+ All Categories
Home > Documents > Sistem Ekonomi

Sistem Ekonomi

Date post: 26-Jan-2016
Category:
Upload: dianefrianti
View: 17 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
sistem ekonomi
Popular Tags:
28
1. Kapitalisme Kapitalisme, sebagaimana didefiniskan dalam A Modern Dictionary of Sociology adalah: An economic system based upon the accumulation and investment of capital by private individuals who then become the owners of means of productions and distribution of goods and services.[7] Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang didasarkan pada kebebasan untuk mengeksploitasi segala sumber daya yang sudah menjadi milik dari individu untuk mendapatkan profit yang tinggi selama tidak melanggar peraturan yang berlaku. Paham kapitalisme berasal dari inggris pada abad ke-18. Dasar pemikiran ekonomi kapitalis bersumber pada tulisan Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes oh the Wealth of Nations yang ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat dengan pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat. Dari dasar filosofi tersebut kemudian menjadi sistem eknoomi dan pada akhirnya mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan suatu gaya hidup (way of life).[8] Dan
Transcript
Page 1: Sistem Ekonomi

1.     Kapitalisme

Kapitalisme, sebagaimana didefiniskan dalam A Modern Dictionary of

Sociology adalah:

An economic system based upon the accumulation and investment of capital by

private individuals who then become the owners of means of productions and

distribution of goods and services.[7]

Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang didasarkan pada kebebasan untuk

mengeksploitasi segala sumber daya yang sudah menjadi milik dari individu

untuk mendapatkan profit yang tinggi selama tidak melanggar peraturan yang

berlaku. Paham kapitalisme berasal dari inggris pada abad ke-18. Dasar

pemikiran ekonomi kapitalis bersumber pada tulisan Adam Smith dalam

bukunya An Inquiry into the Nature and Causes oh the Wealth of Nations yang

ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat dengan pemikiran-pemikiran

tingkah laku ekonomi masyarakat. Dari dasar filosofi tersebut kemudian menjadi

sistem eknoomi dan pada akhirnya mengakar menjadi ideologi yang

mencerminkan suatu gaya hidup (way of life).[8] Dan salah satu isinya adalah

Menurut adam smith manusia melakukan kegiatan ekonomi atas dasar

kepentingan pribadi, yang bertindak sebagai tenaga dan pendorong manusia

untuk mengerjakan kegiatan apa saja asal dibayar. Motif kepentingan individu

Page 2: Sistem Ekonomi

yang didorong oleh filsafat liberalisme kemudian melahirkan sistem ekonomi

pasar bebas dan akibatnya muncul ekonomi kapitalis. Milton H. Spencer (1977),

menulis dalam bukunya Contemporary Economics: “Kapitalisme merupakan

sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hal milik privat (individu)

atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api

dan sebagainya) dan pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi-

kondisi yang sangat kompetitif”.[9]  Kapitalisme sanagat erat hubunganya

dengan pengerjaan kepentingan individu. Dalam bukunya ‘The Wealth of

Nations’ Smith mengungkapkan: “ Bukan berkat kemurahan tukang daging,

tukang pembuat bir atau tukang pembuat roti kita dapat makan siang. Akan

tetapi, karena mereka memperhatikan kepentingan pribadi mereka. Kita

berbicara bukan kepada rasa kemanusiaan mereka, melainkan kepada cinta

mereka kepada diri mereka sendiri, dan janganlah sekali-kali berbicara tentang

keperluan-keperluan kita, melainkan tentang keuntungan-keuntungan mereka”.

Bagi Smith, jika setiap individu diperbolehkan mengerjakan kepentinganya

sendiri tanpa ada campur tangan pemerintah, untuk mencapai yang terbaik di

masyarakat seakan-akan dibimbing oleh tangan tidak tampak (invisible hand).

Kapitalisme, dalam arti klasik laissez-faire, tidak pernah ada di manapun. Ia telah

mengalami modifikasi terus-menerus selama beberapa abad. Pemerintah secara

ekstentif telah melakukan intervensi untuk melakukan meperbaiki kekurangan-

kekurangannya dan menggantikan, paling tidak secara parsial, beberapa

dampaknya pada pemerataan. Namun demikian, ia tetap menampilkan citra

kharismatiknya sebagai suatu model. Penampilannya ini bertambah kuat setelah

kegagalan sosialisme, penjauhan peran yang besar dalam ekonomi, dan reaksi

keras terhadap negara kesejahteraan.[10] Akhir-akhir ini, seruan-seruan yang

mendukung liberalisme atau kembali lagi sedekat mungkin kepada model

neoklasik dengan intervensi pemerintah “yang minimum” makin intens, baik yang

berasal dari platform politik maupun intelektual.[11]

Page 3: Sistem Ekonomi

Dengan demikian secara sederhana sistem ekonomi kapitalis mengandung tiga

prinsip dasar yaitu[12] :

1. Kebebasan memilih harta secara perorangan : setiap warga

negara mengetahui hak kebebasan individu untuk memiliki harta

perorangan. Setiap individu dapat memiliki, membeli, dan menjual

hartanya menurut yang dikehendaki tanpa hambatan. Individu

memiliki kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunaka

sumber-sumber ekonomi menurut cara yang dikehendaki. Dan

setiap individu berhakmemiliki manfaat  yang diperoleh dari

produksi dan distribusi serta bebas melakukan pekerjaan.

Perusahaan bebas sangat erat jika dikaitkan dengan kepemilikan

individu. Itu artinya, bahwa di bawah kapitalisme, perusahaan

swasta bebas untuk memperoleh sumber daya yang mereka

inginkan dan mengorganisasikan sesuai keinginan dan kehendak

mereka dan mereka bebas untuk menjual produk di pasar yang

mereka pilih. Disana tidak ada pembatasan dari pemerintah untuk

menghalangi perusahaan masuk atau keluar dari pasar.[13]

2. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas : setiap individu

berhak mendirikan, mengorganisasikan, dan mengelola

perusahaan yang diinginkan. Individu berhak terjun dalam semua

bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya

keuntungan.

3. Ketimpangan ekonomi : dalam ekonomi kapitalis modal

merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan. Jika memiliki

modal lebih besar maka akan menikmati hak kebebasan lebih baik

untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

4. Ketidakadaan Perencanaan[14]: di bawah sistem kapitalisme tidak

ada pusat perencanaan ekonomi. Ekonomi kapitalis bersandar

pada kegiatan individual dari jutaan private economy. Kegiatan-

Page 4: Sistem Ekonomi

kegiatan ini diatur oleh mekanisme pasar; pasar bebas

menentukan harga yang memungkinkan bagi kalkulasi ekonomi.

Disisni, harga tidak ditentukan oleh intervens pemerintah, mereka

adalah hasil dari kekuatan pasar. Bagaimanapun, pemerintah

harus menjaga kesehatan moneter dan kondisi kredit dan juga

harus memperhatikan keseluruhan permintaan; terlalu tinggi atau

terlalu rendah, dan harus berhati-hati dengan kekuatan

monopolistik.

Ekonomi kapitalis juga menpunyai kebaikan antara lain[15] :

1. Kebebasan ekonomi akan meningkatkan produktivitas masyarakat

yang nantinya meningkatkan kekayaan negara.

2. Persaingan bebas akan mewujudkan dan tingkat harga yang

wajar.

3. Motivasi mendapatkan keuntungan maksimal menyebabkan orang

berusaha keras.

Akan tetapi sistem ekonomi kapitalis tidak selalu memperoleh tetapi ada

kerugian dari sistem ekonomi kapitalis[16] :

1. Menyebabkan ketidakselarasan karena semangat persaingan

2. Persaingan bebas mengganggu kapasitas kerja dan sistem

ekonomi karena mengakibatkan banyak keburukan dalam

masyarakat.

3. Hilangnya nilai-nilai moral kemanusiaan seperti kasih sayang,

persaudaraan, kerjasama.

4. Menghalalkan segala cara untuk keuntungan individu.

5. Perbedaan mencolok antara majikan (pemilik modal/kaum borjuis)

dan pekerja (buruh).

6. Mengesampingkan masalah kesehjateraan mastarakat banyak.

Secara ontologis kapitalisme memiliki tiga pandangan, Pertama adalah generatio

spontanea, yakni suatu pandangan bahwa dunia dan segala isinya muncul

Page 5: Sistem Ekonomi

secara kebetulan dan dengan sendirinya. Kedua, God is a watch maker yakni

suatu pandangan bahwa dunia dan segala isinya adalah memiliki pencipta tetapi

pencipta tersebut tidak peduli terhadap apa yang diciptakannya. Dalam

pandangan Nietzche dalam karyanyaThus spake Zarathustra dikatakan

bahwa God is death. Ketiga, pandangan agnotis yakni suatu pandangan yang

menunda kepercayaan kepada Tuhan karena belum bisa membuktikan adanya

Tuhan secara empirik. Pandangan ontologis inilah yang kemudian mlahirkan

pandangan epistemologis bahwa God is death dan super human is born artinya

pusat dunia adalah manusia yang super yang memiliki kemampuan

memformulasikan segala macam pandangan aksiologis mulai dari keindahan,

kemanfaatan, kebajikan, kebenaran dan lain-lain. Pandangan aksiologis ini

kemudian melahirkan suatu konsep yang tidak memiliki standar baku dan

bersifat sangat subjektif.[17]

Dalam analisis ekonomi ideologi kapitalisme mengandung kesalahan tingkat

pertama dan paling asasi yaitu kesalahan identifikasi tentang apa yang

dimaksudkan dengan kebutuhan(needs). Sistem kapitalisme telah mencapai

taraf ketidaksadaran total bahwa apa yang akan mereka penuhi sebenarnya

adalah keinginan (wants) yang bersifat materialis dan idealis bukan

kebutuhan (needs). Dalam perkembangan selanjutnya wants ini kemudian

dikemas sedemikian rupa dan dieksploitasi secara intensif melalui iklan dan

promosi.Galbraith dalam bukunya The New Industrial State menyatakan “All

forms of consumer persuasion affirm that the consumption of goods is the

greatest source of pleasure, the highest measure of human achievement”.

Bujukan dan rayuan dari promosi menciptakan suatu masyarakat yang konsumtif

dengan keinginan yang tidak terbatas (infinite) dan tidak

terpuasi (insatiable). Daniel Bell menyebutnya bourgeois appetities dan

menyatakan sebagai satu dari tiga akar masalah utama dalam masyarakat

kapitalis, dua lainnya adalahdemocratic polity dan individualist ethos.[18]

Page 6: Sistem Ekonomi

Dalam hal konsumsi, masyarakat akan cenderung mengkonsumsi sebanyak-

banyaknya karena bukan hanya didorong oleh keinginan pribadi untuk

memenuhi keinginan tetapi juga dimotivasi oleh promosi akan barang yang

semakin besar, sehingga akan menjadikan masyarakat kecanduan untuk terus

mengkonsumsi. Konsumerisme tidak hanya menjadi permasalahan di negara-

negara sedang berkembang tetapi juga menajdi masalah bagi negara maju

seperti Amerika. Ini merupakan dampak dari kesalahan pemahaman antara

kebutuhan (needs) dan keinginan (wants), karena keinginan yang dalam

ekonomi kapitalisme adalah kebutuhan maka segala yang menjadi keinginan

harus didapatkan dengan segala macam cara. Menurut mereka, Sumber daya

yang ada sekarang ini sudah mulai langka tetapi penyebab sebenarnya adalah

keinginan yang besar itulah yang mengakibatkan kelangkaan (scarcity) dalam

perekonomian.

2. SosialismeJhon Stuart Mill (1806-1873) menyebutkan bahwa sosialisme

menunjukan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan

tertindas dengan sedikit bergantung pada bantuan pemerintah. Sosialisme juga

diartikan sebagai bentuk perekonomian dimana pemerintah paling kurang

bertindak sebagai pihak dipercayai oleh seluruh warga masyarakat, dan

menasionalisasikan industri-industri besar dan strategis seperti pertambangan,

jalan-jalan, jembatan, kereta api dan cabang-cabang produk lain yang

menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling lengkap,

sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk di dalamnya

tanah-tanah pertanian oleh negara dan menghilangkan milik swasta.[1]  Dalam

bentuk yang paling lengkap sosialisme melibatkan pemilik semua alat produksi,

termasuk di dalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara dan menghilangkan

milik swasta. Sosialisme, menurut Encyclopaedia Britannica adalah kebijakan

atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik

dengan tindakan otoritas demokratis pusat dan kepadanya perolehan produksi

Page 7: Sistem Ekonomi

kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana mestinya

diarahkan.[2]

Telah kita ketahui bahwa ekonomi negeri kapitalis terutama bersandar pada

kebebasan tindakan perseorangan dari jutaan ekonomi pribadi. Tetapi dalam

sosialisme, keputusan tentang apa dan berapa banyak yang dihasilkan tidak lagi

ditentukan oleh pertimbangan laba. Keputusan ini akan tercapai atas dasar

kegunaan barang bagi suatu masyarakat. Sebagai ganti kerja tenaga produktif

secara membabi buta, maka terdapat perencanaan terpusat tentang kehidupan

ekonomi negara. Berbagai cabang produksi akan dikembangkan dengan selaras

oleh otoritas perencanaan pusat untuk mengabdi pada kepentingan terbaik bagi

masyarakat secara keseluruhan.[3] Selanjutnya, dalam kapitalisme sistem

produksi adalah anarkis dan akan terjadi sutu krisis berkala. Tapi dengan

memandang jangka jauh, dan melalui perencanaan terpusat, ekonomi sosialis

dapat mengawasi daur perdagangan jauh yang lebih baik daripada tatanan

sekarang. Ekonomi sosialis juga cenderung mengurangi resiko dan

ketidakpastian yang terdapat dalam masyarakat kapitalis disebabkan oleh

persaingan yang tak terkekang.[4]

Dalam ekonomi kapitalis, hak milik pribadi dalam hal alat pokok produksi,

hubungan distribusi pribadi dengan distribusi fungsional, akumulasi modal

swasta, dan arti penting motif laba―semua ciri ini mempersulit distribusi pribadi

yang lebih merata dan dalam banyak hal bahkan dapat lebih menyusahkan

ketimbang memperbaiki keadaan. Kaum sosialis mengatakan bahwa sistem

mereka akan membentuk distribusi pendapatan secara lebih merata. Pernyataan

ini didasarkan atas kenyataan bahwa hak milik negara atas alat pokok produksi

dapat menghapuskan apa yang disebut pendapatan yang diterima tanpa kerja

oleh orang-orang swasta. Bunga, sewa dan laba diberikan kepada pemerintah.

[5]Dalam sosialisme, industri tidak dimiliki oleh pribadi-pribadi seperti yang

terjadi dalam kapitalisme, tetapi dimiliki oleh suatu organisasi umum walaupun

masih terjadi pertentangan di kalangan mereka tentang bentuk organisasi. Ciri

Page 8: Sistem Ekonomi

yang membedakan dengan kapitalisme sudah jelas bahwa tidak adanya pemilik

kapital, semua alat produksi atau kapital diserahkan kepada massa rakyat,

karena itu kaum sosialis menghendaki ditiadakannya perusahaan industri

swasta.

Selain hal diatas Afzalur Rahman[6] mengatakan bahwa terdapat tiga prinsip

dasar ekonomi sosialis yaitu:

1. Pemilikan harta oleh negara : sekuruh bentuk dan sumber

pendapatan menjadi milik negara atau masyarakat keseluruhan.

Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi

tidak diprbolehkan. Dengn demikian individu secara langsung

tidssk memiliki harta kepemilikan

2. Kesamaan ekonomi : disistem ekonomi sosialis menyatakan

( walau sulit ditemui ditemui dinegara komunis ) bahwa hak-hak

individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip

kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut

keperluan masing-masing.

3. Disiplin politik : untuk mencapai tujuan di atas keseluruhan negara

diletakan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih

semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta

hak kepemilikan harta dihapus sama sekali.

Sisem ekonomi sosialis juga mempunyai kebaikan di antaranya adalah[7]:

1. Setiap warga disediakan kebutuhan pokoknya termasuk makanan

sebanyak dua kali sehari, beberapa helai pakaian, kemudahan

fasilitas kesehatan, serta tempat tinggal.

2. Setiap individu mendapatkan pekerjaan termasuk orang yang

cacat dan lemah dibawah penguasaan negara.

3. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan

(negara) yang sempurna di antara produksi dengan penggunanya.

Dengan demikian masalah kelebihan atau kekurangan produksi

Page 9: Sistem Ekonomi

seperti yang berlaku dalam sistem ekonomi kapitalis tidak akan

terjadi.

4. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh negara dan

keuntungan yang diperolehnya akan digunakan untuk

kepentingan masyarakat.

Selain memiliki kebaikan, sistem ekonomi sosialisme juga memiliki keburukan

diantaranya adalah [8]:

1. Tawar menawar sangat sukar dilakukan sehingga individu

terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap

harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak

dua kali sehari.

2. Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri

sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnya dalam

memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak. Ini menunjukkan

secara tidak langsung sistem ini terikat kepada sistem ekonomi

dikatator.

3. Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai

tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan.

Dengan demikian apabila pencapaian kepuasaan kebendaan

menjadi tujuan utama dan nilai-nilai moral tidak diperhatikan lagi,

maka tidak dapat dihindarkan bahwa masyarakat akan terbagai

dalam beberapa kelompok. Seluruh kekuatan akan berada di

tangan golongan kaum buruh (proletariat) yang kurang

berpendidikan dan beradab, kezaliman, penindasan dan balas

dendam, menjadi lebih berbahaya dari sistem ekonomi kapitalis.

4. Sistem ekonomi sosialis mencoba untuk mencapai tujuan melalui

larangan-larangan eksternal dan mengesampingkan pendidikan

moral dan lathan invidu. Dengan demikian jelas mereka tidak

berusaha untuk mencapai kejayaan yang menjadi tujuannya;

Page 10: Sistem Ekonomi

misalnya karena undang-undang saja belum mencukupi untuk

memperbaiki kesalahan seseorang tanpa disertai dengan

pendidikan moral dan latihan. Selanjutnya, dibalik upaya

memupuk semangat persaudaraan dan kerja sama yang baik di

antara majikan dengan penerima upah, sistem sosialis

menimbulkan rasa permusuhan dan dendam antar mereka.

5. Komunisme

6. Pada awanya komunisme muncul dari kebobrokan sistem ekonomi

kapitalis. Aliran ekstrem yang muncul dengan tujuan yang sama dangan

sistem ekonomi sosialis dan lebih bersifat gerakan ideologis dan mencoba

mandobrak sistem kapitalis dan sistem lain yang telah mapan dengan

tokohnya Karl Marx. Inti ajaran komunisme adalah produksi dan konsumsi

secara bersama. Barang-barang dimiliki secara bersma dan di

distribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan

masing-masing anggota masyarakat.

7. Terdapat tiga doktrin pokok yang mendasari konsep umum

komunisme. Yang pertama ialah doktrin tentang keadaan alam yang

dalam berbagai bentuk mendominasi pemikiran zaman kuno dan dunia

modern, dari zaman reanisans sampai pertengahan abad kesembilan

belas. Doktrin ini pada hakikatnya bersifat utopia, rasionalis dan pasifistik.

Doktrin kedua adalah Manichaeisme yang menganggap sejarah manusia

sebagai suatu perlombaan yang tiada hentinya antara dua kekuasaan

yang berdaulat―baik dan jahat, roh dan zat, terang dan gelap. Doktrin

ketiga adalah Marxisme, atau teori ekonomi mengenai timbul dan

berkembangnya tenaga produksi masyarakat kapitalis, kecenderungan

kolektif yang terdapat di dalamnya dan kepentingan antagonistik dengan

perjuangan kelas sebagai tenaga kekuatan manusia dalam peradaban.

Kominisme merupakan suatu bagian integral mitos kuno zaman

keemasan, idealisasi tingkat primitif oleh manusia beradab, suku “alami”

Page 11: Sistem Ekonomi

sejarah manusia. Ia merupakan reaksi terhadap kerumitan yang tumbuh

pada zaman peralihan.[1] Komunisme merupakan sebuah konsekuensi

logis sekaligus cita-cita dalam bentuk praktis dari sosialisme, karena tokoh

sosialisme Karl Marx ingin menjadikan masyarakat komunis yang

sebenarnya melalui sosialisme yang diusungnya dengan perjuangan kelas

sebagai gerakan utamanya.

8. Komunisme lebih ekstrem daripada sosialisme. Untuk memahami

bagaimana mereka melaksanakan tugasnya, perlu diketahui tentang teori

evolusi sosial mereka. Komunisme Marx yakin tentang penafsiran

ekonomis atau materialis dari sejarah yaitu peristiwa ekonomi mendoinasi

dalam mengendalikan kehidupan sosial dan politik. Marx menyebut sistem

ekonomi masyarakat itu substruktur (unterbau) dan ia menyebut agama,

hukum etika dan lembaga masyarakat lainnya adalah super-

struktur (oberbau). Menurut Marx, analisis yang saksama mengenai suatu

unsur superstruktur akan mengungkapkan pengaruh subsruktur sebagai

faktor penentu. Agama dan moral dibuat oleh kelas yang berkuasa untuk

memperkukuh kepentingan mereka sendiri. Karena itu agama dan etika

yang hingga kini terdapat di kalangan umat manusia patut dicurigai. Ide

kebenaran abadi dan keadilan sosial tidak punya tempat dalam kenyataan;

hal itu diciptakan oleh kelas yang berkuasa untuk mengabadikan

kekuasaan mereka. Penafsiran ekonomi Marx dapat dengan singkat

dirangkum dalam lima prinsip: hukum konsentrasi, nilai surplus,

perjuangan dua kelas, teori produksi berlebihan masa depresi dan revolusi

sosial.[2]

9. Marx, seperti halnya pemikir sosial lainnya mencoba mendiagnosa kondisi

manusia dalam masyarakat dan ingin mendapatkan resep

penyembuhannya. Dalam proses ini ia menggunakan konsep kunci seperti

alienasi, eksploitasi, nilai surplus, kepemilikan barang oleh swasta,

perjuangan kelas, perbudakan upah dan determinasi ekonomi. Karena

Page 12: Sistem Ekonomi

Marx sendiri bukan seorang penulis yang baik, maka konsep-konsep itu

sukar dimengerti dan kabur.[3]

10. Konsep pokok dalam analisis Marx adalah “alienasi” atau

“keterasingan” (estrangement),yang timbul dalam masyarakat kapitalis

karena eksploitasi terhadap kaum proletariat (buruh) oleh kaum borjouis.

Kaum proletar adalah para buruh pekerja industri yang tidak memiliki

sarana produksi sendiri, karena itu mereka menjadi sasaran perbudakan

upah dengan menjual tenaganya untuk sekedar hidup. Kaum borjuis

adalah para kapitalis, pemilik sarana-sarana produksi. Padahal semua nilai

ekonomi berasal darikaum proletar, tetapi mereka mendapatkan tidak lebih

dari upah subsistence, yaitu upah yang hanya cukup untuk melanjutkan

hidup dan melahirkan keturunan. Saldo (nilai surplus) tetap digenggam

oleh kaum borjuis,  karena itu mereka menjadi kuat dan memojokkan

kaum proletar kepada suatu keadaan perbudakan upah abadi. Proses ini

akan memerosotkan martabat dan meberlakukan dehumanisasi pada

kaum proletar sehingga menurunkan mereka menjadi potongan manusia

(alienasi). Mereka akhirnya tidak mampu mengembangkan potensi

kemanusiannya secara penuh. Eksploitasi ini menyebabkan pembagian

masyarakat menjadi dua kelas antagonis dan meniupkan api peperangan

kelas yang membentuk inti proses sejarah umat manusia. Umat manusia

tidak bebas, mereka adalah bidak-bidak di atas papan catur sejarah. Nasib

mereka ditentukan oleh konflik kepentingan ekonomi yang tidak

dihindarkan dalam berbagai kelas masyarakat manusia (determinisme

ekonomi).[4] Menurut Marx “tak ada yang disebut dengan fitrah

manusia(individual human nature)”, yang mengacu pada suatu kumpulan

karakteristik manusia secara umum dan pokok serta karenanya juga

mengacu pada sesuatu yang secara definitif konstan atau tidak berubah.

[5]

Page 13: Sistem Ekonomi

11. Perlu disadari bahwa ternyata konsep materialisme sejarah secara

logika tidak mengizinkan adanya konsep fitrah manusia, padahal konsep

alienasinya menuntut fitrah demikian sebab kalau tidak, tak akan ada

kriteria di mana konsep alienasi dapat dipahami. Kedua konsep itu

memang saling tidak konsisten, yang tidak diragukan lagi merupakan

salah satu alasan adanya keluhan umum mengenai kekaburan dan

inkonsistensi dalam tulisan-tulisan Marx.[6]

12. Dalam konsep nilai lebih (surplus) yang menyebabkan konflik dari

kedua kelas, di mana para kaum proletariat yang tidak memiliki sarana dan

alat produksi ingin merebut alat produksi dari para kapitalis atau kaum

borjuis, sehingga akan terjadi sebuah revolusi. Kaum proletariat akan

membentuk sebuah sistem baru dengan melucuti hak-hak kaum kapitalis.

Menyusul tahap yang diketahui sebagai kediktatoran proletariat yaitu

golongan minoritas yang cendekia―partai komunis―bagaimanapun juga

mereka harus memegang kekuasaan dan memerintah negeri dengan

tangan besi, sampai sosialisme berhasil diciptakan dan rakyat dididik

menuju cita-citanya. Tahap kediktatoran akan memberi jalan kepada

masyarakat sosialis, yang dianggap sebagai tahap komunisme paling

rendah. Pada tingkat ini, semua alat produksi akan berada dalam tangan

negara yang diperintah secara demokratis. Akhirnya masyarakat sosialis

akan berkembang menjadi masyarakat komunis yang merupakan tahap

komunisme yang paling tinggi, inilah cita-cita terakhir dari partai komunis.

Bila tingkat ini tercapai, otoritas negara yang memaksa tidak lagi

diperlukan. Negara akan “menghilang” karena ini akan terjadi masyarakat

tanpa kelas. Kemudian berlakulah prinsip komunis yang berbunyi: “dari

setiap orang menurut kemampuannya, kepada setiap orang menurut

kebutuhannya”. [7]

13. Sepintas terlihat tujuan sosialis dan komunis sama tetapi di

dalamnya sangat berbeda. Kominisme adalah bentuk paling ekstrem dari

Page 14: Sistem Ekonomi

sosialis. Dalam sistem ini segala sesuatu harus dikomando. Negara

merupakan penguasa mutlak, atau perekonomian sering disebut sebagai

sistem ekonomi totaliter. Sistem ekonomi totaliter dalam praktiknya

berubah menjadi sistem ekonomi otoriter, dimana sumber-sumber

ekonomi dikuasai oleh segelintir elite para penguasa partai komunis.

14. Dengan kata lain Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di

mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber

kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki

kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh

pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar

dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan

kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah

sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan

sistem komunisme tersebut.

15.

16. 2.      Fasisme

17. Fasisme (/ fæʃɪzəm /) adalah, gerakan radikal ideologi nasionalis

otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif

korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka

Page 15: Sistem Ekonomi

menganjurkan pembentukan partai tunggal negara totaliter yang berusaha

mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya “manusia baru” yang ideal

untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan

fisik, dan eugenika kebijakan keluarga termasuk. Fasis percaya bahwa

bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif tunggal,

dan akan dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang

untuk menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan

menekan oposisi terhadap negara. Fasisme didirikan oleh sindikalis

nasional Italia dalam Perang Dunia I yang menggabungkan sayap kiri

dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke kanan di awal 1920-

an. Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di paling kanan.

Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai

memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan

renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk

mendominasi dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan

nasional melalui dinas militer . Fasis kekerasan melihat dan perang

sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi semangat, nasional dan

vitalitas. Fasisme adalah anti-komunisme, anti-demokratis, anti-

individualis, anti-liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis dan

anti-proletar, dan dalam banyak kasus anti-kapitalis Fasisme. menolak

konsep-konsep egalitarianisme, materialisme, dan rasionalisme yang

mendukung tindakan, disiplin, hirarki, semangat, dan keinginan. Dalam

ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme (sebagai gerakan borjuis)

dan Marxisme (sebagai sebuah gerakan proletar) untuk menjadi eksklusif

ekonomi berbasis kelas gerakan Fasis ini. ideologi mereka seperti yang

dilakukan oleh gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan

menyelesaikan konflik kelas ekonomi untuk mengamankan solidaritas

nasional Mereka mendukung, diatur multi-kelas, sistem ekonomi nasional

yang terintegrasi.[8]

Page 16: Sistem Ekonomi

18. Fasisme muncul dari filsafat radikal yang muncul dari revolusi

industri yakni sindikalisme. Eksponen sindikalisme adalah George Sorel

(1847-1922). Para penganjur sindikalisme menginginkan reorganisasi

masyarakat menjadi asosiasi-asosiasi yang mencakup seluruh industri

atau sindikat-sindikat pekerja.dalam sistem ekonomi fasisme,

pemerintah melakukan pengendalian dalam bidang produksi, sedangkan

kekayaan dimiliki oleh puhka swasta.[9] Paham fasisme sangat memuja

superioritas nasionalis, anti liberalis. Ciri –ciri khas dari fasisme adalah ,

antara lain : adanya sebuah ideologi yang sakral mendekati bahkan

melampoui sifat agama. Dan contoh fasisme yang kita kenal misalnya

Nazi- Hitler, jepang , Rezim Mussolini. Fasisme adalah suatu paham yang

mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain.

Dengan kata lain, fasisme adalah suatu sikap nasionalisme yang

berlebihan. Bagi kaum fasis, negara adalah mutlak, maka negara

merupakan tujuan itu sendiri. Bagi mereka, segala sesuatu adalah untuk

negara, tiada sesuatupun yang melawan negara dan tiada sesuatu pun di

luar negara. Demikianlah negara menuntut melaksanakan dominasinya

atas lembaga pendidikan, agama, ilmu dan kesenian. Adanya semua

lemabaga dan kantor negara adalah untuk mengabdi pada negara. Semua

kewajiban dan tugas individu adalah sumbangan untuk kekuasaan dan

persatuan negara dan ia kehilangan identitas sepenuhnya di dalamnya.

Satu-satunya hak yang dimiliki setiap individu adalah hak untuk membantu

memperuat negara. Dengan kata lain, ia hanya memiliki hak pribadi sejauh

hak ini tidak bertentangan dengan kebutuhan negara yang berdaulat.[10]

19. Filsafat ekonomi fasisme dituntun oleh filsafat dasar negara.

Walaupun lembaga harta benda pribadi yang diancam oleh komunisme

dilindungi, namun dalam praktiknya, kapitalisme laissez-faire yang liberal

tradisional hampir seluruhnya lenyap dalam masa fasisme. Karena segala

sesuatunya untuk negara, maka pengusaha swasta dinyatakan

Page 17: Sistem Ekonomi

bertanggung jawab kepada negara untuk pimpinan yang diberikan kepada

produksi. Bila prakarsa swasta tidak lagi efisien, maka campur tangan

pemerintah diperkenankan.[11]Perlu disadari bahwa maksud utama

kegiatan ekonomi dalam fasisme bukanlah tercapainya tingkat hidup

setinggi mungkin tetapi bertambahnya kekuatan militer negara secara

terus-menerus. Dengan mengemukakan hal ini sebagai tujuannya, negara

fasis bekerja atas dasar ekonomi perang.

20.

Sistem Ekonomi Islam

Depresi ekonomi di berbagai negara maju tak bisa terelakkan. Dampak krisis

yang akan selalu mengantui negara-negara yang menerapkan sistem

kapitalisme, kemudian dengan runtuhnya negara Uni Soviet yang dianggap

sebagai negara besar yang menerapan sistem sosialisme dalam

perekonomiannya pun tak luput dari keruntuhan sistem sosialisme. Ini

menunjukkan bahwa sistem-sistem yang pernah ada sebelumnya belum mampu

untuk bertahan dalam waktu yang lama―kalaupun ada itu sudah tidak

murni―kecuali sudah dimodifikasi sedemikian rupa seperti sistem kapitalisme

yang sudah tidak lagi berpedoman kepada prinsip laissez-faire―sebagaimana

pada awalnya dikumandangkan. Kapitalisme dengan self-interest nya yang

merupakan sebuah konsep untuk menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Akan

muncul tangan-tangan gaib yang kekuatan-kekutan pasar melalui batas-batas

kompetisi akan mendorong kepentingan masyarakat, sehingga  menuju sebuah

keharmonisan kepentingan individu dan umum. Tetapi dalam faktanya, semua

yang diharapkan akan kehermonisan ekonomi tidak semaunya berasil sesusai

dengan apa yang dinginkan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak dibarengi

dengan pengahpusan kemiskinan atau pemenuhan kebutuhan pokok bagi setipa

orang; ketidakmerataan pendapatan dan kekayaan justru meningkat tajam.

Page 18: Sistem Ekonomi

Pengagguran yang tinggi dan juga ketidaksabilan ekonomi menambah kesulitan

pada rakyat miskin. Sistem sosialisme juga tak luput dari ketidaksuksesan

mencapai tujuannya. Pemerataan yang dimimpikan tak kunjung terwujud, kaum

buruh pada kenyataan praktisnya tidak bisa memiliki hak milik tetap sebagai

buruh yang tidak memiliki faktor produksi. Perbudakan upah yang ingin

dihapuskan, kian semakin tumbuh subur; para buruh dihadpakan dengan

ketidakadaaan kebebasan untuk memilih majikan―tidak seperti dalam sistem

kapitalis. Mimipi bahwa negara akan lenyap  tidak menjadi sebuah kenyataan

yang mampu diwujudkan oleh sistem sosialis, malahan negara lebih  berkuasa

dan berfungsi sebagai instrumen penindasan. Karena itu patut dipertanyakan,

apa yang mereka peroleh dari revolusi Marxis? Apakah pendapatan mereka

meningkat? Mengapa negara kapitalis lebih tinggi pertumbuhan dan

kesejahterann ekonominya daripada Soviet?

Dengan adanya berbagai permasalahn ekonomi yang terjadi di dunia yang

diakibatkan oleh sistem-sistem ekonomi sebelumnya yang belum mampu

menghapuskan persoalan-persoalan ekonomi seperti pemerataan,

pengangguran, inflasi dan lain-lain. Islam menawarkan sebuah sistem ekonomi

yang dewasa ini sudah mampu menarik perhatian para ekonom non-muslim

untuk mendalami sistem ini, dengan harapan mampu mengatasi krisis dan

segala permasalahn yang belum mampu teratasi oleh sistem sebelumnya.

Secara filosofis sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem yang dibangun di

atas nilai-nilai islam dengan prinsip tauhid dan keadilan dan sistem ekonomi

islam menjamin keselarasan antara pertumbuhan ekonomi. Bahasan dari tujuan

sistem ekonomi islam menunjukan bahwa kesehjateraan materiil berdasar

padapada dasar yang tidak tergoyahkan bagi nilai-nilai ruhani yang mendasari

suatu hal yang dibutuhkan pada ekonomi islam. Sistem ekonomi islam secara

pasang surut didedikasikaan kepada persaudaraan manusia yang ditemani oleh

keadilan sosial, ekonomi, dan distribusi pendapatan yang patut, serta kepada

kebebasan individu dalam konteks kesehjateraan sosial. Komitmen islam pada

Page 19: Sistem Ekonomi

kebebasan individu berkarakteritik tajam jika dibandingkan dengan sosialisme

atau sistem manapun yang menghapuskan kebebasan individu. Persetujuan

bebas dan timbal balik yang menyangkut pembeli dan penjual menurut hukum

islam adalah suatu kondisi yang perlu untuk transaksi bisnis manapun. Tiga

prinsip fundamental : [1]

Tauhid (Keesaan Tuhan)

Batu fondasi keimanan Islam adalah tauhid (keesaan Tuhan). Pada konsep ini

bermuara semua pandagan dunia dan strateginya. Segala sesuatu yang lain

secara logika bermuara di sini. Tauhid mengandung arti bahwa alam semesta

didesain dan diciptakan secara sadar oleh Tuhan yang Maha Kuasa, yang

bersifat esa dan ia tidak kebetulan atau aksiden. (Ali-Imran:191; Shad: 27; dan

Al-mu’minun: 15). Segala sesuatu yang diciptakanNYA mempunyai tujuan.

Tujuan inilah yang memberikan arti dan signifiasi bagi eksistensi jagat raya di

mana manusia menjadi bagian di dalamnya.

Khilafah (Perwakilan)

Manusia adalah khalifah-Nya atau wakil-Nya di bumi (al-baqarah:30; al-An’aam:

165; Faathir: 39; Shaad: 28 dan al-Hadiid: 7). Ia telah dibekali dengan semua

karakteristik mental dan spiritual serta materiil untuk memungkinkannya hidup

dan mengemban misinya secara efektif.

Sumber-sumber daya yang disediakan oleh Tuhan di dunia ini tidak tak terbatas.

Akan tetapi, sumber-sumber daya itu akan mencukupi bagi pemenuhan

kebahagiaan manusia seluruhnya, hanya jika dipergunakan secara “efisien” dan

adil. Manusia bebas memilih antara berbagai penggunaan alternatif sumber daya

ini, maka ujian riil bagi manusia adalah bagaimana menggunakan sumber daya

yang telah dikaruniakan Tuhan ini dengna cara yang “efisien” dan adil, sehingga

kemakmuran bagi seluruh manusia di bumi Allah ini bisa terwujud.

Konsep tauhid dan khilafah secara inheren bertentangan dengan konsep “dosa

Page 20: Sistem Ekonomi

asal” atau “bidak di atas papan catur” atau “tabula rasa” atau “dikutuk karena

kebebasannya”. Gagasan menganai dosa asal mengandung pengertian bahwa

dosa itu dapat disalurkan secara genetik dan setiap manusia yang dilahirkan ke

dunia ini sudah tertular oleh kegagalan dan dosa orang lain. Lebih lanjut, jika

manusia “dilahirkan dalam keadaan berdosa”, bagaimana ia harus bertaanggung

jawab terhadap perbuatannya? Dengan demikian maka konsep “dosa asal”

sangat bertentangan dengan tanggung jawab individu terhadap semua

perbuatannya yang ditekankan oleh Al-qur’an (Al-An’am: 164; al-Isra’: 15;

Faathir: 18; az-Zumar: 38; dan an-Najm: 38).

Konsep-konsep di atas sangat berbdeda konsep khilafah yang memandang

manusia mempunyai status terhomat dan mulia dalam jagat raya (al-Isra’: 70)

dan memberikan nilai dan misi kepada kehidupan manusia. Misi mereka adalah

untuk bertidak sesuai denga ajaran-ajaran Tuhan, meskipun mereka dalam

keadaan bebas. Inilah yang dikandung oleh pengertian ibadah atau

persembahan (Ad-dzariyat: 56) dalam pengertian Islam, suatu kewajiban

perorangan terhadap orang lain (huququl ‘ibad), mendorong kemakmuran dan

mengaktualisasikan maqashid.

‘Adalah (Keadilan)

Persaudaraan merupakan bagian integral dari konsep tauhid dan khilafah akan

tetap menjadi konsep kosong yang tidak memiliki substansi, jika tidak dibarengi

dengan keadilan sosio-ekonomi. Keadilan telh dipandang oleh para fuqaha

sebagai isi pokok maqashid syari’ah, sehingga mustahil melihat sebuah

masyarakat muslim, yang tidak menegakkan keadilan di dalamnya. Islam tegas

sekali dalam menegakkan tujuannya menghapuskan semua bentuk

kezaliman (zulm) dari masyarakat manusia, yang merupakan istilah

komprehensih islam untuk mengacu semua bentuk ketidakadilan, eksploitasi,

Page 21: Sistem Ekonomi

penindasan dan kekliruan, sehingga seseoang menjauhkan hak orang lain atau

tidak memenuhi kewajibannya terhadap mereka.

Sistem ekonomi islam memilki empet sifat diantaranya adalah:

1. Keseimbangan (equilibrium)

2. Kebebasan (free will)

3. Tanggung jawab (responsibility)

Selain empat sisfat dari sistem ekomomi islam. Sistem ekonomi islam juga

mempunyai prinsip dasar seperti sistem ekonomi yang lain dan prinsip dasar

tersebat adalah:[2]

1. Kebebasan individu. Individu mempunyai hak kebebasan

sepenuhnya untuk berpendapat atau membuat suatu keputusan

yang dianggap perlu dalam sebuah negara islam. Karena tanpa

kebebasan tersebut individu muslim tidak dapat melaksanakan

kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati kesehjateraan

dan menghindariterjadinya kekacauan dalam masyarakat.

2. Hak terhadap harta. Islam mengakui hak individu untuk memiliki

harta. Walauoun begitu islam memberi batasan tertentu agar

kebebasan itutak merugikan masyarakat umum.

3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas wajar. Islam mengakui

adanya ketidakasamaan ekonomi antara orang perorang, tapi

tidak membiarkanya menjadi bertambah luas, dan

islammenjadikan perbedaan tersebut dalam batas-batas yang

wajar.

4. Kesamaan sosial islam tidak menganjurkan kesammaan ekonomi,

tetapi mendukung dan menggalakan kesamaan sosial sehingga

sampai tahap bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya

dinikmati oleh sekelompok tertentu di dalam masyarakat saja.

Page 22: Sistem Ekonomi

5. Jaminan sosisal setiap individu memounyai hak untuk hidup dalam

suatu negara islam, dan setiap warga negara dijamin untuk

memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing.

6. Distribusi kekayaan secara meluas. Islam mencegah

mengumpulkan kekayaan pada klompok kecil tertentu orang dan

menganjurkan distribusi kekayaan pada semua lapisan

masyarakat.

7. Kesehjateraan individu. Islam mengakui kesehjateraan individu

dan kesehjateraan sosial masyarakat yang saling melengkapi satu

dengan yang lain, bukan saling bersaing dan bertentangan

dengan mereka. Maka sistem ekonomi islam mencoba

membedakan konflik ini sehingga terwujud kemanfaatan bersama.

Kesimpulan

Berbagai ulasan dan penejelasan mengenai sistem-sistem ekonomi yang ada di

dunia ini, pada bagian ini merupakan point-point penting yang paling tidak

membantu memberikan perbandingan antar semua sistem yang telah lalu

penjelasannya.  Berikut merupakan perbedaan asumsi dasar dari ketiga sistem

ekonomi mainstream :

Sistem Asumsi dasar Kepedulian utama

Kapitalis

Manusia Ekonomi yang telah

domotifasi oleh kepentingan pribadi

dan maksimisasi keuntungan,

diasumsisakn sangat individualistik

dan kompetitif

Imperatif – imperatif

ekonomi : kebutuhan-

kebutuhan dan politik

tersubordinasi dibawah

kebutuhan ekonomi.

Sosialis Negara yang dipandu oleh keyakinan

akan kurangnya keharmonisan

kepentingan, konflik kelas dan

materialisme historis berada pada

Impiratif-imperatif

politis :

Kebutuhan sosial dan

ekonomi berada

Page 23: Sistem Ekonomi

posisi terbaik untuk mengetahui

pilihan dan kebijakan yang

bermanfaat bagi perekonomian

secara keseluruhan

dibawah suberbinasi

kebutuhan-kebutuhan

politik

Islam

Mensyaratkan keberadaan manusia

islam : evolusi kesadaran islam dan

perwujudan yang konsekuen pada

relasi produksi islami. Manusia islam

diasumsikan sebgai pemaksimisasi

ekonomi dengan kendala etik dan

moral dari syariah dianggap sebagai

individualis kooperatif dan

bertanggung jawab secara sosial.

Etika dan moral :

kebutuhan” ekonomi

sosial dan politik yang

terpadu berada dalam

suberdinasi impratif

keyakinan syariah

islam.


Recommended