PENGARUH POLA MAKAN DAN MEROKOK TERHADAP KEJADIAN GASTRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSO
KAB. NGANJUK
Sandu Siyoto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri
Abstract
Gastritis represent the very common sigh gastrointestional all society circle, specially at lansia. Gastritis usually early pattern eat not regular so that bounce up to become sensitive if acid bounce up to mount. because naturally stomach will be non-stoped to produce the acid bounce up every time in number minimize, after 4-6 clock hereafter eat usually glucose rate in blood have a lot of permeated and used so that
body will feel the peckish and at that moment sour amount of downhill stomach and happened by the friction and experience of the kontraksi so that happened the iritasi is so-called by gastritis at stomach. Desain Research used by quantitative, its population is all lansia in Region Work the Puskesmas Rejoso which cigarette suffering gastritis as much 98 Lansia of patient gastritis by using technique of random sampling, sum up the sampel as much 49 responder. Variable Independent in this research is pattern eat and
cigarette, while variable dependen is occurence gastritis.Analysis of the data using regresi logistik. This reseach on Oktober, 2-17,2014. Result of this research indicate
[53]
that most responder have the pattern criterion eat not regular as much 39 responder (72%) and almost entire/all responder have the criterion heavy smoker as much 42
responder ( 86%).Dari result analyse the data by using Test of regresi logistics, got result of value signifikansi between pattern eat to occurence gastritis 0,006, and assess
the signifikansi between pattern eat with the cigarette 0,033. Inferential thereby that there is influence between pattern eat and cigarette with the occurence gastritis in
Region Work The Puskesmas Rejoso. This Matter because of in smoker body there are nicotine sipped by passing cigarette so that with the existence of the nicotine can
improve the acid bounce up. Pursuant to above picture hence the necessary for society to more to improving knowledge and information spreading about pattern eat regular and cigarette danger which have potency to the happening of kinds of disease specially gastritis. Keyword : Gastritis, lansia, pattern eat, cigarette.
Lansia merupakan fase menurunya kemampuan akal fisik yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. (Darmojo, 2004). Pemenuhan gizi
[8]
pada lansia pada dasarnya sangat penting untuk mencegah masalah kekurangan dan kelebihan gizi bagi lansia dan berbagai penyakit pada lansia oleh karena itu dapat
dilakukan dengan pengaturan pola makan dengan jumlah yang cukup dalam pengaturan jumlah makanan sebagai sumber energi hendaknya harus mengandung
semua unsur gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, air dan serat dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan lansia serta harus
seimbang dalam komposisinya (Maryam, 2008). [8]
Jumlah kebutuhan energi per hari disesuaikan dengan berat badan dan tingkat aktivitas fisik yang dilakukan. Pola makan pada lansia menurut adalah makanan
yang disajikan harus memenuhi kebutuhan gizi, dan waktu yang teratur serta dalam porsi yang kecil,waktu makan secara bertahap setiap 3-4 jam sekali dan bervariasi (Nugroho, 2008).
Secara biologis masa lanjut usia yaitu masa yang mengalami proses penuaan [13]
secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit yang sering terjadi pada lansia adalah hiper kolesterol, jantung, hipertensi, sembelit, ostioporosis, gastritis (Darmojo, 2004).
Kebiasaan makan yang teratur sangat penting bagi sekresi asam lambung karena kondisi tersebut memudahkan lambung mengenali waktu makan sehingga
produksi lambung terkontrol (Ganong, 2001). Orang yang memiliki pola makan [ 6 ]
tidak teratur mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi [6]
dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Ester, 2001).
Pola makan pada lansia sering tidak teratur dikarenakan kemampuan daya [34]
ingat terhadap waktu makan sangat terbatas dan biasanya juga dalam kondisi terlalu lapar namun kadang-kadang terlalu kenyang ,Sehingga kondisi lambung dan
pencernaan menjadi terganggu (Hidayah, 2008). Gastritis merupakan gangguan kesehatan terkait dengan proses
pencernaan terutama lambung. Lambung bisa mengalami kerusakan karena proses peremasan yang terjadi terus-menerus selama hidup. Selain itu, lambung bisa
mengalami kerusakan jika sering kosong karena lambung meremas hingga dinding lambung lecet atau luka (Sudarno, 2009).
Pada lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi sayur sayuran dan buah – – buahan, Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari (susah buang air konstipasi
besar) yang sering dikeluhkan oleh para lansia,mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat, maka hal itu akan menjadikan buang air besar semakin mudah.
Untuk buah-buahan, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan mengkonsumsi buah dan sayuran, sebenarnya lansia tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan (Suliswati, dkk, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis antara lain pola makan, merokok, stres, kopi, dan salah satu faktor yang menyebabkan gasttritis yaitu merokok. Hasil pengamatan menunjukan bahwa merokok ≥ 10 batang per hari
[6]
berisiko 3,69 kali menderita gastritis (Yuliarti, 2009).
a. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso
Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso pada tanggal 21 – 27 september 2014.
Diagram pie diatas mengga bahwa hampir seluruhnya berjenis mba ark n
kelamin laki - laki yaitu sebanyak 47 responden (96%).
b. Karateristik Responden Berdasarkan Umur Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso
Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso.
Diagram pie diatas mengga an bahwa hampir setengah dari mbark
subyek penelitian 19 orang (39%) dengan umur diantara 55-61 tahun.
c. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso
26%
39%
35%
Umur (Tahun)
47-54
Tahun
57% 29%
14%
Tingkat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso
Diagram pie diatas mengga an bahwa sebagaian besar tingkat mbark
pendidikan SD yaitu sebanyak 28 responden (57%).
d. Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pada
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso.
Diagram pie diatas mengga an bahwa sebagaian besar responden mbark
mempunyai pekerjaan petani yaitu sebanyak 32 responden (65%).
e. Karakteritik Responden Berdasarkan Lama Merokok Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Merokok Pada
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. Diagram pie diatas mengga an bahwa hampir seluruhnya responden mbark
lama merokok 10 tahun sebanyak 42 responden (86%).
65%
35%
Pekerjaan
Petani
4% 10%
86%
Lama Merokok
1-5 Tahun
6-10 Tahun
10 Tahun
2. Data Khusus a. Karakteristik Variabel Pengaruh Pola Makan Responden
Gambar 7. Karakteristik Variabel Pola Makan Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso.
Diagram pie diatas mengga an bahwa sebagaian besar mbark
mempunyai pola makan tidak teratur sebanyak 39 orang (72 . %)
b. Karakteristik Variabel Merokok Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rejoso
Gambar 8. Karakteristik Variabel Merokok Pada Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rejoso.
Diagram pie diatas mengga an bahwa hampir seluruh responden mbark
mempunyai kategori perokok berat yaitu sebanyak 42 orang (86 . %) c. Kejadian Penyakit Gastritis Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rejoso
Gambar 9. Karakteristik Variabel Kejadian Gastritis Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso.
72%
28%
Pola Makan
Pola Makan Tidak
Teratur
4% 10%
86%
Merokok
Ringan
Sedang
Berat
80%
20%
Gastritis
Kronik
Akut
Diagram pie diatas mengga an bahwa hampir seluruhnya responden mbark
mengalami kejadian gastritis kronik sebanyak 39 responden (80 . %)
d. Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, lama merokok, pola makan, kategori merokok, dan tingkat gastritis.
Tabel 2. Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, lama merokok,
pola makan, kategori merokok, dan tingkat gastritis.
No
Karakteristik Ƹ N Ƹ %
1
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
47 2
96 4
2.
Usia 47-54 th 55-61 th 62-69 th
13 19 17
26 39 25
3 Pendidikan SD SMP SMA
28 14 7
57 29 14
4 Pekerjaan Petani Swasta
32 17
65 35
5 Lama merokok 1-5 th 6-10 th 10 th
2 5 42
4 10 86
6 Pola makan Tidak teratur Teratur
39 10
72 28
7 Merokok Ringan Sedang Berat
2 5 42
4 10 86
8 Gastritis Kronik Akut
39 10
80 20
Total 49 100 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya berjenis
kelamin laki - laki yaitu sebanyak 47 responden (96%). Diketahui bahwa hampir setengah dari subyek penelitian 19 orang (39%) dengan umur diantara 55-61 tahun.
Sebagaian besar tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 28 responden (57%).
Mempunyai pekerjaan petani yaitu sebanyak 32 responden (65%). Hampir seluruhnya responden lama merokok 10 tahun sebanyak 42 responden (86%).
Mempunyai pola makan tidak teratur sebanyak 39 orang (72 . Hampir seluruh %) responden berkategori perokok berat yaitu sebanyak 42 orang (86 . Sehingga %)
hampir seluruh responden mengalami kejadian gastritis kronik sebanyak 39 responden (80 . %)
Data hasil analisis menggunakan uji regresi logistik pola makan terhadap kejadian gastritis didapatkan hasil yang signifikan yaitu 0,006 dan merokok dengan kejadian gastritis 0.033 maka dengan demikian dapat ditarik kesimpulan H ditolak 0
dan H diterima, ada pengaruh antara pola makan dan merokok terhadap kejadian 1
gastritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. D. PEMBAHASAN Identifikasi pola makan pada lansia
Berdasarkan data hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso yang mempunyai nilai kriteria pola makan tidak teratur 39 responden (72%).
[13]
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia yang meliputi perubahan pada sel, sistem persyarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan dan sistem
muskuloskletal dan perubahan status gizi pada lansia. Status gizi pada lansia lebih disebabkan pada perubahan lingkungan maupun faal tubuh dan status kesehatan
lansia. Sedangkan sesuai pengamatan dan hasil penelitian bahwa faktor yang
mempengaruhi lansia makan tidak teratur disebabkan adanya aktivitas yang padat dan para lansia atau responden merasa ketika sedang merokok sudah mewakili
makan dalam arti sudah merasa kenyang walaupun tidak makan. Hal ini menjadi salah satu penyebab peningkatan asam lambung yang berpotensi menyebabkan
penyakit gastritis. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberi informasi tentang pola makan yang baik pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso, agar tetap memperhatikan pola makan dan jangan merokok sehingga dapat terhindar dari gangguan pencernaan atau penyakit gastritis.
Identifikasi Perilaku Merokok Pada Lansia
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh lansia di Wilayah Kerja Puskesmas diperoleh data tentang merokok dari 49 responden hampir seluruh
responden mempunyai kategori perokok berat yaitu sebanyak 42 orang (86%), perokok sedang 5 responden (10%), perokok ringan 2 responden (4%).
[2]
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003
[2]
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya yang dihasilkan dari tanamam dan spesies Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Merokok akan merusak lapisan pelindung. Oleh karena itu, orang yang merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan
meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan resiko kanker lambung (Yuliarti, 2009).
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pola makan dengan merokok hampir seluruh responden mempunyai kategori perokok berat yaitu sebanyak 42 responden 86%), Hal ini diperkuat dengan uji regresi logistik yang menunjukkan nilai sig = 0,003 ( α) sehingga disimpulkan tolak H0 yang menunjukkan ada pengaruh antara
pola makan dengan merokok ,menunjukkan semakin bertambahnya usia maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh, sehingga seseorang dapat
meningkatkan kematangan mental dan intelektual yang dapat digunakan dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam bertindak (Notoadmojo, 2005).
Identifikasi Kejadian Penyakit Gastritis Pada Lansia
Kejadian gastritis bervariasi dari tingkat gastritis akut dan gastritis kronik. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden kepada peneliti saat berlangsungnya peneltian. Dari hasil penelitian diperoleh data yang mengalami gastritis adalah gastritis kriteria akut 10 responden (20%),dan gastritis kriteria kronik 39 responden (80%).
Menurut peneliti Gastritis kronik yang berjumlah 39 responden atau 80% terjadi karena berbagai sebab, yang paling umum akibat peningkatan produksi asam
lambung atau menurunya daya tahan dinding lambung terhadap pengaruh luar. Untuk mengatasi atau mengurangi kejadian gastritis pada responden sebaiknya
memperhatikan pola makan atau hal hal yang mengenai kebiasaan makan, jeda –waktu makan, tidak merokok, dan minum alkohol, agar responden tidak berpotensi terhadap penyakit gastritis.
Gastritis merupakan keadaan tingginya asam lambung, akibatnya perut menjadi kembung. Disertai gejala seperti rasa panas di ulu hati dan bisa juga
sampai nyeri kepala (Indriasari,2009). Secara umum defenisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung.
Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis (Danny, 2008).
[3]
Gastritis terjadi akibat makan tidak teratur atau tidak makan apapun dalam waktu relative lama. Akibatnya, kadar asam lambung meningkat sehingga
[3]
permukaan lambung terkikis hingga menimbulkan semacam tukak. Jika pengikisan [3]
sudah terjadi, gastritis pun akan makin berisiko. Gejala penyakit yang muncul tidak [3]
lagi sekedar mual, muntah atau sakit perut, tetapi juga meningkat hingga feses yang berdarah (Sumanto, 2009).
Penanganan penyakit gastritis membutuhkan pengawasan diet makanan, didalam penetalaksanaan diet harus menghindari makanan pedas, asam, serta jaga pola makan, tidak merokok, dan stres. Untuk mengatasi atau mengurangi kejadian gastritis pada responden sebaiknya memperhatikan pola makan atau hal hal yang –
menyebabkan atau yng berpotensi terjadi penyakit gastritis, khususnya mengenai kebiasaan makan, jeda waktu makan, tidak merokok, dan minum alkohol, agar
responden tidak berpotensi terhadap penyakit gastritis.
Pengaruh Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Lansia Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan, dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi
makan yang berdasarkan pada faktor faktor sosial, budaya dimana mereka hidup –(Yayuk farida, 2004).
Berdasarkan pada uji statistik pengaruh pola makan dengan kejadian gastritis didapatkan adanya pengaruh pola makan dengan kejadian gastritis dalam uji
Regresi logistik didapatkan nilai signifikansi 0,006. Hal ini secara teoritis bila dihubungkan dengan beberapa faktor penyebab gastritis maka dapat dibenarkan
antara lain, pengeluaran asam lambung yang berlebihan akibat terlambat makan, pertahanan dinding lambung yang lemah, gangguan gerakan cerna, merokok dan
stress, (Sylvia A. Price, 1995).
Pengaruh Merokok Terhadap Kejadian Gastritis Berdasarkan pada uji statistik pengaruh merokok dengan kejadian gastritis
didapatkan uji Regresi logistik didapatkan nilai signifikansi 0,33 dimana dari hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh antara merokok terhadap kejadian gastritis.dan
dapat diketahui bahwa dari 49 responden, hampir seluruh responden mempunyai kategori perokok berat yaitu sebanyak 42 orang (86%).
Merokok bisa mempengaruhi peradangan yang terjadi pada lubang yang ada [33]
dalam lambung, maupun mengecilnya organ tubuh tersebut. Dengan berhenti merokok, gaya hidup sehat, tidak stres, mengurangi konsumsi alkohol, maka
kebiasaan kebiasaan tersebut membantu menjaga kesehatan lambung dan sistem –pencernaan. Dan Sebaiknya untuk lanjut usia kebiasaan merokok harus dihilangkan
agar kesehatan tetap terjaga, karena kebiasaan merokok dapat berpontensi terjadinya gastritis dan berbagai macam penyakit lainnya.
E. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitin maka dapat disimpulkan bahwa Pola makan pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso diketahui bahwa dari total 49 responden,
sebagian besar responden dengan pola makan tidak teratur yaitu 39 responden (72%). Merokok pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso diketahui bahwa
dari total 49 responden, sebagian besar responden dengan kriteria perokok berat yaitu 42 responden (86%). Kejadian Gastritis pada lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Rejoso diketahui bahwa dari total 49 responden, sebagaian besar responden mengalami kejadian gastritis kronik yaitu sebanyak 39 responden (80%). Ada pengaruh pola makan terhadap kejadian gastritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. Ada pengaruh merokok terhadap kejadian gastritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojdo, Soekidjo. (2003). Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan (Pendidikan dan Perilaku Kesehatan). Jakarta: Rineka Cipta
[9]
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 19 tahun 2003. Pengaman Rokok
Bagi Kesehatan.(2003). Jakarta.
Prasetyo, B. & Jannah, L. (2006). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Edisi 1,2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suliswati, dkk. (2004). . Jakarta: EGC. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa
Arisman, MB. (2007). Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Ulang Kehidupan. Jakarta: EGC.
Agus, K. (2010). . Jakarta : Media Indonesia Dasar dasar Ilmu Gizi–
Astawan M,Wahyuni (1988). Gizi Dan Kesehatan Manula (Manusia Usia Lanjut).
Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa. Darmodjo, R (2005). , Bandung ; Masalah Kesehatan Pada Golongan Lanjut Usia
Yrama Widya Irianto, K. (2007). Bumi Aksara. Gizi Dan Pola Hidup Sehat, Maryam (2008). Jakarta : Bumi Aksara Pemenuhan Gizi Pada Lansia, Meita Shanty (2011). , Yogjakarta : KatahatiPenyakit Saluran Pencernaan Sarasvati (2010) . , Jakarta : GramediaCara Holistik dan Praktis Atasi Maag
