+ All Categories
Home > Documents > TEH HIJAU

TEH HIJAU

Date post: 05-Aug-2015
Category:
Upload: kurniaunhy
View: 252 times
Download: 2 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
38
PART OF THE EPIGALOCATECHIN GALAT (EGCG) AND CATECHIN AS AN ANTIOXIDAN IN GREEN TEA (Camellia sinensis O.K.Var.assamica) *) ABSTRAC OLEH: AKHWANI MUTIARA DEWI **) Tea is a traditional drink which popular along the time in society. They drink tea not only because its enjoyment, but also for get the health benefits. This benefits found from tea bioactive component called catechin. The green tea that found from Camellia sinensis plant is tea whithin an experience of fermentation so that the catechin womb is more than tea with an experience of fermentation. Green tea have some various of catechin, such as epicatechin (EC), epicatechin gallat (ECG), epigalocatechin gallat (EGCG), gallocatechin, and catechin. Catechin have various benefits, such as antioxidan, anti cancer, antibacterial, help to reduce high pressure, prevent heart desease and increase body immunity system. Keyword: green tea, epigalocatechin galat (EGCG), catechin, antioxidan PERANAN SENYAWA EPIGALOKATEKIN GALAT (EGCG) DAN KATEKIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM TEH HIJAU (Camellia sinensis O.K.Var.assamica) *) ABSTRAK OLEH: AKHWANI MUTIARA DEWI **) Teh merupakan minuman tradisional yang sangat populer sepanjang masa di masyarakat. Masyarakat meminum teh tidak hanya karena kenikmatannya saja, tetapi juga untuk mendapatkan khasiatnya yang menyehatkan. Khasiat ini didapat dari senyawa bioaktif teh yaitu katekin. Teh hijau yang diperoleh dari tanaman Camellia sinensis adalah teh yang tidak mengalami fermentasi sehingga kandungan katekinnya lebih banyak dibandingkan teh yang mengalami fermentasi. Teh hijau mengandung beberapa jenis katekin, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG),
Transcript
Page 1: TEH HIJAU

PART OF THE EPIGALOCATECHIN GALAT (EGCG) AND CATECHIN AS AN ANTIOXIDAN IN GREEN TEA (Camellia sinensis O.K.Var.assamica) *)

ABSTRACOLEH: AKHWANI MUTIARA DEWI**)

Tea is a traditional drink which popular along the time in society. They drink tea not only because its enjoyment, but also for get the health benefits. This benefits found from tea bioactive component called catechin. The green tea that found from Camellia sinensis plant is tea whithin an experience of fermentation so that the catechin womb is more than tea with an experience of fermentation. Green tea have some various of catechin, such as epicatechin (EC), epicatechin gallat (ECG), epigalocatechin gallat (EGCG), gallocatechin, and catechin. Catechin have various benefits, such as antioxidan, anti cancer, antibacterial, help to reduce high pressure, prevent heart desease and increase body immunity system.

Keyword: green tea, epigalocatechin galat (EGCG), catechin, antioxidan

PERANAN SENYAWA EPIGALOKATEKIN GALAT (EGCG) DAN KATEKIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM TEH HIJAU

(Camellia sinensis O.K.Var.assamica) *)

ABSTRAKOLEH: AKHWANI MUTIARA DEWI**)

Teh merupakan minuman tradisional yang sangat populer sepanjang masa di masyarakat. Masyarakat meminum teh tidak hanya karena kenikmatannya saja, tetapi juga untuk mendapatkan khasiatnya yang menyehatkan. Khasiat ini didapat dari senyawa bioaktif teh yaitu katekin. Teh hijau yang diperoleh dari tanaman Camellia sinensis adalah teh yang tidak mengalami fermentasi sehingga kandungan katekinnya lebih banyak dibandingkan teh yang mengalami fermentasi. Teh hijau mengandung beberapa jenis katekin, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigallokatekin (EGC), epigalokatekin galat (EGCG), gallokatekin, dan katekin. Katekin memiliki berbagai macam manfaat, antara lain sebagai anti oksidan, anti kanker, anti bakterial alami, membantu menurunkan tekanan darah, mencegah penyakit jantung, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Kata Kunci: teh hijau, epigalokatekin galat (EGCG), katekin, antioksidan

*) Dibawakan pada mata kuliah Seminar Kimia

**) Mahasiswa Kimia Angkatan 2005PENDAHULUAN

Page 2: TEH HIJAU

Teh merupakan bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal dan

dikonsumsi di banyak negara serta di berbagai lapisan masyarakat. Teh hitam

diproduksi oleh lebih dari 75% negara di dunia, sedangkan teh hijau di produksi

kurang lebih di 22% negara di dunia. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh

dapat memberi kesan warna, rasa, dan aroma yang memuaskan peminumnya. Jadilah

teh minuman penyegar yang nikmat. Berbekal kenyataan lama bahwa teh dipakai

sebagai obat dan sarana meditasi dalam upacara ritual keagamaan, penelitian dalam

dasawarsa terakhir abad 20 ini menunjukkan bukti bahwa teh dapat menjaga

kesehatan tubuh manusia.

Kondisi tanah dan iklim lingkungan di Indonesia menyebabkan hampir 100%

tanaman teh di Indonesia adalah C. sinensis varietas assamica. Pucuk teh yang

dihasilkan tanaman tersebut 80% diolah menjadi teh hitam, sedangkan sisanya diolah

menjadi teh hijau. Teh hitam terutama diproduksi oleh perkebunan besar negara dan

sebagian perkebunan besar swasta, sedangkan teh hijau terutama diproduksi oleh

pabrik teh swasta yang menerima pasokan bahan baku dari perkebunan teh rakyat.

Perkebunan besar swasta juga memproduksi teh hijau dimana hampir seluruh

produksi teh hitam Indonesia diekspor dan sebaliknya hampir seluruh teh hijau

dikonsumsi di dalam negeri setelah diolah lanjut menjadi teh wangi .

Daun teh mengandung senyawa polifenol dan enzim polifenol oksidase.

Tergantung cara pengolahan teh, dihasilkan jenis-jenis teh yakni teh hijau, teh hitam

dan teh Oolong. Teh hijau mengandung polifenol jenis epigalokatekin galat (EGCG),

sedangkan yang terdapat dalam black tea adalah tehaflavin galat (TFG). Oleh karena

itu, akan dibahas tentang EGCG dalam teh hijau karena kandungan senyawa katekin

dan turunannya lebih banyak daripada teh hitam yang proses pengolahannya sengaja

mengoksidasi katekin untuk memperbaiki warna, rasa, dan aromanya (prosesnya

panning).

Katekin yang mendominasi ±20% berat kering teh merupakan substansi utama

yang menyebabkan teh memenuhi persyaratan sebagai minuman fungsional. Senyawa

Page 3: TEH HIJAU

ini dikandung lebih banyak pada pucuk tanaman teh ( Camellia sinensis ) varietas

assamica dibandingkan varietas sinensis (Yamanishi, 1995). Di dalam tubuh,

senyawa ini membantu kinerja enzim superoxide dismutase (SOD) yang berfungsi

menyingkirkan radikal bebas. Seperti diketahui, radikal bebas yang dihasilkan dari

proses oksidasi di dalam tubuh berbahaya bagi kesehatan karena menghambat aliran

darah sehingga dapat menimbulkan penyakit kardiovaskular (jantung), menyebabkan

kulit menjadi keriput dan membentuk noda hitam.

Hasil penelitian Ogu'ni (1996), teh akan meningkatkan sistem pertukaran

biologis tubuh, misalkan mereduksi alergi, aktivasi kekebalan, memperkaya getah

bening. Sistem pencegahan penyakit, misalkan pencegahan tekanan darah tinggi, dan

diabetes, pencegahan kelainan metabolisme bawaan tumor. Sistern penyembuhan

penyakit, misainya pengendali irama/kerak fisik misalnya sirkulasi sistem saraf pusat

dan perifer, mengatur penyerapan nutrisi, serta sistem penghambatan ketuaan,

misalnya pengendali pembentukan peroksida lemak.

Penelitian terakhir menyebutkan bahwa keempat komponen polifenol teh:

epigalokatekin galat (EGCG), epikatekin galat (EGC), epigalokatekin (EGC) dan

epikatekin (EC) merupakan antioksidan yang penting. Diantara keempat komponen

itu, EGCG merupakan komponen yang paling potensial dan secara kimia mempunyai

aktivitas biokimia yang paling kuat.

KLASIFIKASI

Genus Camellia dibedakan menjadi beberapa spesies teh yaitu sinensis,

assamica, irrawadiensis. Sejak tahun 1958 semua teh dikenal sebagai suatu spesies

tunggal Camellia sinensis dengan beberapa varietas khusus, yaitu sinensis, assamica

dan irrawadiensis. Menurut Graham HN (1984); Van Steenis CGGJ (1987) dan

Tjitrosoepomo G (1989), tanaman teh Camellia sinensis O.K.Var.assamica (Mast)

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)

Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)

Page 4: TEH HIJAU

Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)

Sub Kelas : Dialypetalae

Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)

Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)

Genus (marga) : Camellia

Spesies (jenis) : Camellia sinensis

Varietas : Assamica

(Graham HN. 1984)

MACAM-MACAM TEH

Berdasarkan penanganan pasca panen, teh dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

1. Teh Hijau (Green Tea)

Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi; daun teh diperlakukan dengan

panas sehingga terjadi inaktivasi enzim. Pemanasan ini dilakukan dengan dua cara

yaitu dengan udara kering dan pemanasan basah dengan uap panas (steam), pada

pemanasan dengan suhu 85°C selama 3 menit, aktivitas enzim polifenol oksidase

tinggal 5,49%. Pemanggangan (pan firing) secara tradisional dilakukan pada suhu

100-200 °C sedangkan pemanggangan dengan mesin suhunya sekitar 220-300°C.

Pemanggangan daun teh akan memberikan aroma dan flavor yang lebih kuat

dibandingkan dengan pemberian uap panas. Keuntungan dengan cara pemberian uap

panas, adalah warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang.

2. Teh hitam (Balck Tea)

Teh hitam diperoleh melalui proses fermentasi. Proses fermentasi ini tidak

menggunakan mikrobia sebagai sumber enzim, melainkan dilakukan oleh enzim

polifenol oksidase yang terdapat di dalam daun teh itu sendiri. Proses ini

menyebabkan katekin (flavanol) mengalami oksidasi dan akan menghasilkan

thearubigin. Caranya adalah sebagai berikut : daun teh segar dilayukan terlebih

Page 5: TEH HIJAU

dahulu pada palung pelayu, kemudian digiling sehingga sel-sel daun rusak,

selanjutnya dilakukan fermentasi pada suhu sekitar 22-28°C dengan kelembaban

sekitar 90%. Lamanya fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir; biasanya

dilakukan selama 2-4 jam. Apabila proses fermentasi telah selesai, dilakukan

pengeringan sampai kadar air teh kering mencapai 4-6%

3. Teh oolong

Teh oolong diproses secara semi fermentasi dan dibuat dengan bahan baku

khusus, yaitu varietas tertentu yang memberikan aroma khusus. Daun teh dilayukan

lebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu 160-240°C selama 3-7 menit untuk

inaktivasi enzim, selanjutnya digulung dan dikeringkan. (Andi Nur Alam Syah. 2006)

4. Teh putih (white tea)

Merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil dari

satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Kandungan antioksidan

paling tinggi. Prosesnya yaitu daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga

warnanya menjadi putih. Mutu teh merupakan kumpulan sifat yang dimiliki oleh teh,

baik sifat fisik maupun kimianya. Kedua sifat ini telah dimiliki sejak masih berupa

pucuk teh maupun diperoleh sebagai akibat teknik penanganan dan pengolahan yang

dilakukan. (http://www.decha care.com)

KOMPONEN TEH HIJAU

Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat digolongkan menjadi empat

kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi penyebab

aroma, dan enzim. Keempat kelompok tersebut bersama-sama mendukung terjadinya

sifat-sifat yang baik pada teh, apabila pengolahannya dilakukan secara tepat. (Andi

Nur Alam Syah. 2006)

Page 6: TEH HIJAU

Komposisi dari teh hijau ditunjukkan oleh tabel 3. Penurunan kadar katekin

selama pengolahan teh hijau tidak sebanyak yang terjadi pada pengolahan teh hitam,

hal ini dimungkinkan karena sejak awal telah diupayakan inaktivasi ensim oksidasi

selama proses pemanasan atau pelayuan. Tahap berikutnya adalah penggulungan,

pengeringan, sortasi, dan pengemasan. Kadar katekin pada teh hijau selama

pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.

Kajian perubahan besarnya kadar katekin selama pengolahan teh hijau tersebut,

tampak bahwa penurunan terbesar terjadi pada tahap pengeringan dan penggulungan

yang akan diperparah lagi apabila inaktivasi ensim selama tahap pelayuan tidak

sempurna.

Tabel 1. Katekin pada beberapa jenis teh Indonesia

Negara Jenis teh Substansi katekin (% b.k.)

Indonesia teh hitam Orthodox 8,24

teh hitam CTC 7,02

teh hijau ekspor 11,60

teh hijau lokal 10,81

teh wangi 9,28

Jepang sencha 5,06

Cina teh oolong 6,73

teh wangi 7,47

Sri Lanka teh hitam BOP 7,39

Sumber : (Bambang K, 1993)Vakuola dalam daun teh mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti

katekin, kafein, aneka asam amino, dan berbagai gula. Sitoplasma mengandung

Page 7: TEH HIJAU

enzim pengoksida, yaitu polifenol oksidase, klorofil, dan karoten. Persentase

kandungan katekin dan kafein menunjukkan tingkat mutu seduhan dari pucuk daun

teh yang digunakan. Gambaran mengenai komposisi pucuk daun teh disajikan pada

table 2.

Tabel 2. Komposisi pucuk daun teh (% berat kering)

Bagian dari sel Senyawa TotalYang larut dalam

air

Dinding sel

(Cell wall)

Selulosa

Hemiselulosa

Lignin

Pektin

24,0

6,5

0,0

2,3

Protoplasma

(Outer cell

membrane)

Protein

Lemak

Tepung

17,0

8,0

0,5

0,0

0,0

Vakuola

(Inner cell

Membrane)

Polifenol

Katekin

Kafein

Asam amino

Asam gula

Asam organic

Abu/mineral

22,0

4,0

7,0

3,0

3,0

5,0

22,0

4,0

7,0

3,0

3,0

4,0

Jumlah 100,0 45,3

Sumber: Bhatia, 1963

Page 8: TEH HIJAU

Tabel 3. Komposisi teh hijau

Sumber: (Graham HN, 1984)

No.Komponen %Berat kering

1.Kafein 7,43

2.(-) Epicatechin 1,98

3.(-) Epicatechin gallat 5,20

4.(-) Epigallocatechin 8,42

5.(-) Epigallocatechin gallat 20,29

6.Flavonol 2,23

7.Theanin 4,70

8.Asam glutamat 0,50

9.Asam aspartat 0.50

10.Arginin 0,74

11.Asam amino lain

0,74

12.Gula 6,68

13.Bhn yg dpt mengendapkan alkohol

12,13

14.Kalium (potassium) 3,96

Page 9: TEH HIJAU

Tabel 4. Kadar katekin selama pengolahan teh hijau

Katekin total

Tahap pengolahan Yang dianalisis b.k.% Katekin pucuk

segar

1. Sebelum diolah pucuk segar 15,53 100,00

2. Pelayuan pucuklayu 14,39 92,66

3. Penggilingan bubukgiling 13,35 85,96

4. Pengeringan I bubuk kering awal 13,06 84,10

5. Pengeringan akhir bubuk kering akhir 11,88 76,50

6. Sortasi

GI P1 13,05 84,03

CM 1 12,61 81,20

SM 1 11,79 75,92

GP3 12,16 78,30

CM 3 11,14 71,73

SM 3 11,55 74,37

peko 11,66 75,08

jikeng 9,97 64,20

bubuk 10,62 68,38

tulang 6,96 44,82

Sumber: (Bambang K, 1993)

KATEKIN DAN EPIGALOKATEKIN GALAT (EGCG)

Polifenol teh atau sering disebut dengan katekin merupakan zat yang unik

karena berbeda dengan katekin yang terdapat pada tanaman lain. Katekin dalam teh

tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk terhadap pencernaan makanan.

Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi,

memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambat

pertumbuhan sel kanker. (Nur Alam Syah. 2006)

Page 10: TEH HIJAU

Katekin tersintesis dalam daun teh melalui jalur asam melanik dan asam

shikimik, sedangkan asam galik diturunkan dari suatu produk antara yang diproduksi

dalam jalur metabolic asam shikimik.

Katekin mengalami banyak perubahan kimia seperti oksidasi dan epimerisasi

selama proses pengolahan dan penyeduhan. Selama proses pengolahan, oksidasi

dihambat dengan cara inaktivasi enzim polifenol oksidase dalam daun teh melalui

proses pelayuan, pengeringan atau pengukusan. Epimerisasi katekin merupakan salah

satu reaksi terpenting dalam penyeduhan. Masing-masing katekin dapat mengalami

epimerisasi dari epistruktur menjadi non epistruktur. Penyeduhan menyebabkan

kandungan senyawa epistruktur seperti epigalokatekin galat (EGCG), epigalokatekin

(EGC), epikatekin (EC), dan epikatekin galat (ECG) menjadi turun. Sementara itu,

kandungan katekin non epistruktur seperti galokatekin (GC), katekin (C), galokatekin

galat (GCG), dan katekin galat (CG) menjadi meningkat. (Dadan Rohdiana. 2007)

Tabel 5. Sifat fisik dan kimia katekin

Sifat fisik Sifat kimia

Kenampakan : putih

Melting point : 104 – 106oC

Boiling point : 245oC

Tekanan uap : 1 mm Hg pada 75oC

Densitas uap : 3,8 g/m3

Flash point : 137oC

Explosion limits : 1,97%

(batas atas)

Sensitif terhadap oksigen

Sensitif terhadap cahaya (dapat mengalami

perubahan warna apabila is mengalamin

kontak langsung dengan udara terbuka)

Berfungsi sebagai antioksidan

Substansi yang dihindari : unsur oksidasi,

asam klorida, asam anhidrida, basa, dan

asam nitrit.

Larut dalam air hangat

Stabil dalam kondisi agak asam atau netral

(pH optimum 4-8)

Sumber: Anonim, 2001 dan Michael dan Irene, 1997

Page 11: TEH HIJAU

Diketahui bahwa katekin membentuk beberapa kompleks dalam reaksi dengan

kafein, protein, peptida, ion tembaga, atau siklodekstrin. Kemunculan oksigen tidak

terlarut, tampak bahwa sifat-sifat kimia pembentukan katekin kompleks teh hijau

dengan substansi yang disebutkan di atas sangat berhubungan dengan fungsi

fisiologia katekin teh hijau. (Nur Alam Syah. 2006)

ANTIOKSIDAN DAN PERANANNYA

Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,

memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Secara khusus dapat diartikan

bahwa antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi

antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid (Kochhar dan Rossell, 1990).  

Daya antioksidan komponen katekin berbeda-beda. Epikatekin galat

mempunyai daya antioksidan sebesar 4,93; epigalo katekin galat sebesar 4,75; epigalo

katekin 3,82; epikatekin daya antioksidannya sebesar 2,50 dan untuk katekin daya

antioksidannya sebesar 2,40. Daya antioksidan komponen katekin tersebut lebih besar

jika dibandingkan dengan vitamin C ataupun β-karoten.

Aktivitas antioksidan teh hijau diketahui berhubungan dengan kandungan

polifenolnya. Polifenol teh secara luas digunakan sebagai antioksidan alami guna

mencegah oksidasi minyak makan atau pudarnya warna kemerahan pada makanan.

Contoh sederhana sumber makanan pembawa radikal bebas adalah makanan yang

digoreng dengan minyak goreng yang telah digunakan berulang, seperti makanan

jajanan tahu, pisang, tempe, bakwan goreng, dan lain-lain. Polifenol teh hijau juga

diketahui mempunyai beberapa aktivitas biokimia, seperti menghambat mutasi

bakteri, menghambat aktivitas HIV, antikarang gigi, antivirus, mencegah pengaruh

kanker, menghambat mutagenic, sebagai kondensat asap rokok, menangkap radikal

bebas, dan menghambat oksidasi kolesterol jahat (LDL). (Nur Alam Syah, 2006)

Page 12: TEH HIJAU

Di bawah ini diuraikan beberapa penjelasan hasil riset dari fungsi biologis

tersebut.

1. Aktivitas sebagai antioksidan

Sifat antioksidan teh hijau mampu melindungi DNA sel-sel dari kerusakan

serangan oksidasi radikal bebas sehingga dengan demikian pertumbuhan sel-sel liar

atau tumor jinak dapat dicegah.

2. Manfaat terhadap penyakit kardiovaskular dan kadar kolesterol dalam darah

Studi epidemiologis (penelitian penyebab penyakit pada penduduk)

menunjukkan bahwa mereka yang minum teh hijau empat cangkir atau lebih tiap hari

berisiko lebih kecil untuk terkena aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) dan

penyakit jantung koroner.Teh hijau menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan

menaikkan HDL (kolesterol baik) serta menurunkan kolesterol serum total dan

trigliserida total. Sebaliknya, teh hitam (teh yang sudah diragikan) tidak berpengaruh

apa-apa terhadap jumlah kolesterol dalam darah.

3. Merangsang penurunan berat badan

Teh hijau meningkatkan terjadinya pembakaran lemak tubuh dan memegang

peranan penting dalam mengontrol komposisi tubuh manusia.

4. Mencegah bakteri H.Pylori, penyebab sakit perut, meningkatkan mikroflora

yang berguna di usus dan mengobati diare.

H.Pylori adalah bakteri mematikan penyebab gastritis dan penyakit saluran

pencernaan lain, termasuk kanker. Komponen teh hijau, khususnya ECGC memberi

efek penyembuhan terhadap infeksi H.Pylori ini. Polyphenol dari teh hijau

merangsang pertumbuhan bakteri bermanfaat dalam saluran pencernaan antara lain

Lactobacillus dan Bifidobacterium yang terbukti meningkatkan imunitas. Di samping

itu mengurangi pertumbuhan bakteri patogen seperti Clostridium perfrigens,

Clostridium difficle, bahkan juga bakteri Escherichia coli.

5. Perlindungan Ginjal dari pembentukan racun uremik

Ginjal memegang peranan utama dalam mengeluarkan zat-zat yang tak berguna

yang dihasilkan oleh metabolisme dalam tubuh. Ginjal mempunyai kemampuan lebih

Page 13: TEH HIJAU

untuk menjaga fungsinya serta untuk meregenerasi organnya. Penumpukan racun-

racun uremik dalam ginjal berakibat pada menurunnya fungsi ginjal yang di-tandai

oleh gejala uremia atau gagal ginjal. Racun-racun ini di antaranya adalah metilamin,

asam guani-dino-sukkinat dan metilguanidin. Metilguanidin yang berasal dari

kreatinin adalah penyebab bebagai penyakit seperti anorexia (kurang nafsu makan),

ulcer (tukak lambung), neuropati (gangguan sistem saraf) dan anemia (kekurangan

darah merah). Polyphenol dalam teh hijau menekan produksi metilguanidin yang

terlihat dari menurunnya kadar serum metilguanidin dalam darah setelah minum teh

hijau untuk beberapa waktu.

6. Mencegah lubang gigi dan penyakit gusi

Kedua hal ini disebabkan oleh tumbuh-berkembangnya bakteri mulut. Teh hijau

menurunkan secara jelas jumlah bakteri merugikan, termasuk streptococci dalam

mulut dan mencegah terjadinya plak (karang) gigi. Penyakit gusi terjadi karena

peradangan gusi akibat infeksi bakteri Porphyromonas gingivalis. Teh hijau dapat

mengurangi bakteri ini secara nyata di lapisan gusi sehingga membuat mulut lebih

sehat.

7. Efek deodorisasi dalam mulut

Senyawa belerang yang terbentuk dalam mulut seperti methylmercaptan dan

beberapa sulfida sebagai hasil penguraian protein oleh enzim dan bakteri

menyebabkan bau mulut (halitosis) sehabis makan. Teh hijau mampu mengurangi

secara mencolok gejala halitosis ini.

8. Memperlambat pemburaman lensa mata dalam proses katarak

Katarak diduga timbul akibat terbentuknya oksidan jenis peroksida yang reaktif

(antara lain dari radikal bebas) yang menyerang sel-sel lensa sehingga lambat laun

menjadi buram. ECGC ternyata mampu menghentikan proses pemburaman ini

dengan menekan peningkatan terbentuknya peroksida. Dengan demikian terbukti

ECGC dalam teh hijau dapat mencegah atau memperlambat terjadinya katarak.

Page 14: TEH HIJAU

9. Efek antiviral dan antimikrobial

Virus masuk tubuh manusia lewat kulit, organ seksual, pernafasan dan

pencernaan. Virus mengandung DNA atau RNA sendiri sehingga dapat

berkembangbiak dengan memanfaatkan sel-sel manusia. Teh hijau ternyata mampu

mempengaruhi biosintesa antara virus dengan sel-sel protein manusia ini, sehingga

disimpulkan catechin dari teh hijau dapat bermanfaat untuk mencegah atau mengobati

berbagai gangguan yang ditimbulkan virus-virus, antara lain virus patogen DNA :

adenovirus, herpes, cacar, serta virus RNA: retrovirus (penyebab HIV/AIDS).

Beberapa jenis retrovirus dan herpes ini juga bersifat merangsang tumbuhnya kanker.

Gejala umum yang ditimbulkan infeksi virus adalah demam, lemas, kurang nafsu

makan dan keracunan. Di samping melalui pencegahan sintesa DNA dan RNA di

atas, ekstrak teh hijau juga bersifat antiviral terhadap virus-virus influenza, herpes

simplex,Coxsackie virus B6 dan polio. Disimpulkan bahwa teh hijau menunjukkan

kemampuan melawan "bacterial cytotoxicity" (keracunan dalam sel oleh bakteri) dan

kemampuan melawan virus dan bakteri.

10. Pencegahan Kimiawi (Chemoprevention)

Kebiasaan makan dan pola hidup yang mengganggu kesehatan seperti makan

banyak lemak, bumbu dan asinan yang merangsang dan juga merokok, minum

alkohol serta kurang makan sayur dan buah-buahan menyebabkan berbagai gangguan

kesehatan akibat degenerasi. Gangguan ini antara lain hipertensi (darah tinggi),

gangguan jantung, stroke dan kanker. Istilah Pencegahan Kimiawi

(Chemoprevention) berbeda dengan Pengobatan Kanker karena di sini tujuan

utamanya adalah mengurangi risiko kemungkinan terjadinya kanker. Karena itu

dalam pola hidup sehat, makanan dan suplemen yang mengandung zat antikarsinogen

harus ada dalam makanan sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa minum teh

hijau dalam jumlah besar, terutama lebih dari 10 cangkir sehari memberikan manfaat

besar bagi kesehatan manusia, termasuk pencegahan kimiawi terhadap kanker, antara

lain kanker sistem pencernaan dari esofagus (saluran makanan antara mulut dan

lambung) ke lambung, usus dan dubur. Teh hijau juga menekan berkembangnya virus

Page 15: TEH HIJAU

penyebab leukemia dalam darah bahkan ECGC terbukti mampu membunuh sel-sel

leukemia yang umum terdapat di Amerika. Keuntungan pencegahan kimiawi

terhadap kanker dengan teh hijau adalah keamanannya tanpa ada efek samping,

murah dan cepat menyiapkannya.

11. Melindungi kulit terhadap sinar ultra violet

Kandungan polyphenol dalam teh hijau mampu mencegah terjadinya kanker

dan peradangan di kulit. Jika dioleskan di kulit, ia mampu melindungi kulit dari sinar

ultra-violet dan zat-zat yang merangsang terjadinya tumor pada kulit. Manfaat ini

juga diperoleh bila teh hijau itu diminum. Saat ini sudah ada krim kulit pelindung

terhadap sinar ultra-violet yang mengandung komponen teh hijau yang dinamai

epigallo.

12. Mencegah kerusakan paru-paru oleh tembakau

Minum teh hijau mencegah terjadinya tumor dalam paru-paru yang disebabkan

oleh kandungan karsinogen dalam tembakau, yaitu berbagai senyawa nitrosamine.

13. Melindungi hati

Sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan

sel-sel, teh hijau meningkatkan aktivitas enzim-enzim pertahanan tubuh superoksid

dismutase (SOD), glutathione peroxidase dan katalase yang melindungi hati, paru-

paru, kulit, kelenjar susu dan sistem pencernaan. Penelitian lain menunjukkan

kemampuan teh hijau memberi perlindungan terhadap penuaan otak.

14. Melindungi terhadap pankreatitis akut

Studi terkontrol terhadap sejumlah besar penduduk di Shanghai menunjukkan

berkurangnya risiko kanker usus besar, dubur dan pankreas. Setelah pemberian

polyphenol dari teh hijau sebanyak 500 mg/kg berat badan per hari, ternyata terjadi

penurunan jumlah mereka yang terkena kanker pankreas .

15. Menjaga esofagus tetap sehat

Kanker esofagus berada pada urutan ke sembilan dari kanker yang banyak

terjadi di dunia. Sekitar 300.000 kasus baru dilaporkan tiap tahun sedangkan 80% di

Page 16: TEH HIJAU

antaranya terjadi di negara berkembang. Sebagaimana terhadap jenis kanker lain, teh

hijau mampu mencegahnya bila diminum secara teratur.

16. Melindungi lapisan kulit lambung

Studi epidemiologis juga menunjukkan bahwa mereka yang minum teh hijau

secara teratur berisiko rendah terkena kanker pada lapisan kulit lambungnya, hal ini

disebabkan karena kemampuan EGCG mencegah terjadinya kanker pada kelenjar di

permukaan lambung.

17. Mencegah tumbuhnya tumor prostat dan payudara

Laporan dari beberapa negara di Asia menunjukkan rendahnya kasus kanker

prostat dan payudara di daerah yang mempunyai kebiasaan minum teh hijau sehari-

hari.

18. Melindungi daya ingat

Teh hijau tampaknya juga menjaga otak tetap 'tajam' dari bahaya kepikunan.

Orang dewasa yang minum teh hijau setidaknya dua cangkir sehari tampaknya tidak

punya masalah kognitif serius dibanding mereka yang minum teh kurang dari jumlah

tersebut. Kenapa? Sekali lagi karena antioksidan dosis tinggi yang terkandung dalam

teh yang memerangi radikal bebas yang berpotensi merusak saraf otak seperti yang

tampak pada penderita Alzheimer dan Parkinson.

19. Pembuat awet muda

Hal ini yang paling penting semakin muda dan sehat arteri Anda, maka

dampaknya Anda juga makin terlihat lebih sehat dan lebih muda. Jadi perangilah plak

yang tertimbun di pembuluh darah yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung

dan stroke. Tambahkan usia biologis dan energi dengan mengonsumsi teh hijau.

Berapa banyak dosis yang harus dikonsumsi? Sekitar 10 ons teh hijau per hari yang

akan menghalangi tubuh menyerap lemak yang menyumbat arteri dan kolesterol.

(Anonim, 2007)

Page 17: TEH HIJAU

PEMBAHASAN

Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase yang dilakukan

melalui pemanasan (udara panas) dan penguapan (stream/uap air). Kedua metode itu

berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin. Teh hijau

mengandung 16-30% senyawa katekin, meskipun jumlah ini masih dipengaruhi cuaca

(iklim), varietas, jenis tanah, dan tingkat kematangan daun. Katekin adalah senyawa

dominant dari polifenol teh hijau yang merupakan senyawa larut dalam air, tidak

berwarna dan memberikan rasa pahit.

Penurunan kadar katekin selama pengolahan teh hijau tidak sebanyak yang

terjadi pada pengolahan teh hitam. Hal ini dimungkinkan karena sejak awal telah

diupayakan inaktivasi ensim oksidasi selama proses pemanasan atau pelayuan. Tahap

berikutnya adalah penggulungan, pengeringan, sortasi, dan pengemasan. Kadar

katekin pada teh hijau selama pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4. Menurut kajian

perubahan besarnya kadar katekin selama pengolahan teh hijau tersebut, tampak

bahwa penurunan terbesar terjadi pada tahap pengeringan dan penggulungan yang

akan diperparah lagi apabila inaktivasi enzim selama tahap pelayuan tidak sempurna.

Selain itu, epigalokatekin galat (EGCG) merupakan katekin yang membawa

10%-50% dari kandungan katekin pada daun teh, dan terlihat sebagai katekin yang

aktivitas antioksidannya paling kuat. Kebanyakan manfaat positif dari daun teh

berasal dari EGCG yang terkandung di dalamnya. EGCG ini dapat menghambat

aktivitas enzim yang mengatur tekanan darah dan dapat membantu mengurangi

penyerapan vitamin B1 yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas metabolisme

gula sehingga bisa menurunkan berat badan. Oleh karena itu, dengan mengkonsumsi

teh hijau secara teratur, 2-4 gelas setiap hari, dapat menstimulasi terjadinya

penurunan tekanan darah dan membantu menormalkan tekanan darah pada penderita

tekanan darah tinggi. Struktur epigalokatekin galat (EGCG) pada teh hijau:

Page 18: TEH HIJAU

OH

OH

HO O OH

O

O OH

OH

OH

Epigalokatekin galat (EGCG)

Telah dilakukan pula pengamatan terhadap kadar katekin beberapa contoh teh

hijau dalam kemasan yang beredar di pasaran Indonesia (Tabel 6).

Tabel 6. Kadar katekin teh hijau dalam kemasan

No Merek Jenis Bentuk kemasan Katekin (%)

1 2 Tang teh hijau tea bag 10,89

10,85

2 Kepala Jenggot teh hijau bungkus 12,31

12,30

3 Nirwana teh hijau bungkus 10,97

10,87

4 TEHINDO teh hijau bungkus 11,47

11,48

Kemampuan senyawa katekin sebagai antioksidan telah banyak dibuktikan

dengan kekuatan 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali lebih efektif

daripada vitamin E. Daya antioksidan komponen katekin berbeda-beda. Epikatekin

Page 19: TEH HIJAU

galat mempunyai daya antioksidan sebesar 4,93; epigalo katekin galat sebesar 4,75;

epigalo katekin 3,82; epikatekin daya antioksidannya sebesar 2,50 dan untuk katekin

daya antioksidannya sebesar 2,40.

Teh Hijau

Katekin pada teh hijau dapat memberi konstribusi positif bagi kesehatan

manusia, yaitu mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, membunuh sel tumor,

menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru, kanker usus, sel kanker kulit, dan

membantu proses pencernaan makanan. Berguna pula mengobati penyakit

kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, perawatan gigi, perawatan kulit, mengurangi

gula darah, mencegah arthritis, mencegah kerusakan hati, serta sebagai penurun berat

badan.

Teh telah dikonsumsi secara langsung baik dalam bentuk teh curah, teh celup,

maupun siap minum. Selain itu, ekstrak teh dapat disiapkan dalam berbagai bentuk

fisik sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Ekstrak teh yang tajam, misalnya

dibuat dengan menuang daun teh di dalam campuran alcohol/air, ekstrak teh yang

lembut dibuat dengan mengkonsentrasikan seduhan yang tajam menjadi berkadar air

20-25%, dan bubuk ekstrak teh atau ekstrak kering dibuat dengan pengeringan

semprot seduhan tersebut setelah dikonsentrasikan menjadi padatan 40-45%. Akar

tanaman teh juga telah banyak diekstrak dan digunakan sebagai bahan antineoplastik.

Page 20: TEH HIJAU

KESIMPULAN

EGCG (epigallocatechin gallate) dan katekin adalah komponen bioaktif paling

dominan dalam teh yang bermanfaat bagi kesehatan. Sebagai antioksidan yang kuat,

EGCG dan katekin mempunyai kemampuan mengusir radikal bebas. Selain itu,

EGCG juga berfungsi untuk antiatherogenic, antithrombotic, dan antimicrobial.

Penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh EGCG antara lain penyakit jantung

koroner, stroke, dan caries pada gigi.

Sifat menyehatkan katekin dalam teh tersebut dapat digunakan sebagai dasar

dalam desain teknologi proses pengolahan bahan minuman berbasis the yang

menyehatkan. Minum teh hijau secara teratur dapat membantu secara signifikan

usaha pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Teh Hijau dan khasiatnya. http:// Teh-dan-Segala-Manfaatnya-I255.html. balomorphic.com/. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 19.20 WITA.

Anonim. 2001. Safety Data for Catechin. http://physchem.ox.ac.uk./MSDS/. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 19.50 WITA.

Anonim. 2008. Artikel teh hijau, Teh-dan-Segala-Manfaatnya. http://www.Dechacare.com. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 21 10 WITA.

Bambang, K. 1993. Teh Hijau dan Kesehatan. Pusat Penelitian The dan Kina

gambung. Bandung.

Bhatia, I. S. 1963. Chemical Aspect of Green Leaf Processing, Two and a bud. 10(2). 28-33.

Graham HN. 1984. Tea : The Plant and Its Manufacture : Chemistry and Consumption of the Beverage. In Liss AR. The Methylxanthine Beverages and Foods : Chemistry, Consumption, and Health Effects. Prog Clin Biol Rev. : 29-74.

Page 21: TEH HIJAU

Rohdiana, Dadan. 2007. Pendekatan secara ilmiah untuk membuat seduhan teh yang baik benar dan menyehatkan. http://anekaplanta.wordpress.com//. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 20. 13 WITA.

Syah, A. Nur Alam. 2006. Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau. Cet. 1 Agro Media Pustaka. Jakarta.

Tjitrosoepomo G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press. Yogyakarta. Cet: ke-2. 1-477.

Page 22: TEH HIJAU

Makalah

PERANAN SENYAWA EPIGALOKATEKIN GALAT (EGCG) DAN KATEKIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM TEH HIJAU

(Camellia sinensis O.K.Var.assamica)

PART OF THE EPIGALOCATECHIN GALAT (EGCG) AND CATECHIN AS AN ANTIOXIDAN IN GREEN TEA (Camellia sinensis O.K.Var.assamica)

Diajukan dan dipresentasikan untuk memenuhi persyaratandalam menempuh mata kuliah seminar kimia

Disusun Oleh:AKHWANI MUTIARA DEWI

05 1314010

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2009

Page 23: TEH HIJAU

AIR CONTAMINATION, CONSEQUENCE, AND EXPEDIENT TO OVERCOME IT *)

ABSTRACOLEH: JANUARTI PRAMITA T. **)

Side by side with human population increase and its necessity, also cause environment contamination problems increase. Environment contamination that very influence world climate is air contamination, that is eksternal and internal faktor. This air contamination cause negatif consequence for life in earth surface. Therefore, we need due overcome, in this case, it can do whether before the air contamination happen or after the air contamination happen.

Keyword: air contamination, factor, consequency, overcome

PENCEMARAN UDARA, DAMPAK, DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA*)

ABSTRAKOLEH: JANUARTI PRAMITA T.**)

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah banyaknya kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula terjadinya masalah-masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, diperlukan penanggulangan yang tepat, dalam hal ini penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan sebelum pencemaran itu terjadi ataupun setelah terjadinya pencemaran udara.

Kata Kunci: pencemaran udara, faktor, dampak, penanggulangan

*) Dibawakan pada mata kuliah Seminar Kimia **) Mahasiswa Kimia Angkatan 2005

Page 24: TEH HIJAU

PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ANORGANIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI

1. AKHWANI MUTIARA DEWI 05 1314010

2. KURNIA RAMADANI K. 05 1314012

3. NUR PIA ULVA 05 1314029

4. USMAN SYAH 05 1314031

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2009

LEMBAR PENGESAHAN

Page 25: TEH HIJAU

Laporan lengkap praktikum Sintesis Kimia Anorganik dengan judul percobaan:

1. Kuprisulfat pentahidrat

2. Heksaaminakobalt(III)triklorida

3. Senyawaan koordinasi pentaaminakobalt(III)

4. Kalium bikromat

5. Kromium(III)oksida

6. Kristal tunggal besar

Telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten serta

dinyatakan diterima.

Makassar, 16 Januari 2009

Dosen Penanggung Jawab Praktikum Koordinator asisten

Dra. Melati. Masri, M. Si. Durrah Hapid, S. Si.


Recommended