+ All Categories
Home > Documents > STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB...

STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Date post: 02-Jan-2020
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
74
STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN BERBAHAN BAKU ROTAN Studi di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah (Skripsi) Oleh: Adi Sasongko JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG 2018
Transcript
Page 1: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRIKERAJINAN BERBAHAN BAKU ROTAN

Studi di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur KabupatenLampung Tengah

(Skripsi)

Oleh:Adi Sasongko

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 2: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

ABSTRACT

BUSINESS STRATEGY AND PERFORMANCE OF CRAFT INDUSTRIESBASED ON RATTAN

Research at the Industrial Center of Nunggal Rejo Village, Punggur District,Central Lampung Regency

By

Adi Sasongko

The purpose of this research was to analyze and determine the effect of eachstrategy implementation (price, product, marketing and promotion, andcooperation) on the performance of the rattan-based handicraft industry in theform of a bird cage at the industrial center of Nunggal Rejo Village, PunggurDistrict, Central Lampung Regency. This research used primary data obtainedfrom questionnaires and interviews with owners of handicraft industries madefrom rattan raw material in the form of bird cage webbing. The analytical toolused is multiple linear regression method or Ordinary Least Square (OLS). Theresults of this research indicate that strategies (price, product, marketing andpromotion, and cooperation) have a positive and significant influence on theperformance of the handicraft industry with rattan raw material in the form of birdcage webbing.

Keywords: Business Performance, Cooperation Strategy, Marketing andPromotion Strategy, Price Strategy, Product Strategy.

Page 3: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

ABSTRAK

STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINANBERBAHAN BAKU ROTAN

Studi di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur KabupatenLampung Tengah

Oleh

Adi Sasongko

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruhsetiap implementasi strategi (harga, produk, pemasaran & promosi, dankerjasama) terhadap kinerja usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupaanyaman sangkar burung di sentar industri Desa Nunggal Rejo KecamatanPunggur Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan data primeryang diperoleh dari kuesioner dan wawancara pada pemilik industri kerajinanberbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung. Alat analisis yangdigunakan adalah regresi linear berganda metode Ordinary Least Square (OLS).Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi (harga, produk, pemasaran &promosi, dan kerjasama) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadapkinerja usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkarburung.

Kata Kunci : Kinerja Usaha, Strategi Harga, Strategi Kerjasama, StrategiPemasaran dan Promosi, Strategi Produk.

Page 4: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI

KERAJINAN BERBAHAN BAKU ROTAN Studi di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah

(Skripsi)

Oleh:

Adi Sasongko

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat
Page 6: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat
Page 7: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat
Page 8: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Adi Sasongko lahir di Purworejo Kecamatan Kota Gajah

Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 6 Juli 1994. Penulis merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Tarmuji dan Ibu Sri Bingat.

Penulis mulai menjalani pendidikan di TK Darul Fallah pada tahun 1999 dan

selesai pada tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri

2 Purworejo dan selesai pada tahun 2007. Setelah itu penulis melanjutkan

pendidikannya di SMP Negeri 2 Kota Gajah dan tamat pada tahun 2010. Pada

tahun yang sama penulis kemudian meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 1

Punggur dan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis pada Program Studi Ekonomi Pembangunan dan

mengambil konsentrasi Ekonomi Perencanaan. Pada tahun 2015 penulis

melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) ke BAPPENAS, Direktorat

Jendral Anggaran dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2016 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Tulang Bawang,

Kecamatan Menggala Timur, Desa Sungai Luar selama 60 hari sebagai bentuk

pengabdian kepada masyarakat.

Page 9: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

PERSEMBAHAN

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, serta puji syukur kepada Allah

SWT, kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Kedua Orang Tuaku Bapak Tarmuji dan Ibu Sri Bingat yang telah

membimbingku, memberikan kasih sayang, mendukungku dalam setiap

langkahku serta yang selalu mendoakan keselamatan dan keberhasilanku dalam

setiap doanya. Terima kasih juga kutunjukan untuk kakakku Dwi Hermawan dan

Tri Susilo serta keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan semangat

dihidupku.

Sahabat-sahabatku dari Jurusan Ekonomi Pembangunan terima kasih atas

kebersamaan selama ini Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.

Dan

Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Lampung.

Page 10: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

MOTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersamakesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatuurusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.

(Al-Insyirah : 5-8)

Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantarabintang-bintang.

(Ir. Soekarno)

Pilihlah jalan mendaki.Karena itu akan mengantar kita ke puncak-puncak baru.

(Adi Sasongko)

Page 11: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

SANWACANA

Puji syukur kuucapkan kepada Allah SWT, karena atas segala rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

“strategi dan kinerja usaha industri kerajinan berbahan baku rotan studi di sentra

industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembanguan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembanguan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Muhidin Sirat, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan, kritik dan saran, dukungan, dan meluangkan

waktunya untuk penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Lies Maria Hamzah, S.E., M.E selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan dukungan kepada penulis

Page 12: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

bimbingan, arahan, masukan, dan dukungan kepada penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Thomas Andrian, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan arahan kepada penulis selama menjalani proses

perkuliahan.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung yang

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama proses perkuliahan di

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

9. Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung, Bu

Yati, Pak Kasim, Mas Maruf, Mas Rulli terima kasih telah berperan dalam

proses kelancaran skripsi ini.

10. Kedua Orangtuaku, Bapak Tarmuji dan Ibu Sri Bingat. yang telah

membimbing, mendidik, mendoakan serta memotivasi penulis sehingga dapat

menyelesaikan penelitian ini.

11. Kakakku Dwi Hermawan dan Tri Susilo terima kasih atas doa dan dukungan

yang telah diberikan selama ini.

12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2013 barisan sore A Ridho Dani, Aris

Kencono, Riki Rinaldi, Ready setya, Ricky Charel, Yoga Andy, Fredi

Ardianto, Fajar Sidik, Sahnan Hastari, Seprtianda Baratama, Fitria Waluyo,

Putri Rohma, Fibriyani Puspita, Tessa Theresia, Milda Maulina, Dyah Ayu,

Fadila Khoiriah, dan barisan pagi Sandi, Ilham, Mas Ahmad, Sara serta yang

lainnya yang gak cukup disebutin satu-satu. Terima kasih telah berbagi suka

Page 13: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

dan duka dengan penulis selama perkuliahan semoga kita bisa sukses dengan

cara masing-masing.

13. Sahabat SMA Rizal, Arif, Firman, dan semuanya angkatan 2010 yang luar

biasa.

14. Teman-teman KKN satu atap Sungai Luar dan Badarou Indan Doni, Bayu,

Gito, Azil, Mbah Raharjo, Monic, Lia, Sindi, Haska, Desvita, Hasnah,

Merlinda, dan Atika yang selalu berbagi canda dan tawa serta

kekompakannya dengan penulis selama menjalankan KKN selama 60 hari.

15. Kakak Tingkat EP 2012 dan adik tingkat EP 2014 yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal

sampai dengan skripsi ini terselesaikan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis

Adi Sasongko

Page 14: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

i

DAFTAR ISI

HalamanDaftar Isi ........................................................................................................ iDaftar Tabel ................................................................................................... ivDaftar Gambar .............................................................................................. vDaftar Lampiran ........................................................................................... vi

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ............................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 8D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 9

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teori ............................................................................................ 101. Pengertian Industri.................................................................................. 102. Klasifikasi Industri.................................................................................. 113. Tujuan Perusahaan.................................................................................. 154. Peran Industri.......................................................................................... 17

B. Struktur Pasar Dan Macamnya.................................................................... 181. Struktur Pasar Persaingan Sempurna...................................................... 182. Struktur Pasar Monopoli......................................................................... 193. Struktur Pasar Oligopoli ......................................................................... 194. Struktur Pasar Persaingan Monopolistik ................................................ 20

C. Cara Pengukuran Struktur Pasar.................................................................. 211. Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio)............................................... 212. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share)............................................... 223. Indeks Herfindhal ................................................................................... 23

D. Perilaku........................................................................................................ 241. Strategi Harga ......................................................................................... 242. Strategi Produk ....................................................................................... 253. Strategi Pemasaran Dan Promosi............................................................ 254. Strategi Kerjasama.................................................................................. 26

E. Kinerja ......................................................................................................... 26F. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 28G. Hipotesis ...................................................................................................... 30H. Penelitian Terdahulu.................................................................................... 30

III. METODE PENELITIAN

Page 15: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

ii

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 33B. Jenis Dan Sumber Data ............................................................................... 33C. Penentuan Jumlah Sampel........................................................................... 34D. Operasionalisasi Variabel............................................................................ 35E. Alat Analisis ................................................................................................ 37

1. Pengukuran Variabel Strategi Dan Kinerja ............................................ 372. Analisis Deskriptif .................................................................................. 383. Uji Persyaratan Instrumen ...................................................................... 394. Analisis Struktur Pasar ........................................................................... 415. Analisis Regresi Liniear Berganda ......................................................... 436. Elastisitas Variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) ................. 457. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 468. Uji Statistik ............................................................................................. 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Statistik Deskriptif....................................................................................... 51

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................... 512. Karakteristik Responden......................................................................... 52

B. Analisis Deskriptif Tentang Pencapaian Kondisi Ideal AspekPerilaku Usaha............................................................................................. 531. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Harga ....................... 542. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Produk ..................... 553. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Promosi ................... 564. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Kerjasama................ 575. Capaian Ideal Strategi Usaha.................................................................. 58

C. Analisis Deskriptif Tentang Pencapaian Kondisi Ideal AspekKinerja Usaha .............................................................................................. 59

D. Uji Kualitas Instrumen Penelitian ............................................................... 601. Uji Validitas............................................................................................ 602. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 62

E. Struktur Pasar .............................................................................................. 631. Pangsa Pasar (Market Share).................................................................. 652. Indeks Herfindahl ................................................................................... 65

F. Hasil Perhitungan Analisis Regresi ............................................................. 66G. Hasil Hitung Elastisitas ............................................................................... 67H. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 68

1. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 682. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 693. Hasil Uji Multikolenearitas..................................................................... 69

I. Pengujian Statistik ....................................................................................... 701. Hasil Uji t Statistik ................................................................................. 702. Hasil Uji F Statistik ................................................................................ 723. Koefisien Determinasi Berganda R2 ...................................................... 73

J. Pembahasan ................................................................................................. 73K. Implikasi Penelitian ..................................................................................... 76

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ..................................................................................................... 79

Page 16: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

iii

B. Saran ............................................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 17: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keadaan Industri Kecil dan Tenaga Kerja di KabupatenLampung Tengah, 2010-2015................................................................... 3

2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurutKecamatan di Kabupaten Lampung Tengah, 2015................................... 3

3. Banyaknya Industri Perabotan dan Perlengkapan RumahtanggaMenurut Jenis Industri di Kecamatan Punggur, 2015............................... 5

4. Jenis dan Jumlah Industri Anyaman di Desa Nunggal Rejo, 2016........... 65. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 306. Operasionalisasi Variabel ......................................................................... 367. Rancangan Analisis Deskriptif ................................................................. 398. Tabel Reliabilitas ...................................................................................... 419. Responden Berdasarkan Usia.................................................................... 5210. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................... 5311. Responden Berdasarkan Lama Usaha....................................................... 5312. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Harga................................ 5413. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Produk.............................. 5514. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Promosi ............................ 5615. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Kerjasama ........................ 5716. Capaian Ideal Strategi Usaha .................................................................... 5817. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Kinerja Usaha................................ 5918. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pada Responden........................................ 6119. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ............................................................... 6320. Hasil Perhitungan Struktur Pasar .............................................................. 6321. Hasil Penghitungan Regresi Berganda...................................................... 6622. Hasil Penghitungan Elastisitas .................................................................. 6723. Uji Normalitas........................................................................................... 6924. Uji Heteroskedastisitas.............................................................................. 6925. Uji Muktikolinearitas ................................................................................ 7026. Hasil Uji t Statistik.................................................................................... 7127. Uji Stastistik F........................................................................................... 72

Page 18: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran.................................................................................. 29

Page 19: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian ................................................................................. L-1

2. Sekor Jawaban Responden ........................................................................ L-11

3. Pengubahan Data Ordinal Menjadi Interval.............................................. L-20

4. Hasil Uji Validitas ..................................................................................... L-22

5. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. L-32

6. Struktur Pasar ............................................................................................ L-33

7. Hasil Uji Regresi, Uji t Statistik, dan Uji F Statistik ................................ L-34

8. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................... L-35

9. Hasil Perhitungan Elastisitas Setiap Variabel (Xi)

terhadap Variabel Terikat (Y) ................................................................... L-36

Page 20: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu serangkaian proses yang harus dilakukan oleh

negara di Dunia, pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara mempunyai

tujuan utama untuk mensejahterakan masyaakat. Pembanguan selain bertujuan

untuk mensejahterakan masyarakat juga untuk meningkatkan daya saing dengan

negara lain dengan tingkat global. Dalam mewujudkan tujuan-tujuan dari

pembanguan setiap negara tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang

terjadi, seperti halnya didalam negara-negara berkembang permasalahan yang

terjadi antara lain kemiskinan, pengangguran, pendidikan, dan masih banyak lagi.

Perkembangan ekonomi regional merupakan suatu gambaran untuk melihat

tingkat kesejahteraan masyarakat pada daerah, tidak dapat dipungkiri bahwa

terdapat keterkaitan antara perkembangan ekonomi dalam berbagai sektor dengan

tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika perkembangan ekonomi suatu daerah

meningkat maka kesejahteraan hidup masyarakat daerah tersebut juga akan

meningkat ( Lincolin Arsyad, 2010 : 442 ).

Konsep pembangunan sering dikaitkan dengan proses industrialisasi, oleh karena

sering kali pengertiannya dianggap sama. Proses industrialisasi dan pembangunan

industri ini sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan

Page 21: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

2

kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup

yang lebih bermutu. Dengan kata lain pembanguan industri itu merupakan suatu

fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat bukan merupakan kegiatan yang

mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.

Industri mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading sector). Leading

sector maksudnya adalah dengan pembangunan industri maka akan memacu dan

meningkatkan pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan

sektor jasa. Pertumbuhan sektor industri yang pesat akan merangsang

pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi

industri. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut,

misalnya berdirinya lembanga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga

pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang akan mendukung pertumbuhan

industri ( Basuki Pujoalwanto, 2014 : 221 ).

Konsidern Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984, menyatkan bahwa untuk

mencapai sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam pembangunan nasional,

industri memegang peranan yang menentukan dan oleh karenanya perlu lebih

dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta

masyarakat secara aktif serta mendayagunakan secara optimal seluruh sumber

daya alam, manusia, dan dana yang tersedia.

Menurut ( Muhammad Teguh, 2010 : 4 ) industri adalah suatu usaha atau kegiatan

pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang

memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Page 22: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

3

Tabel 1. Keadaan Industri Kecil dan Tenaga Kerja di Kabupaten LampungTengah, 2010-2015

TahunJumlah Unit

Usaha PertumbuhanJumlah Tenaga

Kerja Pertumbuhan

(%) (%)

2010 5.350 4,40 35.499 0,41

2011 5.372 0,41 35.573 0,21

2012 5.412 0,74 35.727 0,43

2013 5.443 0,57 35.854 0,36

2014 5.506 1,16 36.237 1,07

2015 5.529 0,42 36.438 0,55Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Tengah,

2016

Lampung Tengah memiliki peningkatan jumlah industri kecil pada setiap

tahunnya dilihat dari tahun 2010 yang berjumlah 5350 menjadi berjumlah 5529

pada 2015. Semakin bertumbuhnya industri diharapkan juga dapat semakin

memacu peningkatan penyerapan tenaga kerja yang dikarenakan setiap industri

pasti menggunakan tenaga kerja dalam proses menjalankannya, maka

pertumbuhan industri perlu semakin ditingkatkan dan semakin mendapat

dukungan yang serius dari pemerintah .

Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurutKecamatan di Kabupaten Lampung Tengah 2015

Kecamatan Luas Wilayah Penduduk KepadatanPenduduk per

km2Km2 % Jumlah %

1. Padang Ratu 204 4.27 48.939 3.99 239

2. Selagai Lingga 309 6.44 32.728 2.67 106

3. Pubian 174 3.63 41.710 3.40 240

4. Anak Tuha 162 3.37 36.913 3.01 228

Berlanjut..

Page 23: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

4

Lanjutan..

5. Anak Ratu Aji 68 1.43 15.847 1.29 232

6. Kalirejo 101 2.12 65.732 5.36 649

7. Sendang Agung 109 2.27 37.172 3.03 341

8. Bangun Rejo 133 2.77 56.771 4.63 428

9. Gunung Sugih 130 2.72 65.829 5.36 506

10. Bekri 94 1.95 26.365 2.15 282

11. Bumi RatuNuban

65 1.36 30.247 2.46 464

12. Trimurjo 68 1.43 50.698 4.13 741

13. Punggur 118 2.47 38.045 3.10 321

14. Kota Gajah 68 1.42 33.051 2.69 486

15. Seputih Raman 147 3.06 47.901 3.90 327

16. Terbanggi Besar 209 4.36 115.473 9.41 553

17. Seputih Agung 122 2.55 48.619 3.96 398

18. Way Pengubuan 211 4.40 40.868 3.33 194

19. Terusan Nunyai 302 6.31 44.484 3.62 147

20. Seputih Mataram 120 2.51 47.370 3.86 395

21. Bandar Mataram 1055 22.03 75.982 6.19 72

22. Seputih Banyak 146 3.05 44.029 3.59 302

23. Way Seputih 78 1.63 17.935 1.46 230

24. Rumbia 106 2.21 35.026 2.85 330

25. Bumi Nabung 109 2.27 31.739 2.59 291

26. Putra Rumbia 95 1.98 17.981 1.47 189

27. Seputih Surabaya 145 3.02 46.041 3.75 318

28. Bandar Surabaya 142 2.97 33.690 2.75 237

Lampung Tengah 4.790 100 1.227.185 100 256

Sumber : BPS Kabupaten Lampung Tengah, 2016

Kabupaten Lampung Tengah memiliki 28 Kecamatan dengan salah satunya

adalah Kecamatan Punggur. Kecamatan Punggur memiliki luas wilayah 118 km2

Page 24: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

5

dan jumlah penduduk sebanyak 38.045 jiwa, yang menyebabkan tingkat

kepadatan penduduk 321 jiwa/km2. Dengan kapadatan yang ada masyarakat

Kecamatan Punggur mejadi lebih sulit untuk mendapatkan lapangan pekerjaan

dari sektor formal. Dalam keadaan sulitnya mencari lapangan pekerjaan pada

sektor formal memaksa masyarakat untuk lebih berfikir kreatif dalam upaya

menciptakan lapangan pekerjaan dengan diantaranya yaitu memproduksi berbagai

macam bentuk kerajinan meubelair dan anyaman yang memiliki bahan baku kayu,

bambu,dan rotan.

Tabel 3. Banyaknya Industri Perabotan dan Perlengkapan Rumahtangga MenurutJenis Industri di Kecamatan Punggur, 2015

No Kampung Meubelair Anyaman

Kayu Bambu Rotan

1 Nunggal Rejo 14 2 6 318

2 Badran Sari 4 - - -

3 Sri Sawahan 6 - - -

4 Toto Katon 17 - - 63

5 Tanggul Angin 5 - 1 24

6 Ngesti Rahayu 6 - - -

7 Mojo Pahit 6 1 - 16

8 Asto Mulyo 9 1 - 21

9 Sido Mulyo 3 - - 9

Jumlah 70 4 7 451Sumber: Monografi Desa, Potensi Desa dan Profil Desa dalam BPS Kabupaten

Lampung Tengah, 2016

Anyaman merupakan industri yang paling banyak terdapat di Kecamatan Punggur

dengan jumlah sebanyak 451 unit industri dibandingkan dengan industri

meubelair yang hanya memiliki jumlah keseluruhan sebanyak 81 unit industri.

Desa Nunggal Rejo sendiri memiliki 318 unit industri, dengan kata lain Desa

Nunggal Rejo dapat dikatakan sebagai sentra industri anyaman di Kecamatan

Page 25: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

6

Punggur.

Tabel 4. Jenis dan Jumlah Industri Anyaman di Desa Nunggal Rejo, 2016Nama Dusun Jenis Anyaman

Sangkar Burung Tudung Saji danKeranjang Buah

Kurung Ayam

Dusun I 12 13 33Dusun II 16 17 12Dusun III 29 14 8Dusun IV 41 8 4Dusun V 37 16 6Dusun VI 22 25 5

Jumlah 157 93 68Sumber : Kantor Desa, 2018

Industri anyaman yang terdapat di Desa Nunggal Rejo dapat dibedakan menjadi

dua jenis berdasarkan bahan bakunya berupa rotan dan bambu. Sangakar burung,

tudung saji, dan keranjang buah merupakan industri anyaman yang menggunakan

bahan baku rotan sedangkan kurung ayam merupakan industri yang menggunakan

bahan baku bambu.

Anyaman sangkar burung merupakan jenis kerajinan yang memiliki jumlah

terbanyak dibandingakan dengan jenis anyaman atau kerajinan yang lainnya,

sehingga peneliti memutuskan untuk meneliti jenis anyaman sangkar burung pada

penelitiannya. Anyaman sangkar burung merupakan bentuk kerajinan yang cukup

tinggi diminati oleh masyarakat karena seiring dengan semakin banyaknya orang

yang memiliki hobi burung kicau serta memperhatikan tingkat keindahan dan nilai

seni dari sangkar burung itu sendiri. Dengan semakin banyaknya orang yang

memiliki hobi burung kicau maka akan semakin meningkat juga permintaan

masyarakat terhadap anyaman sangkar burung.

Perusahaan atau organisasi memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam

Page 26: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

7

usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam

mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi dari strategi yang dimiliki oleh

organsisasi tersebut. Strategi sendiri memiliki arti sebagai sebuah rencana yang

disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi

perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang direncanakan untuk

memastikan bahwa tujuan utama perusahaan itu dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Kinerja dapat diartikan sebagai capaian

sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya (Amirullah, 2015 : 4 ).

Berdasarkan alasan diatas maka peneliti menfokuskan penelitiannya pada jenis

usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung

dan akan berupaya meneliti tentang strategi dan kinerja usaha yang mana

diharapkan sebagai salah satu cara atau solusi untuk dapat mengembangkan usaha

industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung yang ada

di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.

Harapannya adalah dengan semakin berkembangnya usaha industri kerajinan

berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung dapat meningkatkan

kesejahteraan dan taraf hidup serta menciptakan lapangan kerja masyarakat Desa

Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.

B. Rumusan Masalah

Dalam melihat permasalahan yang ada didalam industri kerajinan berbahan baku

rotan berupa anyaman sangkar burung dan berdasarkan latar belakang diatas,

maka perumusan masalah yang akan dikaji adalah :

Page 27: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

8

1. Apakah kualitas implementasi (strategi harga, strategi produk, strategi

pemasaran & promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif ?

2. Bagaimanakah pengaruh dari setiap kualitas implementasi strategi yang

diterapkan perusahaan pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa

anyaman sangkar burung terhadap kinerja usaha di Desa Nunggal Rejo

Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah ?

3. Bagaimanakah pengaruh secara bersama antara kualitas implementasi strategi

terhadap kinerja pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman

sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis penerapan (strategi harga, strategi produk, strategi

pemasaran & promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif.

2. Untuk mengetahui pengaruh setiap implementasi strategi yang diterapkan pada

industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung di

Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah terhadap

kinerja usaha.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama antara implementasi strategi

terhadap kinerja pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman

sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah.

Page 28: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

9

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :

1. Sebagai kajian untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah daerah Lampung

Tengah dalam mengembangkan industri kerajinan anyaman sangkar burung

berbahan baku rotan.

2. Untuk membantu memberikan sumber informasi bagi pengrajin anyaman

sangkar burung berbahan baku rota di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur

Kabupaten Lampung Tengah untuk lebih meningkatkan kualiatas agar lebih

maju demi kesejahteraan industri pembuatan kerajinan anyaman sangkar

burung.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain

yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan dengan masalah

ini.

4. Bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan terhadap teori ekonomi yang

telah diperoleh selama ini dalam bangku kuliah terhadap kondisi yang nyata di

lapangan dan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan

Ekonomi Pembangunan pada Universitas Lampung.

Page 29: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

10

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Industri

Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yang

menyebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan

rancangan dan perekayasaan industri. Pengertian industri juga meliputi semua

perusahaan yang mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik

atau secara kimia bahan-bahan organis sehingga menjadi hasil baru.

Menurut ( BPS, 2017 ) industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan

kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan

sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya

menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat dengan

pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan

pekerjaan perakitan(assambling).

Industri mencakup segala kegiatan produksi yang memproses pembuatan bahan-

bahan mentah menjadi bahan-bahan setengah jadi maupun barang jadi atau

kegiatan yang bisa mengubah keadaan barang dari suatu tingkat tertentu ke

tingkat yang lain, kearah peningkatan nilai atau daya guna yang berguna untuk

Page 30: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

11

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut ( Lincolin Arsyad, 2014 : 4 ) industri mengacu pada sejumlah

perusahaan yang memproduksi dan menjual sejumlah produk yang serupa,

memanfaatkan teknologi yang serupa, dan mungkin juga mengakses faktor

produksi (input) dari pasar faktor produksi yang sama.

2. Klasifikasi Industri

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986,

industri dibedakan menjadi :

a. Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk,

dsb.

b. Industri mesin, dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang,

kendaraan bermotor, tekstil, dll.

c. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak

goreng curah, dll.

d. Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman, dan

lain-lain.

Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku :

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari

alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,

peternakan, pertambangan, dan lain lain.

b. Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat

lain selain alam sekitar.

Page 31: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

12

c. Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk

jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan,

transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Jenis industri berdasarkan modal :

a. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang

jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.

b. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititikberatkan pada

sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta

pengoperasiannya.

Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja :

a. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja

berjumlah antara 1-4 orang.

b. Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja

berjumlah antara 5-19 orang.

c. Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah

karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.

d. Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja

berjumlah antara 100 orang atau lebih.

Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi :

a. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market

oriented industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi

potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-

kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan

Page 32: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

13

semakin menjadi lebih baik.

b. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man

power oriented industry), adalah industri yang berada pada lokasi di pusat

pemukiman penduduk karena biasanya jenis industri tersebut

membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif, dan efisien.

c. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply

oriented industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana

bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi

yang besar.

d. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang

didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan

di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas

serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya : Industri elektronik, Industri

otomotif, dan industri transportasi.

Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi :

a. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku

untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lais, industri

alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen, misalnya: Industri pesawat terbang, industri

konveksi, industri otomotif, dan industri meubelair.

Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan :

Page 33: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

14

Pada level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer

(ekstraktif), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis

menambahkan sektor kuarterner (pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur,

dan penelitian). Seiring berjalannya waktu, perpecahan industri masyarakat pada

masing-masing sektor mengalami perubahan.

a. Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan

hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah

hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan

sebagainya.

b. Industri sekunder, adalah industri yang mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah

kembali. Misalnya pemintalan benang sutra, komponen elektronik, daging

kaleng, dan sebagainya.

c. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa

layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan

kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

d. Industri kuarterner, adalah industri yang mencakup penelitian

pengetahuan, dan teknologi serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya.

Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan pengacara.

e. Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang

sektor kuarterner yang meliputi level tertinggi pengambilan keputusan

dalam masyarakat atau ekonomi. Sektor ini meliputi eksekutif atau

pegawai resmi dalam bidang pemerintahan, pengetahuan, universitas, non-

profit, kesehatan, kultur, dan media.

Page 34: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

15

3. Tujuan Perusahaan

Menurut ( Lincolin Arsyad, 2014 : 30 ) Tujuan perusahaan menjadi salah satu

aspek yang penting dalam teori perusahaan. Dalam hal ini, tujuan menciptakan

suatu kerangka terstruktur terkait aktifitas perusahaan yang akan menjadi acuan

bagi perusahaan untuk mencapai efisiensi serta menetukan kebijakan-kebijakan

yang akan diambil dalam rangka mencapai output yang diharapkan. Disamping

itu, tujuan perusahaan juga menjadi ukuran bagi perusahaan dalam menentukan

tingkat keberhasilan dari aktifitasnya. Oleh karena itu, tujuan perusahaan harus

jelas sehingga mampu menyediakan acuan bagi stakeholders perusahaan dalam

menjalankan fungsinya masing-masing maupun dalam menilai kinerja

perusahaan.

Tujuan perusahaan yang paling sering dikemukakan dalam berbagai literatur

adalah maksimisasi profit. Meskipun demikian, terdapat berbagai tujuan lain

perusahaan, misalnya maksimisasi penjualan, maksimisasi nilai perusahaan,

maksimisasi pertumbuhan perusahaan, motivasi manajerial (maksimisasi utilitas

manajemen), stabilitas produksi, optimalitas persediaan, stabilitas dan ekspansi

pemasaran serta penguasaan pasar. Berikut adalah penjelasan dari beberapa tujuan

perusahaan tersebut :

a. Maksimisasi Laba

Maksimisasi laba dapat diartikan sebagai pendapatan dikurangi biaya.

Dalam jangka pendek, profit perusahaan akan maksimum ketika

pendapatan marjinal atau marginal revenue (MR) sama dengan biaya

marjinal atau maginal cost (MC) perusahaan. Oleh karena itu untuk

memaksimalkan profitnya, perusahaan akan mengatur agar MR=MC.

Page 35: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

16

b. Maksimisasi Penjualan

Maksimisasi penjualan secara sederhana dapat diartikan menjual produk

sebanyak mungkin. Meskipun demikian seringkali ada kendala yang

membatasi maksimisasi penjulan tersebut. Perusahaan dapat

memaksimumkan pendapatan dari penjualannya dengan kendala profit

minimum (atau bisa juga tanpa kendala profit). Ketika tujuan perusahaan

memaksimumkan penjualan dan tidak ada kendala profit minimum, maka

output yang diproduksi seharusnya adalah output ketika pendapatan

marjinal (MR) sama dengan nol. Ketika kendala profit minimun

diterapkan, maka TR maksimum bukan lagi tercapai pada tingkat produksi

output sama MR=0, namun menyesuiakan pada tingkat profit minimun

yang diperbolehkan.

c. Maksimisasi Pertumbuhan

Tujuan maksimisasi pertumbuhan mengandung pengertian bahwa

perusahaan berusaha untuk memaksimumkan tingkat pertumbuhan

sejumlah area dalam aktivitasnya, seperti penjualan, laba, aset atau nilai

saham dengan eksistensi sejumlah kendala tertentu, misalnya kendala

profit minimum, laba ditahan maksimum, tingkat deviden minimum dan

tingkat likuiditas maksimum. Pertumbuhan dapat mendorong

keberlanjutan perusahaan. Dalam hai ini, pertumbuhan dapat mendorong

tercapainya economies of scale, peningkatan efisiensi pertumbuhan dan

selanjutnya mendorong peningkatan profit.

d. Maksimisasi Nilai Perusahaan

Tujuan maksimisasi nilai perusahaan mensyaratkan agar pengambilan

keputusan oleh manajemen perusahaan ditinjau untuk memaksimumkan

Page 36: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

17

nilai perusahaan. Nilai perusahaan terkait dengan aliran profit yang

diterima atau diharapkan akan diterima oleh perusahaan. Sebagai contoh,

harga pasar dari saham perusahaan sangat ditentukan oleh tingkat laba

perusahaan saat ini maupun yang akan diterima pada masa mendatang.

Oleh karena itu tujuan maksimisasi nilai perusahaan sulit untuk dipisahkan

dari tujuan maksimisasi profit.

4. Peran Industri

Menurut ( Mudrajad Kuncoro, 2007 : 363 ) Industri memiliki peran yang sangat

penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu Industri perlu

dikembangkan karena :

a. Industri mampu menyerap tenaga kerja. Kecenderungan menyerap banyak

tenaga kerja umumnya membuat banyak IKRT intensif pula dalam

menggunakan sumber daya alam lokal, sehingga akan menimbulkan

dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan

jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan

pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.

b. Industri kecil dan rumah tangga (IKRT) memegang peranan penting dalam

ekspor nonmigas, meskipun jika dibandingkan dengan industri besar

kontribusinya masih jauh lebih kecil.

c. Pengembangan industri kecil merupakan cara yang dinilai besar peranan-

nya dalam pengembangan industri manufaktur.

Beberapa dampak positif industri yang juga menjadi peranan industri kecil dalam

kehidupan masyarakat, antara lain:

Page 37: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

18

a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran.

b. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat dan untuk

mengurangi ketergantungan negara pada luar negeri.

c. Memperluas lapangan kerja dan memberi sumbangan devisa bagi negara.

d. Merangsang masyarakat memperluas kegiatan ekonomi dalam

meningkatkan pengetahuan industri dan kewirausahaan.

B. Struktur Pasar dan Macamnya

Menurut (Nur laily dan Budiyono Pristyadi, 2013 : 80 ) struktur pasar merupakan

suatu pola dimana elemen-elemen dalam industri saling berinteraksi, baik antara

penjual, antara pembeli, antara penjual dan pembeli, maupun antara penjual yang

sudah ada dengan calon pesaing yang akan masuk ke pasar. Strutur terkait dengan

seberapa tinggi derajat konsentrasi penjual (jumlah penjuan dan distribusi

penjualan), derajat konsentrasi pembeli (jumlah pembeli dan distribusi

pembelian), derajat diferensiasi produk (seberapa tinggi tingkat variasi produk)

dan hambatan untuk terjadinya kompetisi (seberapa tinggi tingkat kesulitan yang

ditemui oleh pesaing atau new entrants untuk masuk ke dalam industri).

1. Struktur Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna merupakan suatu industri dimana terdapat banyak

penjual dan pembeli, dan setiap penjual maupun pembeli tidak dapat

mempengaruhi keadaan di pasar. Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna :

a. Setiap perusahaan adalah “pengambil harga” (price taker) yang berati

suatu perusahaan yang ada di pasar tidak dapat menentukan atau

Page 38: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

19

harga di pasar.

b. Setiap perusahaan bebas untuk keluar atau masuk.

c. Setiap perusahaan menghasilkan barang yang sama

(sejenis/homogen/identical).

d. Para pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan

pasar.

2. Struktur Pasar Monopoli

Definisi pasar monopoli adalah suatu industri atau sebagai struktur pasar dimana

hanya terdapat satu penjual saja dan perusahaan yang perusahaan yang

menjalankannya bersifat BUMN. Ciri-ciri pasar monopoli diantaranya :

a. Industri satu perusahaan, artinya barang yang dihasilkan tidak dapat dibeli

di tempat lain (para pembeli tidak punya pilihan).

b. Tidak punya barang pengganti yang mirip.

c. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri (bersifat legal

keluar masuk pasar).

d. Dapat menguasai atau menentukan harga.

e. Promisi secara iklan tidak diperlukan.

3. Struktur Pasar Oligopoli

Struktur pasar oligopoli dapat diartikan dimana pada suatu pasar terdapat

beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaing. Ciri-

ciri dari pasar oligopoli itu sendiri adalah :

a. Jumlah perusahaan sangat sedikit.

b. Terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai pasar saling

Page 39: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

20

mempengaruhi.

c. Barang produksinya adalah barang “standard”

1) Barang standar atau barang mentah. Misalnya industri baja,

alumunium, bahan baku dan lain-lain.

2) Barang berbeda corak atau barang akhir. Misalnya industri mobil,

industri rokok, industri pesawat terbang dan lain-lain.

d. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan tangguh. Tangguh

ketika melakukan kerjasama menentukan harga sesama perusahaan dan

lemah ketika sendiri-sendiri dalam menentukan harga.

e. Pada umumnya perusahaan perlu melakukan promosi secara iklan.

4. Struktur Pasar Persaingan Monopolistik

Struktur pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada

diantara dua jenis yang ekstrim. Definisinya adalah sebagai suatu pasar dimana

terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak

(differentiated product). Pasar monopolistik dapat dicirikan :

a. Terdapat banyak perusahaan atau penjual.

b. Tetapi tidak seperti pasar persaingan sempurna.

c. Tidak bisa melebihi perusahaan yang lain.

d. Barang produksinya berbeda corak.

e. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan

memenuhi harga.

f. Masuk kedalam industri relatif mudah.

g. Persaingan mempromosikan penjualan sangat aktif.

Page 40: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

21

C. Cara Pengukuran Struktur Pasar

1. Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio)

Rasio konsentrasi atau yang sering dikenal dengan istilah CR merupakan ukuran

yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi industri dengan menggunakan

teknik andil setiap perusahaan yang ada dalam industri yang ingin diamati.

Variabel-variabel yang ingin digunakan tergantung dari tujuan pengamatan yang

diinginkan, misalkan dapat berdasarkan pada variabel ; market share, output, nilai

tambah, nilai penjualan, nilai investasi, profit, tenaga kerja, modal dan

sebagainya(Prasetyo, 2010).

CRn =∑Dimana :

n = Jumlah perusahaan yang dipilih berdaarkan peringkat penjualan terbesar.

Xi = Besarnya angka penjualan dari perusahaan yang dipilih karena memiliki

tingkat penjualan terbesar.

Tj = Total penjualan dalam industri.

Hasil perhitungan CR yang sederhana dan bermanfaat untuk mengetahui bentuk

struktur industri juga memiliki kelemahan yaitu ukuran CR kurang mampu

menggambarkan struktur suatu industri secara lengkap. Hal ini dikarenakan

perhitungan CR hanya menggunakan suatu variabel saja, dimana nilai rasio

konsentasi ini kurang mampu memberikan informasi yang lengkap tentang

struktur industri.

Page 41: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

22

2. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share)

Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri, berkisar antara 0 sampai 100

persen dari total penjualan seluruh pasar. Menurut literatur neo-klasik, landasan

posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya.

Rumus pangsa pasar adalah sebagai berikut :

MSi = x 100

Keterangan :

MSi = pangsa pasar perusahaan i (persen),

si = penjualan perusahaan i (juta rupiah),

stot = penjualan total seluruh perusahaan (juta rupiah).

Kriteria pangsa pasar :

1. Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.

2. Perusahaan dominan, bila memiliki 80% - 100% dari pangsa pasar dan tanpa

pesaing kuat.

3. Oligopoli ketat, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 60% - 100% dari

pangsa pasar.

4. Oligopoli longgar, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 40% - <60%

pangsa pasar.

5. Persaingan monopolistik, jika banyak pesaing yang efektif tidak satupun yang

memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.

6. Persaingan murni, jika lebih dari 50 pesaing, tapi tidak satupun yang me-

miliki pangsa pasar berarti.

Page 42: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

23

3. Indeks Herfindhal

Menurut ( Hasibuan, 1993 : 116 ) dalam mengukur struktur pasar dapat dilakukan

dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Herfindhal Index ( HI ) : ∑ 2

Keterangan :

n = Jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri

X = Nilai penjualan perbulan (Rp)

T = Jumlah total nilai penjualan perbulan dalam industri (Rp)

Indeks Herfindal (IHH) berkisar antara 0 atau 1/n sampai 1, dimana n adalah

jumlah perusahaan yang ada di pasar. IHH semakin mendekati 0 atau 1/n maka

konsentrasi pasar adalah rendah (mengarah pasar persaingan murni), sebaliknya

apabila IHH mendekati 1 maka konsentrasi pasar adalah tinggi (mengarah pasar

persaingan monopili). The Federal Trade and Commision in the US menetapkan

bahwa pasar terkategori high concentrated jika nilai IHH > 0,18 (Chiang : 2001).

Salah satu acuan untuk menggunakan IHH dalam penentuan klasifikasi industri

yang dikeluarkan oleh Department of Justice (DOJ) dan Federal Trade

Commision (FTC) Negara Amerika Serikat, dalam “Horizontal Marger

Guidelines” (D Salvatore, microeconomic: theory and applications :2003) yang

menyatakan :

1. IHH < 0,10 mengindikasikan pasar yang tidak terkonsentrasi.

2. 0,10 < IHH < 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi secara

moderat.

3. IHH > 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi tinggi.

Page 43: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

24

Di dalam negeri KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menetapkan bahwa

interprestasi angka IHH adalah :

Nilai IHH < 0,18 = tingkat konsentasi rendah

Nilai IHH > 0,18 = tingkat konsentasi tinggi

D. Perilaku

perilaku merupakan pola perilaku yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan yang

ada di pasar untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan masing-masing. Perilaku perusahaan tercermin dari

berbagai strategi dan kebijakan yang diterapkan oleh pengambil keputusan dalam

perusahaan untuk menghadapi persaingan. Elemen perilaku mencakup penentuan

harga, jenis, kualitas produk yang diproduksi, penentuan standar proses dan

kualitas produk, strategi periklanan, penelitian dan pengembangan serta berbagai

bentuk praktik persaingan maupun kerja sama (kolusi) yang ada dalam industri.

Elemen perilaku mengacu pada perilaku perusahaan dalam merespon kondisi

persaingan dalam industri ( Lincolin Aryad, 2014 : 63 ).

1. Strategi Harga

Strategi harga merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menentukan harga

produknya yang sangat ditentukan oleh karakteristik struktural industri yang

melingkupi perusahaan tersebut. Dalam pasar monopoli, penetapan harga diatas

biaya marjinal sangat dimungkinkan (sebaliknya tidak dimungkinkan pada pasar

persaingan sempurna). Sementara itu, dalam pasar persangan monopolistik dan

pasar persaingan oligopolistik kompetisi harga secara terang-terangan cenderung

Page 44: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

25

tidak akan efektif. Bahkan pada pasar oligopoli dapat memicu perang harga yang

sifatnya negatif bagi seluruh perusahaan yang melakukan perang harga (Lincolin

Arsyad, 2014 : 67).

2. Strategi Produk

Strategi produk dapat diartikan sebagai kemampuan produsen untuk menciptakan

pembedaan, baik secara fisik maupun non fisik, antara produk produsen tersebut

dan produk substitusinya sehingga konsumen tidak lagi menganggap kedua jenis

produk tersebut identik atau mendekati sama. Strategi produk dapat dikelompokan

menjadi strategi produk horisontal dan strategi produk vertikal. Strategi produk

vertikal mengacu pada adanya perbedaan kualitas secara keseluruhan antara suatu

produk dengan produk lainnya (misalnya produk susu dengan kandungan lemak

rendah dengan produk susu biasa). Sementara itu strategi horisontal mengacu

pada adanya perbedaan sejumlah karakteristik antara suatu produk dengan produk

lainnya, namun kualitas produk-produk tersebut secara keseluruhan hampir sama

(Lincolin Arsyad, 2014 : 168).

3. Strategi Pemasaran dan Promosi

Strategi pemasaran merupakan pendekatan terinci untuk menerapkan strategi-

strategi yang ditentukan lewat program-program pemasaran yang spesifik, seperti

program periklanan, promosi penjualan, pengembangan produk, serta program

penjualan dan distribusi ( Amirullah, 2015 : 156 ).

Promosi merupakan suatu metode yang digunakan oleh perusahaan penyedia

barang dan jasa (produsen) untuk memberikan informasi kepada konsumen

mengenai barang dan jasa yang harus dibeli sesuai dengan kebutuhan dan

Page 45: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

26

anggarannya. Aktivitas promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti

pengiriman brosur (direct-mail), dan promosi melalui toko (in-store promotion)

seperti diskon buy one get one free. Promosi berdasarkan sifatnya dapat

dikelompokan menjadi dua jenis yaitu promosi yang bersifat informatif dan

promosi yang bersifat persuasif ( Lincolin Arsyad, 2014 : 171 ).

4. Strategi Kerjasama

Strategi kerjasama di devinisikan oleh (Lincolin Arsyad, 2014 : 174) merupakan

aktivitas kerjasama antara perusahaan yang dilakukan sebagai sarana untuk

menghindari ketidak pastian dalam bisnis ( terutama apabila perusahaan berada

dalam struktur pasar oligopoli dimana terdapat hubungan saling ketergantungan

antara produsen dalam proses pengambilan keputusan ). Terkait dengan hai ini,

starategi kerjasama anatara perusahaan dapat mengurangi sejumlah resiko bisnis,

terutama resiko yang muncul akibat persaingan dalam industri. Kerjasama lebih

merupakan suatu cara untuk meredam tekanan persaingan dan menciptakan

lingkungan operasional yang managable melalui aktifitas yang seragam dari suatu

strategi untuk memaksimalkan profit perusahaan-perusahaan yang terlibat

didalam kerjasama. Aktifitas kolusi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu kolusi

informal atau (yang tidak memerlukan persetujuan atau komunikasi formal atau

yang sifatnya eksplisit) dan kolusi formal (yang didasarkan pada persetujuan

formal antara perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalamnya).

E. Kinerja

Menurut (Lincolin Arsyad, 2014 : 68 ) kinerja mengacu pada pengukuran sejauh

mana industri atau perusahaan dalam industri mampu mencapai tujuan yang telah

Page 46: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

27

ditetapkan. Kinerja tercermin dari tingkat profitabilitas, efisiensi, dan

pertumbuhan perusahaan dalam industri. Berikut ini adalah sejumlah indikator

yang dapat digunakan untuk mempresentasikan kinerja perusahaan :

1. Profitabilitas

Teori neoklasik yang digunakan dalam pendektan SCP mengasumsikan

bahwa profit yang tinggi (diatas normal) hanya dapat terjadi pada

perusahaan yang memiliki dan memanfaatkan kekuatan pasarnya untuk

mengendalikan harga dan kuantitas produk yang diproduksi atau dijualnya.

Di sisi lain, aliran pemikiran ekonomi Chicago School menyatakan profit

diatas normal terjadi karena keunggulan biaya atau keunggulan efisiensi

perusahaan yang kemudian meningkatkan derajat monopoli yang

dicapainya.

2. Pertumbuhan

Profitabilitas merupakan ukuran yang tepat bagi tingkat keberhasilan

kinerja perusahaan yang bertujuan untuk memaksimumkan profit.

Meskipun demikian, indikator profitabilitas kurang relevan untuk

menganalisis kinerja perusahaan yang tidak bertujuan untuk

memaksimumkan profit. Terkait dengan hal ini, indikator pertumbuhan

seperti pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, atau pertumbuhan

lapangan kerja mungkin dapat menjadi salah satu alternatifnya. Di

samping itu, dengan menggunakan indikator pertumbuhan, pencapaian

kinerja perusahaan dengan skala usaha yang tidak sebanding dapat

diperbadingkan.

3. Kualitas produk

Page 47: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

28

Kualitas produk dapat menjadi indikator yang penting ketika kepuasan

konsumen menjadi tujuan utama perusahaan. Indikator ini biasa digunakan

dalam analisis yang digunakan oleh lembaga pemerintahan maupun

lembaga perlindungan konsumen.

4. Perkembangan teknologi

Tingkat perkembangan teknologi (tingkat inovasi) seringkali dianggap

sebagai indikator kinerja industri yang penting. Dalam jangka panjang,

kemajuan teknologi mampu menciptakan damapak yang sangat besar bagi

pasar. Terutama melalui pengaruhnya terhadap sisi permintaan (dimana

selera dan preferensi konsumen cenderung berubah seiring dengan

keluarnya produk baru ke pasar akibat penemuan teknologi baru) dan sisi

penawaran (dimana teknologi dan struktur biaya cenderung berubah ketika

terdapat teknologi produksi baru yang lebih efisien).

5. Efisiensi

Efisiensi dapat dibagi menjadi 2, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi

alokatif. Efisiensi produktif terkait dengan jumlah output yang dihasilkan

dengan jumlah input tertentu, termasuk terkait pemilihan kombinasi input

untuk memproduksi output dalam jumlah tertentu. Sementara itu, efisiensi

alokatif terkait dengan kemampuan pasar dalam memaksimalkan

kesejahteraan seluruh stakeholder dalam pasar dimana perusahaan ber-

oprasi.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang digunakan sesuai dengan teori SCP yaitu pendekatan

Structure, Conduct, dan Performance Markets. Bahwa dalam ilmu ekonomi

Page 48: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

29

industri antara struktur pasar ( market structure ), perilaku ( conduct ), dan kinerja

( performence ) memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat. Pada satu sisi

struktur pasar menentukan perilaku perusahaan industri, dan perilaku perusahaan

industri menentukan keadaan kinerja pasar.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran.

Industri Kerajinan Berbahan Baku Rotan

Strategi ( Variabel X )

X1 = Strategi Harga

X2 = Strategi Produk

X3 = Strategi Pemasaran

dan Promosi

X4 = Strategi Kerja Sama

Kinerja Usaha (Variabel Y)

Y1 = Maksimisasi

Keuntungan

Y2 = Maksimisasi Penjualan

Y3 = Kepuasan

Y4 = Pangsa Pasar

Y5 = Stabilitas Harga

Y6 = Stabilitas Produk

Pendekatan Struktur, Condact,dan Performance (SCP)

Pengaruh Ketepatan PenerapanStrategi Terhadap Kinerja

Struktur Pasar(Cara Pengukuran):

1. KonsentrasiRasio (CR)

2. Pangsa Pasar(Market Share)

3. IndeksHerfindal

Ketepatan StrategiTerhadap Struktur Pasar

Page 49: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

30

G. Hipotesis

1. Diduga kualitas implementasi (strategi harga, strategi produk, strategi

pemasaran & promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif.

2. Terdapat pengaruh positif dari setiap implementasi strategi yang

diterapkan pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman

sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah terhadap kinerja usaha.

3. Terdapat pengaruh positif secara bersama antara implementasi strategi

terhadap kinerja pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa

anyaman sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur

Kabupaten Lampung Tengah.

H. Penelitian Terdahulu

Tabel 5. Ringkasan Penelitian TerdahuluNo Peneliti

dan TahunPenelitian

Judul Penelitian MetodeAnalisis

Hasil Penelitian

1 RezekiAngrianiSiregar(2014)

Analisis Structure,Conduct, DanPerformance (SCP)Industri TekstilDan Produk TekstilDi Indonesia

Metode analisisyang digunakandenganmenggunakanuji statistikmelalui uji F, ujit, dan koefisiendeterminasi(R2).

Berdasarkan hasil analisisyang diperoleh bahwavariabel yang mempunyaipengaruh terbesar dansignifikan dalampeningkatan kinerjaadalah efisiensi (XEF).Variabel rasiokonsentrasi (CR4)berpengaruh negatif dantidak signifikan terhadapPrice Cost Margin(PCM), variabel MESdan pertumbuhan output(growth) berpengaruhpositif dan tidaksignifikan terhadap

Page 50: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

31

PCM industri TPT diIndonesia.

2 RebekaBelangkaehe, DaisyEngka DanDennijMandeij(2014)

Analisis StrukturPasar, Perilaku,Dan Kinerja

Industri PerbankanIndonesia

(Studi Pada BankYang Terdaftar DiBei Periode 2008-2012).

Multikolinieritas, Autokorelasi,Heterokedastisitas, uji t, uji f,dan ujideterminasi (R2)

Struktur pasar

industri perbankanIndonesia pada periode2008-2012 adalahmonopolistic, sedangkanperilaku bank yangmemberikan keutunganadalah efisiensi, karenapada penelitian iniindustri perbankanIndonesia

mendukung hipotesisefisiensi.

3 Winsih(2007)

Struktur, Perilakudan KinerjaIndustriManufakturIndonesia

Analisis RegresiLinier Berganda

1. Variabel yang

Mempunyai pengaruh

terbesar pada peningkatankinerja

adalah produktivitas, danefisiensi-x.

2. Variabel konsentrasi

empat perusahaan

terbesar, pertumbuhan

nilai produksi, ekspor danimpor tidak signifikanterhadap peningkatankeuntungan.

4 AndrianiIndri

(2006)

Analisis Struktur,Perilaku, KinerjaIndustri Susu diIndonesia

RegresiBerganda

1. Strategi penetapanharga

dan produk dilakukan

dengan melakukan

interdependensi antarapesaing yang satu dengan

pesaing lainnya. Strategiproduk yang dilakukan

Page 51: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

32

adalah melaluidiversifikasi produk.

2. Dalammempromosikan

produknya, industri susumelakukan strategiberbentuk merek. Darisegi kinerja, industry susudi Indonesia memilikinilai PCM yang cukuptinggi.

5 Neuberger(1997)

Structure,Conduct, and Performancein BankingMarkets

Panel data (CRNI) berpengaruhpositif signifikanterhadap profitabilitas.Pola SCP memberikantemuan yang berbedaantar negara karenakarakteristik (kondisipasar) yang berbeda antarnegara, perbankanAmerika mendukunghipotesis efisiensi,dengan hasil pangsa pasar(MS) berpengaruh positifsignifikan terhadapprofitabilitas dankonsentrasi (CR) tidaksignifikan berpengaruhterhadap profitabilitas.Sedangkan perbankanEropa sebaliknya,mendukung hipotesistradisional pangsa pasar(MS) tidak berpengaruhsignifikan terhadapprofitabilitas dankonsentrasi (CR)berpengaruh positifsignifikan terhadapprofitabilitas.

Page 52: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

33

III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara

berbagai fenomena yang diselidiki, dan juga untuk mengetahui hubungan atau

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen pada usaha

industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung.

Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei,

menurut ( BPS, 2017 ) metode survei adalah metode pengumpulan data dengan

mengambil sebagian objek populasi tetapi dapat mencerminkan populasi dengan

memperhatikan keseimbangan antara jumlah variabel, akurasi, tenaga, waktu dan

biaya. Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Desa Nunggal Rejo, Kecamatan

Punggur, Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian dilakukan pada tahun 2018

dengan jumlah populasi sebanyak 157 industri.

B. Jenis dan Sumber Data

Untuk melakukan penelitian ini diperlukan dua jenis data yaitu :

1. Data Primer

Menurut (J. Supranto, 1993) yaitu data yang secara langsung dikumpulkan oleh

penulis dari obyek penelitian dilapangan. Metode yang digunakan sebagai

Page 53: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

34

pengumpul data yaitu :

a. Interview, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan

wawancara langsung dan dengan disertai kuesioner mengenai

permasalahan yang diteliti yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

b. Observasi, yaitu metode yang dilakukan dengan melakukan pengamatan

langsung dan pencatatan secara sistematis didaerah penelitian.

2. Data Sekunder

Menurut (J. Supranto, 1993) data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung dalam bentuk dokumen, majalah, dan sebagainya yang berhubungan

dengan kegiatan penelitian. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari

lembaga terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Lampung Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Tengah dan

data lain yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel,

dan bahan lain dari berbagai situs website yang mendukung.

C. Penentuan Jumlah Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan

karakteristik dan teknik tertentu. Penentuan jumlah sampel sangat tergantung dari

karakteristik dan jumlah populasi. Apabila jumlah populasi diketahui secara jelas

jumlahnya maka dapat digunakan beberapa rumus atau tabel, salah satu rumus

yang sering digunakan adalah rumus slovin (Tony Wijaya, 2013 : 29) :

n = N / ( 1 + N e2 ) = 157 / ( 1 + 157 x 0,12 ) = 2,57

= 157 : 2,57

= 61 kuesioner atau responden

Page 54: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

35

Dimana :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance ) 1-15 %

D. Operasionalisasi Variabel

Menurut ( Amirullah, 2015 : 4 ), strategi adalah sebuah rencana yang disatukan,

luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan

dengan tantangan lingkungan dan direncanakan untuk memastikan bahwa tujuan

utama perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

organisasi. Variabel strategi ini diantaranya adalah :

1. Strategi Harga

Strategi harga membahas beberapa metode penentuan harga dan strategi harga

yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Strategi harga

difokuskan pada sejumlah strategi penetuan harga berikut, diantaranya penetapan

harga berdasarkan harga perusahaan pemimpin (price-leadership princing), biaya

produksi (cost plus pricing), diskriminasi harga ( price discrimination ), dan harga

jual perusahaan lain.

2. Strategi Produk

Strategi produk dapat diartikan sebagai kemampuan produsen untuk menciptakan

pembedaan, baik secara fisik maupun non-fisik, antara produk produsen tersebut

dan produk substitusinya sehingga konsumen tidak lagi menganggap kedua jenis

produk tersebut identik atau mendekati sama.

3. Strategi Pemasaran dan Promosi

Page 55: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

36

Startegi pemasaran dan promosi diartikan sebagai cara produsen dalam upaya

meningkatkan penjualan dan meyakinkan kepada konsumen bahwa produk yang

dijual layak untuk dibeli.

4. Strategi Kerja Sama

Strategi kerja sama dapat diartikan sebagai bentuk upaya produsen dalam

menjalin kesepakatan kerja sama dengan pihak lain yang berupa pengadaan modal

usaha, pengadaan bahan baku, dan pemasaran barang.

Tabel 6. Operasionalisasi VariabelNo Variabel Sub-Variabel Indikator Skala

Strategi Strategi harga 1. Keragaman cara Ordinal

2. Menetapkan harga batasterendah dan tertinggi

3. Memberlakukandiskriminasi harga

4. Memberlakukandiskriminasi hargaberdasarkan bentuk dancorak produk

5. Menetapkan hargaberdasarkan hargaperusahaan lain

Strategi produk 6. Bentuk produk Ordinal7. Kuantitas produk8. Kualitas produk9. Tampilan/corak produk10. Memperhatikan selera

konsumen11. Memperhatikan target

penjualanStrategipemasaran danpromosi

12. Skala waktu promosi Ordinal

13. Biaya promosi14. Cara promosi

Strategikerjasama

15. Kerja sama dalampengadaan modal

Ordinal

Berlanjut..

Page 56: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

37

Lanjutan..16. Kerja sama dalam

pengadaan bahan baku17. Kerja sama dalam

pemasaran

Kinerja Maksimisasikeuntungan

18. Tercapainyamaksimisasi targetkeuntungan

Ordinal

Maksimisasipenjualan

19. Tercapainyamaksimisasi target nilaipenjualan

Ordinal

Kepuasan 20. Tercapainya kepuasankonsumen

Ordinal

Pangsa pasar 21. Tercapainya targetpangsa pasar

Ordinal

Stabilitas harga 22. Tercapainya stabilitasharga

Ordinal

Stabilitas produk 23. Tercapainya stabilitasproduk

Ordinal

E. Alat Analisis

Untuk menganalisis permasalahan yang ada maka alat analisis yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran Variabel Strategi dan Kinerja

Pengukuran variabel strategi dan kinerja perusahaan menggunakan metode

pengubahan data dari skala ordinal menjadi skala interval (metode successive

interval). Menurut tingkatannya data dari skala terendah samapai dengan skala

tertinggi adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio. Dalam analisis minimal

skala yang digunakan adalah skala interval, maka supaya analisis tersebut dapat

dilakukan skala ordinal harus dinaikan atau ditransformasikan ke dalam skala

interval. Skala ordinal ialah pemberian klasifikasi atau urutan terhadap objek yang

diukur. Misalnya melihat tingkat perekonomian individu masyarakat yang dapat

Page 57: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

38

kita bagi menjadi kaya, menengah, dan tertinggal ( Sidik Priadana, 2009 : 170 ).

Menurut ( Zainal Mustafa, 2013 : 55 ) skala ordinal merupakan suatu instrumen

yang menghasilkan nilai atau skor yang bertingkat atau berjenjang (bergradasi),

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mencakup sifat skala nominal

b. Bersifat kontinyu (kontinum)

c. Nilai yang dihasilkan oleh skala ordinal bukan sebagai nilai absolut

terhadap suatu objek, tetapi sebagai urutan (ranking/jenjang) dari yang

paling rendah hingga yang paling tinggi.

d. Interval atau jarak antara rangking/jenjang tidak sama

e. Jika pada skala ordinal terdapat angka 0 (nol), maka angka tersebut

merupakan angka semu (tidak dapat diartikan sebagai tidak ada).

f. Nilai dari skala ordinal 4, tidak berarti sama dengan 2x dari nilai 2.

Jenjang yang digunaka merupakan skala Likert :

1. Sangat baik 5

2. baik 4

3. cukup baik 3

4. kurang baik 2

5. tidak baik 1

2. Analisis Deskriptif

Menurut ( Setyosari Puanji, 2010 : 89 ) Penelitian deskriptif adalah Penelitian

yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan,

peristiwa, objek ataukah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-

variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.

Page 58: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

39

Tabel 7. Rancangan Analisis DeskriptifNo Aspek Penilaian

VariabelPerilaku

ItemPertanyaan

Tatal SkorRill

Total SkorHarapan

PencapaianKondisi Ideal

X1 Strategi Harga 5 ................. 1525 ................X2 Strategi Produk 6 ................. 1830 ................X3 Strategi

Pemasaran danPromosi

3 ................. 915 ................

X4 StrategiKerjasama 3 ................. 915 ................

Y Kinerja Usaha 6 ................. 1830 ................Jumlah 23 ................. 7015 ................

Rata-rata ................. 1403 ................

Untuk mengetahui persentase pencapaian kondisi ideal deskriptif dapat dengan

membandingkan dengan penilaian sebagai berikut :

a. 81% - 100% = Sangat Tercapai

b. 61% - 80% = Tercapai

c. 41% - 60% = Cukup Tercapai

d. 21% - 40% = Kurang Tercapai

e. 0% - 20% = Tidak Tercapai

3. Uji Persyaratan Instrumen

a. Uji Validitas

Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006 : 160) uji validitas (uji kesahihan) untuk

mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid atau sahih, maka

perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan

skor total kuesioner tersebut. Untuk item-item pertanyaan yang tidak valid harus

dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan. Untuk mengukur

validitas angket digunakan korelasi product moment, yaitu:

Page 59: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

40

Rumus : rxy = N(Σ x y) – (Σ x) . (Σ y)(Σx ) − (Σ x) (Σy ) − (Σ y)Keterangan :

rxy = hubungan variabel X dengan variabel Y

X = skor dari setiap pertanyaan

Y = skor total dari pertanyaan

N = jumlah populasi

Pengujian kevalidan menggunakan r product moment pada derajat kebebasan (df)

= N - 2 dengan kriteria pengujian :

Jika rxy > r tabel maka daftar pertayaan dinyatakan valid

Jika rxy < r tabel maka daftar pertayaan dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006 : 178) uji reliabilitas memiiki pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak

akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yaitu yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar

sesuai dengan kenyataannya, maka berulang kali pun diambil, tetap akan sama.

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat

reliabilitas adalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai Alpha

dengan standarnya. Pengukuran reliabilitas menggunakan metode Alpha

Cronbach akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0-1 menunjukkan keandalan

Page 60: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

41

(reliabilitas) instrument, yang dapat dikelompokkan dalam lima kelas. Nilai

masing-masing kelas dan tingkatan reliabilitasnya seperti terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 8. Tabel ReliabilitasAlpha Tingkat Reliabilitas

0,801 – 1,000 Sangat Tinggi

0,601 – 0,800 Tinggi

0,401 – 0,600 Cukup

0,201 – 0,400 Kurang

0,000 – 0,200 Tidak

Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus cronbachalpha sebagai berikut:

= ( − 1) 1∑Apabila koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,60 maka dapat dikatakan instrumen

tersebut reliabel.

4. Analisis Struktur Pasar

a. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share)

Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri, berkisar antara 0 sampai 100

persen dari total penjualan seluruh pasar. Menurut literatur neo-klasik, landasan

posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya.

Rumus pangsa pasar adalah sebagai berikut :

MSi = x 100

Keterangan :

MSi = pangsa pasar perusahaan i (persen)

si = penjualan perusahaan i (juta rupiah)

Page 61: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

42

stot = penjualan total seluruh perusahaan (juta rupiah).

Kriteria pangsa pasar :

1. Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.

2. Perusahaan dominan, bila memiliki 80% - 100% dari pangsa pasar dan tanpa

pesaing kuat.

3. Oligopoli ketat, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 60% - 100% dari

pangsa pasar.

4. Oligopoli longgar, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 40% - <60%

pangsa pasar.

5. Persaingan monopolistik, jika banyak pesaing yang efektif tidak satupun yang

memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.

6. Persaingan murni, jika lebih dari 50 pesaing, tapi tidak satupun yang

memiliki pangsa pasar berarti.

b. Indeks Herfindhal

Menurut ( Hasibuan, 1993 : 116 ) dalam mengukur struktur pasar dapat dilakukan

dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Herfindhal Index ( HI ) : ∑ 2

Keterangan :

n = Jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri

X = Nilai penjualan perbulan (Rp)

T = Jumlah total nilai penjualan perbulan dalam industri (Rp)

Indeks Herfindal (IHH) berkisar antara 0 atau 1/n sampai 1, dimana n adalah

jumlah perusahaan yang ada di pasar. IHH semakin mendekati 0 atau 1/n maka

Page 62: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

43

konsentrasi pasar adalah rendah (mengarah pasar persaingan murni), sebaliknya

apabila IHH mendekati 1 maka konsentrasi pasar adalah tinggi (mengarah pasar

persaingan monopili). The Federal Trade and Commision in the US menetapkan

bahwa pasar terkategori high concentrated jika nilai IHH > 0,18 (Chiang : 2001).

Salah satu acuan untuk menggunakan IHH dalam penentuan klasifikasi industri

yang dikeluarkan oleh Department of Justice (DOJ) dan Federal Trade

Commision (FTC) Negara Amerika Serikat, dalam “Horizontal Marger

Guidelines” (D Salvatore, microeconomic: theory and applications :2003) yang

menyatakan :

1. IHH < 0,10 mengindikasikan pasar yang tidak terkonsentrasi.

2. 0,10 < IHH < 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi secara

moderat.

3. IHH > 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi tinggi.

Di dalam negeri KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menetapkan bahwa

interprestasi angka IHH adalah :

Nilai IHH < 0,18 = tingkat konsentasi rendah

Nilai IHH > 0,18 = tingkat konsentasi tinggi

5. Analisis Regresi Liniear Berganda

Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah model regresi liniear

berganda. Menurut ( Damodar Gujarati, 2000 : 95 ) model regresi berganda adalah

model yang mempertunjukan hubungan antara variabel terikat dengan variabel

bebas. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + Et

Page 63: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

44

Keterangan :

Y = Kinerja usaha

β0 = Nilai konstanta

β1-4= Nilai koefisien regresi

X1 = Strategi harga

X2 = Strategi produk

X3 = Strategi pemasaran dan promosi

X4 = Strategi kerjasama

Et = Error term

Dalam menentukan persamaan regresi skala ordinal dibentuk menjadi skala

interval dengan menggunakan metode successive interval. Menurut (Sarwono

2011 : 177) dalam penelitian statistik parametrik yaitu regresi liniear data

kuesioner ordinal harus transformasi terlebih dahulu menjadi data interval agar

hasilnya tidak bias pada saat digunakan untuk regresi linear. Transformasi data

ordinal menjadi interval dapat dilakukan dengan menggunakan cara successive

interval, berikut langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval

secara manual :

1. Memperhatikan frekuensi setiap responden yaitu banyaknya responden yang

memberikan respon untuk masing-masing kategori yang ada.

2. Menentukan nilai populasi setiap responden yaitu dengan membagi setiap

bilangan pada frekuensi, dengan banyaknya responden keseluruhan.

3. Jumlah proporsi secara keseluruhan (setiap responden), sehingga diperoleh

proporsi komulatif.

4. Tentukan nilai Z untuk setiap proporsi komulatif.

Page 64: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

45

5. Menghitung Scale Value (SV) untuk masing-masing responden dengan

rumus:

SV =( ) ( )( ) ( )

Keterangan :

Density of Lower Limit = Kepadatan Atas Bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan Batas Bawah

Area Below Upper Limit = Daerah Batas Atas Bawah

Area Below Lower Limit = Daerah Bawah Batas Bawah

6. Mengubah Scala Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (= 1) dan

mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga sehingga diperoleh Transformed Scale Value (TSV).

6. Elastisitas Variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y)

Menurut (Damodar Gujarati, 2000) elastisitas adalah perubahan persentase Y

akibat adanya perubahan persentase nilai X. Perubahan yang dimaksud bisa

positif (searah) atau negatif (berbalik arah) sesuai tanda koefisien pada regresi.

Konsep elastisitas digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif respon suatu

fungsi terhadap faktor yang mempengaruhi. Perhitungan elastisitas dalam

penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

E = ×Keterangan:

=

Page 65: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

46

== data (Xi) yang telah di successive

y = data (y) yang telah di succesive

7. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut ( Damodar Gujarati, 2000 : 97 ) uji normalitas merupakan uji yang

dilakukan untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Jarque-Bera (JB). Pengujian ini

diawali dengan menghitung skewness (kemiringan) dan kurtosis (keruncingan)

yang mengukur residual OLS dan menggunakan pengujian statistik:

JB = n [ +( ) ]

Dimana n = ukuran sampel, S = koefisien skewness, dan K = koefisien kurtosis.

Di bawah hipotesis nol, residual memiliki distribusi normal, JB statistik mengikuti

distribusi Chi-square dengan df 2 secara asimtotik.

Hipotesis yang digunakan :

H0 : residual terdistribusi dengan normal

Ha : residual terdistribusi tidak normal

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

JB statistik > X2 tabel, p-value > 5%, H0 ditolak, Ha diterima.

JB statistik < X2 tabel, p-value < 5%, H0 diterima, Ha ditolak.

Page 66: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

47

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Damodar Gujarati, 2000 : 105 ) heteroskedastisitas adalah varian dari

residual model regresi yang digunakan dalam penelitian tidak homokedastis atau

dengan kata lain tidak konstan. Data yang diambil dari pengamatan satu ke lain

atau data yang diambil dari observasi satu ke yang lain tidak memiliki residual

yang konstan atau tetap. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas maka

dapat digunakan metode White Heteroskedastisitas Test (no cross term). Uji

keberadaan heteroskedastisitas dilakukan dengan menguji residual hasil estimasi

menggunakan metode White Heteroskedastisitas Test (no cross term) dengan

membandingkan nilai Obs*R square dengan nilai Chi-square. Jika Obs*R square

(χ2 -hitung) > Chi-square (χ2–tabel), berarti terdapat masalah heteroskedastisitas

didalam model. Jika Obs*R square (χ2-hitung) < Chi-square (χ2–tabel), berarti

tidak ada masalah heteroskedastisitas. Dalam hal ini, hipotesis pendugaan masalah

heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

H0 : Obs*R square (χ2 -hitung ) > Chi-square (χ2–tabel) maka mengalami

masalah heteroskedastisitas.

Ha : Obs*R square (χ2 -hitung ) < Chi-square (χ2–tabel), Model terbebas dari

masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Menurut ( Damodar Gujarati, 2000 : 125 ) multikolinearitas adalah hubungan

linier yang terjadi diantara variabel-variabel independen, meskipun terjadinya

multikolinearitas tetap menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator). Pengujian terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan

dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil estimasi. Jika VIF

Page 67: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

48

< 10 maka antara variabel independen tidak terjadi hubungan yang linier atau

tidak ada multikolinearitas. Cara menghitung VIF adalah sebagai berikut:

VIP = ( )VIF menunjukkan bagaimana varians dari sebuah estimator ditingkatkan oleh

keberadaan multikolinearitas. Seiring dengan mendekati 1, VIF mendekati

tidak terhingga. Hal tersebut menunjukkan sebagaimana jangkauan kolinearitas

meningkat, varian dari sebuah estimator juga meningkat, dan pada suatu nilai

batas dapat menjadi tidak terhingga.

H0 : VIF > 10, terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.

Ha : VIF < 10, tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas.

8. Uji Statistik

a. Uji t Statistik

Menurut (Damodar Gujarati, 2010) Uji t statistik dilakukan untuk melihat

hubungan atau pengaruh antara variabel bebas secara individual terhadap variabel

terikat. Cara menghitung uji t statistik adalah:

t₀ = = /√Dimana :

= rata-rata dari seluruh sampelμ = rata-rata x

σ = simpangan baku

n = jumlah sampel

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 68: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

49

: β = 0, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

H : ≠ 0, variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika < maka diterima dan ditolak, artinya variabel

bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Jika > maka H ditolak dan diterima, artinya variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Uji F Statistik

Menurut (Damodar Gujarati, 2010) pengujian F Statistik akan memperlihatkan

hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Cara menghitung uji F statistik adalah:

= ( , )Dimana:

= numerator degree of freedom( k-1)

= denumerator degree of freedom (n-k)

= tingkat signifikansi

k = jumlah variabel

n = jumlah pengamatan

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

: = 0, secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

: β ≠ 0, secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap

Page 69: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

50

variabel terikat.

Dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika F < , maka diterima dan H ditolak, artinya secara

bersama-sama seluruh variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel

terikat.

2. Jika F > maka ditolak dan diterima, artinya secara

bersama-sama seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap variabel

terikat.

c. Koefisien Determinasi Berganda R2

Menurut (Damodar Gujarati, 2010) menyatakan bahwa koefisien determinasi R2

yaitu angka yang menunjukan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel

bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai

alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau

presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel

bebas X. Perhitungan R2 merupakan ukuran ikhtisar yang mengatakan seberapa

baik regresi sample mencocokan data. Koefisien determinasi R2 menyatakan

proporsi ragam pada Y(variabel terikat) yang dapat diterangkan oleh X (variabel

bebas). Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan :

1. Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat semakin erat/dekat atau dengan kata lain model

tersebut dapat dinilai baik.

2. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat jauh/tidak erat atau dengan kata lain model tersebut

dapat dinilai kurang baik.

Page 70: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

79

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan strategi dan kinerja usaha

industri kerajinan berbahan baku rotan di sentra industri Desa Nunggal Rejo

Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, maka dapat ditarik simpulan

sebagai berikut :

1. Kualitas implementasi (strategi harga, strategi produk, strategi pemasaran

serta promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif. Hal ini

dikarenakan pencapaian efektifitas kondisi ideal rata-rata (strategi harga,

strategi produk, strategi pemasaran serta promosi, dan strategi kerja sama)

memiliki kriteria capaian nilai tercapai.

2. Pengaruh dari kualitas implementasi setiap strategi yang diterapkan

perusahaan pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman

sangkar burung terhadap kinerja usaha di Desa Nunggal Rejo Kecamatan

Punggur Kabupaten Lampung Tengah berpengaruh positif dan signifikan.

Hal ini dikarenakan nilai t-statistik lebih besar dari nilai t-tabel dan nilai

probabilitas kurang dari 0,05.

3. Pengaruh secara bersama antara kualitas implementasi strategi terhadap

kinerja usaha pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman

Page 71: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

80

sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini dikarenakan

nilai F-statistik lebih besar dari nilai F-tabel.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, peneliti

mengajukan saran diantaranya adalah :

1. Untuk mendapatkan kemandirian usaha pemilik usaha industri kerajinan

berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung sebaiknya lebih

menjalin dan meningkatkan kerja sama terhadap toko perlengkapan

burung kicau dengan melakukan diskriminasi harga, karena diskriminasi

harga merupakan bentuk kerjasama dalam pemasaran serta harga jual

produk dan keuntungan dapat lebih ditentukan oleh pemilik usaha.

2. Pemilik industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar

burung untuk lebih memperhatikan kuantitas produk dan memperhatikan

target penjualan dalam memproduksi kerajinan berbahan baku rotan

berupa anyaman sangkar burung dengan cara meningkatkan jam kerja

pada kegiatan produksi.

3. Perlu lebih diperhatikan aspek promosi terutama pada keragaman cara

promosi seperti melakukan promosi melalui media sosial dan lain

sebagainya agar tidak cenderung hanya melakukan promosi secara

langsung saja oleh pemilik industri kerajinan berbahan baku rotan berupa

anyaman sangkar burung.

4. Kerjasama dalam pengadaan modal sangat perlu dilakukan dalam upaya

Page 72: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

81

meningkatkan usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupa

anyaman sangkar burung, dimana dalam setiap peningkatan jumlah

produksi pasti juga meningkatkan jumlah bahan baku yang mana dalam

mendapatkan bahan baku diperlukan biaya untuk membelinya. Kerjasama

pengadaan modal pada Bank, Koprasi, BMT, atau kerabat perlu dilakukan

ketika ingin meningkatkan jumlah produksi dan biaya modal sudah tidak

bisa tercukupi secara pribadi.

Page 73: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2015. Manajemen Strategi Teori-Konsep-Kinerja. Jakarta: MitraWacana Media.

Anonym. https://id.wikipedia.org/wiki/Industri

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian, Prosedur PenelitianPendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, Lincolin., Kusuma Eri Stephanus. 2014. Ekonomika Industri, PendekatanStruktur Perilaku dan Kinerja. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan, edisi 5. Yogyakarta : UPP STIMYKPN.

BPS Lampung Tengah. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Punggur.

BPS Lampung Tengah. 2017. Monografi Desa, Potensi Desa, dan Profil Desa.

EQ, Mustafa, Zainal. 2013. Mengurai Variabel Hingga Instrumensi. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Gujarati, Damodar. 2000. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Nurimansyah. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli danRegulasi. LP3ES. Yogyakarta.

Laily, Nur., Pristyadi, Budiyono. 2013. Teori Ekonomi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mudrajad, Kuncoro. 2007. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,Perencanaan, Strategi, dan Peluang.Jakarta : Erlangga.

Novita, R. 2016. Perilaku Perusahaan dan Pengaruhnya terhadap PeningkatanKinerja Usaha Pada Industri Jasa Fotocopy. Skripsi : Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Lampung.

Prasetyo, P. Eko. 2010. Ekonomi Industri. Yogyakarta : Beta Offset.

Priadana, Sidik, Moh., Muis Saludin. 2009. Metodologi Penelitian, Ekonomi &

Page 74: STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINAN …digilib.unila.ac.id/55268/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (K KL) ke BAPPENAS, Direktorat

Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Puanji, Setyosari. 2010. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta :Kencana.

Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia, Tinjauan Historis, Teoritis,dan Empiris. Yogyakarta : Graga Ilmu.

Sarwono, Jonathan. 2011. Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatifdan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Teguh, Muhammad. 2010. Ekonomi Industri. Jakarta : Rajawali Pers.

Universitas Lampung. 2016. Panduan Penulisan Usul dan Lamporan Skripsi.Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Utari, Yunita. 2015. Penerapan Strategi Usaha (Conduct) dan HubungannyaDengan Peningkatan Kinerja Usaha di Sentra Produksi Krupuk LampungTengah. Skripsi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Wijaya, Tony. 2013. Metodolegi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Teori danPraktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.


Recommended