+ All Categories
Home > Documents > The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

Date post: 06-Jul-2018
Category:
Upload: aryamulyawan
View: 222 times
Download: 1 times
Share this document with a friend

of 26

Transcript
  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    1/26

    ETIKA BISNIS DAN PROFESI

    MATERI

    THE ETHIC OF AUDITING FUNCTION DAN KODE ETIK IAPI

    REVIEW JURNAL

    PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP

    KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI

    VARIABEL MODERASIM. NIZARUL ALIM Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Bangkalan

    TRISNI A!SARI Alumni !as"a Sarjana Universitas Bra#ijayaLILIE$ !UR%ANTI Fakultas Ekonomi Universitas Bra#ijaya Malang

    Oleh :

    KADEK PRAWITA SARI (149166141 ! 1"#

    NATALIA FIASARI (14916614$ ! 16#

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

    UNIVERSITAS UDA%ANA

    $1"

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    2/26

    Ini benar-benar cikal bakal krisis kredit ... Tema dari laporan ini adalah bagaimana

    mudahnya asal pinjaman, bagaimana pengecualian dibuat, bagaimana mereka menggunakan

     penilaian buruk. Tidak ada kontrol internal yang sesuai, dan KPMG gagal melihat hal-hal ini

    skeptis. "Michael Misa, Pengadilan !aminer.#

    $anuari %&&', KPMG dan akuntan (e) *entury mengejutkan jajaran direksi

     perusahaan dengan mengungkapkan bah)a peminjam telah salah menghitung cadangan

    reserve) untuk home loan KP+# bermasalah. Kesalahan itu merugikan (e) *entury sebanyak 

    && juta ollar /, menyapu laba dari semester kedua tahun %&&0. /eminggu kemudian, (e)

    *entury mengumumkan akan mengulang catatan keuangan dari tri)ulan pertama tahun %&&0.

    Pasar bereaksi keras terhadap pengumuman ini, dan harga sahamnya merosot. /aham menurun

    drastis ketika pada % Maret %&&' (e) *entury mengumumkan keterlambatan laporan tahunan

    tahun %&&0-nya. Pengumuman ini menambah tekanan 1inansial, dan pada 2 Maret (e) *entury

    mengumumkan bah)a tidak menerima permohonan pinjaman baru lagi. 3eberapa hari kemudian

    3ursa /aham (e) 4ork mengeluarkan (e) *entury 5inancial *orporation dari bursa, dan pada

    % pril (e) *entury mengajukan proteksi kebangkrutan.

     (e) *entury menggunakan jasa KPMG sebagai auditor sejak berdirinya di tahun 6778

    hingga pril %&&' ketika KPMG mengundurkan diri. alam laporan yang dibuat oleh pengadilan

    yang ditunjuk sebagai pemeriksa kebangkrutan, tercatat tujuh jenis praktik akuntansi yang tidak 

    sesuai dengan GP Generally Accepted Accounting Principles  9 Prinsip kuntansi yang

    diterima secara umum#, yang paling mendapat sorotan yaitu kesalahan dalam menghitung

    cadangan pembelian kembalinya. (e) *entury menggunakan data historis yang tidak akurat

    untuk tingkat harga pembelian kembali, serta mendasarkan modelnya pada asumsi yang salah

     bah)a semua pembelian kembali akan dilakukan dalam )aktu 7& hari.

    Kesalahan ini terjadi karena kurangnya data yang dapat diandalkan mengenai jumlah

    klaim pembelian kembali yang diterima (e) *entury, karena klaim pembelian kembali

    ditangani oleh departemen perusahaan lain. :al ini menyebabkan backlog tunggakan# klaim

     pembelian kembali senilai 62& juta olar / yang belum terselesaikan di tahun %&&8. Tahun

    %&&0 backlog meroket menjadi ;%6 juta olar / karena banyak peminjam yang lalai membayar 

    hanya dalam beberapa bulan setelah mendapat pinjaman. *adangan (e) *entury sangat tidak 

    memadai, hanya sebesar 6.7 juta olar / yang hanya mampu menutup .8 < klaim pembelian

    kembali.

    1

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    3/26

    Menurut laporan tersebut, tidak ditemukan bukti yang cukup bah)a (e) *entury

    terlibat dalam manipulasi atau bah)a KPMG dengan sengaja terlibat dalam melakukan

    kesalahan. (amun laporan menyimpulkan bah)a KPMG gagal dalam melaksanakan audit sesuai

    dengan standar pro1esional.

    Gugatan hukum terhadap KPMG menuduh bah)a tim audit yang terlibat menolak 

    tuntutan yang diajukan oleh para ahli dari /tructured 5inance Group KPMG ketika mereka

    mencoba menyuarakan permasalahan (e) *entury. =alaupun KPMG mungkin tidak 

    menyebabkan permasalahan pada (e) *entury, namun banyak pihak menganggap bah)a

    KPMG menutup mata akan apa yang dapat dianggap sebagai praktik bisnis yang ceroboh dan

    tidak bertanggung ja)ab. 3ahkan KPMG terus melakukannya )alupun para ahlinya sendiri

    mempertanyakan praktik akuntansi (e) *entury. Gugantan hukum tersebut menuduh bah)a

    kegagalan KPMG dimoti>asi oleh keinginan untuk memenuhi tuntutan klien dan untuk menjaga

    hubungan yang menguntungkan.

    Kasus KPMG dan (e) *entury merupakan salah satu contoh tekanan etis yang serius

    dalam pro1esi akuntansi saat ini 9 risiko dan bahaya terhadap integritas praktik akuntansi akibat

    kon1lik kepentingan dan kebutuhan untuk bertahan dalam pasar kompetiti1. ?ntuk menjaga

    hubungan yang menguntungkan dengan klien, auditor dapat merasa terintimidasi dalam

    menyetujui perlakuan akuntansi yang tidak patut yang dapat mengakibatkan laporan keuangan

    yang salah merepresentasikan substansi ekonomi perusahaan.

    /epertinya tidak mungkin bah)a seorang auditor akan mampu menjaga hubungan

    dengan klien bila klien tersebut diberikan audit yang tidak menyenangkan mereka. namun

    auditor diharapkan untuk memperhatikan kepentingan publik diatas kepentingan klien. Tanggung

     ja)ab ini menekankan pentingnya peranan auditor dalam layanan keuangan.

    engan berkembangnya pasar keuangan dan sistem ekonomi, masyarakan

    menginginkan auditor independen, yang sangat penting untuk 1ungsi e1ekti1 sistem ekonomi. $ika

    akuntansi adalah bahasa bisnis, maka tugas auditor adalah untuk memastikan bahasa tersebut

    digunakan dengan patut untuk mengkomunikasikan in1ormasi yang rele>an secara akurat.

    Gugatan hukum terhadap KPMG mengindikasikan bah)a team audit telah gagal memenuhi

    ke)ajiban ini.

    2

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    4/26

    I The Ethics of Public Accounting

    Pada umumnya ketika orang berbicara mengenai etika akuntansi publik, mereka

    membahas tanggung ja)ab auditor independen. Peran seorang akuntan tidaklah hanya mengaudit

    laporan keuangan perusahaan yang dimiliki secara publik, namun dalam sistem ekonomi saat ini,

    hal ini merupakan salah satu yang terpenting.

    Menurut $ohn 3ogle, pendiri The @anguard Group, transaksi-transaksi dan keputusan-

    keputusan di dalam ekonomi pasar bebas perlu didasarkan pada in1ormasi yang akurat dan benar.

    alam transaksi pasar, status keuangan sebuah perusahaan merupakan in1ormasi >ital dimana

    sebuah keputusan pembelian didasarkan padanya. Peranan auditor adalah untuk membuktikan

    keakuratan gambaran keuangan perusahaan yang tersaji bagi apapun kebutuhan pengguna

    in1ormasi untuk membuat keputusan berdasarkan gambaran tersebut.

    5ungsi dan tanggung ja)ab ini bukanlah hal yang baru. (amun, belakangan ini telah

    menjadi perhatian publik dengan munculnya berbagai skandal akuntansi yang mengejutkan para

    in>estor, pemerintah, dan politisi di tahun %&&%.

    /ebagaimana pernyataan $ustin !.3urger mengenai 1ungsi dan tanggung ja)ab auditor 

     pada kasus rthur 4oung tahun 672;, bah)a tanggung ja)ab auditor yaitu untuk mengeluarkan

    opini sejelas-jelasnya mengenai apakah laporan keuangan sudah dengan jujur menggambarkan

     posisi keuangan perusahaan. Kinerja peranan ini, yaitu membuktikan bah)a posisi keuangan dan

    operasional perusahaan tergambarkan dengan jujur, mensyaratkan auditor untuk memiliki

    integitras dan kejujuran. ?ntuk memastikan keakuratan data yang telah disajikan, penting bah)a

    integritas dan kejujuran auditor tidak dibahayakan oleh kehadiran pengaruh yang tidak 

    semestinya. ?ntuk menunjang integritas dan kejujuran, auditor harus memiliki independensi

    setinggi mungkin. Mereka yang harus membuat keputusan berdasarkan kebenaran dan

    keakuratan in1ormasi haruslah dapat mempercayai gambaran akuntan agar pasar ber1ungsi secara

    e1ekti1. Kepercayaan dapat terkikis bila terdapat kon1lik kepentingan.

    II Trust

    apat dimengerti mengapa bila kita menerapkan imperati1 kategori pertama Immanuel

    Kant yaitu prinsip uni>ersalisabilitasA Bbertindaklah sehingga anda bisa mendapatkan hasil

    maksimal dari tindakan anda untuk menjadi sebuah hukum uni>ersalC. ?ntuk 

    menguni>ersalisasikan sebuah tindakan, kita harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi

    3

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    5/26

     bila setiap orang bertindak sama untuk alasan yang sama. /eorang indi>idu umumnya

    memberikan gambaran yang salah untuk membuat pihak lain bertiindak lain dari apa yang

    mungkin akan dilakukan pihak tersebut bila diberikan in1ormasi yang penuh dan jujur. Misalkan

    seorang *!D salah merepresentasikan laba perusahaannya untuk mendapatkan pinjaman bank,

    karena menurutnya tidak akan ada pinjaman yang diberikan bila bank mendapatkan gambaran

    yang sebenarnya. pa yang mungkin bisa terjadi bila perilaku ini diuni>ersalisasikan 9 yaitu bila,

    semua indi>idu salah menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan mereka ketika mereka

    diuntungkan dengan bertindak tidak jujurE

    ua hal bisa tejadiA pertama, kepercayaan dalam bisnis terkait dengan in1ormasi yang

    dibutuhkan mengenai status keuangan akan terkikis. Kekisruhan akan terjadi, karena pasar 

    keuangan tidak dapat berjalan tanpa kepercayaan. Kerja sama merupakan hal yang >ital, dimana

    kepercayaan adalah prasyarat untuk itu. Kita terlibat dalam ratusan transaksi harian yang

    menuntut untuk mempercayai orang lain dengan uang dan hidup kita. $ika kesalahan representasi

    menjadi sebuah praktik uni>ersal, kepercayaan, dan pada akhirnya kerja sama tidak akan

    mungkin ada.

    Kedua, menguni>ersalkan kesalahan representasi, selain menyebabkan ketidakpercayaan

    dan ketidake1isiensian dalam pasar, akan membuat melakukan tindakan kesalahan representasi

    menjadi tidak memungkinkan. MengapaE Karena tidak seorangpun akan mempercayai orang

    lain, dan kesalahan representasi hanya dapat terjadi jika seseorang yang dibohongi mempercayai

    orang yang membohonginya. Drang yang berhati-hati tidak mempercayai pembohong yang

    sudah dikenal. Karena itu, jika semua orang berbohong, tidak seorangpun akan mempercayai

    orang lain, dan berbohong menjadi hal yang tidak mungkin. Karena itulah, menuni>ersalisasikan

    kebohongan membuat kebohongan menjadi tidak memungkinkan. /ehingga anomali bah)a bila

    kesalahan representasi menjadi uni>ersal dalam situasi tertentu, maka akan tidak mungkin untuk 

    salah menggambarkan dalam situasi tersebut, karena tidak seorangpun akan mempercayai apa

    yang digambarkan. :al ini membuat uni>ersalisasi kebohongan menjadi irasional atau

    kontradikti1.

    Kontradiksi disini, menurut Kant, merupakan sebuah kontradiksi kehendak, dan

    irasionalitas berada dalam kebersediaan secara serempak dalam kemungkinan dan

    ketidakmungkinan kesalahan representasi, dengan bersedia dari keberadaan kondisi

    kepercayaan# yang diperlukan untuk melakukan tindakan kebohongan#. Para pembohong tidak 

    4

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    6/26

    ingin tindakan berbohong diuni>ersalisasikan. Mereka menginginkan standar ganda ukuran

    standar penilaian yang dikenakan secara tidak sama terhadap subjek yang berbeda dalam

    kejadian serupa yang terkesan tidak adil#. Perilaku egois macam ini merupakan la)an dari

     perilaku etis.

    $ika kesalahan representasi situasi keuangan merupakan hal yang ui>ersal, maka auditing

    menjadi sebuah 1ungsi yang tidak berguna. Menurut +ick Telbert, hal ini mungkin sudah terjadi,

    seperti pernyataannya dalam  Accounting Today; “5irma-1irma *P *erti1ied Public

    ccountant# telah lama cenderung mirip perusahaan asuransi 9 ber1okus pada kepastian dan

    audit pengelolaan risiko 9 ketimbang membuktikannyaC. 5irma-1irma dengan perilaku semacam

    ini hanya menjamin bah)a presentasi yang disajikan tidak mela)an hukum, mereka hanya

    melayani klilen, bukan publik.

    :al ini menunjuk salah satu aspek lain dari kepercayaan. Karena kepercaan merupakan

    hal yang esensial, maka penampilan dari kejujuran dan integitras seorang akuntan merupakan hal

    yang penting. uditor tidak hanya harus terpercaya, namun juga harus terlihat dapat dipercaya.

    III The Auditor’s Responsibility to the Public

    Tugas auditor untuk membuktikan kebenaran laporan keuangan memberikan akuntan

    tanggung ja)ab khusus terhadap publik. Tanggung ja)ab ini memberikan sebuah hubungan

    dengan klien yang berbeda dengan pro1esi lainnya. Melihat perbedaan kepentingan yang

    terkadang ada diantara klien dan publik, terlihat jelas bah)a para auditor menghadapi kon1lik 

    kesetiaan. kuntan merupakan kaum pro1esional karena itu harus berperilaku pro1esional pula.

    /ebagaimana pro1esi lainnya, mereka mena)arkan jasa kepada klien. (amun pro1esi akuntan

     publik, karena meliputi pekerjaan sebagai auditor independen, memiliki 1ungsi lainnya. uditor 

    independen tidak hanya bertindak sebagai pencatat, namun juga sebagai e>aluator bagi catatan

    akuntan lainnya. isini, auditor memenuhi 1ungsi penga)as publik atau apa yang disebut oleh

    $ustice 3urger sebagai public watchdog function.

    /eiring berjalannya )aktu, e>aluasi terhadap catatan akuntan lain telah menjadi sebuah

    komponen masyarakat kapitalis yang perlu dilakukan, khususnya bagian masyarakat yang

     bertransaksi dalam pasar uang dan mena)arkan saham dan sekuritas publik. alam sistem

    semacam ini, sangat penting bagi pembeli potensial produk keuangan untuk memiliki sebuah

    representasi akurat dari perusahaan dimana mereka ingin berin>estasi, bersedia meminjamkan

    5

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    7/26

    uang, atau yang mereka inginkan untuk bergabung. :arus terdapat prosedur untuk 

    mem>eri1ikasi kejujuran status keuangan sebuah perusahaan. Peran inilah yang berada di tangan

    akuntan publik 9 sang auditor.

    =alaupun klien-klien para auditor merupakan pihak yang membayar jasanya, tanggung

     ja)ab pokok auditor adalah untuk mengamankan kepentingan pihak ketiga yaitu publik.  Karena

    ke)ajiban publik inilah auditor seharusnya menjadi analis yang tidak berkepentingan. Ke)ajiban

    auditor adalah untuk menjamin bah)a laporan publik yang menggambarkan status keuangan

    sebuah perusahaan dengan jujur menyajikan posisi dan operasional keuangan perusahaan.

    !ingkatnya auditor bertanggung"awab atas kepercayaan publik dan independensi dari klien

    bersifat fundamental untuk menghormati kepercayaan tersebut.

    IV The Auditor’s Basic Responsibilities

    okumen #ohen $eport  berisikan laporan komprehensi1 mengenai tanggung ja)ab

    seorang auditor independen. i tahun 67'; #ohen #ommision didirikan untuk mengembangkan

    kesimpulan dan rekomendasi terkait dengan tanggung ja)ab auditor independen. Tugas lainnya

    adalah untuk menge>aluasi ekspektasi dan kebutuhan publik serta kemampuan realistis akuntan.

    $ika terdapat perbedaan, komisi bertugas mengatasinya.

    #ohen $eport mende1inisikan peranan utama auditor independen sebagai perantara

    laporan keuangan klien dengan pengguna laporan tersebut, yang auditor bertanggungja)ab

    kepadanya. /angat jelas disini #ohen #ommision menyebutkan bahwa tanggung "awab utama

    auditor adalah kepada publik bukan klien.

    Komisi juga memeriksa apa yang bisa diharapkan untuk dicapai oleh para auditor,

    memandang tekanan bisnis dan )aktu yang mereka hadapi. Faporan menyebutkan beberapa area

    yang bukan tanggung ja)ab auditor independen. /ebagai contoh, beberapa pihak secara keliru

     berasumsi bah)a auditor bertanggung ja)ab terhadap persiapan aktual laporan keuangan. Pihak 

    lain dengan salah meyakini bah)a sebuah laporan audit mengindikasikan bah)a bisnis yang

    sedang diaudit dapat diandalkan. uditor tidak bertanggung ja)ab untuk membuktikan

    keandalan sebuah bisnis. alam kebanyakan kasus, akuntan manajemen mempersiapkan laporan

    keuangan, dan manajemenlah yang bertanggung ja)ab untuk itu, bukan auditor.

    uditor bertanggung ja)ab untuk membentuk sebuah opini pada apakah laporan

    keuangan tersaji dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dipergunakan dengan tepat. Pernyataan

    6

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    8/26

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    9/26

    Menurut #ohen $eport auditor juga bertanggung ja)ab untuk menyampaikan

    ketidaktentuan signi1ikan apapun yang terdeteksi dalam laporan keuangan. Tanggung ja)ab

    untuk melaporkan kesalahan dan penyimpangan merupakan salah satu hal yang paling serius dan

    membingungkan bagi auditor. 3erbagai pertanyaan muncul, seperti berapa banyak )aktu, upaya,

    uang yang harus disediakan untuk mengidenti1ikasinyaE pakah publik berhak untuk 

    mengharapkan sebuah audit untuk mengidenti1ikasikan hal semacam ituE $ohn !.3each

    memberikan dua contoh mengenai bagaimana tanggung ja)ab akuntan terhadap publik dapat

    mengarah pada tuntutan hukum bila berkon1lik dengan tanggung ja)ab untuk menjaga

    kerahasiaan klienA

    6# 3ulan Dktober 6726, seorang juri di Dhio menetapkan bah)a seorang akuntan bersalah

    dalam mengabaikan kontrak untuk melanggar ke)ajiban kerahasiaan yang dimandatkan

    dalam kode etik akuntan, dan memberikan ganti rugi sebesar kira-kira 6 juta olar /

     bagi penggugat%# i )aktu yang bersamaan, seorang juri di (e) 4ork memberikan hukuman denda 2& juta

    olar / bagi penggugat untuk kegagalan akuntan dalam mengungkapkan in1ormasi

    rahasia.

    Mengenai apakah diperbolehkan bagi auditor untuk melaporkan ketidaktepatan akti>itas

    kliennya, bisa dikatakan bah)a terdapat opini hukum bah)a tugas kerahasiaan tidaklah aboslut,

    dan Bmengutamakan kepentingan publik dapat terjadi dimana kerahasiaan harus mengalahC.

    V Independence

    ?ntuk memenuhi tanggung ja)abnya, auditor haruslah menjaga independensi. $ustice

    3urger menggunakan istilah Bindependensi totalC mengenai 1ungsi penga)as publik yang

    menuntut independensi total. Tentu saja, auditor haruslah independen dari klien. (amun kita

     perlu memeriksa apakah independensi total merupakan sebuah kemungkinan ataukah keharusan.

    /eberapa besar independensi yang harus dijaga sorang auditor, dan bagaimana menentukannyaE

    *ode o1 Pro1essional *onduct I*P mengakui dua jenis independensiA independensi

    dalam 1akta dan penampilan. Independensi dalam 1akta dapat diterapkan oleh semua akuntan.

    ?ntuk indepedensi penampilan, beberapa berpendapat bah)a hanya dapat diterapkan untuk 

    auditor independen.

    8

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    10/26

     %ndependence !tandard &oard '%!&) menerbitkan BPernyataan Konsep IndependensiA

    /ebuah Kerangka Kerja Konseptual untuk Independensi uditorC I/3 diberikan tanggung ja)ab

    untuk mengeluarkan standar indepedensi yang dapat diterapkan untuk audit entitas publik, dalam

    rangka melayani kepentingan publik dan untuk melindungi dan mendorong kepercayaan diri

    in>estor di pasar sekuritas. kibat tekanan 1irma-1irma akuntansi besar terhadap IP* 9 

    mengenai bah)a independensi bisa berarti menyerahkan kontrak konsultasi yang

    menguntungkan 9 I/3 dibubarkan di bulan gustus %&&6. Meskipun demikian, produk-

     produknya merupakan salah satu sumber terbaik untuk tanggung ja)ab etis.

    I/3 mende1inisikan independensi auditor sebagai Bkebebasan dari tekanan dan 1aktor lain

    yang membahayakan, atau secara beralasan bisa membahayakan, kemampuan auditor untuk 

    membuat keputusan audit yang tidak biasC. :al ini tentu saja tidak berarti kebebasan dari semua

    tekanan, hanya dari tekanan yang Bsangat signi1ikan sehingga mereka meraih tingkat dimana

    mereka membahayakan, atau secara beralasan bisa membahayakan kemampuan auditor untuk 

    membuat keputusan audit yang tidak biasC. Bsecara beralasan bisaC berarti berdasarkan

    keyakinan rasional dari in>estor yang terin1ormasi dengan baik dan pengguna lain in1ormasi

    keuangan.

    Tekanan-tekanan apakah yang dimaksudE Terdapat tekanan yang bisa muncul dari

    hubungan keluarga, pertemanan, kenalan, dan asosiasi bisnis. =alaupun beberapa auditor 

    mungkin bisa tidak bias dalam situasi semacam itu, aturan I/3 tadi tetap berlaku bagi mereka

    karena Bberalasan untuk mengharapkan keputusan audit menjadi bias dalam situasi ituC.

    Ketidakpemenuhan aturan itu mungkin tidak akan menghalangi auditor untuk menjadi objekti1,

    namun dapat menghalangi untuk mengklaim dirinya independen, setidaknya dalam penampilan,

     bila tidak dalam kenyataannya.

     (amun tidak semua situasi dapat diidenti1ikasi atau diatasi dengan aturan. Memenuhi

    aturan itu perlu untuk dilakukan, namun tidak mencukupi, dan bukan merupakan syarat untuk 

    independensi.

    /asaran independensi adalah untuk mendukung kepercayaan pengguna pada proses

     pelaporan keuangan dan untuk meningkatkan e1isiensi manajemen. /ehingga disini independensi

    merupakan instrumen, sedangkan tujuannya adalah e1isiensi manajemen.

    I/3 menjabarkan empat prinsip dasar dan empat konsep sebagai pedoman dalam

    menentukan independensi pembantuA

    9

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    11/26

    • ThreatsHncaman

    • /a1eguardsH$aminan keamanan

    • +isiko independensi

    • /igni1ikansi ancamanHkee1ekti1an jaminan keamanan

    ncaman terhadap independensi auditor dide1inisikan sebagai Bsumber kebiasan potensial yangmungkin membahayakan, atau secara beralasan dapat membahayakan, kemampuan auditor untuk 

    membuat keputusan audit yang tidak bias, yaituA

    • /el1-interest threats

    • /el1-re>ie) threats

    • d>ocacy threats

    • 5amiliarity threats

    • Intimidation threats

    Menurut Gordon *hon, terdapat 1aktor-1aktor lain yang bisa membahayakan

    independensi auditor. /alah satunya adalah dampak hubungan keluarga dan 1inansial pada

    independensi. Tentu saja bila auditor adalah sanak keluarga klien atau memiliki kepentingan

    1inansial dengan klien, hal ini bisa menciptakan kon1lik kepentingan yang mempengaruhi

    independensi auditor. /ehingga, aturan independensi I*P mencegah seseorang untuk 

     bertindak sebagai auditor dimana terdapat hubungan seperti itu. Meskipun bila auditor mampu

    mengatasinya, publik akan curiga terhadap hasil kerjanya.

     (amun ada pula kemungkinan kon1lik kepentingan lain yang dihadapi auditor,

    sebagaimana menurut *hon, permasalahan dengan independensi auditor timbul dari dua halA

    kurangnya independensi yang terlihat dan yang aktual, serta ketidake1isiensian 1ungsi 1irma

    akuntansi.

    Memiliki hubungan 1inansial lain dengan klien juga membahayakan independensi

    auditor. Praktik belanja pendapatHopinion shopping pencarian untuk seorang auditor yang akan

    memberi pembuktian positi1, )alaupun tidak terjamin# mengindikasikan seberapa jauhnya kita

    dari independensi aktual.

    isisi lain, kelompok pendukung pendapat bah)a auditor dapat tetap independent,)alupun ketika mereka memberikan konsultasi atau jasa lain untuk sebuah perusahaan, tetap

    menyatakan bah)a Bsinergi antara kedua 1ungsi membantu 1irma akuntansi untuk menghasilkan

     peningkatan layanan di kedua areaC.

    ncaman kedua terhadap independensi auditor 9 ketidake1isiensian 1ungsi 1irma

    akuntansi 9 menimbulkan pertanyaan berikutA seberapa banyak )aktu dan upaya yang bisa dan

    10

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    12/26

    seharusnya dihabiskan untuk menentukan keakuratan data yang tersajiE 3utuh )aktu untuk 

    menjadi skeptis. Misalkan 1irma akuntansi yang mencurigai adanya diskrepansi dalam keuangan

    sebuah perusahaan. 3ila diskrepansi ini diabaikan, apakah karena kekurangan dalam struktur 

    1irma akuntansi ataukah karena terbatasnya )aktu dan uangE

    VI Independence Ris 

    /etelah meneliti ancaman-ancaman terhadap independensi, laporan I/3 menguraikan

    Bpengendalian yang mengurangi atau mengenyahkan ancaman terhadap independensi auditorC.

    Ini meliputi A larangan, batasan, pengungkapan, kebijakan, prosedur, praktik, standar, aturan,

    aransemen institusional, dan kondisi lingkunganC.

    Konsep penting lainnya yaitu risiko independensi, dimana laporan I/3

    mende1inisikannya sebagai Brisiko yang mengancam independensi auditor, dimana tidak diredam

    oleh jaminan perlindungan, yang membahayakan atau secara beralasan dapat membahayakan,

    kemampuan auditor untuk membuat keputusan audit yang tidak bias. /ecara sederhana, risiko

    terhadap independensi meningkat dengan kehadiran ancaman dan menurun dengan adanya

     jaminan perlindungan.

    Karena akan selalu ada kebiasan dan kepentingan, dan karena tidak ada independensi

    yang absolut atau total, perlu untuk menilai tingkat risiko yang berbeda-beda. /ebagai contoh,

    dengan perkembangan in>estasi reksadana, merupakan hal yang mungkin bah)a anggota

    keluarga seorang akuntan memiliki saham perusahaan yang sedang diaduit oleh akuntan tersebut.

    :arus ada cara untuk menilai keseriusan dan signi1ikansi ancaman semacam itu.

    Mengakui bah)a independensi total merupakan hal yang tidak mungkin, laporan I/3

    memberikan sebuah kerangka kerja bagi auditor untuk menge>aluasi apakah independensi yang

    mereka miliki akan melindungi mereka dari risiko yang bisa membahayakan penilaian atau audit

    mereka. Terdapat empat akti>itas dasar yang disebut prinsip, yang digunakan untuk menentukan

    independensi auditor.

    6# Prinsip 6 menilai tingkat risiko independensi, dengan mempertimbangkan jenis dan

    signi1ikansi ancaman dan jenis kee1ekti1an jaminan perlindungan.

    ?ntuk membantu penilaian ini, laporan I/3 menyarankan auditor untuk memeriksa 8

    tingkat risiko independensi, yaituA

    • Tidak ada risiko independensi

    • +isiko independensi kecil

    11

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    13/26

    • +isiko independensi sedang

    • +isiko independensi tinggi

    • +isko independensi maksimum

    %# Prinsip % menentukan akseptabilitas tingkat risiko independensi. uditor harus

    menentukan apakah tingkat independensi berada dalam posisi yang dapat diterima padarangkaian independensi risiko.

    # Prinsip mempertimbangkan man1aat dan biaya. Memastikan bah)a man1aat yang

    didapat dari mengurangi risiko independensi dengan menanamkan tambahan

     perlindungan melebihi biayanya.

    ;# Prinsip ; mempertimbangkan pandangan pihak yang berkepentingan dalam

     permasalahan independensi auditor. Para pembuat keputusan independensi harus

    mempertimbangkan pandangan para in>estor, pengguna lain serta pihak lain yang

     berkepentingan terkait dengan integritas pelaporan keuangan mengenai permasalahan

    terkait dengan independensi auditor dan harus mengatasi permasalahan tersebut

     berdasarkan penilaian para pembuat keputusani independensi mengenai cara terbaik 

    untuk mencapai sasaran independensi auditor.

    /!* mengeluarkan B+e>isi Persyaratan Independensi uditorC, e1ekti1 sejak 8 5ebruari

    %&&6, yang melarang jasa nonaudit tertentu yang melemahkan independensi auditor, yang banyak 

    mendapat perla)anan dari kalangan pro1esional akuntansi.

    3ogle membela rekomendasi /!* ini, menurutnya, persyaratan independensi yang

    direkomendasikan /!* hanya melarang jasa-jasa yang melibatkan kepentingan yang berkon1lik 

    ataupun sama dengan klien, mengaudit hasil kerja seseorang, ber1ungsi sebagai manajemen atau

    seorang karya)an klien, atau bertindak sebagai ad>okat klien. Ia juga menambahkan bah)a

    Btidak bisa dibayangkan bah)a orang berakal sehat manapun bisa tidak setuju bah)a peran-

     peran tersebut akan mengancam 9 atau setidaknya dianggap mengancam 9 independensi auditor.

     (amun 3ogle juga mengakui beberapa memang pantas mendapat keberatan, seperti

     batasan yang tidak perlu dalam pilihan auditor untuk memasuki persekutuan strategis atau  "oint 

    venture. (amun juga ada beberapa keberatan yang dipandang 3ogle tidak >alid dan tidak pantas.

    /eperti kecaman bah)a proposal /!* me)akilkan peraturan yang intrusi1 dan tidak menjamin,

     bah)a peraturan /!* membatasi pro1esi akuntansi denga ketat.

    =alaupun dengan adanya beberapa skandal akuntansi belakangan ini, apakah benar-benar 

     jelas bah)a berpenampilan independen diperlukanE Tidak bisakah kita berpendapat bah)a

    )alaupun mungkin menjadi kon1lik, si akuntan mungkin sudah mengatasi atau menghindarinyaE

    12

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    14/26

    yang Permasalahan disini bukanlah kehadiran kon1lik kepentingan, namun apakah akuntan bisa

    mengesampingkannya dan melakukan hal yang benar atau tidak.

    Pro1esi akuntansi telah lama merangkul kebutuhan akan berpenampilan independen.

    /ebagaimana pernyataan /tandar-/tandar uditing (o.6 berikut iniA

    BKepercayaan diri publik akan bisa dilemahkan dengan bukti bah)a independensi pada

    kenyataannya kurang, dan mungkin juga bisa dilemahkan dengan adanya kondisi-kondisi

    yang dipercaya bisa mempengaruhi independensi uditor independen seharusnya tidak 

    hanya independen secara nyataHaktual, mereka juga seharusnya menghindari situasi dimana

    orang luar bisa meragukan independensi mereka.C

    Tahun 6722, tiga 1irma akuntansi besar mengajukan petisi kepada /!* untuk merubah

    aturan independensi dan mengijinkan ekspansi hubungan bisnis dengan klien audit mereka, dan

    di tahun 6727 semua 1irma akuntansi besar telah turut mengajukan permohonan perubahan.

     (amun aturan independensi diperketat.

    Pada %2 $anuari %&&, sebagai respon aksi tersebut, /!* membuat amandemen untuk 

    memperketat persyaratan independensi auditor. Peraturan %-&6 menyatakan ; prinsip yang

    Bber1okus pada apakah hubungan auditor 9 klien ataukah ketentuan layananA a# menciptakan

    kepentingan yang sama atau berkon1lik antara akuntan dan klien audit, b# menempatkan akuntan

    dalam posisi mengaudit hasil kerjanya sendiri, c# membuat akuntan bertindak sebagai

    manajemen atau karya)an di perusahaan klien, d# menempatkan akuntan dalam posisi menjadi

    ad>okat untuk klien audit.C

    Peraturan %-6& melarang hubungan spesi1ik tertentu, temasuk hubungan 1inansial,

    hubungan kerja, hubungan bisnis, hubungan dimana 1irma audit memberikan jasa nonaudit

    terhadap klien. turan ini juga meliputi persyaratan terkait rotasi partner dan administrasi komite

    audit.

    lasan untuk menghindari kon1lik kepentingan bahkan hanya dari tampilannya saja, yang

    mungkin mempengaruhi independensi auditor, sangatlah jelas. ?ntuk membuat penilaian terbaik,

    orang-orang membutuhkan keyakinan dalam representasi dimana penilaian tersebut didasarkan.

    +epresentasi yang dibuat oleh akuntan yang memiki 9 bahkan )alau hanya terlihat memiliki 9 

    kon1lik kepentingan tidaklah menginspirasi keyakinan semacam itu. Karena itulah, penampilan

    independensi akan memiliki dampak besar pada estimasi kekataan sebuah entitas 1inansial.

    13

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    15/26

    VII Professional $epticis#

    Independensi krusial karena merupakan tanggung ja)ab auditor lah untuk menjaga

    skeptisisme pro1esional. alam /tandar uditing I*P (o.2%, yang disebut dengani istilah due

     professional care(

    •  ue professional care diterapkan dalam perencanaan dan kinerja audit serta

     persiapan laporan

    •  ue professional care membebankan sebuah tanggung ja)ab kepada setiap

     pro1esional dalam organisasi auditor independen untuk meneliti standar kerja

    lapangan dan pelaporan.

    /tandar I*P juga menetapkan bah)a auditor harus menjaga skeptisisme pro1esional,

    yang dianggap salah satu tanggung ja)ab auditor yang paling pentingA  ue professional care

    mensyaratkan auditor untuk menerapkan skeptisisme pro1esional, yaitu sebuah perilaku yang

    meliputi pemikiran bertanya dan penilaian kritis atas bukti audit. uditor menggunakan

     pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang dibutuhkan oleh pro1esi akuntansi publik untuk 

     berkinerja baik, dalam keyakinan yang baik dan dengan integritas, dalam pengumpulan dan

    menilai bukti secara objekti1.

    /tandar uditing no.2% ini juga mengklari1ikasi ke)ajiban auditor. *ontohnya, seorang

    auditor tidak boleh mendeteksi penyimpangan material, karena GP Generally Accepted 

     Accounting !tandards 9 /tandar akuntansi yang diterima umum# tidak mensyaratkan pembuktian

    keaslian dokumen, atau kemungkinan adanya kolusi dan penutupan. uditor hanya perlu

    memberikan kepastian beralasan, yaitu, menjaga suatu tingkatan skeptimisme pro1esional layak.

    ?ntuk menjadi skeptis secara tepat, auditor harus mempertimbangkan 1aktor-1aktor yang

    mempengaruhi risiko audit, khususnya struktur pengendalian internal. Pemahaman auditor 

    mengenai struktur pengendalian internal seharusnya menambah atau mengurangi kekha)atiran

    auditor mengenai risiko kesalahan pelaporan yang material. Pertanyaan-pertanyaan sepertiA

    dakah transaksi signi1ikan yang sulit untuk diauditE dakah transaksi terkait pihak yang tidak 

     biasanya dan substansial dalam bisnis regularE dakah kemungkinan atau yang diketahui

    kesalahan pelaporan yang cukup besar terdeteksi dalam audit periode sebelumnya oleh auditor 

    sebelumnyaE

    uditor harus mengulas in1ormasi mengenai 1aktor-1aktor risiko dan struktur 

     pengendalian internal dengan mempertimbangkan permasalahan sepertiA dakah kejadian yang

    14

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    16/26

    dapat mengindikasikan kecenderungan manajemen untuk memutarbalikkan laporan keuanganE

    dakah indikasi bah)a manajemen telah gagal dalam mengeluarkan kebijakan dan prosedur 

    untuk memastikan perkiraan akuntansi yang dapat diandalkan dengan mempekerjakan sta1 yang

    tidak berpengalaman, ceroboh, dan tidak memenuhi syaratE dakah tanda kurangnya

     pengendalian, seperti kondisi krisis berulang, area kerja yang tidak teratur, kekurangan,

     penundaan atau kurangnya dokumentasi untuk transaksi besarE dakah tanda ketidakcukupan

     pengendalian terhadap pemrosesan komputerE dakah kebijakan dan prosedur yang tidak tepat

    untuk keamanan data atau asetE uditor harus menentukan dampak dari permasalahan-

     permasalahan ini terhadap strategi audit keseluruhan. +isiko tinggi menuntut sta1 yang lebih

     berpengalaman dan penga)asan yang lebih ekstenti1. +isiko yang lebih tinggi juga akan

    menyebabkan auditor untuk mengalami skeptisisme pro1esional yang lebih tinggi dalam

    melakukan audit.

    udit sebuah laporan keuangan sesuai dengan GP harus direncanakan dan

    dilaksanakan dengan perilaku skeptisisme pro1esional. uditor tidak berasumsi bah)a

    manajemen tidak jujur ataupun berasumsi kejujuran yang dipertanyakan. alam menerapkan

    skeptisisme pro1esional, auditor seharusnya tidak puas hanya dengan bukti persuasi1 karena

    sebuah keyakinan bah)a manajemen berperilaku jujur.

    VIII Reasonable Assurance

    3agian akhir dari standar pada due care karena berkaitan dengan keyakinan memadai. Ini

    mencakup ketentuan berikutA

    Penerapan due professional care memberkan kesempatan kepada auditor untuk 

    mendapatkan kepastian beralasan mengenai apakah laporan keuangan bebas dari

    kesalahan pelaporan material, apakah disebabkan oleh kesalahan error# atau kecurangan

    1raud#, atau apakah kelemahan material ada sejak tanggal penilaian manajemen.

    Kepastian absolut tidak dapat dicapai karena si1at bukti audit dan karakteristik 

    kecurangan. Meskipun demikian, kepastian beralasan adalah kepastian tingkat tinggi.

    Karena itu, audit yang dilakukan sesuai dengan standar P*D3 merika /erikat#

    mungkin tidak mendeteksi kelemahan material dalam pengendalian internal terhadap

     pelaporan keuangan atau kesalahan pelaporan material atas laporan keuangan.

    15

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    17/26

    Tujuan auditor independen adalah untuk meraih bukti kompeten yang cukup untuk 

    memberikannya sebuah dasar yang beralasan untuk membentuk opini. Penilaian

    dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil pengujian audit dan penilaian bukti audit.

    3ahkan )alaupun dengan integritas dan keyakinan yang baik, kesalahan penilaian tetap

    dapat dilakukan.

    Presentasi akuntansi mengandung estimasi akuntansi, yaitu ukuran yang tidak pasti

    dan bergantung pada hasil kejadian di masa depan. alam kebanyakan kasus, auditor 

    harus bergantung pada bukti yang persuasi1 ketimbang meyakinkan.

    Kesimpulannya, sebuah prasyarat untuk seorang auditor yang e1ekti1 adalah untuk 

    menjaga 1akta independensi dan tampilan independensi. Ini memberikan kesempatan bagi

    auditor untuk mempraktikkan due professional care yang mensyaratkan perilaku skeptisisme

     pro1esional. /ebagai seorang pro1esional, auditor memiliki tugas terhadap publik bah)a Ia dapat

    dirangkul dengan bebas dalam perannya sebagai akuntan publik. !tika menuntut untuk 

    memenuhi tugas tersebut.

    Jdue professional care: citra profesional yang diharapan dari seorang auditor%

    #engga#baran espetasi nilai ta#bah yang dapat diberian epada lien dala# bentu 

    #e#berian solusi alih&alih #enciptaan #asalah'

    16

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    18/26

    "()E ETI" PR(*E$I A"+,TA, P+B-I" 

      !tika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan

     penge>aluasian bahan bukti tentang in1ormasi yang diukur mengenai suatu entitas ekonomi

    untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian in1ormasi yang dimaksud dengan kriteria yang

    dimaksudkan yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.

    /etiap bidang pro1esi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih dikenal

    dengan istilah BKode !tik Pro1esiC. alam bidang akuntansi sendiri, salah satu pro1esi yang ada

    yaitu kuntan Publik. Pro1esi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu

     jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance.

    $asa assurance adalah jasa pro1esional independen yang meningkatkan mutu in1ormasi bagi

     pengambil keputusan.

    $asa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan eamination#, re>ie), dan prosedur yang

    disepakati agreed upon procedure#.

    $asa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan

    kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan

    kriteria yang telah ditetapkan.

    $asa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak 

    memberikan suatu pendapat, keyakinan negati1, ringkasan temuan, atau bentuk lain

    keyakinan. *ontoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh pro1esi akuntan publik adalah jasa

    kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.

    Kode !tik Pro1esi kuntan Publik sebelumnya disebut turan !tika Kompartemen

    kuntan Publik# adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut kuntan Publik 

    Indonesia atau IPI sebelumnya Ikatan kuntan Indonesia - Kompartemen kuntan Publik atau

    II-KP# dan sta1 pro1esional baik yang anggota IPI maupun yang bukan anggota IPI# yang

     bekerja pada satu Kantor kuntan Publik KP#.

    Kode !tik Pro1esi kuntan Publik Kode !tik# ini terdiri dari dua bagian, yaitu 3agian

    dan 3agian 3. 3agian dari Kode !tik ini menetapkan prinsip dasar etika pro1esi dan

    memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. 3agian 3 dari Kode !tik ini

    memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.

    17

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    19/26

    Kode !tik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika pro1esi yang harus diterapkan

    oleh setiap indi>idu dalam kantor akuntan publik KP# atau $aringan KP, baik yang

    merupakan anggota IPI maupun yang bukan merupakan anggota IPI, yang memberikan jasa

     pro1esional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam

    standar pro1esi dan kode etik pro1esi. ?ntuk tujuan Kode !tik ini, indi>idu tersebut di atas

    selanjutnya disebut CPraktisiC. nggota IPI yang tidak berada dalam KP atau $aringan KP

    dan tidak memberikan jasa pro1esional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan

    menerapkan 3agian dari Kode !tik ini. /uatu KP atau $aringan KP tidak boleh menetapkan

    kode etik pro1esi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode

    !tik ini.

    Pro1esi akuntan publik bertanggung ja)ab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan

    keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh in1ormasi

    keuangan yang handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

    /ehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi

    dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Faporan Keuangan, IPI merasa adanya suatu

    kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar 

     pro1esi yang ada melalui penyerapan /tandar Pro1esi International. /ebagai langkah a)al IPI

    telah menetapkan dan menerbitkan Kode !tik Pro1esi kuntan Publik, yang berlaku e1ekti1 

    tanggal 6 $anuari %&6&. ?ntuk /tandar Pro1esional kuntan Publik, e)an /tandar Pro1esi

    sedang dalam proses BadoptionC terhadap International /tandar on uditing yang direncanakan

    akan selesai di tahun %&6&, berlaku e1ekti1 %&66.

    Kode !tik Pro1esi kuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IPI menyebutkan 8

     prinsip-prinsip dasar etika pro1esi, yaituA

    6. Prinsip Integritas

    %. Prinsip Dbjekti>itas

    . Prinsip Kompetensi serta /ikap Kecermatan dan Kehati-hatian Pro1esional

    ;. Prinsip Kerahasiaan

    8. Prinsip Perilaku Pro1esional

    /elain itu, Kode !tik Pro1esi kuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal berikut iniA

    18

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    20/26

    .' $esi /00 Anca#an dan Pencegahan%  dalam seksi ini terdapat ilustrasi mengenai

     penerapan kerangka konseptual yang tercantum pada 3agian dari kodee etik ini oleh

     praktisi. Kerangka konseptual ini harus diterapkan dalam setiap situasi yang dihadapi.

    /' $esi /.0 Penun1uan Pratisi% "AP% atau $aringan KP, Praktisi yang ditunjuk untuk 

    menggantikan praktisi lain atau seorang praktisi yang sedang mempertimbangkan untuk 

    mengikuti tender perikatan dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan praktisi

    lain harus menentukan ada atau tidaknya alas an pro1essional atau alas an lainnya untuk 

    tidak menerima perikatan tersebut, yaitu adanya hal-hal yang dapat mengancam

    kepatuhan terhadap prinsip dasar etika pro1esi.

    2' $esi //0 Benturan "epentingan%  setiap praktisi harus mengambil langkah-langkah

    yang diperlukan untuk mengidenti1ikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan

    kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan

     pada prinsip dasar etika pro1esi.

    3' $esi /20 Pendapat "edua% ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat

    terjadi ketika praktisi diminta untuk member pendapat kedua mengenai penerapan

    akuntansi, auditing, pelaporan, atau standarHprinsip lain untuk keadaan atau transaksi

    tertentu oleh atau untuk kepentingan pihak-pihak selain klien.

    4' $esi /30 I#balan Jasa Profesional dan Bentu Re#unerasi -ainnya, dalam

    melakukan negosiasi mengenai jasa pro1essional yang diberikannya, Praktisi dapat

    mengusulkan jumlah imbalan jasa yang dipandang sesuai.

    5' $esi /40 Pe#asaran Jasa Profesional, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar 

    etika pro1esi dapat terjadi ketika praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau

     bentuk pemasaran lainnya.

    6' $esi /50 Peneri#aan 7adiah atau Bentu "era#ah&Ta#ahan -ainnya% Praktisi

    maupun anggota keluarga dekatnya mungkin saja dita)ari suatu hadiah atau bentuk 

    keramah tamahan lainnya oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan

    ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika pro1esi. /igni1ikansi ancaman dapat

     beragam tergantung dari si1at, nilai dan maksud dari pemberian tersebut.

    8' $esi /60 Penyi#panaan Aset !ili "lien, setiap Praktisi tidak boleh mengambil

    tanggungja)ab penyimpanan uang atau asset milik klien, kecuali jika diperbolehan oleh

    ketentuan hukum yang berlaku dan jika demikian, Praktisi )ajib menyimpan asset

    tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

    9' $esi /80 (b1etivitas : $e#ua Jasa Profesional, dalam memberikan jasa

     pro1esionalnya, praktisi harus mempertimbangkan ada atau tidaknya ancaman terhadap

    19

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    21/26

    kepatuhan pada prinsip dasar objekti>itas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan

    dalam atau hubungan dengan, klien ataupun direktur, pejabat atau karya)annya.

    .0' $esi /90 Independensi dala# Periatan Assurance, dalam melakukan perikatan

    assurance, kode etik ini me)ajibkan anggota tim assurance, KP dan jika rele>an,

     jaringan KP untuk bersikap kepada klien assurance sehubungan dengan kapasitas

    mereka untuk melindungi kepentingan publik. alam perikatan ini praktisi menyatakan

     pendapat yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna hasil

     pekerjaan perikatan assurance yang dituju.

    Ke)ajiban 3agi /eorang kuntan Publik P# an KP# Terdapat 8 Fima# Ke)ajiban

    kuntan Publik an KP, yaituA

    6. 3ebas dari kecurangan 1raud#, ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan kemahiran jabatannya due pro1essional care# dalam menjalankan tugas pro1esinya.

    %. Menjaga kerahasiaan in1ormasi H data yang diperoleh dan tidak dibenarkan memberikan

    in1ormasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia data H in1ormasi

    klien kepada pihak ketiga secara sepihak merupakan tindakan tercela.

    . Menjalankan P/PM&;-%&&2 tentang Pernyataan 3eragam Dmnibus /tatement# /tandar 

    Pengendalian Mutu /PM# %&&2 yang telah ditetapkan oleh e)an /tandar Pro1esional

    kuntan Publik /PP# Institut kuntan Publik Indonesia IPI#, terutama /PM /eksi 6&&

    tentang /istem Pengendalian Mutu Kantor kuntan Publik /PM-KP#.

    ;. Mempunyai sta1 H tenaga auditor yang pro1esional dan memiliki pengalaman yang cukup. Para

    auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Pro1esi berkelanjutan *ontinuing Pro1esion

    education# sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam

     bidang audit dan proses bisnis business process#. alam rangka peningkatan kapabilitas

    auditor, organisasi pro1esi mensyaratkan pencapaian poin /KP# tertentu dalam kurun H

     periode )aktu tertentu. :al ini menjadi penting, karena auditor harus senantiasa mengikuti

     perkembangan bisnis dan pro1esi audit secara terus menerus.

    8. Memiliki Kertas Kerja udit KK# dan mendokumentasikannya dengan baik. KK tersebut

    merupakan per)ujudan dari langkah-langkah audit yang telah dilakukan oleh auditor dan

    sekaligus ber1ungsi sebagai pendukung supporting# dari temuan-temuan audit audit

    20

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    22/26

    e>idence# dan opini laporan audit audit report#. KK se)aktu-)aktu juga diperlukan dalam

     pembuktian suatu kasus di sidang pengadilan.

    Farangan 3agi /eorang kuntan Publik P# an KP# kuntan Publik ilarang

    Melakukan Tiga# hal A

    6. ilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan general audit# untuk klien

    yang sama berturut-turut untuk kurun )aktu lebih dari tahun. :al ini dimaksudkan untuk 

    mencegah terjadinya kolusi antara kuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak lain.

    %. pabila kuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi penugasan

    klien#, maka dilarang untuk memberikan jasa.

    . kuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh ketentuan

     perundang-undangan H organisasi pro1esi seperti sebagai pejabat negara, pimpinan atau

     pega)ai pada instansi pemerintah, 3adan ?saha Milik (egara 3?M(# atau 3adan ?saha

    Milik aerah 3?M# atau s)asta, atau badan hukum lainnya, kecuali yang diperbolehkan

    seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak menduduki jabatan struktural dan

    atau komisaris atau komite yang bertanggung ja)ab kepada komisaris atau pimpinan usaha

    konsultansi manajemen.

    21

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    23/26

    PE,;AR+7 "(!PETE,$I )A, I,)EPE,)E,$I TER7A)AP "+A-ITA$ A+)IT

    )E,;A, ETI"A A+)IT(R $EBA;AI VARIABE- !()ERA$I

     *. +%,A$- A%* 

     /akultas 0konomi -niversitas Truno"oyo &angkalan

    T$%!+% 1AP!A$%  Alumni Pasca !ar"ana -niversitas &rawi"aya

     %%02 P-$3A+T% 

     /akultas 0konomi -niversitas &rawi"aya *alang 

    Area of Interest

    Independensi dan kompetensi auditor. Kompetensi auditor dan independensi akan berhubungan

    dengan etika. Penelitian ini mengadopsi kerangka kontingensi untuk menge>aluasi hubungan

    kompetensi dan independensi terhadap o1audit kualitas dan juga ingin tahu dampak dari >ariabel

    moderating etika auditor# untuk kompetensi, kualitas audit dan independensi.

    Pheno#ena

    Pro1esi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Mulai

    dari kasus !nron di merika sampai dengan kasus Telkom di Indonesia membuat kredibilitas

    auditor semakin dipertanyakan. Kasus Telkom tentang tidak diakuinya KP !ddy Pianto oleh

    /!* dimana /!* tentu memiliki alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui keberadaan

    KP !ddy Pianto. :al tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang

    dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh /!*, dimana kompetensi dan independensi

    merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor.

    Theoretical *oundation

    Penelitian ini merupakan penelitian gabungan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang

    dilakukan oleh eis dan Girou 677%# melakukan penelitian tentang empat hal dianggap

    mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu 6# lama )aktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan tenure#, semakin lama seorang auditor telah melakukan

    audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, %# jumlah

    klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor 

    dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, # kesehatan keuangan

    klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk 

    22

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    24/26

    menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan ;# review oleh pihak ketiga, kualitas sudit

    akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bah)a hasil pekerjaannya akan dire>ie) oleh

     pihak ketiga. Maryani dan Fudigdo %&&6# mende1inisikan etika sebagai seperangkat aturan atau

    norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang

    harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau

     pro1esi. , =idagdo et al. %&&%#, =ooten %&&# dan Mayangsari %&&#. @ariabel penelitian ini

    meliputi kompetensi, independensi, etika auditor dan kualitas audit, yang diadopsi dari penelitian

    mereka. Penelitian ini mengadopsi kerangka kontijensi untuk menge>aluasi hubungan antara

    kompetensi, independensi dan kualitas audit.

    !ethodology

    Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eplanatory research yaitu memberikan

     penjelasan pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor 

    sebagai >ariabel moderasi. Metode analisis yang digunakan adalah nalisis +egresi Moderate

    Two 3ay %nteractions.

    7ipotesis

    :ipotesis dalam penelitian iniA

    :6A Kompetensi berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit

    :%A Interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit

    :A Independensi berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit

    :; A Interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit.

    )ata And !ethod

    ?ntuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini dilakukan dengan

     pendekatan e4planatory research. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang ada

    di )ilayah $a)a Timur. /esuai dengan da1tar dalam  irectory Kantor kuntan Publik dan

    kuntan Publik %&&0, KP yang ada di $a)a Timur berjumlah 8 dimana dalam penelitian ini

    diasumsikan bah)a tiap-tiap KP memiliki 8 auditor. +esponden dalam penelitian ini adalah

     para akuntan publik yang terdapat dalam Kantor kuntan Publik dimana ia menjalankan proses

    audit, yaitu yang melakukan pengujian terhadap laporan keuangan. Metode pengumpulan data

    23

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    25/26

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikirim melalui surat mail survey#

    yang disebut dengan data primer. uditor yang menjadi sampel, akan dikirimi kuesioner yang

     berisi kumpulan pertanyaan tentang kompetensi, independensi, etika auditor dan kualitas audit.

    Peneliti akan menggunakan sistem bebas perangko balasan agar respon rate yang diinginkan

    tercapai. ?ntuk mengukur >ariabel, metode analisis yang digunakan adalah nalisis +egresi

    Moderate Two 3ay %nteractions. dapun persamaannya adalah sebagai berikutA

    < = a > b. ?. > b/ ?/ > b2 ?2 > b3 ?. ?2 > b4 ?/ ?2 > e

    imanaA

    4 L kualitas audit

    a L konstanta

     b L koe1isien regresi

    6 L >ariabel kompetensi

    % L >ariabel independensi

    L >ariabel etika auditor 

    *indings

    6. :asil penelitian ini mendukung hipotesis pertama bah)a kompetensi berpengaruh

    terhadap kualitas audit. :al ini berarti bah)a kualitas audit dapat dicapai jika auditor 

    memiliki kompetensi yang baik.

    %. :asil pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bah)a independensi berpengaruh

    signi1ikan terhadapkualitas audit dimana hal ini telah sesuai dengan hipotesis ketiga

     bah)a kompetensi berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit.. :asil penelitian ini mendukung hipotesis keempat bah)a interaksi independensi dan etika

    auditor berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit.

    @onclusion

    Penelitian ini berhasil membuktikan bah)a kompetensi berpengaruh signi1ikan terhadap

    kualitas audit. :al ini berarti bah)a kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki

    kompetensi yang baik dimana kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan

     pengetahuan. :al ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fibby dan Fibby 6727#,

    shton 6776#, *hoo dan Trootman 6776#, dalam Mayangsari %&&#. /ementara itu, interaksi

    kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit. Pengaruh

    24

  • 8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI

    26/26

    interaksi kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit dalam penelitian ini tidak dapat

    diketahui karena dari hasil pengujian ternyata kedua >ariabel tersebut keluar dari model

     04cluded 5ariables#. :asil ini tidak berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh 3ehn et 

    al . 677'# dalam =idagdo et al . %&&%#.

    *urther Researches

    Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat dijelaskan sebagai berikutA

    6. Pertama, penelitian hanya dilakukan pada KP yang ada di $a)a Timur sehingga hasil

     penelitian hanya mencerminkan mengenai kondisi auditor di $a)a Timur.%. Peneliti tidak membedakan auditor sebagai responden berdasarkan posisi mereka di KP

    yunior, senior dan super>isor# sehingga tidak diketahui secara pasti tingkat kompetensi,

    independensi dan etika yang dimiliki.. @ariabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah etika auditor, padahal

    masih banyak >ariabel perilaku lain maupun 1aktor kondisional yang dapat

    mempengaruhi kualitas audit. Penelitian di masa mendatang hendaknya meneliti hal-hal

    tersebut.


Recommended