Date post: | 06-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | aryamulyawan |
View: | 222 times |
Download: | 1 times |
of 26
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
1/26
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
MATERI
THE ETHIC OF AUDITING FUNCTION DAN KODE ETIK IAPI
REVIEW JURNAL
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP
KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI
VARIABEL MODERASIM. NIZARUL ALIM Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Bangkalan
TRISNI A!SARI Alumni !as"a Sarjana Universitas Bra#ijayaLILIE$ !UR%ANTI Fakultas Ekonomi Universitas Bra#ijaya Malang
Oleh :
KADEK PRAWITA SARI (149166141 ! 1"#
NATALIA FIASARI (14916614$ ! 16#
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDA%ANA
$1"
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
2/26
Ini benar-benar cikal bakal krisis kredit ... Tema dari laporan ini adalah bagaimana
mudahnya asal pinjaman, bagaimana pengecualian dibuat, bagaimana mereka menggunakan
penilaian buruk. Tidak ada kontrol internal yang sesuai, dan KPMG gagal melihat hal-hal ini
skeptis. "Michael Misa, Pengadilan !aminer.#
$anuari %&&', KPMG dan akuntan (e) *entury mengejutkan jajaran direksi
perusahaan dengan mengungkapkan bah)a peminjam telah salah menghitung cadangan
reserve) untuk home loan KP+# bermasalah. Kesalahan itu merugikan (e) *entury sebanyak
&& juta ollar /, menyapu laba dari semester kedua tahun %&&0. /eminggu kemudian, (e)
*entury mengumumkan akan mengulang catatan keuangan dari tri)ulan pertama tahun %&&0.
Pasar bereaksi keras terhadap pengumuman ini, dan harga sahamnya merosot. /aham menurun
drastis ketika pada % Maret %&&' (e) *entury mengumumkan keterlambatan laporan tahunan
tahun %&&0-nya. Pengumuman ini menambah tekanan 1inansial, dan pada 2 Maret (e) *entury
mengumumkan bah)a tidak menerima permohonan pinjaman baru lagi. 3eberapa hari kemudian
3ursa /aham (e) 4ork mengeluarkan (e) *entury 5inancial *orporation dari bursa, dan pada
% pril (e) *entury mengajukan proteksi kebangkrutan.
(e) *entury menggunakan jasa KPMG sebagai auditor sejak berdirinya di tahun 6778
hingga pril %&&' ketika KPMG mengundurkan diri. alam laporan yang dibuat oleh pengadilan
yang ditunjuk sebagai pemeriksa kebangkrutan, tercatat tujuh jenis praktik akuntansi yang tidak
sesuai dengan GP Generally Accepted Accounting Principles 9 Prinsip kuntansi yang
diterima secara umum#, yang paling mendapat sorotan yaitu kesalahan dalam menghitung
cadangan pembelian kembalinya. (e) *entury menggunakan data historis yang tidak akurat
untuk tingkat harga pembelian kembali, serta mendasarkan modelnya pada asumsi yang salah
bah)a semua pembelian kembali akan dilakukan dalam )aktu 7& hari.
Kesalahan ini terjadi karena kurangnya data yang dapat diandalkan mengenai jumlah
klaim pembelian kembali yang diterima (e) *entury, karena klaim pembelian kembali
ditangani oleh departemen perusahaan lain. :al ini menyebabkan backlog tunggakan# klaim
pembelian kembali senilai 62& juta olar / yang belum terselesaikan di tahun %&&8. Tahun
%&&0 backlog meroket menjadi ;%6 juta olar / karena banyak peminjam yang lalai membayar
hanya dalam beberapa bulan setelah mendapat pinjaman. *adangan (e) *entury sangat tidak
memadai, hanya sebesar 6.7 juta olar / yang hanya mampu menutup .8 < klaim pembelian
kembali.
1
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
3/26
Menurut laporan tersebut, tidak ditemukan bukti yang cukup bah)a (e) *entury
terlibat dalam manipulasi atau bah)a KPMG dengan sengaja terlibat dalam melakukan
kesalahan. (amun laporan menyimpulkan bah)a KPMG gagal dalam melaksanakan audit sesuai
dengan standar pro1esional.
Gugatan hukum terhadap KPMG menuduh bah)a tim audit yang terlibat menolak
tuntutan yang diajukan oleh para ahli dari /tructured 5inance Group KPMG ketika mereka
mencoba menyuarakan permasalahan (e) *entury. =alaupun KPMG mungkin tidak
menyebabkan permasalahan pada (e) *entury, namun banyak pihak menganggap bah)a
KPMG menutup mata akan apa yang dapat dianggap sebagai praktik bisnis yang ceroboh dan
tidak bertanggung ja)ab. 3ahkan KPMG terus melakukannya )alupun para ahlinya sendiri
mempertanyakan praktik akuntansi (e) *entury. Gugantan hukum tersebut menuduh bah)a
kegagalan KPMG dimoti>asi oleh keinginan untuk memenuhi tuntutan klien dan untuk menjaga
hubungan yang menguntungkan.
Kasus KPMG dan (e) *entury merupakan salah satu contoh tekanan etis yang serius
dalam pro1esi akuntansi saat ini 9 risiko dan bahaya terhadap integritas praktik akuntansi akibat
kon1lik kepentingan dan kebutuhan untuk bertahan dalam pasar kompetiti1. ?ntuk menjaga
hubungan yang menguntungkan dengan klien, auditor dapat merasa terintimidasi dalam
menyetujui perlakuan akuntansi yang tidak patut yang dapat mengakibatkan laporan keuangan
yang salah merepresentasikan substansi ekonomi perusahaan.
/epertinya tidak mungkin bah)a seorang auditor akan mampu menjaga hubungan
dengan klien bila klien tersebut diberikan audit yang tidak menyenangkan mereka. namun
auditor diharapkan untuk memperhatikan kepentingan publik diatas kepentingan klien. Tanggung
ja)ab ini menekankan pentingnya peranan auditor dalam layanan keuangan.
engan berkembangnya pasar keuangan dan sistem ekonomi, masyarakan
menginginkan auditor independen, yang sangat penting untuk 1ungsi e1ekti1 sistem ekonomi. $ika
akuntansi adalah bahasa bisnis, maka tugas auditor adalah untuk memastikan bahasa tersebut
digunakan dengan patut untuk mengkomunikasikan in1ormasi yang rele>an secara akurat.
Gugatan hukum terhadap KPMG mengindikasikan bah)a team audit telah gagal memenuhi
ke)ajiban ini.
2
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
4/26
I The Ethics of Public Accounting
Pada umumnya ketika orang berbicara mengenai etika akuntansi publik, mereka
membahas tanggung ja)ab auditor independen. Peran seorang akuntan tidaklah hanya mengaudit
laporan keuangan perusahaan yang dimiliki secara publik, namun dalam sistem ekonomi saat ini,
hal ini merupakan salah satu yang terpenting.
Menurut $ohn 3ogle, pendiri The @anguard Group, transaksi-transaksi dan keputusan-
keputusan di dalam ekonomi pasar bebas perlu didasarkan pada in1ormasi yang akurat dan benar.
alam transaksi pasar, status keuangan sebuah perusahaan merupakan in1ormasi >ital dimana
sebuah keputusan pembelian didasarkan padanya. Peranan auditor adalah untuk membuktikan
keakuratan gambaran keuangan perusahaan yang tersaji bagi apapun kebutuhan pengguna
in1ormasi untuk membuat keputusan berdasarkan gambaran tersebut.
5ungsi dan tanggung ja)ab ini bukanlah hal yang baru. (amun, belakangan ini telah
menjadi perhatian publik dengan munculnya berbagai skandal akuntansi yang mengejutkan para
in>estor, pemerintah, dan politisi di tahun %&&%.
/ebagaimana pernyataan $ustin !.3urger mengenai 1ungsi dan tanggung ja)ab auditor
pada kasus rthur 4oung tahun 672;, bah)a tanggung ja)ab auditor yaitu untuk mengeluarkan
opini sejelas-jelasnya mengenai apakah laporan keuangan sudah dengan jujur menggambarkan
posisi keuangan perusahaan. Kinerja peranan ini, yaitu membuktikan bah)a posisi keuangan dan
operasional perusahaan tergambarkan dengan jujur, mensyaratkan auditor untuk memiliki
integitras dan kejujuran. ?ntuk memastikan keakuratan data yang telah disajikan, penting bah)a
integritas dan kejujuran auditor tidak dibahayakan oleh kehadiran pengaruh yang tidak
semestinya. ?ntuk menunjang integritas dan kejujuran, auditor harus memiliki independensi
setinggi mungkin. Mereka yang harus membuat keputusan berdasarkan kebenaran dan
keakuratan in1ormasi haruslah dapat mempercayai gambaran akuntan agar pasar ber1ungsi secara
e1ekti1. Kepercayaan dapat terkikis bila terdapat kon1lik kepentingan.
II Trust
apat dimengerti mengapa bila kita menerapkan imperati1 kategori pertama Immanuel
Kant yaitu prinsip uni>ersalisabilitasA Bbertindaklah sehingga anda bisa mendapatkan hasil
maksimal dari tindakan anda untuk menjadi sebuah hukum uni>ersalC. ?ntuk
menguni>ersalisasikan sebuah tindakan, kita harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi
3
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
5/26
bila setiap orang bertindak sama untuk alasan yang sama. /eorang indi>idu umumnya
memberikan gambaran yang salah untuk membuat pihak lain bertiindak lain dari apa yang
mungkin akan dilakukan pihak tersebut bila diberikan in1ormasi yang penuh dan jujur. Misalkan
seorang *!D salah merepresentasikan laba perusahaannya untuk mendapatkan pinjaman bank,
karena menurutnya tidak akan ada pinjaman yang diberikan bila bank mendapatkan gambaran
yang sebenarnya. pa yang mungkin bisa terjadi bila perilaku ini diuni>ersalisasikan 9 yaitu bila,
semua indi>idu salah menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan mereka ketika mereka
diuntungkan dengan bertindak tidak jujurE
ua hal bisa tejadiA pertama, kepercayaan dalam bisnis terkait dengan in1ormasi yang
dibutuhkan mengenai status keuangan akan terkikis. Kekisruhan akan terjadi, karena pasar
keuangan tidak dapat berjalan tanpa kepercayaan. Kerja sama merupakan hal yang >ital, dimana
kepercayaan adalah prasyarat untuk itu. Kita terlibat dalam ratusan transaksi harian yang
menuntut untuk mempercayai orang lain dengan uang dan hidup kita. $ika kesalahan representasi
menjadi sebuah praktik uni>ersal, kepercayaan, dan pada akhirnya kerja sama tidak akan
mungkin ada.
Kedua, menguni>ersalkan kesalahan representasi, selain menyebabkan ketidakpercayaan
dan ketidake1isiensian dalam pasar, akan membuat melakukan tindakan kesalahan representasi
menjadi tidak memungkinkan. MengapaE Karena tidak seorangpun akan mempercayai orang
lain, dan kesalahan representasi hanya dapat terjadi jika seseorang yang dibohongi mempercayai
orang yang membohonginya. Drang yang berhati-hati tidak mempercayai pembohong yang
sudah dikenal. Karena itu, jika semua orang berbohong, tidak seorangpun akan mempercayai
orang lain, dan berbohong menjadi hal yang tidak mungkin. Karena itulah, menuni>ersalisasikan
kebohongan membuat kebohongan menjadi tidak memungkinkan. /ehingga anomali bah)a bila
kesalahan representasi menjadi uni>ersal dalam situasi tertentu, maka akan tidak mungkin untuk
salah menggambarkan dalam situasi tersebut, karena tidak seorangpun akan mempercayai apa
yang digambarkan. :al ini membuat uni>ersalisasi kebohongan menjadi irasional atau
kontradikti1.
Kontradiksi disini, menurut Kant, merupakan sebuah kontradiksi kehendak, dan
irasionalitas berada dalam kebersediaan secara serempak dalam kemungkinan dan
ketidakmungkinan kesalahan representasi, dengan bersedia dari keberadaan kondisi
kepercayaan# yang diperlukan untuk melakukan tindakan kebohongan#. Para pembohong tidak
4
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
6/26
ingin tindakan berbohong diuni>ersalisasikan. Mereka menginginkan standar ganda ukuran
standar penilaian yang dikenakan secara tidak sama terhadap subjek yang berbeda dalam
kejadian serupa yang terkesan tidak adil#. Perilaku egois macam ini merupakan la)an dari
perilaku etis.
$ika kesalahan representasi situasi keuangan merupakan hal yang ui>ersal, maka auditing
menjadi sebuah 1ungsi yang tidak berguna. Menurut +ick Telbert, hal ini mungkin sudah terjadi,
seperti pernyataannya dalam Accounting Today; “5irma-1irma *P *erti1ied Public
ccountant# telah lama cenderung mirip perusahaan asuransi 9 ber1okus pada kepastian dan
audit pengelolaan risiko 9 ketimbang membuktikannyaC. 5irma-1irma dengan perilaku semacam
ini hanya menjamin bah)a presentasi yang disajikan tidak mela)an hukum, mereka hanya
melayani klilen, bukan publik.
:al ini menunjuk salah satu aspek lain dari kepercayaan. Karena kepercaan merupakan
hal yang esensial, maka penampilan dari kejujuran dan integitras seorang akuntan merupakan hal
yang penting. uditor tidak hanya harus terpercaya, namun juga harus terlihat dapat dipercaya.
III The Auditor’s Responsibility to the Public
Tugas auditor untuk membuktikan kebenaran laporan keuangan memberikan akuntan
tanggung ja)ab khusus terhadap publik. Tanggung ja)ab ini memberikan sebuah hubungan
dengan klien yang berbeda dengan pro1esi lainnya. Melihat perbedaan kepentingan yang
terkadang ada diantara klien dan publik, terlihat jelas bah)a para auditor menghadapi kon1lik
kesetiaan. kuntan merupakan kaum pro1esional karena itu harus berperilaku pro1esional pula.
/ebagaimana pro1esi lainnya, mereka mena)arkan jasa kepada klien. (amun pro1esi akuntan
publik, karena meliputi pekerjaan sebagai auditor independen, memiliki 1ungsi lainnya. uditor
independen tidak hanya bertindak sebagai pencatat, namun juga sebagai e>aluator bagi catatan
akuntan lainnya. isini, auditor memenuhi 1ungsi penga)as publik atau apa yang disebut oleh
$ustice 3urger sebagai public watchdog function.
/eiring berjalannya )aktu, e>aluasi terhadap catatan akuntan lain telah menjadi sebuah
komponen masyarakat kapitalis yang perlu dilakukan, khususnya bagian masyarakat yang
bertransaksi dalam pasar uang dan mena)arkan saham dan sekuritas publik. alam sistem
semacam ini, sangat penting bagi pembeli potensial produk keuangan untuk memiliki sebuah
representasi akurat dari perusahaan dimana mereka ingin berin>estasi, bersedia meminjamkan
5
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
7/26
uang, atau yang mereka inginkan untuk bergabung. :arus terdapat prosedur untuk
mem>eri1ikasi kejujuran status keuangan sebuah perusahaan. Peran inilah yang berada di tangan
akuntan publik 9 sang auditor.
=alaupun klien-klien para auditor merupakan pihak yang membayar jasanya, tanggung
ja)ab pokok auditor adalah untuk mengamankan kepentingan pihak ketiga yaitu publik. Karena
ke)ajiban publik inilah auditor seharusnya menjadi analis yang tidak berkepentingan. Ke)ajiban
auditor adalah untuk menjamin bah)a laporan publik yang menggambarkan status keuangan
sebuah perusahaan dengan jujur menyajikan posisi dan operasional keuangan perusahaan.
!ingkatnya auditor bertanggung"awab atas kepercayaan publik dan independensi dari klien
bersifat fundamental untuk menghormati kepercayaan tersebut.
IV The Auditor’s Basic Responsibilities
okumen #ohen $eport berisikan laporan komprehensi1 mengenai tanggung ja)ab
seorang auditor independen. i tahun 67'; #ohen #ommision didirikan untuk mengembangkan
kesimpulan dan rekomendasi terkait dengan tanggung ja)ab auditor independen. Tugas lainnya
adalah untuk menge>aluasi ekspektasi dan kebutuhan publik serta kemampuan realistis akuntan.
$ika terdapat perbedaan, komisi bertugas mengatasinya.
#ohen $eport mende1inisikan peranan utama auditor independen sebagai perantara
laporan keuangan klien dengan pengguna laporan tersebut, yang auditor bertanggungja)ab
kepadanya. /angat jelas disini #ohen #ommision menyebutkan bahwa tanggung "awab utama
auditor adalah kepada publik bukan klien.
Komisi juga memeriksa apa yang bisa diharapkan untuk dicapai oleh para auditor,
memandang tekanan bisnis dan )aktu yang mereka hadapi. Faporan menyebutkan beberapa area
yang bukan tanggung ja)ab auditor independen. /ebagai contoh, beberapa pihak secara keliru
berasumsi bah)a auditor bertanggung ja)ab terhadap persiapan aktual laporan keuangan. Pihak
lain dengan salah meyakini bah)a sebuah laporan audit mengindikasikan bah)a bisnis yang
sedang diaudit dapat diandalkan. uditor tidak bertanggung ja)ab untuk membuktikan
keandalan sebuah bisnis. alam kebanyakan kasus, akuntan manajemen mempersiapkan laporan
keuangan, dan manajemenlah yang bertanggung ja)ab untuk itu, bukan auditor.
uditor bertanggung ja)ab untuk membentuk sebuah opini pada apakah laporan
keuangan tersaji dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dipergunakan dengan tepat. Pernyataan
6
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
8/26
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
9/26
Menurut #ohen $eport auditor juga bertanggung ja)ab untuk menyampaikan
ketidaktentuan signi1ikan apapun yang terdeteksi dalam laporan keuangan. Tanggung ja)ab
untuk melaporkan kesalahan dan penyimpangan merupakan salah satu hal yang paling serius dan
membingungkan bagi auditor. 3erbagai pertanyaan muncul, seperti berapa banyak )aktu, upaya,
uang yang harus disediakan untuk mengidenti1ikasinyaE pakah publik berhak untuk
mengharapkan sebuah audit untuk mengidenti1ikasikan hal semacam ituE $ohn !.3each
memberikan dua contoh mengenai bagaimana tanggung ja)ab akuntan terhadap publik dapat
mengarah pada tuntutan hukum bila berkon1lik dengan tanggung ja)ab untuk menjaga
kerahasiaan klienA
6# 3ulan Dktober 6726, seorang juri di Dhio menetapkan bah)a seorang akuntan bersalah
dalam mengabaikan kontrak untuk melanggar ke)ajiban kerahasiaan yang dimandatkan
dalam kode etik akuntan, dan memberikan ganti rugi sebesar kira-kira 6 juta olar /
bagi penggugat%# i )aktu yang bersamaan, seorang juri di (e) 4ork memberikan hukuman denda 2& juta
olar / bagi penggugat untuk kegagalan akuntan dalam mengungkapkan in1ormasi
rahasia.
Mengenai apakah diperbolehkan bagi auditor untuk melaporkan ketidaktepatan akti>itas
kliennya, bisa dikatakan bah)a terdapat opini hukum bah)a tugas kerahasiaan tidaklah aboslut,
dan Bmengutamakan kepentingan publik dapat terjadi dimana kerahasiaan harus mengalahC.
V Independence
?ntuk memenuhi tanggung ja)abnya, auditor haruslah menjaga independensi. $ustice
3urger menggunakan istilah Bindependensi totalC mengenai 1ungsi penga)as publik yang
menuntut independensi total. Tentu saja, auditor haruslah independen dari klien. (amun kita
perlu memeriksa apakah independensi total merupakan sebuah kemungkinan ataukah keharusan.
/eberapa besar independensi yang harus dijaga sorang auditor, dan bagaimana menentukannyaE
*ode o1 Pro1essional *onduct I*P mengakui dua jenis independensiA independensi
dalam 1akta dan penampilan. Independensi dalam 1akta dapat diterapkan oleh semua akuntan.
?ntuk indepedensi penampilan, beberapa berpendapat bah)a hanya dapat diterapkan untuk
auditor independen.
8
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
10/26
%ndependence !tandard &oard '%!&) menerbitkan BPernyataan Konsep IndependensiA
/ebuah Kerangka Kerja Konseptual untuk Independensi uditorC I/3 diberikan tanggung ja)ab
untuk mengeluarkan standar indepedensi yang dapat diterapkan untuk audit entitas publik, dalam
rangka melayani kepentingan publik dan untuk melindungi dan mendorong kepercayaan diri
in>estor di pasar sekuritas. kibat tekanan 1irma-1irma akuntansi besar terhadap IP* 9
mengenai bah)a independensi bisa berarti menyerahkan kontrak konsultasi yang
menguntungkan 9 I/3 dibubarkan di bulan gustus %&&6. Meskipun demikian, produk-
produknya merupakan salah satu sumber terbaik untuk tanggung ja)ab etis.
I/3 mende1inisikan independensi auditor sebagai Bkebebasan dari tekanan dan 1aktor lain
yang membahayakan, atau secara beralasan bisa membahayakan, kemampuan auditor untuk
membuat keputusan audit yang tidak biasC. :al ini tentu saja tidak berarti kebebasan dari semua
tekanan, hanya dari tekanan yang Bsangat signi1ikan sehingga mereka meraih tingkat dimana
mereka membahayakan, atau secara beralasan bisa membahayakan kemampuan auditor untuk
membuat keputusan audit yang tidak biasC. Bsecara beralasan bisaC berarti berdasarkan
keyakinan rasional dari in>estor yang terin1ormasi dengan baik dan pengguna lain in1ormasi
keuangan.
Tekanan-tekanan apakah yang dimaksudE Terdapat tekanan yang bisa muncul dari
hubungan keluarga, pertemanan, kenalan, dan asosiasi bisnis. =alaupun beberapa auditor
mungkin bisa tidak bias dalam situasi semacam itu, aturan I/3 tadi tetap berlaku bagi mereka
karena Bberalasan untuk mengharapkan keputusan audit menjadi bias dalam situasi ituC.
Ketidakpemenuhan aturan itu mungkin tidak akan menghalangi auditor untuk menjadi objekti1,
namun dapat menghalangi untuk mengklaim dirinya independen, setidaknya dalam penampilan,
bila tidak dalam kenyataannya.
(amun tidak semua situasi dapat diidenti1ikasi atau diatasi dengan aturan. Memenuhi
aturan itu perlu untuk dilakukan, namun tidak mencukupi, dan bukan merupakan syarat untuk
independensi.
/asaran independensi adalah untuk mendukung kepercayaan pengguna pada proses
pelaporan keuangan dan untuk meningkatkan e1isiensi manajemen. /ehingga disini independensi
merupakan instrumen, sedangkan tujuannya adalah e1isiensi manajemen.
I/3 menjabarkan empat prinsip dasar dan empat konsep sebagai pedoman dalam
menentukan independensi pembantuA
9
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
11/26
• ThreatsHncaman
• /a1eguardsH$aminan keamanan
• +isiko independensi
• /igni1ikansi ancamanHkee1ekti1an jaminan keamanan
ncaman terhadap independensi auditor dide1inisikan sebagai Bsumber kebiasan potensial yangmungkin membahayakan, atau secara beralasan dapat membahayakan, kemampuan auditor untuk
membuat keputusan audit yang tidak bias, yaituA
• /el1-interest threats
• /el1-re>ie) threats
• d>ocacy threats
• 5amiliarity threats
• Intimidation threats
Menurut Gordon *hon, terdapat 1aktor-1aktor lain yang bisa membahayakan
independensi auditor. /alah satunya adalah dampak hubungan keluarga dan 1inansial pada
independensi. Tentu saja bila auditor adalah sanak keluarga klien atau memiliki kepentingan
1inansial dengan klien, hal ini bisa menciptakan kon1lik kepentingan yang mempengaruhi
independensi auditor. /ehingga, aturan independensi I*P mencegah seseorang untuk
bertindak sebagai auditor dimana terdapat hubungan seperti itu. Meskipun bila auditor mampu
mengatasinya, publik akan curiga terhadap hasil kerjanya.
(amun ada pula kemungkinan kon1lik kepentingan lain yang dihadapi auditor,
sebagaimana menurut *hon, permasalahan dengan independensi auditor timbul dari dua halA
kurangnya independensi yang terlihat dan yang aktual, serta ketidake1isiensian 1ungsi 1irma
akuntansi.
Memiliki hubungan 1inansial lain dengan klien juga membahayakan independensi
auditor. Praktik belanja pendapatHopinion shopping pencarian untuk seorang auditor yang akan
memberi pembuktian positi1, )alaupun tidak terjamin# mengindikasikan seberapa jauhnya kita
dari independensi aktual.
isisi lain, kelompok pendukung pendapat bah)a auditor dapat tetap independent,)alupun ketika mereka memberikan konsultasi atau jasa lain untuk sebuah perusahaan, tetap
menyatakan bah)a Bsinergi antara kedua 1ungsi membantu 1irma akuntansi untuk menghasilkan
peningkatan layanan di kedua areaC.
ncaman kedua terhadap independensi auditor 9 ketidake1isiensian 1ungsi 1irma
akuntansi 9 menimbulkan pertanyaan berikutA seberapa banyak )aktu dan upaya yang bisa dan
10
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
12/26
seharusnya dihabiskan untuk menentukan keakuratan data yang tersajiE 3utuh )aktu untuk
menjadi skeptis. Misalkan 1irma akuntansi yang mencurigai adanya diskrepansi dalam keuangan
sebuah perusahaan. 3ila diskrepansi ini diabaikan, apakah karena kekurangan dalam struktur
1irma akuntansi ataukah karena terbatasnya )aktu dan uangE
VI Independence Ris
/etelah meneliti ancaman-ancaman terhadap independensi, laporan I/3 menguraikan
Bpengendalian yang mengurangi atau mengenyahkan ancaman terhadap independensi auditorC.
Ini meliputi A larangan, batasan, pengungkapan, kebijakan, prosedur, praktik, standar, aturan,
aransemen institusional, dan kondisi lingkunganC.
Konsep penting lainnya yaitu risiko independensi, dimana laporan I/3
mende1inisikannya sebagai Brisiko yang mengancam independensi auditor, dimana tidak diredam
oleh jaminan perlindungan, yang membahayakan atau secara beralasan dapat membahayakan,
kemampuan auditor untuk membuat keputusan audit yang tidak bias. /ecara sederhana, risiko
terhadap independensi meningkat dengan kehadiran ancaman dan menurun dengan adanya
jaminan perlindungan.
Karena akan selalu ada kebiasan dan kepentingan, dan karena tidak ada independensi
yang absolut atau total, perlu untuk menilai tingkat risiko yang berbeda-beda. /ebagai contoh,
dengan perkembangan in>estasi reksadana, merupakan hal yang mungkin bah)a anggota
keluarga seorang akuntan memiliki saham perusahaan yang sedang diaduit oleh akuntan tersebut.
:arus ada cara untuk menilai keseriusan dan signi1ikansi ancaman semacam itu.
Mengakui bah)a independensi total merupakan hal yang tidak mungkin, laporan I/3
memberikan sebuah kerangka kerja bagi auditor untuk menge>aluasi apakah independensi yang
mereka miliki akan melindungi mereka dari risiko yang bisa membahayakan penilaian atau audit
mereka. Terdapat empat akti>itas dasar yang disebut prinsip, yang digunakan untuk menentukan
independensi auditor.
6# Prinsip 6 menilai tingkat risiko independensi, dengan mempertimbangkan jenis dan
signi1ikansi ancaman dan jenis kee1ekti1an jaminan perlindungan.
?ntuk membantu penilaian ini, laporan I/3 menyarankan auditor untuk memeriksa 8
tingkat risiko independensi, yaituA
• Tidak ada risiko independensi
• +isiko independensi kecil
11
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
13/26
• +isiko independensi sedang
• +isiko independensi tinggi
• +isko independensi maksimum
%# Prinsip % menentukan akseptabilitas tingkat risiko independensi. uditor harus
menentukan apakah tingkat independensi berada dalam posisi yang dapat diterima padarangkaian independensi risiko.
# Prinsip mempertimbangkan man1aat dan biaya. Memastikan bah)a man1aat yang
didapat dari mengurangi risiko independensi dengan menanamkan tambahan
perlindungan melebihi biayanya.
;# Prinsip ; mempertimbangkan pandangan pihak yang berkepentingan dalam
permasalahan independensi auditor. Para pembuat keputusan independensi harus
mempertimbangkan pandangan para in>estor, pengguna lain serta pihak lain yang
berkepentingan terkait dengan integritas pelaporan keuangan mengenai permasalahan
terkait dengan independensi auditor dan harus mengatasi permasalahan tersebut
berdasarkan penilaian para pembuat keputusani independensi mengenai cara terbaik
untuk mencapai sasaran independensi auditor.
/!* mengeluarkan B+e>isi Persyaratan Independensi uditorC, e1ekti1 sejak 8 5ebruari
%&&6, yang melarang jasa nonaudit tertentu yang melemahkan independensi auditor, yang banyak
mendapat perla)anan dari kalangan pro1esional akuntansi.
3ogle membela rekomendasi /!* ini, menurutnya, persyaratan independensi yang
direkomendasikan /!* hanya melarang jasa-jasa yang melibatkan kepentingan yang berkon1lik
ataupun sama dengan klien, mengaudit hasil kerja seseorang, ber1ungsi sebagai manajemen atau
seorang karya)an klien, atau bertindak sebagai ad>okat klien. Ia juga menambahkan bah)a
Btidak bisa dibayangkan bah)a orang berakal sehat manapun bisa tidak setuju bah)a peran-
peran tersebut akan mengancam 9 atau setidaknya dianggap mengancam 9 independensi auditor.
(amun 3ogle juga mengakui beberapa memang pantas mendapat keberatan, seperti
batasan yang tidak perlu dalam pilihan auditor untuk memasuki persekutuan strategis atau "oint
venture. (amun juga ada beberapa keberatan yang dipandang 3ogle tidak >alid dan tidak pantas.
/eperti kecaman bah)a proposal /!* me)akilkan peraturan yang intrusi1 dan tidak menjamin,
bah)a peraturan /!* membatasi pro1esi akuntansi denga ketat.
=alaupun dengan adanya beberapa skandal akuntansi belakangan ini, apakah benar-benar
jelas bah)a berpenampilan independen diperlukanE Tidak bisakah kita berpendapat bah)a
)alaupun mungkin menjadi kon1lik, si akuntan mungkin sudah mengatasi atau menghindarinyaE
12
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
14/26
yang Permasalahan disini bukanlah kehadiran kon1lik kepentingan, namun apakah akuntan bisa
mengesampingkannya dan melakukan hal yang benar atau tidak.
Pro1esi akuntansi telah lama merangkul kebutuhan akan berpenampilan independen.
/ebagaimana pernyataan /tandar-/tandar uditing (o.6 berikut iniA
BKepercayaan diri publik akan bisa dilemahkan dengan bukti bah)a independensi pada
kenyataannya kurang, dan mungkin juga bisa dilemahkan dengan adanya kondisi-kondisi
yang dipercaya bisa mempengaruhi independensi uditor independen seharusnya tidak
hanya independen secara nyataHaktual, mereka juga seharusnya menghindari situasi dimana
orang luar bisa meragukan independensi mereka.C
Tahun 6722, tiga 1irma akuntansi besar mengajukan petisi kepada /!* untuk merubah
aturan independensi dan mengijinkan ekspansi hubungan bisnis dengan klien audit mereka, dan
di tahun 6727 semua 1irma akuntansi besar telah turut mengajukan permohonan perubahan.
(amun aturan independensi diperketat.
Pada %2 $anuari %&&, sebagai respon aksi tersebut, /!* membuat amandemen untuk
memperketat persyaratan independensi auditor. Peraturan %-&6 menyatakan ; prinsip yang
Bber1okus pada apakah hubungan auditor 9 klien ataukah ketentuan layananA a# menciptakan
kepentingan yang sama atau berkon1lik antara akuntan dan klien audit, b# menempatkan akuntan
dalam posisi mengaudit hasil kerjanya sendiri, c# membuat akuntan bertindak sebagai
manajemen atau karya)an di perusahaan klien, d# menempatkan akuntan dalam posisi menjadi
ad>okat untuk klien audit.C
Peraturan %-6& melarang hubungan spesi1ik tertentu, temasuk hubungan 1inansial,
hubungan kerja, hubungan bisnis, hubungan dimana 1irma audit memberikan jasa nonaudit
terhadap klien. turan ini juga meliputi persyaratan terkait rotasi partner dan administrasi komite
audit.
lasan untuk menghindari kon1lik kepentingan bahkan hanya dari tampilannya saja, yang
mungkin mempengaruhi independensi auditor, sangatlah jelas. ?ntuk membuat penilaian terbaik,
orang-orang membutuhkan keyakinan dalam representasi dimana penilaian tersebut didasarkan.
+epresentasi yang dibuat oleh akuntan yang memiki 9 bahkan )alau hanya terlihat memiliki 9
kon1lik kepentingan tidaklah menginspirasi keyakinan semacam itu. Karena itulah, penampilan
independensi akan memiliki dampak besar pada estimasi kekataan sebuah entitas 1inansial.
13
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
15/26
VII Professional $epticis#
Independensi krusial karena merupakan tanggung ja)ab auditor lah untuk menjaga
skeptisisme pro1esional. alam /tandar uditing I*P (o.2%, yang disebut dengani istilah due
professional care(
• ue professional care diterapkan dalam perencanaan dan kinerja audit serta
persiapan laporan
• ue professional care membebankan sebuah tanggung ja)ab kepada setiap
pro1esional dalam organisasi auditor independen untuk meneliti standar kerja
lapangan dan pelaporan.
/tandar I*P juga menetapkan bah)a auditor harus menjaga skeptisisme pro1esional,
yang dianggap salah satu tanggung ja)ab auditor yang paling pentingA ue professional care
mensyaratkan auditor untuk menerapkan skeptisisme pro1esional, yaitu sebuah perilaku yang
meliputi pemikiran bertanya dan penilaian kritis atas bukti audit. uditor menggunakan
pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang dibutuhkan oleh pro1esi akuntansi publik untuk
berkinerja baik, dalam keyakinan yang baik dan dengan integritas, dalam pengumpulan dan
menilai bukti secara objekti1.
/tandar uditing no.2% ini juga mengklari1ikasi ke)ajiban auditor. *ontohnya, seorang
auditor tidak boleh mendeteksi penyimpangan material, karena GP Generally Accepted
Accounting !tandards 9 /tandar akuntansi yang diterima umum# tidak mensyaratkan pembuktian
keaslian dokumen, atau kemungkinan adanya kolusi dan penutupan. uditor hanya perlu
memberikan kepastian beralasan, yaitu, menjaga suatu tingkatan skeptimisme pro1esional layak.
?ntuk menjadi skeptis secara tepat, auditor harus mempertimbangkan 1aktor-1aktor yang
mempengaruhi risiko audit, khususnya struktur pengendalian internal. Pemahaman auditor
mengenai struktur pengendalian internal seharusnya menambah atau mengurangi kekha)atiran
auditor mengenai risiko kesalahan pelaporan yang material. Pertanyaan-pertanyaan sepertiA
dakah transaksi signi1ikan yang sulit untuk diauditE dakah transaksi terkait pihak yang tidak
biasanya dan substansial dalam bisnis regularE dakah kemungkinan atau yang diketahui
kesalahan pelaporan yang cukup besar terdeteksi dalam audit periode sebelumnya oleh auditor
sebelumnyaE
uditor harus mengulas in1ormasi mengenai 1aktor-1aktor risiko dan struktur
pengendalian internal dengan mempertimbangkan permasalahan sepertiA dakah kejadian yang
14
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
16/26
dapat mengindikasikan kecenderungan manajemen untuk memutarbalikkan laporan keuanganE
dakah indikasi bah)a manajemen telah gagal dalam mengeluarkan kebijakan dan prosedur
untuk memastikan perkiraan akuntansi yang dapat diandalkan dengan mempekerjakan sta1 yang
tidak berpengalaman, ceroboh, dan tidak memenuhi syaratE dakah tanda kurangnya
pengendalian, seperti kondisi krisis berulang, area kerja yang tidak teratur, kekurangan,
penundaan atau kurangnya dokumentasi untuk transaksi besarE dakah tanda ketidakcukupan
pengendalian terhadap pemrosesan komputerE dakah kebijakan dan prosedur yang tidak tepat
untuk keamanan data atau asetE uditor harus menentukan dampak dari permasalahan-
permasalahan ini terhadap strategi audit keseluruhan. +isiko tinggi menuntut sta1 yang lebih
berpengalaman dan penga)asan yang lebih ekstenti1. +isiko yang lebih tinggi juga akan
menyebabkan auditor untuk mengalami skeptisisme pro1esional yang lebih tinggi dalam
melakukan audit.
udit sebuah laporan keuangan sesuai dengan GP harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan perilaku skeptisisme pro1esional. uditor tidak berasumsi bah)a
manajemen tidak jujur ataupun berasumsi kejujuran yang dipertanyakan. alam menerapkan
skeptisisme pro1esional, auditor seharusnya tidak puas hanya dengan bukti persuasi1 karena
sebuah keyakinan bah)a manajemen berperilaku jujur.
VIII Reasonable Assurance
3agian akhir dari standar pada due care karena berkaitan dengan keyakinan memadai. Ini
mencakup ketentuan berikutA
Penerapan due professional care memberkan kesempatan kepada auditor untuk
mendapatkan kepastian beralasan mengenai apakah laporan keuangan bebas dari
kesalahan pelaporan material, apakah disebabkan oleh kesalahan error# atau kecurangan
1raud#, atau apakah kelemahan material ada sejak tanggal penilaian manajemen.
Kepastian absolut tidak dapat dicapai karena si1at bukti audit dan karakteristik
kecurangan. Meskipun demikian, kepastian beralasan adalah kepastian tingkat tinggi.
Karena itu, audit yang dilakukan sesuai dengan standar P*D3 merika /erikat#
mungkin tidak mendeteksi kelemahan material dalam pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan atau kesalahan pelaporan material atas laporan keuangan.
15
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
17/26
Tujuan auditor independen adalah untuk meraih bukti kompeten yang cukup untuk
memberikannya sebuah dasar yang beralasan untuk membentuk opini. Penilaian
dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil pengujian audit dan penilaian bukti audit.
3ahkan )alaupun dengan integritas dan keyakinan yang baik, kesalahan penilaian tetap
dapat dilakukan.
Presentasi akuntansi mengandung estimasi akuntansi, yaitu ukuran yang tidak pasti
dan bergantung pada hasil kejadian di masa depan. alam kebanyakan kasus, auditor
harus bergantung pada bukti yang persuasi1 ketimbang meyakinkan.
Kesimpulannya, sebuah prasyarat untuk seorang auditor yang e1ekti1 adalah untuk
menjaga 1akta independensi dan tampilan independensi. Ini memberikan kesempatan bagi
auditor untuk mempraktikkan due professional care yang mensyaratkan perilaku skeptisisme
pro1esional. /ebagai seorang pro1esional, auditor memiliki tugas terhadap publik bah)a Ia dapat
dirangkul dengan bebas dalam perannya sebagai akuntan publik. !tika menuntut untuk
memenuhi tugas tersebut.
Jdue professional care: citra profesional yang diharapan dari seorang auditor%
#engga#baran espetasi nilai ta#bah yang dapat diberian epada lien dala# bentu
#e#berian solusi alih&alih #enciptaan #asalah'
16
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
18/26
"()E ETI" PR(*E$I A"+,TA, P+B-I"
!tika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan
penge>aluasian bahan bukti tentang in1ormasi yang diukur mengenai suatu entitas ekonomi
untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian in1ormasi yang dimaksud dengan kriteria yang
dimaksudkan yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
/etiap bidang pro1esi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih dikenal
dengan istilah BKode !tik Pro1esiC. alam bidang akuntansi sendiri, salah satu pro1esi yang ada
yaitu kuntan Publik. Pro1esi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu
jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance.
$asa assurance adalah jasa pro1esional independen yang meningkatkan mutu in1ormasi bagi
pengambil keputusan.
$asa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan eamination#, re>ie), dan prosedur yang
disepakati agreed upon procedure#.
$asa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan
kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
$asa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negati1, ringkasan temuan, atau bentuk lain
keyakinan. *ontoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh pro1esi akuntan publik adalah jasa
kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Kode !tik Pro1esi kuntan Publik sebelumnya disebut turan !tika Kompartemen
kuntan Publik# adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut kuntan Publik
Indonesia atau IPI sebelumnya Ikatan kuntan Indonesia - Kompartemen kuntan Publik atau
II-KP# dan sta1 pro1esional baik yang anggota IPI maupun yang bukan anggota IPI# yang
bekerja pada satu Kantor kuntan Publik KP#.
Kode !tik Pro1esi kuntan Publik Kode !tik# ini terdiri dari dua bagian, yaitu 3agian
dan 3agian 3. 3agian dari Kode !tik ini menetapkan prinsip dasar etika pro1esi dan
memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. 3agian 3 dari Kode !tik ini
memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.
17
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
19/26
Kode !tik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika pro1esi yang harus diterapkan
oleh setiap indi>idu dalam kantor akuntan publik KP# atau $aringan KP, baik yang
merupakan anggota IPI maupun yang bukan merupakan anggota IPI, yang memberikan jasa
pro1esional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam
standar pro1esi dan kode etik pro1esi. ?ntuk tujuan Kode !tik ini, indi>idu tersebut di atas
selanjutnya disebut CPraktisiC. nggota IPI yang tidak berada dalam KP atau $aringan KP
dan tidak memberikan jasa pro1esional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan
menerapkan 3agian dari Kode !tik ini. /uatu KP atau $aringan KP tidak boleh menetapkan
kode etik pro1esi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode
!tik ini.
Pro1esi akuntan publik bertanggung ja)ab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh in1ormasi
keuangan yang handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
/ehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi
dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Faporan Keuangan, IPI merasa adanya suatu
kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar
pro1esi yang ada melalui penyerapan /tandar Pro1esi International. /ebagai langkah a)al IPI
telah menetapkan dan menerbitkan Kode !tik Pro1esi kuntan Publik, yang berlaku e1ekti1
tanggal 6 $anuari %&6&. ?ntuk /tandar Pro1esional kuntan Publik, e)an /tandar Pro1esi
sedang dalam proses BadoptionC terhadap International /tandar on uditing yang direncanakan
akan selesai di tahun %&6&, berlaku e1ekti1 %&66.
Kode !tik Pro1esi kuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IPI menyebutkan 8
prinsip-prinsip dasar etika pro1esi, yaituA
6. Prinsip Integritas
%. Prinsip Dbjekti>itas
. Prinsip Kompetensi serta /ikap Kecermatan dan Kehati-hatian Pro1esional
;. Prinsip Kerahasiaan
8. Prinsip Perilaku Pro1esional
/elain itu, Kode !tik Pro1esi kuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal berikut iniA
18
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
20/26
.' $esi /00 Anca#an dan Pencegahan% dalam seksi ini terdapat ilustrasi mengenai
penerapan kerangka konseptual yang tercantum pada 3agian dari kodee etik ini oleh
praktisi. Kerangka konseptual ini harus diterapkan dalam setiap situasi yang dihadapi.
/' $esi /.0 Penun1uan Pratisi% "AP% atau $aringan KP, Praktisi yang ditunjuk untuk
menggantikan praktisi lain atau seorang praktisi yang sedang mempertimbangkan untuk
mengikuti tender perikatan dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan praktisi
lain harus menentukan ada atau tidaknya alas an pro1essional atau alas an lainnya untuk
tidak menerima perikatan tersebut, yaitu adanya hal-hal yang dapat mengancam
kepatuhan terhadap prinsip dasar etika pro1esi.
2' $esi //0 Benturan "epentingan% setiap praktisi harus mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk mengidenti1ikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika pro1esi.
3' $esi /20 Pendapat "edua% ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat
terjadi ketika praktisi diminta untuk member pendapat kedua mengenai penerapan
akuntansi, auditing, pelaporan, atau standarHprinsip lain untuk keadaan atau transaksi
tertentu oleh atau untuk kepentingan pihak-pihak selain klien.
4' $esi /30 I#balan Jasa Profesional dan Bentu Re#unerasi -ainnya, dalam
melakukan negosiasi mengenai jasa pro1essional yang diberikannya, Praktisi dapat
mengusulkan jumlah imbalan jasa yang dipandang sesuai.
5' $esi /40 Pe#asaran Jasa Profesional, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika pro1esi dapat terjadi ketika praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau
bentuk pemasaran lainnya.
6' $esi /50 Peneri#aan 7adiah atau Bentu "era#ah&Ta#ahan -ainnya% Praktisi
maupun anggota keluarga dekatnya mungkin saja dita)ari suatu hadiah atau bentuk
keramah tamahan lainnya oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika pro1esi. /igni1ikansi ancaman dapat
beragam tergantung dari si1at, nilai dan maksud dari pemberian tersebut.
8' $esi /60 Penyi#panaan Aset !ili "lien, setiap Praktisi tidak boleh mengambil
tanggungja)ab penyimpanan uang atau asset milik klien, kecuali jika diperbolehan oleh
ketentuan hukum yang berlaku dan jika demikian, Praktisi )ajib menyimpan asset
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
9' $esi /80 (b1etivitas : $e#ua Jasa Profesional, dalam memberikan jasa
pro1esionalnya, praktisi harus mempertimbangkan ada atau tidaknya ancaman terhadap
19
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
21/26
kepatuhan pada prinsip dasar objekti>itas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan
dalam atau hubungan dengan, klien ataupun direktur, pejabat atau karya)annya.
.0' $esi /90 Independensi dala# Periatan Assurance, dalam melakukan perikatan
assurance, kode etik ini me)ajibkan anggota tim assurance, KP dan jika rele>an,
jaringan KP untuk bersikap kepada klien assurance sehubungan dengan kapasitas
mereka untuk melindungi kepentingan publik. alam perikatan ini praktisi menyatakan
pendapat yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna hasil
pekerjaan perikatan assurance yang dituju.
Ke)ajiban 3agi /eorang kuntan Publik P# an KP# Terdapat 8 Fima# Ke)ajiban
kuntan Publik an KP, yaituA
6. 3ebas dari kecurangan 1raud#, ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan kemahiran jabatannya due pro1essional care# dalam menjalankan tugas pro1esinya.
%. Menjaga kerahasiaan in1ormasi H data yang diperoleh dan tidak dibenarkan memberikan
in1ormasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia data H in1ormasi
klien kepada pihak ketiga secara sepihak merupakan tindakan tercela.
. Menjalankan P/PM&;-%&&2 tentang Pernyataan 3eragam Dmnibus /tatement# /tandar
Pengendalian Mutu /PM# %&&2 yang telah ditetapkan oleh e)an /tandar Pro1esional
kuntan Publik /PP# Institut kuntan Publik Indonesia IPI#, terutama /PM /eksi 6&&
tentang /istem Pengendalian Mutu Kantor kuntan Publik /PM-KP#.
;. Mempunyai sta1 H tenaga auditor yang pro1esional dan memiliki pengalaman yang cukup. Para
auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Pro1esi berkelanjutan *ontinuing Pro1esion
education# sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
bidang audit dan proses bisnis business process#. alam rangka peningkatan kapabilitas
auditor, organisasi pro1esi mensyaratkan pencapaian poin /KP# tertentu dalam kurun H
periode )aktu tertentu. :al ini menjadi penting, karena auditor harus senantiasa mengikuti
perkembangan bisnis dan pro1esi audit secara terus menerus.
8. Memiliki Kertas Kerja udit KK# dan mendokumentasikannya dengan baik. KK tersebut
merupakan per)ujudan dari langkah-langkah audit yang telah dilakukan oleh auditor dan
sekaligus ber1ungsi sebagai pendukung supporting# dari temuan-temuan audit audit
20
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
22/26
e>idence# dan opini laporan audit audit report#. KK se)aktu-)aktu juga diperlukan dalam
pembuktian suatu kasus di sidang pengadilan.
Farangan 3agi /eorang kuntan Publik P# an KP# kuntan Publik ilarang
Melakukan Tiga# hal A
6. ilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan general audit# untuk klien
yang sama berturut-turut untuk kurun )aktu lebih dari tahun. :al ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya kolusi antara kuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak lain.
%. pabila kuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi penugasan
klien#, maka dilarang untuk memberikan jasa.
. kuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh ketentuan
perundang-undangan H organisasi pro1esi seperti sebagai pejabat negara, pimpinan atau
pega)ai pada instansi pemerintah, 3adan ?saha Milik (egara 3?M(# atau 3adan ?saha
Milik aerah 3?M# atau s)asta, atau badan hukum lainnya, kecuali yang diperbolehkan
seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak menduduki jabatan struktural dan
atau komisaris atau komite yang bertanggung ja)ab kepada komisaris atau pimpinan usaha
konsultansi manajemen.
21
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
23/26
PE,;AR+7 "(!PETE,$I )A, I,)EPE,)E,$I TER7A)AP "+A-ITA$ A+)IT
)E,;A, ETI"A A+)IT(R $EBA;AI VARIABE- !()ERA$I
*. +%,A$- A%*
/akultas 0konomi -niversitas Truno"oyo &angkalan
T$%!+% 1AP!A$% Alumni Pasca !ar"ana -niversitas &rawi"aya
%%02 P-$3A+T%
/akultas 0konomi -niversitas &rawi"aya *alang
Area of Interest
Independensi dan kompetensi auditor. Kompetensi auditor dan independensi akan berhubungan
dengan etika. Penelitian ini mengadopsi kerangka kontingensi untuk menge>aluasi hubungan
kompetensi dan independensi terhadap o1audit kualitas dan juga ingin tahu dampak dari >ariabel
moderating etika auditor# untuk kompetensi, kualitas audit dan independensi.
Pheno#ena
Pro1esi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Mulai
dari kasus !nron di merika sampai dengan kasus Telkom di Indonesia membuat kredibilitas
auditor semakin dipertanyakan. Kasus Telkom tentang tidak diakuinya KP !ddy Pianto oleh
/!* dimana /!* tentu memiliki alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui keberadaan
KP !ddy Pianto. :al tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang
dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh /!*, dimana kompetensi dan independensi
merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor.
Theoretical *oundation
Penelitian ini merupakan penelitian gabungan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh eis dan Girou 677%# melakukan penelitian tentang empat hal dianggap
mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu 6# lama )aktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan tenure#, semakin lama seorang auditor telah melakukan
audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, %# jumlah
klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor
dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, # kesehatan keuangan
klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk
22
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
24/26
menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan ;# review oleh pihak ketiga, kualitas sudit
akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bah)a hasil pekerjaannya akan dire>ie) oleh
pihak ketiga. Maryani dan Fudigdo %&&6# mende1inisikan etika sebagai seperangkat aturan atau
norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau
pro1esi. , =idagdo et al. %&&%#, =ooten %&&# dan Mayangsari %&&#. @ariabel penelitian ini
meliputi kompetensi, independensi, etika auditor dan kualitas audit, yang diadopsi dari penelitian
mereka. Penelitian ini mengadopsi kerangka kontijensi untuk menge>aluasi hubungan antara
kompetensi, independensi dan kualitas audit.
!ethodology
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eplanatory research yaitu memberikan
penjelasan pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor
sebagai >ariabel moderasi. Metode analisis yang digunakan adalah nalisis +egresi Moderate
Two 3ay %nteractions.
7ipotesis
:ipotesis dalam penelitian iniA
:6A Kompetensi berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit
:%A Interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit
:A Independensi berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit
:; A Interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit.
)ata And !ethod
?ntuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan e4planatory research. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang ada
di )ilayah $a)a Timur. /esuai dengan da1tar dalam irectory Kantor kuntan Publik dan
kuntan Publik %&&0, KP yang ada di $a)a Timur berjumlah 8 dimana dalam penelitian ini
diasumsikan bah)a tiap-tiap KP memiliki 8 auditor. +esponden dalam penelitian ini adalah
para akuntan publik yang terdapat dalam Kantor kuntan Publik dimana ia menjalankan proses
audit, yaitu yang melakukan pengujian terhadap laporan keuangan. Metode pengumpulan data
23
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
25/26
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikirim melalui surat mail survey#
yang disebut dengan data primer. uditor yang menjadi sampel, akan dikirimi kuesioner yang
berisi kumpulan pertanyaan tentang kompetensi, independensi, etika auditor dan kualitas audit.
Peneliti akan menggunakan sistem bebas perangko balasan agar respon rate yang diinginkan
tercapai. ?ntuk mengukur >ariabel, metode analisis yang digunakan adalah nalisis +egresi
Moderate Two 3ay %nteractions. dapun persamaannya adalah sebagai berikutA
< = a > b. ?. > b/ ?/ > b2 ?2 > b3 ?. ?2 > b4 ?/ ?2 > e
imanaA
4 L kualitas audit
a L konstanta
b L koe1isien regresi
6 L >ariabel kompetensi
% L >ariabel independensi
L >ariabel etika auditor
*indings
6. :asil penelitian ini mendukung hipotesis pertama bah)a kompetensi berpengaruh
terhadap kualitas audit. :al ini berarti bah)a kualitas audit dapat dicapai jika auditor
memiliki kompetensi yang baik.
%. :asil pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bah)a independensi berpengaruh
signi1ikan terhadapkualitas audit dimana hal ini telah sesuai dengan hipotesis ketiga
bah)a kompetensi berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit.. :asil penelitian ini mendukung hipotesis keempat bah)a interaksi independensi dan etika
auditor berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit.
@onclusion
Penelitian ini berhasil membuktikan bah)a kompetensi berpengaruh signi1ikan terhadap
kualitas audit. :al ini berarti bah)a kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki
kompetensi yang baik dimana kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan
pengetahuan. :al ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fibby dan Fibby 6727#,
shton 6776#, *hoo dan Trootman 6776#, dalam Mayangsari %&&#. /ementara itu, interaksi
kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signi1ikan terhadap kualitas audit. Pengaruh
24
8/17/2019 The Ethic of Auditing Function Dan Kode Etik IAPI
26/26
interaksi kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit dalam penelitian ini tidak dapat
diketahui karena dari hasil pengujian ternyata kedua >ariabel tersebut keluar dari model
04cluded 5ariables#. :asil ini tidak berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh 3ehn et
al . 677'# dalam =idagdo et al . %&&%#.
*urther Researches
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat dijelaskan sebagai berikutA
6. Pertama, penelitian hanya dilakukan pada KP yang ada di $a)a Timur sehingga hasil
penelitian hanya mencerminkan mengenai kondisi auditor di $a)a Timur.%. Peneliti tidak membedakan auditor sebagai responden berdasarkan posisi mereka di KP
yunior, senior dan super>isor# sehingga tidak diketahui secara pasti tingkat kompetensi,
independensi dan etika yang dimiliki.. @ariabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah etika auditor, padahal
masih banyak >ariabel perilaku lain maupun 1aktor kondisional yang dapat
mempengaruhi kualitas audit. Penelitian di masa mendatang hendaknya meneliti hal-hal
tersebut.