GAYA KEPEMIMPINAN
DI JAVANA BISTRO BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Dalam Menempuh Studi Pada
Program Diploma III
Disusun Oleh :
SHAFANA ZANUBIA
Nomor Induk : 201319540
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TATA HIDANG
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Bandung, ................................... 2016 Bandung, ................................. 2016
Pembimbing II Pembimbing I
Drs. Moch. Agus Syadad. S, MM.Par Drs. Maman Lukman. , M. Pd
Nip. 19630830 1993031 001
Bandung, ............................................... 2016
Menyetujui :
Kepala Bagian Administrasi Akademik & Kemahasiswaan
Drs. Alexander M. Reyaan, MM
Nip. 19630915 198603 1 001
Bandung, .......................................... 2016
Mengesahkan :
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Dr. Anang Sutono. MM.Par, CHE
Nip. 19650911 199203 1
PERNYATAAN MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : SHAFANA ZANUBIA
Tempat/Tanggal Lahir : BOGOR/27 FEBRUARI 1995
NIM : 201319540
Jurusan : HOSPITALITI
Program Studi : MANAJEMEN TATA HIDANG
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:
GAYA KEPEMIMPINAN DI JAVANA BISTRO BANDUNG
ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan merupakan hasil
penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak lain atau cara-cara lain yang tidak
sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah Tugas
Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakan di
atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada klaim terhadap keaslian naskah ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Bandung, 22 Juni 2016
Yang membuat pernyataan,
Materai Rp. 6000,-
SHAFANA ZANUBIA
NIM. 201319540
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
judul “GAYA KEPEMIMPINAN DI JAVANA BISTRO BANDUNG”. Tugas
akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
studi Program Diploma III di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Jurusan
Hospitaliti Program Studi Manajemen Tata Hidang.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis cukup banyak menemukan
hambatan dan rintangan, namun banyak pihak yang membantu penulis dalam segi
moril, materil, dan spiritual kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas
Akhir, yaitu :
1. Bapak Dr. Anang Sutono, Drs. MM.Par., CHE., selaku Ketua Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Bapak Drs. Alexander M. Reyaan, MM., selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA., MM.Par., CHE., selaku Ketua
Jurusan Hospitaliti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
4. Budi Wibowo, SE.,MM.Par.CHE, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Tata Hidang.
ii
5. Drs. Maman Lukman Supardi, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah
memberikan waktunya untuk mengkoreksi tulisan penulis, membimbing
penulis.
6. Drs. Moch. Agus Syadad Saefullah, MM.Par, selaku pembimbing II yang
bersedia meluangkan waktunya, memberi masukan dan koreksi, serta
memberikan motivasi kepada penulis.
7. Kedua orang tua penulis, Komarna dan Nurhayati yang tidak pernah
berhenti untuk mendoakan, memberikan nasihat serta memberikan
motivasi penuh kepada penulis.
8. Kakak penulis Khaista Nurfahrani serta Adik penulis Ghefira Fardaniyah
yang selalu memberika semangat dan dukungan kepada penulis.
9. Bapak Donny Punu selaku Supervisor dan Ibu Elis Natalia selaku manajer
di Javana Bistro Bandung yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaukan penelitian dari awal hingga akhir dan sangat membantu
dalam pengumpulan data yang dibutuhkan oleh penulis.
10. Seluruh dosen dan staf pengajar program studi Manajemen Tata Hidang
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
11. Semua teman-teman kelas MTH 6B dan mahasiswa Manajemen Tata
Hidang 2013 dan seluruh mahasiswa MTH atas dukungan, semangat, doa,
dan kebersamaannya selama kegiatan belajar mengajar di kampus tercinta
ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh
dari kata sempurna untuk memenuhi syarat ilmiah, mengingat keterbatasan
kemampuan penulis yang masih dalam tahap menuntut ilmu, serta terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman penulis.
Akhir kata, penulis berharap agar tugas akhir ini dapat menjadi manfaat di
masa yang akan datang dan berguna bagi pihak yang membacanya.
Bandung, Juli 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah . ........................................................................... 8
C. Maksud dan Tujuan Penulisan ............................................................ 8
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan data .............................. 9
E. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN UMUM
A. Sejarah singkat Javana Bistro Bandung ............................................... 12
B. Lokasi dan Fasilitas Javana Bistro Bandung ........................................ 13
C. Struktur Organisasi Javana Bistro Bandung ........................................ 15
D. Personalia dan Sistem Operasional ...................................................... 17
E. Tinjauan Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung ...................... 19
F. Tinjauan Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung ..................... 28
G. Tinjauan Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung ................... 33
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung ....................... 42
B. Analisis Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung ...................... 47
v
C. Analisis Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung .................... 51
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 57
B. Saran ..................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60
LAMPIRAN. ................................................................................................... 62
BIODATA. ...................................................................................................... 67
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Resign Karyawan Javana Bistro Bandung ............................... 6
2. Jumlah Personalia Javana Bistro Bandung .......................................... 18
3. Pembagian Jadwal Kerja Karyawan Javana Bistro Bandung .............. 19
4. Nilai Bobot Pada Kuisioner ................................................................. 24
5. Kuisioner Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung ..................... 26
6. Kuisioner Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung.................... 32
7. Kuisioner Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung.................. 40
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Struktur Organisasi di Javana Bistro Bandung .................................... 16
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pedoman Wawancara. .......................................................................... 62
2. Surat Pernyataan Kuisioner. ................................................................. 63
3. Kuisioner .............................................................................................. 64
4. Surat Keterangan Penelitian. ................................................................ 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting
di dalam pembangunan, karena pariwisata merupakan penghasil devisa
negara yang cukup tinggi di samping sektor MIGAS. Sektor pariwisata
menjadi salah satu aspek penting di Indonesia karena banyaknya turis dari
mancanegara maupun domestik yang sengaja menyisihkan uang mereka
untuk berwisata di Indonesia. Apabila dilihat dari segi ekonomi, pariwisata
merupakan suatu jenis usaha yang menciptakan nilai tambah terhadap barang
maupun jasa. Dalam keadaan ini peluang yang besar bagi para pengusaha
yang ingin membuka usaha di bidang pariwasata. Berikut ini merupakan
definisi Pariwsata menurut UU No. 10 Tahun 2009 mengenai pengertian
kepariwisataann yaitu :“Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah daerah dan
pengusaha.”
Meningkatnya bisnis pariwisata membuat sektor Food & Beverage
menjadi salah satu sektor yang diminati oleh banyak orang karena mengalami
kemajuan yang sangat pesat dengan tingkat kerugian yang cukup rendah
terutama di Kota Bandung.
2
Kota Bandung merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat dan
menjadikan Bandung sebagai salah satu kota terbaik untuk berwisata,
terutama disaat akhir pekan. Kota Bandung pun didukung dengan keindahan
alam, tempat berbelanja yang cukup murah , sampai dengan banyaknya
keanekaragaman kuliner yang ada di Bandung saat ini. Serta didukung
dengan masyarakatnya yang ramah terhadap para turis yang datang ke Kota
Bandung, sehingga membuat para turis ingin kembali lagi ke Kota Bandung.
Banyaknya turis yang datang ke Kota Bandung menjadikan banyaknya pula
para pengusaha yang datang ke Bandung untuk membuka usaha terutama
dibidang kuliner yaitu membukan usaha sebuah restoran.
Restoran menurut Marsum dalam buku Restoran dan Segala
Permasalahannya (2005:07) “restoran adalah suatu tempat atau bangunan
yang diorganisasi secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan
dengan baik kepada semua tamunya berupa makan maupun minum”. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa restoran merupakan suatu usaha
di bidang jasa yang melayani tamu serta makan dan minum yang dibuat
secara komersial.
Selain restoran, bistro pun menjadi salah satu usaha di dalam bidang
makanan dan minuman yang tujuanya sama seperti restoran namun dengan
konsep yang sedikit lebih berbeda seperti yang dikatakan oleh Djoko Suyono
didalam bukunya yang berjudul Food Service Operation (2008:19), “Istilah
bistro itu berasal dari Rusia yang berarti cepat sebagai ciri pelayanan. Bistro
berkembang di Perancis pada akhir abad 19 pada saat pendudukan Rusia atas
Perancis tahun 1815, sebagai tempat makan para tentara pendudukan.“ Dari
3
penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa bistro memiliki ciri pelayanan
yang cepat serta sigap, agar para tamu yang hadir tidak menunggu terlalu
lama. Pada zaman sekarang tujuan utama dalam suatu restoran dan bistro
adalah tidak hanya untuk memperoleh keuntungan saja tetapi lebih
mementingkan kepuasaan konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Di dalam suatu restoran diharuskan mempunyai manajemen yang baik,
karena untuk memastikan proses produksi, dan penjualan berlangsung dengan
baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebaliknya jika sistem
manajemen yang buruk dapat mengakibatkan terdapatnya pekerja yang tidak
produktif, yang disebabkan pengawasan yang kurang efektif, serta deskripsi
pekerjaan yang tidak jelas dan sesuai dengan jabatan yang dimiliki. dalam
buku Manajemen Sumber Daya Manusia 2008 penulis Ike Kusdyah
Rachmawati Menurut T. Hani Handoko (2008 : 3) :
“Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai dengan tujuan individu,
organisasi, dan masyarakat”.
Maksud dari definisi tersebut adalah jika ingin mencapai semua tujuan
dalam manajemen dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu mewujudkan
tujuan dari manajemen dan berpengaruh dalam pengelolaan suatu organinasi
perusahaan.
Perusahaan menurut Swastha (2012 : 12) : “Perusahaan adalah suatu
organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber
4
ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.
Maka jika diartikan dari definisi sumber daya manusia dengan perusahaan
dapat dikatakan bahwa di sebuah perusahaan sumber daya manusia
merupakan faktor penting. Untuk mecapai tujuan tersebut dibutuhkan seorang
pimpinan manajerial yang dapat menggerakan sumber daya manusia secara
efektif dsn efisien di dalam operasional. Peran seorang pemimpin diharapkan
mampu memberi rasa kenyamaan serta keadilan bagi karyawan. Mengingat
bahwa apa yang digerakan oleh seorang pemimpin bukan benda mati, tetapi
adalah manusia yang mempunyai perasaan serta dan akal dan beraneka ragam
jenis sifatnnya
Di dalam suatu perusahaan faktor kepemimpinan memegang peran sangat
penting karena pimpinan yang menggerakan serta mengarahkan semua
aktivitas di dalam perusahaan atau organisasi . Menurut Dadang Kahmad
(2012:122) : “Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi
seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu”.
Seorang pemimpin seharusnya memberi bawahannya pelayanan yang baik. Ia
memadukan kebutuhan bawahan dengan kebutuhan perusahaan untuk
mencapai sebuah tujuan. Dengan kata lain sukses atau pun tidak suksesnya
suatu organisasi akan didasarkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin di sebuah perusahaan akan
meningkatkan motivasi karyawan dan produktifitas kerja karyawan menjadi
lebih baik. Menurut Brantas (2009:139) : “Gaya kepemimpinan yaitu
berbagai pola perilaku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengarahkan, pengawasan, serta memelihara kelompok sosial”. Gaya
5
kepemimpinan yang dilakukan oleh setiap pemimpin tentunya akan berbeda
untuk masing-masing individu. Termasuk dalam hal mengarahkan, yang
dikarenakan latar belakang setiap pemimpin, organisasi, pengikut, dan
lingkunganya.
Setiap pemimpin wajib untuk memberikan arahan kepada setiap
karyawannya agar mampu mewujudkan tujuan dari suatu perusahaan.
Menurut M. Manullang (2006:157) : “Pengarahan adalah fungsi atau tugas
yang keempat dari pimpinan. Bila rencana kerja telah tersusun, struktur
organisasi sudah ditetapkan maka berkewajibanlah pimpinan untuk
menggerakan bawahan”. Menggerakan merupakan salah satu fungsi dari
seorang pimpinan.
Selain memberi pengarahan kepada bawahan seorang pemimpin pun harus
mengawasi seluruh kegiatan perusahaan. Pengawasan dilakukan untuk
memastikan semua berjalan dengan lancar sesuai dengan Standart
Operanisional Procedure yang telah ditetapkan. Seperti yang dikatakan oleh
Siagan dalam Khaerul Umam (2012:147) : “Pengawasan adalah proses
pengamatan dan pelaksanaan dalam seluruh kegiatan untuk menjamin agar
semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan”. Dengan menjalankan pengawasan secara baik dan benar akan
menciptakan kefektifitas kerja yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan
dapat menghindari timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang tidak
diharapkan.
6
Dalam suatu perusahaan sumber daya manusia merupakan salah satu aspek
penting. Oleh karena itu pemeliharaan terhadap hubungan kinerja dengan
karyawan harus baik. Seperti pendapat Brantas (2009:180): “Keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh keberadaan
karyawan dalam perusahaanya. Oleh karena itu tidak salah jika pimpinan
selalu berusaha menjaga dan memelihara karyawan agar merasa betah dan
melaksakan tugasnya dengan baik”.
Berdasarkan hasil pengamatan awal di Javana Bistro Paris Van Java
Bandung, penulis menemukan masalah yang terjadi yaitu terjadinya turn over
karyawan dalam 1 tahun berjumlah 14 orang karyawanan. Berikut tabel
resign karyawan di Javana Bistro Paris Van Java Bandung.
TABEL 1
JUMLAH RESIGN KARYAWAN JAVANA BISTRO BANDUNG
Tahun Bulan Jumlah
Karyawan
Karyawa
n Resign
Karyawan
Masuk
Total
Karyawan
Keterang
an
2015 Januari –
Juni 19 4 5 20 Service
2015 Januari –
Juni 12 4 3 11 Kitchen
2015 Juli –
Desember 20 4 5 21 Service
2015 Juli -
Desember 11 2 3 12 Kitchen
Sumber : Manajemen Javana Bistro Bandung
7
Dari tabel diatas terdapat 8 karyawan dengan jabatan waiter/waitress yang
keluar dan 6 chef dari department kitchen. Keluar masuknya karyawan yang
terjadi dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan baik dalam segi biaya
dalam proses perekrutan maupun pelatihan bagi karyawan baru.
Berdasarkan data yang penulis miliki, dapat diketahui bahwa di dalam
perusahaan ini terdapat penurunan motivasi karyawan. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan turunya motivasi pada karyawan, salah satunya
berdasarkan dari pada gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin di
perusahaan terkait.
Dalam pengamatan yang dilakukan oleh penulis, penulis menilai bahwa
kepemimpinan di Javana Bistro Bandung lebih cenderung memberikan
kebebasan kepada seluruh bawahanya dalam mengambil suatu keputusan.
Karena kurang optimalnya seorang pemimpin dalam mengambil sebuah
keputusan serta kurangnya dalam proses melakukan pengarahan,
pengawasan, serta memelihara karyawan, sehingga terjadi kesalahpahaman
antara bawahan yang menerima perintah dengan pemimpin dalam
memberikan perintah, jika terjadi kesalahan pemimpin tersebut akan
memberika sanksi, dan menjadikan kinerja karyawan yang kurang
terorganisir, serta turunnya motivasi karyawan untuk bekerja. Dengan latar
belakang yang penulis jelaskan di atas penulis akhirnya memutuskan untuk
melakukan penelitian dalam Tugas Akhir dengan judul “GAYA
KEPEMIMPINAN DI JAVANA BISTRO BANDUNG”.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis
mengidentifikasikan masalah dengan latar belakang masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengarahan pemimpin terhadap karyawan di Javana
Bistro Bandung?
2. Bagaimana proses pengawasan pemimpin terhadap karyawan di Javana
Bistro Bandung?
3. Bagaimana proses pemeliharaan terhadap karyawan oleh pemimpin di
Javana Bistro Bandung?
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
1. Maksud Penelitian
Untuk mengetahui proses kepemimpinan yang terjadi di Javana Bistro
Bandung, serta dapat mengetahui kondisi kinerja karyawan di dalam
perusahaan tersebut.
2. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Formal
Penulisan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan studi dalam Program Diploma III, Jurusan
Hospitaliti, Program Studi Manajemen Tata Hidang di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
9
b) Tujuan Operasional
Penulis menerapkan ilmu yang penulis dapatkan selama menjalani
perkuliahan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Serta memberikan
saran kepada pihak manajemen Javana Bistro Bandung.
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan untuk menyusun Tugas Akhir
adalah dengan metode deskriptif yang merupakan metode digunakan
untuk menganalisis suatu hasil penelitian sehingga menghasilkan sebuah
kesimpulan. Definisi metode penelitian secara deskriptif menurut
Sugiyono (2006:6) : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel lain”. Di dalam hal ini penulis
mengambil variabel berupa kepemimpinan di Javana Bistro Bandung
sebagai pembelajaran bagi penulis serta mengindentifikasi dan
menemukan solusi dari masalah tersebut.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilang Data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut pendapat Kusmayadi (2000:84) : “Obeservasi adalah cara
pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti,
atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung”. Maka dari itu
10
penulis menggunakan teknik pengumpulan data berdasarkan fakta
yang terjadi di Javana Bistro Bandung.
b. Wawancara
Wawancara menurut pendapat Kusmayadi (2000:83): “Wawancara
adalah cara mengumpulkan dengan bertanya langsung kepada
responden dan diwajibkan dicatat atau direkam dengan alat
perekam”. Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Donny
Punnu selaku pimpinan di Javana Bistro Bandung dan penulis
melakukan wawancara dengan para karyawan di Javana Bistro
Bandung mengenai obyek yang diteliti.
c. Kuesioner
Kuesioner menurut Sugiyono (2011:142) adalah, “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
respondennya untuk dijawabnya”. Penulis membuat kuesioner dan
membagikanya kepada seluruh karyawan di Javana Bistro Bandung,
dengan maksud untuk mengetahui serta mempermudah menganalisa
masalah.
d. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan Menurut Nazir (2005:93) mengungkapkan bahwa
: “Studi Kepustakaan adalah landasan teoritis dari permasalahan
penelitian, sehingga yang dilakukan bukan kegiatan yang bersifat
trial atau error tetapi, menunjukan jalan pemecahan”. Penulis
mencari referensi-referensi yang terdapat di berbagai buku untuk
11
membandingkan dengan masalah yang ada di Javana Bistro
Bandung.
e. Pengolahan Data
Dalam Pengolahan Data penulis menggunakan Skala Likert menurut
Sugiyono (2012:93) menjelaskan bahwa, “Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi sesorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Penulis melakukan
metode Skala Likert untuk mengolah data berdasarkan hasil jawaban
responden / karyawan di Javana Bistro Bandung
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam pengumpulan data selama menyusun penelitian Tugas Akhir,
penulis mengumpulkan data dan penelitian di Javana Bistro Bandung Paris
Van Java Mall Jalan Sukajadi 137-139.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian penulis melakukan penelitian dimulai dari bulan Februari
sampai dengan Juni 2016.
12
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat Javana Bistro Bandung
Sejarah Javana Bistro adalah sebuah tempat makan yang telah berdiri dari
tahun 2006 yang didirikan oleh Bapak Hendra Hertanto. Lokasi Javana Bistro
terletak di salah satu tempat yang strategis di Bandung dan banyak didatangi
oleh para wisatawan tepatnya di Paris Van Java Mall, Jalan Sukajadi No 137 -
139, yang merupakan salah satu icon pusat perbelanjaan di Bandung yang
menjadi daya tarik wisatawan dari dalam kota, luar kota maupun luar negeri.
Sesuai dengan namanya, Javana Bistro merupakan restoran yang jenisnya
adalah Bistro, dengan makanannya yang lezat, penyajian makanan dan
minuman yang sangat menarik, artistic, dan harga yang cukup terjangkau
untuk kalangan menengah ke atas, serta pelayanan yang ramah dan baik.
Nuansa eksterior dan interior di Javana Bistro merupakan perpaduan
antara klasik modern dengan nuansa Indonesia-Western. Karena lahan yang
sangat terbatas di Paris Van Java Mall, Javana Bistro membuatnya lebih
minimalis tetapi tetap nyaman untuk di kunjungi oleh para tamu.
Javana Bistro Bandung mempunyai berbagai jenis makanan dan
minuman dengan cita rasa Indo-Western. Signature Dish kami selalu menjadi
favorite para tamu adalah Balsamic-Sake Beef and Prawn. Kami juga
menyediakan beberapa jenis minuman berupa teh, kopi, mocktail, segala jenis
alcohol / spirit, cocktail, juice dan bir. Terdapat pula menu dessert dan cake
13
yang unik dan menjadi menu andalan di Javana Bistro yaitu Kolak Pisang
Panna Cotta dan Colenak Mille Feuille.
B. Lokasi dan Fasilitas Javana Bistro Bandung
1. Lokasi
Javana Bistro terletak di salah satu lokasi yang strategis di Kota Bandung
tepatnya di Paris Van Java Mall Jalan Sukajadi 137-139, Paris Van Java
Mall Bandung adalah salah satu mall di Bandung yang sangat dikenal
baik dari orang Bandung itu sendiri hingga ke luar Kota Bandung,
sehingga membuat Mall ini menjadi salah satu tempat wisata yang banyak
didatangi wisatawan baik dalam maupun luar Kota Bandung, terutama
pada akhir pekan.
2. Fasilitas
Untuk Fasilitas restoran, Javana Bistro menyediakan fasilitas yang dapat
diperuntukan untuk tamu dan juga terdapat fasilitas untuk karyawan,
antara lain:
a. Fasilitas untuk tamu
1) Area parkir untuk kendaraan bermotor yang menyatu dengan
Paris Van Java Mall dan terjamin keamanannya.
2) Free Internet akses / Wifi yang dapat digunakan oleh para tamu
sepuasnya.
3) 1 Rest Room.
4) Live Music yang diadakan setiap hari minggu, senin, dan selasa.
5) Projector dan layar (Big Screen)
14
Javana Bistro Bandung Menyediakan 3 area makan, yaitu 1 di area dalam
dekat bar dan kitchen sehingga dapat melihat proses memasak makanan dan
membuat minuman secara langsung, dan 1 area berada di lantai 2, dan area
terakhir merupakan area yang cukup terbuka yaitu bagian teras Javana Bistro.
Dengan sitting capacity sebanyak 120 seat, Untuk menambah nuansa Javana
Bistro yang modern klasik terdapat beberapa karya berupa lukisan-lukisan
yang klasik, foto para tamu yang dipajang, serta tembok berwarna krem muda
yang melapisi seluruh dinding restoran. Sehingga memberikan suasana yang
nyaman bagi para tamu yang datang. Jam operasional Javana Bistro Bandung
dimulai dari Senin – Minggu, pukul 09.00 - 24.00 WIB.
b. Fasilitas untuk karyawan
1) Dapur untuk membuat semua jenis makanan yang terdapat di
dalam menu.
2) Bar tempat untuk membuat semua jenis minuman yang terdapat
di dalam menu.
3) Side stand untuk menyimpan peralatan yang dibutuhkan saat
operasional berlangsung dan tempat pramusaji untuk melengkapi
kelengkapan makanan dan minuman.
4) Mesin absensi dengan menggunakan finger print.
5) Locker karyawan.
15
C. Struktur Organisasi Javana Bistro Bandung
Oragnisasi merupakan salah satu hal yang penting di dalam manajemen
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2004:16) : “Organisasi
adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mencapai
tujuan tertentu”. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa terdapat sejumlah
orang dengan satu tujuan untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu di dalam suatu organisasi, sejumlah orang tersebut akan
dibagi menjadi bagian-bagian tertentu dan mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang berbeda di setiap bagiannya yang disebut dengan struktur
organisasi. Menurut Sulastiyono (2004:12): “Struktur organisasi adalah bagan
yang menunjukan bagian – bagian yang ada dalam organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan”.
Semua perusahaan perlu membuat struktur organisasi yang efektif, efisien
dan menjelaskan secara rinci tugas dan tanggung jawab masing-masing
jabatan yang dimiliki, sehingga kerja sama yang dibangun menjadi kuat,
harmonis, serta terstruktur. Berikut merupakan struktur organisasi Javana
Bisto Bandung :
16
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI DI JAVANA BISTRO
BANDUNG
Sumber : Manajer Javana Bistro Bandung
Rest. Manager Sous Chef
Waiter/ess
Accounting
Cleaning Service
CDP
Cook
Administration Bartender/ries
Cashier
Cook Helper
Purchasing
OP Manager
17
D. Personalia dan Sistem Operasional
1. Personalia
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penting bagi
organisasi untuk mencapai tujuannya, maka sebuah organisasi harus
mempunyai sumber daya manusia yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Manajemen personalia Menurut Manullang (2012:23) :
“Manajemen personalia adalah perencanaan, pengoraganisasian,
pengarahan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu,
organisasi dan masyarakat”.
Dalam menuyusun susunan personalia haruslah baik dan benar sesuai
dengan kualitas dan kuantitas yang sudah ditetapkan, maka hasil yang
diharapkan dari susunan personalia tersebut akan efektif dan efisien.
Berikut jumlah personalia di Javana Bistro Bandung :
18
TABEL 2
JUMLAH PERSONALIA
JAVANA BISTRO BANDUNG
Sumber Manajer Javana Bistro Bandung
2. Sistem Operasional
Javana Bistro Bandung memiliki pembagian jadwal kerja
menjadi 2 bagian sebagai berikut :
No Jabatan Jumlah
1 Operasional Manager 1
2 Restaurant Manager 1
3 Sous Chef 1
4 Chef De Partie 2
5 Purchasing 2
6 Accounting 1
7 Supervisor 2
8 Bartender/ess 4
9 Waiter/ess 10
10 Cashier 3
11 Cook 4
12 Cook Helper 3
13 Cleaning Service 1
14 Dishwasher 5
Jumlah 40
19
TABEL 3
PEMBAGIAN JAWDAL KERJA KARYAWAN
JAVANA BISTRO BANDUNG
No. Jenis Shift Waktu Kerja
1. Pagi Hari (Morning) 09.00 - 17.00
2. Malam Hari (Evening) 16.00 – 00.00
Sumber : Manajer Javana Bistro Bandung
Jam operasional di Javana Bistro Bandung dimulai dari pukul 09.00 WIB
sampai dengan 24.00 WIB jam kerja tersebut sudah termasuk waktu istirahat
selama satu jam disetiap pembagian waktu kerjanya, setiap karyawan
mendapatkan libur satu hari selama satu minggu bekerja. Karyawan diberikan
kompensasi tambahan satu hari libur jika masuk dihari-hari besar contohnya
seperti hari kemerdekaan Indonesia, yang akan diberikan sesuai dengan
kewenangan manajer.
Restoran buka setiap hari Senin – Minggu pukul 11.00 WIB sampai
dengan 23.00 WIB.
E. Tinjauan Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung
Pengarahan merupakan salah satu tugas bagi seorang pemimpin.
Pengarahan dapat diterapkan setelah rencana, karyawan, dan organisasi yang
telah terbentuk. Seperti yang dikatakan Wanadiana (2010:137) bahwa :
“pengarahan merupakan petunjuk untuk melaksanakan sesuatu,atau perintah
resmi seseorang pimpinan kepada bawahannya berupa petunjuk untuk
melaksanakan sesuatu”. Selain itu teori pengarahan Menurut G.R. Terry
20
dalam buku dalam buku Dasar - Dasar Manajemen (2014:153): “Pengarahan
adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan
bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. Dari kedua teori
pengarahan tersebut disimpulkan bahwa dalam membuat semua karyawan
dapat bekerja sama seorang pemimpin harus memberikan pengarahan yang
dapat menggerakan organisasi sehingga tercapai tujuan bersama yang telah
direncanakan sebelumnya. Karena menurut G.R. Terry (2014:153):
“Pengarahan dapat dikatakan sebuah proses dimana, para manajer harus
membimbing serta mengawasi kinerja para pekerja untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan
Perintah merupakan salah satu cara dalam mengarahkan karyawan, saat
memberikan perintah kepada bawahannya pemimpin harus memberikanya
secara jelas, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara pemimpin dengan
bawahan. Menurut M. Manullang (2006:159): “Perintah adalah suatu
instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan baik berupa lisan maupun
tulisan untuk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu, guna
merealisasi tujuan perusahaan”. Sesuai dengan teori tersebut terdapat 2 jenis
perintah berupa perintah lisan dan perintah tertulis. Tujuan dari memberikan
perintah menurut M. Manullang (2006:158): “Untuk mengkoordinasi
bawahan, agar kegiatan masing-masing bawahan yang beraneka macam itu
terkoordinasi kepada satu arah, yaitu kepada tujuan perusahaan”.
Dapat diketahui bahwa sebagian perintah dikomunikasikan secara lisan.
Perintah lisan dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan tatap muka antara dua
21
orang atau lebih, dan dapat juga dilaksanakan secara rencana atau kebetulan.
Menurut Wilson Bangun (2012:364): “Perintah secara lisan adalah suatu
bentuk perintah dalam penyampaian pesan yang dilakukan secara lisan, baik
formal atau tidak formal”. Perintah lisan diberikan apabila :
a. Perintah untuk tugas yang sederhana.
b. Perinta Dalam keadaan darurat.
c. Perintah yang diberikan jika terdapat kesalahan yang ringan, dan
dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
kelebihan perintah secara lisan menurut M. Manullang (2006:163) :
a. Dapat diberikan lebih dari satu orang.
b. Tidak membutuhkan waktu yang banyak.
c. Dapat memperjelas perintah tertulis.
Selain terdapat kelebihan terdapat juga kekurangan dalam perintah lisan,
perintah lisan diberikan tidak menggunakan rencana dan bersifat fleksibel
sesuai dengan keadaan sehingga terkadang perintah yang diberikan tidak
cukup dimengerti oleh bawahan.
Setelah perintah lisan terdapat perintah tertulis. Perintah tertulis menurut
Wilson Bandung (2012:364): “Perintah tertulis merupakan salah satu perintah
dalam bentuk memo, surat, laporan berkala organisasi, dan pengumuman”.
Berikut merupakan hal-hal yang diberikan untuk perintah tertulis antara lain :
a. Perintah diberikan untuk pekerjaan yang memerlukan keterangan
secara mendetail.
b. Perintah dilakukan bila pegawai berada ditempat lain.
22
c. Diperuntukkan untuk kepentingan pribadi atau bersama. Contoh
perintah pribadi berupa memo, contoh kepentingan perintah bersama
adalah pengumuman.
Berikut merupakan kelebihan dari perintah tertulis :
a. Telah direncanakan sebelumnya sehingga tingkat kesalahan dalam
memberikan perintah rendah.
b. Dengan adanya perintah tertulis karyawan akan mengerti dan paham
akan tugas dan tanggung jawabnya.
c. Perintah tertulis akan memberikan unsur kesaamaan untuk semua
bagian.
Sama seperti perintah secara lisan, perintah secara tertulis pun memiliki
kekurangan, yaitu berupa membutuhkan waktu dan proses yang lebih lama,
membutuhkan biaya, serta tidak dapat difungsikan untuk penyandang buta
huruf.
Prinsip-prinsip perintah harus diberlakukan agar karyawan mengerti apa
yang harus dikerjakan dan yang tidak dikerjakan. Berikut prinsip-prinsip
perintah menurut M. Manullang (2012:164-167) :
a. Perintah harus jelas
Kesalahan umum dalam perintah adalah anggapan bahwa perintah
yang diberikan dari pimpinan sudah cukup jelas. Hal ini dikarenakan
perintah diberikan secara tergesa-gesa, dan tidak teratur. Perintah
dikatakan jelas dan harus memenuhi enam elemen yaitu apa,
mengapa, siapa, dimana, bilamana, bagaimana.
23
b. Perintah harus positif
Dalam memberikan perintah sebaiknya tidak menggunakan perintah
negatif, lebih baik menggunakan perintah yang positif sebab dengan
perintah yang positif, tegas, dan jelas.
c. Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat
Perintah harus diberikan kepada orang yang mempunyai pengetahuan
dan pengalaman di bidangnya.
d. Perintah diberikan satu per satu
Perintah harus diberikan satu per satu, walaupun perintah tersebut
memiliki pertalian yang erat satu sama lain.
e. Perintah satu aspek berkomunikasi
Perintah merupakan alat komunikasi dari pimpinan dengan bawahan.
Sebagai alat komunikasi, pemimpin harus sanggup menyusun perintah
sedemikian rupa agar berkesan bagi bawahannya dan mau
mengerjakan perintah tersebut.
f. Perintah harus erat dengan motivasi
Pemberian perintah harus dibarengi pemberian motivasi dalam bentuk
material dan non material agar bawahan lebih semangat dalam
mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Pemimpin yang baik sebaiknya mengikuti prinsip-prinsip perintah tersebut
untuk menghindari kesalahan dan konflik dengan bawahannya.
Untuk mengolah data dalam proses pengarahan di Javana Bistro Bandung,
dibutuhkan metode skala pengukuran, yaitu dengan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan seseorang atau sekelempok
24
orang terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang
tersedia, kemudian data tersebut kita olah sesuai dengan pernyataan
responden.
TABEL 4
NILAI BOBOT PADA KUESIONER
NO. KRITERIA JAWABAN NILAI
1 Sangat Baik 5
2 Baik 4
3 Cukup 3
4 Kurang 2
5 Sangat kurang 1
Sumber : Metedologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif (2012:93)
Berdasarkan nilai bobot pada kuesioner di atas, dapat dihitung dengan
rumus :
Rentang Skala = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Jumlah Kriteria Pilihan Jawaban
Berikut penjelasan dari rumus di atas :
Nilai Tertinggi : Bobot Nilai 1 Jumlah Responden
Nilai Terendah : Bobot Nilai 1 Jumlah Responden
Rentang Nilai : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Jumlah Pilihan Jawaban
Kriteria nilai kuesioner dari jumlah responden sebanyak 35 orang adalah
sebagai berikut :
Nilai Tertinggi : 5 1 35 = 175
25
Nilai Terendah : 1 1 35 = 35
Rentang Skala : 175 – 35 = 28
5
Berdasarkan perhitungan kriteria nilai dan rentang skala di atas maka
diperoleh batasan kriteria sebagai berikut :
Batasan Kriteria Sangat Baik (SB) : 147 -175
Batasan Kriteria Baik (B) : 119 - 147
Batasan Kriteria Cukup (C) : 91 - 119
Batasan Kriteria Kurang (K) : 63 - 91
Batasan Kriteria Sangat Kurang (SK) : 35 - 63
Maka skala rentang yang diperoleh adalah :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
Selanjutnya penulis membagikan kuesioner kepada 35 karyawan Javana
Bistro Bandung yang termasuk di dalamnya merupakan karyawan bagian
service dan kitchen. Kuesioner dibagikan hanya kepada karyawan bagian
operasioanal restoran. Kuesioner yang dibagikan mengenai proses
pengarahan yang dilakukan oleh pimpinanya, dengan hasil data sebagai
berikut :
26
TABEL 5
KUESIONER PROSES PENGARAHAN
DI JAVANA BISTRO
(N = 35)
No Indikator
SB
X = 5
B
X = 4
C
X = 3
K
X = 2
SK
X=1
Sub
Total
Krit
eria
F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x
1
Kejelasan
perintah
yang
diterima
oleh
karyawan
- - 4 16 7 21 13 26 11 11 35 74 K
2 Perintah
secara lisan 2 10 7 28 11 33 12 24 3 3 35 98 C
3
Perintah
secara
tertulis
3 15 1 4 9 27 13 26 9 9 35 81 K
4
Perintah
diberikan
sesuai
situasi dan
kondisi
5 25 4 16 7 21 12 24 7 7 35 93 C
5
Perintah
yang
diberikan
kepada
karyawan
yang tepat
- - 2 8 8 24 12 24 13 13 35 69 K
TOTAL 10 50 18 72 42 126 62 122 43 43 175 415 K
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner proses pengarahan di Javana
Bistro Bandung, dengan jumlah total responden 35 orang, dan mendapatkan
hasil akhir yaitu sebesar 415, Berikut perhitungan Skala Likert berdasarkan
kuesioner :
Nilai Tertinggi : 5 5 35 = 875
Nilai Terendah : 1 5 35 = 175
27
Rentang Skala : (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : Jumlah Kriteria
(875 – 175) : 5
= 140
Berikut merupakan perhitungan rentang skala likert mengenai keseluruhan
tanggapan karyawan terhadap proses pengarahan berdasarkan kuesioner :
SK K C B SB
175 315 455 595 735 875
415
Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan hasil akhir sebesar 415,
setelah dihitung dengan rentang skala menghasilkan bahwa proses
pengarahan di Javana Bistro Bandung masih kurang.
F. Tinjauan Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung
Dalam mencapai tujuan perusahaan, proses pengawasan yang dilakukan
oleh manajer sangatlah penting, agar setiap karyawannya dapat diajak bekerja
sama dan bekerja sesuai dengan aturan serta rencana yang telah ditetapkan.
Pengertian pengawasan sendiri menurut Agus Dharma (2003:13): “Suatu
kegiatan mengkoordinasikan pekerjaan yang dilakukan orang lain”. Tujuan
dari pengawasan sendiri adalah Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan
berjalan sesuai dengan rencana, Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan,
28
kelemahan-kelemahan dalam bekerja, dan Untuk mengetahui apakah segala
sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta asas-asas yang telah ditentukan.
Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang dilakukan secara efektif
dan dan bertahap, bila terjadi kesalahan pimpinan akan dapat langsung
menperbaiki sesuai dengan prosedur dan rencana, sehingga pekerjaan kembali
menjadi efektif dan efisien. Pengawasan diwujudkan dengan kegiatan
pemantauan, pemerikasaan dan penilaian yang dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya.
Berikut merupakan prinsip-prinsip pengawasan menurut M. Manullang
(2006:173) :
a. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan.
b. Fleksibel.
c. Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan
yang harus diawasi.
d. Dapat dimengerti.
e. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.
Menurut Yayat Herujito (2006: 158) pengawasan dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu :
1. Pengawasan Intern dan Ekstern,
a. Pengawasan Intern, pengawasan yang ilakukan dengan cara
pengawasan langsung atau pengawasan melekat (built in control).
b. Pengawasan Ekstern, pengawasan yang dilakukan di luar dari
badan/unit/instansi tersebut.
29
2. Pengawasan Preventif (sebelum kegiatan dilaksanakan) dan Represif
(setelah kegiatan dilaksanakan).
3. Pengawasan Aktif (dekat) dan Pasif
a. Pengawasan aktif merupakan jenis pengawasan yang dilaksanakan
di tempat kegiatan yg bersangkutan.
b. Pengawasan pasif, pengawasan penelitian dan pengujian terhadap
surat-surat pertanggungjawaban yang disertai dengan bukti-bukti
penerimaan dan pengeluaran.
4. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtmatigheid) dan
kebenaran materiil mengenai maksud & tujuan pengeluaran.
Sebagai seorang pemimpin untuk mengetahui apakah tugas yang diberikan
berjalan baik dan sesuai dengan yang diperintahkan, maka pimpinan harus
memperhatikan cara-cara mengumpulkan fakta yang terjadi pada bawahanya.
Menurut M. Manullang cara-cara mengumpulan fakta adalah :
a. Peninjauan pribadi
Pengawasan yang dilakukan dengan cara meninjau setiap karyawan
secara pribadi sehingga terlihat kinerja yang dilakukan oleh karyawan.
b. Pengawasan melalui laporan lisan
Pengawasan yang dilakukan melalui lisan adalah dengan cara
mengumpulkan seluruh fakta-fakta secara lisan yang diberikan oleh
supervisor.
c. Pengawasan melalui laporan tertulis
Pengawasan yang melalui laporan tertulis merupakan pengawasan yang
berasal dari bawahan kepada atasan.
30
d. Pengawasan melalui laporan yang bersifat khusus
Pengawasan yang melalui laporan khusus digunakan apabila terdapat
laporan yang menunjukan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa.
Seorang pemimpin harus dengan senantiasa mengawasi dan memantau
semua kegiatan yang berjalan di restoran apakah sesuai dengan yang
diperintah atau tidak. Menurut Devung (2008:126) bahwa metode
pengawasan secara garis besar menpunyai 2 kategori yaitu :
1. Metode Pengawasan Kuantitatif
Metode pengawasan kuantitatif bersifat lebih spesifik dengan
menggunakan tinjauan data kualitatif untuk mengukur dan mengadakan
penyesuaian seperlunya atas jumlah yang dihasilkan dan atau yang
ditawarkan kepada konsumen.
2. Metode Pengawasan Non Kuantitatif
Metode pengawasan non kuantitatif bersifat umum terhadap kegiatan
dan keadaan organisasi.
Untuk mengetahui sebuah rencana berjalan atau tidak diperlukan sebuah
pengamatan karena yang dimaksud dengan proses pengamatan adalah
rangkaian tindakan yang mengikuti pelaksana suatu kegiatan.
Setelah melakukan pengamatan dalam proses pengawasan maka seorang
pemimpin harus melakukan evaluasi jika ada yang tidak sesuai dengan
rencana maka harus ada tindakan perbaikan. Seperti yang dikatakan oleh M.
Manullang (2006:188) yaitu bahwa, “Fase kedua dalam proses pengawasan
adalah menilai atau mengevaluasi, dengan menilai dimaksudkan
31
membandingkan hasil pekerjaan bawahan dengan nilai standar yang sudah
ditetapkan”.
Penilaian dilakukan setelah hasil pemantauan dan pemerikasaan. Penilaian
diberikan setelah pimpinan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
keberhasilan dan atau kegagalan dalam suatu kegiatan. Setelah itu hasil dari
penilaian akan menjadi umpan balik ( feed back).
Selanjutnya penulis membagikan kuesioner kepada 35 karyawan Javana
Bistro Bandung yang termasuk di dalamnya merupakan karyawan bagian
service dan kitchen. Kuesioner dibagikan hanya kepada karyawan bagian
operasioanal restoran. Kuesioner yang dibagikan mengenai proses
pengawasan yang dilakukan oleh pimpinanya, dengan hasil data sebagai
berikut :
32
TABEL 6
KUESIONER PENGAWASAN
DI JAVANA BISTRO BANDUNG.
(N = 35)
No Indikator
SB
X = 5
B
X = 4
C
X = 3
K
X = 2
SK
X=1
Sub
Total
Krit
eria
F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x
1 Pengawasan
sistem kerja - - 2 8 7 21 14 28 12 12 35 69 K
2 Pengawasan
SDM
(Karyawan)
2 10 3 12 8 24 12 24 10 10 35 80 K
3
Pengecekan
secara
teratur /
setiap saat
- - 2 8 15 45 11 22 7 7 35 82 K
TOTAL 2 10 7 28 30 90 37 74 29 29 105 231 K
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan hasil pengolahan data kuisioner proses pengawasan di Javana
Bistro Bandung, dengan jumlah total responden 35 orang, dan mendapatkan
hasil akhir yaitu sebesar 231 , Berikut perhitungan Skala Likert berdasarkan
kuisioner :
Nilai Tertinggi : 5 3 35 = 525
Nilai Terendah : 1 3 35 = 105
Rentang Skala : (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : Jumlah Kriteria
(525 – 105) : 5
= 84
33
Berikut merupakan perhitungan rentang skala likert mengenai keseluruhan
tanggapan karyawan terhadap proses pengarahan berdasarkan kuesioner :
SK K C B SB
105 189 273 357 441 525
231
Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan hasil akhir sebesar 231,
setelah dihitung dengan rentang skala menghasilkan bahwa proses
pengarahan di Javana Bistro Bandung masih kurang.
G. Tinjuan Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung
Keberhasilan atau kegagalan dari tujuan suatu perusahaan bergantung
kepada kinerja seluruh karyawan. Oleh sebab itu sebagai pemimpin harus
memelihara setiap karyawan yang dimiliki, pemeliharaan dilakukan agar
karyawan yang bekerja dapat bersemangat dalam pekerjaannya, bekerja
secara disiplin dan mengikuti semua aturan manajemen.
Menurut Brantas (2009:192) mengatakan bahwa: “Pemeliharaan
merupakan suatu langkah perusahaan dalam mempertahankan karyawan agar
tetap mau bekerja dengan baik dan produktif, dengan cara memperhatikan
kondisi fisik, mental dan sikap karyawanya, agar tujuan perusahaan dapat
tercapai”. Teori ini pun diperkuat oleh teori Hasibuan (2010:179) yang
menyatakan bahwa: “Usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi
34
fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan”.
Sesuai dengan kedua teori tersebut telah dikatakan bahwa pemeliharaan
karyawan merupakan salah satu langkah perusahaan untuk mencapai tujuan,
selain menjalankan pengarahan dan pengawasan seorang pemimpin harus
mampu memelihara setiap karyawanya dengan cara setiap individu masing-
masing.
Pemeliharaan karyawan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
dari manajer. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan, semangat
kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun. Absensi dan turn-over
meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan,
kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan baik
dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan
perusahaan. Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi,
danbersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi
pemeliharaan mutlak mendapat perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan
bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap pekerjaanya jika
kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.
Berikut asas-asas pemeliharaan Menurut Gary Dessler (2008:198 ) :
1. Asas Manfaat dan Efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan
manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.Pemeliharaan
ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan,
35
dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asas ini harus
direncanakan dengan baik supaya tidak sia-sia.
2. Asas Kebutuhan dan Kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasar program
pemeliharaan karyawan. Asas ini penting supaya tujuan
pemeliharaan, dan kesehatan, sehingga mereka mau bekerja secara
efektif dan efesien menunjuang tercapainya tujuan perusahaan.
3. Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program
pemeliharaan karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akan
menciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-
tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya
meningkat. Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberian
pemeliharaan akan tercapai.
4. Asas Peraturan Legal
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang,
keputusan presiden, dan keputusan menteri harus dijadikan asas
program pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk menghindari
konflik.
5. Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program
pemeliharaan kesejahteraan karyawan. Jangan sampai terjadi
pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan hancurnya
perusahaan.
36
Dalam pemeliharaan dibutuhkan strategi dalam pelaksanaannya, pemilihan
metode yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam
mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang baik
akan menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-
tugasnya. Pemeliharaan keamanan, kesehatan, dan sikap loyal karyawan
hendaknya dengan metode yang efektif dan efesien agar tercapai manfaat
yang optimal.
Ada pun tujuan dari pemeliharaan karyawan Hasibuan (2010:180) sebagai
berikut:
a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
c. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover karyawan.
d. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
f. Memberbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawanya.
g. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
h. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
Sedangkan tujuanya bagi karyawan menurut Brantas (2009:183) adalah:
a. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
b. Memberikan ketenangan, keamanan, serta menjaga kesehatan
karyawan.
c. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan.
37
Proses pemeliharaan akan berjalan efektif bila seorang pimpinan
menerapkan metode – metode dalam melaksakan proses pemeliharaan.
Berikut adalah metode – metode pemeliharaan yang dijelaskan oleh Hasibuan
(2010:181) :
a. Komunikasi
Komunikasi sangat penting bagi pimpinan dalam melaksanakan
aktivitas organisasi. Komunikasi disebut efektif jika informasi
disampaikan dalam waktu singkat, jelas atau dipahami, dipersepsi
atau ditafsirkan, dan dilaksanakan sama dengan maksud komunikator
oleh komunikan. Dengan menjalin komunikasi yang baik, akan dapat
diselesaikan masalah – masalah yang terjadi dalam perusahaan.
b. Insentif
Insentif merupakan daya perangsang yang diberikan kepada
karyawan berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong
meningkatkan produktivitas kerjanya.
c. Kesejahteraan karyawan.
Kesejahteraan karyawan bertujuan untuk mempertahankan dan
memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas
kerjanya meningkat. Jenis kesejahteraan yang diberikan adalah
finansial dan nonfinansial yang bersifat ekonomis, serta pemberian
fasilitas dan pelayanan. Contohnya seperti uang pensiun, uang
makan, uang transpor, uang lebaran atau natal, bonus atau gratifikasi,
uang duka kematian, pakaian dinas dan uang pengobatan. Sedangkan
kesejahteraan karyawan secara nonfinansial dapat berupa pemberian
38
fasilitas dan pelayan bagi karyawan seperti fasilitas yang di sediakan
oleh pihak perusahaan.
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Melakukan keselamatan dan kesehatan kerja, akan terwujudnya
pemeliharaan karyawan yang baik. Dengan mengadakan penyuluhan
atau pembinaan untuk menjelaskan pentingnya keselamatan kerja
karyawan dan perusahaan.
e. Hubungan industrial Pancasila.
Adanya hubungan industrial pancasila tidak ada tempat bagi sikap
saling berhadap – hadapan atau penindasan oleh yang kuat terhadap
yang lemah. Jadi dengan menerapkan hubungan industrial pancasila
akan mewujudkan terciptanya pemeliharaan yang baik.
Dalam pemeliharaan pemimpin harus dapat memberi motivasi yang positif
kepada setiap karyawanya, karena dengan memberikan motivasi yang baik akan
membuat kinerja seseorang menjadi lebih baik. Motivasi membicarakan tentang
bagaimana cara mendorong semangat kerja seseorang, agar mau bekerja dengan
memberikan secara optimal kemampuan dan keahliannya guna mencapai tujuan
organisasi. Motivasi menjadi penting karena dengan motivasi diharapkan setiap
karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja
yang tinggi. Menurut M. Manullang (2012:185) bahwa: “motivasi sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dengan memberikan inspirasi,
semangat, dan dorongan, bertujuan untuk menggiatkan karyawan agar mereka
bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki oleh orang
tersebut”.
39
Tujuan motivasi merupakan upaya untuk menggerakan serta memelihara
sumber daya manusia agar produktif dan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan oleh peruasahaan. Ada beberapa tujuan pemberian motivasi kerja
menurut Hasibuan (2010 : 237) sebagai berikut :
a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
f. Mengefektifkan pengadaan karyawan
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
Berdasarkan tujuan-tujuan yang di katakan Hasibuan (2010:238) bahwa:
“seorang pimpinan memiliki peran penting dalam memberikan motivasi kepada
bawahanya”. Bagaimana pun dengan memberikan motivasi yang positif akan
terjalinnya hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahanya, setelah
terjadinya hubungan yang baik karyawan akan nyaman bekerja dan akan loyal
terhadap perusahaan.
Pimpinan dalam memelihara karyawan harus mendorong mereka agar tetap
mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik sehingga memberikan
suatu kepuasan, keamanan, dan kenyamanan bekerja pada setiap karyawan.
40
Selanjutnya penulis membagikan kuesioner kepada 35 karyawan Javana
Bistro Bandung yang termasuk di dalamnya merupakan karyawan bagian
service dan kitchen. Kuesioner dibagikan hanya kepada karyawan bagian
operasioanal restoran. Kuesioner yang dibagikan mengenai proses
pemeliharaan yang dilakukan oleh pimpinanya, dengan hasil data sebagai
berikut :
TABEL 7
KUESIONER PROSES PEMELIHARAAN
DI JAVANA BISTRO
(N = 35)
No Indikator
SB
X = 5
B
X = 4
C
X = 3
K
X = 2
SK
X=1
Sub
Total
Krit
eria
F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x
1
Meningkatk
an
kedisiplinan
Karyawan
1 5 - - 17 51 16 32 1 1 35 89 K
2
Mempertaha
nkan
loyalitas
karyawan
3 15 2 8 10 30 11 22 9 9 35 84 K
3
Meningkatk
an
Kehadiran
Karyawan
2 10 4 16 14 42 7 14 8 8 35 90 K
4
Meningkatk
an
produktivita
s kerja
karyawan
- - 6 24 11 33 7 14 11 11 35 82 K
5
Meningkatk
an kepuasan
kerja
karyawan
5 25 5 20 8 24 12 24 5 5 35 98 C
TOTAL 11 55 17 68 60 180 53 106 34 34 175 443 K
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
41
Berdasarkan hasil pengolahan data kuisioner proses pemeliharaan di
Javana Bistro Bandung, dengan jumlah total responden 35 orang, dan
mendapatkan hasil akhir yaitu sebesar 443, Berikut perhitungan Skala Likert
berdasarkan kuisioner :
Nilai Tertinggi : 5 5 35 = 875
Nilai Terendah : 1 5 35 = 175
Rentang Skala : (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : Jumlah Kriteria
(875 – 175) : 5
= 140
Berikut merupakan perhitungan rentang skala likert mengenai keseluruhan
tanggapan karyawan mengenai proses pemeliharaan berdasarkan kuesioner :
SK K C B SB
175 315 455 595 735 875
443
Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan hasil akhir sebesar 443,
setelah dihitung dengan rentang skala menghasilkan bahwa proses
pemeliharaan di Javana Bistro Bandung masih kurang.
42
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah penulis lakukan. Penulis
menganalisis permasalahan yang ada pada setiap tinjauan yang didapat
dengan menilai berdasarkan teori – teori yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Berikut mengenai analisis proses pengarahan di Javana Bisto Bandung.
Kuesioner diberikan kepada 35 orang karyawan Javana Bistro Bandung.
Adapun hasil pengolahan data, pada karyawan tentang proses pengarahan di
Javana Bistro Bandung, dapat dilihat pada tabel 5 halaman 26 adalah sebagai
berikut:
1. Kejelasan perintah yang diterima karyawan
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator kejelasan
perintah yang diterima karyawan adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -
Jawaban Baik (B) : 4 x 4 = 16
Jawaban Cukup (C) : 7 x 3 = 21
Jawaban Kurang (K) : 13 x 2 = 26
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 11 x 1 = 11
Total = 74
43
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
74
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator kejelasan
perintah yang diterima oleh karyawan berada dalam posisi KURANG.
Hal ini dapat disebabkan karena ketika memberikan perintah seorang
pimpinan tidak menjelaskan perintah secara detail sesuai dengan maksud
dan tujuanya. Sehingga karyawan kurang mengerti perintah yang
diberikan dan melakukan kesalahan.
2. Perintah secara lisan
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah secara
lisan adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : 2 x 5 = 10
Jawaban Baik (B) : 7 x 4 = 28
Jawaban Cukup (C) : 11 x 3 = 33
Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 3 x 1 = 3
Total = 98
44
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
98
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah
secara lisan oleh karyawan berada dalam posisi CUKUP. Hal ini dapat
dilihat dari cukup banyaknya perintah lisan yang diberikan oleh pimpinan
kepada karyawanya, terutama pada saat jam operasional restoran.
3. Perintah secara tertulis
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah secara
tertulis adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : 3 x 5 = 15
Jawaban Baik (B) : 1 x 4 = 4
Jawaban Cukup (C) : 9 x 3 = 27
Jawaban Kurang (K) : 13 x 2 = 26
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 9 x 1 = 9
Total = 81
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
45
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
81
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah
secara tertulis berada dalam posisi KURANG. Hal ini dapat dilihat dari
kurangnya pimpinan di Javana Bistro memberikan perintah tertulis
kepada karyawannya, karena pemimpin di Javana Bistro terbiasa dengan
memberikan perintah secara lisan.
4. Perintah diberikan sesuai situasi dan kondisi
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah yang
diberikan sesuai situasi dan kondisi adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : 5 x 5 = 25
Jawaban Baik (B) : 4 x 4 = 16
Jawaban Cukup (C) : 7 x 3 = 21
Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 7 x 1 = 7
Total = 93
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut:
46
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
93
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah sesuai
situasi dan kondisi berada dalam posisi CUKUP. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya pimpinan yang memberikan perintah disaat yang tidak
tepat, contohnya disaat restoran sedang ramai dan turn over tamu tinggi,
sehingga karyawan menjadi bingung dengan apa yang akan mereka
lakukan terlebih dahulu.
5. Perintah diberikan kepada karyawan yang tepat
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah
diberikan kepada karyawan yang tepat adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -
Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8
Jawaban Cukup (C) : 8 x 3 = 24
Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 13 x 1 = 13
Total = 69
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
47
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
69
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah
diberikan kepada orang yang tepat berada dalam posisi KURANG. Hal
ini dapat diartikan bahwa dalam menyampaikan perintah seorang
pimpinan belum mengetahui secara jelas apakah perintah tersebut
diberikan oleh seorang yang sudah berpengalaman di bidangnya atau
belum sama sekali mengerjakan hal tersebut sebelumnya.
B. Analisis Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung
Pengawasan merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan seorang
pimpinan dalam mengatur karyawanya agar tujuan yang telah direncanakan
tercapai dan saat operasional restoran berlangsung akan berjalan dengan
lancar. Adapun hasil pengolahan data tentang proses pengawasan di Javana
Bistro Bandung, dapat dilihat pada tabel 6 halaman 32 adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan Sistem Kerja
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 6 halaman 32, uraian dari indikator pengawasan
sistem kerja adalah sebagai berikut:
48
Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -
Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8
Jawaban Cukup (C) : 7 x 3 = 21
Jawaban Kurang (K) : 14 x 2 = 28
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 12 x 1 = 12
Total = 69
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
69
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator pengawasan
sistem kerja berada dalam posisi KURANG. Pada indikator ini seorang
pimpinan harus mengawasasi seluruh sistem kerja dan pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawanya, agar dapat mengetahui apakah sistem kerja
dan perkerjaan yang diberikan sesuai dengan yang diperintahkan.
2. Pengawasan terhadap karyawan satu per satu
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 6 halaman 32, uraian dari indikator pengawasan
terhadap karyawan satu per satu adalah sebagai berikut:
49
Jawaban Sangat Baik (SB) : 2 x 5 = 10
Jawaban Baik (B) : 3 x 4 = 12
Jawaban Cukup (C) : 8 x 3 = 24
Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 10 x 1 = 10
Total = 80
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
80
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator pengawasan
terhadap karyawan satu per satu berada dalam posisi KURANG.
Pengawasan yang dilakukan pimpinan di Javana Bisrto Bandung tidak
dilakukan satu per satu atau pengawasan dilakukan secara menyeluruh.
Sehingga akan terdapat karyawan yang masih melakukan kesalahan dan
berperilaku curang dalam pekerjaan.
50
3. Pengecekan secara teratur atau setiap saat
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 6 halaman 32, uraian dari indikator pengecekan
secara teratur atau setiap saat adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -
Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8
Jawaban Cukup (C) : 15 x 3 = 45
Jawaban Kurang (K) : 11 x 2 = 22
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 7 x 1 = 7
Total = 82
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
82
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator pengecekan
secara teratur atau setiap saat berada dalam posisi KURANG.
Pengecekan yang dilakukan seorang pimpinan harus dilakukan setiap
saat atau teratur, agar meminimalisir kekurangan alat-alat dan bahan-
bahan dalam menunjangan kelancara operasioanl dan menimalisir
kesalahan yang dilakukan oleh karyawan.
51
C. Analisis proses pemeliharaan di Javana Bistro Bandung
Pemeliharaan merupakan usaha pimpinan untuk mempertahankan
karyawan, meningkatkan kondisi mental, fisik, dan sikap karyawanya dengan
memberikan motivasi yang baik dan positif agar semakin meningkat dalam
menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Adapun hasil pengolahan data
tentang proses pemeliharaan di Javana Bistro Bandung, dapat dilihat pada
tabel 7 halaman 40 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan
kedisiplinan karyawan adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : 1 x 5 = 5
Jawaban Baik (B) : - = -
Jawaban Cukup (C) : 17 x 3 = 51
Jawaban Kurang (K) : 16 x 2 = 32
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 1 x 1 = 1
Total = 89
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
89
52
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan
kedisiplinan karyawan berada dalam posisi KURANG. Hal ini dapat
dilihat dari masih banyaknya karyawan yang tidak disiplin dalam
standart grooming, dan standart operasional procedure di Javana Bistro.
2. Mempertahankan loyalitas karyawan
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator
mempertahankan loyalitas karyawan adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : 3 x 5 = 15
Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8
Jawaban Cukup (C) : 10 x 3 = 30
Jawaban Kurang (K) : 11 x 2 = 22
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 9 x 1 = 9
Total = 84
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
84
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator
53
mempertahankan loyalitas karyawan berada dalam posisi KURANG. Hal
ini dapat dilihat dari data jumlah karyawan resign Javana Biatro Bandung
pada BAB I tabel 1 halaman 6 bahwa turn over karyawan dalam satu
tahun cukup tinggi.
3. Meningkatkan kehadiran karyawan
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan
kehadiran karyawan adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : 2 x 5 = 10
Jawaban Baik (B) : 4 x 4 = 16
Jawaban Cukup (C) : 14 x 3 = 42
Jawaban Kurang (K) : 7 x 2 = 14
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 8 x 1 = 8
Total = 90
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
90
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan
kehadiran karyawan berada dalam posisi KURANG. Seorang pemimpin
54
harus mampu menstabilkan dan meningkatkan kehadiran karyawan setiap
harinya demi menunjang operasional restoran karena jika terdapat lebih
dari dua orang tidak hadir dalam satu shift akan menambah beban kerja
karyawan yang hadir pada shift tersebut.
4. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan
produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -
Jawaban Baik (B) : 6 x 4 = 24
Jawaban Cukup (C) : 11 x 3 = 33
Jawaban Kurang (K) : 7 x 2 = 14
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 11 x 1 = 11
Total = 82
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
82
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan
produktivitas kerja karyawan berada dalam posisi KURANG. Dalam
55
indikator ini dapat dilihat dari banyaknya karyawan di Javana Bistro
yang bermalas-malasan dan mengobrol satu sama lain pada saat jam
opearional restoran.
5. Meningkatkan kepuasan kerja karyawan
Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada
BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan
kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Jawaban Sangat Baik (SB) : 5 x 5 = 25
Jawaban Baik (B) : 5 x 4 = 20
Jawaban Cukup (C) : 8 x 3 = 24
Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24
Jawaban Sangat Kurang (SK) : 5 x 1 = 5
Total = 98
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan
menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :
SK K C B SB
35 63 91 119 147 175
98
Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan
kepuasan kerja karyawan berada dalam posisi CUKUP. Dari segi
kepuasan karyawan, karyawan merasa cukup puas dengan bekerja di
56
Javana Bistro, karena gaji yang sesuai dengan UMK dan peraturan
pemerintah lainya.
57
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis telah uraikan di bab
sebelumnya mengenai gaya kepemimpinan di Javana Bistro Bandung, maka
penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan tanggapan karyawan terhadap proses pengarahan yang
dilakukan pimpinan kepada karyawanya, penulis mendapatkan total
nilai hasil perhitungan kuesioner berjumlah 415 dari 875 nilai maksimal,
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pengarahan masuk dalam
kriteria KURANG. Hal ini dapat terjadi karena dalam melakukan proses
pengarahan, pimpinan kurang menggunakan perintah tertulis, sehingga
mengakibatkan bawahan cenderung kurang mengerti dalam
menjalankan perintah. Ada pun beberapa aspek yang perlu ditingkatkan
menurut pendapat karyawan seperti aspek perintah yang diberikan harus
lebih jelas dan perintah diberikan kepada orang yang tepat, karena
diketahui aspek tersebut mempunyai nilai rendah berdasarkan data yang
penulis peroleh. Sedangkan aspek perintah lisan dan perintah diberikan
sesuai situasi kondisi termasuk dalam kriterian cukup.
2. Berdasarkan pendapat karyawan terhadap proses pengawasan, penulis
mendapatkan total hasil kuesioner pengawasan pada angka 231 dari 525
nilai maksimal. Pada proses pengawasan yang dilakukan pimpinan oleh
58
karyawan di Javana Bistro Bandung, masuk dalam kriteria KURANG.
Hal ini dapat terjadi karena kurang efektifnya pimpinan dalam
melakukan proses pengawasan di Javana Bistro. Seluruh aspek perlu
ditingkatkan berdasarkan hasil kuesioner karena masuk dalam kriteria
kurang.
3. Pada proses pemeliharaan karyawan di Javana Bistro Bandung, penulis
mendapatkan total nilai hasil kuesioner berjumlah 443 dari 875 nilai
maksimal, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pemeliharaan
karyawan masuk dalam kriteria KURANG. Hal ini terjadi karena tidak
dilakukanya proses pemeliharaan dengan baik, sehingga turn over
karyawan tinggi atau kurangnya loyalitas karyawan terhadap Javana
Bistro Bandung, serta kedisiplinan, kehadiran, dan produktivitas yang
perlu ditingkatkan.
B. Saran
Saran untuk pemimpin di Javana Bistro Bandung adalah harus lebih
memperhatikan kinerja karyawanya. Berdasarkan kesimpulan sebelumnya
maka penulis memberikan beberapa saran yang bisa menjadi pertimbangan
bagi pemimpin di Javana Bistro Bandung, adapun saran – saran yang
diberikan sebagai berikut:
1. Mengenai proses pengarahan di Javana Bistro Bandung, pimpinan perlu
menggunakan perintah tertulis agar karyawan dapat mengerti dengan
jelas mengenai petunjuk, pedoman dalam bekerja, serta himbauan
maupun larangan sesuai dengan perintah dari pimpinan, karena perintah
59
yang diberikan secara tertulis masih kurang . Selain itu pemimpin harus
lebih meningkatkan dalam memberikan perintah secara jelas, dan
memberikannya kepada orang yang tepat. Sedangkan untuk memberikan
perintah secara lisan dan perintah diberikan sesuai dengan situasi kondisi
sudah cukup baik namun harus lebih ditingkatkan agar kesalahan yang
terjadi dapat lebih berkurang.
2. Mengenai proses pengawasan dapat disimpulkan kurang efektif, maka
penulis memberikan saran kepada pihak pemimpin di Javana Bistro
Bandung bahwa pemimpin harus dapat meningkatkan kembali proses
pengawasan sistem kerja, pengawasan pada karyawan, dan melakukan
pengecekan secara teratur atau setiap saat.
3. Mengenai proses pemeliharaan di Javana Bistro Bandung belum dilakuka
secara maksimal atau belum efektif, maka dari itu pemimpin di Javana
Bistro Bandung harus lebih meningkatkan kedisiplinan, loyalitas,
kehadiran, produktivitas kerja, dan kepuasan kerja karyawan. Dengan
cara memberikan motivasi kerja yang positif sehingga meningkatkan
gairah karyawan untuk bekerja lebih baik dan nyaman, disamping itu
pula harus dijalin komunikasi yang baik antara pemimpin dengan
karyawan.
60
DAFTAR PUSTAKA
Badrudin. 2014. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga
Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Dessler, Gary. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Devung, E. Simon. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Handoko, T. Tani. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Herujito Yayat, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.
Kahmad, Dadang. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Grasindo
Kusmayadi. 2000. Metedologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Malayu S.P Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Marsum. 2005. Restoran dan Segala Permasalahanya. Yogyakarta: Andi.
M. Manullang. 2006. Dasar – Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
M. Manullang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan keenam.
Yogyakarta: BPFE.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Robbins, P. Stephen & Mary Coulter. 2004. Manajemen. Klaten: PT Intan Sejati.
Sugiyono. 2006. Teknik Penelitian. Yogyakarta: Pines.
61
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulastiyono. 2004. Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: CV Alfabeta.
Sunaryo, Bambang. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep
dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Suyono, Djoko. 2008. Food Service Operation. Bandung: Alfabeta
Wanadiana. 2010. Pengarahan dan Fungsi Pengarahan. Bandung: Institute
Teknologi Bandung.
62
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
Pewawancara : Shafana Zanubia
Narasumber : Bapak Donny Punu
Tempat : Javana Bistro Bandung
Waktu : Februari – Juni 2016
Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan melengkapi data dalam penyusunan
Tugas Akhir
Pertanyaan :
1. Bagaimana sejarah singkat Javana Bistro Bandung?
2. Bagaimana struktur organisasi di Javana Bistro Bandung?
3. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh Javana Bistro Bandung?
4. Berapa banyak jumlah karyawan yang dimiliki?
5. Berapa banyak jumlah resign karyawan di tahun 2015 di Javana Bistro Bandung?
6. Berapa shift karyawan yang dimiliki di Javana Bisro Bandung?
7. Bagaimana pembagian jam operasional bagi karyawan di Javana Bistro
Bandung?
8. Apa yang menjadi alasan banyaknya karyawan di Javana Bistro resign?
9. Bagaimana cara Bapak menjaga karyawan yang masih bekerja di Javana Bistro?
63
63
LAMPIRAN 2
KUISIONER UNTUK KARYAWAN
JAVANA BISTRO BANDUNG
Kepada Yth.
Karyawan Javana Bistro
Bandung
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan pengerjaan Tugas Akhir, saya Shafana Zanubia
selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang sedang mengadakan
penelitian terhadap Gaya Kepemimpinan di Javana Bistro Bandung. Mohon
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk meluangkan waktu dalam pengisisan
kuisioner yang bertujuan untuk melengkapi data penelitian yang dibutuhkan.
Semua jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sangatlah berarti bagi
saya dalam membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Atas perhatian serta kerjasama Bapak/Ibu/Saudar/i saya untuk meluangkan
waktu dalam pengisian kuisioner ini saya ucapkan terima kasih
Hormat Saya,
Shafana Zanubia
64
64
LAMPIRAN 3
KUESIONER UNTUK KARYAWAN
DI JAVANA BISTRO BANDUNG
Petunjuk Umum
1. Bacalah pertanyaan dengan teliti.
2. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda√ pada jawaban yang dipilih.
3. Jawablah pertanyaan dengan sebenar-benarnya.
NAMA : .....................................................
JABATAN : .....................................................
NO Pertanyaan SB B C K SK
1 Apakah jelas perintah yang
diberikan?
2 Apakah manajer memberikan
perintah secara lisan?
3 Apakah manajer memberikan
perintah secara tertulis?
4 Apakah Perintah diberikan
sesuai situasi dan kondisi
5 Apakah Perintah yang diberikan
kepada karyawan yang tepat
6 Bagaimana manajer mengawasi
sistem kerja?
7 Bagaimanamanajer melakukan
pengawasan terhadap karyawan
satu per satu?
8 Apakah manajer mengecek
segala sesuatu secara teratur?
9 Bagaimana cara manajer untuk
meningkatkan kedisiplinan
Karyawan?
10 Bagaimana cara manajer untuk
mempertahankan loyalitas
karyawan
65
11 Bagaimana cara manajer untuk
meningkatkan tingkat kehadiran
karyawan?
12 Bagaimana cara manajer untuk
meningkatkan produktivitas
kerja karyawan
13 Bagaimana cara manajer untuk
meningkatkan kepuasan kerja
karyawan
KETERANGAN
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
67
BIODATA
1. DATA PRIBADI
Nama : Shafana Zanubia
NIM : 201319540
Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 27 Februari 1995
Agama : Islam
Alamat : Taman Pagelaran Jl. Tongkol blok cc 4 no
10 RT 03 RW 10 Ciomas, Bogor
2. DATA ORANG TUA
Nama Ayah : Komarna
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Taman Pagelaran Jl. Tongkol blok cc 4 no
10 RT 03 RW 10 Ciomas, Bogor
Nama Ibu : Nurhayati
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Taman Pagelaran Jl. Tongkol blok cc 4 no
10 RT 03 RW 10 Ciomas, Bogor
68
3. PENDIDIKAN FORMAL
NAMA SEKOLAH TEMPAT TAHUN KETERANGAN
SD Negeri Polisi 5
Bogor
Bogot 2001-2007 Lulus
SMP Negeri 11 Bogor Bogor 2007-2010 Lulus
SMK Negeri 3 Bogor Bogor 2010-2013 Lulus
Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
Bogor 2013-2016
4. PENGALAMAN KERJA
NAMA
PERUSAHAAN POSISI TAHUN KETERANGAN
Mandarin Oriental
Hotel Jakarta Trainee
Januari 2012-
Juli 2012
Holiday Inn Jakarta
Kemayoran Trainee
Juli 2014-
Desember 2014