+ All Categories
Home > Documents > Ske a Blok 17 Kelompok 3

Ske a Blok 17 Kelompok 3

Date post: 06-Apr-2018
Category:
Upload: suryadi-voo
View: 231 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 36

Transcript
  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    1/36

    1

    Skenario A

    Mrs. Ani, 30 years old, G5P4A0, attends a routine antenatal appointment at 31 weekss

    gestation. She has married at 20 years old. All spontaneous vaginal deliveries at term. Her

    fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by a postpartum haemorrhage

    (PPH) requiring a 4 unit blood transfusion.

    She is referred by midwife to doctor ( public health centre) with possibility of breech

    presentation. The mother complains of malaise and dizzy. Due to her economisc condition,

    she admits that during her pregnancy she only eats some food that she can afford to buy. She

    feels generally tired and attributes this to caring for her four young children. She reports good

    fetal movements (more than 10 per day).

    You act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case.

    In the examinations findings:

    Height = 150 cm; Weight = 45 kg; Blood pressure = 120/70 mmHg; Pulse = 106 x/m; RR =

    22 x/m.

    Palpebral conjunction looked pale

    Outer examination : hard parts are palpabled in the right sides of mothers abdomen.

    Haemoglobin 7,8 g/dL

    Mean Cell Volume 68 fL

    Mean Corpuscular Hemogloboin Concentration 28 g/dL

    Serum Iron Level 32 g/dL

    Total Iron Binding Capacity 510 mg/dL

    White Cell Conut 11.200/L

    Platelets 237.000/L

    Urynalisis : negative

    Blood group : A negative

    No atypical antibodies detected.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    2/36

    2

    I. KLARIFIKASI ISTILAHa. Antenatal : sebelum kelahiran1b. Atterm : cukup bulan (37-42 minggu)c. G5P4A0 : hamil sudah 5 kali, melahirkan sudah 4 kali, abortus tidak pernah.d. Postpartum Haemorrhage (PPH) : perdarahan yang segera terjadi setelah melahirkane. Breech presentation : presentasi bokongf. Malaise : perasaan yang tidak jelas dan ketidaknyamanan 1g. Dizzy : gangguan perasaan dari terhadap ruangan1h. Fetal movement : pergerakan janin

    II. IDENTIFIKASI MASALAHa. Nyonya Ani berumur 30 tahun, G5P4A0, dengan usia kehamilan 31 minggu dirujuk

    ke dokter dengan kemungkinan presentasi bokong.

    b. Ny. Ani mengeluh malaise dan dizzy serta merasakan kelelahan mengurus ke-4anaknya.

    c. Riwayat :- Ny. Ani menikah pada usia 20 tahun- Melahirkan ke-4 anaknya dengan spontan per vaginam dan cukup bulan- Anak ke-4 berumur 18 bulan dan pada saat dilahirkan terjadi PPH dan Ny. Ani

    membutuhkan transfusi 4 kantung darah.

    - Kondisi ekonomi yang jelek sehingga hanya makan makanan yang mampu ia beliselama kehamilan

    d. Ny. Ani menyatakan adanya pergerakan fetus yang baik (> 10 per hari)e. Pemeriksaan fisikf. Pemeriksaan laboratorium

    III.ANALISIS MASALAHa. Bagaimana anatomi organ reproduksi pada wanita saat kehamilan? sintesisb. Bagaimana fisiologi kehamilan ? sintesisc. Bagaimana posisi janin selama kehamilan ? sintesisd. Apa saja yang dapat menyebabkan presentasi bokong?

    - Fetus : kembar, prematuritas, hidrosefalus, anensefalus, kaki menjungkit,hidramnion dan oligohidramnion.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    3/36

    3

    - Uterus : grandemultipara, plasenta previa ,dan kelainan bentuk uterus.- Faktor habitual : keturunan dan kecenderungan individual5.

    e. Bagaimana hubungan keadaan presentasi bokong dengan riwayat kehamilan danpersalinan Ny. Ani ?

    Letak janin di dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap

    ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air

    ketuban relative masih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan

    leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri pada presentasi kepala, letak

    sunsang ataupun letak lintang. Sehingga pada kehamilan tidak cukup bulan,

    presentasi bokong terjadi lebih sering.

    Faktor faktor lain yang memegang peranan penting dalam terjadinya letak

    sunsang diantaranya adalah kehamilan multi para,hamil kembar,

    hidraamnion,hidrosefalus,plasenta pravia dan panggul sempit.

    Dalam kasus ini, kehamilan Mrs Ani masih berada dalam usia 31 minggu sehingga

    janin masih bisa berubah letak secara alamiah maupun diinduksi menggunakan

    oksitosin2,3

    .

    f. Apa saja keluhan yang biasa muncul pada ibu hamil pada trimester III ? 5- Punggung pegal- Posisi tidur yang tidak nyaman- Kecemasan- Sering buang air kecil dan buang air besar- Gangguan psikis- Hemoroid- Kaki bengkak

    g. Bagaimana hubungan riwayat PPH pada persalinana anak ke-4 dengan kehamilannyasekarang ?

    Tidak ada hubungannya dengan presentasi bokong pada kehamilan ke-4 ini. Namun,

    adanya riwayat perdarahan postpartum sebelumnya, memperbesar kemungkinan

    untuk terjadi perdarahan pada persalinan ke-5 ini.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    4/36

    4

    h. Bagaimana hubungan keluhan Ny. Ani seperti malaise, pusing dan kelelahan dengankehamilannya ?

    Malnutrisi

    Asupan Fe

    Absorbsi Fe Ibu Hamil

    Defisiensi Fe Kehilangan Fe Meningkat

    Sintesis Hb

    Transpor O2 ke jaringan

    Malaise dan Dizzy

    i. Bagaimana asupan gizi untuk ibu hamil ?Makanan untuk ibu hamil harus benar diperhatikan. Kekurangan nutrisi dapat

    menyebabkan anemia,abortus,partus prematorus,inertia uteri,pendarahan pasca

    kelahiran,sepsis pueperalis dan lain lain. Sedangkan makan berlebihan, dapat

    mengakibatkan komplikasi seperti geuk,preeklamsia,janin besar dan sebagainya. Zat

    zat yang diperlukan oleh wanita hamil adalah protein, karbohidrat, zat lemak,

    mineral atau bermacam macam garam terutama kalsium, fosfor, dan zat besi

    (fe),Vitamin serta air2,5

    .

    Yang penting dalam pengaturan gizi ibu hamil adalah (1) cara mengatur makan (2)

    cara pengolahan menu makanan.

    Zat gizi Fungsi Sumber makanan

    Protein (65 gram) Membantu pertumbuhan dan

    perbaikan

    jaringan, regulasi enzim dan

    hormon,

    membantu fungsi antibodi, dan

    Daging, telur, produk

    susu, kacang,

    produk kedelai (tahu)

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    5/36

    5

    esensial

    untuk pembentukan sel darah

    merah

    Kalsium (1gram) Membantu pertumbuhan tulang

    dan gigi

    janin

    Produk susu, sayuran

    berdaun hijau, tahu,

    kacang

    Asam Folat (400

    mikrogram)

    Diperlukan untuk pembentukan sel

    darah dan protein. Membantu

    fungsi enzim tertentu

    Hati, telur, brokoli,

    kacang, jeruk, padi-

    padian, buncis

    Zat Besi (17 g) Sumber pembuatan sel darah merah

    yang mengangkut oksigen dan

    nutrisi untuk janin

    Hati, unggas, ikan ,

    daging, kuning telur,

    sayuran berdaun hijau,

    kacang, buah kering

    Magnesium (320

    mg)

    Magnesium dibutuhkan untuk

    pertumbuhan tulang dan gigi,

    embantu

    fungsi sistim saraf, dan

    metabolisme

    energi

    Coklat, seafood,

    buncis, kacang, padi-

    padian

    Riboflavin (1,3

    mg)

    Membentuk sel darah merah,

    penghasilan antibodi, melegakan

    keletihan mata dan penting dalam

    pencegahan dan perawatan katarak

    serta membantu metabolisme

    lemak dan protein

    Keju, putih telur, susu,

    daging, bayam, biji-

    bijian dan yoghurt

    Vitamin A (6000

    iu)

    Membentuk kulit yang sehat dan

    membantu penglihatan. Membantu

    pertumbuhan tulang

    Wortel, ubi kuning,

    kentang

    Vitamin B6 (2,2

    mg)

    Membantu membentuk sel darah

    merah,

    membantu tubuh menggunakan

    protein,

    lemak, dan karbohidrat,

    Hati, padi-padian,

    daging

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    6/36

    6

    Vitamin B kompleks berguna untuk

    menjaga sistem saraf, otot dan

    jantung agar berfungsi secara

    normal.

    Vitamin E (10 mg) Vitamin E melindungi sel darah

    merah dan membantu mencegah

    penghancuran dari vitamin A dan

    C

    Ikan, telur, susu,

    daging, sereal,

    margarin

    Vitamin C (90 mg) Menjaga kesehatan gusu, gigi, dan

    tulang. Membantu tubuh menyerap

    zat besi

    Jeruk, tomat, strawberi,

    brokoli

    Vitamin D (600 iu) Berguna untuk pertumbuhan dan

    pembentukan tulang bayi

    minyak hati ikan,

    kuning telur dan susu.

    Zinc (15 mg) Diperlukan untuk pertumbuhan

    jaringan,

    reproduksi sel, dan perbaikan

    jaringan

    Seafood, susu, kacang,

    daging, buncis

    j. Apa kemungkinan dampak terhadap ibu dan janin akibat asupan gizi yang kurang ?Terhadap Ibu

    Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada

    ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

    normal, pertumbuhan tidak proporsional serta perkembangan yang tidak

    adekuat dan terkena penyakit infeksi.

    Terhadap Persalinan

    Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

    persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

    pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

    meningkat.

    Terhadap Janin

    Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

    janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    7/36

    7

    neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati

    dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

    k. Bagaimana cara pemeriksaan dan interpretasi fetal movement ?Gerakan fetus bisa berupa tendangan dan gerakan memutar.

    1. Teknik CardiffIbu dalam keadaan berbaring atau duduk, berkonsentrasi menghitung gerakan

    janin sampai 10. Jika dalam 12 jam (9 pagi s/d 9 malam) gerakan janin tidak

    mencapai 10 kali, maka perlu segera diperiksakan ke dokter.

    2. Teknik Sadovsky1 jam setelah makan Ibu berbaring, jika memungkinkan, dan berkonsentrasi pada

    gerakan janin. 4 gerakan harus dirasakan dalam 1 jam. Jika dalam 1 jam gerakan

    tidak mencapai 4 kali, maka lakukan lagi penghitungan pada 1 jam berikutnya.

    Jika gerakan janin tetap kurang dari 4 kali, maka segera periksakan ke dokter.

    Jadi, pada kasus ini pergerakan janinnya normal.

    l. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan fisik ?Tinggi dan Berat Badan

    Tinggi badan : 150 cm Termasuk tinggi ideal untuk ibu hamil. ( Tg ibu hamil ideal

    >145 cm)

    Berat badan : 45 kg Underweight.

    Dengan BB 45 kg pada usia 32 minggu kehamilan , maka dapat diprediksikan BB

    ibu ini sebelum hamil lebih rendah dari ini (< 45 kg). Sedangkan, BB ideal calon ibu

    saat mulai kehamilan berkisar antara 45 kg65 kg.

    BB yang underweight dapat beresiko dimana pertumbuhan bayi akan terhambat,

    ancaman kelahiran premature, dan cacat pada bayi.

    Kenaikan BB yang dianjurkan untuk :

    Ibu underweight : 0,5kg/minggu.

    Ibu normal : 0,4kg/minggu

    Ibu obes : 0,3kg/minggu

    (untuk proporsi TB/BB ibu ini mengalami kekurangan nutrisi

    Ditinjau dari tinggi badan cenderung pendek yang mudah berisiko mengalami

    distosia.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    8/36

    8

    Vital sign

    a. Tekanan darah : 120/70 mm/hg Normalb. Heart rate : 106 x/m Tachycardia ( N : 60-100x/m)

    c. Respiration rate : 22 x/m Normal ( N : 16-24 x/m)

    Palpebral conjunctival

    looked pale menandakan adanya anemia

    Pemeriksaan luar

    teraba bagian keras di sisi kanan abdomen ibu.

    Bagian keras ini kemungkinan merupakan kepala janin yang terletak di sisi

    kanan abdomen ibu, maka dapat diduga terjadinya letak sungsang pada janin.

    m. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan laboratorium ? 7Konsentrasi Kasus Keterangan

    Hemoglobin (g/dl) < 11 g / dl 7,8 Anemia berat

    MCV 80-95 fl 68 fl Anemia defisiensi besi

    MCHC 32-36 g/ dl 28 g / dL

    Serum Besi 50-150 ug / dL 32 ug/ dL

    TIBC 250-400 mg/dL 510 mg/ dL

    Leukosit 5000-12.000 /L 11.200 / L Normal

    Platelet 150.000-450.000 /L 237.000 / L Normal

    n. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan ?1. Presentasi bokong

    Untuk memastikan presentasi bokong, bisa dilakukan pemeriksaan USG.

    Dengan USG juga dapat diperiksa taksiran berat janin, penilaian volume air

    ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi

    kepala, kelainan congenital, dan kesejahteraan janin.

    2. Anemia defisiensi besiSedangkan untuk anemia defisiensi besi bisa dilakukan pemeriksaan darah dan

    sumsum tulang.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    9/36

    9

    Pemeriksaan Laboratorium

    a) Hemoglobin (Hb)Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

    alat sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan minimal 2 kali selama

    kehamilan, yaitu trimester I dan III.

    b) Penentuan Indeks Eritrositc) Mean Corpusculer Volume (MCV)

    MCV adalah volume rata-rata eritrosit, MCV akan menurun apabila

    kekurangan zat besi semakin parah, dan pada saat anemia mulai berkembang..

    d) Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)e) Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC)f) Pemeriksaan Hapusan Darah Periferg) Luas Distribusi Sel Darah Merah (Red Distribution Wide = RDW)

    . RDW merupakan variasi dalam ukuran sel merah untuk mendeteksi tingkat

    anisositosis yang tidak kentara. Kenaikan nilai RDW merupakan manifestasi

    hematologi paling awal dari kekurangan zat besi, serta lebih peka dari besi

    serum, jenuh transferin, ataupun serum feritin. MCV rendah bersama dengan

    naiknya RDW adalah pertanda meyakinkan dari kekurangan zat besi, dan

    apabila disertai dengan eritrosit protoporphirin dianggap menjadi diagnostik.

    Nilai normal 15 %.

    h) Eritrosit Protoporfirin (EP)EP diukur dengan memakai haematofluorometer yang hanya membutuhkan

    beberapa tetes darah dan pengalaman tekniknya tidak terlalu dibutuhkan. EP

    naik pada tahap lanjut kekurangan besi eritropoesis, naik secara perlahan

    setelah serangan kekurangan besi terjadi. Keuntungan EP adalah stabilitasnya

    dalam individu, sedangkan besi serum dan jenuh transferin rentan terhadap

    variasi individu yang luas. EP secara luas dipakai dalam survei populasi

    walaupun dalam praktik klinis masih jarang.

    i) Besi Serum (Serum Iron = SI)Besi serum yang rendah ditemukan setelah kehilangan darah maupun donor,

    pada kehamilan, infeksi kronis, syok, pireksia, rhematoid artritis, dan

    malignansi. Besi serum dipakai kombinasi dengan parameter lain, dan bukan

    ukuran mutlak status besi yang spesifik.

    j) Serum Transferin (Tf)

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    10/36

    10

    Transferin adalah protein tranport besi dan diukur bersama -sama dengan besi

    serum. Serum transferin dapat meningkat pada kekurangan besi dan dapat

    menurun secara keliru pada peradangan akut, infeksi kronis, penyakit ginjal

    dan keganasan.

    k) Transferrin Saturation (Jenuh Transferin)Jenuh transferin adalah rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi,

    merupakan indikator yang paling akurat dari suplai besi ke sumsum tulang.

    Penurunan jenuh transferin dibawah 10% merupakan indeks kekurangan

    suplai besi yang meyakinkan terhadap perkembangan eritrosit. Tingkat jenuh

    transferin yang menurun dan serum feritin sering dipakai untuk mengartikan

    kekurangan zat besi.

    Jenuh transferin dapat diukur dengan perhitungan rasio besi serum dengan

    kemampuan mengikat besi total (TIBC), yaitu jumlah besi yang bisa diikat

    secara khusus oleh plasma.

    l) Serum FeritinSerum feritin adalah reaktan fase akut, dapat juga meningkat pada inflamasi

    kronis, infeksi, keganasan, penyakit hati, alkohol. Serum feritin diukur dengan

    mudah memakai Essay immunoradiometris (IRMA), Radioimmunoassay

    (RIA), atauEssay immunoabsorben (Elisa).

    m)Pemeriksaan sumsum tulang

    o. Apa diagnosis dan bagaimana cara mendiagnosisnya ?p. Apa etiologi, epidemiologi dan faktor resiko ? sintesisq. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis pada kasus ? sintesisr. Apa saja manifestasi klinis ? sintesiss. Bagaimana tatalaksana dan tindakan preventif kasus ini ? sintesist. Apa prognosis pada kasus ? sintesisu. Apa komplikasinya ? sintesisv. Apa Kdu ?

    Breech presentation = 2

    Anemia defisiensi besi = 4

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    11/36

    11

    IV. HIPOTESISNy. Ani berumur 30 tahun, G5P4A0 dengan usia kehamilan 31 minggu dengan

    presentasi bokong mengalami anemia defisiensi besi dengan riwayat PPH pada partus

    ke-4.

    V. KERANGKA KONSEP

    Multiparitas

    Kurang asupan nutrisi

    Faktor ekonomi

    Anemia defisiensi besi

    Hemodelusi

    Perubahan uterus

    (tonus otot lemah)

    Ny. Ani, 30 th, G5P4A0, 31

    minggu gestasi

    Presentasi bokong

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    12/36

    12

    VI. SINTESIS MASALAHA. Fisiologi kehamilan

    Perkembangan Konseptus

    zigot mengalami pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16 sel blastomer),

    kemudian menjadi blastokis (terdapat cairan di tengah) yang mencapai uterus, dan

    kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-7).

    Setelah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut janin. Konseptus ialah semua jaringan

    konsepsi yang membagi diri menjadi berbagai jaringan embrio, korion, amnion dan

    plasenta.

    Embrio dan janin

    Dalam beberapa jam setelah ovulasi akan menjadi fertilisasi di ampula tuba.

    Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara klinik pada usia

    gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak sebagai kantong gestasi berdiameter 1

    cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6 dari haid terakhir usia

    konsepsi 4 minggu embrio berukuran 5mm, kantong gestasi berukuran 2-3cm.

    Pada saat itu akan tampak denyut jantung secara USG. Pada akhir minggu ke-8 usia

    gestasi6 minggu usia embrioembrio berukuran 22-24 mm, di mana akan tampak

    kepala yang relatif besar dan tonjolan jari. Gangguan atau teratogen akan mempunyai

    dampak berat apabila terjadi pada gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih pada

    minggu ke-3.

    Berikut ini akan diungkapkan secara singkat hal-hal yang utama dalam

    perkembangan organ dan fisiologi janin

    Usia

    Gestasi

    Organ

    6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah

    terbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh

    7 Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah

    8 Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genitalia eksterna. Sirkulasi

    melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk

    9 Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk muka janin, kelopak

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    13/36

    13

    mata terbentuk namun tak akan membuka sampai 28 minggu

    13-16 Janin berukuran 15cm. Ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit

    janin masih transparan telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin). Janin

    bergerak aktif yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah

    terbentuk mekonium (faeses) dalam usus. Jantung berdenyut 120-

    150/menit.

    17-24 Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi

    oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks.

    25-28 Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, di mana terdapat

    perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan

    dan fungsi tubuh, mata sudah membuka. Kelangsungan hidup pada

    periode ini sangat sulit bila lahir.

    29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup (50-70%). Tulang

    telah terbentuk sempurna, gerakan napas telah reguler, suhu relatif

    stabil.

    33-36 Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai berkurang,

    pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan dapat hidup tanpa

    kesulitan.

    38-40 Sejak 38 minggu kehamila disebut aterm, di mana bayi akan meliputi

    seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas

    normal.

    Sistem Kardiovaskuler

    Mengingat semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilikal, maka

    sirkulasi menjadi khusus. Tali pusat berisi satu vena dan 2 arteri. Vena ini

    menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteri

    menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah ke arah plasenta untuk dibersihkan

    dari sisa metabolisme.

    Perjalanan darah dari plasenta melalui vena umbilikal adalah sebagai berikut.

    Setelah melewati dinding abdomen, pembuluh vena umbilikal mengarah ke atas

    menuju hati, membagi menjadi 2 yaitu sinus porta ke kananmemasok darah ke hati

    dan duktus venosus yang berdiameter lebih besar, akan bergabung dengan vena

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    14/36

    14

    kava inferior masuk ke atrium kanan. Darah yang masuk ke jantung kanan ini

    mempunyai kadar oksigen seperti arterimeski bercampur sedikit dengan darah dari

    vena kava.

    Darah ini akan langsung menyemprot melalui foramen ovale pada septum,

    masuk ke atrium kiri dan selanjutnya melalui ventrikel kiri akan menuju aorta dan

    seluruh tubuh. Darah yang berisi banyak oksigen itu terutama akan memperdarahi

    organ vital jantung dan otak. Adanya krista dividens sebagai pembatas pada vena

    kava, memungkinkan sebagian besar darah bersih dari duktus venosus langsung akan

    mengalir ke arah foramen ovale. Sebaliknya, sebagian kecil akan mengalir ke arah

    ventrikel kanan.

    Darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke arah paru. Karena paru belum

    berkembang, sebagian besar darah dari jantung kanan melalui arteri pulmonalis akan

    dialirkan ke aorta melalui suatu pembuluh darah duktus arteriosus. Darah itu akan

    bergabung di aorta descending, bercampur dengan darah bersih yang akan dialirkan

    ke seluruh tubuh. Curah jantung pada trimester akhir, sebagaimana eksperimen pada

    domba, ditujukan ke plasenta 40%, karkas 35%, otak 5%, jantung 5%, gastro

    intestinal 5%, paru 4%, ginjal 2%, lain-lain 4%. Darah balik akan melalui arteri

    hipogastrika, keluar melalui dinding abdomen sebagai arteri umbilikal.

    Setelah bayi lahir, semua pembuluh umbilikal, duktus venosus, dan duktus

    arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir akan terjadi perubahan sirkulasi, di mana

    terjadi pengembangan paru dan penyempitan tali pusat. Akibat peningkatan kadar

    oksigen pada sirkulasi paru dan vena pulmonalis, duktus arteriosus akan menutup

    dalam 3 hari dan total pada minggu ke-2. Pada situasi di mana kadar oksigen kurang

    yaitu pada gagal napas, duktus akan relatif membuka (paten).

    Darah janin

    Darah janin mengalami proses pembentukan yang unik yaitu bermula

    diproduksi di yolk sac, kemudian di hati dan akhirnya di sumsum tulang. Eritrosit

    janin relatif besar dan berinti. Hemoglobin mengalami peningkatan dari 12g/dl pada

    pertengahan kehamilan menjadi 18 g/dl pada aterm. Eritrosit janin berbeda dengan

    eritrosit orang dewasa secara struktur dan metabolik yaitu lebih lentur karena berada

    dalam viskositas tinggi, dan mempunyai banyak enzim. Eritropoesis janin

    dikendalikan oleh hormon eritropoetin janin. Terjadi peningkatan pada kondisi

    perdarahan, persalinan, dan anemia akibat isoimunisasi. Volume darah diperkirakan

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    15/36

    15

    78 ml/kg berat, sedangkan isi darah plasenta segera setelah pemotongan tali pusat

    ialah 45 ml/kg.

    Hemoglobin janin ialah suatu tetramer yang terdiri atas 2 pasang masing-

    masing rantai dan . Gen alfa berasal dari kromosom 16 sedangkan gen berasal

    dari kromosom . Eritropoesis yang terjadi di yolk sac menghasilkan hemoglobin

    awal yaitu Gower 1, gower 2 dan Portland. Setelah eritropoesis beralih ke hati

    dihasilkan hemoglobin F dan setelah beralih ke tulang akan dihasilkan hemoglobin A

    sampai janin matur.

    Ada perbedaan fungsi hemoglobin A dan F. Pada tekanan oksigen dan pH

    tertentu, HbF akan mengikat lebih banyak oksigen dibandingkan dengan HbA. Hal

    ini disebabkan HbA mengikat 2,3 difosfogliserat lebih kuat dibandingkan HbF

    sehingga afinitas HbA dengan oksigen lebih rendah. Karena kadar 2,3 DPG lebih

    rendah, afinitas oksigen lebih rendah, afinitas oksigen janin menjadi lebih tinggi.

    Pada kehamilan aterm Hb lebih rendah dibandingkan kehamilan awal, yaitu % masih

    berupa HbF. Namun, setelah kelahiran sampai 6 bulan HbF sangat menurun,

    sementara HbA mendekati kadar pada orang dewasa. Hal tersebut sangat dipengaruhi

    oleh peran glukokortikoid.

    Sistem respirasi

    Gerakan nafas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan pada

    34 minggu secara reguler gerak nafas ialah 40-60/menit dan di antara jeda adalah

    periode apnea. Cairan ketuban akan masuk sampai bronkioli, sementara di dalam

    alveolus terdapat cairan alveoli. Gerak nafas janin dirangsang ole kondisi

    hiperkapnia dan peningkatan kadar glukosa. Sebaliknya, kondisi hipoksia akan

    menurunkan frekuensi nafas. Pada aterm normal, gerak nafas akan berkurang dan

    dapat apnea selama 2 jam.

    Alveoli terdiri atas dua lapis sel epitel yang mengandung sel tipe I dan II. Sel

    tipe II membuat sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting untuk fungsi

    perkembangan nafas. Surfaktan yang utama ialah sfingomielin dan lesitin serta

    fosfatidil gliserol. Produksi sfingomielin dan fosfatidil gliserol akan memuncak pada

    32 minggu, sekalipun sudah dihasilkan sejak 24 minggu. Pada kondisi tertentu,

    misalnya diabetes, produksi surfaktan ini kurang, juga pada preterm ternyata dapaat

    dirangsang untuk meningkat dengan cara pemberian kortikosteroid pada ibunya.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    16/36

    16

    Steroid dan faktor pertumbuhan terbukti merangsang pematangan paru melalui suatu

    penekanan protein yang sama (HoxB5)

    Pemeriksaan kadar L/S rasio pada air ketuban merupakan cara untuk

    mengukur tingkat kematangan paru, di mana rasio L/S >2 menandakan paru sudah

    matang. Tidak saja fosfolipid yang berperan pada proses pematangan selular.

    Ternyata gerakan nafas juga merangsang gen untuk aktif mematangkan sel alveoli.

    Sistem Gastrointestinal

    Perkembangan dapat dilihat di atas 12 minggu di mana akan nyata pada

    pemeriksaan USG. Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amilase baru

    nyata pada periode neonatal. Janin meminum air ketuban dan akan tampak gerakan

    peristaltik usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan akan menghasilkan

    mekonium di dalam usus. Mekonium ini akan tersimpan sampai partus, kecuali pada

    kondisi hipoksia dan stres, akan tampak cairan amnion bercampur mekonium.

    Sistem Ginjal

    Pada 22 minggu akan tampak pembentukan korpuskel ginjal di zona

    jukstaglomerularis yang befungsi fibrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada minggu

    ke-36. Pada janin hanya 2% dari curah jantung mengalir ke ginjal, mengingat

    sebagian besar sisa metabolisme dialirkan ke plasenta. Sementara itu, tubuli juga

    mampu filtrasi sebelum glomerulus berfungsi penuh. Urin janin menyumbang cukup

    banyak pada volume cairan amnion. Bila terdapat kondisi oligohidroamnion itu

    merupakan pertanda penurunan fungsi ginjal atau kelainan sirkulasi.

    Sistem Saraf

    Mielinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan dan berlanjut

    sampai usia bayi 1 tahun. fungsi saraf sudah tampak pada usia 10 minggu yaitu janin

    bergerak, fleksi kaki, sedangkan genggaman tangan lengkap dapat dilihat pada 4

    bulan. Janin sudah dapat menelan pada 10 minggu, sedangkan gerak respirasi pada

    14-16 minggu.

    Janin sudah mampu mendengar sejak 16 minggu atau 120 hari. Ia akan

    mendengar suara ibunya karena rambat suara internal lebih baik daripada suara

    eksternal. Kemampuan melihat cahaya agaknya baru jelas pada akhir kehamilan,

    sementara gerak bola mata sudah lebih awal. Gerakan ini dikaitkan dengan perilaku

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    17/36

    17

    janin. Janin mampu membuat hormon sendiri, misalnya tiroid, ACTH. Korteks

    adrenal dirangsang oleh ACTH. Uniknya kelejar adrenal ini mempunyai area yang

    sangat aktif selama in utero dan akan menghilang kemudian. Kelenjar adrenal ini

    menghasilkan steroid dan katekolamin serta akan aktif menjelang partus. Sebaliknya,

    pada anensefalus, di mana adrenal atrofik, persalinan akan tertunda.

    Kelenjar Endokrin

    Sistem endokrin janin telah bekerja sebelum sistem saraf mencapai maturitas.

    Kelenjar hipofisis anterior mempunyai 5 jenis sel yang mengeluarkan 6 hormon.,

    yaitu

    1. Laktotrop, yang menghasilkan prolaktin2. Somatotrop, yang menghasilkan hormon pertumbuhan3. Kortikotrop, yang menghasilkan kortikotropin (ACTH)4. Tirotrop, yang menghasilkan TSH5. Gonadotrop, yang menghasilkan LH, FSH.

    Pada kehamilan 7 minggu sudah dapat diketahui produksi ACTH, dan menjelang 17

    minggu semua hormon sudah dihasilkan. Hipofisis juga menghasilkan -endorfin.

    Neurohipofisis juga sudah berkembang pada usia 10-12 minggu sehingga

    oksitosin dan AVP (arginisme vasopressin) sudah dapat dihasilkan AVP diduga

    berfungsi mempertahankan air terutama di dalam paru dan plasenta. Kelenjar tiroid

    janin telah berfungsi pada 10-12 minggu. Plasenta secara aktif memasok yodium

    pada janin yang terus meningkat selama kehamilan, bahkan kadar TSH lebih tinggi

    dari kadar dewasa, tetapi T3 dan total tiroid lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa

    hipofisis tidak sensitif terhadap umpan balik.

    Hormon tiroid sangat penting bagi pertumbuhan terutama otak. Hipertiroid

    pada janin dapat terjadi pada situasi di mana antibodi stimulasi tiroid dari ibu masuk

    ke janin. Sebenarnya plasenta mempunyai kemampuan mencegah hormon tiroid ibu

    masuk ke janin dengan cara deiodinasi. Kelenjar adrenal relatif lebih besar jika

    dibandingkan dengan proporsi dewasa, ia menghasilkan 100-200 mg steroid per hari.

    Bahan estrogen berasal dari korteks adrenal janin, steroid tersebut dibuat dari

    kolestrol.

    Pembentukan kelamin

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    18/36

    18

    Kelamin janin sudah ditentukan sejak konsepsi. Apabila terdapat kromosom

    Y, akan terbentuk testis. Sel benih primordial yang berasal dari yolk sac bermigrasi

    ke lekukan bakal gonad. Perkembangan testis diatur oleh gen testis determining

    factor (TDF) atau disebut sex determining region (SRY). Sel sertoli pada testis

    mengeluarkan zat mullerian-inhibiting substance yang berfungsi represi duktus

    muller. Testosteron diproduksi oleh testis akibat rangsang hCG dan LH. Sebaliknya,

    apabila tidak terdapat testis, akan terbentuk gonad dan fenotip perempuan. Pada

    kondisi janin perempuan, akibat terpapar androgen berlebihan, akan timbul genitalia

    ambiguitas, misalnya pada hiperplasia adrenal, luteoma, arenoblastoma, atau ibu

    memakai steroid.

    B. Perubahan Anatomi dan FisiologiPerubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi

    setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini

    merupakan respons terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir

    semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses

    persalinan dan menyusui selesai.

    Uterus

    Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :

    - tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

    - kehamilan 8 minggu : telur bebek

    - kehamilan 12 minggu : telur angsa

    - kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat

    - kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

    - kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

    - kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

    - kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

    - 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

    Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi

    hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai

    kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan

    dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    19/36

    19

    Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau

    kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu

    menampung janin plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume

    totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mecapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-

    rata 1100 g.

    Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara

    produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi

    akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama

    tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-

    bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambhanya usia kehamilan

    akan menipis. Pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5 cm bahkan

    kurang.

    Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon

    estrogen dan sedikit oleh progesteron. Hal ini dapat dilihat dengan perubahan uterus

    pada awal kehamilan mirip dengan kehamilan ektopik. Akan tetapi, setelah

    kehamilan 12 minggu lebih pertumbuhan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari

    hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi. Ovarium dan ligamentum

    rotundum benda sedeikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan

    kaan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi

    penebalan sel-sel otot uterus, di mana bagian uterus yang mngelilingi tempat

    implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya

    sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda

    Piscaseck.

    Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada

    kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu

    menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu

    menjadi segmen bawah uterus.

    Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya

    seperti buah alvokad. Seiring dengan perkembangan kehamilannya, daerah fundus

    dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12

    minggu. Panjang uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga

    akan berbentuk oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti

    korpus uteri yang mengakibatkan istmus menjadi lebih panjang dan lunak yang

    dikenal dengan tanda Hegar.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    20/36

    20

    Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvis

    dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal,

    mendorong usus ke samping dan ke atas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh

    hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah kanan, dekstrorotasi ini

    disebabkan oleh adanya rektosigmoid di daerah kiri pelvis. Pada triwulan akhir ismus

    akan berkembang menjadi segmen bawah uterus. Pada akhir kehamilan, otot-otot

    uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar

    dan menipis. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis

    disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis.

    Sejak trimester pertama kehamilan uterus akan mengalami kontraksi yang

    tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri. Pada trimester kedua kontraksi ini

    dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Fenomena ini pertama kali

    diperkenalkan oleh Braxton Hicks pada tahun 1872 sehingga disebut dengan

    kontraksiBraxton Hicks. Kontraksi ini muncul tiba-tiba dan sporadik, intensitasnya

    bervariasi antara 5-25 mmHg. Sampai bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi

    ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan.l hal

    ini erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah reseptor oksitosin dan gap junction di

    antara sel-sel miometrium. Pada saat ini kontraksi akan terjadi setiap 10 sampai 20

    menit dan pada akhir kehamilan kontraksi ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman

    dan dianggap sebagai persalinan palsu.

    Serviks

    Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.

    Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada

    seluruh serviks bersamaan dengan hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar serviks.

    Berbeda dengan kontras dengan korpus, serviks memiliki 10-15% otot polos.

    Jaringan ikat ekstraseluler serviks terutama kolagen tipe 1 dan 3 dan sedikit tipe 4

    pada membrana basalis. Di antara molekul-molekul kolagen ini, berkatalasi

    glikosaminoglikan dan proteoglikanm, terutama dermatan sulfat, asam hialuronat,

    dan heparin sulfat. Juga ditemukan fibronektin dan elastin di antara serabut kolagen.

    Rasio tertinggi elastin terhadap kolagen terdapat di ostium interna. Baik elastin

    maupun otot polos semakin menurun jumlahnya mulai dari ostium interna ke ostium

    eksterna.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    21/36

    21

    Serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang

    mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat

    seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus sampai akhir

    kehamilan dan selama persalinan. Serviks didominasi jaringan iakt fibrosa.

    Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraselular terutama mengandung kolagen

    dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot dan fibroblas,

    epitel, serta pembuluh darah. Rasio realtif jaringan ikat terhadap otot tidak sama

    sepanjang serviks yang semakln ke distal rasio ini semakin besar

    Pada perempuan yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus

    tepat dan tidak beraturan. Selama kehamilan, kolagen secara aktif disintesis dan

    secara terus menerus diremodel oleh kolagenase, yang disekresi oleh sel-sel serviks

    dan neutrofil. Kolagen didegradasi oleh kolagenase intraselular yang menyingkirkan

    struktur kolagen yang tidak sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen yang

    lemah dan kolagenase ekstraselular yang secara lambat akan meleemahkan matriks

    kolagen agar persalinan dapat berlangsung.

    Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat

    terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan.

    Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastis, serabut kolagen bersama dengan arah

    paralel terhadap sesamanya sehingga serviks mejadi lunak dibanding kondisi tidak

    hamil, tetapi mampu mempertahankan kehamilan.

    Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal ->

    berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks

    uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat

    progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks

    meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan

    Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari

    konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif

    dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi) dan ter-remodel menjadi serat. Dispersi

    meningkat oleh peningkatan raasio dekorin terhadap kolagen.

    Karena serabut terdispersi, konsentrasi air meningkat seperti juga halnya asam

    hialuranoat dan glikosamainoglikan. Asam hialuronat disekresikan oleh fibrolas dan

    memiliki afinitas yang tinggi terhadap molekul air. Penurunan konsentrasi kolagen

    lebih lanjut ini secara klinis terbukti dengan mekunaknya serviks. Beberapa

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    22/36

    22

    perubahan ini berhubungan dengan dispersi kolagen yang terjadi lebih awal pada

    kehamilan dan mengakibatkan keadaan patologis seperti serviks inkompeten.

    Proses remodeling sangat kompleks dan melibatkan proses kaskade biokimia,

    interaksi antara komponen selular dan matriks ekstraselular, serta infiltrasi strome

    serviks oleh sel-sel inflamasi seperti neutrofil dan makrofag. Proses remodeling ini

    berfungsi agar uterus dapat mempertahankan kehamilan sampai aterm dan kemudian

    proses destruksi serviks yang membuatnya berdilatasi memfasilitasi persalinan.

    Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan

    yang berikutnya akan b erulang. Waktu yang tidak tepat bagi perubhana kompleks ini

    akan mengakibatkan persalinan perterm, penundaan persalinan menjadi posterm dan

    bahkan gangguan persalinan spontan.

    Ovarium

    Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru

    juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini

    akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah ini akan

    berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal.

    Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin

    dan insulin like growth factor I & II, disekresikan oleh korpus luteum, desidua,

    plasenta dan hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses remodeling jaringan

    ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan

    keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara menyeluruh, tetapi

    diketahui mempunyai efek pada perubhaan struktur biokimia serviks dan kontraksi

    miometrium yang akan berimpilkasi pada kehamilan preterm.

    Vagina dan perineum

    Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada

    kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat

    berwarna kekuningna yang dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi

    penipisan mukosan dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel

    otot polos.

    Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk

    mengalmi peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan

    mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubhan ini

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    23/36

    23

    mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga

    mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu. Peningkatan volume

    sekresi vagina juga terjadi, di mana sekresi akan berwarna keputuhan menebal dan

    pH antara 3,5 6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat

    glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari Lactobacillus

    acidophilus

    Kulit

    Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,

    kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan

    ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan

    itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupkan sikatrik dari

    striae sebelumnya.

    Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan

    berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang

    akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut

    dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan daerah

    genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu

    biasanya kan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral

    juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.

    Perubahan ii dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan

    dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar serum

    melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan

    sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran

    metanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya.

    Vagina / vulva

    Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah

    kebiruan (tanda Chadwick).

    Payudara

    Pada awal kehamilan perempuan dan merasakan payudaranya menjadi lebih

    lunak. Setelah bulan kedua payudara akna bertambah kurannya dan vena-vena di

    bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman dan

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    24/36

    24

    tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningna yang disebut

    kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang

    mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi

    karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone. Setelah

    persalinan kadar progesterion dan estrogen akan menurun sehingga pengaruhi

    inhibisi progesteron terhadap -laktalbulmin akan ilang. Peningkatan prolaktin akan

    merangsang sintesis laktose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu.

    Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar montgomery,

    yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan membesar dan cenderung untuk neonjol

    keluar. Jika payudara makin membesar, strae seperti yang terlihat pada perut akan

    muncul. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan dengan

    banyaknya air susu yang akan dihasilkan.

    Perubahan metabolik

    Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus

    dan isinya. Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstraselular. Diperkirakan

    selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Pada trimester ke-2 dan 3

    pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu

    sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih

    dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3

    kg.

    Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis.

    Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh

    makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai

    terjadi pada awal kehamilan. Pada saat aterm 3,5 liter cairan berasal dari janin,

    plasenta dan cairan amnion sedangkan 3 liter lainnya berasal dari akomodasi

    peningkatan volume darah ibu uterus dan payudara sehingga minimal tambahan

    cairan selama kehamilan adalah 6,5 liter. Penambahan tekanan vena di bagian bawah

    uterus dan mengakibatkan oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya

    pitting edema di kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan

    osmotik koloid di interstisial juga akan menyebabkan edema pada akhir kehamilan.

    Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relatif mempunyai kadar protein

    yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO menganjurkan asupan

    protein per hari pada ibu hamil 51 g. Pada kehamilan normal akan terjadi

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    25/36

    25

    hipoglikemia puasa yang disebabkan oelh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia

    postprandial dan hiperinsulinemia. Konsentrasi lemak, lipoprotein dan apolipoprotein

    dalam plasma akan meningkat selama kehamilan. Lemak akan disimpan disebagian

    besar di sentral yang kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi sehingga

    cadangan lemak ini akan berkurang. LDL akan mencapai puncaknya pada minggu

    ke-36, sementara HDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke -25 berkurang

    sampai minggu ke -32 dan kemudian menutup. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan

    hormon progesteron dan estrogen.

    Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian besar

    akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan hanya 2,5% dari

    total kalsium ibu. Penggunaan suplemen kalsium untuk mencegah preeklampsia tidak

    terbukti dan tidak disarankan untuk menggunakannya secara rutin selama kehamilan.

    Zinc (Zn) sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

    Beberapa penelitian menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan

    pertumbuhan janin terhambat. Selama kehamilan kadar mineral ini akan menurun

    dalam plasma ibu oleh karen pengaruh dilusi. Pada perempuan hamil dianjurkan

    asupan mineral ini 7,3-11,3 mg.hari, tetapi hanya pada perempuan-perempuan

    beresiko yang dianjurkan mendapatkan suplemen mineral ini.

    Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel dalam sintesis

    DNA./RNA. Defisiensi asam folat selama kehamilan akan menyebabkan terjadinya

    anemia megaloblastik dan defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan

    diduga akan menyebabkan neural tube defect pada janin sehingga para perempuan

    yang merencanakan kehamilan dianjurkan mendapat asupan asam folat 0.4 mg/hari

    sampai usia kehamilan 12 minggu. Sementara itu, pada ibu-ibu yang mempunyai

    riwayat anak dengan spina bilfida dianjurkan mengonsumsi asam folat sebanyak 4

    mg/hari sampai usia kehamilan 12 minggu2,4,6.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    26/36

    26

    Pergerakan Janin dalam kandungan

    C. Perdarahan Post-Partumperdarahan pervaginam 500 ml atau lebih sesudah anak lahir. Perdarahan merupakan

    penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    27/36

    27

    Pendarahan pasca persalinan dapat disebabkan oleh atonia uteri, sisa plasenta,

    retensio plasenta, inversio uteri, laserasi jalan lahir dan gangguan pembekuan darah4.

    Klasifikasi Klinis

    1) Perdarahan Pasca Persalinan Dini (Early Postpartum Haemorrhage, atau

    Perdarahan Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera).

    Perdarahan pasca persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama

    perdarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa

    plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

    2) Perdarahan masa nifas (PPH kasep atau Perdarahan Persalinan Sekunder atau

    Perdarahan Pasca Persalinan Lambat, atau Late PPH). Perdarahan pascapersalinan

    sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Perdarahan pasca persalinan sekunder sering

    diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang

    tertinggal.

    Gejala Klinis

    perdarahan pervaginam yang terus-menerus setelah bayi lahir. Kehilangan banyak

    darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah

    rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain. Penderita tanpa

    disadari dapat kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat bila pendarahan

    tersebut sedikit dalam waktu yang lama.

    Diagnosis

    Perdarahan yang langsung terjadi setelah anak lahir tetapi plasenta belum lahir

    biasanya disebabkan oleh robekan jalan lahir. Perdarahan setelah plasenta lahir,

    biasanya disebabkan oleh atonia uteri. Atonia uteri dapat diketahui dengan palpasi

    uterus ; fundus uteri tinggi di atas pusat, uterus lembek, kontraksi uterus tidak baik.

    Sisa plasenta yang tertinggal dalam kavum uteri dapat diketahui dengan memeriksa

    plasenta yang lahir apakah lengkap atau tidak kemudian eksplorasi kavum uteri

    terhadap sisa plasenta, sisa selaput ketuban, atau plasenta suksenturiata (anak

    plasenta). Eksplorasi kavum uteri dapat juga berguna untuk mengetahui apakan ada

    robekan rahum. Laserasi (robekan) serviks dan vagina dapat diketahui dengan

    inspekulo. Diagnosis pendarahan pasca persalinan juga memerlukan pemeriksaan

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    28/36

    28

    laboratorium antara lain pemeriksaan Hb, COT (Clot Observation Test), kadar

    fibrinogen, dan lain-lain.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan pascapersalinan

    1. Perdarahan pascapersalinan dan usia ibuWanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

    merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan yang dapat

    mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun

    fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan

    pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami

    penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk

    terjadinya komplikasi pascapersalinan terutama perdarahan akan lebih besar.

    Perdarahan pascapersalinan yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita

    hamil yang melahirkan pada usia dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi daripada

    perdarahan pascapersalinan yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan

    pascapersalinan meningkat kembali setelah usia 30-35tahun.

    2. Perdarahan pascapersalinan dan gravida

    Ibu-ibu yang dengan kehamilan lebih dari 1 kali atau yang termasuk multigravida

    mempunyai risiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan pascapersalinan

    dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan primigravida (hamil pertama

    kali). Hal ini dikarenakan pada multigravida, fungsi reproduksi mengalami

    penurunan sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan pascapersalinan menjadi

    lebih besar.

    3. Perdarahan pascapersalinan dan paritas

    Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut perdarahan

    pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan

    paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian perdarahan

    pascapersalinan lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas satu), ketidaksiapan

    ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama merupakan faktor penyebab

    ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi selama

    kehamilan, persalinan dan nifas.

    4. Perdarahan pascapersalinan dan Antenatal Care

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    29/36

    29

    Tujuan umum antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental

    ibu serta anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga angka

    morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan.

    Pemeriksaan antenatal yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko

    tinggi terutama perdarahan yang selalu mungkin terjadi setelah persalinan yang

    mengakibatkan kematian maternal dapat diturunkan. Hal ini disebabkan karena

    dengan adanya antenatal care tanda-tanda dini perdarahan yang berlebihan dapat

    dideteksi dan ditanggulangi dengan cepat.

    5. Perdarahan pascapersalinan dan kadar hemoglobin

    Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilai hemoglobin

    dibawah nilai normal. Dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%.

    Perdarahan pascapersalinan mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500 ml atau

    lebih, dan jika hal ini terus dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat dan akurat

    akan mengakibatkan turunnya kadar hemoglobin dibawah nilai normal.

    D. Presentasi bokong1. Definisi

    Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya

    bokong, kaki, atau kombinasi keduanya4.

    2. Cara mendiagnosisa. Anamnesis

    Nama : Ny. Ani

    Umur : 30 tahun

    Riwayat :

    G5P4A0 dengan semua persalinan per vaginam.

    Terjadi perdarahan post partum saat persalinan anak ke-4

    Dirujuk oleh bidan karena kemungkinan presentasi bokong

    Umur kehamilan : 31 minggu

    Keluhan : malaise dan pusing

    Fetal movement : 10 x

    Status ekonomi : rendah

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    30/36

    30

    b. Pemeriksaan fisik umumTinggi badan : 150 cm ( Tg ibu hamil ideal >145 cm)

    Berat badan : 45 kg Underweight.

    Tekanan darah : 120/70 mm/hg

    Heart rate : 106 x/m

    Respiration rate : 22 x/m

    Konjungtiva palpebra pucat

    c. Pemeriksaan fisik obtetrikusPada pemeriksaan luar teraba bagian keras di sisi kanan abdomen ibu.

    d. Pemeiksaan lain yang dapat dilakukan Pemeriksaan dalam :

    Teraba bokong, sacrum dengan processus spinosus, tuber ossi isyii,

    genitalia eksterna dan anus

    USG : untuk mengetahui letak janin, menentukan letak plasenta dankemungkinan cacat bawaan

    Rontgen : mengkonfirmasi letak janin dan menentukan habitus kepalajanin

    5.

    3. EpidemiologiDengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan

    cukup bulan (37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang

    paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu kejadian presentasi

    bokong sekitar 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi

    kepala setelah umur kehamilan 34 minggu4.

    4. EtiologiPada kehamilan sampai 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak,

    sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Sedangkan pada

    kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

    relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar

    daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    31/36

    31

    fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen

    bawah uterus. Sehingga dapat dimengerti, mengapa pada kehamilan belum cukup

    bulan, frekuensi presentasi bokong lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup

    bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala3.

    5. Macammacam presentasi bokonga) Bokong murni : kaki menjungkit keatas dan terletak dekat kepala.b) Bokong-kaki

    - Sempurna : kedua kaki disamping bokong- Tidak sempurna : satu kaki disamping bokong

    c) Kaki- Sempurna : kedua kaki merupakan bagian terendah- Tidak sempurna : bagian terendah satu kaki

    d) Lutut- Sempurna : kedua lutut merupakan bagian terendah- Tidak sempurna : bagian terendah satu lutut

    6. Faktor resikoa) Idiopatikb) Multiparitasc) Gemellid) Hidramnione) Oligohidramnionf) Hidrosefalusg) Plasenta previah) Panggul sempiti) Anomali uterus

    j) Tumor pelvisk) Implantasi plasenta di daerah kornu-fundus uteril) Persalinan bokong pada kehamilan sebelumnya

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    32/36

    32

    7. Pathogenesis dan patofisiologi

    8. Tatalaksanaa. Antenatal

    Pada usia kehamilan 30-32 minggu dianjurkan :

    - Knee chest position- USG : menilai ada cacat atau tidak dan kelainan bentuk rahim. Jika

    normal pada minggu 34 minggu dapat dilakukan versi luar. (untuk

    multigravida = 34-36 minggu)

    Ny. Ani, 30 th, G5P4A0, 31

    minggu gestasi

    PPH pada partus anak ke-

    4 dengan riwayat tranfusi

    4 kantong darah.

    Multiparitas

    Kurang asupan nutrisi

    Faktor ekonomi

    Anemia defisiensi besi

    Hemodelusi

    Perubahan uterus

    (tonus otot lemah)

    Penurunan suplai O2 dan

    nutrisi feto-maternal

    Faktor resiko hypoxia,

    perkembangan janin

    terhambat

    Gangguan

    cairan amnion

    Malaise

    dan dizzy

    Ukuran janin kecil

    Presentasi bokong

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    33/36

    33

    Pada usia 34-36 minggu :

    USG normal Versi luar kontrol 1 minggu kemudian USG tidak

    terdapat kelainan 1x lagi versi luar.

    b. Versi luarVersi ialah memutar sama sekali secara ilmiah letak fetus didalam uterus

    yang kurang menguntungkan menjadi menguntungkan. Teknik dalam versi

    luar ialah diusahakan kearah menambah fleksi (kearah perut janin) / kearah

    memutar yang paling pendek5.

    Syarat :

    - Ketuban belum pecah- Bagian terendah janin belum masuk ke panggul- Ada pembukaan < 3 cm- Panggul cukup luas untuk kelahiran per vaginam- Tidak ada kelainan janin

    Kontraindikasi :

    - Hipertensi- Bekas luka pada uterus- Perdarahan antepartum

    c. Masa persalinanUntuk menentukan persalinan spontan atau seksio sesarea bisa

    menggunankan Zatuchni Andros Scores :

    Skor 0 1 2

    Paritas primigravida multigravida

    Usia kehamilan >39 minggu 38 minggu 3620 g 31763629 g < 3176 g

    Riwayat letak

    bokong

    Tidak pernah Satu kali Dua kali atau

    lebih

    Dilatasi serviks < 2 cm 3 cm > 4 cmStation

    (turunnya)

    - 3cm - 2 cm < - 1 cm lebih

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    34/36

    34

    Catatan :

    penilaian dilakukan pada saat fase laten.

    Jika skornya rendah (< / = 4), sebaiknya seksio sesarea.

    Anemia defisiensi besi

    Preparat besi :

    - Oral jika pasien tidak ada gangguan absorpsi usus dan sadar pentingnyaberobat teratur. Dapat diberikan 200 mg / hari, diteruskan 3 bulan setelah

    dikoreksi.

    - Parenteral jika pasien tidak memenuhi criteria diatas. Besi dekstran 250mg setiap 4-7 hari sampai eritropoesis efektif

    5.

    4 PrognosisJanin : dubia at bonam

    Ibu : bonam

    - mortalitas tak banyak berbeda dengan presentasi belakang kepala- morbiditas akan bertambah yaitu ruptura perineum

    janin:

    - morbiditas 3 kali lebih besar dari presentasi kepala- peningkatan morbiditas disebabkan oleh:

    o kerusakan tulang belakang karena tarikan terlalu kuat di daerahservikal

    o sering terjadai tali pusat menumbungo perdarahan intrakranialo setelah janin lahir, uterus berkontraksi dan menyebabkan gangguan

    sirkulasi uteroplasenter, janin akan bernafas dan dapat terjadi

    aspirasi ketuban/mekoneum/lendir/darah.

    o Waktu kepala janin masuk PAP, tali pusat terjepit antara kepaladan panggul, sehingga bahaya anoksia akan bertambah, maka

    kepala sudah harus lahir sebelum 8 menit setelah tali pusat lahir.

    o Dapat terjadi fraktur humerus/klavikula; paralisis lengan karenatarikan pada pleksus brakialis

    5.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    35/36

    35

    5 KomplikasiDari faktor ibu:

    - Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.

    - Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)

    - Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.

    Dari faktor bayi:

    - Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahanalat-alat

    vital intra-abdominal.

    - Infeksi karena manipulas

    - trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ekstremitas

    6 KduTingkat kemampuan 2

    Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

    pemeriksaan tambahan yang diminya oleh dokter (misalnya pemeriksaan laboratorium

    sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang

    relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.

  • 8/2/2019 Ske a Blok 17 Kelompok 3

    36/36

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. ed : Hartanto, Huriawati,dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    2. Wiknjosastrp,hanifa. Saifusdin,abdul bari. Rachimhadji, trijatmo. 2007. Ilmu kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

    3. Mochtar,Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.4. Prawirohardjo , Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo.

    5. Supono. 1985. Ilmu Kebidanan. Palembang : FK Unsri.6. Siswosudarmo, Risanto dan Ova Emilia. 2008. Obstetri Fisiologis. Yogyakarta : Pustaka

    Cendekia

    7. AY. Sutedjo, SKM. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Yogyakarta : Amara Books; 2009, hal.75-89, 115-118.


Recommended