Proses Pengecoran Hingga Proses Heat
Treatment Piston Di PT. Federal Izumi
Manufacturing
NAMA : MUHAMMAD FAISAL
NPM : 24410682
KELAS : 4IC04
ABSTRAKSI
Muhammad Faisal. 24410682
PROSES PELEBURAN HINGGA PROSES HEAT TREATMENT PISTON DI PT. FEDERAL IZUMI
MANUFACTURING
Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma 2013
Kata kunci : Proses Pengecoran Hingga Heatreatment Piston
(xiii+68+lampiran)
Piston adalah suatu komponen pada mesin pembakaran yang sangat penting fungsinya. Secara jelas prinsip kerja
piston adalah hisap, kompresi, usaha, dan buang. Proses pembuatan piston diawali dengan peleburan Ingot yaitu
paduan Alumunium, dan hasil peleburan tersebut kemudian diletakkan di Holding Furnace dan selanjutnya dilakukan
material treatment dengan tujuan mendapatkan tingkat kekerasan Alumunium cair dimana proses material threatment
ini dilakukan proses pembersihan dengan gas N2 yang terlebih dahulu dicampur flux, kemudian ditambahkan Mg dan
phospor dan proses ini menghasilkan kotoran yang akan digunakan dalam proses casting. Setelah proses casting
selesai, selanjutnya proses sprue cutting, dan setelah itu dilakukan proses heatreatment untuk mendapatkan tingkat
kekerasan piston.
Daftar Pustaka (1991-2012)
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1. Proses produksi piston, baik dari bahan mentah hingga proses casting selesai
dilakukan.
2. Proses yang dilakukan setelah piston selesai dicetak.
3. Sebab, akibat, dan cara mengatasi cacat yang terjadi pada coran piston, sehingga
dapat mengurangi cacat tersebut.
4. Menentukan efisiensi dari coran piston.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bahan baku apa saja yang digunakan dalam pembuatan piston.
2. Untuk mengetahui proses peleburan bahan baku hingga proses heatreatment piston.
3. Dapat Mengetahui cacat coran yang terjadi, baik itu penyebabnya maupun cara
mengatasinya.
4. Mengetahui effisiensi dari coran piston.
5. Melengkapi sebagian syarat untuk mencapai jenjang setara Sarjana Muda Fakultas
Teknologi Industri jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma.
PEMBAHASAN
Flow Chart Pembuatan Piston
BAHAN BAKU PISTON
KANDUNGAN INGOT BAHAN BAKU
PISTON
MELTING FURNACE
Melting Furnace adalah
proses peleburan bahan
baku piston, dengan suhu
lebur mencapai 900oC.
Gambar Melting Furnace
HOLDING FURNACE DAN TEMPERATURNYA
Bahan baku hasil Melting Furnace diletakkan di Holding Furnace, dan diatur kembali
suhunya kemudian bahan baku akan mengalami proses material threatment
PERLAKUAN MATERIAL THREATMENT
TAPPING & POURING
Proses tapping adalah proses pengambilan
bahan baku yang ada di Holding Furnace
Proses pouring adalah penuangan logam cair
dari gayung kedalam cetakkan.
*Logam Cair kemudian membeku, dan piston
sudah setengah jadi
SPRUE CUTTING
Proses sprue cutting adalah proses pemotongan atau pemisahan piston menjadi
ukuran yang sebenarnya, disini bagian-bagian yang tidak diperlukan
dipotong/dipisahkan dengan tujuan mendapatkan produk piston .
HEAT TREATMENT
Het treatment adalah suatu proses yang bertujuan
untuk meningkatkan kekerasan piston. Proses yang
terjadi adalah :
• Solution
• Quenching
• Aging/Overage
.
.
CACAT CORAN PISTON
• Misrun adalah cacat yang
ditimbulkan karena logam cair yang
mengeras sebelum semua bagian
terisi penuh.
• Monoiri/inklusi adalah
suatu cacat yang
ditimbulkan karena terlalu
banyak pengotor pada
material.
• Shrinkage adalah
penyusutan berlebih.
CACAT CORAN LAINNYA
• Blow hole adalah cacat yang terjadi karena udara
yang terjebak didalam cetakan.
• Cacat kajiri adalah suatu cacat yang ditimbulkan
karena gesekan yang terjadi antara piston dengan
cetakan.
PERHITUNGAN EFFISIENSI BENDA COR
1. Hidrostatis Praktis
Sehingga 𝐻𝑃 =
2.130mm x 60−162
2.60= 127,87 mm
2. Waktu Tuang dan Volume Coran
Mc = 1,588 Kg
𝜏 = 2,2 x √1,588
τ = 2,77 detik
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 =
1,588 kg
2,7 x10−6 kg
mm3
= 588148,15 mm3
3. Kecepatan Tuang
4. Saluran Masuk
• Luas Saluran Masuk
Gambar 4.13 Dimensi Saluran Masuk
Sm = luas lingkaran1 + luas persegi panjang + luas
lingkaran2
Sm = ( r12) + (p.l) +( 1/2( r1
2))
Sm = (3,14 . (6 mm)2) + (19,05 . 5 mm) +
(1/2(3,14 . (2,5 mm)2)
Sm = 113,04 mm2 +95,25 mm2 + 9,81 mm2
= 218,1 mm2
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑎𝑛𝑔 =1,588 kg
2,77 detik= 0,57 kg/detik
Total Saluran masuk ada 2 buah, sehingga :
Sm x 2 = 218,1 mm2x 2 = 436,2 mm2
• Volume saluran masuk
𝑉𝑠𝑚 = 𝑆𝑚 × 𝐿𝑠𝑚
Keterangan :
Vsm = Volume saluran masuk (mm3)
Sm = 436,2 (mm2)
Lsm = 30 (mm)
Vsm =436,2𝑚𝑚2𝑥 30 𝑚𝑚 = 13806 𝑚𝑚3
• Massa Saluran Masuk (Msm)
𝑀𝑠𝑚 = 𝑉𝑠𝑚 × 𝜌
Keterangan :
Msm =Massa Saluran Masuk (kg)
Vsm = 13806 (mm3)
= 2,7 x 10-6 (kg/m3)
Msm =13806𝑚𝑚3𝑥 2,7 x 10-6 kg/mm3 = 0,035 kg
5. Saluran Pengalir
• Luas penampang saluran pengalir ( Sp )
Gambar 4.14 Dimensi Saluran Pengalir
Sp = luas lingkaran + luas persegi panjang
Sp = ( r12) + (p.l)
Sp = (3,14 . (3 mm)2) + (8,5 mm . 6 mm)
Sp = 28,26 mm2 + 51 mm2 = 79,26 mm2
Total Saluran pengalir ada 2 buah, sehingga :
Sp x 2 = 79,26 mm2 x 2 = 158,52 mm2
• Volume saluran pengalir ( Vsp )
Vsp = Sp x Lsp
Keterangan :
Vsp = Volume saluran pengalir
Lsp = 38 mm
Vsp = 158,52mm2 × 38 mm = 6023,76 mm3
• Massa saluran pengalir ( Msp )
Msp = Vsp x 𝜌
Keterangan :
Msp = Massa saluran pengalir
Vsp = 6023,76 mm3
𝜌 = 2.7 × 10-6 Kg/ mm3
Msp = 6023,76 mm3x 2.7 × 10-6 Kg/ mm3
= 0,016 Kg
6. Saluran Turun
Gambar 4.15 Dimensi Saluran Turun
Luas penampang saluran turun
Sp =luas lingkaran + luas persegi panjang
Sp = ( r12) + (p.l)
Sp = (3,14 . (3 mm)2) + (17 mm . 6 mm)
Sp = 28,26 mm2 + 102 mm2
=130,26 mm2
• Volume saluran turun
Vst = St x Tst
Keterangan :
Vst = Volume saluran turun ( mm3 )
Tst = 45 mm
Vst =130,26 mm2 x 42 mm = 5861,7 mm3
• Massa saluran turun
Mst = Vst x 𝜌
Keterangan :
Mst = Massa saluran turun
𝜌 = 2.7 × 10-6 Kg/mm3
Vst = 5861,7 mm3
Mst = 5861,7 mm3 x 2.7× 0-6 Kg/ mm3
= 0,016kg
7. Cawan Tuang
Gambar 4.15 Dimensi cawan tuang
• Dimensi cawan tuang
Keterangan :
D = Diameter atas (mm)
d = 20 (mm)
H = 34 (mm)
D = 20 + (2(tg 30o x 34))
= 78,89 (mm)
• Volume cawan tuang
D =𝑑1 + 𝑑2
2
D =20+50
2= 35 mm
Vct = (1/33,14
4x 352 x 34 = 10898,4167 mm
• Massa cawan tuang ( Mct )
Mct = Vct x 𝜌
Mct = 10898,4167 mm3 × 2.7 × 10-6 kg/mm3 = 0,0294 Kg
8.Efisiensi penggunaan bahan cor ( ᶯ𝑏𝑐 )
Keterangan :
Mc = Massa coran = 1,588 Kg
Mt coran = Massa keseluruhan coran
= Mc + Msm + Msp+Mst+Mct
𝜂
=1,588 kg
1,588 Kg + 0,034 kg + 0.016kg + 0,016 kg + 0,0294 kgx 100%
= 94,33 %
Tabel 4.5 Perhitungan Efisiensi
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kerja praktek di PT. Federal Izumi Mfg penulis dapat menarik
kesimpulan, yaitu :
• Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan piston adalah Paduan Aluminium, dimana paduan
Aluminium adalah C 8A, C 9A dan C 9B, yang memiliki temperatur berbeda-beda, sehingga paduan tersebut
digunakan berdasarkan temperaturnya.
• Proses pembuatan piston dilakukan dengan cara meleburkan paduan Aluminium di Melting Furnace, dan
membutuhkan 650 kg/jam untuk meleburkan paduan tersebut. Selanjutnya adalah memindahkan paduan
Aluminium cair ke Holding Furnace. Kemudian paduan Aluminium cair ke cetakkan, dan kemudian membiarkan
Paduan tersebut membeku. Setelah proses tersebut, coran mengalami proses sprue cutting untuk memotong
bagian coran yang tidak terpakai. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kekerasan piston dengan cara
Heatreatment. Proses heatreatmen piston terdiri dari 3 tahap yaitu solution, Quenching, Aging.
• Cacat tang terjadi, diantaranya :
1. Coran tidak lengkap, cacat ini karena ada bagian coran yang sudah mengeras sebelum coran terisi penuh.
2. Rongga udara, cacat ini terjadi karena adanya gas yang terjebak dalam cetakan.
3. Inklusi, cacat ini terjadi karena adanya zat pengotor, baik dalam cetakan maupun pada molten.
4. Penyusutan, cacat ini adalah cacat yang ditimbulkan karena penyusutan yang berlebih.
5. Kajiri, cacat ini terjadi karena gesekan coran piston dengan cetakan.
• Perhitungan effisiensi pengecoran piston dari hasil pengamatan yang diperoleh adalah
94,33 %.