Date post: | 07-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | wahyu-sholekhuddin |
View: | 219 times |
Download: | 0 times |
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 1/34
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Dispepsia didefiniskan sebagai sindrom atau kumpulan gejala yang terdiri
dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung mual, muntah, sendawa,
rasa cepat kenyang, perut rasa penuh atau begah. Dispepsia sebagai kumpulan
gejala dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya gastritis, ulkus peptikum,
kanker lambung, penggunaan obat obatan, kelainan jantung, kelainan di rongga
abdomen dan infeksi lambung.1,2
Pada tahun 198, dari hasil kultur biopsilambung diidentifikasi infeksi !elicobacter pylori akut maupun kronik sebagai
salah satu etiologi dari dispepsia."
#indrom dispepsia sering ditemui di masyarakat. $amun, data
epidemiologi mengenai dispepsia dan infeksi H. Pylori di %sia&Pasifik masih
terbatas.' #tudi dengan menggunakan data rumah sakit yang dilakukan di (akarta
oleh #aragih dkk,) Pada tahun 1998 sampai 2) pada pasien dispepsia
menggunakan pemeriksaan histopatologi menunjukan pre*alensi infeksi H. Pylori
yang menurun yaitu 12,8+ di tahun 1998 menjadi 2,9+ di tahun 2). #tudi
#ur*eilans dengan data yang diambil dari populasi pada tahun 2 di ) wilayah
di (akarta dengan menggunakan pemeriksaan serologi menunjukan infeksi H.
Pylori masih tinggi yaitu )2,"+ -nfeksi H. Pylori sendiri sering menyebabkan
gastritis kronik akibat infiltrasi mikroorganisme ke mukosa lambung. Pada
beberapa pasien, infeksi ini dapat tanpa gejala, tetapi meningkatkan risiko ulkus
peptikum dan adenokarsinoma. ,8 Pedoman saat ini untuk e*aluasi dan
menajemen dispepsia sangat menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan H.
Pylori di bawah usia )) tahun yang tidak memiliki gejala alarm /seperti berat
badan turun, disfagia progresif, muntah berulang, perdarahan saluran cerna, atau
riwayat keluarga dengan keganasan saluran cerna0 dan tinggal di wilayah dimana
pre*alensi !. Pylori 1+ atau lebih.9
etode yang digunakan untuk mengetahui infeksi H. Pylori pada
seseorangpun sangat ber*ariasi. #ecara umum, metode dapat dibagi menjadi
in*asif dan non&in*asif. etode in*asif memiliki beberapa keterbatasan, yaitu
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 2/34
2
membutuhkan biaya mahal, peralatan khusus, kurang tepatnya sampel yang
diambil, dan negatif palsu karena beberapa faktor seperti perdarahan, penggunaan
proton pump inhibitor, dan penggunaan antibiotik. etode non&in*asif saat ini
cukup menjanjikan, salah satunya adalah urea breath test /340, berbagai
penelitian memperlihatkan sensiti*itas dan spesifisitas 34 mencapai lebih dari
9+. 1,11 Dalam konsensus nasional penatalaksaan dispepsia dan infeksi H. Pylori
tahun 21', 34 disebutkan sebagai baku emas untuk pemeriksaan H. Pylori,
salah satu jenis 34 yang tersedia di -ndonesia adalah 1" 562 breath analyzer .12
$amun, 34 sendiri memerlukan peralatan yang khusus yang sulit ditemui,
terutama di daerah perifer di -ndonesia, dan membutuhkan biaya yang cukup
besar. Di sisi lain, metode serologi adalah salah satu yang memiliki keakuratan
cukup tinggi pada daerah dengan pre*alensi H. Pylori yang besar dan banyak
digunakan dalam penelitian. $amun, dari kepustakaan didapatkan keterbatasan
pemeriksaan tersebut, yaitu baru bisa digunakan bila pre*alensi di tempat tersebut
lebih dari +.1"
Pemeriksaan lainnya yang saat ini tergolong baru di -ndonesia adalah
pemeriksaan urin menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay
/7-#%0 maupun imunokromatografi. etode ini sudah banyak digunakan di
(epang dan menunjukkan akurasi yang hampir sama dengan pemeriksaan serologi,
tetapi belum banyak digunakan untuk studi di -ndonesia.1',1) Di beberapa negara
7ropa pemeriksaan urin sudah digunakan dengan sensiti*itas 8+ dan spesifisitas
sebesar 91+.1" #tudi yang dilakukan Dhaka tahun 2 dengan membandingkan
urin yang diperiksa dengan metode 7-#% dan pemeriksaan in*asif dan
/endoskopi dan dan biopsi0 menunjukkan bahwa sensiti*itas, spesifisitas, positif
predictive value /PP0, dan negative predictive value /$P0, masing&masingsebesar 9).')+, 81.2)+ 9).)+, 81.2)+, dan 92.8.1) etode rapid urine test
/:%P-:$0 sudah berkembang pesat di (epang. Pemeriksaan tersebut menjadi
salah satu alternatif metode yang mampu laksana untuk digunakan di praktek
dokter sehari&hari. #ensiti*itas, spesifitas, PP dan $P :%P-:$ cukup tinggi,
yaitu 82,2'+ 8","+, 8'+, dan 81,+.1 #aat ini, telah dikembangkan :%P-:$
dengan menambahkan antigen dari negara&negara yang diteliti, salah satunya
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 3/34
3
adalah -ndonesia. #tudi mengenai hal ini sudah dilakukan oleh Prof ;amaoka,
tetapi belum dipublikasikan.
Penelitian yang membandingkan akurasi berbagai pemeriksaan non&in*asif
untuk mendeteksi infeksi H. Pylori masih terbatas. Di sisi lain, penderita
sindroma dispepsia cukup tinggi. 3erdasarkan hal tersebut perlu dilakukan uji
diagnostik untuk membandingkan akurasi pemeriksaan :%P-:$ dan serologi
dengan 34 sebagai baku emas untuk mendeteksi infeksi H. pylori pada pasien
dengan dispepsia di -ndonesia. Dari berbagai studi yang dilakukan, terdapat
beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan infeksi H. pylori, diantaranya usia,
jenis kelamin, sosio&ekonomi kepadatan lingkungan dan kebersihan air.1 #tudi
multisenter yang dilakukan <orea menunjukkan risiko meningkat pada subjek
dengan sosio&ekonomi rendah.18 <ecamatan <oja adalah daerah dengan sebagian
penduduknya berada pada tingkat sosio&ekonomi menengah kebawah. 6leh
karena itu, penulis merasa perlu dilakukan penelitian mengenai H. pylori di
Puskesmas <ecamatan <oja, (akarta berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
dilakukan penelitian Helicobacter pylori dengan metode :%P-:$ di -ndonesia.
1.2. Identifikasi Masalah
Dispepsia merupakan gangguan yang sering ditemui. -nfeksi ! pylori
%dalah salah satu penyebab utama dispepsia. ntuk mendiagnosis infeksi !
pylori, dapat dilakukan pemeriksaan in*asif dan non in*asif.
Pemeriksaan non i*asif lebih mampu laksana dan memiliki risiko yang lebih
sedikit.
rea 3reath 4est /340 adalah salah satu pemriksaan non in*asi*e yang
akurasinya sebanding dengan baku emas, tetapi biayayang diperlukan mahal danterbatas peralatan didaerah. Pemeriksaan serologi dan :%P-:$ adalah
pemeriksaan sederhana yang saat ini berkembang, tetapi akurasinya berbeda&beda
dan data uji diagnosis di -ndonesia terbatas. 3erdasarkan studi di :umah sakit dan
data studi di -ndonesia untuk :%P-:$ terbatas.
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 4/34
4
1.3. R!san !asalah
3erdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diajukan
pertanyaan penelitian, yaitu= bagaimana akurasi pemeriksaan non in*asif serologi
dan :%P-:$ dibandingkan dengan urea breath test /340 sebagai baku emas
dalam mendeteksi infeksi H. pylori pada pasien dengan dispepsia di -ndonesia>
1.". Hi#$tesis #enelitian
1. Pemeriksaan serologi dan :%P-:$ memiliki akurasi diagnostik yang
sama baik dibandingkan dengan 34 sebagai baku emas pemeriksaan
non&in*asif untuk mendeteksi infeksi H. Pylori pada pasien dengan
dispepsia di -ndonesia.
1.% &'an #enelitian
1.%.1 &'an U!!
engetahui akurasi pemeriksaan non&in*asif /serologi dan urin0 dibandingkan
dengan 34 sebagai baku emas untuk mendeteksi infeksi H. Pylori pada pasien
dengan sindroma dispepsia.
1.%.2 &'an (hss
1. engetahui sensiti*itas dan spesifisitas pemeriksaan serologi
dibandingkan dengan 34 untuk mendeteksi H. Pylori pada pasien
dispepsia.
2. engetahui sensiti*itas dan spesifisitas pemeriksaan :%P-:$
dibandingkan dengan 34 untuk mendeteksi H. Pylori pada pasien
dispepsia.
". engetahui positive predictive value /PP0 dan negative predictive value
/$P0 pemeriksaan serologi dibandingkan dengan 34 untuk mendeteksi
infeksi H. Pylori pada pasien dispepsia.
'. engetahui positive predictive value ( PP0 dan negative predictive value
( $P0 pemeriksaan :%P-:$ dibandingkan dengan 34 untuk
mendeteksi infeksi !. Pylori pada pasien dyspepsia.
1.) Manfaat #enelitian
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 5/34
5
1. anfaat bagi bidang pengabdian ialah dapat diaplikasikan untuk
pelayanan kesehatansebagai skrining infeksi H. Pylori pada pasien
dispepsia di tempat dengan fasilitas terbatas atau tidak tersedia 34.
2. anfaat dalam bidang akademik ialah memperoleh data efekti*itas
pemeriksaan serologi dan urin dalam mendeteksi infeksi H. Pylori serta
mengetahui pre*alensi dan karakteristik infeksi H. Pylori pada pasien
dispepsia.
". anfaat dalam bidang pengembangan penelitian ialah hasil penelitian ini
digunakan untuk pengembangan penelitian penggunaan :%P-:$ dalam
rangka penegakan diagnosis H. Pylori pada pasien dispepsia.
BAB 2
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 6/34
6
&IN*AUAN PU+&A(A
2.1 Pendahlan<ata ?dispepsia@ berasal dari bahasa ;ang berarti ?pencernaan buruk@ atau
rasa nyeri dan tidak nyaman pada region epigastrik. <onsensus terdahulu tahun
1999 di :oma, dispepsia di dunia didefinisikan sebagai nyeri atau rasa tidak
nyaman di abdomen tengah atas. 3erdasarkan diagnosis ini, nyeri di hipokondria
kanan atau kiri tidak dikatakan sebagai dispepsia. Aejala yang sering dijumpai
pada dispepsia selain dari nyeri atau rasa tidak nyaman dari epigastrium adalah
pasien mersa cepat kenyang, kembung, mual, dan muntah. Aejala ini sering
ditemukan pada praktik klinis dan secara umum dikenali sebagai maag. #ecara
umum, pre*alensi dispepsia di populasi mencapai 2&'+.1,8,19
2.1.1. ,e'ala Dis#e#sia
<eluhan keluhan dispepsia dapat baru saja terjadi atau sudah beberapa bulan atau
tahun. #ecara umum, empat minggu adalah waktu yang cukup untuk membedakan
gejala tersebut dari proses fisiologis karena perut kosong. Aejala dispepsia,
diantaranya8=
1. $yeri epigastrik, yang merupakan keluhan subjektif berupa sensasi tidak
nyaman. 3eberapa pasien menyatakan mereka merasa ada yang salah
dengan perut mereka
2. :asa tidak nyaman di epigastrik, perasaan subjektif tidak nyaman dan
bukan nyeri.
". 5epat kenyang, perasaan penuh di awal makan dan tidak berhubungan
dengan porsi makanan. Pasien biasanya tidak dapat menghabiskan
makanannya.
'. Perasaan penuh, sensasi tidak menyenagkan seperti makanan tertahan di
lambung yang muncul setelah makan.
). <embung di abdomen atas.
. ual, perasaan ingin muntah.
2.1.2 Eti$l$gi
Dispepsia secara umum dibagi menjadi dispepsia organik, yaitu
disebabkan oleh penyebab tertentu, dan dispepsia fungsional, yaitu sindrom
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 7/34
7
/kumpulan gejala0 gastroduodenal tanpa kelainan organik maupun metabolik yang
berhubungan dengan gejala tersebut.1,2
Penyebab dispepsia secara organik dibagi menjadi berikut1=
1. Aangguan atau penyakit di dalam lumen saluran cerna, contohnya tukak
gasterBduodenum, gastritis, tumor, dan infeksi H. Pylori
2. 6bat&obatan, contohnya anti inflamasi non&steroid /6%-$#0, aspirin
beberapa jenis antubiotik, digitalis, teofilin, dan sebagainya
. Penyakit pada hati, pankreas, dan sistem bilier
!. Penyakit sistemik, contohnya diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit
jantung koroner.
Dispepsia fungsional mengacu pada kriteria :oma --- yang belum
di*alidasi di -ndonesia. <onsensus %sia&Pasifik tahun 212 memutuskan untuk
mengikuti konsep dari kriteria diagnosis :oma -- dengan penambahan gejala
berupa kembung pada abdomen aras yang umum ditemui pada dispepsia
fungsional. #indroma nyeri epigastrik dan sindroma distres postprandial. 3ukti
terkini menunjukkan tumpang tindih dalam dua pertiga diagnosis dispepsia.21
Aambar 2.1. %lur diagnosis Dispepsia 3elum Diin*esitigasi
4erapi dyspepsia sudah dapat dimulai berdasarkan sindrom klinis yang
dominan dan dilanjutkan sesuai hasil i*estigasi. Pada dispepsia yang belum
diin*estigasi, diberikan terapi empiric selama 1&' minggu sebelum hasil
in*estigasi awal, yaitu pemeriksaan adanya H. pylori. ntuk daerah dan etnis
tertentu atau pasien dengan faktor risiko tinggi pemeriksaan H. pylori harus lebih
Universitas Indonesia
Dispepsia belum
Dispepsia
Organik:
- ulkus peptikum
- gastritis erosive
- gastritis sedang-
berat
Dispepsia
Sindromanyeri epi
Sindroma distresssetelah makan
Pemeriksaan penunang
!sesuai indikasi"
- laboratorium darah
- endoskopi
- Urea Breath Test
-#S$ %bdomen
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 8/34
&
awal. 6bat yang dipergunakan berupa antasida, antisekresi asam lambung,
prokinetik, dan sitoprotektor, dimana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi
keluhan dan riwayat pengobatan sebelumnya. <arena pre*alensi infeksi H. pylori
yang tinggi, strategi test and treat diterapkan pada pasien dengan keluhan
dispepsia tanpa tanda bahaya.12
Aambar 2.2 %lgoritme 4ata aksana Dispepsia12
Pasien dispepsia dengan tanda bahaya tidak diberikan terapi empirik,
melainkan harus dilakukan in*estigasi terlebih dahulu dengan endoskopi ditambah
atau tanpa pemeriksaan histopatologi sebelum ditangani sebagai dispepsia
fungsional. %pabila ditemukan lesi mukosa sesuai hasil endoskopi, terapi
dilakukan sesuai kelainan yang ditemukan. <elainan yang termasuk kelompok
Universitas Indonesia
Dispepsia 'rganik(asil pemeriksaan
menelaskan
geala
Dispepsia
)ungsional
*anutkan
terapi
+emuan
menelaskan
geala
%pabila ada indikasi, parasit dan darah
samar tina kimia darah dan.atau
pen/itraan abdomen
0ndoskopi
S%
+erapi
0mpiris
espo
n
setela
h 2
mingg
u
Dispepsia belum diinvestigasi selama 3
bulan atau lebih
%namnesis dan Pemeriksaan )isik
eliminasi penyebab dispepsia organik
mis 'bat-obatan
+anda
bahaya
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 9/34
dispepsia organik antara lain gastritis, gastritis hemoragik, duodenitis, ulkus
gaster, ulkus duodenum, dan proses keganasan. %pabila setelah in*estigasi
dilakukan tidak ditemukan kelainan, terapi dapat diberikan sesuai dengan
gangguan fungsional yang ada.12
2.2. Infeksi Heli-$ba-ter Pl$ri
#ecara umum, infeksi H . pylori diketahui sebagai masalah global. #ejak
penemuan H. pylori oleh arshall dan Caren pada tahun 198", sampai saat ini
belum jelas betul proses penularan serta patomekanismenya pada berbagai
keadaan patologis saluran cerna bagian atas. #elain itu, data epidemiologi infeksi
H. pylori di %sia Pasifik, khususnya di -ndonesia, masih sangat terbatas.',22
2.2.1. E#ide!i$l$gi Infeksi H. Pl$ri
H. pylori diperkirakan menginfeksi )+ dari populasi dunia. 4erdapat perbedaan
pola infeksi H. pylori antara negara barat dan negara berkembang. Pre*alensi di
negara barat telah menurun dalam beberapa tahun, tetapi di negara berkembang
masih tinggi. Pre*alensi di negara maju sekitar "&'+, sedangkan di negara
berkembang mencapai 8&9+. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 1&2+ yang
akan menjadi penyakit gastroduodenal.1) #tudi di -ndonesia sendiri memberikan
hasil yang ber*ariasi. #tudi berdasarkan data rumah sakit pada pasien dispepsia
yang dilakukan pemeriksaan histopatologi, terjadi penurunan pre*alensi infeksi
H. pylori yaitu sebesar 12,8+ di tahun 1998 menjadi 2,9+ di tahun 2).) #tudi
yang dilakukan di -ndonesia pada tahun 2, pada "1 subjek di ) wilayah di
(akarta didapatkan seropre*alensi infeksi H. pylori sebesar )2,"+ dengan
pre*alensi tertinggi ,1+ di (akarta 3arat dan terendah '1,+ di (akarta#elatan.
2.2.2. +train H. Pylori
<uman !. Pylori sangat polimorfik dan seperti mikroba lain yang persisten,
mampu beradaptasi dengan baik pada manusia. 3eberapa strain H. pylori dapat
berkolonisasi di pejamu yang sama. Di sisi lain, mutasi titik yang mengakibatkan
polimorfisme, relatif tinggi dibanding bakteri lain. $amun, terdapat *ariasi alel,
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 10/34
1
termasuk adanya patogenesis cag dan perbedaan genotipe vac " dan ice " yang
memiliki rele*ansi klinis. #tudi mengenai cag menunjukkan peran penting *arisi
alel. 2"
Protein 5ag%, pertama kali dikaitkan dengan *irulensi pada tahun 199,
ditandai dengan gen kriptik yang menjadi penanda adanya patogenesis pulau cag .
Di %merika atin, 7ropa 3arat, dan %merika #erikat, hanya '&+ dari semua
strain yang merupakan cag, sedangkan di %sia 4imur hampir semua orang
membawa strain cag #. Dari studi di %merika #erikat, 7ropa, dan %merika atin
strain cag # secara signifikan berhubungan dengan ulkus duodenal, gastritis atropi,
dan berkembangnya adenokarsinoma gaster. Pada populasi %sia, hubungan cag
dan *irulensi masih belum jelas.2
Pada studi di populasi barat, yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme
yang mendasari hubungan strain cag dengan penyakit, yaitu karena strain
tersebut menyebabkan kerusakan epitel yang lebih banyak, mensekresi sitokin pro
inflamsi /contohnya, interleukin&80 lebih banyak, dan lebih menginfiltrasi mukosa
gaster dengan sel neutrofil dan monofil, perkembangan yang lebih cepat gastritis
atropi, dan perubahan sekresi gaster. #train cag menjadi induser yang lebih
efisien untuk sel epitelial $E&k 3.2
2.2.3. Pat$genesis Infeksi H. Pylori
H. pylori memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap lingkungan
lingkungan lambung. H. pylori mampu masuk, berenenang, orientasi spasial
dalam lambang, menghindar dari respon imun, dan akibatnya terjadi kolonisasi
dan transmisi persisten.19,2'
umen lambung memiliki akti*itas bakterisidal, tetapi H. pylori mampumenghindari akti*itas tersebut dan masuk ke lapisan mukus. ekanismenya
melalui produksi urease dan motilitas. rease berperan dalam menghidrolisis urea
menjadi karbondioksida dan amonia sehingga menetralkan lingkungan asam.
%kti*itas urease diatur oleh saluran urea yang tergantung p! / pH-gated urea
channel 0, re&-, yang terbuka pada p! rendah dan menutup aliran urea pada
kondisi netral. otilitas berperan dalam kolonisasi. Elagel H. pylori beradaptasi
sangat baik dengan lipatan&lipatan lambung. H. pylori terikat pada sel&sel epitel
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 11/34
11
melalui berbagai komponen permukaan bakteri. #alah satu adhesin yang terkenal
adalah 3ab%, yang dikatakan juga dapat mempengaruhi berat&ringannya
penyakit.1
H. pylori akan mengeluarkan eksotoksin, ac% /vacuolating cytoto$in0.
4oksin tersebut masuk ke dalam membran sel epitel dan membentuk suatu saluran
*oltase, anion heksamer selektif, yang dapat dilalui oleh bikarbonat dan anion&
anion organik, yang sepertinya untuk menyediakan nutrisi bakteri. ac% juga
menyerang membran mitokondria sehingga menyebabkan lepasnya sitokrom c
dan mengakibatkan apoptosis. 3eberapa strain H. pylori memiliki cag-P%- /cag
pathologenicity island 0, yaitu suatu fragmen genom yang mengandung 29 gen.
3eberapa gen menyandi komponen&komponen sekresi yang men&translokasi
5ag% kedalam sel pejamu. #etelah memasuki sel epitel, 5ag% difosforilasi dan
terikat pada #!P&2 tirosin fosfotase, menimbulkan respon selular gro%th-factor-
like dan produksi sitokin oleh sel pejamu.1
2.2.". /akt$r Risik$ Infeksi H. pylori
Eaktor risiko H. pylori, diantaranya status ekonomi yang rendah, lingkungan padat
penduduk, anak yang banyak, dan air yang tidak bersih. #elain itu, usia, jenis
kelamin, perilaku merokok dan minum alkohol juga sering dikaitkan dengan
infeksi H. pylori.
a. Usia
#tudi yang dilakukan #taat dkk,2) di %merika #erikat membandingkan infeksi H.
pylori pada orang dewasa dan anak&anak menunjukkan bahwa infeksi H. pylori
berhubungan signifikan dengan peningkatan usia /6:F 1,Btahun0. #tudi yang
dilakukan oleh arie,1 tahun 2 di %rab #audi menggunakan metode enzyme-
linked immunosorbent assay /7-#%0 untuk mendeteksi infeksi H. pylori,
menunjukkan bahwa pre*alensi meningkat pada usia lebih tua.
#tudi multicenter yang dilakukan di <orea selama 1" tahun, dengan sampel
berjumlah 19.22, memberikan analisaa berbeda. Dari studi potong lintang terlihat
infeksi H. pylori meningkat hingga usia '&'9 tahun kemudian menetap. $amun,
hasil ini meragukan karena studi lain di <anada menyebutkan peningkatan infeksi
kemungkinan akibat meningkatnya faktor risiko lain sejalan dengan peningkatan
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 12/34
12
umur. #elain itu, ketika dbandingkan dengan membuat sintesis kohort dari data
tahun 1998, 2), dan 211 /birth cohort 0 ternyata sejalan dengan usia
seropre*alensi menurun. !al ini menunjukkan usia kemungkinan tidak
meningkatkan infeksi H. pylori, penurunan dapat terjadi karena pemberian
antibiotik atau proton pump inhibitor /PP-0 bukan dalam terapi eradikasi
formal.18#tudi lain yang membagi subjek menjadi 2 kelompok, yang telah diterapi
eradikasi dan yang belum dengan jumlah sampel )8, menunjukkan tidak ada
hubungan usia dengan infeksi H. pylori.2 #tudi yang dilakukan %ri dkk," di
-ndonesia menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara subjek kurang
dari ' tahun dan lebih dari sama dengan ' tahun, tetapi berbeda bermakna jika
kelompok yang dibandingkan adalah kurang dari tahun dan lebih dari sama
dengan tahun.
b. *enis (ela!in
(enis kelamin dikatakan berhubungan dengan infeksi H. pylori pada beberapa
studi, tetapi berbagai studi memberikan hasil yang berbeda antara lebih berisiko
laki&laki atau perempuan. ekanisme mengenai faktor risiko ini terhadap infeksi
H. pylori masih belum jelas.1,18
-. Mer$k$k dan Alk$h$l
#tudi yang dilakukan di -rlandia dengan jumlah sampel ''2, studi ini yang
pertama kali menyatakan hubungan antara rokok dengan infeksi H. pylori,
walaupun di studi sebelumnya dinyatakan tidak ada hubungan. Dalam studi ini,
yang dibandingkan adalah perokok, mantan perokok, dan yang tidak merokok,
masing&masing jumlah sampelnya adalah '2, ", dan 9". !asil studi ini
menunjukkan perokok dan mantan merokok memiliki pre*alensi yang hampir
sama untuk infeksi H. pylori. !al ini diakibatkan oleh nikotin yang memiliki efek pada aliran darah mukosa gaster, sekresi mukus, dan sekresi faktor pertumbuhan
epidermal yang dapat meningkatkan kolonisasi bila terpajan organism. #tudi ini
juga melihat hubungan dengan konsumsi alkohol, tetapi tidak ada hubungan yang
bermakna.2
2.2.%. Diagn$sis Infeksi H. Pylori
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menetapkan adanya infeksi H. pylori
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 13/34
13
sebelum memberi pengobatan atau untuk penelitian epidemiologi. Dalam
perkembangannya, tes diagnostik dibagi menjadi in*asif dan non&in*asif.
Pemeriksaan in*asif diantaranya, tes urease /56.-0, histopatologi, kultur
mikrobiologi, Polymerasse &hain 'eaction /P5:0. Pemeriksaan non&in*asif
diantaranya, serologi /-gA, -g% anti&!p0, urea breath test /1"5,1'50.22
1. Pemeriksaan -n*asif
a. !istopatologi
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menilai derajat inflamasi gastritis.
Pemeriksaan dengan pewarnaan ! dan 7 untuk deteksi kuman dengan
sensiti*itas 9"+ dan spesifisitas 8+ sera akurasi 92+. Pewarnaan khusus
dengan Aiemsa, Aenta, atau Carthin&#tarry memberi gambaran H. Pylori
yang jelas, sedangkan dengan pewarnaan Aenta gambaran metaplasia
gastrik akan tampak lebih jelas. $amun, pemeriksaan ini akan berkurang
sensiti*itasnya bila sebelumnya pasien diberi anitbiotik atau inhibitor
pompa proton.22
b. <ultur mikrobiologi
Pemeriksaan kultur adalah pemeriksaan in*asif yang sulit dilakukan.
#ensiti*itas pemeriksaan ini relatif rendah yaitu, &98+. 4eknik yang
dianjurkan dengan tes difusi agar atau dengan test dimana sekaligus
ditentukan konsentrasi inhibisi minimal antibiotik yang diuji. Pemeriksaan
kultur sangat membantu untuk pengobatan kegagalan terapi eradikasi.22
c. P5:
P5: memiliki sensiti*itas yang tinggi /9'&1+0 serta spesifisitas yang
juga tinggi /1+0. Pemeriksaan ini menggunakan spesimen biopsi baik
yang sudah diparafin maupun bekas tes urease seperti 56. <euntungan
tes ini adalah mampu mendeteksi infeksi dengan densitas rendah, bahkan
ekspresi berbagai gen bakteri, seperti 5ag %. #elain biopsi mukosa
lambung, P5: juga mampu mendeteksi infeksi H. pylori dengan
memeriksa cairan lambung yang perlu dijaga jangan sampai terjadi
kontaminasi baik dari skop endoskopi maupun dari rongga mulut atau plak
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 14/34
14
gigi karena dapat memberikan hasil positif palsu. P5: juga bisa
digunakan untuk menilai hasil terapi eradikasi. 3iaya untuk pemeriksaan
ini cukup mahal.22
d. 3iopsi rea 4es /340
4es ini memiliki berbagai pilihan, mulai dari yang dibuat sendiri dalam
bentuk cairan ataupun padat seperti tes 56. Dasar pemeriksaan ini adalah
enGim urease dari kuman H. pylori yang mengubah urea menjadi amonia
yang bersifat basa sehingga terjadi perubahan warna media menjadi
merah. !asilnya dapat dibaca dalam beberapa menit sampai 2' jam dan
pengambilan lebih dari satu spesimen akan meningkatkan akurasi pemeriksaan. #ensiti*itas pemeriksaan ini sekitar 89&98+, sedangkan
spesifisitasnya mencapai 1+. Pemeriksaan ini tidak dapat digunakan
untuk menilai terapi eradikasi. Penggunaan antibiotik atau penghambat
pompa proton akan menghambat pertumbuhan kuman sehingga harus
dihentikan satu minggu sebelumnya.22
2. Pemeriksaan $on&-n*asif
a. )rea *reath +est /340
Pemeriksaan ini adalah baku emas untuk deteksi infeksi H. pylori non&
in*asif yang pertama kali ditemukan pada tahun 198 oleh Araham dan
3ell. 5ara kerjanya dengan menyuruh pasien menelan urea yang
mengandung isotop karbon, yaitu 1"5 atau 1'5. 3ila ada akti*itas urease
dari kuman H. pylori akan dihasilkan isotop karbon dioksida yang diserap
dan dikeluarkan melalui pernapasan. !asil dinilai dengan kenaikan eksresi
isotop dibandingkan dengan nilai dasar. Dalam hal akurasi, 34 cukup
baik dengan sensiti*as dan spesifisitas lebih dari 9+. !asil positif palsu
harus dipertimbangkan bila diduga ada mikroorganisme lain yang juga
menghasilkan urease pada keadaan aklorhidria. !asil negatif palsu dapat
terjadi bila pasien mendapat antibiotik, antasid, bismuth, atau anti sekresi
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 15/34
15
asam. 6leh karena itu, sebelum dilakukan pemeriksaan sebaiknya obat&
obatan tersebut dihentikan. Penggunaan 34 mempunyai kelebihan
dengan yang menggunakan spesimen biopsi karena mewakili seluruh
permukaan mukosa lambung. Pemeriksaan 34 merupakan baku emas
untuk pemeriksaan H. pylori dan konfirmasi hasil terapi eradikasi.12,22
b. #erologi
Pemeriksaan serologi pada umumnya mendeteksi -gA terhadap kuman H.
pylori. 5ara ini sering digunakan untuk pemeriksaan epidemiologi atau
e*aluasi sebelum pemberian terapi eradikasi karena relatif murah dan
dapat diterima oleh kelompok pasien asimtomatik atau anak&anak yangtidak mau diperiksa dengan cara yang in*asif seperti gastroskopi. 4eknik
yang dipakai adalah 7-#%, esternblot , fiksasi komplemen, dan
imunofluoresen. #tudi pre*alensi di -ndonesia dilakukan dengan
menggunakan metodi Passive Haemagglutination /P!%0, sedangkan studi
klinik umumnya menggunakan 7-#%. #tudi P!% dikembangkan oleh
aboratorium 3iomedik ataram untuk membuat suatu pemeriksaan yang
mudah, sederhana, dan murah. 28
#aat ini, telah banyak tes 7-#% yang tersedia dengan penggunaan
yang sederhana dan hasil yang akurat. asalahnya adalah sensiti*itas dan
spesifisitas yang ber*ariasi secara geografis. !al ini diduga karena
pengaruh antigen lokal yang berbeda atau akibat titer yang relatif rendah,
misalnya pada kelompok pasien anak atau populasi tertentu. 6leh karena
itu, dianggap perlu untuk melakukan *alidasi tes sebelum digunakan
secara luas di suatu wilayah. 5ontohnya, studi di (akarta dengan
menggunakan tes 7-#% buatan :oche menunjukkan sensiti*itas dan
spesifisitas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan laporan negara
3arat. ntuk menetapkan sensiti*itas dan spesifisitasnya, dapat dilakukan
penetapan cut off point sebagai batas hasil yang positif dan negatif dari
suatu populasi. Penelitian di (akarta, menetapkan cut off point 18 7B
dapat meniingkatkan sensiti*itas tes 7-#%. Dalam perkembangan cara
7-#% telah dipakai untuk tes di ruang praktik dokter, in office Hp test,
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 16/34
16
dengan cara yang sederhana, tanpa sentrifugasi, bersifat kualitatif dan
hasilnya diperoleh dalam waktu )&1 menit.2" 4es serologi memiliki
negative predictive value /$P0 yang tinggi pada daerah dengan
pre*alensi rendah dan berguna pada daerah dengan pre*alensi tinggi ketika
tidak ada alternati*e lain karena pada daerah tersebut positive predictive
value /PP0 meningkat. $amun, akurasi tes serologi ini sangat ber*ariasi.1
c. 4es rin
4es urin dan sali*a mulai dikembangkan untuk deteksi infeksi H. pylori.
Deteksi antibodi H. pylori di sali*a memiliki sensiti*itas dan spesifisitas
yang rendah yaitu, 81+ dan "+. $amun, pemeriksaan antibodi di urin
menunjukkan sensiti*itas dan spesifisitas yang cukup tinggi yaitu, 8+
dan 91+. 1 #tudi lain yang dilakukan di 4aiwan dengan menggunakan tes
:-$7-#% /urin tes dengan dengan menggunakan 7-#% untuk
mendeteksi H. pylori0, dari studi ini diketahui sensiti*itas, spesifisitas,
PP, dan $P, masing&masing sebesar 91,+, 9,8+, 9,"+, dan
8,+.12 #tudi lain di 5ina dengan menggunakan rapid urine test
/:%P-:$ H. pylori antibodi0 memperlihatkan akurasi yang cukup tinggi,
yaitu sensiti*itas, spesifisitas, PP, dan $P, masing&masing adalah
9,+, 9),2+, 9,+, dan 9),9+.29
d. 4es 4inja
#aat ini, deteksi antigen H. pylori pada spesimen tinja sudah dapat
dilakukan sebagai pemeriksaan inisiasi dan konfirmasi setelah terapi
eradikasi. #ebagian besar tes ini menggunakan poliklonal antibodi yang
berdasarkan studi oleh uropean H. pylori study group memiliki
sensiti*itas dan spesifisitas yang cukup tinggi yaitu, 92+ dan 88+.
$amun, dari segi harga tes ini masih lebih mahal daripada tes serologi.12
2.3. Kerangka Teori
Universitas Indonesia
%ntibodi
Serologi
dara
h
uri
nsaliva
TesUri
n
0ksotoksin
Dispepsianyeri epigastrik/epat kenyangmualkembung
%dhesinmenempel di 0pitel
$aster
8enetralkan P(
lambung
)lagel
8otil di *ipatan
*ambungdifusi
Ure
a
Bre
ath
Test
#rease#rea
dilabel
isotop 9sotop '
2
Darah
0kskresi di
Paru
Infeksi H. pylori
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 17/34
17
BAB 3
(ERAN,(A (0N+EP DAN DE/INI+I 0PERA+I0NAL
3.1. (erangka ($nse#
Dis#e#sia
3.2. Definisi 0#erasi$nal
ariabel Definisi ara Pengkran +kala
#indrom
Dispepsia
3erdasarkan kriteria :oma ---, yaitu
suatu penyakit dengan satu atau lebih
gejala yang berhubungan dengan
gangguan di gastroduodenal= 10 nyeri
epigastrium, 20 rasa terbakar di
epigastrium, "0 rasa penuh atau tidak
nyaman setelah makan, dan '0 rasa cepat
kenyang. Aejala yang dirasakan harus
%namnesis $ominal
Universitas Indonesia
Urea Breath Test
UB&4
&es +er$l$gi
RAPIRUN
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 18/34
1&
berlangsung setidaknya selama tiga
bulan terakhir dengan awitan gejala
enam bulan sebelum diagnosis ditegakan.
!asil tes
serologi
Deteksi infeksi H. Pylori berdasarkan
pemeriksaan antibody -gA kuman H.
pylori dari darah pasien.
Pemeriksaan antibody -gA
terhadap H. pylori dengan metode
P!% /3iomedik&ataram0, hasil
positif atau negatif.
$ominal
!asil tes
urin
Deteksi infeksi H. Pylori berdasarkan
pemeriksaan antibody -gA kuman H.
pylori dari spesimen urin pasien.
Pemeriksaan antibody -gA
terhadap H. pylori dengan metode
:%P-:$, hasil positif atau
negatif.
$ominal
!asil 34 Deteksi infeksi H. Pylori berdasarkan
bekerjanya enGim urease yang
menghasilkan karbon dioksida
Pasien diminta menelan urea yang
mengandung isotop karbon 5&1"
kemudian di deteksi eksresi isotop
karbon dioksida dari pernapasan
menggunakan nilai dasar karbon
dioksida, hasil dapat positif atau
negatif.
$ominal
BAB "
ME&0DE PENELI&IAN
".1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang untuk mengetahui
akurasi pemeriksaan non&in*asif /serologi dan urin0 dibandingkan dengan 34
sebagai baku emas dalam mengetahui infeksi H. pylori.
".2. &e!#at dan 5akt Penelitian
".2.1 &e!#at Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas <ecamatan <oja, (akarta tara.
".2.2 5akt Penelitian
Caktu penelitian dilakukan pada bulan %pril&(uni tahun 21).
".3. P$#lasi dan sa!#el
".3.1 P$#lasi &arget
Universitas Indonesia
18
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 19/34
1
#emua pasien yang menderita dispepsia.
".3.2 P$#lasi &er'angka
#emua pasien yang menderita dispepsia di Puskesmas <ec. <oja, (akarta tara,
pada bulan Eebruari sampai %pril 21).
".3.3 +b'ek Penelitian
Pasien yang memenuhi kriteria pemilihan subjek penelitian.
".". ara Pe!ilihan +a!#el
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling .
".%. Perhitngan *!lah +a!#el
Perhitungan sampel untuk penelitian diagnostik menggunakan rumus=
Perhitungan= F ,1
<eterangan =
n F (umlah sampel minimal
HIF de*iat baku dari tingkat kesalahan,I F )+, maka HI F 1,9
#en F sensiti*itas yang diinginkan, ditetapkan oleh peneliti 9+
P F Pre*alensi penyakit dari pustaka F )2,"+ .
d F penyimpangan yang dapat diterima /d0 sebesar J 1+ atau ,1.
3erdasarkan perhitungan diatas, besar sampel minimal yang digunakan untuk
penelitian ini adalah orang. Ditambah dengan drop out 1+ sehingga total
sampel yang dibutuhkan adalah ' orang.
".). (riteria Pe!ilihan +b'ek Penelitian
".).1 (riteria Inklsi
1. Pasien dengan keluhan dispepsia di Puskesmas <oja, (akarta tara, selama
kurun waktu penelitian.
2. 3ersedia diikutsertakan dalam penelitian.
".).2 (riteria eksklsi
1. Perdarahan saluran cerna.
2. <onsumsi antibiotik dan proton pump inhibitor /PP-0 dalam 2 minggu terakhir.
Universitas Indonesia
n 6 1 8)2 89: 1 ; 89: <9 12%2 3:
n 6 =>2 +en 1 ? +en4<d2P
1
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 20/34
2
". <eganasan saluran cerna.
'. Pasien tidak dilakukan salah satu atau lebih dari ketiga pemeriksaan yang
diteliti /34, urin, dan serologi0.
".@ Identifikasi ariabel
ariabel bebas adalah hasil pemeriksaan serologi dan urin. ariabel tergantung
adalah infeksi H. Pylori yang dibuktikan melalui hasil pemeriksaan 34 sebagai
baku emas.
". +!ber Data
Data yang digunakan dalam pengukuran ini adalah data primer dari kuesioner,
hasil pemeriksaan 34, serologi, dan urin.
".8. Instr!en Pengkran Data
-nstrumen pengukuran data berupa kuisioner, perangkat 34, tes serologi dan
urin untuk deteksi infeksi H. pylori.
".19.Analisis dan Peng$lahan Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah menggunakan komputer memakai
program P *ersi 1.. Pertama akan dilihat apakah hasil pemeriksaan serologi
dan urin berhubungan dengan infeksi H. pylori. #elanjutnya data disajikan dalam
table 2K2 untuk mendapatkan nilai sensiti*itas, spesifisitas, positive predictive
value (PP/ dan negative predictive value (0P/.
".11. ara (er'a
".11.1 +ebel! Penelitian
• elakukan sosialisasi kuesioner kepada petugas medis di Puskesmas <ec.
<oja.
• emberikan pelatihan untuk 34, tes serologi dan urin pada petugas
medis.
".11.2 +aat Penelitian
• <uesioner penelitian diisi untuk semua sampel yang memenuhi kriteria
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 21/34
21
penelitian yang meliputi data= identitas pasien /nama, usiaBtanggal lahir,
jenis kelamin0, gejala dispepsia, dan perilaku yang berhubungan dengan
infeksi H. pylori.
• elakukan deteksi infeksi H. Pylori dengan 34 dari ekspirasi pasien
setelah diberikan urea yang mengandung isotop karbon, tes serologi
dengan darah tepi, dan tes :%P-:$ dengan urin.
a. angkah Pemeriksaan )rea *reath +est
b. *angkah Pemeriksaan Serologi iomedik-8ataram dengan P(%
Universitas Indonesia
14CO
Kapsul
Urea -13C
Urea
dala!
urin
"on
#ikar#ona$
%&13CO3
-'
dala! aliran
dara(
)ks(alasi13CO2
!elalui
napas 2* 13CO2
$erperangkap
Ta!#a(kan +airan
skin$ilasi,pen+a+a(
1 !*
eng(i$ungskin$ilasi +air
(itung
per
menit
Darah :3
m*
Dimasukan ke
microplate 3;* serum
ke lubang pertama
Dien/erkan bufer
<os<at 1,26
Diteteskan 3;* suspensi sel
P(% 1=!sel darah merah yang
dilapisi antigen H. pylori"
eaksi aglutinasi positi< pada
lubang pertama dan kontrol
suspensi sel P(% positi< hasil
positi<
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 22/34
22
c. *angka( e!eriksaan /0"/U
d.
e.
".12. Alr (er'a
Universitas Indonesia
Sampel urin :3m*
ampurkandengan pengen/er
3m* dalam
>adah
8asukan stik %P9#? ' ke
dalam >adah /ampuran urindan pengen/er dengan
bagian stik yang
mengabsorpsi masuk ke
/ampuran
+unggu 15 menit
dalam
temperatur
ruangan !25o-
3o"
!asil=
Positif bila 2 pita merah /kontrol dan tes0
tampak.
$egatif bila 1 pita merah /kontrol saja0
tampak.
4idak *alid bila pita merah pada kontrol tidak
tampak
7ksklusi pasien tidak sesuai kriteria
Pasien Dispepsia
Pelaporan hasil penelitian
%namnesis dan Pemeriksaan Eisik
4es #erologi 4es rin
#emua data yang terkumpul dilakukan pengolahan, analisis dan peyajian dalam
bentuk tabel dan grafik
34
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 23/34
23
".13. Analisis Penelitian
elakukan pengolahan, analisis dan penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik
pada hasil penelitian. Data diolah menggunakan program statistik #P## *ersi
1.. elaporkan hasil penelitian dalam bentuk presentasi tesis dan laporan
tertulis pada institusi pendidikan.
".1". Etika #enelitian
Penelitian ini telah lulus ethical clearance dari Panitia 4etap 7tik Penelitian
<edokteran E<- (akarta dengan $omor = ""'B$2.E1B74-<B21)
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 24/34
24
BAB %
HA+IL PENELI&IAN
%.1. (arakteristik sbek #enelitian
#elama kurun waktu %pril 21) sampai pertengahan (uni 21) diikut sertakan
subyek penelitian sebanyak ' pasien yang dilakukan di Puskesmas <ecamatan
<oja <ota adya (akarta tara. Dari keseluruhan subyek penelitian didapatkan
jenis kelamin perempuan lebih banyak /82,'+0, dengan rerata umur '),) tahun.
#ebagian besar subyek penelitian memiliki jenjang pendidikan #% /8),1+0.
#uku terbanyak adalah suku (awa /2"+0, diikuti suku inang / 1,+0 dan suku
3etawi /1',9+0.
Dalam kehidupan sosial sebanyak 89,2+ subyek penelitian memiliki jamban
sendiri. #umber air minum keseluruhan subyek bersumber dari P%, dan
keseluruhan subyek penelitian tidak merokok. <arakteristik keseluruhan subyek
penelitian terlihat pada tabel ).1.
&abel %.1 (arakteristik sbek #enelitian
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 25/34
25
Universitas Indonesia
(arakteristik n :4
(enis<elamin
aki&laki 1" /1,0
Perempuan 1 /82,'0
mur /4ahun0, ean /#30 '),) /#3 11,20
Pendidikan
#D 1 /1,'0
#P /9,)0
#% " /8),10
D"&#arjana " /',10
#uku
(awa 1 /2".0
#unda 8 /1.80
3etawi 11 /1'.90
inang 1" /1.0
ampung ) /.80
3ugis 1 /1".)0
Palembang ) /.80
ombok ' /).'0
elayu 1 /1.'0
(amban
#endiri /89,20
4etangga 8 /1,80
erokok
;a /,0
4idak ' /1,0
#umber air minum
P% ' /1,0
#umur /,0
Pendapatan
Diatas : 21 /28,'0
Dibawah : )" /1,0
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 26/34
26
%.2. Pr$#$rsi UB&7 #e!eriksaan ser$l$gi dan #e!eriksaan RAPIRUN
Pada pemeriksaan 34 /rea 3reath 4est0 sebagai baku emas
pemeriksaan ! pylori didapatkan sebanyak ",)+ dengan hasil positif.
Pada pemeriksaan serologi didapatkan sebanyak "2,'+ dengan hasil
positif. Pada pemeriksaan :%P-:$ /:apid rine 4est0 didapatkan
sebanyak 2',"+ subyek hasil positif.
&abel %.2 Pr$#$rsi UB&7 #e!eriksaan ser$l$gi dan #e!eriksaan
RAPIRUN
ariabel n /+034
Positif 2 /",)0
$egatif ' /",)0
Pemeriksaan #erologi
Positif 2' /"2,'0
$egatif ) /,0
Pemeriksaan :%P-:$
Positif 18 /2',"0
$egatif ) /),0
Pada pemeriksaan serologi dilakukan uji sensiti*itas dengan hasil '+ danuji spesifisitas 91+
&abel %.3.Perbandingan +ensitiitas dan s#esifisitas antara
#e!eriksaan ser$l$gi dengan UB& ntk !endeteksi H. Pylori #ada
#asien dis#e#sia.
ariabel34 (umlah
Positif $egatif
#erologi
Positif 2 ' 2'
$egatif '" )(umlah 2 ' '
#ensiti*itas = ,' /-< 9)+ ,))&,80
#pesifitas = ,91 /-< 9)+ ,8&,90
Positive predictive value /PP0 = ,8" /-< 9)+ ,'&,9"0
$egative predictive value /$P0 = ,8 /-< 9)+,'&,9"0
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 27/34
27
&abel %.". Perbandingan sensitiitas dan s#esifisitas #e!eriksaan
RAPIRUN dengan UB& ntk !endeteksi H. Pylori #ada #asien
dis#e#sia.
ariabel34
(umlahPositif $egatif
:%P-:$
Positif 1 1 18
$egatif 1 ' )
(umlah 2 ' '
#ensiti*itas = ," /-< 9)+ ,''&,80
#pesifitas = ,98/-< 9)+ ,89&1,0
Positive predictive value /PP0 = ,9' /-< 9)+ ,'&,990
$egative predictive value /$P0 = ,82 /-< 9)+ ,&,90
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 28/34
2&
BAB )
PEMBAHA+AN
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas <ecamatan <oja (akarta
tara dimana uas wilayahnya meliputi kelurahan dengan total 1",2
km2 /1"2 !a0 (umlah kepala keluarga 2.''9 << 22).)2 jiwa dan
kepadatan penduduk 1.81 jiwaBkm2 yang terbagi atas 8") :4 dan :C
sehingga termasuk penduduk yang terpadat di (akarta tara."
).1 (arakteristik sbek #enelitian.
Pada penelitian ini diambil pasien dari Puskesmas <ecamatan <oja
<otamadya (akarta tara. <ecamatan <oja merupakan wilayah (akarta
tara yang terbilang padat penduduknya dari dari keseluruhan subyek
penelitian didapatkan jenis kelamin lebih banyak dengan rerata umur '),)
tahun.. #ebagian besar subyek penelitian memiliki jenjang pendidikan
#% /8),1+0. #uku terbanyak adalah suku (awa /2"+0. Dalam kehidupansosial sebanyak 89,2+ subyek penelitian memiliki jamban sendiri. #umber
air minum keseluruhan subyek bersumber dari P%, dan keseluruhan
subyek penelitian tidak merokok.
Dalam beberapa literature menyebutkan faktor risiko H. pylori,
diantaranya status ekonomi yang rendah, lingkungan padat penduduk,
anak yang banyak, dan air yang tidak bersih. #elain itu, usia, jenis
kelamin, perilaku merokok dan minum alkohol juga sering dikaitkandengan infeksi H. pylori.
#tudi yang dilakukan oleh arie,1 tahun 2 di %rab #audi
menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay /7-#%0 untuk
mendeteksi infeksi H. pylori, menunjukkan bahwa pre*alensi meningkat
pada usia lebih tua. #tudi yang dilakukan %ri dkk," di -ndonesia
menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara subjek kurang
dari ' tahun dan lebih dari sama dengan ' tahun, tetapi berbeda
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 29/34
2
bermakna jika kelompok yang dibandingkan adalah kurang dari tahun
dan lebih dari sama dengan tahun.
(enis kelamin dikatakan berhubungan dengan infeksi H. pylori
pada beberapa studi, tetapi berbagai studi memberikan hasil yang berbeda
antara lebih berisiko laki&laki atau perempuan. ekanisme mengenai
faktor risiko ini terhadap infeksi H. pylori masih belum jelas.1,18
).2.Pr$#$rsi UB&7 #e!eriksaan ser$l$gi dan #e!eriksaan RAPIRUN
Pada penelitian ini, pada pemeriksaan 34 /rea 3reath 4est0 sebagai
baku emas pemeriksaan ! pylori didapatkan sebanyak ",)+ dengan hasil
positif.Pada pemeriksaan serologi didapatkan sebanyak "2,'+ dengan
hasil positif. Pada pemeriksaan :%P-:$ /:apid rine 4est0 didapatkan
sebanyak 2',"+ subyek hasil positif. Pemeriksaan rea 3reath 4est adalah
baku emas untuk deteksi infeksi H. pylori non&in*asif yang pertama kali
ditemukan pada tahun 198 oleh Araham dan 3ell. Dalam hal akurasi,
34 cukup baik dengan sensiti*as dan spesifisitas lebih dari 9+.
Pemeriksaan serologi pada umumnya mendeteksi -gA terhadap
kuman H. pylori. #aat ini, telah banyak tes 7-#% yang tersedia dengan
penggunaan yang sederhana dan hasil yang akurat. asalahnya adalah
sensiti*itas dan spesifisitas yang ber*ariasi secara geografis. #tudi di
(akarta dengan menggunakan tes 7-#% buatan :oche menunjukkan
sensiti*itas dan spesifisitas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan
laporan negara 3arat. Dalam literatur pemeriksaan antibodi di urin
menunjukkan sensiti*itas dan spesifisitas yang cukup tinggi yaitu, 8+
dan 91+. 1#tudi di 5ina dengan menggunakan rapid urine test
/:%P-:$ H. pylori antibodi0 memperlihatkan akurasi yang cukup tinggi,yaitu sensiti*itas, spesifisitas, PP, dan $P, masing&masing adalah
9,+, 9),2+, 9,+, dan 9),9+ Hospital based.
#etelah dilakukan pemeriksaan serologi dan dilakukan perhitungan
statistik pada 4abel )." didapatkan senstiti*itas sebesar '+, spesifisitas
sebesar 91+,. -dealnya pemeriksaan sensiti*tias dan spesifisitas dengan
menggunakan tes serologi dapat mencapai lebih dari 9+ tetapi ternyata
serologi test bisa menjadi rendah. Penelitian serologi yang dilakukan oleh
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 30/34
3
AonGales,dkk memiliki hasil yang mirip dengan penelitian ini yaitu untuk
sensiti*itas &1+ + dan spesifitas &1+. #edangkan <aGemi,dkk
untuk pemeriksaan serologi hasilnya sebagai berikut, sensiti*itas )+,
spesifisitas )' +, PP ) +, dan $P 1+."1
ntuk pemeriksaan :%P-:$ dan setelah dilakukan
perhitungan statistik didapatkan sensiti*itas, spesifisitas, PP, dan $P
masing&masing "+, 98+, 9'+, 8"+. !al ini hampir mirip dengan data
hasil penelitian Demiray,dkk dengan hasil sebagai berikut sensiti*itas
1,2+, spesifisitas 81,)+ PP 91,2+, dan $P )1,2+ dengan jumlah
sample yang hampir sama yaitu pada penelitian ini sebanyak ' sample
dan pada penelitian Demiray,dkk "2 sebanyak 1 pasien tetapi hal ini akan
berbeda jika di bandingkan dengan penelitian oleh Luach,dkk "" di *ietnam
memberikan hasil yang lebih tinggi yaitu sebesar 8',+, 89,9+, 91,2+
82,)+ dengan sample sebanyak 2 pasien. Perbandingan selanjutnya
adalah dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh <uo,dkk "' di tawian
dengan hasil #ensiti*itas 91,+, spesifisitas 9,8+, PP 9," $P
8,+ dengan sample sebanyak "1, dari perbandingan&perbandingan
tersebut terlihat bahwa semakin banyak sample maka angka sensisti*itas,
spesifisitas, PP, dan $P semakin tinggi.
Penelitian ini memiliki hasil yang rendah dalam hal sensiti*itas hal
ini dimungkinkan karena jumlah sample yang tidak sebanyak penelitian&
penelitian sebelumnya, walaupun sample penelitian diambil langsung dari
populasi, namun dalam hal ini masih terlihat bahwa dengan jumlah sample
yang tidak sebanyak dengan penelitian sebelumnya penelitian ini masih
lebih unggul dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dalam hal
spesifisitas bahkan jika dibandingkan dengan serologi yang dilakukan
bersamaan dengan :%P-:$ pada penelitian ini memberikan hasil
spesifisitas yang lebih tinggi, namun masih disarankan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor&faktor lain yang mungkin
bisa mempengaruhi hasil tersebut.
BAB @
+IMPULAN DAN +ARAN
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 31/34
31
Dari hasil penelitian diatas
@.1 +i!#lan
1. Pemeriksaan rapid urin test masih kurang sensiti*e untuk deteksiscreening infeksi Helicobacter pylori tetapi spesifisitasnya masih lebih
tinggi
2. #erologi masih lebih baik dalam mendeteksi screening Helicobacter
pylori
@.2 +aran
1. asih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor&
faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan rapid urin test
2. Pemeriksaan serologi masih dipertahankan untuk screening awal
terhadap adanya infeksi Helicobacter pylori
DA/&AR PU+&A(A
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 32/34
32
1. Djojoningrat. D., Pendekatan klinis penyakit gastrointestinal. Dalam= 3uku
ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. #udoyo, %., #etiyohadi, 3., %lwi, -.,
#imadibrata, ., #etiati, #., editor. (akarta = -nternaPublishing, 29.p.''1&.
2. Eord %5 Eorman D, 3alley %A, 5ook 3, %Kon %4, oayyedi P. Cho
consults with dyspepsia> :esults from a longitudinal 1&yr&follow&up. %m (
Aastroentrol 2M12= 9)&).
". c<inlay %C, padhyay :, Aemmell 5A, :ussell :-. !elicobacter pylori=
bridging the credibility gap. Aut. 199M"1=9'&).
'. Eock <, <atelaris P, #ugano <, %ng 4 , !unt :, 4alley $ (, et al. #econd
asia&pasific consensus guidelines for !elicobacter pylori infection. (ournal of
Aastroenterology and !epatology 29M 2'=1)8&.
). #aragih ( 3 %kbar $, #yam % E, #irat #, !imawan #, #oetjahyo 7. -ncidenceof helicobacter pylori infection and gastric cancer= an 8&year hospital based
study. %cta ed -ndones 2M="9/20=M9&81.
. #yam %E, EauGi %, %bdullah , #imadibrata , akmun D, anan , :ani
%%. 4he seropre*alence of !elicobacter pylori in (akarta= samples from )
cities area. (ournal of Aastroenterology and !epatology 2M=22/suppl.
"0=M%'18&2".
. <han #%. Aastroenterology in de*eloping countries= issues and ad*ances.
Corld ( Aastroentrol 29M 1)/2"0=28"9&)'.8. #yam %E. nin*estigated dyspepsia *ersus in*estigated dyspepsia. %cta ed
-ndones 2)M"/20=11"&).
9. 4alley $(, akil $3, oayyedi P. %merican gastroenterological association
technical re*iew on the e*aluation of dyspepsia. Aastroenterol
2)M129=1)&8.
1. :ienGo 4%D DNangelo A, 6jetti , 5ampanale 5, 4ortora %, 5esario , et al.
1"5&urea breath test for the diagnosis of helicobacter pylori infection. 7ur :e*
ed Pharmacol #ci 21"M=1=M)1&8.11. D ing. 5arbon&1" urea breath test for !elicobacter pylori infection in
patients with unin*estigated ulcer&like dyspepsia. 6nt !ealth 4echnol %sses
21"=1"/190M1&".
12. akil . 3lood, urine, stool, breath, money, and !elicobacter pylori. Aut
21M'8=28&9.
1". <uo E5, Cang #C, Cu -5, ;u E(, ;ang ;5, Cu (;, et al. 7*aluation of urine
7-#% test for detecting !elicobacter pylori infection in 4aiwan= a prospecti*e
study. Corld ( Aastrointest 2)=11/")0M ))')&8.
1'. -slam D, :ahman #!H, #hamsuGGaman #, 5howdury %, uaGGam $,
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 33/34
33
%hmed $, et al. rine&based 7-#% for the detection of helicobacter pylori
-gA antibody and comparison with other in*asi*e methods. 3angladesh ( ed
icrobiol 21M'/10=1'&.
1). eodolter % aira D, 3aGGoli E, #chutGe <, !irschl %, egrauds E, et al.
7uropean multicentre *alidation trial of two new non&in*asi*e tests for
detection of !elicobacter pylori antibodies= urine&based 7-#% and rapid
urine test. %liment Pharmacol 4her 2"=18M92&"1.
1. arie % #eropre*alence of !elicobacter pylori infection in large series of
patients in an urban area of saudi arabia. <orean ( Aastroenterol 28=)2M22&
9.
1. im #!, <won (C, <im $, <im A!, <ang (, Park (, et al. Pre*alence
and risk factor of !elicobacter pylori infection in <orea= nationwide
multicenter study o*er 1" years. 35 Aastroenterology 21"M1"=1'.
18. 5amilleri Dubois D, 5oulie 3, (ones , <ahrilas P(, :entG %,
#onnenberg %, #tanghellini , et al. Pre*alence and socioeconomic impact of
upper gastrointestinal disorder in the nited #tates= results of the # upper
gastrointestinal study. 5lin Aastroenterol !epatol 2)="M )'"&)2.
19. atsuGaki ( #uGuki !, %sakura <, Eukushima ;, -nadomi ( , 4akebayashi 4,
et al. 5lassification of functional dyspepsia based on concomitant bowel
symptoms. $eurogastroenterol otil 212=2'M"2)&e1'.
2. iwa !, Ahoshal 5, Aonlachn*it #, Eock <, Awee <%, %ng 4, et al.
%sian consensus report on functional dyspepsia. ( Aastroenterol !epatol
212M2/'0=2&'1.
21. #imadibrata , akmun D, %bdullah , #yam %E, EauGi %, :enaldi <, et al.
<onsensus nasional= penatalaksanaan dispepsia dan infeksi helicobacter
pylori. (akarta=PA-M21'.p.'&.
22. :ani %%, EauGi %. -nfeksi helicobacter pylori dan penyakit gastro&duodenal.
Dalam= 3uku ajar ilmu penyakit dalam. #udoyo % #etiyohadi 3, %lwi -,
#imadibrata , #etiati #, editor. (akarta = -nternaPublishingM 29.p.)1&8.
2". 3laser (. !ypothesis= the changing relationships of helicobacter pylori and
humans= implications for health and disease. ( -nfect Dis 1999M 19=1)2"&".
2'. 3ackret # yne . Pathogenesis of !elicobacter pylori infection. !elicobacter
211=1M19&2).
2). Demirel 33, %kkas 37, ural A. 5linical factors related with !elicobacter
pylori infection& is there an association with gastric cancer history in first
degree family members>. %sian Pac ( 5ancer Pre* 21"M1'/"0=19&82.
Universitas Indonesia
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif
http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 34/34
34
2. urray ( 7*elyn 7 crum, 7*ans % 7, 3amford < 3. 7pidemiology of
helicobacter pylori infection among ''2 randomly selected subjects from
$orthern -reland. -nt ( 7pidemiol 199M2/'0=88&.
2. #uparyatmo (3. Erekuensi positi*itas antibodi helicobacter pylori pada
kelompok donor darah di #urakarta. 3uletin Penelitian <esehatan 199'M22=11&
.
28. Cong C, Cong 35;, Oia !!O, 4ang #;, ai <5, !u C!5, et al. %n
e*aluation of rapid urine test for the diagnosis of helicobacter pylori infection
in the 5hinese population. %liment Pharmacol 4her 21M1=81"&.
29. #taat %, oran D<, cLuillan A, <aslow :%. % population&based
serologic sur*ey of !elicobacter pylori infection in childern and adolescents
in nited #tates. ( -nfect Dis 199= 1'= 112&".". %*ailable at www.(akarta.co.idBwebBencyclopediaBdetailB1)"B<oja&
<ecamatan, acces date 2&&21' 1'. Cib
"1. AonGales, et.al 21' % re*iew of Helicobacter pylori diagnosis, treatment, and
methods to detect eradication Corld ( Aastroenterol. 21' Eeb 1'M 2/0=
1'"81''9.
"2. <aGemi, et.al 211 Diagnostic *alues of !elicobacter pylori diagnostic test,
urea breath test, rapid urea test, serology and histology. ( :es ed #ci.211
#epM1/90=19&1'."". Demiray et.al 28 % prespecti*e for the detection of !elicobacter pylori
infection by non in*asi*e test. !elicobacter 28M 1"/)0= ')&')1
"'. Luach et.al. alue of a new stick&type rapid urine test for the diagnosis of
!elicobacter pylori infection in the ietnamese population orld
astroenterol 21' ay M 2/10= )8&)91
"). <uo et.al,7*aluation of urine 7-#% test for detecting !elicobacter pylori
infection in 4aiwan= % prospecti*e study Corld ( Aastroenterol 2)M 11/")0=
))')&))'8