Date post: | 05-Aug-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | kurniaunhy |
View: | 252 times |
Download: | 2 times |
PART OF THE EPIGALOCATECHIN GALAT (EGCG) AND CATECHIN AS AN ANTIOXIDAN IN GREEN TEA (Camellia sinensis O.K.Var.assamica) *)
ABSTRACOLEH: AKHWANI MUTIARA DEWI**)
Tea is a traditional drink which popular along the time in society. They drink tea not only because its enjoyment, but also for get the health benefits. This benefits found from tea bioactive component called catechin. The green tea that found from Camellia sinensis plant is tea whithin an experience of fermentation so that the catechin womb is more than tea with an experience of fermentation. Green tea have some various of catechin, such as epicatechin (EC), epicatechin gallat (ECG), epigalocatechin gallat (EGCG), gallocatechin, and catechin. Catechin have various benefits, such as antioxidan, anti cancer, antibacterial, help to reduce high pressure, prevent heart desease and increase body immunity system.
Keyword: green tea, epigalocatechin galat (EGCG), catechin, antioxidan
PERANAN SENYAWA EPIGALOKATEKIN GALAT (EGCG) DAN KATEKIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM TEH HIJAU
(Camellia sinensis O.K.Var.assamica) *)
ABSTRAKOLEH: AKHWANI MUTIARA DEWI**)
Teh merupakan minuman tradisional yang sangat populer sepanjang masa di masyarakat. Masyarakat meminum teh tidak hanya karena kenikmatannya saja, tetapi juga untuk mendapatkan khasiatnya yang menyehatkan. Khasiat ini didapat dari senyawa bioaktif teh yaitu katekin. Teh hijau yang diperoleh dari tanaman Camellia sinensis adalah teh yang tidak mengalami fermentasi sehingga kandungan katekinnya lebih banyak dibandingkan teh yang mengalami fermentasi. Teh hijau mengandung beberapa jenis katekin, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigallokatekin (EGC), epigalokatekin galat (EGCG), gallokatekin, dan katekin. Katekin memiliki berbagai macam manfaat, antara lain sebagai anti oksidan, anti kanker, anti bakterial alami, membantu menurunkan tekanan darah, mencegah penyakit jantung, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Kata Kunci: teh hijau, epigalokatekin galat (EGCG), katekin, antioksidan
*) Dibawakan pada mata kuliah Seminar Kimia
**) Mahasiswa Kimia Angkatan 2005PENDAHULUAN
Teh merupakan bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal dan
dikonsumsi di banyak negara serta di berbagai lapisan masyarakat. Teh hitam
diproduksi oleh lebih dari 75% negara di dunia, sedangkan teh hijau di produksi
kurang lebih di 22% negara di dunia. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh
dapat memberi kesan warna, rasa, dan aroma yang memuaskan peminumnya. Jadilah
teh minuman penyegar yang nikmat. Berbekal kenyataan lama bahwa teh dipakai
sebagai obat dan sarana meditasi dalam upacara ritual keagamaan, penelitian dalam
dasawarsa terakhir abad 20 ini menunjukkan bukti bahwa teh dapat menjaga
kesehatan tubuh manusia.
Kondisi tanah dan iklim lingkungan di Indonesia menyebabkan hampir 100%
tanaman teh di Indonesia adalah C. sinensis varietas assamica. Pucuk teh yang
dihasilkan tanaman tersebut 80% diolah menjadi teh hitam, sedangkan sisanya diolah
menjadi teh hijau. Teh hitam terutama diproduksi oleh perkebunan besar negara dan
sebagian perkebunan besar swasta, sedangkan teh hijau terutama diproduksi oleh
pabrik teh swasta yang menerima pasokan bahan baku dari perkebunan teh rakyat.
Perkebunan besar swasta juga memproduksi teh hijau dimana hampir seluruh
produksi teh hitam Indonesia diekspor dan sebaliknya hampir seluruh teh hijau
dikonsumsi di dalam negeri setelah diolah lanjut menjadi teh wangi .
Daun teh mengandung senyawa polifenol dan enzim polifenol oksidase.
Tergantung cara pengolahan teh, dihasilkan jenis-jenis teh yakni teh hijau, teh hitam
dan teh Oolong. Teh hijau mengandung polifenol jenis epigalokatekin galat (EGCG),
sedangkan yang terdapat dalam black tea adalah tehaflavin galat (TFG). Oleh karena
itu, akan dibahas tentang EGCG dalam teh hijau karena kandungan senyawa katekin
dan turunannya lebih banyak daripada teh hitam yang proses pengolahannya sengaja
mengoksidasi katekin untuk memperbaiki warna, rasa, dan aromanya (prosesnya
panning).
Katekin yang mendominasi ±20% berat kering teh merupakan substansi utama
yang menyebabkan teh memenuhi persyaratan sebagai minuman fungsional. Senyawa
ini dikandung lebih banyak pada pucuk tanaman teh ( Camellia sinensis ) varietas
assamica dibandingkan varietas sinensis (Yamanishi, 1995). Di dalam tubuh,
senyawa ini membantu kinerja enzim superoxide dismutase (SOD) yang berfungsi
menyingkirkan radikal bebas. Seperti diketahui, radikal bebas yang dihasilkan dari
proses oksidasi di dalam tubuh berbahaya bagi kesehatan karena menghambat aliran
darah sehingga dapat menimbulkan penyakit kardiovaskular (jantung), menyebabkan
kulit menjadi keriput dan membentuk noda hitam.
Hasil penelitian Ogu'ni (1996), teh akan meningkatkan sistem pertukaran
biologis tubuh, misalkan mereduksi alergi, aktivasi kekebalan, memperkaya getah
bening. Sistem pencegahan penyakit, misalkan pencegahan tekanan darah tinggi, dan
diabetes, pencegahan kelainan metabolisme bawaan tumor. Sistern penyembuhan
penyakit, misainya pengendali irama/kerak fisik misalnya sirkulasi sistem saraf pusat
dan perifer, mengatur penyerapan nutrisi, serta sistem penghambatan ketuaan,
misalnya pengendali pembentukan peroksida lemak.
Penelitian terakhir menyebutkan bahwa keempat komponen polifenol teh:
epigalokatekin galat (EGCG), epikatekin galat (EGC), epigalokatekin (EGC) dan
epikatekin (EC) merupakan antioksidan yang penting. Diantara keempat komponen
itu, EGCG merupakan komponen yang paling potensial dan secara kimia mempunyai
aktivitas biokimia yang paling kuat.
KLASIFIKASI
Genus Camellia dibedakan menjadi beberapa spesies teh yaitu sinensis,
assamica, irrawadiensis. Sejak tahun 1958 semua teh dikenal sebagai suatu spesies
tunggal Camellia sinensis dengan beberapa varietas khusus, yaitu sinensis, assamica
dan irrawadiensis. Menurut Graham HN (1984); Van Steenis CGGJ (1987) dan
Tjitrosoepomo G (1989), tanaman teh Camellia sinensis O.K.Var.assamica (Mast)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensis
Varietas : Assamica
(Graham HN. 1984)
MACAM-MACAM TEH
Berdasarkan penanganan pasca panen, teh dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu :
1. Teh Hijau (Green Tea)
Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi; daun teh diperlakukan dengan
panas sehingga terjadi inaktivasi enzim. Pemanasan ini dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan udara kering dan pemanasan basah dengan uap panas (steam), pada
pemanasan dengan suhu 85°C selama 3 menit, aktivitas enzim polifenol oksidase
tinggal 5,49%. Pemanggangan (pan firing) secara tradisional dilakukan pada suhu
100-200 °C sedangkan pemanggangan dengan mesin suhunya sekitar 220-300°C.
Pemanggangan daun teh akan memberikan aroma dan flavor yang lebih kuat
dibandingkan dengan pemberian uap panas. Keuntungan dengan cara pemberian uap
panas, adalah warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang.
2. Teh hitam (Balck Tea)
Teh hitam diperoleh melalui proses fermentasi. Proses fermentasi ini tidak
menggunakan mikrobia sebagai sumber enzim, melainkan dilakukan oleh enzim
polifenol oksidase yang terdapat di dalam daun teh itu sendiri. Proses ini
menyebabkan katekin (flavanol) mengalami oksidasi dan akan menghasilkan
thearubigin. Caranya adalah sebagai berikut : daun teh segar dilayukan terlebih
dahulu pada palung pelayu, kemudian digiling sehingga sel-sel daun rusak,
selanjutnya dilakukan fermentasi pada suhu sekitar 22-28°C dengan kelembaban
sekitar 90%. Lamanya fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir; biasanya
dilakukan selama 2-4 jam. Apabila proses fermentasi telah selesai, dilakukan
pengeringan sampai kadar air teh kering mencapai 4-6%
3. Teh oolong
Teh oolong diproses secara semi fermentasi dan dibuat dengan bahan baku
khusus, yaitu varietas tertentu yang memberikan aroma khusus. Daun teh dilayukan
lebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu 160-240°C selama 3-7 menit untuk
inaktivasi enzim, selanjutnya digulung dan dikeringkan. (Andi Nur Alam Syah. 2006)
4. Teh putih (white tea)
Merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil dari
satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Kandungan antioksidan
paling tinggi. Prosesnya yaitu daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga
warnanya menjadi putih. Mutu teh merupakan kumpulan sifat yang dimiliki oleh teh,
baik sifat fisik maupun kimianya. Kedua sifat ini telah dimiliki sejak masih berupa
pucuk teh maupun diperoleh sebagai akibat teknik penanganan dan pengolahan yang
dilakukan. (http://www.decha care.com)
KOMPONEN TEH HIJAU
Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat digolongkan menjadi empat
kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi penyebab
aroma, dan enzim. Keempat kelompok tersebut bersama-sama mendukung terjadinya
sifat-sifat yang baik pada teh, apabila pengolahannya dilakukan secara tepat. (Andi
Nur Alam Syah. 2006)
Komposisi dari teh hijau ditunjukkan oleh tabel 3. Penurunan kadar katekin
selama pengolahan teh hijau tidak sebanyak yang terjadi pada pengolahan teh hitam,
hal ini dimungkinkan karena sejak awal telah diupayakan inaktivasi ensim oksidasi
selama proses pemanasan atau pelayuan. Tahap berikutnya adalah penggulungan,
pengeringan, sortasi, dan pengemasan. Kadar katekin pada teh hijau selama
pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.
Kajian perubahan besarnya kadar katekin selama pengolahan teh hijau tersebut,
tampak bahwa penurunan terbesar terjadi pada tahap pengeringan dan penggulungan
yang akan diperparah lagi apabila inaktivasi ensim selama tahap pelayuan tidak
sempurna.
Tabel 1. Katekin pada beberapa jenis teh Indonesia
Negara Jenis teh Substansi katekin (% b.k.)
Indonesia teh hitam Orthodox 8,24
teh hitam CTC 7,02
teh hijau ekspor 11,60
teh hijau lokal 10,81
teh wangi 9,28
Jepang sencha 5,06
Cina teh oolong 6,73
teh wangi 7,47
Sri Lanka teh hitam BOP 7,39
Sumber : (Bambang K, 1993)Vakuola dalam daun teh mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti
katekin, kafein, aneka asam amino, dan berbagai gula. Sitoplasma mengandung
enzim pengoksida, yaitu polifenol oksidase, klorofil, dan karoten. Persentase
kandungan katekin dan kafein menunjukkan tingkat mutu seduhan dari pucuk daun
teh yang digunakan. Gambaran mengenai komposisi pucuk daun teh disajikan pada
table 2.
Tabel 2. Komposisi pucuk daun teh (% berat kering)
Bagian dari sel Senyawa TotalYang larut dalam
air
Dinding sel
(Cell wall)
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Pektin
24,0
6,5
0,0
2,3
Protoplasma
(Outer cell
membrane)
Protein
Lemak
Tepung
17,0
8,0
0,5
0,0
0,0
Vakuola
(Inner cell
Membrane)
Polifenol
Katekin
Kafein
Asam amino
Asam gula
Asam organic
Abu/mineral
22,0
4,0
7,0
3,0
3,0
5,0
22,0
4,0
7,0
3,0
3,0
4,0
Jumlah 100,0 45,3
Sumber: Bhatia, 1963
Tabel 3. Komposisi teh hijau
Sumber: (Graham HN, 1984)
No.Komponen %Berat kering
1.Kafein 7,43
2.(-) Epicatechin 1,98
3.(-) Epicatechin gallat 5,20
4.(-) Epigallocatechin 8,42
5.(-) Epigallocatechin gallat 20,29
6.Flavonol 2,23
7.Theanin 4,70
8.Asam glutamat 0,50
9.Asam aspartat 0.50
10.Arginin 0,74
11.Asam amino lain
0,74
12.Gula 6,68
13.Bhn yg dpt mengendapkan alkohol
12,13
14.Kalium (potassium) 3,96
Tabel 4. Kadar katekin selama pengolahan teh hijau
Katekin total
Tahap pengolahan Yang dianalisis b.k.% Katekin pucuk
segar
1. Sebelum diolah pucuk segar 15,53 100,00
2. Pelayuan pucuklayu 14,39 92,66
3. Penggilingan bubukgiling 13,35 85,96
4. Pengeringan I bubuk kering awal 13,06 84,10
5. Pengeringan akhir bubuk kering akhir 11,88 76,50
6. Sortasi
GI P1 13,05 84,03
CM 1 12,61 81,20
SM 1 11,79 75,92
GP3 12,16 78,30
CM 3 11,14 71,73
SM 3 11,55 74,37
peko 11,66 75,08
jikeng 9,97 64,20
bubuk 10,62 68,38
tulang 6,96 44,82
Sumber: (Bambang K, 1993)
KATEKIN DAN EPIGALOKATEKIN GALAT (EGCG)
Polifenol teh atau sering disebut dengan katekin merupakan zat yang unik
karena berbeda dengan katekin yang terdapat pada tanaman lain. Katekin dalam teh
tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk terhadap pencernaan makanan.
Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi,
memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambat
pertumbuhan sel kanker. (Nur Alam Syah. 2006)
Katekin tersintesis dalam daun teh melalui jalur asam melanik dan asam
shikimik, sedangkan asam galik diturunkan dari suatu produk antara yang diproduksi
dalam jalur metabolic asam shikimik.
Katekin mengalami banyak perubahan kimia seperti oksidasi dan epimerisasi
selama proses pengolahan dan penyeduhan. Selama proses pengolahan, oksidasi
dihambat dengan cara inaktivasi enzim polifenol oksidase dalam daun teh melalui
proses pelayuan, pengeringan atau pengukusan. Epimerisasi katekin merupakan salah
satu reaksi terpenting dalam penyeduhan. Masing-masing katekin dapat mengalami
epimerisasi dari epistruktur menjadi non epistruktur. Penyeduhan menyebabkan
kandungan senyawa epistruktur seperti epigalokatekin galat (EGCG), epigalokatekin
(EGC), epikatekin (EC), dan epikatekin galat (ECG) menjadi turun. Sementara itu,
kandungan katekin non epistruktur seperti galokatekin (GC), katekin (C), galokatekin
galat (GCG), dan katekin galat (CG) menjadi meningkat. (Dadan Rohdiana. 2007)
Tabel 5. Sifat fisik dan kimia katekin
Sifat fisik Sifat kimia
Kenampakan : putih
Melting point : 104 – 106oC
Boiling point : 245oC
Tekanan uap : 1 mm Hg pada 75oC
Densitas uap : 3,8 g/m3
Flash point : 137oC
Explosion limits : 1,97%
(batas atas)
Sensitif terhadap oksigen
Sensitif terhadap cahaya (dapat mengalami
perubahan warna apabila is mengalamin
kontak langsung dengan udara terbuka)
Berfungsi sebagai antioksidan
Substansi yang dihindari : unsur oksidasi,
asam klorida, asam anhidrida, basa, dan
asam nitrit.
Larut dalam air hangat
Stabil dalam kondisi agak asam atau netral
(pH optimum 4-8)
Sumber: Anonim, 2001 dan Michael dan Irene, 1997
Diketahui bahwa katekin membentuk beberapa kompleks dalam reaksi dengan
kafein, protein, peptida, ion tembaga, atau siklodekstrin. Kemunculan oksigen tidak
terlarut, tampak bahwa sifat-sifat kimia pembentukan katekin kompleks teh hijau
dengan substansi yang disebutkan di atas sangat berhubungan dengan fungsi
fisiologia katekin teh hijau. (Nur Alam Syah. 2006)
ANTIOKSIDAN DAN PERANANNYA
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Secara khusus dapat diartikan
bahwa antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi
antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid (Kochhar dan Rossell, 1990).
Daya antioksidan komponen katekin berbeda-beda. Epikatekin galat
mempunyai daya antioksidan sebesar 4,93; epigalo katekin galat sebesar 4,75; epigalo
katekin 3,82; epikatekin daya antioksidannya sebesar 2,50 dan untuk katekin daya
antioksidannya sebesar 2,40. Daya antioksidan komponen katekin tersebut lebih besar
jika dibandingkan dengan vitamin C ataupun β-karoten.
Aktivitas antioksidan teh hijau diketahui berhubungan dengan kandungan
polifenolnya. Polifenol teh secara luas digunakan sebagai antioksidan alami guna
mencegah oksidasi minyak makan atau pudarnya warna kemerahan pada makanan.
Contoh sederhana sumber makanan pembawa radikal bebas adalah makanan yang
digoreng dengan minyak goreng yang telah digunakan berulang, seperti makanan
jajanan tahu, pisang, tempe, bakwan goreng, dan lain-lain. Polifenol teh hijau juga
diketahui mempunyai beberapa aktivitas biokimia, seperti menghambat mutasi
bakteri, menghambat aktivitas HIV, antikarang gigi, antivirus, mencegah pengaruh
kanker, menghambat mutagenic, sebagai kondensat asap rokok, menangkap radikal
bebas, dan menghambat oksidasi kolesterol jahat (LDL). (Nur Alam Syah, 2006)
Di bawah ini diuraikan beberapa penjelasan hasil riset dari fungsi biologis
tersebut.
1. Aktivitas sebagai antioksidan
Sifat antioksidan teh hijau mampu melindungi DNA sel-sel dari kerusakan
serangan oksidasi radikal bebas sehingga dengan demikian pertumbuhan sel-sel liar
atau tumor jinak dapat dicegah.
2. Manfaat terhadap penyakit kardiovaskular dan kadar kolesterol dalam darah
Studi epidemiologis (penelitian penyebab penyakit pada penduduk)
menunjukkan bahwa mereka yang minum teh hijau empat cangkir atau lebih tiap hari
berisiko lebih kecil untuk terkena aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) dan
penyakit jantung koroner.Teh hijau menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan
menaikkan HDL (kolesterol baik) serta menurunkan kolesterol serum total dan
trigliserida total. Sebaliknya, teh hitam (teh yang sudah diragikan) tidak berpengaruh
apa-apa terhadap jumlah kolesterol dalam darah.
3. Merangsang penurunan berat badan
Teh hijau meningkatkan terjadinya pembakaran lemak tubuh dan memegang
peranan penting dalam mengontrol komposisi tubuh manusia.
4. Mencegah bakteri H.Pylori, penyebab sakit perut, meningkatkan mikroflora
yang berguna di usus dan mengobati diare.
H.Pylori adalah bakteri mematikan penyebab gastritis dan penyakit saluran
pencernaan lain, termasuk kanker. Komponen teh hijau, khususnya ECGC memberi
efek penyembuhan terhadap infeksi H.Pylori ini. Polyphenol dari teh hijau
merangsang pertumbuhan bakteri bermanfaat dalam saluran pencernaan antara lain
Lactobacillus dan Bifidobacterium yang terbukti meningkatkan imunitas. Di samping
itu mengurangi pertumbuhan bakteri patogen seperti Clostridium perfrigens,
Clostridium difficle, bahkan juga bakteri Escherichia coli.
5. Perlindungan Ginjal dari pembentukan racun uremik
Ginjal memegang peranan utama dalam mengeluarkan zat-zat yang tak berguna
yang dihasilkan oleh metabolisme dalam tubuh. Ginjal mempunyai kemampuan lebih
untuk menjaga fungsinya serta untuk meregenerasi organnya. Penumpukan racun-
racun uremik dalam ginjal berakibat pada menurunnya fungsi ginjal yang di-tandai
oleh gejala uremia atau gagal ginjal. Racun-racun ini di antaranya adalah metilamin,
asam guani-dino-sukkinat dan metilguanidin. Metilguanidin yang berasal dari
kreatinin adalah penyebab bebagai penyakit seperti anorexia (kurang nafsu makan),
ulcer (tukak lambung), neuropati (gangguan sistem saraf) dan anemia (kekurangan
darah merah). Polyphenol dalam teh hijau menekan produksi metilguanidin yang
terlihat dari menurunnya kadar serum metilguanidin dalam darah setelah minum teh
hijau untuk beberapa waktu.
6. Mencegah lubang gigi dan penyakit gusi
Kedua hal ini disebabkan oleh tumbuh-berkembangnya bakteri mulut. Teh hijau
menurunkan secara jelas jumlah bakteri merugikan, termasuk streptococci dalam
mulut dan mencegah terjadinya plak (karang) gigi. Penyakit gusi terjadi karena
peradangan gusi akibat infeksi bakteri Porphyromonas gingivalis. Teh hijau dapat
mengurangi bakteri ini secara nyata di lapisan gusi sehingga membuat mulut lebih
sehat.
7. Efek deodorisasi dalam mulut
Senyawa belerang yang terbentuk dalam mulut seperti methylmercaptan dan
beberapa sulfida sebagai hasil penguraian protein oleh enzim dan bakteri
menyebabkan bau mulut (halitosis) sehabis makan. Teh hijau mampu mengurangi
secara mencolok gejala halitosis ini.
8. Memperlambat pemburaman lensa mata dalam proses katarak
Katarak diduga timbul akibat terbentuknya oksidan jenis peroksida yang reaktif
(antara lain dari radikal bebas) yang menyerang sel-sel lensa sehingga lambat laun
menjadi buram. ECGC ternyata mampu menghentikan proses pemburaman ini
dengan menekan peningkatan terbentuknya peroksida. Dengan demikian terbukti
ECGC dalam teh hijau dapat mencegah atau memperlambat terjadinya katarak.
9. Efek antiviral dan antimikrobial
Virus masuk tubuh manusia lewat kulit, organ seksual, pernafasan dan
pencernaan. Virus mengandung DNA atau RNA sendiri sehingga dapat
berkembangbiak dengan memanfaatkan sel-sel manusia. Teh hijau ternyata mampu
mempengaruhi biosintesa antara virus dengan sel-sel protein manusia ini, sehingga
disimpulkan catechin dari teh hijau dapat bermanfaat untuk mencegah atau mengobati
berbagai gangguan yang ditimbulkan virus-virus, antara lain virus patogen DNA :
adenovirus, herpes, cacar, serta virus RNA: retrovirus (penyebab HIV/AIDS).
Beberapa jenis retrovirus dan herpes ini juga bersifat merangsang tumbuhnya kanker.
Gejala umum yang ditimbulkan infeksi virus adalah demam, lemas, kurang nafsu
makan dan keracunan. Di samping melalui pencegahan sintesa DNA dan RNA di
atas, ekstrak teh hijau juga bersifat antiviral terhadap virus-virus influenza, herpes
simplex,Coxsackie virus B6 dan polio. Disimpulkan bahwa teh hijau menunjukkan
kemampuan melawan "bacterial cytotoxicity" (keracunan dalam sel oleh bakteri) dan
kemampuan melawan virus dan bakteri.
10. Pencegahan Kimiawi (Chemoprevention)
Kebiasaan makan dan pola hidup yang mengganggu kesehatan seperti makan
banyak lemak, bumbu dan asinan yang merangsang dan juga merokok, minum
alkohol serta kurang makan sayur dan buah-buahan menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan akibat degenerasi. Gangguan ini antara lain hipertensi (darah tinggi),
gangguan jantung, stroke dan kanker. Istilah Pencegahan Kimiawi
(Chemoprevention) berbeda dengan Pengobatan Kanker karena di sini tujuan
utamanya adalah mengurangi risiko kemungkinan terjadinya kanker. Karena itu
dalam pola hidup sehat, makanan dan suplemen yang mengandung zat antikarsinogen
harus ada dalam makanan sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa minum teh
hijau dalam jumlah besar, terutama lebih dari 10 cangkir sehari memberikan manfaat
besar bagi kesehatan manusia, termasuk pencegahan kimiawi terhadap kanker, antara
lain kanker sistem pencernaan dari esofagus (saluran makanan antara mulut dan
lambung) ke lambung, usus dan dubur. Teh hijau juga menekan berkembangnya virus
penyebab leukemia dalam darah bahkan ECGC terbukti mampu membunuh sel-sel
leukemia yang umum terdapat di Amerika. Keuntungan pencegahan kimiawi
terhadap kanker dengan teh hijau adalah keamanannya tanpa ada efek samping,
murah dan cepat menyiapkannya.
11. Melindungi kulit terhadap sinar ultra violet
Kandungan polyphenol dalam teh hijau mampu mencegah terjadinya kanker
dan peradangan di kulit. Jika dioleskan di kulit, ia mampu melindungi kulit dari sinar
ultra-violet dan zat-zat yang merangsang terjadinya tumor pada kulit. Manfaat ini
juga diperoleh bila teh hijau itu diminum. Saat ini sudah ada krim kulit pelindung
terhadap sinar ultra-violet yang mengandung komponen teh hijau yang dinamai
epigallo.
12. Mencegah kerusakan paru-paru oleh tembakau
Minum teh hijau mencegah terjadinya tumor dalam paru-paru yang disebabkan
oleh kandungan karsinogen dalam tembakau, yaitu berbagai senyawa nitrosamine.
13. Melindungi hati
Sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan
sel-sel, teh hijau meningkatkan aktivitas enzim-enzim pertahanan tubuh superoksid
dismutase (SOD), glutathione peroxidase dan katalase yang melindungi hati, paru-
paru, kulit, kelenjar susu dan sistem pencernaan. Penelitian lain menunjukkan
kemampuan teh hijau memberi perlindungan terhadap penuaan otak.
14. Melindungi terhadap pankreatitis akut
Studi terkontrol terhadap sejumlah besar penduduk di Shanghai menunjukkan
berkurangnya risiko kanker usus besar, dubur dan pankreas. Setelah pemberian
polyphenol dari teh hijau sebanyak 500 mg/kg berat badan per hari, ternyata terjadi
penurunan jumlah mereka yang terkena kanker pankreas .
15. Menjaga esofagus tetap sehat
Kanker esofagus berada pada urutan ke sembilan dari kanker yang banyak
terjadi di dunia. Sekitar 300.000 kasus baru dilaporkan tiap tahun sedangkan 80% di
antaranya terjadi di negara berkembang. Sebagaimana terhadap jenis kanker lain, teh
hijau mampu mencegahnya bila diminum secara teratur.
16. Melindungi lapisan kulit lambung
Studi epidemiologis juga menunjukkan bahwa mereka yang minum teh hijau
secara teratur berisiko rendah terkena kanker pada lapisan kulit lambungnya, hal ini
disebabkan karena kemampuan EGCG mencegah terjadinya kanker pada kelenjar di
permukaan lambung.
17. Mencegah tumbuhnya tumor prostat dan payudara
Laporan dari beberapa negara di Asia menunjukkan rendahnya kasus kanker
prostat dan payudara di daerah yang mempunyai kebiasaan minum teh hijau sehari-
hari.
18. Melindungi daya ingat
Teh hijau tampaknya juga menjaga otak tetap 'tajam' dari bahaya kepikunan.
Orang dewasa yang minum teh hijau setidaknya dua cangkir sehari tampaknya tidak
punya masalah kognitif serius dibanding mereka yang minum teh kurang dari jumlah
tersebut. Kenapa? Sekali lagi karena antioksidan dosis tinggi yang terkandung dalam
teh yang memerangi radikal bebas yang berpotensi merusak saraf otak seperti yang
tampak pada penderita Alzheimer dan Parkinson.
19. Pembuat awet muda
Hal ini yang paling penting semakin muda dan sehat arteri Anda, maka
dampaknya Anda juga makin terlihat lebih sehat dan lebih muda. Jadi perangilah plak
yang tertimbun di pembuluh darah yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung
dan stroke. Tambahkan usia biologis dan energi dengan mengonsumsi teh hijau.
Berapa banyak dosis yang harus dikonsumsi? Sekitar 10 ons teh hijau per hari yang
akan menghalangi tubuh menyerap lemak yang menyumbat arteri dan kolesterol.
(Anonim, 2007)
PEMBAHASAN
Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase yang dilakukan
melalui pemanasan (udara panas) dan penguapan (stream/uap air). Kedua metode itu
berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin. Teh hijau
mengandung 16-30% senyawa katekin, meskipun jumlah ini masih dipengaruhi cuaca
(iklim), varietas, jenis tanah, dan tingkat kematangan daun. Katekin adalah senyawa
dominant dari polifenol teh hijau yang merupakan senyawa larut dalam air, tidak
berwarna dan memberikan rasa pahit.
Penurunan kadar katekin selama pengolahan teh hijau tidak sebanyak yang
terjadi pada pengolahan teh hitam. Hal ini dimungkinkan karena sejak awal telah
diupayakan inaktivasi ensim oksidasi selama proses pemanasan atau pelayuan. Tahap
berikutnya adalah penggulungan, pengeringan, sortasi, dan pengemasan. Kadar
katekin pada teh hijau selama pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4. Menurut kajian
perubahan besarnya kadar katekin selama pengolahan teh hijau tersebut, tampak
bahwa penurunan terbesar terjadi pada tahap pengeringan dan penggulungan yang
akan diperparah lagi apabila inaktivasi enzim selama tahap pelayuan tidak sempurna.
Selain itu, epigalokatekin galat (EGCG) merupakan katekin yang membawa
10%-50% dari kandungan katekin pada daun teh, dan terlihat sebagai katekin yang
aktivitas antioksidannya paling kuat. Kebanyakan manfaat positif dari daun teh
berasal dari EGCG yang terkandung di dalamnya. EGCG ini dapat menghambat
aktivitas enzim yang mengatur tekanan darah dan dapat membantu mengurangi
penyerapan vitamin B1 yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas metabolisme
gula sehingga bisa menurunkan berat badan. Oleh karena itu, dengan mengkonsumsi
teh hijau secara teratur, 2-4 gelas setiap hari, dapat menstimulasi terjadinya
penurunan tekanan darah dan membantu menormalkan tekanan darah pada penderita
tekanan darah tinggi. Struktur epigalokatekin galat (EGCG) pada teh hijau:
OH
OH
HO O OH
O
O OH
OH
OH
Epigalokatekin galat (EGCG)
Telah dilakukan pula pengamatan terhadap kadar katekin beberapa contoh teh
hijau dalam kemasan yang beredar di pasaran Indonesia (Tabel 6).
Tabel 6. Kadar katekin teh hijau dalam kemasan
No Merek Jenis Bentuk kemasan Katekin (%)
1 2 Tang teh hijau tea bag 10,89
10,85
2 Kepala Jenggot teh hijau bungkus 12,31
12,30
3 Nirwana teh hijau bungkus 10,97
10,87
4 TEHINDO teh hijau bungkus 11,47
11,48
Kemampuan senyawa katekin sebagai antioksidan telah banyak dibuktikan
dengan kekuatan 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali lebih efektif
daripada vitamin E. Daya antioksidan komponen katekin berbeda-beda. Epikatekin
galat mempunyai daya antioksidan sebesar 4,93; epigalo katekin galat sebesar 4,75;
epigalo katekin 3,82; epikatekin daya antioksidannya sebesar 2,50 dan untuk katekin
daya antioksidannya sebesar 2,40.
Teh Hijau
Katekin pada teh hijau dapat memberi konstribusi positif bagi kesehatan
manusia, yaitu mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, membunuh sel tumor,
menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru, kanker usus, sel kanker kulit, dan
membantu proses pencernaan makanan. Berguna pula mengobati penyakit
kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, perawatan gigi, perawatan kulit, mengurangi
gula darah, mencegah arthritis, mencegah kerusakan hati, serta sebagai penurun berat
badan.
Teh telah dikonsumsi secara langsung baik dalam bentuk teh curah, teh celup,
maupun siap minum. Selain itu, ekstrak teh dapat disiapkan dalam berbagai bentuk
fisik sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Ekstrak teh yang tajam, misalnya
dibuat dengan menuang daun teh di dalam campuran alcohol/air, ekstrak teh yang
lembut dibuat dengan mengkonsentrasikan seduhan yang tajam menjadi berkadar air
20-25%, dan bubuk ekstrak teh atau ekstrak kering dibuat dengan pengeringan
semprot seduhan tersebut setelah dikonsentrasikan menjadi padatan 40-45%. Akar
tanaman teh juga telah banyak diekstrak dan digunakan sebagai bahan antineoplastik.
KESIMPULAN
EGCG (epigallocatechin gallate) dan katekin adalah komponen bioaktif paling
dominan dalam teh yang bermanfaat bagi kesehatan. Sebagai antioksidan yang kuat,
EGCG dan katekin mempunyai kemampuan mengusir radikal bebas. Selain itu,
EGCG juga berfungsi untuk antiatherogenic, antithrombotic, dan antimicrobial.
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh EGCG antara lain penyakit jantung
koroner, stroke, dan caries pada gigi.
Sifat menyehatkan katekin dalam teh tersebut dapat digunakan sebagai dasar
dalam desain teknologi proses pengolahan bahan minuman berbasis the yang
menyehatkan. Minum teh hijau secara teratur dapat membantu secara signifikan
usaha pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Teh Hijau dan khasiatnya. http:// Teh-dan-Segala-Manfaatnya-I255.html. balomorphic.com/. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 19.20 WITA.
Anonim. 2001. Safety Data for Catechin. http://physchem.ox.ac.uk./MSDS/. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 19.50 WITA.
Anonim. 2008. Artikel teh hijau, Teh-dan-Segala-Manfaatnya. http://www.Dechacare.com. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 21 10 WITA.
Bambang, K. 1993. Teh Hijau dan Kesehatan. Pusat Penelitian The dan Kina
gambung. Bandung.
Bhatia, I. S. 1963. Chemical Aspect of Green Leaf Processing, Two and a bud. 10(2). 28-33.
Graham HN. 1984. Tea : The Plant and Its Manufacture : Chemistry and Consumption of the Beverage. In Liss AR. The Methylxanthine Beverages and Foods : Chemistry, Consumption, and Health Effects. Prog Clin Biol Rev. : 29-74.
Rohdiana, Dadan. 2007. Pendekatan secara ilmiah untuk membuat seduhan teh yang baik benar dan menyehatkan. http://anekaplanta.wordpress.com//. Makassar. Last Accessed: 7 Desember 2008; 20. 13 WITA.
Syah, A. Nur Alam. 2006. Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau. Cet. 1 Agro Media Pustaka. Jakarta.
Tjitrosoepomo G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press. Yogyakarta. Cet: ke-2. 1-477.
Makalah
PERANAN SENYAWA EPIGALOKATEKIN GALAT (EGCG) DAN KATEKIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM TEH HIJAU
(Camellia sinensis O.K.Var.assamica)
PART OF THE EPIGALOCATECHIN GALAT (EGCG) AND CATECHIN AS AN ANTIOXIDAN IN GREEN TEA (Camellia sinensis O.K.Var.assamica)
Diajukan dan dipresentasikan untuk memenuhi persyaratandalam menempuh mata kuliah seminar kimia
Disusun Oleh:AKHWANI MUTIARA DEWI
05 1314010
JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2009
AIR CONTAMINATION, CONSEQUENCE, AND EXPEDIENT TO OVERCOME IT *)
ABSTRACOLEH: JANUARTI PRAMITA T. **)
Side by side with human population increase and its necessity, also cause environment contamination problems increase. Environment contamination that very influence world climate is air contamination, that is eksternal and internal faktor. This air contamination cause negatif consequence for life in earth surface. Therefore, we need due overcome, in this case, it can do whether before the air contamination happen or after the air contamination happen.
Keyword: air contamination, factor, consequency, overcome
PENCEMARAN UDARA, DAMPAK, DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA*)
ABSTRAKOLEH: JANUARTI PRAMITA T.**)
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah banyaknya kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula terjadinya masalah-masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, diperlukan penanggulangan yang tepat, dalam hal ini penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan sebelum pencemaran itu terjadi ataupun setelah terjadinya pencemaran udara.
Kata Kunci: pencemaran udara, faktor, dampak, penanggulangan
*) Dibawakan pada mata kuliah Seminar Kimia **) Mahasiswa Kimia Angkatan 2005
PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ANORGANIK
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
1. AKHWANI MUTIARA DEWI 05 1314010
2. KURNIA RAMADANI K. 05 1314012
3. NUR PIA ULVA 05 1314029
4. USMAN SYAH 05 1314031
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2009
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Sintesis Kimia Anorganik dengan judul percobaan:
1. Kuprisulfat pentahidrat
2. Heksaaminakobalt(III)triklorida
3. Senyawaan koordinasi pentaaminakobalt(III)
4. Kalium bikromat
5. Kromium(III)oksida
6. Kristal tunggal besar
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten serta
dinyatakan diterima.
Makassar, 16 Januari 2009
Dosen Penanggung Jawab Praktikum Koordinator asisten
Dra. Melati. Masri, M. Si. Durrah Hapid, S. Si.