+ All Categories
Home > Documents > STUDI KUALITAS DOKUMEN DESAIN DAN FAKTOR-FAKTOR …/Studi... · studi kualitas dokumen desain dan...

STUDI KUALITAS DOKUMEN DESAIN DAN FAKTOR-FAKTOR …/Studi... · studi kualitas dokumen desain dan...

Date post: 05-Mar-2019
Category:
Upload: doannguyet
View: 234 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
71
STUDI KUALITAS DOKUMEN DESAIN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENURUT KONSULTAN PERENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURAKARTA STUDI OF DESIGN DOCUMENT QUALITY AND FACTORS AFFECTING THEM ACCORDING TO DESIGNER CONSULTANT VIEWS ON CONSTRUCTION PROJECT IN SURAKARTA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : M. MAHIRUDIN NUR Z NIM I 0105098 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
Transcript

STUDI KUALITAS DOKUMEN DESAIN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

MENURUT KONSULTAN PERENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURAKARTA

STUDI OF DESIGN DOCUMENT QUALITY AND FACTORS AFFECTING

THEM ACCORDING TO DESIGNER CONSULTANT VIEWS ON CONSTRUCTION PROJECT IN SURAKARTA

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

M. MAHIRUDIN NUR Z NIM I 0105098

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI KUALITAS DOKUMEN DESAIN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

MENURUT KONSULTAN PERENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURAKARTA

STUDI OF DESIGN DOCUMENT QUALITY AND FACTORS AFFECTING

THEM ACCORDING TO DESIGNER CONSULTANT VIEWS ON CONSTRUCTION PROJECT IN SURAKARTA

Oleh :

M. MAHIRUDIN NUR Z

NIM I 0105098

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Ir. Delan Soeharto, MT NIP. 19481210 198702 1 001

Dosen Pembimbing II

Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP. 19750922 199903 2 001

STUDI KUALITAS DOKUMEN DESAIN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

MENURUT KONSULTAN PERENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURAKARTA

STUDI OF DESIGN DOCUMENT QUALITY AND FACTORS AFFECTING

THEM ACCORDING TO DESIGNER CONSULTANT VIEWS ON CONSTRUCTION PROJECT IN SURAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

M. MAHIRUDIN NUR Z NIM. I 0105098

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari Selasa, 9 Februari 2010

1. Ir. Delan Soeharto, MT --------------------------------- NIP. 19481210 198702 1 001

2. Fajar Sri Handayani, ST, MT --------------------------------- NIP. 19750922 199903 2 001

3. Ir. Siti Qomariyah, MSc --------------------------------- NIP. 19580615 198501 2 001

4. Widi Hartono, ST, MT --------------------------------- NIP. 19730729 199903 1 001

Mengetahui, a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS

Pembantu Dekan I

Disahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 198403 2 007

Ir. Bambang Santosa, MT NIP. 19590823 198601 1 001

Motto

Barang siapa mencari jalan, untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.(H.R Muslim)

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk saudaranya, dan seburuk-buruknya manusia adalah yang selalu menjadi beban untuk saudaranya. (Hassan Al Banna)

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al-Insyiroh)

Surga ada di telapak kaki Ibu (Al-Hadits)

Persembahan

Buat diriku sendiri (sebagai reward) Reward atas sebuah perjuangan besar. Akhirnya perjuangan telah sampai pada titik akhir, tetapi ini bukanlah akhir dari sebuah mimpi, melainkan sebagai gerbang mimpi yang lain. “The Dreams Must Comes True”

Allah Tuhan Semesta Alam Ya Allah jadikan hambamu ini senantiasa menjadi hamba-Mu yang mensyukuri nikmat-Mu, jangan Kau bolak-balikkan hatiku dan jadikan aku tetap takut pada-Mu serta istiqomah di jalan-Mu.

Ibu, ibu, ibu, ayahanda atas dukungan, dan doa restunya. Sepasang mutiara yang tak pernah bisa terbalas, “Allahummagfirlanaa wa li walidaina warhamhuma kama rabbayana sighoro”. Tulisan ini adalah salah satu bukti bakti padamu

Saudara kandungku. (Mas Aris, Mbak Zeni, Dik Idin) terima kasih atas pengorbananmu.

Keluarga Besar Bapak-Ibu Suwarjono, Mbak Zetty, Dwi, Dik Nur, Lik Pomo atas bantuan, dukungan, rasa kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini yang tak bisa terlupakan.

Bapak Delan dan Ibu Fajar, terima kasih atas bimbingannya dalam menyusun skripsi ini

Teman-temanku; Irfan, Radi, Rama, Sya’bani, Anton. You are the best friend. Juga tim Bromo Touring Club (Kusnanto, Hendra, Andri, Qowi). Kapan kita touring lagi.

ABSTRAK M. Mahirudin Nur Zahroini, 2010, Studi Kualitas Dokumen Desain dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Menurut Konsultan Perencana pada Proyek Konstruksi di Surakarta, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Seorang konsultan perencana (desainer) mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses perencanaan atau desain. Keputusan-keputusan yang mereka buat pada tahap desain sangat berpengaruh terhadap proses konstruksi selanjutnya. Kualitas dari dokumen desain dapat mempengaruhi keefektifan proses konstruksi, juga biaya . Sebuah studi menyebutkan bahwa kesalahan pada dokumen desain merupakan resiko yang memiliki tingkat kepentingan cukup tinggi, yang diduga menyebabkan banyak terjadinya perubahan dan pekerjan ulang pada proyek konstruksi. Selain itu juga memberikan pengaruh terhadap penundaan proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemenuhan atribut desain dan dokumen pada proyek konstruksi di Surakarta menurut pandangan konsultan perencana dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya serta mengukur tingkat prioritas dari faktor-faktor tersebut. Selain itu juga untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil engineer dalam pemenuhan atribut desain dan dokumen. Metode penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada staf/karyawan perusahaan konsultan perencana di Surakarta. Data primer diambil dari hasil pengisian responden pada kuesioner, sedangkan data sekunder diambil dari studi literatur. Analisisyang dilakukan meliput uji validitas dan reliabilitas, analisis distribusi (mean, dan frekuensi) serta analisis independen T-Test. Semua analisis menggunakan bantuan program microsoft Excell dan SPSS v 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan atribut desain dan dokumen menunjukkan level yang baik. Dari keseluruhan atribut terdapat atribut-atribut yang level pemenuhannya kurang yaitu ekspresif, kelangsungan ekologi, kepastian dan akurasi dokumen desain. Sedangkan atribut yang paling diperhatikan oleh konsultan perencana selama proses desain yaitu fungsional, pemilihan material, konfirmitas, dan kejelasan. Faktor-faktor yang paling mempengaruhi kualitas dokumen desain yaitu berkaitan dengan waktu untuk mendesain yang tidak cukup dan menunggu keputusan klien. Dari Uji Independent T Test dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil engineer dalam hal pemenuhan atribut desain maupun atribut dokumen. Kata kunci : kualitas, dokumen, desain, konstruksi, Surakarta

KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat,

rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Studi

Kualitas Dokumen Desain dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya pada Proyek

Konstruksi di Surakarta dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan

salah satu syarat yang harus ditempuh untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Melalui penyusunan skripsi ini diharapkan mahasiswa mampu mempunyai daya

analisis yang tajam serta dapat memperdalam ilmu yang diperoleh selama masa

kuliah.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

sehingga dalam kesempatan ini secara khusus ingin disampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Ir. Delan Soeharto, MT, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta masukan yang sangat berguna bagi

penulisan skripsi ini.

2. Fajar Sri Handayani, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

banyak membantu untuk memberikan masukkan dalam penulisan skripsi ini.

3. Segenap pimpinan Fakultas Teknik dan pimpinan Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

4. Ir. Tuti Agustin, Meng dan Ir. Bambang Santosa, MT selaku Pembimbing

Akademis.

5. Tim Penguji Pendadaran pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Ibu, Ibu, Ibu dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan kasih sayang,

dukungan, bantuan, dan pengorbanan yang tulus ikhlas dan tak terhingga

nilainya demi kelancaran kuliah penulis. Sungguh surga ada di telapak kakimu

Ibu. Aku berjanji akan membahagiakanmu kelak.

7. Keluarga Besar Bapak-Ibu Suwarjono, Mbak Zetty, Dwi, Dik Nur, Lik Pomo

atas bantuan, dukungan, rasa kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini

yang tak bisa terlupakan.

8. Keluarga Besar Masjid “Thoriqul Jannah” Dagen Palur, Bapak Ichwanuddin,

Bpk H. Ahmad Dahlan, Bpk Shodiq Arifin, dan santri-santriku TPA yang

kusayangi

9. Irfan, Radi, Rama, Sya’bani, Anton. You are the best friend. Juga tim Bromo

Touring Club (Kusnanto, Hendra, Andri, Qowi). Kapan kita touring lagi.

10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil khususnya

angkatan 2005 atas dukungan dan kerja sama selama menempuh studi hingga

penyusunan skripsi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

11. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat

disebutkan satu persatu.

Disadari, penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran

dan kritik yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini

dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Februari 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv ABSTRAK .................................................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTARI NOTASI..................................................................................... x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 3 1.3 Batasan Masalah .................................................................. 3 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................. 3 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................. 5 2.2 Landasan Teori

2.2.1. KonsultanPerencana ...................................................... 6 2.2.2. Pengertian Kualitas, Desain, dan Dokumentasi.......... 7 2.2.3. Pentingnya Desain.......................................................... 9 2.2.4. Atribut dari Desain......................................................... 10 2.2.5. Atribut dari Dokumen .................................................... 12 2.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Dokumen Desain........................................................... 13 2.2.7. Masalah-masalah yang Berhubungan dengan

Kualitas Dokumen Desain.............................................. 14 2.2.8. Dampak dari Dokumen Desain yang Kurang Baik

Terhadap Proses Konstruksi........................................... 16 2.3. Sumber Data

2.3.1. Data Primer .................................................................... 17 2.3.2. Data Sekunder ............................................................... 17

2.4. Populasi dan Sampel 2.4.1. Populasi …………………………………………… 18 2.4.2. Sampel …………………………………………….. 18

2.5. Metode Pengumpulan Data 2.5.1. Studi Lapangan …………………………………….… 18 2.5.2. Studi Pustaka ……………………………………….… 21

2.6. Teknik Analisis Data 2.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ………………………….. 21 2.6.2. Uji T ( T-Test) …………………………………….….. 22

2.7. Sekilas Tentang SPSS 17.0 Berbasis Windows.……………… 23

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Uraian umum ...................................................................... 28 3.2 Tempat dan Waktu Penyebaran Kuisioner …………. ........... 28 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian………………………………….… 28 3.3.2. Sampel Penelitian…………………………………… 28

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel……………………….… 29 3.4 Metode Penelitian ................................................................. 29 3.5 Prosedur Pengumpulan Data

3.5.1. Studi Literatur………………………………………… 29 3.5.2. Survei Kuisioner …………………………………....... 30

3.6 Perancangan Kuisioner……………………………………... 30 3.7 Persiapan Penelitian………………………………………… 31 3.8 Analisis Data

3.8.1. Analisis Deskriptif ........................................................ 32 3.8.2. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas.......................... 33 3.8.3. Analisis Independent T-Test ........................................ 34

3.9 FlowChart Metodologi Penelitian …………………….…… 35

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Populasi Responden …………………... 36 4.2 Kualitas Dokumen Desain …………………………………. 38

4.2.1. Analisis Mengenai Atribut Desain …………………. 38 4.2.2. Analisis Mengenai Atribut Dokumen ………………. 43

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain ……………………………………………………… 49

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 55 5.2 Saran ................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. xiii

LAMPIRAN ………………………………………………………………… xiv

DAFTAR NOTASI

r = Koefisien korelasi setiap variabel

X = Skor masing-masing item

Y = Skor total

N = jumlah total responden

∑ = jumlah kumulatif

α = nilai signifikansi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Hubungan Jumlah Butir dengan Reliabilitas Instrumen .............. 33

Tabel 4.1. Informasi Umum dari Responden………………………….….….. 37

Tabel 4.2. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Desain”…………….. 38

Tabel 4.3. Tingkat Kualitas Atribut Desain Menurut Arsitek dan Sipil

Engineer………………………………………………………….... 42

Tabel 4.4. Mean Pemenuhan Atribut Desain oleh Arsitek dan Sipil Engineer…43

Tabel 4.5. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Dokumen”………..…. 44

Tabel 4.6. Tingkat Kualitas Atribut Dokumen menurut Arsitek dan Sipil

Engineer…………………………………………………………… 47

Tabel 4.7. Mean Pemenuhan Atribut Dokumen oleh Arsitek dan Sipil

Engineer………………………………………………………...…. 48

Tabel 4.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain....50

Tabel 4.9. Tabel Perkalian Intensitas dan Pengaruh dari Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain….…..….. 51

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kemampuan Untuk Mempengaruhi Biaya Selama Fase

Perencanaan dan Konstruksi......................................................... 9

Gambar 2.2. Tampilan Data View SPSS 17………………………………….. 25

Gambar 2.3. Tampilan Variable View SPSS 17……………………………… 26

Gambar 2.4. Cara Kerja SPSS………………………………………….…….. 27

Gambar 3.1. FlowChart Metodologi Penelitian……………………………… 35

Gambar 4.1. Tingkat Pemenuhan Atribut Desain.............................................. 39

Gambar 4.2 Pemenuhan Atribut Desain Menurut Arsitek dan Sipil Engineer…42

Gambar 4.3. Tingkat Pemenuhan Atribut Dokumen…………..…………….. 45

Gambar 4.4. Pemenuhan Atribut Dokumen menurut Arsitek dan

Sipil Engineer………………………………………………….. 47

Gambar 4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain… 52

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Blanko Kuesioner

Lampiran B : Data Perusahaan

Lampiran C : Data Hasil Kuesioner, Perhitungan Analisis Mean dan T-Test

Lampiran D : Administrasi Skripsi

DAFTAR PUSTAKA

1. Andi., and Minato, T. (2003). Design Document Quality in the Japanese

Contruction Industry : Factors Influencing and Impacts on Construction

Process. International Journal of Project Management.

2. Al-Hammad, A.M, and Al-Hammad, I. (1996). Interface Problems between

Building Owners and Designers, Journal of Performance of Constructed

Facilities, ASCE, 10(3), 123-126.

3. Ballard, G and Koskela, L. (1998). On the Agenda of Design Management

Rescarch, Procceedings of the 6 th Annual Meeting of the International Group

for Lean Construction. Guaruja, Brazil.

4. Chandra, G., dan Agus, B. Pandangan Kontraktor Mengenai Kualitas

Dokumen Desain dan Dampaknya pada Proses Konstruksi. Tugas Akhir S1,

Universitas Kristen Petra Surabaya.

5. Cornick, T. (1991). Quality Management for Building Design. Rushden,

Butterworth.

6. Eldin, N.N. (1991). Management of Engineering/Design Phase, Journal of

Contruction Engineering and Management, ASCE, 117(1), 163-175.

7. Hendarlim, Y., dan Winata, S. (2004). Studi mengenai Faktor-faktor

Penyebab Rework pada Proyek-proyek di Surabaya. Tugas Akhir S1,

Universitas Kristen Petra Surabaya.

8. Kunishima, M., and Shoji, M. (1996). The Principles of Construction

Management. Sankaido, Japan.

9. Lydia dan Dewayanti. (2004). Pandangan Konsultan Perencana Mengenai

Kualitas Dokumen Desain dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Tugas

Akhir S1, Universitas Kristen Petra Surabaya.

10. Lutz, J.D. et al. (1989). Framework for Design-quality-Review Data-Base

System, Journal of Management in Engineering, ASCE,6 (3), 296-312.

11. McGeorge, J.F. (1988).Design Productivity: Quality Problem. Journal of

Management in Engineering, ASCE, 4(4), 350-362.

12. Moore, W.W. (1986). Selecting a Consulting Engineer, Jornal of Professional

Issues in Engineering, ASCE.

13. Nazir, M., (1988). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

14. Paulson, B.C. (1976). Designing to Reduce Construction Cost, Journal of the

Construction Division, ASCE, 102 (CO4).

15. Rounce,G. (1998). Quality, Waste and Costruction Considerationin

Architectural Building Design Management, International Journal of Project

Management, 13 (5), 335-339.

16. Santoso, Rudi, (2004). Tingkat Kepentingan dan Alokasi Resiko pada Proyek

Konstruksi. Tesis Universitas Kristen Petra Surabaya.

17. Sawada, M. (2000). A Fundamental Study of Risk Management in

Construction Projects – Risk Allocation between Owners and Contractors for

Public Works, Unpublished Master Thesis (In Japanese), Univ. Of Tokyo,

Japan.

18. SK Dirjen Cipta Karya No. 5/KPTS/CK 1984

19. Sugiyono, 1994. Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta. Bandung

20. Tilley, P.A. et al. (1997). Indicators of Design and Documentation

Deficiency, Proceedings of the 5th Annual Meeting of the International

Group for Lean Construction. Birmingham, U.K.

21. Tucker R.L. and Scarlett, B.R. Evaluation of Design Effectiveness, Source

Document No. 16, Construction Industry, Institue, Austin, TX.

22. Undang-Undang Jasa Konstruksi No 18 Tahun 1999.

23. Vlatas, D.A (1986). Owner and Contractor Review to Reduce Claims. Journal

of Construction Engineering and Management, ASCE,112(1), 104-111.

24. Wahyono, Teguh. (2009). 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17 :

Memahami teknik analisis statistik secara sistematis dan praktis, Elex Media

Komputindo Indonesia.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia perencanaan (design) & konstruksi saat ini terus berkembang sejalan

dengan perkembangan kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan akan

ruang yang lebih baik, efisien dan lebih nikmat. Selain itu, perkembangan

teknologi bangunan juga memunculkan standar baru berupa produk-produk

berkualitas yang lebih instan. Produk dan jasa perencanaan konstruksi bangunan

mulai dari konsep perancangan, desain skematik, pengembangan desain, dokumen

gambar kerja/bestek dan pengawasan mutlak diperlukan di era pembangunan

seperti ini. Namun demikian, tanpa adanya perencanaan yang baik mustahil

diwujudkan suatu produk dari pembangunan tersebut yang berkualitas.

Kota Surakarta atau kota Solo merupakan kota tua, bekas ibu kota Kerajaan

Surakarta Hadiningrat sejak tahun 1745. Kota Solo sering disebut sebagai kota

pusat Budaya Jawa. Artinya sejak 265 tahun silam Kota Solo telah banyak

dikunjungi pendatang berkaitan dengan image sebagai pusat pengetahuan unsur –

unsur Budaya Jawa, dan pusat perdagangan. Perkembangannya di era otonomi

daerah, Kota Solo memiliki visi : terwujudnya Kota Solo sebagai Kota Budaya

yang bertumpu pada potensi pendidikan, jasa perdagangan, pariwisata, dan olah

raga. Untuk mencapai visi kota budaya tersebut, bidang – bidang potensial

tersebut harus berkembang maju dan perlu didukung sarana dan prasarana yang

memadai. Sarana dan prasarana tersebut harus didesain dan dirancang sedemikian

rupa sehingga sesuai dengan tata kota baik secara geografis, ekonomi, lingkungan

dan aspek budaya, sehingga tidak menimbulkan problem atau polemik yang

berlarut-larut di kemudian hari.

Di Surakarta berdiri beberapa perusahaan konsultan perencana. Walaupun kecil,

perusahaan tersebut telah banyak memberikan sumbangsihnya bagi pembangunan

kota Surakarta, dengan ikut memberikan usulan desain terutama pada proyek-

proyek Pemda. Konsultan perencana (desainer) mempunyai peranan yang sangat

penting di dalam proses perencanaan atau desain ini. Konsultan perencana harus

mengetahui dan menanggapi faktor-faktor apa saja yang bisa berpengaruh

terhadap kualitas desain dan dokumen yang dihasilkannya. Konsultan perencana

dituntut untuk bisa mengkomunikasikan dalam bentuk pernyataan tertulis apa

yang menjadi konsep perencanaan sehingga memungkinkan kontraktor untuk bisa

mengubah konsep dan ide-ide tersebut ke dalam realitas fisik bangunan.

Bagaimana secara efektif dan efisien hal ini terjadi, tergantung pada kualitas

desain dan dokumentasi yang disertakan. Sementara desain yang baik harus

efektif dan memastikan kesesuaian untuk tujuan, selain itu perlu dikomunikasikan

secara efektif melalui dokumentasi (yaitu gambar, spesifikasi, dll).

Namun demikian, dugaan penurunan kualitas proyek akibat kualitas

dokumen desain yang kurang bagus ini terus meningkat. Kontraktor sering

disertakan dengan dokumentasi proyek yang dianggap di bawah standar atau

kekurangan karena tidak lengkap, bertentangan atau informasi yang keliru.

Akibatnya proyek tidak berjalan dengan efektif, terbukti dengan adanya

keterlambatan, penundaan proyek, pekerjan ulang, pengurangan mutu, perubahan

instruksi selama proses konstruksi berlangsung, pembengkakan biaya dan bahkan

klaim terhadap kontrak konstruksi. Karena itulah fase desain harus direncanakan

dengan benar-benar teliti, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai kualitas dokumen desain dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta mengukur tingkat prioritas dan

intensitas terjadinya dari faktor-faktor tersebut menurut konsultan perencana pada

proyek-proyek konstruksi di Surakarta. Selain itu akan dibandingkan penilaian

antara arsitek dan sipil engineer dalam pemenuhan atribut desain dan dokumen.

Penelitian mengenai fase desain ini penting untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhinya, sehingga diharapkan kedepannya penyusunan dokumen desain

bisa lebih baik dan berkualitas.

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kualitas dokumen desain pada proyek konstruksi di

Surakarta menurut perspektif konsultan perencana.

2. Apa saja yang menjadi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas

desain dan dokumen konstruksi.

3. Seberapa jauhkah faktor-faktor tersebut berpengaruh yang ditunjukkan dengan

skala prioritas dan intensitas terjadinya.

4. Membandingkan penilaian antara arsitek dan sipil engineer dalam pemenuhan

atribut desain dan dokumen

1.3. Batasan Masalah

Penelitian hanya dilakukan terhadap para ahli perencanaan (desainer) yang

tergabung dalam perusahaan konsultan perencana di Surakarta. Para ahli tersebut

dikelompokkan menjadi dua, yakni dari arsitek dan sipil engineer.

Aspek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah :

o Tingkat kualitas dokumen desain

o Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dokumen desain

1.4.Tujuan Penelitian Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat kualitas dokumen desain pada proyek konstruksi di

Surakarta menurut konsultan perencana.

2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas

desain dan dokumen pada industri konstruksi di Surakarta.

3. Untuk mengukur tingkat prioritas dari faktor-faktor tersebut dan intensitas

terjadinya.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil

engineer dalam pemenuhan atribut desain dan dokumen.

1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Sebagai calon sarjana Teknik Sipil yang nantinya akan terjun di dunia

konstruksi, penelitian ini memberikan gambaran tentang tantangan yang akan

dihadapi setelah bekerja dan mendorong peneliti untuk lebih mempersiapkan

diri dan terus meningkatkan ilmu sesuai dengan perkembangan yang ada.

2. Bagi Akademisi

Memberikan gambaran mengenai kualitas dokumen desain di Surakarta dan

juga faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian diharapkan

dapat memberikan peluang bagi penelitian berikutnya.

3. Bagi Praktisi Jasa Konstruksi

Memberikan gambaran dan masukan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas dokumen desain. Dengan demikian diharapkan para

praktisi jasa konstruksi menyadari pentingnya menghasilkan suatu dokumen

desain yang baik dan berkualitas, sehingga proses konstruksi berjalan dengan

lancar.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Perencanaan atau yang lebih dikenal dengan desain (engineering design)

merupakan salah satu fase penting dalam suatu tahapan proses konstruksi.

Keputusan-keputusan yang dibuat pada tahap desain ini sangat mempengaruhi

kelangsungan tahapan proses konstruksi berikutnya. Desain dari suatu proses

konstruksi juga sangat mempengaruhi biaya suatu proyek. Kesalahan pada

dokumen desain akan sangat berpengaruh terhadap jalannya proses konstruksi,

dan bisa menimbulkan dampak buruk yang cukup berarti. Karena itulah fase

desain harus direncanakan dengan benar-benar teliti, cermat, dan efektif

disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. (Lidya dan Dewayanti, 2004).

Seorang konsultan perencana harus mempertimbangkan setiap keadaan yang

mungkin terjadi selama proses konstruksi untuk meminimalkan terjadinya

gangguan dalam proses konstruksi. Desain harus dibuat dengan jelas dan lengkap

sehingga kontraktor sebagai pengguna desain dapat dengan mudah membaca,

memahami dan kemudian mengimplementasikannya di lapangan. Walaupun

demikian , sering kali fase desain kurang mendapatkan perhatian yang memadai

baik dari segi biaya maupun waktu yang dialokasikan untuk fase desain ini.

Karena itulah sering kali ditemukan kesalahan maupun perubahan terhadap desain

sehingga akan mengganggu terhadap jalannya proses konstruksi. (Chandra dan

Agus, 2004).

Penelitian mengenai kualitas dokumen desain telah banyak dilakukan baik itu di

dalam negeri maupun luar negeri.. Vlatas, 1986 menyebutkan bahwa kegagalan

desain sering kali menyebabkan terjadinya klaim terhadap kontrak kerja suatu

proyek dan juga perubahan instruksi selama proses konstruksi berlangsung.

Sementara penelitian mengenai kualitas dokumen desain di Australia diperoleh

kesimpulan bahwa kualitas dokumen desain yang buruk merupakan faktor utama

yang menyebabkan tidak efisiennya proses konstruksi (Tucker et al, 1996).

Penelitian mengenai kualitas dokumen desain di Jepang menyebutkan bahwa

kegagalan dokumen desain merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh

terhadap penundaan proyek konstruksi (Sawada, 2000). Selain itu, penelitian

serupa di Surabaya, menemukan bahwa salah satu penyebab diperlukannya

pekerjaan ulang yaitu adanya kesalahan pada dokumen desain (Hendarlim dan

Winata, 2004).

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Konsultan Perencana Menurut Undang-undang Jasa Konstruksi No 18 Tahun 1999, disebutkan bahwa

konsultan perencana atau perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang

perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang

perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk

dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain. Usaha perencanaan

konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pelaksanaan pekerjaan

konstruksi meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai

dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja

konstruksi. Tugas konsultan perencana adalah membuat draft perencanaan. Baik

berupa gambar, perhitungan biaya, perhitungan struktur dan lain-lain yang bersifat

perencanaan dalam suatu proyek.

Adapun tugas konsultan perencana berdasarkan SK Dirjen Cipta Karya No.

5/KPTS/CK 1984 dijelaskan, antara lain :

1. Lingkup Pekerjaan Pokok

a. Pembuatan sketsa gagasan rancangan pelaksanaan detail lengkap.

b. Pembuatan uraian dan syarat pekerjaan yang mencakup uraian umum

dan syarat administratif serta teknis.

c. Penyusunan rancangan anggaran biaya.

d. Turut mengawasi dan menyeleksi proses pelelangan.

2. Lingkup Pekerjaan Pelengkap

Lingkup pekerjaan pelengkap adalah pekerjaan yang mungkin dilakukan

dalam keadaan tertentu untuk mendukung perencanaan, yaitu :

a. Pembuatan maket dan gambar perspektif.

b. Penyelidikan tanah.

c. Penelitian dan pemetaan tapak.

d. Pencarian dan pengadaan data.

e. Lingkup Kerja Khusus

Sedangkan wewenang konsultan perencanaan adalah :

1. Mengubah rancangan bangunan

Perencanaan secara tertulis mempunyai wewenang untuk memerintahkan

pemborong memulai pengawasan terpadu dan mengadakan perubahan.

2. Melakukan pekerjaan tambahan

Perencana juga mempunyai wewenang untuk segera memerintahkan

pemborong memulai pengawasan terpadu agar melakukan persetujuan

terlebih dahulu dari pemberi tugas asal sesuai dengan jumlah biaya dalam pos

pekerjaan tak terduga. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang tidak

tercantum dalam uraian syarat-syarat serta tidak secara tegas disimpulkan

dalam gambar-gambar arsitektural.

3. Menilai pembayaran angsuran kontraktor

Perencana berwenang menilai berdasarkan prestasi pekerjaan pada hari

pemeriksaan sehingga pemborong berhak atau tidak untuk menerima seluruh

atau sebagian pembayaran.

2.2.2. Pengertian Kualitas, Desain dan Dokumentasi

Untuk lebih mengenal apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, berikut ini

penjelasan beberapa pengertian seperti kualitas, desain dan dokumen serta kualitas

dari dokumen desain konstruksi.

a. Kualitas

Kualitas adalah kesesuaian terhadap permintaan, persyaratan atau spesifikasi

(Crosby, 1979). Sedangkan menurut Juran (1974) kualitas adalah kelayakan atau

kecocokan penggunaan. Kualitas sebuah produk atau jasa adalah kelayakan atau

kecocokan dari produk atau jasa tersebut untuk memenuhi kegunaannya sehingga

sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan.

b. Desain

Menurut majalah Engineering Council (1986) dalam skripsi S1 Chandra dan Agus

2004, disebutkan desain adalah proses yang berkelanjutan dimana setiap proses

yang dilaluinya dilakukan untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi yang

diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih baik. Proses

pengumpulan, penyimpanan, pemakaian informasi tersebut harus dikoordinasikan

dengan baik agar menghasilkan desain yang efektif.

c. Dokumen desain

Dokumen desain adalah media yang digunakan oleh konsultan perencana untuk

diwujudkan kedalam struktur fisik bangunan. Dokumen desain merupakan alat

komunikasi antara konsultan perencana dengan kontraktor berhubungan dengan

desain yang akan dibangun. Dokumen desain pada umumnya disampaikan dalam

bentuk gambar konstruksi dan spesifikasi (RKS).

- Gambar konstruksi

Gambar konstruksi kadang-kadang disebut sebagai gambar kerja. Gambar

digunakan oleh semua yang terlibat dalam sebuah proyek untuk bekerja pada

bangunan yang sebenarnya dari desain. Gambar menunjukkan aspek-aspek

fisik struktur, pengaturannya, dimensi, letaknya, detail konstruksi, dan

informasi-informasi penting lainnya untuk membangun suatu proyek.

- Spesifikasi (Rencana Kerja dan Syarat / RKS)

Spesifikasi merupakan instrumen tertulis yang berhubungan dengan

keperluan proyek. Sebagai contoh, warna cat yang akan diterapkan pada

dinding akan terdaftar dengan nama produsen, nomor telepon, nomor warna

cat dan nama, dan jenis finishing (lateks, enamel) untuk digunakan.

d. Kualitas Dokumen Desain

Mc George (1988) dalam skripsi S1 Chandra dan Agus (2004) mengatakan bahwa

desain yang berkualitas berarti bahwa desain tersebut mampu mencapai tujuan

yang diinginkan suatu proyek baik dari segi keamanan maupun teknis. Menurut

(Tilley, 1997) kualitas dari proses desain dan dokumentasinya secara sederhana

didefinisikan sebagai berikut ; ” Kemampuan untuk melengkapi kontraktor

dengan segala informasi yang diperlukan untuk memungkinkan proses konstruksi

berjalan dengan lancar”.

2.2.3. Pentingnya Desain

Pengaruh tinggi Pengaruh Rendah

Pengeluaran Tinggi

Pengaruh

KonstruksiPerencanaan dan Desain

Kem

ampu

an D

alam

Mem

peng

aruh

i Bia

ya

Tota

l Bia

ya P

roye

k

Pengeluaran

Pengaluaran Rendah100 %

0 %

Gambar 2.1. Kemampuan Untuk Mempengaruhi Biaya Selama Fase

Perencanaan dan Konstruksi (Sumber : Andi, 2003 dalam skripsi Lidya dan Dewayanti, 2004)

Dari gambar diatas secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pada tahap

perencanaan atau desain biaya yang dikeluarkan rendah, hanya mencapai 10 %

dari total biaya proyek. Namun kemampuan dalam mempengaruhi kelangsungan

proyek itu sendiri sangat besar sekali, bisa mencapai 100 % pada awal proyek.

Karena mereka harus mengambil pilihan, terus membangun atau tidak dan seperti

apa proyek yang akan dibangun, biayanya berapa, kualitas hasil yang diinginkan

seperti apa.

Berkebalikan dengan tahap desain, pada tahap konstruksi biaya yang dikeluarkan

besar sekali, sekitar 90 %. Biaya yang dikelurkan pada tahap konstruksi ini

nampak pada gambar diatas seperti kurva S. Namun pengaruhnya terhadap

kelangsungan proyek sudah mulai kecil dan cenderung menurun ke 0 % sampai

proyek konstruksi selesai. Oleh karena itulah jika dilakukan perubahan desain

pada tahap ini akan menghasilkan perubahan biaya konstruksi yang besar.

Mengingat besarnya pegaruh yang ditimbulkan oleh perubahan desain terhadap

biaya konstruksi, maka fase desain harus direncanakan dengan teliti dan efisien.

2.2.4. Atribut dari Desain

Untuk menilai tingkat kualitas dari dokumen desain yang dihasilkan oleh

konsultan perencana, dapat ditentukan dengan melihat seberapa besar tingkat

pemenuhan terhadap atribut-atributnya. Atribut yang dimaksud disini yaitu atribut

dari desain maupun atribut dari dokumen.

Yang merupakan atribut dari desain menurut (Andi, 2003 dalam skripsi Lidya dan

Dewayanti, 2004 antara lain :

a. Life Cycle Cost

Life cycle cost adalah perhitungan dari keseluruhan biaya meliputi

pengembangan, kepemilikan, dan pemeliharaan dari suatu proyek selama

periode tertentu (sebagai contoh 20 tahun).

b. Pemilihan dan Efisiensi Material

Perlu diperhatikan oleh konsultan perencana karena erat kaitannya dengan

anggaran dari proyek dan juga ketersediaan dan kecocokannya. Konsultan

perencana dapat mengupayakan desain yang ekonomis namun tetap memenuhi

fungsi yang diinginkan.

c. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi perlu dipertimbangkan oleh konsultan dalam menghasilkan

desain yang sesuai dengan anggaran biaya yang diajukan oleh owner.

d. Relevansi

Seorang konsultan perencana mengerjakan proses desain berdasarkan

keinginan dari owner. Karena itulah desain yang di buat hendaknya telah

memenuhi permintaan owner.

e. Kemudahan Pelaksanaan di Lapangan

Seorang konsultan perencana harus mempertimbangkan kebutuhan dari

kontraktor dimana desain yang dihasilkan dapat dipergunakan di lapangan.

f. Inovasi

Pengguanan inovasi dalam proses desain bertujuan untuk mempermudah

proses desain dan menghasilkan desain yang berkualitas. Perlunya inovasi

mengingat biaya yang akan dikeluarkan untuk penggunaan inovasi tersebut.

g. Estetika

Atribut estetika perlu diperhatikan dalam proses desain untuk menghasilkan

suatu struktur yang tidak hanya kuat namun juga indah dipandang mata.

h. Kompatibilitas Lapangan

Selain mempertimbangkan atribut dari karakteristik proyek juga perlu

dipertimbangkan kondisi lapangan, berkaitan dengan akses ke lapangan,

kendala-kendala yang ada di lapangan. Dengan demikian konsultan perencana

dapat menghindarkan diri dari mengerjakan desain yang pada akhirnya tidak

bisa dikerjakan di lapangan.

i. Fungsional

Atribut fungsional berarti bahwa desain yang dihasilkan oleh konsultan

perencana secara efektif memenuhi fungsi yang diharapkan dari fasilitas. Oleh

karena itulah konsultan perencana harus benar-benar memahami keinginan

owner.

j. Kesesuaian dengan peraturan dan standar yang berlaku

Saat memulai proses desain harus ditetapkan terlebih dahulu standar yang

digunakan dalam proyek. Tujuan penetapan standar tersebut yaitu untuk

keamanan pemakai proyek. Karena itulah dokumen desain yang berkualitas

harus sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

2.2.5. Atribut dari Dokumen

Setelah atribut dari proses desain, kita terangkan atribut dari dokumentasi. Atribut

ini berhubungan dengan bagaimana suatu desain harus dikomunikasikan kepada

kontraktor sehingga kontraktor memahami maksud konsultan perencana dan dapat

melaksanakan desain tersebut dengan baik.

Yang merupakan atribut dari dokumen menurut (Tilley, Wyatt, Mohammed, 1997

dalam skripsi Chandra dan Agus 2004), antara lain:

a. Kelengkapan

Dokumen gambar dan lainnya memberikan semua informasi yang diperlukan

oleh kontraktor dalam mengerjakan proyek konstruksi.

b. Kejelasan

Dokumen gambar dan lainnya cukup jelas dan mudah dibaca serta dimengerti

oleh kontraktor. Dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan dalam hal

menafsirkan desain yang sudah dibuat oleh konsultan perencana.

c. Konsistensi

Konsistensi berarti bahwa informasi yang disampaikan antar dokumen

konsisten, dengan demikian tidak akan terjadi perbedaan informasi dalam

suatu desain.

d. Koordinasi

Gambar dan dokumen lain untuk semua disiplin desain arsitek, struktur,

pondasi, M/E) terkoordinasi dengan baik. Dengan demikian kontraktor dapat

dengan dengan mudah memperoleh dokumen yang diinginkannya.

e. Standardisasi

Penggunaan gambar detail dan spesifikasi yang standar dalam gambar dan

dokumen yang lain. Dengan demikian kontraktor dapat mengerjakan proyek

sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.

f. Relevansi

Spesifikasi dan gambar detail spesifik dan relevan sesuai untuk proyek. Hal ini

sangat penting karena masing-masing proyek memiliki karakteristik yang

berbeda.

g. Ketepatan Waktu

Untuk mencapai maksud yang diinginkan dari owner maka dokumen desain

harus diberikan tepat pada saat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya

keterlambatan.

2.2.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain

Ballard dan Koskela, 1998 dalam skripsi Chandra dan Agus, 2004menyatakan

beberapa penyebab utama dari masalah dokumen desain yaitu :

Kurangnya komunikasi

Kurangnya pengetahuan teknis dari konsultan perencana

Kurangnya kepercayaan diri dari konsultan perencana dalam

merencanakan suatu proyek

Kurangnya kerjasama dari tim desain

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses desain menurut (Koskela, et al 1997

dalam skripsi Chandra dan Agus, 2004) adalah :

Kurangnya masukan dari klien

Kurangnya koordinasi antar bagian, yang menyebabkan proses desain

kadang-kadang dimulai tanpa informasi yang lengkap

Perubahan sasaran desain

Sementara itu, (Cornick 1991 dalam skripsi Lidya dan Dewayanti 2004)

menyatakan beberapa penyebab dari masalah kualitas dokumen desain. Dua

penyebab utamanya yaitu :

Alokasi waktu dan sumber daya yang terbatas pada awal proyek

konstruksi

Masalah komunikasi yang terjadi karena informasi yang diperlukan untuk

mengerjakan proyek tidak cukup

Menurut Chandra (2004) yang diambil dari Al Hammad (1996) menyimpulkan

beberapa penyebab dari permasalahan yang terjadi antara owner dan konsultan

perencana yang dikelompokkan sebagai berikut :

1. Dokumen Kontrak dan Spesifikasi yang Tidak Memadai, yang disebabkan :

Lambatnya persetujuan pemilik terhadap desain akhir

Kurangnya ketepatan dari spesifikasi dan gambar

Persetujuan kontrak yang kurang jelas antara owner dan konsultan

perencana

Pemilihan material yang tidak tepat oleh konsultan perencana

Kurangnya kepedulian konsultan perencana terhadap ketersediaan material

Perubahan instruksi oleh owner

Pemilihan lokasi yang kurang sesuai dengan material konstruksi

2. Masalah Keuangan, yang disebabkan :

Rendahnya budget yang disediakan owner untuk keperluan desain

Perkiraan biaya yang tidak tepat

Tingginya biaya desain

3. Masalah Komunikasi, yang disebabkan :

Kurangnya komunikasi antara owner dan konsultan perencana

Kurangnya pemahaman konsultan perencana terhadap keinginan owner

Kurangnya pengalaman dari konsultan perencana

2.2.7. Masalah-masalah yang Berhubungan dengan Kualitas Dokumen

Desain

Permasalahan yang berhubungan dengan dokumen desain biasanya berupa

kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada dokumen desain selama fase desain

yang nantinya mempengaruhi proses konstruksi. Permasalahan tersebut dapat

terjadi pada proses desain maupun pada dokumentasinya.

Desain dan dokumentasi yang kurang jelas dapat menyebabkan penundaan pada

proses konstruksi, terjadinya rework yang dapat mengakibatkan membengkaknya

biaya dan waktu konstruksi. Selain itu, hal ini menyebabkan bertambahnya beban

pekerjaan dari anggota tim desain sehingga dapat mempengaruhi kualitas

dokumen desain yang dihasilkan.

Permasalahan pada desain dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yang

menurut (Luts, 1990 dalam skripsi Chandra dan Agus, 2004) sebagai berikut :

Permasalahan terhadap dokumen kontrak, ketidaksesuaian antara gambar

dan spesifikasi.

Kesalahan akibat tidak adanya koordinasi, adanya konflik, atau

permasalahan yang menyangkut bidang struktur, elektrikal, dan

mekanikal.

Ketidaksesuaian penerapan teknis

Assaf et, 1996 dalam skripsi Chandra dan Agus, 2004 mengelompokkan

permasalahan desain sebagai berikut :

1. Kegagalan pada desain sipil

a. Mengabaikan pengaruh lingkungan dan kondisi cuaca

b. Mengabaikan variasi kondisi lapisan tanah

c. Mengabaikan pengaruh beban terhadap stabilitas struktur

d. Melampaui tegangan yang diijinkan

e. Mengabaikan pengaruh angin terhadap struktur

f. Lapisan penutup pada beton yang tidak mencukupi

2. Kesalahan pada Desain Arsitektur

a. Tangga jalan dan pintu yang terlalu sempit

b. Pemilihan material eksterior yang tidak sesuai dengan kondisi cuaca

c. Bahan finishing yang memerlukan perbaikan secara keseluruhan

d. Sambungan antara permukaan yang telah selesai tidak mencukupi

3. Kegagalan pada gambar-gambar konstruksi

a. Kurangnya referensi

b. Adanya detail yang bertentangan

c. Kurangnya detail

4. Kegagalan pada spesifikasi

a. Spesifikasi yang tidak jelas

b. Material yang diperlukan tidak jelas

c. Mix design beton yang tidak jelas

2.2.8. Dampak dari Dokumen Desain yang Kurang Baik Terhadap

Proses Konstruksi

Dari beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dokumen desain yang

kurang baik dapat menimbulkan dampak antara lain :

Pekerjaan Ulang

Hendarlim dan Winata (2004) dalam studinya mengenai pekerjaan ulang

pada proyek konstruksi di Surabaya menemukan penyebab utama kesalahan

adalah pada dokumen desain.

Keterlambatan (delay)

Sebuah studi di Kuwait (Kartam, 2001) mengungkapkan bahwa desain yang

buruk adalah salah satu penyebab utama terjadinya keterlambatan pada suatu

proyek. Hal ini juga didukung oleh penelitian Tilley at al (1996) mengenai

kualitas dokumen desain di Australia dan diperoleh kesimpulan bahwa

kualitas dokumen desain yang buruk merupakan faktor utama yang

menyebabkan tidak efisiennya proses konstruksi yang dapat berdampak pada

keterlambatan (delay). Dan hasil serupa diperoleh dari studi di Jepang

(Sawada, 2000) dan studi di Hongkong (Ahmed, 1999).

Perubahan Kontrak

Studi yang dilakukan oleh Kirby JG, at al, (1988) dan Lutz JD, at al, (1989),

menyatakan bahwa desain yang cacat adalah salah satu penyebab utama

perubahan kontrak selama proses konstruksi serta pernyataan bahwa

kesalahan desain juga merupakan penyebab paling umum terjadinya klaim

kontrak. Semua ini didukung oleh temuan yang menyatakan bahwa 50 %

tentang perubahan konstruksi adalah berhubungan dengan desain yang kurang

baik.

Perselisihan Kontrak

Perselisihan kontrak adalah hal utama yang perlu diperhatikan akibat kualitas

dokumen desain yang buruk dan berdampak langsung pada :

Pemborosan dalam proses konstruksi

Peningkatan resiko kontrak dan proses pengadilan

Peningkatan biaya-biaya bagi kontraktor dan owner

Peningkatan potensi pengurangan mutu proyek

Pembengkakan biaya konstruksi serta kemungkinan kehilangan keuntungan

kontraktor. Andi dan Minato (2003) juga menemukan bahwa masalah penting

lain yang dihadapi oleh kontraktor adalah desain yang tidak termasuk didalam

anggaran proyek sehingga ongkos konstruksi melebihi seharusnya, dan bila

ini terjadi maka owner tidak mau bertanggung jawab atas pembengkakan

biaya konstruksi sehingga kontraktor harus menutup biaya tersebut yang

seharusnya bukan menjadi tanggungan kontraktor sehingga kontraktor akan

mengalami kehilangan keuntungan.

Penurunan Produktivitas

Desain serta dokumentasinya yang buruk secara tidak langsung meningkatkan

beban pekerja proyek, yang dapat berpengaruh buruk pada kemampuan

mereka dalam melaksanakan tugasnya secara tepat dan efisien sehingga dapat

mengurangi produktivitas (Tilley dan Barton, 1997).

2.3. Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

2.3.1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti untuk

memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan penelitian yang

dilakukan baik melalui kuisioner, observasi maupun wawancara. Selanjutnya

Umar Husain dalam Sri Rahayu (2005) menyatakan bahwa dalam penelitian, data

primer berupa jawaban kuisioner responden dari pertanyaan yang telah dibuat

peneliti.

2.3.2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti yaitu

melalui studi pustaka, pencairan informasi lain dan pemahaman teoritis untuk

memecahkan masalah yang timbul melalui buku-buku literatur maupun sumber-

sumber lainnya.

2.4. Populasi dan Sampel

2.4.1. Populasi Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat yang

berkaitan dengan masalah penelitian. (Sutrisno Hadi, 1998). Sedangkan populasi

menurut (Suharsimi Arikunto, 1998) adalah keseluruhan elemen/objek penelitian.

Populasi juga bisa diartikan kelompok dimana seseorang peneliti akan

memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan/digeneralisasikan

(Sumanto, 1995).

2.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,

1998). Sedangkan menurut Sugiyono (1994) sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sehingga dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa agar supaya teori

kesimpulan-kesimpulan statistik mengandung kebenaran, maka sampel yang

dipilih sebagai landasan penyimpulan haruslah mewakili atau representative

untuk populasinya

2.5. Metode Pengumpulan Data

2.5.1. Studi Lapangan Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian. Yaitu :

1) Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan sesuai

dengan yang diteliti.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Suharsimi Arikunto, 1998). Kuisioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk informasi dari responden

yang berbentuk laporan dari pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Suatu kuisioner yang baik harus memenuhi persyaratan umum yaitu :

1. Mudah ditanyakan oleh petugas pengumpul data

2. Mudah dijawab oleh pihak responden

3. Mudah diproses oleh peneliti untuk selanjutnya dianalisis

Kuisioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Dipandang dari cara menjawab

a. Kuesioner terbuka yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang memberikan

kesempatan kepada responden untuk menjawab dalam kalimatnya

sendiri.

b. Kuisioner tertutup, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan.

a. Kuesioner langsung yaitu jika daftar pertanyaan yang disertakan pada

responden agar menjawab tentang dirinya.

b. Kuesioner tak langsung yaitu daftar pertanyaan diserahkan kepada

responden agar menjawab tentang orang lain.

3. Dipandang dari bentuknya

a. Kuesioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup,

responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.

b. Kuesioner isian yaitu sama dengan kuesioner terbuka, responden diberi

kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

c. Check List yaitu sebuah daftar pertanyaan dimana responden tinggal

membubuhkan tanda chek (√) pada kolom yang sesuai.

d. Rating Scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom

yang menunjukkan tingkatan, misalnya mulai sangat baik sampai

sangat kurang baik.

Kuisioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kualitas

dokumen desain yang dipengaruhi oleh atribut desain dan atribut dokumen,

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dokumen desain, aspek dari

pelaksanaaan proses desain dan karakteristik proyek. Pengukurannya

dilakukan dengan skala likert dimana responden diberi pilihan (option) yang

kemudian tinggal memilih tingkat kualitas atau intensitas terjadinya atas

pertanyaan yang diajukan.

Untuk menguji dari keandalan kuesioner yang digunakan adalah dengan

menggunakan uji :

a) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah

dirancang dapat mengukur apa yang ingin diukur (Suharsimi Arikunto,

1998). Tingkat ketepatan dan validitas instrumen penelitian utuk

mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen dalam

pengukuran variabel dapat digunakan untuk mengukur secara cermat

mengenai topik yang dibahas.

Tinggi rendahnya validitas suatu angket dihitung dengan teknik korelasi

product moment, dengan rumus :

푟 =푁∑푋푌 − (∑푋)(∑푌)

{푁∑푋 − (∑푋) }{푁∑푌 − (∑푌)}

Dimana :

r = Koefisien korelasi setiap variabel

N = Jumlah sampel

X = Skor masing-masing item

Y = Skor total

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r

hitung > r tabel dan taraf signifikannya sebesar 5 % (Suharsimi Arikunto,

1996).

Sedangkan suatu instrumen dinyatakan valid apabila harga koefisien r

hitung ≥ 0.3 (Sudarmanto R Gunawan, 2005).

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari alat

ukur yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat, stabil

dan konsisten. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut

dikatakan andal (reliable) apabila memiliki koefisien cronbach ‘alpha

lebih dari 0.6 (Sugiyono 1994). Kemudian hasil uji reliabilitas dari

variabel-variabelpenelitian itu menggunakan Cronbach’s alpha dengan

bantuan progran SPSS versi 17, dengan rumus :

2

2

11

r 11

tb

KK

2) Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung.

3) Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak kepada responden

2.5.2. Studi Pustaka Dalam teknik pengumpulan data dilakukan melalui riset kepustakaan untuk

mendapatkan dasar teori yang kuat sebagai dasar dari masalah yang

diteliti,sehingga akan memperoleh kesimpulan yang bersifat ilmiah.

2.6. Teknik Analisis Data

2.6.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis yang digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah

terkumpul berdasarkan jawaban responden adalah melalui distribusi item dari

masing-masiang variable. Penyajian data yang telah terkumpul pembahasannya

secara deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi.

Yang termasuk dalam analisis ini adalah :

1. Analisis frekuensi

2. Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masing-

masing jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden

untuk hal yang ditanyakan.

3. Analisis mean

Analisis ini dipakai untuk mengetahui rangking dari masing-masing item. Analisis

ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden pada tiap

variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Semakin besar

nilai mean berarti semakin besar pula pengaruh yang diberikan. Begitu juga

sebaliknya, semakin kecil nilai mean yang didapatkan berarti semakin kecil pula

pengaruhnya. Setelah didapatkan nilai mean setiap variabel, kemudian diurutkan

dari nilai mean terbesar hingga nilai mean terkecil dengan tujuan untuk

mengetahui variabel penyebab mana yang paling besar dari variabel-variabel

faktor yang mempengaruhi kualitas dokumen desain

2.6.2. Uji T ( T-Test)

Uji T yang digunakan adalah Independent-Samples T-Test dimana uji ini

digunakan untuk menguji dua rata-rata dari dua sampel yang saling independen

atau tidak berkaitan. Dapat pula dikatakan bahwa prosedur Independent-Samples

T-Test adalah perbandingan rata-rata untuk dua kelompok kasus. Idealnya untuk

test ini, subjek materi harus secara acak ditugaskan untuk dua kelompok,

sedemikian sehingga manapun perbedaan yang terjadi adalah dalam kaitan dengan

perlakuan (atau ketiadaan perlakuan) dan bukan pada lain faktor.

a. Dua variabel yang dibandingkan : arsitek dan sipil engineer

b. Komposisi Hipotesis

Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara arsitek dan sipil engineer

dalam menilai tingkat kualitas dokumen desain

H1 : ada perbedaan yang signifikan antara arsitek dan sipil engineer dalam

menilai tingkat kualitas dokumen desain

c. Kriteria Pengujian

Berdasarkan nilai signifikansi (α) dimana α = 5 %

Ho diterima jika signifikansinya > 0,05

Ho ditolak jika signifikansinya < 0,05

d. Kesimpulan

Dengan melihat nilai signifikansinya lebih dari atau kurang dari 0,05 maka

dapat ditentukan apakah Ho diterima atau ditolak.

2.7. Sekilas Tentang SPSS 17.0 Berbasis Windows

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan bantuan salah satu program

komputer tentang statistika yaitu program berbasis Windows, Statistical Product

and Service Solutions (SPSS) versi 17.0 berbasis windows. Program SPSS banyak

dimanfaatkan dalam mengolah data-data riset pasar, pengendalian dan perbaikan

mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. Mulai tahun 1998 SPSS

beroperasi dalam 4 operating units, yaitu : SPSS Business Inteligence untuk pasar

bisnis, Market Risearch untuk riset pasar, science untuk riset sains, dan quality

untuk peningkatan kualitas. Jadi untuk menguasai program ini diharapkan terlebih

dahulu menguasai dasar-dasar ilmu statistika sehingga lebih mudah dalam

memahami cara menganalisis dan membaca hasilnya.

Setelah SPSS dijalankan, maka akan muncul data editor. SPSS Data Editor

memiliki dua fungsi utama yaitu :

1. Pengisian data yang akan diolah oleh SPSS.

2. Proses data yang telah dimasukkan dengan prosedur statistik tertentu.

SPSS data editor terdiri dari :

1. Untitled pada bar paling atas adalah nama file data

2. Menu utama pada bar kedua adalah menu perintah dari sistem kerja SPSS.

Hampir seluruh kerja kita menggunakan menu utama sesuai dengan kebutuhan

kita. Ada 11 menu utama yang dimiliki SPSS, yaitu :

a. File digunakan untuk membuat file data baru, menyimpan file data,

membuka file data lama yang telah tersimpan, membuka file output yang

telah tersimpan, mencetak dan sebagainya.

b. Edit digunakan untuk meng-copy, menghapus dan sebagainya.

c. View digunakan untuk memilih fonts, toolbars dan sebagainya.

d. Transform digunakan untuk mentransformasi data, yaitu pembentukan

variabel baru yang datanya merupakan hasil transformasi dari data

variabel-variabel yang sudah ada.

e. Analyze digunakan untuk mengolah berbagai prosedur pengolahan data

secara statistik seperti statistik deskriptif, uji means, analisis regresi dan

sebagainya.

f. Graphs digunakan untuk menvisualisasikan data berupa grafik.

g. Utilities digunakan untuk informasi variabel, identitas command dan

sebagainya.

h. Add-on digunakan untuk mengetahui penjelasan analisis tertentu yang

berkaitan dengan SPSS Website.

i. Window digunakan untuk memilih window SPSS.

j. Help digunakan untuk memperoleh informasi bantuan bagaimana

menggunakan fasilitas pada SPSS.

3. Bar icon digunakan untuk mengakses fasilitas-fasilitas tertentu dengan

lebih cepat dan mudah, seperti menyimpan file, mencetak output dan

sebagainya.

4. Bar Status untuk indikator letak cursor dan isi dari sel pada worksheet.

5. Worksheet terdiri dari kolom (nama variabel) dan baris (banyaknya

observasi/case).

Gambar 2.2. Tampilan Data View

Data editor terdiri dari 2 worksheet, yaitu data view dan variable view. Data view

digunakan untuk memasukkan data, sedangkan variable view untuk

mendefinisikan nama variabel. Sebelum memasukkan data maka variabel harus

didefinisikan dahulu pada layar variable view. Pada variable view berisi identitas

dari suatu variabel yang terdiri atas :

1. Name

Name dugunakan untuk memberi nama variabel. Nama variabel harus diawali

dengan huruf dan tidak boleh diakhiri tanda titik.

2. Type

Type digunakan untuk memilih tipe data yang akan dimasukkan. Ada 8 pilihan

tipe data yaitu numeric, comma, dot, scientific notation, date, dollar, custom,

currency, dan string.

3. Width

Width digunakan untuk menentukan berapa digit atau karakter data yang dapat

dimasukkan sesuai dengan keperluan.

4. Decimal digunakan untuk menentukan jumlah desimal yang diinginkan.

5. Label digunakan untuk memberikan keterangan tambahan dari suatu variabel.

6. Value digunakan untuk menjelaskan nilai dari data suatu variabel. Biasanya

digunakan untuk menjelaskan data nominal, misalnya jenis kelamin wanita

diberi nilai nol, pria diberi nilai 1.

7. Missing

Missing digunakan untuk menjelaskan data yang hilang. Misalkan suatu

variabel tidak terdapat data yang tidak tercatat (tidak ter-entry), maka pada

kolom missing diisi tanda 0, artinya dalam variabel tersebut data yang

dimasukkan adalah tanda 0 (data tidak ada data yang terlewat).

8. Columns digunakan untuk menentukan lebar kolom

9. Align digunakan untuk mengatur dan menunjukkan posisi data rata kiri, rata

kanan dan tengah.

10. Measure digunakan untuk menentukan jenis data, apakah scale (interval dan

rasio), ordinal atau nominal.

Gambar 2.3. Tampilan variable view

Cara kerja SPSS adalah sebagai berikut :

1. Data dimasukkan melalui Data Editor yang otomatis muncul di layar SPSS

pada saat SPSS dibuka.

2. Data yang telah diimput kemudian diproses melalui data editor

3. Hasil pengolahan data muncul di layar window yang lain dari SPSS, yaitu

output dari navigator. Lalu tampilannya dapat berupa :

a. Tulisan

Pengerjaan (perubahan, bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan

lainnya) yang berhubungan dengan output berupa teks dapat dilakukan

melalui menu Pivot Table editor.

b. Tabel

Semua pekerjaan yang berhubungan dengan tabel dapat dilakukan melalui

menu Pivot Table Editor

c. Grafik

Output yang berbentuk grafik (chart) dapat dilakukan melalui menu Chart

Editor.

Cara kerja diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3. Cara Kerja SPSS

INPUT DATA Dengan

Data Editor

PROSES DATA Dengan

Data Editor

OUTPUT DATA Dengan Output

Navigator Pivot table Editor Text Output Editor Chart Editor

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Uraian Umum Penelitian adalah penggunaan metode ilmiah secara formal dan sistematis untuk

menjawab atau menyelesaikan masalah. Suatu penelitian akan berhasil dengan

baik, jika menggunakan metodologi penelitian dengan tepat. Penelitian dituntut

untuk memiliki kemampuan menentukan aspek metodologi yang tepat dengan

rancangan penelitian yang ditetapkan. Metode penelitian adalah suatu ilmu yang

mempelajari cara-cara dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji kebenaran suatu pengetahuan. Metode penelitian digunakan sebagai dasar

akan langkah-langkah berurutan yang didasarkan pada tujuan penelitian dan

menjadi suatu perangkat yang digunakan untuk menarik kesimpulan, sehingga

dapat diperoleh penyelesaian yang diharapkan untuk mencapai keberhasilan

penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penyebaran Kuisioner Lokasi pengumpulan data dalam penelitian ini di kota Surakarta. Sedangkan

waktunya dilakukan tanggal 13-29 Desember 2009.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi diambil dari perusahaan konsultan yang tercatat dalam IKKINDO

(Ikatan Konsultan Indonesia) Surakarta, 2009. Sample yang akan diambil pada

perusahaan yang bersedia untuk disurvey dan sifatnya acak.

3.3.2 Sampel Penelitian

Yang menjadi sampel penelitian adalah staf/karyawan di kantor konsultan

perencana yang menjadi objek penelitian. Sampel terdiri dari :

1. Konsultan Arsitek

2. Konsultan Sipil Engineer (struktur, pondasi dan Mekanikal Elektrikal/ME)

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini digunakan teknik Random Sampling sampling dengan

memberikan kuisioner kepada responden.

3.4 Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Deskriptif

berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan mencari

data-data pendukungnya, yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner.

Analisis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga

menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan.

Penelitian ini langkah pertama yaitu mengidentifikasikan dulu definisi dari desain

dan dokumentasi serta kualitas dari dokumen desain. Kualitas dari dokumen

desain tersebut ditentukan dari atribut-atribut desain maupun dokumen. Atribut-

atribut tersebut didapatkan dengan melihat paper-paper, internet, jurnal, yang

sudah meneliti mengenai kualitas dokumen desain pada proyek konstruksi.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, dilakukan melaui langkah-langkah

sebagai berikut :

3.5.1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk menemukan hal-hal yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan penelitian. Menurut Nazir (1998), definisi dari studi

literatur adalah menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya untuk menggali

teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan,

mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data

ataupun dalam menganalisis data serta untuk mengetahui mana ilmu yang

berhubungan dengan penelitian telah berkembang. Studi literatur diperlukan

untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas desain berdasarkan

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnnya.

Studi literatur dilakukan untuk memenuhi data sekunder. Data-data ini diperoleh

dari berbagai buku referensi, paper, jurnal maupun dari internet. Dari beberapa

literatur yang dibaca, dikumpulkan data-data yang diperlukan untuk mendukung

kuisioner dan juga mendukung analisis dan pembahasan dari jawaban responden

terhadap kuisioner tersebut serta untuk mencapai tujuan penelitian yang

diinginkan. Tahap studi literatur kita mencari atribut dari desain dan dokumen

juga faktor-faktor yang mempengarui kualitas dokumen desain. Faktor-faktor

tersebut dipelajari dan digunakan sebagai referensi untuk pembuatan kuisioner.

3.5.2. Survey Kuisioner

Kuisioner dibutuhkan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data primer.

Dengan kuisioner diharapkan dapat membantu responden menjawab sejumlah

pertanyaan yang disediakan. Kuisioner sendiri menurut Nazir (1998) adalah

sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian,

dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam

menguji hipotesa.

Survey kuisioner dilakukan dengan memberikan kuesioner beserta surat pengantar

dari Jurusan ke perusahaan konsultan perencana yang menjadi sample populasi.

Untuk setiap perusahaan peneliti memberikan 5 - 7 kuesioner sesuai dengan

besarnya perusahaan tersebut. Setelah 5 hari sampai 2 minggu menarik kembali

kuesioner yang telah disebar, lamanya pengambilan disesuaikan dengan kesediaan

masing-masing perusahaan.

3.6 Perancangan Kuisioner Kuisioner yang diajukan berupa pilihan ganda dan menggunakan skala penelitian.

Menyusun kuisioner dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Membuat kelompok pertanyaan sesuai yang diinginkan peneliti

2. Membuat butir pertanyaan dengan pilihan jawaban berganda

3. Membuat petunjuk cara pengisian kuisioner

4. Membuat surat pengantar dari jurusan ke perusahaan konsultan perencana

yang menjadi sample populasi.

Pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner adalah :

b. Tingkat kualitas dokumen desain yang ditentukan dari atribut desain dan

atribut dokumen.

c. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas dokumen desain

d. Karakteristik dari responden dan perusahaan, yaitu :

Lamanya bekerja di bidang konstruksi

Proyek yang sering ditangani

Posisi di perusahaan

Jenis desain yang dilakukan (arsitek, sipil enginer (struktur/pondasi

dan M/E)

Jenis proyek yang sering ditangani dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :

Proyek rumah tinggal dan ruko

Proyek gedung bertingkat

Proyek industri, terdiri dari : gudang, pabrik, dll

Proyek infrastruktur, terdiri dari : jalan, jembatan bendungan, dll.

3.7 Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dilakukan dengan mengecek kembali kuisioner yang telah

dibuat. Selain itu juga disiapkan surat pengantar dari jurusan Teknik Sipil untuk

keperluan pengambilan data. Dan yang tak lupa kita juga mencari daftar

perusahaan konsultan perencana di Surakarta melalui IKKINDO (Ikatan

Konsultan Indonesia) Surakarta . Kemudian melaksanakan pra kuisioner terhadap

kuisioner tersebut. Pra kuisioner dilakukan terhadap 5 responden dari perusahaan

konsultan perencana yang berbeda. Pra kuisioner bertujuan untuk mengkaji

kelayakan kuisioner serta untuk mengetahui pemahaman responden terhadap

pertanyaan–pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner. Dengan begitu kita akan

mendapatkan masukan-masukan tentang kuisioner yang telah kita buat.

3.8 Analisis Data

Analisis berarti data yang sudah ada baik data primer maupun data sekunder

diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat

disimpulkan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Office Excell dan SPSS 17 (Statistical Product and Service Solutions)

dan akan disajikan dalam bentuk kalimat, tabel serta grafik.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan

mencari data-data pendukungnya, yang diperoleh dari hasil wawancara atau

kuesioner. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan dan memberikan

gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kualitas dokumen

desain, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Yang termasuk dalam analisis

ini adalah :

4. Analisis frekuensi

Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masing-masing

jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden untuk hal

yang ditanyakan.

5. Analisis mean

Analisis ini dipakai untuk mengetahui rangking dari masing-masing item. Analisis

ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden pada tiap

variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Semakin besar

nilai mean berarti semakin besar pula pengaruh yang diberikan. Begitu juga

sebaliknya, semakin kecil nilai mean yang didapatkan berarti semakin kecil pula

pengaruhnya. Setelah didapatkan nilai mean setiap variabel, kemudian diurutkan

dari nilai mean terbesar hingga nilai mean terkecil dengan tujuan untuk

mengetahui variabel penyebab mana yang paling besar pengaruhnya.

3.8.2 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Suatu penelitian seperti kuisioner perlu diukur validitasnya dengan tujuan

agar data yang diambil benar-benar valid, yakni benar-benar mengukur

apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan metode Product

Moment yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuisioner dengan

skor totalnya. Jika nilai koefisien korelasinya lebih dari 0.316, maka butir

pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya jika kurang, butir

pertanyaan tidak valid. Harga 0.316 didapat dengan melihat tabel nilai

Product Moment untuk jumlah N koresponden 39. Dari hasil uji ini dapat

dilihat nilai korelasi dari setiap item pertanyaan lebih besar dari 0.316,

sehingga dapat disimpulkan semua item pertanyaan pada kuisioner valid.

Ouput uji validitas dengan SPSS 17.0 for windows dapat dilihat pada

lampiran.

b. Uji Reliabilitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat, stabil, dan

konsisten apabila dilakukan kembali terhadap subyek yang sama. Uji

reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha yang

menunjukkan bagaimana butir-butir dari kuisioner berkorelasi atau

berinteraksi. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar

dibandingkan dengan nilai reliabilitas yang ditunjukkan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1. Hubungan Jumlah Butir dengan Reliabilitas Instrumen

Jumlah Butir Reliabilitas 5

10 20 40 80 160 320

0.20 0.33 0.50 0.67 0.80 0.89 0.94

Sumber : Eibel, et, Al dalam Bafadal (1999)

Untuk jumlah butir pertanyaan selain yang tertera pada tabel diatas dilakukan

dengan interpolasi. Hasil pengujian menunjukkan koefisien reliabilitas uji lebih

besar daripada koefisien reliabilitas tabel, maka semua instrumen pada kuisioner

tersebut dikatakan reliabel. Output dari uji ini, dapat dilihat pada lampiran.

3.8.3 Analisis Independent T-Test

Analisis ini dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala yang hanya

terdiri dari 2 variabel yang saling independent (tidak berkaitan). Dua variabel

disini adalah arsitek dan sipil engineer. Dalam penelitian ini metode ini dipakai

untuk mengetahui apakah antara arsitek dan sipil engineer ada perbedaan dalam

menentukan tingkat kualitas dokumen desain, dengan membandingkan mean-

mean antara variabel berdasarkan profesinya. Hipotesa (Ho) yang diuji adalah

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara arsitek dan sipil engineer. Nilai

α atau nilai signifikansi yang dipakai adalah 5 persen. Signifikansi data diatas 0.05

berarti hipotesa (Ho) diterima, sebaliknya dibawah 0.05 berarti hipotesa ditolak

(H1). Bila hipotesa diterima berarti tidak ada perbedaan yang berarti antara arsitek

dan sipil engineer. Bila hipotesa ditolak (H1)berarti ada perbedaan yang berarti

antara arsitek dan sipil engineer. Analisa T-Test ini dipakai untuk

membandingkan level pemenuhan atribut baik desain maupun dokumen oleh

arsitek dan sipil engineer.

3.9 FlowChart Metodologi Penelitian

Gambar 3.1. FlowChart Metodologi Penelitian

Mulai

Penentuan masalah

Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian

Studi Pustaka

Pengambilan Data Sekunder

Pembuatan Kuisioner

Pembahasan Hasil Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Analisis Data

Melakukan uji statistik dengan Microsoft Excell dan SPSS 17

Pengambilan Data Primer

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Populasi Responden

Data dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan data sekunder. Data

primer diambil dari wawancara dan jawaban kuesioner responden yang bekerja

sebagai konsultan perencana di Surakarta. Sedangkan data sekunder diambil dari

berbagai buku referensi, paper, jurnal maupun dari internet. Data primer dan data

sekunder itulah yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam perhitungan

analisinya.

Dalam penelitian ini peneliti berhasil mendapat kembalian kuisioner sebanyak 39

dari total 50 kuisioner yang dibagikan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

responden dalam penelitian ini sebanyak 39, sedangkan tingkat pengembalian

sebesar 78 %. Ke 39 responden tersebut diambil dari 8 perusahaan konsultan

perencana yang ada di Surakarta. Responden terdiri dari sipil engineer 21 orang

dan arsitek 17 orang, sedangkan lulusan STM Bangunan 1 orang. Secara

keseluruhan 39 responden tersebut memiliki pengalaman bekerja di bidang

konstruksi selama 3 – 28. tahun Dari 8 perusahaan konsultan perencana yang

disurvei belum ada satupun perusahaan yang memiliki sertifikasi ISO 9000..

Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi objek penelitian :

1. CV. Bangun Cipta

2. CV. Candra Kirana Design Center

3. CV. D’lima

4. CV. Harsa Graha

5. CV. Kharisma

6. CV. Mistar Konsultan

7. CV. Pakar Semi

8. CV. Asta Bhawana

Jenis proyek yang biasa ditangani responden terdiri dari gedung bertingkat sebesar

50,6 %, rumah tinggal dan ruko 18,2 %, proyek infrastruktur (jalan, jembatan,

airport, waduk) 14,3 %, pabrik dan gudang 11,7 %, dan untuk proyek lainnya

sebesar 5,2 %. Sedangkan jumlah klien yang diperoleh para responden yaitu

sebesar 83,8 % perolehan berasal dari pemerintah, dan 16,2 % berasal dari swasta.

Secara keseluruhan, informasi umum dari responden dapat dilihat pada Tabel 4.1

Kesulitan yang dihadapi dalam mengumpulkan kuisioner pada suatu perusahaan

antara lain :

1. Alamat responden kurang lengkap.

2. Alamat yang dituju bukan perusahaan yang dimaksud, dengan kata lain dalam

keadaan kosong/pindah ataupun perusahaan sudah dalam keadaan tidak aktif.

3. Calon responden tidak bersedia mengisi kuisioner dengan berbagai alasan.

Tabel 4.1 Informasi Umum dari Responden

No Informasi Jumlah

1 Pengalaman di industri konstruksi (tahun) 3 - 28

2 Jumlah karyawan perusahaan (orang) 2 - 12

3 Perbandingan jumlah klien

Pemerintah

Swasta

83,8 %

16,2%

4 Jenis proyek yang biasa ditangani

Proyek infrastruktur : jalan, jembatan, bendungan

Proyek gedung bertingkat

Proyek industri : gudang, pabrik

Proyek rumah tinggal dan ruko

Lain-lain

14,3 %

50,6 %

11,7 %

18,2 %

5,2 %

5 Data Penyebaran Kuisioner

Jumlah kuesioner yang dibagikan (set)

Jumlah kuesioner yang dikembalikan (set)

Tingkat pengambilan (%)

50

39

78 %

4.2. Kualitas Dokumen Desain

Secara keseluruhan, kualitas desain dan dokumentasinya dari suatu proyek

ditentukan dari tingkat pemenuhan atribut desain dan atribut dokumen. Pada

bagian ini, responden ditanya berdasarkan pengalamannya seberapa jauhkah

setiap atribut tersebut baik desain maupun dokumen telah dipenuhi ke dalam

desain dan dokumentasinya. Dari kuesioner yang berhasil dikumpulkan diperoleh

pendapat dari responden mengenai tingkat pemenuhan atribut yang

mempengaruhi kualitas dokumen desain, baik atribut desain maupun atribut

dokumen. Setelah itu nanti dibandingkan pemenuhan atribut-atribut tersebut

antara arsitek dan sipil engineer. Skala yang digunakan pada bagian ini adalah :

1. Sangat buruk diberi nilai 1

2. Buruk diberi nilai 2

3. Sedang diberi nilai 3

4. Baik diberi nilai 4

5. Sangat baik diberi nilai 5

4.2.1. Analisis Mengenai Atribut Desain

Pada tabel 4.2 ditunjukkan atribut-atribut dari desain. Atribut-atribut tersebut

harus dipertimbangkan oleh konsultan perencana dalam membuat desain,

sehingga desain yang dibuatnya menjadi baik, berkualitas dan sesuai apa yang

diharapkan. Berikut ini adalah atribut-atribut dari desain :

Tabel 4.2. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Desain”

Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Desain”

a. Pertimbangan keseluruhan life-cycle cost dari proyek

b. Efisiensi material – penggunaan material secara efisien

c. Ekonomi – solusi desain yang dihasilkan ekonomis (efektif dalam hal

biaya)

d. Relevansi – yakin bahwa permintaan proyek terpenuhi

e. Construktability – pertimbangan kemudahan pelaksanaan konstruksi

di lapangan & keselamatan kerja

f. Inovasi – memasukkan inovasi pada solusi desain

g. Ekspresif – menunjukkan simbol ekspresi dan perasaan diri

h. Estetika – fasilitas yang dihasilkan / dibangun sedap dipandang mata

i. Pertimbangan akan kelangsungan (sustainabilitas) ekologi

j. Kompatibilitas lapangan – secara efektif mempertimbangkan dan

menggunakan kondisi lapangan (akses ke site, batasan-batasan di

lapangan, dll)

k. Pemilihan material – pertimbangan akan tersedianya, kecocokan dan

kompatibilitas dari material

l. Fungsional – desain secara efektif memenuhi fungsi yang diharapkan

dari fasilitas

Gambar 4.1 menunjukkan tingkat pemenuhan dari masing-masing komponen

atribut desain menurut jawaban responden. Hasil ini diperoleh dari analisis mean

jawaban responden dengan microsoft excell yang kemudian diurutkan dari mean

terendah ke mean yang tinggi.

Gambar 4.1. Tingkat Pemenuhan Atribut Desain

Dari Gambar 4.1 dapat diketahui atribut yang mendapat prioritas dalam proses

desain maupun atribut yang kurang diperhatikan oleh konsultan perencana.

2.79 3.00 3.03 3.133.51 3.54 3.62 3.67 3.72 3.72 3.85 4.00

0.00.51.01.52.02.53.03.54.04.5

Ting

kat K

ualit

as

Tingkat Pemenuhan Atribut Desain

Atribut yang memiliki nilai mean rendah berarti bahwa konsultan perencana tidak

memprioritaskan pelaksanaan atribut ini dalam proses desain. Empat atribut yang

memiliki rating terendah yaitu :

1. Ekspresif

Konsultan perencana menempatkan atribut ekspresif di urutan pertama

dimana konsultan perencana kurang mempertimbangkannya karena

dalam proses mengerjakan desain lebih ditekankan untuk memenuhi

keinginan owner untuk menciptakan sebuah desain yang ekonomis dan

efisien sehingga tidak bisa mengembangkan ide atau kreatifitas sesuai

dengan keinginan konsultan perencana. Selain itu disebabkan karena

adanya batasan dari peraturan-peraturan yang ada sehingga atribut

ekspresif kurang bisa dipenuhi.

2. Kelangsungan Ekologi

Hal ini kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap

lingkungan. Konsultan perencana kurang memperhatikan atribut

kelangsungan ekologi karena pengaruh yang ditimbulkan oleh desain

terhadap lingkungan seringkali muncul setelah konstruksi selesai

sehingga sulit untuk mendeteksi pada saat proses desain. Selain itu

pertimbangan lingkungan atau biasa dikenal dengan uji Amdal akan

memakan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit.

3. Inovasi

Menurut jawaban dari responden konsultan perencana kurang

memperhatikan atribut inovasi ini. Hal itu dikarenakan mengingat

besarnya biaya yang harus dialokasikan untuk pemanfaatan inovasi ini.

Selain itu juga membutuhkan sumberdaya manusia yang tinggi dan

teknologi yang canggih.

4. Life cycle cost

Desain yang dihasilkan dengan pertimbangan life cycle cost akan lebih

mahal, karena menyertakan biaya kepemilikan, perawatan, pemeliharaan

selama periode waktu tertentu. Hal itulah yang menyebabkan konsultan

perencana kurang mempertimbangkan atribut life cycle cost. Selain itu

dari pihak owner sendiri kurang memahami konsep dari life cycle cost,

sehingga yang diinginkan owner adalah desain yang menghasilkan

konstruksi yang lebih ekonomis namun tetap memenuhi fungsi yang

diharapkan dari fasilitas yang mereka inginkan. Kemungkinan yang lain

untuk bangunan yang disewakan adalah owner menginginkan initial cost

(biaya awal) yang murah tanpa memperhitungkan faktor maintenance

(perawatan) dengan asumsi maintenance akan dilakukan sendiri oleh

pihak penyewa.

Sedangkan atribut yang paling diperhatikan oleh konsultan perencana selama

proses desain yaitu :

1. Fungsional

Atribut fungsional menjadi pertimbangan pertama yang diperhatikan oleh

konsultan perencana. Atribut fungsional berati bahwa desain tersebut

harus secara efektif memenuhi fungsi yang diharapkan dari fasilitas.

Seorang konsultan perencana harus bisa merancang sebuah desain yang

mencerminkan fungsi dari bangunan tersebut. Setelah fungsi yang

diharapkan tersebut terpenuhi konsultan perencana baru

mempertimbangkan pemenuhan aspek yang lain.

2. Pemilihan Material

Atribut pemenuhan material merupakan atribut kedua yang

dipertimbangkan oleh konsultan perencana. Pemilihan material ini erat

kaitannya dengan fungsi dari struktur yang didesain. Untuk memperoleh

fungsi yang diharapkan dari suatu struktur harus dipilih material yang

sesuai. Pemilihan material ini juga erat kaitannya dengan biaya proyek,

ketersediaannya dan lokasi tempat material berada.

Pada analisis pemenuhan atribut desain ini peneliti membandingkan pemenuhan

atribut desain menurut arsitek dan sipil engineer. Dari gambar 4.2 dibawah, dapat

dilihat perbandingan pemenuhan atribut desain menurut arsitek dan sipil engineer.

Dari besarnya nilai mean, terlihat bahwa sipil engineer menunjukkan level

pemenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan arsitek untuk atribut life-cycle

cost, efesiensi material, ekonomi, dan kompatibilitas lapangan.

Gambar 4.2 Pemenuhan Atribut Desain Menurut Arsitek dan Sipil Engineer

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil

engineer dalam hal pemenuhan atribut desain dilakukan dengan bantuan program

SPSS v 17. Tabel 4.3 di bawah, menunjukkan hasil dari UjiIndependent T-Test

yang dihasilkan. Dari nilai Sig.(2-tailed) yang diperoleh yakni semua lebih besar

dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara arsitek

dan sipil engineer dalam pemenuhan atribut desain.

Tabel 4.3. Tingkat Kualitas Atribut Desain Menurut Arsitek dan Sipil Engineer

Aspek dari Atribut Mean Nilai Keterangan Sipil Arsitek Signifikasi Life-cycle cost 3.24 3.00 0.512 Diterima Efisiensi material 3.71 3.53 0.513 Diterima Ekonomi 3.57 3.53 0.854 Diterima Relevansi 3.52 3.88 0.259 Diterima Construktability 3.71 3.76 0.834 Diterima Inovasi 3.14 2.88 0.456 Diterima Ekspresif 2.57 3.06 0.185 Diterima Estetika 3.38 3.71 0.286 Diterima Kelangsungan ekologi 2.71 3.35 0.079 Diterima Kompatibilitas lapangan 3.76 3.71 0.863 Diterima Pemilihan material 3.71 4.06 0.279 Diterima Fungsional 4.00 4.06 0.842 Diterima

0.00.51.01.52.02.53.03.54.04.5

Ting

kat k

ualit

as

Tingkat Pemenuhan Atribut Desain Menurut Arsitek danSipil Engineer

Sipil Arsitek

Tabel 4.4 Mean Pemenuhan Atribut Desain oleh Arsitek dan Sipil Engineer

Group Statistics Design

Jenis Desain N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Life-cycle cost Sipil 21 3.24 1.179 .257 Arsitek 17 3.00 1.000 .243

Efisiensi material Sipil 21 3.71 .561 .122 Arsitek 17 3.53 1.125 .273

Ekonomi Sipil 21 3.57 .676 .148 Arsitek 17 3.53 .717 .174

Relevansi Sipil 21 3.52 .981 .214 Arsitek 17 3.88 .928 .225

Construktability Sipil 21 3.71 .717 .156 Arsitek 17 3.76 .752 .182

Inovasi Sipil 21 3.14 .964 .210 Arsitek 17 2.88 1.166 .283

Ekspresif Sipil 21 2.57 1.165 .254 Arsitek 17 3.06 1.029 .250

Estetika Sipil 21 3.38 1.071 .234 Arsitek 17 3.71 .686 .166

Kelangsungan ekologi

Sipil 21 2.71 1.102 .240 Arsitek 17 3.35 1.057 .256

Kompatibilitas lapangan

Sipil 21 3.76 .768 .168 Arsitek 17 3.71 1.213 .294

Pemilihan material Sipil 21 3.71 1.146 .250 Arsitek 17 4.06 .659 .160

Fungsional Sipil 21 4.00 .949 .207

Arsitek 17 4.06 .827 .201

4.2.2. Analisis Mengenai Atribut Dokumen Atribut dari proses dokumentasi juga harus diperhitungkan dalam pembuatan

dokumen desain dan tidak kalah pentingnya dengan atribut dari proses desain.

Atribut ini berhubungan dengan bagaimana suatu desain yang dihasilkan oleh

konsultan perencana harus dikomunikasikan kepada kontraktor. Untuk

mendukung kualitas dari desain yang sudah dibuat, desain tersebut harus

disampaikan dengan jelas sehingga kontraktor memahami maksud konsultan

perencana dan dapat melaksanakan desain tersebut dengan baik di lapangan.

Berikut ini merupakan atribut-atribut yang harus diperhatikan dalam

mendokumentasikan suatu desain (Tabel 4.5).

Tabel 4.5. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Dokumen”

Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Dokumen Desain”

a. Kelengkapan - dokumen gambar dan lainnya memberikan semua

informasi yang diberikan

b. Kejelasan - dokumen gambar dan lainnya cukup jelas, mudah dibaca

dan dimengerti oleh kontraktor

c. Konsistensi - informasi yang disampaikan antar dokumen konsisten

d. Akurasi – dokumen gambar dan lainnya bebas dari kesalahan (error)

e. Standardisasi - penggunaan gambar detail dan spesifikasi yang standar

dalam gambar dan dokumen yang lain

f. Relevansi - spesifikasi dan gambar detail spesifik, relevan untuk proyek

g. Ketepatan Waktu – gambar dan dokumen desain diberikan tepat pada

saat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya keterlambatan

h. Koordinasi - gambar dan dokumen lain untuk semua disiplin desain

arsitek, struktur, pondasi, M/E) terkoordinasi dengan baik.

i. Kepastian – gambar dan dokumen lain tidak membutuhkan perubahan

j. Konformitas – gambar dan dokumen lain memenuhi standar-standar

performa dan peraturan yang berlaku

k. Representatif – gambar dan dokumen lain secara benar menunjukkan

kondisi geologi (bawah tanah), topografi (permukaan), dan juga

bangunan lama.

Gambar 4.3. menunjukkan tingkat pemenuhan dari masing-masing komponen

atribut dokumen menurut pandangan responden. Hasil ini diperoleh dari analisis

mean jawaban responden dengan microsoft excell yang kemudian diurutkan dari

mean terendah ke mean yang tinggi.

Gambar 4.3. Tingkat Pemenuhan Atribut Dokumen

Dari Gambar 4.3 dapat diketahui atribut-atribut yang kurang dipertimbangkan

dalam penyusunan dokumen, maupun atribut yang sangat diprioritaskan

pemenuhannya oleh konsultan perencana dalam proses dokumentasi. Atribut yang

memiliki nilai mean rendah berarti bahwa konsultan perencana tidak

memprioritaskan pelaksanaan atribut ini dalam proses dokumentasi. Tiga atribut

yang memiliki nilai mean rendah yaitu :

1. Kepastian

Berdasarkan jawaban responden diperoleh kesimpulan bahwa konsultan

perencana kurang memperhatikan atribut kepastian ini. Atribut kepastian

sendiri berarti bahwa gambar dan dokumen lain tidak memerlukan

perubahan. Hal ini dikarenakan informasi yang mereka peroleh dari

owner seringkali tidak lengkap atau owner seringkali merubah informasi

mengenai desain yang diinginkannya.

2. Akurasi

Akurasi pada dokumen desain menyatakan bahwa dokumen tersebut

bebas dari kesalahan. Seperti atribut kepastian diatas, sangatlah sulit

untuk meyakinkan suatu dokumen desain bebas dari kesalahan, baik

dalam hal penulisan maupun kesalahan yang terkait dengan proses desain

itu sendiri.

2.923 3.077 3.1793.513 3.615 3.641 3.641 3.667 3.718 3.949 4.103

0.00.51.01.52.02.53.03.54.04.5

Ting

kat K

ualit

as

Tingkat Pemenuhan Atribut Dokumen

3. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu seringkali sulit dipenuhi oleh konsultan perencana

mengingat terbatasnya waktu yang diberikan kepada konsultan perencana

untuk mengerjakan desain. Keterbatasan waktu dirasakan konsultan

perencana sebagai kendala yang menyebabkan sulit terpenuhinya atribut-

atribut desain maupun dokumen.

Sedangkan atribut-atribut yang menempati prioritas dalam pemenuhannya

diantaranya yaitu :

1. Konfirmitas

Konfirmitas berarti bahwa gambar dan dokumen lain yang dihasilkan

memenuhi standar performa dan peraturan yang berlaku. Standar disini

bisa menyangkut standar dari segi penulisan maupun dalam hal

spesifikasi yang digunakan dalam desain. Dalam mengerjakan desain,

konsultan senantiasa memperhatikan standar yang berlaku sehingga

desain yang dihasilkan aman.

2. Kejelasan

Konsultan perencana mempertimbangkan bahwa desain dan dokumen

yang dihasilkan dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah. Untuk

mewujudkan itu produk dari desain bisa disertai dengan gambar bestek,

gambar perspektif, juga disertai animasi-animasi dari desain tersebut

sehingga akan sangat memperjelas dari desain yang ada. Dengan

demikian kontraktor dapat memahami desain dan mengerjakannya

dengan baik. Selain itu dari pihak owner akan lebih tertarik dan

mempercayai dari desain yang ada.

Pada analisis atribut dokumen ini penulis membandingkan pemenuhan atribut

dokumen menurut arsitek dan sipil engineer. Dari Gambar 4.4 di bawah, dapat

dilihat perbandingan pemenuhan atribut dokumen menurut arsitek dan sipil

engineer. Terlihat bahwa sipil engineer menunjukkan level pemenuhan yang lebih

rendah dibandingkan dengan arsitek pada atribut kejelasan, konsistensi,

koordinasi, konfirmitas dan representatif. Sedangkan untuk atribut yang lain, sipil

engineer menunjukkan tingkat pemenuhan yang lebih tinggi.

Gambar 4.4. Pemenuhan Atribut Dokumen menurut Arsitek dan Sipil Engineer

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil

engineer dalam hal pemenuhan atribut dokumen, dilakukan Uji Independent T-

Test dengan SPSS v 17. Tabel 4.6 dibawah, menunjukkan hasil dari Independent

T-Test yang dilakukan. Dari nilai signifikansi yang diperoleh yakni semua lebih

besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara

arsitek dan sipil engineer dalam hal pemenuhan atribut dokumen.

Tabel 4.6 Tingkat Kualitas Atribut Dokumen menurut Arsitek dan Sipil Engineer

Aspek dari Atribut Mean Nilai Keterangan Sipil Arsitek Signifikansi Kelengkapan 3.81 3.65 0.538 Diterima Kejelasan 3.90 4.06 0.517 Diterima Konsistensi 3.48 3.59 0.602 Diterima Akurasi 3.10 3.06 0.917 Diterima Standardisasi 3.81 3.41 0.139 Diterima Relevan 3.67 3.65 0.930 Diterima Ketepatan waktu 3.19 3.18 0.967 Diterima Koordinasi 3.67 3.71 0.884 Diterima Kepastian 3.10 2.71 0.315 Diterima Konfirmitas 4.05 4.24 0.486 Diterima Representatif 3.62 3.71 0.726 Diterima

0.00.51.01.52.02.53.03.54.04.5

Ting

kat k

ualit

asTingkat Pemenuhan Atribut Dokumen Menurut Arsitek dan

Sipil Engineer

Sipil Arsitek

Tabel 4.7 Mean Pemenuhan Atribut Dokumen oleh Arsitek dan Sipil Engineer

Group Statistics Document

Jenis Desain N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Kelengkapan Sipil 21 3.81 .680 .148 Arsitek 17 3.65 .931 .226

Kejelasan Sipil 21 3.90 .768 .168 Arsitek 17 4.06 .659 .160

Konsistensi Sipil 21 3.48 .680 .148 Arsitek 17 3.59 .618 .150

Akurasi Sipil 21 3.10 1.091 .238 Arsitek 17 3.06 1.029 .250

Standardisasi Sipil 21 3.81 .814 .178 Arsitek 17 3.41 .795 .193

Relevan Sipil 21 3.67 .658 .144 Arsitek 17 3.65 .702 .170

Ketepatan waktu Sipil 21 3.19 .981 .214 Arsitek 17 3.18 1.074 .261

Koordinasi Sipil 21 3.67 .913 .199 Arsitek 17 3.71 .686 .166

Kepastian Sipil 21 3.10 1.300 .284 Arsitek 17 2.71 .985 .239

Konfirmitas Sipil 21 4.05 .865 .189 Arsitek 17 4.24 .752 .182

Representatif Sipil 21 3.62 .805 .176 Arsitek 17 3.71 .686 .166

4.3.

4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen

Desain

Berdasarkan studi literatur, faktor-faktor berikut ini merupakan hal-hal yang

secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi kualitas dokumen

desain. Kepada responden ditanyakan intensitas terjadinya dan juga besarnya

pengaruh yang ditimbulkan masing-masing faktor. Skala yang digunakan dalam

menentukan intensitas pada bagian ini adalah :

1. Tidak pernah diberi nilai 1

2. Jarang diberi nilai 2

3. Terkadang diberi nilai 3

4. Sering diberi nilai 4

5. Selalu diberi nilai 5

Sedangkan skala yang digunakan dalam menentukan besarnya pengaruh yang

terjadi adalah :

1. Tidak ada pengaruh yang berarti diberi nilai 1

2. Pengaruh kecil diberi nilai 2

3. Pengaruh biasa/sedang diberi nilai 3

4. Pengaruh buruk yang besar diberi nilai 4

5. Pengaruh buruk yang sangat besar diberi nilai 5

Nilai dari intensitas dan pengaruh tersebut dikalikan untuk memperoleh IL

(Influence Level) dari masing-masing faktor. Faktor yang memiliki IL tertinggi

berarti merupakan faktor yang paling mempengaruhi kualitas dokumen desain.

Tabel 4.8. menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dokumen

desain.

Tabel 4.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain

a. Waktu untuk mendesain yang tidak cukup b. Rendahnya fee untuk jasa desain c. Penjelasan awal klien yang tidak jelas/berubah d. Permintaan desain secara gratis oleh klien e. Ketidakpastian penjelasan desain saat tender f. Kontraktor mengusulkan perubahan desain g. Salah interpretasi dari permintaan klien h. Tidak ada orang / pihak yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasi

pekerjaan desain i. Kurangnya budget / estimasi proyek j. Implementasi CAD yang kurang tepat k. Keuntungan (profit) tidak cukup untuk mengadakan pelatihan bagi staf l. Harapan klien yang tidak realistis sehubungan dengan fee, servis, waktu

yg diberikan m. Klien merubah desain akhir secara mendadak n. Pekerjaan tambahan untuk memenuhi ketentuan ‘Quality Assurance’

(QA) o. Kesulitan untuk mencari staf yang dapat diandalkan p. Permintaan klien yang tidak stabil q. Seringnya perubahan desain oleh kontraktor (dengan sistem Design &

Build) r. Klien meminta perubahan desain tanpa mau membayarnya s. Pimpinan konsultan (senior) tidak menjelaskan secara jelas apa yang

diminta oleh klien t. Banyaknya konsultan (operator) yang bersedia bekerja dengan fee yang

rendah u. Kesulitan meyakinkan klien tentang keuntungan dokumen desain yang

komprehensif & jelas v. Pimpinan konsultan mengurangi servis yang diberikan, yang tidak sesuai

dengan kebutuhan tim desain (proyek) w. Menunggu keputusan klien x. Kurang mengerti akan keinginan klien

Rata-rata dari Intensitas dan pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

dokumen desain dari hasil jawaban yang diterima dari responden dapat dilihat

pada Tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9. Tabel Perkalian Intensitas dan Pengaruh dari Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain Intensitas Pengaruh IL h. Tidak ada orang / pihak yang bertanggungjawab untuk 2.13 2.56 5.46 mengkoordinasi pekerjaan desain

d. Permintaan desain secara gratis oleh klien 2.49 2.28 5.68 n. Pekerjaan tambahan untuk memenuhi ketentuan 2.38 2.44 5.81 ‘Quality Assurance’ (QA) q. Seringnya perubahan desain oleh kontraktor (dengan sistem 2.44 2.54 6.18 Design & Build) v. Pimpinan konsultan mengurangi servis yang diberikan, yang 2.51 2.46 6.19 tidak sesuai dengan kebutuhan tim desain (proyek) s. Pimpinan konsultan (senior) tidak menjelaskan secara jelas 2.46 2.59 6.37 apa yang diminta oleh klien j. Implementasi CAD yang kurang tepat 2.46 2.59 6.37 g. Salah interpretasi dari permintaan klien 2.49 2.56 6.38 f. Kontraktor mengusulkan perubahan desain 2.54 2.54 6.44 o. Kesulitan untuk mencari staf yang dapat diandalkan 2.64 2.46 6.50 x. Kurang mengerti akan keinginan klien 2.69 2.46 6.63 r. Klien meminta perubahan desain tanpa mau membayarnya 2.62 2.64 6.91 e. Ketidakpastian penjelasan desain saat tender 2.67 2.69 7.18 u. Kesulitan meyakinkan klien tentang keuntungan dokumen 2.87 2.59 7.44 desain yang komprehensif & jelas i. Kurangnya budget / estimasi proyek 2.82 2.69 7.59 p. Permintaan klien yang tidak stabil 3.38 2.36 7.98 t. Banyaknya konsultan (operator) yang bersedia bekerja dengan 2.90 2.90 8.40 fee yang rendah b. Rendahnya fee untuk jasa desain 3.15 2.79 8.81 k. Keuntungan (profit) tidak cukup untuk mengadakan pelatihan 3.11 2.85 8.86 bagi staf l. Harapan klien yang tidak realistis sehubungan dengan fee, 3.15 2.82 8.90 servis, waktu yg diberikan m. Klien merubah desain akhir secara mendadak 3.36 2.87 9.65 c. Penjelasan awal klien yang tidak jelas/berubah 3.38 2.92 9.89 a. Waktu untuk mendesain yang tidak cukup 3.46 2.95 10.21 w. Menunggu keputusan klien 3.51 2.97 10.45

Grafik dari Tabel 4.9 dapat dilihat pada diagram batang pada Gambar 4.5. Faktor-

faktor tersebut telah disusun dari yang memiliki IL rendah sampai tinggi.

Gambar 4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain

Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa 4 faktor yang memiliki pengaruh yang

paling besar adalah :

1. Menunggu keputusan klien/owner

Faktor yang dirasakan responden paling berpengaruh dalam menentukan

kualitas sebuah dokumen desain adalah menunggu keputusan owner. Hal

ini seringkali terjadi dalam dunia konstruksi karena menurut salah

2.28

2.44

2.54

2.46

2.59

2.59

2.56

2.54

2.46

2.46

2.64

2.69

2.59

2.69

2.36

2.90

2.79

2.85

2.82

2.87

2.92

2.95

2.97

2.13

2.49

2.38

2.44

2.51

2.46

2.46

2.49

2.54

2.64

2.69

2.62

2.67

2.87

2.82

3.38

2.90

3.15

3.11

3.15

3.36

3.38

3.46

0.00 2.00 4.00

h. Tidak ada orang / pihak yang …

d. Permintaan desain secara gratis oleh klien

n. Pekerjaan tambahan untuk memenuhi …

q. Seringnya perubahan desain oleh …

v. Pimpinan konsultan mengurangi servis …

s. Pimpinan konsultan (senior) tidak …

j. Implementasi CAD yang kurang tepat

g. Salah interpretasi dari permintaan klien

f. Kontraktor mengusulkan perubahan desain

o. Kesulitan untuk mencari staf yang dapat …

x. Kurang mengerti akan keinginan klien

r. Klien meminta perubahan desain tanpa …

e. Ketidakpastian penjelasan desain saat …

u. Kesulitan meyakinkan klien tentang …

i. Kurangnya budget / estimasi proyek

p. Permintaan klien yang tidak stabil

t. Banyaknya konsultan (operator) yang …

b. Rendahnya fee untuk jasa desain

k. Keuntungan (profit) tidak cukup untuk …

l. Harapan klien yang tidak realistis …

m. Klien merubah desain akhir secara …

c. Penjelasan awal klien yang tidak …

a. Waktu untuk mendesain yang tidak cukup

w. Menunggu keputusan klien

Faktor-faktor yang Mempengaruhi KualitasDokumen Desain

Intensitas Pengaruh

seorang responden, owner seringkali memberikan keputusan final disaat-

saat terakhir dimana sebenarnya dokumen desain tersebut sudah siap

untuk digunakan. Karena hal itulah maka seringkali dokumen desain

yang sudah siap tersebut harus mengalami perubahan besar-besaran dan

hal ini dirasakan responden sebagai faktor yang sangat mempengaruhi

kualitas dokumen desainnya. Menunggu keputusan owner juga

mengakibatkan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh konsultan untuk

mengerjakan proses desain.

2. Waktu mendesain yang tidak cukup

Sebagai dampak dari menunggu keputusan owner, menurut pandangan

responden merupakan hal yang dirasakan bisa mengakibatkan dampak

pada waktu yang diberikan untuk mendesain tidak cukup. Selain itu

keterbatasan waktu juga dirasakan oleh konsultan bila desain yang

dibuatnya harus mengikuti tender yang sudah ditetapkan sehingga bila

terlambat berakibat tidak dapat mengikuti tender. Responden merasakan

bahwa pemberian waktu yang cukup bisa memberikan dampak positif

pada kualitas dokumen desain yang dihasilkannya.

3. Permintaan owner yang tidak stabil

Permintaan owner yang sering berubah juga merupakan salah satu faktor

penting yang menentukan kualitas sebuah dokumen desain karena hal ini

menyebabkan konsultan perencana sering melakukan perubahan terhadap

desain yang sudah dibuatnya. Dengan demikian desain yang dihasilkan

tidak maksimal. Selain itu hal itu juga menyebabkan kerancuan dalam

menentukan desain yang akhirnya diinginkan oleh owner.

4. Penjelasan awal owner yang tidak jelas/berubah.

Penjelasan awal owner yang tidak jelas atau sering berubah juga

dirasakan oleh responden sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas sebuah dokumen desain. Hal ini disebabkan karena apabila

konsultan perencana salah menginterpretasikan penjelasan tersebut maka

dokumen desain yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan owner

sehingga harus dilakukan perubahan terhadap desain.

Dari keempat faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan kualitas

dokumen desain tersebut ternyata tiga faktor yang dirasakan responden dapat

memberikan pengaruh yang cukup besar pada kualitas dokumen desain

berhubungan dengan penjelasan klien. Jadi keputusan atau penjelasan dari klien

dirasakan sangat mempengaruhi kualitas dokumen desain. Selain ketiga faktor

tersebut , faktor waktu yang tersedia untuk membuat desain juga seringkali tidak

cukup sehingga konsultan perencana tidak dapat menghasilkan kualitas dokumen

desain yang maksimal.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kualitas dokumen desain pada proyek-proyek konstruksi di

Surakarta secara umum sudah menunjukkan level yang baik. Hal itu dapat

dilihat dari besarnya tingkat pemenuhan atribut desain maupun atribut

dokumen oleh konsultan perencana dalam proses desain. Dari keseluruhan

atribut terdapat atribut-atribut yang level pemenuhannya kurang yaitu

ekspresif, kelangsungan ekologi, kepastian, dan akurasi dokumen desain.

Sedangkan atribut yang paling diperhatikan oleh konsultan perencana

selama proses desain yaitu fungsional, pemilihan material, konfirmitas,

dan kejelasan.

2. Kualitas dokumen desain dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu dari

konsultan perencana, owner/klien, aspek dari pelaksanaan proses desain

maupun akibat karakteristik proyek itu sendiri.

3. Faktor yang paling mempengaruhi kualitas dokumen desain yaitu

berkaitan dengan waktu untuk mendesain yang tidak cukup dan

menunggu keputusan klien serta penjelasan awal klien yang tidak

jelas/berubah

4. Tidak ada perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil engineer dalam

hal pemenuhan atribut desain maupun atribut dokumen.

5.2. Saran

Dari kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran yang kiranya dapat

bermanfaat bagi kelancaran konsultan dalam mengerjakan proses desain dan

meningkatkan kualitas dokumen desain yang dihasilkannya.

1. Dalam membuat desain hendaknya konsultan perencana memperhatikan

semua aspek dan faktor baik dari atribut desain maupun atribut dokumen.

Dengan demikian diharapkan nantinya dapat menghasilkan suatu

dokumen desain yang baik dan berkualitas, sehingga proses konstruksi

berjalan dengan lancar.

2. Kerjasama dan komunikasi yang baik harus tercipta diantara semua pihak

yang terkait dalam proyek, hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan

rapat berkala atau minimal laporan yang teratur sehingga konsultan dan

owner dapat mengetahui perkembangan proyek dengan baik. Dengan

demikian segala bentuk kesalahan dan perubahan dapat diketahui sebelum

berlarut-larut dan berpengaruh khususnya dalam hal pemborosan waktu.

3. Owner/klien hendaknya memberikan waktu dan fee yang lebih terhadap

konsultan perencana.

4. Untuk menjaga kualitas pekerjaan dapat dibantu dengan menerapkan

standart internasional seperti ISO 9000 dalam perusahaan.

5. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan pembahasan yang lebih

spesifik supaya kualitas dokumen desain yang dihasilkan konsultan

perencana dapat digali lebih dalam lagi.


Recommended