Date post: | 04-Jun-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | zaqila-atk |
View: | 241 times |
Download: | 0 times |
of 29
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
1/29
PROPOSAL
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG CAPUT CUCCEDANEUM
DI BPS HJ ST.RAHMAH HS.S,ST
PADA TAHUN 2013
TUTY HUSRYANI
BT. 10 162
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
AKBID BATARI TOJA WATAMPONE
2013
BATARI TOJA
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
2/29
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Tuty Husryani
Nim : BT 10 162
Program Studi : DIII Akademi Kebidanan Batari Toja watampone
Telah diperiksa oleh pembimbing serta dinyatakan layak untuk diajukan sebagai
proposal penelitian Karya Tulis Ilmiah Program Studi D.III Kebidanan Akademi
Kebidanan Batari Toja Watampone.
Watampone, 19 Mei 2013
Pembimbing,
ANDI CAHYATI SARI S.ST
NIDN. 092 608 7801
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
3/29
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang penelitian................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian........................................................ 4
1.3.1 Maksud Penelitian.................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Penelitian.................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Praktis......................................... 4
1.4.2 Manfaat Teoritis........................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN................... 6
2.1 Tinjauan tentang Caput succedaneum.............................................. 6
2.1.1 Defenisi Caput succedaneum................................................ 6
2.1.2 Etiologi........................................... 7
2.1.3 Patofisiologi........................................... 7
2.1.4 Manifestasi Klinis.............................................................. 8
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik 8
2.1.6 Penatalaksanaan 9
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
4/29
2.2 Tinjauan Umum tentang Pengetahuan........................... 10
2.2.1 Defenisi Pengetahuan........................................................ 10
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan................... 11
2.3 Kerangka Pemikiran....................... 13
2.3.1 Bagan kerangka pemikiran..................................... 14
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 15
3.1 Subyek Penelitian........ 15
3.1.1 Populasi Penelitian... 15
3.1.2 Sampel Penelitian. 15
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data... 15
3.1.4 Metode Penelitian 15
3.1.5 Kriteria penelitian 16
3.2 Metode Penelitian..................... 16
3.2.1 Desain Penelitian 16
3.2.2 Variabel Penelitian. 16
3.2.3 Teknik Pengumpulan data Penelitian. 17
3.2.4 Lokasi Penelitian 17
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
5/29
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat
hidayah serta karunia yang dilimpahkan dalam bentuk kesehatan dan kemampuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini yang
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma
III Kebidanan Batari Toja Watampone dengan judul Gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang caput succedaneum Di BPS HJ.ST RAHMAH HS.S,ST tanggal 22
Mei sampai dengan tanggal 05 juni 2013.
Dalam penulisan Proposal karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan semua
pihak yang telah banyak memberikan saran, petunjuk dan bimbingan serta
bantuan moril maupun materi secara langsung. Perkenankanlah penulis dengan
segala kerendahan hati menghaturkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak pembimbing.
Watampone, 19 Mei 2013
Penulis,
Tuty Husryani
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
6/29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Tingginya Angka kematian Ibu di Indonesia sebagian besar disebabkan
oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera di rujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih mampu.Faktor waktu dan transportsasi
merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus resiko
tinggi.Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan tindakan yang
paling tepat dalam mengidentifikasi secara dini sesuai dan risiko yang di sandang
oleh ibu hamil.1
Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala
yang dapat melampaui sutura.caput succedaneum merupakan akibat sekunder dari
tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat proses kelahiran
spontan.Isi dari pembengkakan ini adalah getah benih.2
Kesehatan Dunia (WHO) Hari Kesehatan Sedunia tahun ini bertema"Ibu
Sehat, Anak Sehat Setiap Saat" sehingga angka kematian ibu dan bayi menjadi
sorotan. AKI memang telah turun dibandingkan dengan 1990 yang masih 450 per
100.000 kelahiran hidup. Namun, dilihat kecenderungannya, maka target
millennium development goals 125 per 100.000 kelahiran hidup tidak akan
tercapai tanpa upaya percepatan. Sedangkan penurunan AKB dan angka kematian
balita (Akba) pada kurun waktu yang sama cukup tajam, yaitu AKB dari 51 per
1.000 menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup, dan Akba 82,6 per 1.000 menjadi 46
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
7/29
per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu yang sama. Angka kematian bayi
baru lahir (neonatal) penurunannya lambat, yaitu 28,2 per 1.000 menjadi 20 per
1.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah
komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan
baik dan tepat waktu.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010 menyatakan bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 310 per 100.000, kelahiran
hidup dan tahun 2011 mencapai 224 per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia
berdasarkan perhitungan dari Balai Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2009, angka
kematian neonatal sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup. Dalam 1 tahun, sekitar
89.000 bayi usia 1 bulan meninggal. Artinya setiap 6 menit ada 1 (satu) neonatus
meninggal. Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun 20052006
sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan upayanya akan lebih ringan bila
dibandingkan dengan upaya pencapaian target MDGs untuk tahun 2015 sebesar
17 per 1000 kelahiran hidup.3,5
Profil Dinkes Sulawesi selatan 2010 menyatakan bahwa Angka Kematian
Ibu (AKI) di Sulsel sebesar 119 per 100.000 kelahiran hidup yang disebabkan
oleh perdarahan 73 orang (61,3%),infeksi 4 orang (3%), eklampsia 21 orang
(17,6%), dll 2 orang (1%). Tahun 2011 angka kematian ibu di Sulsel sebesar 109
per 100.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh perdarahan 30 orang
(28%),infeksi 12 orang (11%), eklampsia 26 orang (24%), partus lama 6 orang
(5% ), abortus 6 orang (5 %), dll 29 orang (27%) .4
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
8/29
Dinas Kesehatan kab. Bone menyatakan bahwa Angka kelahiran bayi pada
tahun 2011 sebanyak 14. 689, dan pada tahun 2012 sebanyak 13. 254 kelahiran
bayi.
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Kelas B Kab. Bone
menyatakan bahwa pada tahun 2011 terdapat 79 bayi caput succedaneum dengan
akibat partus lama dan ekstraksi vakum. dan tahun 2012 mencapai 112 bayi yang
mengalami caput seccedaneum dengan indikasi partus lama dan ekstraksi vacum.
Berdasarkan data yang di peroleh Di BPS HJ.ST Rahmah HS,S.ST,di
Desa Lanca Kec.tellu siattinge tahun 2011 Angka kejadian caput succedaneum 18
dari 76 kelahiran bayi sedangkan pada tahun 2012 Angka kejadian caput
succedaneum 21 dari 82 kelahiran bayi.
Faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu adalah faktor
pendidikan, faktor umur, faktor informasi kesehatan. Bahwa semakin rendah
pendidikan seseorang maka semakin rendah pengetahuannya, sebaliknya semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin meningkat pula pengetahuannya.
Faktor ibu hamil dibawah umur 20 tahun dapat menyebabkan kurangnya
pengetahuan dan pengalaman. Faktor informasi kesehatan, informasi dari tenaga
kesehatan sangat dibutuhkan agar ibu lebih mengetahui tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan yang belum diketahui khususnya mengenai kejadian
caput succedaneum.6
Melihat tingginya angka kejadian caput succedaneum tersebut maka harus
mendapat perhatian khusus. Dengan Perawatan bayi baru lahir tanpa pengobatan
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
9/29
atau mendapat pelayanan yang baik dapat menjadi lebih buruk dan mengancam
bayi dengan meluasnya caput succedaneum. Berdasarkan fenomena di atas maka
penulis merasa termotivasi untuk menelusuri Gambaran Pengetahua ibu hamil
dengan kejadian caput succedaneum Di BPS HJ.ST Rahmah HS,S.ST,di Lanca
Kec.tellu siattinge Kab.Bone tahun 2013.
1.2.RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulisan dapat merumuskan
masalah penelitian sebagai berikutGambaran Pengetahuan Ibu hamil tentang
Caput Succedaneum Di BPS HJ.ST Rahmah HS,S.ST,di Desa Lanca Kec.Tellu
siattinge Kab.Bone Tahun 2013.
1.3 Maksud dan TujuanPenelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Peneliti ingin mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu hamil
dengan kejadian Caput Succedaneum pada bayi di BPS Hj.ST Rahmah
HS.S,ST,di Desa Lanca Kec.Tellu siattinge Kab.Bone tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Penelitian
1. Memperoleh gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pengertianCaput succedaneum Di BPS HJ.ST Rahmah HS,S.ST,di Desa Lanca
Kec.tellu siattinge Kab.Bone tahun 2013.
2. Memperoleh gambaran pengetahuan ibu hamil tentang penyebab caputsuccedaneum Di BPS HJ.ST Rahmah HS,S.ST,di Desa Lanca
Kec.Tellu siattinge Kab.Bone tahun 2013.
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
10/29
3. Memperoleh gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatancaput succedaneum Di BPS HJ.ST Rahmah HS,S.ST,di Desa Lanca
Kec.Tellu siattinge Kab.Bone tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam
mengaplikasiakan ilmu pengetahuan pada bangku kuliah.
1.4.2 Manfaat Teoritis
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi pembaca
untuk menambah pengetahuan dan bagi peneliti lain sebagai dasar atau
pedoman pertimbangan, pembanding untuk peneliti tahap berikutnya.
2. Manfaat Institusi
Sebagai akibat ilmu (teori) yang selama ini telah di tetapkan untuk
di ajukan sebagai salah satu prasyarat dalam mengikuti ujian metodologi
penelitian Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone.
3. Manfaat Masyarakat
Mengajak dan menyadarkan masyarakat bahwa pengetahuan ibu
sangat berpengaruh terhadap suatu terjadinya caput succedaneum di
masyarakat sehingga di perlukan upaya untuk meningkatan pengetahuan
masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi caput succedaneum
sehingga kejadiannya dapat diminimalisasikan.
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
11/29
BAB II
KAJIAN PUSTAKA,DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Tentang Caput Succedaneum
2.1.1. Defenisi Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala
yang dapat melampaui sutura.Caput succedaneum merupakan akibat sekunder
dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat persalinan
spontan.Isi dari pembengkakan ini adalah getah bening.2
Caput succedaneum adalah oedema kulit kepala anak yang terjadi karena
tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-
kadang bersifat ekimotik atau edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang
mengenai bagian kepala terbawah, yang terjadi pada kelahiran verteks. Karena
tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan
masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat
yang terendah. Dan merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui sutura
garis tengah.7
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai
dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema
sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak
memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.8
2.1.2 Etiologi
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
12/29
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada
bayi baru lahir,yaitu :
1. Persalinan lamaDapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan
pada jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena
tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk
kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang
terendah.
2. Persalinan dengan ekstraksi vakumPada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat
adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat
penyedot vakum yang digunakan.7
2.1.3 Patofisiologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika
memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vaskuler. Benjolan caput ini
berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat
terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada
suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran
kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada
sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas
terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
13/29
proses perjalanan penyakit caput succedaneum adalah sebagi berikut :
1.Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan
pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.
2.Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah
presentasi lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura.8
2.1.4 Manifestasi Klinis
tanda dan gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput succedaneum
adalah sebagi berikut :
1. Adanya edema dikepala2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak3. Edema melampaui sela-sela tengkorak4. Batas yang tidak jelas5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan.
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik
Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah
untuk dikenali. Namun juga sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding
dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait dengan penyerta caput
succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.10
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
14/29
2.1.6 Penatalaksanaan
Pembengkakan pada caput succedaneum dapat meluas menyeberangi garis
tengah atau garis sutura. Dan edema akan menghilang sendiri dalam beberapa
hari. Pembengkakan dan perubahan warna yang analog dan distorsi wajah dapat
terlihat pada kelahiran dengan presentasi wajah. Dan tidak diperlukan pengobatan
yang spesifik, tetapi bila terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi
melakukan fisioterapi dini untuk hiperbilirubinemia.
Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering
berhubungan dengan adanya caput succedaneum dan semakin menjadi nyata
setelah caput mulai mereda, kadang-kadang caput hemoragik dapat
mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi darah.
Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada
anak dengan caput succedaneum :
1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibutanpa makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan
penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.
2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerahedema kepala.
3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal4. Mencegah terjadinya infeksi dengan :
a. Perawatan tali pusat
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
15/29
b. Personal hygiene baikc. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :Perawatan bayi
sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal
d. Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karenabenjolan akan menghilang 2-3 hari
e. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.f. Awasi keadaan umum bayi.9
2.2 Tinjauan umum tentang pengetahuan
2.2.1 Defenisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang
menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak.
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam
jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan
hubungan dengan lingkungan dan alam sekitar.17
Pengetahuan adalah keakraban dengan seseorang atau sesuatu, yang dapat
mencakup fakta-fakta, informasi, deskripsi, atau keterampilan yang diperoleh
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
16/29
melalui pengalaman atau pendidikan. Ia boleh merujuk kepada pemahaman
teoritis atau praktis mengenai suatu subjek. Hal ini dapat implisit (seperti dengan
keterampilan praktis atau keahlian) maupun eksplisit (seperti dengan pemahaman
teoritis subjek); Hal ini dapat lebih atau kurang formal atau sistematis. 18
Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu,mempunyai
metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh
hasil yang dapat di susun secara sistematis dan
di akui secara universal,maka
terbentuklah di siplin ilmu.Dengan perkataan lain,pengetahuan itu dapat
berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai objek kajianb. Mempunyai metode pendekatanc. Bersifat universal ( mendapat pengakuan secara umum)
2.2.2 Faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. PendidikanPendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
2. InformasiInformasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
17/29
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu.
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
18/29
6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik.6
2.3 Kerangka Pemikiran
Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala
yang dapat melampaui sutura.Caput succedaneum merupakan akibat sekunder
dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat persalinan
spontan.Isi dari pembengkakan ini adalah getah bening.Penyebab terbanyak
terjadinya caput succedaneum adalah persalinan lama dan Persalinan dengan
ekstraksi vakum.Dengan pencegahan memberikan penyuluhan kepada orang tua
bayi.2,7
2.3.1 Bagan kerangka pemikiran
Pengertian
Caput cuccedaneum
Penyebab
Caput cuccedaneum
Penatalaksanaan
Caput cuccedaneum
Gambaran
pengetahuan
ibu Tentang
Caput
cuccedaneum
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
19/29
Keterangan :
= Independen
= Dependen
= variabel yang di teliti
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
20/29
BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Subjek penelitian
3.1.1. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini adalah pada ibu Hamil pertama Di BPS HJ.ST.Rahmah HS.S,ST,di Desa lanca
Kec.Tellu siattinge Kab.Bone pada bulan mei 2013.
3.1.2 Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Sampel yang di ambil
dalam penelitian ini adalah ibu Hamil pertama.
3.2 Metode penelitian
3.2.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
21/29
3.2.2 Variabel penelitian
1. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan.
Pengetahuan (knowledge)adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan
pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan
lingkungan dan alam sekitar.
2. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian Caput
succedaneum. Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak
kepala yang dapat melampaui sutura dan akan menghilang 2-4 hari.
3.2.3 Teknik pegumpulan data
Cara pengumpulan data dengan menggunakan data primer yang diperoleh
dengan membagi kuisioner pada ibu Hamil Pertama yang berkunjung pada saat
penelitian dilakukan.
3.2.4 Teknik pengumpulan data penelitian
Data yang diperoleh diolah menggunakan kalkulator atau
computer,Selanjutnya dianalisa dengan menggunakan tabel distribusi
frekwensi,dengan menggunakan rumus.
P = f / n x 100%
Keterangan :
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
22/29
P = Persentase yang dicari
f = frekuensi faktor variabel
n = jumlah sampel
3.2.5 Lokasi penelitian
Penelitian di laksanakan di BPS Hj.Sitti Rahmah HS.S,ST Desa Lanca
Kec.Tellu siattinge Kab.Bone pada bulan mei Tahun 2013.
3.2.6 Jadwal penelitianPenelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
Tabel 1.1 jadwal penelitian
APRIL MEI JUNI
Mengajukan Judul
dan penyusunan
Proposal
Penelitian dan pengumpulan data Ujian
KTI
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
23/29
MASTER TABEL PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG CAPUTCUCCEDANEUM DI BPS HJ.ST.RAHMAH HS.S,ST
DI DESA LANCA
No Nama
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Caput Cuccedaneum
Pengertian Etiologi Penatalaksanaan
Baik cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1 NyK 2 NyE 3 NyD 4 NyD 5 NyA 6 NyN 7 NyN 8 NyN 9 NyY 10 NyS 11 NyJ 12 NyA 13 NyA 14 NyD 15 NyH 16 NyE 17 NyW 18 NyS 19 NyR
20 NyE jmlh 6 14 0 8 9 3 2 12 6
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
24/29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS HJ.ST.RAMHAH HS.S,ST Desa Lanca
Kec.Tellu siattinge Kab.Bone mulai tanggal 20 Mei sampai juni
2013.Pengumpulan data melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner
pada ibu hamil pertama.Jumlah sampel dalam penelitian 20 orang.
Data yang dikumpulkan melalui wawancara langsung kemudian ditabulasi
menggunakan kalkulator.
4.1.1 Disrtibusi frekuensi pengetahuan responden tentang caput
cuccedaneum dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi Pengetahuan ibu hamil tentang caput
cuccedaneum Di BPS HJ.ST.RAHMHAH HS.S,ST Desa
LancaKec.Tellu Siattinge Kab.Bone 2013.
No Jumlah nilai Jumlah
Responden
Relatif
(%)
1 0-6 2 10 %
2 7-13 11 55 %
3 14-20 7 35 %
Jumlah 20 100 %
Sumber :Data primer
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
25/29
Penilaian skor responden tentang caput cuccedaneum dapat dihitung
sebagai berikut :
- Skor Baik = 14-20
- Skor Cukup =13-7
- Skor Kurang =0-6
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa penilaian skor pada
pengetahuan ibu hamil tentang caput cuccedaneum yang skor Baik adalah 7 orang
( 35%), Skor Cukup adalah 11 orang ( 55%),Sedangkan Skor Kurang adalah 2
orang (10%).
4.2. Pembahasan
Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala
yang dapat melampaui sutura.Caput succedaneum merupakan akibat sekunder
dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat persalinan
spontan.Isi dari pembengkakan ini adalah getah bening.
Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala
pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan
limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler.
Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi.
Penatalaksanaan Caput Succedaneum antara lain:
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
26/29
2. Pengawasan keadaan umum bayi.
3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang
cukup.
4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik
menyusui dengan benar.
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada
benjolan.
6. Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi
b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah
sampai 3 minggu tanpa pengobatan.
c. Perawatan bayi sehari-hari.
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI.
Pengetahuan segala sesuatu yang diketahui,pengetahuan dapat diperoleh
melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal.Selain itu, dapat
pula diperoleh dari pengetahuan orang lain dengan melihat,mendengar, melihat
langsung, atau melalui radio, buku, majalah dan lain-lain.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa penilaian skor pada
pengetahuan ibu hamil tentang caput cuccedaneum yang skor Baik adalah 7 orang
( 35%), Skor Cukup adalah 11 orang ( 55%),Sedangkan Skor Kurang adalah 2
orang (10%).
Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil umumnya mengetahui bahwa
pengertian,Penyebab,dan penatalaksanaan tentang caput cuccedeaneum.yang
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
27/29
termasuk kategori Baik adalah ibu yang tingkat pendidikannya lebih tinggi dan
informasi oleh tenaga kesehatan,dalam kategori Cukup adalah tingkat pendidikan
ibu dan informasi yang didapat,sedangkan dalam kategori Kurang termasuk
tingkat pendidikan ibu yang rendah.
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
28/29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KesimpulanPeneliti membahas tentang pengetahuan ibu hamil tentang caput
cuccedaneum di BPS HJ.ST.RAHMAH HS.S,ST Desa lanca Kec.Tellu
Siattinge Kab.Bone ,maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan responden tentang pengertian caput cuccedaneum2. Pengetahuan responden tentang Etiologi (penyebab) caput
cuccedaneum
3. Pengetahuan responden tentang penatalaksanaan caput cuccedaneum
5.2 Saran
1. Untuk Institusi
Diharapkan kepada institusi tetap mempergunakan karya tulis ini
sebagai bahan bacaan ilmiah,kerangka ilmiah,keramgka perbandingan
untuk perkembangan.
2. Untuk Petugas KesehatanPerlunya Konseling pada saat hamil tentang caput cuccedaneum
agar mampu menumbuhkan rasa aman dan percaya pada saat
persalinan berlangsung.
3. Untuk Peneliti lainnya.Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa diharapkan
8/13/2019 Tuty Husryani Bt 10 162 (Kti Caput Succedaneum)
29/29
mampu menyempurnakan penelitian ini.
4. Untuk Tempat Penelitian.Untuk BPS HJ.ST.Rahmah HS.S,ST diharapkan agar
meningkatkan kegiatan penyuluhan atau konseling tentang caput
cuccedaneum.