of 54
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
1/54
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini
merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan
berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 200, se!ara global penyakit ini
akan menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang, menggantikan
kematian akibat in"eksi. #iperkirakan bah$a diseluruh dunia, PJK pada tahun
2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar %&' dari seluruh
kematian. #i Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit
sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian,
yakni sebesar 2&,'.
indrom Koroner *kut (K*) adalah salah satu mani"estasi klinis
Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan
kematian. K*, merupakan PJK yang progresi" dan pada perjalanan penyakitnya,sering terjadi perubahan se!ara tiba+tiba dari keadaan stabil menjadi keadaan tidak
stabil atau akut. ekanisme terjadinya K* adalah disebabkan oleh karena proses
pengurangan pasokan oksigen akut atau subakut dari miokard, yang dipi!u oleh
adanya robekan plak aterosklerotik dan berkaitan dengan adanya proses in"lamasi,
trombosis, vasokonstriksi dan mikroembolisasi.
-erdasarkan anamnesis, pemeriksaan "isik, pemeriksaan
elektrokardiogram (K/), dan pemeriksaan marker jantung, indrom Koroner
*kut dibagi menjadi 1I, 1I, dan 3*P. 1erapi a$al pada pasien
dengan diagnosis kerja kemungkinan K* atau K* atas dasar keluhan angina,
sebelum ada pemeriksaan K/ dan marker jantung adalah mor"in, oksigen, nitrat,
aspirin yang dapat diberikan semua atau bersamaan. 2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
2/54
I.2 Rumusan Masalah
-erdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui de"inisi,
klasi"ikasi, epidemiologi, "aktor resiko, pato"isiologi, mani"estasi klinis,diagnosis, penatalaksanaan , komplikasi, prognosis dan pen!egahan dari sindrom
koroner akut.
I.3 Tujuan Penulsan
emahami de"inisi, klasi"ikasi, epidemiologi, "aktor resiko,
pato"isiologi, mani"estasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan , komplikasi,
prognosis dan pen!egahan sindrom koroner akut.
eningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
3/54
BAB II
TIN!AUAN PU"TA#A
II.1 De$ns
indrom koroner akut adalah gabungan gejala klinik yang menandakan
iskemia miokard akut, yang terdiri dari in"ark miokard akut dengan elevasi
segmen 1 (ST segment elevation myocardial infarction = STEMI ), in"ark
miokard akut tanpa elevasi segmen 1 (non ST segment elevation myocardial
infarction = NSTEMI ), dan angina pe!toris tidak stabil (unstable angina pectoris
4 3*P). Ketiga kondisi tersebut berkaitan erat, hanya berbeda dalam derajat
beratnya iskemia dan luasnya jaringan miokardiaum yang mengalami nekrosis.%
3*P dan 1I merupakan suatu kesinambungan dengan kemiripan
pato"isiologi dan gambaran klinis. Perbedaan antara angina pe!toris tidak stabil (3*P)
dengan in"ark miokard akut tanpa elevasi segmen 1 (1I) adalah apakah iskemi
yang ditimbulkan !ukup berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan miokardium,
sehingga adanya marker kerusakan miokardium dapat diperiksa. -ila ditemukan
peningkatan en5im+en5im jantung, maka diagnosis adalah 1I6 sedangkan bila
en5im+en5im jantung tidak meninggi, maka diagnosis adalah 3*.
Pada 3*P dan 1I, pembuluh darah terlibat tidak mengalami oklusi
total sehingga dibutuhkan stabilisasi plak untuk men!egah progresi, thrombosis
dan vasokonstriksi. Penentuan 1roponin I71 adalah !iri paling sensitive dan
spe!i"ik untuk nekrosis miosit dan penentuan pathogenesis dan alur pengobatan.
3*P dan 1I merupakan *8 yang ditandai oleh ketidakseimbangan
pasokan dan kebutuhan oksigen miokardium.
II.2 #las$kas
-erdasarkan anamnesis, pemeriksaan "isik, pemeriksaan
elektrokardiogram (K/), dan pemeriksaan marker jantung, indrom Koroner
*kut dibagi menjadi
. In"ark miokard dengan elevasi segmen 1 (1I)
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
4/54
2. In"ark miokard dengan non elevasi segmen 1 (1I)
%. *ngina Pektoris tidak stabil (3*P)2
II.3 E%&em'l'g
Penyakit jantung koroner terus+menerus menempati urutan pertama di
antara jenis penyakit jantung lainnya dan angka kesakitannya berkisar antara %0+
%&'. #iagnosis 1I lebih sulit untuk ditegakkan dibanding diagnosis
1I. 9leh karena itu perkiraan prevalensinya menjadi lebih sulit. e!ara
keseluruhan, data menunjukkan bah$a kejadian 1I dan 3* tahunan lebih
tinggi daripada 1I. Perbandingan antara K* dan 1I telah berubah
seiring $aktu, karena laju peningkatan 1I dan 3* relati" terhadap 1I
tanpa penjelasan yang jelas mengenai perubahan ini. Perubahan dalam pola
kejadian 1I dan 3* mungkin dapat dihubungkan dengan perubahan dalam
manajemen serta upaya pen!egahan penyakit jantung koroner selama 20 tahun
terakhir. e!ara keseluruhan, dari berbagai penelitian, didapatkan bah$a kejadian
tahunan dari penerimaan rumah sakit untuk 1I dan 3* sekitar % per 000
penduduk.2
II.( Et'l'g ) *akt'r Resk'
indroma koroner akut ditandai oleh adanya ketidakseimbangan antara
pasokan dengan kebutuhan oksigen miokard.
Et'l'g "#A antara lan+
. Penyempitan arteri koroner karena robek7pe!ahnya thrombus yang ada
pada plak aterosklerosis. ikroemboli dari agregasi trombosit beserta
komponennya dari plak yang rupture mengakibatkan in"ark ke!il di distal.2. 9bstruksi dinamik karena spasme "okal yang terus+menerus pada segmen
arteri koroner epikardium. pasme ini disebabkan oleh hiperkontraktilitas
otot polos pembuluh darah dan7atau akibat dis"ungsi endotel.
%. Penyempitan yang hebat namun bukan karena spasme7thrombus terjadi
pada sejumlah pasien dengan aterosklerosis progresi" atau dengan stenosis
ulang setelah intervensi koroner perkutan (P8I).
. In"lamasi penyempitan arteri, destabilisasi plak, ruptur, trombogenesis.
akro"ag, lim"osit 1 : metalloproteinase penipisan dan ruptur plak
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
5/54
;. Keadaan7"a!tor pen!etus
a. : kebutuhan oksigen miokard demam, takikardi, tirotoksikosis
b. < aliran darah koroner
!. < pasokan oksigen miokard anemia, hipoksemia
*akt'r resk' ,ang t&ak &a%at &m'&$kas
. 3sia
Kerentanan yang serius jarang terjadi sebelum usia 0 tahun. 1etapi
hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya
men!erminkan lama paparan yang lebih panjang terhadap "aktor+"aktor
aterogenik.
2. Jenis kelamin
Kejadian penyakit koroner relati" lebih rendah pada $anita sampai
menopause, setelah menopause kerentanannya menjadi sama dengan pria.
"ek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
$anita sebelum menopause.
%. =i$ayat keluarga dengan penyakit jantung koroner
=i$ayat keluarga yang positi" terhadap penyakit jantung koroner (yaitu
saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia ;0 tahun)
meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur.
Komponen genetik dapat dikaitkan pada beberapa bentuk aterosklerosis
yang nyata, atau yang !epat perkembangannya, seperti pada gangguan
lipid "amilial. 1etapi ri$ayat keluarga dapat pula men!erminkan
komponen lingkungan yang kuat, seperti gaya hidup yang menimbulkan
stres atau obesitas.
*akt'r resk' ,ang &a%at &m'&$kas
1. Mer'k'k
erokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena e"ek langsung
terhadap dinding arteri. Karbon monoksida (89) dapat menyebabkan
hipoksia jaringan arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin
yang dapat menambahkan reaksi trombosit dan menyebabkan kerusakan
pada dinding arteri, sedangkan glikoprotein tembakau dapat
mengakibatkan reaksi hipersensiti" dinding arteri.
2. H%erl%&ema
>ipid plasma (kolesterol, trigliserida, "os"olipida, dan asam lemak bebas)
berasal dari makanan (eksogen) dan sintesis lemak endogen.Kolesterol dan
trigliserida adalah dua jenis lipd yang relati" mempunyai makna klinis
yang penting sehubungan dengan aterogenesis.>ipid terikat pada protein,
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
6/54
karena lipid tidak larut dalam plasma. Ikatan ini menghasilkan empat kelas
utama lipoprotein, yaitu6 kilomikron, ?>#>, >#> dan @#>. >#> paling
tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan ?>#> kaya akan
trigliserida. Kadar protein tertinggi terdapat pada @#>.
Peningkatan kolesterol >#> dihubungkan dengan meningkatnya resiko
penyakit jantung koroner, sementara kadar @#> yang tinggi berperan
sebagai "aktor pelindung penyakit jantung koroner, sebaliknya kadar @#>
yang rendah ternyata bersi"at aterogenik.
3. H%ertens
Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri, akibatnya beban kerja jantung
bertambah. ebagai akibatnya terjadi hipertro"i ventrikel untuk
menguatkan kontraksi. *kan tetapi kemampuan ventrikel untuk
mempertahankan !urah jantung dengan hipertropi kompensasi akhirnya
terlampaui , tejadi dilatasi dan payah jantung. Jantung jadi semakin
teran!am dengan adanya aterosklerosis koroner. Kebutuhan oksigen
miokardium meningkat sedangkan suplai oksigen tidak men!ukupi,
akhirnya mengakibatkan iskemia. Kalau berlangsung lama bisa menjadi
in"ark.#isamping itu, hipertensi dapat meningkatkan kerusakan endotel
pembuluh darah akibat tekanan tinggi yang lama (endothelial injury).
(. Da-etes Melltus
#iabetes mellitus menyebabkan gangguan lipoprotein. >#> dari sirkulasi
akan di ba$a ke hepar. Pada penderita diabetes mellitus, degradasi >#> di
hepar menurun, dan gikolasi kolagen meningkat. @al ini mengakibatkan
meningkatnya >#> yang berikatan dengan dinding vaskuler.A
. /-estas
Kegemukan mungkin bukan "aktor resiko yang berdiri sendiri, karena pada
umumnya selalu diikuti oleh "aktor resiko lainnya.A
*akt'r Pre&s%'ss
. @ipertensi
@ipertensi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya rupturnya plak
pada pembuluh darah.
2. *nemia
*danya anemia mengakibatkan menurunnya suplai oksigen ke jaringan,
termasuk ke jaringan jantung. 3ntuk memenuhi kebutuhan oksigen,
jantung dipa!u untuk meningkatkan !ardia! ouput. @al ini mengakibatkan
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
7/54
kebutuhan oksigen di jantung meningkat. Ketidakseimbangan kebutuhan
dan suplai oksigen mengakibatkan gangguan pada jantung.
%. Kerja "isik7olahraga
Pada aktivitas "isik yang meningkat, kebutuhan oksigen terhadap jaringan
dan miokardium meningkat. *danya aterosklerosis mengakibatkan suplai
oksigen tidak men!ukupi, akhirnya mengakibatkan iskemia. Kalau
berlangsung lama bisa terjadi in"ark.
II.( Pat'$s'l'g
Pat'geness
ekanisme umum terjadinya K* adalah ruptur atau erosi lapisan "ibrotik
dari plak ateroma arteri koronaria. @al ini menga$ali terjadinya agregasi dan
adhesi platelet, trombosis terlokalisir, vasokonstriksi, dan embolisasi trombus
distal. Keberadaan kandungan lipid yang banyak dan tipisnya lapisan "ibrotik,
menyebabkan tingginya resiko ruptur plak arteri koronaria. Pembentukan trombus
dan terjadinya vasokonstriksi yang disebabkan pelepasan serotonin dan
tromboBan *2 oleh platelet mengakibatkan iskemik miokardium yang disebabkan
oleh penurunan aliran darah koroner.*terosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis dimana terjadi penebalan dan
pengerasan dari dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh akumulasi
makro"ag yang berisi lemak sehingga menyebabkan terbentuknya lesi yang
disebut plak. *terosklerosis bukan merupakan kelainan tunggal namun merupakan
proses patologi yang dapat mempengaruhi system vaskuler seluruh tubuh
sehingga dapat menyebabkan sindroma iskemik yang bervariasi dalam mani"estasi
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
8/54
klinis dari tingkat keparahan. @al tersebut merupakan penyebab utama penyakit
arteri koroner.
9ksidasi >#> merupakan langkah terpenting pada atherogenesis.
In"lamasi dengan stress oksidati" dan aktivasi makro"ag adalah mekanisme
primer. #iabetes mellitus, merokok, dan hipertensi dihubungkan dengan
peningkatan oksidasi >#> yang dipengaruhi oleh peningkatan kadar angiotensin
II melalui stimulasi reseptor *1+I. Penyebab lain dapat berupa peningkatan C-
reactive protein, peningkatan "ibrinogen serum, resistensi insulin, stress oksidati",
in"eksi dan penyakit periodontal.
>#> teroksidasi bersi"at toksik terhadap sel endotel dan menyebabkan
proli"erasi sel otot polos, aktivasi respon imun dan in"lamasi. >#> teroksidasi
masuk ke dalam tunika intima dinding arteri kemudian di"agosit oleh makro"ag.
akro"ag yang mengandung oksi+>#> disebut foam cell berakumulasi dalam
jumlah yang signi"ikan maka akan membentuk jejas fatty strea . Pembentukan
lesi tersebut dapat ditemukan pada dinding pembuluh darah sebagian orang
termasuk anak+anak.Ketika terbentuk, fatty strea memproduksi radikal oksigen
toksik yang lebih banyak dan mengakibatkan perubahan in"lamasi dan imunologis
sehingga terjadi kerusakan yang lebih progresi". Kemudian terjadi proli"erasi sel
otot polos, pembentukan kolagen dan pembentukan plak "ibrosa di atas sel otot
polos tersebut. Proses tersebut diperantarai berbagai ma!am sitokin in"lamasi
termasuk gro$th "a!tor (1/C beta). Plak "ibrosa akan menonjol ke lumen
pembuluh darah dan menyumbataliran darah ysng lebih distal, terutama pada saat
olahraga, sehingga timbul gejala klinis (angina atau claudication intermitten).
-anyak plak yang unstable (!enderung menjadi ruptur) tidak menimbulkan
gejala klinis sampai plak tersebut mengalami ruptur.=uptur plak terjadi akibat
aktivasi reaksi in"lamasi dari proteinase seperti metalloproteinase matriks dan!athepsin sehingga menyebabkan perdarahan pada lesi. Plak atherosklerosis dapat
diklasi"ikasikan berdasarkan strukturnya yang memperlihatkan stabilitas dan
kerentanan terhadap ruptur. Plak yang menjadi ruptur merupakan plak kompleks.
Plak yang unstable dan !enderung menjadi rupture adalah plak yang intinya
banyak mengandung deposit >#> teroksidasi dan yang diliputi oleh fibrous caps
yang tipis. Plak yang robek (ulserasi atau rupture) terjadi karena shear forces,
in"lamasi dengan pelepasan mediator in"lamasi yang multiple, sekresi
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
9/54
macrophage-derived degradative en!yme dan apotosis sel pada tepi lesi. Ketika
rupture, terjadi adhesi platelet terhadap jaringan yang terpajan, inisiasi kaskade
pembekuan darah, dan pembentukan thrombus yang sangat !epat. 1hrombus
tersebut dapat langsung menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi iskemia dan
in"ark.
0am-ar 1+ Path'geness unsta-le %laue &an %em-entukan thr'm-us
Pat'$s'l'g
Proses progresi"itas dari plak atherosklerotik dapat terjadi perlahan+lahan.
amun, apabila terjadi obstruksi koroner tiba+tiba karena pembentukan thrombus
akibat plak aterosklerotik yang rupture atau mengalami ulserasi, maka terjadi
sindrom koroner akut.
+ 3nstable angina adalah akibat dari iskemi miokard reversibel dan dapat
men!etuskan terjadinya in"ark.
+ In"ark miokard terjadi apabila iskemia yang berkepanjangan menyebabkan
kerusakan ireversibel dari otot jantung.
Atherosclerotic plaque with
a lipid-rich core and thin
fibrous cap
Shear forces, inflammation,
apoptosis, macrophage-
derived degradative enzymes
Increased inflammation with
release of multiple cytokines,
platelet activation and
adherence, production of
thrombin and vasoconstrictors
Rupture of plaque
hrombus formation over lesion
plus vasoconstriction of vessel
Acute decrease in coronary
blood flow
!nstable angina or
myocardial infarction
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
10/54
0am-ar 2 +Pat'$s'l'g "n&r'm #'r'ner Akut
Unsta-le angna
un!ul akibat berkurangnya suplai oksigen dan7atau peningkatan
kebutuhan oksigen jantung (!th karena takikardi atau hipertensi).-erkurangnyasuplai oksigen terjadi karena adanya pengurangan diameter lumen pembuluh
darah yang dipengaruhi oleh vasokonstriktor dan7atau thrombus.Pada banyak
pasien unstable angina, mekanisme berkurangnya suplai oksigen lebih banyak
terjadi dibandingkan peningkatan oksigen demand.1etapi pada beberapa kasus,
keduanya dapat terjadi se!ara bersamaan.
Ru%tur Plak
=uptur dari plak aterosklerotik dianggap penyebab terpenting dari angina
pektoris tak stabil, sehingga tiba+tiba terjadi oklusi subtotal atau total dari
pembuluh koroner yang sebelumnya mempunyai penyempitan yang minimal. #ua
pertiga dari pembuluh yang mengalami rutur sebelumnya mempunyai
penyempitan ;0 ' atau kurang, dan pada DA ' pasien dengan angina tak stabil
mempunyai penyempitan kurang dari A0 '.
-iasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang
normal atau pada bahu dari timbunan lemak.Kadang+kadang keretakan timbul
pada dinding plak yang paling lemah karena adanya en5im protease yang
Atherosclerotic plaque partially obstructs coronary
blood flow
Stable plaque
Stable angina
Unstable plaque with ulceration or
rupture and thrombosis
Acute coronary syndromes
Trancient
ischemia
Sustained
ischemia
Unstable anginaMyocardial
infarction
Myocardial
inammation
and necrosis
Stunned myocytes
Hibernating myocytes
Myocardial remodeling
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
11/54
dihasilkan makro"age dan se!ara en5imatik melemahkan dinding plak ("ibrous
!ap).
1erjadinya ruptur menyebabkan aktivasi, adhesi dan agregasi platelet dan
menyebabkan aktivasi terbentuknya thrombus. -ila thrombus menutup pembuluh
darah 00 ' akan terjadi in"ark dengan elevasi segmen 1, sedangkan bila
trombus tidak menyumbat 00', dan hanya menimbulkan stenosis yang berat
akan terjadi angina tak stabil.
Tr'm-'ss &an Agregas Tr'm-'st
*gregasi platelet dan pembentukan trombus merupakan salah satu dasar
terjadinya angina tak stabil. 1erjadinya trombosis setelah plak terganggu
disebabkan karena integrasi yang terjadi antara lemak, sel otot polos, makro"ag
dan kolagen. Inti lemak merupakan bahan terpenting dalam pembentukan trombus
yang kaya trombosit, sedangkan sel otot polos dan sel busa ( foam cell ) yang ada
dalam plak tak stabil. etelah berhubungan dengan darah, "aktor jaringan
berinteraksi dengan "aktor ?IIa untuk memulai kaskade reaksi en5imatik yang
menghasilkan pembentukan trombin dan "ibrin.
ebagai reaksi terhadap gangguan "aal endotel, terjadi agregasi platelet dan
platelet melepaskan isi granulasi sehingga memi!u agregasi yang lebih luas,
vasokonstriksi dan pembentukan trombus. Caktor sistemik dan in"lamasi ikut
berperan dalam perubahan terjadinya hemostase dan koagulasi dan berperan
dalam memulai trombosis yang intermitten, pada angina tak stabil.
as's%asme
1erjadinya vasokonstriksi juga mempunyai peran penting pada angina tak
stabil. #iperkirakan adanya dis"ungsi endotel dan bahan vasoakti" yang
diproduksi oleh platelet berperan dalam perubahan dalam tonus pembuluh darah
dan menyebabkan spasm. pasm yang terlokalisir seperti pada angina Prin5metal
juga dapat menyebabkan angina tak stabil. *danya spasm seringkali terjadi pada plak yang tak stabil, dan mempunyai peran pembentukan trombus.
Er's %a&a Plak tan%a Ru%tur
1erjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya proli"erasi
dan migrasi dari otot polos sebagai reaksi terhadap kerusakan endotel6 adanya
perubahan bentuk dan lesi karena bertambahnya sel otot polos dapat menimbulkan
penyempitan pembuluh dengan !epat dan keluhan iskemi.
In$ark m'kar&
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
12/54
Ketika aliran darah koroner terganggu pada $aktu tertentu, dapat terjadi
nekrosis sel miosit. @al tersebut disebut in"ark miokard. /angguan, progresivitas
plak, dan pembentukan klot lebih lanjut yang terjadi pada I sama halnya seperti
yang terjadi pada sindrom koroner akut yang lainnya. amun, pada I
trombusnya lebih labil dan dapat menyumbat pembuluh darah dalam $aktu yang
lebih lama, sehingga iskemia miokardial dapat berkembang menjadi nekrosis dan
kematian miosit.Jika thrombus lisis sebelum terjadinya nekrosis jaringan distal
yang komplet, in"ark yang terjadi hanya melibatkan miokardium yang berada
langsung di ba$ah endokardium (subendo!ardial I).
Jika thrombus menyumbat pembuluh darah se!ara permanent, maka
in"arknya dapat memanjang hingga epikardium sehingga menyebabkan dis"ungsi jantung yang parah (transmural I).e!ara klinis, I transmural harus
diidenti"ikasi, karena dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan harus
mendapat terapi yang segera.
!ejas "elular
el jantung dapat bertahan terhadap iskemi hanya dalam $aktu 20 menit
sebelum mengalami kematian. Perubahan K/ hanya terlihat pada %0+&0 detik
setelah hipoksia.-ahkan jika telah terjadi perubahan metabolisme yang non
"ungsional, sel miosit tetap viable jika darah kembali dalam 20 menit.Penelitian
menunjukkan ba$a sel miosit dapat beradaptasi terhadap perubahan suplai
oksigen. Proses tersebut dinamakan ischemic preconditioning . etelah E+0 detik
penurunan aliran darah, miokardium yang terlibat menjadi sianotik dan lebih
dingin.
/likolisis anaerob yang terjadi hanya dapat mensuplai &;+A0' dari
kebutuhan energi, karena diproduksi *1P yang lebih sedikit daripada metabolisme
aerob. Ion hydrogen dan asam laktat kemudian berakumulasi sehingga terjadi
asidosis, dimana sel miokardium sangat sensiti" pada p@ yang rendah dan
memiliki sistem bu""er yang lemah.
*sidosis menyebabkan miokardium menjadi rentan terhadap kerusakan
lisosom yang mengakibatkan terganggunya "ungsi kontraktilitas dan "ungsi
konduksi jantung sehingga terjadi gagal jantung. Kekurangan oksigen juga
disertai gangguan elektrolit a, K, dan g. se!ara normal miokardium berespon
terhadap kadar katekolamin (epine"rin dan norepine"rin7) yang bervariasi. Pada
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
13/54
sumbatan arteri yang signi"ikan, sel miokardium melepaskan katekolamin
sehingga terjadi ketidakseimbangan "ungsi simpatis dan parasimpatis, disritmia
dan gagal jantung.
Katekolamin merupakan mediator pelepasan dari glikogen, glukosa dan
!adangan lemak dari sel tubuh. 9leh karena itu terjadi peningkatan kadar asam
lemak bebas dan gliserol plasma dalam satu jam setelah timbulnya miokard akut.
Kadar CC* (Cree Catty *!id) yang berlebih memiliki e"ek penyabunan terhadap
membran sel. meningkatkan kadar glukosa darah melalui perangsangan
terhadap sel hepar dan sel otot. juga menghambat aktivitas sel beta pankreas
sehingga produksi insulin berkurang dan terjadi keadaan hiperglikemia.
@iperglikemia terjadi setelah A2 jam onset serangan.*ngiotensin II yang dilepaskan selama iskemia miokard berkontribusi
dalam patogenesis I, dengan !ara yaitu
. "ek sistemik dari vasokonstriksi peri"er dan retensi !airan sehingga
meningkatkan beban jantung, akibatnya memperparah penurunan kemampuan
kontraktilitas jantung.
2. *ngiotensin II mempunyai e"ek lokal yaitu sebagai gro$th "a!tor sel otot polos
pembuluh darah, miosit dan "ibroblast jantung, sehingga merangsang
peningkatan kadar katekolamin dan memperparah vasospasme koroner.
#ematan selular
Iskemia miokard yang berlangsung lebih dari 20 menit merupakan jejas
hipoksia irreversible yang dapat menyebabkan kematian sel dan nekrosis jaringan.
ekrosis jaringan miokardium dapat menyebabkan pelepasan beberapa en5im
intraseluler tertentu melalui membran sel yang rusak ke dalam ruang intersisisal.
n5im yang terlepas kemudian diangkut melalui pembuluh darah lim"e ke
pembuluh darah. ehingga dapat terdeteksi oleh tes serologis.
Peru-ahan $ungs'nal &an strutural
In"ark miokardial menyebabkan perubahan "ungsional dan struktural
jantung.Perubahan tersebut dapat dilihat pada table di ba$ah ini.
Faktu
setelah
I
Perubahan Jaringan 1ahapan Proses
Pemulihan
&+2 jam 1idak ada perubahan
makroskopis6 sianosis subseluler
-elum dimulai
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
14/54
dengan penurunan temperatur
E+2 jam Pu!at sampai abu+ke!oklatan6
slight pallor
=espon in"lamasi6
pelepasan en5im
intraseluler 2+ hari 1ampak nekrosis6 kuning+!oklat
di tengah dan hiperemis di
sekitar tepi
n5im proteolitik
dipindahkan oleh debris6
katekolamin, lipolisis,
dan glikogenolisis
meningkatkan glukosa
plasma dan CC* untuk
membantu miokard
keluar dari anaerobic
state
+0 hari *rea so"t, dengan degenerasi
lemak di tengah, daerah
perdarahan pada area in"ark
#ebris telah dibersihkan6
!ollagen matriB laid
do$n
0+ hari Feak, "ibroti! s!ar tissue
dengan a$al revaskularisasi
Penyembuhan berlanjut
namun area sangat lunak,
mudah dipengaruhi stress& minggu Jaringan parut biasanya telah
komplit
Jaringan parut kuat yang
tidak elastis
menggantikan
miokardium yg nekrosis
Perubahan makroskopis pada daerah in"ark tidak akan terlihat dalam
beberapa jam. Falaupun dalam %0+&0 detik terjadi perubahan K/. iokardium
yang in"ark dikelilingi oleh 5ona jejas hiposia yang dapat berkembang menjadi
nekrosis, kemudian terjadi remodeling atau menjadi normal kembali. Jaringan
jantung yang dikelilingi daerah in"ark juga mengalami perubahan yang dapat
dikategorikan ke dalam
. Myocardial stunning , yaitu kehilangan sementara "ungsi kontraktilitas yang
berlangsung selama beberapa jam G beberapa hari setelah per"usi kembali
normal.
2. "ibernating myocardium# yaitu jaringan yang mengalami iskemi persisten dan
telah mengalami adaptasi metabolik.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
15/54
%. Myocardial remodeling# adalah suatu proses yang diperantarai *ngiotensin II,
aldosteron, katekolamin, adenosine dan sitokin in"lamasi yang menyebabkan
hipertro"i miositdan penurunan "ungsi kontraktilitas pada daerah jantung yang
jauh dari lokasi in"ark.
emua perubahan di atas dapat dibatasi melalui restorasi yang !epat dari
aliran koronerdan penggunaan *8+inhibitor dan beta blo!ker setelah I. 1ingkat
keparahan gangguan "ungsi tersebut dipengaruhi oleh ukuran dan lokasi in"ark.
Perubahan "ungsional termasuk (). Penurunan kontraktilitas jantung dengan
gerak dinding jantung abnormal, (2). Perubahan !omplian!e dari ventrikel kiri,
(%). Penurunan stroke volume, (). Penurunan "raksi ejeksi, (;). Peningkatan
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri, (&). al"ungsi dari * node, (A). #isritmiayang mengan!am ji$a dan gagal jantung sering menyertai I.
*ase Per-akan
In"ark miokard menyebabkan respon in"lamasi yang parah yang diakhiri
dengan perbaikan luka. Perbaikan terdiri dari degradasi sel yang rusak, proli"erasi
"ibroblast dan sintesis jaringan parut. -anyak tipe sel, hormone, dan substrat
nutrisi harus tersedia agar proses penyembuhan dapat berlangsung optimal. #alam
2 jam terjadi in"iltrasi lekosit dalam jaringan nekrotik dan degradasi jaringan
nekrotik oleh en5im proteolisis dari neutro"il s!avenger.
Case pseudodiabetik sering timbul oleh karena lepasnya katekolamin dari sel
yang rusak yang dapat menstimulasi lepasnya glukosa dan asam lemak bebas.Pada
minggu kedua, terjadi sekresi insulin yang meningkatkan pergerakan glukosa dan
menurunkan kadar gula darah.
Pada 0+ hari setelah in"ark terbentuk matriks kolagen yang lemah dan
rentan terhadap jejas yang berulang. Pada masa itu, biasanya individu merasa
sehat dan meningkatkan aktivitasnya kembali sehingga proses penyembuhanterganggu. etelah & minggu, area nekrosis se!ara utuh diganti oleh jaringan parut
yang kuat namun tidak dapat berkontraksi seperti jaringan miokardium yang
sehat.
II. Man$estas #lns
Keluhan angina tipikal berupa rasa tertekan7berat daerah retrosternal,
menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu, atau epigastrium.
Keluhan ini dapat berlangsung intermiten7beberapa menit atau persisten (H20
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
16/54
menit). Keluhan angina tipikal sering disertai keluhan penyerta seperti dia"oresis,
mual7muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop. 2
*ngina bisa rasanya dari nyeri ringan sampai ke paling nyeri dan timbulkeringatan dingin dan perasaan !emas. Kadang kala akan berserta dengan sesak
na"as.
/ambar %. *ngina Pektoris pada K*
*ngina sering dipi!u dengan aktivitas "isik terutama setelah makan dan
pada !ua!a yang dingin, dan kebanyakan di!etus oleh perasaan marah atau
gembira. yeri akan hilang !epat (biasanya berapa menit) dengan istirahat.
Kadang kala perasaan itu akan hilang sendiri dengan teruskan aktivitas.
Presentasi angina atipikal yang sering dijumpai antara lain nyeri di
daerah penjalaran angina tipikal, rasa gangguan pen!ernaan, sesak napas yang
tidak dapat diterangkan, atau rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan. Keluhan
atipikal ini lebih sering dijumpai pada pasien usia muda (2;+0 tahun) atau usia
lanjut (HA; tahun), $anita, penderita diabetes, gagal ginjal menahun, atau
demensia. Falaupun keluhan angina atipikal dapat mun!ul saat istirahat, keluhan
ini patut di!urigai sebagai angina ekuivalen jika berhubungan dengan aktivitas,
terutama pada pasien dengan ri$ayat penyakit jantung koroner (PJK). 2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
17/54
II.4 Dagn'ss
. *namnesis
2. Pemeriksaan Cisik %. >aboratium
. Coto #ada
;. Pemeriksaan Jantung on G Invasi"
+ K/ istirehat
+ 3ji >atihan Jasmani (treadmill)
+ 3ji latih Jasmani Kombinasi Pen!itraan
+ 3ji >atih kokardiagra"i (tress ko)
+ 3ji >atih Jasmani !intigra"i Per"usi iokard
+ 3ji >atih Jasmani Carmakologik Kombinasi 1eknik Imaging
+ kokardiogra"i Istirehat
+ onitoring K/ ambulatory
+ 1eknik non invasi" penentuan klasi"ikasi koroner dan anatomi koroner
+ !omputed tomography
+agneti! resonan!e arteriography
&. Pemerikasaan invasive menentukan anatomi koroner
+ arteriogra"i koroner
+ ultrasound intravas!ular (I?3)
etiap pasien dengan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis yang teliti,
penentuan "aktor risiko, pemeriksaan jasmani dan K/. Pada pasien dengan
gejala angina pe!toris ringan,!ukup dilakukan pemeriksaan non+invasi". -ila
pasien dengan keluhan yang berat dan kemungkinan diperlukan tindakan
revaskularisasi, maka tindakan angiogra"i sudah merupakan indikasi.
Pada keadaan yang meragukan dapat melakukan 1readmill test. 1readmill
test lebih sensitive dan spe!i"i! dibandingkan dengan K/ isitrahat dan
merupakan tes pilihan untuk mendeteksi pasien yang kemungkinan *ngina
Pe!toris dan pemeriksaan ini sarannya yang mudah dan biayanya terjangkau.
Pemeriksaan alternati" lain yang dapat dilakukan adalah ekokardiogra"i
dan teknik non G invasive penentuan kalsi"ikasi koroner dan anatomi koroner,
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
18/54
8omputed 1omography, agneti! =esonan!e *rteriography, dengan sensi"itas
dan spesi"itas yang lebih tinggi.
#ari anamnesis kita harus menanyakan beberapa soalan yang
mengarahkan kita ke *8. Pertanyaan seperti berikut
a. akit dada berterusan berapa lama
b. *da ; menit atau lebih lama
!. akit dada di sebelah mana ila ditunjukkan
d. akit itu rasa seperti apa 1erbakar 1ertekan #itindih
e. akit $aktu lakukan apa *ktivitas *pakah $aktu istirahat
". *pakah sakit itu dengan rasa sesak >emas
g. *pakah rasa sakit itu radiasi ke tangan kiri
h. *pakah rasa sakit itu terasosiasi dengan keringatan dingin
i. akit itu membaik dengan istirehat
j. *pakah pasien perokok Konsumsi alkohol
k. *pakah pasien punya ri$ayat hipertensi, diabetes mellitus,
dislipidemia
l. #alam keluarga ada yang mempunyai ri$ayat penyakit jantung
troke ati mendadak
#iagnosis K* menjadi lebih kuat jika keluhan tersebut ditemukan pada
pasien dengan karakteristik sebagai berikut
. Pria
2. #iketahui mempunyai penyakit aterosklerosis non koroner (penyakit
arteri peri"er 7 karotis)
%. #iketahui mempunyai PJK atas dasar pernah mengalami in"ark
miokard, bedah pintas koroner, atau IKP. empunyai "aktor risiko umur, hipertensi, merokok, dislipidemia,
diabetes mellitus, ri$ayat PJK dini dalam keluarga, yang diklasi"ikasi atas
risiko tinggi, risiko sedang, risiko rendah menurut 8P (ational
8holesterol du!ation Program)2
Pemerksaan $sk
Pemeriksaan "isik dilakukan untuk mengidenti"ikasi "aktor pen!etus
iskemia, komplikasi iskemia, penyakit penyerta dan menyingkirkan diagnosis
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
19/54
banding. =egurgitasi katup mitral akut, suara jantung tiga (%), ronkhi basah halus
dan hipotensi hendaknya selalu diperiksa untuk mengidenti"ikasi komplikasi
iskemia. #itemukannya tanda+tanda regurgitasi katup mitral akut, hipotensi,
diaphoresis, ronkhi basah halus atau edema paru meningkatkan ke!urigaan
terhadap K*. 2
#ari pemeriksaan "isik, kita harus mempunyai tanda+tanda yang harus kita
!uriga ke arah *8. 1anda G tanda seperti berikut
. 1a!hy!ardia H 00B7min
2. 1a!hypnea H27min.
3. 1ampak 8emas
. 1ekanan #arah tinggi H 07D0 atau rendah 007A0.
;. Pulsasi arrhythmia.
&. Kedengaran murmur mungkin adalah komplikasi dari *8.
Jika pemeriksaan K/ a$al tidak menunjukkan kelainan (normal) atau
menunjukkan kelainan yang nondiagnostik sementara angina masih berlangsung,
maka pemeriksaan diulang 0+20 menit kemudian. Jika ulangan K/ tetap
menunjukkan gambaran nondiagnostik sementara keluhan angina sangat sugesti"
K*, maka pasien dipantau selama 2+2 jam. K/ diulang tiap & jam dan setiap
terjadi angina berulang.
In"ark miokard dengan elevasi segmen 1 akut (1I) merupakan
indikator kejadian oklusi total pembuluh darah arteri koroner. #iagnosis 1I
ditegakkan jika terdapat keluhan angina pektoris akut disertai elevasi segmen 1
yang persisten di dua sadapan yang bersebelahan. #iagnosis 1I dan angina
pektoris tidak stabil ditegakkan jika terdapat keluhan angina pektoris akut tanpaelevasi segmen 1 yang persisten di dua sadapan yang bersebelahan. =ekaman
K/ saat presentasi dapat berupa depresi segmen 1, inversi gelombang 1,
gelombang 1 yang datar, gelombang 1 pseudo+normalisasi, atau bahkan tanpa
perubahan. 2
edangkan *ngina Pektoris tidak stabil dan 1I dibedakan
berdasarkan kejadian in"ark miokard yang ditandai dengan peningkatan marka
jantung. arka jantung yang la5im digunakan adalah 1roponin I71 atau 8K+-.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
20/54
-ila hasil pemeriksaan biokimia marka jantung terjadi peningkatan bermakna,
maka diagnosis menjadi 1I. Pada angina pektoris tidak stabil marker
jantung tidak meningkat se!ara bermakna. Pada sindroma koroner akut, nilai
ambang untuk peningkatan 8K+- yang abnormal adalah beberapa unit
melebihi nilai normal atas. 2
Pemerksaan Elektr'kar&'gram 5 E#0 6
emua pasien dengan keluhan nyeri dada atau keluhan lain yang
mengarah kepada iskemia harus menjalani pemeriksaan K/ 2 sadapan sesegera
mungkin sesampainya di ruang ga$at darurat. ebagai tambahan, sadapan ?%=
dan ?=, serta ?A+?D sebaiknya direkam pada semua pasien dengan perubahan
K/ yang mengarah kepada iskemia dinding in"erior. ementara itu, sadapan
?A+?D juga harus direkam pada semua pasien angina yang mempunyai K/
a$al nondiagnostik. edapat mungkin, rekaman K/ dibuat dalam 0 menit
sejak kedatangan pasien di ruang ga$at darurat. Pemeriksaan K/ sebaiknya
diulang setiap keluhan angina timbul kembali. 2
/ambaran K/ yang dijumpai pada pasien dengan keluhan angina
!ukup bervariasi, yaitu normal, nondiagnostik, >--- baru7 persangkaan baru,
elevasi segmen 1 yang persisten (L20 menit) maupun tidak persisten, atau
depresi segmen 1 dengan atau tanpa inversi gelombang 1.2
Penilaian 1 elevasi dilakukan pada J point dan ditemukan pada 2
sadapan yang bersebelahan. ilai ambang elevasi segmen 1 untuk diagnosis
1I untuk pria dan $anita pada sebagian besar sadapan adalah 0, m?. Pada
sadapan ?+?% nilai ambang untuk diagnostik beragam, bergantung pada usia
dan jenis kelamin. ilai ambang elevasi segmen 1 di sadapan ?+% pada pria
usia L0 tahun adalah L0,2 m?, pada pria usia 0 tahun adalah L0,2; m?.
edangkan pada $anita nilai ambang elevasi segmen 1 di lead ?+%, tanpa
memandang usia, adalah L0,; m?. -agi pria dan $anita, nilai ambang elevasi
segmen 1 di sadapan ?%= dan ?= adalah L0,0; m?, ke!uali pria usia %0
tahun nilai ambang L0, m? dianggap lebih tepat. ilai ambang di sadapan ?A+
?D adalah L0,; m?. #epresi segmen 1 yang resiprokal, sadapan yang
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
21/54
berhadapan dengan permukaan tubuh segmen 1 elevasi, dapat dijumpai pada
pasien 1I ke!uali jika 1I terjadi di mid+anterior (elevasi di ?%+?&).
Pasien K* dengan elevasi segmen 1 dikelompokkan bersama dengan >---
(komplet) baru7persangkaan baru mengingat pasien tersebut adalah kandidat
terapi reper"usi. 9leh karena itu pasien dengan K/ yang diagnostik untuk
1I dapat segera mendapat terapi reper"usi sebelum hasil pemeriksaan marka
jantung tersedia. 2
1abel . >okasi in"ark berdasarkan sadapan K/
Persangkaan adanya in"ark miokard menjadi kuat jika gambaran K/
pasien dengan >--- baru7persangkaan baru juga disertai dengan elevasi segmen
1 L mm pada sadapan dengan kompleks M= positi" dan depresi segmen 1
L mm di ?+?%. Perubahan segmen 1 seperti ini disebut sebagai perubahan
konkordan yang mempunyai spesi"itas tinggi dan sensitivitas rendah untuk
diagnosis iskemik akut. Perubahan segmen 1 yang diskordan pada sadapan
dengan kompleks M= negati" mempunyai sensitivitas dan spesi"isitas sangat
rendah. 2
*danya keluhan angina akut dan pemeriksaan K/ tidak ditemukan
elevasi segmen 1 yang persisten, diagnosisnya adalah in"ark miokard dengan
non elevasi segmen 1 (1I) atau *ngina Pektoris tidak stabil (*P17
3*P). #epresi segmen 1 yang diagnostik untuk iskemia adalah sebesar L0,0;
m? di sadapan ?+?% dan L0, m? di sadapan lainnya. -ersamaan dengan
depresi segmen 1, dapat dijumpai juga elevasi segmen 1 yang tidak persisten
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
22/54
(20menit), dan dapat terdeteksi di H2 sadapan berdekatan. Inversi gelombang 1
yang simetris L0,2 m? mempunyai spesi"itas tinggi untuk untuk iskemia akut. 2
Pemerksaan marker jantung2
Kreatinin kinase+- (8K+-) atau troponin I71 merupakan marker
nekrosis miosit jantung dan menjadi marker untuk diagnosis in"ark miokard.
1roponin I71 sebagai marker nekrosis jantung mempunyai sensitivitas dan
spesi"isitas lebih tinggi dari 8K+-. Peningkatan marker jantung hanya
menunjukkan adanya nekrosis miosit, namun tidak dapat dipakai untuk
menentukan penyebab nekrosis miosit tersebut (penyebab koroner7nonkoroner).
1roponin I71 juga dapat meningkat oleh sebab kelainan kardiak nonkoroner
seperti takiaritmia, trauma kardiak, gagal jantung, hipertro"i ventrikel kiri,
miokarditis7perikarditis. Keadaan nonkardiak yang dapat meningkatkan kadar
troponin I71 adalah sepsis, luka bakar, gagal napas, penyakit neurologik akut,
emboli paru, hipertensi pulmoner, kemoterapi, dan insu"isiensi ginjal. Pada
dasarnya troponin 1 dan troponin I memberikan in"ormasi yang seimbang
terhadap terjadinya nekrosis miosit, ke!uali pada keadaan dis"ungsi ginjal. Pada
keadaan ini, troponin I mempunyai spesi"isitas yang lebih tinggi dari troponin 1. 2
#alam keadaan nekrosis miokard, pemeriksaan 8K+- atau troponin
I71 menunjukkan kadar yang normal dalam +& jam setelah a$itan K*
pemeriksaan hendaknya diulang E+2 jam setelah a$itan angina. Jika a$itan
K* tidak dapat ditentukan dengan jelas, maka pemeriksaan hendaknya diulang
&+2 jam setelah pemeriksaan pertama. Kadar 8K+- yang meningkat dapat
dijumpai pada seseorang dengan kerusakan otot skeletal (menyebabkan
spesi"isitas lebih rendah) dengan $aktu paruh yang singkat (E jam). engingat
$aktu paruh yang singkat, 8K+- lebih terpilih untuk mendiagnosis ekstensi
in"ark (in"ark berulang) maupun in"ark periprosedural. 2
Peningkatan nilai en5im di atas 2 kali nilai batas atas normal menunjukkan adanya
nekrosis jantung (in"ark miokard), n5im jantung sebagai berikut
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
23/54
8K- meningkat setelah % jam bila ada in"ark miokard dan men!apai
pun!ak dalam 0+2 jam dan kembali normal dalam 2+ hari. 8K- turut
meningkat pada operasi jantung, miokarditis dan kardioversi elektrik.
1roponin (1n) ada 2 jenis yaitu 1n 1 dan 1n I. n5im ini meningkat
setelah 2 jam bila ada in"ark miokard dan men!apai pun!ak dalam 0+2
jam dan !1n 1 masih dapat dideteksi setelah ;+ hari, sedangkan !1n I
setelah ;+0 hari.
Pemeriksaan en5im jantung yang lain yaitu
ioglobin dapat dideteksi satu jam setelah in"ark dan men!apai pun!ak
dalam +E jam.
8reatinine Kinase (8K) meningkat setelah %+E jam bila ada in"ark
miokard dan men!apai punak dalam 0+%& jam dan kembali normal dalam
%+ hari.
>a!ti! #ehydrogenase (>#@) meningkat setelah 2+E jam bila ada
in"ark miokard, men!apai pun!ak %+& hari dan kembali normal dalam E+
hari.
#e"initi" K* adalah dengan gejala dan tanda
*ngina tipikal
K/ dengan gambaran elevasi yang diagnostik untuk 1I, depresi
1 atau inversi 1 yang diagnostik sebagai keadaan iskemia miokard,
atau >--- baru 7 persangkaan baru
Peningkatan marker jantung2
1abel 2. 1ingkat peluang K* segmen 1 non elevasi
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
24/54
Pemeriksaan laboratorium
#ata laboratorium di samping marka jantung, yang harus dikumpulkan diruang ga$at darurat adalah tes darah rutin, /#, status elektrolit, koagulasi darah,
tes "ungsi ginjal, dan panel lipid. Pemeriksaan laboratorium tidak boleh menunda
terapi K*. 2
Pemeriksaan "oto polos dada
engingat pasien tidak diperkenankan meninggalkan ruang ga$at
darurat untuk tujuan pemeriksaan , maka "oto polos dada harus dilakukan di ruang
ga$at darurat denan alat portabel. 1ujuan pemeriksaan adalah untuk membuat
diagnosis banding, identi"ikasi komplikasi dan penyakit penyerta torakal2
Pemeriksaan ekokardiogra"i transtorakal2
Pemeriksaan ekokardiogra"i transtorakal saat istirahat dapat memberikan
gambaran "ungsi ventrikel kiri se!ara umum dan berguna untuk menentukan
diagnosis banding (stenosis aorta, kardiomiopati hipertro"ik, atau diseksi aorta). 2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
25/54
tress test seperti latihan K/ dapat membantu menyingkirkan diagnosis
banding PJK obstrukti" pada pasien+pasien tanpa rasa nyeri, K/ istirahat normal
dan marka jantung yang negati". 2
ultisli!e 8ardia! 81 (81) dapat digunakan untuk menyingkirkan
PJK sebagai penyebab nyeri pada pasien dengan kemungkinan PJK rendah
hingga menengah dan jika pemeriksaan troponin dan K/ tidak meyakinkan. 2
*ngiogra"i koroner memberikan in"ormasi mengenai keberadaan dan
tingkat keparahan PJK, sehingga dianjurkan segera dilakukan untuk tujuan
diagnostik pada pasien dengan resiko tinggi dan diagnosis banding yang tidak
jelas. 2
Penderita penyakit jantung koroner akan kita mengevaluasikan risiko
mortalitas, *8 yang baru atau re!urrent atau butuh revas!ularisasi yang darurat.
etiap pasien datang dengan diagnosis *8 harus dilakukan s!ore ini, namanya
1II =isk !ore
1able 1II s!ore di 3* dan 1I
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
26/54
1able 1II !ore di 1I
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
27/54
Dagn'ss &an 0am-aran #lns Angna Pekt'rs T&ak "ta-l
*namnesis merupakan hal yang sangat penting. Penderita yang datang
dengan keluhan utama nyeri dada atau nyeri ulu hati yang hebat, bukan
disebabkan oleh trauma, yang mengarah pada iskemia miokardium, pada laki+laki
terutama berusia H %; tahun atau $anita terutama berusia H 0tahun, memerlukan
perhatian khusus dan evaluasi lebih lanjut tentang si"at, onset, lamanya, perubahan
dengan posisi, penekanan, pengaruh makanan, reaksi terhadap obat+obatan, dan
adanya "aktor resiko. Fanita sering mengeluh nyeri dada atipik dan gejala tidak
khas, penderita diabetes mungkin tidak menunjukkan gejala khas karena
gangguan sara" otonom.
yeri pada K* bersi"at seperti dihimpit benda berat, ter!ekik, ditekan,
diremas, ditikam, ditinju, dan rasa terbakar. yeri biasanya berlokasi di blakang
sternum, dibagian tengah atau dada kiri dan dapat menyebar keseluruh dada, tidak
dapat ditunjuk dengan satu jari. yeri dapat menjalar ke tengkuk, rahang, bahu,
punggung, lengan kiri atau kedua lengan. >ama nyeri H 20menit, tidak hilang
setelah ; menit istirahat atau pemberian nitrat.
Keluhan pasien umumnya berupa
+ =esting angina terjadi saat istirahat berlangsung H 20 menit
+ e$ onset angina baru pertama kali timbul, saat aktivitas "isik sehari+hari,
akti"itas ringan7 istirahat
+ In!reasing angina sebelumnya usah terjadi, menjadi lebih lama, sering, nyeri
atau di!etuskan aktivitas lebih ringan.
Keluhan K* dapat berupa rasa tidak enak atau nyeri di daerah
epigastrium yang tidak dapat dijelaskan sebabnya dan dapat disertai gejala
otonom sesak napas, mual sampai muntah, kadang+kadang disertai keringat
dingin. Pada pemeriksaan jasmani seringkali tidak ada yang khas.
Elektr'kar&'gra$ 5E706
Pemeriksaan 8/ sangat penting baik untuk diagnosis maupun strati"ikasi
risiko pasien angina tak stabil. *danya depresi segmen 1 yang baru menunjukan
kemungkinan adanya iskemi atau 1I. Perubahan gelombang 1 dan 1 yang
nonspesi"ik seperti depresi segmen 1 kurang dari 0.;mm dan gelombang 1
negati" kurang dari 2mm, tidak spesi"ik untuk iskemi, dan dapat disebabkan
karena hal lain. Pada angina tak stabil ' mempunyai K/ normal, dan pada
1I +&' 8/ juga normal.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
28/54
E8erse test
Pemeriksaan K/ tidak memberikan data untuk diagnosis angina tak
stabil se!ara lansung. 1etapi bila tampak adanya gangguan "aal ventrikel kiri,
adanya mitral insu""isiensi dan abnormalitas gerakan dinding reginal jantung,
menandakan prognosis kurang baik. tress ekokardiogra"i juga dapat membantu
menegakkan adanya iskemi miokardium.
Pemerksaan la-'rat'rum
Pemeriksaan troponin 1 atau I dan pemeriksaan 8K+- telah diterima
sebagai petanda paling penting dalam diagnosis K*. enurut uropean o!iety
o" 8ardiology (8) dan *88 dianggap adanya mionekrosis bila troponin 1 atau
I positi" dalam 2 jam. 1roponin tetap positi" sampai 2 minggu.=isiko kematian
bertambah dengan tingkat kenaikan troponin.
8K- kurang spesi"ik karena juga ditemukan di otot skeletal, tapi
berguna untuk diagnosis in"ark akut dan akan meningkat dalam beberapa jam dan
kembali normal dalam Ejam.
Dagn'ss &an 0am-aran #lns In$ark M'kar& Akut Tan%a Ele9as "T
5 N"TEMI 6
yeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadangkala epigastrium
dengan !iri khas seperti diperas, diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa
penuh, berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala yang sering ditemukan pada
1I. *nalisis berdasarkan gambaran klinis menunjukkan mereka memiliki
gejala dengan onset baru angina berat 7 terakselerasi memiliki prognosis lebih baik
berbanding dengan memiliki nyeri pada $aktu istirahat./ejala tidak khas seperti
dispneu, mual, dia"oresis, sinkop atau nyeri lengan, epigastrium, bahu atas, atau
leher juga terjadi dalam kelompok yang lebih besar terutama pasien lebih dari &;tahun.
Elektr'kar&'gram 5E706
/ambaran K/, se!ara spesi"ik berupa deviasi segmen 1 merupakan hal
penting yang menentukan risiko pada pasien. Pada 1hrombolysis in yo!ardial
Is!hemia 1rial (1II) III =egistry, adanya depresi segmen 1 baru sebanyak
0.0;m? merupakan predi!tor out!ome yang buruk.9uto!me yang buruk
meningkat se!ara progresi" dengan memberatnya depresi segmen 1 dan baik
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
29/54
depresi segmen 1 maupun perubahan troponin 1 keduanya memberikan
tambahan in"ormasi prognosis pasien+pasien dengan 1I.
B'marker #erusakan M'kar&
1roponin 1 atau troponin I merupakan petanda nekrosis miokard yang
lebih disukai, karena lebih spesi"ik berbanding en5im jantung seperti 8K dan
8K-.Pada pasien dengan I*, peningkatan a$al troponin pada darah peri"er
setelah %+jam dan dapat menetap sampai %+minggu.
Dagn'ss &an 0am-aran #lnsIn$ark M'kar& Akut Dengan Ele9as "T
5"TEMI6
#iagnosis I* dengan elevasi 1 ditegakkan berdasarkan anamnesa nyeri
dada yang khas dan gambaran K/ adanya elevasi 1≥ 2mm, minimal pada dua
sadapan prekordial yang berdampingan atau ≥ mm pada dua sadapan ektremitas.
Pmeriksaan en5im jantung, terutama troponin 1 yang meningkat, memperkuat
diagnosis, namun keputusan memberikan terapi revaskularisasi tak perlu
menunggu hasil pemeriksaan en5im, dalam mengingat tatalaksana I*, prinsip
utama penatalaksanaan adalah time is muscle.
Anamness
*namnesis yang !ermat perlu dilakukan apakah nyeri dadanya berasal dari
jantung atau diluar jantung. Jika di!urigai nyeri dada yang berasal dari jantung
perlu dibedakan apakah nyerinya berasal dari koroner atau bukan. Perlu
dianamnesis pula apakah ada ri$ayat in"ark miokard sebelumnya serta "aktor+
"aktor resiko antara lain hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, merokok,
stress serta ri$ayat sakit jantung koroner pada keluarga.
Pada hampir setengah kasus, terdapat "aktor pen!etus sebelum terjadi
1I, seperti aktivitas "isik berat, stress emosi atau penyakit medis atau bedah.
Falaupun 1I bisa terjadi sepanjang hari atau malam, variasi sirkadian
dilaporkan pada pagi hari dalam beberapa jam setelah bangun tidur.
yeri dada tipikal (angina) merupakan gejala kardinal pasien I*. @arus
mampu mengenal nyeri dada angina dan mamapu membedakan dengan nyeri dada
lainnya, karena gejala ini merupakan petanda a$al dalam pengelolaan pasien
I*.
i"at nyeri dada angina sebagai berikut2
>okasi substernal , retrosternal, dan prekordial.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
30/54
i"at nyeri rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat,
sperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
Penjalaran ke biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang ba$ah,
gigi, punggung interskapular, perut dan dapat juga ke lengan kanan. yeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
Caktor pen!etus latihan "isik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah
makan.
/ejala yang menyertai mual muntah, sulit bernapas, keringat dingin,
!emas dan lemas.
0am-ar 3 + P'la n,er &a&a %a&a skema m'kar&
Pemerksaan *sk
ebagian besar pasien !emas dan tidak bisa istirahat (gelisah). eringkali
ekstremitas pu!at disertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal
H%0menit dan banyak keringat di!urigai kuat adanya 1I. ekitar seperempat
pasien in"ark anterior mempunyai mani"estasi hiperaktivitas sara" simpatis
(takikardia dan7atau hipotensi) dan hampir setengah pasien in"ark posterior
menunjukkan hiperaktivitas parasimpatis (bradikardia dan7atau hipotensi).
1anda "isik lain pada dis"ungsi ventrikular adalah dan % gallop,
penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung
kedua. #apat ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik apikal yang bersi"at
sementara karena dis"ungsi aparatus katup mitral dan peri!ardial "ri!tion rub.
Peningkatan suhu sampai %E08 dapat dijumpai dalam minggu pertama pas!a
1I .
Elektr'kar&'gram
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
31/54
Pemeriksaan K/ 2 sadapan harus dilakukan pada semua pasien dengan
nyeri dada atau keluhan yang di!urigai 1I dan harus dilakukan segera dalam
0 menit sejak kedatangan di 3/#. Pemriksaan K/ menentukan keputusan
terapi karena bukti kuat menunjukkan gambaran elevasi segmen 1 dapat
mengidenti"ikasi pasien yang berman"aat untuk dilakukan terapi reper"usi. Jika
pemeriksaan K/ a$al tidak diagnostik untuk 1I tetapi pasien tetap
simptomatik dan terdapat ke!urigaan kuat 1I, K/ serial dengan interval ;+
0menit atau pemantauan K/ 2 sadapan se!ara kontinu harus dilakukan unutk
mendeteksi potensi perkembangan elevasi segmen 1. Pada pasien dengan
1I in"erior, K/ sisi kanan harus diambil untuk mendeteksi kemungkinan
in"ark pada ventrikel kanan.ebagian besar pasien dengan presentasi a$al elevasi segmen 1
mengalami evolusi menjadi gelombang M pada K/ yang akhirnya didiagnosa
in"ark miokard gelombang M, sebagian ke!il menetap menjadi in"ark miokard
gelombang non M. Jika obstruksi trombus tidak total, obstruksi bersi"at sementara
atau ditemukan banyak kolateral, biasanya tidak ditemukan elevasi segmen 1
dan biasanya megalami 3* atau 1I. Pada sebagian pasien tanpa elevasi 1
berkembang tanpa menunjukkan gelombang M disebut in"ark non M. ebelumnya
istilah in"ark miokard transmural digunakan jika K/ menunjukkan gelombang M
atau menghilangnya gelombang = dan in"ark miokard nontransmural jika K/
hanya menunjukkan perubahan sementara segmen 1 atau gelombang 1. amun
tidak selalu ada korelasi gambaran patologis K/ dengan lokasi in"ark (mural
atau transmural) sehingga terminologi I* gelombang M atau non M
menggantikan in"ark mural atau nontransmural.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
32/54
0am-ar + "TEMI &engan e9'lus %at'l'gk : ;a9e & lea& I &an
DIA0N/"I" BANDIN0
-erbagai diagnosa banding sindrom koroner akut antara lain
a. engan!am ji$a dan perlu penanganan segera diseksi aorta, per"orasi
ulkus peptikum atau saluran !erna, emboli paru, dan tension
pneumothoraB.
b. on iskemik miokarditis, perikarditis, kardiomyopati hipertropik,
sindrom -rugada, sindrom $ol"+Parkinson+Fhite.
!. on kardiak nyeri bilier, ulkus peptikum, ulkus duadenum, pleuritis,
/=#, nyeri otot dinding dada, serangan panik dan gangguan psikogenik.
#iagnosis banding nyeri dada 1I antara lain perikarditis akut, emboli
paru, diseksi aorta akut, kostokondritis dan gangguan gastrointestinal. yeri dada
tidak selalu ditemukan pada 1I. 1I tanpa nyeri lebih sering dijumpai
pada diabetes melitus dan usia lanjut.
0am-ar + Dagn'ss -an&ng n,er &a&a
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
33/54
II.< Penatalaksanaan
Pasien yang sudah mempunyai tanda+tanda *8, harus segera ditindak supaya tidak menyebabkan konsekuensi yang lebih parah. Penatalaksanaan dapat
menggunakan 9*89. #apat dimulai dengan memberikan oksigen >7mnt,
*spirin %00mg, 8lopidogrel %00mg, itrogly!erin 0.&mg > ulang setiap ;
minute sebanyak tiga kali, jika pasien mengeluhkan nyeri dada yang berat sekali,
morphine I? 0.;mg7ml sebanyak ; ml dimasukin. eterusnya, K/ harus
dipantau dan mengetahui apakah ini 3*, 1I atau 1I. Jika pasien
mengalami 3*, harus memastikan dengan pemeriksaan en5im jantung, dan
melanjutkan ke arah edukasi dan terapi ra$at jalan. Jika pasien mengalami
1I71I, kita harus memikirkan apakah ren!ana reper"usi dengan
Per!utaneus 8oronary Intervention (P8I) boleh dilakukan apa tidak. Jika tidak
boleh, harus diren!anakan "ibrinolysis. 1entunya hal ini atas pertimbangan dengan
para !ardiologist2
1ujuan pengobatan pada *8 adalah untuk memperbaiki prognosis
dengan !ara men!egah in"ark miokard dan kematian. 3paya yang dilakukan
adalah bagaimana mengurangi terjadinya thrombosis akut dan dis"ungsi ventrikel
kiri. 1ujuan ini dapat di!apai dengan modi"ikasi gaya hidup ataupun intervensi
"armakologik yang akan
(i) mengurang progresi" plak
(ii) menstabilkan plak, dengan mengurangi in"lamasi dan memperbaiki
"ungsi endotel, dan akhirnya,
(iii) men!egah thrombosis bila terjadi dis"ungsi endotel atau pe!ahnya
plak. elain itu, obat juga dipakai untuk memperbaiki simtom dan
iskemi yaitu nitrat kerja jangka pendek dan jangka panjang, -eta G
-lo!ker, 88-.
*lur tatalaksana *8 untuk di Instalasi mergen!y adalah
. tirah baring
2. suplemen oksigen harus diberikan jika saturasi 02 arteri N D;' atau yang
mengalami distres respirasi.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
34/54
%. suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien K* dalam & jam
pertama tanpa mempertimbangkan saturasi 92 arteri
. *spirin &0+%20 mg diberikan segera pada semua pasien yang tidak diketahui intoleransinya terhadap aspirin (Kelas I+*). *spirin tidak
bersalut lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual (di ba$ah lidah) yang
lebih !epat. 2
;. Penghambat reseptor *#P (adenosine diphosphate) 2
a. #osis a$al ti!agrelor yang dianjurkan adalah E0 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 2 B D0 mg7hari ke!uali pada pasien
1I yang diren!anakan untuk reper"usi menggunakan agen
"ibrinolitik atau2
b. #osis a$al l'%&'grel adalah %00 mg dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan A; mg7hari (pada pasien yang diren!anakan untuk
terapi reper"usi menggunakan agen "ibrinolitik, penghambat
reseptor *#P yang dianjurkan adalah !lopidogrel). 2
&. itrogliserin (1/) spray7tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada
yang masih berlangsung saat tiba di ruang ga$at darurat. jika nyeri dada
tidak hilang dengan satu kali pemberian, dapat diulang setiap lima menit
sampai maksimal tiga kali. itrogliserin intravena diberikan pada pasien
yang tidak responsi" dengan terapi tiga dosis 1/ sublingual. #alam
keadaan tidak tersedia 1/, isosorbid dinitrat (I#) dapat dipakai
sebagai pengganti. 2
A. or"in sul"at +; mg intravena, dapat diulang setiap 0+%0 menit, bagi
pasien yang tidak responsi" dengan terapi tiga dosis 1/ sublingual 2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
35/54
-agan . *lgoritma evaluasi dan tatalaksana K*
9bat+obatan yang diperlukan dalam menangani K* adalah
. *nti Iskemia
.. Penyekat -eta (-eta blo!ker).
Keuntungan utama terapi penyekat beta terletak pada e"eknya terhadap
reseptor beta+ yang mengakibatkan turunnya konsumsi oksigen miokardium.
1erapi hendaknya tidak diberikan pada pasien dengan gangguan konduksi atrio+
ventrikler yang sign"ikan, asma bronkiale, dan dis"ungsi akut ventrikel kiri. Pada
kebanyakan kasus, preparat oral !ukup memadai dibandingkan injeksi.2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
36/54
1abel %. Jenis dan dosis penyekat beta untuk terapi I*
.2 itrat.
Keuntungan terapi nitrat terletak pada e"ek dilatasi vena yang
mengakibatkan berkurangnya preload dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
sehingga konsumsi oksigen miokardium berkurang. "ek lain dari nitrat adalah
dilatasi pembuluh darah koroner baik yang normal maupun yang mengalami
aterosklerosis.2
1abel . Jenis dan dosis nitrat untuk terapi I*
.% 8al!ium !hannel blo!kers (88-s).
i"edipin dan amplodipin mempunyai e"ek vasodilator arteri dengan
sedikit atau tanpa e"ek pada * ode atau *? ode. ebaliknya verapamil dan
diltia5em mempunyai e"ek terhadap * ode dan *? ode yang menonjol dan
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
37/54
sekaligus e"ek dilatasi arteri. emua 88- tersebut di atas mempunyai e"ek
dilatasi koroner yang seimbang. 9leh karena itu 88-, terutama golongan
dihidropiridin, merupakan obat pilihan untuk mengatasi angina vasospastik.2
1abel ;. Jenis dan dosis penghambat kanal kalsium untuk terapi I*
2. *ntiplatelet
1abel &. Jenis dan dosis antiplatelet untuk terapi I*
%. *ntikogulan.
1erapi antikoagulan harus ditambahkan pada terapi antiplatelet se!epat
mungkin. #alam strategi yang benar+benar konservati", pemberian antikoagulasi
perlu dilanjutkan hingga saat pasien dipulangkan dari rumah sakit. 2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
38/54
1abel &. Jenis dan dosis antikoagulan untuk terapi I*
. *8 Inhibitor
*8 Inhibitor berguna dalam mengurangi remodelling dan menurunkan
angka kematian penderita pas!a in"ark miokard yang disertai gangguan "ungsi
sistol jantung, dengan atau tanpa gagal jantung klinis. Inhibitor *8 diindikasikan
penggunaannya untuk jangka panjang, ke!uali ada indikasi kontra, pada pasien
dengan "raksi ejeksi ventrikel kiri N0' dan pasien dengan diabetes mellitus,
hipertensi, atau penyakit ginjal kronik (P/K). 2
1abel A. Jenis dan dosis inhibitor *8 untuk I*
&. tatin
1anpa melihat nilai a$al kolesterol >#> dan tanpa mempertimbangkan
modi"ikasi diet, statin harus diberikan pada semua penderita 3*P 7 1I
termasuk mereka yang telah menjalani revaskularisasi jika tidak terdapat indikasi
kontra. 1erapi statin dosis tinggi hendaknya dimulai sebelum pasien keluar rumah
sakit, dengan sasaran terapi untuk men!apai kadar kolesterol >#> 00 mg7dl. 2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
39/54
elain tatalaksana "armakologi terdapat juga revaskularisasi. *da dua !ara
revaskularisasi yang telah terbukti baik pada *8 stabil yang disebabkan
aterosklerotik koroner yaitu tindakan revaskularisasi pembedahan, bedah pintas
koroner (!oronary artery bypass gra"t 4 8*-/) dan tindakan intervensi perkutan
(per!utaneous !oronary intervention 4 P8I). =evaskularisai dengan tujuan
adalah meningkatkan survival ataupun men!egah in"ark ataupun menghilangkan
gejala.
e!ara umum, pasien yang memiliki indikasi untuk dilakukan
arteriography koroner dan tindakan kateterisasi menunjukkan penyempitan arteri
koroner adalah kandidat yang potensial untuk dilakukan revaskularisasi miokard.
elain itu, tindakan revaskularisasi dilakukan pada pasien jika
. Pengobatan tidak berhasil mengontrol keluhan pasien
2. @asil uji non+invasi" menunjukan adanya risiko miokard
%. #ijumpai risiko tinggi untuk kejadian dan kematian
. Pasien lebih memilih tindakan intervensi dibanding dengan pengobatan
biasa dan sepenuhnya mengerti akan risiko dari pengobatan yang
diberikan kepada mereka.
Jika P8I tidak dapat diakses dalam jangka $aktu D0 menit, terapi
thrombolitik7"ibrinolitik disarankan. 1hrombolitik dapat menurunkan mortalitas
dan mengurangi in"ark pada 1I. 1erapi ini dilakukan dalam % jam pertama
dan dapat menurunkan ;0' mortalitas pada pasien *8.
1erapi reper"usi segera, baik dengan Intervensi Koroner Perkutan (P8I)
atau "armakologis, diindikasikan untuk semua pasien dengan gejala yang timbul
dalam 2 jam dengan elevasi segmen 1 yang menetap atau >e"t -undle -ran!h
-lo!k (>---) yang (terduga) baru. 1erapi reper"usi (sebisa mungkin berupa IKP primer) diindikasikan apabila terdapat bukti klinis maupun K/ adanya iskemia
yang sedang berlangsung, bahkan bila gejala telah ada lebih dari 2 jam yang lalu
atau jika nyeri dan perubahan K/ tampak tersendat. 2
#alam menentukan terapi reper"usi, tahap pertama adalah menentukan
ada tidaknya rumah sakit sekitar yang memiliki "asilitas IKP. -ila tidak ada,
langsung pilih terapi "ibrinolitik. -ila ada, pastikan $aktu tempuh dari tempat
kejadian ke rumah sakit tersebut apakah kurang atau lebih dari ,; jam. Jika
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
40/54
membutuhkan $aktu lebih dari ,; jam, reper"usi pilihan adalah "ibrinolitik.
etelah "ibrinolitik selesai diberikan, jika memungkinkan pasien dapat dikirim ke
pusat dengan "asilitas IKP. tenting lebih disarankan dibandingkan angioplasti
balon untuk IKP primer. 2
-ila pasien tidak memiliki kontraindikasi terhadap terapi antiplatelet
dual (dual antiplatelet therapy+#*P1) dan kemungkinan dapat patuh terhadap
pengobatan, drug-eluting stents (#) lebih disarankan daripada bare metal
stents (-). 2
Carmakoterapi periprosedural
Pasien yang akan menjalani IKP primer sebaiknya mendapatkan terapi
antiplatelet ganda (#*P1) berupa aspirin dan penghambat reseptor *#P sesegera
mungkin sebelum angiogra"i. 2
1erapi "ibrinolitik
*gen yang spesi"ik terhadap "ibrin (tenekteplase, alteplase, reteplase)
lebih disarankan dibandingkan agen+agen yang tidak spesi"ik terhadap "ibrin
(streptokinase). 2
1abel E.Kontraindikasi terapi "ibrinolitik 2,
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
41/54
1abel D. =egimen "ibrinolitik untuk in"ark miokard akut
*ngiogra"i emergensi dengan tujuan untuk melakukan revaskularisasi
diindikasikan untuk gagal jantung7pasien syok setelah dilakukannya "ibrinolisis
inisial. Jika memungkinkan, angiogra"i dengan tujuan untuk melakukan
revaskularisasi (pada arteri yang mengalami in"ark) diindikasikan setelah
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
42/54
"ibrinolisis yang berhasil . Faktu optimal angiogra"i untuk pasien stabil setelah
lisis yang berhasil adalah %+2 jam. 2
II.= #'m%lkas
Komplikasi 1I
a. #is"ungsi ventrikular
etelah 1I, ventrikel kiri mengalami perubahan dalam bentuk,
ukuran dan ketebalan pada segmen yang mengalami in"ark dan non in"ark.
Proses ini disebut remodelling ventri!ular dan umumnya mendahului
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
43/54
berkembangnya gagal jantung se!ara klinis dalam hitungan bulan atau
tahun pas!a in"ark. egera setelah in"ark, ventrikel kiri mengalami dilatasi.
e!ara akut hasil ini berasal dari ekspansi in"ark. elanjutnya terjadi pula
pemanjangan segmen non in"ark, mengakibatan penipisan yang
disproporsional dan elongasi 5ona in"ark. Pembesaran ruang jantung
se!ara keseluruhan yang terjadi dikaitkan dengan ukuran dan lokasi in"ark
dengan dilatasi pas!a in"ark pada apeks ventrikel kiri yang mengakibatkan
penurunan hemodinamik yang nyata, lebih sering terjadi gagal jantung
dengan prognosis yang buruk.
b. /angguan hemodinamik
/agal jantung merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit
karena 1I. Perluasan nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang
baik dengan tingkat gagal pompa jantung dan mortalitas, baik pada a$al
(0 hari in"ark) dan sesudahnya. 1anda klinis yang tersering dijumpai
adalah ronkhi basah di paru dan bunyi jantung % dan gallop. Pada
roentgen sering dijumpai kongesti paru.
!. yok kardiogenik
@anya 0' pasien syok kardiogenik ditemukan saat masuk,
sedangkan D0' ditemukan selama pera$atan. -iasanya pasien yang
berkembang menjadi syok kardiogenik mempunyai penyakit arteri
koroner multivessel.
d. In"ark ventrikel kanan
ekitar sepertiga pasien dengan in"ark posteroposterior
menunjukkan sekurang+kurangnya nekrosis ventrikel kanan derajat ringan.
Jarang pasien dengan in"ark terbatas primer pada ventrikel kanan. In"ark
ventrikel kanan se!ara klinis menyebabkan tanda gagal ventrikel kanan
yang berat (distensi vena jugularis, tanda KussmaulOs, hepatomegali)
dengan atau tanpa hipotensi. levasi segmen 1 pada sadapan K/ sisi
kanan, terutama sadapan ?= sering dijumpai pada 2 jam pertama pasien
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
44/54
in"ark ventrikel kanan. 1erapi terdiri dari ekspansi volume untuk
mempertahankan preload ventrikel kanan yang adekuat dan upaya untuk
meningkatkan tampilan dengan reduksi takanan arteri pulmonalis.
e. *ritmia pasien pas!a 1I
Insidens aritmia pas!a in"ark lebih tinggi pada pasien segera
setelah onset gejala. ekanisme aritmia terkait in"ark men!akup
ketidakseimbangan sistem sara" autonom, gangguan elektrolit, iskemia
dan penghambatan konduksi di 5ona iskemia miokard.
". kstrasistol ventrikel
#epolarisasi prematur ventrikel sporadik yang tidak sering terjadi
pada hampir semua pasien 1I dan tidak memerlukan terapi.
Penyekat beta e"ekti" dalam men!egah akti"itas ektopik ventrikel pada
pasien 1I dan pen!egahan "ibrilasi ventrikel, dan harus diberikan
rutin ke!uali terdapat kontraindikasi. @ipokalemia dan hipomagnesemia
merupakan "aktor risiko "ibrilasi ventrikel pada pasien 1I,
konsentrasi kalium serum diupayan men!apai ,; mmol7liter danmagnesium 2 mmol7liter.
g. 1akikardi dan "ibrilasi ventrikel.
#alam 2 jam pertama 1I, takikardidan "ibrilasi ventrikular
dapat terjadi tanpa tanda bahaya aritmia sebelumnya.
h. Komplikasi mekanik
+ =uptur muskularpapilaris, ruptur septum ventrikel, ruptur dinding
ventikel.
II.> Pr'gn'ss
ortalitas a$al 1I lebih rendah dibandingkan 1I namun
setelah & bulan, mortalitas keduanya berimbang dan se!ara jangka panjang,
mortalitas 1I lebih tinggi. 2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
45/54
trati"ikasi 1II telah divalidasi untuk prediksi kematian %0 hari dan
tahun pada berbagai spektrum K* termasuk 3*P71I. 2
1abel 0. kor 1II untuk 3*P dan 1I
2,;
1abel .trati"ikasi resiko berdasarkan skor 1II2,;
Klasi"ikasi /=*8 ditujukan untuk memprediksi mortalitas saat
pera$atan di rumah sakit dan dalam & bulan setelah keluar dari rumah sakit.
3ntuk prediksi kematian di rumah sakit, pasien dengan skor risiko /=*8 N0E
dianggap mempunyai risiko rendah (risiko kematian '). ementara itu, pasien
dengan skor risiko /=*8 0D+0 dan H0 berturutan mempunyai risiko
kematian menengah (+%') dan tinggi (H%'). 3ntuk prediksi kematian dalam &
bulan setelah keluar dari rumah sakit, pasien dengan skor risiko /=*8 NEE
dianggap mempunyai risiko rendah (risiko kematian %'). ementara itu, pasien
dengan skor risiko /=*8 ED+E dan HE berturutan mempunyai risiko
kematian menengah (%+E') dan tinggi (HE').2
1abel 2. kor /=*82,&
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
46/54
trati"ikasi risiko berdasarkan kelas Killip merupakan klasi"ikasi risiko
berdasarkan indikator klinis gagal jantung sebagai komplikasi in"ark miokard
akut dan ditujukan untuk memperkirakan tingkat mortalitas dalam %0 hari .2
1abel %. ortalitas %0 hari berdasarkan kelas Killip2
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
47/54
Perdarahan dikaitkan dengan prognosis yang buruk pada 1I,
sehingga segala upaya perlu dilakukan untuk mengurangi perdarahan sebisa
mungkin. ?ariabel+variabel yang dapat memperkirakan tingkat risiko perdarahan
mayor selama pera$atan dirangkum dalam 8=3*# bleeding risk s!ore. kor
8=3*# yang tinggi dikaitkan dengan kemungkinan perdarahan yang lebih
tinggi.2
1abel . kor 8=3*#2,A
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
48/54
1abel ;. trati"ikasi resiko berdasarkan skor 8=3*#2,A
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
49/54
PEN7E0AHAN
Prioritas pen!egahan terutama dilakukan pada pasien dengan penyakit
jantung koroner, penyakit arteri peri"er dan ateros!klerosis !erebrovas!ular. elain
itu, pasien yang tanpa gejala tapi mempunyai risiko tinggi karena banyak "a!tor
risiko dan besarnya risiko dalam 0 tahun bakal dapat penyakit kardiovas!ular
yang "atal. Peningkatan salah satu komponen "a!tor risiko seperti !holesterol H
%20mg7dl, >#> H20 mg7dl, tekanan darah H E070mmhg dan pasien diabetes
tipe2 dan tipe dengan mikroalbuminuria. =i$ayat keluarga dekat pasien yang
mempunyai penyakit kardiovaskular aterosklerotik atau ri$ayat mati mendadak.
emua yang diatas adalah "a!tor G "a!tor risiko yang menyebabkan penyakit
jantung koroner.
*887*@* merekomendasikan petunjuk untuk untuk pen!egahan penyakit
kardiovaskular yang ditentukan dari "a!tor risiko yang ada dengan !ara non+
"armakologi maupun "armakologi.
Pan&uan %enegahan %rmer %en,akt kar&'9askular &an str'ke
-er&asarkan $akt'r resk'.
elain daripada yang diatas, terdapat prevensi sekunder pada individu
yang terbukti menderita penyakit jantung koroner adalah upaya untuk men!egah
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
50/54
agak *8 itu tidak berulang lagi. Prevensi sekunder itu sangat diperlukan pada
individu yang pernah atau sudah terbukti menderita *8, !enderung untuk
mendapat sakit jantung lagi, dan orang yang belum pernah sakit jantung tapi
mempunyai kemungkinanya yang besar.
Ta-el +Inter9ens *akt'r rsk'.
Caktor risiko dan Perubahan yang diharapkan
erokok
berhenti total. 1idak terpapar pada lingkungan perokok.
Kontrol tekanan darah
1ujuan 1# 07D0 mm@g6 %07E0 mm@g pada gangguan gingal atau gagal
jantung dan diabetes.
#iet
1ujuan mengkonsumsi makanan rendah garam dan perbanyak makan sayur+
sayuran dan buah+buahan yang menyehatkan
Pemberian *spirin
1ujuan *spirin dosis rendah pada penderita dengan risiko tinggi
kardiovaskular
Pengaturan >ipid di #alam tubuh
tujuan >#> G 8 &0 mg7dl jika "a!tor risiko N , >#> %0 mg7dl jika
memiliki L 2 "aktor risiko dan risiko 8@# 20', atau >#> G 8 00 mg7dl untuk
"a!tor risiko L 2 "aktor risiko dimiliki dan memiliki 0' risiko 8@# L20' atau
jika pasien juga terkena diabetes.
*ktivitas "isik
1ujuan aktivatas "isik minimal %0 menit atau aktivitas "isik dengan intensitas
sedang setiap hari dalam minggu. inimal %+;B dalam semingguPengaturan -erat -adan
1ujuan men!apai dan mempertahankan berat (-I E.; G 2.D kg7m2) -ila
-I L 2; kg7m2, lingkar pinggang N 0 in!i pada pria dan N %; in!i pada $anita
Pengeloaan #iabetes
1ujuan /#P ( 2& mg7dl), /# ( 200 mg7dl) dan @-*! (0')
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
51/54
BAB III
#E"IMPULAN
*8 adalah penyakit yang ga$at dan harus diidenti"ikasi dan ditangain
dengan !epat supaya komplikasi yang lebih parah tidak terjadi.Pada "ase a$al,
*8 itu masih reversible, tapi bila sudah "ase lebih lama,in"arktidak dapat
dikembali ke otot jantung yang normal.9tot jantung tidak dapat pulih dengan
sendirinya. elain itu, "aktor G "aktor resiko *8 seperti diabetes mellitus,
hipertensi, dislipidemia, obesitas, merokok dll dapat menyebabkan lapisan endotel
pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami kerusakan sehinggaterbentuknya plak pada pembuluh darah koroner dan menyempitnya lumen arteri
koroner, dan mengurangi aliran darah7iskemia miokard. -ila plak aterosklerotik
mengalami rupture akan menyebabkan *8. Falaupun !ara G !ara diagnosis *8
berma!am G ma!am, setiap dokter harus mengetahui kemampuan dan
keterbatasan masing G masing !ara tersebut. 3ntuk membuat suatu diagnosis yang
menyeluruh tidak selalu membutuhkan semua pemeriksaan tersebut. Pada
penderita, uji latihan jasmani mungkin merupakan pemeriksaan yang sudah
men!ukupi tetapi pada penderita lain mungkin diperlukan arterigra"i koroner
tanpa harus sebelumnya menjalani uji latihan jasmani.
Pengobatan *8 ada banyak !ara, pengobatan "armakologis, tindakan
intervensi kardiologi dan pembedahan. 1etapi yang paling penting kita harus
evaluasi apa "a!tor risiko yang ada pada penderita dan menghilangkan risiko itu.
#engan !ara modi"ikasi gaya hidup, mengatasi "a!tor risiko7penyebab agar
progresi penyakit dapat dihambat dan rekurensi *8 diminimalisasikan. 1indakan
P8I maupun bedah pintas jantung (8*-/) dikerjakan sesuai dengan indikasi
yang tepat.#engan kemajuan yang pesat dalam bidang intervensi kardiologi,
sebagian kasus *8 yang dulunya harus dilakukan tindakan bedah jantung,
sekarang ini dapat diatasi dengan P8I.aat ini tindakan P8I maupun primary P8I
sudah rutin dikerjakan. Pen!egahan *8 penting sekali diperhatikan terutama
pada kelompok orang dengan risiko tinggi. Pemeriksaan "a!tor risiko harus
dimulai sejak umur 20 tahun terutama bila ada ri$ayat keluarga dengan *8.
eluruh orang de$asa usia di atas 0 tahun harus mengetahui "a!tor risiko dan
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
52/54
prediksi besarnya risiko *8 dalam 0 tahun dengan tujuan menurunkan "a!tor
risiko sebesar+besarnya. Pasien diabetes atau risiko 0 tahun H 20' dianggap
sama pasien *8.
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
53/54
DA*TAR PU"TA#A
. #irektorat -ina Carmasi Komunitas dan Klinik, #itjen -ina Ke"armasian
dan *lat Kesehatan #epartemen Kesehatan. 200&. Pharma!euti!al !are
untuk pasien penyakit jantung koroner "okus sindrom koroner akut.
#iambil dari http77bin"ar.depkes.go.id7bmsimages7%&%;;&.pd"
2. Perhimpunan #okter pesialis Kardiovaskular Indonesia. 20;. Pedoman
tatalaksana sindrom koroner akut.
%. uraj *. *!har, dkk. *m Cam Physi!ian. 200; Jul 6A2(0)D+2&.
#iambil dari http77$$$.aa"p.org7a"p7200;70A07pD.html
. =obert . 9O8onnor, dkk. Part 0 *!ute 8oronary yndromes 200.
*meri!an @eart *sso!iation /uidelines "or 8ardiopulmonary =esus!itation
and mergen!y 8ardiovas!ular 8are. 8ir!ulation. 200 6 22AEA+EA.
#iambil dari
https77!ir!.ahajournals.org7!ontent7227Esuppl%7AEA."ull.pd"Qhtml
;. -. -a!kus, dkk. =isk !ores "or Patients $ith 8hest Pain valuation in
the mergen!y #epartment. 8urr 8ardiol =ev. 20 Ceb6 A() 2GE.
#iambil dari http77$$$.n!bi.nlm.nih.gov7pm!7arti!les7P8%%A7
&. Pedro de *rauRjo /on!alves, dkk. 1II, P3=3I1, and /=*8 risk
s!ores sustained prognosti! value and intera!tion $ith revas!ulari5ation in
1+*8. uropean @eart Journal (200;) 2&, E&;GEA2. #iambil
dari http77eurheartj.oB"ordjournals.org7!ontent7ehj72&7D7E&;."ull.pd"
A. mad *bu+*ssi, ergio =aposeiras+=oubin. 8omparing the predi!tive
validity o" three !ontemporary bleeding risk s!ores in a!ute !oronary
syndrome. ur @eart J *!ute 8ardiovas! 8are. 202 ep6 (%) 222G2%.
#iambil dari http77$$$.n!bi.nlm.nih.gov7pm!7arti!les7P8%A&0;7
E. =ani *. et al., 200&, Perhimpunan #okter pesialis Penyakit #alam
Indonesia, halaman &%
D. Cau!i *. et al., 200;, @arrisonOs Prin!iples o" Internal edi!ine &th edition,
p2;
http://var/www/apps/conversion/tmp/Downloads/Diambil%20dari%20:%20http:/binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361351516.pdfhttps://circ.ahajournals.org/content/122/18_suppl_3/S787.full.pdf+htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Backus%20B%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3131711/http://eurheartj.oxfordjournals.org/content/ehj/26/9/865.full.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Abu-Assi%20E%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Raposeiras-Roubin%20S%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3760544/http://var/www/apps/conversion/tmp/Downloads/Diambil%20dari%20:%20http:/binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361351516.pdfhttps://circ.ahajournals.org/content/122/18_suppl_3/S787.full.pdf+htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Backus%20B%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3131711/http://eurheartj.oxfordjournals.org/content/ehj/26/9/865.full.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Abu-Assi%20E%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Raposeiras-Roubin%20S%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3760544/
8/15/2019 Referat Anestesi ACS
54/54
0. Kumar P and 8lark , 200&, 8lini!al edi!ine Ath dition, page A%
. -rady F. et al. 202, *!ute 8oronary yndrome 200 *meri!an @eart
*sso!iation /uidelines "or 8ardiopulmonary =esus!itation and mergen!y
8ardiovas!ular 8are, *@*
2. *roney 8. et al. 200&, /uidelines "or the management o" a!ute !oronary
syndromes 200&, ational @eart Coundation o" *ustralia.
%. *!ute 8oronary yndromes a national !lini!al guidelines, 200A, !ottish
Inter!ollegiate /uidelines et$ork.
. @arrisons, Prinsiples o" Internal edi!ine, Ath ed, Philadelphia, !/ra$
@ill, 2000,%EAGDA.
;. *ndra. indrom Koroner *kutPendekatan Invasi" #ini atau Konservati".
ajalah Carma!ia disi *gustus 200& , @alaman ;
&. unarya oerianata, Filliam anjaya. Penatalaksanaan indrom Koroner
*kut dengan =evaskularisasi on -edah. 8ermin #unia Kedokteran o.
%, 200
A. =.*. a$a$i, Citriani, -. =usli, @ardjoeno. I>*I 1=9P9I 1 (!1n1)
P#=I1* I#=9 K9=9= *K31 (K*). Indonesian Journal o"
8lini!al Pathology and edi!al >aboratory, ?ol. 2, o. %, Juli 200& 2%+
2&