Date post: | 25-Jun-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | silviana-sari |
View: | 716 times |
Download: | 3 times |
SELAMAT PAGI. . . .
Tutorial 2 blok 7
Tutor : dr.Mientje Oesmaini MMMALARIA
1. RIZKI DEWA FEBRIANSG1A109017
2. SILVIANA SARI G1A1090253. YULIA RAHMAYANTI G1A1090414. NURPADHILAH G1A1090465. M. SHAHRENAL ADE G1A1090476. DHODY SETIAMAL G1A1090557. FERDIAN MIE SANDRA
G1A1090798. NANA KARTINA G1A1090809. EVA RISMA G1A10908810.KIKI RATNAWATI G1A10909011.SONYA PRADETA G1A108034
REFERENSI...
Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia:dari sel ke sistem.Jakarta :EGC
Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:EGC
Robbins,dkk.2007.Buku ajar Patologi edisi 7.Jakarta:EGC Sylvia,dkk.2006.Patofisiologi vol.1.Jakarta:EGC
Arief et all,1999.Kapita selekta kedokteran.ed.3.cet 2..Jakarta:Media Aesculapius
. . . SKENARIO 1
Siti,20 tahun mengalami demam sejak 6 hari yang lalu dan saat demam didahului menggigil selama 20 menit.setelah menggigil,demamnya turun sampai suhu normal lalu pasien berkeringat sampai terasa basah seluruh tubuhnya. Demam bersifat intermiten. Iya juga mengeluh nyeri kepala terutama di daerah dahi dan nyeri seiktar bola mata. Kira-kira satu bulan sebelumnya Siti beekunjung ke Papua selama satu minggu. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan kesadaran samnolen, tekanan darah 100/70, nadi 120x/menit, frekwensi nafas 30x/menit, suhu 400C, kunjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+, pemeriksaan rongga toraks dalam batas normal, pada pemeriksaan abdomen didapatkan hepar teraba 1cm bawah proc. Xipoid serta lien teraba pada schufner 1. Rumple leed menimbulkan 7 ptekie. Hasil pemeriksaan lab adalah Hb 8 gr%, leukosit 4000/mm3. Preparat darah tebal dan tipis didapatkan plasmodium. Keluarga pasien menanyakan penyakit yang diderita ini masih dapat kambuh bila sudah minum obat. Apa yang terjadi pada Siti?
KLARIFIKASI ISTILAH• Demam:peningkatan suhu tubuh di atas normal.• Menggigil:kontraksi otot polos untuk menghasilkan panas.• Demam intermiten:demam dengan suhu tubuh turun
ketingkat normal selama beberapa jam selama satu hari dan kemudian naik lagi.
• Somnolen:perasaan ngantuk yang tidak normal.kesadaran menurun,psikomotor yang melambat,mudah tertidur,namun kesadaran dapat dipulihkan kembali bila dirangsang tapi kembali tertidur.
• Konjingtiva anemis:tampak pucat pada bagian halus yang melapisi kelopak mata.
• Sclera ikterik:warna kekuningan pada sel lendir mata akibat peningkatan bilirubin.
• Scuffner:pemeriksaan abdomen untuk menentukan keadaan limpa.
• Petekie:bintik merah akibat keluarnya sejumlah kecil darah.
• Rumple reed:pemeriksaaan yang dilakukan untuk menentukan jumlah petekie.
• Plasmodium:genus sporozoa bersifat prasit pada sel darah merah .
Identifikasi masalah . . . 1. Siti,20 tahun mengalami demam sejak 6 hari
yang lalu dan saat demam didahului menggigil selama 20 menit.setelah menggigil,demamnya turun sampai suhu normal lalu pasien berkeringat sampai terasa basah seluruh tubuhnya. Demam bersifat intermiten.
2. Iya juga mengeluh nyeri kepala terutama di daerah dahi dan nyeri seiktar bola mata. Kira-kira satu bulan sebelumnya Siti beekunjung ke Papua selama satu
3. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan kesadaran samnolen, tekanan darah 100/70, nadi 120x/menit, frekwensi nafas 30x/menit, suhu 400C, kunjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+, pemeriksaan rongga toraks dalam batas normal, pada pemeriksaan abdomen didapatkan hepar teraba 1cm bawah proc. Xipoid serta lien teraba pada schufner 1. Rumple leed menimbulkan 7 ptekie.
Identifikasi masalah . . .
4. Hasil pemeriksaan lab adalah Hb 8 gr%, leukosit 4000/mm3. Preparat darah tebal dan tipis didapatkan plasmodium.
5. Keluarga pasien menanyakan penyakit yang diderita ini masih dapat kambuh bila sudah minum obat.
Ta b e l i d e n ti fi k a s i m a s a l a h . . .
No. Observed Expected Concern
1. Siti,20 tahun mengalami demam sejak 6 hari yang lalu dan saat demam didahului menggigil selama 20 menit.setelah menggigil,demamnya turun sampai suhu normal lalu pasien berkeringat sampai terasa basah seluruh tubuhnya. Demam bersifat intermiten
senjang ****
2. Iya juga mengeluh nyeri kepala terutama di daerah dahi dan nyeri sekitar bola mata. Kira-kira satu bulan sebelumnya Siti berkunjung ke Papua selama satu minggu.
senjang ***
3. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan kesadaran samnolen, tekanan darah 100/70, nadi 120x/menit, frekwensi nafas 30x/menit, suhu 400C, kunjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+, pemeriksaan rongga toraks dalam batas normal, pada pemeriksaan abdomen didapatkan hepar teraba 1cm bawah proc. Xipoid serta lien teraba pada schufner 1. Rumple leed menimbulkan 7 ptekie.
senjang
*****
4. Hasil pemeriksaan lab adalah Hb 8 gr%, leukosit 4000/mm3. Preparat darah tebal dan tipis didapatkan plasmodium.
senjang ***
5. Keluarga pasien menanyakan penyakit yang diderita ini masih dapat kambuh bila sudah minum obat.
senjang *
ANALISIS MASALAH
• Siti,20 tahun mengalami demam sejak 6 hari yang lalu dan saat demam didahului menggigil selama 20 menit.setelah menggigil,demamnya turun sampai suhu normal lalu pasien berkeringat sampai terasa basah seluruh tubuhnya. Demam bersifat intermiten
ANALISIS MASALAH
1. Apa Penyebab Siti demam 6 hari?Jawab: • Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai 380
C.penyebabnya beragam, yakni infeksi virus :seperti flu, cacar, campak, SARS,flu burung,demam berdarah Dll dan bakteri : tifus, radang tenggorokan , dan lain-lain
• Demam noninfeksi seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang ( rematik, lupus dan lain-lain
• Demam fisiologis seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain
2. Bagaimana mekanisme demam?Jawab:
• infeksi atau peradangan nutrophil pirogen endogen prostaglandin ↑ titik patokan di hipothalamus mengawali respons dingin ↑produksi panas ;↓ pengurangan panas ↑suhu tubuh ke set point baru = demam
3. Kenapa demam didahului menggigil?Jawab : Karena menggigil merupakan respon fisiologis tubuh untuk meningkatkan suhu, ketika suhu tubuh mencapai set point 1030 F . maka orang tersebut tidak menggigil lagi atau panas selama factor yang menyebabkan set point meningkat pada pengatur suhu di hipotalamus terus ada, suhu tubuh akan diatur dengan cara yang normal.
4. Bagaimana mekanisme menggigil, berkeringat serta hubungannya?
5. Apa saja jenis-jenis demam?Jawab :
Jenis-jenis demam• Demam septik : tipe demam ini berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
• Demam hektik : bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal.• Demam intermiten : pada tipe demam ini suhu badan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana
• Demam remiten : pada tipe ini demam ini suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik
• Demam kontinu : pada tipe demam ini variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia
• Demam siklik : pada tipe demam ini terjadi kenaikan suhu selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula
6. Kenapa setelah mengigil demamnya turun sampai normal?Jawab:
• Karena mengigil merupakan respon fisioligis tubuh untuk meningkatkan suhu,ketika suhu tubuh mencapai set point 1030f,maka orang tersebut tidak lagi mengigil atau panas selama faktor yang menyebabkan set point meningkat pada pengatur suhu pada hipotalamus terus ada,suhu tubuh akan diatur dengan cara normal.
7. Kenapa setelah suhu normal pasien lalu berkeringat sampai membasahi tubuhnya?Jawab:
Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.
• II. Iya juga mengeluh nyeri kepala terutama di daerah dahi dan nyeri seiktar bola mata. Kira-kira satu bulan sebelumnya Siti beekunjung ke Papua selama satu minggu.
1. Mengapa siti mengeluh nyeri kepala terutama di daerah dahi dan nyeri sekitar bola mata?
Jawab:Adanya infeksi plasmodium ke dalam eritrosit tadi akan mengalami sitoadherensi pada permukaan endotel vaskuler sehingga menimbulkan mikrotrombus. Akibatnya sirkulasi darah terganggu dan suplai darah ke saraf pun jadi terganggu termasuk di otak. Hal inilah yang dapat menebabkan nyeri kepala.selanjutnya mikrotrombus ini juga bisa terjadi di sistem pencernaan yang dapat menimbulkan mual.
2. Apakah ada hubungan penyakit yang diderita siti dengan kunjungannya ke papua 1 bulan yang lalu selama satu minggu?
Jawab:• Jelas ada, dari anamnesis dokter terhadap Siti,
didapatkan keterangan bahwa Siti pernah bepergian ke Papua kira-kira sebulan yang lalu, diketahui bahwa Papua merupakan salah satu daerah endemis malaria di Indonesia, daerah endemik malaria lainnya di Indonesia yaitu: kawasan Indonesia timur, mulai dari kalimantan , Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Papua, dan Lombok sampai Nusa Tenggara Timur serta Timor Timur merupakan daerah endemis malaria dengan plasmodium falcifarum dan plasmodium vivax. beberapa daerah sumatera (Lampung, Riau, Jambi, Sumatra utara & barat serta Batam),dan sebagian kecil pulau Jawa (Jepara,sekitar Jogja & Jawa barat).
III. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan kesadaran samnolen, tekanan darah 100/70, nadi 120x/menit, frekwensi nafas 30x/menit, suhu 400C, kunjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+, pemeriksaan rongga toraks dalam batas normal, pada pemeriksaan abdomen didapatkan hepar teraba 1cm bawah proc. Xipoid serta lien teraba pada schufner 1. Rumple leed menimbulkan 7 ptekie.1. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik tersebut?
Jawab: • Suhu tubuh : 40 0 C normal: 36,6-37,2 0 C• tekanan darah : 100/70 mmHg normal: 120/80 mmHg• Nadi : 120 x/menit normal: 60-100x/menit• Respirasi Rate : 30x/menit normal : 12-24 x/meni• Konjungtiva anemis : +/+ normal : -/-• Sclera ikterik :+/+ normal :-/-• Lien: teraba 1 cm (tidak normal/splenomegali) normal: tidak teraba• Hepar : teraba normal: tidak teraba• Rumple Leed: 7 petekie normal: 10 mnt t’
perdarahan /l petachie <5 buah Negative : 10 mnt /t’petachie /<10 buah.
2. Kenapa terjadi somnolen,konjungtiva anemis,sclera ikterik,hepar dan lien teraba pada siti?Jawab:
• Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
• ) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.• Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan defisit fungsi otak.
Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.
• Hepatomegali disebabkan adanya parasit yang masuk ke dalam hati yang kemudian dihancurkan oleh makrofag & eosinofil.Banyaknya makrofag yang memfagositosis & eosinofil yang menghancurkan parasit ini akan menyebabkan pembengkakan hati.Pembengkakan hati ini juga ditambah oleh adanya perkembangan aseksual parasit yang lolos dari proses fagositosis didalam hati.
• SKLERA IKTERIK• Ketika parasit Plasmodium berhasil berkembang biak dalam hati & sel darah merah,parasit ini akan
menyerang hemoglobin,akibatnya banyak sel darah merah yang pecah sehingga terjadi banyak pembentukan bilirubin.Hiperbilirubinea akan menyebabkan sclera ikterik karena pada sclera terdapat banyak pembuluh darah.
• Ikterik dapat terlihat paling mudah pada bagian sklera. Adapun mekanisme terjadinya ikterus dalam kasus ini adalah karena banyaknnya plasmodium yang menginfeksi tubuh siti. Plasmodium ini menyebabkan terjadinya peningkatan proses hemolisis. Pecahnya sel darah ini akan menyebabkan hemoglobin di fagosit oleh makrofag ( sistem retikuloendotelial ) seluruh tubuh. Hemoglobin ini kemudian akan dipecah menjadi molekul heme dan globin. Ketika ikatan dari cincin heme di buka maka akan menghasilkan pigmen empedu. Pigmen yang pertama terbentuk adalah biliverdin. Namun, pigmen ini akan dengan cepat di ubah menjadi bilirubin, yang akan dilepaskan dengan cepat ke dalam plasma. Peningkatan jumlah bilirubin di dalam plasma ini lah yang menyebabkan tubuh menjadi berwarna kekuningan. Karena pada dasarnya bilirubin merupakan suatu pigmen berwarna kuning-kehijauan
• Splenomegali (Lien teraba)limpa merupakan Karena limpa merupakan organ yang paling penting dalam imunitas terhadap infeksi malaria, setelah sporozoid menginfeksi sel parenkim di hati, maka ia membentuk scizont yang apabila pecah akan mengeluarkan banyak merozoid ke sirkulasi darah, merozoid yang dilepaskan masuk ke dalam Retikulum Endotelial System (RES) di limpa, sehingga limfosit akan memfagosit merozoid dengan usaha yang ekstra sehingga limpa akan membesar dan teraba. Splenomegali disebabkan karena parasit telah berhasil berkembang biak dalam hati & kemudian memasuki aliran darah.Kemudian parasit ini memasuki limpa & ketika berada dalam limpa parasit akan difgositosis oleh makrofag limpa.Banyaknya makrofag yang memfagosit parasit ini akan menyebabkan pembengkakan limpa.
• Konjunctiva anemis karena terjadi perusakan eritrosit oleh parasit hambatan eritropoiesis di sum-sum tulang (sementara), eritrofagositosis, penghambatan pengeluaran retikulosit dan pengaruh sitokin sehingga konjunctiva tampak pucat karena kekurangan eritrosit
3. Apa saja tingkat-tingkat kesadaran?• Jawab :
– Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
– Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
– Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
– Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
– Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
– Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
•
4. Apa penyebab timbulnya pettekie?
• Jawab: Pada skenario,pemeriksaan Rumple leed terhadap Siti menimbulkan 7 petachie , hal ini dikarenakan adanya perdarahan dibawah kulit yang disebabkan oleh gangguan perdarahan vaskuler, Adanya pembuluh darah yang mengalami trauma maka akan menyebabkan sel endotelnya rusak dan terpaparnya jaringan ikat kolagen (subendotel). Secara alamiah, pembuluh darah yang mengalami trauma akan mengerut (vasokontriksi). Kemudian trombosit melekat pada jaringan ikat subendotel yang terbuka atas peranan faktor von Willebrand dan reseptor glikoprotein Ib/IX (proses adhesi). Setelah itu terjadilah pelepasan isi granula trombosit mencakup ADP, serotonin, tromboksan A2, heparin, fibrinogen, lisosom (degranulasi). Trombosit membengkak dan melekat satu sama lain atas bantuan ADP dan tromboksan A2 (proses agregasi). Kemudian dilanjutkan pembentukan kompleks protein pembekuan (prokoagulan). Sampai tahap ini terbentuklah hemostasis yang permanen. Pada suatu saat bekuan ini akan dilisiskan jika jaringan yang rusak telah mengalami perbaikan oleh jaringan yang baru.
• IV. Hasil pemmeriksaan lab adalah Hb 8 gr%, leukosit 4000/mm3. Prerparat darah tebal dan tipis didapatkan plasmodium?
1. Apa interprestasi dari pemeriksaan lab tersebut?• Jawab:Dari hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan data
bahwa:• Hb: 8 gr% ( tidak normal)• Leukosit : 4.000 /mm3 ( normal )
Dan pemeriksaan penunjang • Tetesan preparat darah tebal dan tipis : + plasmodium ( tidak
normal) ,sementara nilai normal Hb menurut Dacie adalah :
• wanita dewasa: 11,5-16,5 gr %• laki-laki dewasa :12,5-18,0 gr% • Leukosit wanita : 4.000-10.000/mm3
• Leukosit pria : 5.000-11.000/mm3
2. Bagaimana cara pemeriksaan darah tebal dan tipis?
Jawab :• Tetesan preparat darah tebal : ketebalan dalam membuat sediaan
perlu untuk memudahkan identifikasi parasit. Pemeriksaan parasit dilakukan selama 5 menit (diperkirakan lapangan pandang 100 dengan pembesaran kuat). Preparat dinyatakan negative bila setelah diperiksa 200 lapang pandangan dengan pembesaran kuat 700-1000 kali tidak menemukan parasit. Hitung parasit dapat dilakukan pada tetes darah tebal dengan menghitung jumlah parasit per200leukosit. Bila leukosit 10000/ul maka hitung parasitnya ialah jumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit permikro-liter darah.
• Tetesan darah tipis : digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium,bila dengan preparat darah tebal sulit ditemukan. Kepadatan parasit dinyatakan sebagai hitung parasit, dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang mengandung parasit , dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit > 100.000/ul darah menandakan infeksi yang berat. Pengecatan dilakukan dengan cat Giemsa atau Lieshman’s, atau Field’s dan juga Romanowsky.
3.Kapan pemeriksaan darah tebal dan tipis?
• Jawab: Bila pemeriksaan darah pertama menunjukkan negatif, maka perlu diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut.
4. Apa saja jenis-jenis plasmodium?Jawab:
• Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale• Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana, benign malaria• Plasmodium falcifarum, penyebab malaria tropika, malignan
malaria• Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana
SINTESIS . . .V. Keluarga pasien menanyakan penyakit yang diderita ini
masih dapat kambuh bila sudah minum obat.1. Apakah penyakit yang diderita siti dapat kambuh bila
sudah minum obat?Jawab: Penyakit malaria tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, sebab sebagian parasit yang telah menginfeksi sel parenkim di hati, selanjutnya membentuk hipnozoid yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun, dan bentuk ini yang akan menyebabkan terjadinya relaps (timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama) pada malaria.apalagi saat kondisi tubuh kita lemah, maka hipnozoid malaria yang tersimpan di sel parenkim hati kita akan tumbuh dan dapat timbul kembali, oleh karena itu, kita harus menjaga tubuh kita agar tetap fit setiap saat dan jangan sampai kelelahan
2. Bagaimana tata laksana penyakit tersebut?Jawab:
PenatalaksanaanObat anti malaria terdiri dari 5 jenis, yaitu:
• Skizontisid, jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil, pirimetamin.
• Skoizontisid,darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina, kloroquin,dan amodiaquin
• Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu primaquin
• Gametosit yang menghancurkan bentuk seksual. Primaquin adalah gametosit yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosit untuk P.vibax, P. Malariae, P.ovale adalah kina, kloroquin dan amodiaquin.
• Sporontosid mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk oocysta dan sporozoid dalam nyamuk anopheles, yaitu primaquin dan proguanil.
PENGOBATANA. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi 1. Malaria Falciparum: 1.1. Lini Pertama: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin 1.2. Lini Kedua: Kina + Doksisilin / tetrasiklin + Primakuin 1.3. Malaria Mix: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin 2. Malaria Vivaks, Ovale, Malariae 2.1. Lini Pertama: Klorokuin + Primakuin 2.2. Lini Kedua: Kina + Primakuin 2.3. Malaria Vivaks relaps Klorokuin + Primakuin
Siti, 20 tahun demamSiti, 20 tahun demam
ANAMNESISANAMNESIS
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium
·Menggigil : 20 menit
·Demam
·Berkeringat
·Nyeri kepala & sekitar bola mata
·Riwayat bepergian ke daerah endemik
·Kesadaran samnolen
·T. Darah 100/70
·Nadi 120x/menit
·RR 30x/menit
·Suhu 400C
·Konjungtiva anemis
·Sklera ikterik
·Rongga toraks normal
·Abdomen : hepar 1 cm teraba 1cm bawah proc. Xipoid
·Lien teraba pd schuffner 1
· Darah tepi (Hapusan darah tebal dan tipis)
· Tes Serologi ( Enzyme Linked Monocional Antibody )
· Pemeriksaan PCR ( Polymerase Chain Reaction )
· Fluorescent Assay·DNA hybridization· Quantitative Buffy Coat ( QBC,
Becton Dickinson )
MALARIA
DEFINISI PATOGENESIS MANIFESTASI KLINISETIOLOGI EPIDEMIOLOGI MORFOLOGI
TATALAKSANA
• B. Pengobatan Malaria dengan Komplikasi:• 1. Pilihan Utama:• Derivat artemisin parenteral (Artesunat intravena • atau intramuskuler; Artemeter intramuskuler)• 2. Obat Alternatif:• Kina dihidroklorida parenteral• Klorokuin :• - Sizontosid darah • - anti gametosid, P.vivax dan P.malarie • SP :• - Sizontosid darah • - Sporontosidal • Kina :• - Sizontosid darah • - Anti gametosid, P.vivax dan P.malarie • Sifat/Cara Kerja Obat • Primaquin :• - Anti gametosid • - Anti hipnosoit,• Artesunat :• - Sizontosid darah,• Amodiakuin :• - Struktur dan aktivitas sama dgn klorokuin • Tetracyclin :• - Sizontosid darah • • •
hipotesis. . .
Siti menderita penyakit malaria falcifarum komplikasi serebralKarena dari pemeriksaan ditemukan sklera ikterik, hepatomegali, somnolen,dan konjunctiva anemis .
SINTESIS . . .
Pengertian Malaria
Sintesis
Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium ditularkan melalui gigitan nyamuk
anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, splenomegali, dan berbagai
kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya, otak, hati dan ginjal.
Etiologi
Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit, dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrositPembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betinaParasit Malaria yang terdapat di Indonesia: 1. Plasmodium Vivax (Malaria tertiana, BenignMalaria) 2. Plasmodium Falciparum (Malaria tropika, Malignan Malaria)
Epidemiologi
Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis maupun subtropis dan menyerang negara dengan penduduk padat
Secara tradisi endemisitas daerah dibagi menjadi:Hipoendemik : bila parasit rate atau spleen rate 0-10%Mesoendemik : bila parasit rate atau spleen rate 10-50%Hiperendemik : bila parasit rate atau spleen rate 50-75%Holoendemik : bila parasit rate atau spleen rate > 75%
DAUR HIDUP
VIDEO
PATOGENESIS
setelah melalui jarinagan hati plasmodium melepaskan merozoit ke sirkulasi masuk ke sel RES mengalami fagositosis dan infiltrasi sebagian merozoit lulus invasi eritrosit berkembang biak secara aseksual merupakan patogenesa terjadinya malaria.Patogenesa malaria tergantung :a. Faktor parasit : intensitas transmisi, densitas parasit,
virulensi parasitb. Faktor pejamu : tingkat endemisitas daerah tempat
tinggal, genetik, usia, status nutrisi dan status imunologi
Hasil pemecahan sizont di hepatosit
maupun di eritrosit
disertai juga oleh pelepasan zat interleukin-I
mencapai hipotalamus,
IL-I menginduksi pembentukan salah satu prostaglandin
yang akan membangkitkan
reaksi di hipotalamus
sehingga menimbulkan
demam.penghancuran di hepatosit zat
pirogen dirangsang untuk membuat set
point pusat pengatur suhu di
hipotalamus berubah dari nilai normal menjadi
lebih tinggi (103º F).
kenaikan suhu tubuh.orang tersebut akan menggigil vasokonstrik
orang tersebut tidak lagi menggigil
atau panas faktor yang menyebabkan set point meningkat
pada pengatur
suhu hipotalamus terus ada
pirogen endogen lepas oleh
makrofag menyusun famili
sitokin
menyebabkan nyeri tubuh
infeksi plasmodium ke dalam sel
darah merah
sitoadherensi pada
permukaan endotel
vaskuler menimbulka
n mikrotrombu
s
sirkulasi darah
terganggu dan suplai darah ke
saraf terdekatpu
n jadi terganggu
termasuk di otak
nyeri kepala
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis malaria vivax / tertianaPada hari pertama panas irregular, kadang-kadang remiten atau intermiten pda saat tersebut perasaan menggigil jarang terjadi.Akhir minggu tipe panas menjadi intermitten dan periode setiap 48 jam.Serangan paroksimal biasanya terjadi pada sore hariMinggu ke dua limpa terabaParasitemia mulai menurun setelah 14hari , limpa masih membesar dan panas masih berlangsungPada 2-3 hari terakhir masa inkubasi timbul gejala prodormal, gejala ini ringan sajaTimbul nausea dan vomiting dapat timbul herpes dibibir dan hilang setelah pengobatan malaria
Manifestasi klinik malaria malariae / quartanaGejala insidiosis, nausea dan muntah, herpes labialis sering anemia jarang, splenomegali sering dijumpai walaupun pembesaran ringanSerangan paroksismal terjadi tiap 3-4 hari, biasanya pada waktu sore dan parasitemia rendahPada pemeriksaan dapat dijumpai edema, asites, proteinuria, hipoproteinuria,tanpa uremia dan hipertensi
Manifestasi klinik malaria ovalePaling ringanSerangan paroksimal 3-4 hari terjadi pada malam hariGejala klinis hampir sama dengan malaria vivaxSerangan menggigil jarang dan splenomegali jarangParasitemia seperti pada malaria vivax dan gametosit terlihat pada minggu I
Manifestasi klinik malaria falsiparumPaling beratDitandai dengan panas yang irregular, anemia,splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasiGejala prodormal sering dijumpai : sakit kepala , nyeri belakang/tungkai, lesu, perasaan dingin , mual, muntah dan diareGejala lain dapat berupa konvulsi , pneumonia aspirasi dan banyak keringat meskipun temperature normal. Apabila infeksi memberat nadi cepat, nausea, muntah, diare menjadi berat dan diikuti denagan kelainan pada paru.Splenomegali dijumpai lebih sering dan nyeri pada perabaan : hatimembesar dan timbul ikterus.
Diagnosis banding malaria infeksi virus pada sistem respiratorius, influenza, bruselosis, demam tifoid, demam dengue dan infeksi bacterial lainnya seperti pneumonia ,infeksi saluran kencing,tuberculosis. Pada malaria berat diagnose banding tergantung manifestasi malaria beratnya. :
Pada malaria dengan ikterus diagnosis bandingnya adalah demam tifoid dengan hepatitits, kolesistitis,abses hati, dan leptosirosis.
Pada malaria serebral harus dibedakan dengan dengan infeksi otak seperti meningitis, ensefelitis,tifoid ensefalopati, tripanososmiasis.
Penurunan kesadaran terjadi karena gangguan metabolic (diabetes,ureni), gangguan serebro-vaskular(strok), eklampsia, epilepsy,dan tumor otak.
Pencegahan Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan cara :
Menggunakan kelambu pada waktu tidurmengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk ( repellent )Menggunakan pembasmi nyamuk baik bakar, semprotMemasang kawat kasa pada jendela dan ventilasiLetak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternakMencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak
menyebarMembersihkan tempat hinggap atau istirahat nyamuk dan
memberantas sarang nyamukHindari rumah yang lembab, gelap, kotor, pakaian yang
bergantungan dan genangan airMembunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva
pada genangan airMelestarikan hutan bakau
Prognosis Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila
mengalami malaria berat. Pada malaria berat mortalitas tergantung pada kecepatan penderita tiba di RS, kecepatan diagnose dan penanganan
yang cepat. Walaupun demikian mortalitas penderita malaria berat didunia masih cukup tinggi bervariasi 15 %-60 % tergantung fasilitas pemberi pelayanan. Makin banyak jumlah komplikasi akan diikuti dengan peningkatan mortalitas, misalnya
penderita dengan malaria cerebral dengan hipokglikemi, peningkatan kreatinin, dan
peningkatan bilirubin mortalitasnya lebih tinggi dari pada malaria cerebral saja.
TERIMA
KASIH
TERIMA KASIH