Date post: | 18-Jul-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | ditaseptani |
View: | 113 times |
Download: | 1 times |
of 25
Single Step Apeksifikasi Menggunakan White Portland Cement- Studi Kasus to edit Master subtitle style Reshma S. Hegde, Sharathchandra, Ragavendra ClickRao, Raikumar. Departement of Conservative Dentistry, Krishnadevaraya College of Dental Sciences, Seminaris: Banglore. Dita Septani (160112090536) Pembimbing: 1. Rahmi Alma Farah Adang, drg., Sp.KG 2. Irma, drg.
4/13/12
PENDAHULUANTrauma Oro Fasial(Gigi) Inflamasi/ Nekrosis pada Gigi Masa Perkembanga n Gigi Penutupaan Apeks Terganggu Apeks Terbuka Lebar Apeksifikasi
Calcium hydroxyde Freeze dried allorgenic dentin powder Bone ceramic Tricallcium phosphate Osteogenic protein 4/13/12 Collagen
LAPORAN KASUS1. Isolasi Gigi yang akan dirawat.
Pasien dirawat Apeksifikasi dengan White Portland Cement (WPC)
2. Lakukan ERF dan Irigasi 2,5% Sodium 3. 4.
5. 6.
Hipoklorit pada SA Keringkan SA dengan Papper Points Aplikasikan Spons Resorbable Collagen (Surgical, Johnson&Johnson, USA) pada daerah apeks sebagai pembatas WPC dengan area periapikal Campur bismuth oxide: WPC= 1:4 (1700 C selama 1 jam) 4/13/12 Campur WPC yang termodifikasi dengan
Kasus 1 Wanita 19 tahun, gigi sakit berdenyut, ada
pus pada regio RB anterior
Klinis: diskolorisasi gigi 31 dan 41, pada
area 31 terdapat fistula di fasialRadiografi: gigi 41 sudah dirawat
endodontik, apeks gigi 31 terbuka lebar, radiolusen difus pada area periapikal 31 dan 41Follow up 2 minggu: tidak ada simptom Follow up 3 bulan: pengurangan area
radiolusen pada lesi periapikal4/13/12
Kasus 1
Apeks gigi 31 Terbuka Lebar disertai Abses Periapikal
Follow up 3 Bulan, Abses Menyembuh4/13/12
Kasus 2Laki-Laki 14 Tahun, nyeri dan diskolorisasi
pada gigi RA anterior, pernah mengalami trauma 6 tahun sebelumnya riwayat nyeri
Klinis: diskolorisasi gigi 21, tidak ada Radiografi: apeks gigi 21 terbuka lebar,
adanya radiolusen pada area periapikal
Setelah perawatan: tidak ada simptom Follow up 3 bulan: adanya penyembuhan di
area periapikal yang terlihat dari hasil radiografi 4/13/12
Kasus 2
Apeks gigi 21 Terbuka Lebar
Folow Up 3 Bulan: Penyembuhan Lesi Periapikal4/13/12
Kasus 3Laki-laki 16 tahun, nyeri dan diskolorisasi
pada gigi RA anterior, pernah trauma orofasial 9 tahun sebelumnya. riwayat nyeri terus menerus.
Klinis: diskolorisasi gigi 21 dan 11, ada Radiografi: apeks gigi 21 dan 11 terbuka
lebar serta ada area radiolusen pada periapikal
Setelah perawatan: tidak ada simptom Follow up 3 bulan: adanya penyembuhan di
area periapikal yang terlihat dari hasil 4/13/12 radiografi
Kasus 3
Apeks gigi 21 dan 11 Terbuka Lebar
Folow Up 3 Bulan: Penyembuhan Lesi Periapikal4/13/12
DiskusiBerdasarkan Follow Up Radiografi dari 3 Kasus Lesi Periapikal Menyembuh Penutupan Periapikal dengan menggunakan WPC
4/13/12
DiskusiApeksifikasi dengan Bahan Lain Calcium Hydroxide Kunjungan Lama (3-24 Bulan) Gigi dapat mengalami Fraktur atau Reinfeksi Dapat memperlemah struktur akar gigi Calcium Hydroxide Mineral Trioxide Aggregate (MTA) MTA Dapat dilakukan dalam sekali kunjungan Secara biologis baik menstimulasi penyembuhan4/13/12
DiskusiPortland Cement merupakan bahan yang
Portland Cement Perlu ditambah bismuth oxide Tidak sitotoksik Biokompatibel Penyembuhan pada kebocoran bakteri di furkasi terjadi selama 50 hari Harga relatif murah Dapat bekerja dalam
relatif identik dengan MTA secara mikroskopis dan makroskopis serta kimiawiMTA Sudah mengandung bismuth oxide Tidak sitotoksik Biokompatibel Penyembuhan pada kebocoran bakteri di furkasi terjadi selama 50 hari Lebih mahal 4/13/12 Dapat bekerja dalam
DiskusiSpons resorbable collagen digunakan
sebagai matrik bersamaan dengan penggunaan WPC pada perawatan apeksifikasi Spons ResorbableCollagen
Penutupan Apeks
Beraksi sebagai barier (matriks) pada penutupan periapikal Matriks menyesuaikan diri dengan bentuk akar
Dikombinasikan dengan WPC
4/13/12
KesimpulanDalam perawatan apeksifikasi, penggunaan WPC termodifikasi dikombinasikan dengan spons resorbable collagen matriks dapat menciptakan penutupan periapikal pada kasus apeks yang terbuka lebar.
4/13/12
Terima Kasih4/13/12
MTA (Mineral Trioxide Aggregate)Komposisi 4:1 = Portland Cement: Bismuth Oxide Tricalcium silicate [(CaO)3.SiO2] Dicalcium silicate [(CaO)2.SiO2] Tricalcium aluminate [(CaO)3.Al2O3] Gypsum (CaSO4 2 H2O)
MTA Menghasilka Bistmuth oxide (Bi2O3)
bereaksi n PH alkali dengan dan ion Penutupan Reaksi MTA denganMineralisasi Jaringan Gigi Jaringan Kalsium Apikal pada Gigi (Pada Dentin Apeksifikasi
Tercipta lingkungan yang steril dan mineralisa si 4/13/12 osteoponin
Mekanisme MTA terhadap Penyembuhan Jaringan LesiMTA beraksi dengan lesi periapikal Menghasilkan PH alkaliIon Calsium pada MTA merangsang pembentukan proteinprotein pembentukan tulang dan perbaikan jaringan Lesi menyembuh Menyebabkan lingkungan yang kurang baik untuk bakteri Iritan menghilang Sel-sel netrofil merusak jaringan lesi dengan enzim proteolitiknya serta merusak dinding lesi
4/13/12
Sediaan MTA
4/13/12
Grey Portland Cement Memiliki komposisi yang sama degan MTA, hanya tidak mengandung bismuth oxide sebagai radiopaquer. Kegunaan: Perawatan pulpektomi, pulpotomi, dan pulp capping gigi posterior White Portland Cement Perbedaan dengan Gray Portland Cement pada kandungan iron yang lebih rendah sehingga berwarna lebih putih Kegunaan: Dititikberatkan untuk mencegah 4/13/12 pewarnaan pada gigi atau jaringan sekitar, misalkan perawatan pulpotomi, pulpektomi,
Mekanisme Spons Resorable Collagen Terhadap MTA dalam Pembentukan Jaringan KerasDentin terdiri atas 70% zat anorganik dan 30% zat organik (95% zat organik nya adalah collagen)
MTA menghasilka n ion hidroksil dan Calcium Terbentukla h jaringan keras (penutupan apeks)
Merangsang pembentuka n sel osteoprogeni tor (osteoblas) Ion fosfat dalam jaringan serta calcium pada MTA dan
Enzim Alkalin Fosfatase dari jaringan berikatan dengan ion Memecah hidroksil dari fosfat MTA sebagai komponen 4/13/12 pembentuka
Sediaan Spons ResorbableCollagen
4/13/12
Calcium Hydroxide Ca(OH)2Komposisi: Calcium oxide (CaO) dengan air (H2O)
Reaksi dengan Jaringan Gigi: Aksi biologis Ca(OH)2 dengan MTA hampir serupa, yakni membentuk komponen bioaktif sehingga terjadi penyembuhan pada dentin yang terbuka. Menghasilk Ca(OH)2 Menghasilkbereaksi dengan Jaringan Gigi
Penutupan Apikal
an ion hidroksil(al kali) dan ion Kalsium Mineralisasi pada
an lingkungan yang baik untuk sel4/13/12 sel odontoblas
Mekanisme Ca(OH)2 Terhadap Penyembuhan Jaringan LesiCa(OH)2beraksi dengan lesi periapikal
Ion Calcium berikatan dengan CO2 yangdihasilkan bakteri sehingga menjadi asam lemah Calcium Carbonate
Menghasilkan PH alkali
Menyebabkan nekrosis pada epitel lesi, terjadi proliferasi jaringan ke dalam Lesi mengecil
Bakteri Mati Calcium Carbonat Tidak Terbentuk (Ca(OH)2 mengering)
Sel-Sel odontoblas melakukan perbaikan jaringan (terbentuk 4/13/12 tulang)
ApeksifikasiPerawatan gigi non vital dengan apeks
terbuka dan dinding saluran akar divergen. Apeksogenesis
Perawatan gigi vital dalam masa
pertumbuhan untuk mendapatkan pertumbuhan selanjutnya dan penutupan foramen apikal.4/13/12
Single Step Apeksifikasi menggunakan MTAMTA digunakan dalam single step apeksifikasi dengan tujuan mempersingkat kunjungan berdasarkan pertimbangan sifat biokompabilitas, bakteriostatik, kekuatan sealing yang baik, serta menghasilkan lapisan dentin yang lebih tebal dalam waktu yang cepat daripada Ca(OH)2. Tahapannya antara lain: Lakukan preparasi akses dan saluran akar, lakukan dengan irigasi Keringkan saluran akar dengan papper point Aplikasikan MTA sedalam 4 mm dari apeks, lakukan radiografi Tutup dengan cotton pellet steril yang lembab dan4/13/12
1. 2. 3. 4.