+ All Categories
Home > Documents > revisi eveprog

revisi eveprog

Date post: 09-Oct-2015
Category:
Upload: izzaza
View: 31 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
eveprog
31
 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization ( WHO ) , Kekurangan Vitamin A ( KVA ) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi 19 juta wanita hamil dan 190 juta anak bawah lima tahun ( Balita ) terutama dinegara-negara berkembang dengan  prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika. 1 Kebutuhan vitamin A untuk bayi dan anak balita lebih tinggi untuk pertumbuhan dan melawan segala jenis infeksi. Bayi secara umumnya lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah dan sangat bergantung terhadap sumber dari luar terutama air susu ibu ( ASI ) untuk memenuhi kebutuhan vitamin A . Di negara   negara berkembang , kebanyakan bayi yang menyusui tidak mendapatkan vitamin A yang adekuat dari ASI karena status nutrisi ibu yang kurang baik . Oleh karena itu , WHO telah menetapkan suatu program suplementasi vitamin A buat bayi, balita dan ibu nifas di negara-negara yang masih mengalami masalah KVA. 1 Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006 diperoleh gambaran prevalensi xeropthalmia 0.13% dan Indeks Serum Retinol pada balita kurang dari 20 μg/dl adalah sebesar 14.6%. Keadaan ini sudah jauh membaik jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1992 bahwa ada 50% balita dengan serum retinol < 20μg/dl . Namun demikian apabila diperhitungkan dengan jumlah balita yang ada saat ini , diperkirakan masih ada 26.000  balita menderita xeropthalmia dan sekitar 2.920000 balita mempunyai serum retinol <20μg/dl . 2 Menurut Riskesdas 2007 , cakupan suplementasi vitamin A telah mencapai 71.5% , namun kesenjangan antar propinsi variasinya masih cukup tinggi , yang terendah 51.0% dan yang tertinggi 84.7% . Data tersebut menunjukkan bahwa kegiatan suplementasi vitamin A di tingkat Kabupaten/ Kota belum berjalan optimal . 2 Pemberian vitamin A pada ibu nifas diyakini akan meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI , sehingga bayi yang disusui akan lebih kebal terhadap penyakit dan kesehatan ibu akan lebih cepat pulih . Di Kabupaten Karawang tahun 2011, didapatkan 9 kematian bayi akibat infeksi . Sedangkan di Puskesmas Rengasdengkok sendiri mencatat 1 kematian bayi pada tahun 2013 dan penyebabnya adalah infeksi. Untuk menurunkan
Transcript
  • 5/19/2018 revisi eveprog

    1/31

    1

    Bab I

    Pendahuluan

    1.1Latar Belakang

    Menurut World Health Organization ( WHO ) , Kekurangan Vitamin A ( KVA )

    merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi 19 juta wanita hamil dan

    190 juta anak bawah lima tahun ( Balita ) terutama dinegara-negara berkembang dengan

    prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika.1

    Kebutuhan vitamin A untuk bayi dan anak balita lebih tinggi untuk pertumbuhan

    dan melawan segala jenis infeksi. Bayi secara umumnya lahir dengan cadangan vitamin A

    yang rendah dan sangat bergantung terhadap sumber dari luar terutama air susu ibu

    ( ASI ) untuk memenuhi kebutuhan vitamin A . Di negara negara berkembang ,

    kebanyakan bayi yang menyusui tidak mendapatkan vitamin A yang adekuat dari ASI

    karena status nutrisi ibu yang kurang baik . Oleh karena itu , WHO telah menetapkan

    suatu program suplementasi vitamin A buat bayi, balita dan ibu nifas di negara-negara

    yang masih mengalami masalah KVA. 1

    Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan

    Makanan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006 diperoleh gambaran prevalensi

    xeropthalmia 0.13% dan Indeks Serum Retinol pada balita kurang dari 20 g/dl adalah

    sebesar 14.6%. Keadaan ini sudah jauh membaik jika dibandingkan dengan kondisi tahun

    1992 bahwa ada 50% balita dengan serum retinol < 20g/dl . Namun demikian apabila

    diperhitungkan dengan jumlah balita yang ada saat ini , diperkirakan masih ada 26.000

    balita menderita xeropthalmia dan sekitar 2.920000 balita mempunyai serum retinol

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    2/31

    2

    dampak akibat kekurangan vitamin A , pemerintah menganjurkan suplementasi vitamin A

    kepada bayi , balita dan ibu nifas . 3,4,5,6

    Saat ini masih belum diketahui hasil pencapaian program distribusi kapsul vitamin

    A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok , Kabupaten Karawang periode Januari

    2014 sampai dengan Agustus 2014 , maka dilakukan evaluasi program dengan metode

    membandingkan cakupan terhadap tolok ukur melalui pendekatan sistem .

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka dapat dirumuskan masalahnya

    adalah :

    1.2.1

    Menurut WHO , 19 juta wanita hamil dan 190 juta anak Balita mengalami

    Kekurangan Vitamin A terutama di negara-negara berkembang dengan prevalensi

    tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika.

    1.2.2 Di negara-negara berkembang , bayi yang menyusui tidak mendapatkan vitamin

    A yang adekuat dari ASI karena status nutrisi ibu yang kurang baik.

    1.2.3 Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi

    dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006 diperoleh gambaran

    prevalensi xeropthalmia 0.13% dan Indeks Serum Retinol pada balita kurang dari

    20 g/dl adalah sebesar 14.6%.

    1.2.4 Menurut Riskesdas 2007 , cakupan suplementasi vitamin A telah mencapai 71.5%

    , namun kesenjangan antar propinsi variasinya masih cukup tinggi , yang terendah

    51.0% dan yang tertinggi 84.7% .

    1.2.5 Di Kabupaten Karawang tahun 2011, didapatkan 9 kematian bayi dan di

    Puskesmas Rengasdengkok sendiri mencatat 1 kematian bayi pada tahun 2013

    dan penyebab kematian adalah infeksi.

    1.2.6 Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program distribusi kapsul Vitamin A

    bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok , Kabupaten Karawang periode

    Januari sampai Agustus 2014.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    3/31

    3

    1.3Tujuan

    1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian Program Distribusi

    Vitamin A bagi ibu nifas supaya dapat menyelesaikan masalah yang terdapat dalam

    unsur-unsur sistem agar dapat meningkatkan mutu dan jangkauan di Puskesmas

    Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang Barat periode Januari 2014

    sampai dengan Agustus 2014.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    1.3.2.1Diketahuinya perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A di Puskesmas

    Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

    1.3.2.2Diketahuinya mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A di Puskesmas

    Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

    1.3.2.3

    Diketahuinya pendistribusian kapsul vitamin A di Puskesmas Rengasdengklok

    periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

    1.3.2.4Diketahuinya cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas di

    Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus

    2014.

    1.3.2.5

    Diketahuinya cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di

    Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus

    2014.

    1.3.2.6Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan suplementasi vitamin A bagi ibu

    nifas di Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan

    Agustus 2014.

    1.4Manfaat Evaluasi

    1.4.1 Bagi Evaluator

    1.4.1.1Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah dan

    membandingkan dengan keadaan sebenarnya di lingkungan masyarakat.

    1.4.1.2

    Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program distribusi

    kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas di wilayah kerjanya.

    1.4.1.3Mengembangkan kemampuan minat dan bakat dalam mengevaluasi program

    Puskesmas dan berpikir secara ilmiah.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    4/31

    4

    1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

    1.4.2.1Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.

    1.4.2.2

    Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di

    bidang kesehatan.

    1.4.3 Bagi Puskesmas

    1.4.3.1

    Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas dan

    pemecahan masalahnya.

    1.4.3.2Memperoleh masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi

    masyarakat khususnya pada program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas.

    1.4.4 Bagi Masyarakat

    1.4.4.1

    Mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari Puskesmas.

    1.4.4.2Memperoleh pelayanan dan pembinaan mengenai program distribusi kapsul

    vitamin A bagi ibu nifas sehingga meningkatkan peran serta masyarakat dan

    ikut melaksanakan program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas.

    1.5Sasaran

    Seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode

    Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    5/31

    5

    Bab II

    Materi dan Metode

    2.1 Materi

    Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan bulanan mengenai

    distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas

    Rengasdengklok, periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014, mengenai :

    1.

    Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A

    2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A

    3. Pendistribusian kapsul vitamin A

    4.

    Sosialisasi suplementasi vitamin A

    5. Suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas

    6.

    Sistem pencatatan dan pelaporan

    2.2 Metode

    Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program distribusi

    kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014

    sampai Agustus 2014 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan

    pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, analisis data dan interpretasi data

    dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada

    dari pelaksanaan program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas

    Rengasdengklok kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah

    tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    6/31

    6

    Bab III

    Kerangka Teoritis dan Tolok Ukur

    3.1. Kerangka Teori

    Kegiatan ini dilakukan dengan metode pendekatan sistem. Pendekatan sistem adalah

    prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada waktu menyelenggarakan

    pekerjaan administrasi. Yang dimaksud sistem ialah kumpulan elemen atau komponen

    yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain serta memiliki tujuan yang

    jelas, terdiri dari input, process, output, dan feedback.

    Bagan 1: Skematik pendekatan sistem yang saling berhubungan menurut Ryan

    Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu

    proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya

    menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan

    dalam enam unsur, yakni:

    1. Masukan ( input)

    Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

    (tools) dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.Terdiri dari

    sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: Man

    (staf),Money(dana operasional),Material (logistic, obat, vaksin, alat medis),Method

    (ketrampilan/cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).

    2. Proses (process)

    Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

    yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai

    dari perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan

    pengawasan (controlling).

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    7/31

    7

    3. Keluaran (output)

    Keluaran ( output ) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

    berlangsungnya proses dalam sistem.

    4. Umpan balik (feed back)

    Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan

    keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.Merupakan

    hasil dari keluaran yang digunakan sebagai bahan untuk perbaikan pada satu siklus

    mendatang.

    5.

    Lingkungan (environment)

    Lingkungan (environment) adalah sesuatu yang berada di luar sistem dan tidak

    dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

    6. Dampak (impact)

    Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

    3.2 Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan

    Tolok ukur keberhasilan terdiri atas variabel - variabel : Masukan, Proses, Keluaran,

    Lingkungan, Umpan balik dan Dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target

    yang harus dicapai dalam Program Distribusi Kapsul Vitamin A bagi ibu nifas. Data

    lebih lengkap lihat di Lampiran I.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    8/31

    8

    Bab IV

    Penyajian Data

    4.1. Sumber Data

    Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari Laporan

    Bulanan distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok

    periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.

    Data pendukung yang digunakan adalah :

    1. Laporan Bulanan Program Gizi Puskesmas Rengasdengklok tahun 2014.

    2.

    Laporan Bulanan Pelayanan Nifas Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

    Puskesmas Rengasdengklok tahun 2014.

    3.

    Profil Puskesmas Rengasdengklok tahun 2013.

    4.2. Data Umum

    4.2.1 Data Geografi (Lampiran II)

    4.2.1.1.Puskesmas Rengasdengklok merupakan puskesmas induk yang berada di

    wilayah kecamatan Rengasdengklok, mulai Januari 2009 dipecah menjadi

    dua yaitu Puskesmas Rengasdengklok dan Puskesmas Kalang Sari.

    4.2.1.2.

    Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok adalah berikut:

    Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Medang Asem

    Kecamatan Jayakerta.

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Puskesmas Kalangsari Kecamatan

    Rengasdengklok.

    Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Citarum Kabupaten Bekasi.

    Sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Kutawaluya Kecamatan

    Kutawaluya

    4.2.1.3.Wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok meliputi 6 (enam) desa dengan

    luas wilayah 1,575 Ha terdiri dari tanah darat dengan luas 315 ha dan tanah

    sawah dengan luas 1,260 ha,dimana 6 (enam) desa tersebut, sebagai berikut:

    a. Desa Dewisari dengan jarak 3 km dari puskesmas, dapat dicapai semua

    jenis kendaraan .

    b.

    Desa Kertasari dengan jarak 2 km dari puskesmas, dapat dicapai semua

    jenis kendaraan .

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    9/31

    9

    c.

    Desa Rengasdengklok Utara dengan jarak 1 km dari puskesmas, dapat

    dicapai semua jenis kendaraan.

    d. Desa Rengasdengklok Selatan dengan jarak 150 m dimana lokasi

    puskesmas berada di wilayah desa Rengasdengklok Selatan, dapat

    dicapai semua jenis kendaraan.

    e. Desa Amansari dengan jarak 4 km dari puskesmas, dapat dicapai semua

    jenis kendaraan .

    f. Desa Dukuh Karya dengan jarak 4 km dari puskesmas, dapat dicapai

    semua jenis kendaraan .

    4.2.2 Data Demografi (Lampiran III Tabel 1, 2, 3)

    4.2.2.1. Berdasarkan data proyeksi tahun 2013 Puskesmas Rengasdengklok memiliki

    77,489 penduduk terdiri dari laki-laki 39,944 dan perempuan 37,545, jumlah

    KK 21,342 dengan jumlah bayi (0-11 bulan) 2,092, anak balita (12-59 bulan)

    5,148, ibu hamil 2,279 dan neonatus 2,198 dengan jumlah rumah sebanyak

    26,533 rumah.

    4.2.2.2. Penduduk miskin 33,24% dari jumlah penduduk wilayah Puskesmas

    Rengasdengklok yaitu sebanyak 25,757. KK miskin 6,439 dengan jumlah

    bayi (0-12 bulan) 695, anak balita (12-59 bulan) 1,711, ibu hamil 758, ibu

    menyusui 718, ibu melahirkan 731, neonatus 731, pasangan usia subur (PUS)

    5,544 dan wanita usia subur (WUS) 6,868.

    4.2.2.3. Tingkat pendidikan terbanyak penduduk wilayah kerja Puskesmas

    Rengasdengklok adalah Sekolah Menengah Pertama (46,79%).

    4.2.2.4. Mata pencarian terbanyak penduduk wilayah kerja Puskesmas

    Rengasdengklok adalah pedagang (72,43%).

    4.2.2.5. Agama Islam dianuti mayoritas penduduk wilayah kerja Puskesmas

    Rengasdengklok (96,30%).

    .

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    10/31

    10

    4.2.3 Jenis Sarana Kesehatan (Lampiran III, Tabel 4)

    Jenis sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok,

    antara lain : 1 Puskesmas, 1 RS Swasta, 2 Klinik 24 Jam, 10 orang praktek dokter

    umum, 2 orang praktek drg, 14 orang praktek bidan, 2 BP Sore, 10 Apotik, 7

    Posbindu dan 57 Posyandu.

    4.3 Data Khusus

    No Variabel Keterangan

    I 4.3.1 Masukan

    A. Tenaga (Man)

    Dokter umum

    Bidan Puskesmas

    Bidan desa

    Perawat

    Petugas laboratorium

    Petugas gizi

    Asisten apoteker

    Kader

    3 orang

    12 orang

    10 orang

    16 orang

    1 orang

    1 orang

    2 orang

    5 orang/ posyandu (285 orang)

    B. Dana (Money)

    BOK Tersedia

    C. Sarana (Material)

    I ) Medis

    Stetoskop

    Tensimeter

    Stadiometer

    Termometer

    Kapsul Vitamin A

    2 buah

    1 buah

    1 buah

    1 buah

    Ada

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    11/31

    11

    II ) Non-Medis

    Ruang pendaftaran

    Ruang pemeriksaan

    Ruang tunggu

    Ruang obat

    Lemari obat

    Buku panduan

    manajemen

    suplementasi vitamin A

    Kartu status, buku, alat

    tulis

    Tempat tidur

    Alat penyuluhan

    ( Leaflet dan Poster )

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Tidak Ada

    D. Metode (Method)

    1. Perencanaan kebutuhan

    kapsul vitamin A

    2. Penyimpanan kapsul

    vitamin A

    Kebutuhan kapsul vitamin A dihitung secara

    saksama karena akan mempengaruhi proses

    pengadaan .Sasaran kegiatan suplementasi

    vitamin A adalah ibu nifas yang jumlahnya harus

    diketahui secara tepat .

    Penyimpanan kapsul vitamin A sebaiknya

    menghindari tempat yang panas dan sinar

    matahari langsung karena dapat merusak

    kandungan vitamin A di dalam kapsul.

    Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi

    dengan prosedur yang telah ditetapkan . Cara

    penyimpanan kapsul vitamin A yang benar

    adalah :

    a. Jauhkan dari sinar matahari langsung

    b.

    Simpan di tempat sejuk , kering dan tidak

    lembab

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    12/31

    12

    3.

    Distribusi kapsul vitamin A

    4. Sosialisasi suplementasi

    vitamin A

    5. Pemberian kapsul vitamin A

    c. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam

    lemari es / freezer

    d. Tutup rapat botol kemasan . Vitamin A

    dalam botol kemasan yang belum dibuka

    dapat bertahan selama 2 tahun . Bila

    kemasan sudah dibuka , kapsul di

    dalamnya harus digunakan paling tidak

    dalam jangka waktu 1 tahun .

    Permintaan dan pengeluaran vitamin A dari

    gudang farmasi sesuai dengan prosedur

    pengeluaran / permintaan obat lainnya .

    Kegiatan pembagian kapsul vitamin A dari

    puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat

    jumlah dan dosisnya .

    Penyebarluasan informasi khususnya tentang

    vitamin A dan program suplementasi vitamin A

    dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan

    pemberian kapsul vitamin A yang melibatkan

    unsur masyarakat termasuk ibu nifas .

    Kapsul Vitamin A merah ( 200.000 SI ) diberikan

    pada masa nifas sebanyak 2 kali yaitu :

    1 ( satu ) kapsul vitamin A diminum

    segera setelah saat persalinan

    1 ( satu ) kapsul vitamin A kedua

    diminum 24 jam sesudah pemberian

    kapsul pertama .

    Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak

    mendapat vitamin A , maka kapsul vitamin A

    dapat diberikan :

    Pada kunjungan ibu nifas atau

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    13/31

    13

    6. Pencatatan dan pelaporan

    Pada KN 1 ( 6-48 jam ) atau saat

    pemberian imunisasi hepatitis B ( HB0 )

    Pada KN 2 ( bayi berumur 3-7 hari ) atau

    Pada KN 3 ( bayi berumur 8-28 hari )Sebelum dilakukan pemberian kapsul ,

    ditanyakan pada ibu apakah setelah melahirkan

    sudah menerima kapsul vitamin A , jika belum :

    Kapsul vitamin A merah diberikan segera

    setelah melahirkan dengan cara meminum

    langsung 1 ( satu ) kapsul

    Kemudian minum 1 ( satu ) kapsul lagi 24

    jam setelah pemberian kapsul pertama

    Ibu nifas yang menerima kapsul vitamin A dicatat

    pada buku KIA dan dicatat kembali dalam buku

    kohort ibu termasuk pemberian kapsul vitamin A

    yang dilakukan pada pelayanan praktek swasta.

    Hasil rekapitulasi tingkat puskesmas dilaporkan

    ke kabupaten / kota oleh pengelola program gizi

    setelah berkoordinasi dengan pengelola program

    KIA .

    Dilaporkan ke Dinas Kesehatan pada tiap bulan

    dalam bentuk laporan bulanan.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    14/31

    14

    No. Variabel Keterangan

    II 4.3.2 Proses

    A.Perencanaan (Planning)

    1. Perencanaan kebutuhan

    kapsul vitamin A

    2. Penyimpanan kapsul

    vitamin A

    3.

    Distribusi kapsul vitamin

    A

    4.

    Sosialisasi suplementasi

    Akan dihitung kebutuhan kapsul vitamin A secara

    saksama setiap 1 tahun sekali dengan

    menggunakan data jumlah sasaran riil .Sasaran

    kegiatan suplementasi vitamin A adalah ibu nifas

    yang jumlahnya harus diketahui secara tepat

    Akan dilakukan penyimpanan kapsul vitamin A

    yang sebaiknya menghindari tempat yang panas

    dan sinar matahari langsung karena dapat merusak

    kandungan vitamin A di dalam kapsul.

    Akan disimpan kapsul vitamin A di gudang

    farmasi Puskesmas Rengasdenglok dengan

    prosedur yang telah ditetapkan :

    a. Jauhkan dari sinar matahari langsung

    b.

    Simpan di tempat sejuk , kering dan tidak

    lembab

    c. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam

    lemari es / freezer

    d. Tutup rapat botol kemasan . Vitamin A

    dalam botol kemasan yang belum dibuka

    dapat bertahan selama 2 tahun . Bila

    kemasan sudah dibuka , kapsul di dalamnya

    harus digunakan paling tidak dalam jangka

    waktu 1 tahun .

    Akan dilakukan kegiatan pembagian kapsul

    vitamin A dari puskesmas ke kelompok sasaran

    dengan tepat jumlah dan dosisnya .

    Akan dilakukan sosialisasi secara berkala / rutin

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    15/31

    15

    vitamin A

    5.

    Pemberian kapsul vitamin

    A

    6. Pencatatan dan pelaporan

    setiap satu bulan sekali di tiap desa melalui

    kegiatan kelas ibu hamil atau posyandu oleh bidan

    desa masing-masing .

    Akan diberikan Kapsul Vitamin A merah ( 200.000

    SI ) pada masa nifas sebanyak 2 kali yaitu :

    1 ( satu ) kapsul vitamin A diminum segera

    setelah saat persalinan

    1 ( satu ) kapsul vitamin A kedua diminum

    24 jam sesudah pemberian kapsul pertama .

    Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak

    mendapat vitamin A , maka kapsul vitamin A

    dapat diberikan :

    Pada kunjungan ibu nifas atau

    Pada KN 1 ( 6-48 jam ) atau saat pemberian

    imunisasi hepatitis B ( HB0 )

    Pada KN 2 ( bayi berumur 3-7 hari ) atau

    Pada KN 3 ( bayi berumur 8-28 hari )

    Sebelum dilakukan pemberian kapsul , ditanyakan

    pada ibu apakah setelah melahirkan sudah

    menerima kapsul vitamin A , jika belum :

    Kapsul vitamin A merah diberikan segera

    setelah melahirkan dengan cara meminum

    langsung 1 ( satu ) kapsul

    Kemudian minum 1 ( satu ) kapsul lagi 24

    jam setelah pemberian kapsul pertama.

    Akan dilakukan pencatatan Ibu nifas yang

    menerima kapsul vitamin A pada buku KIA dan

    dicatat kembali dalam buku kohort ibu termasuk

    pemberian kapsul vitamin A yang dilakukan pada

    pelayanan praktek swasta.

    Hasil rekapitulasi tingkat puskesmas akan

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    16/31

    16

    dilaporkan ke kabupaten / kota oleh pengelola

    program gizi setelah berkoordinasi dengan

    pengelola program KIA .

    Akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan pada tiap

    bulan dalam bentuk laporan bulanan.

    B.Pengorganisasian

    (Organizing)

    1. Penanggung Jawab Program-program

    kesehatan di Puskesmas:

    Didi Elya, SKM,MM.Kes

    (Kepala Puskesmas)2.

    Koordinator program dan Petugas

    Operasional Program Gizi:

    Hj. Nani Mulyani

    3.

    Pelaksana program

    Bidan dan bidan desa

    (Struktur organisasi Puskesmas

    Rengasdengklok dan struktur organisasi

    Program Distribusi kapsul vitamin A di

    Lampiran IV dan V)

    C. Pelaksanaan (Actuating)

    1. Perhitungan kebutuhan

    kapsul vitamin A

    2. Penyimpanan kapsul

    vitamin A

    Dihitung kebutuhan kapsul vitamin A secara

    saksama setiap 1 tahun sekali dengan

    menggunakan data jumlah sasaran riil .Sasaran

    kegiatan suplementasi vitamin A adalah ibu nifas

    yang jumlahnya harus diketahui secara tepat.

    Dilakukan penyimpanan kapsul vitamin A yang

    sebaiknya menghindari tempat yang panas dan

    sinar matahari langsung karena dapat merusak

    kandungan vitamin A di dalam kapsul.

    Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    17/31

    17

    3. Distribusi kapsul vitamin

    A

    4.

    Sosialisasi suplementasi

    vitamin A

    5. Pemberian kapsul vitamin

    A

    Puskesmas Rengasdengklok dengan prosedur yang

    telah ditetapkan seperti :

    a. Jauhkan dari sinar matahari langsung

    b. Simpan di tempat sejuk , kering dan tidak

    lembab

    c. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam

    lemari es / freezer

    d.

    Tutup rapat botol kemasan . Vitamin A

    dalam botol kemasan yang belum dibuka

    dapat bertahan selama 2 tahun . Bila

    kemasan sudah dibuka , kapsul di dalamnya

    harus digunakan paling tidak dalam jangka

    waktu 1 tahun .

    Dilakukan kegiatan pembagian kapsul vitamin A

    dari puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat

    jumlah dan dosisnya .

    Dilakukan sosialisasi secara berkala setiap satu

    bulan sekali melalui kegiatan kelas ibu hamil atau

    posyandu oleh bidan desa masing-masing. Namun

    sosialisasi masih belum optimal .Kelas ibu hamil

    tidak dijalankan setiap bulan .

    Bila ada warga desa yang akan melahirkan , bidan

    akan dipanggil untuk membantu persalinan.

    Diberikan Kapsul Vitamin A merah ( 200.000 SI )

    sebanyak 2 kali yaitu :

    1 ( satu ) kapsul vitamin A diminum segera

    setelah saat persalinan

    1 ( satu ) kapsul vitamin A kedua diminum

    24 jam sesudah pemberian kapsul pertama .

    Bila setelah melahirkan ibu belum mendapat

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    18/31

    18

    6. Pencatatan dan pelaporan

    vitamin A , maka kapsul vitamin A dapat diberikan

    :

    Pada kunjungan ibu nifas atau

    Pada KN 1 ( 6-48 jam ) atau saat pemberianimunisasi hepatitis B ( HB0 )

    Pada KN 2 ( bayi berumur 3-7 hari ) atau

    Pada KN 3 ( bayi berumur 8-28 hari )

    Sebelum dilakukan pemberian kapsul , ditanyakan

    pada ibu apakah setelah melahirkan sudah

    menerima kapsul vitamin A , jika belum :

    Kapsul vitamin A merah diberikan segera

    setelah melahirkan dengan cara meminum

    langsung 1 ( satu ) kapsul

    Kemudian minum 1 ( satu ) kapsul lagi 24

    jam setelah pemberian kapsul pertama

    Dilakukan pencatatan Ibu nifas yang menerima

    kapsul vitamin A pada buku KIA dan dicatat

    kembali dalam buku kohort ibu .

    Pencatatan masih belum lengkap karena tidak

    mencakup ibu yang melahirkan di rumah dengan

    pertolongan dukun/ paraji , ibu yang melahirkan di

    praktek swasta atau yang melahirkan di luar

    wilayah kerja puskesmas.

    Hasil rekapitulasi tingkat puskesmas akan

    dilaporkan ke kabupaten / kota oleh pengelola

    program gizi setelah berkoordinasi dengan

    pengelola program KIA .

    Akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan pada tiap

    bulan dalam bentuk laporan bulanan.

    D. Pengawasan (Controlling) Didapatkan dari hasil pencatatan dan pelaporan

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    19/31

    19

    Pertemuan/Rapat yang lengkap dan sesuai dengan waktu yang

    ditentukan.

    Tiap bulan diadakan 1 kali rapat di Puskesmas

    Rengasdengklok dan dipimpin oleh kepala

    Puskesmas untuk mengetahui apakah program

    berjalan sesuai dengan rencana (12 kali per tahun).

    Penilaian mengenai seluruh hasil kegiatan

    digunakan untuk menentukan program tahun

    depan, diadakan 1 tahun sekali.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    20/31

    20

    4.3.3 Keluaran (Output)

    A. Cakupan kebutuhan kapsul vitamin A

    Perhitungan kebutuhan suplementasi vitamin A untuk ibu nifas

    Data dari Puskesmas Rengasdengklok tahun 2013 dimana jumlah sasaran ibu

    nifas riil yaitu sebanyak 1930 orang .

    Target sasaran ibu nifas = 100% x 1930

    = 1930 ibu nifas

    Jumlah kapsul vitamin A merah yang dibutuhkan ibu nifas selama 1 tahun

    = 2 x jumlah ibu nifas + ( 10% kebutuhan tak terduga )

    = 4246 kapsul vitamin A merah

    B. Pendistribusian kapsul vitamin A

    Pendistribusian dilakukan berdasarkan jumlah sasaran ibu bersalin / nifas

    masing-masing desa dengan dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan

    tak terduga .

    Tabel 1 : Distribusi kapsul vitamin A pada setiap desa

    Nama desa Jumlah sasaran ibu

    bersalin / nifas

    Jumlah kapsul

    vitamin A merah

    yang diterima

    Dukuh karya 140 308

    Amansari 256 564

    Rengasdengklok selatan 529 1164

    Rengasdengklok utara 505 1111

    Kertasari284 625

    Dewisari 216 475

    C. Cakupan suplementasi vitamin A bagi ibu nifas

    =

    = 62.12 %

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    21/31

    21

    Tabel 2 : Ibu nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A

    Waktu Ibu nifas yang mendapatkan vitamin A

    Januari 165

    Februari 143

    Maret 145

    April 150

    Mei 161

    Juni 164

    Juli 132

    Agustus 139

    Total 1199

    D. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A ( Penyuluhan kelompok )

    =

    = 50%

    No Variabel Keterangan

    IV Umpan balik Didapat dari rapat kerja yang membahas laporan

    kegiatan setiap bulannya untuk mengevaluasi program

    yang telah dijalankan.

    V Lingkungan

    A. Fisik

    1. Lokasi Puskesmas

    2. Transportasi

    3. Fasilitas dan sarana

    kesehatan lain

    Strategis dan mudah terjangkau

    Mudah , terdapat sarana transportasi seperti kenderaan

    umum .

    Tidak ada kerjasama antara bidan desa atau paraji

    dalam melaksanakan program gizi yaitu distribusi

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    22/31

    22

    B. Non-Fisik

    1. Tingkat pendidikan

    2.

    Sosial ekonomi

    3. Budaya

    kapsul vitamin A bagi ibu nifas setelah persalinan.

    Pendidikan mayoritas adalah tingkat SMP yaitu sebesar

    46,79%.

    Menjadi hambatan, jumlah penduduk miskin yaitu

    33,24% dari jumlah penduduk.

    Penduduk masih bersalin di rumah dan dibantu oleh

    paraji karena merasa lebih percaya dengan pengalaman

    paraji.

    VI Dampak Menurunnya prevalensi kurang vitamin A pada ibu

    nifas

    : Masih belum dapat dinilai

    Meningkatnya kesejahteraan ibu dan bayi

    : Masih belum dapat dinilai

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    23/31

    23

    Bab V

    Pembahasan

    No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah

    I Keluaran

    1. Cakupan suplementasi

    kapsul vitamin A bagi ibu

    nifas

    2. Cakupan sosialisasi

    suplementasi vitamin A

    66.67 %

    66.67 %

    62.12 %

    50 %

    (+);6.82%

    (+);25.0%

    II Masukan

    Sarana (Material)

    1.

    Non medis

    Buku panduan

    managemen

    distribusi kapsul

    vitamin A bagi ibu

    nifas

    Poster dan leaflet

    100%

    Tersedia

    100%

    Tidak tersedia

    (-)

    (+);100%

    III Proses

    Pelaksanaan (Actuating)

    1.

    Sosialisasi suplementasi

    vitamin A

    2. Pencatatan dan pelaporan

    12 kali per tahun

    100%, lengkap

    6 kali

    Data yang

    dikumpulkan

    masih kurang

    lengkap karena

    tidak mencakup

    sebagian ibu yang

    persalinan

    (+);25.0%

    (+)

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    24/31

    24

    ditolong oleh

    paraji , yang

    melahirkan di

    praktek swasta

    atau yang

    melahirkan di

    luar wilayah kerja

    puskesmas .

    IV Lingkungan

    Non Fisik

    1. Tingkat pendidikan

    2.

    Sosial ekonomi

    3. Budaya

    Mempengaruhi

    keberhasilan

    program

    Ekonomi

    menengah ke

    atas menunjang

    keberhasilan

    program

    Tidak menjadi

    faktor

    penghambat

    Menjadi

    hambatan,

    pendidikan

    mayoritas adalah

    tingkat SMP

    yaitu sebesar

    46,79%.

    Menjadi

    hambatan,

    jumlah

    penduduk miskin

    yaitu 33,24% .

    Masih ada

    penduduk yang

    bersalin di rumah

    dan dibantu oleh

    paraji

    (+)

    (+)

    (+)

    Keterangan : variabel selain yang tertera di atas, tidak memiliki masalah berdasarkan tolok

    ukur keberhasilan.

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    25/31

    25

    Bab VI

    Perumusan Masalah

    6.1Masalah menurut keluaran:

    A.

    Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari

    target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.

    B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50% dari

    target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0% .

    6.2Masalah (dari unsur lain) masalah penyebab:

    Dari masukan :

    Non medis : Tidak tersedianya poster dan leaflet sebagai sarana informasi bagi

    ibu nifas atau keluarganya yang berkunjung di Puskesmas .

    Dari proses (Pelaksanaan)

    Sosialisasi suplementasi vitamin A : Sosialisasi suplementasi vitamin A

    melalui kegiatan kelas ibu hamil atau posyandu di tiap desa masih belum

    optimal .

    Pencatatan dan pelaporan : Data yang dikumpulkan masih kurang lengkap

    karena tidak mencakup sebagian ibu yang melahirkan di dukun/paraji ,yang

    melahirkan di praktek swasta atau di luar wilayah kerja puskesmas .

    Dari lingkungan:

    Non fisik

    46,79% penduduk mayoritas mempunyai pendidikan tingkat SMP.

    33,24% penduduk dalam kemiskinan.

    Masih ada penduduk yang melahirkan di rumah dengan pertolongan paraji

    karena mempunyai kepercayaan bahwa pengalaman paraji lebih dari tenaga

    kesehatan .

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    26/31

    26

    Bab VII

    Prioritas Masalah

    7.1Keterangan masalah:

    A.

    Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari

    target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.

    B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50% dari

    target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0%.

    7.2Prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan metode sederhana:

    No Parameter A B

    1

    2

    3

    4

    5

    Besarnya masalah

    Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

    Keuntungan sosial yang diperoleh

    Teknologi yang tersedia

    Sumber daya yang tersedia

    4

    3

    4

    4

    5

    4

    2

    4

    4

    5

    Jumlah 20 19

    7.3 Derajat masalah:

    1 = tidak penting

    2 = kurang penting

    3 = cukup penting

    4 = penting

    5 = sangat penting

    7.4. Berdasarkan parameter di atas, 2 masalah yang mejadi prioritas masalah adalah:

    A.

    Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari

    target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.

    B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50% dari

    target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0% .

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    27/31

    27

    Bab VIII

    Penyelesaian Masalah

    Masalah 1:

    Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari target

    66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.

    Penyebab Masalah:

    Dari Masukan:

    1.

    Tidak tersedianya poster atau leaflet terkait vitamin A bagi ibu nifas .

    Dari Proses ( Pelaksanaan ):

    1. Data yang dikumpulkan masih belum lengkap karena tidak mencakup pertolongan

    persalinan oleh dukun bayi / paraji , yang bersalin di praktek swasta atau di luar

    wilayah kerja puskesmas .

    2. Tidak adanya pendataan dan pelaporan mengenai kunjungan rumah yang dilakukan

    oleh bidan desa ke rumah ibu nifas yang melahirkan di praktek swasta , di luar

    wilayah kerja puskesmas atau yang ditolong dukun bayi / paraji .

    Penyelesaian Masalah:

    1. Mengemukakan kepada pengelola gizi agar membuat usulan ke Dinas Kesehatan

    Kabupaten Karawang untuk mendapatkan poster atau leaflet terkait vitamin A bagi ibu

    nifas .

    2. Meningkatkan kerjasama antara bidan desa dan paraji agar dapat melibatkan bidan

    desa dalam setiap persalinan .

    3.

    Melakukan kunjungan rumah oleh bidan desa pada setiap ibu nifas di desa wilayah

    kerjanya untuk memberikan vitamin A bagi yang belum mendapatkannya.

    4. Mencatat dan melaporkan setiap kunjungan rumah yang dilakukan bidan desa .

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    28/31

    28

    Masalah 2 :

    Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50 % dari target

    66.67% sehingga besar masalahnya 25.0 % .

    Penyebab Masalah:

    Dari Masukan:

    1.

    Tidak tersedianya poster dan leaflet terkait vitamin A bagi ibu nifas .

    Dari Proses ( Pelaksanaan ) :

    1. Sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas melalui kelas ibu hamil belum

    optimal .

    Penyelesaian Masalah:

    1. Mengemukakan kepada pengelola gizi agar membuat usulan ke Dinas Kesehatan

    Kabupaten Karawang untuk mendapatkan poster atau leaflet terkait vitamin A bagi ibu

    nifas .

    2. Melibatkan bukan saja kelas ibu hamil untuk sosialisasi suplementasi vitamin A ,

    tetapi acara kemasyarakatan yang melibatkan beberapa atau banyak orang misalnya

    perkumpulan keagamaan ( pengajian , kebaktian dll) , arisan , rapat RW/RT , acara

    karang taruna dan kegiatan lain .

    3.

    Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama ibu-ibu untuk saling

    mengingatkan tentang suplementasi vitamin A bagi ibu nifas .

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    29/31

    29

    Bab IX

    Kesimpulan dan Saran

    9.1 Kesimpulan

    Dari hasil penilaian Program Distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas yang

    dilakukan dengan pendekatan sistem di Puskesmas Rengasdengklok untuk periode

    Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014, didapatkan bahwa Program Distribusi

    kapsul vitamin A bagi ibu nifas masih belum mencapai target karena masih ditemukan

    beberapa masalah yang mempengaruhi keberhasilan program ini. Adapun dari hasil

    evaluasi Program Distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas

    Rengasdengklok untuk periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014 didapatkan:

    9.1.1 Program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas yang masih belum

    mencapai target :

    A. Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12%

    dari target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.

    B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50%

    dari target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0%

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    30/31

    30

    9.2 Saran

    Saran untuk Kepala Puskesmas Rengasdengklok:

    1. Mengemukakan kepada pengelola gizi untuk membuat usulan ke Dinas

    Kesehatan Kabupaten Karawang agar segera melengkapi sarana informasi ,

    terutama poster dengan bahasa yang jelas , singkat, mudah dimengerti dan

    menarik .

    2.

    Menyarankan bidan untuk meningkatkan kerjasama antara bidan desa dan

    paraji agar setiap persalinan dapat melibatkan bidan desa

    3. Meningkatkan kerjasama lintas sektor / program untuk meningkatkan hasil

    pencatatan dan pelaporan yang mencakup bukan sahaja di puskesmas , malah

    di fasilitas kesehatan lainnya atau di fasilitas non kesehatan .

    4. Mengusulkan kepada bidan desa agar dilakukan pencatatan dan pelaporan bagi

    setiap kunjungan rumah bagi yang melahirkan di praktek swasta atau di luar

    wilayah kerja puskesmas agar semua ibu nifas yang mendapatkan vitamin A

    terdata dengan baik dan lengkap .

    Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh

    petugas-petugas kesehatan, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan program distribusikapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok dan masalah-masalah yang

    sama untuk program ini tidak akan terulang untuk periode berikutnya.

    Daftar Pustaka

  • 5/19/2018 revisi eveprog

    31/31

    31

    1.

    World Health Organisation. Guideline: Vitamin A Supplementation In Postpartum

    Women. 2011.

    2. Panduan manajemen suplementasi vitamin A . Direktorat Bina Gizi Masyarakat

    Departemen Kesehatan 2009 .

    3. Vonny KD , Mohammad H, Agung S.Peran bidan desa dan cakupan pemberian kapsul

    vitamin A pada ibu nifas . Berita Kedokteran Masyarakat . Vol 26 , No. 2 Juni 2010 .

    4.

    Rebecca J, Mohammad H, Kevin WM. High dose vitamin A supplementation of

    breast-feeding indonesian mothers . Community and International Nutrition.2011.

    5. Sandjaja , Endi R . Cakupan suplementasi kapsul vitamin A pada masa ibu nifas dan

    faktor-faktor yang mempengaruhi di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan .

    Vol 15 No 1 Januari 2012:1-10.

    6.

    Vinutha B, Mehta MN. Vitamin a status of pregnant women and effect of post partum

    vitamin supplementation . Indian Pediatrics . vol 37, No 11.2000.p1188-93.


Recommended