Tahun 13. No. 13, Oktober 2013 tssN 1412-1891
a,briTaSlvled o lnlomosiPengobd on kep0do lt4osyorokot
9"f*" 7r,
Hen i Koma lasa r i ,M .Pd
Karnin Sumardi
Katd Pengantar . . .Daf ta r 1s i . . . . . . . . . . . . . . . .
Asep Kadarohrnan pendamplngan proses Sertiftkasi Minyak Akar Wangi Organikt Yang Terintegrasi Dalam Upaya Peningkatan Nilai Strategis
korodlt". Ek"po'. Mlny"k At.lrl 1nJon""1u .........................'l-25
Dede Sugandi lbL4 Guru Geografidi Kabupaten Bandung dan KabupatenBandung Barat Yang Menghadapi Permasalahan dalamPenguasaan l\,4atefi Sistem Informasi Geografis ..............26-38
Dedy Suryadi Program Pelatihan Mit igasi Bencana Gempa Bumi danPerencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa Bagil\,4asyarakat di Kecamatan Lembang Kabupaten BandungBara t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39 -45
Desa Kreatif Teknologi N,4elalui Pelatihan dan ManufakturSimpel Kriya Logam di Desa Binaan LeuwigajahKo ta C lmah i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46 -52
Pelauhan Paket Pembelajaran Tari Nusantafa Bagi Guru SeniBudaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53 -37
Pelatihan Dan Pembinaan Tutor Pendidikan Luar Sekolahd i Posdaya A l i f ah Desa C ik idang Lemban9 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65 73
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Untuk MeningkatkanKepedulian Terhadap Lingkungan di Kalangan PengrajinHandicrat Kawasan Wisata Pangandaran ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7 4-43
Enang Summa A
Wanjat Kastolani
WintiAnanthia PernanfaatanNyanyian Kaulinandalam Pembelajaran BahasaSunda dl TK, Strategi Pengembangan Karakte. BerbasisBudaya Loka l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .84 99
rL
abmas, Tahun 13, No. 13, Oktober 2013
PEMANFAATAN NYANYIAN MULINAADALAM PEMBELAJARAN BAHASASUN'DA DI TK, STRATEGI PENGEMBANGAN KAR{KTER
BERBASIS BUDAYA LOKAL
Oleh :Winti Ananthia, Endah Silawati, Ardiyanto
Abstrak
Artjkel ini membahas mengenai pemanfaatan nyanyian kaulinan Sunda dalampengembangan kemampuan bahasa Sunda dan pengembangan karakter berbasis budayalokal di TK. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kian tidak pop!lernya bahasa Sunda bahkandi kalangan masyarakat Sunda sendiri. Padahal bahasa Sunda merupakan jenbatan terhadapbudaya Sunda yang memiliki niiai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan_Hasil penelitian rnrmenunjukkan bahwa penguasaan kosa kata Bahasa Sunda Anak Usia Dini mensalamipeningkatan setelah mengikutikegiatai nldrl,/dn kaulinun Sunda, dan rr'etode teEehuidapatdigunakan daiam mengefibangkankarakter anak usia dini, diantaranya dalam aspek spiritual,personal, sosial, daD cinta lingkungan.
Kata Kunci: lv),arryra, kdrlrrrz, bahasa Sunda, karakter, Anak Usia Dini.
PENDAHULUAN
Penahaman mengenai bahasa
merupakan salah satu jalan dalam
memahami identitas budaya masyarakat
penutur bahasa tersebut. Ketika masyarakat
melupakan bahasa dan budayanya, maka
akhimya mereka akar bingung dalam
mempersepsikan identitas diri mereka
sendiri. Hal ini terjadi dalam masyarakat
Sunda yang semakin melupakan bahasa
Sunda, apalagi budaya Sunda (Rosidi,
dalam Martini, 2009). Padahal sebenarnya
budaya Sunda mengandung nilai-nilai
kearifan lokal dalam pendidikan. Pada
umumnya nilai-nilai tersebut diaj arkan
secara lersurdt pada anak melalui berbagai
pemainan tndisional.Kata tradisional
yang melekat pada konteks pemainan
yang dimaksud adalah menyimtkan
84 TJ}JIVERSITASPENDIDIKANINDONESIA
warisan tradisi dari khazanah pemainan
€kyat berbasis etnisitas dan kekayaan
alam sekitar. Karena itu, bahasa
menunjukkan barigsa dan penglilangan
bahasa sama halnya dengan penghilangan
bangsa daa budaya (Sudaryat, 2013).
Faktanya, permainan tadisional
malh diLinggalkan oleh generasi saat ini.
Bahkan beberapa harian urnum sempat
pula memuat artikel yang selaras dengan
hal ini. Diantaranl a salah .atu hariar
umum nasional pada 2008 lalu telah
mencobd men)unei pada kalangan remJj. l
yang berdomisi l i di perkotaan di Indonesia
dari Aceh hingga Jayapura secara acak dari
sekitar 800an responden melalui telepon
(Sapurra. 2008). Berdasarkar .urr ei
tersebut ditemukan bahwa semakin sedikit
yang masih mengenalipermainan
tradisional ini. Mayodtas menghabiskan
Pemanfaatan Nyanyian Kaulinan (WintiAnanthia, dkk.)
waktu bermainrya deDgan dunia digital
dan bertendensi soliter atau menyibukan
diri dalam druria layar TV dan kompuLer.
@aner. Bah,(an bermain ke nal sebagai
area yang sangat laniliar pada kalangan
a4ak juga .emaja perkotaan dibanding di
tarnan kota,alun-alun, lapangan sekolah
mau pun ruang publik lainnya.
Kekhawatiran tersebut tidak perlu
terjadi jika budaya dan bahasa Srurda
dikeialkan sejak dini.Sal,ah satu pemaman
)ang mcnarik unruk digunalan sebagal
metode pembelajaran anak usia dini adalah
nyanlion AaLIinan .(i.rirda. Permainan ini
menggabungkan alttara pemainanJ lagu
dan gerak. Metode ini sesuai dengan
prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu
bemain sambil belajar, belajar seraya
bemain (Abidin, 2009). Permainan ini pul
diasumsikan sarLgat tepat jika digunakan
sebagai metode daiam pengembangan
bahasa Sunda sejak dini, karena
mengggunakan syair-syair sederhana
dalam bahasa Sunda.
Pemerolehan bahasa, baik bahasa ibu
ataupun bahasa kedua pada usia dini
merupakan periode yang sangat
berkembang pesat. Masa puncak untuk
mempelaj?Lri bahasa adalah dari lahir
hingga usia enam tahun. Kemampuan
bahasa y;ang pertama kali diperoleh anak
adalah kemampuan bahasa ibu ymg
nenyangkut kemampuan mendengar dan
berbicarir. Kemanpuan ini menjadi dasar
dalam pengembaogan kemampual bahasa
lainnya yaitu membaca dan menulis.
Keempat kemampuan tersebut saling
belsinergi dan mempengar.uhi satu sama
lain. Sesuai dengan peneiitian klasik
Logan dkk. (1972) yal1g menemukan
bahwa anak yang kemampuan dasar
bahasanya tinggi, begitu pun sebaliknya.
Krrena itu. pembelajaran bahas.r pada ,rsia
dini adalah masa yang sangat efekiif untuk
dilakukan.
Bahasa Sunda merupakan jembatan
dalam memahami nilai-nilai budaya lokal
Sunda. Pengembalgan pendidikan karakter
sejak diri akan dinilai efektif jika
didasarkan pada kearifan lokal (locat
wisdom based education:) yang beryijak
pada Leyakinan ba,hr.ra,eLiap lomuniras
mempunyai serangkaian nilai luhur lokal
sekaligus strategi dan teknik tefientu yaDg
dikembangkan untuk menjalaukalr
kehidupan sesuai dengan konteksrya
(Subagbud, 2013). Pendidikan karakter
berbasis budaya lokal sangat dibutuhkan
untuk mengembangkan kualitas moral dan
kepribadian.
Melalui kajian pemanlaatan
nyanyian kaulinan Sundadalam
pembeiajaran bahasa Sunda dan
pengembmgan larak terunrul arrak u.ia
dini ini, diharapkan dapat menghasilkan
suatu metode pembelajaran di TK yang
mengenbangkan karakter anak dengan
berbasis budaya lokal. Hasil penelitiai rnl
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 85
abmas, Tahun 13, No. 13, Oktober 2013
diharapkan dapat memberikan sumbangsih
dalam pelestarian budaya dan bahasa
Sunda yang kian tidak populer.
PERMASALAIIAN
Batrasa Sunda yang merupakan
jembatan dalam mempelajari budaya
Sunda kian tidak populef, bahtan orang
Sunda sendiri mulai membunuh bahasa rnr
dengan enggan menggunakannya(Rosidi,
dalam Martini, 2009). Untnk melestadkan
bahasa dan budaya Sunda diperlukan
banyak upaya, salah satunya melalui
penelitian ini yang mengkaji pemanfaatan
Nyanyian Kaulinan Szndasebagai salah
satu metode pembelajaran di TK. Batasan
denga:r pemerolehan bahasa anak.
Pemerolehan bahasa pedama al1ak teiadi
bila anak yang sejak semula tanpa bahasa
kini telah memperoleh satu kemampuan
bahasa. Pemerolehan ini lebih mengararh
pada fungsi komunikasi daripada bentuk
bahasanya dan mempunyai cut
kesinambungan sefia memiliki suatu
rxngkaian kc.:ru.rn. ynng bergefJk ddri
ucaparl salu Lata sederhana mel-rju
gabungan kata yang lebih rumit.
Menurut kaum nativistis yang
d iua lJ l i o leh \oam Chornsky(Yd. in .
2003), kemampuan bahasa adalah sesuatu
yang dituunkan. Lingkungan hanya
memiliki peran kecil dalam pemerolehan
bahasa. Anak sudah dibekali apa yang
disebut peranti penguasaan baltasa
(LAD).Sedangkan menlrrut kaum
behavioristis yang diwakili oleh B.F.
Skinner memandang kemampuan berbicara
dan memahami bahasa diperoleh melalui
rangsangan lingkungan (Yasin, 2003).
Anak hanya merupakan penerima pasif
dari tekanan lingkungan. Anak tidak
memiliki peran aktif dalam perilaku
verbalnya. Perkembangan bahasa
ditentukan oleh lamanya latihan yang
disodorkan lingkungannya. Anak dapat
menguasai bahasanya melalui peniiuan.
Belajar bahasa dialami anak melalui
permasalahar l n lpenelitian
menitikbera&an pada pemanfaatan
Nyanyian Kaulinan Sunda daiam
mengembangkan kemampuan kosa kata
Bal]asa Sunda di TK dan pengembangan
karakter yang dapat dilakukan melalui
metode tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini
Seperti halnya aspek perkembangan
lain, bahasa pun tidak serta merta diperoleh
seorang indivldu .ecara langsurg. tapi
bertahap sei ng dengan aspek
perkembangan yang lainnya. Proses anak
mulai mengenal komunikasi dengan
lingkungannya secara verbal disebut
86 UNIVERSITASPENDIDIKANINDONESIA
pdnsip pertalian stimulus-
respon.Sedangkan kaum kognitif yang
diwakili oleh Jean Piaget berpendapat
bahwa bahasa bukan ciri alamiah yang
terpisah melainkan satu di antara beberapa
kemampuan ya:rg berasal dari pematangan
kognitif (Yasin, 2003). Lingkungan tidak
besar penga.rubya terhadap perkembangan
hte\ektual anak. Yang penling adalah
iDteraksj aDak dengah lingkungainya.
Dari ketiga pandangan mengenat
pemerolehan bahasa te$ebut bNa
disimpulkan bahwa hereditas dan
lingkr.rngan merupakap laktor yang
menenhrkan kemampuan bahasa anak.
Selain itu, aspek perkembangan lau,
terutama kognitil tuut mempengaruhi
kemampuan bahasa arak.
Perkembangan bahasa anak
berlangsung melalui suatu proses dan
tahapan tertentu. Meskipun perkembangan
bahasa setiap anak meniliki keunikan
tercendi , tapi pada umumnya proses dan
tahapan tersebut dilalui oleh semua anak-
Terkecuali bila ada faktor penghambat
perkembangan seperti sakit atau faktor
bawaan.
Dari pembagian tahapan menuut
Logan dkk. (1972), atak TK masuk pada
tahapan ekspansi, kesadaran stuktur dan
respon otomatis. Jika dilihat dari
pembagian tahapan menurut Logan dkk
(1972), bisa disimpulkan bahwa anak TK
dengan rentang usia 4 s d 6 tahun idealnya
sudah bisa menyusrin kalimat-lGlimat
kompleks dan gabungan mesti masih
terbatas serta sudai mengetahui struktur
Pemanfaatar Nyanyian Kaulinan (Winti
sederhana kalimat. Hal ini sesuai
pendapat pam ahli psikolinguis, yarg
menyatakan bahwa sampai dengan umur
empel t:thtn. anak-anak sudah menguasai
kosa kata, gramatik4 makna
sgNantis/pa$grnatis, da!\ wacana yang
berhubungan dengan pengalaman mereka
sehari-hari lVil ler dalam Yasin.
2003).Mereka mulai mahir
mengkomunikasikan ide-idenya dan
memberi respon pada orang yang berbicara
padanya.Fase egocentric speech m]]lai
ditinggalkan dan anak mulai memasuki
s os i al iz e sp e e c h (\ usrf , 2004).
2. Bermain dan Permainan
Tradisional dalam Konteks
Pembelajaran Anak Usia Dini
Bermain, peimainan dan mainan
sangat akrab pada anak-anak dan dewasa
dad masa ke masa. Aktivitas mt
berlangsung di berbagai belahan dunia dan
beragam etnis. Bermain meruPakan
aktivitas manusia yang berevolusi sejalan
dengan usia manusia di dunia Bemarn
dicirikan dengan kesenangan, aktivitas
senggang, hiburan, interaksi sosial hingga
berfungsi sebagai wahana pendidikan:
rransmisi nihi dan norma sosial. juga
pengembangan imajinasi serta keativitas
Permainan mendekatkan pemahaman akan
keteraturan, awal hingga akhir'l sebuah
alur, ketaatan, harmoni, demokratis,
pdfl isipatit dalam jeni. hinggga fungs'n)a
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAI 8',7
abmas, Talun 13, No. 13, Oktober 2013
yang spesifik. Transmisi pengenalan sistem
permainan ini pada anak-anak mayoritas
disampaikan melalui budaya lisan pada
masyarakat di berbagai etnis.Sedikit
diantara permainan tradisional tnl
dipresentasikan daJam berbagai jenis
naskah kuno. Suatu pelmainan: tentang
sisten, syair dalam wujud lagu maupun
pantun, alat dan teknologi pembuatan
hingga material lokal yang digunakan
diperkenalkan langsung , artar generasi
secara langsung (learning by daing,
ledlning by playing, learning by
participating). Ada pllll pilihan tempat
bermain memberikan karalteristik dalarn
pembentukan suatu jenis permainan dan
mainan, misalnya di lokasi perbukitan,
persawahan hingga tepi pantai dan bibir
lebing curam (gantole. buggl tunping
yang eksrtim dan memicu adrenalin).
Energi aiam pun drrr,anlaatkan seoag"r
sarana, baik unsur angin, air, api, tanah,
ketinggian kontur tanah dan laimya.
Namun aspek bahasa pada proses
transmisinya dan dalam proses memainkan
suatu jenis permainan memiliki peranan
penung.
menggunakan area luar rumah sebagai
sarana gerak dan interaksi (lingkungan
sekitar).Disamping itu pernainan
mayoritas dimainl{an dalam sekelompok
arak. Mainan berkenaan dengan alat, jerl]s,
media dan teknik pembuatan, dan berbagai
aspek yang berkaitan dengan keatifitas,
kinestetik, estetika, retiDai (visual) hlnggd
teknologi sederhana daiam proses
pembuatannya dan sejarah di setiap daerah
dan etnis. Mainan merupakan represel'ltas1
da br-rdaya
(kebendaaan).Pemainan
artefak
tradisional
ketemmpilanperolehan bahasa, maka
pengetahuar diperoleh (umumnya bahasa
lbu alau bahasa daerah). Bahasa tentunya
memiliki peran yang strategis dan
konstruldil.
Aktivitas bemain dalam kerangka
pennainan tradisional dominan
Berdasar pada
I]NIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESTA
disetiap etnis kenp memiliki kesamaan
dari aspek sistem bermain, alat dan bahan,
hingga pilihan waktu bemainnya.Bemarn
pada masyarakat lama berfungsi untuk
melestarikan sejunlah nilai dan sarana
pertalian sosiai.Beberapa diantatanya
bemuasakan mistis dan sakal.Makro
kosmos dan mikro kosmos pada era-em pra
modem berpengaruh pada dlrnia\pemainan
tradisional ini.Pemegang otoritas
pewadsan lebih demokmtis dan
partisipatil, artinya siapa pu1 orang tua dan
atau generasi di atas kalangan anak-a1uk
kerap menjadi agen tansmisi pada
kalangan selanjutnya.Otoritas pewarisan
tidak tergantung pada posisi, derajat atau
hirarki seseorang karena pemainan
tradisional ini banyak ditemukan di
masyankat biasa.Meskipun beberapa
diantaranya dapat ditemukan kalangan
tinggi dari suatu kcraiaan atau I(eraton
Pemanfaatan Nyanyian Kaulinan (Winti Ananthia, dkk.)
Pada proses perkembangannya pun dapat
menyebar dan beradaptasi ke luar istana
yang menyebar pada berbagai kalangan
masyarakat.
Mainan liadisional ini merupakan
bagian dad budaya visual dan diideunkan
dengan budaya material. Tennasuk
pengejawantahan budaya populer, iklan,
desain, oaJi (kriya) dan lainnya. Budaya
material menjadi penting kedudukannya,
karena produknya, diseblt artefak, objeK,
benda (lrtrg.s), barang (goodr). Hal
inisesungguhnya merefleksikan nilai dan
pengaruhnya. Maioan ini vang merupalcn
artefak mercfleksikai nilai dan pengaruh
yang dianggap penling oleh pembuar serta
konunita penggrnatya dalan masa
dihasilkaml,a artefak bersangkutan
(Sachari, 20i 0).
Atefak mainan berbasis tradisi atau
matedal pun diangggap sebagai sarana
statetnents cultwe.Terutama aftefak yang
oleh komunitas aiau etnis arau
masyarakatnya (bangsa) dianggap penting
dan berr i lai MJ:nan lradisiondl 5cbdgai
penanda budaya biasanya merupakan
afielak yang meniliki kualitas estetika,
merepresenlaslKan pencapalan
keterampilan, penguasaan teknik dan
pemanfatan matedal yang cerdas dan
krcatif (Sachari, 2010).
Scjumlah pemerhati rnainan, para
pcndidik dan budayawan serta beberapa
institusi mr.rlai menoleh kembali akan
LEMBAGA PENELITIAN DAN
pentingnya permainan tradisional sebagai
samn pendidikan yang membumi dan
sesuai dengan Jati diri baigsa. yaltg
mementingkan keselarasan nanusia dan
alam sekitar, juga yang sarat nilai untuk
diwariskan lintas generasi. Ilampir disetiap
etnisitas di Indonesia memiliki beragam
pelmaman Yang kaya.Basis pe rainan
tadisional pada konteks globalisasr,
regionalisasi hendakrya
masa
manlpu
menjadikan anak-anak Indonesia agar lebil.r
sadar pada kekayaan seiarah, budaya, sefia
kera ldna I a la ' r mauDur re l . r o log i
sederhana lalu
mengem0angKamya
menyebarluaskannya saat ini dan
yang akan datang.
Berdasar pada permainan tradisional
ini sejumlah disiplin ilmu. sejumlah
informasi, bcberapa koterampilan dapat
diperkenalkan.Permainan tradisional pacla
konteks ini merupakan media
pembelajaran yang cfektif daian
pembcntuL,ln taokter dar kepribadian
individu (Atif, 2013).Setidaknya lnelalui
pengenalan sedini mungkin dan sesegera
mungkin, permainan tradisioniLl lnl
menjadi wahana pendidikan yang lebih
komplit dan ltolisdk. Disampxrg dapal
diftlngsikan sebagai senjata penyadalan
terhadap ideologi kapitalisme dengzur
panglimanya, yakni: konsumsi. Setidaktrya
dapat mengembalikan kesadaran untuk
lebih produktil. krcatil langgap. selaras
untuk
sea
PENGABD] CN KEPADA MASYAR,{KAT 89
abmas, Tahun t3, No. r3, Oktober 20lJ
dengan budaya seta alam, lerutama
bersimpatik dan berempati terhadap sosial
sekitamya dalam kemasan atau sarana
bermain, permainan maupun mainan.
Disamping itu pennainan tradisional
(sejak pra pemiapan, permainan dan
pewarisarmya) membartu menumbuhkan
kecerdasan visual spasial yakni
ketenmpilan beryikir teknik dasardalam
penga.ksesan, pemrosesan, penyajian atau
penghadiran suatu inforgrasi.Kecerdasan
pandang-ruang ini, merupakan kecerdasan
yang berbeda da aspek kognitif
lainnya.Penekanannya pada
memvisualisasikan informasi dan
mensitesakan data'data seda konsep-
konsep ke dalam Metafora visual
(Campbell, 2002). Berpiki. ruang spasial
merupakan operasi mental gabungan yang
kompleks, dimana kelancaran (fluensitas)
menuangkan gagasan dalam bermain dalr
produksi maiaan, menemukan pemecahan
masalah dalam stralegi bermain,
spontanitas berpikir tervisualisasi dalam
gerak pennainan dan organisasi rekan rrm
dalam bennain, dan mainanpun adalah
representasi jejak berpikir dari
pembuatnya. Temasuk memo amu
ingatan visual terhadap suatu objek
tetentu.
Sejak anak-anak memilih bahan
(material alam) dan atau energi alam,
keterampilan dalam proses pembuatan
mainan adalah proses yang melibatkan
90 IJNIVERSITASPENDIDIKANINDONESIA
operasi mentai yang tidak biasa. Dimana
para pembuatan mainan pun diperlukan
suatu kompetensi dalam nenggunakan
kedua tangannya dalam berkarya -terutama
dalam memvisualkan atau mengongkitkan
apa-apa yang dipecabkan dan
dibayangkannya saat membuat mainan-
sangat membantu mengembangkan
berpikfu kreatif (imaji dapar rerekam pula
pada wujud karla mainan selain peri.t iwa
pemai[an tersebut).hingga proses
obsevasi interaksi lawan-ka\lan daram
suatu sistem pemainan tefientu dan pilihan
area atau seting bermain di oaldoor
(halaman, alun-alun atau mang terbuka
lain,rya) ad.l ldh merrpakan oeberapa aspel<
dalam upaya menumbuhkan kecerdasan
visual spasial.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah MLted Method dellgatri lnit|,arr
memanfaatkan kelebihan baik oan
kualitatif maupun kuantitatif (Creswell,
2009). Pendekatan kualitatif digunakan
untuk mengidentifikasi nyanyian kaulinan
Sunda yang dapat diterapkan pada anak
usia dini serta karakter anak usia dini yang
dapal dikernbangkan melaui n)an) idn
kaulinan Sunda. Metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif digunakan dalam
penelitian ini untuk identifikasi tersebut.
Sedangkar, pendekatan kuantitatif
Pelnanfaatan Nyanyian Kaulinan (WintiAnanthia, dkk )
dilakukan untuk mengidentifikasi
kemampuan bahasa Sunda siswa TK
dengan nrcnggunakan merode kuasi
eksperimen d,engan One Group Pre Test-
Post Test Designs. Lagu yang diujicobakan
sebanyak lima nyanyian yatg dipllih
berdasarkan kategori sebagai berikut: (1)
syair lagu mengandung kata benda yang
sesuai dengan tema-tema pembelajaran
Anak Usia Dini, (2) memiliki gerakan yang
bisa dilakukan anak-anak, (3) ilan1anya
"e"uai dengan dunia arak dan (.r) c)air
lagu tidak terlalu panjang dan bisa diikuti
anak.
PEMBAIIASAN
1, Nyanyian Kaulinan Sunda yang dapat
diterapkan pada Anak Usia Dini
Kajian pustaka diakukan dengan
menginlenra.isir berbdgli nyanyian
kaulinan balk dari buku, jurnal dan meqra
cetak serta eleldronik.SelaiD itu,
wawancara pun dilakukan padapara ahli
dan pengamat budaya Sunda.Hasil dari
kajian pustaka dan wawar1cara, terkumpul
sebaoyak 147 bLrah nyanyian. Daffar
nyanyian tersebut adalah sebagai bedkut:
Jttilnl Nyttnlian Kaulinah Budak(dari berbagai sumber)
No Judul Nyanyian No Judul Nyanyian No Judul Nyanyian
INyanyian MelihatKelelawar Terbans 51 Tukang Buah 101 Hiuk Hiuk
2 NyanyiaD Melihat Bulan 52 Kukudarr) r02 Kangcing
3 Nyanyian Ketika Huj anDatans i l Keprok 101 Ole Olean
4 HomDimDah ,r\nj i'1g l0, l Didieu MeuDcit Reungit5 Tampolong Bahe 55 Cagambaran t05 Trang-Trang Kolentrang6 Cingkorokok 56 Poe Minggu 106 Rat-Rai Curisat1 Perepet Jengkol 5',7 Engke-Engkean ).4'7 Gobang Kalima Gobang8 Tokecang 58 Eundeuk-Eundeukan 108 Het-Het Embe JaDggotan9 Tat Tit Tul 59 Tonggeret 09 Kukudaant0 Ole-Ole Ogong 60 Oray-Orayan l0 Ma Ijaht lT2
KalongkingHaliku Jang Wawan 62
Beca
Nguseuphayu Batur
1t12
MauDg Lapar
Milang Kadaharanl 3 Tmng-Tr1ng Kolentrang 63 Tokecarrg t l Nanangkaan14 Ucangangge Ngala Papatong 14 Neng Prasa15 Eundeuk-Eundeukan 65 Sasaungan l5 Nang Ning Ning Nong16 Kawing Ngaluyu 66 Saha Nu Tara Mandi 6 Ni Oigo
L7Bang-Bang Kalima-LimaGobanq 67 Maen Bal | 7 Ngadu Panggal
l 8 Beas Bereum 6 8 Empang l t 8 Ngala Hui
LEMBAGA PENELI"IIAN DAN PENGABD]AN KEPADA MASYARAKAT 9]
abmas, Tahun t3, No. 13, okrober 2ot3
Menurut Tamsyah (1996), jenis
nyanyian Sunda yang biasa dinyanyikan
anak-anak dan berhubungan dengar
kegiatan bermain anak disebut kakawihan.
Kakawihan ini dibagi menjadi empat
bagian, yaitu: 1) Wangun paparikan, 2)
Kakawihan laraswekas, 3) Kakawihan
margalunr, dan 4) Kakawihan mondoan
kawit. Pertama, Wangun paparikan adalah
kakawihan yang mirip dengan paparikan,
salah satu jenis sisindiran (pepatah yang
mengandung makna sindiran).Selanjutnya,
UNIVERSITAS PENDIDII'AN INDONESIA
No Judul Nyanyian No Judu lN)an l i an No Judul Nyanyian
19 Punten Mangga 69 Ucing-Ucingan l t 9 Ole Ole Ogong
20 Tik Tik Tolaktik 70 Tumpak Kuda 120 Oray-Orayan
2 l Cingcangkeling 71 Ayang-Ayang Gurg l2t Oyong Oyong Bangkong
22 Prang Pring 72 Tentara L22. Pacci Cici Putri23 Prang Pring Prung 73 Tumpak Delman 123 Pacwit Ciwit LutNrg24 Roro Manyoro '71 Acung Acungan t24 Pacub lek -Cub lek Uang25 Caca Burange '75 Papiring-Piring 125 Pakaleng-Kaleng Agung
26 Jung Jae '76 Leng Ka Hilir 126 Papanting27 Oray-Orayan 11 Yong Oyong Bangkong r21 Papatong D
28 Cingcir ipit 78 EuDdeuk-Eundeukan 128 Papatong D tewak29 Ambil-Ambilan 79 Trang-Trang Kolentrang 129 Papatong Eunteupi 0 PaI Lapat 80 Cur Hu jan 130 Papatungan31 Eoleung Euy Euleung 8 l Kopo Kondang 131 Perepet Jengkol
Jaleuieuja 82 Capit CuitCangkorelang 132 Pompilep
Panca Indera Oyong OyongBanqkona 133 Punten Mangga
Entog Kabuhulan Cingcangkelilrg Salam Sereh
l l T"nln.u 0! C"lu[ C]nd". , t r Su,nugnl,n36 Gaduh Boneka 8 6 Sora-Sora Manuk 36 Slep Dur37 Gumbira 87 Prang Pring 37 Sur Ser38 Bubuka Cangkuri leung 88 EuDdeuk-Eundeukan 38 Tong Mal iatong
l 9 Resep Ngawih 89 Euleung 39 Tong Tolang Nangka40 Ngawih 90 Jung Jae 4u Tutunjuk4 l Diajar 91 Kuya Tok Ucing JeuDg Anj ing42 U l in 92 Ambil-Ambilan 42 Wek \! ek Dor
Hayu Ngawih 93 Ayang-Ayang Gung 4l S i L e u n c l i44 Wayang 94 Sieuh-Sieuh Geber Geber
Ayun Ambing 95 Rereundeukan Hihid Ains46 Nyengcelengan 96 Leui Leuleu Leuyang t46 Ku\a JeuneMonyet
Babarisan Ayun Ambing 14',7 Miqawe48 Heulang 98 Ucangangge 148 Bumi49 SiJago 99 Ngajak Ulin Ka Orok50 Kareta Mesin 100 Papanggalan
Pemanlaatan Nyan),ian Kaulinan (Winti Ananthia, dl&.)
Kakawihan laraswekas yaitu kakawihan
yang memiliki kesamaan suku kata
terallir.Adapun kakan'ihan margaiuyu
yaitu kaka$ihan yang suku kata terakhir
pada baris sebelumnya digunakan pada
suku kata awal ba s seteiabnya. Terakhir,
kaka*ihan monoan kawit yaitu kakawrhan
yang awal kata bais kedua dan selanjutnya
sarna_
\i[eckip.rn pada da.arr)a nycnyian
atau kakawihan identik dengan pcrmainan
anak'anak, tapi tidak seluruh]iya bisa
cocok dijadikan strategi pembelajaran
u lu l rna l r . i i r J in . Da la i r n en i l .h jen i<
nyanyian untuk anak usia dini ada
bcbcrapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya: a) lirik atau syair tidak terlalu
panjang, karena daya konsentrasi anak
yang masih relatif pendek, b) intonasi dan
ritme laglr tidak teflalu tinggi karena
belhubunga dcng"n f ita suara anak L.id
dini yang masih berkembang, c) makna
lirik atau syair sesuai dengan dunia anak
dan jika digunakan dalam pembclajara,
sesuai dengan tcma pembelajaran. d)
makna lirik atau syair mengandung nilai-
nilai karakter positif.
Setelch dicnalisjs berJa'arkan empat
pe- r imbdnJan da lam merr ' i1^ n lany ian
L1tuk ana\ us ia d in i . ma la d ip i l ih lah l im!
lagu untuk diujicobakan. Kelima lagu
rcr.ebut adalah l) \ami AnggotJ Baddn.
2) Orany-orayan, 3) Beas Beurem, 4)
Crngc i r ip i t d rn 5 ) Bumi .Set iap n lan l ia r
mengembangkan pemerolehan kosa kata
Bahasa Sunda yang berbeda.Sebelum
kegiatan nyanyian dipraktekan, terLebih
dahulu dilakukan pre test rurtuk
me[getahui kemampuan awal Bahasa
Sunda-Setelah kegiatan nyanyian kaulinan
dipraktekan, kemudian dilakukan po"ra terl
untuk nengetahui penlngKaran
kemampuan anak dalam nemeperoleh
kosa kata Bahasa Sunda.
Dari hasil pengujian hipotesis dengan
ujrl satu sampel diperoleh thit,nc sebesar
4,69. dan t "r,"r
3,36 dengan taraf
signifikansi 0.05 dan derajat kebebasan 8.
Karena { tLara. thitune= 3,36 < 4,69maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Adinya
penguasaan kosa kata Bahasa Sunda Anak
Usia Dini mer,galami peningkatan setelah
mengikuti kegiatan nyanyian kauilinan
5'r;nda.Berikut ini penjabaran dari hasil
analisis data urtuk setiap nyanyian.
a . Ana l i s i s NJanJ ian Kau l i nan -Nami
Anggota Badan"
Syair lagu nyanyian ini adalah
sebagai be kut:
ivana namina saca....ieu ( 2 kdli)Saur saca dbdi teh kanggo ningali.Mana namina cepil... ieu (2 kali)Saur cepil abdi teh kanggo ngadanEp.Mana namilla pangt:t/nbung ...ieu (2 ktrli)Saur pangambung abdi teh kanggongambeuln.Mana namind baham....ieu(2 kali)Saur baham abdi teh kanggo ry1arios.Mana namina ilat ....ieu (2 kali)
LEMBAGA PENELI T]AN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 93
abmas, Tahun 13, No. r3, Okrober 2013
Saur ilat teh abdi kanggo ry)icipan.Mana namina panangan ....ieu(2 kali)Saur panangan abdi teh kanggonyepengdn.Mana namina sampean ....ieu(2 kali)Saur sampean abdi teh kanggo marapah.
Kosa kata yang dapat
dikembangkan melalui nvanvian rnl
d i ln ra ranya .eban)ak ? ka ta henda. )a i l r :(1). roca yang memiliki arti mata, (2) cepll
yang memiliki arti telinga, (3)
pangdmbLolg yang memiliki arti hidung,
(3\ baha- yang nemiliki arti rnulLrt. (,1)
l/al yang memiliki arti lrdah, (.5') panangdn
yang memiliki arti tangan, dan (6)
sampea yarlg memiliki arti kaki.
Nyanyian ini berisi tentang pengelalan
narna-nama anggota badan. Dalam
pengembangan pembelajann di TK,
penentuan tema diharuskan dekat dengan
dwia anak, sederhana dan menarik (Tim
DiLdcsmerr .2008) . J ika d i l ihar dar ' . sya i r
nyanyian, maka nyanyian 'nami anggota
badan ' in i cocok un tuk d i jad ikan "ebaga isalah satu metode pembelajaran di TK
dalam pengenalan nama-nama anggota
badan yang merupakan salah satu tena
umum di TK.
b. Analisis Nyanyian Kaulinan "Oray
Orayan"
Syair lagu nyanyian ini adalah
sebagai berikut:
Ofaty oro)idn luar leor mapay sawahIong ka sawah, s{$)ah nd keur seudeLtngbeukahOray orayan luar leor napoy leuwiTong ka leurri di leu ,i loba nu mandi
Nana lain dari pennainan rnr
adalahSepdur. Nlcnurut tin] Direktorat
Sejarah dan Nilai Tladisional DepdilibLLcL
(Givanini, 20l i). permainan ir i terdapat
hampir di seluruh Jawa Barat sejak dulu
dengan versi yang berbeda-beda. Biasanya
pemainan ini dilakukan di halamao niltrah
oleh anak usia 5-12 tahun sebanyak 7
'amp;, i .20 a-al dcng. n dr :.r l0- j mqr iL.
Pola permainan ini diarvali dengar anak
berbaris ke belakang membentuk ular.
Semua tangan pemain memegang bahu
temannya yang ada di depan. Anak yang
paling depan bertugas sebagai kepala ular
dan anak yang paling belakang meljaor
el<or. Di luar barisan, dua orang anak
benugas .ebaga i g rua rg deng ,n pos i s i
saling berhadapan dan saling n,emegang
tangar ke depan. Kemudian barisan anak
yang membentuk ular teNebut berjalan
berkelok-kelok melewati ga*ang sambil
menyanfkan syair lagu Oray-orayan.
Kepala ular befugas mengejar ekornya.
Kosa kata yang dapat dikenbangkan
melalui nyanyian ini diantaranya sebanyak
3 kata benda, yaitu: (1) Oray .vang
memiliki ani ular, (2) Sal,a,l ,varg
memiliki ani sawah, dan (3) leLlwi yang
memiliki arti sr.urgai. Berdasarkan hasil
94 UNIVERSITASPENDIDIKANINDONESIA
ujicoba. bahwa kemampuan penguasaan
kosa kata Bahasa Sunda 90% dari jumlah
sampel mengalami kenaikan dengan nilai
rata-rata yang bervariasi. Siswa TK pun
begitu antusias untuk mengikuti kegiatan
nyanyian ini.
c. Analisis Nyanyian Kaulinan "Beas
Beureum"
Syair lagu ini adalah sebagai berikut:
Beas heureum, reumReumbay kacang, cangCang kadele, leLetah sdpi, piPindang lubang, bangBangkong hejo,.joJo I ij opct k, j oj o I i ho ng.hliiopak, jojolihong
Kosa kata yang , dikembangkan
melalui nyanyian ini adalah sebanyak 5
kata benda, yaitu: (1) Beas Beuruem yang
memiliki arti beras merah, (2) Reumbei
Kacang yar'g nemiliki arti kacang
panjang, (3) kadele yang memiliki arti
kacang kedelai, (1) Letah Sapi yang
memiliki arti lidah sapi, dan (5) Bangkong
.ryejo ya11g memiliki arti kodok hijau
Nyanyian ini biasanya dilakukan
anak ketika menjelang masa panen
tiba.Nyanyian ini dilakukan dengan
gerakan tefientu (gerakan memanen padi).
Jika dilihat dari kandungan syairnya,
n) xn) ian in: dapat diglnckan sebJgaj
metode dalam mengenalkan lingkungan
aiam (tanaman dan binatang) yang
Pemanfaatan Nvan) ian Kaul inan($ inti An"rrhia dt.Ll
lema B{ib dal@merupakan salah satu
pembelajaran di TK.
d. Analisis Nyanyian Kaulinan -Cirg
Ciripit"
51"ir nyanyian ini adalah .ebagai
berikrlt:
Cing cit ipit tuldng baiing kdcapitKacqpit ku bulu parcBulu pare seuseukeutnaJol pa dalcng mcwu v,ayang,jrek..jrek.nong
Kosa kata yaag dikembaagkan
melalui nyanyian ini adalah sebanyak 5
kata benda, yaitu: (1) Tulang yarLg
memiliki arti tulang, (2) Bajing yarLg
memiliki arti trpa1,, (3) Bulu Pare Kadele
yang memiliki arti bulu padi, (4) Pa
Dalang yang r'emlJki arti pak dalang, dan
(5) ,l/ayang yang memiiiki a i
wayang.Nyanyian ini merupakan salah satu
nyanyian yang paiing disukgi aruk diantara
empat nyanyian lainnya pada saat
dilakukan ujicoba karena anak yang
di.jadikan sanpel mayoritas sudah
mengenal nyanyian ini. Dalam perrnainan
anal, di Jaua Barar. perma'nan rerbagi
menjadi 3 jenis, yaitu berkelompok, satu
lawan banyak (konsep acr'zg) dan
permain,u individual (Alil, 2013).
B ias :n1a r l any ian in i d i lakukan.ebaga i
pen-rbuka dalam pennainan satu lawan
banyak(konsep ucing) untuk menentLikall
siapa yang menjadi 'rcirg'.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 95
abmas, Tahun 13, No. 13, Oktober 2013
e. Ana l is i rNyaDy ianKau l inan. ,Bumi"
Syair nyanyian ini adalah sebagai
berikut:
Abi Roduh humi ta/E t t4g t i ,ng. tang t i rg
tungAya kei,, ::;rtt, tang ting tung, tang tingtungAya pdnlona, tang ting tuhg, tang tihg tungAyajantlelana, tang ting tung, tang tingtungAya kamar mandi, kejebar, kejebut
Kosa kota l ang dilembengl.an melalui
nyanyian ini adalah sebanyak 5 kata benda,
yaitn (.1) buthi yang memiliki afii rumah,
(2) panto Kacang yang memiliki arti
kilcang panjang, (l) fsrruilg yang mmilikiarti genteng (4)jandela yang mem||'kt arti
jendela dan (5) tehel yang memiliki arti
Iartai. Nyanyian ini biasanya dilakukan
dengan gerakan-gerakan tertentu. Jika
dilihat dari syaimya, nyanyian ini dapat
digunakan dalam mengenalkan lingkungan
nrmah.
2. Karakter yang dapat dikembangkan
tuel^lui Nydnyidt Kdulihdtt Sunda
Karakter adalah tabiat atau kebiasaan
untuk melakukan hal yang baik. Adapun
pendidikan kara.kter dalam konteks
pendidikan anak usia dini adalah upaya
penanarnan nilai-nilai karakter kepada
aaak didik yang meliputi pengetahuirn,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan
dan kebajikan. kepada TLrhan YME, diri
sendiri, sesama, lingkungan maupun
kebangsaan agar menjadi manusia yang
bera jd lak ( l J i rJen Prud. 20 l2 ) . Pendrd ik .
karakter hanya dapat dilakukan dan
disesuaikan dengan lingkungan sosial dan
budaya yang bersangkutan (Subbagbud,
2013). Karena itu, pendidikan karaKter
berbasis budaya lokal adaiah str.ategi yang
sangat efektif dalam mengembangkan
karakter seorang individu. Karena suatu
lingkungan masyarakal pasti nemiliki
nilai-nilai positif yang diajakan secara
rurun lemulun.
Pada dasarnya. permainan tmdisional
mempakan kepanjangan mekadsme
kebudayaa-n dalam mengatur tata kelakuan,
tata hubungan serta samna untuk
mengakomodasi segala ide atau gagasan
demi tenvujudnya kearifan melalui nilai-
nilai yang dijadikan patokan bagi tindakan
(AIil 2009). Dalam konteks pola asuh
anak di Jawa Barat, nilai-nilai budaya
masyamkat Sunda diperkenalkan melalui
pemainan yang disesuaikan dengan hasrat
dan kebutuhan anal. Karena itu. nLa4 ida
kaulinan Sundasebagai salah satu bentuk
dari permainan tradisional memiliki
banyak potensi untuk dijadikan sebagai
salah satu stntegi penanaman karakter
untuk anak usia dini. Sesuai dengan
pendapat AIif (2013) bahwa mainan dan
permainan tradisional secara langsung
mengajarkan nilai-nilai tolerans..
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
kejujuran, kepemimpinan, stategi dan
sebagainya. Hal tersebut ddpal lercapai
karena dalam :etia! mainan d,rn permainan
lradisional, ada aturan, konsensus dan
sistem untuk patuh pada permainan dan
mainan itu sendiri.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang
ditanamkan pada anak usia dini mencakup
empat aspek, yaitu: (1) Aspek Spiritual, (2)
Aspek Personal/kepribadian, (3) Aspek
Sosial, dan (4) Aspek li.ngkungan. Nilai-
nilai tersebut dapat dikembangkan melalui
kegiatan terprogram dan kegiatan
pembiasaaan (Dirjen Paud, 2012). Tahapan
penerapan nilai-nilai karakter melalui
nyanyian kaulinan Sunda termasuk dalam
kegiatan teiprogram. lahapannya dimulai
dengan memasukan nilai-nilai tersebut
dalam Rancangan Kegialan Harian {RKH,.
Pada tahap pelaksanaan, penanaman nilai
tersebut dilakukan setelah anak melakukan
kegiata[ nyanyian kaulinan kemudian anak
berdiskusi dalam kegiatan bercakap-cakap
untuk membahas makna nyanyian. Malna
yang didiskusikan tersebut dihubungkan
dengan nilai-nilai karakter yang akan
ditanamkan pada anak.
Beberapa nilai karaker yang dapat
dikembangkan melahji nyanyiak kaulinan
Sunda yang telah diujicobakan
diantaranya: (1) karakter kecintaar
terhadap Tuhan Ya4E melalui nyanyian
"Nami Anggotd Badan" dan "OraY-
orayan. t2l di. iplin melaluj n)aryian
Pemanfaatan Nyanyian Kauliian (Winti Ananthia, dkk.)
"Oray Oruyan", (3) Tolong menolong,
kerjasama dan gotong royong melalui
nyal.yra[ "Cingcitiptf', (4) Cinta bangsa
dan tanah air melalui nyanyian "Beas
Beureum" dar. (5) Peduli lingkungan
melalui nyaryiar "Bumi". Karckter-
karakter tersebut dapat ditanamtan dalam
kegiatan terprogram maupun pembiasaan.
Selain itu, makna yang teNirat dalam
setiap nyanyian pun secara tidak langsung
memberikan makna pengen-tbangan
karakter. Misalnya, dalam nyanyian 'oray-
ara))an" rfrerltrnt Giyartini (2013) bahwa
sebenarnya nyanyian tersebut adalah
oentuk pengajdran pada anak mengerai
pengenalan tentang Tuhan. Simbol ular
merupakan simbol ke-Tuhan-an di
beberapa agama, misalnya di candi
Borobudr.t dan Prambanan ditemukan
qimbol ular Boridae dan Naja Spuli l lr ix
KESIMPULAN DAN SARAN
Setiap bangsa memiliki sistem
pelvarisan pendidikan yang te6irat dalam
nilai-nilai budaya lokal. Begitupun dalam
bahasa dan budaya Sunda Yang
mewadskan nilai-nilai leluhu pada anak
melalui berbagai mainan dan pennainan
tradisional. Nyanyian knulinan Sunda
adalah salah satu bentuknya. Melalui
penelitiarr ini, nyanyian kaulinan Sunda
terbukti efektif daiam pengenalan dan
pengembangan Bahasa Sunda di TK'
Metode ini pun dapat digunakan dalam
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYAfuA.KAT
abmas, Tahun 13, No. 13, Okiober 2013
menanamkall nilai-nilai karakter,
diantamnya kecintaan pada Tuhan YME,
disiplin, bekerjasama dan gotong royang,
cinta bangsa dan tanah air serta peduli
lingkLrngan.
D ihr rapkanhas I fene l i t ianmemberi inspirasi bagj para pnktisi
pendidikan, ldususnya PAUD untuk
Daftar Pustaka
senantiasa menggali berbagai aset budarya
lokal ultuk dircvitalisasi dan dihidupkan
daian netode pembelajaran modern. Hal
ini dikarenakan. buda]a Iokal memiliki
nra i -n Ia t hea f l t an l oka t )d l t f JapaL
dijadikan dasar dalam pengembangan
karaKlel,
Kasa Kata Bahasa Sunda Anak Usia TK
Abidin. yunus. (2009) Bennain, penganliir tsflgl lonerapan ptndeltatan BCCT dalamDimensi PAUD, Bandung: Rizqi Press
Alif, Zaini. (2049) Pernai an Rafuat Jau,a Barat dalam Dimensi Budaya, Bagaidnan
B ermainnya Bagaimana MembLtatnya. Bandung: Pemprof Jabar
Alif Zaini. (2013) Pendidikan Kar.tkter dqlam Mainan dan Permainan Tradisional Ja\a)a
Bdrdf. Bandungi Pemprov Jabar
Campbell, Linda. (2002). Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. Jaka a: Inisiasi Press.
Creswell, J. W. (2009). Qualitati\)e, quantitatire, and mixed methad approaches (.th:-rd ed.).
Thousand Oaks: Sage Publications, inc
Dirj en PAUD. (2012) Pedontan Pendidikan Kalqktet untuk Pendidikan Anak UsiaDini,
Jakaltar Kementrian Pendidikan Nasronal
Dirjen Dikdasmen (2008) Pedaman Pengembangan Silabus di TK, Jakartar Diknas
Giyadini, Rosarina. (2073'l Kaulhan Barttdak Oray-Orayan, Bentuk ddn Makna Simboliknya,
Bandung: Jurnal Panggung STSI
Saputra, Mayke. (2048). Gane Generation Revolution:Permainan lang Mengkh,t,rdtirkall.
Artikel pada harian Kompas, Minggu 17 Februari 2008.
Logan, Lilian M dkk (1972) Ctealire Communication, Teaching the Language l//, Toronto:
McGraw.
}lartini,. (2009) Efektiftas Penggunaen Metode Bermain Peran Makro terhadap Peningkdtan
Penguasaan
[http://eudansmaka]ah.bloespot.com/2012/02/skdpsi-efektivitas-penesunaan-
metode.htmll
Sachari, Agus. (2010). Budaya ltisual Indone.tia. Jakarta: Erlangga.
98 LN.{IVERSITASPENDIDIKANINDONESIA
20121.
Yusuf, Syamsu
Karya
I*,r.,c r
Sudaryat, Yayat. (2013) Interp/etasi Filsafdt
Tradisional . Bardwlg: LPPM UPI (tidak diterbitkro)
Subbagbud Yansos. (2013) Petgembangan Pendidikan
Kearifan Lokal- Bandung: Pemprov Jabar
Tamsyah, Budi Rahay.n. (1996) Pangajaran Sastta Sunda,Bwtdrmg:
Yasin, Anas. (2003). fuah Kajian Bahasa: Kaitannya dengan P
Sosial Budaya. Terdapat pada http://www.geocities.corl/anas-yasin.html.
(2004) Psikologi Perkembangan Anak dan remaja. Bardung: Remaja Rosda
Biodata Penulis
Ketua
Winti Aaanthia, S.Pd., M.Ed,
NIP. 197906062005012003
Gol/Pangkat/Jabatar : Illa/Penata Muda/Asisten Ahli
Bidang K€ahlian : Bahasa Ingg s
Anggota I
Endah Silawati M.Pd.
N lP . 198110312010122003
Col/Jabatan/ Pangkat : lllb/Tenaga Pengajar/ Penata Muda
Alamat E-Mail : endah.silawaliadg!]!4i.b9lq
Bidang Keahlian : PAUD
Anggota 2
Ardiyanto, M.Sn.
NIP. 196907062008121002
Gol/Pangkat/Jabatan : lllb/Asisten Ahli/Penata Muda TkI
Aianai e-mail: lfdiv.rplo art08aAyiluQ,ggld
Bidang Keahlian : Seni Rupa
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAI 99