+ All Categories
Home > Documents > SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA TANAMAN …digilib.unila.ac.id/31143/3/SKRIPSI TANPA BAB...

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA TANAMAN …digilib.unila.ac.id/31143/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Date post: 02-Mar-2019
Category:
Upload: duongdiep
View: 217 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
73
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS ANDROID (Skripsi) Oleh RATU MUSTIKA PERMATA LESI JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2018
Transcript

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG

MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS

ANDROID

(Skripsi)

Oleh

RATU MUSTIKA PERMATA LESI

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

ABSTRACT

EXPERT SYSTEM OF CORN PLANT DISEASE DIAGNOSIS FORWARD

CHAINING METHOD BASED ANDROID

By

RATU MUSTIKA PERMATA LESI

This research was conducted with the aim to create an expert system capable of

diagnosing disease in corn plants based on knowledge that is provided directly

from the experts/experts. In this study consisted of 33 and 13 symptom data data

disease of maize caused by Fungi (mushroom). This research uses classical

probability calculation method for diagnosis of diseases of corn that is selected on

the mobile device platform Android. This expert system inference method using

forward chaining. The test results indicate that: (1) functional testing using Black

Box methods of Equivalence Partitioning (EP) getting results as expected on a test

scenario in each test class. (2) Testing expertise getting results of manual

calculation of 98.00% and results of calculation system of 99.00%. (3) Testing the

questionnaire with 55 respondents were divided into four groups; the Group of

experts of the disease of corn get average value of 84.85% (categorized very

well), a group of college students majoring in pest and plant disease 85.85%

(categorized very well), a group of students majoring in computer science

(89.14% categorized very good), and the corn growers group 92.85% (categorized

very well).

Key Words : Forward Chaining, Corn Diease, Classic Probability, Expert

System, Likert Scale, Android.

ABSTRAK

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BERBASIS ANDROID

Oleh

RATU MUSTIKA PERMATA LESI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat sistem pakar yang mampu

mendiagnosis penyakit pada tanaman jagung berdasarkan pengetahuan yang

diberikan langsung dari pakar/ahlinya. Pada penelitian ini terdiri dari 33 data

gejala dan 13 data penyakit jagung yang disebabkan oleh Cendawan (jamur).

Penelitian ini menggunakan metode perhitungan probabilitas klasik untuk

diagnosis penyakit jagung yang dipilih pada mobile device platform Android.

Sistem pakar ini menggunakan metode inferensi forward chaining. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa: (1) Pengujian fungsional dengan menggunakan

metode Black Box Equivalence Partitioning (EP) mendapatkan hasil sesuai

dengan yang diharapkan pada skenario uji di setiap kelas uji. (2) Pengujian

kepakaran mendapatkan hasil perhitungan manual sebesar 98,00% dan hasil

perhitungan sistem sebesar 99,00%. (3) Pengujian kuesioner dengan 55 responden

terbagi menjadi empat kelompok; kelompok pakar penyakit jagung mendapatkan

rata-rata nilai sebesar 84,85% (dikategorikan sangat baik), kelompok mahasiswa

jurusan Hama dan Penyakit Tanaman 85,85% (dikategorikan sangat baik),

kelompok mahasiwa jurusan Ilmu Komputer 89,14% (dikategorikan sangat baik),

dan kelompok petani jagung 92,85% (dikategorikan sangat baik).

Kata Kunci : Forward Chaining, Penyakit Jagung, Probabilitas Klasik, Sistem

Pakar, Skala Likert, Android.

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BERBASIS ANDROID

Oleh

RATU MUSTIKA PERMATA LESI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KOMPUTER

Pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 1

Juni 1995, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari

bapak Ahmad Sanusi (alm) dan Ibu Ammy Leoneta.

Penulis memiliki 1 orang adik bernama Gusti Yolanda

Mutiara Lesi. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah

Dasar (SD) diselesaikan di SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung pada tahun 2007,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun

2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur SBMPTN.

Selama kuliah, penulis terdaftar dalam organisasi HIMAKOM (Himpunan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer) periode 2013/2014. Pada bulan Januari 2016,

penulis melakukan kerja praktik di PT. Perkebunan Nusantara VII Bandar

Lampung. Pada bulan Juli-Agustus 2016, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata

selama 40 hari di Desa Badran Sari, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung

Tengah.

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah-Nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Kupersembahkan karya ini kepada :

Ibuku yang sangat kucintai, yang telah membesarkan, mendidik, memberikan doa, dukungan moril

maupun materi dan semangat untuk kesuksesan kedua anakmu. Terimakasih atas segala pengorbanan,

usaha, kesabaran, dan kasih sayang yang telah ibu berikan untukku.

Adikku yang sangat aku sayangi Gusti Yolanda Mutiara Lesi serta keluarga besar tercinta, yang telah

banyak memberikan semangat.

Terimakasih untuk pembimbingku yang selalu sabar memberikan bimbingan dan arahan.

Sahabat dan teman-temanku tersayang,

Terimakasih untuk canda tawa, tangis dan perjuangan yang telah kita lewati bersama....

Teruntuk Keluarga Ilmu Komputer 2013,

Serta Almamater Tercinta, Universitas Lampung.

MOTO

“Hargailah usahamu, Hargailah dirimu.”

(Ratu Mustika PL)

"Bermimpilah seolah-olah kamu hidup selamanya, Hiduplah seakan-akan inilah hari

terakhirmu."

( James Dean )

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah bersama orang-orang

yang sabar".(Q.S Al-Baqarah: 153)

SANWANCANA

Assalamualaikum wr, wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman

Jagung Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Android” dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan. Namun,

berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ibuku tercinta Ammy Leoneta yang telah memberikan banyak doa,

semangat, cinta dan kasih sayang, dukungan moril maupun materil untuk

menyelesaikan skripsi ini.

2. Adikku tersayang Gusti Yolanda Mutiara Lesi yang selalu memberikan

semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Seluruh keluargaku tercinta yang sudah sangat memberikan semangat,

dukungan, dan kasih sayang untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Aristoteles, S.Si., M.Si., sebagai pembimbing I, yang telah

memberikan ide dan masukan dalam pengerjaan skripsi serta memberikan

dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Radix Suharjo, S.P., M.Agr., PhD sebagai pembimbing II, yang

telah membimbing dan memberikan bantuan, ide, kritik serta saran dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Eng. Admi Syarif sebagai pembahas yang telah memberikan

masukan-masukan dan saran yang bermanfaat dalam skripsi ini.

7. Bapak Ir. Dr. Kurnia Muludi, M.Sc sebagai ketua Jurusan Ilmu Komputer

FMIPA Universitas Lampung.

8. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Komputer FMIPA Universitas Lampung.

9. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D selaku Dekan FMIPA Universitas

Lampung.

10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komputer yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

11. Ibu Ade Nora dan Pak Irshan selaku staf administrasi di Jurusan Ilmu

Komputer yang telah membantu segala urusan administrasi selama kuliah.

12. Mahasiswa dan Dosen Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Lampung yang telah memberikan masukan-masukan dalam skripsi ini.

13. Sahabatku tercinta Wan Ahmad dan Risha Sarah Yuniar yang telah setia

menemani, membantu, memberikan semangat, dan menghibur penulis

dalam kondisi apapun.

14. Sahabatku Umi Madestia dan Julia Nur Andina yang telah memberikan

semangat dan menghibur penulis dalam kondisi apapun.

15. Sahabat-sahabatku seperjuangan Mevici, Rina, Mita, Navia, Bunga, Tika,

Gita, Ncen, Intun, Rizka yang telah menemani susah dan senang selama

perkuliahan.

16. Sahabat-sahabatku Della, Mute, Venna, Yunida yang telah memberikan

semangat pada penulis.

17. Keluarga KKN Badran Sari Rita, Ane, Tiyas, Ridho, Dimas, Teguh yang

telah setia memberikan semangat dan menghibur penulis dalam kondisi

apapun.

18. Teman-teman seperjuangan, Keluarga Besar Ilmu Komputer angkatan

2013.

19. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skrispi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terutama bagi teman-teman Ilmu Komputer.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 10 April 2018

Penulis

Ratu Mustika Permata Lesi

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 6

2.1 Tanaman Jagung ................................................................................................. 6

2.1.1 Penyakit Tanaman Jagung .......................................................................... 9

2.2 Sistem Pakar ..................................................................................................... 12

2.2.1 Definisi Sistem Pakar ................................................................................ 12

2.2.2 Manfaat Sistem Pakar ............................................................................... 13

2.2.3 Komponen Sistem Pakar ........................................................................... 14

2.2.4 Basis Pengetahuan .................................................................................... 15

2.2.5 Mekanisme Inferensi ................................................................................. 16

2.2.5.1 Metode Forward Chaining .................................................................... 16

2.3 Metodologi Pengembangan Sistem................................................................... 21

2.3.1 Metode Waterfall ...................................................................................... 21

2.3.2 UML (Unified Modelling Language) ........................................................ 23

2.4 Teknik Pengujian Perangkat Lunak .................................................................. 27

2.4.1 Equivalence Partitioning .......................................................................... 28

2.4.2 Probabilitas Klasik .................................................................................... 29

2.4.3 Skala Likert ............................................................................................... 30

xii

III. METODE PENELITIAN ........................................................................................ 31

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 31

3.2 Alat Pendukung ................................................................................................. 31

3.3 Tahapan Penelitian ............................................................................................ 32

3.3.1 Studi Literatur ........................................................................................... 32

3.3.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 33

3.3.3 Pengumpulan Data .................................................................................... 33

3.3.4 Perancangan Sistem .................................................................................. 33

3.3.4.1 Perancangan UML (Unified Modelling Language) .............................. 34

3.3.4.2 Perancangan Antarmuka ....................................................................... 41

3.4 Metode Pengujian Sistem ................................................................................. 46

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 50

4.1 Analisis Kebutuhan ........................................................................................... 50

4.2 Representasi Pengetahuan ................................................................................. 50

4.3 Implementasi Sistem ......................................................................................... 51

4.4 Analisa Persentase Penyakit Jagung ................................................................. 52

4.5 Tampilan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Jagung .......................... 56

4.5.1 Tampilan Menu Utama ............................................................................. 56

4.5.2 Tampilan Menu Konsultasi ....................................................................... 57

4.5.2.1 Sub Menu Konsultasi ............................................................................ 58

4.5.3 Tampilan Menu Data Penyakit ................................................................. 59

4.5.4 Tampilan Menu Bantuan........................................................................... 60

4.5.5 Tampilan Menu Tentang ........................................................................... 61

4.6 Hasil Pengujian ................................................................................................. 62

4.6.1 Pengujian Internal ..................................................................................... 62

4.6.1.1 Pengujian Fungsional ............................................................................ 62

4.6.1.2 Pengujian Kepakaran Sistem ................................................................ 67

4.6.2 Pengujian Eksternal .................................................................................. 70

4.6.2.1 Analisis Hasil Kuisioner ....................................................................... 76

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 83

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 83

5.2 Saran ................................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Struktur Sistem Pakar................................................................................... 15 Gambar 2. 2 Forward Chaining ........................................................................................ 17 Gambar 2. 3 Flowchart Proses Inferensi ........................................................................... 18 Gambar 2. 4 Penalaran Pelacakan ke Depan .................................................................... 18 Gambar 2. 5 Graph Pengetahuan ...................................................................................... 20 Gambar 2. 6 Metode Waterfall ......................................................................................... 21 Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 32 Gambar 3. 2 Use Case Diagram ........................................................................................ 34 Gambar 3. 3 Activity Diagram Konsultasi ........................................................................ 35 Gambar 3. 4 Activity Diagram Data Penyakit ................................................................... 36 Gambar 3. 5 Activity Diagram Bantuan ............................................................................ 36 Gambar 3. 6 Activity Diagram Tentang ............................................................................ 37 Gambar 3. 7 Sequence Diagram Konsultasi ..................................................................... 38 Gambar 3. 8 Sequence Diagram Data Penyakit ................................................................ 39 Gambar 3. 9 Sequence Diagram Bantuan ......................................................................... 40 Gambar 3. 10 Sequence Diagram Tentang ....................................................................... 41 Gambar 3. 11 Design Layout Menu Utama ...................................................................... 42 Gambar 3. 12 Design Layout Konsultasi .......................................................................... 42 Gambar 3. 13 Design Layout Konsultasi Gejala .............................................................. 43 Gambar 3. 14 Design Layout Hasil Diagnosa .................................................................. 44 Gambar 3. 15 Design Layout Data Penyakit .................................................................... 44

xiv

Gambar 3. 16 Design Layout Halaman Detail Penyakit ................................................... 45 Gambar 3. 17 Design Layout Bantuan .............................................................................. 45 Gambar 3. 18 Design Layout Tentang ............................................................................. 46

Gambar 4. 1 Tampilan Menu Utama ................................................................................ 56

Gambar 4. 2 Tampilan Menu Konsultasi .......................................................................... 57

Gambar 4. 3 Tampilan Menu Konsultasi Gejala .............................................................. 58

Gambar 4. 4 Tampilan Hasil Diagnosa ............................................................................. 58

Gambar 4. 5 Tampilan List Data Penyakit ........................................................................ 59

Gambar 4. 6 Tampilan Detail penyakit ............................................................................. 60

Gambar 4. 7 Tampilan Menu Bantuan .............................................................................. 61

Gambar 4. 8 Tampilan Menu Tentang .............................................................................. 61

Gambar 4. 9 Grafik Jawaban untuk Pertanyaan 1 ............................................................. 77

Gambar 4. 10 Grafik Jawaban untuk Pertanyaan 2 ........................................................... 78

Gambar 4. 11 Grafik Jawaban untuk Pertanyaan 3 ........................................................... 78

Gambar 4. 12 Grafik Jawaban untuk Pertanyaan 4 ........................................................... 79

Gambar 4. 13 Grafik Jawaban untuk Pertanyaan 5 ........................................................... 80

Gambar 4. 14 Grafik Jawaban untuk Pertanyaan 6 ........................................................... 80

Gambar 4. 15 Grafik Jawaban untuk Pertanyaan 7 ........................................................... 81

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. 1 Luas panen, produksi, dan produktivitas jagung di Provinsi Lampung per

Kabupaten/kota tahun 2010-2012. ...................................................................................... 2

Tabel 2. 1 Taksonomi Tanaman Jagung ............................................................................. 6

Tabel 2. 2 Perbedaan Kandungan Gizi Jagung Kuning dan Jagung Putih .......................... 9

Tabel 2. 3 Jenis Penyakit .................................................................................................. 10

Tabel 2. 4 Gejala Penyakit. ............................................................................................... 11

Tabel 2. 5 Contoh Ilustrasi Aturan dan Konklusi ............................................................. 19

Tabel 2. 6 Simbol Usecase Diagram ................................................................................. 24

Tabel 2. 7 Simbol Class Diagram ..................................................................................... 26

Tabel 2. 8 Simbol Activity Diagram ................................................................................. 26

Tabel 2. 9 Simbol Sequence Diagram ............................................................................... 27

Tabel 2. 10 Tingkat Preferensi Jawaban Skala Likert ...................................................... 30 Tabel 3. 1 Tabel Daftar Pengujian .................................................................................... 47 Tabel 4. 1 Pengujian Versi Android ................................................................................. 63 Tabel 4. 2 pengujian Resolusi Layar dan Densitas Layar ................................................. 64 Tabel 4. 3 Pengujian User interface .................................................................................. 65 Tabel 4. 4 Pengujian Fungsi dari Menu Aplikasi ............................................................. 66 Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Kepakaran Sistem .................................................................. 67 Tabel 4. 6 Hasil Penilaian Kategori Responden I ............................................................. 72 Tabel 4. 7 Hasil Penilaian Kategori Responden II ............................................................ 73 Tabel 4. 8 Hasil Penilaian Kategori Responden III .......................................................... 74 Tabel 4. 9 Hasil Penilaian Kategori Responden IV .......................................................... 75

xvi

Tabel 4. 10 Kriteria Index Penilaian Hasil Kuisioner ....................................................... 76 Tabel 4. 11 Hasil Kuisioner dari Responden .................................................................... 82

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Penyakit ................................................................................................ 88 Lampiran 2 Data Gejala .................................................................................................... 89 Lampiran 3 Tabel Keputusan ............................................................................................ 90 Lampiran 4 Pohon Keputusan (DECISION TREE) .......................................................... 93 Lampiran 5 Basis Aturan (RULES) .................................................................................. 94 Lampiran 6 Data Penyakit Dalam Bahasa Inggris ............................................................ 96 Lampiran 7 Data Gejala Dalam Bahasa Inggris ............................................................... 97 Lampiran 8 Tabel Keputusan Dalam Bahasa Inggris ....................................................... 98 Lampiran 9 Basis Aturan (RULES) Dalam Bahasa Inggris ............................................ 101

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung merupakan alternatif tanaman pangan yang dikonsumsi sebagian

masyarakat Indonesia. Upaya peningkatan produksi pertanian salah satunya

jagung masih dan akan tetap menjadi kebutuhan bagi sebagian besar bangsa ini

mengingat semakin meningkatnya kebutuhan pangan sejalan dengan

meningkatnya penduduk dan kualitas hidup masyarakat (Cahyono dan Riadi,

2013). Tanaman jagung (Zea mays) merupakan tanaman pangan kedua di

Indonesia setelah padi. Penduduk daerah di Indonesia yang mengkomsumsi

jagung sebagai makanan pokok misalnya di Provinsi Lampung. Keunggulan

komoditas tanaman jagung Provinsi Lampung menduduki terbesar di Sumatera

dan menduduki ketiga di Nasional. Berdasarkan data Dinas Pertanian TPH

Provinsi Lampung, tanaman jagung sudah tersebar di empat belas (14)

Kabupaten/Kota seperti pada Tabel 1.1.

Berdasarkan Tabel 1.1 Total produksi jagung di Provinsi Lampung pada tahun

2010-2012 mengalami peningkatan dari 2.067.710 ton pada tahun 2010 menjadi

2.126.571 ton pada tahun 2011. Namun, pada tahun 2012 justru mengalami

penurunan menjadi 1.817.904. Apabila dilihat dari rata-rata produktivitasnya,

pada tahun 2010 mencapai 4,75 sedangkan pada tahun 2012 rata-rata

produktivitas jagung tidak mengalami penurunan ataupun peningkatan. Pada

2

tahun 2012 produktivitas jagung sedikit meningkat menjadi 4,77. Peningkatan

produktivitas jagung yang terjadi masih belum maksimal sehingga masih perlu

dilakukan upaya peningkatan produksi jagung di Provinsi Lampung.

Tabel 1. 1 Luas panen, produksi, dan produktivitas jagung di Provinsi Lampung

per Kabupaten/kota tahun 2010-2012.

Na

ma

Ka

bu

pa

ten

Lu

as

Pa

nen

(Ha

)

Pro

du

ksi

(To

n)

Pro

du

kti

vit

as

Lu

as

Pa

nen

(Ha

)

Pro

du

ksi

(To

n)

Pro

du

kti

vit

as

Lu

as

Pa

nen

(Ha

)

Pro

du

ksi

(To

n)

Pro

du

kti

vit

as

2010 2011 2012

Lampung

Barat

3.316 13.459 4,059 5.015 20.092 4,00 3.987 16.040 4,02

Tanggamus 13.920 65.294 4,691 4.813 2.393 4,65 4.329 20.226 4,67

Lampung

Selatan

106.126 55.4447 5,224 115.810 518.667 4,47 111.627 539.522 4,83

Lampung

Timur

126.413 621.254 4,914 133.186 644.243 4,83 90.202 442.579 4,91

Lampung

Tengah

105.078 516.183 4,912 104.246 5.994 4,94 95.975 476.112 4,96

Lampung

Utara

34.944 140.744 4,028 36.496 149.554 4,09 35.681 146.834 4,12

Way

Kanan

14.698 61.169 4,164 14.834 62.988 4,24 16.953 72.286 4,26

T. Bawang 14.080 52.116 3,701 2.991 11.557 3,86 1.674 6.495 3,88

Pesawaran 14.915 74.455 4,992 161.637 81.268 0,50 11.450 56.169 4,91

Pringsewu - - - 8.746 42.243 4,83 5.790 21.134 4,85

Mesuji - - - 1296 5.414 4,17 2.267 9.510 4,19

T.B Barat - - - 2613 10.748 4,11 694 2.866 4,13

Bandar

Lampung

148 713 4,818 114 545 4,78 56 268 4,79

Metro 904 3.629 4,014 709 3.088 4,35 426 1.865 4,38

Total 434.542 2.067.710 49,517 447.509 2.126.571 57,83 380.917 1.817.904 62,9

Rata-Rata 4,75 4,75 4,77

Produktivitas

Sumber : (BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG, 2013)

Dalam penurunan produksi jagung tersebut dapat disebabkan oleh beberapa

kendala, salah satu kendala yang dimaksud adalah terjangkit penyakit pada

tanaman jagung yang dibudidayakan. Penyakit tanaman jagung dibagi menjadi

dua yaitu Biotik (jamur, bakteri, virus, nematoda) dan Abiotik (pengaruh dari suhu,

3

kelembaban, defisiensi unsur hara). Hal ini sangat mempengaruhi kematian pada

tanaman jagung. Kematian tanaman jagung yang besar tentu akan berdampak

kerugian yang sangat besar bagi para pembudidaya.

Penyakit tanaman jagung merupakan hal yang tidak diinginkan bagi pembudidaya

jagung, karena dapat menyebabkan produksi tidak maksimal dan kematian bagi

tanaman jagung. Untuk mengatasi kendala tersebut maka pembudidaya

membutuhkan suatu pengetahuan tentang informasi penyakit, gejala, dan

penanganan untuk penyakit tersebut. Tetapi, ketersediaan informasi mengenai

penyakit jagung masih terbatas, hal ini menyebabkan kesulitan dalam

penanggulangannya maupun cara pengobatannya. Oleh sebab itu, dibutuhkan

peran seorang pakar dibidang tanaman pangan khususnya jagung sebagai tempat

konsultasi. Pakar tanaman jagung juga diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai penyakit, cara penanggulangan, pengobatan, dan solusi mengatasinya.

Akan tetapi, untuk menghubungi seorang pakar penyakit tanaman jagung,

membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga. Berdasarkan hal tersebut dikembangkan

suatu sistem pakar tentang penyakit tanaman jagung, sehingga dapat memberikan

solusi untuk menanggulangi penyakit tanaman jagung.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian (Munanda dan Prihatin, 2013) mengenai

Perancangan Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Tanaman Jagung

Menggunakan Fuzzy MCDM Berbasis Web. Pada penelitian ini menghasilkan

sebuah media konsultasi yang dilakukan oleh user berdasarkan gejala-gejala yang

dipilih melalui pertanyaan yang diajukan pada menu sebelumnya dan memberikan

informasi mengenai tanaman jagung, berupa pengendalian serta persentase

4

terhadap jenis penyakit yang dideritanya layaknya seorang pakar. Sistem pakar

yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit jagung terdapat 9 penyakit dan 27

gejala. Akan tetapi dari penelitian tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu

sistem pakar diagnosa yang dibangun tersebut kurang praktis dalam

penggunaannya, karena pengguna harus mengakses website yang telah dibuat dan

dalam proses penggunaanya kurang efisien.

Apabila di bandingkan dengan sistem pakar berbasis mobile tentunya akan lebih

jauh efisien dalam proses penggunaanya. Untuk mengatasi masalah ini, maka

perlu dikembangkan lebih lanjut tentang sistem pakar yang telah diteliti oleh

(Munanda dan Prihatin, 2013) dalam bentuk sistem pakar berbasis Android dan

menggunakan metode Forward Chaining agar semua data dan aturan yang akan

ditelusuri untuk mencapai tujuan/goal. Data penyakit bertambah menjadi 13

penyakit dan 33 gejala dari penulis (Munanda dan Prihatin, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang dan

mengimplementasikan sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosa

penyakit pada tanaman jagung dengan menggunakan metode Forward Chaining.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi ini mendiagnosa 13 penyakit dan 33 gejala pada tanaman jagung.

2. Penyakit jagung yang dimaksud adalah penyakit yang disebabkan oleh Biotik

(Jamur atau Cendawan) dan Abiotik (pengaruh dari suhu, kelembaban,

defisiensi unsur hara).

3. Metode yang dipakai adalah Forward Chaining.

5

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu sistem pakar yang

dapat mendiagnosa suatu penyakit pada tanaman jagung dengan metode Forward

Chaining yang berbasis android.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan orang dilapangan,

sebagai pedoman yang dapat membantu memberikan informasi ke petani

untuk mendiagnosa jenis penyakit tanaman jagung yang gejala awalnya sudah

terlihat pada tanaman.

2. Mempercepat proses pengambilan keputusan dalam menentukan penyakit

jagung.

3. Dapat digunakan oleh penyuluh-penyuluh pertanian yang bukan di bidang

penyakit tanaman, sehingga dapat menggantikan peran dari seorang pakar

penyakit tanaman khususnya penyakit tanaman jagung.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung

Kedudukan taksonomi Tanaman jagung (Zea mays L.) menurut (Iriany dkk, 2016)

dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Taksonomi Tanaman Jagung

TAKSONOMI TANAMAN JAGUNG

Kingdom Plantae – Plants

Sub Kingdom Tracheobionta – Vascular plants

Superdivision Spermatophyta – Seed plants

Division Magnoliophyta – Flowering plants

Class Liliopsida – Monocotyledons

Subclass Commelinidae

Order Cyperales

Family Poaceae – Grass family

Genus Zea L. – corn P

Species Zea mays L. – corn P

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di

Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di

Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura

dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain

sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan

7

maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,

dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari

tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang

dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa

genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Pusat Data dan

Sistem Informasi Pertanian, 2014).

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji

tunggal (monokotil). Morfologi tanaman jagung menurut (Sitompul, 2015) adalah

sebagai berikut :

A. Biji

Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit

biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama,

yaitu pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari

organisme pengganggu dan kehilangan air. Endosperm, sebagai cadangan

makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10%

protein, mineral, minyak. Embrio, sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas

plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil.

B. Daun

Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat, bulat, bulat

agak tumpul, dan tumpul. Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua

tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant). Daun erect

biasanya memiliki sudut antara kecil sampai sedang, pola helai daun bisa lurus

atau bengkok. Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok.

8

C. Batang

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris,

dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol

yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit

(epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith).

D. Akar

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar

adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif berkembang menjadi serabut

akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar

adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri

atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga

adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan

tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan

mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.

E. Bunga

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan

betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari

axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di

ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga

biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga

tidak berkembang dan menjadi bunga betina.

9

Kandungan gizi pada jagung kuning tidak hanya berupa karbohidrat, protein dan

serat tetapi juga vitamin A (karotenoid) dan vitamin E. Vitamin sebagai zat gizi

mikro pada jagung, dapat berperan sebagai antioksidan alami dalam

meningkatkan imunitas dengan menghambat kerusakan degeneratif. Kandungan

gizi dari jagung kuning dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 2 Perbedaan Kandungan Gizi Jagung Kuning dan Jagung Putih

NUTRISI

SATUAN

JUMLAH

JAGUNG KUNING JAGUNG PUTIH

Energi Kkal 365 365

Protein Gr 9,45 9,45

Lemak Gr 4,74 4,74

Karbohidrat Gr 74,26 74,26

Ca Mg 7 7

P Mg 210 210

Fe Mg 2,71 2,71

Vitamin A IU 2,14 1

Vitamin C Mg 0 0

Vitamin E Mg 0,49 0,42

(Sumber : (Gebhardt dan Thomas, 2002)

2.1.1 Penyakit Tanaman Jagung

Penyakit tanaman jagung seringkali mengakibatkan pertumbuhan tanaman jagung

terganggu, bahkan dapat menggagalkan terwujudnya produksi yang maksimal.

Ada 2 penyebab yang dapat menimbulkan penyakit tanaman jagung yaitu

disebabkan oleh Biotik (bakteri, cendawan atau jamur, virus, nematoda) dan

Abiotik (pengaruh dari suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara). Beberapa

penyebab penyakit ini ada yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya,

misalnya tanaman yang kekurangan zat hara mudah terserang penyakit yang

disebabkan oleh bakteri. Penyakit tanaman mempunyai pengaruh terhadap

10

pertumbuhan. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung tingkat serangan

penyakit terhadap tanaman jagung. Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit

biasanya terganggu, dan aktivitas jaringan tanaman serta sel-sel didalamnya

menjadi tidak normal lagi. Ada tanaman yang layu, berubah menjadi kerdil dan

ada pula yang berubah warna, misalnya daun menguning atau mengering

(Nugraha, 2010).

Menurut (Semangun, 1993), didefinisikan beberapa daftar jenis penyakit dan

gejala penyakit jagung yang tertera pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.

Tabel 2. 3 Jenis Penyakit

Kode Nama Penyakit Penyebab

P001 Hawar Daun Jamur Helminthosporium

turcicum

P002 Penyakit Bulai Jamur Peronosclerospora

maydis

P003 Busuk Tongkol Fusarium Jamur Fusarium

graminearum Schwabe

P004 Busuk Tongkol Diplodia Jamur Diplodia maydis

P005 Gosong Jamur Ustilago maydis

P006 Karat Jamur Puccinia Sorghi

dan Puccinia Polysora

P007 Virus Mosaik Myzus persica

P008 Kekurangan Nitrogen (N) Kekurangan Nitrogen (N)

P009 Kekurangan Fosfor (P) Kekurangan Fosfor (P)

P010 Kekurangan Kalium (K) Kekurangan Kalium (K)

P011 Kekurangan Belerang (S) Kekurangan Belerang (S)

P012 Kekurangan Zat Besi (Fe) Kekurangan Zat Besi (Fe)

P013 Kekurangan Seng (Zn) Kekurangan Seng (Zn)

11

Tabel 2. 4 Gejala Penyakit.

Kode Nama Gejala

GEJALA PADA DAUN

G01 Bercak kecil

G02 Bercak berbentuk lonjong

G03 Bercak berbentuk bulat

G04 Bercak memanjang seperti corong atau perahu berwarna coklat

G05 Terdapat serbuk berwarna orange dibagian bawah daun

G06 Tidak terdapat serbuk berwarna orange dibagian bawah daun

G07 Terdapat klorosis pada daun

G08 Terdapat serbuk seperti tepung dipermukaan bawah daun

G09 Tidak terdapat serbuk seperti tepung dipermukaan bawah daun

G10 Klorosis memanjang sejajar tulang daun

G11 Daun kuning dari bagian bawah ke atas berbentuk huruf V

G12 Daun berwarna coklat seperti terbakar berbentuk huruf V terbalik

G13 Pangkal daun berwarna kuning dan bergaris-garis pada daun dekat

pucuk

G14 Kekurangan Fe yang tinggi maka seluruh daun menjadi kuning

hingga memutih antar tulang daun

G15 Daun berwarna hijau pucat, kuning bahkan putih pada daun tengah

yang menghasilkan corak garis-garis

G16 Pinggir daun berwarna ungu kemerahan dari ujung ke pangkal

G17 Gejala nampak pada daun bagian bawah

G18 Daun berwarna mosaik/hijau dengan diselingi oleh garis-garis

kuning

G19 Tanaman terhambat pertumbuhannya

GEJALA PADA BATANG

G20 Busuk batang

G21 Terjadi patah pangkal batang

G22 Busuk terjadi pada ruas bawah batang

G23 Busuk tertutup oleh upih daun yang berwarna pucat

G24 Jika batang dibelah tampak empulur lunak dan hancur

GEJALA PADA TONGKOL

G25 Tongkol kecil daripada normal

G26 Ujung tongkol tidak berbiji

G27 Tongkol sering bengkok

G28 Pembentukan biji tidak sempurna

G29 Biji jarang

G30 Busuk tongkol

G31 Busuk berwarna merah jambu atau kemerahan sampai coklat

G32 Biji terdapat jamur berwarna putih sampai coklat kelabu

G33 Biji membengkak menjadi hitam lalu pecah terhambur keluar

12

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Definisi Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program komputer yang menggunakan pengetahuan seorang

pakar untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi pada area yang sempit

(Nugraha, 2010). Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha

mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat

menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Rosadi dan

Hamid, 2014).

Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang

dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan orang awam. Sebagai

contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang

diderita pasien serta dapat memberikan solusi suatu penyakit. Contoh yang lain,

psikolog adalah orang yang ahli dalam memahami kepribadian seseorang, dan

lain-lain. Masalah-masalah yang dapat diselesaikan sistem pakar menurut

(Tuswanto dan Fadlil, 2013), di antaranya :

1. Interpretasi

Membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.

2. Prediksi

Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi

tertentu.

3. Diagnosis

Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada

gejala-gejala yang teramati.

13

4. Desain

Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan

tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu.

2.2.2 Manfaat Sistem Pakar

Menurut (Wijaya, 2013), sistem pakar menjadi populer karena sangat banyak

kemampuan dan manfaat yang diberikannya, di antaranya :

1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat

daripada manusia.

2. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.

3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasihat yang konsisten dan

mengurangi kesalahan.

4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.

5. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.

6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

7. Handal, sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit.

8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan

sistem komputer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih

banyak aplikasi.

9. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

10. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemula

yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena

adanya fasilitas penjelas yang berfungsi sebagai guru.

14

2.2.3 Komponen Sistem Pakar

Menurut (Mukhtar dan Samsudin, 2015), sistem pakar disusun oleh dua bagian

utama, yaitu bagian lingkungan pengembangan (development environment) dan

lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan

sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam

lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh

pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-

komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar

2.1.

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa secara umum sistem pakar terdiri dari komponen

penyusun sebagai berikut :

1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

Basis pengetahuan merupakan hasil akuisisi dan representasi pengetahuan dari

seorang pakar. Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam

penyelesaian masalah. Basis pengetahuan terdiri dari dua elemen dasar yaitu

fakta dan rule atau aturan.

2. Inference Engine (Mesin Inferensi)

Mesin inferensi adalah sebuah program yang berisi metodologi yang

digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam

basis pengetahuan agar didapatkan kesimpulan.

3. User Interface (Antar Muka Pengguna)

User interface adalah penghubung antar program sistem pakar dengan

pengguna yang dapat dihubungkan via dekstop ataupun mobile. Antar muka

digunakan sebagai media komunikasi antara pengguna dan sistem pakar.

15

Gambar 2. 1 Struktur Sistem Pakar (Mukhtar dan Samsudin, 2015).

2.2.4 Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam menyelesaikan

masalah, tentu di dalam domain tertentu. Ada dua bentuk pendekatan basis

pengetahuan yang umum digunakan, yaitu :

1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)

Pengetahuan dipresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : IF-

THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan

pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan

masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu juga digunakan apabila

dibutuhkan penjelasan tentang langkah-langkah pencapaian solusi.

2. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning)

Basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya,

kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang sekarang. Bentuk

ini akan digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi

pada kasus-kasus yang hampir sama. Selain itu, bentuk ini juga digunakan

16

apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis

pengetahuan (Madeso dkk, 2015).

2.2.5 Mekanisme Inferensi

Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran

dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan aturan dan pola tertentu.

Selama proses konsultasi antar sistem dan user, mekanisme inferensi menguji

aturan satu demi satu sampai kondisi aturan tersebut benar. Fungsi motor inferensi

merupakan pembuktian hipotesis. Bila hipotesis sudah dimasukkan ke dalam

sistem pakar, maka motor inferensi pertama-tama mengecek apakah hipotesis

sudah ada dalam basis data atau belum. Jika sudah ada, maka hipotesis dianggap

sebagai fakta yang sudah dibuktikan, sehingga operasi tidak perlu dilanjutkan

(Tarigan, 2013)

2.2.5.1 Metode Forward Chaining

Menurut (Kurmasela dkk, 2015), metode forward chaining merupakan teknik

pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan

fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Lalu strategi

pengambilan keputusan yang dimulai dari pengambilan premis (fakta) menuju

konklusi (kesimpulan akhir) (Oktaviana dkk, 2012). Pemecahan masalah pada

forward chaining dimulai dari fakta masalah yang diberikan dan kumpulan

langkah-langkah sah atau aturan-aturan untuk berpindah state. Tanda-tanda atau

kunci keberhasilan akan terkumpul dengan sendirinya ketika mulai mengarah ke

kesimpulan. Contoh diagram forward chaining dapat dilihat pada Gambar 2.2.

17

Gambar 2. 2 Forward Chaining (Kurmasela dkk, 2015)

Ciri-ciri dari metode forward chaining menurut (Dewi dan Lestari, 2015) adalah :

1. Dalam metode ini, dilakukan pemrosesan yang diawali dari sekumpulan data

untuk selanjutnya dilakukan inferensi seseuai kaidah atau aturan yang

ditetapkan sehingga didapatkan kesimpulan yang optimal.

2. Mesin inferensi dengan metode ini akan terus melakukan looping pada

prosesnya untuk mencapai hasil yang sesuai.

3. Kelebihan metode ini ialah dapat menambahkan databaru ke dalam database

inferensi dan dapat melakukan perubahan aturan inferensi.

Pencocokan fakta pada inferensi forward chaining dimulai dari bagian sebelah

kiri atau IF terlebih dahulu. Misalnya, IF A AND B THEN C, artinya jika premis

A dan B bernilai benar sesuai dengan situasi maka akan menghasilkan konklusi C.

Proses inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran atau

pelacakan dengan menggunakan isi daftar aturan dan pola tertentu. Aliran proses

inferensi dapat dilihat pada Gambar 2.3.

18

Gambar 2. 3 Flowchart Proses Inferensi

Pelacakan ke depan (forward chaining) adalah dimulai dari sekumpulan data

menuju kesimpulan. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan

mana yang akan dijalankan.

Gambar 2. 4 Penalaran Pelacakan ke Depan

Operasi dari sistem forward chaining dimulai dengan memasukkan sekumpulan

fakta yang diketahui ke dalam memori kerja (working memory), kemudian

menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta

yang diketahui. Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak

ada lagi premis yang cocok dengan fakta yang diketahui. Proses pencarian

forward chaining dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (IF)

terlebih dahulu kemudian menuju konklusi (THEN) atau dapat dimodelkan

sebagai berikut.

19

1. Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan, atau pengamatan.

2. Konklusi dapat berupa tujuan, hipotesa, penjelasan, atau diagnosis.

Sehingga jalannya penalaran forward chaining dapat dimulai dari data menuju

tujuan, dari bukti menuju hipotesa, dari temuan menuju penjelasan, atau dari

pengamatan menuju diagnosis.

Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode

ini, data digunakan untuk menentukan aturan manakah yang akan dijalankan,

kemudian aturan tersebut dijalankan. Proses diulang sampai ditemukan suatu

hasil. Untuk memudahkan pemahaman mengenai metode ini, akan diberikan

ilustrasi kasus sebagai berikut.

Tujuan: Diharapkan dapat memperoleh konklusi penyakit jagung yang sesuai

berdasarkan premis-premis dalam aturan dan fakta yang diberikan oleh user,

berikut adalah daftar aturannya.

Tabel 2. 5 Contoh Ilustrasi Aturan dan Konklusi

Aturan 1 Aturan 2 Aturan 3 Aturan 4

Jika Gejala 1 Jika Gejala 2 Jika Gejala 3 Jika Gejala 10

Dan Gejala 3 Dan Gejala 8 Dan Gejala 11

Dan Gejala 4 Dan Gejala 9 Dan Gejala 12

Dan Gejala 5

Dan Gejala 6

Dan Gejala 7

Maka Penyakit

Jagung 1

Maka Penyakit

Jagung 2 Maka Penyakit

Jagung 3 Maka Penyakit

Jagung 4

Penelusuran maju pada contoh kasus ini adalah untuk mengetahui apakah suatu

fakta yang dialami oleh pegguna termasuk penyakit jagung 1, penyakit jagung 2,

penyakit jagung 3, penyakit jagung 4 atau bahkan bukan salah satu dari konklusi

20

tersebut, yang artinya sistem belum dapat mengambil kesimpulan karena

keterbatasan aturan. Berikut adalah penggambaran aturan contoh kasus di dalam

sebuah graph yang memetakan antara premis-premis dan konklusi-konklusi.

Gambar 2. 5 Graph Pengetahuan

Dalam penalaran ini, user diminta memasukkan premis-premis atau gejala-gejala

yang dialami. Untuk memudahkan pengguna, sistem memunculkan pertanyaan

gejala dan user dapat memberikan umpan balik gejala mana yang dialami dengan

memilih tombol “YA” atau “TIDAK”. Dalam contoh kasus ini, daftar gejalanya

adalah :

Gejala 1, Gejala 2, Gejala 3, Gejala 4, Gejala 5, Gejala 6

Gejala 7, Gejala 8, Gejala 9, Gejala 10, Gejala 11, Gejala 12

Berdasarkan premis-premis yang dipilih oleh user, maka sistem akan mencari

aturan yang sesuai, sehingga akan diperoleh konklusinya. Apabila user memilih

Gejala 1, maka aturan yang terpilih adalah aturan 1 dengan konklusinya adalah

21

Penyakit jagung 1. Apabila user memilih Gejala 10 dan Gejala 12, maka sistem

akan mengarah pada aturan 4 dengan konklusinya adalah Penyakit jagung 4.

Tetapi, karena aturan 4 premisnya adalah Gejala 10, Gejala 11, dan Gejala 12,

maka premis-premis yang dipilih oleh user tidak cukup untuk mengambil

kesimpulan Penyakit jagung 4 sebagai konklusi terpilih.

2.3 Metodologi Pengembangan Sistem

Adapun metodologi yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu: Metode Waterfall

dan desain menggunakan Unified Modeling Language (UML).

2.3.1 Metode Waterfall

Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan,

proses yang berjalan terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-

fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian (Mariana

dkk, 2012).

Tahapan yang dilakukan dalam pengembangan aplikasi ini sesuai dengan Metode

Waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2. 6 Metode Waterfall (Mariana dkk, 2012)

22

Tahapan pengembangan sistem dengan Metode Waterfall dijelaskan sebagai

berikut :

1. Analisis Kebutuhan Aplikasi (Requirements Definition)

Analisa kebutuhan sistem atau aplikasi merupakan tahapan pertama yang

menjadi dasar proses pembuatan sistem. Pada tahap ini dilakukan pencarian

dan pengumpulan semua kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang

kelengkapan sistem atau aplikasi, seperti pencarian data melalui jurnal dan

wawancara langsung dengan pakar. Kemudian mendefinisikan semua

kebutuhan yang dipenuhi dalam perangkat lunak atau aplikasi yang dibuat.

2. Desain Aplikasi (Sistem And Software Design)

Desain aplikasi merupakan tahap perancangan sistem atau aplikasi yang

meliputi penyusunan proses, data, aliran proses, dan pemenuhan kebutuhan

sesuai dengan hasil analisa kebutuhan. Dokumentasi desain aplikasi yang

dihasilkan dari tahapan ini adalah Use Case Diagram, Activity Diagram,

Sequence Diagram dan Interface.

3. Penerapan Desain dan Penulisan Kode Program

Penulisan kode program merupakan tahap penerjemahan desain sistem yang

telah dibuat ke dalam bentuk perintah-perintah yang dimengerti komputer

dengan menggunakan bahasa pemrograman. Penelitian ini menggunakan

bahasa pemrograman Java dan Android Studio sebagai software

pengembangan aplikasinya. Pada tahap ini, penulis menerjemahkan design

kedalam bahasa pemrograman sehingga didapatkan suatu aplikasi yang

diinginkan sesuai yang sudah dirancang.

23

4. Pengujian Aplikasi (Integration and System Testing)

Pengujian aplikasi dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat

telah sesuai dengan desain dan semua fungsi dapat dipergunakan dengan

baik tanpa ada kesalahan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengujian

aplikasi ini menggunakan metode Blackbox Testing. Pengujian dilakukan

secara menyeluruh melihat struktur internal dan eksternal aplikasi. Blackbox

Testing berfokus pada kebutuhan fungsional aplikasi yang berdasarkan pada

spesifikasi kebutuhan aplikasi tersebut.

5. Penerapan Aplikasi dan Perawatan (Operational and Maintenance)

Pada tahapan ini, aplikasi sudah siap untuk diterapkan pada perangkat

mobile dan siap digunakan sesuai dengan tujuan dibuatnya aplikasi ini.

Perawatan, perbaikan dan pengembangan aplikasi dilakukan untuk menjaga

kualitas dan kestabilan aplikasi.

2.3.2 UML (Unified Modelling Language)

Menurut (Sulistyorini, 2009), UML (Unified Modeling Language) adalah „bahasa‟

pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma „berorientasi

objek'. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan

permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih

mudah dipelajari dan dipahami.

Beberapa literatur menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis

diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang

digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram perwaktuan

digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat

24

dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu

antara lain :

A. Diagram Use-Case (Usecase Diagram)

B. Diagram Kelas (Class Diagram)

C. Diagram Interaksi dan Sequence (Sequence Diagram)

D. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

Berikut penjelasan dari beberapa diagram yang digunakan pada penelitian ini.

A. Diagram Use-Case (Usecase Diagram)

Usecase diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah

sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan

“bagaimana”. Sebuah usecase merepresentasikan sebuah interaksi antara user

dengan sistem. Seorang user adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang

berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Tabel 2. 6 Simbol Usecase Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1

Actor

Menspesifikasikan himpuan peran

yang pengguna mainkan ketika

berinteraksi dengan use case.

2

Dependency

Hubungan dimana perubahan yang

terjadi pada suatu elemen mandiri

(independent) akan mempengaruhi

elemen yang bergantung padanya

elemen yang tidak mandiri

(independent).

3

Generalization

Hubungan dimana objek anak

(descendent) berbagi perilaku dan

struktur data dari objek yang ada di

atasnya objek induk (ancestor).

4

Include Menspesifikasikan bahwa use case

sumber secara eksplisit.

5 Extend Menspesifikasikan bahwa use case

target memperluas perilaku dari use

25

case sumber pada suatu titik yang

diberikan.

6 Association Apa yang menghubungkan antara

objek satu dengan objek lainnya.

7

System Menspesifikasikan paket yang

menampilkan sistem secara terbatas.

8

Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

ditampilkan sistem yang

menghasilkan suatu hasil yang

terukur bagi suatu aktor.

9

Collaboration

Interaksi aturan-aturan dan elemen

lain yang bekerja sama untuk

menyediakan prilaku yang lebih besar

dari jumlah dan elemen-elemennya

(sinergi).

10

Note

Elemen fisik yang eksis saat aplikasi

dijalankan dan mencerminkan suatu

sumber daya komputasi.

B. Diagram Kelas (Class Diagram)

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah

objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

menggambarkan keadaan suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk

memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan

struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain

seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area

pokok, yaitu nama , atribut, dan metoda. Atribut dan metoda dapat memiliki salah

satu sifat berikut :

Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.

Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan.

Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.

26

Tabel 2. 7 Simbol Class Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Generalization

Hubungan dimana objek anak

(descendent) berbagi perilaku dan struktur

data dari objek yang ada di atasnya objek

induk (ancestor).

2 Nary

Association

Upaya untuk menghindari asosiasi dengan

lebih dari 2 objek.

3

Class Himpunan dari objek-objek yang berbagi

atribut serta operasi yang sama.

4

Collaboration

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

ditampilkan sistem yang menghasilkan

suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

5 Realization Operasi yang benar-benar dilakukan oleh

suatu objek.

6 Dependency

Hubungan dimana perubahan yang terjadi

pada suatu elemen mandiri (independent)

akan mempegaruhi elemen yang

bergantung padanya elemen yang tidak

mandiri

7 Association Apa yang menghubungkan antara objek

satu dengan objek lainnya

C. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

Tabel 2. 8 Simbol Activity Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1

Actifity

Memperlihatkan bagaimana masing-masing

kelas antarmuka saling berinteraksi satu

sama lain.

2

Action State dari sistem yang mencerminkan

eksekusi dari suatu aksi.

3 Initial Node Bagaimana objek dibentuk atau diawali.

4 Actifity

Final Node Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan.

5 Fork Node Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah

menjadi beberapa aliran.

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang

sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin

terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat

27

menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object untuk menggambarkan

objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.

D. Diagram Interaksi dan Sequence (Sequence Diagram)

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar

sistem berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram

terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang

terkait). Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek

lainnya. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya

diawali dengan diterimanya sebuah message. Untuk objek-objek yang memiliki

sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untuk objek boundary,

controller dan persistent entity.

Tabel 2. 9 Simbol Sequence Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1

LifeLine Objek entity, antarmuka yang saling

berinteraksi.

2

Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek

yang memuat informasi-informasi tentang

aktifitas yang terjadi

3

Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek

yang memuat informasi-informasi tentang

aktifitas yang terjadi

2.4 Teknik Pengujian Perangkat Lunak

Ada dua macam pendekatan kasus uji yaitu white-box dan black-box. Pendekatan

white-box adalah pengujian untuk memperlihatkan cara kerja dari produk secara

rinci sesuai dengan spesifikasinya. Jalur logika perangkat lunak akan di tes

dengan menyediakan kasus uji yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan

28

pengulangan secara spesifik. Sehingga melalui penggunaan metode ini akan dapat

memperoleh kasus uji yang menjamin bahwa semua jalur pada suatu model telah

digunakan minimal satu kali, penggunaan keputusan logis pada sisi benar dan

salah, pengeksekusian semua loop dalam batasan dan batas operasional

perekayasa, serta penggunaan struktur data internal guna menjamin kebenarannya

(Mustaqbal dkk, 2015).

Pendekatan black-box merupakan pendekatan pengujian untuk mengetahui

apakah semua fungsi perangkat lunak telah berjalan semestinya sesuai dengan

kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan. Kasus uji ini bertujuan untuk

menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya. Teknik

pengujian ini berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, yaitu

melakukan kasus uji dengan mempartisi domain input dan output program.

Metode black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan

serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan

fungsional untuk suatu program. Pengujian ini berusaha menemukan kesalahan

dalam kategori fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface,

kesalahan dalam struktur data, kesalahan kinerja, dan inisialisasi dan kesalahan

terminal (Mustaqbal dkk, 2015).

2.4.1 Equivalence Partitioning

Equivalence Partitioning (EP) merupakan metode black box testing yang

membagi domain masukan dari program kedalam kelas-kelas sehingga test case

dapat diperoleh. Equivalence Partitioning berusaha untuk mendefinisikan kasus

uji yang menemukan sejumlah jenis kesalahan, dan mengurangi jumlah kasus uji

yang harus dibuat. Kasus uji yang didesain untuk Equivalence Partitioning

29

berdasarkan pada evaluasi dari kelas ekuivalensi untuk kondisi masukan yang

menggambarkan kumpulan keadaan yang valid atau tidak. Kondisi masukan dapat

berupa spesifikasi nilai numerik, kisaran nilai, kumpulan nilai yang berhubungan

atau kondisi Boolean (Ageng dkk, 2016).

2.4.2 Probabilitas Klasik

Menurut (Puspitasari dkk, 2013), probabilitas merupakan suatu cara kuantitatif

yang berhubungan dengan ketidakpastian yang telah ada. Probabilitas klasik

disebut juga a priori probability karena berhubungan dengan suatu sistem. Seperti

yang telah disebutkan sebelumnya, istilah a priori berarti “sebelum”. Probabilitas

ini dianggap sebagai suatu jenis permainan seperti pelemparan dadu, permainan

kartu, dan pelemparan koin.

Persamaan probabilitas klasik dalam diagnosis penyakit pada sistem pakar adalah

sebagai berikut :

( ) ( )

Keterangan:

( ) = Peluang terjadinya penyakit A

( ) = Banyaknya gejala penyakit A yang muncul

= Total gejala penyakit A

Probabilitas klasik digunakan untuk mendapatkan peluang kemungkinan dari

suatu penyakit, sehingga untuk menghitung presentase kemungkinan penyakit

adalah :

( ) ( )

30

2.4.3 Skala Likert

Menurut Likert dalam (Ageng dkk, 2016), metode ini merupakan metode

penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar

penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh

distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang

bertindak sebagai kelompok uji coba. Skala Likert adalah skala yang berisi lima

tingkat preferensi jawaban dengan pilihan pada Tabel 2.10 :

Tabel 2. 10 Tingkat Preferensi Jawaban Skala Likert

Angka Preferensi Keterangan Preferensi

1 Sangat Tidak Setuju

2 Tidak Setuju

3 Ragu-Ragu atau Netral

4 Setuju

5 Sangat Setuju

Rumus penentuan presentase penilaian berdasarkan kriteria pada Skala Likert

adalah mengunakan rumus aritmatika mean berikut :

( )( )

Keterangan :

= Presentase pernyataan

= Nilai kualitatif total

= Jumlah responden

= Nilai kategori pernyataan terbaik

Selanjutnya, penentuan interval per kategori dihitung menggunakan rumus

berikut:

Keterangan:

= Interval

= Kategori interval

31

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer pada Fakultas Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam dan Jurusan Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian

Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016

sampai dengan Desember 2017.

3.2 Alat Pendukung

Alat pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Perangkat Keras

1. System Manufacturer: ASUSTeK COMPUTER INC.

2. Processor : Intel® Core™ i3-3217U CPU @1.80GHz

3. Memory : RAM 2048 MB dan harddisk 500 GB

B. Perangkat Lunak

1. Sistem Operasi Windows 7 Home Premium 64 Bit, merupakan sistem

operasi yang terpasang pada laptop yang digunakan dalam pengembangan

sistem.

2. Android Studio, merupakan sebuah Integrated Development Environment

(IDE) untuk pengembangan aplikasi di platform Android.

3. Java Develoment Kid (JDK), merupakan tools pengembang bahasa

pemrograman java.

32

4. Photoshop CS5, digunakan untuk pembuatan tampilan user interface dan

editing atribut gambar.

3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk

mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian sistem pakar

penyakit jagung dengan metode forward chaining digambarkan pada Gambar

3.1.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

3.3.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari aspek-aspek yang berkaitan

dengan penelitian ini, diantaranya adalah mencari jenis-jenis penyakit pada

jagung, gejala-gejala dari penyakit tersebut dan solusinya, mempelajari metode

forward chaining. Data-data yang digunakan dalam studi literatur didapat dengan

cara mengumpulkan jurnal, penelusuran internet, buku yang berkaitan dengan

topik dan wawancara langsung dengan pakarnya.

33

3.3.2 Perumusan Masalah

Tahapan ini merupakan proses merumuskan dan membatasi masalah yang akan

diteliti. Perumusan dan pembatasan masalah diperlukan agar dapat lebih

mengarahkan peneliti dalam membuat sistem sehingga proyek yang dikerjakan

tidak keluar dari batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.3.3 Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu

melalui studi literatur dan wawancara.

A. Studi Literatur

Pada tahapan ini data dikumpulkan melalui berbagai literatur seperti pada

buku, jurnal, ataupun dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian.

B. Wawancara

Pada metode ini dilakukan proses interview atau wawancara kepada para

ahli/pakar. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang tidak ditemukan

pada metode studi pustaka. Selanjutnya data-data yang telah dikumpulkan

disusun menjadi basis aturan yang akan digunakan dalam sistem pakar.

3.3.4 Perancangan Sistem

Perancangan sistem disini berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan

sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan

yang utuh dan berfungsi. Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem

akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini termasuk

mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras

dari suatu sistem sehingga setelah dilakukan instalasi akan benar-benar seperti

rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.

34

3.3.4.1 Perancangan UML (Unified Modelling Language)

Pada penelitian ini, perancangan sistem dilakukan dengan memodelkan

permasalahan dalam bentuk diagram-diagram UML. Proses perancangan sistem

adalah tahap merancang perangkat lunak sebelum melakukan pembuatan program

(coding).

1. Use Case Diagram

Gambar 3. 2 Use Case Diagram

Use case Diagram dibawah ini menggambarkan sistem dari sudut pandang

pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case diagram ini

lebih dipusatkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan

berdasarkan alur atau urutan kejadian. Pada aplikasi ini pengguna dapat

melakukan 5 interaksi antara lain Home, Konslutasi, Data Penyakit,

Bantuan, Tentang aplikasi. Use case diagram aplikasi Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Jagung dapat dilihat pada Gambar 3.2.

2. Activity Diagram

Menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses.

Dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas

35

proses bisnis. Struktur diagram ini mirip flowchart atau Data Flow

Diagram pada perancangan terstruktur. Apabila membuat diagram ini

terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses maka akan membantu

memahami proses secara keseluruhan. Activity diagram dibuat berdasarkan

sebuah atau beberapa use case pada use case diagram.

a. Activity Diagram Konslutasi

Gambar 3. 3 Activity Diagram Konsultasi

Activity diagram Konsultasi dimulai dengan pengguna memilih menu

Konsultasi, selanjutnya pilih menu mulai konsultasi. Maka akan muncul

menu konsultasi gejala dan pengguna menjawab pertanyaan gejala

penyakit jagung. Sistem mencari database penyakit jagung dan

menampilkan hasil diagnosa. Activity diagram Konsultasi disajikan pada

Gambar 3.3.

b. Activity Diagram Data Penyakit

Activity diagram Data Penyakit dimulai dengan pengguna memilih menu

“Data Penyakit”, kemudian sistem akan menampilkan list penyakit jagung.

Pengguna dapat mengetikan nama Penyakit yang akan dicari, jika sudah

36

pilih button “cari”. Activity diagram Data Penyakit dilihat pada Gambar

3.4.

Gambar 3. 4 Activity Diagram Data Penyakit

c. Activity Diagram Bantuan

Activity diagram bantuan dimulai dengan pengguna memilih menu

“Bantuan”, kemudian sistem akan menampilkan informasi yang berkaitan

dengan cara penggunaan aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung.

Activity diagram bantuan disajikan pada Gambar 3.5.

Gambar 3. 5 Activity Diagram Bantuan

37

d. Activity Diagram Tentang

Gambar 3. 6 Activity Diagram Tentang

Activity diagram tentang aplikasi dimulai dengan pengguna memilih menu

“Tentang”, kemudian sistem menampilkan informasi mengenai aplikasi

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung. Activity diagram tentang dapat

dilihat pada Gambar 3.6.

3. Sequence Diagram

Sequence Diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi

antar obyek dan mengindikasikan komunikasi diantara obyek-obyek

tersebut. Diagram ini juga menunjukkan serangkaian pesan yang

dipertukarkan oleh obyek – obyek yang melakukan suatu tugas atau aksi

tertentu. Pada aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung terdapat 4

Sequence diagram yaitu sebagai berikut :

a. Sequence Diagram Konsultasi

Untuk dapat memilih menu “Konsultasi” pengguna harus memilih aplikasi

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung, kemudian otomatis akan menuju

halaman splash screen, selanjutnya akan muncul menu utama aplikasi, dan

user dapat memilih menu “Konsultasi”, kemudian pilih button “mulai

38

konsultasi” dan menjawab pertanyaan gejala penyakit jagung dan sistem

akan memproses database kemudian menampilkan hasil diagnosa

penyakit, gejala dan solusi. Sequence diagram Konsultasi dapat dilihat

pada Gambar 3.7.

Gambar 3. 7 Sequence Diagram Konsultasi

b. Sequence Diagram Data Penyakit

Untuk dapat memilih menu “Data Penyakit” pengguna harus memilih

aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung, kemudian otomatis akan

menuju halaman splash screen, selanjutnya akan muncul menu utama

aplikasi, dan pengguna dapat memilih menu “Data Penyakit”, maka sistem

akan menampilkan daftar penyakit jagung. Kemudian pengguna dapat

mengetikan nama penyakit yang akan dicari lalu sistem akan otomatis

mencari data penyakit yang telah disimpan di database kemudian

39

menampilkan data penyakit jagung sesuai perintah yang di ketikan

sebelumnya. Untuk lebih jelasnya sequence diagram Data Penyakit dapat

dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3. 8 Sequence Diagram Data Penyakit

c. Sequence Diagram Bantuan

Untuk dapat memilih menu “Data Penyakit” pengguna harus memilih

aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung, kemudian otomatis akan

menuju halaman splash screen, selanjutnya akan muncul menu utama

aplikasi, pengguna dapat memilih menu “Bantuan” untuk mengetahui

informasi mengenai cara penggunaan aplikasi, maka sistem akan

menampilkan informasi tersebut. Sequence diagram bantuan disajikan

pada Gambar 3.9.

40

Gambar 3. 9 Sequence Diagram Bantuan

d. Sequence Diagram Tentang

Untuk dapat memilih menu “Data Penyakit” pengguna harus memilih

aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung, kemudian otomatis akan

menuju halaman splash screen, selanjutnya akan muncul menu utama

aplikasi, pengguna dapat memilih menu “Tentang” untuk mengetahui

informasi mengenai informasi aplikasi, maka sistem akan menampilkan

informasi tentang aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung.

Sequence diagram tentang aplikasi disajikan pada Gambar 3.10.

41

Gambar 3. 10 Sequence Diagram Tentang

3.3.4.2 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka merupakan proses penggambaran bagaimana sebuah

tampilan (interface) sistem dibentuk. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit

Jagung dirancang dengan tampilan yang user friendly, sehingga diharapkan dapat

mempermudah pengguna dalam menggunakan aplikasi ini. Dalam Aplikasi ini

terdapat beberapa layout atau form antara lain :

1. Layout Menu Utama

Menu utama berisikan menu-menu pilihan yang dapat digunakan oleh

pengguna. Menu yang terdapat pada menu utama antara lain : menu

Konsultasi, menu Data Penyakit, menu Bantuan, menu Tentang aplikasi, dan

pilihan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Perancangan layout menu

utama aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.11.

42

Gambar 3. 11 Design Layout Menu Utama

2. Layout Menu Konsultasi

Gambar 3. 12 Design Layout Konsultasi

Ketika pengguna memilih menu “Konsultasi”, maka akan muncul 3 button

pilihan yaitu konsultasi pada bagian daun, konsultasi pada bagian batang, dan

konsultasi pada bagian tongkol. Perancangan layout menu Konsultasi dapat

dilihat pada Gambar 3.12.

43

Sub-sub menu pada layout “Konsultasi” memiliki rincian sebagai berikut :

a. Layout Sub Menu Konsultasi Gejala

Pada Gambar 3.13 perancangan layout sub menu ini user menjawab

pertanyaan yang disediakan, kemudian jawaban pengguna disimpan untuk

di proses. Data digunakan untuk menampilkan pertanyaan yang terkait

dengan jawaban yang diberikan pengguna dan menyimpan aturan analisa

kemungkinan penyakit jagung. Pengguna tinggal menekan button “YA”

atau “TIDAK” untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh

sistem.

Gambar 3. 13 Design Layout Konsultasi Gejala

b. Layout Sub Menu Hasil Diagnosa Penyakit

Pada sub menu ini menampilkan hasil diagnosa penyakit yang diderita

tanaman jagung setelah user memilih pertanyaan gejala, serta

menampilkan persentase kemungkinan terjangkitnya penyakit tersebut.

Perancangan layout Sub Menu Hasil Diagnosa Penyakit dan persentase

terjangkitnya penyakit dapat dilihat pada Gambar 3.14.

44

Gambar 3. 14 Design Layout Hasil Diagnosa

3. Layout Menu Data Penyakit

Pada Gambar 3.15 layout menu Data Penyakit dapat dilihat ketika user

memilih menu data penyakit, pengguna dapat langsung melihat daftar nama

penyakit jagung dan mencari jenis penyakit jagung, dengan menekan kolom

teks search pengguna harus memasukkan nama penyakit kemudian tekan

tombol “cari” untuk melakukan perintah.

Gambar 3. 15 Design Layout Data Penyakit

45

4. Layout Halaman Detail Penyakit

Gambar 3. 16 Design Layout Halaman Detail Penyakit

Halaman Detail Penyakit menampilkan detail penyakit yang diderita dan

memberikan informasi tentang gambar penyakit, nama penyakit, keterangan,

gejala penyakit, dan memberikan solusi penanganannya. User dapat melihat

apa penyakit yang di derita jagung dan cara penanganannya. Rancangan

halaman Detail Penyakit disajikan pada Gambar 3.16.

5. Layout Menu Bantuan

Gambar 3. 17 Design Layout Bantuan

46

Ketika user memilih menu “Bantuan” maka akan terlihat informasi mengenai

cara penggunaan aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung.

Perancangan layout menu Bantuan dapat dilihat pada Gambar 3.17.

6. Layout Menu Tentang

Ketika user memilih menu “Tentang” maka akan terlihat informasi mengenai

aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jagung. Pada layout ini terdapat 2

(dua) Button yang dapat pengguna gunakan untuk memberikan kitik dan saran

melalui email developer dan google play. Perancangan layout menu Tentang

dapat dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3. 18 Design Layout Tentang

3.4 Metode Pengujian Sistem

Metode pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua elemen perangkat

lunak yang dibuat, agar mengetahui apakah sistem sudah sesuai dengan yang

diharapkan. Pendekatan kasus uji dalam penelitian ini adalah pengujian black box

dengan metode Equivalence Partitioning (EP). Pengujian ini dilakukan dengan

membagi domain masukan dari program ke dalam kelas-kelas sehingga test case

47

dapat diperoleh. EP berusaha untuk mendefinisikan kasus uji yang menemukan

sejumlah jenis kesalahan, dan mengurangi jumlah kasus uji yang harus dibuat. EP

didasarkan pada premis masukan dan keluaran dari suatu komponen yang dipartisi

ke dalam kelas-kelas, menurut spesifikasi dari komponen tersebut, yang akan

diperlakukan sama (ekuivalen) oleh komponen tersebut. Pada pengujian ini harus

diyakinkan bahwa masukan yang sama akan menghasilkan respon yang sama pula.

Alasan menggunakan metode EP pada pengujian aplikasi Sistem Pakar Penyakit

Jagung ini adalah karena metode ini dapat digunakan untuk mencari kesalahan

pada fungsi yang diberikan ke aplikasi dan dapat mengetahui kesalahan pada

interface aplikasi sehingga dapat mengurangi masalah terhadap nilai masukan.

Berikut ini merupakan rancangan daftar pengujian yang disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Tabel Daftar Pengujian

No Kelas

Uji

Daftar

Pengujian

Skenario Uji Hasil yang Diharapkan

1.

Versi

Android

Pengujian

Kompatibilitas

Versi Operatif

System Android

Pengujian pada

Android Versi 4.3

(Jelly Bean)

Kompatibel dengan

Android Versi 4.3 (Jelly

Bean)

Pengujian pada

Android Versi 4.4

(Kit-Kat)

Kompatibel dengan

Android Versi 4.4 (Kit-

Kat)

Pengujian pada

Android Versi 5.0

(Lollipop)

Kompatibel dengan

Android Versi 5.0

(Lollipop)

Pengujian pada

Android Versi 6.0

(Marshmallow)

Kompatibel dengan

Android Versi 6.0

(Marshmallow)

48

Tabel 3. 1 Tabel Daftar Pengujian (Lanjutan)

No Kelas Uji Daftar

Pengujian

Skenario Uji Hasil yang Diharapkan

1. Resolusi

Layar dan

Densitas

Layar

Pengujian

Resolusi

Layar dan

Densitas

Layar pada

android

Pengujian

pada android

dengan

resolusi 4 inch

Tampilan terlihat sesuai atau

baik pada android dengan

resolusi 4 inch

Pengujian

pada android

dengan

resolusi 4,5

inch

Tampilan terlihat sesuai atau

baik pada android dengan

resolusi 4,5 inch

Pengujian

pada android

dengan

resolusi 5 inch

Tampilan terlihat sesuai atau

baik pada android dengan

resolusi 5 inch

Pengujian

pada android

dengan

resolusi 5,5

inch

Tampilan terlihat sesuai atau

baik pada android dengan

resolusi 5,5 inch

User

Interface

Pengujian

pada icon

Pakar

Jagung

Klik icon

Pakar Jagung

pada

perangkat

android

Menampilkan halaman utama

aplikasi

Pengujian

pada menu

utama

aplikasi

PAKAR

JAGUNG

Klik tombol

menu

“Konsultasi

Gejala”

Menampilkan layout Konsultasi

Gejala

Klik tombol

menu “Data

Penyakit”

Menampilkan layout Data

Penyakit

Klik tombol

menu

“Bantuan”

Menampilkan layout menu

Bantuan

Klik tombol

menu

“Tentang”

Menampilkan layout menu

Tentang

49

Tabel 3. 1 Tabel Daftar Pengujian (Lanjutan)

No Kelas Uji Daftar

Pengujian

Skenario Uji Hasil yang Diharapkan

1. Fungsi

layout

menu Data

Penyakit

Pengujian

Pencarian

database

Penyakit

Jagung

Klik tombol

menu “Cari

Penyakit”

Menampilkan kolom teks search

dan layout masukan

Klik tombol

“Cari”

Menampilkan daftar nama

penyakit

2. Fungsi

layout

menu

Konsultasi

Pengujian

pada layout

Konsultasi

Klik tombol

menu

“Konsultasi”

Menampilkan sub menu pilihan

bagian tanaman jagung (daun,

batang, dan tongkol).

Pengujian

pada menu

Konsultasi

Klik sub menu

konsultasi

gejala

Menampilkan layout pertanyaan

yang disediakan sistem

Klik sub menu

hasil diagnosa

penyakit

Menampilkan hasil diagnosa

penyakit yang diderita jagung dan

memberikan informasi tentang

penyakit tersebut dan solusi

penanganannya.

3. Fungsi

pada menu

“Bantuan”

Pengujian

pada menu

Bantuan

Klik tombol

“Bantuan”

Menampilkan layout mengenai

cara menggunakan aplikasi.

4. Fungsi

pada menu

Tentang

Pengujian

pada menu

Tentang

Klik icon

“Email”

Menampilkan halaman email

pengembang.

Klik icon

“Google Play”

Masuk ke akun halaman Google

Play untuk aplikasi Sistem Pakar

Jagung

83

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut :

1. Telah berhasil dibangun Aplikasi “Sistem Pakar Jagung” yang dibuat sebagai

sarana penunjang untuk membantu masyarakat umum dan petani dalam

mengidentifikasi penyakit jagung yang disebabkan oleh Cendawan (jamur),

berdasarkan gejala-gejala yang diberikan.

2. Sistem pakar yang dibangun dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan

petani untuk mengetahui informasi tentang penyakit jagung.

3. Hasil pengujian fungsional menunjukan bahwa sistem pakar yang dibangun

telah berjalan sesuai yang diharapkan.

4. Berdasarkan penilaian penggunaan aplikasi melalui pengisian kuisioner, dapat

disimpulkan bahwa aplikasi “Sistem Pakar Jagung” memperoleh presentase

penilaian rata-rata sebesar 84,85% (sangat baik) menurut pakar jagung,

85,85% (sangat baik) menurut mahasiswa pertanian, 89,14% (sangat baik)

menurut mahasiswa ilmu komputer, dan 92,85% (sangat baik) menurut petani

jagung.

84

5.2 Saran

Beberapa saran yang diberikan setelah dilakukan penelitian ini untuk

pengembangan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. Penambahan data-data penyakit jagung yang disebabkan oleh cendawan

(jamur) yang lebih lengkap.

2. Penyempurnaan desain user interface aplikasi.

3. Penyederhanaan bahasa pada deskripsi dan solusi penyakit agar lebih mudah

dimengerti.

85

DAFTAR PUSTAKA

Ageng, A. P, Aristoteles, dan Diantari, R. 2016. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit

Pada Ikan Budidaya Air Tawar Dengan Metode Forward Chaining Berbasis

Android. Jurnal Komputasi. Vol. 4, No. 1, pp. 92-98.

Aristoteles, Adhianto, K., dan Abdullah, P. P. 2016. Sistem Pakar Untuk

Mendiagnosa Penyakit Pada Ayam Dengan Metode Certainty Factor Berbasis

Android. Jurnal Komputasi. Vol .4, No. 1.

Aristoteles, Wardiyanto, dan Pratama, A. A. 2015. Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit Pada Ikan Budidaya Air Tawar dengan Metode Forward Chaining.

Jurnal Komputasi. Vol. 3, No. 2.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2013. Data Jagung di Provinsi Lampung.

[Online]. https://lampung.bps.go.id/.

Cahyono, G.R, dan Riadi, J. 2013. Implementasi Certainty Factor Pada Sistem

Pakar Untuk Diagnosa Hama Dan Penyakit Tanaman Jagung Menggunakan Sms

Gateway. Jurnal INTEKNA. Vol. 1, No. 2, pp. 131-136.

Dewi, P. S, dan Lestari, R. D. 2015. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ikan Koi

Dengan Metode Bayes. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

ISSN : 2089-9033. Vol. 4, No. 1.

Gebhardt, S. E, dan Thomas, R. G. 2002. Nutritive Value of Foods. U.S.

Department of Agriculture: Agricultural Research Service, Home and Garden

Bulletin 72.

Iriany, R.N, Yasin, M, dan Takdir, A. 2016. Asal, Sejarah, Evolusi, dan

Taksonomi Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealis, Maros, Vol. 11.

Kurmasela, G.P, dan Sevani, G.N. 2015. Aplikasi Diagnosa Gizi Buruk Pada

Balita Menggunakan Metode Pembobotan (Studi Kasus: Kecamatan Nusaniwe,

Kota Ambon). ComTech. Vol. 6, No. 1.

Madeso, L.K, Don R, dan Batmetan, J.R. 2015. Rancang Bangun Sistem Pakar

Penentuan Status Gizi pada Balita menggunakan Metode Forward Chaining. E-

Jurnal Sariputra. Vol. 2, pp. 16-24.

Mariana, N, Gernowo, R, dan Noranita, B. 2012. Penerapan Model Certainty

Factor Untuk Mendeteksi Gejala Kanker Mulut Rahim. Jurnal Sistem Informasi

Bisnis. Vol. 3.

86

Mukhtar, N. dan Samsudin. 2015. Sistem Pakar Diagnosa Dampak Penggunaan

Softlens Menggunakan Metode Backward Chaining. Jurnal Buana Informatika.

Vol. 6, No. 1, pp. 21-30.

Munanda, E dan Prihatin, N. 2013. Perancangan Sistem Pakar Untuk

Mendiagnosa Penyakit Tanaman Jagung Menggunakan Fuzzy Mcdm Berbasis

Web. Jurnal Litek (ISSN: 1693-8097). Vol. 10, No. 2, pp. 113-117.

Mustaqbal, M.S, Firdaus, Roeri, F, dan Rahmadi, H. 2015. Pengujian Aplikasi

Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus:

Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN). JITTER - Jurnal Ilmiah Teknologi

Informasi Terapan. Vol. 1, No. 3.

Nugraha, U. 2010. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Tanaman Jagung. Jurnal

ISSN 2085-7993, pp. 1-9.

Oktaviana, S, Arifin, S.P dan Surya, I. 2012. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit

Ginjal Menggunakan Metode Hill Climbing. Jurnal Teknik Informatika. Vol. 1.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Buletin Konsumsi Pangan. Vol.

5, No. 3.

Puspitasari, A.M, Suhartono, dan Artantya, K. 2013. Sistem Pakar Berbasis Web

Dengan Metode Probabilitas Klasik Untuk Diagnosa Penyakit Tuberkolosis Pada

Manusia Dewasa. Jurnal Masyarakat Informatika. Vol. 4, No. 7.

Rosadi, D, dan Hamid, A. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi

Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal Computech and Bisnis ISSN

2442-4943. Vol. 8, No. 1, pp. 43-48.

Semangun, H. 1993. PENYAKIT-PENYAKIT TANAMAN PANGAN DI

INDONESIA. Bulak Sumur, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sitompul, S. M. 2015. NUTRISI TANAMAN: Diagnosis Defisiensi Nutrisi

Tanaman. Malang: Universitas Brawijaya.

Sulistyorini, P. 2009. Pemodelan Visual Dengan Menggunakan UML dan

Rational Rose. Jurnal Teknologi dan Informasi DINAMIK. Vol. XIV, No. 1.

Tarigan, F.A. 2013. Sistem Pakar Untuk Penyusunan Jadwal Kuliah Berbasis

Forward Chaining. Jurnal TIME. Vol. II, No. 2.

Tuswanto, dan Fadlil, A. 2013. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Hama Dan

Penyakit Tanaman Bawang Merah Menggunakan Certainty Factor. Jurnal

Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197. Vol. 1, No. 1.

Wijaya, A.E. 2013. Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendiagnosa Penyakit

Pada Hewan Kurban Menggunakan Backward Chaining. Jurnal Teknologi

Informasi dan Komunikasi STMIK Subang.


Recommended