+ All Categories
Home > Documents > SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

Date post: 09-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
81
GAYA KEPEMIMPINAN DI JAVANA BISTRO BANDUNG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menempuh Studi Pada Program Diploma III Disusun Oleh : SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540 JURUSAN HOSPITALITI PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA HIDANG SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2016
Transcript
Page 1: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

GAYA KEPEMIMPINAN

DI JAVANA BISTRO BANDUNG

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Dalam Menempuh Studi Pada

Program Diploma III

Disusun Oleh :

SHAFANA ZANUBIA

Nomor Induk : 201319540

JURUSAN HOSPITALITI

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN TATA HIDANG

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA

BANDUNG

2016

Page 2: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

LEMBAR PENGESAHAN

Bandung, ................................... 2016 Bandung, ................................. 2016

Pembimbing II Pembimbing I

Drs. Moch. Agus Syadad. S, MM.Par Drs. Maman Lukman. , M. Pd

Nip. 19630830 1993031 001

Bandung, ............................................... 2016

Menyetujui :

Kepala Bagian Administrasi Akademik & Kemahasiswaan

Drs. Alexander M. Reyaan, MM

Nip. 19630915 198603 1 001

Page 3: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

Bandung, .......................................... 2016

Mengesahkan :

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Dr. Anang Sutono. MM.Par, CHE

Nip. 19650911 199203 1

Page 4: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : SHAFANA ZANUBIA

Tempat/Tanggal Lahir : BOGOR/27 FEBRUARI 1995

NIM : 201319540

Jurusan : HOSPITALITI

Program Studi : MANAJEMEN TATA HIDANG

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:

GAYA KEPEMIMPINAN DI JAVANA BISTRO BANDUNG

ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan merupakan hasil

penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak lain atau cara-cara lain yang tidak

sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.

2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah

ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah Tugas

Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakan di

atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada klaim terhadap keaslian naskah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya tulis ini dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.

4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Bandung, 22 Juni 2016

Yang membuat pernyataan,

Materai Rp. 6000,-

SHAFANA ZANUBIA

NIM. 201319540

Page 5: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

judul “GAYA KEPEMIMPINAN DI JAVANA BISTRO BANDUNG”. Tugas

akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

studi Program Diploma III di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Jurusan

Hospitaliti Program Studi Manajemen Tata Hidang.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis cukup banyak menemukan

hambatan dan rintangan, namun banyak pihak yang membantu penulis dalam segi

moril, materil, dan spiritual kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini dengan baik. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas

Akhir, yaitu :

1. Bapak Dr. Anang Sutono, Drs. MM.Par., CHE., selaku Ketua Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Bapak Drs. Alexander M. Reyaan, MM., selaku Kepala Bagian

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA., MM.Par., CHE., selaku Ketua

Jurusan Hospitaliti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

4. Budi Wibowo, SE.,MM.Par.CHE, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Tata Hidang.

Page 6: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

ii

5. Drs. Maman Lukman Supardi, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah

memberikan waktunya untuk mengkoreksi tulisan penulis, membimbing

penulis.

6. Drs. Moch. Agus Syadad Saefullah, MM.Par, selaku pembimbing II yang

bersedia meluangkan waktunya, memberi masukan dan koreksi, serta

memberikan motivasi kepada penulis.

7. Kedua orang tua penulis, Komarna dan Nurhayati yang tidak pernah

berhenti untuk mendoakan, memberikan nasihat serta memberikan

motivasi penuh kepada penulis.

8. Kakak penulis Khaista Nurfahrani serta Adik penulis Ghefira Fardaniyah

yang selalu memberika semangat dan dukungan kepada penulis.

9. Bapak Donny Punu selaku Supervisor dan Ibu Elis Natalia selaku manajer

di Javana Bistro Bandung yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melaukan penelitian dari awal hingga akhir dan sangat membantu

dalam pengumpulan data yang dibutuhkan oleh penulis.

10. Seluruh dosen dan staf pengajar program studi Manajemen Tata Hidang

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

11. Semua teman-teman kelas MTH 6B dan mahasiswa Manajemen Tata

Hidang 2013 dan seluruh mahasiswa MTH atas dukungan, semangat, doa,

dan kebersamaannya selama kegiatan belajar mengajar di kampus tercinta

ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 7: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

iii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh

dari kata sempurna untuk memenuhi syarat ilmiah, mengingat keterbatasan

kemampuan penulis yang masih dalam tahap menuntut ilmu, serta terbatasnya

pengetahuan dan pengalaman penulis.

Akhir kata, penulis berharap agar tugas akhir ini dapat menjadi manfaat di

masa yang akan datang dan berguna bagi pihak yang membacanya.

Bandung, Juli 2016

Penulis

Page 8: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah . ........................................................................... 8

C. Maksud dan Tujuan Penulisan ............................................................ 8

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan data .............................. 9

E. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 10

BAB II TINJAUAN UMUM

A. Sejarah singkat Javana Bistro Bandung ............................................... 12

B. Lokasi dan Fasilitas Javana Bistro Bandung ........................................ 13

C. Struktur Organisasi Javana Bistro Bandung ........................................ 15

D. Personalia dan Sistem Operasional ...................................................... 17

E. Tinjauan Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung ...................... 19

F. Tinjauan Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung ..................... 28

G. Tinjauan Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung ................... 33

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN

A. Analisis Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung ....................... 42

B. Analisis Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung ...................... 47

Page 9: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

v

C. Analisis Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung .................... 51

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 57

B. Saran ..................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60

LAMPIRAN. ................................................................................................... 62

BIODATA. ...................................................................................................... 67

Page 10: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah Resign Karyawan Javana Bistro Bandung ............................... 6

2. Jumlah Personalia Javana Bistro Bandung .......................................... 18

3. Pembagian Jadwal Kerja Karyawan Javana Bistro Bandung .............. 19

4. Nilai Bobot Pada Kuisioner ................................................................. 24

5. Kuisioner Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung ..................... 26

6. Kuisioner Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung.................... 32

7. Kuisioner Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung.................. 40

Page 11: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Struktur Organisasi di Javana Bistro Bandung .................................... 16

Page 12: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pedoman Wawancara. .......................................................................... 62

2. Surat Pernyataan Kuisioner. ................................................................. 63

3. Kuisioner .............................................................................................. 64

4. Surat Keterangan Penelitian. ................................................................ 66

Page 13: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting

di dalam pembangunan, karena pariwisata merupakan penghasil devisa

negara yang cukup tinggi di samping sektor MIGAS. Sektor pariwisata

menjadi salah satu aspek penting di Indonesia karena banyaknya turis dari

mancanegara maupun domestik yang sengaja menyisihkan uang mereka

untuk berwisata di Indonesia. Apabila dilihat dari segi ekonomi, pariwisata

merupakan suatu jenis usaha yang menciptakan nilai tambah terhadap barang

maupun jasa. Dalam keadaan ini peluang yang besar bagi para pengusaha

yang ingin membuka usaha di bidang pariwasata. Berikut ini merupakan

definisi Pariwsata menurut UU No. 10 Tahun 2009 mengenai pengertian

kepariwisataann yaitu :“Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah daerah dan

pengusaha.”

Meningkatnya bisnis pariwisata membuat sektor Food & Beverage

menjadi salah satu sektor yang diminati oleh banyak orang karena mengalami

kemajuan yang sangat pesat dengan tingkat kerugian yang cukup rendah

terutama di Kota Bandung.

Page 14: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

2

Kota Bandung merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat dan

menjadikan Bandung sebagai salah satu kota terbaik untuk berwisata,

terutama disaat akhir pekan. Kota Bandung pun didukung dengan keindahan

alam, tempat berbelanja yang cukup murah , sampai dengan banyaknya

keanekaragaman kuliner yang ada di Bandung saat ini. Serta didukung

dengan masyarakatnya yang ramah terhadap para turis yang datang ke Kota

Bandung, sehingga membuat para turis ingin kembali lagi ke Kota Bandung.

Banyaknya turis yang datang ke Kota Bandung menjadikan banyaknya pula

para pengusaha yang datang ke Bandung untuk membuka usaha terutama

dibidang kuliner yaitu membukan usaha sebuah restoran.

Restoran menurut Marsum dalam buku Restoran dan Segala

Permasalahannya (2005:07) “restoran adalah suatu tempat atau bangunan

yang diorganisasi secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan

dengan baik kepada semua tamunya berupa makan maupun minum”. Dari

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa restoran merupakan suatu usaha

di bidang jasa yang melayani tamu serta makan dan minum yang dibuat

secara komersial.

Selain restoran, bistro pun menjadi salah satu usaha di dalam bidang

makanan dan minuman yang tujuanya sama seperti restoran namun dengan

konsep yang sedikit lebih berbeda seperti yang dikatakan oleh Djoko Suyono

didalam bukunya yang berjudul Food Service Operation (2008:19), “Istilah

bistro itu berasal dari Rusia yang berarti cepat sebagai ciri pelayanan. Bistro

berkembang di Perancis pada akhir abad 19 pada saat pendudukan Rusia atas

Perancis tahun 1815, sebagai tempat makan para tentara pendudukan.“ Dari

Page 15: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

3

penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa bistro memiliki ciri pelayanan

yang cepat serta sigap, agar para tamu yang hadir tidak menunggu terlalu

lama. Pada zaman sekarang tujuan utama dalam suatu restoran dan bistro

adalah tidak hanya untuk memperoleh keuntungan saja tetapi lebih

mementingkan kepuasaan konsumen baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Di dalam suatu restoran diharuskan mempunyai manajemen yang baik,

karena untuk memastikan proses produksi, dan penjualan berlangsung dengan

baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebaliknya jika sistem

manajemen yang buruk dapat mengakibatkan terdapatnya pekerja yang tidak

produktif, yang disebabkan pengawasan yang kurang efektif, serta deskripsi

pekerjaan yang tidak jelas dan sesuai dengan jabatan yang dimiliki. dalam

buku Manajemen Sumber Daya Manusia 2008 penulis Ike Kusdyah

Rachmawati Menurut T. Hani Handoko (2008 : 3) :

“Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan,

pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan

pelepasan sumber daya manusia agar tercapai dengan tujuan individu,

organisasi, dan masyarakat”.

Maksud dari definisi tersebut adalah jika ingin mencapai semua tujuan

dalam manajemen dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu mewujudkan

tujuan dari manajemen dan berpengaruh dalam pengelolaan suatu organinasi

perusahaan.

Perusahaan menurut Swastha (2012 : 12) : “Perusahaan adalah suatu

organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber

Page 16: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

4

ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.

Maka jika diartikan dari definisi sumber daya manusia dengan perusahaan

dapat dikatakan bahwa di sebuah perusahaan sumber daya manusia

merupakan faktor penting. Untuk mecapai tujuan tersebut dibutuhkan seorang

pimpinan manajerial yang dapat menggerakan sumber daya manusia secara

efektif dsn efisien di dalam operasional. Peran seorang pemimpin diharapkan

mampu memberi rasa kenyamaan serta keadilan bagi karyawan. Mengingat

bahwa apa yang digerakan oleh seorang pemimpin bukan benda mati, tetapi

adalah manusia yang mempunyai perasaan serta dan akal dan beraneka ragam

jenis sifatnnya

Di dalam suatu perusahaan faktor kepemimpinan memegang peran sangat

penting karena pimpinan yang menggerakan serta mengarahkan semua

aktivitas di dalam perusahaan atau organisasi . Menurut Dadang Kahmad

(2012:122) : “Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi

seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu”.

Seorang pemimpin seharusnya memberi bawahannya pelayanan yang baik. Ia

memadukan kebutuhan bawahan dengan kebutuhan perusahaan untuk

mencapai sebuah tujuan. Dengan kata lain sukses atau pun tidak suksesnya

suatu organisasi akan didasarkan oleh seorang pemimpin.

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin di sebuah perusahaan akan

meningkatkan motivasi karyawan dan produktifitas kerja karyawan menjadi

lebih baik. Menurut Brantas (2009:139) : “Gaya kepemimpinan yaitu

berbagai pola perilaku yang disukai oleh pemimpin dalam proses

mengarahkan, pengawasan, serta memelihara kelompok sosial”. Gaya

Page 17: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

5

kepemimpinan yang dilakukan oleh setiap pemimpin tentunya akan berbeda

untuk masing-masing individu. Termasuk dalam hal mengarahkan, yang

dikarenakan latar belakang setiap pemimpin, organisasi, pengikut, dan

lingkunganya.

Setiap pemimpin wajib untuk memberikan arahan kepada setiap

karyawannya agar mampu mewujudkan tujuan dari suatu perusahaan.

Menurut M. Manullang (2006:157) : “Pengarahan adalah fungsi atau tugas

yang keempat dari pimpinan. Bila rencana kerja telah tersusun, struktur

organisasi sudah ditetapkan maka berkewajibanlah pimpinan untuk

menggerakan bawahan”. Menggerakan merupakan salah satu fungsi dari

seorang pimpinan.

Selain memberi pengarahan kepada bawahan seorang pemimpin pun harus

mengawasi seluruh kegiatan perusahaan. Pengawasan dilakukan untuk

memastikan semua berjalan dengan lancar sesuai dengan Standart

Operanisional Procedure yang telah ditetapkan. Seperti yang dikatakan oleh

Siagan dalam Khaerul Umam (2012:147) : “Pengawasan adalah proses

pengamatan dan pelaksanaan dalam seluruh kegiatan untuk menjamin agar

semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan”. Dengan menjalankan pengawasan secara baik dan benar akan

menciptakan kefektifitas kerja yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan

dapat menghindari timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang tidak

diharapkan.

Page 18: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

6

Dalam suatu perusahaan sumber daya manusia merupakan salah satu aspek

penting. Oleh karena itu pemeliharaan terhadap hubungan kinerja dengan

karyawan harus baik. Seperti pendapat Brantas (2009:180): “Keberhasilan

perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh keberadaan

karyawan dalam perusahaanya. Oleh karena itu tidak salah jika pimpinan

selalu berusaha menjaga dan memelihara karyawan agar merasa betah dan

melaksakan tugasnya dengan baik”.

Berdasarkan hasil pengamatan awal di Javana Bistro Paris Van Java

Bandung, penulis menemukan masalah yang terjadi yaitu terjadinya turn over

karyawan dalam 1 tahun berjumlah 14 orang karyawanan. Berikut tabel

resign karyawan di Javana Bistro Paris Van Java Bandung.

TABEL 1

JUMLAH RESIGN KARYAWAN JAVANA BISTRO BANDUNG

Tahun Bulan Jumlah

Karyawan

Karyawa

n Resign

Karyawan

Masuk

Total

Karyawan

Keterang

an

2015 Januari –

Juni 19 4 5 20 Service

2015 Januari –

Juni 12 4 3 11 Kitchen

2015 Juli –

Desember 20 4 5 21 Service

2015 Juli -

Desember 11 2 3 12 Kitchen

Sumber : Manajemen Javana Bistro Bandung

Page 19: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

7

Dari tabel diatas terdapat 8 karyawan dengan jabatan waiter/waitress yang

keluar dan 6 chef dari department kitchen. Keluar masuknya karyawan yang

terjadi dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan baik dalam segi biaya

dalam proses perekrutan maupun pelatihan bagi karyawan baru.

Berdasarkan data yang penulis miliki, dapat diketahui bahwa di dalam

perusahaan ini terdapat penurunan motivasi karyawan. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan turunya motivasi pada karyawan, salah satunya

berdasarkan dari pada gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin di

perusahaan terkait.

Dalam pengamatan yang dilakukan oleh penulis, penulis menilai bahwa

kepemimpinan di Javana Bistro Bandung lebih cenderung memberikan

kebebasan kepada seluruh bawahanya dalam mengambil suatu keputusan.

Karena kurang optimalnya seorang pemimpin dalam mengambil sebuah

keputusan serta kurangnya dalam proses melakukan pengarahan,

pengawasan, serta memelihara karyawan, sehingga terjadi kesalahpahaman

antara bawahan yang menerima perintah dengan pemimpin dalam

memberikan perintah, jika terjadi kesalahan pemimpin tersebut akan

memberika sanksi, dan menjadikan kinerja karyawan yang kurang

terorganisir, serta turunnya motivasi karyawan untuk bekerja. Dengan latar

belakang yang penulis jelaskan di atas penulis akhirnya memutuskan untuk

melakukan penelitian dalam Tugas Akhir dengan judul “GAYA

KEPEMIMPINAN DI JAVANA BISTRO BANDUNG”.

Page 20: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis

mengidentifikasikan masalah dengan latar belakang masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pengarahan pemimpin terhadap karyawan di Javana

Bistro Bandung?

2. Bagaimana proses pengawasan pemimpin terhadap karyawan di Javana

Bistro Bandung?

3. Bagaimana proses pemeliharaan terhadap karyawan oleh pemimpin di

Javana Bistro Bandung?

C. Maksud dan Tujuan Penulisan

1. Maksud Penelitian

Untuk mengetahui proses kepemimpinan yang terjadi di Javana Bistro

Bandung, serta dapat mengetahui kondisi kinerja karyawan di dalam

perusahaan tersebut.

2. Tujuan Penelitian

a) Tujuan Formal

Penulisan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu

persyaratan menyelesaikan studi dalam Program Diploma III, Jurusan

Hospitaliti, Program Studi Manajemen Tata Hidang di Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung.

Page 21: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

9

b) Tujuan Operasional

Penulis menerapkan ilmu yang penulis dapatkan selama menjalani

perkuliahan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Serta memberikan

saran kepada pihak manajemen Javana Bistro Bandung.

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan untuk menyusun Tugas Akhir

adalah dengan metode deskriptif yang merupakan metode digunakan

untuk menganalisis suatu hasil penelitian sehingga menghasilkan sebuah

kesimpulan. Definisi metode penelitian secara deskriptif menurut

Sugiyono (2006:6) : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan

atau menghubungkan dengan variabel lain”. Di dalam hal ini penulis

mengambil variabel berupa kepemimpinan di Javana Bistro Bandung

sebagai pembelajaran bagi penulis serta mengindentifikasi dan

menemukan solusi dari masalah tersebut.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilang Data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut pendapat Kusmayadi (2000:84) : “Obeservasi adalah cara

pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti,

atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung”. Maka dari itu

Page 22: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

10

penulis menggunakan teknik pengumpulan data berdasarkan fakta

yang terjadi di Javana Bistro Bandung.

b. Wawancara

Wawancara menurut pendapat Kusmayadi (2000:83): “Wawancara

adalah cara mengumpulkan dengan bertanya langsung kepada

responden dan diwajibkan dicatat atau direkam dengan alat

perekam”. Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Donny

Punnu selaku pimpinan di Javana Bistro Bandung dan penulis

melakukan wawancara dengan para karyawan di Javana Bistro

Bandung mengenai obyek yang diteliti.

c. Kuesioner

Kuesioner menurut Sugiyono (2011:142) adalah, “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

respondennya untuk dijawabnya”. Penulis membuat kuesioner dan

membagikanya kepada seluruh karyawan di Javana Bistro Bandung,

dengan maksud untuk mengetahui serta mempermudah menganalisa

masalah.

d. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan Menurut Nazir (2005:93) mengungkapkan bahwa

: “Studi Kepustakaan adalah landasan teoritis dari permasalahan

penelitian, sehingga yang dilakukan bukan kegiatan yang bersifat

trial atau error tetapi, menunjukan jalan pemecahan”. Penulis

mencari referensi-referensi yang terdapat di berbagai buku untuk

Page 23: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

11

membandingkan dengan masalah yang ada di Javana Bistro

Bandung.

e. Pengolahan Data

Dalam Pengolahan Data penulis menggunakan Skala Likert menurut

Sugiyono (2012:93) menjelaskan bahwa, “Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi sesorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Penulis melakukan

metode Skala Likert untuk mengolah data berdasarkan hasil jawaban

responden / karyawan di Javana Bistro Bandung

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam pengumpulan data selama menyusun penelitian Tugas Akhir,

penulis mengumpulkan data dan penelitian di Javana Bistro Bandung Paris

Van Java Mall Jalan Sukajadi 137-139.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian penulis melakukan penelitian dimulai dari bulan Februari

sampai dengan Juni 2016.

Page 24: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

12

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Singkat Javana Bistro Bandung

Sejarah Javana Bistro adalah sebuah tempat makan yang telah berdiri dari

tahun 2006 yang didirikan oleh Bapak Hendra Hertanto. Lokasi Javana Bistro

terletak di salah satu tempat yang strategis di Bandung dan banyak didatangi

oleh para wisatawan tepatnya di Paris Van Java Mall, Jalan Sukajadi No 137 -

139, yang merupakan salah satu icon pusat perbelanjaan di Bandung yang

menjadi daya tarik wisatawan dari dalam kota, luar kota maupun luar negeri.

Sesuai dengan namanya, Javana Bistro merupakan restoran yang jenisnya

adalah Bistro, dengan makanannya yang lezat, penyajian makanan dan

minuman yang sangat menarik, artistic, dan harga yang cukup terjangkau

untuk kalangan menengah ke atas, serta pelayanan yang ramah dan baik.

Nuansa eksterior dan interior di Javana Bistro merupakan perpaduan

antara klasik modern dengan nuansa Indonesia-Western. Karena lahan yang

sangat terbatas di Paris Van Java Mall, Javana Bistro membuatnya lebih

minimalis tetapi tetap nyaman untuk di kunjungi oleh para tamu.

Javana Bistro Bandung mempunyai berbagai jenis makanan dan

minuman dengan cita rasa Indo-Western. Signature Dish kami selalu menjadi

favorite para tamu adalah Balsamic-Sake Beef and Prawn. Kami juga

menyediakan beberapa jenis minuman berupa teh, kopi, mocktail, segala jenis

alcohol / spirit, cocktail, juice dan bir. Terdapat pula menu dessert dan cake

Page 25: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

13

yang unik dan menjadi menu andalan di Javana Bistro yaitu Kolak Pisang

Panna Cotta dan Colenak Mille Feuille.

B. Lokasi dan Fasilitas Javana Bistro Bandung

1. Lokasi

Javana Bistro terletak di salah satu lokasi yang strategis di Kota Bandung

tepatnya di Paris Van Java Mall Jalan Sukajadi 137-139, Paris Van Java

Mall Bandung adalah salah satu mall di Bandung yang sangat dikenal

baik dari orang Bandung itu sendiri hingga ke luar Kota Bandung,

sehingga membuat Mall ini menjadi salah satu tempat wisata yang banyak

didatangi wisatawan baik dalam maupun luar Kota Bandung, terutama

pada akhir pekan.

2. Fasilitas

Untuk Fasilitas restoran, Javana Bistro menyediakan fasilitas yang dapat

diperuntukan untuk tamu dan juga terdapat fasilitas untuk karyawan,

antara lain:

a. Fasilitas untuk tamu

1) Area parkir untuk kendaraan bermotor yang menyatu dengan

Paris Van Java Mall dan terjamin keamanannya.

2) Free Internet akses / Wifi yang dapat digunakan oleh para tamu

sepuasnya.

3) 1 Rest Room.

4) Live Music yang diadakan setiap hari minggu, senin, dan selasa.

5) Projector dan layar (Big Screen)

Page 26: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

14

Javana Bistro Bandung Menyediakan 3 area makan, yaitu 1 di area dalam

dekat bar dan kitchen sehingga dapat melihat proses memasak makanan dan

membuat minuman secara langsung, dan 1 area berada di lantai 2, dan area

terakhir merupakan area yang cukup terbuka yaitu bagian teras Javana Bistro.

Dengan sitting capacity sebanyak 120 seat, Untuk menambah nuansa Javana

Bistro yang modern klasik terdapat beberapa karya berupa lukisan-lukisan

yang klasik, foto para tamu yang dipajang, serta tembok berwarna krem muda

yang melapisi seluruh dinding restoran. Sehingga memberikan suasana yang

nyaman bagi para tamu yang datang. Jam operasional Javana Bistro Bandung

dimulai dari Senin – Minggu, pukul 09.00 - 24.00 WIB.

b. Fasilitas untuk karyawan

1) Dapur untuk membuat semua jenis makanan yang terdapat di

dalam menu.

2) Bar tempat untuk membuat semua jenis minuman yang terdapat

di dalam menu.

3) Side stand untuk menyimpan peralatan yang dibutuhkan saat

operasional berlangsung dan tempat pramusaji untuk melengkapi

kelengkapan makanan dan minuman.

4) Mesin absensi dengan menggunakan finger print.

5) Locker karyawan.

Page 27: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

15

C. Struktur Organisasi Javana Bistro Bandung

Oragnisasi merupakan salah satu hal yang penting di dalam manajemen

Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2004:16) : “Organisasi

adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mencapai

tujuan tertentu”. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa terdapat sejumlah

orang dengan satu tujuan untuk mencapai tujuan bersama.

Oleh karena itu di dalam suatu organisasi, sejumlah orang tersebut akan

dibagi menjadi bagian-bagian tertentu dan mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang berbeda di setiap bagiannya yang disebut dengan struktur

organisasi. Menurut Sulastiyono (2004:12): “Struktur organisasi adalah bagan

yang menunjukan bagian – bagian yang ada dalam organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan”.

Semua perusahaan perlu membuat struktur organisasi yang efektif, efisien

dan menjelaskan secara rinci tugas dan tanggung jawab masing-masing

jabatan yang dimiliki, sehingga kerja sama yang dibangun menjadi kuat,

harmonis, serta terstruktur. Berikut merupakan struktur organisasi Javana

Bisto Bandung :

Page 28: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

16

GAMBAR 1

STRUKTUR ORGANISASI DI JAVANA BISTRO

BANDUNG

Sumber : Manajer Javana Bistro Bandung

Rest. Manager Sous Chef

Waiter/ess

Accounting

Cleaning Service

CDP

Cook

Administration Bartender/ries

Cashier

Cook Helper

Purchasing

OP Manager

Page 29: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

17

D. Personalia dan Sistem Operasional

1. Personalia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penting bagi

organisasi untuk mencapai tujuannya, maka sebuah organisasi harus

mempunyai sumber daya manusia yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

organisasi. Manajemen personalia Menurut Manullang (2012:23) :

“Manajemen personalia adalah perencanaan, pengoraganisasian,

pengarahan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan

pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu,

organisasi dan masyarakat”.

Dalam menuyusun susunan personalia haruslah baik dan benar sesuai

dengan kualitas dan kuantitas yang sudah ditetapkan, maka hasil yang

diharapkan dari susunan personalia tersebut akan efektif dan efisien.

Berikut jumlah personalia di Javana Bistro Bandung :

Page 30: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

18

TABEL 2

JUMLAH PERSONALIA

JAVANA BISTRO BANDUNG

Sumber Manajer Javana Bistro Bandung

2. Sistem Operasional

Javana Bistro Bandung memiliki pembagian jadwal kerja

menjadi 2 bagian sebagai berikut :

No Jabatan Jumlah

1 Operasional Manager 1

2 Restaurant Manager 1

3 Sous Chef 1

4 Chef De Partie 2

5 Purchasing 2

6 Accounting 1

7 Supervisor 2

8 Bartender/ess 4

9 Waiter/ess 10

10 Cashier 3

11 Cook 4

12 Cook Helper 3

13 Cleaning Service 1

14 Dishwasher 5

Jumlah 40

Page 31: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

19

TABEL 3

PEMBAGIAN JAWDAL KERJA KARYAWAN

JAVANA BISTRO BANDUNG

No. Jenis Shift Waktu Kerja

1. Pagi Hari (Morning) 09.00 - 17.00

2. Malam Hari (Evening) 16.00 – 00.00

Sumber : Manajer Javana Bistro Bandung

Jam operasional di Javana Bistro Bandung dimulai dari pukul 09.00 WIB

sampai dengan 24.00 WIB jam kerja tersebut sudah termasuk waktu istirahat

selama satu jam disetiap pembagian waktu kerjanya, setiap karyawan

mendapatkan libur satu hari selama satu minggu bekerja. Karyawan diberikan

kompensasi tambahan satu hari libur jika masuk dihari-hari besar contohnya

seperti hari kemerdekaan Indonesia, yang akan diberikan sesuai dengan

kewenangan manajer.

Restoran buka setiap hari Senin – Minggu pukul 11.00 WIB sampai

dengan 23.00 WIB.

E. Tinjauan Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung

Pengarahan merupakan salah satu tugas bagi seorang pemimpin.

Pengarahan dapat diterapkan setelah rencana, karyawan, dan organisasi yang

telah terbentuk. Seperti yang dikatakan Wanadiana (2010:137) bahwa :

“pengarahan merupakan petunjuk untuk melaksanakan sesuatu,atau perintah

resmi seseorang pimpinan kepada bawahannya berupa petunjuk untuk

melaksanakan sesuatu”. Selain itu teori pengarahan Menurut G.R. Terry

Page 32: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

20

dalam buku dalam buku Dasar - Dasar Manajemen (2014:153): “Pengarahan

adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan

bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan

perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. Dari kedua teori

pengarahan tersebut disimpulkan bahwa dalam membuat semua karyawan

dapat bekerja sama seorang pemimpin harus memberikan pengarahan yang

dapat menggerakan organisasi sehingga tercapai tujuan bersama yang telah

direncanakan sebelumnya. Karena menurut G.R. Terry (2014:153):

“Pengarahan dapat dikatakan sebuah proses dimana, para manajer harus

membimbing serta mengawasi kinerja para pekerja untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan

Perintah merupakan salah satu cara dalam mengarahkan karyawan, saat

memberikan perintah kepada bawahannya pemimpin harus memberikanya

secara jelas, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara pemimpin dengan

bawahan. Menurut M. Manullang (2006:159): “Perintah adalah suatu

instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan baik berupa lisan maupun

tulisan untuk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu, guna

merealisasi tujuan perusahaan”. Sesuai dengan teori tersebut terdapat 2 jenis

perintah berupa perintah lisan dan perintah tertulis. Tujuan dari memberikan

perintah menurut M. Manullang (2006:158): “Untuk mengkoordinasi

bawahan, agar kegiatan masing-masing bawahan yang beraneka macam itu

terkoordinasi kepada satu arah, yaitu kepada tujuan perusahaan”.

Dapat diketahui bahwa sebagian perintah dikomunikasikan secara lisan.

Perintah lisan dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan tatap muka antara dua

Page 33: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

21

orang atau lebih, dan dapat juga dilaksanakan secara rencana atau kebetulan.

Menurut Wilson Bangun (2012:364): “Perintah secara lisan adalah suatu

bentuk perintah dalam penyampaian pesan yang dilakukan secara lisan, baik

formal atau tidak formal”. Perintah lisan diberikan apabila :

a. Perintah untuk tugas yang sederhana.

b. Perinta Dalam keadaan darurat.

c. Perintah yang diberikan jika terdapat kesalahan yang ringan, dan

dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.

kelebihan perintah secara lisan menurut M. Manullang (2006:163) :

a. Dapat diberikan lebih dari satu orang.

b. Tidak membutuhkan waktu yang banyak.

c. Dapat memperjelas perintah tertulis.

Selain terdapat kelebihan terdapat juga kekurangan dalam perintah lisan,

perintah lisan diberikan tidak menggunakan rencana dan bersifat fleksibel

sesuai dengan keadaan sehingga terkadang perintah yang diberikan tidak

cukup dimengerti oleh bawahan.

Setelah perintah lisan terdapat perintah tertulis. Perintah tertulis menurut

Wilson Bandung (2012:364): “Perintah tertulis merupakan salah satu perintah

dalam bentuk memo, surat, laporan berkala organisasi, dan pengumuman”.

Berikut merupakan hal-hal yang diberikan untuk perintah tertulis antara lain :

a. Perintah diberikan untuk pekerjaan yang memerlukan keterangan

secara mendetail.

b. Perintah dilakukan bila pegawai berada ditempat lain.

Page 34: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

22

c. Diperuntukkan untuk kepentingan pribadi atau bersama. Contoh

perintah pribadi berupa memo, contoh kepentingan perintah bersama

adalah pengumuman.

Berikut merupakan kelebihan dari perintah tertulis :

a. Telah direncanakan sebelumnya sehingga tingkat kesalahan dalam

memberikan perintah rendah.

b. Dengan adanya perintah tertulis karyawan akan mengerti dan paham

akan tugas dan tanggung jawabnya.

c. Perintah tertulis akan memberikan unsur kesaamaan untuk semua

bagian.

Sama seperti perintah secara lisan, perintah secara tertulis pun memiliki

kekurangan, yaitu berupa membutuhkan waktu dan proses yang lebih lama,

membutuhkan biaya, serta tidak dapat difungsikan untuk penyandang buta

huruf.

Prinsip-prinsip perintah harus diberlakukan agar karyawan mengerti apa

yang harus dikerjakan dan yang tidak dikerjakan. Berikut prinsip-prinsip

perintah menurut M. Manullang (2012:164-167) :

a. Perintah harus jelas

Kesalahan umum dalam perintah adalah anggapan bahwa perintah

yang diberikan dari pimpinan sudah cukup jelas. Hal ini dikarenakan

perintah diberikan secara tergesa-gesa, dan tidak teratur. Perintah

dikatakan jelas dan harus memenuhi enam elemen yaitu apa,

mengapa, siapa, dimana, bilamana, bagaimana.

Page 35: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

23

b. Perintah harus positif

Dalam memberikan perintah sebaiknya tidak menggunakan perintah

negatif, lebih baik menggunakan perintah yang positif sebab dengan

perintah yang positif, tegas, dan jelas.

c. Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat

Perintah harus diberikan kepada orang yang mempunyai pengetahuan

dan pengalaman di bidangnya.

d. Perintah diberikan satu per satu

Perintah harus diberikan satu per satu, walaupun perintah tersebut

memiliki pertalian yang erat satu sama lain.

e. Perintah satu aspek berkomunikasi

Perintah merupakan alat komunikasi dari pimpinan dengan bawahan.

Sebagai alat komunikasi, pemimpin harus sanggup menyusun perintah

sedemikian rupa agar berkesan bagi bawahannya dan mau

mengerjakan perintah tersebut.

f. Perintah harus erat dengan motivasi

Pemberian perintah harus dibarengi pemberian motivasi dalam bentuk

material dan non material agar bawahan lebih semangat dalam

mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Pemimpin yang baik sebaiknya mengikuti prinsip-prinsip perintah tersebut

untuk menghindari kesalahan dan konflik dengan bawahannya.

Untuk mengolah data dalam proses pengarahan di Javana Bistro Bandung,

dibutuhkan metode skala pengukuran, yaitu dengan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan seseorang atau sekelempok

Page 36: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

24

orang terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang

tersedia, kemudian data tersebut kita olah sesuai dengan pernyataan

responden.

TABEL 4

NILAI BOBOT PADA KUESIONER

NO. KRITERIA JAWABAN NILAI

1 Sangat Baik 5

2 Baik 4

3 Cukup 3

4 Kurang 2

5 Sangat kurang 1

Sumber : Metedologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif (2012:93)

Berdasarkan nilai bobot pada kuesioner di atas, dapat dihitung dengan

rumus :

Rentang Skala = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Jumlah Kriteria Pilihan Jawaban

Berikut penjelasan dari rumus di atas :

Nilai Tertinggi : Bobot Nilai 1 Jumlah Responden

Nilai Terendah : Bobot Nilai 1 Jumlah Responden

Rentang Nilai : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Jumlah Pilihan Jawaban

Kriteria nilai kuesioner dari jumlah responden sebanyak 35 orang adalah

sebagai berikut :

Nilai Tertinggi : 5 1 35 = 175

Page 37: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

25

Nilai Terendah : 1 1 35 = 35

Rentang Skala : 175 – 35 = 28

5

Berdasarkan perhitungan kriteria nilai dan rentang skala di atas maka

diperoleh batasan kriteria sebagai berikut :

Batasan Kriteria Sangat Baik (SB) : 147 -175

Batasan Kriteria Baik (B) : 119 - 147

Batasan Kriteria Cukup (C) : 91 - 119

Batasan Kriteria Kurang (K) : 63 - 91

Batasan Kriteria Sangat Kurang (SK) : 35 - 63

Maka skala rentang yang diperoleh adalah :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

Selanjutnya penulis membagikan kuesioner kepada 35 karyawan Javana

Bistro Bandung yang termasuk di dalamnya merupakan karyawan bagian

service dan kitchen. Kuesioner dibagikan hanya kepada karyawan bagian

operasioanal restoran. Kuesioner yang dibagikan mengenai proses

pengarahan yang dilakukan oleh pimpinanya, dengan hasil data sebagai

berikut :

Page 38: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

26

TABEL 5

KUESIONER PROSES PENGARAHAN

DI JAVANA BISTRO

(N = 35)

No Indikator

SB

X = 5

B

X = 4

C

X = 3

K

X = 2

SK

X=1

Sub

Total

Krit

eria

F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x

1

Kejelasan

perintah

yang

diterima

oleh

karyawan

- - 4 16 7 21 13 26 11 11 35 74 K

2 Perintah

secara lisan 2 10 7 28 11 33 12 24 3 3 35 98 C

3

Perintah

secara

tertulis

3 15 1 4 9 27 13 26 9 9 35 81 K

4

Perintah

diberikan

sesuai

situasi dan

kondisi

5 25 4 16 7 21 12 24 7 7 35 93 C

5

Perintah

yang

diberikan

kepada

karyawan

yang tepat

- - 2 8 8 24 12 24 13 13 35 69 K

TOTAL 10 50 18 72 42 126 62 122 43 43 175 415 K

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner proses pengarahan di Javana

Bistro Bandung, dengan jumlah total responden 35 orang, dan mendapatkan

hasil akhir yaitu sebesar 415, Berikut perhitungan Skala Likert berdasarkan

kuesioner :

Nilai Tertinggi : 5 5 35 = 875

Nilai Terendah : 1 5 35 = 175

Page 39: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

27

Rentang Skala : (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : Jumlah Kriteria

(875 – 175) : 5

= 140

Berikut merupakan perhitungan rentang skala likert mengenai keseluruhan

tanggapan karyawan terhadap proses pengarahan berdasarkan kuesioner :

SK K C B SB

175 315 455 595 735 875

415

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan hasil akhir sebesar 415,

setelah dihitung dengan rentang skala menghasilkan bahwa proses

pengarahan di Javana Bistro Bandung masih kurang.

F. Tinjauan Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung

Dalam mencapai tujuan perusahaan, proses pengawasan yang dilakukan

oleh manajer sangatlah penting, agar setiap karyawannya dapat diajak bekerja

sama dan bekerja sesuai dengan aturan serta rencana yang telah ditetapkan.

Pengertian pengawasan sendiri menurut Agus Dharma (2003:13): “Suatu

kegiatan mengkoordinasikan pekerjaan yang dilakukan orang lain”. Tujuan

dari pengawasan sendiri adalah Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan

berjalan sesuai dengan rencana, Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan,

Page 40: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

28

kelemahan-kelemahan dalam bekerja, dan Untuk mengetahui apakah segala

sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta asas-asas yang telah ditentukan.

Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang dilakukan secara efektif

dan dan bertahap, bila terjadi kesalahan pimpinan akan dapat langsung

menperbaiki sesuai dengan prosedur dan rencana, sehingga pekerjaan kembali

menjadi efektif dan efisien. Pengawasan diwujudkan dengan kegiatan

pemantauan, pemerikasaan dan penilaian yang dilakukan oleh pimpinan

terhadap bawahannya.

Berikut merupakan prinsip-prinsip pengawasan menurut M. Manullang

(2006:173) :

a. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan.

b. Fleksibel.

c. Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan

yang harus diawasi.

d. Dapat dimengerti.

e. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.

Menurut Yayat Herujito (2006: 158) pengawasan dibagi menjadi beberapa

jenis yaitu :

1. Pengawasan Intern dan Ekstern,

a. Pengawasan Intern, pengawasan yang ilakukan dengan cara

pengawasan langsung atau pengawasan melekat (built in control).

b. Pengawasan Ekstern, pengawasan yang dilakukan di luar dari

badan/unit/instansi tersebut.

Page 41: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

29

2. Pengawasan Preventif (sebelum kegiatan dilaksanakan) dan Represif

(setelah kegiatan dilaksanakan).

3. Pengawasan Aktif (dekat) dan Pasif

a. Pengawasan aktif merupakan jenis pengawasan yang dilaksanakan

di tempat kegiatan yg bersangkutan.

b. Pengawasan pasif, pengawasan penelitian dan pengujian terhadap

surat-surat pertanggungjawaban yang disertai dengan bukti-bukti

penerimaan dan pengeluaran.

4. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtmatigheid) dan

kebenaran materiil mengenai maksud & tujuan pengeluaran.

Sebagai seorang pemimpin untuk mengetahui apakah tugas yang diberikan

berjalan baik dan sesuai dengan yang diperintahkan, maka pimpinan harus

memperhatikan cara-cara mengumpulkan fakta yang terjadi pada bawahanya.

Menurut M. Manullang cara-cara mengumpulan fakta adalah :

a. Peninjauan pribadi

Pengawasan yang dilakukan dengan cara meninjau setiap karyawan

secara pribadi sehingga terlihat kinerja yang dilakukan oleh karyawan.

b. Pengawasan melalui laporan lisan

Pengawasan yang dilakukan melalui lisan adalah dengan cara

mengumpulkan seluruh fakta-fakta secara lisan yang diberikan oleh

supervisor.

c. Pengawasan melalui laporan tertulis

Pengawasan yang melalui laporan tertulis merupakan pengawasan yang

berasal dari bawahan kepada atasan.

Page 42: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

30

d. Pengawasan melalui laporan yang bersifat khusus

Pengawasan yang melalui laporan khusus digunakan apabila terdapat

laporan yang menunjukan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa.

Seorang pemimpin harus dengan senantiasa mengawasi dan memantau

semua kegiatan yang berjalan di restoran apakah sesuai dengan yang

diperintah atau tidak. Menurut Devung (2008:126) bahwa metode

pengawasan secara garis besar menpunyai 2 kategori yaitu :

1. Metode Pengawasan Kuantitatif

Metode pengawasan kuantitatif bersifat lebih spesifik dengan

menggunakan tinjauan data kualitatif untuk mengukur dan mengadakan

penyesuaian seperlunya atas jumlah yang dihasilkan dan atau yang

ditawarkan kepada konsumen.

2. Metode Pengawasan Non Kuantitatif

Metode pengawasan non kuantitatif bersifat umum terhadap kegiatan

dan keadaan organisasi.

Untuk mengetahui sebuah rencana berjalan atau tidak diperlukan sebuah

pengamatan karena yang dimaksud dengan proses pengamatan adalah

rangkaian tindakan yang mengikuti pelaksana suatu kegiatan.

Setelah melakukan pengamatan dalam proses pengawasan maka seorang

pemimpin harus melakukan evaluasi jika ada yang tidak sesuai dengan

rencana maka harus ada tindakan perbaikan. Seperti yang dikatakan oleh M.

Manullang (2006:188) yaitu bahwa, “Fase kedua dalam proses pengawasan

adalah menilai atau mengevaluasi, dengan menilai dimaksudkan

Page 43: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

31

membandingkan hasil pekerjaan bawahan dengan nilai standar yang sudah

ditetapkan”.

Penilaian dilakukan setelah hasil pemantauan dan pemerikasaan. Penilaian

diberikan setelah pimpinan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

keberhasilan dan atau kegagalan dalam suatu kegiatan. Setelah itu hasil dari

penilaian akan menjadi umpan balik ( feed back).

Selanjutnya penulis membagikan kuesioner kepada 35 karyawan Javana

Bistro Bandung yang termasuk di dalamnya merupakan karyawan bagian

service dan kitchen. Kuesioner dibagikan hanya kepada karyawan bagian

operasioanal restoran. Kuesioner yang dibagikan mengenai proses

pengawasan yang dilakukan oleh pimpinanya, dengan hasil data sebagai

berikut :

Page 44: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

32

TABEL 6

KUESIONER PENGAWASAN

DI JAVANA BISTRO BANDUNG.

(N = 35)

No Indikator

SB

X = 5

B

X = 4

C

X = 3

K

X = 2

SK

X=1

Sub

Total

Krit

eria

F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x

1 Pengawasan

sistem kerja - - 2 8 7 21 14 28 12 12 35 69 K

2 Pengawasan

SDM

(Karyawan)

2 10 3 12 8 24 12 24 10 10 35 80 K

3

Pengecekan

secara

teratur /

setiap saat

- - 2 8 15 45 11 22 7 7 35 82 K

TOTAL 2 10 7 28 30 90 37 74 29 29 105 231 K

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan hasil pengolahan data kuisioner proses pengawasan di Javana

Bistro Bandung, dengan jumlah total responden 35 orang, dan mendapatkan

hasil akhir yaitu sebesar 231 , Berikut perhitungan Skala Likert berdasarkan

kuisioner :

Nilai Tertinggi : 5 3 35 = 525

Nilai Terendah : 1 3 35 = 105

Rentang Skala : (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : Jumlah Kriteria

(525 – 105) : 5

= 84

Page 45: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

33

Berikut merupakan perhitungan rentang skala likert mengenai keseluruhan

tanggapan karyawan terhadap proses pengarahan berdasarkan kuesioner :

SK K C B SB

105 189 273 357 441 525

231

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan hasil akhir sebesar 231,

setelah dihitung dengan rentang skala menghasilkan bahwa proses

pengarahan di Javana Bistro Bandung masih kurang.

G. Tinjuan Proses Pemeliharaan di Javana Bistro Bandung

Keberhasilan atau kegagalan dari tujuan suatu perusahaan bergantung

kepada kinerja seluruh karyawan. Oleh sebab itu sebagai pemimpin harus

memelihara setiap karyawan yang dimiliki, pemeliharaan dilakukan agar

karyawan yang bekerja dapat bersemangat dalam pekerjaannya, bekerja

secara disiplin dan mengikuti semua aturan manajemen.

Menurut Brantas (2009:192) mengatakan bahwa: “Pemeliharaan

merupakan suatu langkah perusahaan dalam mempertahankan karyawan agar

tetap mau bekerja dengan baik dan produktif, dengan cara memperhatikan

kondisi fisik, mental dan sikap karyawanya, agar tujuan perusahaan dapat

tercapai”. Teori ini pun diperkuat oleh teori Hasibuan (2010:179) yang

menyatakan bahwa: “Usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi

Page 46: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

34

fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja

produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan”.

Sesuai dengan kedua teori tersebut telah dikatakan bahwa pemeliharaan

karyawan merupakan salah satu langkah perusahaan untuk mencapai tujuan,

selain menjalankan pengarahan dan pengawasan seorang pemimpin harus

mampu memelihara setiap karyawanya dengan cara setiap individu masing-

masing.

Pemeliharaan karyawan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh

dari manajer. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan, semangat

kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun. Absensi dan turn-over

meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan,

kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan baik

dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan

perusahaan. Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi,

danbersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi

pemeliharaan mutlak mendapat perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan

bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap pekerjaanya jika

kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.

Berikut asas-asas pemeliharaan Menurut Gary Dessler (2008:198 ) :

1. Asas Manfaat dan Efesiensi

Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan

manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.Pemeliharaan

ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan,

Page 47: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

35

dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asas ini harus

direncanakan dengan baik supaya tidak sia-sia.

2. Asas Kebutuhan dan Kepuasan

Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasar program

pemeliharaan karyawan. Asas ini penting supaya tujuan

pemeliharaan, dan kesehatan, sehingga mereka mau bekerja secara

efektif dan efesien menunjuang tercapainya tujuan perusahaan.

3. Asas Keadilan dan Kelayakan

Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program

pemeliharaan karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akan

menciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-

tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya

meningkat. Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberian

pemeliharaan akan tercapai.

4. Asas Peraturan Legal

Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang,

keputusan presiden, dan keputusan menteri harus dijadikan asas

program pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk menghindari

konflik.

5. Asas Kemampuan Perusahaan

Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program

pemeliharaan kesejahteraan karyawan. Jangan sampai terjadi

pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan hancurnya

perusahaan.

Page 48: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

36

Dalam pemeliharaan dibutuhkan strategi dalam pelaksanaannya, pemilihan

metode yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam

mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang baik

akan menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-

tugasnya. Pemeliharaan keamanan, kesehatan, dan sikap loyal karyawan

hendaknya dengan metode yang efektif dan efesien agar tercapai manfaat

yang optimal.

Ada pun tujuan dari pemeliharaan karyawan Hasibuan (2010:180) sebagai

berikut:

a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

b. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.

c. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover karyawan.

d. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.

e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.

f. Memberbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawanya.

g. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.

h. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

Sedangkan tujuanya bagi karyawan menurut Brantas (2009:183) adalah:

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.

b. Memberikan ketenangan, keamanan, serta menjaga kesehatan

karyawan.

c. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan.

Page 49: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

37

Proses pemeliharaan akan berjalan efektif bila seorang pimpinan

menerapkan metode – metode dalam melaksakan proses pemeliharaan.

Berikut adalah metode – metode pemeliharaan yang dijelaskan oleh Hasibuan

(2010:181) :

a. Komunikasi

Komunikasi sangat penting bagi pimpinan dalam melaksanakan

aktivitas organisasi. Komunikasi disebut efektif jika informasi

disampaikan dalam waktu singkat, jelas atau dipahami, dipersepsi

atau ditafsirkan, dan dilaksanakan sama dengan maksud komunikator

oleh komunikan. Dengan menjalin komunikasi yang baik, akan dapat

diselesaikan masalah – masalah yang terjadi dalam perusahaan.

b. Insentif

Insentif merupakan daya perangsang yang diberikan kepada

karyawan berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong

meningkatkan produktivitas kerjanya.

c. Kesejahteraan karyawan.

Kesejahteraan karyawan bertujuan untuk mempertahankan dan

memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas

kerjanya meningkat. Jenis kesejahteraan yang diberikan adalah

finansial dan nonfinansial yang bersifat ekonomis, serta pemberian

fasilitas dan pelayanan. Contohnya seperti uang pensiun, uang

makan, uang transpor, uang lebaran atau natal, bonus atau gratifikasi,

uang duka kematian, pakaian dinas dan uang pengobatan. Sedangkan

kesejahteraan karyawan secara nonfinansial dapat berupa pemberian

Page 50: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

38

fasilitas dan pelayan bagi karyawan seperti fasilitas yang di sediakan

oleh pihak perusahaan.

d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Melakukan keselamatan dan kesehatan kerja, akan terwujudnya

pemeliharaan karyawan yang baik. Dengan mengadakan penyuluhan

atau pembinaan untuk menjelaskan pentingnya keselamatan kerja

karyawan dan perusahaan.

e. Hubungan industrial Pancasila.

Adanya hubungan industrial pancasila tidak ada tempat bagi sikap

saling berhadap – hadapan atau penindasan oleh yang kuat terhadap

yang lemah. Jadi dengan menerapkan hubungan industrial pancasila

akan mewujudkan terciptanya pemeliharaan yang baik.

Dalam pemeliharaan pemimpin harus dapat memberi motivasi yang positif

kepada setiap karyawanya, karena dengan memberikan motivasi yang baik akan

membuat kinerja seseorang menjadi lebih baik. Motivasi membicarakan tentang

bagaimana cara mendorong semangat kerja seseorang, agar mau bekerja dengan

memberikan secara optimal kemampuan dan keahliannya guna mencapai tujuan

organisasi. Motivasi menjadi penting karena dengan motivasi diharapkan setiap

karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja

yang tinggi. Menurut M. Manullang (2012:185) bahwa: “motivasi sebagai

pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dengan memberikan inspirasi,

semangat, dan dorongan, bertujuan untuk menggiatkan karyawan agar mereka

bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki oleh orang

tersebut”.

Page 51: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

39

Tujuan motivasi merupakan upaya untuk menggerakan serta memelihara

sumber daya manusia agar produktif dan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan oleh peruasahaan. Ada beberapa tujuan pemberian motivasi kerja

menurut Hasibuan (2010 : 237) sebagai berikut :

a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan

b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan

e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan

f. Mengefektifkan pengadaan karyawan

g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan

i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya

Berdasarkan tujuan-tujuan yang di katakan Hasibuan (2010:238) bahwa:

“seorang pimpinan memiliki peran penting dalam memberikan motivasi kepada

bawahanya”. Bagaimana pun dengan memberikan motivasi yang positif akan

terjalinnya hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahanya, setelah

terjadinya hubungan yang baik karyawan akan nyaman bekerja dan akan loyal

terhadap perusahaan.

Pimpinan dalam memelihara karyawan harus mendorong mereka agar tetap

mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik sehingga memberikan

suatu kepuasan, keamanan, dan kenyamanan bekerja pada setiap karyawan.

Page 52: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

40

Selanjutnya penulis membagikan kuesioner kepada 35 karyawan Javana

Bistro Bandung yang termasuk di dalamnya merupakan karyawan bagian

service dan kitchen. Kuesioner dibagikan hanya kepada karyawan bagian

operasioanal restoran. Kuesioner yang dibagikan mengenai proses

pemeliharaan yang dilakukan oleh pimpinanya, dengan hasil data sebagai

berikut :

TABEL 7

KUESIONER PROSES PEMELIHARAAN

DI JAVANA BISTRO

(N = 35)

No Indikator

SB

X = 5

B

X = 4

C

X = 3

K

X = 2

SK

X=1

Sub

Total

Krit

eria

F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x F f.x

1

Meningkatk

an

kedisiplinan

Karyawan

1 5 - - 17 51 16 32 1 1 35 89 K

2

Mempertaha

nkan

loyalitas

karyawan

3 15 2 8 10 30 11 22 9 9 35 84 K

3

Meningkatk

an

Kehadiran

Karyawan

2 10 4 16 14 42 7 14 8 8 35 90 K

4

Meningkatk

an

produktivita

s kerja

karyawan

- - 6 24 11 33 7 14 11 11 35 82 K

5

Meningkatk

an kepuasan

kerja

karyawan

5 25 5 20 8 24 12 24 5 5 35 98 C

TOTAL 11 55 17 68 60 180 53 106 34 34 175 443 K

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Page 53: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

41

Berdasarkan hasil pengolahan data kuisioner proses pemeliharaan di

Javana Bistro Bandung, dengan jumlah total responden 35 orang, dan

mendapatkan hasil akhir yaitu sebesar 443, Berikut perhitungan Skala Likert

berdasarkan kuisioner :

Nilai Tertinggi : 5 5 35 = 875

Nilai Terendah : 1 5 35 = 175

Rentang Skala : (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : Jumlah Kriteria

(875 – 175) : 5

= 140

Berikut merupakan perhitungan rentang skala likert mengenai keseluruhan

tanggapan karyawan mengenai proses pemeliharaan berdasarkan kuesioner :

SK K C B SB

175 315 455 595 735 875

443

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan hasil akhir sebesar 443,

setelah dihitung dengan rentang skala menghasilkan bahwa proses

pemeliharaan di Javana Bistro Bandung masih kurang.

Page 54: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

42

BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

A. Analisis Proses Pengarahan di Javana Bistro Bandung

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah penulis lakukan. Penulis

menganalisis permasalahan yang ada pada setiap tinjauan yang didapat

dengan menilai berdasarkan teori – teori yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Berikut mengenai analisis proses pengarahan di Javana Bisto Bandung.

Kuesioner diberikan kepada 35 orang karyawan Javana Bistro Bandung.

Adapun hasil pengolahan data, pada karyawan tentang proses pengarahan di

Javana Bistro Bandung, dapat dilihat pada tabel 5 halaman 26 adalah sebagai

berikut:

1. Kejelasan perintah yang diterima karyawan

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator kejelasan

perintah yang diterima karyawan adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -

Jawaban Baik (B) : 4 x 4 = 16

Jawaban Cukup (C) : 7 x 3 = 21

Jawaban Kurang (K) : 13 x 2 = 26

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 11 x 1 = 11

Total = 74

Page 55: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

43

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

74

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator kejelasan

perintah yang diterima oleh karyawan berada dalam posisi KURANG.

Hal ini dapat disebabkan karena ketika memberikan perintah seorang

pimpinan tidak menjelaskan perintah secara detail sesuai dengan maksud

dan tujuanya. Sehingga karyawan kurang mengerti perintah yang

diberikan dan melakukan kesalahan.

2. Perintah secara lisan

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah secara

lisan adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : 2 x 5 = 10

Jawaban Baik (B) : 7 x 4 = 28

Jawaban Cukup (C) : 11 x 3 = 33

Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 3 x 1 = 3

Total = 98

Page 56: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

44

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

98

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah

secara lisan oleh karyawan berada dalam posisi CUKUP. Hal ini dapat

dilihat dari cukup banyaknya perintah lisan yang diberikan oleh pimpinan

kepada karyawanya, terutama pada saat jam operasional restoran.

3. Perintah secara tertulis

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah secara

tertulis adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : 3 x 5 = 15

Jawaban Baik (B) : 1 x 4 = 4

Jawaban Cukup (C) : 9 x 3 = 27

Jawaban Kurang (K) : 13 x 2 = 26

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 9 x 1 = 9

Total = 81

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

Page 57: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

45

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

81

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah

secara tertulis berada dalam posisi KURANG. Hal ini dapat dilihat dari

kurangnya pimpinan di Javana Bistro memberikan perintah tertulis

kepada karyawannya, karena pemimpin di Javana Bistro terbiasa dengan

memberikan perintah secara lisan.

4. Perintah diberikan sesuai situasi dan kondisi

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah yang

diberikan sesuai situasi dan kondisi adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : 5 x 5 = 25

Jawaban Baik (B) : 4 x 4 = 16

Jawaban Cukup (C) : 7 x 3 = 21

Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 7 x 1 = 7

Total = 93

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut:

Page 58: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

46

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

93

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah sesuai

situasi dan kondisi berada dalam posisi CUKUP. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya pimpinan yang memberikan perintah disaat yang tidak

tepat, contohnya disaat restoran sedang ramai dan turn over tamu tinggi,

sehingga karyawan menjadi bingung dengan apa yang akan mereka

lakukan terlebih dahulu.

5. Perintah diberikan kepada karyawan yang tepat

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 5 halaman 26, uraian dari indikator perintah

diberikan kepada karyawan yang tepat adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -

Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8

Jawaban Cukup (C) : 8 x 3 = 24

Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 13 x 1 = 13

Total = 69

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

Page 59: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

47

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

69

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator perintah

diberikan kepada orang yang tepat berada dalam posisi KURANG. Hal

ini dapat diartikan bahwa dalam menyampaikan perintah seorang

pimpinan belum mengetahui secara jelas apakah perintah tersebut

diberikan oleh seorang yang sudah berpengalaman di bidangnya atau

belum sama sekali mengerjakan hal tersebut sebelumnya.

B. Analisis Proses Pengawasan di Javana Bistro Bandung

Pengawasan merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan seorang

pimpinan dalam mengatur karyawanya agar tujuan yang telah direncanakan

tercapai dan saat operasional restoran berlangsung akan berjalan dengan

lancar. Adapun hasil pengolahan data tentang proses pengawasan di Javana

Bistro Bandung, dapat dilihat pada tabel 6 halaman 32 adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Sistem Kerja

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 6 halaman 32, uraian dari indikator pengawasan

sistem kerja adalah sebagai berikut:

Page 60: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

48

Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -

Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8

Jawaban Cukup (C) : 7 x 3 = 21

Jawaban Kurang (K) : 14 x 2 = 28

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 12 x 1 = 12

Total = 69

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

69

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator pengawasan

sistem kerja berada dalam posisi KURANG. Pada indikator ini seorang

pimpinan harus mengawasasi seluruh sistem kerja dan pekerjaan yang

dilakukan oleh karyawanya, agar dapat mengetahui apakah sistem kerja

dan perkerjaan yang diberikan sesuai dengan yang diperintahkan.

2. Pengawasan terhadap karyawan satu per satu

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 6 halaman 32, uraian dari indikator pengawasan

terhadap karyawan satu per satu adalah sebagai berikut:

Page 61: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

49

Jawaban Sangat Baik (SB) : 2 x 5 = 10

Jawaban Baik (B) : 3 x 4 = 12

Jawaban Cukup (C) : 8 x 3 = 24

Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 10 x 1 = 10

Total = 80

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

80

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator pengawasan

terhadap karyawan satu per satu berada dalam posisi KURANG.

Pengawasan yang dilakukan pimpinan di Javana Bisrto Bandung tidak

dilakukan satu per satu atau pengawasan dilakukan secara menyeluruh.

Sehingga akan terdapat karyawan yang masih melakukan kesalahan dan

berperilaku curang dalam pekerjaan.

Page 62: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

50

3. Pengecekan secara teratur atau setiap saat

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 6 halaman 32, uraian dari indikator pengecekan

secara teratur atau setiap saat adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -

Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8

Jawaban Cukup (C) : 15 x 3 = 45

Jawaban Kurang (K) : 11 x 2 = 22

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 7 x 1 = 7

Total = 82

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

82

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator pengecekan

secara teratur atau setiap saat berada dalam posisi KURANG.

Pengecekan yang dilakukan seorang pimpinan harus dilakukan setiap

saat atau teratur, agar meminimalisir kekurangan alat-alat dan bahan-

bahan dalam menunjangan kelancara operasioanl dan menimalisir

kesalahan yang dilakukan oleh karyawan.

Page 63: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

51

C. Analisis proses pemeliharaan di Javana Bistro Bandung

Pemeliharaan merupakan usaha pimpinan untuk mempertahankan

karyawan, meningkatkan kondisi mental, fisik, dan sikap karyawanya dengan

memberikan motivasi yang baik dan positif agar semakin meningkat dalam

menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Adapun hasil pengolahan data

tentang proses pemeliharaan di Javana Bistro Bandung, dapat dilihat pada

tabel 7 halaman 40 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan

kedisiplinan karyawan adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : 1 x 5 = 5

Jawaban Baik (B) : - = -

Jawaban Cukup (C) : 17 x 3 = 51

Jawaban Kurang (K) : 16 x 2 = 32

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 1 x 1 = 1

Total = 89

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

89

Page 64: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

52

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan

kedisiplinan karyawan berada dalam posisi KURANG. Hal ini dapat

dilihat dari masih banyaknya karyawan yang tidak disiplin dalam

standart grooming, dan standart operasional procedure di Javana Bistro.

2. Mempertahankan loyalitas karyawan

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator

mempertahankan loyalitas karyawan adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : 3 x 5 = 15

Jawaban Baik (B) : 2 x 4 = 8

Jawaban Cukup (C) : 10 x 3 = 30

Jawaban Kurang (K) : 11 x 2 = 22

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 9 x 1 = 9

Total = 84

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

84

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator

Page 65: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

53

mempertahankan loyalitas karyawan berada dalam posisi KURANG. Hal

ini dapat dilihat dari data jumlah karyawan resign Javana Biatro Bandung

pada BAB I tabel 1 halaman 6 bahwa turn over karyawan dalam satu

tahun cukup tinggi.

3. Meningkatkan kehadiran karyawan

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan

kehadiran karyawan adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : 2 x 5 = 10

Jawaban Baik (B) : 4 x 4 = 16

Jawaban Cukup (C) : 14 x 3 = 42

Jawaban Kurang (K) : 7 x 2 = 14

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 8 x 1 = 8

Total = 90

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

90

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan

kehadiran karyawan berada dalam posisi KURANG. Seorang pemimpin

Page 66: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

54

harus mampu menstabilkan dan meningkatkan kehadiran karyawan setiap

harinya demi menunjang operasional restoran karena jika terdapat lebih

dari dua orang tidak hadir dalam satu shift akan menambah beban kerja

karyawan yang hadir pada shift tersebut.

4. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan

produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : - = -

Jawaban Baik (B) : 6 x 4 = 24

Jawaban Cukup (C) : 11 x 3 = 33

Jawaban Kurang (K) : 7 x 2 = 14

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 11 x 1 = 11

Total = 82

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

82

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan

produktivitas kerja karyawan berada dalam posisi KURANG. Dalam

Page 67: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

55

indikator ini dapat dilihat dari banyaknya karyawan di Javana Bistro

yang bermalas-malasan dan mengobrol satu sama lain pada saat jam

opearional restoran.

5. Meningkatkan kepuasan kerja karyawan

Berdasarkan data hasil kuesioner yang telah diolah dapat dilihat pada

BAB II di dalam tabel 7 halaman 40, uraian dari indikator meningkatkan

kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Jawaban Sangat Baik (SB) : 5 x 5 = 25

Jawaban Baik (B) : 5 x 4 = 20

Jawaban Cukup (C) : 8 x 3 = 24

Jawaban Kurang (K) : 12 x 2 = 24

Jawaban Sangat Kurang (SK) : 5 x 1 = 5

Total = 98

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat digambarkan

menggunakan garis kontinum, sebagai berikut :

SK K C B SB

35 63 91 119 147 175

98

Berdasarkan garis kontinum dan juga perhitungan di atas dapat

diartikan bahwa kategori yang diperoleh melalui indikator meningkatkan

kepuasan kerja karyawan berada dalam posisi CUKUP. Dari segi

kepuasan karyawan, karyawan merasa cukup puas dengan bekerja di

Page 68: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

56

Javana Bistro, karena gaji yang sesuai dengan UMK dan peraturan

pemerintah lainya.

Page 69: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

57

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis telah uraikan di bab

sebelumnya mengenai gaya kepemimpinan di Javana Bistro Bandung, maka

penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan tanggapan karyawan terhadap proses pengarahan yang

dilakukan pimpinan kepada karyawanya, penulis mendapatkan total

nilai hasil perhitungan kuesioner berjumlah 415 dari 875 nilai maksimal,

hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pengarahan masuk dalam

kriteria KURANG. Hal ini dapat terjadi karena dalam melakukan proses

pengarahan, pimpinan kurang menggunakan perintah tertulis, sehingga

mengakibatkan bawahan cenderung kurang mengerti dalam

menjalankan perintah. Ada pun beberapa aspek yang perlu ditingkatkan

menurut pendapat karyawan seperti aspek perintah yang diberikan harus

lebih jelas dan perintah diberikan kepada orang yang tepat, karena

diketahui aspek tersebut mempunyai nilai rendah berdasarkan data yang

penulis peroleh. Sedangkan aspek perintah lisan dan perintah diberikan

sesuai situasi kondisi termasuk dalam kriterian cukup.

2. Berdasarkan pendapat karyawan terhadap proses pengawasan, penulis

mendapatkan total hasil kuesioner pengawasan pada angka 231 dari 525

nilai maksimal. Pada proses pengawasan yang dilakukan pimpinan oleh

Page 70: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

58

karyawan di Javana Bistro Bandung, masuk dalam kriteria KURANG.

Hal ini dapat terjadi karena kurang efektifnya pimpinan dalam

melakukan proses pengawasan di Javana Bistro. Seluruh aspek perlu

ditingkatkan berdasarkan hasil kuesioner karena masuk dalam kriteria

kurang.

3. Pada proses pemeliharaan karyawan di Javana Bistro Bandung, penulis

mendapatkan total nilai hasil kuesioner berjumlah 443 dari 875 nilai

maksimal, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pemeliharaan

karyawan masuk dalam kriteria KURANG. Hal ini terjadi karena tidak

dilakukanya proses pemeliharaan dengan baik, sehingga turn over

karyawan tinggi atau kurangnya loyalitas karyawan terhadap Javana

Bistro Bandung, serta kedisiplinan, kehadiran, dan produktivitas yang

perlu ditingkatkan.

B. Saran

Saran untuk pemimpin di Javana Bistro Bandung adalah harus lebih

memperhatikan kinerja karyawanya. Berdasarkan kesimpulan sebelumnya

maka penulis memberikan beberapa saran yang bisa menjadi pertimbangan

bagi pemimpin di Javana Bistro Bandung, adapun saran – saran yang

diberikan sebagai berikut:

1. Mengenai proses pengarahan di Javana Bistro Bandung, pimpinan perlu

menggunakan perintah tertulis agar karyawan dapat mengerti dengan

jelas mengenai petunjuk, pedoman dalam bekerja, serta himbauan

maupun larangan sesuai dengan perintah dari pimpinan, karena perintah

Page 71: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

59

yang diberikan secara tertulis masih kurang . Selain itu pemimpin harus

lebih meningkatkan dalam memberikan perintah secara jelas, dan

memberikannya kepada orang yang tepat. Sedangkan untuk memberikan

perintah secara lisan dan perintah diberikan sesuai dengan situasi kondisi

sudah cukup baik namun harus lebih ditingkatkan agar kesalahan yang

terjadi dapat lebih berkurang.

2. Mengenai proses pengawasan dapat disimpulkan kurang efektif, maka

penulis memberikan saran kepada pihak pemimpin di Javana Bistro

Bandung bahwa pemimpin harus dapat meningkatkan kembali proses

pengawasan sistem kerja, pengawasan pada karyawan, dan melakukan

pengecekan secara teratur atau setiap saat.

3. Mengenai proses pemeliharaan di Javana Bistro Bandung belum dilakuka

secara maksimal atau belum efektif, maka dari itu pemimpin di Javana

Bistro Bandung harus lebih meningkatkan kedisiplinan, loyalitas,

kehadiran, produktivitas kerja, dan kepuasan kerja karyawan. Dengan

cara memberikan motivasi kerja yang positif sehingga meningkatkan

gairah karyawan untuk bekerja lebih baik dan nyaman, disamping itu

pula harus dijalin komunikasi yang baik antara pemimpin dengan

karyawan.

Page 72: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

60

DAFTAR PUSTAKA

Badrudin. 2014. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga

Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Dessler, Gary. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Devung, E. Simon. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Handoko, T. Tani. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Herujito Yayat, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Kahmad, Dadang. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Grasindo

Kusmayadi. 2000. Metedologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Malayu S.P Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Marsum. 2005. Restoran dan Segala Permasalahanya. Yogyakarta: Andi.

M. Manullang. 2006. Dasar – Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.

M. Manullang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan keenam.

Yogyakarta: BPFE.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Robbins, P. Stephen & Mary Coulter. 2004. Manajemen. Klaten: PT Intan Sejati.

Sugiyono. 2006. Teknik Penelitian. Yogyakarta: Pines.

Page 73: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

61

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulastiyono. 2004. Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: CV Alfabeta.

Sunaryo, Bambang. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep

dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

Suyono, Djoko. 2008. Food Service Operation. Bandung: Alfabeta

Wanadiana. 2010. Pengarahan dan Fungsi Pengarahan. Bandung: Institute

Teknologi Bandung.

Page 74: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

62

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

Pewawancara : Shafana Zanubia

Narasumber : Bapak Donny Punu

Tempat : Javana Bistro Bandung

Waktu : Februari – Juni 2016

Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan melengkapi data dalam penyusunan

Tugas Akhir

Pertanyaan :

1. Bagaimana sejarah singkat Javana Bistro Bandung?

2. Bagaimana struktur organisasi di Javana Bistro Bandung?

3. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh Javana Bistro Bandung?

4. Berapa banyak jumlah karyawan yang dimiliki?

5. Berapa banyak jumlah resign karyawan di tahun 2015 di Javana Bistro Bandung?

6. Berapa shift karyawan yang dimiliki di Javana Bisro Bandung?

7. Bagaimana pembagian jam operasional bagi karyawan di Javana Bistro

Bandung?

8. Apa yang menjadi alasan banyaknya karyawan di Javana Bistro resign?

9. Bagaimana cara Bapak menjaga karyawan yang masih bekerja di Javana Bistro?

Page 75: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

63

Page 76: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

63

LAMPIRAN 2

KUISIONER UNTUK KARYAWAN

JAVANA BISTRO BANDUNG

Kepada Yth.

Karyawan Javana Bistro

Bandung

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan pengerjaan Tugas Akhir, saya Shafana Zanubia

selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang sedang mengadakan

penelitian terhadap Gaya Kepemimpinan di Javana Bistro Bandung. Mohon

kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk meluangkan waktu dalam pengisisan

kuisioner yang bertujuan untuk melengkapi data penelitian yang dibutuhkan.

Semua jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sangatlah berarti bagi

saya dalam membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Atas perhatian serta kerjasama Bapak/Ibu/Saudar/i saya untuk meluangkan

waktu dalam pengisian kuisioner ini saya ucapkan terima kasih

Hormat Saya,

Shafana Zanubia

Page 77: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

64

Page 78: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

64

LAMPIRAN 3

KUESIONER UNTUK KARYAWAN

DI JAVANA BISTRO BANDUNG

Petunjuk Umum

1. Bacalah pertanyaan dengan teliti.

2. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda√ pada jawaban yang dipilih.

3. Jawablah pertanyaan dengan sebenar-benarnya.

NAMA : .....................................................

JABATAN : .....................................................

NO Pertanyaan SB B C K SK

1 Apakah jelas perintah yang

diberikan?

2 Apakah manajer memberikan

perintah secara lisan?

3 Apakah manajer memberikan

perintah secara tertulis?

4 Apakah Perintah diberikan

sesuai situasi dan kondisi

5 Apakah Perintah yang diberikan

kepada karyawan yang tepat

6 Bagaimana manajer mengawasi

sistem kerja?

7 Bagaimanamanajer melakukan

pengawasan terhadap karyawan

satu per satu?

8 Apakah manajer mengecek

segala sesuatu secara teratur?

9 Bagaimana cara manajer untuk

meningkatkan kedisiplinan

Karyawan?

10 Bagaimana cara manajer untuk

mempertahankan loyalitas

karyawan

Page 79: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

65

11 Bagaimana cara manajer untuk

meningkatkan tingkat kehadiran

karyawan?

12 Bagaimana cara manajer untuk

meningkatkan produktivitas

kerja karyawan

13 Bagaimana cara manajer untuk

meningkatkan kepuasan kerja

karyawan

KETERANGAN

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

Page 80: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

67

BIODATA

1. DATA PRIBADI

Nama : Shafana Zanubia

NIM : 201319540

Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 27 Februari 1995

Agama : Islam

Alamat : Taman Pagelaran Jl. Tongkol blok cc 4 no

10 RT 03 RW 10 Ciomas, Bogor

2. DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Komarna

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Alamat : Taman Pagelaran Jl. Tongkol blok cc 4 no

10 RT 03 RW 10 Ciomas, Bogor

Nama Ibu : Nurhayati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Taman Pagelaran Jl. Tongkol blok cc 4 no

10 RT 03 RW 10 Ciomas, Bogor

Page 81: SHAFANA ZANUBIA Nomor Induk : 201319540

68

3. PENDIDIKAN FORMAL

NAMA SEKOLAH TEMPAT TAHUN KETERANGAN

SD Negeri Polisi 5

Bogor

Bogot 2001-2007 Lulus

SMP Negeri 11 Bogor Bogor 2007-2010 Lulus

SMK Negeri 3 Bogor Bogor 2010-2013 Lulus

Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung

Bogor 2013-2016

4. PENGALAMAN KERJA

NAMA

PERUSAHAAN POSISI TAHUN KETERANGAN

Mandarin Oriental

Hotel Jakarta Trainee

Januari 2012-

Juli 2012

Holiday Inn Jakarta

Kemayoran Trainee

Juli 2014-

Desember 2014


Recommended