ANALISIS PPREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MARTABAKBANGKA DI BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Oleh
HURIYA ARIESTRA PUTRA
TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2019
ABSTRACT
CONSUMER PREFERENCE ANALYSIS OF MARTABAK BANGKAIN BANDAR LAMPUNG
By
HURIYA ARIESTRA PUTRA
The purpose of this study was to analyze cons mer upreferences for the Martabak
Koga, Martabak Bangka Damang, and Martabak Bangka Ewok in Bandar
Lampung City. The research method is the survey method. Consumer research
samples at 3 martabak shops, namely the Koga Martabak, Bangka Ewok
Martabak, Bangka Damang Martabak took samples using purposive sampling
method with 75 respondents. Data analysis using Fishbein's multi attributes to
determine the level of importance and attributes on the product, by distributing
questionnaires to respondents with the amount according to the method of
selecting respondents used. The questionnaire used was a questionnaire with
closed questions. The criteria of the intended respondents were consumers of
Martabak Bangka who were in the Martabak Koga, Martabak Bangka Damang,
and Martabak Bangka Ewok
The results showed that based on the Fishbein Multi Attribute recapitulation
Consumer preference obtained the highest attribute of 20.56 in Martabak Bangka
Damang, then the biggest attribute was the flavor variation attribute of 19.01 in
Martabak Bangka Damang, and the greater attribute was based on Thickness
attributes namely on Martabak Bangka Ewok 18.28. Fishbein Multi Attribute
Recapitulation Consumer preference obtained the lowest attribute results for all
attributes on Martabak Anugerah Koga (2.49), Martabak Bangka Damang (2.89)
and Bangka Ewok Martabak (3.08). The consumer preference for the Anugerah
Koga, Ewok, and Damang Awarded Martabak is 111.66, 115.14, 120.65 proving
that consumer attitudes towards sweet martabak have not yet reached a preference
score of 139.22, 156.66, 148.66 but preference overall sweet martabak consumers
are good.
Keywords: Consumer preference, Martabak Bangka
ABSTRAK
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MARTABAKBANGKA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
HURIYA ARIESTRA PUTRA
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap Martabak
Anugerah Koga, Martabak Bangka Damang, dan Martabak Bangka Ewok di Kota
Bandar Lampung. Metode penelitian adalah metode survey. Sampel penelitian
konsumen pada 3 kedai martabak yaitu Martabak Anugerah Koga, Martabak
Bangka Ewok, Martabak Bangka Damang pengambilan sampel dengan
menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 75
orang. Analisa data menggunakan multi atribut Fishbein untuk mengetahui
tingkat kepentingan serta kinerja atribut pada produk, dengan cara menyebar
kuisioner pada responden dengan jumlah yang sesuai dengan metode penentuan
responden yang digunakan. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner dengan
pertanyaan tertutup. Kriteria responden yang dituju adalah konsumen Martabak
Bangka yang ada di kedai Anugerah Koga, Martabak Bangka Ewok, Martabak
Bangka Damang.
Hasil penelitian menunjukan berdasrkan rekapitulasi Multi Atribut Fishbein
Preferensi konsumen didapatkan atribut tertinggi adalah atribut rasa sebesar
20,56 pada Martabak Bangka Damang, selanjutnya atribut terbesar kedua adalah
pada atribut varian rasa sebesar 19,01 pada Martabak Bangka Damang, dan atribut
terbesar ketiga adalah pada atribut ketebalan yaitu pada Martabak Bangka Ewok
18,28. Rekapitulasi Multi Atribut Fishbein Preferensi konsumen didapatkan hasil
atribut terendah secara keseluruhan pada pada atribut aroma yaitu Martabak
Anugerah Koga (2,49), Martabak Bangka Damang (2,89) dan Martabak Bangka
Ewok (3,08). Preferensi konsumen pada Martabak Anugerah Koga, Ewok, dan
Damang yang diperoleh adalah 111,66, 115,14, 120,65 artinya sikap konsumen
terhadap martabak manis belum mencapai skor preferensi maksimum sebesar
139,22, 156,66, 148,66 Akan tetapi preferensi konsumen martabak manis secara
keseluruhan adalah baik.
Kata kunci : Preferensi konsumen, Martabak Bangka
ANALISIS PPREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MARTABAKBANGKA DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
HURIYA ARIESTRA PUTRA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk mencapai GelarSARJANA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Pada
Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung
TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2019
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Metro pada tanggal 18 april 1996, sebagai anak kedua dari dari
pasangan Bapak Iman Nurindra dan Ibu Nurita Ellyanti.
Penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak-kanak (TK) Xaverius
Metro Lampung pada tahun 2000, Sekolah Dasar di SD Pertiwi Teladan Metro
Lampung pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Metro
Lampung Lampung pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 4
Metro Lampung Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA ) pada tahun 2014. Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi SBMPTN Ujian Tulis pada tahun
2014.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukanegara kecamatan
Bulok Kabupaten Tanggamus pada bulan Januari sampai dengan Maret 2018.
Penulis juga melaksanakan Praktik Umum di PT. Tirta Ratna Dewi ( Soes
Merdeka ) Bandung yang dilaksanakan mulai Juli 2017 hingga tanggal Agustus
2017 dengan Judul Mempelajari Analisis Strategi Pemasaran dan Marketing Mix
Pada Produk Roti Manis Susu Di PT. Tirta Ratna Dewi ( Soes Merdeka )
Bandung. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif di organisasi
kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
SANWACANA
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Preferensi Konsumen Terhadap Martabak Bangka Anugerah Koga,
Damang, dan Ewok Di Bandar Lampung”. Penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanain,
Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas segala bantuan dan arahannya.
3. Bapak Ir. Harun Al Rasyid, M.T. selaku ketua komisi pembimbing atas segala
bimbingan, bantuan, saran, arahan, dan, dukungan yang diberikan kepada
Penulis selama menyusun skripsi.
4. Bapak Drs. Azhari Rangga, M.App.Sc. selaku anggota komisi pembimbing atas
segala saran, semangat dan bimbingan yang diberikan kepada Penulis selama
menyusun skripsi.
5. Bapak Dr. Ir. Tanto Pratondo Utomo, M.Si. selaku penguji utama yang telah
banyak memberikan kritik, saran, dan bimbingan kepada Penulis selama
menyusun skripsi.
6. Bapak Dr. Ir. Subeki, M.Si., M.Sc selaku pembimbing akademik atas segala
saran, semangat dan bimbingan yang diberikan kepada Penulis selama
menyusun skripsi dan menyelesaikan studi di Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian.
7. Seluruh bapak dan ibu dosen THP serta seluruh karyawan yang telah sangat
membantu selama perkuliahan dan penelitian ini atas semua bimbingan dan
bantuannya.
8. Keluargaku tercinta Ayah, Ibu, Kakak dan Adikku atas doa, dukungan moril
dan materi, nasihat, motivasi, serta kasih sayang yang tiada henti diberikan
demi keberhasilan Penulis.
9. Dilla Tintia atas doa, dukungan, motivasi, serta selalu memberikan semangat
yang tiada henti untuk Penulis dari semasa perkuliahan hingga menyelesaikan
skripsi.
10. Teman-temanku Bidang 5 Ageng, Anang, Candra, Djody, Dwi, Jerry, Marda,
Iqbal, Riki, Takur, Faisal, Adnan, Indra, Irfan, Enal dan kelurga SJS Anto,
Bima, Mutia, Mentari, Fanisya serta teman-teman seperjuangan Ucup, Fari,
Doni, Anong, Dio, Doni, Eman, Dani, Aldo terimakasih atas dukungan,
bantuan, kebersamaan serta semangat yang tiada henti diberikan untuk Penulis
dari semasa perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi.
11. Teman-teman THP angkatan 2014 atas dukungan, bantuan serta kebersamaan
yang selalu diberikan untuk Penulis semasa perkuliahan hingga penyelesaian
skripsi ini.
12. Keluarga besar HMJ THP FP Unila terimakasih atas ilmu, canda, tawa, air
mata, serta pengalaman dan pelajaran hidup yang takkan terlupa. Kakak dan
adik-adik angkatan 2012 hingga 2015 terimakasih atas kekeluargaan dan
nasehatnya selama ini.
13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala bantuan dan
dukungan selama penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala keikhlasannya dan penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
Bandar Lampung, April 2018
Huriya Ariestra Putra
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................3
1.4 Kerangka Kpemikiran..............................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1 Makanan Selingan (Jajanan)....................................................................6
2.2 Martabak dan Sejarahnya ........................................................................72.2.1 Jenis Martabak ............................................................................8
2.2.2 Cara membuat Martabak ...........................................................11
2.2.3 Varian Rasa Martabak Bangka ..................................................13
2.3 Pemasaran..............................................................................................14
2.4 PPreferensi.............................................................................................14
2.5 Persepsi Konsumen ...............................................................................17
2.6 Atribut Produk .......................................................................................17
2.7 Penelitian Terkait...................................................................................20
2.8 Multiatribut Fishbein .............................................................................21
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................24
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................24
3.3 Metode Penelitian ..................................................................................24
3.3.1 Kuesioner .....................................................................................253.3.2 Penentuan jumlah Responden ......................................................263.3.3 Penyusunan Kuesioner .................................................................27
3.4 Analisis Data .........................................................................................283.4.1 Analisis Deskriptif ......................................................................283.4.2 Analisis Multi Atribut Fishbein ..................................................28
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Karakteristik Responden.......................................................... 304.2 Hasil Analsisi Data Model Multiatribut Fishbein ................................ 35
4.2.1 Martabak Anugerah Koga .........................................................354.2.2 Martabak Bangka Damang ........................................................404.2.3 Martabak Bangka Ewok ............................................................45
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...........................................................................................54
5.2 Saran .....................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Jumlah Konsumen Martabak di beberapa Kedai Martabakdi Bandar Lampung...................................................................................25
2. Profil responden Kedai Martabak Anugerah Koga, BangkaEwok dan Bangka Damang.......................................................................31
3 Nilai Atribut Kepercayaan (bi) ..................................................................36
4 Nilai Atribut Evaluasi (ei) .........................................................................36
5 Nilai Maksimum Preferensi Konsumen ....................................................37
6 Nilai Preferensi Minimum Konsumen ......................................................37
7 Nilai Preferensi Konsumen .......................................................................38
8 Nilai Atribut Kepercayaan (bi) ..................................................................41
9 Nilai Atribut Evaluasi (ei) .........................................................................41
10 Nilai Maksimum Preferensi Konsumen ....................................................42
11 Nilai Preferensi Minimum Konsumen ......................................................43
12 Nilai Preferensi Konsumen .......................................................................44
13 Nilai Atribut Kepercayaan (bi) ..................................................................46
14. Nilai Atribut Evaluasi (ei) .........................................................................47
15 Nilai Maksimum Preferensi Konsumen ....................................................48
16 Nilai Preferensi Minimum Konsumen ......................................................48
17 Nilai Preferensi Konsumen .......................................................................49
18 Rekapitulasi Data hasil Analisis Multi Atribut Fisbein ............................51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran..................................................................................5
2. Diagram Alir Proses Pembuatan Adonan .................................................13
3. Diagram Alir Proses Pembuatan Martabak ...............................................13
4. Skala Preferensi Konsumen ......................................................................39
5. Skala Preferensi Konsumen ......................................................................45
6. Skala Preferensi Konsumen ......................................................................50
7. Kedai Martabak Damang ..........................................................................73
8. Kedai Martabak Anugrah Koga ................................................................73
9. Kedai Martabak Ewok...............................................................................73
10. Proses Pembuatan Martabak Pada Martabak Ewok
Dan Martabak Damang .............................................................................74
11. Proses Pembuatan Martabak Pada Martabak Anugrah Koga....................74
12. Peralatan Untuk Membuat Martabak Bangka ..........................................75
13. Pengisian Kuesioner Oleh Responden ......................................................76
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya
memerlukan pengeluaran yang cukup besar. Susenas (2018) menyatakan bahwa
rata rata persentase pengeluaran per bulan masyarakat cenderung digunakan untuk
memenuhi kebutuhan makanan/minuman dibandingkan kebutuhan bukan
makanan yaitu sebesar 62,1 persen. Kondisi ini mendorong usaha makanan
termasuk usaha makanan selingan lebih diminati konsumen. Bisnis makanan
merupakan salah satu sistem pengolahan yang banyak dikembangkan dan sangat
prospektif, karena bagaimanapun, setiap individu memerlukan asupan energi
untuk mempertahankan hidupnya (Susenas,2018)
Perkembangan bisnis makanan saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat. Peningkatan jumlah usaha makanan yang bergerak dalam bidang
UKM mengindikasikan bahwa usaha makanan memiliki lingkungan bisnis yang
kompetitif (Nursaadah, 2010). Kondisi persaingan ini mengharuskan pengusaha
membangun dan memperkuat image usahanya di mata konsumen agar usahanya
tersebut tetap diakui dan dipilih oleh konsumen. Saat ini produsen tidak hanya
perlu memperhatikan strategi persaingan yang ada, namun produsen juga harus
memperhatikan kinerja berorientasi pelanggan atau konsumen untuk mengetahui
2
kesukaan yang dipilih oleh konsumen sehingga dapat meningkatkan kepuasan
konsumen secara total. Konsumen diharapkan dapat melakukan pembelian ulang
terhadap produk/jasa yang ditawarkan, yang pada akhirnya dapat memperluas
pangsa pasar usaha makanan itu sendiri (Maharani, 2009).
Salah satu jenis bisnis makanan yang sedang berkembang saat ini khususnya pada
sektor Usaha Mikro Kecil Menengah adalah Martabak Bangka (Maharani, 2009).
Martabak manis atau yang lebih dikenal dengan bangka merupakan makanan asli
Indonesia yang berasal dari provinsi bangka belitung. Hok Lo Pan dalam Bahasa
Indonesia Martabak, Kue Bandung atau biasa disebut Terang Bulan adalah
makanan khas yang berasal dari Bangka Belitung. Termasuk hampir semua orang
di kota-kota besar seperti di kota Jakarta, Bandung termasuk Bandar Lampung
mengenal Martabak Bangka. Martabak Bangka merupakan salah satu kue basah
berbahan sederhana yang menggunakan adonan tepung terigu dan telur, di
panggang menggunakan loyang besi, kue diolesi dengan mentega, ditaburi coklat
butir campur kacang, atau parutan keju yang kemudian diberikan susu kental
manis. Martabak Bangka seiring perkembangan jaman memiliki varian rasa
seperti green tea, red velvet, taro, ovomaltine, durian, dan lain-lain. Seiring
perkembangan jaman maka banyak pelaku usaha yang mendirikan usaha martabak
bangka. Oleh karena itu perlu dilakukan survey mengenai preferensi konsumen
terhadap martabak bangka di Kota Bandar Lampung (Chandra dan Sutanto, 2013).
Martabak Bangka disukai kebanyakan orang dikarenakan memiliki rasa yang khas
dan ketebalan martabaknya, sehingga menjadikan kepuasan tersendiri apabila
mengkonsumsi Martabak Bangka tersebut.
3
Menurut Maharani (2009), salah satu yang sering dihadapi oleh usaha Martabak
Bangka yaitu perlunya melakukan perbaikan kinerja atribut Martabak Bangka
yaitu rasa, warna, ketebalan, harga, tekstur, aroma, varian rasa, dan kemasan.
Perbaikan kinerja tersebut tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Hal ini terjadi
karena adanya keterbatasan sumber daya, maka pihak manajemen harus mampu
mengalokasikan sumber daya yang ada untuk melakukan perbaikan kinerja
terhadap atribut yang dianggap penting oleh konsumen (misalnya kinerja atribut
promosi). Oleh karena itu, diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar
dalam upaya meningkatkan kepuasan total konsumen.
Berdasarkan permasalahan diatas akan dilakukan penelitian tentang preferensi
konsumen terhadap Martabak Bangka di Bandar Lampung, pada Martabak
Anugerah Koga, Martabak Bangka Damang, dan Martabak Bangka Ewok, yang
berdasarkan atribut Martabak manis yaitu rasa, warna, ketebalan, harga, tekstur,
aroma, varian rasa, dan kemasan.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi konsumen dari Martabak
Anugerah Koga, Martabak Bangka Damang, dan Martabak Bangka Ewok yang
dijual di Kota Bandar Lampung
1.3. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan wawasan dalam mempelajari tentang ilmu pemasaran untuk
mengetahui preferensi konsumen terhadap Martabak Bangka di Bandar Lampung.
4
2. Bagi Instutusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai preferensi perbandingan
bagi penelitian yang akan datang dengan permasalahan yang sama.
3. Bagi Perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran dalam memecahkan masalah berkaitan dengan
rasa, warna, ketebalan, harga, tekstur, aroma, varian rasa, dan kemasan pada kedai
Martabak Bangka.
1.4. Kerangka Pemikiran
Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang dapat digolongkan ke dalam
makanan selingan/jajanan. Martabak ini merupakan makanan yang berasal dari
Provinsi Bangka. Umumnya, martabak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
martabak manis dan martabak telur. Martabak manis memiliki komposisi antara
lain tepung terigu, gula pasir, mentega, dan isi (seperti ketan, kacang, keju, dan
lainnya). Martabak dibak di Kota Bandar lampung yang paling banyak memiliki
cabang dan pelanggan adalah Martabak Anugerah Koga, Martabak Bangka
Damang, dan Martabak Bangka Ewok, dalam penelitian ini penilaian atribut
produk dilakukan dengan m odel multiatribut Fishbein yang dapat
memperlihatkan bahwa sikap terhadap suatu objek bergantung pada probabilitas
bahwa suatu objek mempunyai atribut-atribut tertentu pada tingkat yang
diinginkan konsumen berdasarkan atribut . adapun atribut yang dinilai adalah
pada rasa, warna, ketebalan, harga, tekstur, aroma, varian rasa, dan kemasan.
Kerangka pemikiran seperti pada bagan dibawah ini:
5
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
PREFERENSI KONSUMEN
Kedai Martabak
a. Martabak BangkaAnugerah Koga
b. Martabak Bangka Ewokc. Martabak Bangka
Damang
Keyakinanatribut produk
- Rasa- Warna- Ketebalan- Harga- Tekstur- Aroma- Varian rasa- Kemasan
Evaluasi atributproduk
- Rasa- Warna- Ketebalan- Harga- Tekstur- Aroma- Varian rasa- Kemasan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Makanan Selingan (Jajanan)
Makanan selingan (jajanan) merupakan jenis makanan yang dijual di kaki lima, di
pasar, maupun di pinggir jalan. Makanan selingan terdiri dari minuman, makanan
kecil dan makanan lengkap. Makanan selingan atau jajanan didefenisikan sebagai
makanan yang siap untuk dimakan, atau terlebih dahulu dimasak di tempat
penjualan dan dijual di pinggiran jalan atau lokasi yang ramai. Martabak
merupakan jenis makanan selingan atau jajanan yang menjadi salah satu jenis
jajanan yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang enak
dan lezat (Maharani, 2009).
Konsumen mudah mendapatkan martabak karena jumlah pedagangnya yang
banyak di sejumlah daerah. Harga martabak umumnya bervariasi tergantung
segmen pasar yang dituju dan bahan baku yang digunakan. Saat ini martabak
mulai mengalami perkembangan baik dari segi rasa, bentuk maupun ukuran
(AgroMedia, 2007). Pedagang martabak yang meningkat membuat persaingan
penjualan martabak menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, setiap pedagang
harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas martabak yang dijual,
baik dari segi rasa maupun pelayanan yang diberikan agar dapat bersaing dengan
pedagang martabak lainnya. Hal ini merupakan salah satu kunci sukses dalam
7
usaha martabak sebagai makanan selingan yang bertujuan untuk memuaskan
konsumen dan mempertahankannya agar konsumen tetap loyal pada satu tempat
martabak (Maharani, 2009).
2.2. Martabak dan Sejarahnya
Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang dapat digolongkan ke dalam
makanan selingan/jajanan. Martabak ini merupakan makanan yang berasal dari
Provinsi Bangka. Umumnya, martabak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
martabak manis dan martabak telur. Martabak manis memiliki komposisi antara
lain tepung terigu, gula pasir, mentega, dan isi (seperti ketan, kacang, keju, dan
lainnya).
Menurut Bapak Elvian Akhmad sebagai budayawan Provinsi Bangka Belitung
martabak pertama kali dibuat oleh suku imigran Tionghoa yang didatangkan oleh
VOC ke Indonesia lewat izin Sultan Mahmud Badaruddin pada saat itu untuk
mengatasi eksplotasi timah di pulau Bangka dan dijadikan kuli tambang timah
pada masa itu.Orang Tionghoa yang dikirim adalah laki-laki miskin didaerah
Guang Dong dan tergiur untuk datang ke pulau Bangka karena di Tiongkok
sedang terjadi perang dikarenakan peralihan antara dinasti Ming (Han) dan Ching
(Mongol) berharap mendapatkan imbalan bagus dan pulang lagi ke Tiongkok
(Yahyono, 2012).
Dulunya martabak dibuat dengan menggunakan wadah berupa loyang dari
kuningan dengan cara dimasak dengan hanya ditaburi dengan biji wijen, kini
martabak telah banyak varian rasa yang ditawarkan, penyebaran martabak Bangka
ke seluruh Indonesia sangat banyak bahkan Martabak Bangka sering disebut
8
dengan Martabak Bandung. Sebutan itu ada karena udapan ini mulai dikenal luas
dan pertama dijual belikan di daerah Bandung dan untuk sebutan kue terang bulan
salah satu narasumber bapak Mie Khiong karena dulu martabak selalu dibuat pada
saat bulan sedang terang atau pada saat bulan purnama dan kenapa dibuatnya juga
bulat dan coklat terang itu menggambarkan bulan yang sedang menerangi malam
dan rasa manis diibaratkan dengan suasana malam bulan purnama (Yahyono,
2012).
2.2.1 Jenis Martabak
Di Indonesia secara garis besar dikenal 2 kelompok Martabak Manis yaitu
Martabak Bangka dan Martabak Bandung. martabak Bangka memiliki kulit
adonan yang sedikit lebih keras, tebal dan berwarna tua kecoklatan. Selain itu,
permukaannya pun berpori dan berserat, sedangkan untuk Martabak Bandung,
adonannya tidak terlalu tebal, namun teksturnya lebih lembut, dan rasanya lebih
manis (Nursaadah, 2010).
a. Martabak Bangka
Martabak Bangka disebut terang bulan, karena bentuknya bulat seperti bulan
purnama. Martabak Bangka ini dibuat dengan berbahan dasar adonan tepung
terigu, gula, telur, dan lain-lain. Adonan tersebut dicetak dengan
menggunakan cetakan piring seng dengan ukuran kurang lebih 20 cm dan
dipasang tangkai pipa besi. Dipanggang dan digoyangkan diatas bara api,
arang kayu, atau kompor minyak. Isi atau topping yang terdapat pada
martabak manis adalah olesan mentega/margarine, susu, selai pepaya, selai
nanas, meises, kacang dan lain-lain (Nursaadah, 2010).
9
b. Martabak Bandung
Bandung martabak dikenal dengan nama terang bulan. Bentuknya pun tidak
jauh berbeda dengan martabak pada umumnya. Adonan kulit terang bulan
terbuat dari campuran tepung terigu, soda kue, telur ayam, santan, air, dan ragi
yang dipanggang di atas penggorengan besi tebal khusus hingga adonan kue
menjadi matang dan bersarang. Sebagai pengisi, biasanya diberikan taburan
gula pasir, meses dengan biji wijen dan kacang tanah yang dicacah, atau
parutan keju yang disiram susu kental manis, dan diolesi mentega. Tekstur kue
terang bulan pun agak sedikit kasar dibanding martabak pada umumnya
(Nursaadah 2010).
c. Martabak Telur
Penciptaan martabak telur konon berasal dari persahabatan seorang pemuda
dari Semarang, Jawa Tengah, yang berdagang dan bertemu dengan teman baru
dari India pada 1930. Teman yang berasal dari India tersebut sangat pintar
memasak, salah satunya adalah martabak telur. Martabak telur merupakan
panganan dengan rasa gurih. Sayur, daging, dan berbagai bumbu lainnya
digabung menjadi satu dalam sebuah kulit adonan padat yang ditipiskan
secukupnya, kemudian dilipat, kemudian digoreng hingga matang. Untuk
membuat kulit martabak telur, adonan tepung terigu yang elastis dan
berbentuk bola ditipiskan dengan cara dibanting dan diputar. Perlu
keterampilan khusus agar adonan tak robek dan tipis merata.
Adonan lalu diletakkan melebar di wajan hampir datar yang berisi minyak
panas. Biasanya minyak samin ditambahkan agar rasanya lebih enak.
10
Sementara itu, si pedagang membuat adonan isi yang terbuat dari telur, daging
cincang, irisan daun bawang, bawang bombai, bawang putih, dan bumbu
lainnya. Telur yang dimasukkan sesuai pesanan, biasanya 2-5 butir telur ayam
atau bebek. Banyak orang menyuaki telur bebek karena lebih gurih dan wangi.
Daging yang dipakai bisa berupa daging ayam atau sapi. Adonan isi yang
sudah dikocok rata lalu dituangkan di atas adonan kulit.
Adonan isi lalu ditutup dengan melipat adonan kulit seperti amplop. Martabak
telurpun disiram-siram dengan minyak panas dan dibalik. Setelah bagian
luarnya cokelat, martabak diangkat, dipotong-potong, dan dimasukkan ke
dalam kotak kardus. Tak lupa bungkus acar dan kuah cuka ikut dimasukkan ke
dalamnya (Nursaadah 2010).
d. Martabak Mini
Martabak Mini merupakan salah satu kue atau camilan yang tidak
asing lagi bagi masyarakat dan juga merupakan suatu makanan pelengkap
yang biasanya disajikan dengan makanan pokok. Demikian juga masyarakat
banyak yang mengkonsumsi Martabak Mini ini sebagai makanan ringan atau
pengganjal perut, karena Martabak Mini ini memiliki bentuk dan rasa yang
sempurna dan juga mudah didapat dipinggir jalan atau toko-toko kue dengan
harga yang relatif murah dan dapat dibuat sendiri dengan beberapa bahan
antara lain: Air, Telur Ayam, Tepung Terigu, Ragi Instan, Vanili Bubuk,
Garam, Susu Kental Manis, Gula Pasir, Soda Kue dan Bahan Tambahan
(Topping). (Nursaadah, 2010)
11
2.2.2 Cara Membuat Martabak Bangka
Martabak Bangka memiliki cita rasa yang sedikit berbeda dengan martabak pada
umumnya. Dalam hal porsinya Martabak Bangka memiliki ukuran yang lebih
besar hingga cukup di makan oleh anggota keluarga, Martabak Bangka memiliki
tekstur yang lembut dan memiliki kombinasi bahan-bahan yang sangat pas dan
nikmat disantap. Berikut langkah- langkah dan Cara Pembuatan Martabak
Bangka dalam skala 6 loyang yaitu sebagai berikut :
Bahan Martabak Bangka :
1. Bahan untuk adonan
a. 1,5 kg tepung terigu
b. 8 butir telur ayam
c. 4 sendok makan ragi atau yeast
d. Santan (2 buah kelapa + air 1800cc )
e. soda kue atau baking powder, 65 gram
f. 0,5 kg mentega
g. 1,5 sendok teh garam (larutkan dan panaskan dengan santan sampai
hangat)
h. 1,5 sendok teh vanilla sebagai penambah aroma
2. Bahan Untuk Toping
a. gula pasir (300 gr), untuk taburan topping
b. Susu kental manis (185 gr)
c. Mesis (450 gr)
12
Cara Membuat Martabak Bangka :
1. Masukan ragi kedalam campuran larutan santan dan garam. Biarkan hingga
kurang lebih 20 menit sampai adonan mengeluarkan buih, lalu sisihkan.
2. Siapkan wadah yang besar untuk mencampurkan terigu dan telur. Campurkan
dan aduk-aduk secara perlahan. Masukan larutan santan yang tadi kita buat
kedalam adonan terigu dan telur sedikit demi sedikit. Masukkan juga soda
kue, vanilla dan 4-5 sendok gula pasir, aduk hingga adonan mengental.
3. Adonan sudah kita buat, selanjutnya panaskan loyang yang digunakan untuk
memasak martabak. Panaskan dan olesi dengan sedikit mentega.
4. Tuangkan adonan dalam loyang hingga ketebalan kurang lebih satu
sentimeter. Masak hingga adonan sedikit mengeras hampir matang dalam api
sedang.
5. Taburkan gula pasir, meises, kacang tanah dan susu kental manis. Lipat
martabak dan sapu dengan mentega di bagian pipinya menggunakan kuas
kecil. Potong martabak jadi beberapa bagian.
6. Terakhir sajikan Martabak Manis Bangka selagi masih hangat.
Diagram alir cara pembuatan martabak dapat dilihat pada gambar 2 dan 3
sebagai berikut:
(Nursaadah, 2010)
13
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Adonan Martabak
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Martabak Bangka
2.2.3 Varian Rasa Martabak Bangka
Varian rasa yang diberikan oleh martabak Bangka adalah rasa coklat, ketan
hitam, selai kacang, kismis coklat, keju, keju coklat, strawberi, kismis keju, coklat
kacang keju (Nursaadah, 2010)
Pelarutan
Pencampuram hingga mengental
Adonan
Pemanasan loyang
Penaburan kedalam loyang
Penuangan dengan ketebalan1cm
6 Loyang Martabak
4 Sendok makanragi, santan, dan 1,5
sdt garam
1,5 kg tepung, 8 butirtelur, 1,5 sdt vanilla,65 gr soda kue, 12
sdm gula
0,5 kg Mentega
Adonan
Gula pasir (300gr), SusuKental manis(185 gr) Mesis(450 gr)
14
2.3. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan
oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam
pencapaian tujuan perusahaan tergantung pada keahlian mereka khususnya
dibidang pemasaran. Sesuai dengan perkembangan ekonomi, maka kegiatan
pemasaran pada suatu perusahaan terus mengalami perubahan. Perubahan tersebut
juga memperluas pengertian pemasaran ( Kotler,2008).
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada, maupun pembeli potensial (Stanton, 1993).
Pemasaran terdiri dari kegiatan berikut ini, yang penting bagi organisasi bisnis
menilai keinginan dan kepuasan dari konsumen saat ini dan calon konsumen,
mendesain dan mengatur penawaran produk, menentukan harga dan kebijakan
harga, mengembangkan strategi distribusi dan melakukan komunikasi dengan
konsumen saat ini dan calon konsumen (Lamb et al, 2001).
2.4. Preferensi
Sebagian besar masyarakat mengembangkan cara turun menurun untuk mencari,
memilih, menangani, menyiapkan, menyajikan dan mengkonsumsi makanan
atau suatu produk. Secara langsung atau tidak langsung, seseorang menerima
informasi bersamaan dengan pangan yang diterima menjadi perasaan,
sikap,tingkah laku, dan kebiasaan yang dilakukan berkaitan dengan konsumsi
15
pangan (Suhardjo, 1989). Menurut Pilgrin (1957) preferensi makanan (food
preferences) merupakan tindakan/ukuran seseorang terhadap suka atau tidak suka
terhadap makanan. Preferensi terhadap pangan dibentuk berdasarkan fisiologis,
perasaan, dan sikap terintegritas, dan akhirnya membentuk perilaku terhadap
konsumsi pangan. Suhardjo (1989) mengasumsikan bahwa sikap seseorang
terhadap makanan, suka atau tidak suka, akan berpengaruh terhadap konsumsi
pangan. ( Menurut Sanjur,1982) preferensi yang bersifat positif berarti
penerimaan terhadap pangan tersebut positif. Preferensi ini dapat berubah dan
dapat dipelajari sejak kecil. Preferensi terhadap pangan bersifat plastis, terutama
pada orang-orang muda dan akan permanen apabila seseorang telah memiliki gaya
hidup yang kuat.
Preferensi merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Preferensi
juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu
produk, barang atau jasa yang dikonsumsi, sedangkan menurut Andi Mappiare
(2010) definisi preferensi adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu piliha tertentu.
Menurut Arif (2010) dalam kajian ekonomi, Ada empat prinsip pilihan rasional
yaitu:
a. Kelengkapan ( Completeness )
Prinsip ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan
mana yang lebih disukainya diantara dua keadaan. Konsumen dapat
membandingkan dan menilai semua produk yang ada. Bila A dan B ialah dua
16
keadaan produk yang berbeda, maka individu selalu dapat menentukan secara
tepat satu diantara kemungkinan yang ada. Dengan kata lain, untuk setiap dua
jenis produk A dan B, konsumen akan lebih suka A dari pada B, lebih suka B
daripada A, suka akan keduanya, atau tidak suka akan keduanya. Preferensi ini
mengabaikan faktor biaya dalam mendapatkannya.
b. Transivitas ( Transivity )
Prinsip ini, menerangkan mengenai konsistensi seseorang dalam menentukan dan
memutuskan pilihannya bila dihadapkan oleh beberapa alternatif pilihan produk.
Dimana jika seorang individu mengatakan bahwa “produk A lebih disukai
daripada produk B” dan “produk B lebih disukai daripada produk C”, maka ia
pasti akan mengatakan bahwa “produk A lebih disukai daripada produk C”.
Prinsip ini sebenarnya untuk memastikan adanya konsistensi internal di dalam diri
individu dalam hal pengambil keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap
alternatif pilihan seorang individu akan selalu konsisten dalam memutuskan
preferensinya atas suatu produk dibandingkan dengan produk lain.
c. Kontinuitas (Continuity)
Prinsip ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan “produk A lebih
disukai daripada produk B”, maka setiap keadaan yang mendekati produk A pasti
juga akan lebih disukai daripada produk B. jadi ada suatu kekonsistenan seorang
konsumen dalam memilih suatu produk yang akan dikonsumsinya.
17
d. Lebih Banyak Lebih Baik ( The More Is The Better )
Prinsip ini mejelaskan bahwa jumlah kepuasan akan meningkat, jika individu
mengonsumsi lebih banyak barang atau produk tersebut. Sehingga konsumen
cenderung akan selalu menambah konsumsinya demi kepuasan yang akan didapat
2.5. Persepsi Konsumen
Sumarwan (2004), menyebutkan bahwa persepsi adalah bagaimana seorang
konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya. Konsumen
seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap
produk tertentu. Dua orang konsumen yang menerima dan memperhatikan suatu
stimulus yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda.
Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh nilai-
nilai, harapan, dan kebutuhan yang sifatnya sangat individual.
2.6. Atribut Produk
Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik
atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Menurut Sumarwan (2004), atribut
suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik
menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk sedangkan atribut abstrak
menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi
konsumen. Menurut Bilson Simamora (2008) mendefinisikan bahwa atribut
produk adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi bagian dari
produk itu sendiri. Menurut Tjiptono (2008), atribut produk merupakan unsur–
unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong (2003),
pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang
18
akan ditawarkan. Manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan
melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
1. Kualitas
Merupakan salah satu sarana positioning utama pemasar. Dalam arti sempit,
kualitas dedefinisikan sebagai “bebas dari kerusakan”, sedangkan pada sebagian
besar perusahaan yang berpusat pada pelanggan mendefinisikan kualitas
berdasarkan penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan.
2. Fitur
Merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari
produk pesaing.
3. Gaya dan Desain
Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya. Gaya hanya
menggambarkan penampilan produk, bisa menarik atau membosankan, bisa
menarik perhatian secara sensasional dan menghasilkan estetika yang indah tetapi
tidak benar-benar membuat kinerja produk menjadi lebih baik, sedangkan desain
adalah jantung produk yang tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan
produk tetapi juga dalam manfaatnya, serta melibatkan pembentukan pengalaman
pemakaian produk bagi pelanggan.
Pengembangan suatu produk melibatkan pendefinisian manfaat yang akan
ditawarkan produk tersebut. Kotler dan Amstrong (2004) mengungkapkan bahwa
manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti: product
quality (kualitas produk), product features (fitur produk), danproduct design
(desain produk). Atribut-atribut produk dipandang sebagai faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yang mana semakin lengkap dan
19
komplit atribut sebuah produk, semakin besar peluang produk tersebut untuk
diminati oleh konsumen. Tjiptono (2008) menambahkan bahwa komponen-
komponen yang terdapat dalam atribut produk meliputi merek, kemasan,
pemberian label, jaminan, pelayanan, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dijadikan dasar dalam bahan penelitian
atribut produk dan disesuaikan dengan produk yang diteliti berupa produk
makanan adalah rasa, aroma, tekstur, merek, harga, label, kemasan.
a) Rasa
Aspek sensori (seperti rasa,aroma) merupakan hal yang paling penting dalam
beberapa produk. Ada banyak variasi dari empat rasa dasar (manis, asin, kecut
dan pahit) yang dikombinasikan untuk menciptakan rasa yang unik untuk suatu
jenis produk makanan maupun minuman (Wood, 2007)
b) Aroma
Aroma (aroma) sebagai atribut yang membentuk atribut produk intrinsik karena
aroma dapat diidentifikasi ketika produk akan dikonsumsi. Aroma dari suatu
produk akan mempengaruhi reaksi konsumen terhadap produk bahkan sebelum
mereka mengkonsumsinya (Fandos dan Flavian, 2006)
c) Tekstur
Tekstur sebagai atribut yang membentuk atribut produk intrinsik, karena tekstur
dapat diidentifikasi ketika produk dikonsumsi. Ada banyak tekstur produk,
seperti: halus atau tidak, keras atau lembut, cair atau padat, kering atau lembab,
empuk atau tidak, tingkat tipis dan halus serta bentuk produk yang dapat
dirasakan lewat tekananan gerakan dari receptor di mulut(Fandos dan Flavian,
2006)
20
d) Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau
jumlah dari nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Amstrong,
2001).
e) Label
Merupakan ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Sebuah label bisa
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda
pengenal) yang dicantelkan kepada produk ( Fandy Tjiptono, 2008).
f) Kemasan
Kemasan adalah semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk
sebuah produk. Peran kemasan semakin penting dalam memasarkan produk-
produk perusahaan. Kemasan telah menjadi alat pemasaran sebab peran kemasan
bisa menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen dan ciri khusus bagi perusahaan
(Kotler dan Keller, 2009).
2.7. Penelitian Terkait
Deni Yuda Pratam (2017) tentang Sikap Dan Kepuasan Konsumen Terhadap
Konsumsi Makanan Pecel Lele Di Kota Bandar Lampung Sikap konsumen pecel
lele terhadap atribut-atribut rumah makan MP Asli Hang Dihi dan rumah
makan Ibu Safe’i yang diperoleh dari total hasil kali evaluasi atribut (ei) dengan
kepercayaan atribut (bi) Hasil analisis Multiatribut Fishbein (Ao) menunjukkan
bahwa sikap konsumen yang tertinggi terhadap atribut rasa yaitu 6,52 untuk
rumah makan MP Asli Hang Dihi dan 6,45 untuk rumah makan Ibu Safe’i. Hal
tersebut menunjukkan bahwa konsumen sangat menyukai makanan pecel lele di
21
rumah makan MP Asli Hang Dihi dan rumah makan Ibu Safe’i karena rasa yang
dimiliki oleh pecel lele.
Penelitian Maizawanto (2015) tentang sikap pasien atas pelayanan Rumah Sakit
Advent dengan menggunakan model Fishbein. Hasil penelitian diperoleh nilai
sikap dengan model fishbein pada pasien atas pelayanan rumah sakit Advent
adalah 104,88 nilai sikap tersebut berada pada interval 89,01≤Ao≤116,39 atau
termasuk dalam kategori sikap cukup baik.
Penelitian Widiyanti (2019) tentang Sikap Konsumen terhadap Multiatribut
Produk Domino Pizza Dengan Metode Fishbein di Depok. Hasil penelitian
diperoleh Sikap konsumen merupakan hal yang penting yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan strategi marketing. Penggunaan atribut
produk yang tepat merupakan salah satu cara untuk menarik sikap konsumen
dalam pemilihan sebuah produk. Penelitian ini telah menghasilkan kesimpulan
bahwa konsumen setuju dengan semua atribut yang dipunyai domino pizza,
namun ada beberapa atribut yang bisa dibuat variasi baru sehingga konsumen
akan selalu datang ke Domino Pizza
2.8. Multiatribut Fishbein
Model multiatribut Fishbein memperlihatkan bahwa sikap terhadap suatu objek
bergantung pada probabilitas bahwa suatu objek mempunyai atribut-atribut
tertentu pada tingkat yang diinginkan konsumen (Sutisna, 2001). Model sikap
multiatribut dapat bermanfaat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki konsumen tentang produk dan sikap konsumen terhadap produk
sesuai dengan ciri atau atribut yang dimiliki oleh produk yang bersangkutan.
22
Analisis multiatribut juga merupakan sumber informasi yang berguna bagi
perencanaan dan tindakan pasar (Susilowati, 2001).
Model multiatribut fishbein digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana
konsumen merangkai kepercayaan (belief) mereka terhadap atribut suatu produk,
sehingga membentuk sikap (attitude) tentang berbagai objek. Apabila konsumen
memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu merek, maka merek tersebut yang
akan dipilih dan dibeli. Model ini mempunyai asumsi bahwa konsumen
menggunakan pendekatan standar hierarki efek dimana kepercayaan dapat
membentuk suatu (Mowen, 1993). Model Fishbein memungkinkan para pemasar
mendiagnosis kekuatan dan kelemahan suatu merek produk secara relative
dibandingkan dengan merek pesaing dengan menentukan bagaimana konsumen
mengevaluasi alternative merek produk pada atribut-atribut penting. Analisis
multiatribut juga memberi pemasar suatu pedoman untuk mengembangkan
strategi pengembangan sikap yang sesuai (Engel et al, 1994). Manfaat lain dari
analisis ini adalah untuk implikasi bagi pengembangan produk baru.
Model sikap terhadap objek secara khusus cocok untuk pengukuran sikap
terhadap suatu produk atau merek tertentu (Fishbein dalam Schiffman dan Kanuk,
2000). Menurut model ini, sikap konsumen didefinisikan sebagai suatu fungsi dari
penampilan dan evaluasi terhadap sejumlah keyakinan dari produk tertentu atau
atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk atau merek tertentu (Schiffman dan
Kanuk, 2000). Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seseorang
konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai
atribut yang dimiliki oleh objek tersebut (Suwarman, 2004)
23
Model Sikap Fishbein pada prinsipnya akan menghitung Ao (Attitude toward the
object), yaitu Sikap seseorang terhadap sebuah objek, yang dikenali lewat atribut-
atribut yang melekat pada obyek tersebut. Model sikap multiatribut menjelaskan
bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat
ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Dengan
mengenali sebuah obyek melalui cara melihat, meraba, mencoba dan
menggunakan obyek itu untuk sekian waktu lamanya, maka seorang konsumen
akan mempunyai sikap tertentu terhadap obyek dipakai atau digunakannya
tersebut. Biasanya sebelum konsumen mengkonsumsi sebuah obyek tentunya ia
memiliki suatu harapan-harapan terhadap obyek tersebut. Sehingga setelah
melihat, mencoba dan menggunakannya, konsumen tersebut dapat menilai apakah
obyek yang bersangkutan telah sesuai dengan harapannya.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2018 sampai 24 Oktober
2018 di 3 (tiga) tempat penjualan Martabak Bangka di Bandar Lampung yaitu
Martabak Anugerah Koga, Martabak Bangka Damang, dan Martabak Bangka
Ewok.
3.2.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat perekam (recorder atau
handphone), dan seperangkat komputer. Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah lembar kuesioner dan berbagai sumber pustaka terkait dengan analisis
yang dilakukan.
3.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Berdasarkan
data hasil survei pendahuluan, maka dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung kedai
Matabak terbanyak adalah Martabak Anugerah Koga, Martabak Bangka Ewok,
Martabak Bangka Damang. Survei preferensi kosumen terhadap atribut produk
adalah rasa, warna, ketebalan, harga, tekstur, aroma, varian rasa dan kemasan.
dilakukan pada 3 kedai Martabak yang ada di Bandar Lampung yaitu Anugerah
25
Koga, Martabak Bangka Ewok, Martabak Bangka Damang, pengambilan 3 kedai
martabak tersebut dilakukan dengan purposive sampilng, yaitu dikarenakan 3
kedai martabak tersebut sudah mempunyai cabang, memiliki jumlah pembeli yang
lebih banyak, memiliki rasa yang khas, pada awal penelitian dilakukan survei
pendahuluan mengenai pengamatan jumlah konsumen martabak di beberapa kedai
martabak yang ada di Bandar Lampung. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat
dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Data Jumlah Konsumen Martabak di beberapa Kedai Martabak yang adadi Bandar Lampung.
No Nama KedaiMartabak
JumlahPengunjung
Lokasi/alamat
Foto KedaiMartabak
selama 1bulan
1Martabak
Anugerah Koga1800
Jl. Teuku UmarNo:64 Kedaton
Bandar Lampung
2Martabak
Bangka Ewok1600
Jl. Ki Maja
3
MartabakBangkaDamang 1500
Jl. Z A Pagar AlamNo:3 Gedong
Meneng, Raja Basa
Sumber : Pengamatan langsung pada beberapa kedai martabak yang ada diBandar Lampung
3.3.1 Kuisioner
Penelitian dilanjutkan dengan menyebar kuisioner pada responden dengan jumlah
yang sesuai dengan metode penentuan responden yang digunakan. Kuisioner yang
digunakan adalah kuisioner dengan pertanyaan tertutup. Kriteria responden yang
26
dituju adalah konsumen Martabak Bangka yang ada di kedai Anugerah Koga,
Martabak Bangka Ewok, Martabak Bangka Damang.
3.3.2 Penentuan Jumlah Responden
Proses pemilihan responden dari populasi dengan tujuan mendapatkan kesimpulan
mengenai populasi berdasarkan penelitian terhadap responden yang dipilih disebut
sampling (Purwadi, 2000). Metode penentuan responden pada penelitian ini
adalah metode accidental sampling, dalam hal ini responden yang digunakan
adalah konsumen martabak yang ada di Bandar Lampung. Berdasarkan data yang
diperoleh dari survei pendahuluan, jumlah pengunjung beberapa kedai martabak
di Bandar Lampung selama 1 bulan sebanyak 4900 orang. Jumlah responden yang
diperlukan untuk mewakili jumlah populasi konsumen martabak di Bandar
Lampung ditentukan dengan menggunakan rumus penentuan responden menurut
Sugiarto, dkk., (2013).
Rumus perhitungan sampel (Sugiarto, dkk., 2013) yaitu :
n =
=( , ) ( , )( , ) ( , ) ( , )
=75,6458
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
= Variasi sampel (5% = 0,05)
Z = Tingkat kepercayaan (95% = 1,96)
27
d = Derajat penyimpangan (5% = 0,05)
Persentase kelonggaran yang digunakan adalah 5%. Jumlah responden yang
diambil berdasarkan rumus tersebut adalah 75,6458 atau sebanyak 76 responden
konsumen martabak di Bandar Lampung.
3.3.3 Penyusunan Kuisioner
Kuisioner merupakan data primer dalam melaksanakan penelitian ini. Kuisioner
adalah daftar pertanyaan yang tersusun rapi untuk diajukan kepada responden.
Kuisioner yang disusun terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai profil
responden yang mencakup jenis kelamin, usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran
perbulan dan tempat tinggal, dan preferensi konsumen terhadap atribut produk
yaitu rasa, warna, ketebalan, harga, tekstur, aroma, varian rasa dan kemasan di
kedai Martabak Anugerah Koga, Martabak Bangka Ewok, dan Martabak Bangka
Damang di Bandar Lampung. Pertanyaan yang terdapat pada kuisioner tersebut
bersifat pertanyaan tertutup, semi terbuka, dan terbuka (Singarimbun dan Efendi,
1989).
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang tidak memungkinkan responden
untuk memberikan jawaban selain yang telah disediakan. Pertanyaan semi terbuka
adalah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya tetapi memungkinkan
responden untuk menambah jawaban yang sesuai. Sedangkan pertanyaan terbuka
adalah pertanyaan yang jawabannya secara bebas dapat diberikan responden
(Rahmawati, 2004).
28
3.4.Analisis Data
3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi,
atau berbagai variabel. Analisis deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data
untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status objek saat ini.
Analisis deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan
atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya hanya mengungkap fakta. Hasil
penelitian lebih ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang
keadaan yang sebenarnya dari objek yang diselidiki. Akan tetapi, guna
mendapatkan manfaat yang lebih luas disamping mengungkap fakta, diberikan
interpretasi yang cukup kuat (Wirartha, 2006).
3.4.2 Analisis Multi Atribut Fishbein
Analisis data dilakukan dengan formulasi Fishbein untuk melihat konsitensi
sikap konsumen terhadap layanan dengan menggunakan SPSS 20.0. Model
formulasi fishbien digambarkan sebagai berikut:
= ( )( )Dimana:
= sikap terhadap objek
= kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i (rasa, warna,
ketebalan, harga, tekstur, aroma, varian rasa, dan kemasan)
= evaluasi mengenai atribut i (rasa, warna, ketebalan, harga, tekstur,
aroma, varian rasa, dan kemasan)
29
Menurut Sumarwan (2003), model ini mengemukakan bahwa sikap seseorang
konsumen terhadap objek tertentu akan ditentukan oleh sikapnya terhadap
berbagai atribut yang dimiliki objek. Komponen mengukur kepercayaan
konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Komponen
mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut
yang diukur secara khas pada sebuah skala evaluasi tujuh angka yang berjajar dari
sangat baik hingga sangat buruk, contohnya:
Sangat baik : : : : Sangat buruk
Tahapan yang dilakukan dengan menggunakan model Fishbein adalah
menghitung nilai sikap Ao dan nilai maksimum Ao. Skor maksimum diperoleh
dengan menggabungkan nilai keyakinan ideal dengan nilai evaluasi atribut
Martabak Bangka yang telah ada. Selisih antara nilai sikap Ao dihitung untuk
mengetahui kontribusi nilai yang dihasilkan apabila akan dilakukan perubahan
terhadap atribut produk. skor preferensi maksimum dan skor preferensi minimum
maka perlu ditentukan kategori preferensi dengan rumus interval sebagai berikut:
Skala Interval= bnm
Dimana:
m = skor tertinggi yang mungkin terjadin = skor terendah yang mungkin terjadib = jumlah skala penilaian yang mungkin terjadi
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Diketahui Preferensi konsumen dari 8 atribut Martabak Bangka, atribut
yang paling direspon adalah pada atribut rasa, berturut-turut 20,56, 20,43,
19,28 nilai tertinggi ada pada Martabak Bangka Damang.
2. Diketahui Preferensi konsumen dari 8 atribut Martabak Bangka, atribut
yang paling sedikit direspon adalah pada atribut aroma berturut-turut 3,08,
2,89, 2,49 nilai terendah ada pada Martabak Anugerah Koga.
3. Sikap konsumen terhadap martabak manis belum mencapai preferensi
maksimum, preferensi konsumen martabak Bangka secara keseluruhan
adalah baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan kesimpulan, maka penulis memberikan
saran kepada pengelola sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen maka sebaiknya martabak manis
memberikan produk yang memiliki aroma khas yang dapat menarik minat
konsumen. Dari hasil penelitian dapat diketahui unsur–unsur yang perlu
55
ditingkatkan dan unsur yang perlu dipertahankan. Yang perlu dipertahankan
adalah rasa dan varian rasa, dan yang perlu di tingkatkan aroma.
2. Pihak produsen martabak manis agar dapat memperbaiki hal-hal yang masih
kurang seperti pada hasil penelitian bahwa yang perlu ditingkatkan adalah
memperbaiki aroma yang lebih khas.
56
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, Redaksi. 2007. Makanan Selingan. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta
Dean, J. 2005. Rahasia Sukses Usaha Kecil dan Menengah (UKM) MartabakManis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dinata, A. 2011. Kajian Preferensi Dan Perilaku Konsumen Terhadap MinumanSari Buah diBandar Lampung (Skripsi). Fakultas Pertanian UniversitasLampung. Lampung.
Deni Yuda Pratam (2017) tentang Sikap Dan Kepuasan Konsumen TerhadapKonsumsi Makanan Pecel Lele Di Kota Bandar Lampung. Jurnal ekonomidan Bisnis Ekonomi Universitas Lampung
Fandos, Carmina & Flavia’n, Carlos. 2006. Intrinsic and Extrinsic QualityAttributes, Loyalty and Buying intention: an Analysis for a PDO Product.Journal of British Food Journal. Vol. 108 No. 8, pp. 646-662.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2009. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa:Bob Sabran. Ed. 12. Erlangga. Jakarta.
Lina Sari 2015 Perbedaan pengunjung Martabak manis Wilayah pemasaranPalembang. Skripsi. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Lamb, WCharles.et.al. 2001. Pemasaran. Edisi Pertama, Salemba Empat. Jakarta.
Maharani Grace, 2009, Analisis Kepuasan Loyalitas dan Preferensi KonsumenMartabak Air Mancur Bogor. IPB. Bogor
Mowen, J.C. 1993. Consumer Behaviour. Edisi Ketiga Terjemahan. Erlangga.Jakarta.
Maizawanto 2015 sikap pasien atas pelayanan Rumah Sakit Advent denganmenggunakan model Fishbein. Jurnal ekonomi Bisnis. Darmajaya
Nursaadah, 2010 Aneka Martabak manis dan Gurih . PT Gramedia PustakaUtama Jakarta
Stanton, W.J., 1993. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
57
Sugiarto, Dergibson S, Lasmono T. R., dan Deny S. O. 2013. Teknik Sampling.Jakarta.
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. 2000. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks.
Suhardjo. 1989. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Pusat Antar Universitas IPB.Bogor.
Simamora. Bilson 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Cetakan Ketiga.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. PT Ghalia Indonesia. Bogor.
Susenas. 2018. Survey Sosial Ekonomi Nasional. BPS. Jakarta.
Susilowati, Uki. 2001. Analisis Perilaku Konsumen di Kota Bogor terhadap TehBotol Sosro. (Skripsi). Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT RemajaROSDA Karya. Bandung.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES.Jakarta.
Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Andi Offset. Yogyakarta.
Wirartha, I. M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta.
Yahyono, Sufi. 2012. Martabak Manis dan Gurih. Demedia. Jakarta.
Wood, Risa. 2007. Functional and Symbolic Attributes of Product Selection.Journal of British Food Journal.Vol. 109 No. 2, pp. 108-118.
Widiyanti Wiwik 2019 Sikap Konsumen terhadap Multiatribut Produk DominoPizza Dengan Metode Fishbein di Depok. Cakrawala-Jurnal Humaniora,Vol 19 No. 1 Maret 2019
Yahyono, Sufi. 2012. Martabak Manis dan Gurih. Demedia. Jakarta.