IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
i
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KAPPA KARAGENANTERHADAP TINGKAT KEKUATAN GEL DAN DAYA TERIMA
SIOMAY DARI SURIMI IKAN KURISI( Nemipterus nematophorus)
THE EFFECT OF ADDITION KAPPA CARRAGENAN FLOUR TOTHE LEVEL OF GEL STRENGTH AND ACCEPTABILITY OF
DUMPLING FROM THREADFIN BREAM FISH(Nemipterus nematophorus) SURIMI
PROGRAM STUDI S1- TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
OLEH :
DEPRIL MERIZA ASTUTIKNGANJUK – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTANUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA2019
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Depril MerizaAstutikNIM 141511233026Tempat, tanggal lahir : Nganjuk, 24 April 1997Alamat : Dsn. Kembangsore RT 28 RW 13 Ds. Baleturi Kec.
Prambon Kab. NganjukJudul Skripsi : Pengaruh Penambahan Tepung Kappa Karagenan
Terhadap Tingkat Kekuatan Gel dan Daya TerimaSiomay Dari Surimi Ikan Kurisi (Nemipterusnematophorus)
Pembimbing : 1. Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P.2. Eka Saputra, S.Pi., M.Si.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buatadalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari DanaPenelitian : Mandiri / Proyek Dosen / Hibah / PKM (coret yang tidakperlu).
Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisanatau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menalin atau meniru dalambentuk rangkaian kalimat atau symbol yang saya aku seolah – olah sebagai tulisansaya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya, serta kami bersedia :
1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanandan Kelautan UniversitasAirlangga;
2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi /karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi;
3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasukpencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagaimana diatur didalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin ataumeniru tulisan orang lain yang seolah – olah hasil pemikiran saya sendiri
Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapundan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, 18 Juli 2019Yang membuatpernyataan,
Depril Meriza AstutikNIM. 1415112330
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KAPPA KARAGENANTERHADAP TINGKAT KEKUATAN GEL DAN DAYA
TERIMA SIOMAY DARI SURIMI IKAN KURISI( Nemipterus nematophorus)
THE EFFECT OF ADDITION KAPPA CARRAGENAN FLOURTO THE LEVEL OF GEL STRENGTH AND ACCEPTABILITY
OF DUMPLING FROM THREADFIN BREAM FISH( Nemipterus nematophorus ) SURIMI
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan Fakultas Perikanan dan KelautanUniversitas Airlangga
Oleh:
DEPRIL MERIZAASTUTIK NIM.141511233026
Menyetujui,
Komisi
Pembimbing
Pembimbing Pertama Pembimbing Serta
Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P. Eka Saputra, S.Pi.,M.Si.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KAPPA KARAGENANTERHADAP TINGKAT KEKUATAN GEL DAN DAYA TERIMASIOMAY DARI SURIMI IKAN KURISI
( Nemipterus nematophorus)
THE EFFECT OF ADDITION KAPPA CARRAGENAN FLOURTO THE LEVEL OF GEL STRENGTH AND ACCEPTABILITY
OF DUMPLING FROM THREADFIN BREAM FISH( Nemipterus nematophorus ) SURIMI
Oleh:
DEPRIL MERIZAASTUTIK NIM.141511233026
Telah diujikan padaTanggal: 01 Agustus2019
KOMISI PENGUJIKetua : Annur Ahadi Abdillah,S.Pi., M.Si Anggota : Dr. LaksmiSulmartiwi, S.Pi., M.P.
Eka Saputra, S.Pi., M.SiDr. Adriana Monica Sahidu, Ir.,M.Kes Dwi Yuli Pujiastuti, S.Pi.,M.P., M.Sc
Surabaya, 06 Agustus2019 Fakultas Perikanandan Kelautan Universitas
Airlangga
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
v
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
RINGKASAN
DEPRIL MERIZA ASTUTIK. Pengaruh Penambahan Tepung KappaKaragenan Terhadap Tingkat Kekuatan Gel Dan Daya Terima SiomayDari Surimi Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus). Dosen Pembimbing Dr.Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P. dan Eka Saputra, S.Pi., M.Si.
Surimi merupakan produk antara (produk semi jadi) yang memilikikemampuan untuk diolah menjadi berbagai macam produk melalui prosespemasakan. Salah satu produk yang dapat diolah adalah siomay ikan. Siomaymerupakan produk dimsum (produk yang diolah dengan cara dikukus) dantergolong pada produk yang membutuhkan spesifikasi pembentukan gel yangkompak, tidak lembek, dan tidak juga terlalu keras. Untuk memperbaikiteksturnya, formulasi yang digunakan ditambahkan dengan tepung kappakaragenan karena kappa karagenan tersebut mampu menyerap kadar air yangterlalu banyak akibat proses denaturasi protein yang menyebabkan lemahnya dayaikat myofibril protein dalam daging pada saat proses pengukusan. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kappakaragenan pada siomay dari surimi ikan kurisi terhadap tingkat kekuatan gel dandaya terima produk yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan konsentrasi tepung kappakaragenan 0,00%, 0,55%, 1,50%, dan 2,45% dengan 5 kali ulangan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung kappa karagenan berpengaruhnyata (P<0,05) terhadap nilai tekstur dan daya terima siomay dari surimi ikankurisi, serta kadar proksimat yang dihasilkan. Tepung kappa karagenan dengankonsentrasi 1,50% menghasilkan kekuatan gel yang paling baik dengankarakteristik gel yang kompak dan tidak terlalu keras, memiliki kadar airsebanyak 50,14% dan memiliki kandungan protein sebanyak 8,16%.
Kata Kunci : Kekuatan Gel, Kappa Karagenan, Surimi Ikan Kurisi, Siomay Ikan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vi
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
SUMMARY
DEPRIL MERIZA ASTUTIK. The Effect of Addition Kappa CarragenanFlour to The Level of Gel Strength and Acceptability of Dumpling FromThreadfin Bream Fish (Nemipterus nematophorus) Surimi. Advisors Dr.Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P. dan Eka Saputra, S.Pi., M.Si.
Surimi is an intermediate product (semi-finished product) that has anability to be processed into various products through a cooking process. Oneproduct that can be processed is fish dumpling. Dumpling is a dimsum product (aproduct that is processed by steaming) and categorized as a product that requires aspecification of compact, not soft, and not too hard gel formation. To improve itstexture, the formulation use is added by kappa carrageenan flour because thekappa carrageenan is able to absorb excessive water level which caused by proteindenaturation process. It causes weakening of the protein myofibrils bindingcapacity in meat during the steaming process. The purpose of this study is todetermine the effect of adding kappa carrageenan flour on dumpling fromthreadfin bream fish surimi on the level of gel strength and acceptability product.This study used a Completely Randomized Design (CRD) which consists of 4treatments with kappa carrageenan flour concentrations of 0.00%, 0.55%, 1.50%,and 2.45% and 5 replications. The result probe that the addition of kappacarrageenan flour has a significant effect (P <0.05) on the value of the texture andacceptability of dumplings from threadfin bream fish surimi, as well as theproximate content. Kappa carrageenan flour with a concentration of 1.50 %produces the best gel strength with compact and moist gel characteristic, it has amoisture content of 50,14% and protein content of 8,16%.
Keywords : Gel Strength, Kappa Carragenan, Threadfin Bream Fish Surimi, Fish
Dumpling
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vii
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi tentang Pengaruh Penambahan Tepung
Kappa Karagenan Terhadap Tingkat Kekuatan Gel dan Daya Terima Siomay Dari
Surimi Ikan Kurisi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Airlangga Surabaya.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
pelaksanaan maupun penyelesaian Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi
ini masih belum sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Skripsi ini. Penulis berharap
semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua
pihak, khususnya rekan-rekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga Surabaya.
Surabaya, 18 Juli 2019
Penulis
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
viii
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan Skripsi.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1) Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., M.P., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga
2) Ibu Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P. selaku Dosen Pembimbing Pertama
dan Bapak Eka Saputra, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Serta, yang
telah memberi arahan, bimbingan, saran, dan nasihat dalam penyusunan
Skripsi.
3) Bapak Annur Ahadi Abdillah, S.Pi., M.Si, Ibu Dr. Adriana Monica Sahidu Ir.,
M.Kes, dan Ibu Dwi Yuli Pujiastuti S.Pi., M.P. selaku Dosen Penguji Skripsi
yang telah memberikan masukan dan saran atas perbaikan Proposal Usulan
Penelitian dan Skripsi ini.
4) Rekan satu tim penelitian Yustin Ayu M.I.M.H yang telah memberikan
semangat dan saran.
5) Kedua orangtua dan adik penulis yang mendukung baik secara moril maupun
materil, memberikan doa dan semangat.
6) Keluarga dan kerabat penulis yang telah memberikan dukungan, motivasi,
doa, semangat, dan perhatian kepada penulis.
7) Adik Iis Suryani dan Dessy Intan P yang telah memberikan dukungan,
motivasi, doa, dan semangat kepada penulis.
8) Rekan – rekan THP 2015 yang telah memberikan dukungan, terimakasih atas
semangat dan bantuanya.
9) Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan maupun penyusunan
Skripsi yang tidak dapat penulis tulis satu per satu.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ix
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Penulis menyadari Karya Ilmiah ini banyak memiliki kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan, namun penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya rekan- rekan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
Surabaya, 18 Juli 2019
Penulis
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
x
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN................................................................................................... v
SUMMARY...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................ viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................. 3
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 4
2.1 Taksonomi dan Morfologi Ikan Kurisi ................................................ 4
2.2 Kandungan Gizi Ikan Kurisi................................................................ 5
2.3 Sifat Fungsional Protein Ikan.............................................................. 6
2.4 Surimi.................................................................................................. 7
2.5 Siomay Ikan......................................................................................... 9
2.6 Kappa Karagenan................................................................................. 10
2.7 Bahan Tambahan Siomay Ikan............................................................ 12
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS..................................... 15
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian......................................................... 15
3.2. Hipotesis............................................................................................. 17
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xi
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
IV METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 18
4.1 Tempat dan Waktu............................................................................... 18
4.2 Materi Penelitian.................................................................................. 18
4.3 Metode Penelitian................................................................................ 194.3.1 Rancangan Penelitian................................................................... 204.3.2 Prosedur Kerja............................................................................. 214.3.3 Variabel Penelitian....................................................................... 30
4.4 Parameter Penelitiann.......................................................................... 304.4.1 Parameter Utama.......................................................................... 30
` 4.4.2 Parameter Pendukung.................................................................. 314.5 Analisis Data........................................................................................ 31
V HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 33
5.1 Hasil..................................................................................................... 335.1.1 Uji Kekuatan Gel......................................................................... 335.1.2 Uji Daya Ikat Air.......................................................................... 375.1.3 Uji Kandungan Proksimat............................................................ 385.1.4 Uji Organoleptik.......................................................................... 40
5.2 Pembahasan......................................................................................... 42
VI SIMPULANDAN SARAN........................................................................ 48
6.1 Simpulan.............................................................................................. 48
6.2 Saran.................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 49
LAMPIRAN..................................................................................................... 55
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xii
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi Kandungan Gizi Ikan Kurisi....................................................... 5
2. Perbandingan Kandungan Gizi Ikan Kurisi dengan Ikan Lain..................... 6
3. Persyaratan Mutu Siomay Ikan..................................................................... 10
4. Formulasi Bahan Siomay Ikan...................................................................... 24
5. Tingkat Kualitas Sensori Siomay Ikan.......................................................... 25
6. Nilai Parameter Tekstur Siomay Ikan Kurisi................................................ 34
7. Rata- Rata Nilai Kadar Air dan Protein dalamSiomay Ikan........................ 39
8. Rata- Rata Nilai Organoleptik Siomay Ikan Kurisi...................................... 41
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiii
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus)...................................................... 5
2. Struktur Molekul Kappa Karagenan............................................................. 11
3. Diagram Kerangka Konseptual..................................................................... 17
4. Denah Pengacakan Perlakuan....................................................................... 21
5. Diagram Skematis Parameter Tekstur Pada Pengujian TA........................... 27
6. DiagramAlir Penelitian................................................................................ 32
7. Diagram Rata- Rata Nilai Daya Ikat Air Siomay Ikan Kurisi...................... 38
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiv
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Sifat-Sifat Karagenan................................................................................. 55
2. Alat- Alat Analisis Data............................................................................. 56
3. Bahan- BahanAnalisis Data....................................................................... 57
4. Hasil Anova ParameterTeksturHardness.................................................. 58
5. Hasil Anova Parameter Tekstur Springiness.............................................. 59
6. Hasil Anova Parameter Tekstur Cohesiveness........................................... 60
7. Hasil Anova Parameter Tekstur Gumminess.............................................. 61
8. Hasil Anova Parameter Tekstur Chewiness................................................ 62
9. Hasil Anova Parameter Tekstur Resilience................................................. 63
10. Hasil Uji ANOVADaya Ikat Air.............................................................. 64
11. Hasil Uji ANOVAKandungan Proksimat................................................ 65
12. Hasil Uji Kruskal WallisKenampakan Produk........................................ 66
13. Hasil Uji Kruskal WallisAroma Produk................................................... 67
14. Hasil Uji Kruskal Wallis Rasa Produk...................................................... 68
15. Hasil Uji Kruskal Wallis Tekstur Produk.................................................. 69
16. Dokumentasi Pembuatan Surimi Ikan Kurisi........................................... 70
17. Dokumentasi Pembuatan Siomay Ikan Kurisi.......................................... 72
18. Dokumentasi Uji Organoleptik................................................................. 74
19. Dokumentasi Uji Daya Ikat Air................................................................ 75
20. Dokumentasi Uji Kadar Air...................................................................... 77
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA1
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perikanan Indonesia di era global memiliki prospek pengembangan
yang sangat potensial, khususnya pada produksi perikanan tangkap. Realisasi
produksi perikanan tangkap di Indonesia mengalami peningkatan jumlah dari 6,58
juta ton pada tahun 2014 menjadi 6,83 juta ton di tahun 2016 (Kementerian
Kelautan dan Perikanan, 2016). Salah satu contoh hasil perikanan tangkap di
Indonesia adalah ikan kurisi (Nemipterus nematophorus) (Sen, 2014). Hasil
pencatatan data statistik perikanan tangkap oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) diketahui bahwa rata- rata penangkapan ikan kurisi di Indonesia
selama tahun 2001 hingga 2011 mengalami kenaikan mencapai 5,09%
(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012).
Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus) memiliki kandungan protein
sebanyak 19,66% dan kandungan lemak sebanyak 0,94% (Balai Besar Riset
Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 2015). Ikan kurisi
memiliki daging berwarna putih, hasil tangkapannya melimpah, dan harganya
relatif murah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan surimi
(Agustini, 2015).
Surimi merupakan produk antara (produk semi jadi) yang memiliki
kemampuan untuk diolah menjadi berbagai macam produk melalui proses
pemasakan. Fokus utama dalam pembuatan surimi adalah mempertahankan sifat
fungsional protein dari proses denaturasi dan meningkatkan kemampuan
pembentukan gel (Wiradimaja dkk., 2017). Surimi yang digunakan pada
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA2
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
penelitian ini memiliki tingkat kekuatan gel sebesar 750 g/cm2 sehingga dapat
dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan siomay ikan.
Siomay ikan merupakan produk dimsum yang berasal dari daging lumatan
ikan atau surimi dengan penambahan beberapa bahan tambahan dan dibungkus
dengan kulit pangsit (Nessianti, 2015). Siomay ikan sangat diminati masyarakat
karena pengolahannya mudah dan harganya relatif murah sehingga banyak dijual
di restoran Tionghoa maupun pedagang kaki lima di Indonesia. Biasanya siomay
ditambahkan sebagai pelengkap dalam sajian bakso atau mie, nasi goreng, dan
aneka sup (Novelia, 2016).
Banyaknya produsen siomay di Indonesia seringkali tidak memperhatikan
kualitas dan hanya mementingkan persaingan usaha. Jenis produk dimsum seperti
siomay ikan rentan terhadap pembusukan karena dibuat dengan cara dikukus.
Menurut Radityo (2014) proses pengukusan mampu meningkatkan jumlah
kandungan air dalam produk sehingga produk menjadi mengembang. Banyaknya
kadar air dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba sehingga menyebabkan
kualitas produk menjadi rendah (Radityo dkk., 2014).
Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan mutu siomay ikan adalah
dengan menambahkan suatu bahan yang berfungsi sebagai flocculating agent
(bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan secara bersama
membentuk suatu agregat atau floc) seperti tepung kappa karagenan.
Kappa karagenan bersifat hidrofilik sehingga mampu menyerap kadar air di
dalam produk dan mengubahnya menjadi bentuk koloid (Hidrokoloid) (Siregar
dkk., 2016). Kappa karagenan memiliki gel yang kuat karena terbentuk dari ikatan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA3
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
3,6 anhydro D-galaktosa yang bergabung membentuk jaringan 3 dimensi dalam
polimer sehingga memberikan keteraturan rantai jaringan yang lebih baik (Wenno
dkk., 2012). Penambahan tepung kappa karagenan pada siomay ikan kurisi ini
diharapkan mampu dijadikan sebagai alternatif bahan tambahan makanan sehat,
khususnya pada produk olahan hasil perikanan di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang dapat
dirumuskan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: Apakah penambahan tepung
kappa karagenan pada siomay ikan kurisi berpengaruh terhadap tingkat kekuatan
gel dan daya terima yang dihasilkan?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah: Mengetahui pengaruh penambahan
tepung kappa karagenan pada siomay ikan kurisi terhadap tingkat kekuatan gel
dan daya terima yang dihasilkan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang pengaruh
penambahan tepung kappa karagenan pada siomay ikan kurisi terhadap tingkat
kekuatan gel dan daya terima yang dihasilkan dan bagaimana proses
pengolahannya.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA4
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi dan Morfologi Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus)
Ikan kurisi (Nemipterus nematophorus) merupakan salah satu jenis ikan
demersal (ikan yang hidup di dasar laut pada kedalaman 5- 80 meter dengan dasar
berpasir atau lumpur, tidak bermigrasi secara alami dan biasanya hidup
bergerombol berasosiasi dengan karang) (Sen dkk., 2014). Jenis ikan ini menyebar
luas di Samudera Hindia dan Pasifik bagian barat serta terdapat di Laut Merah dan
pantai timur Afrika hingga ke Filipina dan Jepang (Oktaviyani dkk., 2016).
Taksonomi ikan kurisi (Nemipterus nematophorus) menurut (Russel,1990) adalah
sebagai berikut:
Filum : ChordataSub Filum : VertebrataKelas : PiscesSub Kelas : TeleoseiOrdo : PercomorphiFamili : NemipteridaeGenus : NemipterusSpesies : Nemipterus nematophorus
Ikan kurisi memiliki bentuk badan bulat memanjang, tertutup sisik yang
mudah tanggal atau mudah lepas. Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak
bersisik. Sirip punggung berjari- jari keras 10 dan 9 lemah. Jari- jari keras pertama
dan kedua tumbuh memanjang seperti serabut, demikian juga jari- jari teratas
lembaran sirip ekornya. Sirip dubur berjari- jari keras 3 dan 7 jari-jari lemah.
Kepala dan gigir punggung berwarna kemerahan. Cambuk pada sirip punggung
maupun ekornya berwarna kuning. Sirip punggung abu- abu keunguan dengan
warna kuning ditengah- tengahnya demikian juga sirip dubur. Sirip ekor sedikit
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA5
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
kegelapan. Sirip perut dan dada berwarna putih sedikit kecoklatan. Ukuran ikan
kurisi dapat mencapai panjang 25 cm, tetapi umumnya mencapai 12-18 cm
(Oktaviyani dkk., 2016). Daging ikan kurisi berwarna putih dan memiliki tekstur
yang kenyal sehingga sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan pembuatan
surimi ikan dan diolah lebih lanjut menjadi produk dimsum seperti siomay
(Sihmawati dkk., 2014).
Gambar 2.1. Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus)Sumber: (Dokumentasi Pribadi)
2.2 Kandungan Gizi Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus)
Ikan kurisi memiliki kandungan protein sebanyak 19,66% dan kandungan
lemaknya kurang dari 5% yaitu 0,94% (Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 2015). Komposisi kandungan gizi ikan
kurisi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Komposisi Kandungan Gizi Ikan KurisiKandungan Gizi Jumlah (%)
Kadar Air 77,61
Kadar Abu 1,56
Kadar Protein 19,66
Kadar Lemak 0,94
Sumber: (Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan,2015)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA6
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Kandungan protein yang tinggi pada ikan kurisi menunjukkan bahwa
untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat tidak harus mengkonsumsi ikan
dengan harga yang mahal, jika dibandingkan dengan jenis ikan demersal lain ikan
kurisi memiliki kandungan gizi yang relatif lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Perbandingan Kandungan Gizi Ikan Kurisi Dengan Ikan LainNama Ikan Kadar Air
(%)Kadar Abu
(%)Kadar Protein
(%)Kadar Lemak
(%)Kurisi 77,61 1,56 19,66 0,94
Kakap Merah 80,51 1,33 17,82 0,55Kerapu 81,2 1,11 16,97 0,47
Gerot- Gerot 78,19 2,04 19,60 0,2Tenggiri 76,45 1,54 19,73 1,90
Sumber: (Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan,2015)
2.3 Sifat Fungsional Protein Ikan
Sifat fungsional protein adalah kemampuan yang dimiliki protein untuk
menentukan karakteristik suatu produk pangan yang diinginkan (Husain dkk.,
2017). Sifat fungsional protein memiliki pengaruh yang besar terhadap sensori
bahan pangan. Faktor yang dapat mempengaruhi sifat fungsional protein adalah
proses pengolahan, proses penyimpanan, dan penanganan bahan pangan sebelum
diolah.
Protein dalam daging terbagi atas tiga jenis yaitu protein sarkoplasma,
protein miofibril, dan protein stroma (jaringan ikat) (Wiradimadja dkk., 2017).
Protein miofibril berperan sebagai protein struktural dan protein gelasi. Protein ini
memiliki ciri- ciri tidak larut dalam air sehingga berfungsi baik dalam
pembentukan gel, sedangkan protein sarkoplasma memiliki sifat larut air sehingga
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA7
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
dapat mengganggu proses pembentukan gel. Protein stroma memiliki peran
struktural di dalam daging ikan yaitu sebagai pelindung yang membentuk serat-
serat (Wiradimadja dkk., 2017).
Kandungan aktin dan miosin yang tinggi pada protein akan membentuk
aktomiosin yang lebih banyak. Aktomiosin akan membentuk gel ketika proses
pemanasan sehingga akan didapatkan tekstur yang semakin kenyal pada produk
yang dihasilkan. Protein mampu berinteraksi dengan senyawa-senyawa lain baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga mampu mempengaruhi mutu
dan kualitas produk. Sifat fungsional protein terdiri dari : water binding, kelarutan,
viskositas, pembentukan gel, dan flavor binding (Agustini dkk., 2015).
2.4 Surimi
Surimi merupakan konsentrat protein miofibril terstabilkan yang diperoleh
dari daging lumat yang mengalami proses pencucian dengan air dingin dan
ditambahkan dengan cryoprotectant. Penambahan cryoprotectant dalam
pembuatan surimi bertujuan untuk mencegah denaturasi protein selama proses
pembekuan. Cryoprotectant yang digunakan adalah jenis gula, misalnya sukrosa
dan sorbitol (Safitri, 2014).
Surimi dapat diolah kembali menjadi variasi produk pangan seperti
kamaboko, hanpen, naruto, tempura, satsumage, chikuwa, sosis ikan, dan ham
ikan (Moniharapon, 2014). Secara komersial surimi telah diproduksi secara
mekanis di berbagai pabrik di Indonesia. Proses pembuatan surimi terdiri dari
tahap preparasi, pemisahan daging (filleting), pelumatan daging, pencucian
menggunakan air es, pemerasan, dan penyimpanan beku.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA8
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Jenis surimi berdasarkan penambahan garamnya dibedakan menjadi dua
yaitu mu-en surimi (surimi tanpa penambahan garam) dan ka-en surimi (surimi
dengan penambahan garam) (Sihmawati dkk., 2014). Kualitas surimi ditentukan
oleh jenis, komposisi, dan kesegaran bahan baku ikan. Proses pencucian yang
dilakukan memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan konsentrasi protein
miofibril sehingga dapat meningkatkan kemampuan pembentukan gel,
menghambat denaturasi protein, dan menghindari kerusakan struktur
(Wiradimadja dkk., 2017).
Produk surimi memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat digunakan
langsung untuk pengolahan produk makanan, suplai harganya relatif lebih stabil
karena surimi dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama pada penyimpanan
dingin (Safitri, 2014). Surimi tidak berbau, bebas tulang dan duri sehingga produk
olahannya lebih mudah untuk dikonsumsi, selain itu surimi juga memiliki
kandungan fungsional protein yang cukup tinggi dan dapat menjadi produk yang
memiliki variasi rasa dan bentuk melalui teknologi formulasi (Sihmawati dkk.,
2014). Kualitas atau mutu surimi yang baik dinilai dari kekuatan gel yang baik
dan memiliki daging berwarna putih.
Mekanisme pembentukan gel pada surimi terjadi sejak awal proses
pengolahan yaitu sejak proses leaching (pencucian) menggunakan air dingin
dengan suhu 50C dan ditambahkan garam 0,3% dari volume air untuk
menghilangkan molekul protein terlarut yang akan meningkatkan kadar
aktomiosin (Moniharapon, 2014). Garam yang telah dicampurkan ke dalam
adonan dapat menarik aktin dan miosin serta air dalam sel daging ikan sehingga
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA9
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
terbentuk sol. Sol tersebut mempunyai sifat lengket atau adhesif dan akan
membentuk gel yang elastis (gel ashi) jika dipanaskan.
Pelumatan dan penggilingan surimi pada suhu 200C sampai 500C selama 20
menit akan membentuk rantai silang gel (ikatan disulfida) yang disebut suwari.
suwari merupakan gejala dimana sol yang terbentuk secara perlahan berubah
menjadi gel yang elastis. Suhu yang dinaikkan sampai 600C akan menyebabkan
sebagian gel yang sudah terbentuk mengalami pelunakan yang disebut dengan
modori (kembali ke bentuk semula). Moniharapon (2014) menyatakan bahwa
suhu 600C sampai 650C protease dalam daging ikan aktif mendegradasi
aktomiosin yang dapat menyebabkan lemahnya gel yang dihasilkan. Gel yang
sebenarnya (gel ashi) akan terbentuk kembali pada suhu 700C sampai 900C karena
pada suhu tersebut serat protein miofibril akan membentuk struktur jala yang kuat
(Moniharapon, 2014).
2.5 Siomay Ikan
Siomay ikan merupakan daging ikan cincang yang ditambahkan dengan
bumbu dan dibungkus dengan kulit pangsit serta dimatangkan dengan cara
dikukus (Nastiti, 2016). Siomay ikan memiliki tekstur yang kenyal dan memiliki
bau khas ikan. Siomay ikan biasanya disajikan sebagai pelengkap hidangan seperti
bakso, mie, nasi goreng, aneka sup, atau dapat dimakan secara langsung. Harga
siomay ikan juga relatif murah dibandingan dengan siomay berbahan baku daging
udang, ayam, maupun daging sapi (Nastiti, 2016).
Daging ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ikan kurisi.
Daging ikan kurisi dapat digunakan sebagai bahan pembuatan siomay karena
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA10
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
memiliki daging yang berwarna putih. Ikan berdaging putih memiliki kapasitas
pembentukan gel yang baik daripada ikan berdaging merah. Ikan berdaging merah
mengandung mioglobin dan hemoglobin yang bersifat prooksidan serta kaya
dengan lemak sehingga dapat menyebabkan ketengikan pada daging ikan
(Adawiyah, 2007).
Kandungan protein ikan kurisi yang cukup tinggi dan rendah lemak dapat
meningkatkan kualitas sensori produk sehingga dapat meningkatkan minat
masyarakat untuk mengkonsumsi siomay ikan dan dapat meningkatkan nilai
tambah sebagai salah satu bentuk diversifikasi produk olahan hasil perikanan.
Persyaratan mutu siomay ikan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Persyaratan Mutu Siomay IkanParameter Uji Satuan Persyaratan Mutu
Sensori - Min 7 (skor 3-9)
Batas Parameter Kimia
Kadar Air %b/b Maks 60,0
Kadar abu %b/b Maks 2,5
Kadar Protein %b/b Min 5,0
Kadar Lemak %b/b Maks 20,0
Sumber: (Badan Standar Nasional Indonesia, 2013)
2.6 Kappa Karagenan
Karagenan merupakan polisakarida yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air atau larutan alkali pada temperatur
tinggi (Fathmawati dkk., 2014). Senyawa- senyawa polisakarida mudah
terhidrolisis dalam larutan yang bersifat asam dan stabil dalam suasana basa.
Penghasil utama karagenan pada masa lampau diperoleh dari jenis
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA11
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Chondrus crispus tetapi sekarang banyak diperoleh dari spesies Gymnogongrus,
Eucheuma, Ahnfeltia, dan Gigartina (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009). Sifat
karagenan yaitu mampu mengubah cairan menjadi padatan atau mengubah bentuk
sol menjadi gel (Hidrokoloid) (Wenno dkk., 2012), karena sifat itulah karagenan
di Indonesia banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, obat- obatan, dan
kosmetika sebagai stabilizer, thickener (pengental), pembentuk gel, pengemulsi,
dan flocculating agent atau mengikat bahan- bahan (Fathmawati dkk., 2014).
Karagenan terbagi menjadi 3 macam yaitu kappa, iota dan lambda
karagenan. Penelitian ini hanya memfokuskan pada kappa karagenan yang berasal
dari rumput laut merah jenis Eucheumma cottoni karena rumput laut jenis ini
mudah didapat dan memiliki kapasitas gel yang kuat karena tersusun dari ikatan
1,3 D-galaktosa-4 sulfat. Rasio D-galaktosa, 3,6 anhidro-D-galaktosa dan gugus
ester sulfat adalah 5 : 6 : 7. Kappa karagenan mengandung lebih dari 34 % 3,6-
anhidro-D-galaktosa dan 25 % ester sulfat (Fathmawati, 2014). Struktur molekul
kappa karagenan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Struktur molekul kappa karagenanSumber : (Tojo dan Prado, 2003)
Proses pembentukan gel pada kappa karagenan merupakan pengendapan
yang melibatkan ikatan ionik antara kation logam tertentu dengan muatan negatif
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA12
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
dari gugus ester sulfat sehingga membentuk gel yang kuat. Kadar sulfat pada
kappa karagenan berbanding lurus dengan nilai viskositas dan berbanding terbalik
dengan kekuatan gel (Siregar dkk., 2016). Kappa karagenan jika dimasukkan ke
dalam air dingin akan membesar membentuk sebaran kasar yang memerlukan
pemanasan sampai 70oC untuk melarutkannya. Suhu pembentukan gel dan
kualitas gel kappa karagenan dipengaruhi oleh konsentrasi dan adanya ion-ion
logam seperti K+, NH4+, Ca++, Sr++ dan Ba++.
Karagenan membentuk gel yang keras pada suhu antara 45oC dan 65oC
dan meleleh kembali jika suhu dinaikkan sampai 10 – 20oC dari suhu yang telah
ditetapkan tadi. Gel yang lebih lemah terbentuk jika terdapat ion NH4+, Ca++, Sr++
dan Ba++ (Siregar dkk., 2016). Senyawa hidrokoloid dari kappa karagenan ini
merupakan bahan dasar dari 500 jenis produk komersial yang banyak digunakan
dalam berbagai Industri (Anggadiredja dkk., 2010). Lebih lengkapnya, sifat- sifat
karagenan dapat dilihat pada Lampran 1.
2.7 Bahan Tambahan Siomay Ikan
Bahan tambahan adalah bahan yang sengaja ditambahkan atau diberikan
dengan maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan konsistensi
nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan serta bentuk, tekstur,
dan warna. Bahan-bahan yang ditambahkan dalam pembuatan siomay ikan kurisi
ini adalah tepung tapioka, telur, daun bawang, wortel, air es dan beberapa bumbu.
Tepung tapioka adalah tepung yang berasal dari ketela pohon. Ketela
pohon diolah menjadi produk kering dalam bentuk tepung. Tepung tapioka biasa
digunakan sebagai pengganti beras karena mengandung karbohidrat tinggi.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA13
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Tepung tapioka yang ditambahkan pada pembuatan siomay ikan kurisi ini
digunakan sebagai bahan pengisi untuk memperkuat ashi dan meningkatkan bobot
produk, tepung tapioka juga berfungsi untuk pelekat adonan (Anggraeni dan
Yuwono, 2010).
Telur mengandung lipoprotein dan fosfolipid seperti lesitin yang dikenal
sebagai missel. Struktur missel pada lesitin tersebut adalah bagian yang membuat
emulsifier bekerja dengan baik. Putih telur adalah protein yang bersifat sebagai
emulsifier dengan kekuatan biasa sedangkan kuning telur merupakan emulsifier
yang paling kuat. Paling sedikit 1/3 telur merupakan lemak, tetapi yang
menyebabkan daya emulsifier kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk
kompleks sebagai lesitin protein (Anggraeni dan Yuwono, 2010).
Daun bawang merupakan satu kelompok dengan bawang- bawangan,
memiliki warna hijau dan bentuk yang panjang serta tidak memiliki banyak
cabang daun diujungnya (Sumardani dkk., 2014). Aroma dari daun bawang sangat
khas dan rasa dari daun bawang ini mirip dengan jenis bawang- bawangan lainnya
namun lebih ringan. Daun bawang memiliki kandungan vitamin A, B1, dan C
yang berguna untuk kesehatan tubuh (Sumardani dkk., 2014). Daun bawang
biasanya diolah dengan cara dicampurkan ke dalam adonan masakan atau sebagai
taburan sehingga adonan menjadi lebih sedap dan gurih.
Wortel merupakan salah satu jenis umbi- umbian yang memiliki warna
menarik, rasa yang manis, dan memiliki aroma khas yang segar. Warna jingga
pada wortel mengandung α- karoten sebagai sumber antioksidan alami (Wibowo
dkk., 2014). Wortel memiliki kandungan vitamin A yang berguna untuk
kesehatan mata dan serat yang tinggi yaitu 4 gram per 100 gram bahan yang
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA14
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
berfungsi dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan (Wibowo dkk., 2014).
Penambahan wortel pada adonan siomay berfungsi untuk meningkatkan
kandungan gizi siomay ikan yang dihasilkan (Hutabarat dkk., 2017).
Bumbu yang ditambahkan pada pembuatan siomay ini bertujuan untuk
meningkatkan cita rasa yang enak dan gurih, sehingga mampu membangkitkan
selera makan serta menjadi bahan pengawet, yaitu bersifat sebagai antimokroba
dan antioksidan (Astawan dkk., 2007). Jenis bumbu yang digunakan adalah
bawang putih, garam, gula, lada, dan MSG. Penambahan garam, lada, dan MSG
bertujuan untuk meningkatkan cita rasa, selain itu garam juga dapat meningkatkan
kapasitas mengikat air dan pengawet. Penambahan gula pada produk dapat
menghambat proses denaturasi protein (Astawan dkk, 2007), sedangkan fungsi
dari penambahan bawang putih adalah untuk memberikan cita rasa yang khas dan
dapat mengawetkan bahan makanan yang diolah karena mengandung allisin
sebagai seyawa anti bakterial (Koswara dan Soetrisno, 2009).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA15
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Ikan kurisi (Nemipterus nematophorus) memiliki kandungan protein tinggi,
dagingnya berwarna putih, hasil tangkapannya melimpah, dan harganya murah.
Ikan dengan daging putih berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi produk pangan
berbasis surimi seperti siomay ikan karena memiliki kandungan aktin dan miosin
membentuk aktomiosin yang lebih banyak, dimana aktomiosin nantinya akan
membentuk gel sehingga akan diperoleh tekstur yang kenyal pada produk yang
dihasilkan.
Produk yang berasal dari surimi lebih baik hasilnya dibandingkan dengan
produk yang berasal dari daging yang dilumatkan biasa dengan cara ditumbuk
atau digiling (Sihmawati dkk., 2014). Daging yang dilumatkan dengan cara
ditumbuk atau digiling saja akan merubah struktur fisik daging menjadi hancur
namun sifat daging yang lain relatif tidak berubah, sedangkan daging yang sudah
diolah menjadi surimi, telah mengalami proses pencucian berulang- ulang
sehingga hasil akhir yang diperoleh suatu bahan menjadi lebih putih, bau amis
berkurang, dan memiliki sifat elastisitas gel yang tinggi (Moniharapon, 2014).
Jenis produk dimsum seperti siomay ikan sangat rentan terhadap
pembusukan karena dibuat dengan cara di kukus. Menurut Radityo (2014) proses
pengukusan mampu meningkatkan jumlah kandungan air di dalam produk.
Banyaknya kadar air dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba, selain itu protein
dalam daging juga akan terdenaturasi pada suhu lebih dari 600C, dimana pada
suhu tersebut enzim protease dalam daging ikan aktif mendegradasi aktomiosin
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA16
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
yang menyebabkan lemahnya daya ikat protein miofibril dalam daging ikan
sehingga kualitas gel menurun dan tekstur produk yang dihasilkan menjadi lunak
(Wibowo dan Yunizal, 2014).
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatannya adalah
dengan menambahkan tepung kappa karagenan. Kappa karagenan bersifat
hidrofilik sehingga mampu menyerap kadar air dalam produk dan mengubahnya
menjadi bentuk koloid (Hidrokoloid) (Siregar dkk., 2016). Kappa karagenan juga
memiliki gel yang kuat karena terbentuk dari ikatan 3,6 anhydro D-galaktosa yang
bergabung membentuk jaringan 3 dimensi dalam polimer sehingga memberikan
keteraturan rantai jaringan yang lebih baik (Wenno dkk., 2012).
Kadar sulfat yang rendah pada tepung kappa karagenan dapat
menyebabkan terjadinya crosslinking (penggabungan atau pengikatan silang rantai
polimer kappa karagenan membentuk suatu agregat atau floc) sehingga
terbentuklah fase gel yang lebih kuat (Herawati, 2018). Penambahan tepung kappa
karagenan pada pengolahan siomay ikan kurisi ini diharapkan mampu
memperbaiki mutu produk sehingga dapat menghasilkan siomay ikan dengan
tekstur gel yang kuat dan kenyal.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA17
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Gambar 3.3. Diagram Kerangka Konseptual
Keterangan: aspek yang diteliti: aspek yang tidak diteliti
3.2 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H1: Penambahan tepung kappa karagenan pada siomay ikan kurisi berpengaruh
terhadap tingkat kekuatan gel dan daya terima yang dihasilkan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA18
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2019 di
Laboratorium Pengolahan Pangan dan Laboratorium Analisis Kimia gedung B lt.
2 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya.
4.2 Materi Penelitian
4.2.1 Peralatan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah peralatan untuk proses
pembuatan siomay dan alat- alat yang digunakan untuk analisis data. Alat- alat
yang digunakan untuk pembuatan siomay adalah timbangan digital dengan akurasi
per 1 gram dan timbangan analitik kapasitas 250 gram yang digunakan untuk
menimbang bahan, Kantong plastik 12x25 1/2 kg dan plastik klip ukuran sedang
untuk menyimpan bahan, kain blacu untuk menyaring daging ikan lumat pada saat
pembuatan surimi, loyang untuk meletakkan siomay ikan yang telah didinginkan.
Baskom untuk menampung air selama proses pencucian daging ikan lumat,
talenan untuk alas memotong bahan, sendok untuk mengaduk adonan, pisau untuk
memotong bahan, panci besar untuk mengukus siomay, kompor untuk
memanaskan bahan, blander untuk melumatkan bumbu, Food processor untuk
melumatkan adonan siomay, coolbox untuk menyimpan siomay selama proses
analisis, kain serbet untuk melapisi tutup panci selama proses pengolahan, dan
meja proses untuk tempat produksi siomay ikan (Nessianti, 2015). Alat- alat yang
digunakan untuk analisis data dapat dilihat pada Lampiran 2.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA19
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
4.2.2 Bahan Penelitian
Bahan- bahan yang digunakan terdiri atas bahan- bahan untuk pembuatan
siomay dan bahan-bahan untuk analisis data. Bahan baku utama yang digunakan
dalam penelitian ini adalah surimi ikan kurisi sebanyak 250 gram. Bahan- bahan
tambahan untuk pembuatan siomay per 250 gram surimi ikan kurisi adalah tepung
tapioka sebanyak 32%, garam sebanyak 3,2%, gula 0,8%, telur 12%, air es 40%,
lada 0,2%, MSG 0,2%, bawang putih 4,8%, wortel 2,8%, dan daun bawang 4%
(Nessianti, 2015). Bahan yang ditambahkan untuk keperluan perlakuan yaitu
tepung kappa karagenan dengan konsentrasi yang berbeda-beda, masing- masing
0,55%, 1,50%, dan 2,45% (Zheng dkk., 2019). Bahan- bahan untuk keperluan
analisis data dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Penelitian eksperimental adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment
atau perlakuan terhadap subjek penelitian dengan cara membandingkan kelompok
penelitian yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan
sebagai pembanding (Nursyahidah, 2012).
Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
tepung kappa karagenan terhadap tingkat kekuatan gel dan daya terima siomay
ikan kurisi (Nemipterus nematophorus) serta mengetahui konsentrasi penambahan
kappa karagenan yang terbaik. Menurut penelitian Zheng., dkk (2019) konsentrasi
penambahan kappa karagenan terbaik adalah 1,50% dari perlakuan 0,75%, 1,50%,
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA20
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
dan 2,25% sehingga pada penelitian ini mengambil perlakuan dari batas rentang
atas dan batas rentang bawah dari nilai 1,50% yakni 0,55%, 1,50%, dan 2,45%.
Perlakuan tersebut diantaranya:
P0 : Siomay ikan kurisi tanpa penambahan tepung kappa karagenan
P1 : Siomay ikan kurisi dengan penambahan tepung kappa karagenan 0,55%
P2 : Siomay ikan kurisi dengan penambahan tepung kappa karagenan 1,50%
P3 : Siomay ikan kurisi dengan penambahan tepung kappa karagenan 2,45%
Pembuatan siomay ikan formulasi ini memiliki bahan penyusun berupa
daging ikan kurisi, tepung tapioka, telur, gula, garam, daun bawang, bawang putih,
wortel, lada, MSG, dan air es. Penentuan konsentrasi perlakuan menunjukkan
jumlah penambahan tepung kappa karagenan dalam siomay ikan.
4.3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Kusriningrum (2008) menyatakan bahwa
rancangan acak lengkap dipergunakan apabila media, alat dan bahan percobaan
seragam. Penggunaan RAL dikarenakan pada penelitian ini semua dikondisikan
sama kecuali perbedaan perlakuan dan penempatan media percobaan. Penentuan
tempat pengukusan dilakukan secara acak (random). Denah pelaksanaan
rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.4.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA21
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Gambar 4.4 Denah Pengacakan PerlakuanSumber : (Kusriningrum, 2008)
4.3.2 Prosedur Kerja
A. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian dikondisikan sesuai
ketentuan Badan Standar Nasional Indonesia (2013) tentang siomay ikan yakni
semua peralatan dan perlengkapan dikondisikan mempunyai permukaan yang
halus dan rata, tidak mengelupas, tidak berkarat, tidak retak, tidak menyerap air,
dan mudah dibersihkan.
Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih sebelum, selama, dan
sesudah digunakan, sedangkan untuk bahan baku surimi dan bahan baku lainnya
dipastikan sesuai dengan spesifikasi mutu, dimana untuk bahan baku surimi harus
sesuai dengan spesifikasi Badan Standar Nasional Indonesia (2013) tentang surimi
beku yang diuji secara organoleptik dan ditangani secara cepat, cermat, dan
saniter. Karakteristik organoleptik yang dinilai yaitu kenampakan bersih, bebas
dari sisik, tulang dan duri. Bau surimi segar spesifik jenis, serta memiliki tekstur
yang kompak dengan nilai minimal 7 dan memiliki kekuatan gel minimal 600
g/cm2 (Badan Standar Nasional Indonesia, 2013).
Bahan baku beku yang digunakan sebelum diolah menjadi siomay ikan,
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA22
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
harus dilakukan proses pelelehan atau thawing terlebih dahulu dengan cara
direndam dalam air dingin atau air yang mengalir pada suhu 0-50C selama + 15
menit, dan atau suhu ruang secara saniter (Badan Standar Nasional Indonesia,
2013). Bahan baku tepung kappa karagenan yang ditambahkan sebagai perlakuan
diperoleh dari CV. Nura Jaya, Sukolilo, Surabaya dan dipastikan sesuai dengan
persyaratan mutu tepung karagenan yakni memiliki kekuatan gel yang tinggi yaitu
minimal 500 g/cm2, bau netral dan nilai pH yang mendekati netral (7,40) (Erjanan
dkk., 2017).
B. Pembuatan Surimi
Hal utama yang harus dilakukan untuk mengolah daging ikan menjadi
surimi adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu.
Langkah pertama dalam pembuatan surimi yaitu melakukan fillet ikan kurisi
(penyayatan daging ikan tanpa sisik dan tulang) sebanyak 3 kg ikan dalam bentuk
skin off (fillet daging ikan dengan perlakuan tambahan berupa pemisahan kulit
yang terdapat pada lempengan daging), selanjutnya melakukan pencucian daging
dengan air yang mengalir dalam suhu 5-100C.
Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan senyawa penghambat
pembentukan gel. Daging ikan yang sudah dicuci dilumatkan dengan
menggunakan food processor lalu ditimbang sebanyak 250 gram. Daging yang
sudah ditimbang kemudian dicuci menggunakan air es dimana perbandingan air es
dan daging ikan yaitu 4 : 1. Suhu untuk air es tersebut diatur antara 5-100C
(Sihmawati dkk., 2014). Daging yang telah dicuci kemudian didisaring dengan
menggunakan kain blacu untuk meminimalkan jumlah air dalam daging. Daging
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA23
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
yang sudah disaring, ditimbang kembali untuk mencari jumlah rendemennya.
Proses yang dilakukan setelah penimbangan untuk mencari hasil rendemen
adalah melakukan penimbangan sukrosa dengan berat 11 gram sebagai
cryoprotectant yang akan ditambahkan untuk mencegah denaturasi protein pada
saat penyimpanan beku. Daging ikan yang telah ditambahkan dengan sukrosa
kemudian dilumatkan kembali sampai tercampur rata lalu surimi di masukkan ke
dalam plastik dan disimpan di dalam freezer dengan suhu freezing.
C. Pembuatan Siomay Ikan
Surimi ikan kurisi sebanyak 50% yang telah dilelehkan atau di thawing
pada suhu 0-50C selama + 15 menit dicampurkan dengan tepung tapioka sebanyak
16%, telur sebanyak 6%, air es 20%, dan bumbu yang telah dihaluskan seperti
bawang putih 2,4%, wortel 1,4%, lada 0,1%, MSG 0,1%, garam 1,6%, gula 0,4%,
dan daun bawang 2%, serta tepung kappa karagenan diperlakuan pertama (P1)
sebanyak 0,55%, (P2) sebanyak 1,50%, dan (P3) sebanyak 2,45%.
Penambahan bumbu bertujuan untuk meningkatkan cita rasa. Bahan- bahan
yang sudah dicampurkan kemudian diaduk atau diuleni hingga merata sampai
terbentuk adonan yang kalis. Adonan yang sudah kalis kemudian dibentuk sesuai
selera sebanyak 20 pcs siomay sesuai dengan 4 kali perlakuan dan 5 kali ulangan,
kemudian membungkusnya dengan kulit pangsit satu per satu secara rapi dan
saniter.
Proses selanjutnya yaitu mengukus siomay pada suhu 60-900C selama 10-
15 menit dengan kondisi tutup panci dibalut dengan kain yang bersih untuk
mengurangi jumlah kadar air selama proses pengukusan. Siomay yang sudah
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA24
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
matang, kemudian didinginkan dengan cara ditiriskan atau dibantu dengan kipas
angin secara cermat dan saniter selama + 5- 10 menit (Badan Standar Nasional
Indonesia, 2013). Formulasi bahan pembuatan siomay ikan dengan penambahan
tepung kappa karagenan per 100% bahan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Formulasi Bahan Siomay Ikan
No. Nama BahanPersentase
P0 P1 P2 P31. Tepung kappa karagenan - 0,55% 1,50% 2,45%2. Surimi ikan kurisi 50% 50% 50% 50%3. Tepung tapioka 16% 16% 16% 16%4. Telur 6% 6% 6% 6%5. Air es 20% 20% 20% 20%6. Garam 1,60% 1,60% 1,60% 1,60%7. Gula 0,40% 0,40% 0,40% 0,40%8. Lada 0,10% 0,10% 0,10% 0,10%9. MSG 0,10% 0,10% 0,10% 0,10%10. Bawang putih 2,40% 2,40% 2,40% 2,40%11. Wortel 1,40% 1,40% 1,40% 1,40%12. Daun bawang 2% 2% 2% 2%Sumber : (Nessianti, 2015)
D. Analisis Produk
Analisis yang akan dilakukan untuk menguji kualitas siomay ikan kurisi
dengan penambahan tepung kappa karagenan ini adalah analisis sifat fisik, seperti
tingkat kekuatan gel produk dan daya ikat air (DIA), analisis sifat kimia produk
seperti uji kandungan gizi protein dan air, serta analisis kualitas produk siomay
ikan kurisi yaitu uji organoleptik.
1. Uji Organoleptik
Analisa organoleptik pada siomay ikan kurisi menurut Badan Standar
Nasional Indonesia (2013) tentang penilaian sensori siomay ikan diuji dengan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA25
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
metode scoring yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap
parameter produk seperti kenampakan, tekstur, rasa, dan aroma oleh 30 orang
panelis tak terlatih.
Panelis akan menuliskan hasil pada scoresheet organoleptik dengan 4 nilai
pengukuran yaitu 3 sebagai nilai terendah, 5, 7, dan 9 sebagai nilai terbaik.
Siomay yang diujikan adalah siomay yang sudah siap untuk dikonsumsi. Tingkat
kualitas sensori siomay ikan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Tingkat Kualitas Sensori Siomay IkanParameter Spesifikasi Nilai
Kenampakan
Cerah spesifik produk, tanpa lendir 9Cukup cerah, tanpa lendir 7Agak kusam, sedikit lendir 5Kusam, Berlendir 3
Aroma
Kuat spesifik produk 9Cukup kuat spesifik produk 7Netral 5Busuk 3
Rasa
Kuat spesifik produk 9Cukup kuat spesifik produk 7Agak masam 5Masam 3
Tekstur
Padat dan Kompak 9Cukup padat dan kompak 7Agak lembek 5Lembek 3
Sumber : (Badan Standar Nasional Indonesia, 2013)
2. Analisis Fisik Produk
A. Uji Kekuatan Gel
Pengujian tingkat kekuatan gel produk pada penelitian ini menggunakan
prinsip imitatitive test (analisis tekstur yang dibuat untuk meniru gerakan
mengunyah) yang dilakukan dengan alat instrument LLOYD Texture Analyzer,
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA26
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
tipe TA-TX 1 Plus. Prinsip dari analisis tekstur dari suatu sampel adalah
mengukur besarnya gaya yang diperlukan untuk menghasilkan deformasi yang
disebabkan oleh besar gaya yang konstan (Purnomo, 2014).
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisis tekstur adalah
pemilihan trigger dan probe yang sesuai dengan karakteristik material (Febriani,
2015). Kurva hasil pembacaan texture analyzer akan merepresentasikan data- data
yang diperlukan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia produk akhir
sehingga kualitas tekstural produk dapat diketahui (Purnomo, 2014).
Data- data yang dapat dibaca dari kurva antara lain : 1). Hardness
(kekerasan) yaitu gaya maksimum yang tercatat saat penekanan (deformasi)
pertama atau ketahanan terhadap deformasi, 2). Cohesiveness (kelengketan) yang
menggambarkan kemampuan produk dalam menerima penekanan kedua setelah
sebelumnya menerima penekanan pertama yang dirumuskan dengan area 2/area 1.
3). Springginess yang menggambarkan bagaimana produk dapat kembali ke posisi
semula melalui proses penekanan pertama.
Springginess dapat diukur dengan rumus length 2/length 1 dimana test
dilakukan pada strain yang sama baik untuk penekanan pertama maupun kedua. 4).
Gumminess didefinisikan sebagai hasil perkalian antara hardness dan
cohesiveness, 5). Chewiness didefinisikan sebagai hasil perkalian antara
gumminess dan springginess, 6). Resilience yaitu menunjukkan kemampuan
produk untuk kembali ke posisi semula segera setelah gaya yang diaplikasikan
dilepaskan dan dihitung sebagai area 5/area 4. Diagram skematis untuk
mengilustrasikan berbagai parameter tekstur pada pengujian TA dapat dilihat pada
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA27
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
gambar 4.5.
Prosedur pengujiannya adalah kabel data dari texture analyzer dipastikan
telah tersambung ke komputer kemudian komputer dinyalakan. Jarum penusuk
sample (probe) dipasang dan diatur posisinya sampai mendekati sampel dimana
probe yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis silinder probe berdiameter
36 mm. Sampel yang akan diukur diletakkan di atas sample testing, kemudian
load cell akan menggerakkan probe ke bawah untuk menekan sampel siomay.
Pengujian selesai apabila probe kembali ke posisi semula (Lukman et al., 2009)
Gambar 4.5. Diagram Skematis Parameter Tekstur Pada Pengujian TASumber: (Purnomo, 2014)
B. Daya Ikat Air (DIA)
Uji daya ikat air bertujuan untuk menghitung kemampuan daging dalam
produk untuk menahan airnya (Moelyono, 2011). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode sentrifuge. Prosedur dilakukan dengan cara
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA28
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
menimbang sampel sebanyak 1 gram lalu ditambahkan 10 ml aquadest dalam
tabung setrifuge. Sampel di homogenkan dengan vortex selama 30 detik,
kemudian di sentrifuge dengan kecepatan 10.000 rpm selama 30 menit.
Supernatan dipisahkan dan diukur volumenya (Panpipat dan Chaijan, 2016).
Penentuan DIA dihitung dengan rumus:
DIA= volume air yang diserap (ml)berat daging (gram)
3. Analisis Kimia Produk
A. Kadar Protein
Cara penentuan kadar protein menurut Association of Official Analytical
Chemist (2005) dilakukan berdasarkan metode Kjeldahl. Prinsip analisis protein
dengan metode Kjeldahl meliputi tiga tahap yaitu destruksi, destilasi dan titrasi.
Langkah pertama pada tahap destruksi adalah menimbang sampel sebanyak 1
gram kemudian memasukkannya ke dalam labu Kjeldahl, setelah itu setengah
tablet Kjeldahl (selenium) dan 2 ml H2SO4 pekat di masukkan ke dalam tabung
tersebut. Larutan yang terbentuk kemudian di masukkan ke dalam alat destruksi
selama 1 jam pada suhu 40oC. Proses destruksi dilakukan sampai larutan
berwarna hijau jernih.
Tahap setelah dilakukan proses destruksi adalah destilasi, pada tahap ini
asam borat disiapkan sebanyak 15 ml di erlenmeyer. Alat destilasi yang akan
digunakan dicuci terlebih dahulu dengan aquades steril kemudian
memanaskannya dengan cara di letakan di kompor lalu memasukkannya ke
dalam alat destilasi serta ditambahkan dengan 15 ml aquades. Larutan NaOH
50% sebanyak 10 ml yang telah disiapkan, kemudian di masukan ke dalam alat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA29
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
destilasi dengan menggunakan corong setelah itu ditutup lalu dipanaskan
hingga mendidih sedangkan erlenmeyer yang berisi asam borat di letakan di
penampung. Destilasi dilakukan sampai diperoleh larutan berwarna hijau.
Proses yang terakhir adalah titrasi, hasil tampungan yang sudah hijau
pada proses destilasi dilakukan titrasi dengan menggunakan HCl 0,02 N sampai
warna larutan dalam erlenmeyer berubah menjadi merah muda. Volume titran
dibaca dan dicatat. Perhitungan kadar protein adalah sebagai berikut:
%N = X-Y x normalitas HCl x 14,007 x 100
ZKadar protein %bb = %N x 6.25 (Faktor konversi)
Keterangan : X= jumlah HCl (ml) contohY= jumlah HCl (ml) blankoZ= bobot sampel (g)
B. Kadar Air
Analisis kadar air menurut Association of Official Analytical Chemist (2005)
dilakukan dengan menggunakan metode oven. Langkah pengujian kadar air
adalah mengeringkan cawan terlebih dahulu ke dalam oven pada suhu 100-105°C
selama 30 menit atau sampai didapat berat tetap. Cawan yang telah di oven lalu
didinginkan ke dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang hasilnya.
Sampel sebanyak 2 gram (X1) dalam cawan tersebut dikeringkan dalam oven
pada suhu 100°C sampai tercapai berat tetap (24 jam) dan mendinginkannya
dalam desikator selama 30 menit lalu di timbang berat akhirnya (X2). Perhitungan
kadar air adalah sebagai berikut:
Kadar Air (%) = �㕰اا�اΚ侀㕰
� �tt�
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA30
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Keterangan :A = berat cawan kosong keringX = berat sampel awalY = berat cawan + sampel kering
4.3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Variabel bebas: Penambahan tepung kappa karagenan dengan konsentrasi
0,55%, 1,50%, dan 2,45%
2.Variabel terikat: Tingkat kekuatan gel dan sifat organoleptik (rasa,
tekstur, aroma, kenampakan) siomay ikan kurisi
3.Variabel kendali: Suhu dan waktu proses pengolahan, penambahan bahan
tambahan, peralatan pengolahan
4.4 Parameter yang diamati
4.4.1 Parameter Utama
Parameter utama dalam penelitian ini adalah tingkat kekuatan gel yang
meliputi Hardness (tingkat kekerasan), Gumminess (tingkat kelenturan),
Chewiness (tingkat kekenyalan), Springiness (tingkat kemampuan produk kembali
ke bentuk semula setelah tekanan), Cohesiveness (kepaduan), dan Resilience
(tingkat ketahanan), serta nilai organoleptik siomay ikan kurisi.
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat daya terima produk
terhadap konsumen adalah melakukan pengujian organoleptik dengan cara
scoring terhadap tingkat kualitas mutu seperti kenampakan, tekstur, aroma, dan
rasa yang dihasilkan, sedangkan tingkat kekuatan gel diuji dengan alat Instrument
LLOYD Texture Analyzer, tipe TA-TX 1 Plus.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA31
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
4.4.2 Parameter Pendukung
Parameter pendukung dalam penelitian ini adalah nilai Daya Ikat Air (DIA)
dalam produk, uji kadar air dan uji kadar protein. Pengujian daya ikat air
bertujuan untuk mengetahui kapasitas tepung kappa karagenan dalam mengikat air
bebas dalam produk yang diuji dengan metode sentrifuge. Pengujian kadar air dan
kadar protein pada produk bertujuan untuk menunjang nilai kekuatan gel yang
dihasilkan. Analisis jumlah kadar air dilakukan dengan metode oven
(Thermogravimetri), sedangkan untuk analisis jumlah kadar protein dilakukan
dengan metode Kjeldahl.
4.5 Analisis Data
Data hasil pengujian fisik seperti tingkat kekuatan gel, daya ikat air, dan hasil
pengujian kimia seperti uji kandungan protein dan air dianalisis dengan
menggunakan Analyze Of Variance (ANOVA) yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perlakuan yang diberikan, jika terdapat hasil yang signifikan maka
perhitungan dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan (Duncan’s Multiple
Range Test) (Kusriningrum, 2008).
Data non-parametrik seperti hasil uji organoleptik dianalisa dengan metode
Kruskal Wallis. Uji tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan signifikan
secara statistik antara dua atau lebih kelompok variabel bebas sehingga dapat
diketahui daya terima siomay ikan kurisi yang disukai oleh panelis (Kusriningrum,
2008). Berikut bagan diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.6.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA32
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Gambar 4.6. Diagram Alir Penelitian
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA33
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini terdiri dari uji kualitas produk, uji fisik, dan uji kimia. Uji
parameter fisik diteliti untuk mengetahui pegaruh penambahan tepung kappa
karaginan terhadap kualitas fisik produk seperti tingkat kekuatan gel dan daya ikat
air. Uji kualitas produk seperti uji organoleptik dilakukan untuk menilai tingkat
kepuasan panelis terhadap produk yang diteliti. Analisis parameter kimia seperti
kandungan gizi protein dan air diuji untuk menunjang nilai kekuatan gel siomay
ikan kurisi dengan penambahan tepung kappa karaginan yang dihasilkan.
5.1.1 Uji Kekuatan Gel
Analisis tekstur analyzer bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik
bahan yang berhubungan dengan daya tahan atau kekuatan suatu bahan terhadap
tekanan (Febriani, 2015). Parameter yang diamati dalam uji tekstur analyzer
meliputi hardness, springiness, cohesiveness, gumminess, chewiness dan
resilience. Atribut mutu tekstur siomay ikan dalam SNI tidak disebutkan secara
terperinci tetapi hanya disebutkan tentang parameter sensorisnya saja.
Salah satu parameter yang digunakan orang untuk menentukan baik atau
tidaknya suatu produk dapat dilihat dari kualitas teksturnya. Faktor yang
mempengaruhi tekstur diantaranya adalah formulasi bahan baku yang digunakan,
suhu pemanasan, dan cara pengolahan (Febriani, 2015). Hasil nilai parameter
tekstur siomay ikan kurisi yang ditambahkan dengan tepung kappa karagenan
dapat dilihat pada tabel 5.6.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA34
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Tabel 5.6. Nilai Parameter Tekstur Siomay Ikan KurisiUji Perlakuan (%) (%)±SD
Hardness
P0 (0.00) 2.424,5c ± 22,61P1 (0.55) 1.721,21d ± 12,72P2 (1.50) 2.631,11b ± 13,03P3 (2.45) 3.125,93a± 13,99
Springiness
P0 (0.00) 0,93c ± 0,022P1 (0.55) 0,85c ± 0,027P2 (1.50) 1,44a ± 0,15P3 (2.45) 1,10b ± 0,10
Cohesiveness
P0 (0.00) 0,74b ± 0,025P1 (0.55) 0,84a ± 0,032P2 (1.50) 0,85a± 0,028P3 (2.45) 0,83a ± 0,029
Chewiness
P0 (0.00) 2.334,03c ± 21,03P1 (0.55) 1.431, 96d ± 15,28P2 (1.50) 3.237,53b ± 16,88P3 (2.45) 3.669,18a ± 20,74
Gumminess
P0 (0.00) 2.531,30c ± 26,76P1 (0.55) 1.939, 73d ± 25,34P2 (1.50) 3.235,50a ± 23,10P3 (2.45) 2.937,83b ± 22,97
Resilience
P0 (0.00) 0,42c ± 0,037P1 (0.55) 0,46bc ± 0,027P2 (1.50) 0,51a ± 0,026P3 (2.45) 0,50ab ± 0,045
Notasi yang ditunjukkan dengan huruf superscript berbeda pada kolom yang sama menunjukkanperbandingan antar perlakuan mempunyai perbedaan yang nyata (P > 0,05).
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa parameter hardness,
springiness, cohesiveness, gumminess, chewiness, dan resilience berpengaruh
nyata terhadap siomay ikan kurisi dengan penambahan tepung kappa karagenan
(P < 0,05).
Pengujian hardness bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan produk
siomay ikan dengan penambahan tepung kappa karagenan. Hasil rata-rata nilai
hardness paling rendah yaitu 1.721,21 ± 12,72 pada perlakuan 0,55% (P1),
sedangkan rata-rata paling tinggi diperoleh pada perlakuan 2,45% (P3) yaitu
3.125,93 ± 13,99. Menurut Tiwo., et al (2018), Produk gel berbasis surimi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA35
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
memiliki nilai hardness 2.583,21 g/cm2 sehingga nilai parameter tekstur
hardness terbaik pada penelitian ini diperoleh pada penambahan tepung kappa
karagenan dengan konsentrasi 1,50% (P2). Uji statistik nilai hardness
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan (P < 0,05),
hal tersebut berarti bahwa penambahan tepung kappa karagenan berpengaruh
terhadap nilai kekerasan siomay ikan kurisi.
Pengujian springiness bertujuan untuk mengetahui kemampuan produk
kembali ke bentuk semula setelah penekanan. Hasil rata- rata nilai springiness
paling rendah yaitu 0,85 ± 0,027 pada perlakuan 0,55% (P1), sedangkan rata-
rata tertinggi yaitu 1,44 ± 0,15 yang diperoleh pada perlakuan 1,50% (P2).
Menurut Tiwo., et al (2018), Produk gel berbasis surimi memiliki nilai
springiness 0,93 mm sehingga nilai parameter tekstur springiness terbaik pada
penelitian ini diperoleh pada penambahan tepung kappa karagenan dengan
konsentrasi 1,50% (P2). Uji statistik nilai springiness menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang nyata antara P0 dan P1, tetapi berbeda nyata dengan P2
dan P3, hal tersebut berarti bahwa penambahan tepung kappa karagenan
berpengaruh terhadap nilai springiness siomay ikan kurisi terutama pada P2 dan
P3.
Pengujian cohesiveness bertujuan untuk mengetahui kepaduan tekstur
produk antar komponen penyusun. Hasil rata- rata nilai cohesiveness paling
rendah diperoleh pada perlakuan kontrol (P0) yaitu 0,74 ± 0,025, sedangkan
rata- rata paling tinggi diperoleh pada P2 (1,50%) yaitu 0,85 ± 0,028. Menurut
Tiwo., et al (2018), Produk gel berbasis surimi memiliki nilai cohesiveness 0,79
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA36
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
sampai + 0,85 sehingga nilai parameter tekstur cohesiveness terbaik pada
penelitian ini diperoleh pada penambahan tepung kappa karagenan dengan
konsentrasi 1,50% (P2). Uji statistik nilai cohesiveness menunjukkan bahwa P0
memiliki perbedaan yang nyata terhadap P1, P2, dan P3, tetapi antar P1, P2, dan
P3 tidak memiliki perbedaan yang sangat nyata, hal tersebut berarti bahwa
penambahan tepung kappa karaginan berpengaruh terhadap nilai cohesiveness
siomay ikan kurisi pada P1, P2, dan P3.
Pengujian gumminess bertujuan untuk menentukan tingkat kelenturan
produk setelah ditambahkan dengan tepung kappa karagenan pada masing-
masing perlakuan. Nilai rata- rata paling rendah parameter tekstur gumminess
ditunjukkan pada P1 (0,55%) yaitu 1.939,73 ± 25,34, sedangkan rata-rata
tertinggi diperoleh pada P2 (1,50%) yaitu 3.235,50 ± 23,10. Menurut Tiwo., et
al (2018), Produk gel berbasis surimi memiliki nilai gumminess 701,83 sampai
3.090,45. Uji statistik nilai gumminess menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang sangat nyata antar perlakuan (P<0,05), hal tersebut berarti bahwa
penambahan tepung kappa karagenan berpengaruh pada nilai gummines siomay
ikan kurisi.
Pengujian chewiness bertujuan untuk menentukan tingkat kekenyalan
produk siomay ikan kurisi yang ditambahkan dengan tepung kappa karagenan.
Nilai rata-rata paling rendah pengujian chewiness diperoleh pada P1 (0,55%)
yaitu 1.431,96 ± 15,28, sedangkan rata-rata paling tinggi diperoleh pada P3
(2,45%) yaitu 3.669,18 ± 20,74. Menurut Hu., et al (2017), Produk gel berbasis
surimi memiliki nilai chewiness 3.220,24 kg.mm sehingga nilai parameter
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA37
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
tekstur chewiness terbaik pada penelitian ini diperoleh pada penambahan tepung
kappa karagenan dengan konsentrasi 1,50% (P2). Uji statistik nilai chewiness
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan (P <
0,05), hal tersebut berarti bahwa penambahan tepung kappa karagenan
berpengaruh terhadap tingkat kekenyalan siomay ikan kurisi yang dihasilkan.
Pengujian resilience bertujuan untuk menentukan tingkat ketahanan
produk atau tingkat kepulihan sampel bahan yang dilihat dari segi kecepatan.
Hasil rata-rata terendah nilai resilience pada penelitian ini diperoleh pada
perlakuan kontrol yaitu 0,42 ± 0,037, sedangkan nilai rata-rata paling tinggi
diperoleh pada P2 (1,50%) yaitu 0,51 ± 0,026. Menurut Tiwo., et al (2018),
Produk gel berbasis surimi memiliki nilai resilience 0,42 sampai + 0,53. Uji
statistik nilai resilience menunjukkan bahwa perlakuan kontrol dengan P1 tidak
memiliki perbedaan yang nyata tetapi berbeda sangat nyata dengan P2,
sedangkan antar P2 dan P3 juga tidak memiliki perbedaan yang nyata tetapi
berbeda sangat nyata dengan perlakuan kontrol, hal tersebut berarti penambahan
tepung kappa karagenan berpengaruh terhadap nilai resilience siomay ikan
kurisi antar perlakuan kontrol dengan P2.
5.1.2 Uji Daya Ikat Air (DIA)
Analisis daya ikat air bertujuan untuk mengetahui kemampuan daging
dalam menahan air yang diserap oleh produk sehingga menghasilkan siomay
ikan kurisi dengan kualitas tekstur yang kenyal. Nilai daya ikat air dalam
produk siomay ikan dapat dilihat pada gambar 5.7.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA38
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Gambar 5.7 Rata-rata Nilai Daya Ikat Air Siomay Ikan Kurisi
Notasi yang ditunjukkan dengan huruf superscript berbeda pada kolom yang sama menunjukkanperbandingan antar perlakuan mempunyai perbedaan yang nyata (P > 0,05).
Nilai rata-rata paling rendah pada uji daya ikat air diperoleh pada P1
(0,55%) yaitu sebanyak 1,96 ± 0,23, sedangkan nilai rata- rata paling tinggi
diperoleh pada P3 (2,45%) yakni 3,30 ± 0,20. Uji statistik daya ikat air
menunjukkan bahwa antar P0 dan P1 tidak memiliki perbedaan yang sangat
nyata, tetapi berbeda sangat nyata dengan P2 dan P3, hal tersebut menunjukkan
bahwa penambahan tepung kappa karagenan berpengaruh terhadap nilai daya
ikat air siomay ikan kurisi terutama pada P2 dan P3.
5.1.3 Uji Kandungan Proksimat
Pengujian proksimat pada penelitian ini meliputi pengujian kadar air dan
kadar protein dalam produk. Kadar protein diuji untuk mengetahui persentase
kandungan protein dalam siomay ikan kurisi dengan penambahan tepung
kappa karagenan, sedangkan kadar air diuji untuk mengetahui jumlah
kandungan air didalamnya. Menurut Nugroho (2014) kadar air merupakan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA39
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
salah satu karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan karena air
dalam produk dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, dan cita rasa bahan
pangan.
Air merupakan salah satu media yang mampu meningkatkan
pertumbuhan mikroba sehingga jika kadar air dalam produk terlalu banyak
maka dapat menyebabkan pembusukan pada produk, selain itu kandungan air
yang terdapat dalam bahan pangan dapat mempengaruhi kekuatan gel (Saputra,
2018). Data hasil rata-rata uji kadar air dan protein pada siomay ikan kurisi
dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Rata-rata Nilai Kadar Air dan Protein dalam Siomay IkanUji Perlakuan (%) (%)±SD Standar (%)
Protein P0 (0.00) 7,30a ± 0,17 Min. 5,00 (SNI-7756-2013)P1 (0.55) 7,32a ± 0,13
P2 (1.50) 8,16b ± 0,11P3 (2.45) 8,27b ± 0,18
Air P0 (0.00) 58,16a ± 0,11 Maks. 60,00 (SNI-7756-2013)P1 (0.55) 54,19b ± 0,14
P2 (1.50) 50,14c ± 0,09P3 (2.45) 48,30d ± 0,16
Notasi yang ditunjukkan dengan huruf superscript berbeda pada kolom yang samamenunjukkan perbandingan antar perlakuan mempunyai perbedaan yang nyata (P > 0,05).
Nilai rata- rata paling rendah pada uji kadar air siomay ikan kurisi
diperoleh pada P3 (2,45%) yaitu 48,30 ± 0,16, sedangkan nilai rata-rata kadar
air tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yatu sebanyak 58,16 ± 0,11. Uji
statistik kadar air menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata
antar perlakuan (P < 0,05), hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan
tepung kappa karagenan berpengaruh terhadap jumlah kadar air siomay ikan
kurisi yang dihasilkan.
Nilai rata- rata paling rendah dari hasil uji kandungan protein diperoleh
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA40
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
pada perlakuan kontrol yaitu sebanyak 7,30 ± 0,17, sedangkan nilai rata- rata
paling tinggi diperoleh pada P3 (2,45%) yaitu sebanyak 8,27 ± 0,18. Uji
statistik menunjukkan bahwa perlakuan kontrol dan P1 tidak berbeda nyata,
tetapi berbeda sangat nyata dengan P2 dan P3, sedangkan antar P2 dan P3
tidak memiliki perbedaan yang nyata terhadap nilai kadar protein siomay ikan.
Uji statistik tersebut berarti penambahan tepung kappa karagenan tidak
berpengaruh terhadap nilai kadar protein antar perlakuan yang diberikan.
5.1.4 Uji Organoleptik
Uji Organoleptik pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
daya terima produk oleh panelis. Parameter yang diuji dalam pengujian
organoleptik sesuai SNI-7756-2006 tentang siomay ikan yakni kenampakan,
aroma, rasa, dan tekstur produk. Uji organoleptik pada penelitian ini diuji oleh
30 orang panelis tak terlatih. Siomay ikan yang terbuat dari surimi ikan kurisi
disajikan dalam kondisi hangat dan seminimal mungkin tidak kontak secara
langsung dengan suhu ruang.
Siomay ikan yang diuji akan dinilai sesuai kode sampel yang dibuat
secara acak untuk menghasilkan persebaran penilaian yang sama rata dan
pengujian dilakukan berdasarkan instruksi uji organoleptik sesuai Standar
Nasional Indonesia Tahun 2013 tentang siomay ikan. Rata- rata nilai
organoleptik siomay ikan kurisi dapat dilihat pada tabel 5.8.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA41
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Tabel 5.8 Rata-rata Nilai Organoleptik Siomay Ikan KurisiUji Perlakuan (%) (%)±SD Standar
Kenampakan P0 (0.00) 7,13 ± 1,16Min. 7 (skor 3-9)P1 (0.55) 7,33 ± 0,92
P2 (1.50) 7,47 ± 1,13P3 (2.45) 6,73 ± 0,69
Aroma P0 (0.00) 6,33 ± 1,09Min. 7 (skor 3-9)P1 (0.55) 6,27 ± 1,23
P2 (1.50) 7,20 ± 1,21P3 (2.45) 6,73 ± 1,25
Rasa P0 (0.00) 7,40 ± 0,81Min. 7 (skor 3-9)P1 (0.55) 7,07 ± 0,98
P2 (1.50) 7,80 ± 1,24P3 (2.45) 7,40 ± 0,96
Tekstur P0 (0.00) 7,47 ± 0,86Min. 7 (skor 3-9)P1 (0.55) 7,33 ± 0,75
P2 (1.50) 7,87 ± 1,00P3 (2.45) 7,13 ± 0,50
Sumber : (Badan Standar Nasional Indonesia, 2013)
Hasil analisis menggunakan Kruskal Wallis menunjukkan bahwa
parameter kenampakan, aroma, rasa, dan tekstur berpengaruh nyata terhadap
siomay ikan kurisi yang ditambahkan dengan tepung kappa karagenan (P<
0,05).
Pada parameter kenampakan hasil rata-rata tertinggi diperoleh pada P2
yaitu 7,47 ± 1,13, sedangkan rata-rata nilai terendah diperoleh pada P3 yakni
6,73 ± 0,69. Hasil analisis statistik pada parameter kenampakan menunjukkan
bahwa nilai P berbeda nyata dengan keseluruhan perlakuan (P<0,05), hal
tersebut berarti bahwa penambahan tepung kappa karagenan pada siomay ikan
kurisi berpengaruh signifikan terhadap nilai kenampakan. Perlakuan terbaik
nilai kenampakan produk siomay ikan kurisi diperoleh pada P2.
Pada parameter aroma hasil rata- rata tertinggi diperoleh pada P2 yaitu
7,20 ± 1,21, sedangkan rata- rata nilai terendah diperoleh pada P1 yakni 6,27 ±
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA42
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
1,23. Hasil analisis statistik pada parameter aroma menunjukkan bahwa nilai P
berbeda nyata dengan keseluruhan perlakuan (P<0,05), hal tersebut berarti
bahwa penambahan tepung kappa karagenan pada siomay ikan kurisi
berpengaruh signifikan terhadap nilai aroma. Perlakuan terbaik nilai aroma
produk siomay ikan kurisi diperoleh pada P2.
Pada parameter rasa hasil rata- rata tertinggi diperoleh pada P2 yaitu
7,80 ± 1,24, sedangkan rata- rata nilai terendah diperoleh pada P1 yakni 7,07 ±
0,98. Hasil analisis statistik pada parameter rasa menunjukkan bahwa nilai P
berbeda nyata dengan keseluruhan perlakuan (P<0,05), hal tersebut berarti
bahwa penambahan tepung kappa karagenan pada siomay ikan kurisi
berpengaruh signifikan terhadap nilai rasa. Perlakuan terbaik nilai rasa produk
siomay ikan kurisi diperoleh pada P2.
Pada parameter tekstur hasil rata- rata tertinggi diperoleh pada P2 yaitu
7,87 ± 1,00, sedangkan rata- rata nilai terendah diperoleh pada P3 yakni 7,13 ±
0,50. Hasil analisis statistik pada parameter tekstur menunjukkan bahwa nilai
P berbeda nyata dengan keseluruhan perlakuan (P<0,05), hal tersebut berarti
bahwa penambahan tepung kappa karagenan pada siomay ikan kurisi
berpengaruh signifikan terhadap nilai tekstur. Perlakuan terbaik nilai tekstur
produk siomay ikan kurisi diperoleh pada P2.
5.2 Pembahasan
Tekstur merupakan aspek yang penting untuk penilaian mutu produk
pangan terutama pada produk yang memiliki tekstur lembek dan keras karena
dapat mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA43
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Menurut Purnomo (2014) penilaian tekstur suatu produk dapat ditentukan dari
nilai hardness (kekerasan), springiness (elastisitas), cohesiveness (kepaduan),
gumminess (kelengketan), chewiness (kekenyalan), dan resilience (ketahanan).
Siomay merupakan produk dimsum (produk yang diolah dengan cara
dikukus) dan tergolong pada produk yang membutuhkan spesifikasi
pembentukan gel yang kompak, tidak lembek, tidak berair, dan tidak terlalu
keras sehingga dalam memperbaiki teksturnya, formulasi yang digunakan
ditambahkan dengan tepung kappa karagenan. Kappa karagenan mampu
menyerap kadar air yang terlalu banyak akibat proses denaturasi protein yang
menyebabkan lemahnya daya ikat myofibril dalam daging pada saat proses
pengukusan (Siregar, 2016).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penambahan tepung
kappa karagenan menyebabkan terbentuknya gel siomay ikan yang terlalu kuat.
Menurut Sidi (2014), pembentukan gel yang kuat oleh kappa karagenan
disebabkan karena adanya penggabungan rantai- rantai polimer melalui ikatan
hidrogen pada gugus hidroksil disepanjang rantai polimer kappa karagenan
sehingga terbentuk suatu jala tiga dimensi yang kuat dan kaku. Struktur polimer
tiga dimensi tersebut akan berfungsi untuk menangkap atau mengimobilisasikan
air menjadi bentuk koloid sehingga menyebabkan terbentuknya gel yang kuat.
Pembentukan gel yang kuat tersebut ditunjang oleh rendahnya jumlah kadar
air (Tabel 5.7) serta tingginya nilai daya ikat air dalam produk (Gambar 5.7).
Kadar air yang semakin rendah pada sampel menunjukkan bahwa produk yang
dihasilkan memiliki kapasitas menahan air yang semakin baik. Semakin tinggi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA44
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
nilai daya ikat airnya berarti akan semakin besar penguatan gelnya (Siregar,
2016).
Kadar air yang rendah pada produk akan menghasilkan tekstur gel siomay
yang semakin keras karena adanya perbandingan yang kurang seimbang antara
tepung kappa karagenan dengan air yang tersedia di dalam daging ikan (Riyadi,
2006). Suhu dan waktu pemasakan juga dapat mempengaruhi nilai kekerasan
siomay ikan. Menurut Pratama (2014), semakin rendah suhu gelatinisasi pati
maka akan semakin terbatas kemampuan pati untuk mengembang sehingga nilai
kekerasan (hardness) meningkat.
Agustini (2015) menambahkan bahwa nilai hardness (kekerasan gel),
springiness (elastisitas gel), cohesiveness (kekompakan gel) dan chewiness
(kekenyalan gel) akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kadar
protein dalam produk. Hal tersebut terjadi karena adanya ikatan antara muatan
negatif gugus sulfat kappa karagenan dengan muatan posistif sisi samping asam
amino pada permukaan miofibril protein menjadi proteokaragenat sehingga
menyebabkan kestabilan protein selama proses pengukusan (Nugroho, 2014).
Kandungan aktin dan myosin yang tinggi pada protein akan membantu
dalam proses pembentukan matriks gel yang kuat sehingga tekstur yang
terbentuk menjadi lebih kenyal, padat, dan kompak (Agustini, 2015). Tekstur
produk yang kompak juga disebabkan oleh adanya penambahan telur pada
formulasi siomay ikan kurisi yang menyebabkan interaksi antar komponen
dalam produk menjadi kuat dan stabil sehingga mampu membentuk matriks gel
adonan yang kokoh (Jonathan et al., 2016). Hu., et al (2017) menambahkan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA45
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
bahwa protein dan pati dalam siomay ikan merupakan faktor utama dalam
menentukan kualitas pengolahan produk pangan.
Hasil uji parameter tekstur gumminess (kelengketan produk) menunjukkan
bahwa siomay ikan yang dihasilkan memiliki daya lengket yang tinggi. Menurut
Alam dkk., (2007), tekstur produk yang lengket disebabkan oleh adanya
amilopektin pada pati.
Amilopektin lebih banyak berperan dalam meningkatkan nilai resilience
(keteguhan) dan nilai gumminess (kelengketan produk) siomay ikan karena
dapat membentuk daerah amorf atau daerah kurang kompak sehingga akan lebih
mudah ditembus air, enzim, dan bahan kimia lainnya. Menurut Siregar (2016),
struktur kappa karagenan memiliki pori-pori yang lebih besar sehingga dengan
kondisi tersebut waktu pemulihan sampel menjadi lebih cepat apabila diberi
tekanan. Indrianti (2013) menambahkan bahwa, jika kadar air di dalam produk
tinggi, maka siomay yang dihasilkan juga akan lebih basah dan lengket.
Pada Industri pangan penerimaan produk sangatlah penting karena dapat
mempengaruhi daya minat konsumen terhadap produk (Putra, 2015). Hasil uji
organoleptik (tekstur, kenampakan, aroma, rasa) menunjukkan bahwa rata- rata
panelis lebih menyukai tekstur siomay ikan yang tidak terlalu keras dan tidak
terlalu lengket dibandingkan dengan tekstur siomay ikan yang sangat keras dan
sangat lengket karena mudah untuk dihancurkan dan ditelan. Menurut Badan
Standarisasi Nasional Indonesia (2013), karakteristik siomay ikan yang baik
yaitu memiliki tekstur yang padat dan kompak. Arumsari., dkk (2013)
menambahkan bahwa konsumen juga akan lebih menyukai produk dengan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA46
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
bentuk yang rapi, bagus, dan utuh dibandingan dengan produk yang kurang rapi
dan tidak utuh.
Kenampakan siomay ikan kurisi yang disukai oleh panelis memiliki
karakteristik warna yang sedikit kecoklatan, bersih, tidak berlendir, dan tidak
kusam. Tingkat kecerahan siomay ikan yang menurun diduga terjadi selama
proses pemasakan. Menurut Ardianti (2014), karagenan merupakan campuran
kompleks dari beberapa polisakarida, dimana jika polisakarida tersebut kontak
dengan panas maka akan menyebabkan warna berubah menjadi kurang cerah
atau kusam. Warna siomay ikan yang kecoklatan disebabkan akibat terjadinya
reaksi maillard (reaksi pencoklatan non enzimatis) antara karbohidrat dari
tepung tapioka dengan asam amino dari daging ikan yang digunakan (Ardianti,
2014).
Siomay ikan yang dihasilkan memiliki aroma yang khas spesifik jenis bahan
baku yang digunakan, selain itu aroma yang khas juga berasal dari rempah-
rempah yang ditambahkan seprti daun bawang, lada, dan bawang putih.
Menurut Putra (2015), aroma menjadi daya tarik tersendiri dalam menentukan
baik atau tidaknya suatu produk. Industri pangan menganggap bahwa uji
organoleptik aroma sangatlah penting karena dapat memberikan hasil penilaian
subyektif apakah suatu produk disukai atau tidak. Umumnya konsumen akan
menyukai aroma khas yang tidak menyimpang dari aroma normal (Putra, 2015).
Penilaian rasa sangat penting bagi konsumen untuk menentukan dalam
menerima atau menolak suatu produk. Meskipun parameter lain dinilai cukup
baik, tetapi jika rasanya tidak disukai maka produk akan ditolak. Nilai parameter
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA47
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
rasa pada penelitian ini memiliki rasa yang hampir sama yaitu khas spesifik
jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku, selain itu rasa dari rempah-
rempah yang ditambahkan juga cukup dan tidak berlebihan. Penggunaan
bumbu- bumbu seperti bawang putih akan mempengaruhi cita rasa yang
dihasilkan karena memiliki komponen bioaktif seperti alisin. Sama seperti
senyawa fenolik lainnya, senyawa ini mampu meningkatkan cita rasa pada
bahan makanan (Andrianti, 2014).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA48
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah perbedaan
konsentrasi tepung kappa karagenan berpengaruh terhadap nilai kekuatan gel dan
daya terima siomay ikan kurisi yang dihasilkan. Siomay ikan dengan konsentrasi
kappa karagenan 1,50% memiliki kekuatan gel yang sesuai dengan penerimaan
konsumen dan menghasilkan tekstur gel yang kompak dan tidak terlalu keras.
6.2 Saran
Saran yang diberikan oleh penulis yaitu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai masa simpan produk terhadap perlakuan yang diberikan, selain
itu dalam menyajikan produk yang membutuhkan spesifikasi pembentukan gel
seperti siomay ikan ini sangatlah penting dalam memperhatikan suhu penyajian
karena sangat berpengaruh terhadap nilai sensoris produk yang dihasilkan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA49
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara. 158hal.
Agustin, T. I. 2012. Mutu Fisik Dan Mikrostruktur Kamaboko Ikan Kurisi(Nemipterus nematophorus) Dengan Penambahan Karagenan. ProsidingSeminar Nasional Pengolahan Produk Dan Bioteknologi Kelautan DanPerikanan. 15(1): 17-24.
Agustini, T. W., D. A. P. Putra dan I. Wijayanti. 2015 Pengaruh PenambahanKaragenan Sebagai Stabilizer Terhadap Karakteristik Otak- Otak IkanKurisi (Nemipterus nematophorus). Jurnal Pengolahan dan BioteknologiHasil Perikanan. 4(2): 1-10.
Alam, N., M. S Saleh., Haryadi., dkk. 2007. Sifat Fisikokimia dan Sensoris InstanStarch Noodle (ISN) Pati Aren Pada Berbagai Cara Pembuatan. JournalAgroland. 14(4): 269-274.
Anggadireja, J. T., A. Zatnika., H. Purwoto dan S. Istini. 2010. Rumput Laut.Jakarta : Penebar Swadaya.
Anggraeni, P.Y. dan S. S. Yuwono. 2014. Pengaruh Fermentasi Alami Pada ChipsUbi Jalar (Ipomoea batatas) Terhadap Sifat Fisik Tepung Ubi JalarTerfermentasi. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(2): 59-69.
Ardianti Y., S. Widyastuti., Rosmilawati, dkk. 2014. Pengaruh PenambahanKaragenan Terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Bakso Ikan Tongkol(Euthynnus affinis). Jurnal Agroteksos. 24(3): 159-166.
Arumsari, M. D., Y. S. Darmanto dan P. H. Riyadi. 2013. Pengaruh PerbedaanKonsentrasi Tepung Kentang (Solanum tuberosum) Terhadap KarakteristikPasta dari Ikan Air Tawar, Payau, Laut. Jurnal Pengolahan dan BioteknologiHasil Perikanan. 2(5): 108-117.
Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Method of Analysis ofAssociation of Official Analytical Chemist. Ed ke-14. AOAC inc.Airlington.
Astawan, M., Wresdiyati dan S. Koswara. 2004. Pemanfaatan Iodium dan SeratPangan dari Rumput Laut untuk Peningkatan Kecerdasan dan PencegahanPenyakit Degeneratif. Laporan Akhir Penelitian. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Astawan, M., S. Koswara dan F. Herdiani. 2007. Pemanfaatan rumput laut(Eucheuma cottonii) untuk meningkatkan kadar iodium dan serat pada selai
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA50
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
dan dodol. Jurnal teknologi dan industri pangan. 55 (1): 61-69.
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Perikanan. 2015. InstruksiKerja Pengujian Contoh Hasil Perikanan. Laboratorium KriteriaBBRPPBKP. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-2346-2006 : Petunjuk PengujianOrganoleptik dan atau Sensori. Jakarta: Badan Standar Nasional. 23 hal.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI-2694-2013 : Surimi. Jakarta. BadanStandar Nasional. 15 hal.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI-7756-2013 : Siomay Ikan. Jakarta. BadanStandar Nasional. 23 hal.
Darmawan, D., A. A Abdillah dan L. Sulmartiwi. 2018. Pengaruh FortifikasiKappa- Karagenan Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik GalantinBandeng. Surabaya. Universitas Airlangga.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2009. Profil Rumput Laut Indonesia.Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Erjanan, S., V. Dotulong dan R. Montolalu. 2017. Mutu Karaginan Dan KekuatanGel Dari Rumput Laut Merah Kappaphycus alvarezii. Jurnal MediaTeknologi Hasil Perikanan. 5(2): 130-133.
Fathmawati, D., M. R. P. Abidin dan A. Roesyadi. 2014. Studi KinetikaPembentukan Karagenan Dari Rumput Laut. Jurnal Teknik Pomits. InstitutTeknologi Sepuluh November. Surabaya. 3(1).
Febriani, Y. 2015. Kimia Analisa Instrumentasi. Universitas Atma JayaYogyakarta. 20 hal.
Herawati, H. 2018. Potensi Hidrokoloid Sebagai Bahan Tambahan Pada ProdukPangan Dan Non Pangan Bermutu. Jurnal Litbang Pertanian. 37(1): 17-25.
Hu, Y., Z. Wei dan Y. Chen. 2017. Quality Changes of Fresh Dumpling Wrappersat room temperature. Food Technology Journal. XXI(2): 63-73.
Husain, R., S. Suparmo dan E. Harmayani. 2017. Kinetika Oksidasi Protein IkanKakap (Lutjanus sp) Selama Penyimpanan. Agritech. 37(2).
Hutabarat, F. K., N. M. Yusa dan A. A. 1. Sri Wiadnyani. 2017. PengaruhPenambahan Wortel (Daucus carota L.) Terhadap Karakteristik Ledok.Scientific Journal of Food Technology. 4(2): 113-119.
Indrianti, N., R Kumalasari., R. Ekafitri., dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan PatiGanyong, Tapioka, dan Mocaf Sebagai Bahan Substitusi Terhadap Sifat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA51
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Fisik Mie Jagung Instan. Agritech. 33(4).
Jonathan, A. A. T., C. Y Trisnawati dan A. M Sutedja. 2016. Pengujian KuningTelur Pada Beberapa Konsentrasi Gum Xanthan Terhadap KarakteristikFisikokimia dan Organoleptik Cake Beras Rendah Lemak. JurnalAgroteknologi. 10(1): 1-11.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2016. Laporan Tahunan DirektoralProduksi Tahun 2016. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012a. Statistik Perikanan TangkapIndonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 12(1).
Koswara, dan Soetrisno. 2009. Pengawet Alami Untuk Produk Dan Bahan Pangan.E-book Pangan. Jakarta.
Kusriningrum, R. S., 2008. Buku Ajar Perancangan Percobaan FakultasKedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya: Dani Abadi.
Lubis, Y. M., N. M. Erfiza, Ismaturahmi dan Fahrizal. 2013. PengaruhKonsentrasi Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Dan Jenis Tepung PadaPembuatan Mie Basah. Rona Teknik Pertanian. 6(1): 413-420.
Lukman, I., N. Huda dan N. Ismail. 2009. Physicochemical and SensoryProperties of Commercial Chicken Nugget. Asian Journal of Food andAgro-Industry. 2(02):171-180.
Moelyono, J. S. 2011. Sifat Fisikokimia Dan Organoleptik Nugget Ikan TenggiriDengan Variasi Konsentrasi Isolat Protein Kedelai. Program StudiTeknologi Pangan. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Moniharapon, A. 2014. Surimi Technology and It’s Processing Product. MajalahBiam. 10(1): 16-30.
Nastiti, N. 2016. Pengaruh Penggantian Tepung Terigu Dengan Tepung KacangMerah (Phaseolus vulgaris L.) Terhadap Organoleptik Kulit Siomay.Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Nessianti, A. 2015. Pengaruh Penambahan Puree Labu Siam (Sechium edule)Terhadap Sifat Organoleptik Siomay Ikan Tenggiri. E-journal Tata Boga.4(3).
Novelia, Y., T. A. Wulandari.2016. Perencanaan Usaha Produksi Siomay Ayamdan Siomay Ayam Jagung Dengan Kapasitas 200 buah/hari. TugasPerencanaan Unit Pengolahan Pangan. Universitas Katolik Widya Mandala.Surabaya.
Nugroho, S. A., E. N. Dewi dan Romadhon. 2014. Pengaruh Perbedaan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA52
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Konsentrasi Karagenan Terhadap Mutu Bakso Udang (Litopenaeusvannamei). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3(4): 59-64.
Nursyahidah, F. 2012. Penelitian Eksperimen. http://faridanursyahidah.files.wordpress. com. 06 Januari 2019.
Oktaviyani, S., M. Boer dan Yonvitner. 2016. Biological Aspect Of JapaneseThreadfin Bream (Nemipterus nematophorus) In The Gulf Of Banten.Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap. Jakarta. Bawal. 8(1).
Panpinat, W., dan M. Chaijan. 2016. Turk. J. Fish Aquat. Sci. 16: 041-050.
Pramuditya, G., S. S Yuwono. 2014. Penentuan Atribut Mutu Tekstur BaksoSebagai Syarat Tambahan Dalam SNI Dan Pengaruh Lama PemanasanTerhadap Tekstur Bakso. Jurnal Pangan Dan Agroindustri. 2(4): 200-209.
Pratama, R. I., I. Rostini dan E. Liviawaty. 2014. Karakteristik Biskuit denganPenambahan Tepung Tulang Ikan Jangilus (Istiophorus sp.). Jurnal Akuatika.5(1):30-39.
Purnomo, H. E. 2014. Food Review Indonesia:Texture of Snack Food..Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor. 9(07):56-60.
Putra, D. A. P., T. W. Agustini dan I Wijayanti. 2015. Pengaruh PenambahanKaragenan Sebagai Stabilizer Terhadap Karakteristik Otak- Otak IkanKurisi (Nemipterus nematophorus). Jurnal Pengolahan dan BioteknologiHasil Perikanan. 4(2): 1-10.
Radityo, C. T., Y. S. Darmanto dan Romadhon. 2014. Pengaruh Penambahan EggWhite Powder Dengan Konsentrasi 3% Terhadap KemampuanPembentukan Gel Surimi Dari Berbagai Jenis Ikan. Jurnal Pengolahan DanBioteknologi Hasil Perikanan. 3(4): 19.
Riyadi, P. H. 2006. Pemanfaatan Ikan Beloso Sebagai Bahan Baku PembuatanPasta Ikan Dengan Penambahan Tepung Garut. Jurnal Saintek Perikanan.2(1): 8-21.
Russell, B. C. 1990. Species Catalogue Nemipterid Fishes of the World (ThredfinBreams, Whiptail Breams, Monocle Breams, Dwarf Monocle Breams, andCoral Breams) Family Nemipteridae an Annotated and Illustrated Catalogueof Nemipterid Species Known to Date. F.A.O. United Nation of Rome.125(12). 149p.
Safitri, F. E. 2014. Pemanfaatan Limbah Padat Surimi Ikan Swanggi (Priacanthusmacracanthus) Secara Kimiawi Terhadap Kandungan Nutrisi SebagaiAlternatif Bahan Pakan Ikan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA53
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Universitas Airlangga. Surabaya. 93 hal.
Saputra, E. 2018. Pengaruh Pencucian Dan Penyimpanan Pada Pembuatan SurimiDan Kamaboko Ikan Nila (Oreochromis sp.). Journal of Marine and CoastalScience. 7(3): 89-102.
Sen, S., G. D. Dash dan M. K. Koya. 2014. Stock Assessment Of JapaneseTreadfin Bream (Nemipterus japonicus) From Veraval Water. IndianJournal of Geo- Marine Sciences. 43(4): 519-527.
Setyawan, F., H. Santoso dan A. Syauqi. 2017. Protein Surimi Ikan Kurisi(Nemipterus hexodon) Karena Pengaruh Penyimpanan Beku danKontribusinya Di Dalam Pemenuhan Kecukupan Protein. E- jurnal IlmiahBiosaintropis. 3(1): 31-38.
Sidi, N. C., E. Widowanti dan A. Nursiwi. 2014. Pengaruh PenambahanKaragenan Pada Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Fruit Leather Nanas(Ananas Comosus L. Merr) dan Wortel (Daucus carota). Jurnal AplikasiTeknologi Pangan. 3(4): 122-127.
Sihmawati, R. Rini dan M. Nasir S. 2014. Aspek Mutu dan Tingkat KesukaanKonsumen Terhadap Surimi Ikan Belut. Jurnal Agroknow. 2(1).
Siregar, R. F., J. Santoso dan Uju. 2016. Karakteristik Fisiko Kimia KappaKaragenan Hasil Degradasi Menggunakan Hidrogen Peroksida. JurnalPengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 19(3): 256-266.
Sumardani, N. L. G., I G. N. G Bidura., I. A. P Utami dan A. T. Umiyati. 2014.Studi Khasiat Ekstrak Daun Bawang Putih (Allium sativum) Dan DaunKatuk (Sauropus androgynus) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol DanLemak Abdomen Itik. Majalah Ilmiah Pertanian. 17(1): 25-29.
Suryaningrum, D. T., Murdinah dan M Arifin. 2002. Penggunaan KappaKaraginan Sebagai Bahan Penstabil Pada Pembuatan Fish Meat Loaf DariIkan Tongkol (Euthynus pelamys. L). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.8(6).
Suzuki, T. 2001. Fish and Krill Protein Processing Technology. Applied SciencePublishing London. London.
Tam, L. M., H Corke., W. T Tan., et al. 2004. Production Of Bihon-Type NoodleFrom Maize Starch Differing In Amylose Content. Cereal Chemistry. 81(4):475-480.
Tiwo, C. T., M. V. Chandra., H. M. Womeni., et al. 2018. Effect of Ice Storage onThe Textural and Rheologycal Properties of Proteins From Freshwater Fish,Cyprinus carpio (Common carp). Fisheries and Aquaqulture Journal. 9(3):1-10.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA54
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Tojo, E., dan J. Prado. 2003. Chemical Composition of Carragenan BlendsDetermined by IR Spectroscopy Combined with a PLS MultivariateCalibration Method. Carbohydrate Research.
Wenno, M. R., J. L. Thenu dan C. G. C. Lopulalan. 2012. Karakteristik KappaKaragenan Dari Kappaphycus alvarezii Pada Berbagai Umur Panen. JPBPerikanan. 7(1): 61-67.
Wibowo, A., F. Hamzah dan V. S. Johan. 2014. Pemanfaatan Wortel (Daucuscarota L.) Dalam Meningkatkan Mutu Nugget Tempe. Sagu. 13(2): 27-34.
Wibowo, S., dan Yunizal. 2014. Penanganan Ikan Segar. Instalasi PenelitianPerikanan Laut Slipi. Jakarta.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wiradimadja, M. M., R. I. Pratama dan A. Rizal. 2017. Karakterisasi Mutu SurimiSegar Dan Kamaboko Ikan Nila Berdasarkan Perbedaan Proses PencucianMenggunakan NaCl Dan NaHCO2 . Jurnal Perikanan dan Kelautan. VIII(2):140-144.
Zheng, H., S. K. Beamer., K. E. Matak., et al. 2019. Effect of K-Carrageenan OnGelation And Gel Characteristics of Antarctic Krill (Euphausia superba)Protein Isolated With Isoelectric Solubilization/ Precipitation. FoodChemistry. Elsevier inc. 278: 644-652.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA55
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sifat- Sifat KaragenanKarakteristik Kappa Iota Lamda
Ester sulfat 25-30% 28-35% 32-39%
3,6-anhidro-D-galaktosa 28-35% - 30%
Kelarutan
Air panas Larut >700C Larut >700C Larut
Air dingin Larut garam Na+, K+,tidak dalam Ca2+
Larut garam Na+, tidakdalam K+ dan Ca2+ Semua garam
Susu panas Mengembang baik Larut Larut mengental
Susu dingin Tidak larut Tidak larut Larut panas
Larutan gula Larut panas Sulit Larut Larut panas
Larutan garam Tidak larut Larut panas Tidak larut
Pelarut organik Tidak larut Tidak larut -
Gelasi
Pengaruh kation Gel lebih kuat denganion K+
Gel lebih kuat denganCa2+ Tidak membentuk gel
Tipe gel Kuat dan sineresis Elastis dan tidaksineresis Tidak membentuk gel
Pengaruh locusbean gum Sineresis Tidak sineresis Membentuk gel dan
tidak sineresis
Stabilitas
pH Netral danalkali Stabil Stabil Stabil
pH Asam (3,5) Gel stabil Tergantung panas HidrolisisSumber : (Siregar, 2016)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA56
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 2. Alat- Alat Analisis Data
Analisis Alat Metode
Kadar Protein
Timbangan analitik, labu destilasi250 ml, gelas ukur 25 ml dan 50ml, destilator, pipet volume 5ml,buret 25 ml, labu kjedhal
Kjeldahl
Kadar AirOven, cawan, desikator,
timbangan analitik kapasitas 250gram
Oven(Thermogravimetri)
Gel Strength Instrument LLOYD TextureAnalyzer, tipe TA-TX 1 Plus. Texture analyzer
Daya Ikat Air
Timbangan analitik kapasitas 250gram, vortex, sentrifugator,
tabung sentrifuge,beaker glass200 ml, lumpang dan alu, kaca
arloji,spatula, rak tabungsentrifuge, gelas ukur 10 ml
Sentrifuge
Sumber : (Association of Official Analytical Chemist ,2005)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA57
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 3. Bahan- bahan Analis DataNo. Analisis Bahan
1. Kadar Protein Sampel, H2SO4, katalisator, aquadest, NaOH50%, HCL
2. Kadar Air Sampel
3. Gel strength Sampel
4. Daya Ikat Air Sampel
Sumber : (Association of Official Analytical Chemist ,2005)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA58
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 4. Hasil Uji One Way Anova Tekstur Parameter Hardness
DescriptivesHardness
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
p0 5 2424.95 22.61 10.11 2396.86 2453.03 2403.12 2461.24
p1 5 1721.21 12.72 5.68 1705.41 1737.00 1711.01 1742.17
p2 5 2631.11 13.03 5.82 2614.93 2647.29 2612.03 2646.02
p3 5 3125.93 13.99 6.25 3108.55 3143.31 3102.14 3137.12
Total 20 2475.80 517.99 115.82 2233.37 2718.23 1711.01 3137.12
ANOVAHardness
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 5093967.224 3 1697989.075 6536.044 .000
Within Groups 4156.616 16 259.789
Total 5098123.840 19
HardnessDuncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
p1 5 1721.2100
p0 5 2424.9520
p2 5 2631.1140
p3 5 3125.9380
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA59
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 5. Hasil Uji One Way Anova Tekstur Parameter Springiness
DescriptivesSpringiness
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
p0 5 .9300 .02236 .01000 .9022 .9578 .90 .96
p1 5 .8560 .02702 .01208 .8225 .8895 .82 .89
p2 5 1.4480 .15897 .07109 1.2506 1.6454 1.32 1.72
p3 5 1.1040 .10065 .04501 .9790 1.2290 1.00 1.24
Total 20 1.0845 .25021 .05595 .9674 1.2016 .82 1.72
ANOVASpringiness
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.043 3 .348 37.964 .000
Within Groups .147 16 .009
Total 1.189 19
SpringinessDuncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
p1 5 .8560
p0 5 .9300
p3 5 1.1040
p2 5 1.4480
Sig. .239 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA60
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 6. Hasil Uji One Way Anova Tekstur Parameter Cohesiveness
DescriptivesCohesiveness
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
p0 5 .7420 .02588 .01158 .7099 .7741 .71 .78
p1 5 .8440 .03209 .01435 .8042 .8838 .81 .89
p2 5 .8560 .02881 .01288 .8202 .8918 .82 .89
p3 5 .8300 .02915 .01304 .7938 .8662 .80 .87
Total 20 .8180 .05317 .01189 .7931 .8429 .71 .89
ANOVACohesiveness
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .040 3 .013 15.858 .000
Within Groups .014 16 .001
Total .054 19
CohesivenessDuncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
p0 5 .7420
p3 5 .8300
p1 5 .8440
p2 5 .8560
Sig. 1.000 .198
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA61
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 7. Hasil Uji One Way Anova Tekstur Parameter Gumminess
DescriptivesGumminess
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
p0 5 2531.30 26.76 11.97 2498.06 2564.53 2510.03 2576.57
p1 5 1939.73 25.34 11.33 1908.25 1971.20 1916.03 1975.34
p2 5 3235.50 23.10 10.33 3206.81 3264.18 3211.01 3260.11
p3 5 2937.83 22.97 10.27 2909.31 2966.36 2911.05 2960.28
Total 20 2661.09 498.86 111.54 2427.61 2894.56 1916.03 3260.11
ANOVAGumminess
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 4718709.986 3 1572903.329 2599.328 .000
Within Groups 9681.909 16 605.119
Total 4728391.896 19
GumminessDuncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
p1 5 1939.7300
p0 5 2531.3000
p3 5 2937.8380
p2 5 3235.5000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA62
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 8. Hasil Uji One Way Anova Tekstur Parameter Chewiness
DescriptivesChewiness
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
p0 5 2334.04 21.03 9.40 2307.92 2360.15 2315.10 2367.15
p1 5 1431.96 15.28 6.83 1412.99 1450.94 1416.72 1452.08
p2 5 3237.53 16.88 7.55 3216.56 3258.50 3211.09 3256.31
p3 5 3669.18 20.74 9.27 3643.42 3694.93 3642.42 3691.62
Total 20 2668.18 883.64 197.58 2254.62 3081.74 1416.72 3691.62
ANOVAChewiness
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 14830219.852 3 4943406.617 14210.491 .000
Within Groups 5565.923 16 347.870
Total 14835785.776 19
ChewinessDuncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
p1 5 1431.9680
p0 5 2334.0380
p2 5 3237.5340
p3 5 3669.1840
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA63
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 9. Hasil Uji One Way Anova Tekstur Parameter Resilience
DescriptivesResilience
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
p0 5 .4220 .03701 .01655 .3760 .4680 .38 .47
p1 5 .4660 .02702 .01208 .4325 .4995 .43 .50
p2 5 .5160 .02608 .01166 .4836 .5484 .48 .55
p3 5 .5000 .04528 .02025 .4438 .5562 .47 .58
Total 20 .4760 .04882 .01092 .4532 .4988 .38 .58
ANOVAResilience
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .026 3 .009 7.166 .003
Within Groups .019 16 .001
Total .045 19
ResilienceDuncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
p0 5 .4220
p1 5 .4660 .4660
p3 5 .5000 .5000
p2 5 .5160
Sig. .063 .141 .477
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA64
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 10. Hasil Uji One Way Anova Daya Ikat Air
DescriptivesDaya ikat air
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
p0 5 2.0000 .20000 .08944 1.7517 2.2483 1.80 2.20
p1 5 1.9600 .23022 .10296 1.6741 2.2459 1.60 2.20
p2 5 2.6600 .35777 .16000 2.2158 3.1042 2.20 3.20
p3 5 3.3000 .20000 .08944 3.0517 3.5483 3.00 3.50
Total 20 2.4800 .61009 .13642 2.1945 2.7655 1.60 3.50
ANOVADaya ikat air
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.028 3 2.009 30.794 .000
Within Groups 1.044 16 .065
Total 7.072 19
Daya ikat airDuncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
p1 5 1.9600
p0 5 2.0000
p2 5 2.6600
p3 5 3.3000
Sig. .808 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA65
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 11. Hasil Uji One Way Anova Kandungan Proksimat
Descriptives
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Kadar protein
p0 5 7.30 .1700 .07607 7.0948 7.5172 7.10 7.55
p1 5 7.32 .1312 .05870 7.1630 7.4890 7.18 7.47
p2 5 8.16 .1128 .05046 8.0239 8.3041 8.05 8.31
p3 5 8.27 .1807 .08085 8.0515 8.5005 8.02 8.44
Total 20 7.76 .4858 .10864 7.5406 7.9954 7.10 8.44
Kadar air
p0 5 58.16 .1186 .05307 58.0187 58.3133 58.02 58.32
p1 5 54.19 .1451 .06493 54.0137 54.3743 54.03 54.42
p2 5 50.14 .0937 .04190 50.0297 50.2623 50.05 50.26
p3 5 48.30 .1608 .07194 48.1063 48.5057 48.13 48.55
Total 20 52.70 3.9066 .87355 50.8746 54.5314 48.13 58.32
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kadar protein
Between Groups 4.118 3 1.373 59.968 .000
Within Groups .366 16 .023
Total 4.485 19
Kadar air
Between Groups 289.697 3 96.566 5532.255 .000
Within Groups .279 16 .017
Total 289.976 19
kadar protein
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
p0 5 7.3060
p1 5 7.3260
p2 5 8.1640
p3 5 8.2760
Sig. .837 .259
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA66
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 12. Hasil Uji Kruskal Wallis Kenampakan
Tests of Normality
Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kenampakan
p0 .345 30 .000 .750 30 .000
p1 .441 30 .000 .619 30 .000
p2 .359 30 .000 .735 30 .000
p3 .517 30 .000 .404 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis TestRanks
Perlakuan N Mean Rank
Kenampakan
p1 30 48.55
p2 30 51.45
p3 30 36.50
Total 90
Test Statisticsa,b
Kenampakan
Chi-Square 9.803
df 2
Asymp. Sig. .007
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Perlakuan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA67
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 13. Hasil Uji Kruskal Wallis Aroma
Tests of Normality
Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Aroma
p0 .362 30 .000 .710 30 .000
p1 .291 30 .000 .753 30 .000
p2 .332 30 .000 .766 30 .000
p3 .317 30 .000 .778 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis TestRanks
Perlakuan N Mean Rank
Aroma
p1 30 36.98
p2 30 53.95
p3 30 45.57
Total 90
Test Statisticsa,b
Aroma
Chi-Square 8.083
df 2
Asymp. Sig. .018
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Perlakuan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA68
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 14. Hasil Uji Kruskal Wallis Rasa
Tests of Normality
Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Rasa
p0 .488 30 .000 .492 30 .000
p1 .394 30 .000 .664 30 .000
p2 .300 30 .000 .749 30 .000
p3 .427 30 .000 .646 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis TestRanks
Perlakuan N Mean Rank
Rasa
p1 30 38.35
p2 30 53.43
p3 30 44.72
Total 90
Test Statisticsa,b
Rasa
Chi-Square 7.236
df 2
Asymp. Sig. .027
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Perlakuan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA69
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 15. Hasil Uji Kruskal Wallis Tekstur
Tests of Normality
Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tekstur
p0 .473 30 .000 .526 30 .000
p1 .503 30 .000 .452 30 .000
p2 .372 30 .000 .632 30 .000
p3 .537 30 .000 .275 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis TestRanks
Perlakuan N Mean Rank
Tekstur
p1 30 43.00
p2 30 55.00
p3 30 38.50
Total 90
Test Statisticsa,b
Tekstur
Chi-Square 12.333
df 2
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Perlakuan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA70
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 16. Pembuatan Surimi Ikan Kurisi
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA71
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
(g) (h)Keterangan :a. Bahan baku ikan kurisi segar
b. Fillet ikan kurisi dalam bentuk skin off
c. Melumatkan daging menggunakan food processor
d. Menimbang garam untuk di tambahkan pada proses pencucian ke-3
e. Proses pencucian untuk menghilangkan senyawa penghambat pembentukan gel
f. Menimbang gula untuk di tambahkan pada daging ikan lumat setelah proses pencucian
g. Menimbang berat akhir surimi
h. Surimi ikan kurisi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA72
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 17. Proses Pembuatan Siomay Ikan
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA73
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
(g) (h)
(i)
Keterangan :a. Proses thawing surimi ikan kurisi
b. Menimbang berat surimi untuk dibagi menjadi 4 bagian adonan
c. Mempersiapkan bahan- bahan pembuatan siomay ikan
d. Menimbang bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan siomay ikan
e. Proses pencampuran adonan menggunakan food processor
f. Menambahkan tepung kappa karagenan pada masing- masing adonan dengan
konsentrasi berbeda
g. Menimbang masing- masing berat adonan siomay ikan
h. Pembungkusan dengan kulit pangsit
i. Siomay ikan kurisi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA74
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 18. Uji Organoleptik Siomay Ikan Kurisi
(a) (b)
Keterangan :a. Uji organoleptik siomay ikan kurisi oleh 30 orang panelis secara bergantian
b. Siomay ikan kurisi yang diujikan sesuai dengan masing- masing kode uji
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA75
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 19. Uji Daya Ikat Air Produk
(a) (b)
(c) (d)
(e)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA76
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Keterangan :a. Menimbang berat sampel sebanyak 1 gra
b. Menambahkan aquadest sebanyak 9 ml pada sampel yang sudah dihaluskan terlebih
dahulu
c. Sampel siomay ikan yang akan di homogenkan menggunakan vortex
d. Menghomogenkan sampel menggunakan vortex
e. Melakukan sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 30 menit
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA77
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Lampiran 20. Uji Kadar Air Produk
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA78
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG... DEPRIL MERIZA A.
Keterangan :a. Sampel siomay ikan yang telah dihaluskan
b. Menimbang berat cawan kaca kosong
c. Menimbang sampel dengan cawan kaca
d. Mengeringkan sampel dalam oven pada suhu 100-1050C selama 30 menit
e. Mendinginkan sampel ke dalam desikator
f. Menimbang berat akhir sampel setelah di oven