Date post: | 07-Jul-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | ferdiyantolayuck |
View: | 213 times |
Download: | 0 times |
PROTEKSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA TERHADAP TEGANGAN TIDAK SEIMBANG BERBASIS MIKROKONTROLER
A MICROCONTROLLER-BASED CIRCUITFOR THREE-PHASE INDUCTION MOTOR PROTECTIONAGAINST UNBALANCE VOLTAGE
Christian Lumembang !)
Abstract. Unbalance voltage supplied to three-phase induction motors can cause damage, especially to their rotor. Most induction motors are only protected against overload and short circuit problems. This research project proposed a microcontroller-based circuit design to protect induction motors against unbalance voltage problems. The design is implemented on three-phase four pole 1500 rpm 380 Volt Y connected induction motor, using a PIC 16C71 microcontroller. The microcontroller is programmed to shut the motor down by opening all relays contractors, when the percentage of voltage unbalance exceeds the maximum allowable value of 2%. The system operates instantaneously without delay. To avoid the short cycling condition, after completing a tripping process, a period of 10 µs is set before starting the next computation. The unbalance level of voltage is also monitored through an Liquid Crystal Diode (LCD) or seven segment display.
Abstrak. Suplai tegangan yang tidak seimbang ke motor induksi tiga fasa dapat menyebabkan kerusakan pada motor, utamanya pada rotor. Proteksi terhadap motor induksi pada umumnya masih ditekankan pada proteksi terhadap beban lebih dan gangguan hubung singkat. Penelitian ini bertujuan mengkaji dan mendisain sistem proteksi motor induksi tiga fasa terhadap efek tegangan tidak seimbang berbasis Programmable Interface Controller (PIC). Operasi sistem didukung dengan bahasa pemrograman dari jenis bahasa mesin berupa bahasa assembly, sesuai dengan bahasa pemrograman yang cocok untuk mikrokontroler PIC. Penelitian dilakukan dengan menggunakan motor induksi tiga fasa empat kutub, 380 Volt, hubungan wye, 1 kW, 1500 rpm. Sistem ini dapat memenuhi fungsi proteksi yaitu melepaskan motor induksi dari sistem suplai dengan cara membuka kontak-kontak kontaktor jika ketidakseimbangan tegangan sudah melebihi batas maksimum yang diizinkan (dalam penelitian ini ditetapkan 2%). Sistem proteksi berbasis mikrokontroler ini direncanakan bekerja tanpa waktu tunda. Pengendalian dilakukan dengan mengendalikan sebuah rele dalam rangkaian pengasutan (starting circuit) dengan bantuan mikrokontroler PIC 16C71. Untuk menghindari kondisi short cycling, setiap kali sistem menyelesaikan proses tripping, diberikan selang waktu 10 µs sebelum memulai proses komputasi berikutnya. Selain untuk fungsi proteksi, sistem ini juga dapat digunakan untuk memantau level tegangan pada setiap fasa dan pada saat yang sama menampilkan level ketidakseimbangan tegangan melalui tampilan pada Liquid Cristal Diode (LCD) atau seven segment.
Kata Kunci : Motor induksi, Tegangan tidak seimbang, Proteksi, Mikrokontroler1) Dosen Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang
PENDAHULUAN
Tegangan tidak seimbang dipandang sebagai salah satu persoalan kualitas
daya listrik pada level distribusi. Meskipun tegangan benar-benar seimbang pada
sisi generator dan level transmisi, tegangan pada level distribusi dapat menjadi
tidak seimbang akibat impedansi sistem yang tidak sama atau operasi dan
distribusi beban satu fasa yang tidak sama pada sistem distribusi tiga fasa.
Motor induksi tiga fasa (selanjutnya akan dituliskan motor induksi)
memegang peranan penting sebagai motor penggerak mesin-mesin produksi
dalam proses produksi. Dalam pengoperasiannya, motor induksi sering
mengalami gangguan atau kondisi operasi tidak normal, baik yang terjadi di
dalam motor induksi maupun yang terjadi pada jaringan yang menyuplai daya
listrik ke motor. Gangguan dan kondisi operasi tidak normal yang terjadi dapat
menimbulkan kerusakan pada motor yang akhirnya akan mengurangi umur
ekonomis motor dan menambah biaya perbaikan.
Kebanyakan sistem proteksi yang diterapkan pada proteksi motor induksi
pada umumnya ditujukan pada proteksi terhadap beban lebih dan proteksi
terhadap hubung singkat. Salah satu kondisi operasi tidak normal yang banyak
terjadi, bahkan boleh dikatakan berlangsung terus-menerus adalah operasi motor
induksi pada kondisi suplai tegangan tidak seimbang (unbalance voltage)
Efek yang ditimbulkan oleh kondisi suplai tegangan yang tidak seimbang,
bergantung pada tingkat ketidakseimbangan tegangan (voltage unbalance rate).
Selanjutnya, akibat ketidakseimbangan suplai tegangan maka pembebanan motor
tidak dapat mencapai beban nominal (menurut name plate), karena dalam kondisi
tegangan tidak seimbang, motor akan mengalami penurunan kapasitas (derating).
Kondisi ketidakseimbangan tegangan yang maksimum terjadi pada waktu
salah satu fasa dari suplai tegangan tiga fasa putus (phase failure), yang biasa
disebut kondisi operasi satu fasa (single phasing operation). Kondisi ini akan
menimbulkan kerusakan yang lebih serius. Mengingat efek yang ditimbulkan oleh
kondisi tegangan yang tidak seimbang terhadap motor induksi, maka perlu
dipertimbangkan untuk melengkapi motor induksi dengan sistem proteksi
terhadap kondisi suplai tegangan yang tidak seimbang.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apa yang menyebabkan ketidakseimbangan tegangan.
2. Berapa besar tingkat ketidakseimbangan tegangan yang dapat
menyebabkan kerusakan motor induksi.
3. Bagaimana menyesuaikan pembebanan motor induksi dengan level
ketidakseimbangan suplai tegangan ke motor induksi.
4. Bagaimana mendisain sistem protesi berbasis mikrokontroler untuk
memproteksi motor induksi terhadap tegangan tidak seimbang.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Untuk menjelaskan penyebab ketidakseimbangan tegangan.
2. Untuk menentukan tingkat ketidakseimbangan tegangan yang
menyebabkan kerusakan motor induksi.
3. Untuk menyesuaikan pembebanan motor induksi dengan level
ketidakseimbangan suplai tegangan.
4. Mendisain prorotipe sistem proteksi berbasis mikrokontroler untuk
memproteksi motor induksi terhadap tegangan tidak seimbangan.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan
kepada para teknisi listrik dan operator sistem kelistrikan tentang akibat yang
ditimbulkan oleh kondisi suplai tegangan yang tidak seimbang terhadap motor
induksi, sehingga dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan dan dalam
merencanakan sistem proteksi untuk motor induksi, proteksi terhadap tegangan
tidak seimbang juga dipertimbangkan.
Permasalahan yang menjadi pokok perhatian dalam penelitian ini akan
ditekanan pada masalah pendeteksian kondisi ketidakseimbangan suplai tegangan
dan sistem proteksi berbasis mikrokontroler yang dapat diterapkan untuk
memproteksi motor induksi yang ditimbulkan oleh kondisi tegangan tidak
seimbang. Masalah dibatasi pada pendeteksian, perhitungan persentase
ketidakseimbangan tegangan dan proses keputusan apakah motor harus diisolir
(tripped) dari sistem atau tidak.
Menurut B. L. Theraja (1975), secara umum konstruksi dan prinsip kerja
motor induksi dapat dituliskan sebagai berikut.
a. Motor induksi terdiri atas bagian statis yang disebut stator dan bagian
berputar yang disebut rotor. Rotor motor induksi ada dua tipe yaitu rotor
sangkar (cage rotor) dan rotor belitan (wound rotor).
b. Pada waktu kumparan stator tiga fasa dihubungkan ke sumber tegangan
tiga fasa, maka fluks seragam yang berputar dibangkitkan yang
besarnya 1,5 Φm dan berputar dengan kecepatan sinkron Ns. (Φm adalah
fluks maksimum dari setiap fasa)
c. Slip didefenisikan sebagai perbedaan antara ecepatan sinkron Ns dengan
kecepatan rotor N.
d. Kecepatan sinkron diperoleh dengan persamaan (1)
(1)
dimana :
f = frekuensip = jumlah kutub
e. Torka yang dibangkitkan pada rotor dinyatakan dengan persamaan (2)
(2)
dimana E2 = GGL induksi dalam rotor/fasa.
f. Torka pengasutan (starting torque) motor induksi dinyatakan dengan
persamaan (3)
(3)
dimana :
R2 = resistansi rotor/fasa dan X2 = reaktansi rotor/fasa
g. Torka pengasutan akan maksimum jika R2 = X2
h. Torka motor induksi dalam keadaan berputar
(4)
i. Nilai torka maksimum dalam keadaan berputar akan terpenuhi jika R2 =
sX2. Nilai torka maksimum dinyatakan dengan :
(5)
atau
(6)
j. Hubungan antara torka dan slip pada nilai slip yang tinggi dinyatakan
dengan :
(7)
k. Hubungan antara torka maksimum (T maks) dengan torka beban penuh
(Tf) dinyatakan oleh :
(8)
dimana :
a = R2/X2
l. Hubungan antara torka pada saat macet (stalling) Ts dengan torka
maksimum adalah :
(9)
m. Torka total pada rotor yang biasa disebut torka otor (gross torque, TG),
diberikan oleh :
(10)
n. Rugi tembaga rotor = TG x 2π (Ns – N) (11)
o. Masukkan rotor, rugi tembaga kotor, dan slip dihubungkan dengan
pernyataan :
(12)
p. Keluaran kotor rotor, masukkan rotor, kecepatan rotor, kecepatan sinkron
dan slip dihubungkan dengan pernyataan:
(13)
q. Rugi tembaga rotor dan keluaran rotor dihubungkan dengan pers. (14):
(14)
r. Distribusi daya dalam motor induksi diperlihatkan pada bagan seperti pada
Gambar 1.
Secara umum sistem proteksi yang diterapkan pada motor induksi
dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu :
1. Proteksi terhadap beban lebih (Overload Protection)
2. Proteksi terhadap hubung singkat (Short Circuit Protection)
Peralatan proteksi yang digunakan untuk kedua sistem proteksi diatas
adalah peralatan proteksi beban lebih (Overload Protective Devices, OLPD) dan
peralatan proteksi hubung singkat (Short Circuit Protective Devices, SCPD).
Peralatan hubung (switchgear) yang digunakan untuk kendali motor
induksi dikelompokkan atas dua jenis yaitu :
1. Kontaktor dan sekring berkapasitas pemutusan yang tinggi (High
Rupturing Capacity Fuse, HRC Fuse) dan rele thermal arus lebih (Thermal
Overcurrent Relay), untuk motor dengan kapasitas daya sampai dengan
150 hp
2. Pemutus daya (Circuit Breaker) bersama rele proteksi direkomendasikan
untuk motor yang kapasitasnya lebih dari 150 hp.
Masukkan motor ke stator
Rugi tembaga dan rugi besi stator
Masukkan ke rotor melalui celah udara
Rugi tembaga rotor Daya mekanik yang dibangkitkan atau
Torka kotor (Gross Torque)
Rugi Angin atau Gesekan Luaran Rotor atau BHP
Gambar 1. Bagan Distribusi Daya dalam Motor Induksi(B. L. Thereja, 1975)
Kondisi operasi tidak normal motor induksi tiga fasa yang harus
diantisipasi dengan sistem proteksi antara lain :
1. Beban lebih mekanik yang meliputi beban lebih yang bertahan, pengasutan
yang lama, macet (Stalling)
2. Kondisi suplai tidak normal, meliputi tegangan tidak seimbang
(Unbalance Voltage), pembalikan urutan fasa tegangan suplai (Phase
Reversal), Tegangan lebih (Overvoltage) dan tegangan kurang
(Undervoltage).
3. Gangguan dalam sistem dan rangkaian pengasutan yang meliputi fasa
putus (Phase Failure), sekring salah satu fasa putus (Single Phasing),
hubung singkat dalam kabel suplai.
4. Gangguan dalam motor induksi antara lain, gangguan antar fasa, gangguan
fasa ke bumi, fasa terbuka, kegagalan mekanik.
Menurut Ravindranath (1977), faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
merencanakan sistem proteksi untuk motor induksi adalah faktor teknik dan faktor
ekonomi. Faktor teknik dimaksudkan untuk mencapai keandalan siostem proteksi
dari segi teknik dan faktor ekonomis dipertimbangkan untuk menerapkan sistem
proteksi yang dapat diterima secara ekonomis. Secara ekonomis,
direkomendasikan bahwa biaya sistem proteksi sedapat mungkin hanya sebesar
5% dari harga motor induksi yang diproteksi. Untuk menggabungkan kedua aspek
tersebut, maka pemilihan sistem proteksi untuk motor induksi secara umum
didasarkan pada :
1. Kapasitas daya (horse power) dan tegangan nominal motor
2. Tipe motor, rotor belitan atau rotor sangkar
3. Tipe alat hubung, alat kendali, dan sistem pengasutan
4. Harga motor dan beban
5. Tipe beban, arus pengasutan, dan kondisi tidak normal yang mungkin
terjadi.
Untuk motor induksi berkapasitas besar, sistem proteksi biasanya
diberikan untuk kebutuhan proteksi terhadap :
1. Gangguan dalam belitan motor
2. Tegangan suplai kurang (undervoltage)
3. Beban lebih (overload)
4. Ketidakseimbangan fasa dan operasi satu fasa (single phasing)
5. Pembalikan fasa
6. Tegangan lebih akibat surja hubung.
Tipe-tipe rele proteksi yang tersedia untuk proteksi motor induksi dapat
berupa
1. Proteksi thermal
2. Proteksi thermal, proteksi arus lebih (instantaneous overcurrent relay)
3. Proteksi thermal, proteksi arus lebih, proteksi ketidakseimbangan
tegangan, proteksi terhadap operasi satu fasa
4. Proteksi thermal, proteksi arus lebih, proteksi ketidakseimbangan
tegangan, proteksi operasi satu fasa, proteksi gangguan hubung singkat ke
bumi.
Proteksi terhadap gangguan hubung singkat yang menggunakan
Instantaneous overcurrent relay disetel 4 sampai 8 kali arus beban penuh,
sedangkan untuk proteksi terhadap gangguan ke bumi dengan menggunakan
Instantaneous Earth Fault Relay disetel pada 0,2 sampai 0,2 kali arus beban
penuh (Ravindranath, 1977).
Menutur Cumming, John R Dunki, Jacob, Robert H Kerr (1985), suplai
tegangan ke motor induksi tiga fasa dapat menjadi tidak seimbang adalah akibat
dari hal-hal berikut :
1. Distribusi beban satu fasa yang tidak merata pada sistem distribusi
tiga fasa yang menyuplai motor induksi
2. Terputusnya sekring dalam sistem perbaikan faktor daya
3. Hubung singkat tidak simetris di luar motor
4. Hilangnya satu fasa dari suplai tiga fasa
Tegangan tidak seimbang menimbulkan arus urutan fasa negatip. Arus
urutan fasa negatip menimbulkan m,edan magnet putar yang berputar dalam arah
yang berlawanan dengan medan magnet yang ditimbulkan oleh arus urutan fasa
positip. Medan magnet tersebut menginduksikan arus dalam bodi dan konduktor
rotor yang menyebabkan kenaikan panas akibat rugi-rugi tembaga.
Namun demikian pada batas letidakseimbangan yang diizinkan, motor
tidak harus diputuskan dari sistem suplai. Pembebanan motor yang diizinkan
tergantung pada persentase ketidakseimbangan tegangan dan perbandingan
impedansi urutan positip terhadap impedansi urutan negatip seperti yang
diperlihatkan dalam tabel 1.
Jika proteksi ketidakseimbangan tegangan tidak diberikan, maka motor
harus dikurangi bebannya 40% sampai 60% dari kapasitas beban penuh.
Hubungan antara tingkat ketidakseimbangan tegangan dengan peningkatan rugi
daya dalam belitan stator dan rotor diperlihatkan pada tabel 2.
Tabel 1. Hubungan Ketidakseimbangan Tegangan dengan Faktor Penurunan Kapasitas (Derating Factor) Motor Induksi
Ketidakseimbangan Tegangan(V2/V1) x 100 %
Faktor Penurunan Kapasitas
158101215
-0,960,920,90,90,9
-0,930,880,80,70,4
-0,90,720,560,30
Sumber: M. Titarenko, I Noskov Dukelsky (1985)
Catatan :
1. Faktor tersebut diterapkan jika proteksi ketidakseimbangan tegangan tidak diberikan
2. (Z1/Z2) secara pendekatan sama dengan perbandingan arus pengasutan terhadap arus beban penuh
3. Z1 = Impedansi urutan positip, Z2 = Impedamnsi urutan negatip, V1 = Tegangan urutan positip, V2 = Tegangan urutan negatip.
Menurut NEMA, tegangan tidak seimbang dapat menimbulkan
ketidakseimbangan arus stator antara 6 sampai 10 kali persentase
ketidakseimbangan tegangan. Hal ini menimbulkan efek pemanasan lebih akibat
kenaikan temperatur yang sebanding dengan dua kali kuadrat persentase
ketidakseimbangan tegangan (J.R. Dunki, 1985).
Tabel 2. Hubungan Ketidakseimbangan Tegangan dengan Kenaikan Rugi
Daya Stator dan Rotor
Ketidakseimbangan
tegangan (%)
Kenaiakan rugi daya
stator (%)
Kenaikan rugi
daya rotor (%)
0
2
3
5
0
2
6
15
0
2
30
75
Sumber: M. Titarenko, I Noskov Dukelsky (1985)
Menurut konsep setengah umur (half life concept) pengoperasian motor
induksi secara terus menerus pada temperatur 10o C lebih dari dari temperatur
nominal akan menyebabkan motor induksi tersebut berkurang umurnya menjadi
setengah umur yang semestinya bila dioperasikan secara terus menerus pada
temperatur nominalnya.
Kondisi ketidakseimbangan maksimum terjadi pada saat salah satu fasa
hilang dari suplai tiga fasa. Operasi motor induksi dalam kondisi tersebut disebut
operasi satu fasa (single phasing). Menurut Lyle (1985), selama operasi satu fasa,
arus dalam fasa yang normal akan naik sebesar √3 kali arus beban penuh. Kondisi
tersebut menimbulkan efek pemansan lebih.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 4 bulan di Laboratorium
Kontrol Politeknik Negeri Ujung Pandang. Bahan uji yang digunakan berupa satu
unit motor induksi tiga fasa, empat kutub, 380 V, hubungan Wye, 1500 rpm dan
rangkaian uji menggunakan PIC 16C71.
Penelitian ini diawali dengan studi pustaka, rancang bangun sistem dan
pembuatan perangkat lunak untuk pendukung operasi sistem. Pendeteksian
ketidakseimbangan tegangan dilakukan dengan rangkaian sensor tegangan dan
mikro kontroler. Rangkaian lenbgkap dapat dilihat pada gambar 2. Untuk kondisi
batas operasi ditetapkan ketidakseimbangan maksimum yang diizinkan sebesar
2% (menurut NEMA maksimum 5%). Analisis dilakukan dengan rumus
matematis yang cukup sederhana, sementara perangkat lunak dibuat dalam bahasa
assembler yang cocok untuk mikrokontroler PIC 16C71. Perangkat lunak dibuat
dengan bantuan personal komputer kemudian ditransfer kedalam PIC 16C71
memanfaatkan fasiltas PIC START.
Algoritma program yang digunakan untuk oeprasi sistem dapat dituliskan
sebagai berikut :
1. Baca tegangan pada setiap fasa ( Va, Vb, Vc)
2. Hitung tegangan rata-rata (Vrata)
3. Hitung deviasi tegangan
4. Cari deviasi maksimum tegangan
5. Hitung persentase ketidakseimbangan tegangan
6. Bila persentase ketidakseimbangan tegangan melebihi nilai 2%, maka rele
dalam rangkaian pengasutan akan pick up, sehingga rangkaian pengasutan
deenergize dan kontak-kontak kontaktor utama terbuka untuk memutuskan
suplai tegangan ke motor induksi. Bila persentase ketidakseimbangan
tegangan lebih kecil dari 2%, maka proses komputasi akan dimulai
kembali.
7. Pada setiap akhir proses tripping, diberikan waktu tunda 10 µs untuk
mengurangi efek short cycling.
Diagram alir program (program flow chart) diperlihatkan secara garis
besar pada gambar 2.
Gambar 2 Diagram alir program untuk operasi sistem proteksi motor induksi berbasis mikrokontroler
Ketidakseimbangan tegangan dihitung dengan pers. (15)
(15)
Nilai rata-rata tegangan diperoleh dengan pers. (16)
(16)
Deviasi maksimum diperoleh dari selisih tegangan fasa terbesar dengan nilai
rata-rata tegangan seperti pers. (17).
(17)
Ada dua kondisi yang diinginkan yaitu :
1. Pada saat pengasutan (starting) sistem akan mendeteksi kondisi tegangan
suplai. Jika nilai ketidakseimbangan tegangan melebihi 2%, maka motor
tidak akan start.
2. Pada watu motor sedang beroperasi dan nilai ketidakseimbangan tegangan
melebihi 2% , maka sistem proteksi akan melepaskan motor dari sistem
suplai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rangkaian hasil rancang bangun untuk proteksi motor induksi terhadap
tegangan tidak seimbang diperlihatkan pada gambar 3
Gambar 3. Rangkaian proteksi motor induksi terhadap tegangan tidak seimbang berbasis mikrokontroler.
Sistem proteksi berbasis mikrokontroler yang didisain untuk mendeteksi
dan memproteksi motor induksi terhadap suplai tegangan tidak seimbang dapat
memberikan solusi untuk meminimalkan kerusakan motor induksi yang
disebabkan oleh suplai tegangan tidak seimbang.
Rangkaian sensor tegangan berfungsi untuk secara terus-menerus
mendeteksi level tegangan pada setiap fasa. Keluaran tegangan rangkaian sesnsor
diatur dengan menggunakan potensiometer untuk mendapatkan tegangan yang
sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan untuk operasi PIC 16C71 sebesar 5 V.
Keluaran tegangan rangkaian sensor menjadi masukan ke PIC 16C71.
Masukan tersebut diproses dalam PIC 16C71 dengan bantuan program yang sudah
direkam ke dalam PIC 16C71. Keluaran PIC 16C71 mengendalikan sebuah rele
dalam rangkaian pengasutan. Kondisi rele ditentukan oleh hasil eksekusi program
terhadap data masukan ke PIC 16C71.
Pengukuran dan pengujian operasi sistem dilakukan dengan regulator
tegangan ac untuk membuat simulasi ketidakseimbangan pada ketiga fasa dari
sistem tiga fasa untuk memperoleh tingkat ketidakseimbangan yang dapat
membuat rele bekerja (pick up). Untuk simulasi ketidak seimbangan digunakan
potensiometer karena sulit untuk mendapatkan transformator tegangan yang
mempunyai daerah linier yang cukup panjang. Hasil Pengukuran secara acak
diperlihatkan pada tabel 3. Persentase ketidakseimbangan yang ditampilkan
adalah hasil perhitungan dengan bantuan program yang telah direkam ke dalam
PIC 16C71.
Tabel. 4. Hasil Pengujian sistem
Va
Volt acVb
Volt acVc
Volt ac%UV Kondisi
Rele
255 255 255 0
250 255 255 0,6248 255 255 0,9241 255 255 1,8236 255 255 2,5 Pick Up
232 255 255 3,1 Pick Up255 250 255 0,6248 250 255 1,5255 238 255 2,2 Pick Up232 232 255 6,3 Pick Up243 255 255 1,5255 238 238 4,6 Pick Up255 238 248 3,2 Pick Up255 249 250 1,4255 243 234 4,5 Pick Up255 255 248 0,9255 255 246 1,1255 255 243 1,6255 255 238 2,2 Pick Up255 248 255 1,0255 246 255 1,2250 239 255 2,8 Pick Up246 234 255 4 Pick Up220 215 210 2,3 Pick Up205 215 210 2,4 Pick Up220 218 216 0,9216 212 210 1,5215 210 215 0,7210 220 205 3,9 Pick Up220 210 205 3,9 Pick Up220 220 220 0230 230 230 0210 210 210 0
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kondisi
operasi yang diinginkan dapat dipenuhi dimana pada saat ketidakseimbangan
sudah melebihi 2% maka motor terlepas dari sistem suplai. Pada kondisi dimana
level ketidakseimbangan mendekati atau sanagat dekat dengan 2% terjadi proses
ON – OFF pada kontak rele. Hal tesebut menyebabkan motor berada pada kondisi
short cycling. Hal tersebut menjadi masalah baru yang harus dicarikan
penyelesaian. Untuk pengembangan lebih lanjut, perlu dipikirkan untuk
mengintegrasikan sistem proteksi lain ke dalam sistem proteksi berbasis
mikrokontroler ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bains, Pal Malhotra, 1985. Power System Protection. McGraw-Hill Publishing Co. Limited. New Delhi
B.L. Theraja, 1975. Electrical Power Engineering Handbook. McGraw-Hill Publishing Co. Limited. New Delhi
Cummings, John R Dungki – Jacob, Robert H Kerr, 1985. Protection of Induction Motors Against Unbalance Voltage Operastion. IEEE
J.R. Dunki – Jacob, Robert H Kerr, 1985. Quantitative Analysis Of Grouped Single-Phased Induction Motors. IEEE
John Ivone, 2000. Pic Microcontroller Project Boook. McGraw-Hill. New York
Lyle L. Gleason, W.A. Elmore, 1978. Protection of Three Phase Induction Motors Against Single Phase Operation. IEEE
Richard Barnett, Larry O’cull, Sarah, 2004. Embedded C Programming And The Microchip PIC. Thomson Delmar Learning. Canada
WWW.ssac.com. Motors Protecto Technical Help 1-800-377-ssac(7722) (diakses 2 Maret 2005)
WWW.ssac.com. Unbalance Voltage On Polyphase Induction Motors. (Diakses 2 Maret 2005)
WWW.Industrialproductionfinders.com. Motor Protection relays. (Diakses 2 Maret 2005)
WWW.Industrialproductionfinders.com. Phase Failure, Phase Unbalance & Under, Overvoltage Relays.
(Diakses 2 Maret 2005)
WWW.rockwellautomation.com. Ismart Motor Controller (Diakses 2 Maret 2005)