Date post: | 29-Jun-2015 |
Category: |
Technology |
Upload: | arif-hermanto |
View: | 1,410 times |
Download: | 6 times |
L/O/G/O
Arif Hermanto 0910480020Aviva Aviolita P. P. 0910480024Dhewyangga Bismi P. 0901480042
M. Ardian Iman 0910480260
PESTISIDA ORGANOKLORI
N
PESTISIDA ORGANOKLORI
N
Miglioranza, Karina SB; de Moreno, Julia E. Aizpun; de Moreno, Victor J. 2002. Dynamics of
Organochlorine Pesticides in Soils From a Southeastern Region of Argentina .
Environmental Toxicology and Chemistry, Vol 22, pages 712-717
Soemirat, Juli. 2005. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Sudaryanto A., Monirith I., Kajiwara N., Takahashi S., Hartono P., Muawanah, Tanabe S. 2007.
Levels and Distribution of Organochlorine In Fish from Indonesia. Environmental
International, 33(6), 750-758.
Tarumingkeng R. 1992. Insektisida: Sifat, Mekanisme Kerja dan Penggunaannya. Jakarta :
Penerbit Ukrida. Nugraha. 2007. Evaluasi Penggunaan Insektisida Organoklorin di
Persawahan di Pantai Utara Jawa
UNIDO. 1984. Indonesia : Consultation on Research and Development for Pesticide
Production in Indonesia. Technical report. Vienna : United Nations Industrial Development
Organization.
Zhou R., Zhu L., Yang K., Chen Y. 2006. Distribution of Organochlorine Pesticides in Surface
Water.
REFRENCES
PENDAHULUAN
Perkembangan sektor pertanian telah mengakibatkan
peningkatan pencemaran lingkungan oleh bahan kimia buatan manusia.
Di antara polutan-polutan tersebut, terdapat polutan organik yang
disebut organoklorin. Organoklorin merupakan polutan yang bersifat
persisten dan dapat terbioakumulasi di alam serta bersifat toksik
terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Organoklorin tidak reaktif,
stabil, memiliki kelarutan yang sangat tinggi di dalam lemak, dan
memiliki kemampuan degradasi yang rendah (Ebichon dalam Soemirat,
2005).
Organoklorin termasuk ke dalam golongan pestisida yang
bagus dan ampuh, namun memiliki banyak dampak negatif terhadap
lingkungan. Sehingga perlu dipahami bagaimana teknik aplikasi yang
tepat.
TUJUAN
• Untuk menegtahui deskripsi pestisida organoklorin
• Untuk menegtahui toksikologi pestisida organoklorin
• Untuk mengetahui mekanisme peracunan pestisida organoklorin
• Untuk menegtahui sasaran organism dari pestisida organoklorin
• Untuk mengetahui dampak aplikasi pestisida organoklorin
terhadap lingkungan dan kesehatan.
Deskripsi
PESTISIDA ORGANOKLORIN
Organoklorin merupakan polutan yang bersifat persisten
dan dapat terbioakumulasi di alam serta bersifat toksisk terhadap
manusia dan makhluk hidup lainnya. Organoklorin tidak reaktif,
stabil, memiliki kelarutan yang sangat tinggi di dalam lemak, dan
memiliki kemampuan degradasi yang rendah (Ebichon dalam
Soemirat, 2005).
Organoklorin termasuk ke dalam golongan pestisida yang
bagus dan ampuh, namun memiliki banyak dampak negatif
terhadap lingkungan.
Organokhlorin atau disebut “Chlorinated hydrocarbon” terdiri dari beberapa
kelompok yang diklasifikasi menurut bentuk kimianya. Yang paling populer
dan pertama kali disinthesis adalah “Dichloro-diphenyl-trichloroethan” atau
disebut DDT.
L a n j u t a n . .
Kelompok Komponen
Cyclodienes Aldrin, Chlordan, Dieldrin, Heptachlor, endrin,
Toxaphen, Kepon, Mirex.
Hexachlorocyclohexan Lindane
Derivat Chlorinated-ethan DDT
Klasifikasi organokhlorin
Senyawa-senyawa OK (organokhlorin, chlorinated hydrocarbons)
sebagian besar menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen
selubung sel syaraf (Schwann cells) sehingga fungsi syaraf terganggu.
Peracunan dapat menyebabkan kematian atau pulih kembali. Kepulihan
bukan disebabkan karena senyawa OK telah keluar dari tubuh tetapi
karena disimpan dalam lemak tubuh. Semua Pestisida OK sukar terurai
oleh faktor-faktor lingkungan dan bersifat persisten, Mereka cenderung
menempel pada lemak dan partikel tanah sehingga dalam tubuh jasad
hidup dapat terjadi akumulasi, demikian pula di dalam tanah.
Toksikologi
Akibat peracunan biasanya terasa setelah waktu yang
lama, terutama bila dose kematian (lethal dose) telah tercapai.
Hal inilah yang menyebabkan sehingga penggunaan OK pada
saat ini semakin berkurang dan dibatasi. Efek lain adalah
biomagnifikasi, yaitu peningkatan peracunan lingkungan yang
terjadi karena efek biomagnifikasi (peningkatan biologis) yaitu
peningkatan daya racun suatu zat terjadi dalam tubuh jasad
hidup, karena reaksi hayati tertentu.
Lanjutan...
Sasaran
Pestisida organoklorin merupakan pestisida dengan spektrum luas, jadi
semua serangga dapat dikendalikan dengan pestisida jenis ini. Pestisida
organoklorin merupakan racun kontak dan racun perut, efektif untuk
mengendalikan larva, nimfa dan imago dan kadang-kadang untuk pupa dan telur.
Pada serangga organoklorin membuka saluran ion natrium di neuron,
menyebabkan serangga akan secara spontan mengalami kejang dan akhirnya
kematian. Adapun cara kerja organoklorin lainnya adalah dengan terjadinya
gangguan pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas,
gemetaran, kejang-kejang dan akhirnya terjadi kerusakan syaraf dan otot serta
kematian.
Apabila organoklorin menginhibisi enzim kholinesterase pada sistem syaraf
pusat reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer, hal
tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh
bagian tubuh.
Mekanisme Peracunan
Dampak Terhadap Lingkungan Dan Kesehatan
Penggunaan Pestisida organoklorin telah mengakibatkan pencemaran
terhadap udara, tanah, dan air. Area persawahan yang menggunakan banyak
materi organik akan mengandung residu pestisida yang tinggi karena tanah
yang seperti ini dapat mengabsorbsi senyawa hidrokarbon yang
mengandung klor (hidrokarbon terklorinasi). Faktanya, organoklorin juga
telah dilarang di Indonesia, namun masih banyak petani yang
menggunakannya.
Telah dibuktikan bahwa organoklorin masih terkandung dalam tanah di daerah
pertanian Pantura Jawa Barat. Hal ini menandakan organoklorin masih digunakan
di daerah tersebut. Jenis organoklorin yang terdeteksi adalah DDT, Dieldrin,
Endrin, dan masih banyak lagi. Dikarenakan kondisi daerah pertanian di Jawa
Barat tidak terlalu berbeda, maka tanah daerah pertanian di Sub DAS Citarum
Hulu diperkirakan mengandung senyawa organoklorin (Nugraha, 2007).
Dampak organoklorin bagi kesehatan manusia seperti kejang mirip
epilepsy,mual, muntah, sakit kepala, gelisah dan tremor. Dan juga dapat
menyebabkan kehiilangan kesadaran, fibrilasi ventrikel, dan depresi
nafas (Annoymous, 2010).
Fact...
PENUTUP
Organoklorin merupakan polutan yang bersifat persisten dan
dapat terbioakumulasi di alam serta bersifat toksik terhadap manusia
dan makhluk hidup lainnya. Organoklorin tidak reaktif, stabil, memiliki
kelarutan yang sangat tinggi di dalam lemak, dan memiliki
kemampuan degradasi yang rendah. Organoklorin termasuk ke
dalam golongan pestisida yang bagus dan ampuh, namun memiliki
banyak dampak negatif terhadap lingkungan. Sebagai pestisida, sifat
persistensinya sangat menguntungkan untuk mengontrol hama.
L/O/G/O
JOIN UB BE THE BEST
Thank You!Thank You!