Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI
MELALUI PENERAPAN METHODE KOPERATIF JIGSAW
LEARNING PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER1
TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SMA NEGERI 2 CILACAP
Oleh: Siti Kuza’emah *
*Guru SMA Negeri 2 Cilacap
Email: [email protected]
ABSTRACT
The process of teaching and learning is the core of education in schools. Here
teachers as educators play a big role, one of the factors supporting the success
of teachers in implementing learning is the ability of teachers in mastering and
applying the method of learning. Enabling students in learning activities is one
way to train students' memory to develop optimal.Dengan active learning
methods, students are able to solve the problem is, it is important to do their
work according to the knowledge they have. The Jigsaw Learning method is a
type of coopertaf learning that consists of several members within a group that
are responsible for the mastery of the learning materials section and are able
to teach that part to other members of the group. The results showed that the
implementation of Jigsaw Learning method on learning Islamic Religious
Education Class XI IPS 2 Semester 1 Year Lesson 2017/2018 SMA Negeri 2
Cilacap is quite effective.
Keywords: Effectiveness, Jigsaw Learning Method, PAI Learning.
ABSTRAK
Proses belajar mengajar merupakan inti pendidikan di sekolah. Disini
guru sebagai pendidik berperan besar, salah satu faktor pendukung
keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah kemampuan guru
dalam menguasai dan menerapkan metode pembelajaran.Mengaktifkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu cara melatih memori siswa
agar berkembang optimal.Dengan metode belajar aktif, siswa mampu
memecahkan masalahnya, yang penting melakukan tugasnya sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki. Metode Jigsaw Learning adalah suatu tipe
pembelajaran koopertaif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw
Learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPS 2
Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 SMA Negeri 2 Cilacap sudah cukup
efektif.
Kata Kunci: Efektifitas, Metode Jigsaw Learning, Pembelajaran PAI.
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
77
PENDAHULUAN
Di zaman modern sekarang
ini kita di tuntut untuk memiliki
pengetahuan, kemampuan dan ilmu
yang lebih tinggi serta sikap dan
prilaku yang selaras dengan
kemajuan dan perkembangan
dunia. Oleh karena itu, perlu
adanya pembangunan yang lebih
baik disegala aspek kehidupan.
Adapun sasaran dari pembangunan
pada masa sekarang ini adalah
pemanfaatan sumber daya alam dan
pembangunan sumber daya
manusia secara menyeluruh. Dalam
pelaksanaan pembangunan tersebut
perlu upaya dilakukan, salah
satunya adalah pembangunan dari
bidang pendidikan. Pendidikan
adalah hal mutlak yang harus
dilakukan, karena "melalui
pendidikanlah manusia dapat
menjadi manusia yang
sebenarnya". (Piet A. Sahertian dan
Ida Aleida Sahertian, 1992; 1)
Hal ini sesuai dengan dengan
Undang-Undang RI No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi
sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya
peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab” ( Undang-
undang RI Nomor 20 , 2003 ; 12)
Dengan pendidikan yang
diperoleh diharapkan siswa dapat
menyerap pengetahuan,
pengalaman dan mengembangkan
kemampuan sebanyak-banyaknya,
sehingga dapat mempraktikkannya
di tengah-tengah masyarakat
khususnya pada dirinya sendiri.
Agama Islam adalah agama
yang mencintai ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, agama Islam
memerintahkan umatnya supaya
membaca, sebab dengan "membaca
itu adalah tangga kemuliaan dan
jalan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan".1 Ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Al-Qur'an
surah Al-'Alaq ayat 1-5 yang
berbunyi:
Dalam hal ini pulalah
Pendidikan Agama Islam (PAI)
pada semua jenjang pendidikan
merupakan bagian integral dari
program pengajaran pada setiap
jenjang lembaga pendidikan serta
merupakan usaha dan membina
pendidik terhadap peserta didik
dalam memahami, menghayati
serta mengamalkan ajaran agama
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
78
Islam sehingga menjadi manusia
yang taqwa dan warga negara yang
baik. Mengingat betapa pentingnya
bagi setiap manusia untuk
mempelajari agama Islam dengan
sebaik-baiknya, maka Allah SWT
telah menurunkan kitab suci Al-
Qur'an kepada umat manusia
sebagai pedoman hidup didunia.
Insya Allah orang yang
berpedoman kepada Alquran,
hidupnya akan berkualitas
Terciptanya manusia
berkualitas tentu tidak terlepas dari
dunia pendidikan. Oleh karena itu
pendidikan dituntut memiliki
kualitas yang baik. Perbaikan mutu
pendidikan diupayakan dengan
meningkatkan kualitas
pembelajaran. Melalui peningkatan
kualitas pembelajaran, siswa akan
belajar lebih baik.
Dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan, proses
pembelajaran dirancang dengan
mengikuti prinsip-prinsip khas
yang edukatif, yaitu kegiatan yang
berfokus pada kegiatan siswa aktif.
Dengan demikian, dalam proses
pembelajaran guru perlu
memberikan dorongan kepada
siswa untuk menggunakan otoritas
atau haknya dalam membangun
gagasan. Tanggung jawab belajar
tetap pada diri siswa dan guru
bertanggung jawab untuk
menciptakan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi dan
tanggung jawab siswa untuk belajar
secara berkelanjutan. Inovasi dalam
pembelajaran diperlukan untuk
meningkatkan kreativitas belajar
siswa sehingga tidak membosankan
dan pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. Dengan
menggunakan model pembelajaran
jigsaw diharapkan dapat
membangkitkan motivasi belajar
siswa. Mengatasi rasa jenuh siswa
karena banyaknya materi pelajaran
yang mereka terima di sekolah.
Dengan demikian hasil belajar
mereka dapat meningkat
RUMUSAN MASALAH DAN
PEMECAHANNYA
Inovasi dalam pembelajaran
diperlukan untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa. Inovasi
pembelajaran dapat berupa inovasi
model pembelajaran, inovasi media
pembelajaran dan lain-lain.
Hasil belajar siswa kelas
Kelas XI IPS 2 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2017/2018 SMA Negeri 2
Cilacap, untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, belum
seluruh siswa mencapai kriteria
ketuntasan belajar. Hal ini terjadi
karena kurangnya motivasi belajar
siswa.
Berdasarkan uraian di atas,
rumusan masalah yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Apakah prestasi belajar
Pendidikan Agama islam siswa
kelas Kelas XI IPS 2 Semester 1
Tahun Pelajaran 2017/2018 SMA
Negeri 2 Cilacap dapat
ditingkatkan melalui Pembelajaran
dengan menggunakan motode
Koperatif Jigsaw Learning ?
Apakah motivasi belajar siswa
kelas Kelas XI IPS 2 Semester 1
Tahun Pelajaran 2017/2018 SMA
Negeri 2 Cilacap dapat
ditingkatkan melalui Pembelajaran
dengan menggunakan motode
Koperatif Jigsaw Learning ?
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
79
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut diatas, hipotesis
tindakannya adalah: Motode
pembelajaran Koperatif Jigsaw
Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar PAI siswa serta
dapat meningkatkan motifasi siswa
dalam pembelajaran.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran jigsaw learning pada
mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam Bidang Kajian Salat Jenazah
Kelas XI IPS 2 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2017/2018 SMA Negeri 2
Cilacap
MANFAAT PENELITIAN
Bagi siswa dapat memberi
motivasi siswa untuk mengubah
perilaku dalam pembelajaran dari
sikap pasif menjadi aktif,
Meningkatkan minat belajar siswa
dalam proses pembelajaran,
meningkatkan kompetensi antar
kelompo, meningkatkan
keberanian siswa untuk menjawab
pertanyaan.
Bagi guru dapat memotivasi guru
untuk menggunakan model
pembelajaran yang
variatif.meningkatkan kemampuan
guru untuk memecahkan
permasalahan yang muncul dari
siswa, membantu memberi
informasi peningkatan hasil belajar
siswa, memotivasi guru lain untuk
mengadakan penelitian tindakan
kelas. Bagi sekolah dapat
membantu memberi informasi
tentang masalah yang timbul
dalam proses pembelajaran,
meningkatkan kualitas sekolah.
LANDASAN TEORI
KAJIAN TEORITIS
Pengertian Belajar Mengajar
Pendapat para ahli
pendidikan mengenai pengertian
belajar berbeda-beda tergantung
pada teori belajar yang dianut.
Menurut pendapat tradisional,
belajar merupakan proses
mengumpulkan dan menambah
pengetahuan. Belajar yang
dipentingkan menurut pendapat ini
berupa pendidikan intelektual.
Sedangkan belajar menurut para
ahli pendidikan modern, belajar
adalah perubahan pada diri
seseorang yang berupa tingkah laku
berkat adanya pengalaman dan
latihan. Perubahan tingkah laku
misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, timbulnya pengertian baru,
berkembangnya sifat-sifat
sosial,susila dan emosional. Dalam
kamus poedogogik disebutkan
bahwa belajar merupakan usaha
untuk mendapatkan pengetahuan
dan kecakapan. Seseorang baru
dapat melakukan sesuatu hanya
dari hasil proses belajar
sebelumnya. Dari beberapa
pengertian belajar tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa belajar
adalah proses perubahan didalam
diri manusia. Apabila setelah
belajar tidak terjadi perubahan
maka manusia tersebut dapat
dikatakan belum belajar .
Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dikelompokkan ke dalam
tiga ranah yaitu pengetahuan (
kognitif ), ketrampilan motorik (
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
80
psikomotorik ) dan penguasaan
nilai-nilai atau sikap ( afektif ).
Belajar adalah proses
mental dan emosional atau proses
berfikir dan merasakan. Seseorang
dikatakan belajar bila fikiran dan
perasaannya aktif. Aktivitas fikiran
dan perasaan itu sendiri tidak dapat
diamati orang lain, akan tetapi
terasa oleh yang bersangkutan.
Guru tidak dapat melihat aktivitas
fikiran dan perasaan siswa, yang
dapat dilihat guru ialah
manifestasinya yaitu kegiatan
siswa sebagai akibat adanya
aktivitas fikiran dan perasaan pada
diri siswa tersebut ( Udin S
Winataputra, 2005:2.3)
Belajar dapat dilakukan dengan
berbagai cara, berbagai media serta
berbagai tempat. Proses belajar di
sekolah dibimbing oleh seorang
guru. Tugas seorang guru adalah
mengorganisasi komponen-
komponen belajar agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung
dengan baik.
Mengajar tidak hanya
sekedar menyampaikan materi
pelajaran dari guru kepada siswa.
Mengajar merupakan seluruh
kegiatan dan tindakan yang
diupayakan oleh guru untuk
terjadinya proses belajar sesuai
dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Guru menfasilitasi
terjadinya proses belajar baik yang
dilakukan didalam maupun diluar
kelas. Oleh karena itu interaksi
yang terjadi dalam kegiatan belajar
mengajar haruslah bervariasi (
Suprayekti,2004:3 ).
Untuk memperoleh
pengetahuan yang benar, Dewey
menekankan pengalaman indera,
belajar sambil bekerja dan
mengembangkan intelegensi,
sehingga anak dapat menemukan
dan memecahkan masalah. Bahan
pelajaran harus didasarkan kepada
fakta-fakta yang sudah diobservasi,
dipahami serta dibicarakan
sebelumnya. Bahkan pelajaran
harus mengandung ide-ide yang
dapat mengembangkan situasi
untuk mencapai tujuan.
Siswa aktif dan kreatif, tidak
begitu saja secara pasif menerima
apa yang diberikan gurunya.
Pengetahuan dihasilkan dari
transaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Dalam situasi
belajar mengajar guru seyogyanya
menyusun situasi belajar, sekitar
masalah utama yang dihadapi
masyarakat, yang pemecahannya
diserahkan kepada siswa dan
dibimbing oleh guru.
Dalam menentukan
kurikulum, setiap pelajaran tidak
boleh terpisah, harus merupakan
suatu kesatuan. Pengalaman di
sekolah dan luar sekolah harus
dipersatukan, sehingga segalanya
menjadi suatu kesatuan, caranya
yaitu dengan mengambil suatu
masalah menjadi pusat segala
kegiatan. Masalah yang menjadi
pusat tersebut sebaiknya hal-hal
yang menarik perhatian dan minat
siswa.
Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses
pembelajaran, guru dituntut untuk
mampu mengembangkan potensi-
potensi siswa secara optimal.
Upaya untuk mendorong
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
81
terwujudnya perkembangan
potensi siswa tersebut merupakan
suatu proses panjang yang tidak
dapat diukur dalam periode
tertentu, apalagi dalam waktu
singkat. Meskipun demikian,
indikator terjadinya perubahan
kearah perkembangan siswa dapat
dicermati melalui instrument-
instrument pembelajaran yang
dapat digunakan guru. Oleh karena
itu seluruh proses dan tahapan
pembelajaran harus mengarah pada
upaya mencapai perkembangan
potensi siswa tersebut.
Agar aktivitas yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran terarah
pada upaya peningkatan potensi
siswa secara komprehensip, maka
pembelajaran harus dikembangkan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang
benar, yang bertolak dari kebutuhan
internal siswa untuk belajar. Devis (
1991:32 ), mengutarakan beberapa
hal yang dapat menjadi kerangka
dasar bagi prinsip-prinsip belajar
dalm proses pembelajaran, yaitu :
Hal apapun yang dipelajari siswa,
siswa tersebut harus
mempelajarinya sendiri.
Setiap siswa belajar menurut
tempo (kecepatannya) sendiri.
Setiap kelompok umur terdapat
variasi dalam kecepatan
belajar.Seorang siswa belajar lebih
banyak bilamana setiap langkah
segera diberikan penguatan (
reinforcement )Penguasaan secara
penuh dari setiap langkah -
langkah pembelajaran
memungkinkan siswa belajar
secara lebih berarti.Apabila siswa
diberikan tanggung jawab untuk
mempelajari sendiri maka siswa
lebih termotivasi untuk belajar dan
akan mengingat pelajaran
tersebut lebih baik.
Prinsip prinsip belajar
tersebut menberikan arah tentang
apa yang sebaiknya dilakukan oleh
guru, agar para siswa dapat
berperan aktif di dalam proses
pembelajaran. Bagi guru,
kemampuan menerapkan prinsip
prinsip belajar dalam proses
pembelajaran akan dapat
membantu terwujudnya tujuan
pembelajaran yang dirumuskan
dalam perencanaan pembelajaran (
Aunurrahman,2008:88 ).
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Proses Belajar
Mengajar
Pelaksanaan belajar mengajar harus
berpegang pada perencanaan
pembelajaran. Namun kenyataan
yang dihadapi tidaklah seratus
persen sesuai dengan perencanaan
tersebut. Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor tersebut adalah
Faktor guru ,
Guru adalah pengelola
pembelajaran. Pada faktor ini yang
perlu diperhatikan adalah
ketrampilan mengajar, mengelola
tahapan pembelajaran dan
memanfaatkan metode serta model
pembelajaran yang tepat.
Faktor siswa.
Siswa adalah subyek belajar. Pada
faktor siswa yang perlu
diperhatikan adalah karakteristik
siswa baik umum maupun
karakteristik khusus. Salah satu
karakteristik umum dari siswa
adalah usia. Kelompok usia
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
82
siswa dapat sebagai dasar
pertimbangan guru melaksanakan
interaksi belajar mengajar.
Karakteristik siswa secara khusus
dapat dilihat dari berbagai sudut,
antara lain dari sudut gaya belajar
Faktor kurikulum.
Kurikulum merupakan pedoman
bagi guru dan siswa dalam
mengorganisasi-kan tujuan dan isi
pembelajaran. Pada faktor ini
yang perlu diperhatikan
bagaimana merealisasikan kedua
komponen tersebut dengan
komponen lain.
Faktor lingkungan
Lingkungan adalah tempat
terjadinya pengalaman belajar.
Pada factor ini yang perlu
diperhatikan adalah lingkungan
fisik dan lingkungan non fisik
yang menunjang situasi
interaksi belajar mengajar
secara optimal.Lingkungan fisik
dapat berupa kelas,
laboratorium, tata ruang dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan
non fisik dapat berupa cahaya,
ventilasi, suasana belajar dan
sebagainya ( Suprayekti,2004:6 )
Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar
Belajar itu suatu proses dan
sekaligus usaha yang mempunyai
tujuan. Untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya belajar, perlu
diadakan evaluasi atau penilaian
terhadap seseorang yang sedang
belajar. Setelah itu seseorang akan
memperoleh bukti hasil belajar,
bukti hasil belajar itulah yang
terkenal dengan prestasi
belajar.Pengertian prestasi yang
dikemukakan oleh W.S. Wingkel
adalah; “ Bukti keberhasilan yang
dapat dicapai (Wingkel,
1984:162), sedang belajar adalah
suatu proses yang ditandaai
adaanya perubahan pada diri
seseorang, yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, sikap
dan tingkah laku, ketrampilan,
kecakapan, dan kebiasaan (Nana
Sujana, 1989: 5).
Dari dua definisi tersebut diatas,
peneliti dapat menarik kesimpulan,
bahwa prestasi belajar adalah bukti
keberhasilan belajar yang ditandai
oleh adanya perubahan pada diri
seseorang yang meliputi
pengetahuan, sikap dan tingkah
laku, ketraampilan, kecakapan dan
kebiasaan.
Faktor yang mempengaruhi
Prestasi Belajar Dimuka telah
dijelaskan bahwa belajar itu
mengakibatkan perobahan pada
tingkah laku individu yang belajar.
Sedang perobahan itu dipengaruhi
oleh banyak factor. Nana sujana
mengatakan:
Tingkah laku sebagai hasil
dari proses belajar dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor yang
terdapat dalam diri individu itu
sendiri ( faktor internal) maupun
faktor yang berada di luar individu
( faktor eksternal). Faktor internal
ialah kemampuan yang
dimilikinya, minat dan
perhatiannya, kebiasaan, usaha dan
motivasi serta faktor faktor lainnya.
Sedangkan faktor eksternal dalam
proses pendidikan dan pengajaran
dapat dibedakan menjadi tiga
lingkungan, yakni lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.(Nana
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
83
Sujana, 1989: 7) Dari keterangan di
atas maka akan timbul pertanyaan,
manakah diantara faktor faktor
tersebut yang paling banyak
mempengaruhi prestasi belajar.?
Untuk faktor yang bersifatal
internal tidak bisa disebutkan,
mana yang paling dominan, karena
hal itu sangat tergantung dari
individu itu sendiri. Namun
mengenai faktor yang berada di
luar individu disebutkan:
Diantara ketiga faktor
lingkungan yang paling besar
pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar siswa dalam proses
belajar mengajar adalah lingkungan
sekolah seperti guru, sarana belajar,
kurikulum, teman teman sekolah,
disiplin dan peraturan sekolah, dan
lain lain. ( Nana Sujana, 1989: hal
7) Dari petikan di atas yang
mengatakan bahwa lingkungan
sekolah paling dominan dalam
mempengaruhi hasil belajar dapat
dimaklumi, sebab sekolah
merupakan lingkungan tempat
berinteraksi antara siswa dengan
guru dan antara siswa dengan
siswa, sehingga menimbulkan
kegiatan belajar pada diri mereka.
Model Pembelajaran Koperatif
Dalam mengajar guru
tidak boleh menggunakan satu
model pembelajaran secara terus
menerus. Guru yang hanya
menggunakan satu model
pembelajaran biasanya sukar
menciptakan suasana kelas yang
kondusif. Suasana kelas yang
demikian menunjukkan adanya
gangguan dalam interaksi belajar
mengajar. Akibatnya proses belajar
mengajar menjadi kurang efektf
dan efisien dalam mencapai tujuan.
Guru hendaknya
menggunakan model pembelajaran
yang mengajak siswa untuk belajar
secara aktif. Ketika siswa belajar
dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas
pembelajaran. Dengan demikian
siswa aktif menggunakan otak,
baik untuk menemukan ide pokok
materi pelajaran, memecahkan
persoalan atau mengaplikasikan
apa yang mereka pelajari ke dalam
satu persoalan yang ada dalam
kehidupan nyata. Dengan
menggunakan model pembelajaran
yang mengaktifkan siswa, guru
mengajak siswa untuk turut dalam
semua proses pembelajaran,tidak
hanya mental tetapi juga
melibatkan fisik. Dengan cara ini
biasanya siswa akan merasakan
suasana yang lebih menyenangkan
sehingga hasil belajar dapat
dimaksimalkan.Untuk dapat
membantu siswa dengan maksimal
dalam belajar,kesenangan dalam
belajar itu sebisa mungkin
diperhatikan. Untuk dapat
mengakomodir kebutuhan tersebut
adalah dengan menggunakan
variasi model pembelajaran yang
melibatkan indera belajar lebih
banyak. Dari sisi pengajar, sebagai
penyampai materi, variasi dalam
model pembelajaran sangat
membantu dalam melaksanakan
tugas-tugas keseharian. Bagi guru
yang jam mengajarnya banyak
dapat digunakan untuk menghemat
energi dan mengatasi kejenuhan.
Dapat dibayangkan betapa lelahnya
seorang guru bila materi pelajaran
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
84
disampaikan hanya dengan
berceramah.Pembelajaran
kooperatif menjadi salah satu
pembaharuan dalam pergerakan
reformasi pendidikan.
Pembelajaran kooperatif meliputi
berbagai jenis bentuk pengajaran
dan pembelajaran yang merupakan
perbaikan tipe pembelajaran
tradisional. Pembelajaran
kooperatif dilaksanakan dalam
kelompok kecil supaya siswa dapat
bekerja sama untuk mempelajari
materi pelajaran.
Pendekatan pembelajaran
kooperatif mempunyai beberapa
ciri, antara lain : Ketrampilan
sosial yaitu ketrampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi
dalam kelompok untuk mencapai
dan menguasi konsep yang
diberikan guru.
Interaksi tatap muka.Setiap
individu akan berinteraksi secara
bersemuka dalam kelompok.
Interaksi yang serentak
berlangsung dalam setiap
kelompok melalui pembicaraan
setiap individu yang turut serta
mengambil bagian. Pelajar harus
saling bergantung positip Setiap
siswa harus melaksanakan tugas
dalam kelompok itu, mempunyai
peluang yang sama untuk
mengambil bagian dalam
kelompok. Siswa yang mempunyai
kelebihan harus membantu
temannya dalam kelompok itu
untuk tercapainya tugas yang
diberikan kepada kelompok itu.
Setiap anggota kelompok harus
saling berhubungan dan saling
membantu Setelah melalui proses
zig zag dan masing masing siswa
terlihat dalam diskusi kecil antar
kelompok, hasil dari diskusi
kelompok tersebut disampaikan
pada masing masing teman
sekelompoknya.Kembalikan posisi
seperti semula untuk mengulas lagi
seandainya ada masalah yang
belum terpecahkan. Guru
melempar beberapa pertanyaan
untuk menjajagi pemahaman dan
kompetensi yang dimiliki siswa
Guru melakukan refleksi,
kesimpulan, klarifikasi dan tindak
lanjut.
Model ( Metode Jigsaw
Learning)
Pengertian yang disampaikan oleh
Kusrini dkk “Metode Jigsaw
Learning adalah salah satu cara
atau metode yang di gunakan dalam
proses belajar mengajar yang mana
dalam metode ini, siswa dibagi
secara berkelompok, siswa dapat
mendiskusikan dalam beberapa
kelompok kecil. Setiap anggota
kelompok berusaha membuat
resum kemudian membentuk
kelompok baru secara acak dan
setiap anggota kelompok untuk
saling menjelaskan resum kepada
anggota kelompok baru tersebut .
(Kusrini dkk, Katerampilan Dasar
Mengajar (PPL 1) Berorientasi
pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( Fakultas Tarbiyah
UIN Malang), 2005, hal: 122
Pembelajaran kooperatif terdiri
dari beberapa metode.Diantaranya
Jigsaw. Metode ini dikembangkan
oleh Elliot dan kawan-kawannya
dari Universitas Texas dan
kemudian diadaptasi oleh Slavin
dan kawan-kawannya. Model
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
85
pembelajaran koperatif jigsaw
adalah model pembelajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok
kecil. Melalui Metode Jigsaw kelas
dibagi menjadi beberapa tim yang
anggotanya terdiri dari lima atau
enam siswa dengan karteristik yang
heterogen. Bahan akademik
disajikan kepada siswa dalam
bentuk teks, dan tiap siswa
bertanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian dari
bahan akademik tersebut. Para
anggota dari berbagai tim yang
berbeda memiliki tanggung jawab
untuk mempelajari suatu bagian
akademik yang sama dan
selanjutnya berkumpul untuk saling
membantu mangkaji bagian bahan
tersebut. Kumpulan siswa
semacam itu disebut “kelompok
pakar” ( expert group ).
Selanjutnya, para pakar siswa yang
berada dalam kelompok pakar
kembali ke kelompoknya semula (
home teams ) untuk mengajar
anggota lain mengenai materi yang
telah dipelajari dalam kelompok
pakar. Setelah diadakan pertemuan
dan diskusi dalam “home teams”,
para siswa dievaluasi secara
individual mengenai bahan yang
telah dipelajari. Dalam metode
Jigsaw versi Slavin. Individu atau
tim yang memperoleh skor tinggi
diberi penghargaan.Skenario
pembelajaran: model jigsaw
sebagai berikut:
- Materi yang dipilih adalah
pengertian salat jenazah, rukun
sholat jenazah, syarat salat
jenazah dan tata cara salat jenazah
- Kelas dibagi 5 kelompok,
pembagian kelompok
berdasarkan kehadiran dan
individu berhitung secara
berurutan.
- Masing masing kelompok terdiri
dari 6-7 orang dengan tugas
membahas bagian bagian
tertentu dari pokok bahasan.
Setiap anggota kelompok
bertugas membaca dan
memahami materi yang ada
dalam buku panduan Mata
Pelajaran. Setiap kelompok
melakukan diskusi kecil dan
merangkum hasil diskusi,
kemudian menyampaikan hasil
diskusi kecil kelompoknya
kepada kelompok lain melalui
salah satu anggautanya yang
dikirim pada diskusi kecil antar
kelompok.
KERANGKA BERFIKIR
Penerapan model
pembelajaran Jigsaw Learning
diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar PAI, merupakan
bentuk kreativitas dalam mengajar.
Melalui model ini siswa saling
berinteraksi
Adanya model pembelajaran
Jigsaw Learning menjadikan
aktivitas belajar siswa menjadi
lebih tinggi. Untuk kelancaran
penerapan model ini guru perlu
memberikan arahan yang benar,
sehingga pada akhirnya ketuntasan
belajar PAI yang diperoleh sama.
Secara sederhana penerapan model
pembelajaran Jigsaw Learning
pada kegiatan penelitian dalam
rangka meningkatkan prestasi dan
motifasi , baik pada kegiatan
pembelajaran siklus 1 maupun
siklus 2 dapat digambarkan dalam
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
86
Guru
masih
konvensi
onal.
Klasikal
Ceramah
dalam
pembelaj
aran
bentuk kerangka berpikir sebagai
berikut:
HIPOTESIS TINDAKAN
Setelah mengetahui
pengertian belajar mengajar,
prinsip-prinsip belajar, faktor-
faktor yang mempengaruhi proses
belajar mengajar, model
pembelajaran kooperatif dan model
pembelajaran Jigsaw learning,
maka hipotesis yang dikemukakan
dalam penelitian ini adalah :
“dengan menggunakan metode
jigsaw learning, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam Bidang Kajian salat
Jenazah Kelas XI IPS 2 Semester 1
Tahun Pelajaran 2017/2018 SMA
Negeri 2 Cilacap
METODOLOGI PENELITIAN
LOKASI DAN WAKTU
PENELITIAN
Lokasi Penelitan
Penelitian akan dilakukan
di Kelas XI IPS 2 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2017/2018 SMA Negeri 2
Cilacap, yang terletak di Jalan
Ketapang No 75 Kelurahan Gumilir
, Kecamatan Cilacap Utara
Kabupaten Cilacap.
Pemilihan tempat ini didasarkan
atas beberapa pertimbangan, yaitu:
- Penelitian dilakukan didalam
kelas yang diajar oleh guru
sebagai peniliti
- Penelitian akan berjalan dengan
baik, jika terkait dengan dengan
program peningkatan guru dan
pengembangan materi pelajaran
dikelas tersebut
- Penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan proses, materi
dan evaluasi pembelajaran
dikelas
Waktu Penelitian
Perencanaan Bulan Juli
2017.Pelaksanaan Penelitian bulan
Agustus sampai September 2017.
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
Kegiatan
Pembelaj
aran
dengan
Model
Jigsaw
Diduga melalui kegiatan
pembelajaran Model Jigsaw
learning prestasi dan
motifasi belajaran
Pendidikan agama Islam
meningkat
Kegiatan
Pembelajar
an dengan
Model
Jigsaw
tanpa
pembimbin
g
Kegiatan
Pembelaja
ran
dengan
Model
Jigsaw
dengan
pembimbi
ng
Hasil
belajar
Siswa
mapel
PAI
Masih
rendah
Tindakan
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
87
Penyusunan laporan dan pelaporan
bulan Oktober 2017
SUBYEK PENELITIAN
Subjek penelitian dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa
Kelas XI IPS 2 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2017/2018 SMA Negeri 2
Cilacap. Adapun jumlah siswa
kelas XI IPS 2 sebanyak 34 terdiri
dari 12 siswa laki-laki dan 22
siswa perempuan.
Subyek penelitian yang kedua
adalah guru Pendidikan Agama
Islam yang terlibat dalam penelitian
tindakan kelas ini, jumlahnya satu
orang, ditambah satu orang
kolaboran
PROSEDUR PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam
Melalui Penerapan Metode
Koperatif Jigsaw Learning Pada
Siswa Kelas XI IPS 2 Semester 1
Tahun Pelajaran 2017/2018 SMA
Negeri 2 Cilacap, adalah
pendekatan penelitian tindakan
kelas. Disebutkan oleh Rutam
bahwa, Clasroom Action Research
(CAR) atau Pendekatan penelitian
tindakan kelas adalah; penelitian
yang dilakukan oleh guru
dikelasnya dengan merancang,
,pelaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja guru sehingga
hasil belajar siswa dapat
meningkat. Penelitian ini dilakukan
dalam dua siklus. Masing-masing
siklus dengan tahapan perencanaan,
pelaksanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Prosedur penelitian
ini secara garis besar dapat
dijelaskan dengan skema berikut:
Perencanaan
pelaksanaan
Refleksi
pengamata
Gb.Skema Prosedur Penelitian
Model Kurt Kevin
Siklus Pertama
Perencanaan
Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran pada kompetensi
dasar mendiskripsikan salat
jenazah.Menyiapkan instrumen
penelitian untuk guru dan
siswa.Menyiapkan format
evaluasi.Menyiapkan sumber
belajar siswa. Mengembangkan
skenario pembelajaran dengan
metode Jigsaw Learning
Pelaksanaan
Guru melakukan apersepsi,
motivasi untuk mengarahkan siswa
memasuki kompetensi dasar yang
akan dibahas, menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai,
menjelaskan materi hari itu dengan
menggunakan metobe
pembelajaran Jigsaw learning,
membagi dalam 5 kelompok
dengan anggota 6-7 siswa masing-
masing kelompok.
Siswa berdiskusi dengan teman
kelompoknya tentang kompetensi
dasar yang akan dipelajari selama
10 menit,guru membacakan
pertanyaan, siswa berkompetisi
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
88
untuk menjawab pertanyaan untuk
mengumpulkan skor terbanyak
untuk kelompok mereka.Guru
menanyakan jumlah skor yang
mereka kumpulkan pada akhir
permainan. Guru memberi
penghargaan kepada kelompok
yang berhasil mengumpulkan skor
terbanyak pada masing-masing
kelompok.kemudian mengadakan
tes.
Pengamatan
Kolaborator mengamati kegiatan
guru pada saat pembelajaran dan
mengamati kegiatan siswa
dengan menggunakan
instrumen pengamatan
pembelajaran guru dan siswa.
Guru mengevaluasi respon siswa
selama pembelajaran.
Refleksi
Pembelajaran dengan
menggunakan metode Jigsaw
learning yang sudah dilaksanakan
menyenangkan, pelajaran menjadi
lebih diterima dan mudah dipahami
oleh siswa.
Siswa belum semua mendapatkan
kesempatan untuk menjawab
pertanyaan dalam kegiatan
pembelajaran ini.
Siklus Kedua
Siklus kedua dilaksanakan setelah
mengetahui hasil dari silkus
pertama.
Perencanaan
Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran pada kompetensi
dasar Salat jenazah.
Menyiapkan instrumen penelitian
untuk guru dan siswa.Menyiapkan
format evaluasi.Menyiapkan
sumber belajar siswa,
mengembangkan skenario
pembelajaran dengan metode
jigsaw learning
Pelaksanaan
Guru melakukan
apersepsi,motivasi untuk
mengarahkan siswa memasuki
kompetensi dasar yang akan
dibahas, menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai,
menjelaskan materi pelajaran hari
itu dengan menjelaskan langkah
kerja. metode jigsaw learning,
membagi kelompok dalam 5
kelompok. Siswa dengan teman
kelompoknya berdiskusi tentang
kompetensi dasar yang akan
dipelajari selama 10 menit.
Guru membagi kartu berisi jawaban
yang akan dipilih siswa untuk
tiap- tiap anggota kelompok,
membacakan pertanyaan, 4 siswa
dalam masing-masing kelompok
memilih kartu untuk mendapatkan
jawaban yang tepat. Satu siswa
yang lain sebagai juri dan
mencatat skor yang mereka
kumpulkan bila jawaban mereka
benar. Siswa yang berperan
sebagai juri bergantian dengan
teman sekelompoknya searah
perputaran jarum jam.
Guru menanyakan jumlah skor
yang mereka kumpulkan pada
akhir permainan.
Guru memberi penghargaan kepada
kelompok yang berhasil
mengumpulkan skor terbanyak
pada masing - masing kelompok
kemudian mengadakan tes
Pengamatan
- Kolaborator mengamati
kegiatan guru pada saat
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
89
pembelajaran dan mengamati
kegiatan siswa dengan
menggunakan instrumen
pengamatan pembelajaran guru dan
siswa.
- Guru mengevaluasi respon siswa
selama pembelajaran.
Refleksi
- Pembalajaran yang sudah
dilaksanakan dengan metode
jigsaw learning pada siklus
kedua lebih menyenangkan,
pelajaran menjadi lebih diterima
dan mudah dipahami oleh siswa.
- Semua siswa mendapatkan
kesempatan berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran ini.
INSTRUMEN PENGAMBILAN
DATA
Instrumen Tes
Teknik tes terdiri dari 10 soal
objektif dengan option a – d.
Teknik tes ini diberikan kepada
siswa setiap mengakhiri siklus
pembelajaran, baik siklus I maupun
II.
Observasi
Observasi, yaitu berupa skala
penilaian yang akan diisi oleh
pengamat pada saat peneliti
mengadakan proses pembelajaran
yang berhubungan dengan perilaku
mengajar dan aktivitas belajar
siswa. Observasi dilakukan dengan
menggunakan lembar pengamatan
yang memuat aspek-aspek proses
pembelajaran yang dilakukan guru
dan aktivitas siswa.
Angket
Instrumen yang digunakan yaitu
angket tanggapan siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh
guru diberikan setelah siswa.
Kamera
Pada setiap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran didokumentasikan
dalam bentuk gambar dengan
menggunakan kamera
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mengamati
kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model Jjigsaw
learning adalah Observasi,
Kuesioner, tes, jurnal, dan
Dokumentasi.
Observasi
- Observasi yang peneliti yang
sedanglakukan adalah observasi
berpartisipasi secara aktif.
Peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari hari orangan mengg yang
sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data
penelitian. (Sugiyono, 2008: 227)
- Observasi juga dilakukan dengan
menggunakan observasi
trestruktur yang ditandai dengan
perekaman data yang relatif
sederhana, berhubungan dengan
telah tersediakannya format yang
relatif rinci. (Subyantoro,
2009:69). Kegiatan observasi
dibagi dua yaitu:
Observasi untuk guru
Observasi itu dilakukan terhadap
guru ketika melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Observasi dilaksanakan dengan
menggunakan pedoman observasi
yang tuelah dibuat oleh peneliti dan
kolaboran. Sebagai pengamat
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
90
kegiatan guru adalah
kolaboran.Lembar observasi guru
berisi tentang perencanaan
pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran meliputi:
menentukan bahan pembelajaran,
merumuskan tujuan,
mengembangkan dan
mengorganisasikan materi,
merencanakan skenario kegiatan
pembelajaran, merancang
pengelolaan kelas, merencanakan
prosedur dan menyiapkan alat
penilaian. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi: mengelola
ruang kelas dan fasilitas
pembelajaran, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, mengelola
interaksi kelas, sikap guru selama
pembelajar, dan mendemontrasikan
kemampuan
Observasi terhadap siswa
- Observasi yang dilakukan untuk
melihat partisipasi atau aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
- Observasi dilakukan oleh
peneliti dan satu kolaboran guru
Pendidikan Agama Islam.
Kolaboran menempatkan diri di
tempat duduk paling belakang
agar asi siswa lebih leluasa
melakukan observasi terhadap
aktivitas belajar mengajar siswa
dan guru di kelas. Lembar
observasi siswa berisi aktivitas
siswa selama proses
pembelajaran misalnya:
kesungguhan siswa mengikuti
pelajaran, partisipasi siswa
selama proses pembelajaran dan
keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas.
Kuesioner (angket)
- Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member
seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada
rresponden untuk dijawabnya (
Sugiyono, 2008: 142).
- Kuesioner (angket diberikan
diberikan pada siswa untuk
mengetahui tanggapan siswa
sebelum dan sesudah kegiatan
penelitian tindakan kelas
dilakukan
Tes Hasi Belajar
Tes hasil belajar dilakukan
untuk mengukur tingkat
keberhasilan kegiatan belajar.
Apakah ada peningkatan hasil
belajar materi salat jamak qasar
pada siswa setelah diterapkan
model pembelajaaran jigsaw
learning. Tes diberikan pada siswa
baik sebelum tindakan maupun
sesudah tindakan, baik pada siklus
pertama maupun siklus kedua.
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk
memberikan gambaran secara
konkrit menhenai partisipasi siswa
pada saat pembelajaran dan untuk
memperkuat data yang diperoleh.
Dokumen dokumen tersebut berupa
foto yang memberikan gambaran
secara konkrit mengenai kegiatan
siswa dalam pembelajaran, hasil
observasi untuk siswa dan guru,
angket tentang sikap siswa terhadap
pembelajaran, hasil tes yang
dilaksanakan pada awal dan akhir
siklus, jurnal siswa, jurnal guru.
Foto berfungsi untuk merekam
berbagai kegiatan penting di dalam
kelas dan menggambarkan
partisipasi siswa ketika proses
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
91
belajar mengajar berlangsung,
sedangkan hasiil tes berfungsi
untuk menunjukan seberapa besar
daya serap dan pemahaman siswa
terhadap bahan ajar yang telah
disampaikan.
Jurnal siswa
- Jurnal siswa berisi catatan
harian siswa yang dilakukan
secara teratur seputar topik yang
diminati atau yang diperhatikan
oleh siswa selama dalam
pembelajaran. Catatan harian
tersebut ditulis setelah selesai
pembelajaran. Catatan harian
siswa antara lain memuat
refleksi siswa tentang perasaan,
reaksi, dugaan, penjelasan atau
yang lainnya.
- Jurnal guru
Jurnal guru berisi catatan harian
guru tentang hal hal yang harus
direfleksikan, diperhatikan,
ditindaklanjuti dalam rangka
perbaikan dalam pembelajran,
termasuk hal hal yang dianggap
merupakan adanya kemajuan
yang berkaitan dengan
pembelajaran.
TEKNIK ANALISA DATA
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis diskripsi. Analisis
ini memaparkan data hasil
pengamatan dan hasil angket siswa
pada setiap akhir siklus dengan
membandingkan hasil yang
dicapai tiap siklus. Sedangkan
untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar digunakan analisis
kuantitatif.
INDIKATOR KEBERHASILAN
Tolok ukur keberhasilan dalam
penelitian ini adalah
- Apabila hasil ulangan siswa nilai
rata-rata kelas telah mencapai 77.
-Meningkatnya presentasi
ketuntasan belajar siswa mencapai
85 %
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
- Deskripsi Kondisi Awal (pra
siklus)
Berikut ini disajikan kenyataan
kegiatan pembelajaran
pendidikan agama Islam di kls
XI IPS2 yang mendasari
mengapa peneliti melakukan
Penelitian tindakan kelas adalah:
Dari siswa
- siswa kurang aktif dalam
pembelajaran
- siswa tidak mau bertanya
kepada guru jika ada
penjelasan guru yang belum
dipahaminya.
- adanya rasa malu, takut, tidak
percaya diri dalam
mengemukakan sesuatu,
mengemukakan pendapat ,
bertanya di kelas, berdiskusi.
- kurang menguasai baca tulis
huruf arab.
Dari guru
- Pemakaian methode
pembelajaran yang paling
dominan adalah penggunaan
methode ceramah
- Tidak berfariasi (monoton)
Nilai Pra siklus
Nilai pra siklus yang
diambilkan dari nilai ulangan
harian, dimana merupakan tolok
ukur pertama dalam mengambil
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
92
tindakan, dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini
Tabel 1.
Nilai Pra Siklus
NO NAMA NILAI
1 ALYA NAHDA
HUWAIDAH 75
2 ANDHIN NUR
NA’IMAHI 70
3 .ANNISA PUTRI 80
4 ARLIN SYAFIRA 78
5 ATHALLA
NAUFAL RAFI R 75
6 BRINA
ANNAFI’U 78
7 DELLA
KUSUMAWATI 80
8 DESYANA
SABRINA DC 75
9 DICKI FERI
ADRIYAN 80
10 DZAKY HANIF H 70
11 EMAH YUSIANTI 85
12 FAISAL FAJAR A 75
13 FENI ARYANTI 75
14 HASTI
ANGGARANI MD 80
15 ICHSAN BAGAS
W 80
16 IRNA
KHOIRUNNISA 75
17 JULIETA
MAESHANDA 80
18 MILLEN FAJAR
RA 78
19 MUHAMMAD
FIKRI ALFARIS 75
20 MUHAMMAD
PANDU W 75
21 MUHAMMAD
REZA S 80
22 NAJCHA
FAJRIYA 75
23 NUR AZZA
MORLIN I 70
24 PUTRI LILIS K 75
25 RAJA LANGIT
ELANG S 75
26 REZA PUSPA
ARUM 70
27 RIS PALWA DWI
ROMADON 65
28 ROLIS
NOVIANDRI 75
29 SISKA DWI
OKTA 75
30 SYIFA
RISHEILLA INKA 75
31 TEGAR
RIZKIANA 75
32 WILDAN
MUTIARA AJI 75
33 YOGA
PRASETIYO 75
34 ZELIKA
YANUARIRTI 75
RATA RATA 77,432
Proses Tindakan Siklus I
Berdasarkan kondisi pada
kenyataan sebelum dilakukan
penelitian ini maka peneliti
bermaksud melakukan proses
tindakan yang telah direncanakan,
yaitu pada proses siklus dengan
tahap tahap:
Perencanaan
• Identifikasi masalah dan
penetapan alternatif
pemecahan masalah.
• Merencanakan pembelajaran
yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar.
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
93
• Menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi
dasar.
• Memilih bahan pelajaran yang
sesuai
• Menentukan skenario
pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran
kooperatif menggunakan
Jigsaw learning
• Mempersiapkan sumber,
bahan, dan alat bantu yang
dibutuhkan.
• Mengembangkan format
evaluasi.
• Mengembangkan format
observasi pembelajaran.
Tindakan
• Menerapkan tindakan yang
mengacu pada skenario
pembelajaran. .
• Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang materi
yang terdapat pada buku
sumber.
• Siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang materi yang akan
dipelajari .
• Guru membagi materi pelajaran
menjadi 5 sub bahasan
• Siswa membentuk kelompok
menjadi 5 kelompok
• Siswa melakukan diskusi model
jigsaw, berikut ini gambaran
pelaksanaan pembelajarannya:
Materi yang dipilih pada siklus
yang pertama adalah pengertian
salat jenazah, rukun salat jenazah,
syarat syarat salat jenazah dan tata
cara salat jenazah.
- Kelas dibagi 5 kelompok
- Pembagian kelompok
berdasarkan kehadiran dan
individu berhitung secara
berurutan.
Masing masing kelompok terdiri
dari 6 orang dengan tugas sebagai
berikut:
KelompokA Membahas Pengertian
salat jenazah Dan dalilnya
Kelompok B Membahas syarat
Salat jenazah
Kelompok C Mem bahas rukun
salat jenazah
Kelompok D membahas tata cara
shaat jenazah
Kelompok E memdemonstrasikan
shalat jenazah
- Setiap anggota kelompok
bertugas membaca dan
memahami materi yang ada dalam
buku panduan Mata Pelajaran
- Setiap kelompok melakukan
diskusi kecil dan merangkum
hasil diskusi.
- Setiap anggota kelompoknya
menyampaikan hasil diskusi kecil
kelompoknya kepada kelompok
lain melalui salah satu
anggautanya yang dikirim pada
diskusi kecil antar kelompok
dengan distribusi tugas sebagaai
berikut ini:
A1 = Membahas pengertian salat
jenazah dan dalilnya
B1 = Membahas rukun salat
jenazah
C1 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D1 = Membahas tata cara salat
jenazah
E1 = Mendemontrasikan praktik
salat jenazah
A2 = membahas pengertian salat
jenazah dan dalilnya
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
94
B2 = Membahas rukun salat
jenazah
C2 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D2 = Membahas tata cara salat
jenazah
E2 = Mendemontrasikan praktek
salat jenazah
A3 = Membahas pengertian salat
jenazah dan dalilnya
B3 = Membahas rukun salat
jenazah
C3 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D3 = Membahas tata cara salat
jenazah
A4 = Membahas pengertian salat
jenazah dan dalilnya
B4 = Membahas rukun salat
jenazah
C4 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D4 = Membahas tata cara salat
jenazah
E5 = Mendemontrasikan praktik
salat jenazah
A5 = Membahas pengertian salat
jenazah dan dalilnya
B5 = Membahas macam macam
salat jenazah
C5 = Membahas syarat salat
jenazah
D5 = Membahas tata cara salat
jenazah
E5 = Mendemontrasikan praktik
salat jenazah
A6 = Membahas pengertian salat
jenazah dan dalilnya
B6 = Membahas rukun salat
jenazah
C6 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D6 = Membahas tata cara salat
jenazah
E6 = Mendemontrasikan praktik
salat jenazah
- Setelah melalui proses zig zag dan
masing masing siswa terlihat
dalam diskusi kecil antar
kelompok, hasil dari diskusi
kelompok tersebut disampaikan
pada masing masing teman
sekelompoknya.
- Kembalikan posisi seperti
semula untuk mengulas lagi
seandainya ada masalah yang
belum terpecahkan. Guru
melempar beberapa pertanyaan
untuk menjajagi pemahaman
dan kompetensi yang dimiliki
siswa.
- Guru melakukan refleksi,
kesimpulan, klarifikasi dan
tindak lanjut.
Observasi
• Melakukan observasi dengan
memakai format observasi
yang sudah disiapkan yaitu
dengan lembar observasi
terbuka maupun alat perekam
untuk mengumpulkan data.
• Guru melakukan penilaian
hasil tindakan dengan
menggunakan format penilaian
berupa tes pilihan ganda
• Guru menutup kegiatan
pembelajaran.
Berikut ini peneliti sajikan data
data kuantitatif maupun kwalitatif
yang diperoleh pada kegiatan siklus
I
Hasil observasi
Tabel . 2
Hasil Observasi
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
95
No Aspek
Aktivitas
Siswa
Ya Tidak
1. Merespon
penjelasan
guru
30
sis
wa
4
siswa
2 Tertarik
dengan dengan
materi
pelajaran
28
sis
wa
6
siswa
3. Antusias
dalam
menjawab
pertanyaan
29
sis
wa
5
siswa
4. Mengerjakan
pekerjaan
orang lain
2
sis
wa
32
siswa
5. Mengganggu
teman lain
3
sis
wa
31
Siswa
6.
Mengantuk 0
sis
wa
34
Siswa
Kemudian dari hasil observasi
tentang aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran yang
dilakukan pada awal siklus I
diperoleh data yang ditunjukkan
pada tabel diatas, dapat
dijelaskan bahwa
- 88.2 % peserta didik
merespon baik pada saat
guru menerangkan,
- 82.4 % peserta didik tertarik
dengan materi yang
diajarkan oleh guru
- 85.3 % peserta semangat
dalam berdiskusi
- 5.9 % siswa mengerjakan
pekerjaan temanya
- 8.8 % siswa menggangggu
siswa yang lain
- 0 % siswa yang mengantuk
Kesimpulan dari data
tersebut diatas adalah bahwa .
para siswa bersemangat /
senang mengikuti pelajaran
Pendidikan agama Islam
dengan strategi pembelajaran
jigsaw learning.
Data nilai tes siklus 1
Peneliti setelah
mengadakan tindakan siklus 1,
kemudian melakukan pengambilan
data kwantitatif (tes) untuk
mengetahui apakah ada
peningkatan prestasi belajar mata
pelajaran pendidikan Islam pada
siswa Kelas XI IPS2. Berikut ini
data hasil tes siklus 1
Tabel 3.
DAFTAR NILAI TES SIKLUS 1
NO NAMA NILAI
1 ALYA NAHDA
HUWAIDAH 80
2 ANDHIN NUR
NA’IMAHI 80
3 .ANNISA
PUTRI 85
4 ARLIN
SYAFIRA 80
5 ATHALLA
NAUFAL RAFI
R 80
6 BRINA
ANNAFI’U 80
7 DELLA
KUSUMAWATI 85
8 DESYANA
SABRINA DC 80
9 DICKI FERI
ADRIYAN 80
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
96
10 DZAKY HANIF
H 80
11 EMAH
YUSIANTI 85
12 FAISAL FAJAR
ALVI 75
13 FENI ARYANTI 80
14 HASTI
ANGGARANI
MD 80
15 ICHSAN
BAGAS W 75
16 IRNA
KHOIRUNNIS
A 80
17 JULIETA
MAESHANDA 85
18 MILLEN
FAJAR RA 80
19 MUHAMMAD
FIKRI A 80
20 MUHAMMAD
PANDU W 80
21 MUHAMMAD
REZA S 85
22 NAJCHA
FAJRIYA 80
23 NUR AZZA
MORLIN I 75
24 PUTRI LILIS K 75
25 RAJA LANGIT
ELANG S 80
26 REZA PUSPA
ARUM 70
27 RIS PALWA
DWI R 75
28 ROLIS
NOVIANDRI 80
29 SISKA DWI
OKTA 75
30 SYIFA
RISHEILLA
INKA 75
31 TEGAR
RIZKIANA 80
32 WILDAN
MUTIARA AJI 75
33 YOGA
PRASETIYO 75
34 ZELIKA
YANUARIRTI 80
RATA RATA 79,672
Diskripsi siklus 1
Perencanaan
Pada perencanaan ini peneliti
membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ). RPP ini
digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukan pada siklus I.
Peneliti juga menyediakan media
power point yang berisi materi
salat jenazah sebagai media
pembelajaran. Kegiatan ini
dilakukan di kelas. Peneliti
melaksanakan kegiatan ini bekerja
sama dengan mitra peneliti sesama
guru Pendidikan Agama Islam yang
akan mengamati bersama-sama
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di
ruang kelas dengan jumlah siswa
34 orang. Proses pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan
program pelaksanaan pembelajaran
dengan mengikuti tahapan model
jigsaw learning sesuai dengan
rencana. Anak diberikan informasi
sekilas tentang tema kegiatan saat
itu. Adapun tema yang diberikan
adalah tentang memahami tata cara
salat jenazah
Berdasarkan hasil nilai yang
diperoleh ternyata rata-rata yang
dicapai siswa dalam siklus I oleh
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
97
peneliti dan mitra peneliti adalah
adalah 79.6 Hal ini menunjukkan
bahwa hasil siswa belum
memenuhi harapan peneliti. Hasil
yang dicapai pada interpretasi
sedang atau cukup (70-80), hasil
yang diharapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini hasilnya
harusnya lebih baik (80-90). Oleh
karena itu peneliti perlu
mengadakan kegiatan berikutnya
pada siklus II dengan memperbaiki
media maupun proses
pembelajaranya atas saran dari
mitra peneliti.
Refleksi
• Melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan meliputi
evaluasi mutu, dan jumlah
dari setiap macam tindakan.
• Melakukan pertemuan untuk
membahas hasil evalusi
tentang skenario
pembelajaran siswa.
• Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil
evaluasi, untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
Proses Tindakan Siklus II
Perencanaan
• Identifikasi masalah yang
muncul pada siklus I dan
belum teratasi dan penetapan
alternatif pemecahan masalah.
• Menentukan indikator
pencapaian hasil belajar.
• Pengembangan program
tindakan II.
Tindakan
Pelaksanaan program
tindakan II yang mengacu pada
identifikasi masalah yang muncul
pada siklus I, sesuai dengan
alternatif pemecahan masalah yang
sudah ditentukan, antara lain
melalui:
• Guru melakukan apersepsi
• Siswa diperkenalkan dengan
materi yang akan dibahas dan
tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
• Siswa membentuk kelompok
diskusi .
• Siswa melakukan diskusi
model jigsaw. Berikut ini
gambaran pelaksanaan diskusi
model tersebut:
- Materi yang dipilih pada siklus
kedua adalah pengertian salat
jenazah, rukun salat jenazah,
syarat syarat salat jenazah dan
tata cara salat jenazah.
- Kelas dibagi 5 kelompok
- Pembagian kelompok
berdasarkan kehadiran dan
individu berhitung secara
berurutan.
Masing masing kelompok terdiri
dari 6 orang dengan tugas sebagai
berikut:
KelompokA Membahas Pengertian
salat jenazah Dan dalilnya
Kelompok B Membahas syarat
Salat jenazah
Kelompok C Mem bahas rukun
salat jenazah
Kelompok D membahas tata cara
shaat jenazah
Kelompok E memdemonstrasikan
shalat jenazah
- Setiap anggauta kelompok
bertugas membaca dan
memahami materi yang ada
dalam buku panduan Mata
Pelajaran
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
98
- Setiap kelompok melakukan
diskusi kecil dan merangkum
hasil diskusi.
- Setiap anggota kelompoknya
menyampaikan hasil diskusi
kecil kelompoknya kepada
kelompok lain melalui salah satu
anggautanya yang dikirim pada
diskusi kecil antar kelompok
dengan distribusi tugas sebagaai
berikut ini:
A1 = Membahas pengertian
salat jenazah dan dalilnya
B1 = Membahas rukun salat
jenazah
C1 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D1 = Membahas tata cara salat
jenazah
E1 = Mendemontrasikan
praktik salat jenazah
A2 = membahas pengertian
salat jenazah dan dalilnya
B2 = Membahas rukun salat
jenazah
C2 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D2 = Membahas tata cara salat
jenazah
E2 = Mendemontrasikan
praktek salat jenazah
A3 = Membahas pengertian
salat jenazah dan dalilnya
B3 = Membahas rukun salat
jenazah
C3 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D3 = Membahas tata cara salat
jenazah
A4 = Membahas pengertian
salat jenazah dan dalilnya
B4 = Membahas rukun salat
jenazah
C4 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D4 = Membahas tata cara salat
jenazah
E5 = Mendemontrasikan
praktik salat jenazah
A5 = Membahas pengertian
salat jenazah dan dalilnya
B5 = Membahas macam
macam salat jenazah
C5 = Membahas syarat salat
jenazah
D5 = Membahas tata cara salat
jenazah
E5 = Mendemontrasikan
praktik salat jenazah
A6 = Membahas pengertian
salat jenazah dan dalilnya
B6 = Membahas rukun salat
jenazah
C6 = Membahas syarat syarat
salat jenazah
D6 = Membahas tata cara salat
jenazah
E6 = Mendemontrasikan
praktik salat jenazah
Setelah melalui proses zig zag dan
masing masing siswa terlihat dalam
diskusi kecil antar kelompok, hasil
dari diskusi kelompok tersebut
disampaikan pada masing masing
teman sekelompoknya.
- Kembalikan posisi seperti
semula untuk mengulas lagi
seandainya ada masalah yang
belum terpecahkan.
- Guru melempar beberapa
pertanyaan untuk menjajagi
pemahaman dan kompetensi
yang dimiliki siswa.
- Guru melakukan refleksi,
kesimpulan, klarifikasi dan
tindak lanjut.
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
99
- Siswa mempresentasikan hasil
diskusi ke kelompok yang lain .
- Guru melakukan klarifikasi/
menarik kesimpulan
Observasi
• Melakukan observasi sesuai
dengan format yang sudah
disiapkan dan mencatat semua
hal-hal yang diperlukan yang
terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung.
• Menilai hasil tindakan sesuai
dengan format yang sudah
dikembangkan.
Berikut ini peneliti sajikan data
nilai kegiatan pada siklus 2
Tabel 4.
DAFTAR NILAI TES SIKLUS 2
NO NAMA NILAI
1 ALYA NAHDA
HUWAIDAH 85
2 ANDHIN NUR
NA’IMAHI 85
3 .ANNISA PUTRI 90
4 ARLIN
SYAFIRA 85
5 ATHALLA
NAUFAL RAFI R 80
6 BRINA
ANNAFI’U 90
7 DELLA
KUSUMAWATI 90
8 DESYANA
SABRINA DC 85
9 DICKI FERI
ADRIYAN 85
10 DZAKY HANIF
H 80
11 EMAH
YUSIANTI 85
12 FAISAL FAJAR
ALVIANSYAH 80
13 FENI ARYANTI 80
14 HASTI
ANGGARANI
MD 85
15 ICHSAN BAGAS
W 90
16 IRNA
KHOIRUNNISA 85
17 JULIETA
MAESHANDA 80
18 MILLEN FAJAR
RA 85
19 MUHAMMAD
FIKRI ALFARIS 80
20 MUHAMMAD
PANDU W 85
21 MUHAMMAD
REZA S 85
22 NAJCHA
FAJRIYA 80
23 NUR AZZA
MORLIN I 80
24 PUTRI LILIS K 75
25 RAJA LANGIT
ELANG S 90
26 REZA PUSPA
ARUM 80
27 RIS PALWA DWI
ROMADON 80
28 ROLIS
NOVIANDRI 80
29 SISKA DWI
OKTA 80
30 SYIFA
RISHEILLA
INKA 80
31 TEGAR
RIZKIANA 85
32 WILDAN
MUTIARA AJI 85
33 YOGA
PRASETIYO 80
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
100
34 ZELIKA
YANUARIRTI 85
RATA RATA 84,453
Diskripsi siklus 2
Perencanaan
Sebelumnya siswa diajak
berdiskusi untuk menganalisa
kesalahan ataupun kesulitan yang
dibuat siswa pada kegiatan siklus I.
Begitu pula dari peneliti masih
merasa hasil yang diperoleh siswa
pada kegiatan siklus 1 belum
memuaskan, sehingga pada
perencanaan ini peneliti berusaha
untuk memaksimalkan kegiatan
pembelajaran, sehigga hasilnya
lebih baih daripada bembelajaran
yang selama ini dilaksanakan , dan
suasana pembelajaran lebih
menyenangkan
Pada perencanaan ini
peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).
RPP ini digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan
pada siklus 2. Peneliti juga
menyediakan media power point
yang berisi materi salat jamaq
qasaq sebagai media pembelajaran.
Kegiatan ini dilakukan di kelas.
Peneliti melaksanakan kegiatan ini
bekerja sama dengan mitra peneliti
sesama guru Pendidikan Agama
Islam yang akan mengamati
bersama-sama.
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan
di ruang kelas dengan jumlah siswa
34 orang. Proses pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan
program pelaksanaan pembelajaran
dengan mengikuti tahapan model
jigsaw learning sesuai dengan
rencana. anak diberikan informasi
sekilas tentang tema kegiatan saat
itu. Adapun tema yang diberikan
adalah tentang memahami tata cara
salat jamak. Hasil yang dicapai
dalam tahap ini dari peneliti dan
mitra peneliti nilai rata-ratanya
adalah 84,6. Hal ini menunjukkan
ada peningkatan hasil dari siklus
sebelumnya. Dapat
diinterpretasikan bahwa rata-
ratanya pai dan sangat memuaskan.
Dapat dikatakan bahwa ternyata
model pembelajaran jigsaw dapat
memperbaiki hasil pembelajaran,
Dengan hasil yang diperoleh di atas
dapat dikatakan guru sebagai
peneliti sukses melaksanakan
program penelitian ini.
Refleksi
• Melakukan evaluasi terhadap
tindakan pada siklus II
berdasarkan data yang
terkumpul.
• Membahas hasil evaluasi
tentang skenario pembelajaran
siklus II.
• Evaluasi tindakan II
PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Observafi
Sebelum penelitian pada
masing- masing siklus dimulai,
peneliti mengadakan kegiatan
pengambilan data pada siklus 1,
dengan observasi pada semua
peserta didik yang berjumlah 34
anak didik di kelas XI IPS2.
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
101
Tabel . 5
Hasil Observasi
N
o
Aspek Aktivitas
Siswa
Ya Tidak
1. Merespon
penjelasan guru
30
sis
wa
4
siswa
2 Tertarik dengan
materi pelajaran
29
sis
wa
6 siwa
3. Antusias dalam
menjawab
pertanyaan
28
sis
wa
5 iswa
4. Mengerjakan
pekerjaan orang
lain
2
sis
wa
32
siswa
5. Mengganggu
teman lain
4
sis
wa
30
siswa
6. Mengantuk 0
sis
wa
34
siswa
Kemudian dari hasil observasi
tentang aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran yang
dilakukan pada awal siklus I
diperoleh data yang ditunjukkan
pada tabel diatas, dapat dijelaskan
bahwa :
- 88.2 % peserta didik merespon
baik pada saat guru
menerangkan,
- 82.4 % peserta didik tertarik
dengan materi yang diajarkan
oleh guru
- 85.3 % peserta semangat
dalam berdiskusi
- 5.9 % siswa mengerjakan
pekerjaan temanya
- 8.8 % siswa menggangggu
siswa yang lain
- 0 % siswa yang mengantuk
Kesimpulan dari data tersebut
diatas adalah bahwa . para siswa
bersemangat / senang mengikuti
pelajaran Pendidikan agama Islam
dengan strategi pembelajaran
jigsaw learning.
Hasil tes
Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 2 Cilacap tahun
2017/2018 semester genap.untuk
mengetahui hasil penelitian,
peneliti menggunakan teknik tes .
Tes yang digunakan adalah tes
pilihan ganda baik pada pra siklus
, siklus 1 maupun siklus 2.
Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 2
Cilacap kelas XI IPS2 yang
berjumlah 34 peserta didik ini
dilakukan dalam dua siklus. Pada
setiap siklus, data yang diambil
adalah aktivitas peserta didik, dan
tes kompetensi, pada setiap akhir
siklus. Hasil data yang diperoleh
dari penelitian ini diklasifikasikan
ke dalam tiga kelompok, yaitu
Hasil data pra-siklus, hasil data
siklus I, dan hasil data siklus II.
Adapun uraian data dari kelompok-
kelompok tersebut dapat dilihat
pada diagram- diagram
Berdasarkan hasil tes, nilai yang
berhasil diperoleh para siswa
sebagai berikut :
Tabel 6.
DAFTAR NILAI TES ACTION
RESEACH
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
102
NO NAMA PRA
SIK
LUS
SIK
LUS
I
SIK
LUS
II
1 ALYA
NAHD
A H
75
80 85
2 ANDHI
N NUR
N
70
80 85
3 .ANNI
SA
PUTRI
80
85 90
4 ARLIN
SYAFI
RA
78
80 85
5 ATHA
LLA N
R
75
80 80
6 BRINA
ANNA
FI’U
78
80 90
7 DELLA
K
80
85 90
8 DESYA
NA S
DC
75
80 85
9 DICKI
FERI A
80
80 85
10 DZAK
Y
HANIF
H
70
80 80
11 EMAH
YUSIA
NTI
85
85 85
12 FAISA
L
FAJAR
A
75
75 80
13 FENI
ARYA
NTI
75
80 80
14 HASTI
ANGR
AINI
80
80 85
15 ICHSA
N
BAGA
S W
80
75 90
16 IRNA
KHOIR
UNNIS
75
80 85
17 JULIE
TA M
80
85 80
18 MILLE
N
FAJAR
RA
78
80 85
19 MUH.
FIKRI
A
75
80 80
20 MUH.
PAND
U W
75
80 85
21 MUH.
REZA
S
80
85 85
22 NAJCH
A
FAJRI
YA
75
80 80
23 NUR
AZZA
I
70
75 80
24 PUTRI
LILIS
K
75
75 75
25 RAJA
LANGI
T ES
75
80 90
26 REZA
PUSPA
A
70
70 80
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
103
27 RIS
PALWA
DWI R
65
75 80
28 ROLIS
NOVIA
NDRI
75
80 80
29 SISKA
DWI
OKTA
75
75 80
30 SYIFA
RISHEI
LLA I
75
75 80
31 TEGA
R
RIZKI
ANA
75
80 85
32 WILD
AN
MUTI
ARA 75 75 85
33 YOGA
PRASE
TIYO 75 75 80
34 ZELIK
A Y 75 80 85
RATA
RATA
77,4
32
79,6
72
84,4
53
Untuk hasil (nilai) tes kompetensi
pada pra siklus,siklus I maupun
siklus II, seperti yang tampak
dalam kolom 4 pada tabel di atas.
menunjukkan bahwa,
- nilai rata- rata tes kompetensi
pada pra siklussiklus adalah
77.43.
- Nilai rata rata pada tes siklus ke
1 (satu) adalah 79.67,.
- Sedangkan nilai rata- rata tes
kompetensi pada siklus I ini
adalah 84.45.
Untuk lebih Jelasnya bisa dilihat
pada grafik I dibawah ini
Grafik. 1
Data Rerata Nilai Tes
Berdasarkan hasil Penelitian
Tindakan Kelas diatas persentase
ketercapaian pada siklus pertama
mengalami peningkatan Hasil yang
signifikan pada siklus kedua, yaitu
melebihi 15 % dari indikator
keberhasilan yang direncanakan
dalam metode penelitian. Maka
dapat disimpulkan bahwa temuan
pada penelitian menjawab hipotesis
yang dirumuskan pada bab III
bahwa melalui Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam melalui
model Jigsaw, ternyata dapat
meningkatkan prestasi belajar pada
peserta didik kelas XI IPS2 SMA
Negeri 2 Cilacap Tahun Pelajaran
2017/ 2018
Adapun mengenai siswa yang
belum dan sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) bisa
dilihat pada daftar tabel tersebut
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
104
diatas, yang perinciannya sebagai
berikut:
Pada prasiklus
- Belum mencapai batas
ketuntasan minimal sejumlah 10
siswa ( 2,9 %)
- Mencapai batas ketuntasan
minimal sejumlah 24 siswa ( 70,6
%)
Pada Siklus I:
- Belum mencapai batas ketuntasan
minimal sejumlah 7 siswa ( 20.6
%)
- Mencapai batas ketuntasan
minimal sejumlah 27 siswa ( 79,4
%)
Adapun setelah dilakukan analisis
pada hasil data siklus I, peneliti
mencoba memperbaiki hasil nilai
prestasi belajar peserta didik
dengan melanjutkan siklus II. Dan
hasil data pada siklus II seperti
yang tampak pada tabel 1 adalah
sebagai berikut:
Data pada siklus II:
- Belum mencapai batas ketuntasan
minimal sejumlah 1 siswa ( 2,9
%)
- Mencapai batas ketuntasan
minimal sejumlah 33 siswa ( 97,1
%)
Demikian juga hasil ketuntasan
belajar juga mengalami
peningkatan dari prasiklus sebesar
70,6% meningkat menjadi 79,4%
pada siklus I dan pada akhir siklus
II menjadi 97,1%.
Dengan kenaikan ketuntasan
belajar per siklus menunjukkan
bahwa penggunaan jigsaw learning
dapat meningkatkan ketuntasan
belajar PAI. Namun demikian
berdasarkan indikator keberhasilan
bahwa penelitian ini dikatakan
berhasil apabila rerata nilai hasil
ulangan siswa dalam kelas
mencapai 84,6 dan meningkatnya
persentase ketuntasan belajar PAI
yang ditandai dengan
meningkatnya ketuntasan belajar
siswa minimal 77%. Kriteria
keberhasilan untuk ketuntasan
belajar siswa dapat dipenuhi yaitu
77%, sedangkan untuk rerata
sebesar 82.83 masih belum
memenuhi kriteria keberhasilan
penelitian yaitu 85. Untuk
memenuhi keiteria keberhasilan
penelitian secara penuh dapat
dilanjutkan dengan melaksanakan
siklus III. .
• Hasil Angket
Tabel 7
Hasil angket siswa kelas XI IPS2
NO PERTA
NYAAN
YA % TID
AK
%
1. Apakah
model
pembelaj
aran
jigsaw
learning
yang
sudah
dilaksan
akan
menyena
ngkan?
32
94,
1
2
5,
9
2. Apakah
dengan
model
pembelaj
aran
29
85,
3
6
1
7,
6
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
105
jigsaw
kamu
mudah
memaha
mi
materi
pelajaran
3. Apakah
dengan
model
pembelaj
aran
jigsaw
kamu
lebih
berani
bertanya
,
mengem
ukakan
pendapat
dan
menjawa
b
pertanya
an?
27
79,
4
7
2
0,
6
4. Apakah
dengan
model
pembelaj
aran
jigsaw
mendoro
ng kamu
lebih
aktif dan
kreatif ?
32
94.
1
2
5,
9
5. Apakah
kamu
tidak
mengala
mi
kesulita
n dalam
12
35,
3
22
6
4,
7
pembela
jaran
menggu
nakan
model
jigsaw ?
teman
anda ?
Diskripsi hasil angket
Dari 34 siswa kelas XI IPS2 SMA
N 2 Cilacap semester 1, tahun
pelajaran 2017/2018 yang
menjawab pertanyaan dan
pernyataan (angket) yang diberikan
kepadanya dapat disimpulkan
sebagai berikut:
- Hampir semua siswa
menyatakan senang belajar
dengan menggunakan moel
jigsaw learning (94,1 %)
- Sebagian besar siswa merasa
lebih mudah mempelajari dan
memahami materi pelajaran
Pendidikan agama islam (85,3
%)
- Sebagian besar siswa merasa
lebih berani untuk
mengemukakan pendapat ,
bertanya maupun menjawab
pertanyaan. (79,4 %)
- Hampir semua siswa merasa
lebih terdorong untuk aktif dan
kreatif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
Pendidikan agama Islam (94,1
%)
- Sebagian besar , siswa merasa
tidak kesulitan mengikuti
pembelajaran PAI yang
menggunakan model jigsaw
learning, ( 64,7 %). Kenyataan
ini agak rendah, mungkin
dikarenakan model tersebut
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
106
masih belum terbiasa
digunakan.
Dari penelitian menggunakan
instrumen angket ini diperoleh
kesimpulan, ternyata pembelajaran
Pendidikan Agama islam dengan
menggunakan model Pembelajaran
Jigsaw learning dapat
meningkatkan gairah siswa dalam
mengikuti belajar dan lebih
mengaktifkannya.
Perubahan Perilaku Belajar
Siswa
Setelah dilakukan
penelitian tindakan kelas, diperoleh
perubahan perilaku belajar siswa
yang ditandai dengan semakin
banyak persentase siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
baik melalui beberapa kegiatan
diantaranya yaitu mendengarkan
penjelasan yang diberikan oleh
guru, mengikuti dengan aktif
diskusi yang ada baik diskusi
kelompok maupun diskusi antar
kelompok, serta aktif mencatat
hasil resume yang dilakukan oleh
guru.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berikut ini kami sajikan
kesimpulan dari hasil pembahasan
temuan-temuan dari hasil
penelitian, sebagai berikut:
- Metode Jigsaw Learning dapat
menghadirkan suasana
menyenangkan di dalam kelas.
Penerapan metode ini sangat
membantu guru dalam proses
belajar mengajar selain melatih
siswa belajar aktif, metode ini juga
meningkatkan kerjasama antar
anggota kelompok karena, disini
siswa dapat belajar bersama dan
saling memberikan informasi
dengan teman-teman sebayanya. - -
Penggunaan metode Jigsaw
Learning dalam pembelajaran PAI
di SMAN 2 Cilacap sudah cukup
efektif. Sebelum proses belajar
mengajar dilakukan, guru terlebih
dulu mempersiapkan perencanaan
pengajaran agar apa yang akan
disampaikan kepada anak didik
sesuai dengan standar kompetensi
yang ditetapkan. Selain langkah-
langkah penerapan metode Jigsaw
Learning yang sistematis, hasil
belajar siswa juga sangat
berpengaruh untuk mengukur
keefektifan metode Jigsaw ini.
Keefektifan penggunaan metode
Jigsaw Learning, selain didukung
oleh keterampilan guru dalam
mengelola kelas, penggunaan
media pembelajaran juga sangat
penting.
Saran
Untuk guru agar lebih kreatif
dalam menangani masalah yang
terjadi di kelas, dan banyak
mengadakan pelatihan untuk
meningkatkan wawasan tentang
perkembangan yang terjadi dalam
dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma,Buchari. 2008. Manajemen
Cooperatif dan Strategi
Pemasaran
JasaPendidikanFocus Pada
Pelayanan prima. Bandung:
Alfabeta.
Annurahman.2008. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta
Volume 1, Edisi 5, Januari 2018 ISSN: 2302-0547
Upaya Meningkatkan Prestasi.......( Siti Kuza’emah)
107
Aqih,Zainal. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung:
yrama Widya.
Arikunto,Suharsimi.2006.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI 2002,
Alquranul Karim,Surat
Al’Alaq 1-5.Jakarta
Djamarah,Syaiful Bahri.2005.Guru
Dan Anak Didik Dalam
Interaksi Edukatif
Jakarta:Rineka Cipta.
Kusrini dkk, Katerampilan Dasar
Mengajar (PPL 1)
Berorientasi pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi (
Fakultas Tarbiyah UIN
Malang), 2005, hal: 122
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida
Sahertian, Supervisi
Pendidikan Dalam Rangka
Program Insevice Education,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1992),
h. 1)
Subiyantoro.2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Semarang:
Widya Karya.
Suprayekti.2004. Interaksi Belajar
Mengajar. Jakarta:
DepDikNas.
Undang-undang RI Nomor 20
tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan
Penjelasannya, (Jakarta:
Cemerlang, 2003), h. 12)
Wibawa,Basuki.2004. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
DepDikNas.
Winataputra,Udin S.2005. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Zaini,Hisyam.2008. Strategi
Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka