+ All Categories
Home > Education > Statistika Industri

Statistika Industri

Date post: 04-Jul-2015
Category:
Upload: liffi
View: 4,372 times
Download: 14 times
Share this document with a friend
172
Statistika Industri M. Aulia Rendy 116111146 Fadhillah Nurainy 116111147 Arif Nurfajar 116111149 Liffi Noferianti 116111150 Mahdy Arief 116110052
Transcript
Page 1: Statistika Industri

Statistika Industri

M. Aulia Rendy 116111146

Fadhillah Nurainy 116111147

Arif Nurfajar 116111149

Liffi Noferianti 116111150

Mahdy Arief 116110052

Page 2: Statistika Industri

Daftar Isi

BAB I Teori Sampling

BAB II Distribusi Sampling

BAB III Teori Estimasi

BAB IV Uji Hipotesis

BAB V Uji Chi Kuadrat

BAB VI Analisis Korelasi dan Regresi Linier

Sederhana

BAB VII Analisis of Variance (ANOVA)

Page 3: Statistika Industri

BAB IBAB I. TEORI SAMPLING

Page 4: Statistika Industri

PENGERTIAN DASAR

Sampling

Proses pengambilan atau memilih n buah elemen/objek/unsur dari

populasi yang berukuran N.

Sample (n) :

Merupakan bagian dari populasi. Elemen anggota

sampel, merupakan anggota populasi dimana sampel diambil. Jika

N banyaknya elemen populasi, dan n banyaknya elemen

sampel, maka n < N.

Populasi (N)

Kumpulan lengkap dari elemen-elemen yang sejenis akan tetapi

dapat dibedakan berdasarkan karekteristiknya.

Page 5: Statistika Industri

TEKNIK-TEKNIK PENGAMBILAN

SAMPEL

Page 6: Statistika Industri

Tipe Sampling menurut Proses Memilih

Sampling dengan Pengembalian

Satuan sampling yang terpilih, “dikembalikan” lagi ke dalam populasi

(sebelum dilakukan kembali proses pemilihan berikutnya). Sebuah

satuan sampling bisa terpilih lebih dari satu kali. Untuk populasi

berukuran N=4 dan sampel berukuran n=2, maka sampel yang

mungkin terambil adalah Nn = 42 = 16 buah sampel.

Sampling tanpa Pengembalian

Satuan sampling yang telah terpilih, “tidak dikembalikan” lagi ke

dalam populasi. Tidak ada kemungkinan suatu satuan sampling

terpilih lebih dari sekali. Untuk populasi berukuran N=4 (misalnya

A, B, C, D) dan sampel berukuran n=3, maka sampel yang mungkin

terambil ada 4 buah sampel yaitu ABC, ABD, ACD, dan BCD.

Secara umum untuk menghitung banyaknya macam sampel yang

mungkin jika pengambilan sampel tanpa pengembalian adalah: nCr

= n!/(r!(n-r)!)

Page 7: Statistika Industri

Tipe Sampling menurut Peluang

Pemilihannya

Random sampling

Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Random Sampling ada dua macam yaitu:

1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum.

2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan

Penarikan sampel acak terstruktur dilakukan denganmembagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompokyang disebut strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum.

Page 8: Statistika Industri

3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara

pengambilan sampel berdasarkan gugus. Dalam sampel

gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang

karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.

4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur

populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa

dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.

5. Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi

bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.

Page 9: Statistika Industri

TEKNIK PENYAJIAN DATA

SAMPELPenyajian Data

Penyajian data dilakukan untuk mempermudah dalam pengambilan

keputusan. Data-data yang kita ambil dari populasi atau biasa

disebut sebagai data sampel, dapat diperoleh dengan berbagai

cara, antara lain:

Wawancara

Pengamatan

Surat menyurat

Kuisioner

Data mentah yang diperoleh dapat disajikan sebagai statistika

tataan (pengurutan data) dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi,histogram, box plot, diagram dahan daun, dan lain-lain.

Page 10: Statistika Industri

Tabel Distribusi frekuensi

Tabel distribusi frekuensi adalah metode pengelompokan data ke

dalam beberapa kategori yang menunjukan banyaknya data dalam

setiap kategori. Setiap data tidak dapat dimasukan ke dalam dua

atau lebih kategori agar data menjadi informatif dan mudah

dipahami. Data yang sudah dirangkum dalam distribusi frekuensi

dinamakan data berkelompok.

Contoh tabel distribusi frekuensi

Kelas interval Frekuensi

3 – 5 2

6 – 8 5

9 – 11 7

12 – 14 1

15 - 17 1

Page 11: Statistika Industri

Langkah-langkah distribusi

frekuensi:

Mengurutkan data dari data terkecil hingga data terbesar atau

sebaliknya.

Menentukan banyaknya kelas dengan menggunakan kaidah

Sturges, yaitu

N : banyaknya pengamatan

Banyaknya kelas sebaiknya antara 5 sampai dengan 15

Menentukan interval kelas (KI), dengan rumus :

KI sebaiknya kelipatan 5.

k = 1 + 3,3 log N

Page 12: Statistika Industri

Melakukan penturusan atau tabulasi dengan memasukan nilai ke

dalam interval kelas.

Untuk komposisi kelas,perhatikan bahwa kelas tidak tumpang tindih

(lihat batas atas dan batas bawah tiap kelasnya kelas).

Bila tabel distribusi frekuensi akan digunakan untuk membuat

histogram atau poligon, maka komposisinya diubah ke bentuk batas

kelas, yaitu batas bawah dikurangi ( ½ x satuan pengukuran terkecil

dari data) dan batas atas ditambah (½ x satuan pengukuran terkecil

dari data).

Page 13: Statistika Industri

BATAS KELAS

Batas kelas adalah nilai terendah dan tertinggi dalam satu kelas

tabel distribusi frekuensi. Batas kelas dalam suatu interval kelas

terdiri dari dua macam :

Batas kelas bawah – lower class limit, yaitu nilai terendah dalam

suatu interval kelas

Batas kelas atas – upper class limit, yaitu nilai tertinggi dalam

suatu interval kelas

Contoh Batas Kelas :

Kelas Jumlah Frekuensi (F)

1 215 2122 14

2 2123 4030 4

3 4031 5938 1

4 5939 7846 1

5 7847 9754 1

Interval

Batas kelas bawah Batas kelas atas

Page 14: Statistika Industri

NILAI TENGAH

Nilai tengah adalah tanda atau perinci dari suatu interval kelas dan

merupakan suatu angka yang dapat dianggap mewakili suatu

interval kelas. Nilai tengah kelas berada di tengah-tengah pada

setiap interval kelas.

Contoh nilai tengah:

Kelas Nilai tengah

1 215 2122 1168.5

2 2123 4030 3076.5

3 4031 5938 4984.5

4 5939 7846 6892.5

5 7847 9754 8800.5

Interval

Nilai tengah Kelas ke 1= [ 215 + 2122] / 2= 1168.5

Page 15: Statistika Industri

NILAI TEPI KELAS

Nilai tepi kelas (Class Boundaries) adalah nilai batas antara kelas

yang memisahkan nilai antara kelas satu dengan kelas lainnya.

Nilai tepi kelas ini dapat dihutung dengan penjumlahan nilai atas

kelas dengan nilai bawah kelas diantaranya dan di bagi dua.

Contoh nilai tepi kelas:

Kelas IntervalJumlah

Frekuensi (F)Nilai Tepi Kelas

1 215 2122 14 214.5

2 2123 4030 3 2122.5

3 4031 5938 1 4030.5

4 5939 7846 1 5938.5

5 7847 9754 1 7846.5

9754.5

Nilai tepi kelas ke 2 = [ 2122 +2123 ] / 2= 2122,5

Page 16: Statistika Industri

Distribusi Frekuensi Relatif

Distribusi frekuensi relatif adalah frekuensi setiap kelas

dibandingkan dengan frekuensi total. Tujuan pembuatan distribusi

ini adalah untuk memudahkan membaca data secara tepat dan

tidak kehilangan makna dari kandungan data.

Contoh Distribusi Frekuensi Relatif

Kelas IntervalJumlah Frekuensi

(F)

Frekuensi relatif

(%)

1 215 2122 14 70

2 2123 4030 3 15

3 4031 5938 1 5

4 5939 7846 1 5

5 7847 9754 1 5

Frekuensi relatif (%)= [ 14 / 20 ] x 100 %= 70 %

Page 17: Statistika Industri

Penyajian dalam Bentuk Grafik

1. Grafik Histogram

Penyajian dalam bentuk histogram tidak lain merupakan

pengembangan dari bentuk tabel frekuensi. Bentuk histogram

memberikan gambaran frekuensi untuk setiap nilai atau selang nilai

tertentu dari data. Gambaran ini akan lebih memudahkan pengguna

dalam mengungkap informasi yang terkandung dalam data.

Histogram merupakan diagram yang berbentuk balok. Histogram

menghubungkan antara tepi kelas interval dengan pada sumbu

horizontal (X) dan frekuensi setiap kelas pada sumbu vertikal (Y).

Page 18: Statistika Industri

Kelas IntervalJumlah Frekuensi

(F)

1 215 2122 14

2 2123 4030 3

3 4031 5938 1

4 5939 7846 1

5 7847 9754 1

0

5

10

15

Tepi Kelas

Page 19: Statistika Industri

2. Grafik Polygon

Grafik polygon menggunakan garis yang mengubungkan titik–titik

yang merupakan koordinat antara nilai tengah kelas dengan jumlah

frekuensi pada kelas tersebut.

Contoh Grafik Polygon

Kelas Nilai Tengah Jumlah Frekuensi (F)

1 1168.5 14

2 3076.5 3

3 4984.5 1

4 6892.5 1

5 8800.5 1

Jumlah Frekuensi (F)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5

Jumlah

Frekuensi (F)

Page 20: Statistika Industri

3. Kurva Ogif

Kurva ogif merupakan diagram garis yang menunjukan kombinasi

antara interval kelas dengan frekuensi kumulatif.

Contoh kurva Ogif

Kelas

Interval Nilai Tepi Kelas

Frekuensi kumulatif

Bawah Atas Kurang dari Lebih dari

1 215 2122 214.5 0 20

2 2123 4030 2122.5 14 6

3 4031 5938 4030.5 17 3

4 5939 7846 5938.5 18 2

5 7847 9754 7846.5 19 1

9754.5 20 0

Page 21: Statistika Industri

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6

Interval kelas

Fre

ku

an

si K

um

ula

tif

Kurang dari

Lebih dari

Page 22: Statistika Industri

4. Box plot

Dalam membuat boxplot, pendekatan yang digunakan adalah

dengan membagi kumpulan data yang telah diurutkan menjadi

empat bagian sama banyak. Keempat bagian tersebut mempunyai

lima pembatas, yaitu : data terkecil (Xmin), K1, K2 atau

median, K3, dan data terbesar (Xmax) seperti terlihat di bawah ini :

25% 25% 25% 25%

Xmin K1 K2 K3 Xmax

Page 23: Statistika Industri

Dengan menggunakan boxplots kita dapat pula mendeteksi ada

atau tidaknya data pencilan (data ekstrim). Data pencilan dideteksi

dengan menggunakan nilai-nilai Pagar Dalam (PD) dan Pagar Luar

(PL). Nilai-nilai pagar tersebut dihitung menggunakan rumus :

Nilai data yang terletak antara PD dan PL dikategorikan sebagai

data pencilan dekat (∗), dan nilai data yang terletak di luar PL

dikategorikan sebagai data pencilan jauh (ο).

Contoh boxplot

Page 24: Statistika Industri

5. Diagram dahan daun

Diagram dahan daun adalah suatu cara mencatat data secara

tersusun. Diagram ini sangat berguna pada saat kita ingin

menyajikan data dalam bentuk gambar tentang bentuk sebarannya

tanpa kehilangan informasi nilai numerik dari data. Penggunaan

diagram dahan-daun memungkinkan kita untuk mengelompokkan

data sekaligus memberi kita informasi visual; panjang tiap baris

memperlihatkan frekuensi tiap baris

Diagram dahan-daun sangat mudah dibuat. Angka-angka data kita

bagi menjadi dua bagian, bagian pertama menjadi dahan, dan

bagian kedua menjadi daun. Angka yang menjadi daun biasanya

adalah satu atau dua angka terakhir..

Page 25: Statistika Industri

Contoh diagram batang daunStem-and-leaf of C1 N =

30

Leaf Unit = 1.0

3 0 333

5 0 45

7 0 66

11 0 8899

(6) 1 000011

13 1 2223

9 1 55

7 1 6

6 1 88

4 2 01

2 2

2 2 44

Page 26: Statistika Industri
Page 27: Statistika Industri

Distribusi Sampling merupakan distribusiteoritis (distribusi kemungkinan) dari semuahasil sampel yang mungkin, dengan ukuransampel yang tetap N, pada statistik(karakteristik sampel) yang digeneralisasikanke populasi.

Distribusi Sampling memungkinkan untukmemperkirakan probabilitas hasil sampeltertentu untuk statististik tersebut

Merupakan jembatan, karena melalui distribusisampling dapat diketahui karakteristikpopulasi

Page 28: Statistika Industri

Sampel dari Populasi Terbatas

Sampel dari Populasi Tidak Terbatas

Teorema Limit Pusat

Page 29: Statistika Industri

Bila populasi terbatas yang berukuran N dan berdistribusi normal dengan rata-rata µ dan simpangan baku rata-rata sampel yang didasarkan pada sampel random berukuran n dan dipilih dari populasi di atas, akan memiliki distribusi normal dengan rata-rata dan simpangan baku seperti berikut:

Untuk pengambilan sampel tanpa pengembalian atau n/N > 5%:

Untuk pengambilan sampel dengan pengembalian atau n/N ≤ 5%

X

1

N

nN

nX

X

nX

X

Page 30: Statistika Industri

Bila populasi memiliki ukuran yang tidak berhingga dan didistribusikan secara normal dengan rata-rata µ dan simpangan baku .., maka rata-rata sampel .. Yang didasarkan pada sampel random ukuran n, dan yang dipilih dengan pengembalian atau tanpa pengembalian dari populasi tersebut akan memiliki distribusi normal dengan rata-rata dan simpangan baku:

nX

X

Page 31: Statistika Industri

Dalam suatu pengujian kelelahan (fatigue test), materialtitanium diberi pembebanan berulag sampai deteksitimbulnya retak (crack initiation). Siklus pembebananrata-rata sampai mulai retak adalah 25000 kali dengandeviasi standar 5000. jika diuji 25 spesimen materialtitanium yang dipilih secara acak, berapakah :

Mean dari sampel tersebut?

Deviasi standar dari sampel tersebut?

Page 32: Statistika Industri

Mean dari sampel

Deviasi standar dari sampel

100025

5000

25000

nx

x

Page 33: Statistika Industri

Normalitas dari distribusi sampling rata-rata Jika populasi cukup besar dan berdistribusi secara

normal, maka distribusi sampling rata-ratanya akan normal

Jika distribusi populasi tidak normal, maka distribusi sampling rata-ratanya akan mendekati normal, apabila jumlah sampel cukup besar, biasanya 30 atau lebih (n≥ 30)

Distribusi normal dari rata-rata sampel memiliki rata-rata yang sama dengan rata-rata harapan E( ) dan simpangan baku. Nilai-nilai tersebut dapat dihitung dari rata-rata populasi dan simpangan baku populasi

X

Page 34: Statistika Industri

Untuk populasi terbatas atau n/N>5%, berlaku:

Untuk populasi tidak terbatas atau n/N≤5%, berlaku:

1

N

nN

n

XZatau

XZ

X

n

XZatau

XZ

X

Page 35: Statistika Industri

0

2

4

6

8

10

12

-6 -4 -2 0 2 4 6

Distribusi X jika n > 30

Distribusi X jika n < 30Distribusi Populasi(tidak terdistribusi normal)

Page 36: Statistika Industri

Lima ratus cetakan logam memiliki berat rata-rata 6,03 N dan deviasi standar 0,4 N.Berapakah probabilitas bahwa suatu sampelacak terdiri dari 100 cetakan yang dipilih akanmempunyai berat total antara 597 sampai 600N?

Page 37: Statistika Industri

Mean dan deviasi standar :

Probabilitas mean tersebut dapat dicari dengan menggunakantabel distribusi normal standar di mana :

Maka:

1558,00475,02033,0

)67,1()83,0(

)83,067,1(

036,0

03,600,6

036,0

03,697,5)00,697,5(

036,01500

100500

100

4,0

1

03,6

x

x

x

x

x

x

x

ZP

ZPXP

xz

N

nN

n

Page 38: Statistika Industri

Adalah distribusi dari perbedaan dari besaran rata-rata yang muncul dari sampel-sampel dua populasi

Rata-Rata

Simpangan Baku

Pendekatan Normal

2121

XX

2

2

2

1

2

1

21 nnXX

21

2121

XX

XXZ

Page 39: Statistika Industri

Distribusi Proporsi Sampling adalah distribusiproporsi-proporsi (rasio / perbandingan) dari seluruh sampel acakberukuran n yang mungkin yang dipilih dari sebuah populasi.

Page 40: Statistika Industri

Jika dalam sebuah populasi probabilitasterjadinya suatu peristiwa (probabilitassukses) adalah π sementara probabilitas gagalnya

adalah θ = 1 – π maka mean dan deviasi standar

distribusi proporsi sampling adalah :

Jika sampling dilakukan tanpa pergantian atau

populasi terhingga yang berukuran N :

1

N

nN

nP

P

Page 41: Statistika Industri

Jika sampling dilakukan dengan pergantianatau populasinya tak terhingga, maka :

nnP

P

)1(

n

N

P

PMean dari distribusi proporsi sampling

Deviasi standar dari distribusi proporsisampling

Ukuran populasi

Ukuran sampel

Probabilitas sukses

Probabilitas gagal

Page 42: Statistika Industri

Proporsi adalah variabel diskrit yangpopulasinya mengikuti distribusi binomial.

Jika nilai n besar (n>30), distribusi proporsisampling mendekati suatu distribusi normal.

Untuk menentukan probabilitas denganmenggunakan tabel distribusi normal makadiperlukan faktor koreksiterhadap nilaiproporsi tersebut. n2

1

Page 43: Statistika Industri

Divisi pengendalian mutu pabrik perkakasmesin mencatat bahwa 1,5% dari bearingmengalami cacat. Jika dalam pengiriman satukotak produk terdiri dari 100 bearing, tentukanprobabilitas banyaknya bearing yang cacatsebanyak 2% atau lebih!

Page 44: Statistika Industri

Mean dan deviasi standar :

Faktor koreksi variabel diskrit = 1/2n = 1/200 = 0,005

Proporsi (2%) setelah dikoreksi, p= 0,02-0,005 = 0,015

Maka,

%505,01)0(1

0122,0

015,0015,01

)01,0(1)01,0(

0122,0100

)015,01(015,0)1(

015,0

p

p

P

P

ZP

ZP

pPpP

nn

Page 45: Statistika Industri

Distribusi perbedaan dari sampling S1 – S2

memiliki mean dan deviasi standar sebagaiberikut :

Dengan syarat bahwa sampel yang dipilihtidak saling terikat (saling bebas)

22

2121

2121

SSSS

SSSS

Page 46: Statistika Industri

Distribusi penjumlahan dari sampling S1 + S2

memiliki mean dan deviasi standar sebagaiberikut :

Dengan syarat bahwa sampel yang dipilihtidak saling terikat (saling bebas)

22

2121

2121

SSSS

SSSS

Page 47: Statistika Industri

Lampu bohlam merk Phillups (1) memilikidaya tahan pakai rata-rata 2400 jam dandeviasi standar 200 jam. Sementara lampubohlam merk Dup (2) memiliki daya tahanpakai rata-rata 2200 jam dengan deviasistandar 100 jam. Jika dari masing-masing merkdipilih 125 sampel yang diuji, berapakanprobabilitas bahwa bohlam merk Phillups (1)memiliki daya tahan pakai sekurang-kurangnya 160 jam lebih lama dibandingkanbohlam merk Dup (2)?

Page 48: Statistika Industri

Mean dan deviasi standar dari distribusi perbedaan sampling :

Skor z untuk perbedaan mean 160 jam adalah :

Jadi, probabilitas yang akan ditentukan adalah :

%72,979772,00228,01

)2(1)2()160)((

220

200160)()(

20125

)100(

125

)200(

20022002400

2121

21

21

21

21

2121

2121

21

21

22

2

2

1

2

22

SSSS

SS

SS

SS

SS

SSSS

SSSS

ZPZPSSP

SSZ

nn

Page 49: Statistika Industri
Page 50: Statistika Industri

1.Selang kepercayaan mean sampel

Dari gambar di atas

Sampel acak berukuran n dari suatu populasi dengan variansi σ 2 yang diketahui dan mean yang dihitung akan menghasilkan selang kepercayaan sebesar (1 -α)100%.

Page 51: Statistika Industri

2.Selang kepercayaan untuk µ; diketahui

Bila rataan sampel acak berukuran n dari suatu populasi dengan variansi 2 yang diketahui maka selang keperctayaan (1-α)100% untuk µ ialah :

zα/2 adalah nilai sebaran normal yang menghasilkan luas α/2 di sebelah kanannya.

Contoh : mean dan simpangan baku dari IPK sebanyak 36 orang mahasiswa adalah 2.6 dan 0.3. tentukan selang kepercayaan 95% dan 99% untuk nilai mean -nya.

Jawab : titik estimasi adalah = 2.6. karena sampel beukuran besar, simpangan baku σ dapat didekati dengan s = 0.3. nilai z yang memberikan luas daerah dibawah kurva sebesar 0.025 di sebelah kanan, atau 0.975 di sebelah kiri, adalah z 0.025 = 1.96 (dari tabel). Oleh karena itu selang kepercayaan 95% adalah

2.6 – (1.96) (0.3)/) < µ < 2.6 + (1.96) (0.3/) atau

2.50 < µ < 2.70

Dengan cara yang sama, selang kepercayaan 99% memerlukan z 0.005 = 2.575 dan selang kepercayaan ini adalah :

2.6 – (2.575) (0.3/) < µ < 2.6 + (2.575) (0.3/) atau

2.47 < µ < 2.73

Page 52: Statistika Industri

3. Sampel sedikit

Bagaimana jika syarat n ≥ 30 untuk menghitung variansi populasi tidak dapat dipenuhi? Gunakan distribusi T sebagai ganti distribusi Gauss. Disini :

Mengacu pada gambar di atas, nilai peluang pada daerah diarsir

P(-tα/2<T< tα/2) = 1 – α

Di mana tα/2 adalah nilai t untuk derajat bebas n-1. Luas sebelah kanan nilai ini adalah α/2, dan berdasarkan simetri, luas sebelah kiri dari -tα/2 juga α/2. Substitusi untuk T menghasilkan

P(-tα/2<( )< tα/2) = 1 – α

Maka diperoleh P( ) = 1 – α

Dengan demikian, untuk n sampel, mean dan simpangan baku s, interval kepercayaan (1 –α)100% diberikan oleh :

Page 53: Statistika Industri

4. Selang kepercayaan untuk µ; σ tidak diketahui.

Suatu selang kepercayaan (1 – α)100% untuk µ adalah:

Contoh : ada 7 kontainer serupa yang berisi asam sulfat dengan volume : 9.8, 10.2, 10.4, 9.8, 10.0, 10.2, dan 9.6 liter. Tentukan selang kepercayaan 95% untuk mean dari kontainer-kontainer tersebut juka distribusinya mendekati normal.

Jawab : dari data yang diberikan,diketahui mean sampel = 10.0 dan simpangan baku sampel s=0.283. berdasarkan tabel T, kita dapatkan t 0.025 = 2.447 untuk derajat bebas v=6. Karena itu, selang kepercayaan 95% dari adalah

10.0 – (2.447) (0.283 / )< < 10.0 + (2.447) (0.283 / ), atau

9.74< <10.26

Page 54: Statistika Industri

Penaksir titik untuk proporsi p dalam suatu percobaan binomial diberikan oleh statistic denganX menyatakan banyaknya yang berhasil dalam n usaha. Jadi, proporsi sampel akan digunakansebagai taksiran titik untuk parameter p.

Variansi

Dengan demikian dapat dituliskan

Dengan

dan menyatakan nilai kurva normal baku yang di sebelah kanannya terdapat daerah seluas .

Page 55: Statistika Industri

Selang kepercayaan sampel-besar untuk p

dengan menyatakan nilai z sehingga luas di sebelah kanannya α/ 2.

Contoh 1

Pada suatu sampel acak n = 500 keluarga yang memiliki pesawat televise di kotaHamilton, Kanada, ditemukan bahwa x = 340 memiliki tv berwarna. Carilah selang kepercayaan 95%untuk proporsi sesungguhnya dari keluarga yang memiliki tv berwarna di kota tersebut.

Jawab

Taksiran titik untuk p ialah . Dari table diperoleh . Jadi, selang kepercayaan 95% untuk p adalah

Yang, bila disederhanakan akan menjadi

Yang, bila disederhanakan akan menjadi

0,64 < p < 0,72

Page 56: Statistika Industri

Bila p berada tepat di tengah selang kepercayaan (1-) 100% maka menaksir p tanpa galat.Tapi, biasanya, tidak akan tepat sama dengan p dan taksiran titik meleset (mempunyai galat).Besarnya galat akan smaa dengan selisih positif antara dan p, dan dengan selang kepercayaan (1-) 100% selisih ini akan lebih kecil dari .

Teorema 1

Bila dipakai sebagai taksiran p, galatnya akan lebih kecil daripada

dengan kepercayaan (1-α) 100%.

Pada contoh 1 diatas, proporsi sampel berbeda dengan proporsi p yang sesungguhnya tidak lebihdari 0,04 dengan kepercayaan 95%. Sekarang ingin ditentukan berapa besarkah sampel yangdiperlukan agar terjamin bahwa galat dalam menaksir p tidak melebihi suatu besaran g. Menurutteorema 1, ini berarti n harus dipilih agar

Teorema 2

Bila dipakai sebagai taksiran p, maka dengan kepercayaan (1 -α) 100% galat

akan lebih kecil dari besaran tertentu g bila ukuran sampel sebesar

Page 57: Statistika Industri

Contoh 2

Berapa besarkah diperlukan sampel pada contoh 1 agar taksiran p meleset kurang dari 0,02 dengan kepercayaan 95%?

Jawab :

Pandanglah ke-500 keluarga sebagai sampel pendahuluan yang memberikan taksiran . Maka menurut teorema 3

Jadi, bila taksiran p didasarkan atas sampel acak ukuran 2090 maka proporsi sampel tidak akan berbeda lebih dari 0,02 dengan proporsi sesungguhnya, dengan kepercayaan 95 %.

Teorema 3

Bila dipakai sebagai taksiran p, maka dengan kepercayaan paling sedikit (1 -α) 100% galat akan lebih kecil dari besaran tertentu g bila ukuran sampel

Contoh 3

Berapa besarkah sampel yang diperlukan pada contoh 1 agar kita yakin paling sedikit dengan kepercayaan 95% bahwa taksiran p melesat kurang dari 0,02?

Jawab

Berbeda dengan contoh2, disini kita anggap tidak ada sampel pendahuluan diambil untuk menaksir p. Karena itu, dengan kepercayaan paling sedikit 95% proporsi sampel yang kita peroleh tidak akan berbeda dari proporsi sesungguhnya melebihi 0,02 bila kita memilih ukuran sampel

Page 58: Statistika Industri

MENAKSIR SELISIH RATA-RATA.

Dalam hal ini kita berhubungan dengan dua buah populasi yang selisih rata-ratanya ( μ 1 – μ2 ) akan kita taksir.

a. Interval taksiran untuk selisih rata-rata jika σ1 dan σ2 diketahui:

b. Interval taksiran untuk selisih rata-rata jika simpangan baku σ1 dan σ2 tidak diketahui tetapi σ1 = σ2 :

Page 59: Statistika Industri

c. jika simpangan baku σ1 dan σ2 tidak diketahui dan σ1 ≠ σ2 :

Contoh:

Masa pakai barang A yang dihasilkan oleh dua pengusaha akan diteliti. Dari barang yang dihasilkan oleh pengusaha 1 diteliti 150 buah dan dicatat masa pakainya. Rata -ratanya 1400 jam dean simpangan baku 80 jam.Barang yang dihasilkan pengusaha II diteliti sebanyak 100 buah. Ternyata rata-ratanya = 1300 jam dan S = 70 jam. Carilah interval taksiran selisih rata -ratanya. dengan kepercayaan 95%.

Jawab:

Asumsi σ1 = σ2

sehingga sp= 74,5 dari daftar t dengan kepercayaan 95% dan V= 248 didapat t0,05(248)= 1,96

Page 60: Statistika Industri

2.1.Estimasi Selisih Dua Proporsi

Selang kepercayaan untuk p 1- p2 dapat ditetapkan dengan menggunakan distribusi sampel . Darimateri menaksir proporsi diketahui dan masing-masing berdistribusi hampir normal, denganrataan p 1 dan p2 , dan variansi p 1q 1 / n 1 dan p2q2 / n2 . Dengan mengambil kedua sampel secarabebas dari kedua populasi maka peubah akan bebas satu sama lain, dank arena distribusi normalbersifat merambat, maka dapat disimpulkan bahwa

berdistribusi hampir normal dengan rataan

Dan variansi

Page 61: Statistika Industri

Bila nilai kurva normal sehingga luas di sebelah kanannya

Contoh 4

Suatu perusahaan dalam cara pembuatan suku cadang sedang direncanakan. Sampel diambildari cara lama maupun yang baru untuk melihat apakah cara baru tersebut memberikanperbaikan. Bila 75 dari 1500 suku cadang yang berasal dari cara lama ternyata cacat dan 80 dari2000 yang berasal dari cara baru ternyata cacat, carilah selang kepercayaan 90% untuk selisihsesungguhnya proporsi yang cacat dalam kedua cara.

Page 62: Statistika Industri

Karena selang ini mengandung nilai 0, tak ada alasan mempercayai bahwa cara baru tersebut memberikan penurunan yang berarti dalam proporsi suku cadang yang cacat disbanding dengan cara lama.

Page 63: Statistika Industri

Bila sampel berukuran n diambil dari populasi normal dengan variansi dan variansi sampel S2

dihitung maka kita peroleh suatu nilai dari statistic S2. Variansi sampel hasil perhitungan iniakan digunakan sebagai taksiran titik untuk . Karena itu statistik S2 disebut penaksir .

Jadi dapat ditulis

Bila S2 variansi sampel acak ukuran n dari populasi normal maka selang kepercayaan (1-α) 100%untuk variansi diberikan oleh

Page 64: Statistika Industri

Contoh 5

Data berikut menyatakan berat, dalam gram, 10 bungkus bibit sejenis tanaman yang dipasarkanoleh suatu perusahaan : 46,4, 46,1 , 45,8 , 47,0 , 46,1 , 45,9 , 45,8 , 46,9 , 45,2 dan 46, 0 . Carilahselang kepercayaan 95 % untuk variansi semua bungkusan bibit yang dipasarkan perusahaantersebut, anggap populasinya normal.

Jawab

Mula-mula hitunglah

atau

0,135 < < 0,953

Page 65: Statistika Industri

Estimasi Nisbah Dua Variansi

Page 66: Statistika Industri

Contoh :

Suatu selang kepercayaan untuk perbedaan rataan kadar ortofosfor, diukur dalam mg perliter, pada dua stasion di sungai James telah dihitung di contoh 7.8 dengan menganggap keduavariansi populasi normal tidak sama. Beri dukungan atas anggapan ini dengan membuat selangkepercayaan 98% untuk dan untuk , bila dan variansi populasi kadar ortofosfor masing-masingdi stasion 1 dan 2.

Jawab

Dari contoh 7.8 diperoleh n 1 = 15, n2 = 12, s 1 = 3,07 dan s2 = 0,80 . Untuk selang kepercayaan98%, α = 0,02. Dengan menggunakan interpolasi dari tabel, kita peroleh

Yang, bila disederhanakan, menjadi

Page 67: Statistika Industri
Page 68: Statistika Industri

BAB IV

UJI HIPOTESIS

Page 69: Statistika Industri

HIPOTESIS

• Hipotesis statistik, disingkat hipotesis, adalah suatu asersi (assertion) atau dugaan (conjecture) mengenai satu atau lebih populasi.

• Terdapat dua macam hipotesisHipotesis nol (hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan atau tidak adanya korelasi, ditandai dengan lambang “=“, lambang H0)

Hipotesis alternatif (negasi dari hipotesis nol, lambang H1)

Page 70: Statistika Industri

JENIS HIPOTESIS

Page 71: Statistika Industri

UJI DUA EKOR

nilai kritis (dicari dari tabel statistika

nilai kritis (dicari dari tabel statistika

daerah kritis

daerah kritis

daerah penolakan

H0

daerah penolakan H0

Page 72: Statistika Industri

UJI SATU EKOR KANAN

nilai kritis (dicari dari tabel statistika

daerah kritis

daerah penolakan

H0

Page 73: Statistika Industri

UJI SATU EKOR KIRI

nilai kritis (dicari dari tabel statistika

daerah kritis

daerah penolakan

H0

Page 74: Statistika Industri

Prosedur uji hipotesis

1. Rumuskan H0 dan H1. 2. Tentukan taraf signifikansi, yaitu , yang

akan dipakai untuk uji hipotesis. 3. Pilihlah statistik uji yang cocok untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. 4. Hitunglah nilai statistik uji berdasarkan data

observasi (amatan) yang diperoleh darisampel. Penghitungan nilai statistik uji ini dapat dilakukansecara manual, namun dapat pula dengan menggunakan paketprogram statistik yang dewasa ini telah beredar secara luas.

Page 75: Statistika Industri

Prosedur uji hipotesis

5. Tentukan nilai kritik dan daerah kritik berdasarkan tingkat signifikansi yang telah ditetapkan.

6. Tentukan keputusan uji mengenai H0.Manual: Jika nilai statistik uji amatan berada di daerah kritik, maka H0 ditolak.Komputer: Jika p , maka H0 ditolak.

7. Tulislah kesimpulan berdasarkan keputusan ujiSebaiknya, kesimpulan dirumuskan dengan bahasa sehari-hari (bukan dalam terminologi statistik) dan koheren dengan permasalahan yang dirumus-kan di awal penelitian.

Page 76: Statistika Industri

RUMUS STATISTIK UJI

Page 77: Statistika Industri

RUMUS STATISTIK UJI

Page 78: Statistika Industri

RUMUS STATISTIK UJI

Page 79: Statistika Industri

Contoh 1

Menurut pengalaman selama beberapa tahun terakhir ini, pada ujian matematika standar yang diberikan kepada siswa-siswa SMU di Surakarta diperoleh rataan 74.5 dengan deviasi baku 8.0. Tahun ini dilaksanakan metode baru untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi matematika tersebut. Setelah metode baru tersebut dilaksanakan, secara random dari populasinya, diambil 200 siswa untuk dites dengan ujian matematika standar dan tenyata dari 200 siswa tersebut diperoleh rataan 75.9. Jika diambil = 5%, apakah dapat disimpulkan bahwa metode baru tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam matematika?

µ0 σ

n

X

Page 80: Statistika Industri

Jawab:

Page 81: Statistika Industri
Page 82: Statistika Industri

α = 0.05

Page 83: Statistika Industri

α = 0.05

•1.645

Page 84: Statistika Industri

DK

α = 0.05

•1.645

Page 85: Statistika Industri

DK

α = 0.05

•1.645

•2.475

Page 86: Statistika Industri
Page 87: Statistika Industri

Contoh 2

• Untuk melihat apakah rataan nilai matapelajaran Matematika siswa kelas tiga SMU “Entah-Mana” lebih dari 65, secara random dari populasinya, diambil 12 siswa. Ternyata nilai-nilai keduabelas siswa tersebut adalah sebagai berikut.51 71 76 81 67 98 58 69 87 74 79 81

• Jika diambil = 1% dan dengan mengasumsikan bahwa distribusi nilai-nilai di populasi normal, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?

Page 88: Statistika Industri

Jawab:

Page 89: Statistika Industri

Jawab:

Page 90: Statistika Industri

Jawab:

Page 91: Statistika Industri
Page 92: Statistika Industri

α = 0.01

•2.718

•2.572

Page 93: Statistika Industri
Page 94: Statistika Industri
Page 95: Statistika Industri

Contoh 3

• Seseorang ingin menunjukkan bahwa siswa wanita dan siswa pria tidak sama kemampuannya dalam matematika. Untuk itu, ia mengambil 12 wanita dan 16 pria sebagai sampel. Nilai-nilai mereka adalah:

Wanita : 51 71 76 81 67 98 58 69 87 74 79 81

Pria : 68 72 77 79 68 80 54 63 89 74 66 86 77 73

74 87

• Jika diasumsikan bahwa sampel-sampel tadi diambil dari populasi-populasi normal yang variansi-variansinya sama tetapi tidak diketahui, dan dengan =5%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?

Page 96: Statistika Industri

Jawab:

Page 97: Statistika Industri

Jawab:

Page 98: Statistika Industri

Jawab:

Page 99: Statistika Industri

Jawab:

Page 100: Statistika Industri
Page 101: Statistika Industri
Page 102: Statistika Industri
Page 103: Statistika Industri
Page 104: Statistika Industri
Page 105: Statistika Industri

Kegunaan Chi‐Square: Uji Chi Square berguna untuk menguji hubungan atau

pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur

kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan

variabel nominal lainnya (C = Coefisien of contingency).

Karakteristik Chi‐Square: Nilai Chi‐Square selalu positip.

Terdapat beberapa keluarga distribusi Chi‐Square, yaitudistribusi Chi‐Square dengan DK=1, 2, 3, dst.

Bentuk Distribusi Chi‐Square adalah menjulur positip.

Page 106: Statistika Industri

Pengujian hipotesis kompatibilitas merupakansuatu pengujian hipotesis untuk menentukanapakah suatu himpunan frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) sama denganfrekuensi yang telah diperoleh (frekuensipengamatan) dari suatu distribusi.

Jadi, dalam pengujian hipotesis kompatibilitasmerupakan pengujian kecocokan antara hasilpengamatan (frekuensi pengamatan) tertentudengan frekuensi yang telah diperolehberdasarkan nilai harapannya (frekuensiteoritis).

Page 107: Statistika Industri

Menentukan Formulasi Hipotesis

H0 : frekuensi pengamatan sesuai dengan frekuensi yang diharapkan.

H1 : frekuensi pengamatan tidak sesuai dengan frekuensi yang diharapkan.

Menentukan Taraf Nyata (α) dan tabel χ2

Taraf nyata (α) dan χ2 tabel dapat ditentukan dengan derajat kebebasan (db)=

k-N.

keterangan:

k : merupakan banyaknya kejadian atau kelas,

N : merupakan banyaknya kuantitas dari hasil pengamatan yang

digunakan untuk menghitung frekuensi harapan.

Page 108: Statistika Industri

Menentukan Kriteria Pengujian

H0 diterima jika X2hitung ≤ X2

α(k - N).H1 ditolak jika X2

hitung > X2α (k - N).

Menentukan Nilai Uji Statistik

Keterangan:f0 : merupakan frekuensi pengamatan,fe : merupakan frekuensi harapan.

Membuat KesimpulanDalam membuat kesimpulan kita akan menentukanapakah H0 dapat diterima atau ditolak.

Page 109: Statistika Industri

Peneliti ingin mengetahui apakah terdapathubungan antara jenis kelamin denganhobi?

Data:Laki‐laki yang suka olah raga 27

Perempuan yang suka olah raga 13Laki‐laki yang suka otomotif 35

Perempuan yang suka otomotif 15Laki‐laki yang suka Shopping 33

Perempuan yang suka Shopping 27Laki‐laki yang suka komputer 25

Perempuan yang suka komputer 25

Page 110: Statistika Industri

1. Tulis Hipotesis Ha dan Ho

Ho : χ = 0, Tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara jenis kelamin

dengan hobi.

Ha : χ ≠ 0, Terdapat hubungan yang

signifikan antara jenis kelamin dengan

hobi.

Page 111: Statistika Industri

2. Buat Tabel Kontingens

Page 112: Statistika Industri

3. Cari nilai Frekuensi yang diharapkan

(fe)

Fe untuk setiap sel =

Misal:

fe sel pertama = = 24

Page 113: Statistika Industri

4. Isikan Nilai fe ke Dalam Tabel

Kontingensi

Page 114: Statistika Industri

5. Hitung nilai Chi‐Square

Page 115: Statistika Industri

6. Tentukan kriteria pengujian

Page 116: Statistika Industri

7. Tentukan nilai χ2 Tabel

› Taraf signifikansi (α) = 0,05.

› Df = (Baris‐1)(Kolom‐1)

= (2‐1)(4‐1)

= 3

χ2 Tabel = 7,815

Page 117: Statistika Industri

8.

KESIMPULAN:

Tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin dengan hobi.

Page 118: Statistika Industri

Uji kebebasan antara 2 variabel memiliki

prinsip pengerjaan yang sama dengan

pengujian beberapa proporsi.

(Berbeda hanya pada penetapan

Hipotesis awal dan hipotesis alternatif)

Page 119: Statistika Industri

A. Uji Kebebasan :

› H0 : variabel-variabel saling bebas

› H1 : variabel-variabel tidak saling bebas

B Uji Beberapa Proporsi :

› H0 : setiap proporsi bernilai sama

› H1 : ada proporsi yang bernilai tidak sama

Page 120: Statistika Industri

Bentuk umum Tabel Kontingensi → berukuran r baris x k kolom

derajat bebas = (r-1)(k-1)

r : banyak baris

k : banyak kolom

o: frekuensi observasi baris ke-i, kolom ke-j ij,

e : frekuensi ekspektasi baris ke-i, kolom ke-j )

Page 121: Statistika Industri

Kita akan menguji kebebasan antara faktor gender (jenis kelamin) dengan jam kerja di suatu pabrik. Tabel kontingensi dapat dibuatsebagai berikut :

*) Nilai dalam kotak kecil adalah frekuensi ekspektasiPerhatikan cara mendapatkan frekuensi ekspektasi!

Apakah ada kaitan antara gender dengan jam kerja? Lakukan pengujian kebebasan variabel dengan taraf uji 5 % Ukuran Tabel Kontingensi di atas = 3 x 2 ( 3 baris dan 2 kolom)

db = (3-1)(2-1) = 2 x 1 = 2

Page 122: Statistika Industri

1. H0 : Gender dan Jam kerja saling bebas

H1 : Gender dan Jam kerja tidak salingbebas

2. Statistik Uji = χ²

3. Nilai α = 5 % = 0.05

4. Nilai Tabel χ² db = 2; α = 0.05 → χ² tabel = 5.99147

5. Wilayah Kritis : Penolakan H0 → χ² hitung > χ²tabel

χ² hitung > 5.99147

Page 123: Statistika Industri
Page 124: Statistika Industri

Kesimpulan

χ² hitung < χ² tabel (0.4755 < 5.99147)

χ² hitung ada di daerah penerimaan H0

H0 diterima, gender dan jam kerja saling bebas

Catatan : Kesimpulan hanya menyangkutkebebasan antar variabel dan bukan hubungansebab-akibat (hubungan kausal)

Page 125: Statistika Industri
Page 126: Statistika Industri

1. Pendahuluan Analisa regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur

hubungan statistik yang terjadi antara dua atau lebih varibel. Dalam regresi sederhana dikaji dua variabel, sedangkan dalam regresi majemuk dikaji lebih dari dua variabel.

Dalam analisa regresi suatu persamaan regresi hendak ditentukan dan digunakan untuk menggambarkan pola atau fungsi hubungan yang terdapat antar variabel.

Variabel yang akan diestimasi nilainya disebut variabel terikat (dependent variable atau response variable) dan biasanya diplot pada sumbu tegak (sumbu-y). Sedangkan variabel bebas (independent variable atau explanatory variable) adalah variabel yang diasumsikan memberikan pengaruh terhadap variasi variabel terikat dan biasanya diplot pada sumbu datar (sumbu-x).

Regresi Linear

Page 127: Statistika Industri

1. Pendahuluan Analisa korelasi bertujuan untuk mengukur

"seberapa kuat" atau "derajat kedekatan" suatu relasi yang terjadi antar variabel.

Analisa regresi ingin mengetahui pola relasi dalam bentuk persamaan regresi,

Analisa korelasi ingin mengetahui kekuatan hubungan tersebut dalam koefisien korelasinya. Dengan demikian biasanya analisa regresi dan korelasi sering dilakukan bersama-sama.

Regresi Linear

Page 128: Statistika Industri

1. Pendahuluan Dalam menentukan apakah terdapat suatu hubungan yang

logis antar variabel, terutama bila penilaian dilakukan terhadap angka-angka statistik saja, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan masuk akal atau tidaknya hubungan tersebut jika ditinjau dari sifat dasar hubungan tersebut.

Terdapat beberapa kemungkinan bentuk relasi meliputi hubungan sebab akibat (cause-and-effect relationship), hubungan akibat penyebab yang sama (common-cause factor relationship) hubungan semu (spurious relationship).

Regresi Linear

Page 129: Statistika Industri

1. Pendahuluan Langkah pertama dalam menganalisa relasi antar

variabel adalah dengan membuat diagram pencar (scatter diagram) yang menggambarkan titik-titik plot dari data yang diperoleh. Diagram pencar ini berguna untuk membantu dalam melihat apakah ada relasi yang

berguna antar variabel,

membantu dalam menentukan jenis persamaan yang akan digunakan untuk menentukan hubungan tersebut.

Regresi Linear

Page 130: Statistika Industri

1. Pendahuluan

Regresi Linear

Linier positif Linier negatif

Page 131: Statistika Industri

1. Pendahuluan

Regresi Linear

Curvelinier positif Curvelinier negatif

Page 132: Statistika Industri

1. Pendahuluan

Regresi Linear

Curvelinier Tak tentu

Page 133: Statistika Industri

2. Analisis Regresi LinearFungsi regresi linear dapat dinyatakan dalam hubungan matematis oleh: BXAY .

Sebagai misal Y = 2 + 1,4X, secara teoritis bila X = 10, maka Y = 16. Pada kenyataannya

tidak demikian, sebab yang mempengaruhi Y bukan hanya X tetapi ada faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam persamaan, faktor tersebut secara keseluruhan disebut sebagai

“kesalahan” (disturbance’s error). Adanya kesalahan ini menjadikan perkiraan menjadi tidak

akurat, selalu ada resiko yang disebabkan oleh adanya kesalahan. Kesalahan ini tidak dapat

dihilangkan sama sekali, maka resiko ini harus diperkecil sekecil mungkin dengan

memperkecil kesalahan. Dengan memperhitungkan kesalahan, regresi linear dinyatakan

sebagai BXAY .

Regresi Linear

Page 134: Statistika Industri

2. Analisis Regresi LinearAsumsi yang digunakan dalam regresi linear adalah sebagai berikut:

a. 0iE

b. 22 iE

c. 0),cov( jijiE

d. iX konstan

Untuk memperkirakan A dan B dipergunakan metode kuadrat kesalahan terkecil, dimana

Model sebenarnya : BXAY

Model perkiraan : ebXaY

a, b, dan e adalah penduga untuk A, B, dan

iii ebXaY atau )( iii bXaYe dan 22 )( ii

i

bXaYei

.

Regresi Linear

Page 135: Statistika Industri

2. Analisis Regresi Linearpenurunan parsial terhadap a dan b yang sederhana diperoleh

2

2

2

i

i

i

i

i

ii

i

i

i

i

i

i

XXn

YXXXY

XbYa dan

i i

ii

i

i

i

i

i

ii

XXn

YXYXn

b2

2

Regresi Linear

Page 136: Statistika Industri

2. Analisis Regresi Linear

Gambar 2 Garis regresi linier pada diagram pencar

y (+)

y (+)

y (+)

y

(+)

y

(-)

y

(-)

y

(-)

y

(-)

y

(0)

y

(0)

a

y a bx

x

y

Regresi Linear

Page 137: Statistika Industri

2. Analisis Regresi LinearNilai variabel A dan B untuk populasi diberikan oleh

XBYA dan

x

xy

X

YX

XEXE

YEXEXYEB

var

,cov22

Bila

nYXYX

ns

i i

ii

i

iixy /1

adalah penduga untuk xy dan

nXX

ns

i

i

i

ix /1

2

22 adalah penduga untuk

2

x , maka

i

i

i

ii

x

xy

x

yx

s

sb

22

Regresi Linear

Page 138: Statistika Industri

2. Analisis Regresi Lineardimana

nYXYXyx

i i

ii

i

ii

i

ii / dan

nXXx

i

i

i

i

i

i /

2

22

i

i

e

bx

b2

2

2var

dan

i

i

eax

X

na

2

2

22 1var

2

2

2

,,cov e

i

i

bax

Xba

Regresi Linear

Page 139: Statistika Industri

2. Analisis Regresi LinearContoh 1

Dari suatu praktikum fisika dasar diperoleh data yang menghubungkan variabel bebas x dan variabel terikat y seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Uji ke- x y

1 6 30

2 9 49

3 3 18

4 8 42

5 7 39

6 5 25

7 8 41

8 10 52

56 296

Regresi Linear

Page 140: Statistika Industri

2. Analisis Regresi LinearJika berdasarkan kajian teoritis dan sifat dari fenomena yang menghubungkan x dan y dapat diasumsikan mempunyai bentuk hubungan linier, maka persamaan garis regresinya dapat ditentukan sebagai berikut.

Tabel perhitungan:

Uji ke- x y xy x2 y2

1 6 30 180 36 900

2 9 49 441 81 2401

3 3 18 54 9 324

4 8 42 336 64 1764

5 7 39 273 49 1521

6 5 25 125 25 625

7 8 41 328 64 1681

8 10 52 520 100 2704

56 296 2257 428 12920

56 296

7 37 8 8

x yx y

n n

Regresi Linear

Page 141: Statistika Industri

2. Analisis Regresi LinearKolom y2 ditambahkan pada tabel meskipun belum digunakan untuk perhitungan persamaan garis regresi. Nilai tersebut akan digunakan kemudian. Jadi dengan menggunakan hasil pada tabel, nilai dari konstanta a dan b dapat ditentukan:

2 22

8(2257) (56)(296) 14805,1389

2888(428) (56)

n xy x yb

n x x

37 (5,1389)(7) 1,0277a y bx

Jadi persamaan garis regresi linier yang menggambarkan hubungan antara variabel x dan y dari data sampel pada percobaan/praktikum di atas adalah:

ˆ 1,0277 5,1389y a bx x

Dengan menggunakan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka dapat diperkirakan hasil yang akan diperoleh (nilai y) untuk suatu nilai x tertentu. Misalnya untuk x = 4 maka dapat diperkirakan bahwa y akan bernilai: ˆ 1,0277 5,1389y a bx x =1,0277 + 5,1389(4) = 21,583

Regresi Linear

Page 142: Statistika Industri

2. Analisis Regresi Linear

y = 5.1389x + 1.0278

0

10

20

30

40

50

60

0 2 4 6 8 10 12

x

y

Gambar. Garis regresi untuk contoh soal 1

Regresi Linear

Page 143: Statistika Industri

2. Analisis Regresi LinearKarena variansi dari A dan B tidak diketahui maka digunakan variansi

dari a dan b yang dapat dinyatakan sebagai

222

22

2

2

n

yxby

n

xby

n

eS i i

iii

i i

ii

ie

i

i

e

bx

SS

2

2

2 dan

i

i

eax

X

nSS

2

2

22 1

Regresi Linear

Page 144: Statistika Industri

2. Analisis Regresi Linear

Regresi Linear

x x

y y

(a)x (b)x

Derajat variasi sebaran data

Page 145: Statistika Industri

2. Analisis Regresi Linear

Dengan menggunakan data dan tabel perhitungan pada contoh 1, maka standard error estimasi dari garis regresi yang diperoleh adalah:

2

,2

(11,920) 1,0277(296) 5,1389(2,257) 1,698

8 2

y x

y a y b xys

n

Regresi Linear

Page 146: Statistika Industri

3. Uji Koefisien dan KorelasiUntuk melihat pengaruh X terhadap Y, maka dilakukan pengujian pada koefisien regresi

B. Bila X tidak mempengaruhi Y maka B = 0, bila ada pengaruh negatif B < 0, ada pengaruh

positif B > 0, dan bila ada pengaruh X terhadap Y maka B 0. Perumusan untuk pengujian

koefisien regresi B, adalah:

a. Ho : B = 0

b. H1 : B > 0 (ada pengaruh X terhadap Y positif)

H1 : B < 0 (ada pengaruh X terhadap Y negatif)

H1 : B 0 (ada pengaruh X terhadap Y)

c. Dengan diketahui, dari tabel distribusi-t maka dapat dihitung t untuk pengujian satu

arah dan 2

t untuk pengujian dua arah.

d. Tentukan statistik uji (tb) yang diberikan oleh

b

o

bs

Bbt

;

n

xx

ss

xy

b2

2

,

)(

e. Simpulkan, tolak Ho atau terima Ho.

Regresi Linear

Page 147: Statistika Industri

3. Uji Koefisien dan Korelasi

Pendugaan Parameter Regresi

Dari nilai atau derajat kepercayaan (1 - ) yang telah ditentukan, interval

pendugaan parameter A dan B dapat ditentukan, yang diberikan masing-masing oleh:

bb stbBstb22

dan

aa staAsta22

Regresi Linear

Page 148: Statistika Industri

3. Uji Koefisien dan KorelasiDengan menggunakan data dan tabel perhitungan pada contoh 1 dan hasil perhitungan standard error estimasi dari garis regresi yang diperoleh pada contoh 12, maka uji kemiringan (slope) garis regresi dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Hipotesis: Ho : B = 0

H1 : B 0

2. α = 0.05

3. Digunakan distribusi t0,025 dengan df = n - 2 = 8 - 2 = 6

4. Batas-batas daerah penolakan uji dua ujung (two-tailed) Dari tabel distribusi t batas kritis adalah = tcr = 2,447

5. Aturan keputusan: Tolak H0 dan terima H1 jika perbedaan yang terstandard antara kemiringan sample (b) dan kemiringan populasi yang dihipotesiskan (BHo) kurang dari -2,447 atau lebih dari 2,447. Jika sebaliknya terima H0

Regresi Linear

Page 149: Statistika Industri

3. Uji Koefisien dan Korelasi6. Rasio Uji

,

2 2

2

1,698 1,6980,283

656428

8

y x

b

ss

xx

n

5,1389 0

18,1590,283

oH

t test

b

b BRU t

s

7. Pengambilan keputusan

Karena RUt = 18,159 bernilai jauh lebih besar daripada nilai batas tcr = 2,447, maka H0: B = 0 ditolak. Hal ini bahwa hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat kemiringan pada garis regresi untuk populasi serta suatu hubungan regresi yang berarti benar-benar ada antara variabel X dan Y. Kesimpulan diatas dapat juga diperkuat dengan menentukan perkiraan interval nilai B dengan tingkat kepercayaan 95 persen sebagai: b - t(sb) < B < b - t(sb) 5,1389 - 2,447(0,283) < B < 5,1389 + 2,447(0,283) 4,4464 < B < 5,8314

Page 150: Statistika Industri

Dengan menganggap nilai variable terikat, y yang sesungguhnya terdistribusi normal di sekitar garis regresi maka suatu estimasi interval dapat diperoleh sebagai:

y xy z s

Dalam relasi ( z adalah skor z yang akan menentukan tingkat kepercayaan dari penerimaan estimasi interval yang dilakukan. Gambar 7 mengilustrasikan estimasi interval untuk z = 2.

Gambar 7 Interpretasi dan aplikasi estimasi interval untuk sampel besar

x

y y

,3 y xs

,3 y xs

1x

1y

1 ,ˆ 2 y xy s

Page 151: Statistika Industri

Untuk Sampel Kecil (n < 30)

a. Prediksi Kisaran Nilai Rata-rata y Jika Diketahui x Estimasi interval untuk sampel kecil dengan situasi ini dapat diperoleh dengan rumus berikut:

2

/ 2 , 2

2

g

y x

x xy t s

n xx

n

dimana: y = estimasi titik yang dihitung dengan persamaan regresi untuk nilai x tertentu

tα/2 = nilai t untuk α/2 ( =tingkat kepercayaan) dengan derajat kebebasan n-2 xg = nilai x yang ditentukan n = jumlah observasi pasangan pada sampel

Regresi Linear

Page 152: Statistika Industri

b. Prediksi Kisaran Nilai Spesifik y Jika Diketahui x

Estimasi interval untuk sampel kecil dengan situasi ini dapat diperoleh dengan rumus berikut:

2

/ 2 , 2

2

1ˆ 1

g

y x

x xy t s

n xx

n

Regresi Linear

Page 153: Statistika Industri

Dengan menggunakan data dan tabel perhitungan pada contoh 1 dan persamaan garis regresi yang dihasilkan serta nilai sy,x pada contoh 2 , dapat diprediksi dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan derajat kebebasan = n - 2 = 8 -2 = 6, untuk x = 4,

2

/ 2 , 2

2

2

2

4 7121,583 2,447 1,698

8 428 56 8

g

y x

x xy t s

n xx

n

Jadi dengan derajat kepercayaan 95 persen diperoleh: 19,038 < y < 24,128

Regresi Linear

Page 154: Statistika Industri

4. Analisis KorelasiSebelum dilakukan analisa regresi, langkah yang biasa ditempuh adalah melakukan

analisa korelasi yang ditujukan untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antar variabel.

Pada analisa regresi, untuk observasi Y diasumsikan bahwa X adalah tetap konstan dari

sampel ke sampel. Interpretasi koefisien korelasi untuk mengukur kuatnya hubungan antar

variabel tergantung pada asumsi yang digunakan untuk X dan Y. Bila X dan Y bervariasi

maka koefisien korelasi akan mengukur “covariability (kesamaan variasi)” antara X dan Y. Di

dalam analisa regresi, koefisien korelasi digunakan untuk mengukur “cocok/tepat (fitness)”

garis regresi sebagai pendekatan data observasi. Besarnya koefisien korelasi dinyatakan

sebagai

yx

xy

yx

YX

),cov(

Dalam prakteknya, tidak diketahui tetapi nilainya dapat diestimasi berdasar data sampel.

Bila r adalah penduga , dengan r dinyatakan sebagai

i i

ii

i i

ii

i

i

i

i

i

ii

i

i

i

i

i

ii

YYnXXn

YXYXn

yx

yx

r2

2

2

2

Regresi Linear

Page 155: Statistika Industri

4. Analisis KorelasiPengujian hipotesis tentang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut

a. Ho : = 0 (tidak ada hubungan antara X dan Y)

H1 : > 0 (ada hubungan positif)

H1 : < 0 (ada hubungan negatif)

H1 : 0 (ada hubungan)

Apabila = 0, maka variansi r diberikan oleh

2

1)var(

22

n

rr r

Dimana r2 disebut sebagai koefisien determinasi untuk mengukur besarnya kontribusi X

terhadap variasi Y

b. Dengan diketahui, dari tabel distribusi-t maka dapat dihitung )2( nt untuk pengujian

satu arah dan )2(

2n

t untuk pengujian dua arah.

c. Tentukan statistik uji (tb) yang diberikan oleh

21

2

r

nrtr

dengan derajat kebebasan n

d. Simpulkan, tolak Ho atau terima Ho.

Regresi Linear

Page 156: Statistika Industri

4. Analisis Korelasi Dengan menggunakan data dan tabel perhitungan pada contoh 1 dan persamaan

garis regresi yang dihasilkan dapat diperoleh koefisien determinasi dan koefisien korelasi sebagai berikut. Dari persamaan regresi a = 1,0277 dan b = 5,1389. Jumlah pasangan pengamatan n = 8. Maka:

2

2

2 2

2

2

1,0277 296 5,1389 2257 8 37 0,982

11920 8 37

a y b xy n yr

y n y

0,982 0,991r

Regresi Linear

Page 157: Statistika Industri

4. Analisis Korelasi

Hubungan antara koefisien regresi b dengan koefisien korelasi r dinyatakan oleh

x

y

s

srb dimana

i

iy YYn

s21

dan i

ix XXn

s21

.

Regresi Linear

Page 158: Statistika Industri

4. Analisis Korelasi

Dalam statistika seringkali menduga nilai rata-rata Y pada nilai X tertentu. Telah

ditunjukkan bahwa bXaY ˆ adalah penduga E(Y|X). Misalkan oY adalah nilai Y pada X =

Xo, maka

oooooo XYEBXAXbEaEbXaEYE |ˆ

Interval penduga E(Yo|Xo) dengan tingkat keyakinan 1 diberikan oleh

2

2

2/2

2

2/

1|

1

i

oeooo

i

oeo

X

XX

nstbXaXYE

X

XX

nstbXa

Interval penduga untuk individu Yo pada X = Xo diberikan oleh

2

2

2/2

2

2/

11

i

oeoo

i

oeo

X

XX

nstbXaY

X

XX

nstbXa

Regresi Linear

Page 159: Statistika Industri

5. Regresi Linear Non Linear

Tidak selamanya hubungan antara X dan Y dapat bersifat linear, akan tetapi bisa juga

non linear. Metode kesalahan kuadrat terkecil dapat pula digunakan untuk menentukan

parameter sebagai koefisien pada hubungan yang non linear. Bentuk-bentuk hubungan non

linear dapat didekati/ditransformasi sebagai hubungan linear, Tabel 11.1. adalah beberapa

bentuk transformasi dari non linear menjadi linear oooo XBAY .

Tabel 11.1. Hubungan Koefisien Non Linear Dengan Hasil Transformasi Linear

Persamaan Hasil Transformasi oooo XBAY

Persamaan Asal

oY oA oB oX

BAXY Ylog Alog Xlog

X

BAY

Y A B

X

1

BXAeY Yln Aln B X

XABY Ylog Alog Blog X

Regresi Linear

Page 160: Statistika Industri

BAB VII

ANOVA(Analisis Of Varians)

Page 161: Statistika Industri

ANOVA

Anova berfungsi untuk menguji lebih dari 2 rata-rata. Tabel yang digunakan pada Anova adalah tabel distribusi-F

Anova terbagi menjadi 2 :

- Anova One Way

- Anova Two Way

Page 162: Statistika Industri

Kegunaan ANOVA

• Mengendalikan 1 atau lebih variabel independen▫ Disebut dgn faktor (atau variabel treatment)▫ Tiap faktor mengandung 2 atau lebih level

(kategori / klasifikasi)

• Mengamati efek pada variabel dependen▫ Merespon level pada variabel independen

• Perencanaan Eksperimen: perencanaan denganmenggunakan uji hipotesis

Page 163: Statistika Industri

ANOVA

• Asumsi :

1. Data berdistribusi normal

2. Skala pengukuran minimum interval

3. Variasi homogen

4. Pengambilan sampel acak dan independent

Page 164: Statistika Industri

Anova One Way

(Complete Random Design / CRD)

Pengertian :

Dipengaruhi satu faktor yang terdiri dari beberapa level.

Misalnya, mengukur kesuburan tanaman dengan faktor pupuk. Jadi tiap pot memiliki tingkat kesuburan tanah yang sama namun pupuknya berbeda, dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa kesuburan tanaman hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, yaitu pupuk

Page 165: Statistika Industri

Anova One Way

• Model Matematik

Dimana:

µ = Mean

= efek perlakuan ke-j

~ IIDN(0,σ)

= Hasil Observasi

Page 166: Statistika Industri

Prosedur analisis variansi adalah

• Menentukan H0 dan H1.H0 : 1 = 2 = 3 = ……= k

H1 : paling sedikit dua diantara rata-rata tersebuttidak sama

• Menentukan taraf nyata .

Page 167: Statistika Industri

• Uji statistik (tabel Anova):

1k1

2

1

k

JKAS

2

2

1

S

S

)1( nk)1(

2

nk

JKGS

Sumber

Variasi

Jumlah

Kuadrat

Derajat Bebas Rata-rata

Kuadrat

F hitungan

Perlakuan JKA

Galat JKG

Total JKT 1nk

nk

T

n

T

JKA

k

i

i 2

..1

2

.

k

i

n

j

ijnk

TyJKT

1 1

2

..2 JKAJKTJKG

Page 168: Statistika Industri

Analisis Variansi Dua Arah

• Untuk menentukan apakah ada variasi dalampengamatan yang diakibatkan oleh perbedaan dalamperlakuan, uji hipotesisnya adalah :▫ H0 : 1. = 2. = … = k. atau bisa dituliskan H0 : 1 = 2 = … =k

▫ H1 : paling sedikit dua diantaranya tidak sama

• Untuk menentukan apakah ada variasi dalampengamatan yang diakibatkan oleh perbedaan dalamblok, uji hipotesisnya adalah :▫ H0 : .1 = .2 = … = .b atau bisa dituliskan H0 : 1 = 2 = … = b

▫ H1 : paling sedikit dua diantaranya tidak sama

Page 169: Statistika Industri

• Tabel Anova:

1k1

2

1

k

JKAS

2

2

11

S

SF

1b1

2

2

b

JKBS

2

2

22

S

SF

)1)(1( bk)1)(1(

2

bk

JKGS

1bk

Sumber VariasiJumlah

KuadratDerajat Bebas Rata-rata Kuadrat F hitung

Perlakuan JKA

Blok JKB

Galat JKG

Total JKT

bk

TyJKT

k

i

b

j

ij

2

1 1

2 ..

bk

T

b

T

JKA

k

i

i 2

..1

2

.

bk

T

k

T

JKB

b

j

j 2

..1

2

.

JKBJKAJKTJKG

Page 170: Statistika Industri

Daerah kritis :

H0 ditolak pada taraf keberartian jika

F1 >

H0 ditolak pada taraf keberartian jika

F2 >

)]1)(1(,1[; bkkf

)]1)(1(,1[; bkbf

Page 171: Statistika Industri

Uji Kesamaan Beberapa Variansi

• Analisis variansi satu arah hanyadapat dilakukan apabila variansi darik-populasi adalah sama (homogen).

• Bila syarat tersebut tidakdipenuhi, maka uji analisis variansitidak dapat dilakukan

Page 172: Statistika Industri

Terimakasih

Semoga bermanfaat


Recommended