proses
penulisan Tesis, baik mahasiswa di program magister Pascasarjana IAI Bunga
Bangsa Cirebon maupun dosen pembimbingnya. Amin.
Cirebon, Agustus 2019
Rektor,
.
Dr. H. Oman Fathurohman, MA.
ix
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN __ ii
IDENTITAS PEMILIK BUKU __ iii
SK DIREKTUR PASCASARJANA __ iv
SAMBUTAN DIREKTUR PASCASARJANA __vii
SAMBUTAN REKTOR __ viii
DAFTAR ISI __ix
BAB I PENDAHULUAN __1
A. Kedudukan Buku Pedoman __1
B. Tujuan __1
C. Lingkup Pembahasan Buku Pedoman __ 1
BAB II KETENTUAN PENULISAN TESIS __2
A. Pengertian Tesis __ 2
B. Karakteristik Tesis __ 2
C. Ruang Lingkup Penelitian/ Kajian Tesis __ 3
D. Sistematika Penulisan Tesis ___ 3
E. Format Penulisan Tesis __ 22
BAB III PENULISAN NASKAH JURNAL __23
BAB IV ISU ORISINALITAS DAN PLAGIARISME __ 27
A. Pentingnya Orisinalitas Tulisan ___ 27
B. Pengertian Plagiarisme __ 27
C. Bentuk-bentuk Tindakan Plagiat __28
D. Sanksi Tindakan Plagiat __ 30
BAB V TEKNIK PENULISAN __ 32
A. Penulisan Huruf __ 32
1. Huruf Kapital __ 32
2. Huruf Miring __ 34
3. Huruf Tebal __ 35
B. Penulisan Angka dan Bilangan __ 35
C. Penggunaan Tanda Baca __ 36
x
1. Penggunaan Tanda Titik __ 36
2. Penggunaan Tanda Koma __ 37
3. Penggunaan Tanda Titik Koma __ 38
C. Teknik Penulisan Lainnya __ 38
1. Penulisan Judul, Subjudul, dan Anak Judul __ 38
2. Penomoran __ 39
3. Penulisan Nama Tabel dan Gambar __ 39
D. Penulisan Footnote __ 39
1. Pengertian Footnote __ 39
2. Cara Penulisan Footnote __ 40
E. Penulisan Daftar Rujukan atau Referensi ___ 44
LAMPIRAN-LAMPIRAN __ 51
Lampiran 1: Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif (Metode Studi Kasus) __ 52
Lampiran 2: Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif (Metode Survei)__ 53
Lampiran 3: Sistematika Proposal Penelitian Evaluasi __ 54
Lampiran 4: Lampiran Urutan Halaman Bagian Depan Tesis ___ 55
Lampiran 5: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian Kuantitatif (bagian isi) ___ 56
Lampiran 6: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian Kualitatif Lapangan
(bagian isi) __ 57
Lampiran 7: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian R&D (bagian isi) ___ 58
Lampiran 8: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian Evaluasi Program
(bagian isi)__60
Lampiran 9: Nota Pembimbing ___ 61
Lampiran 10: Pedoman Transliterasi Arab – Latin __ 62
Lampiran 11: Contoh Sampul Proposal Tesis __ 66
Lampiran 12: Contoh Sampul bagian Luar dan bagian Dalam Tesis __ 67
Lampiran 13:Lampiran Halaman Persetujuan Proposal Tesis__ 68
Lampiran 14 :Halaman Persetujuan Tesis (Untuk Seminar Hasil) __ 69
Lampiran 15: Format Rekomendasi Seminar Hasil (Untuk Sidang Tesis)__ 70
Lampiran 16 :Halaman Pengesahan Tesis (Setelah Revisi Sidang Tesis) ___ 71
Lampiran 17:Lampiran Pernyataan Keaslian Dan Bebas Plagiarisme __ 72
Lampiran 18: Persyaratan Seminar Proposal __ 73
Lampiran 19 : Ketentuan Seminar Proposal __ 74
Lampiran 20 : Persyaratan Seminar Hasil __ 75
xi
Lampiran 21 : Ketentuan Seminar Hasil __ 76
Lampiran 22 : Persyaratan Sidang Tesis __ 77
Lampiran 23 : Ketentuan Sidang Tesis __ 78
Lampiran 24 : Contoh Format Pengaturan Kertas Tesis __ 79
Lampiran 25 : Daftar Nama Dosen Pascasarjana __ 80
Lampiran 26: Lembar kendali bimbingan Tesis __ 81
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kedudukan Buku Pedoman
Tesis merupakan suatu bentuk karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian
mahasiswa di jenjang S2 (Magister), yang disusun secara terencana, sistematis,
dan mengikuti prosedur atau tahap ilmiah. Keilmiahan Tesis, tergambar pada
kesungguhan penggarapan, kebaruan temuan yang disajikan, keajegan antar
gagasan yang disajikan, dan kebakuan bahasa serta penyajian wujud karya
tersebut. Karena itu, sejumlah kriteria tersebut perlu diperhatikan agar karya
yang dibuat dapat dikatakan sebagai karya yang berkualitas.
Buku pedoman penulisan Tesis ini, memiliki peranan dan kedudukan
yang sangat penting bagi civitas Pascasarjana IAI BBC, dalam upaya
menyeragamkan dan mempermudah proses penyusunan Tesis. Dengana danya
pedoman ini, proses akademik di Pascasarjana IAI BBC dapat berlangsung
dengan lancara dan baik.
D. Tujuan
Pedoman penulisan Tesis ini, disusun sebagai acuan umum bagi civitas
academica IAI Bunga Bangsa terutama para mahasiswa S2 dalam penyusunan
proposal, Tesis dan luaran dari penelitian. Melalui rambu-rambu umum yang
disampaikan di dalamnya, diharapkan terbangun kesamaan persepsi di kalangan
civias Pascasarjana IAI BBC, dalam penyusunan Tesis.
E. Lingkup Pembahasan Buku Pedoman
Pedoman ini memuat hal-hal pokok-pokok penyusunan Tesis, mulai
dari sifat, sistematika dan kaidah penulisan baik Proposal Tesis, Tesis maupun
Jurnal sebagai luaran dari rangkaian penelitian dan penyusunan Tesis. Pedoman
ini terdiri atas Lima Bab. Bab I yaitu Pendahuluan yang menyajikan seputar
kedudukan buku pedoman, tujuan dan lingkup pembahasan; Bab II yaitu
ketentuan penulisan Tesis; Bab III yaitu ketentuan penulisan Jurnal; dan Bab IV
orisinalitas dan Plagiarisme; bab V yaitu teknik penulisan.
- 2 -
BAB II
KETENTUAN PENULISAN TESIS
F. Pengertian Tesis
Tesis merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah, berupa hasil
penelitian, sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat memperoleh gelar akademik
di Program Magister (S2); yang prosedur dan teknik administrasi penulisannya
diatur oleh Program Magister Pascasarjana IAI Bunga Bangsa Cirebon. Kualitas
penulisan tesis menjadi gambaran kuat terhadap kemampuan akademik mahasiswa
dalam merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil penelitian.
G. Karakteristik Tesis
Ada beberapa karakteristik, yang dimiliki oleh Tesis yang membedakan
dengan naskah karya tulis ilmiah lainnya, yaitu:
a. Terarah pada pengujian teoritis, empiris, rekonstruksi dan kritik/komentar
terhadap hasil penemuan keilmuan (Rumpun Ilmu Manajemen Pendidikan).
b. Menggunakan sumber data primer dalam penelitian lapangan serta sumber data
primer dan sekunder yang otentik dalam penelitian non-lapangan.
c. Ditulis dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang
baik dan benar.
d. Mengikuti kaidah ilmiah dan metodologi penelitian, sesuai dengan rumpun
disiplin ilmu (program studi atau konsentrasi) yang dipilih.
e. Mencerminkan pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai
bidang konsentrasi ilmunya.
f. Jumlah halaman Tesis sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh) halaman,
tidak termasuk lampiran, daftar isi, daftar pustaka, abstrak, dan daftar riwayat
hidup.
g. Bobot Tesis 8 (Delapan) sks.
- 3 -
H. Ruang Lingkup Penelitian/ Kajian Tesis
Ruang lingkup penelitian/ kajian tesis untuk prodi Manajemen Pendidikan
Islam di Program Magister Pascasarjana IAI BBC mencakup :
a. Inovasi Pendidikan Islam
b. Leadership
c. Manajemen Pengelolaan Pembelajaran
d. Manajemen dan Supervisi Pendidikan meliputi: Planing, Organizing,
Actuating, Controlling)
e. Desain dan Evaluasi Program Pendidikan
f. Kebijakan Pendidikan
g. Akreditasi Sekolah/ Madrasah
h. Sistem Informasi Manajemen
I. Sistematika Penulisan Tesis
Sistematika penulisan Tesis, secara umum terdiri atas beberapa bagian yang
dipaparkan secara spesifik di bawah ini:
1. Halaman Judul
Secara format, halaman judul pada dasarnya memuat beberapa
komponen, yakni :
1. Judul tesis dengan huruf kapital
2. Tulisan "TESIS" (dengan huruf kapital)
3. Alasan penulisan tesis
4. Logo PPs IAI BBC
5. Nama lengkap mahasiswa
6. Nomor induk mahasiswa
7. Nama Pascasarjana Program Magister dan IAI Bunga Bangsa Cirebon
8. Tempat dan tahun diterbitkan
Tulisan dalam sampul disusun dalam satu halaman penuh, dengan
ketentuan sebagai berikut: 4 cm dari margin kiri; 3 cm dari margin kanan; 3
cm dari margin bawah; dan 4 cm dari margin atas. Semua tulisan dalam
sampul diletakkan secara simentris di tengah-tengah ruang pengetikan.
Sampul dibuat dari kertas karton warna coklat tua dan dilaminasi.
Halaman judul adalah halaman pertama tesis, pada halaman ini tidak
perlu nomor halaman. Tulisan pada halaman judul sama dengan tulisan yang
tertera pada sampul. (Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 1 pada buku ini).
- 4 -
Terkait komponen judul, Blackwell dan Martin (2011), Cargill dan
O‟Connor (2009), serta Hartley (2008) mengenai perumusan judul pada
tulisan ilmiah berbasis penelitian (baik Skripsi, tesis maupun Disertasi),
yaitu: Pertama, judul yang baik adalah judul yang dirumuskan secara menarik
dan informatif, mencerminkan secara akurat isi tulisan, dikemas secara
singkat dan jelas, serta memenuhi kaidah penggunaan bahasa yang baik dan
benar. Terkait jumlah kata, rumusan judul berada di kisaran 14 kata; Kedua,
konstruksi judul disusun sesuai dengan sifat dan isi dari Skripsi, Tesis, atau
Disertasi yang dibuat. Penulis dapat memilih judul yang akan dikemas dalam
bentuk frasa nomina.
2. Halaman Persetujuan dan Pengesahan
Halaman persetujuan berisi: 1) Judul tesis; 2) Nama lengkap para
pembimbing; 3) Pernyataan dari para pembimbing bahwa tesis yang ditulis oleh
....... dengan judul ....... telah diperiksa, telah memenuhi syarat akademik dan
berhak untuk diajukan ke sidang munaqasah; 4) nama para pembimbing beserta
tanda tangan asli, dan tanggal persetujuan. Tanda tangan dan nama pembimbing
I dan II diletakkan di bagian tengah sebelah kiri dan kanan.
Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa
semua isi dari tesis telah disetujui dan disahkan oleh sidang munaqosah, terdiri
dari ketua, sekretaris, dan beberapa anggota. Pada Halaman ini judul tesis,
tanggal sidang munaqasah, tanda tangan dan nama jelas ketua sekretaris, dan
anggota penguji pada sidang tersebut. (Contoh Terlampir).
3. Halaman Pernyataan tentang Keaslian Tesis dan Pernyataan Bebas
Plagiarisme
Pernyataan tentang keaslian tesis berisi penegasan bahwa tesis yang
dibuat adalah benar-benar asli karya mahasiswa yang bersangkutan. Pernyataan
ini juga harus menyebutkan bahwa Tesis bebas plagiarisme. Redaksi
pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis dengan judul "............." ini beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
- 5 -
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini. (contoh terlampir).
Mengingat tindakan plagiat adalah bentuk pencurian ide dan
ketidakjujuran, serta membawa dampak negatif terhadap wibawa pendidikan,
citra individu dan institusi, pernyataan tentang keaslian dan bebas plagiarisme
tersebut harus ditandatangani oleh mahasiswa yang menulis Tesis, tesis, dan
disertasi di atas materai Rp 6.000. Pernyataan ini dibuat dalam setidaknya tiga
lembar asli pada tiga eksemplar tesis sebelum diajukan untuk ujian sidang.
4. Halaman Ucapan Terima Kasih
Bagian ini ditulis untuk mengemukakan ucapan terima kasih dan
apresiasi kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis.
Ucapan terima kasih sebaiknya ditujukan kepada orang-orang yang paling
berperan dalam penyelesaian tesis dan disampaikan secara singkat. Karena
Tesis termasuk kategori tulisan akademik formal, penulis diharap tidak
memasukkan ucapan terima kasih yang berlebihan, membuat pernyataan dan
menyebutkan pihak-pihak yang tidak relevan.
5. Abstrak
Abstrak adalah rangkuman singkat dari isi penelitian, dan
memungkinkan pembaca cepat menyurvei unsur-unsur penting proyek
penelitian. Abstrak dapat berupa paragraf tunggal yang paling penting dalam
penelitian. Sebagian besar abstrak terdiri dari 150 sampai 250 kata. Komponen-
komponen abstrak menurut Cresswell (2014: 143): meliputi :
1) Isu atau masalah yang mendasari pentingnya penelitian. Isu atau masalah
ini bisa berupa teori/ literatur atau masalah kehidupan nyata yang perlu
diatasi.
2) Tujuan penelitian.
3) Partisipan yang akan diteliti, tempat penelitian, teknik pengumpulan data.
4) Menyebutkan tema atau hasil statistik yang mungkin akan dihasilkan
dalam penelitian.
5) Implikasi praktis penelitian.
Tesis yang ditulis dalam bahasa Indonesia harus disertai abstrak dalam
tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.
- 6 -
6. Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian kerangka isi tulisan menurut bab,
subbab, dan topiknya secara berurutan berdasarkan posisi halamannya. Daftar
isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau sub judul
dan bagian yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan sub judul yang
ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.
Daftar isi memuat secara berurutan: kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, judul-judul bab dan anak bab, daftar pustaka, dan
lampiran-lampiran. Teks judul daftar isi diketik dengan huruf besar, diletakkan
di tengah-tengah halaman dua spasi di bawah garis naskah sebelah atas. Isi
daftar isi diketik dengan huruf besar pada ketukan pertama garis naskah.
Sedangkan anak bab bagian naskah diketik dengan huruf kecil dan dimulai pada
ketukan keenam.
7. Daftar Tabel
Daftar tabel menyajikan informasi mengenai tabel-tabel yang
digunakan dalam tesis beserta judul tabel dan posisi halamannya secara
berurutan. Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan dua angka Arab,
dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut bab
dan nomor urut tabel di dalam tesis.
Contoh:
Tabel 1.2. Maksudnya tabel pada Bab I nomor 2.
8. Daftar Gambar
Daftar gambar sama seperti fungsi daftar tabel, yaitu menyajikan gambar
secara berurutan, mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir
yang tercantum dalam Tesis. Nomor gambar pada daftar gambar ditulis dengan
dua angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing
menyatakan nomor urut bab dan nomor urut gambar.
Contoh:
Gambar 2.2 yang berarti gambar pada Bab II nomor 2.
- 7 -
9. Daftar Lampiran
Daftar lampiran menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari
lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir. Lampiran yang pertama
ditulis " Lampiran 1" dan seterusnya.
Contoh:
Lampiran 1. Maksudnya lampiran nomor 1 dan muncul paling awal
dalam tesis.
10. Bab I : Pendahuluan
Bab pendahuluan dalam tesis pada dasarnya menjadi bab perkenalan.
Pada bagian ini disampaikan struktur bab pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah penelitian berisi argumen empirik
(fenomena), argumen teoritik dan logik untuk memunculkan identifikasi
masalah dan judul yang akan diteliti. Latar belakang masalah
mengungkapkan tentang “mengapa masalah yang diteliti itu timbul atau
penting dan menarik” dilihat dari segi profesi, pengembangan ilmu, atau
kepentingan kemanusiaan. Latar belakang masalah juga mengungkap
gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar
pemikiran untuk memunculkan masalah. Suatu kesenjangan yang
disinyalir dapat muncul dari kehidupan keseharian atau dari pergulatan
kajian ilmiah. Masalah atau kesenjangan juga bisa terjadi karena pendapat
orang atau beberapa orang yang dapat dipandang memiliki otoritas.
Secara garis besar latar belakang masalah penelitian berisi tataran
ideal, realistis dan harapan:
a. Teori, asumsi atau pendapat ahli yang disusun secara deduktif sesuai
dengan bidang studi peneliti yang diajukan perspektif dalam meninjau
fenomena yang terjadi.
b. Fenomena yang terjadi pada kehidupan, baik hasil pengamatan sehari-
hari maupun hasil studi eksploratif di lapangan atau pada objek atau
lokasi penelitian yang direncanakan.
c. Kesenjangan atau masalah-masalah yang dapat diidentifikasi sebagai
hasil tinjauan teori, asumsi atau pendapat terhadap fenomena yang
terjadi.
- 8 -
d. Untuk penelitian yang mempergunakan data kualitatif, dalam latar
belakang masalah harus diungkap data historis (biasanya dalam bentuk
tabel dan grafik) yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
e. Argumen logis dan objektif pilihan masalah yang dijadikan judul
penelitian. Biasanya oleh beberapa masalah yang dipertajam dan
rumusan judulnya.
f. Pada alinea akhir perlu ada penegasan dari penulis bahwa penelitian
yang akan dilakukan memang baik berdasarkan beberapa alasan yang
telah dikemukakan.
2) Identifikasi Masalah
Pada bagian ini penting dijelaskan berbagai kemungkinan
permasalahan yang muncul dari judul (dengan peninjauan multiperspektif).
Melalui cara ini akan diketahui bahwa judul yang akan dibahas memiliki
banyak permasalahan sehingga benar-benar layak untuk dijadikan pijakan
penelitian.
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada
objek yang diteliti. Semua masalah dalam objek baik yang akan diteliti
maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk
dapat mengidentifikasi masalah dengan baik maka peneliti perlu
melakukan pre liminary research ke obyek yang diteliti, melakukan
observasi, dan wawancara ke berbagai sumber sehingga suatu
permasalahan dapat diidentifikasi. Selanjutnya masalah tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk variabel. Identifikasi masalah hanya untuk
penelitian kuantitatif.
3) Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya
penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka tidak semua masalah
yang telah diidentifikasi akan diteliti. Untuk itu peneliti memberi batasan.
Batasan masalah merupakan cakupan spesifik dari variabel yang diteliti
atau variabel apa saja yang akan diteliti.
Dalam penelitian kualitatif tidak mengenal batasan masalah, tetapi
fokus penelitian.Penentuan fokus penelitian berdasarkan hasil grand tour
observation, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau
- 9 -
orang yang dipandang ahli. Fokus penelitian ini juga masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah di lapangan.
4) Rumusan Masalah
Bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan
yang akan diteliti. Perumusan permasalahan penelitian lazimnya ditulis
dalam bentuk pertanyaan penelitian. Jumlah pertanyaan penelitian yang
dibuat disesuaikan dengan sifat dan kompleksitas penelitian yang
dilakukan, namun tetap mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi
pertanyaannya.
Menurut Creswell (2014 : 191) menyebutkan bahwa rumusan
masalah kuantitatif biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan tentang
hubungan antara variabel-variabel yang akan dianalisis oleh peneliti.
Menurut Creswell(2014 : 186) menyebutkan bahwa rumusan
masalah untuk penelitian kualitatif mengandaikan dua bentuk: satu
rumusan masalah utama (central question) dan beberapa subrumusan
masalah spesifik. Pertanyaan utama adalah pertanyaan luas yang
menanyakan tentang eksplorasi fenomena utama atau konsep penelitian.
Subpertanyaan tidak lebih dari lima sampai tujuh subpertanyaan.
Perumusan masalah mempunyai implikasi terhadap perumusan
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pemilihan
metode penelitian, sumber data, dan cara analisis data yang lebih tepat.
5) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang maksud dan capaian-
capaian yang ingin dihasilkan dari penelitian yang akan dilakukan, serta
dirumuskan secara spesifik dengan urutan sesuai dengan kepentingannya.
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan rumusan
masalah; yang secara sederhana dapat berupa pengulangan secara hampir
persisrumusan masalah, yang membedakannya adalah kata pembuka dan
bentuk kalimatnya, seperti: bertujuan untuk: menemukan, mengetahui,
menjelaskan, menilai, membandingkan dan menguraikan.
Creswell (2014: 171) menyatakan tujuan penelitian kuantitatif
meliputi variabel-variabel dalam penelitian dan hubungan antar variabel
tersebut, para partisipan dan lokasi penelitian.
- 10 -
Creswell (2014: 164) menyatakan tujuan penelitian kualitatif pada
umumnya mencakup informasi tentang fenomena utama (central
phenomenon) yang dieksplorasi dalam penelitian, partsisipan penelitian
dan lokasi penelitian.
6) Manfaat Penelitian
Bagian ini memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau
kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan.
Menurut Marshall & Rossman (2006) manfaat/signifikansi penelitian ini
dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek yang meliputi: (1)
manfaat/signifikansi dari segi teori (mengatakan apa yang belum atau
kurang diteliti dalam kajian pustaka yang merupakan kontribusi
penelitian), (2) manfaat/signifikansi dari segi kebijakan (membahas
perkembangan kebijakan formal dalam bidang yang dikaji dan
memaparkan data yang menunjukkan betapa seringnya masalah yang
dikaji muncul dan betapa kritisnya masalah atau dampak yang
ditimbulkannya), (3) manfaat/signifikansi dari segi praktik (memberikan
gambaran bahwa hasil penelitian dapat memberikan alternatif sudut
pandang atau solusi dalam memecahkan masalah spesifik tertentu), dan (4)
manfaat/ signifikansi dari segi isu serta aksi sosial (penelitian mungkin
bisa dikatakan sebagai alat untuk memberikan pencerahan pengalaman
hidup dengan memberikan gambaran dan mendukung adanya aksi).
11. Bab II: Kajian Pustaka
Bagian kajian pustaka dalam Tesis memberikan konteks yang jelas
terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pemaparan
kajian pustaka dalam tesis lebih bersifat analitis dan sumatif, mencakup isu-isu
metodologis, teknik penelitian dan juga topik-topik yang berkaitan.
Bagian ini manyajikan sejumlah teori yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan. Kerangka teoretik dalam bagian ini menampilkan kajian
teoretis tentang asumsi, konsep, hukum, dalil, atau proposisi yang dibutuhkan
untuk memandu sistematika atau menjelaskan hasil temuan untuk bahan
analisis pada bab berikutnya. Selain teori, penelitian terdahulu yang relevan dan
kerangka pemikiran masuk pada bagian ini, serta hipotesis untuk penelitian
kuantitatif.
- 11 -
Hal lain yang berkenaan pula dengan penulisan kajian pustaka,
khususnya untuk tesis adalah penulis hendaknya memerhatikan persyaratan
berikut:
2) Penulis sudah mengetahui teori yang berasal dari pemikiran yang mutakhir
dan teori yang mewakili aliran utama berkait dengan topik yang ditelitinya.
3) Penulis sudah mampu mengkaji penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
bidang yang ditelitinya secara bertanggung jawab.
4) Penulis sudah mengetahui rujukan atau penelitian yang dikutip secara
berulang oleh para ahli atau akademisi lain yang berkaitan dengan bidang
yang ditelitinya.
5) Penulis sudah mengenal nama-nama ahli yang mengemukakan teori yang
berkaitan dengan topik penelitian yang dikajinya.
Aspek-aspek yang dibahas dalam kajian pustaka meliputi :
1) Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti serta
digunakan sebagai dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan instrumen
penelitian. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang
diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima maka jumlah teori yang
dikemukakan juga ada lima.
Dalam penelitian kualitatif, studi kepustakaan berkaitan dengan
kajian teoretis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya dan
norma yang berkembang pada situasi sosial. Teori yang dikemukakan
bersifat sementara dan akan berkembang atau berubah setelah peneliti
berada di lapangan. Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan
sebagai landasan dalam penelitian yaitu relevansi, kemutakhiran dan
keaslian.
2) Penelitian Terdahulu yang relevan
Hasil penelitian yang relevan diperlukan untuk: a) Bahan eksplorasi
teoritis; b) Menghindari duplikasi dan plagiasi; c) Membekali peneliti
untuk memilih batasan wilayah kajian atau fokus penelitian.
Bagian ini membahas tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan
peneliti lain (se-level), dan pustaka yang terkait atau membahas topik yang
- 12 -
sama yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan
dilakukan. Pembahasan meliputi judul, penulis, lembaga, atau penerbit,
tahun terbit dan isi pokok serta kaitannya dengan penelitian yang
dilakukan. Jumlah pustaka dan hasil penelitian yang relevan minimal tiga
dan disesuaikan dengan kenyataan perkembangan ilmu bidang tersebut dan
kebijakan program studi atau konsentrasi yang diatur dalam pedoman
teknis masing-masing.
3) Kerangka Pemikiran/ Asumsi Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan uraian anggapan dasar dan
definisi operasional dalam bentuk kerangka teori atau kerangka penalaran
logis. Kerangka teori sebagai anggapan dasar dapat berupa asumsi atau
pendapat ahli yang belum diteliti atau postulat (anggapan yang telah teruji
kebenarannya). Anggapan dasar inilah yang menjadi alasan munculnya
hipotesa. Kerangka teori atau kerangka penalaran logis diperlukan untuk
menguraikan variabel menjadi definisi operasional atau konstruk yang
dapat diukur. Definisi operasional tersebut dalam penelitian kuantitatif
biasanya berupa teori tentang indikator yang akan dipakai mengukur
variabel yang akan diteliti sesuai dengan rumusan masalah.
Dengan demikian, kerangka pemikiran ada yang bersifat teoritik
atau logik untuk memunculkan hipotesis; dan ada pula yang bersifat
operasional untuk meneliti kualifikasi kategori variabel agar diukur atau
measurabel (pada penelitian kuantitatif, seringkali dimunculkan dalam
bentuk paradigma penelitian).
Pada penelitian kualitatif, istilah kerangka pemikiran diganti
dengan asumsi penelitian. Asumsi penelitian baik kerangka logika maupun
kerangka teori, berfungsi sebagai pedoman untuk mensistematisasikan
hasil penelitian. Untuk lebih memperjelas gambaran kerangka pemikiran,
pada bagian akhir biasanya disertakan gambar skema hubungan antara
variabel atau urutan sistematikanya.
Sebagai penciri pendidikan Islam, pada kerangka pemikiran
dituliskan minimal tiga rujukan berbasis ayat dan hadits yang relevan
dengan variabel atau fokus penelitian.
- 13 -
4) Hipotesis Penelitian (untuk penelitian kuantitatif)
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya perlu dibuktikan. Hipotesis mengungkapkan jawaban
sementara didasarkan pada anggapan dasar (asumsi dan postulat) yang
digunakan dalam kerangka pemikiran. Hipotesis adalah jawaban sementara
secara teoretis dianggap paling tinggi kemungkinan kebenarannya.
Hipotesis penelitian menampakkan pertautan antara dua variabel atau
lebih, dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat, padat,
dan jelas, serta dapat diuji secara empiris, dan bila perlu disertai rumus
statistikanya.
12. Bab III : Metodologi Penelitian
Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian
yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang
alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen
yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-
langkah analisis data yang dijalankan.
Berikut disampaikan kecenderungan alur pemaparan metode penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif (terutama untuk survei dan
eksperimen) :
1) Metode penelitian
Pada bagian ini penulis/peneliti menyampaikan secara eksplisit
apakah penelitian yang dilakukan masuk pada kategori survei (deskriptif dan
korelasional) atau kategorieksperimental. Lebih lanjut pada bagian ini
disebutkan dan dijelaskan secara lebih detil jenis desain spesifik yang
digunakan (misal untuk metode eksperimental: true experimental atau
quasiexperimental).
2) Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian perlu dijelaskan lama penelitian dan alamat tempat
penelitian secara lengkap.
- 14 -
3) Populasi dan sampel
Pemilihan atau penentuan partisipan pada dasarnya dilalui dengan
cara penentuan sampel dari populasi. Dalam hal ini peneliti harus
memberikan paparan jelas tentang bagaimana sampel ditentukan. Karena
tidak semua penelitian melibatkan manusia, untuk bidang ilmu tertentu,
teknik sampling juga dapat dilakukan untuk hewan, benda mati, atau zat
tertentu.
Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel
yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang akan digunakan
sebagai sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara
mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.
4) Teknik Pengumpulan Data
Berisi uraian mengenai teknik pengumpulan data pokok yang
digunakan sesuai dengan jenis penelitian, sumber data, variabel yang diteliti
dan metode yang digunakan sehingga didapat data yang valid dan reliabel.
Dalam penelitian kuantitatif, umumnya menggunakan angket dan tes.
5) Instrumen penelitian
Pada bagian ini disampaikan secara rinci mengenai instrumen/alat
pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian
ini dapat berupa angket, catatan observasi, atau soal tes. Penjelasan secara
rinci terkait jenis instrumen, sumber instrumen (apakah membuat sendiri
atau menggunakan yang telah ada), pengecekan validitas dan reliabilitasnya,
serta teknis penggunaannya disampaikan pada bagian ini.
Jika variabel yang diteliti jumlahnya lima maka akan menggunakan
lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang
akan digunakan untuk penelitian, diantaranya pedoman angket, pedoman
tes, pedoman observasi. Skala pengukuran yang ada pada setiap jenis
instrumen (Likert dll), prosedur pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen.
6) Prosedur penelitian
Bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah
penelitian yang dilakukan terutama bagaimana desain penelitian
- 15 -
dioperasionalkan secara nyata. Terutama untuk jenis penelitian
eksperimental, skema atau alur penelitian yang dapat disertai notasi dan
unsur-unsurnya disampaikan secara rinci. Identifikasi jenis variabel beserta
perumusan hipotesis penelitian secara statistik (dengan notasi) dituliskan
secara eksplisit sehingga menguatkan kembali pemahaman pembaca
mengenai arah tujuan penelitian.
7) Teknik Analisis data
Pada bagian ini secara khusus disampaikan jenis analisis statistik
beserta jenis software khusus yang digunakan (misal: SPSS). Statistik
deskriptif dan inferensial yang mungkindibahas dan dihasilkan nantinya
disampaikan beserta langkahlangkah pemaknaan hasil temuannya.
Sementara itu, untuk penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif, berisikan unsur-unsur di bawah ini.
1) Metode penelitian
Bagian ini menjelaskan jenis desain penelitian yang digunakan
dengan menyebutkan, bila memungkinkan, label khusus yang masuk
kategori desain penelitian kualitatif, misalnya etnografi, atau studi kasus.
2) Waktu dan tempat penelitian
Bagian ini menjelaskan situasi sosial meliputi orang, tempat dan
aktivitas. Terutama dimunculkan untuk jenis penelitian yang melibatkan
subjek manusia sebagai sumber pengumpulan datanya. Pertimbangan
pemilihan partisipan dan tempat penelitian yang terlibat perlu dipaparkan
secara jelas.
3) Sampel Sumber Data
Dalam Penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara
purposive sampling, snowball sampling, dan incident sampling. Penentuan
sampel sumber data pada proposal masih bersifat sementara dan akan
berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan.
4) Teknik Pengumpulan data
Pada bagian ini dijelaskan secara rinci jenis data yang diperlukan,
instrumen apa yang digunakan, dan tahapan-tahapan teknis pengumpulan
- 16 -
datanya. Sangat dimungkinkan bahwapengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lebih dari satu instrumen dalam rangka triangulasi untuk
meningkatkan kualitas dan realibilitas data.
Dalam penelitian kualitatif umumnya observasi, wawancara
mendalam, dokumentasi atau triangulasi. Dalam observasi harus dituliskan
secara spesifik jenis dari observasi yang digunakan.
5) Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah
peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi instrumen
penelitian atau mungkinsetelah permasalahan dan fokus jelas, peneliti akan
menggunakan instrumen. Instrumen yang akan digunakan perlu
dikemukakan pada bagian ini.
6) Prosedur penelitian
Bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah
penelitian yang dilakukan terutama bagaimana desain penelitian
dioperasionalkan secara nyata. Terutama untuk jenis penelitian
eksperimental, skema atau alur penelitian yang dapat disertai notasi dan
unsur-unsurnya disampaikan secara rinci. Identifikasi jenis variabel beserta
perumusan hipotesis penelitian secara statistik (dengan notasi) dituliskan
secara eksplisit sehingga menguatkan kembali pemahaman pembaca
mengenai arah tujuan penelitian.
7) TeknikAnalisis data
Pada bagian ini penulis diharapkan dapat menjelaskan secara rinci
dan jelas langkah-langkah yang ditempuh setelah data berhasil
dikumpulkan. Apabila ada kerangka analisis khusus berdasarkan landasan
teori tertentu, penulis harus mampu menjelaskan bagaimana kerangka
tersebut diterapkan dalam menganalisis data yang diperoleh agar dapat
menghasilkan temuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
Secara umum dalam alur analisis data kualitatif, peneliti berbicara banyak
mengenai langkah-langkah identifikasi, kategorisasi, kodifikasi, reduksi,
pemetaan pola, dan sistesis dari hasil pelaksanaan rangkaian tahapan
tersebut.
- 17 -
Dalam pendekatan kualitatif, teknik analisis data lebih banyak
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian
kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour observation
dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap
kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour
question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya
pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan
struktural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis
kompenensial dilanjutkan analisis tema. Jadi analsis data kualitatif menurut
Miles dan Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses data
reduction, data display, dan verification. Sedangkan menurut Spadley
dilakukan secara berurutan melalui proses analisis domain, taksonomi,
komponensial dan tema budaya.
8) Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilias data (validitas internal),
uji depenabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/
generalisasi) dan uji konfirmabilitas (obyektivitas). Namun yang utama
adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi
dengan teman sejawat, member check dana analisis kasus negatif.
Penjelasan mengenai unsur-unsur yang umumnya muncul dalam
metode penelitian, baik yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif di atas pada dasarnya masih mungkin mengalami variasi dan
penyesuaian sesuai dengan kekhasan bidang kajian yang diteliti.
13. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian
berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan
bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2)
pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan sebelumnya.
Dalam pemaparan temuan penelitian beserta pembahasannya, Sternberg
(1988) menyatakan ada dua pola umum yang dapat diikuti, yakni pola
nontematik dan tematik. Cara nontematik adalah cara pemaparan temuan dan
- 18 -
pembahasan yang dipisahkan, sementara cara tematik adalah cara pemaparan
temuan dan pembahasan yang digabungkan. Dalam hal ini, dia lebih
menyarankan pola yang tematik, yakni setiap temuan kemudian dibahas secara
langsung sebelum maju ke temuan berikutnya. Dalam memaparkan setiap
temuan dan pembahasannya, penulis/peneliti mengingat betul rumusan
permasalahan yang telah diajukan di awal penelitian. Hal ini untuk memastikan
bahwa temuan dan pembahasan yang disampaikan betul-betul menjawab
pertanyaan penelitian yang diajukan.
Menurut American Psychological Association (2010) pemaparan hasil
penelitian dan pembahasan pada penelitian kuantitatif pada dasarnya bertujuan
sebagai berikut:
1) Eksplorasi
Yaitu penyajian data memang ditujukan untuk memahami apa yang ada di
dalam data tersebut;
2) Komunikasi
Dalam pengertian bahwa data tersebut telah dimaknai dan akan
disampaikan kepada para pembaca;
3) Kalkulasi
Dalam pengertian bahwa data tersebut dapat dipergunakan untuk
memperkirakan beberapa nilai statistik untuk pemaknaan lebih lanjut;
4) Penyimpanan
Dalam pengertian bahwa data tersebut digunakan untuk keperluan
pembahasan dan analisis lanjutan;
5) Dekorasi
Dalam pengertian bahwa penyajian data memang ditujukan untuk menarik
perhatian pembaca dan membuatnya menarik secara visual.
Menurut American Psychological Association (2010) pemaparan hasil
penelitian didahului oleh penyampaian hasil pengolahan data yang dapat
berbentuk tabel atau grafik yang di dalamnya berisikan angka statistik baik
yang bersifat deskriptif maupun inferensial mengenai variabel-variabel yang
menjadi fokus penelitian yang dilakukan. Setelah peneliti menyajikan temuan
dalam bentuk yang sesuai dengan tujuan yang jelas, berupa grafik, tabel, dll.,
apa yang perlu dilakukan adalah menyertai tampilan tersebut dengan ringkasan
penjelasan sehingga temuan tersebut menjadi lebih bermakna. Penjelasan yang
- 19 -
dibuat dilakukan sesuai dengan kondisi data apa adanya, tidak mengurangi dan
tidak melebih-lebihkan.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pembahasan adalah (1) melihat
kembali pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian yang telah
dirumuskan, (2) melakukan pengaitan hasil temuan dengan kajian pustaka
relevan yang telah ditulis sebelumnya, dan (3) melakukan evaluasi terhadap
potensi kelemahan penelitian (seperti: bias, ancaman lain terhadap validitas
internal, dan keterbatasan lain yang dimiliki oleh penelitian).
Peneliti pada umumnya menyatakan apakah akan menolak atau
menerima hipotesis yang telah disampaikan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Kemudian beranjak membahas kesamaan atau perbedaan temuan
penelitian dengan hasil temuan penelitian lain sebelumnya agar peneliti dapat
memberikan konfirmasi dan klarifikasi terhasil hasil temuannya. Segala bentuk
keterbatasan penelitian perlu disampaikan sebagai bentuk evaluasi keseluruhan.
Dalam pemaparan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian
kualitatif, peneliti menyampaikan hasil analisis data dan mengevaluasi apakah
temuan utama yang dihasilkan dari analisis data tersebut menjawab pertanyaan
penelitian yang diajukan (Burton, 2002). Bagian temuan dan pembahasan
sebaiknya dimulai dengan ringkasan singkat mengenai temuan penelitian,
dengan mengatakan kembali tujuan penelitian. Penelitian kualitatif biasanya
lebih menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan perilaku dari pada
menggunakan data yang bisa dianalisis secara statistik (Burton, 2002).
Dalam memahami data kualitatif, seperti dikatakan oleh Lincoln dan
Guba (dikutip oleh Rudestam & Newton, 1992), peneliti harus melakukan
analisis induktif, dan dalam analisis ini ada dua kegiatan yang dilakukan.
Pertama adalah pengelompokan (unitizing), yaitu kegiatan memberikan kode
yang mengidentifikasi unit informasi yang terpisah dari teks. Kedua adalah
kategorisasi (categorizing), yaitu menyusun dan mengorganisasikan data
berdasarkan persamaan makna.
Proses ini memerlukan revisi, modifikasi, dan perubahan yang
berlangsung terus menerus sampai unit baru dapat ditempatkan dalam kategori
yang tepat dan pemasukan unit tambahan menjadi suatu kategori dan tidak
memberi informasi baru. Dalam memaparkan data, menurut Rudestam dan
Newton(1992), peneliti kualitatif sangat perlu menggambarkan konteks di mana
suatu kejadian terjadi. Selain itu, seperti disarankan oleh Silverman (2005),
- 20 -
penelitian kualitatif perlu memperlihatkan upaya untuk membahas setiap
potongan data yang telah berhasil dikumpulkan.
Menurut Paltridge & Starfield (2007) dalam hal pengorganisasiannya,
struktur organisasi atau elemen yang biasanya ada dalam pembahasan data
dapat berupa:
1) Latar belakang penelitian (informasi mengenai latar belakang penelitian);
2) Pernyataan hasil penelitian (statement of results);
3) Hasil yang diharapkan dan tidak diharapkan (un)expected outcomes;
4) Referensi terhadap penelitian sebelumnya;
5) Penjelasan mengenai hasil penelitan yang tidak diharapkan, yakni
penjelasan yang dibuat untuk mengemukakan alasan atas munculnya hasil
atau data yang tidak diduga atau tidak diharapkan (kalau memang ini
benar) atau data yang berbeda dengan temuan penelitian sebelumnya;
6) Pemberian contoh, yaitu contoh untuk mendukung penjelasan yang
diberikan dalam tahap no. 5 di atas;
7) Deduksi atau pernyataan, yaitu membuat pernyatan yang lebih umumyang
muncul dari hasil penelitian, misalnya menarik simpulan, dan menyatakan
hipotesis;
8) Dukungan dari penelitian sebelumnya, yaitu mengutip penelitian
sebelumnya untuk mendukung pernyataan yang dibuat;
9) Rekomendasi, yaitu membuat rekomendasi untuk penelitian yangakan
datang;
10) Pembenaran penelitian yang akan datang, yakni memberikanargumentasi
mengapa penelitian yang akan datangdirekomendasikan
Perlu diperhatikan bahwa kesalahan yang umum ditemukan dalam
menulis bab pembahasan adalah bahwa penulis gagal kembali kepada kajian
pustaka yang telah ditulis dalam Bab II dalam mengintegrasikan hasil penelitian
dengan penelitian empiris lain yang meneliti topik atau fenomena yang sama
(lihat Emilia, 2008; Rudestam& Newton, 1992). Pembahasan atau diskusi yang
baik melekatka nmasing-masing temuan penelitan dengan konteks teori
yangdipaparkan dalam kajian pustaka.
Dalam bagian pembahasan data, pernyataan seperti di bawah ini
seharusnya sering muncul. “(Tidak) seperti penelitian yang dilakukan oleh …,
yang menggunakan ..., penelitian ini menemukan bahwa ...”.
- 21 -
Dalam membahas data, penulis skripsi, tesis, atau disertasi
sebaiknya bertanya dalam hal apa atau sejauh mana temuan penelitiannya itu
sesuai, atau mendukung, atau menentang temuan penelitian lain. Apabila
sesuai, persisnya dalam hal apa, dan apabila tidak, mengapa dan aspek apa
yang mungkin diteliti lebih lanjut untuk memperbaiki pengetahuan yang ada
sekarang.
14. Bab V : Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang
menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisistemuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang
dapatdimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif
carapenulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengancara
uraian padat. Penulisan simpulan dengan cara uraian padat lebih
baikdaripada dengan cara butir demi butir. Simpulan harus
menjawabpertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Selain itu, simpulan
tidakmencantumkan lagi angka-angka statistik hasil uji statistik.
Implikasi dan rekomendasi yang ditulis setelah simpulan
dapatditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna
hasilpenelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang
berminatuntuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada
pemecahanmasalah di lapangan atau tindak lanjut dari hasil penelitian.
Dalam menawarkan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya,sebaiknya saran atau rekomendasi dipusatkan pada dua atau tiga
halyang paling utama yang ditemukan oleh penelitian. Akan lebih
baikapabila penulis menyarankan penelitian yang melangkah satu tahaplebih
baik dari penelitian yang telah dilakukan.
Dalam bab terakhir dari tesis dikemukakan keterbatasan penelitian,
khususnya kelemahan yang berkaitan dengan metode penelitian, teknik
pengumpulan data,dan sampel yang terlibat.
- 22 -
J. Format Penulisan Tesis
Penulisan tesis di lingkungan Pascasarjana IAI Bunga Bangsa Cirebon
mengacu kepada format penulisan yang diuraikan di bawah ini.
1) Jenis kertas yang digunakan adalah kertas ukuran B5 tebal 70 gram.
2) Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 11.
3) Jarak penulisan adalah 1,3 spasi.
4) Tidak ada penambahan spasi sebelum dan sesudah gambar atau tabel serta antar
paragraf/ alinea bila paragraf/alinea ditulis dalam format menjorok ke dalam.
5) Margin kiri berjarak 2,5 cm; margin kanan berjarak 2,5 cm; margin atas
berjarak 2,5 cm; margin bawah berjarak 3 cm.
6) Nomor halaman ditulis di bagian kanan atas, kecuali pada bagian awal bab.
7) Rentang jumlah kata dalam tesis 30.000-35.000 kata
- 23 -
BAB III
PENULISAN NASKAH JURNAL
Naskah jurnal merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses
penyusunan Tesis. Selain penulisan Tesis, mahasiswa juga dituntut menuangkan
hasil temuan penelitian tersebut dalam bentuk naskah Jurnal. Naskah Jurnal
merupakan bahan untuk publikasi dari hasil penelitian pada saat penyusunan Tesis,
yang akan diterbitkan di jurnal baik internal kampus maupun luar kampus.
Adapun ketentuan penulisan jurnal, sebagai luaran dari hasil penelitian yaitu
mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
1. Jurnal merupakan ringkasan atau bentuk pendek dai Tesis antara 15 sampai
dengan 20 halaman.
2. Jurnal bisa ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris atau Bahasa Arab
3. Jarak spasi antar kalimat yaitu 1,3, menggunakan huruf Times New Roman 11
pt, dan margin kiri dan bawah masing-masing 3 cm, serta margin kanan dan
atas masing-masing 2,5 cm.
4. Sistematika penulisan jurnal dari naskah Tesis yaitu sebagai berikut:
1) Judul
2) Nama penulis, Afiliasi lembaga penulis dan e-mail penulis.
3) Abstrak
4) Keywordl
5) Pendahuluan
6) Metode Penelitian
7) Hasil dan Pembahasan
8) Kesimpulan
9) Daftar Pustaka
Penjelasan bagian-bagian Jurnal, sebagai berikut :
1. Judul
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca
judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca
keseluruhan dari jurnal tersebut. Judul tidak boleh memiliki makna ganda.
Disarankan tidak boleh lebih dari 12 kata jurnal berbahasa Indonesia dan lebih
- 24 -
dari 10 kata jurnal berbahasa Inggris. Judul ditulis di tengah atas halaman,
menggunakan huruf kapital, dan dicetak tebal.
Untuk redaksi judul, bisa sama dengan judul Tesis atau sedikit dirubah
(tapi subtansinya sama dengan isi Tesis)
Contoh:
Judul Tesis Judul Jurnal
PENGARUH PROGRAM
SERTIFIKASI GURU TERHADAP
KESEJAHTERAAN DAN KINERJA
GURU DI KABUPATEN CIREBON
PENGARUH PROGRAM
SERTIFIKASI GURU TERHADAP
KESEJAHTERAAN DAN KINERJA
GURU DI KABUPATEN CIREBON
Atau
PROGRAM SERTIFIKASI GURU
(Analisis Tingkat Kesejahteraan dan
Kinerja Guru di Kabupaten Cirebon)
2. Nama
Nama Penulis, Nama Pembimbing I, Nama Pembimbing II, di tulis dgan
tanpa mencantumkan gelar akademik, nama lembaga (afiliasi : nama lembaga,
yayasan, kantor, prodi, fakultas, dan universitas), menyertakan alamat dan email.
Contoh:
Ahmad Saefudin; Mahasiswa pascasarjana IAI BBC; [email protected]
Dadang Hermawan; dosen Pascasarjana IAI BBC; [email protected]
Yusuf Bahtiar; Dosen Pascasarjana IAI BBC; [email protected].
3. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah
berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan
utnuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus
menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan
kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak
harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir.
Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin-poin paling penting di
setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyususn
- 25 -
deskripsi singkat tentang jurnal yang telah dibuat. Penulisan abstrak diketik
menggunakan 1 spasi.
4. Kata Kunci
Kata kunci sebanyak 3-5 kata, diambil dari inti yang akan dibahas dalam
penelitian.
5. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang mengapa penelitian dilakukan, uraian
permasalahan yang akan diteliti, dikaitkan dengan teori, dan diakhiri dengan
tujuan dilaksanakan penelitian tersebut. Penulisan diketik dengan 2 spasi, kurang
lebih 4-6 halaman.
6. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti
menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis
pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan
daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Aturan
umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan
jelas sehingga pembaca memiliki pengantahuan dan teknik dasar agar bisa
dipublikasikan. Penulisan Metode diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 1
halaman.
7. Pembahasan/Hasil Pembahasan
Pembahasan dapat dibagi dalam beberapa sub bagian. Diketik dalam 2
spasi. Penulisan kurang lebih 4-6 halaman. Dalam pembahasan membandingkan
hasil penelitian dengan model atau teori yang diacu, dan menghubungkan hasil
penelitian Anda dan penelitian sebelumnya dengan menunjukkan persamaan dan
membahas perbedaannya. Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian
kualitatif, sedangkan Hasil dan Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian
kuantitatif.
8. Simpulan
Dalam simpulan yang dibahas pembuktian hipotesis dari penelitian,
ditulis ringkas yang memuat informasi yang cukup sehingga pembaca
- 26 -
mengetahui bahwa telah membuktikan hipotesis yang telah dilakukan dan dalam
mengetahui kelebihan dan kekurangan metode. Dan biasanya terdapat saran yang
berisi kemungkinan penelitian lebih lanjut, dan potensi-potensi yang dimiliki
metode yang dipakai dapat dimasukkan.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir
(tidak perlu ganti halaman baru), Sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku,
atau penelitian ditulis dengan berganti halaman baru. Jenis penulisan daftar
pustaka diberi judul DAFTAR PUSTAKA, dicetak tebal dengan huruf tegak,
kapital semua.
Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi:
(1) nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul,
(4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsure-unsur tersebut dapat
bervariasi bergantung kepada jenis sumber pustakanya.
- 27 -
BAB IV
ISU ORISINALITAS DAN PLAGIARISME
A. Pentingnya Orisinalitas Tulisan
Orisinalitas merupakan kriteria utama dan kata kunci dari hasil karya
akademik. Tesis, semaksimal mungkin harus memperlihatan sisi
orisinalitasnya. Sebuah Tesis, bisa dikatakan orisinal apabila memenuhi
beberapa kriteria seperti yang diajukan oleh Murray (2002; Phillips & Pugh,
1994) sebagai berikut:
1) Penulis mengatakan sesuatu yang belum pernah dikatakan oleh orang lain;
2) Penulis melakukan karya empiris yang belum dilakukan sebelumnya;
3) Penulis menyintesis hal yang belum pernah disintesis sebelumnya;
4) Penulis membuat interpretasi baru dari gagasan atau hasil karya orang lain;
5) Penulis melakukan sesuatu yang baru dilakukan di negara lain, tetapi di
belum dilakukan di negaranya;
6) Penulis mengambil teknik yang ada untuk mengaplikasikannya dalam
bidang atau area yang baru;
7) Penulis melakukan penelitian dalam berbagai displin ilmu dengan
menggunakan berbagai metodologi;
8) Penulis meneliti topik yang belum diteliti oleh orang dalam bidang ilmu
yang ditekuninya;
9) Penulis menguji pengetahuan yang ada dengan cara orisinal;
10) Penulis menambah pengetahuan dengan cara yang belum dilakukan
sebelumnya;
11) Penulis menulis informasi baru untuk pertama kali;
12) Penulis memberi eksposisi terhadap gagasan orang lain;
13) Penulis melanjutkan hasil sebuah karya yang orisinal;
B. Pengertian Plagiarisme
Menurut Weber-Wulff (2014) kata plagiarisme berasal dari sebuah kata
dari bahasa Latin plagiarius, yang artinya seseorang yang menculik anak atau
budak orang lain. Istilah ini kemudian mulai mengemukakan dan umum dipakai
- 28 -
untuk menggambarkan apa yang kadang-kadang disebut sebagai “pencurian
karya sastra” sekitar tahun 1600-an.
Permendiknas No. 17 tahun 2010 mendefinisikan plagiat sebagai
perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu Tesis, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya dan/atau Tesis pihak lain yang diakui sebagai Tesisnya,
tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
Menurut Sutherland-Smith (2008) istilah Plagiarisme kerap dimaknai
sebagai academic cheating atau kecurangan akademik, dengan berbagai
asosiasi makna seperti kebohongan, pencurian, ketidakjujuran, dan penipuan.
Dalam konteks dunia akademik sekarang ini tindakan tersebut perlu dihindari
karena dapat membawa masalah serius bagi para pelakunya.
C. Bentuk-bentuk Tindakan Plagiat
Menurut Weber-Wulff (2014) Jenis-jenis tindakan plagiat meliputi
tindakan-tindakan atau hal-hal berikut ini.
1) Copy & paste. Tindakan ini adalah yang paling populer dan sering
dilakukan. Plagiator mengambil sebagian porsi teks yang biasanya dari
sumber daring (online) kemudian dengan dua double keystrokes (CTRL +
C dan CTRL + V) salinan dokumen kemudian diambil dan disisipkan ke
dalam tulisan yang dibuat. Dari penggabungan dokumen ini sebenarnya
dosen sering kali dapat melihat kejomplangan ide dan gaya penulisan. Di
bagian tertentu tulisan terlihat sangat baik sementara di bagian lainnya
tidak.
2) Penerjemahan. Penerjemahan tanpa mengutip atau merujuk secara tepat
juga sering dilakukan. Plagiator biasanya memilih bagian teks dari bahasa
sumber yang akan diterjemahkan kemudian secara manual atau melalui
perangkat lunak penerjemah melakukan penerjemahan ke dalam draf
kasar. Tak jarang karena menggunakan perangkat lunak yang tidak peka
terhadap konteks kalimat, misalnya, hasil terjemahan pun menjadi rancu.
3) Plagiat terselubung. Yang dimaksud plagiat terselubung di sini adalah
tindakan mengambil sebagian porsi tulisan orang lain untuk kemudian
mengubah beberapa kata atau frasa dan menghapus sebagian lainnya tanpa
mengubah sisa dan konstruksi teks lainnya.
- 29 -
4) Shake & paste collections. Tindakan ini mengacu pada pengumpulan
beragam sumber tulisan untuk kemudian mengambil darinya ide dalam
level paragraf bahkan kalimat untuk menggabungkannya menjadi satu.
Sering kali hasil teks dari penggabungan ini tidak tersusun secara logis dan
menjadi tidak koheren secara makna.
5) Clause quilts. Tindakan ini adalah mencampurkan kata-kata yang dibuat
dengan potongan tulisan dari sumber-sumber yang berbeda. Potongan teks
dari berbagai sumber digabungkan dan tak jarang sebagian merupakan
kalimat yang belum tuntas digabung dengan potongan lain untuk
melengkapinya. Beberapa ahli menamakannya mosaic plagiarism.
6) Plagiat struktural. Jenis tindakat plagiat ini adalah terkait peniruan pola
struktur tulisan, dari mulai struktur retorika, sumber rujukan, metodologi,
bahkan sampai tujuan penelitian.
7) Pawn sacrifice. Tindakan ini merupakan upaya mengaburkan berapa
banyak bagian dari teks yang memang digunakan walaupun penulis
menuliskan sumber kutipannya. Sering kali bagian teks dari sumber lain
yang dikutip dan diberi pengakuan hanya sebagian kecil saja, padahal
bagian yang diambil lebih dari itu.
8) Cut & slide. Pada dasarnya mirip dengan pawn sacrifice dengan sedikit
perbedaan. Plagiator biasanya mengambil satu porsi teks dari sumber lain.
Sebagian teks tersebut dikutip dan diberi pengakuan dengan cara yang
benar dengan kutipan langsung, sementara sebagian lain yang jelas-jelas
diambil langsung tanpa modifikasi dibiarkan begitu saja masuk dalam
tulisannya.
9) Self-plagiarism. Jenis tindakan ini adalah menggunakan ide dari tulisan-
tulisan sendiri yang telah dibuat sebelumnya namun menggunakannya
dalam tulisan baru tanpa kutipan dan pengakuan yang tepat. Walaupun
penulis merasa bahwa ide tersebut adalah miliknya dalam tulisan
sebelumnya dan dapat menggunakannya secara bebas sesuai keinginannya,
hal ini dianggap sebagai praktik akademik yang tidak baik.
10) Other dimensions. Jenis-jenis tindakan plagiat lainnya dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Plagiator dapat menjiplak dari satu sumber atau
lebih, atau menggabungkan dua atau lebih bentuk plagiat yang disebutkan
di atas dalam tulisan yang dia buat. Yang pasti, tindakan plagiat masih
- 30 -
memungkinkan untuk berkembang dengan modifikasi dimensi dari
tindakannya.
D. Sanksi Tindakan Plagiat
Apabila memang terbukti secara jelas dan sah seseorang melakukan
plagiarisme dalam Tesisnya, Institut Agama Islam Bunga Bangsa akan
melakukan tindakan tegas dengan merujuk pada aturan yang berlaku, yakni
Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat di Perguruan Tinggi. Dalam aturan tersebut, pada Pasal 12 Ayat 1 dan 2
dinyatakan secara eksplisit mengenai sanksi tindakan plagiat baik untuk
mahasiswa, dosen, peneliti, maupun tenaga kependidikan.
Menurut Pasal 12 Ayat 1 disebutkan bahwa mahasiswa yang terbukti
melakukan tindakan plagiat dapat diberikan sanksi berupa:
1) Teguran;
2) Peringatan tertulis;
3) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;
4) Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa;
5) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
6) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
7) Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.
Sementara itu, sanksi bagi dosen/peneliti/ tenaga kependidikan yang
terbukti melakukan tindakan plagiat menurut Pasal 12 Ayat 2 dapat berupa:
1) Teguran;
2) Peringatan tertulis;
3) Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan;
4) Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;
5) Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/ profesor/ ahli peneliti
utama bagi yang memenuhi syarat;
6) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga
kependidikan;
7) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/
tenaga kependidikan;
8) Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
- 31 -
Pada Pasal 12 Ayat 3 peraturan yang sama disebutkan juga bahwa:
Apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf f, huruf g, dan huruf h menyandang sebutan guru besar/ profesor/ ahli
peneliti utama, maka dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan tersebut dijatuhi sanksi
tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor/ ahli peneliti
utama oleh Menteri atau pejabat yang berwenang atas usul perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau atas usul perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh masyarakat melalui Koordinator Perguruan Tinggi Swasta.
- 32 -
BAB V
TEKNIK PENULISAN
A. Penulisan Huruf
Penulisan huruf dalam pedoman ini berkaitan dengan penggunaan (1)
huruf kapital, (2) huruf miring, dan (3) huruf tebal.
1. Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan dalam beberapa kondisi penulisan sebagai berikut:
1) Huruf pertama pada awal kalimat (misalnya: Penelitian ini dilakukan
selama enam bulan);
2) Huruf pertama petikan langsung (misalnya: Ibu bertanya, “Mengapa
kamu terlihat bahagia?”);
3) Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan
(misalnya: Islam, Hindu, Quran, Alkitab, dll.);
4) Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang (Misalnya: Sultan Mangkubowono, Haji
Ahmad Salim);
5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang
(misalnya: Ayah baru saja menunaikan ibadah haji);
6) Huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama
orang tertentu (misalnya: Walikota Bandung, Gubernur Jawa Barat,
Jenderal Prabowo);
7) Huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada
bentuk lengkapnya (misalnya: (1) Sidang pleno itu dipimpin oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia, (2) Sidang pleno itu dipimpin
oleh Menteri);
8) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau
nama tempat tertentu (misalnya: Sejumlah menteri hadir dalam rapat
- 33 -
kabinet tadi malam); huruf pertama unsur-unsur nama orang
(misalnya: Muhammad Utsman,Imam Nawawi);
9) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de,
van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman),atau
da (dalam nama Portugal) (misalnya: Robin van Persie);
10) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin
atau binti (misalnya: Utsmanbin Affan, Fatimah binti Muhammad
Nawawi);
11) Huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukuran (misalnya: joule per Kelvin, Newton);
12) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran (misalnya: 10watt,
mesin diesel);
13) Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (misalnya:
suku Sunda, bahasa Sunda);
14) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan
(misalnya: pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan);
15) Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya (misalnya: bulan
Juni, hari Idul Adha);
16) Huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah (misalnya: Perang
Padri, Konferensi Meja Bundar);
17) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah
yang tidak digunakan sebagai nama (misalnya: Para ulama berjuang
demi kemerdekaan Indonesia);
18) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri
geografi (misalnya: Jawa Barat, Cirebon);
19) Huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri
geografi (misalnya: Sungai Ciledug, Gunung Ciremai);
20) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi
yang tidak diikuti oleh nama diri geografi (misalnya: Kakak suka
berenang di sungai);
21) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi
yang digunakan sebagai penjelas nama jenis (misalnya: tembok Cina,
mpek mpek palembang);
- 34 -
22) Huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi,
lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk (misalnya:
RepublikIndonesia, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak);
23) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan
nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan,
dan nama dokumen resmi (misalnya: kerja sama antara pemerintah
dan rakyat);
24) Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen
resmi, dan judul karangan (misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Dasar-Dasar Ilmu Sosial);
25) Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah,
kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yangtidak
terletak pada posisi awal (misalnya: Dia suka membaca buku Dari
Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma);
26) Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang
digunakan dengan nama diri (misalnya: Dr. Untuk doktor, S.H. untuk
sarjana hukum);
27) Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak,
ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan
dalampenyapaan atau pengacuan (misalnya: (1) Surat Saudara sudah
sayaterima, (2) “Kapan Ibu berangkat?” Tanya Adik);
28) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau
penyapaan (misalnya: Aku akan berkunjung ke apartemenpaman
danbibi di Jakarta);
29) Huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan
(misalnya: Berapa lama Anda tinggal di Cirebon?).
2. Huruf Miring
Penulisan huruf miring dilakukan pada kondisi sebagai berikut:
- 35 -
1) untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan (misalnya: Isu itu bermula dari berita di surat kabar Pos
Kota);
2) untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata (misalnya: (1) Huruf pertama kata abad adalah a, (2)
Susunlah sebuah kalimat dengan menggunakan kata moratorium);
3) untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia
(misalkan: nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana);
4) untuk ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dan
penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia (misalnya: Korps
diplomatik memperoleh perlakuan khusus).
3. Huruf Tebal
Penulisan huruf tebal dilakukan pada kondisi sebagai berikut:
1) Penulisan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar
lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran;
2) Penulisan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan
yang menyatakan polisemi.
B. Penulisan Angka dan Bilangan
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ada beberapa hal
yang perlu dicermati terkait penulisan angka dan bilangan. Bilangan dalam
penulisan dapat dinyatakan dalam angka atau kata. Dalam hal ini angka
berperan sebagai lambang bilangan atau nomor dengan jenis lazim yang
digunakan yakni angka Arab atau angka Romawi. Lihat contoh di berikut ini:
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,L (50), C (100), D
(500), M (1000),V (5000)
Beberapa ketentuan terkait penulisan angka dan bilangan adalahsebagai
berikut:
1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau duakata
ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secaraberurutan
seperti dalam perincian atau paparan (misalnya: (1) Saya menonton film
tersebut sampai lima kali, (2) Dari 50 peserta lomba 12 orang anak-anak,
28 orang remaja, dan 10 orang dewasa);
- 36 -
2) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata,
susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan
huruf itu tidak ada pada awal kalimat (misalnya: Tiga puluh siswa kelas 9
lulus Ujian Akhir Nasional);
3) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca (misalnya: Perusahan intu merugi sebesar 250 milyar
rupiah);
4) Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan
isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah (misalnya: 10 liter,
Rp10.000,00, tahun 1981);
5) Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar (misalnya: Jalan Mahmud V No.15);
6) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitabsuci
(misalnya: Bab IX, Pasal 3, halaman 150);
7) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan angka Romawi kapital
atau huruf dan angka Arab (misal: abad XX, abad ke-20, abad kedua
puluh);
8) Penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an dipisahkan oleh tanda
hubung (misalnya: tahun 1980-an, pecahan 5.000-an);
9) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
(kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi);
C. Penggunaan Tanda Baca
1. Penggunaan Tanda Titik
Tanda titik digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:
1) Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan (misalnya: Ibuku
seorang dosen.);
2) Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya
sudah bertanda titik (misalnya: Penulis itu bernama Fatimah, M.A.);
3) di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar;
4) untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu (misalnya: pukul 9.00 pagi);
5) tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu (misalnya: 1.35.55 jam untuk menunjukkan 1
jam, 35 menit, 55 detik);
- 37 -
6) untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah (misalnya: Warga miskin di provinsi ini berjumlah 5.700 orang.).
2. Penggunaan Tanda Koma
Tanda koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:
1) di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
(misalnya: Dia ditugaskan membeli pensil, kertas, dan penghapus.);
2) untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan,
sedangkan, dan kecuali (misalnya: Aku ingin berangkat, tetapi harus
mencuci baju dulu.);
3) untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya (misalkan: Karena pusing, saya tidak
jadi pergi ke rumah kakak.);
4) di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu;
5) untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,dan kasihan,atau
kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas
dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat;
6) untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
(misalnya: Kata Adik, “Ibu mau pergi ke Bandung”.);
7) tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru (misalnya: “Di manakah
Kamu sekolah?” tanya IbuAnisa.);
8) di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan
tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan (misalnya: Sdr. Purwadi, Jl. Widarasari III, Cirebon);
9) di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga
(misalnya: BambangFirmansyah, S.Pd.);
10) di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka (misalnya: 11,5 m, Rp6.000,50);
11) untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidakmembatasi
(misalnya: Dosen kami, Amin Haedari, tegas sekali.).
- 38 -
3. Penggunaan Tanda Titik Koma
Tanda titik koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai
berikut:
1) sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk setara (misalnya: Ajis membersihkan
kamarnya; Siti merapikan buku di ruang baca);
2) untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa
frasa atau kelompok kata (Dalam hubungan itu, sebelum perincian
terakhir tidak perlu digunakan kata dan);
3) untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsurunsur
setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung (misalnya:
Rapat ini akan membahas pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
penyusunan rancangan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan
program kerja).
D. Teknik Penulisan Lainnya
1. Penulisan Judul, Sub judul, dan Anak Judul
Judul bab ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal dalam
format centering (di tengah) seperti contoh berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Subjudul ditulis dengan menggunakan huruf kapital hanya
pada inisial atau huruf pertama setiap kata (kecuali konjungsi,
preposisi, dan partikel) dan dicetak tebal dalam format rata kiri
sesuai dengan batas margin kiri seperti contoh berikut:
A. Latar Belakang
Anak subjudul ditulis dalam format yang sama dengan
subjudul seperti contoh berikut:
a. Latar Belakang
1) Definisi Komunikasi
Dst,............'
- 39 -
2. Penomoran
Penomoran multilevel dan jigjag untuk judul/subjudul/anak
subjudul mengikuti format berikut:
A. Pengertian Manajemen
1. Manajemen Pendidikan
a). Inovasi Pendidikan
Format penomoran dan penulisan di atas hanya berlaku untuk
penulisan daftar isi.
3. Penulisan Nama Tabel dan Gambar
Berdasarkan Pedoman APA Edisi VI, ada perbedaan penulisan
nama tabel dan gambar, yang dicontohkan di bawah ini.
Tabel 1.1
Tingkat Kehadiran Peserta Pelatihan
Gambar 1.1 Gambar Alur Pendaftaran Pelatihan
E. Penulisan Footnote
1. Pengertian Footnote
Catatan kaki (pada bagian bawah halaman teks) dapat berupa
keterangan tambahan pendapat, tambahan informasi, keterangan penyusun
mengenai sesuatu hal yang berkaitan denganuraian dalam teks, dan
informasi tentang sumber rujukan suatu kutipan.
0
2
4
6
8
10
12
14
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
Series 3
Series 2
Series 1
- 40 -
Informasi tentang sumber rujukan ditulis secara berurutan: nama
pengarang, koma, tahun, koma, judul buku, koma, kurung buka, tempat
terbit, kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, jilid, dan nomor halaman.
Judul buku ditulis miring, tanpa penulisan simbol halaman, langsung pada
penulisan angka. Nama pengarang ditulis sesuai dengan yang tercantum
dalam buku karangannya. Pangkat atau gelar seperti : Prof., Dr., M.A., K.H.,
dan sebagainya tidak dicantumkan.
2. Cara Penulisan Footnote
Catatan Kaki adalah keterangan-keterangan atau penjelasan-
penjelasan atas teks tulisan yang dicatat pada kaki halaman teks tulisan yang
bersangkutan. Catatan kaki bisa juga berisi tentang sumber rujukan kutipan
dan berisi sama dengan sumber pustaka.
Isi catatan kaki diketik mulai pada ketukan ke tujuh. Catatan kaki
haruslah di tik pada halaman yang sama dengan teks yang diberi catatan
kaki, tidak boleh dilanjutkan ke halaman berikutnya.
Antara teks dan catatan kaki ada batas berupa garis sepanjang empat
belas ketukan, dimulai dari garis margin kiri.
Nomor catatan kaki diketik setelah tujuh ketukan dari garis margin,
jaraknya sama dengan awal alinea baru. Nomor ini diangkat sedikit di atas
baris biasa dan tidak diberi titik. Baris pertama isi catatan kaki diketik
sesudah nomor tersebut; baris kedua dan seterusnya dimulai dari garis
margin. Bila dalam satu halaman terdapat lebih dari satu catatan kaki, maka
jarak antara catatan kaki satu dengan catatan kaki berikutnya adalah dua
spasi.
Aturan penulisan catatan kaki : nama pengarang (ditulis lengkap),
koma, judul buku (dicetak miring), kurung buka, tempat penerbit, titik dua,
penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma, nomor halaman yang
dirujuk. Contoh: Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History
(Islamabad: Islamic Resesarch, 1985), 90.
Apabila mengutip dari penulis dan buku yang sama aturan
penulisannya sebagai berikut: nama belakang penulis, koma, penggalan
judul buku (ditulis miring), koma, nomor halaman. Contohnya: Rahman,
Islamic Mthodology, 95.
- 41 -
Istilah Ibid, Op.Cit., Loc.Cit tidak dipergunakan. Penomoran
catatan kaki tidak bersambung dari satu bab ke bab lainnya.
Cara penulisan pengutipan, berbeda-beda menyesuaikan dengan
sumber kutipan, sebagaimana berikut:
a. Kutipan dari Buku
1) Penulis Buku satu orang 1
A. Hidayat, Teologi al-Qur’an, (Bandung: Gunung Djati
Press, 1998), 5. 2
Rahmat Syafe‟i, Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia,
1998), 30.
2) Penulis Buku Dua Orang 1Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi
Islam, (Bandung: Rosda Karya, 1999), 47-49.
3) Penulis Buku Lebih dari Dua Orang 1 J.S. Coleman, et al., Equality of Education Opportunity,
(Washington D.C. Govermant Printing Office, 1966), 15. 1
Takdir Ali Mukti dkk., Membangun Moralitas Bangsa,
(Yogyakarta: LPPI, 1998), 9.
4) Jika Penulis Banyak tetapi yang Mengedit Satu Orang 10
Nasrullah Ali Fauzi (ed.), ICMI: Antara Status Quo da
Demokrasi, (Bandung: Mizan, 1995), 6. 11
Juhaya S. Praja, “Teori-teori Implementasi Hukum Islam di
Indonesia” dalam Tjun Soemardjan (ed.), Sejarah dan Pembentukan
hukum Islam di Indonesia, (Bandung: Rosda Karya, 1987), 35-37.
5) Jika Buku Bunga Rampai dan dirangkum oleh editor 4Alfian (ed.), Segi-segi Sosial Masyarakat Aceh,
(Jakarta:P3ES, 1977), 129.
6) Jika Dua Buah Sumber atau Lebih Dikarang Orang yang Sama
apabila ingin menyebutkan lagi sumber yang terahulu harus
disebutkan nama pengarang dan diikuti dengan nama buku yang
- 42 -
dimaksud. Dalam penyebutan ulang ini, tidak digunakan istilah
tertentu: ibid., op. Cit., dan loc. Cit. 1Rachmat Syafe‟i, Ushul Fiqh Perbandingan, (Bandung:
Pustaka Setia, 1998), 30. 3Syafe‟i, Ushul Fiqh, 33.
4A. Hidayat, Teologi al-Qur’an, (Bandung: Gunung Djati
Press, 1998), 5. 5Syafe‟i, Ushul Fiqh, 35.
6Hidayat, Teologi al-Qur’an, 7.
7) Jika Buku yang Ditulis Lebih dari Satu Jilid
yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila ingin menyebutkan
lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan
nomor jilidnya.
Contoh: 1Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,
(Jakarta: UI-Press, 1973), 50. 2Nasution, Islam Ditinjau, 53.
8) Jika dalam Sumber yang Dikutip Tidak Tercantum Nama
Pengarang
Maka yang dianggap dan dicantumkan sebagai pengarang
adalah nama badan, lembaga, perkumpulan, dan lainnya, yang
menerbitkan.
Contoh: 5Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Badan Amil
Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (BAZIS), Pokok-pokok Pendayagunaan
Zakat Fitrah Produktif, (Jakarta: Pemda DKI, 1972), 20.
b. Kutipan dari Alquran
Kutipan ayat-ayat al-Quran tidak diperlukan catatan kaki
karena nama dan nomor surat serta nomor ayat telah dituliskan pada
akhir ayat yang dikutip.
- 43 -
c. Kutipan dari Terjemahan
Penulisan rujukan kutipan yang berasal dari terjemahan buku
atau lainnya, adalah: nama pengarang, koma, tahun, koma, judul buku
terjemahan, koma, diikuti kata “terjemahan dari”, judul asli buku,
diikuti kata “oleh”, nama penterjemah, kota penerbit, dan nomor
halaman. Judul terjemahan dicetak miring, sedangkan judul asli diberi
dua tanda petik pada awal dan akhir judul asli.
Contoh: 3E.F. Schumacer, 1973, Kecil itu Indah: Ilmu Ekonomi yang
Meningkatkan Rakyat Kecil, dari “Small is Beautifull”, terjemahan oleh
S. Supomo dan Masrimaris (ed.), (Jakarta: LP3ES,), 10.
d. Kutipan dari Majalah
Judul artikel di antara tanda petik rangkap, nama majalah
dimiringkan, diikuti dengan volume, koma, nomor, kurung buka, bulan,
koma, tahun, kurung tutup, koma, dan nomor halaman.
Contoh: 1Richard Thomas, “Menguak Abad Baru Hijrah di Eropa”,
Panji Masyarakat, 12, 314 (Februari, 1991),19.
e. Kutipan dari Surat Kabar
Kutipan dari rubrik, ditulis judul rubrik, nama surat kabar
(ditulis miring), tempat terbit ditulis dalam kurung, tanggal, bulan, dan
tahun terbitnya, dan diakhiri dengan nomor halamannya.
Contoh: 2Rencana Undang-Undang Pendidikan Nasional, Kompas,
(Jakarta), 5 September 1988, 4.
Catatan kaki untuk kutipan artikel yang dimuat di surat kabar, dimulai
dari nama pengarang dan judul artikel ditulis dalam dua tanda petik
rangkap.
Contoh: 5Ridwan Malik, “Pembiayaan Kesehatan di Indonesia”,
Kompas, (Jakarta), 6 September 1988, h. 4.
- 44 -
f. Kutipan dari Karangan yang Tidak Diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan bisa berupa Tesis, tesis,
disertasi, diktat, atau yang lainnya. Cara pengutipannya adalah
disebutkan nama pengarangnya, judul karangannya yang ditulis di
antara tanda petik rangkap, disebutkan Tesis, tesis, disertasi, atau yang
lain, kurung buka, nama, tempat penyimpanan dokumentasi, titik dua,
tahun penulisan, kurung tutup, halaman, dan keterangan “tidak
diterbitkan” yang disingkat dengan t.d. (dalam tulisan bahasa Arab
digunakan istilah مخطوط ).
Contoh: 6Surjo Sumarsono, “Saran-Saran Untuk Memperbaiki
Pendidikan Jasmani”, Tesis Sarjana Pendidikan, (Bandung:
Perpustakaan IKIP, 1960), 20. t.d.
g. Kutipan dari Wawancara
Catatan kaki yang merupakan informasi bahwa yang ditulis
merupakan hasil wawancara, dilakukan dengan menulis nama yang
diwawancarai, identitasnya, tempat wawancara, tanggal, bulan, dan
tahun wawancara. Setelah kata wawancara diakhiri tanda titik dua.
Contoh: 5Rahmat Hidayat (Ketua Pengadilan Agama Bandung),
Wawancara: Bandung, 7 Januari 2016.
h. Kutipan dari Ensiklopedia (موسوعة):
Kutipan dari Ensiklopedia adalah: disebutkan nama (ed.),
(ditulis dalam kurung), nama entri ditulis di antara tanda petik rangkap,
nama ensiklopedia ditulis dengan cetak miring, nama tempat, tahun
penerbitan, serta nomor halaman.
Contoh: 15
H. A. R. Gibb dan J. H. Kramers, (ed.), “Khomr”, Shorter
Enciklopedia of Islam, (Leyden: Brill, 1974), jilid 3, 234
F. Penulisan Daftar Rujukan atau Referensi
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, penelitian, artikel atau
bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung.
- 45 -
Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip seyogyanya tidak
dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam
daftar rujukan. Dalam daftar rujukan, urutan penulisan sumber rujukan
alfabetis.
Hal-hal yang harus dituliskan dalam daftar rujukan adalah:
1) Nama pengarang ditulis dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik;
2) Tahun penerbitan;
3) Judul, termasuk subjudul;
4) Tempat penerbitan; dan
5) Nama Penerbit.
Adapun ketentuan rinci untuk penulisan rujukan disesuaikan dengan
sumber yang dirujuk, yaitu sebagai berikut:
a. Buku
1) Satu Buku
Sumber pustaka yang berasal dari buku, penulisannya
sebagai berikut:
1) Nama pengarang yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan
urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak
disingkat) diakhiri titik.
2) Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhiri dengan
titik.
3) Judul buku digarisbawahi atau ditulis dengan huruf miring, dengan
huruf besar pada awal setiap kata , kecuali kata hubung.
4) Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik
duan (:).
Contoh :
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari
Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP
Malang.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh
orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data
tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang
- 46 -
urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul
buku-bukunya.
Contoh:
Cornet, L. Dan Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends
and Emerging Issues-1985. Atlanta. GA: Career Ladder Clearing
House.
2) Sumber dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editor)
Seperti menulis sumber dari buku ditambah dengn tulisan
(Ed.) jika satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, diantara
nama pengrang dan tahun penerbitan.
Letheridge, S. Dan Canoon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual
Education: Teaching English s a Second Languange. New York:
Praeger.
3) Sumber dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editor)
Penulisan daftar pustaka untuk sumber yang berasal dari artikel
dalam buku kumpulan artikel (yang ada editornya) dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) Nama pengarang artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun
penerbitan.
2) Judul artikel ditulis tanpa garis bawah.
3) Nama editor ditulis seperti nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila
hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor.
4) Judul buku kumpulannya digarisbawahi atau ditulis dengan huruf
miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
5) Judul artikel ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama kata
pertama.
6) Judul buku ditulis dengan huruf besar dan kecil.
Contoh:
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam
Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam
Bidang bhasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI
Akomisariat Malang dan YA3.
- 47 -
b. Jurnal
1) Sumber dari Artikel dalam Jurnal
Daftar pustaka yang bersumber dari artikel dlam jurnal
dituliskan sebagai berikut:
1) Nama jurnal (majalah ilmiah) ditulis dengan garis bawah.
2) Huruf awal setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata
hubung.
3) Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, dan
nomor halaman artikel tersebut.
Contoh:
Hanafi, A. 2016. Partisipasi dalam siaran pedesaan dan
pengadopsian inovasi. Forum Penelitian, 1 (1): 33-47.
2) Sumber dari Artikel dalam Jurnal Rujukan dari Internet
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti
secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak
miring) dengn diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan
nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai
dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
Contoh:
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan
Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4,
(http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2017).
c. Selain Buku dan Artikel Jurnal
1) Sumber dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Sumber dari artikel alam majalah atau koran dituliskan
sebagai berikut:
1) Nama pengarang ditulis paling depan, diikuti oleh tahun, tanggal
dan bulan (jika ada).
2) Judul artikel ditulis tanpa garis bawah, dan ditulis dengan huruf
kecil semua kecuali pada huruf awal kata pertama.
3) Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama
setiap kata, dan diberi garis bawah.
4) Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
- 48 -
Contoh:
Huda, M. 2017, 13 November. Menyiasati krisis listrik musim kering.
Jawa Pos, hlm. 6.
2) Sumber dari Koran Tanpa Pengarang
Sumber dari koran atau malajah tanpa pengarang dituliskan
sebagai berikut:
1) Judul ditulis di bagian awal.
2) Tahun, tanggal dan bulan ditulis setelah judul.
3) Nama koran ditulis dengan garis bawah atau huruf miring.
4) Nomor halaman ditulis terakhir.
Contoh:
Mandor Pasar Tewas Ditikam Anak Buahnya. 21 Juni 2017. Kompas.
hlm. 7.
3) Sumber dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh
Suatu Penerbit Tanpa Pengarang dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan garis
bawah atau miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit
dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Th. 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta jaya.
4) Sumber dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling
depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan,
dan nama lembada tertinggi yang bertanggung jaab atas penerbitan
karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa. 2017. Pedoman
Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
- 49 -
5) Sumber Berupa Karya Terjemahan
Nama pengarang asli ditulis paling depan, diikuti tahun
penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun
terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan
kata „Tanpa tahun”.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, dan A. Rzavieh. Tanpa tahun. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan, 2007.
Surabaya: Usaha Nasional.
6) Sumber Berupa Penelitian Tesis atau Disertasi
Nama penyusun ditulis paling depan, diikuti tahun yang
tercantum pada sampul penelitian tesis atau disertasi ditulis dengan
garis bawah diikuti dengan pernyataan penelitian, Tesis atau Disertasi
tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dana fakultas
serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Pangaribuan, Tagor. 2016. Perkembangan Kompetensi
Kewacanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Program Magister Pascasarjana UIN Malang.
7) Sumber Berupa Penelitian yang Disajikan dalam Seminar,
Penataran atau Lokakarya
Nama penyusun ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun
penyajian, penelitian, kemudian diikuti pernyataan penelitian disajikan
dalam ............, nama pertemuan yang ditulis dengan garis bawah,
lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal penyelenggaraan.
Contoh:
Huda, N. 2017. Penulisan laporan penelitian untuk jurnal.
Penelitian disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat dasar bagi
Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV. Pusat Penelitian UIN
Malang, Malang, 15 Januari 2017.
- 50 -
8) Rujukan dari Internet Berupa Karya Individual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti
secara berturut-turut oleh judul karya tersebut (dicetak miring) dengan
diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat
sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses,
diantara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S. 2016. A Survey of STM Online Journals, 2014-95: The
Calm before the Storm, (Online),
(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni
2019).
9) Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama rujukan ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti
secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi
(dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan
dikhiri dengan alamat email sumber rujukan tersebut disertai dengan
keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung. Contoh:
Wilson, D. 20 November 2017. Summary of Citing Internet Sites.
NETTRAIN Discussion List (Online),
([email protected], diakses tanggal 22 November
2017).
10) Rujukan dari Internet Berupa Email Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam
kurung (alamat email pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh
tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang
dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat email yang
dikirim). Contoh:
Naga, Dali S. ([email protected]). 1 Oktober 2017. Artikel untuk
Jurnal Ilmu Pendidikan. Email kepada Ali Saukah
- 51 -
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- 52 -
Lampiran 1: Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif (Metode Studi Kasus)
Halaman Sampul
Halaman Persetujuan
Daftar Isi
JUDUL PROPOSAL
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
B Fokus Penelitian
C Rumusan Masalah Penelitian
D Tujuan Penelitian
E Manfaat Penelitian
II STUDI KEPUSTAKAAN
A Deskripsi Teori
B Penelitian yang Relevan
C Asumsi Dasar
III METODOLOGI PENELITIAN
A Metode penelitian
B Waktu dan Tempat Penelitian
C Sampel Sumber Data
D Teknik Pengumpulan Data
E Instrumen Penelitian
F Prosedur Penelitian
G Teknik Analisis Data
H Pengujian Keabsahan Data
I Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
- 53 -
Lampiran 2: Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif (Metode Survei)
Halaman Sampul
Halaman Persetujuan
Daftar Isi
JUDUL PROPOSAL
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
B Identifikasi Masalah
C Batasan Masalah
D Rumusan Masalah Penelitian
E Tujuan Penelitian
F Manfaat Penelitian
II STUDI KEPUSTAKAAN
A Deskripsi Teori
B Penelitian yang Relevan
C Kerangka Pemikiran
D Hipotesis
III METODOLOGI PENELITIAN
A Metode penelitian
B Waktu dan Tempat Penelitian
C Populasi dan Sampel
D Teknik Pengumpulan Data
E Instrumen Penelitian
F Prosedur Penelitian
G Teknik Analisis Data
H Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
- 54 -
Lampiran 3: Sistematika Proposal Penelitian Evaluasi
Halaman Sampul
Halaman Persetujuan
Daftar Isi
JUDUL PROPOSAL
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
B Identifikasi Masalah
C Batasan Masalah
D Rumusan Masalah Penelitian
E Tujuan Penelitian
F Manfaat Penelitian
II LANDASAN KEBIJAKAN DAN TEORI
A Landasan Kebijakan
B Landasan Teori
C Penelitian yang Relevan
III METODOLOGI PENELITIAN
A Metode Penelitian
B Waktu dan Tempat Penelitian
C Sampel Sumber Data
D Teknik Pengumpulan data
E Instrumen Penelitian
F Prosedur Penelitian
G Teknik Analisis Data
H Uji Keabsahan Data
I Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
- 55 -
Lampiran 4: Lampiran Urutan Halaman Bagian Depan Tesis
1. COVER LUAR
2. COVER DALAM
3. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
4. NOTA PEMBIMBING I DAN II
5. HALAMAN PENGESAHAN
6. PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
7. HALAMAN MOTTO
8. HALAMAN PERSEMBAHAN
9. KATA PENGANTAR
10. ABSTRAK (Bahasa Indonesia)
11. ABSTRACT (Bahasa Inggris)
12. DAFTAR ISI
- 56 -
Lampiran 5: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian Kuantitatif (bagian isi)
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian (untuk kuantitatif)
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- 57 -
Lampiran 6: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian Kualitatif Lapangan
(bagian isi)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
B. Kerangka Teoretik
C. Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Data dan Sumber Data Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
1) Kredibilitas
2) Transferabilitas
3) Dependabilitas
4) Konfirmabilitas
F. Teknik Analisis Data
Untuk teknik analisis data disesuaikan dengan desain penelitian
yang digunakan
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitain
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- 58 -
Lampiran 7: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian R&D (bagian isi)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pengembangan
D. Manfaat Pengembangan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DeTesis Teori
B. Penelitian yang relevan
C. Kerangka Pemikiran
D. Produk yang Dihasilkan
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Prosedur Penelitian/ Pengembangan
Tahap I : Studi Pendahuluan
Tahap II : Tahap Pengembangan Model
1. Model Pengembangan (Desain Produk)
2. Validasi Desain
3. Revisi Desain
4. Uji Coba Produk
a. Desain Uji Coba
b. Subjek Uji Coba
c. Jenis Data
d. Instrumen Pengumpulan Data
e. Teknik Analisis Data
5. Revisi Produk
6. Evaluasi dan Penyempurnaan
7. Model Hipotetik (Model Akhir Hasil Revisi pada Tahap Pengembangan
Model)
Tahap III: Tahap Evaluasi/ Pengujian Model
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Awal Produk
B. Hasil Pengujian PErtama
C. Revisi Produk
D. Hasil Pengujian Tahap II
- 59 -
E. Revisi Produk
F. Pengujian Tahap III
G. Penyempurnaan Produk
H. Pembahasan Produk
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK
- 60 -
Lampiran 8: Sistematika penulisan Tesis untuk penelitian Evaluasi Program (bagian isi)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual Evaluasi Program/Kebijakan
B. Deskripsi Program/Kebijakan yang Dievaluasi
C. Hasil Penelitian yang Relevan
D. Model Evaluasi Program/Kebijakan yang Dipilih
E. Kriteria Evaluasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode dan Desain Model Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Instrumen Penelitian
1) Kisi-kisi Instrumen
2) Validasi Instrumen
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- 61 -
Lampiran 9: Nota Pembimbing
NOTA PEMBIMBING
Dr. H. Wawan Sonjaya, M.Pd.
Dosen Program Magister Manajemen Pendidikan Islam
Pascasarjana IAI Bunga Bangsa Cirebon
Nota Dinas
Hal : Tesis Chaliqotul Karima
Kepada Yth.
Direktur Program Magister Pascasarjana
IAI Bunga Bangsa Cirebon
Assalamu alaikum wr wb.
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap tesis Saudara :
Nama : Chaliqotul Karima
NIM : 2016.8.1.1.0072
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Konsentrasi : Pendidikan Dasar dan Menengah
Judul Penelitian : Tunjangan Profesi Guru Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Guru SD Negeri di Kabupaten Cirebon
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam sidang
ujian tesis pada Program Magister Pascasarjana IAI Bunga Bangsa Cirebon.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Cirebon, Oktober 2018
Pembimbing I
Dr. H. Wawan Sonjaya, M.Pd.
NIDN. 2109106602
- 62 -
Lampiran 10: Pedoman Transliterasi Arab - Latin
Pedoman Transliterasi Arab – Latin
A. Transliterasi
Transliterasi merupakan aspek berbahasa yang penting dalam
penulisan skripsi di IAI Bunga Bangsa Cirebon, karena banyak istilah
Arab, nama orang, nama tempat, judul buku, nama lembaga dan lain
sebagainya, yang aslinya ditulis dengan huruf Arab dan harus disalin ke
dalam huruf latin.
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah mengacu pada
keputusan bersama Mentri Agama dan Mentri P dan K Nomor: 158 Tahun
1987-Nomor: 0543 b/u/1987.
1. Konsonan
- 63 -
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Rangkap
Contoh:
كتب Kataba
عرف 'urifa
Kaifa كيف
haula وول
3. Mâdd (Panjang)
لْا َـلـــــــــــــ â
ل لـــــِــ ْا î
ل ـوْاُـ û ـــــــــــ
Contoh:
لك ن Kâna
لدع Dâ'a
Qîla قيل
ل يوول Yaqûlu
4. Tâ’ Marbûţah
Tâ’ Marbûţah hidup transliterasinya adalah /t/. Tâ` arbûţah mati
transliterasinya adalah /h/. Kalau pada suatu kata yang akhir
katanya adalah Tâ` Marbûţah diikuti oleh kata yang menggunakan
- 64 -
kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah maka Tâ`
Marbûţah itu ditransliterasikan dengan /h/. Contoh:
hadîqat al-hayawânât atau hadîqatul حديقة الحيوانات
hayawânât
املدرسة الابتدائية al-madrasat al-ibtidâ`iyyah, atau al-
madrasatul ibtidâ`iyyah
همزة Hamzah
5. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah/tasydîd ditransliterasikan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang diberi tanda syaddah (digandakan).
Contoh:
مّ Allama„ عل
Kurrima كّرم
Yukarriru ييّررر
al-maddu املّدر
6. Kata Sandang
a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah
ditransliterasikan dengan huruf yang mengikuti dan
dihubungkan dengan tanda sambung/hubung.
Contoh:
ad - shalâtu = الصالة
b. Kata sandang diikuti oleh huruf Qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
= الفلق a l - f a l a q u
7. Penulisan Hamzah
a. Bila hamzah terletak di awal kata, maka ia tidak
dilambangkan dan ia seperti alif, contoh:
akaltu = اكلت
- 65 -
b. Bila di tengah dan di akhir ditransliterasikan dengan
apostrof, contoh:
ta’kulûna = ثتكلوور
شيئرررر = syai’un
8. Huruf Kapital
Huruf kapital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan
pada kata sandangnya.
Contoh:
القراو
املدينة املنّورة
املسعودي
= al-Qur’ân
= al-Madînatul Munawwarah
= al-Mas’ûdî
- 66 -
Lampiran 11: Contoh Sampul Proposal Tesis
PENGARUH TUNJANGAN PROFESI GURU
TERHADAP KINERJA GURU SD
DI KABUPATEN CIREBON
PROPOSAL TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh :
Chaliqotul Karima
NIM. 2016.8.1.1.0078
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
Font 14
Times new
Roman
Spasi 1,15
Font 14
Times new
Roman
Diameter Logo 5
cm
Font 12
Times new
Roman
Spasi 1,15
Font 14
Times new
Roman
Spasi 1,15
Font 12
Times new
Roman
1,15 Spasi
- 67 -
Lampiran 12: Contoh Sampul bagian Luar dan bagian Dalam Tesis
PENGARUH TUNJANGAN PROFESI GURU
TERHADAP KINERJA GURU SD
DI KABUPATEN CIREBON
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh :
Chaliqotul Karima
NIM. 2016.8.1.1.0078
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
Font 14
Times new
Roman
Spasi 1,15
Font 14
Times new
Roman
Diameter Logo 5
cm
Font 12
Times new
Roman
Spasi 1,15
Font 14
Times new
Roman
Spasi 1,15
Font 12
Times new
Roman
1,15 Spasi
- 68 -
Lampiran 13:Lampiran Halaman Persetujuan Proposal Tesis
CHALIQOTUL KARIMA
TUNJANGAN PROFESI GURU DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA GURU SDN KABUPATEN CIREBON
Disetujui oleh:
Pembimbing Akademik
ttd.
(……………………………….)
NIDN
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
ttd.
Dr. Dian Widiantari, M.Ag.
NIDN. 2119118201
Font 14
Times new
Roman
Spasi 1,15
Jarak 3 Enter
spasi 1.15
Font 12
Jarak 4 Enter
spasi 1.15
Font 12
Jarak 4 Enter
spasi 1.15
Font 12
Jarak 4 Enter
spasi 1.15
Font 12
- 69 -
Lampiran 14 :Halaman Persetujuan Tesis (Untuk Seminar Hasil)
CHALIQOTUL KARIMA
TUNJANGAN PROFESI GURU DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA GURU SDN KABUPATEN CIREBON
Disetujui oleh:
Pembimbing I,
ttd
(.................................)
NIDN.
Pembimbing II,
ttd
(..............................)
NIDN.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam
ttd.
Dr. Dian Widiantari, M.Ag.
NIDN. 2119118201
Menyetujui
Direktur Pascasarjana
ttd.
Dr. H. Amin Haedari, M.Pd.
NIDK. 8887140017
Font 14
Times new
Roman
Spasi 1,15
Jarak 3 Enter
spasi 1.15
Font 12
Jarak 4 Enter
spasi 1.15
Jarak 3 Enter
spasi 1.15
Jarak 3 Enter
spasi 1.15
Jarak 4 Enter
spasi 1.15
- 70 -
Lampiran 15: Format Rekomendasi Seminar Hasil (Untuk Sidang Tesis)
PENGARUH TUNJANGAN PROFESI GURU TERHADAP
KINERJA GURU SDNEGERI KECAMATAN DEPOK
KABUPATEN CIREBON
CHALIQOTUL KARIMA
NIM. 2016.8.1.1.0078
Tesis revisi berdasarkan Rekomendasi Seminar Hasil pada tanggal 25
bulan Agustus tahun 2018 dan disetujui untuk ujian Sidang Tesis
Penguji Nama Penguji Tanggal
disetujui
Tanda
Tangan
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Penguji I /
Anggota
Penguji II /
Anggota
Font 14
Times new
Roman
Spasi 1,15
Jarak 3 Enter
spasi 1.15
- 71 -
Lampiran 16 :Halaman Pengesahan Tesis (Setelah Revisi Sidang Tesis)
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
Judul : PENGARUH TUNJANGAN PROFESI GURU
TERHADAP KINERJA GURU SDNEGERI
KECAMATAN DEPOK KABUPATEN CIREBON
Nama : Chaliqotul Karima
NIM : 2016.8.1.1.0078
Tanggal Sidang : 10 September 2018
Tesis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.
Cirebon, ..............................
Disahkan oleh,
Ketua,
Dr. H. Amin Haedari, M.Pd.
NIDK. 8887140017
Sekretaris,
Dr. Dian Widiantari, M.Ag.
NIDN. 2119118201
Peguji I,
Dr. H. Wawan Sonjaya, M.Pd.
NIDN. 2109106602
Penguji II,
Dr. H. Affandi Mochtar, MA.
NIDN. 211202621
Jarak 4 Enter
spasi 1.15
Jarak 3 Enter
spasi 1.15
Font 14
- 72 -
Lampiran 17:Lampiran Pernyataan Keaslian Dan Bebas Plagiarisme
PERNYATAAN KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIARISME
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Tunjangan
Profesi Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SDNegeri
Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon.” beserta isinya adalah benar-benar
karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.
Atas pernyataan di atas, saya siap menanggung resiko atau sanksi apapun
yang dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau
ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, Oktober 2019
Yang membuat pernyataan,
Materai 6000
Chaliqotul Karima
NIM. 2016.8.1.1.0078
Jarak 5 Enter
spasi 1.15
- 73 -
Lampiran 18: Persyaratan Seminar Proposal
PERSYARATAN SEMINAR PROPOSAL
Akademik
1. Menyerahkan laporan hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat.
2. Menyerahkan laporan Benchmark dijilid menggunakan cover warna
coklat berlaminasi.
3. Fotocopy (FC) Proposal Tesis rangkap 2, dijilid (cover) plastik mika warna
coklat.
4. Telah diisetujui Pembimbing Akademik dan Ketua Program Studi dengan
dibubuhi tanda tangan. (lihat pada lampiran )
5. FC Sertifikat Pelatihan/ Workshop/ Seminar Kegiatan Mahasiswa /
Pascasarjana sebanyak 5 buah.
6. Map warna kuning.
Keuangan
1. FC Slip pembayaran sampai dengan semester 3 / FC Buku Keuangan.
- 74 -
Lampiran 19 : Ketentuan Seminar Proposal
KETENTUAN SEMINAR PROPOSAL
1. Peserta dapat mengikuti seminar setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
lembaga.
2. Peserta seminar telah hadir diruangan Seminar 15 menit sebelum pembukaan
dimulai.
3. Peserta seminar berpakaian rapih dengan mengenakan jas almamater dan
berdasi (bagi laki-laki).
4. Peserta seminar wajib mengikuti acara pembukaan dan penutupan seminar.
5. Mempresentasikan proposal dalam bentuk power point dan
mempertanggungjawabkan proposal di hadapan penelaah.
6. Menjaga ketertiban dan keamanaan dalam pelaksanaan seminar proposal.
7. Mahasiswa berhak membuat surat izin penelitian ke bagian akademik setelah
proposalnya diseminarkan.
8. Peserta seminar segera melaksanakan rekomendasi perbaikan dari penelaah.
Ditetepkan di : Cirebon
Pada tanggal : 30 Oktober 2019
Direktur,
Dr. Amin Haedari, M.Pd.
NIDK. 8887140017
- 75 -
Lampiran 20 : Persyaratan Seminar Hasil
PERSYARATAN SEMINAR HASIL
1. Menyerahkan foto copy tesis 4 rangkap yang sudah ditanda tangani
pembimbing
2. Mengisi Formulir Pendaftaran
3. Rekomendasi dari bagian keuangan
Cirebon,……………………
Panitia, Mahasiswa
(Nama Lengkap)
- 76 -
Lampiran 21 : Ketentuan Seminar Hasil
KETENTUAN SEMINAR HASIL
1. Peserta dapat mengikuti seminar hasil setelah memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh lembaga.
2. Peserta seminartelah hadir diruangan Seminar 15 menit sebelum pembukaan
dimulai.
3. Peserta seminarberpakaian rapih dengan mengenakan jas almamater dan
berdasi (bagi laki-laki).
4. Peserta seminarwajib mengikuti acara pembukaan dan penutupan seminar.
5. Mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan proposal dihadapan
penelaah.
6. Menjaga ketertiban dan keamanaan dalam pelaksanaan seminar proposal.
7. Peserta seminar segera melaksanakan rekomendasi perbaikan dari
penelaah.
8. Mahasiswa berhak membuat surat ijin penelitian ke bagian akademik setelah
proposalnya diseminarkan.
Ditetepkan di : Cirebon
Pada tanggal : 30 Oktober 2019
Direktur,
Dr. Amin Haedari, M.Pd.
NIDK. 8887140017
- 77 -
Lampiran 22 : Persyaratan Sidang Tesis
RINCIAN PERSYARATAN
1. Mengisi Formulir Pendaftaran yang sudah disediakan dalam bentuk
hardcopy dan data sidang melalui online
2. Menyerahkan Foto copy tesis rangkap 4 yang dijilid biasa disertai dengan
map kertas warna kuning
3. Menyerahkan hand out Tesis sebagai bahan presentasi sidang dalam bentuk
power point
4. Foto copy Ijazah S1 sebanyak 2 (dua)rangkap
5. Pas Foto dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pas photo berukuran 3x4 = 10 Lembar dengan menggunakanKertas
Foto (Doff) disertai softcopy (CD)
b. Latar belakang berwarna biru
c. Ketentuan pakaian Laki – laki berjas almamater, baju putih, dasi
hitam, dan boleh berkopiah boleh tidak. Perempuan berjas
almamater, baju putih, dan kerudung putih.
6. Foto copy Transkip Nilai Akademik sementara yang diverifikasi dan diparaf
Ketua Program Studi
7. Foto copy Sertifikat Kegiatan Pengabdian Masyarakat
8. Foto copy Sertifikat Benchmark
9. Foto copy sertifikat kegiatan yang ruang lingkupnya meliputi:
a. Seminar Manajemen Pendidikan
b. Workshop Manajemen Pendidikan
c. Pelatihan Penulisan Tesis
d. Pelatihan Aplikasi Pendidikan
10. Foto Copy Bebas Administrasi Keuangan dengan bukti keterangan lunas
Cirebon,……………………
Panitia, Mahasiswa
(Nama Lengkap)
- 78 -
Lampiran 23 : Ketentuan Sidang Tesis
KETENTUAN SIDANG TESIS
1. Peserta dapat mengikuti sidang setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
lembaga.
2. Peserta Sidang telah hadir diruangan sidang 15 menit sebelum pembukaan
sidang dimulai.
3. Peserta Sidang berpakaian rapih dengan mengenakan jas almamater dan berdasi
(bagi laki-laki).
4. Peserta Sidang wajib mengikuti acara pembukaan dan penutupan sidang.
5. Mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan tesis dihadapan pimpinan,
sekretasris dan penguji sidang.
6. Menjaga ketertiban dan keamanaan dalam pelaksanaan sidang.
7. Peserta sidang yang dinyatakan lulus untuk segera melaksanakan
rekomendasi perbaikan tesis penguji sidang maksimal 1 bulan setelah
pelaksanaan sidang.
8. Tesis yang telah diperbaiki dan ditanda tangani oleh penguji, sekretaris dan
pimpinan kemudian disetorkan ke bidang akademik sebanyak 2 rangkap
hardcover Tesis dan softcopytesis diupload pada aplikasi e campuspaling
lambat 1 bulan setelah pelaksanaan sidang munaqosah sebagai syarat proses
pembuatan ijazah.
9. Ketentuan tersebut diatas untuk dapat dilaksanakan dan diindahkan.
Ditetepkan di : Cirebon
Pada tanggal : 30 Oktober 2019
Direktur,
Dr. Amin Haedari, M.Pd.
NIDK. 8887140017
- 79 -
Lampiran 24 : Contoh Format Pengaturan Kertas Tesis
FORMAT PENGATURAN KERTAS
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
------------------------------------------------
3
2,5
2,5
2,5
25,7
18,2
- 80 -
Lampiran 25 : Daftar Nama Dosen Pascasarjana
No. Nama NIDN /
NIDK No. Telepon
1. Dr. H. Oman Fathurohman, M.A.
2. Dr. H. Amin Haedari, M.Pd. 8887140017 081282551956
3. Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag. 2028107102 082129128969
4. Prof. Dr. Hj. Etty Nurhayati, M.Si. 2013125901 085923115081
5. Dr. Dian Widiantari, M.Ag. 2119111801 081320533379
6. Dr. H. Affandi Mochtar, MA. 2112026201 081284131424
7. Dr. H. Wawan Sonjaya, M.Pd. 2109106602 082317400313
8. Dr. H. Endang Saputra, M.Pd. 8805860018 081313141563
9. Dr. Maksum, M.S.I 2106047002
10. Dr. H. Nurul Iman Mustopa, M.Ag. 2119067302
11. Dr. H. Muhsin An Syadilie, M.S.I. 9990311081 081323740192
12. Drs. Sulaiman, M.M.Pd. 2118096201 081324530033
13. Dr. H. Adib, M.Ag. 2015057403 081330044344
14. Dr. H. Kidup Supriyadi, M.Pd. 081293956667
15. Dr. H. Idrus Alwi, M.Pd. 081399999984
16. Dr. H. Zaenal Mukarom, M.Si. 081321865678
17. Dr. Mumun Munawaroh
18. Dr. Asep Mulyana, M.Si.
19. Dr. H. Toto Toharuddin, M.Pd. 085224265992
20. Dr. Iffan Ahmad Gufron, M.Phil. 2112088001 081392559202
21. Dr. Amirudin, M.M. 2108047701 087828877522
22. Dr. Ferry Muhammadsyah Siregar, M.A. 082111666140
23. Dr. H. Pendi Sutatnto, M.Pd 081312091511
24. H. Casta, M.Pd. 085224033068
25. Durrahman, M.M.Pd. 087821390051
26. Agus Dian Alirahman, M.Pd.I 2112088401 082127692371
- 81 -
Lampiran 26: Instrumen Bimbingan Tesis (Diisi setiap kali bimbingan)
INSTRUMEN BIMBINGAN TESIS
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
Nama Mahasiswa : ………………………………….…
NIM : …………………………….………
Pembimbing Tesis : 1. …………………………………
2. …………………………………
Judul Tesis :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
Pertemua
n ke-
Hari,
Tanggal
Catatan / Rekomendasi dari
Pembimbing I
Tanda Tangan
Pembimbing I
1
2
3
- 82 -
4
5
6
7
8
- 83 -
INSTRUMEN BIMBINGAN TESIS
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
Nama Mahasiswa : ………………………………….…
NIM : …………………………….………
Pembimbing Tesis : 1. …………………………………
2. …………………………………
Judul Tesis :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
Pertemua
n ke-
Hari,
Tanggal
Catatan / Rekomendasi dari
Pembimbing II
Tanda Tangan
Pembimbing II
1
2
3
- 84 -
4
5
6
7
8