+ All Categories
Home > Documents > Tonsilitis Referat Melly

Tonsilitis Referat Melly

Date post: 10-Oct-2015
Category:
Upload: mochamad-husein
View: 38 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
Description:
wsd

of 33

Transcript
  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    1/33

    1

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum wr. wb.

    Salam sejahtera bagi kita semua.

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

    atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya penulis

    dapat menyelesaikan referat dengan tema Tonsilitis.

    Referat ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik ilmu penyakit

    Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher (THT-KL) di Rumah Sakit Moh.Ridwan

    Meuraksa, Jakarta. Dalam menyelesaikan tugas referat ini, penulis mengucapkan terima

    kasih kepada, Kolonel (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp.THT, LetKol CKM dr. Rakhmat

    Haryanto, M.Kes, Sp.THT-KL dan Mayor CKM dr. M. Andi Fathurakhman, Sp. THT-

    KL sebagai pembimbing referat penulis di Kepaniteraan Klinik THT-KL Rumah Sakit

    Moh.Ridwan Meuraksa, Jakarta.

    Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

    itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk

    kesempurnaan referat yang penulis buat ini.

    Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga referat ini dapat bermanfaat

    bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.

    Terima kasih.

    Wassalamualaikum wr. wb

    Jakarta, Agustus 2014

    Penyusun,

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    2/33

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh

    jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringeal

    (adenoid), tonsil palatina dan tonsil lingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran

    yang disebut cincin waldeyer.

    Jaringan limfoid yang mengelilingi faring, pertama kali digambarkan

    anatominya oleh Heinrich von Waldeyer, seorang ahli anatomi Jerman. Jaringan limfoid

    lainnya yaitu tonsil lingual, pita lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid. Kelenjar ini

    tersebar dalam fossa Rossenmuler, dibawah mukosa dinding faring posterior faring dan

    dekat orifisium tuba eustachius (tonsil Gerlachs).

    Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

    Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfe yang terdapat di dalam

    rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil

    lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring atau

    Gerlachs tonsil) (Soepardi, 2007). Sedangkan menurut Reeves (2001) tonsilitis

    merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel. Tonsilektomi

    adalah pengangkatan tonsil dan struktur adenoid, bagian jaringan limfoid yang

    mengelilingi faring melalui pembedahan (Nettina, 2006)

    Berdasarkan pengertian di atas kesimpulan dari penulis adalah tonsilitis

    merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus,

    prosesnya bisa akut atau kronis.

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    3/33

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II. 1. ANATOMI CINCIN WELDEYER

    EMBRIOLOGI

    Pada permulaan pertumbuhan tonsil, terjadi invaginasi kantong brakial ke II ke

    dinding faring akibat pertumbuhan faring ke lateral. Selanjutnya terbentuk fosa tonsil

    pada bagian dorsal kantong tersebut, yang kemudian ditutupi epitel. Bagian yang

    mengalami invaginasi akan membagi lagi dalam beberapa bagian, sehingga terjadi

    kripta. Kripta tumbuh pada bulan ke 3 - 6 kehidupan janin, berasal dari epitel

    permukaan. Pada bulan ke 3 tumbuh limfosit di dekat epitel tersebut dan terjadi nodul

    pada bulan ke 6, yang akhirnya terbentuk jaringan ikat limfoid. Kapsul dan jaringan ikat

    lain tumbuh pada bulan ke 5 dan berasal dari mesenkim, dengan demikian terbentuklah

    massa jaringan tonsil.

    ANATOMI

    Cincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring. Bagian

    terpentingnya adalah tonsil palatina dan tonsil faringeal (adenoid). Unsur yang lain

    adalah tonsil lingual, gugus limfoid lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid yang

    tersebar dalam fosa Rosenmuller, di bawah mukosa dinding posterior faring dan dekat

    orifisium tuba eustachius.

    Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terdapat di dalam

    faring, diliputi epitel skuamosa dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus

    didalamnya . Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsila faringeal (adenoid), tonsila

    palatina (tonsil faucium), dan tonsila lingualis yang ketiga-tiganya membentuk

    lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.

    Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan tonsil adalah tonsila

    palatina, sedang tonsila faringeal lebih dikenal sebagai adenoid.

    Untuk kepentingan klinis, faring dibagi menjadi 3 bagian utama: nasofaring,

    orofaring, dan laringofaring. Satu pertiga bagian atas atau nasofaring adalah bagian

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    4/33

    4

    pernafasan dari faring dan tidak dapat bergerak kecuali palatum molle bagian bawah.

    Bagian tengah faring disebut orofaring, meluas dari batas bawah palatum molle sampai

    permukaan lingual epiglotis. Bagian bawah faring dikenal dengan nama hipofaring atau

    laringofaring, menunjukkan daerah jalan nafas bagian atas yang terpisah dari saluran

    pencernaan bagian atas.

    Pada orofaring yang disebut juga mesofaring, terdapat cincin jaringan limfoid

    yang melingkar dikenal dengan Cincin Waldeyer, terdiri dari Tonsila pharingeal

    (adenoid), Tonsila palatina, dan Tonsila lingualis.

    Gambar 1.1.Pharyngeal tonsil, 2. Palatine tonsil , 3. Lingual tonsil, 4. Epiglottis

    Gambar 2.Anatomi cincin waldayer

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    5/33

    5

    Tonsila Faringeal (adenoid)

    Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan

    limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebuttersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau

    kantong diantaranya. Lobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di

    bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus.

    Adenoid terletak pada nasofaring yaitu pada dinding atas nasofaring bagian

    belakang. Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan

    posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius

    Pada masa pubertas adenoid ini akan menghilang atau mengecil sehingga jarang sekali

    dijumpai pada orang dewasa. Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak.

    Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun

    kemudian akan mengalami regresi.

    Apabila adenoid membesar maka akan tampak sebagai sebuah massa yang

    terdiri dari 4-5 lipatan longitudinal anteroposterior serta mengisi sebagian besar atas

    nasofaring. Berlainan dengan tonsil, adenoid mengandung sedikit sekali kripta dan letak

    kripta tersebut dangkal. Tidak ada jaringan khusus yang memisahkan adenoid ini

    dengan m. konstriktor superior sehingga pada waktu adenoidektomi sukar mengangkat

    jaringan ini secara keseluruhan. Adenoid mendapat darah dari cabang-cabang faringeal

    A. Karotis interna dan sebagian kecil dari cabang-cabang palatina A. Maksilaris. Darah

    vena dialirkan sepanjang pleksus faringeus ke dalam V. Jugularis interna. Sedangkan

    persarafan sensoris melelui N. Nasofaringeal yaitu cabang dari saraf otak ke IX dan juga

    melalui N. Vagus.

    Tonsila Lingualis

    Merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul dan terdapat pada

    basis lidah diantara kedua tonsil palatina dan meluas ke arah anteroposterior dari papilla

    sirkumvalata ke epiglottis. Jaringan limfoid ini menyebar ke arah lateral dan ukurannya

    mengecil. Dipisahkan dari otot-otot lidah oleh suatu lapisan jaringan fibrosa. Jumlahnya

    bervariasi, antara 30-100 buah. Pada permukaannya terdapat kripta yang dangkal

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    6/33

    6

    dengan jumlah yang sedikit. Sel-sel limfoid ini sering mengalami degenerasi disertai

    deskuamasi sel-sel epitel dan bakteri, yang akhirnya membentuk detritus.

    Tonsila lingualis mendapat perdarahan dari A. Lingualis yang merupakancabang dari A. Karotis eksterna. Darah vena dialirkan sepanjang V. Lingualis ke V.

    Jugularis interna. Aliran limfe menuju ke kelenjar servikalis profunda. Persarafannya

    melalui cabang lingual N. IX.

    Tonsila Palatina

    Tonsil terletak di bagian samping belakang orofaring, dalam fossa tonsilaris,

    berbentuk oval dengan ukuran dewasa panjang 20-25 mm, lebar 15-20 mm, tebal 15

    mm, dan berat sekitar 1,5 gram. Berat tonsil pada laki-laki berkurang dengan

    bertambahnya umur, sedangkan pada wanita berat bertambah pada masa pubertas dan

    kemudian menyusut kembali.

    Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa

    tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus)

    dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm.

    Permukaan tonsil merupakan permukaan bebas dan mempunyai lekukan yang

    merupakan muara dari kripta tonsil. Jumlah kripta tonsil berkisar antara 20-30 buah,

    berbentuk celah kecil yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng. Beberapa kripta ada

    yang berjalan kearah dalam substansia tonsil dan berakhir dibawah permukaan kapsul..

    Kripta dengan ukuran terbesar terletak pada pole atas tonsil dan disebut kripta superior,

    normalnya mengandung sel-sel epitel, limfosit, bakteri, dan sisa makanan. Kripta

    superior sering menjadi tempat pertumbuhan kuman karena kelembaban dan suhunya

    sesuai untuk pertumbuhan kuman, juga karena tersedianya substansi makanan di daerahtersebut. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong

    diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar

    Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:

    Lateral : M. konstriktor faring superior

    Anterior : M. palatoglosus

    Posterior : M. palatofaringeus

    Superior : Palatum mole

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    7/33

    7

    Inferior : Tonsil lingual

    Secara mikroskopik tonsil terdiri atas 3 komponen yaitu jaringan ikat, folikel

    germinativum (merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel (terdiri dari jaringan

    limfoid).

    Fossa tonsilaris di bagian depan dibatasi oleh pilar anterior (arkus plalatina

    anterior), sedangkan di bagian belakang dibatasi oleh pilar posterior (arkus palatina

    posterior), yang kemudian bersatu di pole atas dan selanjutnya bersama-sama dengan m.

    Palatina membentuk palatum molle. Bagian atas fossa tonsilaris kosong dinamakan

    fossa supratonsiler yang merupakan jaringan ikat longgar.

    Permukaan lateral tonsil ditutupi oleh kapsula fibrosa yang kuat dan

    berhubungan dengan fascia faringobasilaris yang melapisi M. konstriktor faringeus.

    Kapsul tonsil tersebut masuk ke dalam jaringan tonsil, membentuk septa yang

    mengandung pembuluh darah dan saraf tonsil.

    Kutub bawah tonsil melekat pada lipatan mukosa yang disebut plika

    triangularis, dimana pada bagian bawahnya terdapat folikel yang kadang-kadang

    membesar. Plika ini penting karena sikatrik yang terbantuk setelah proses tonsilektomi

    dapat menarik folikel tersebut ke dalam fossa tonsilaris, sehingga dapat dikelirukan

    sebagai sisa tonsil.

    Pole atas tonsil terletak pada cekungan yang berbentuk bulan sabit, disebut

    sebagai plika semilunaris. Pada plika ini terdapat massa kecil lunak, letaknya dekat

    dengan ruang supratonsil dan disebut glandula salivaris mukosa dari Weber, yang

    penting peranannya dalam pembentukan abses peritonsil. Pada saat tonsilektomi,

    jaringan areolar yang lunak antara tonsil dengan fosa tonsilaris mudah dipisahkan.

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    8/33

    8

    Gambar 3.Potongan sagital rongga hidung, rongga mulut, faring, dan laring.

    Di sekitar tonsil terdapat 3 ruang potensial yang secara klinik sering menjadi tempat

    penyebaran infeksi dari tonsil. Ketiga ruang potensial tersebut adalah :

    1. Ruang peritonsil (ruang supratonsil)

    Berbentuk hampir segitiga dengan batas-batas :

    - Anterior : m. palatoglosus

    - Lateral & posterior : m. palatofaringeus

    - Dasar segitiga : pole atas tonsil

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    9/33

    9

    Dalam ruang ini terdapat kelenjar salivarius Weber, yang bila terinfeksi dapat menyebar

    ke ruang peritonsil, menjadi abses peritonsil.

    2.

    Ruang retromolarTerdapat tepat di belakang gigi molar 3, berbentuk oval, merupakan sudut yang

    dibentuk oleh ramus dan korpus mandibula. Di sebelah medial terdapat m. Buccinator,

    sementara pada bagian postero-medialnya terdapat m. Pterygoideus internus dan bagian

    atas terdapat fasikulus longus M. temporalis. Bila terjadi abses hebat pada daerah ini

    akan menimbulkan gejala utama trismus disertai sakit yang amat sangat, sehingga sulit

    dibedakan dengan abses peritonsil.

    3.

    Ruang parafaring (ruang faringomaksila ; ruang pterygomandibula)

    Merupakan ruang yang lebih besar dan luas serta banyak terdapat pembuluh darah

    besar, sehingga bila terjadi abses, berbahaya sekali. Adapun batas-batas ruang ini adalah

    - Superior : Basis kranii dekat foramen jugulare

    - Inferior : Os hyoid

    - Medial : M. Konstriktor faringeus superior

    - Lateral : Ramus ascendens mandibula, tempat m. Pterygoideus interna danbagian posterior kelenjar parotis

    - Posterior : Otot-otot prevertebra

    Ruang parafaring ini terbagi 2 (tidak sama besar) oleh prosesus styloideus dan otot-otot

    yang melekat pada prosesus styloideus tersebut :

    - Ruang pre-styloid, lebih besar, abses dapat timbul oleh karena : radng tonsil,

    mastoiditis, parotitis, karies gigi atau tindakan operatif.

    -

    Ruang post-styloid, lebih kecil, di dalamnya terdapat : A. karotis interna, V.

    Jugularis, N. Vagus dan saraf-saraf simpatis.

    Ruang parafaring ini hanya dibatasi oleh fascia yang tipis dengan ruang retro faring.

    Ruang retrofaring

    Batas-batasnya adalah sebagai berikut :

    - Anterior : fascia m. Konstriktor superior

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    10/33

    10

    - Posterior : fascia prevertebralis

    - Superior : basis cranii

    - Inferior : mediastinum setinggi bifurkasio trakea

    - Lateral : parafaringeal space

    Aliran Limfe Tonsil

    Tonsil tidak mempunyai sistem limfatik aferen. Aliran limfe dari parenkim

    tonsil ditampung pada ujung pembuluh limfe eferen yang terletak pada trabekula, yang

    kemudian membentuk pleksus pada permukaan luar tonsil dan berjalan menembus M.

    Konstriktor faringeus superior, selanjutnya menembus fascia bukofaringeus dan

    akhirnya menuju kelenjar servikalis profunda yang terletak sepanjang pembuluh darahbesar leher, di belakang dan di bawah arkus mendibula. Kemudian aliran limfe ini

    dilanjutkan ke nodulus limfatikus daerah dada, untuk selanjutnya bermuara ke dalam

    duktus torasikus.

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    11/33

    11

    Vaskularisasi Tonsil

    Tonsil diperdarahi oleh beberapa cabang pembuluh darah, yaitu :

    -

    A. Palatina Ascenden, cabang A. Fasialis, memperdarahi bagian postero inferior

    - A. Tonsilaris, cabang A. Fasialis, memperdarahi daerah antero-inferior

    - A. Lingualis Dorsalis, cabang A. Maksilaris Interna, memperdarahi daerah antero-

    media

    - A. Faringeal Ascenden, cabang A. Karotis Eksterna, memperdarahi daerah postero-

    superior

    -

    A. Palatida Descenden dan cabangnya, A. Palatina Mayor dan A. Palatina Minor,

    memperdarahi daerah antero-superior

    Daerah vena dialirkan melalui pleksus venosus perikapsular ke V. Lingualis dan

    pleksus venosus faringeal, yang kemudian bermuara ke V. Jugularis Interna. Pembuluh

    vena tonsil berjalan dari palatum, menyilang bagian lateral kapsula dan selanjutnya

    menembus dinding faring.

    Gambar 4.Vaskularisasi Tonsil

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    12/33

    12

    Persarafan Tonsil

    Persarafan tonsil berasal dari saraf trigeminus dan saraf glossopharingeus.

    Nervus trigeminus mempersarafi bagian atas tonsil melalui cabangnya yang melewati

    ganglion sphenopaltina yaitu n. palatina. Bagian bawah tonsil dipersarafi n.

    glossopharingeus.

    II.2. FISIOLOGI

    Fungsi jaringan limfoid faring adalah memproduksi sel-sel limfosit tetapi

    peranannya sendiri dalam mekanisme pertahanan tubuh masih diragukan. Penelitian

    menunjukkan bahwa tonsil memegang peranan penting dalam fase-fase permulaan

    kehidupan terhadap infeksi mukosa nasofaring dari udara pernafasan sebelum masuk ke

    dalam saluran nafas bagian bawah.

    Pada tonsil terdapat sistem imun kompleks yang terdiri atas sel M (sel

    membran), makrofag, sel dendrit, dan APCs yang berperan dalam transportasi antigen

    ke sel limfosit sehingga terjadi sintesis imunoglobin spesifik. Juga terdapat sel limfosit

    B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa IgG. Tonsil merupakan jaringan limfoid

    yang mengandung sel limfosit, 0,1-0,2% dari keseluruhan limfosit tubuh pada orang

    dewasa. Proporsi limfosit B dan T pada tonsil adalah 50%:50%, sedangkan di darah 55-

    75%:15-30%.

    Tonsil merupakan organ limfotik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi

    dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama

    yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif; 2) sebagai organ

    utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

    Hasil penelitian mengenai kadar antibodi pada tonsil menunjukkan bahwa

    perenkim tonsil mempunyai kemampuan untuk memproduksi antibodi. Penelitian

    terakhir menyatakan bahwa tonsil memegang peranan dalam memproduksi Ig-A, yang

    menyebabkan jaringan lokal resisten terhadap organisme patogen.

    Sewaktu baru lahir tonsil secara histologis tidak mempunyai centrum

    germinativum, biasanya ukurannya kecil. Setelah antibodi dari ibu habis, barulah mulai

    terjadi pembesaran tonsil dan adenoid, yamg pada permulaan kehidupan masa kanak-

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    13/33

    13

    kanak dianggap normal dan dipakai sebagai indeks aktifitas sistem imun. Pada waktu

    pubertas atau sebelum masa pubertas, terjadi kemunduran fungsi tonsil yang disertai

    proses involusi.

    Kuman-kuman patogen yang terdapat dalam flora normal tonsil dan faring tidak

    menimbulkan peradangan, karena pada daerah ini terdapat mekanisme pertahanan dan

    hubungan timbal balik antara berbagai jenis kuman.

    Terdapat 2 bentuk mekanisme pertahanan tubuh, yaitu :

    1.

    Mekanisme pertahanan non spesifik

    Berupa kemampuan sel limfoid untuk menghancurkan mikroorganisme. Pada

    beberapa tempat lapisan mukosa tonsil sangat tipis sehingga menjadi tempat yang lemah

    terhadap masuknya kuman ke dalam jaringan tonsil. Dengan masuknya kuman ke dalam

    lapisan mukosa, maka kuman ini akan ditangkap oleh sel fagosit, dalam hal ini adalah

    elemen tonsil. Selanjutnya sel fagosit akan membunuh kuman dengan proses oksidasi

    dan digesti.

    2. Mekanisme pertahanan spesifik

    Merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam mekanisme pertahanan

    tubuh terhadap udaran pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran nafas bawah. Tonsil

    dapat memproduksi IgA yang akan menyebabkan resistensi jaringan lokal terhadap

    organisme patogen. Disamping itu, tonsil dan adenoid juga dapat menghasilkan IgE

    yang berfungsi untuk mengikat sel basofil dan sel mastosit, dimana sel-sel tersebut

    mengandung granula yang berisi mediator vasoaktif, yaitu histamin. Sel basofil yang

    terutama adalah sel basofil dalam sirkulasi (sel basofil mononuklear) dan sel basofil

    dalam jaringan (sel mastosit).

    Bila ada alergen, maka alergen tersebut akan bereaksi dengan IgE sehingga

    permukaan sel membrannya terangsang dan terjadilah proses degranulasi. Proses ini

    akan menyebabkan keluarnya histamin sehingga timbul reaksi hipersensitivitas tipe 1,

    yaitu atopi, anafilaksis, urtikaria, dan angioedema.

    Dengan teknik immunoperoksida, dapat diketahui bahwa IgE dihasilkan dari

    plasma sel terutama dari epitel yang menutupi permukaan tonsil, adenoid, dan kripta

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    14/33

    14

    tonsil. Sedangkan mekanisme kerja IgA, bukanlah menghancurkan antigen akan tetapi

    mencegah substansi tersebut masuk ke dalam proses imunologi, sehingga dalam proses

    netralisasi dari infeksi virus, IgA mencegah terjadinya penyakit autoimun. Oleh karena

    itu, IgA merupakan barier untuk mencegah reaksi imunologi serta untuk menghambat

    proses bakteriolisis.

    Apabila terjadi peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

    waldeyer, maka dapat terjadi pembesaran tonsil, berikut pembagian menurut Thane &

    Cody :

    T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai jarak pilar anterior

    uvula

    T2 : batas medial tonsil melewati pilar anterior-uvula sampai jarak pilar

    anterior-uvula

    T3 : batas medial tonsil melewati pilar anterior-uvula sampai jarak pilar

    anterior-uvula

    T4 : batas medial tonsil melewati pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih.

    Gambar 5.Pembesaran Tonsil

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    15/33

    15

    BAB III

    TONSILITIS

    II. 3. TONSILITIS

    II. 3. 1. Definisi

    Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

    Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam

    rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil

    lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring atau

    Gerlachs tonsil) (Soepardi, 2007). Sedangkan menurut Reeves (2001) tonsilitis

    merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.

    II. 3. 2. Epidemiologi

    Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, terutama berusia 5 tahun dan 10

    tahun dimana penyebarannya melalui droplet infection yaitu alat makan dan makanan

    II. 3. 3. Etiologi

    A. Tonsillitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta

    hemolitikus group A,Misalnya: Pneumococcus, staphylococcus, Haemalphilus

    influenza, sterptoccoccus nonhemoliticus atau streptoccus viridens.

    B. Bakteri merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain streptococcus B

    hemoliticus grup A, streptococcus,Pneumoccoccus,Virus, Adenovirus, Virus influenza

    serta herpes.

    C. Penyebabnya infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi

    membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan

    pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus,

    sehingga membengkak dan meradang,menyebabkan tonsillitis.

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    16/33

    16

    Faktor presdiposisi :

    Beberapa faktor predisposisi timbulnya kejadian Tonsilitis Kronis, yaitu : 10

    Rangsangan kronis (rokok, makanan)

    Higiene mulut yang buruk

    Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab, suhu yang berubah- ubah)

    Alergi (iritasi kronis dari allergen)

    Keadaan umum (kurang gizi, kelelahan fisik)

    II. 3. 4. Patofisiologi

    Saat bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut, amandel

    berperan sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya tersebut sel-sel darah

    putih ini akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel. Hal ini akan memicu tubuh

    untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-

    kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus. Infeksi bakteri dari virus

    inilah yang menyebabkan tonsillitis.

    Bakteri atau virus menginfeksi lapisan epitel tonsil-tonsil epitel menjadikan

    terkikis dan terjadi peradangan serta infeksi pada tonsil. Infeksi tonsil jarang

    menampilkan gejala tetapi dalam kasus yang ekstrim pembesaran ini dapat

    menimbulkan gejala menelan. Infeksi tonsil yang ini adalah peradangan di tenggorokan

    terutama dengan tonsil yang abses (abses peritonsiler). Abses besar yang terbentuk

    dibelakang tonsil menimbulkan rasa sakit yang intens dan demam tinggi (39C-40C).

    Abses secara perlahan-lahan mendorong tonsil menyeberang ke tengah tenggorokan.

    Dimulai dengan sakit tenggorokan ringan sehingga menjadi parah, pasien hanya

    mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan.

    Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar

    getah bening melemah didalam daerah submandibuler, sakit pada sendi dan otot,

    kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga.Sekresi

    yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan,belakang tenggorokan akan

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    17/33

    17

    terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah

    72 jam.

    Gambar 6. Patofisiologi tonsillitis

    Gambar 7. Patogenesis tonsillitis kronik

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    18/33

    18

    II. 3. 5. Klasifikasi

    Bagan 1.Klasifikasi tonsilitis

    Macam-macam tonsillitis

    1. Tonsillitis akut

    Gambar 7.Tonsilitis akut

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    19/33

    19

    Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :

    a. Tonsilitis viral

    Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab

    paling tersering adalah virus Epstein Barr.

    b. Tonsilitis Bakterial

    Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta

    hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus

    viridian dan streptococcus piogenes. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel

    jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit

    polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus . Detritus merupakan kumpulan

    leukosit, bakteri yang mulai mati.

    Tonsilitis Folikularis : Adalah tonsillitis akut dengan detritus yang jelas

    Tonsilitis Lakunaris : Bila bercak detritus ini memjadi satu membentuk

    alur- alur .

    Gambar 8.Perbedaan tonsillitis bakteri dan viral

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    20/33

    20

    Gambar 9.Dari kiri ke kanan, tonsillitis folikularis dan tonsillitis lakunaris

    2. Tonsilitis membranosa

    a. Tonsilitis Difteri

    Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang

    termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung,

    faring dan laring. Sering dituemukan pada anak berusia < 10 tahun dan frekuensi

    tertinggi pada usia 2 5 tahun walaupun pada orang dewasa masih mungkin

    menderita penyakit ini .

    Gambar 10.Tonsilitis Difteri

    b. Tonsilitis Septik

    Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga

    menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan

    cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.

    3. Angina Plout Vincent

    Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang

    didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    21/33

    21

    vitamin C. Gejala berupa demam sampai 39 C, nyeri kepala , badan lemah dan

    kadang gangguan pecernaan.

    4.

    Tonsilitis kronik

    Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun

    dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca

    kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman

    penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah

    menjadi kuman golongan gram negatif.

    Gambar 11.Tonsilitis kronis

    II. 3. 6. Manifestasi Klinis

    Pada umumnya penderita sering mengeluh oleh karena serangan tonsilitis akut yang

    berulang ulang, adanya rasa sakit (nyeri) yang terus-menerus pada tenggorokan

    (odinofagi), nyeri waktu menelan atau ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan

    bila menelan, terasa kering dan pernafasan berbau.

    Gejala umum yang dikeluhkan :

    Nyeri seringkali dirasakan di telinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki

    persyarafan yang sama ). ,Demam, tidak enak badan, sakit kepala, muntah, pasien

    mengeluh ada penghalang di tenggorokan, tenggorokan terasa kering, pernafasan bau,

    pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    22/33

    22

    dan terisi detritus, tidak nafsu makan, mudah lelah, nyeri abdomen, pucat, letargi, nyeri

    kepala, disfagia (sakit saat menelan), mual dan muntah.

    Tonsillitis akut :

    Seperti gejala common cold, rasa gatal/ kering ditenggorokan, lesu, nyeri sendi

    odinafagia, anoreksia, otalgia, suara serak (bila laring terkena), tonsil membengkak,

    demam, nafsu makan menurun .

    Tonsilitis memnranosa :

    Angina Plaut Vincent :

    Demam sampai 39C, nyeri kepala, badan lemah dan terkadnag terdapat gangguan

    pencernaan, rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi dan gusi mudah berdarah .

    Tonsilitis kronik :

    Rasa mengganjal di tenggorokan,nafas berbau, tenggorok terasa kering,

    II. 3. 7. Diagnosis

    1. Fokus pengkajian menurut Firman (2006) yaitu :

    a. Anamnesis

    1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsilitis)

    2) Apakah pengobatan adekuat

    3) Kapan gejala itu muncul

    4) Bagaimana pola makannya

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    23/33

    23

    5) Apakah rutin atau rajin membersihkan mulut

    b. Pemeriksaan fisik

    Tonsilitis akut :

    Tonsilitis tampak hiperemis, membengkak, detritus (+) berbentuk folikel atau

    lacuna atau tertutup membrane semu, kelenjar submandibular membengkak dan

    nyeri tekan .

    Tonsilitis membranosa :

    Tonsil membengkak ditutupi bercak putih, KGB membengkak (bull neck),

    kelumpuhan otot palatum dan pernafasan, demam, nyeri kepala, badan lemah,

    hipersaliva, gigi dan gusi mudah berdarah, nyeri tenggorok .

    Tonsilitis kronik :

    Pada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari Tonsilitis Kronis

    yang mungkin tampak, yakni :

    1. Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan

    sekitar, kripta yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau

    seperti keju.

    2. Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti

    terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripta yang melebar

    dan ditutupi eksudat yang purulen.

    Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur jarak

    antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil,

    maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :

    T0 : Tonsil masuk di dalam fossa

    T1 : 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    24/33

    24

    II. 3. 8. Penatalaksanaan

    Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan pengangkatan tonsil

    (Adenotonsilektomi). Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana penatalaksanaanmedis atau terapi konservatif yang gagal untuk meringankan gejala-gejala.

    Penatalaksanaan medis termasuk pemberian antibiotika penisilin yang lama, irigasi

    tenggorokan sehari-hari dan usaha untuk membersihkan kripta tonsilaris dengan alat

    irigasi gigi (oral). Ukuran jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dengan infeksi

    kronis atau berulang-ulang.

    Tonsilektomi merupakan suatu prosedur pembedahan yang diusulkan oleh Celsus

    dalam buku De Medicina (tahun 10 Masehi). Jenis tindakan ini juga merupakan

    tindakan pembedahan yang pertama kali didokumentasikan secara ilmiah oleh Lague

    dari Rheims (1757).

    Penatalaksanaan tonsillitis secara umum:

    a. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut ) selama 10 hari,

    jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

    b. Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi ) dilakukan jika:

    1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih /tahun .

    2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.

    3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.

    4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

    Penatalaksanaan tonsillitis adalah:

    a. Penatalaksanaan tonsillitis akut :1) Antibiotik golongan penelitian atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur

    atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau

    klidomisin.

    2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid

    untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.

    3) Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi

    kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3 kali negatif

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    25/33

    25

    4) Pemberian antipiretik

    b. Penatalaksanaan tonsillitis kronik

    1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

    2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi

    konservatif tidak berhasil.

    TONSILEKTOMI

    Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh tonsil palatina.

    Tonsiloadenoidektomi adalah pengangkatan tonsil palatina dan jaringan limfoid di

    nasofaring yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil faringeal.

    Menurut The American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery Clinical

    Indicators Compendiumtahun 1995 menetapkan indikasi tonsilektomi :

    1. Indikasi Absolut (AAO)

    Tonsil yang besar hingga mengakibatkan gangguan pernafasan, nyeri telan yang

    berat, gangguan tidur atau komplikasi penyakit-penyakit kardiopulmonal.

    Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak menunjukkan perbaikan

    dengan pengobatan

    Tonsillitis yang mengakibatkan kejang demam.

    Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan untuk menentukan

    gambaran patologis jaringan.

    2. Indikasi Relatif (AAO)

    Jika mengalami tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun dan tidak

    menunjukkan respon sesuai harapan dengan pengobatan medikamentosa yang

    memadai.

    Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada tonsillitis kronis yang

    tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan.

    Tonsillitis kronis atau tonsilitis berulang yang diduga sebagai carrier kuman

    Streptokokus yang tidak menunjukkan repon positif terhadap pengobatan

    dengan antibiotika.

    Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang dicurigai berhubungan

    dengan keganasan (neoplastik)

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    26/33

    26

    Kontraindikasi:

    Terdapat beberapa keadaan yang disebutkan sebagai kontraindikasi, namun bila

    sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap memperhitungkan

    imbang manfaat dan risiko. Keadaan tersebut adalah:

    1. Gangguan perdarahan, Hipertensi

    2. Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat

    3. Anemia

    4. Infeksi akut yang berat

    5. Demam, albuminuria.

    Kontraindikasi absolut:

    a. Penyakit darah: leukemia, anemia aplastik, hemofilia dan purpura

    b. Penyakit sistemik yang tidak terkontrol: diabetes melitus, penyakit jantung dan

    sebagainya.

    Kontraindikasi relatif:

    a. Anemia (Hb

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    27/33

    27

    Tehnik Tonsilektomi

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    28/33

    28

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    29/33

    29

    HIPERTOFI ADENOID

    Adenoid adalah masa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terletak pada

    dinding posterior nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin waldayer. Secara

    fisiologik adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan

    hilang sama sekali pad ausia 14 tahun . Bila sering terjadi infeksi saluran nafas bagian

    atas maka dapat terjadi hipertrofi adenoid . Akibat dari hipertrofi adenoid ini akan

    timbul simbatan pada koana dan sumbatan tuba eustacius .

    Apabila sumbatan koana pasien akan bernafas melalui mulut sehingga terjadi :

    a.

    Fasies adenoid : tampak hidung kecil, gigi insisivus kedepan, arkus faring tinggi

    yang menyebabkan kesan wajah pasien tampak seperti orang bodoh

    b.

    Faringitis dan bronchitis

    c. Gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal sehingga menumbulkan

    sinusitis kronis .

    Apabila terjadi sumbatan tuba eustacius akan terjadi otitis media akut berulang, otitis

    media kronik dan akhirnya akan terjadi OMSK. Akibat hipertrofi adenoid juga akan

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    30/33

    30

    menimbulkan gangguan tidur, tidur ngorok, retardasi mental dan pertumbuhan fisik

    berkurang .

    Diagnosis

    Dengan rhinoskopi anterior dengan melihat tertahannya gerakan palatum mole pada

    waktu fonasi . serta pemeriksaan foto rontgen lateral kepala, ini sering pada anak .

    Penatalaksanaan

    Dilakukan terapi bedah adenoidektomi dengan cara kuretase memakai adenotom

    Indikasi adenoidektomi :

    -

    Sumbatan yang menyebabkan gangguan menelan,bernafas lewat mulut,

    sleep apnea, kelainan bentuk wajah dan gigi (adenoid face), gangguan

    berbicara

    - Infeksi, adenoiditis berulang, OME berulang, OMA berulang

    -

    Kecurigaan neoplasma jinak atau ganas

    II. 3. 9. Komplikasi

    Komplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi secara perkontinuitatum ke daerah sekitar

    atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil. Adapun berbagai

    komplikasi yang kerap ditemui adalah sebagai berikut :

    1. Komplikasi sekitar tonsila

    Peritonsilitis

    Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus dan abses.

    Abses Peritonsilar (Quinsy)

    Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. Sumber infeksi berasal dari

    penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan

    penjalaran dari infeksi gigi.

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    31/33

    31

    Abses Parafaringeal

    Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah bening atau pembuluh

    darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil, faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfefaringeal, os mastoid dan os petrosus.

    Abses Retrofaring

    Merupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadi pada anak usia

    3 bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe.

    Kista Tonsil

    Sisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa dan ini

    menimbulkan kista berupa tonjolan pada tonsil berwarna putih dan berupa cekungan,

    biasanya kecil dan multipel.

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    32/33

    32

    BAB III

    KESIMPULAN

    Tonsilitis adalah inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.

    Tonsilitis terdapat pada tonsil palatina yang merupakan bagian dari Cincin Waldeyer.

    Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, terutama berusia 5 tahun dan 10 tahun

    dimana penyebarannya melalui droplet infection yaitu alat makan dan makanan.

    Bakteri merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain streptococcus B

    hemoliticus grup A, streptococcus,Pneumoccoccus,Virus, Adenovirus, Virus influenza

    serta herpes. Saat bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau

    mulut,amandel berperan sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya tersebut

    sel-sel darah putih ini akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel.Hal ini akan

    memicu tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang akan

    tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.Infeksi

    bakteri dari virus inilah yang menyebabkan tonsillitis.

    Tonsilitis dibagi menjadi tonsilitis akut, membranosa, dan Angina Plout

    Vincent. Gejala yang timbul biasanya berupa nyeri tenggorokan, demam, sulit menelan,

    dan gangguan lain pada daerah tonsil dan tenggorokan.

    Untuk diagnosis tonsilitis biasanya hanya dengan melihat tonsil secara langusng

    dengan pemeriksaan pada orofaring.

    Penatalaksanaan pada tonsilitis akut meliputi antibiotik peroral, antipiretik,

    kortikostreroid jika perlu untuk mengurangi edema, dan tonsilektomi dilakukan sesuai

    indikasi .

  • 5/20/2018 Tonsilitis Referat Melly

    33/33

    33

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Boies A, dkk. 1997.Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Jakarta. Penerbit EGC

    2. Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung

    dan Tenggorok. Balai Penerbit FKUI. Edisi ke-5. Jakarta

    3. Andrina YMR. Tonsilitis. Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Telinga

    Hidung Tenggorokan Universitas Sumatera Utara. 2003. Diunduh

    dari:repository.usu.ac.idpada tanggal 15 April 2011.

    4.

    Baba Y, Kato Y, Saito H, Ogawa K.Management of deep neck infection by a

    transnasal approach: a case report. Journal of Medical Case Report. 3: 7317,

    2009. Diunduh dari:www.jmedicalcasereports.com pada tanggal 22 April 2011

    5.

    Ballenger, John Jacob. M.S, M.D. Penyakit Telinga Hidung, Tenggorok Kepala

    dan Leher. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal : 295-97, 318-23, 346-55

    6. E, Steyer, Terrence, M.D, Peritonsiller Abscess: Diagnosis and Treatment.

    Available at: www.aafp.org/afp, Accesed on Okt, 2010.

    7. Fachruddin,Darnila, Abses Leher Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga

    Hidung Tenggorokkan, editor Soepardi EA, Iskandar N, Balai Penerbit Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia, edisi keenam, Jakarta, 2007: 185-8.

    8. Mehta, Ninfa. MD. Peritonsillar Abscess. Available from. www.emedicine.com.

    Accessed at Okt 2010.

    9.

    Murray A.D. MD, Marcincuk M.C. MD. Deep neck infections. [Diperbaharui

    Juli 2009] Diunduh dari: www.eMedicine Specialties//Otolaringology and facial

    plastic surgery.com pada tanggal 25 April 2011

    10.

    Adams GL, Boies LR, Higler PA. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring.

    Dalam: Adams, Boies, dan Higler, editors. Boies: Buku ajar penyakit THT Edisi

    VI. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 1997. hal. 320-355.

    http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://www.jmedicalcasereports.com/http://www.jmedicalcasereports.com/http://www.jmedicalcasereports.com/http://www.jmedicalcasereports.com/http://repository.usu.ac.id/

Recommended