+ All Categories
Home > Documents > UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2...

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2...

Date post: 10-Mar-2018
Category:
Upload: dodien
View: 216 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WINA ARI ASTUTI K7408032 Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA April 2012
Transcript
Page 1: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MENCARI

PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2

SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

WINA ARI ASTUTI

K7408032

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

April 2012

Page 2: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MENCARI

PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2

SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

WINA ARI ASTUTI

K7408032

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Akuntansi

Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

April

2012

Page 4: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Page 7: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

WINA ARI ASTUTI. K7408032. UPAYA PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH)

PADA SISWA KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN

AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April, 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model

pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dalam rangka

meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1

Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2

SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. Obyek penelitian pada

penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama

berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan

kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan siswa. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain: informan, tempat atau lokasi,

peristiwa, dokumen dan arsip.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan

dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2)

persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5)

observasi dan interpretasi, (6) refleksi dan (7) penyusunan laporan. Proses

penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari

empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan

dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu dalam 3 pertemuan 7 x 45 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembalajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match) dapat meningkatkan prestasi dan minat belajar akuntansi siswa. Ditinjau

dari prestasi belajar akuntansi siswa yang mampu melampaui batas tuntas 77

meningkat dari 30 siswa (75%) pada siklus I menjadi 35 siswa (87,5%) pada

siklus II. Sedangkan ditinjau dari minat belajar akuntansi mengalami peningkatan

dari 77,1% pada siklus I menjadi 87,34% pada siklus II. Peningkatan tersebut

terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model

pembelajaran kooperatif metode Make a Match, (2) Guru membuat Rencana

Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar

mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi

setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya.

Kata kunci:

Pembelajaran kooperatif, metode mencari pasangan (Make a Match), prestasi

belajar akuntansi

Page 8: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

WINA ARI ASTUTI. K7408032. THE EFFORT TO ENHANCEMENT

ACCOUNTING LEARNING PERFORMANCE WITH COOPERATIVE

LEARNING METHOD MAKE A MATCH FOR STUDENTS IN CLASS X

AK 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA YEAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta:

Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta,

April, 2012.

The objective research to know application model cooperative learning

method make a match can enhancement accounting learning performance class X

AK 2 of SMK Negeri 1 Surakarta in year 2011/2012.

This research is a classroom action research. The subject of this research

is class X AK 2 of SMK Negeri 1 Surakarta it consist of 40 students. The object

of this research is various activities that occur in the class as long as teaching

learning process. The subject of this research is class X AK 2 of This research is

collaboration among researcher, teacher and students. The source of datum is

informant, location, event, document and files.

The technique of collecting data is done by using observation, test, and

documentation. The procedure of the research are: (1) identifying the problem, (2)

preparing teaching aids, (3) planning the action, (4) implementing the action, (5)

observation and interpretation, (6) reflection, and (7) make a report. This research

consists of two cycles. Each cycle consists of four steps: (1) Planning, the quality

(2) Action, (3) Observation and interpretation, (4) Analysis and reflection. Each

cycle consist of 3 times meeting, time allocation in 3 times meeting 7 x 45

minutes.

Based on the research, it concluded that applying cooperative learning by

using Make A Match method can improve performance and learning interest of

student accounting. It can be seen from learning performance accounting student

that able to achieve minimal score of 77 improve from 30 students (75%) in cycle

I into 35 studens (87,5%) in cycle II. Whereas based of learning interest of

accounting undergoing improvement from 77,1% in cycle I into 87,34% in cycle

II. The improvement reached after the teacher done some efforts, such as: (1)

Applied Make A Match method as model of cooperative learning, (2) The teacher

make lesson plan to be successful in teaching learning process, (3) the teacher

evaluates the teaching learning process to improve the students achievement in the

future.

Keywords: Cooperative learning, Make a Match method, learning performance of

accounting

Page 9: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap”

(Qs. Insyirah : 6-8)

“Pekerjaan besar tidak dihasilkan dari kekuatan, melainkan oleh

ketekunan”

(Samuel Johnson)

“Do the best for the best””

(Peneliti)

Page 10: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan sebagai wujud rasa sayang,

cinta kasih peneliti dan terima kasih peneliti kepada :

Ibu saya tercinta yang menjadi wanita luar biasa bagi

keluarga dan memberikan do’a kepada anak-anaknya tanpa

henti.

Bapak saya tercinta yang memberikan dukungan dan do’a

kepada saya.

Kakak saya tersayang Wulan Agustina yang selalu

memberikan semangat dan bantuan selama ini.

Adikku tersayang Niken Tri Nugrahini, Diaz Rian

Pamungkas, dan Akhira Kusumastuti yang memberikan

hiburan saat saya mulai lelah.

Prof. Dr. Siswandari, M. Stats dan Drs. Ngadiman, M.Si

terima kasih atas bimbingan dan dukungannya selama ini.

Adi Saputro yang selalu ada dan tidak lelah memberi

semangat serta dukungan kepada saya.

Sahabat-sahabatku tercinta (Tami, Tari, Ani, Hani, Hindun,

Tia, dan Andri) yang selalu memotivasi dan mendoakan..

Semua teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK

Akuntansi Angkatan 2008.

Almamater UNS.

Page 11: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya skipsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan

bijaksana.

4. Jaryanto, S.Pd, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat.

5. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats selaku pembimbing I yang telah

memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh

kesabaran.

6. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

7. Drs. Suyono, M.Si selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta terima

kasih atas ijin dan kemudahan bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian.

8. Dra. Wahyu Budi selaku guru mata pelajaran akuntansi SMK Negeri 1

Surakarta yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian ini.

Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang

selalu diberikan kepada peneliti.

Page 12: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

9. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril

maupun sprirituil, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya

mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK

akuntansi’08, terima kasih buat senyum dan doanya.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan akuntansi.

Surakarta, April 2012

Peneliti

Page 13: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ................................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................

HALAMAN PENGAJUAN........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

HALAMAN REVISI .................................................................................

HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................

HALAMAN MOTTO ...............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

D. Manfaat Hasil Penelitian ...............................................................

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ...............................................................................

1. Hakikat Belajar Mengajar ........................................................

a. Hakikat Belajar...................................................................

b. Ciri-Ciri Belajar.............. ...................................................

c. Tujuan Belajar.....................................................................

d. Teori Belajar.......................................................................

e. Hakikat Mengajar................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xi

xiii

xvi

xvii

xviii

1

5

6

6

8

8

8

9

10

10

14

Page 14: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)......

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) .........................................................................

b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ..............................

c. Metode-Metode Dalam Cooperative Learning.............…..

d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran kooperatif..........

3. Pembelajaran Kooperatif Metode Mencari Pasangan (Make a

Match)………………………………………………………………..

a. Metode Mencari Pasangan (Make a Match).......................

b. Langkah- Langkah Pembelajaran Kooperatif Metode

Mencari Pasangan (Make a Match)....................................

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mencari Pasangan

(Make a Match)...................................................................

4. Hakikat Prestasi Belajar………………………………………

a. Pengertian Prestasi Belajar.................................................

b. Strategi Peningkatan Prestasi Belajar.................................

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar..........

5. Hakikat Akuntansi……………….……………………...........

a. Pengertian Akuntansi..........................................................

b. Pengertian Akuntansi sebagai Mata Pelajaran....................

B. Penelitian yang Relevan .................................................................

C. Kerangka Berpikir ..........................................................................

D. Hipotesis Tindakan ........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................

B. Subjek Penelitian…………...……………………………….........

C. Data dan Sumber Data....................................................................

D. Pengumpulan Data .........................................................................

E. Uji Validitas Data...........................................................................

F. Analisis Data...................................................................................

G. Indikator Kinerja Penelitian............................................................

14

14

16

17

18

20

20

20

21

21

21

22

24

27

27

28

28

31

32

34

41

41

42

44

45

47

Page 15: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

H. Prosedur Penelitian.........................................................................

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi PraTindakan ………………….......................................

B. Deskripsi Hasil penelitian................................................................

1. Siklus I .....................................................................................

2. Siklus II ....................................................................................

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus....................................

D. Pembahasan.....................................................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................

B. Implikasi ........................................................................................

C. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................................

48

54

57

58

69

81

85

89

91

92

94

96

Page 16: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Page 17: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami

kemajuan yang sangat pesat. Pendidikan merupakan sumber dalam membangun Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang di dalam masa globalisasi.

Pendidikan merupakan hal yang penting dan harus diprioritaskan dalam membangun

sumber daya manusia yang berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara dalam

menghadapi globalisasi yang begitu pesat. Sumber daya manusia merupakan modal

utama untuk membangun masa depan yang hendak diwujudkan. Oleh karena itu,

peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini sangat perlu dilakukan untuk

menciptakan masa depan bangsa yang lebih baik, maju dalam pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat. Peningkatan sumber daya manusia diperoleh dari

peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan. Peningkatan pendidikan dapat

diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi pendidikan, salah satu lembaga

pendidikan yang berperan sangat penting adalah sekolah. Sekolah merupakan

lingkungan yang utama untuk peningkatan kualitas dan kemampuan peserta didiknya.

Oleh karena itu, sekolah hendaknya melakukan berbagai upaya untuk menciptakan

situasi belajar yang nyaman, menyenangkan, menumbuhkan kreatifitas, berpikir kritis

dan bersikap aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan

bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Page 18: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendidikan membutuhkan perubahan yang dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran. Dalam menghadapi perkembangan IPTEK maka perlu adanya

perubahan paradigma-paradigma yang kurang relevan dengan keadaan yang dialami

pada saat ini. Paradigma pembelajaran harus diubah dari paradigma mengajar ke

paradigma belajar. Peranan guru dalam pembelajaran juga harus diubah dari pengajar

menjadi fasilitator. Peranan guru sebagai pengajar dan fasilitator tentu saja berbeda,

Guru sebagai pengajar diartikan bahwa konstruksi belajar mengajar berpusat pada

guru. Perbuatan atau mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari

peserta didik, guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, dan peserta

didik sebagai penerima. Guru sebagai fasilitator diartikan sebagai upaya

mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru menyediakan fasilitas

belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajari materi yang diberikan dan

membantu peserta didik jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Guru sebagai

fasilitator merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sehingga

peserta didik tidak bertindak pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru

melainkan peserta didik terdorong belajar aktif, kreatif dan kritis dalam menghadapi

materi yang diberikan oleh guru.

Peningkatan pembelajaran tentu bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan,

perlu banyak aspek untuk mendukung proses belajar mengajar yang berkualitas dan

meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk mencapai target yang

ditetapkan. Pencapaian peningkatan prestasi peserta didik tentu melalui proses-proses

pembelajaran, dimana didalamnya ada tujuan pembelajaran, materi yang akan

dibahas, model, metode, strategi dan media pembelajaran serta prosedur evaluasi

yang dipilih dalam menilai prestasi belajar peserta didik. Pendidikan akan mengalami

perkembangan terus menerus, begitu pula model dan metode yang dilakukan dalam

pembelajaran. Model dan metode yang monoton tidak akan membawa perubahan

peningkatan kualitas pada peserta didik, sehingga perlu adanya pemilihan model dan

metode yang lebih sesuai dengan perkembangan pendidikan yang ada dan situasi

dimana lingkungan pembelajaran itu berlangsung. Model dan metode yang dipilih

Page 19: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

guru hendaknya dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang pada

akhirnya akan meningkatkan pemahaman dan prestasi peserta didik.

Kondisi di SMK Negeri 1 Surakarta khususnya peserta didik kelas X AK 2

minat, keaktifan dan prestasi belajar siswa X AK 2 kurang begitu baik. Kondisi

tersebut dapat diketahui dari keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar

rendah dan masih banyak peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), yaitu 77. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan hasil

minimal yang harus dicapai oleh setiap siswa dalam setiap materi yang diujikan oleh

guru. Bedasarkan hasil survei pendahuluan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas

belum mencapai KKM (77) hanya 73,7 saja. Berikut merupakan rangkuman dari

survei pendahuluan mengenai beberapa pelajaran di SMK Negeri 1 Surakarta.

Tabel 1.1 Daftar Mata Pelajaran dan Capaian KKM

No. Mata Pelajaran KKM Rata – Rata Nilai Capaian KKM

1 Pendidikan Agama 75 80 Tercapai

2 Bahasa Indonesia 72 75 Tercapai

3 Seni Budaya 75 78 Tercapai

4 Bahasa Inggris 75 70 Belum tercapai

5 Matematika 75 75 Tercapai

6 Komunikasi Bisnis 77 85 Tercapai

7 Mengetik 77 80 Tercapai

8 Akuntansi 77 70 Belum tercapai

9 Perpajakan 77 70 Belum tercapai

10 dll

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Bedasarkan tabel 1.1 mata pelajaran yang terdapat pada jurusan akuntansi,

salah satunya akuntansi merupakan mata pelajaran yang nilai rata-rata kelasnya

belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 77. Selain itu dari 40 siswa yang lulus

dan melebihi KKM ada 25 siswa sementara 15 siswa belum memenuhi KKM.

Page 20: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kekurangaktifan peserta didik dan masih banyaknya peserta didik yang

belum tuntas bukan semata-mata merupakan kesalahan dari siswa, guru juga ikut

menjadi faktor yang menyebabkan keadaan tersebut. Guru masih monoton dalam

menyampaikan materi, sehingga peserta didik bosan untuk mengikuti pelajaran.

Selain itu pemberian materi sebagian besar disampaikan dengan ceramah dan

mengerjakan soal secara mandiri. Cara seperti ini akan menghambat peserta didik

untuk bertindak aktif, sehingga peserta didik hanya dapat menyerap materi sebagian

kecil dari keseluruhan yang disampaikan. Selain sebagai pengajar guru juga diberi

tugas tambahan sebagai bendahara tata usaha dengan tambahan pekerjaan yang

banyak. Hal ini menyebabkan guru terkadang terlambat masuk kelas atau

mengerjakan tugas tersebut di sela-sela waktu mengajar yaitu saat siswa mengerjakan

soal latihan sehingga kualitas mengajar guru kurang maksimal dalam memberikan

materi saat pelajaran berlangsung.

Sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Surakarta khususnya di kelas X AK

2 cukup baik yaitu dengan adanya 20 pasang meja kursi yang masih dalam keadaan

baik, satu set meja kursi guru, sound system, dan lain- lain, namun fasilitas ini belum

cukup untuk menunjang pembelajaran yang baik. Hal ini dilihat dari beberapa

indikator seperti: media pembelajaran LCD yang kurang merata atau tidak semua

kelas memilikinya, buku ajar yang disediakan sekolah masih kurang memenuhi

jumlah siswa. Fasilitas yang seperti ini akan menghambat pembelajaran siswa jika

siswa kurang aktif dalam mencari sumber belajar yang lain seperti buku-buku

pelajaran yang dapat dibeli di toko buku atau mencari informasi di internet.

Pengaplikasian model dan metode yang tepat dan sesuai dengan materi

pelajaran akan membantu siswa bertindak aktif dan meningkatkan motivasi belajar.

Pembelajaran yang tepat akan mampu memberdayakan siswa untuk membangun

diskusi kelompok yang menyenangkan guna meningkatkan kualitas belajar siswa

dalam proses belajar mengajar. Banyak berbagai model pembelajaran yang bisa

digunakan dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian

ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai

Page 21: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

salah satu alternatif yang sesuai dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model yang dapat

membantu siswa untuk belajar membangun pengetahuan sendiri, meningkatkan

kemampuan bekerjasama dengan orang lain, belajar toleransi, saling menghargai, dan

meningkatkan kualitas belajar siswa yang tidak hanya berdasarkan hafalan dan teori

saja. Dalam pembelajaran kooperatif banyak metode yang dapat digunakan, peneliti

memilih metode mencari pasangan (Make a Match) sebagai salah satu metode yang

dianggap sesuai dan diharapkan mampu meningkatkan keaktifa, minat belajar siswa

serta prestasi belajar siswa karena siswa belajar untuk bekerja sama dan berdiskusi.

Selain itu metode ini akan memancing sikap aktif, kreatif dan kritis dalam

menyampaikan argumen kepada teman yang lain di depan kelas. Dalam metode

mencari pasangan (Make a Match) dapat menimbulkan suasana belajar yang

menyenangkan dan gembira sehingga dalam proses pembelajaran tidak

membosankan dan siswa akan lebih interaktif.

Berdasarkan pemikiran tersebut peneliti mengadakan penelitian tindakan

kelas guna mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif dengan metode mencari

pasangan (Make a Match) untuk meningkatkan prestasi belajar yang mampu dicapai

oleh peserta didik. Penulis mengharapkan dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat membantu permasalahan

yang ada dalam pembelajaran dan memberikan manfaat yang maksimal untuk

meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk melaksanakan penelitian dengan judul “UPAYA PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X

AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci

mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, seorang

Page 22: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

peneliti harus menghindari kesalahpahaman penafsiran untuk memperoleh gambaran

yang jelas mengenai penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan latar belakang,

dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

”Apakah model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X AK 2 SMK

Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang hendak dicapai agar

memiliki arah yang jelas. Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah “Untuk

meningkatkan prestasi belajar akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif

metode mencari pasangan (Make a Match) pada siswa X AK 2 SMK Negeri 1

Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012”.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara sempit yaitu untuk guru

atau peserta didik maupun secara luas yaitu untuk masyarakat luas. Manfaat yang

dapat diperoleh tersebut antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan mengenai metode pembelajaran

akuntansi yang mulai bergeser ke arah pembelajaran yang mementingkan proses

karena dalam proses pembelajaran disarankan untuk menggunakan paradigma

untuk mencapai hasil terbaik.

b. Meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang penerapan model pembelajaran

yang sesuai dengan mata pelajaran akuntansi serta relevan dengan kondisi siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk guru dalam melaksanakan

proses mengajar melalui model dan metode yang sesuai dengan lingkungan peserta

didik yaitu melalui Make a Match.

Page 23: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Bagi siswa

Penelitian ini, siswa akan lebih aktif dan termotivasi untuk belajar dan

memahami materi yang disampaikan sehingga prestasi siswa dapat meningkat

dari sebelumnya.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka perbaikan

pembelajaran di dalam kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti, dan

bagi sekolah-sekolah lain.

d. Bagi peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berharga tentang

penerapan metode Make a Match, sehingga termotivasi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut yang dapat memberikan pada manfaat bagi banyak pihak.

Page 24: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk melakukan sebuah

penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan sebagai

landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori

merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel

yang akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji. Menurut

Suharsimi Arikunto (2005:58) “Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan

mengidentifikasi pengetahuan itulah yang biasa dekenal dengan mengkaji bahan

pustaka atau biasa diangkat dengan istilah kajian pustaka”.

1. Hakikat Belajar Mengajar

a. Hakikat Belajar

Gagne (dalam Agus Suprijono, 2011:2) mengemukakan bahwa “Belajar

adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui

aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses

pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Sedangkan ahli lain Morgan (dalam

M.Ngalim, 2011:84) menjelaskan bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman”. Pernyataan ini selaras dengan yang diungkapkan Hilgard (dalam Wina

Sanjaya, 2008:89) bahwa “Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan pengetahuan.

Belajar adalah proses mental yang terjadi pada diri seseorang, sehingga menyebabkan

munculnya perubahan tingkah laku”. Sedangkan menurut Soemarsono (2007:6)

menyatakan “Belajar merupakan proses perubahan sikap keterampilan dan

pengetahuan yang berlangsung terus menerus dalam periode waktu yang panjang.

Proses belajar mengajar di dalamnya terkandung perencanaan dan pelaksanaan

pengajaran”.

8

Page 25: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya, namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar

masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggap properti sekolah, kegiatan belajar

identik dengan pemberian tugas-tugas dan pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan

oleh siswa. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti yang dikatakan

Reber “Belajar adalah the process of acquiring knowledge yang berarti belajar adalah

proses mendapatkan pengetahuan”. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan

jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia

berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. Belajar atau learning,

adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh

dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang

amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia

menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.

Jadi dapat disimpulkan definisi belajar (Sunhaji, 2009:12) adalah perolehan

belajar tidak hanya sekadar pengetahuan saja, melainkan dapat bermacam- macam;

dapat berupa fakta, konsep, norma, keterampilan, intelektual, maupun keterampilan

motorik. Intinya, belajar tidak hanya perilaku yang tampak saja tetapi perubahan itu

pada aspek yang tidak tampak seperti menghargai orang lain, tenggang rasa, berjiwa

sosial, dan sebagainya. Dalam konsep Bloom, sering disebut dengan ranah koginif,

psikomotorik, dan afektif.

b. Ciri - Ciri Belajar

Sunhaji (2009:12) menyimpulkan beberapa elemen yang mencirikan tentang

belajar antara lain:

1) Belajar adalah merupakan perubahan dalam tingkah laku. Perubahan itu dapat

mengarah pada tingkah laku yang baik, tetapi juga bisa mengarah ke tingkah laku

yang jelek.

Page 26: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2) Perubahan itu melalui pengalaman dan latihan, jadi bukan disebabkan karena

pertumbuhan dan kematangan seperti pada bayi. Dengan lain ungkapan

mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar, tetapi belajar berarti akan

mengalami.

3) Perubahan itu relatif, merupakan akhir dari sesuatu periode waktu yang panjang,

mungkin berhari- hari, bertahun- tahun. Oleh karena itu, bukan sekadar

termotivasi, adaptasi, dan ketajaman perhatian/ kepekaan yang biasanya bersifat

sementara.

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan menyangkut berbagai aspek

kepribadian, fisik, dan psikis, perubahan berpikir, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan, dan sikap.

c. Tujuan Belajar

Tujuan belajar sangat bervariasi, tetapi garis besarnya ada dua tujuan yaitu

instrumental effects dan nurturant effect. Tujuan instrumental effects merupakan

tujuan yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional. Tujuan

instrument effects biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan

belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan instruksional biasa disebut nurturant

effect. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan

demokratis, toleransi, menghargai orang lain, dan sebagainya. Jadi, seorang guru

dalam mengajar harus memiliki rencana dan menetapkan strategi belajar mengajar

untuk mencapai tujuan instrumental effects dan nurturant effect.

d. Teori Belajar

1) Pengertian dan Fungsi Teori

Agus Suprijono (2011:15) menyatakan bahwa perangkat prinsip-prinsip

yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori

diartikan sebagai hubungan kausalitas dari proposisi- proposisi. Sementara menurut

Winfred F. Hill (dalam Jamal Ma’mur Asmani. 2011:20) menyatakan bahwa teori

Page 27: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

adalah interpretasi sistematis atas sebuah bidang pengetahuan. Fungsi teori dalam

konteks belajar yaitu: a) memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu

informasi belajar; b) memberi rujukan untuk menyusun rancangan pelaksanaan

pengajaran; c) mendiagnosis masalah-masalah dalam kegiatan belajar mengajar; d)

mengkaji kejadian belajar dalam diri seseorang; dan e) mengkaji faktor eksternal

yang memfasilitasi proses belajar.

2) Jenis - Jenis Teori Belajar

Beberapa tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekanan-

penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses perubahan sebagai hasil

belajar. Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan

khusus tentang belajar, diantaranya: a) Behaviorisme; b) Kognitivisme; c) Teori

belajar psikologi sosial; dan d) Teori belajat Gagne.

a) Teori Behaviorisme

Para penganut teori behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat

dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan

pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa

yang dapat dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi

di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Proses belajar lebih dianggap sebagai

suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa membicarakan apa yang

terjadi selama itu di dalam diri siswa yang belajar. Sebagaimana pada kebanyakan

aliran psikologi belajar lainnya, behaviorisme juga melihat bahwa belajar adalah

merupakan perubahan tingkah laku. Ciri yang paling mendasar dari aliran ini

adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan paradigma

S-R (Stimulus Respons), yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu

terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Proses S-R ini terdiri dari beberapa unsur dorongan (drive). Pertama

seseorang merasakan adanya kebutuhan akan sesuatu dan terdorong untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, rangsangan atau stimulus. Kepada

Page 28: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

seseorang diberikan stimulus yang akan menyebabkannya memberikan respon.

Ketiga, adalah respon, dimana seseorang memberikan reaksi atau respon terhadap

stimulus yang diterimanya dengan melakukan suatu tindakan yang dapat diamati.

Keempat, unsur penguatan atau reinforcement, yang perlu diberikan kepada

seseorang agar ia merasakan adanya kebutuhan untuk memberikan respon lagi.

Aunurrahman (2009:42) menjelaskan implementasi penerapan prinsip-prinsip teori

behaviorime yang banyak digunakan di dalam dunia pendidikan adalah:

(1) Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut

berpartisipasi secara aktif di dalamnya.

(2) Materi pelajaran dikembangkan di dalam unit-unit dan diatur berdasarkan

urutan yang logis sehingga mahasiswa mudah mempelajarinya.

(3) Tiap-tiap respon perlu diberi umpan baik secara langsung sehingga peserta

didik dapat segera mengetahui apakah respon yang diberikan sudah sesuai

dengan yang diharapkan atau belum.

(4) Setiap kali peserta didik memberikan respon yang benar perlu diberikan

penguatan. Penguatan positif terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik

dari pada penguatan negatif.

b) Teori Kognitivisme

Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai

pembahasan juga sering disebut model kognitif (cognitive model) atau model

perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang

ditentukan oleh persepsi atau pemahaman tentang situasi yang berhubungan

dengan tujuan-tujuannya. Karena itu belajar menurut kognitivisme diartikan

sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman

ini tidak selalu dapat dilihat sebagaimana perubahan tingkah laku. Teori ini

menekankan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan

konteks seluruh situasi tersebut.

Page 29: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Aunurrahman (2009:45) menyatakan bahwa kognitivisme memberikan

pengaruh dalam pengembangan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:

(1) Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila

pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.

(2) Penyusun materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks. Peserta didik

akan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks dengan baik jika

sebelumnya peserta didik mengetahui terlebih dahulu tugas-tugas yang

bersifat lebih sederhana/mudah.

(3) Belajar dengan memahami lebih baik dari pada dengan hanya menghafal,

apalagi tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus disesuaikan dengan apa

yang telah diketahui peserta didik sebelumnya. Oleh karena itu, tugas guru

adalah menunjukkan hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan apa

yang telah diketahui sebelumnya..

(4) Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan. Karena

faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik.

c) Teori Belajar Psikologi Sosial

Pandangan psikologi sosial secara mendasar mengungkapkan bahwa belajar

pada hakikatnya merupakan suatu proses alami. Semua orang mempunyai

keinginan untuk belajar tanpa dapat dibendung oleh orang lain. Hal ini pada

dasarnya disebabkan karena setiap orang memilki rasa ingin tahu, ingin menyerap

informasi, ingin mengambil keputusan serta ingin memecahkan masalah. Menurut

teori belajar psikologi sosial proses belajar jarang sekali merupakan proses yang

terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi

tersebut dapat searah (one directional), yaitu bilamana adanya stimuli dari luar

menyebabkan timbulnya respos, dan dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang

terjadi merupakan hasil interaksi antara individu yang belajar dengan

lingkungannya, atau sebaliknya.

Page 30: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d) Teori Belajar Gagne

Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang

antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolah

informasi. Menurut Gagne cara berfikir seseorang tergantung pada keterampilan

apa yang telah dimilikinya dan keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan

untuk memelajari suatu tugas.

e. Hakikat Mengajar

Aunurrahman (2009:34) berpendapat bahwa mengajar diartikan sebagai

suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu

mendorong siswa untuk belajar. Sementara menurut (Sunhaji, 2009:9)

mengemukakan ada penekanan dua pengertian mengajar yakni ditinjau dari pendidik

dan yang kedua ditinjau dari siswa.

Mengajar ditinjau dari pendidik atau pengajarnya mendefinisikan, mengajar

adalah menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan ajar) kepada siswa atau anak didik

supaya ilmu itu dikuasai dan dipahami. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan

kepada anak didik. Sudut pandang ini memiliki kelemahan diantarnya mengajar

seolah hanya menyampaikan satu pengetahuan, padahal pengetahuan hanyalah satu

aspek dari tujuan pendidikan, sedangkan yang dituju adalah pembentukan seluruh

pribadi anak didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Mengajar

ditinjau dari peserta didik mendefinisikan, mengajar adalah aktivitas mengorganisasi

atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak

sehingga terjadi proses belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah usaha

guru untuk mengatur lingkungannya, sehingga terbentuklah suasana sebaik-baiknya

bagi anak untuk belajar.

2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Hamid Hasan (dalam Etin Solihatin, Raharjo, 202008:4) Cooperative

mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam

Page 31: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi

seluruh anggota kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di

mana para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Dalam

kelas kooperatif, para siswa diharapkan saling membantu, saling mendiskusikan

dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu

dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing- masing (Slavin, 2005:4)

Keberhasilan belajar menurut model pembelajaran kooperatif bukan semata-

mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar

itu akan semakin baik apabila dilakukan bersama-sama dalam kelompok-kelompok

belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya

dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan

semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari. Kelompok bukanlah

semata-mata sekumpulan orang. Kumpulan disebut kelompok apabila ada interaksi,

memiliki tujuan, berstruktur, groupness. Agus Suprijono (2011:57) berpendapat

“Interaksi adalah saling memengaruhi individu satu dengan individu yang lain”.

Tujuan dalam kelompok dapat bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan intrinsik

adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa bahwa dalam kelompok perasaan

menjadi senang. Tujuan ekstrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa

bahwa untuk mencapai sesuatu tidak dapat dicapai sendiri, melainkan harus

dikerjakan bersama. Struktur kelompok menujukkan bahwa dalam kelompok ada

peran. Peran masing- masing anggota kelompok akan bergantung pada posisi maupun

kemampuan individu masing- masing. Groupness menunjukkan bahwa kelompok

merupakan suatu kesatuan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran dengan

menggunakan model cooperative learning, pengembangan kualitas diri siswa

terutama aspek afektif dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam

kelompok kecil bekerja bersama sangat baik untuk mencapai tujuan belajar, baik

yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Page 32: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b. Unsur- Unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok

dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima

unsur yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)

2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)

5) Group processing ( pemrosesan kelompok)

Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan

positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua

pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada

kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari

bahan yang ditugaskan tersebut. Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah

tanggung jawab individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan

pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif

membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat dan mampu

menguasai materi. Tanggungjawab individu merupakan kunci dari keberhasilan dari

pembelajaran kelompok. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama,

anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur ini

dapat menghasilkan ketergantungan positif antara lain sebagai berikut:

a) Saling membantu secara efektif dan efisien.

b) Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan.

c) Saling mengingatkan.

d) Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta

meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi.

e) Saling percaya.

Page 33: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

f) Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial. Untuk

mengoordinasikan kegiatan peserta didik harus: a) saling mengenal dan memercayai;

b) mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; c) saling menerima dan

saling mendukung; d) mampu menyelesaikan konflik.

Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok.

Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat

diidentifikasi dari urutan atau tahapan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok.

Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota kelompok

dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kooperatif untuk mencapai tujuan

individu maupun kelompok.

c. Metode - Metode dalam Cooperative Learning

1) Pengertian Metode Mengajar

Nasution (dalam Sunhaji, 2009:38) mengemukakan “Istilah metode berasal

dari bahasa Yunani yaitu Methodos yang berasal dari kata “meta” dan “hodos”. Kata

meta berarti melalui sedang hodos berarti jalan, sehingga metode berarti jalan yang

harus dilalui, cara melakukan sesuatu atau prosedur, Nasution (dalam Sunhaji,

2009:38). Sementara menurut ahli lain istilah mengajar merupakan suatu usaha untuk

menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung proses belajar,

Sardiman (dalam Sunhaji, 2009:39). Dengan demikian, pengertian, metode mengajar

adalah suatu pengetahuan tentang cara - cara mengajar yang dipergunakan guru atau

instruktur; teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar; menyajikan bahan

pelajaran kepada siswa di dalam kelas, secara individual atau secara kelompok, agar

pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa.

2) Jenis- Jenis Metode dalam Coopertive Learning

Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif sangat

bervariasi. Dengan metode pembelajaran yang menyenangkan diharapkan siswa lebih

Page 34: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

antusias dan lebih aktif untuk memahami pelajaran. Metode- metode pembelajaran

yang dapat digunakan dalam cooperative learning adalah: a)Jigsaw; b)Think-Pair-

Share; c)Numbered Heads Thogether; d)Group Investigation; e)Two Stay Two Stray;

f)Make a Match; g)Listening Team; h)The Power of Two.

d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

1) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

Penggunaan kerja kelompok pada pembelajaran kooperatif memiliki

keuntungan dibanding dengan praktik individual. Daniel Muijs, David Reynold

(2008:82) menyatakan bahwa “Keuntungan utama kerja kelompok kecil tampaknya

terletak pada aspek-aspek kooperatif yang dapat dibantu pengembangannya. Salah

satu keuntungan terletak pada kontribusi yang dapat diberikan metode ini bagi

pengembangan keterampilan sosial murid”. Siswa yang berada di dalam sebuah

kelompok akan memiliki tingkat kepedulian yang lebih tinggi kepada teman-teman

satu kelompoknya jika dibandingkan dengan bekerja secara sendiri-sendiri.

Pengetahuan yang didapat dengan berkelompok juga akan lebih kuat dibanding

dengan perseorangan. Ini memungkinkan penyelesaian masalah akan lebih ringan jika

guru memberikan soal-soal yang tergolong sulit untuk diselesaikan. Slavin (2005:4-5)

menjelaskan pula pembelajaran kooperatif memiliki banyak keuntungan dan manfaat

seperti:

Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur

utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar

(yang dirangkum dalam buku ini) yang mendukung penggunaan pembelajaran

kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat

-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok,

penerimaan terhadap teman sekelas, yang lemah dalam bidang akademik, dan

meningkatkan rasa harga diri.

Dengan demikian, keuntungan dari pembelajaran kooperatif adalah dapat

meningkatkan prestasi belajar, menumbuhkan kesadaran berpikir kritis, kreatif, dan

Page 35: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

meningkatkan sikap yang bersifat sosial seperti: toleransi; saling menghargai; mampu

bekerja sama dengan orang lain dan sebagainya.

2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memang memiliki banyak kelebihan dibandingkan

dengan cara belajar perseorangan,namun pembelajaran kooperatif juga memiliki

kelemahan yang berarti pembelajaran kooperatif juga harus diterapkan bersama

dengan praktik individual dan bukan sepenuhnya menggantikannya. Salah satu

kelemahan itu justru terletak pada sifat kooperatif kerja kelompok itu, yang tidak

mengembangkan belajar mandiri dan dapat menimbulkan ketergantungan pada

anggota dominan di dalam kelompok. Bila ini terjadi, siswa tidak akan

mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya bila harus digunakan

secara mandiri pada berbagai situasi. Di samping itu, kerja kelompok dapat dengan

mudah menimbulkan free- rider effect di mana sebagian anggota dari anggota

kelompok tidak memberikan kontribusinya kepada kelompok. Mereka terlalu

menggantungkan dengan hasil kerja teman- temannya dan tidak ikut terlibat dalam

kerja kelompok.

Selain memiliki kelemahan bagi siswa, pembelajaran kooperatif juga

memiliki kelemahan bagi guru. Kerja kelompok dalam pembelajaran kooperatif

membutuhkan persiapan yang matang. Oleh karena itu, guru harus memiliki

persiapan dalam mengajar seperti: metode yang digunakan; media pembelajaran yang

digunakan; dan tugas- tugas yang diberikan harus menimbulkan interaksi efektif

dalam kelompok. Selain itu, dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan

penggunaan waktu belajar mengajar yang lebih banyak untuk transisi pelajaran.

Secara garis besarnya, meskipun pembelajaran kooperatif dapat mejadi model yang

kuat dan memiliki banyak kelebihan, tetapi bukanlah model yang paling baik,

sempurna dan tidak memiliki kelemahan. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran

kooperatif perlu diintegrasikan dengan pembelajaran individual agar kemampuan

Page 36: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mandiri, percaya pada kemampuan diri sendiri, dan tidak terlalu bergantung pada

orang lain.

3. Pembelajaran Kooperatif Metode Mencari Pasangan (Make a Match)

a. Metode Mencari Pasangan (Make a Match)

Metode Make a Match disebut juga dengan metode mencari pasangan.

Metode pembelajaran ini dipopulerkan oleh Lorna Curran (1994). Metode Make a

Match disebut mencari pasangan karena pada metode ini siswa harus mencocokkan

atau mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang tepat.

b. Langkah- Langkah Pembelajaran Kooperatif Metode Mencari Pasangan

(Make a Match)

Hal-hal yang perlu disiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Make

a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan dan kartu lainnya

berisi kartu jawaban. Langkah berikutnya adalah guru membagi kelas menjadi dua

kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu pertanyaan

sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok pembawa kartu jawaban. Langkah

selanjutnya, guru membagikan kartu-kartu pada setiap siswa kemudian

mempersilakan siswa untuk memikirkan jawaban atas kartu yang dipegangnya

tersebut. Jika masing-masing siswa sudah siap, maka guru memberikan tanda supaya

kelompok pertama dan kedua mulai bergerak dan mencari pasangan atas pertanyaan-

jawaban yang sesuai. Siswa yang telah menemukan pasangannya segera

memposisikan duduk bersebelahan. Guru memberikan kesempatan mereka untuk

berdiskusi.

Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan kartu

pertanyaan dan jawaban kemudian menjelaskan di depan kelas. Pasangan yang lain

memerhatikan teman yang berada di depan kelas kemudian memberi tanggapan atau

pertanyaan jika ada yang perlu ditanyakan.

Page 37: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mencari Pasangan (Make a Match)

1) Kelebihan Metode Mencari Pasangan (Make a Match)

Dalam metode mencari pasangan (Make a Match) seluruh siswa memiliki

kesempatan sebagai orang yang mencari pasangan pertanyaan-jawaban. Ketika siswa

berperan sebagai pencari pasangan pertanyaan-jawaban, siswa belajar untuk bekerja

sama dan berdiskusi. Menurut Anita Lie (2008:55) metode yang dikembangkan

Lorna Curran (1994) jika dilaksanakan dengan maksimal dapat menciptakan suatu

suasana pembelajaran yang menyenangkan mengenai konsep dan topik ketika siswa

bergerak mencari pasangan atas kartu yang dimilikinya.

2) Kelemahan Metode Mencari Pasangan (Make a Match)

Metode Make a Match ternyata juga memiliki kelemahan. Metode ini dapat

menimbulkan rasa senang bagi siswa karena dapat secara aktif bergerak mencari

pasangannya, namun dengan adanya kegiatan mencari pasangan ini menyebabkan

suasana kelas menjadi ramai dan mengganggu kelas yang ada di sekitarnya sehingga

guru harus mampu mengkondisikan kembali siswa setelah mereka menemukan

pasangannya.

4. Hakikat Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam

bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha (Zainal Arifin, 2011:12).

Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan guru. Menurut Gagne (1985) dalam Hamdani (2011:138)

menyatakan bahwa “Prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu

kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam

Page 38: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar dapat diketahui setelah

diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya

prestasi belajar siswa.

b. Strategi Peningkatan Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa perlu ditingkatkan dengan berbagai strategi

pembelajaran. Strategi- strategi tersebut antara lain:

1) Penyusunan Rencana Pembelajaran yang Baik

Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah kepala sekolah melalui

kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk

membuat program mengajar yang berupa: silabus, analisa materi pelajaran,

program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pembuatan program pembelajaran disusun secara bersama-sama melalui

pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah

yang selanjutnya dimantapkan melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada

wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh

kepala sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat

pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan dengan

terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai

2) Pembinaan kerjasama dengan siswa, orang tua siswa maupun instansi lain.

Guru selain menjadi seorang pengajar juga harus dapat menjadi rekan

untuk siswa –siswanya. Guru harus menjadikan siswa bukan sebagai objek belajar

namun juga dijadikan subjek belajar sehingga peran siswa lebih dominan dalam

usaha menguasai materi. Disamping itu perlu adanya kerja sama yang baik antara

guru dengan siswa agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan

mencapai tujuan.

Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan bisa

melalui: a) menjalin hubungan baik dengan siswa; b) berusaha memahami latar

Page 39: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

belakang siswa; c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik; d)

penggunaan model mengajar yang bervariasi dan e) memberi pembinaan khusus

bagi siswa bermasalah.

Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah ini, sehingga

sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga

menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi pemerintah

dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut: pengadaan

sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa, penyaluran bakat dan

minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan pembina ekstra

kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan

pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan

yang mengarah pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa.

3) Pemberian motivasi belajar terhadap siswa

Pemberian motivasi terhadap siswa adalah sebagai berikut: a) khususnya

siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal; b) pemberian tugas untuk

praktek lapangan; c) mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ilmiah; d)

mengkomunikasikan hasil belajar siswa melalui papan pengumuman maupun

melalui pertemuan dengan orang tua; e) pemberian reinforcement; f) penggunaan

media dalam pembelajaran dan g) pemberian layanan bimbingan.

4) Penciptaan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif dan terkendali

Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan

efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan

upaya berupa: a) petugas tata tertib selalu mengantisipasi berkeliling di lingkungan

sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang rawan; b) waka kesiswaan

mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu petugas tata tertib dan guru

pembimbing; c) dalam mengajar guru berusaha memahami karakter siswa; d) guru

berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis; e) guru memberi

kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan pelajaran atau masalah lainnya,

dan f) guru berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam mempelajari pelajaran

Page 40: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

yang dianggap sulit. Dengan strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan

SMK Negeri 1 Surakarta, memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang

kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah berada di sekolah selama jam

efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk mengikuti

kegiatan tambahan.

5) Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah

Strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut: a) sekolah memiliki

sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik; b) adanya keteladanan

disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan;

c) mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka; d) pada awal

masuk sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas; e)

memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas; f) adanya hukuman

bagi siswa yang datang terlambat di sekolah dan g) mewajibkan siswa berseragam

sesuai dengan hari pemakaiannya. Dengan strategi tersebut disiplin siswa bisa

terpelihara dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga

siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.

6) Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar

Evaluasi dalam pembelajaran di SMK Negeri 1 Surakarta ada dua macam

yaitu: a) penilaian terhadap hasil belajar siswa; b) penilaian terhadap proses

pengajaran. Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian,

ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional. Sedangkan

penilaian terhadap proses pengajaran, berdasarkan hasil wawancara, observasi

peneliti dan supervisi kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran

di kelas sudah bagus sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja yang

bagus, baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil

mengajar, maupun tugas tambahan dari sekolah.

c. Faktor- Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

1) Faktor Internal

Page 41: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain

sbagai berikut:

a) Kecerdasan (Intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar yang disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi atau rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Ada kalanya

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu

anak dengan anak lainnya. Sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki

tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan kawan sebayanya. Oleh karena itu,

jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam

kegiatan belajar mengajar. Menurut Muhibbin Syah (dalam Hamdani, 2011:139)

berpendapat bahwa “Intelegensi adalah semakin tinggi tingkat intelegensi seorang

siswa, semakin besar peluangnya untuk meraih sukses”.

b) Faktor Jasmaniah atau Faktor Fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seorang siswa. Uzer dan Lilis dalam Hamdani

(2011:140) mengatakan bahwa faktor jasmaniah yaitu panca indra yang tidak

berfungsi sebagaimana mestinya, seperti sakit, cacat tubuh, atau perkembangan

yang tidak sempurna.

c) Sikap

Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau

benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

d) Minat

Minat memiliki peranan yang sangat penting dalam proses dan prestasi

belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-

menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut

Page 42: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat berperan sangat penting dalam

kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan

perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras

dibandingkan siswa yang kurang berminat.

e) Bakat

Menurut Muhibbin Syah (1999) dalam Hamdani (2011:141) menyatakan

bahwa “Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas

tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan”.

f) Motivasi

Hamdani (2011:142) menyatakan bahwa “Motivasi adalah segala sesuatu

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

kesuksesan belajarnya. Motovasi dalam belajar adalah faktor penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan

lingkungan non sosial. Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak

memberikan paksaan kepada individu. Faktor ekstern yang memengaruhi belajar

adalah: a) keadaan keluarga; b) keadaan sekolah; c) lingkungan masyarakat.

Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat.

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh karena itu, orang tua

hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah

menjadi pendidikan lanjutan. Sebagai pendidikan yang pertama dan utama orang tua

harus dapat mendidik, dan membimbing anak-anaknya dalam menentukan masa

depan. Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah

Page 43: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat - alat

pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan

memengaruhi hasil-hasil belajar.

Di sampai orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.

Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak

sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan

lingkungan tempat ia berada. Lingkungan dapat membentuk kepribadian anak karena

dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan

kebiasaan- kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa

bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan

besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga sehingga ia akan

turut belajar sebagaimana temannya.

Pendidikan dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan di

tingkat selanjutnya harus mampu mengembangkan potensi diri siswa dan sikap serta

kemampuan dasar yang diperlukan siswa untuk hidup dalam masyarakat, baik dari

sisi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, maupun budaya, di tingkat lokal maupun

global.

5. Hakikat Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi bagi sebagian besar orang awam, hanya diidentikkan

dengan sebuah proses pencatatan transaksi keuangan. Padahal, akuntansi sebenarnya

lebih dari sebuah proses pencatatan semata. Seperti yang dikemukakan oleh para

pakar akuntansi dunia dan sudah disepakati sebagai sebuah pemikiran ilmiah.

American Institute of Certified Public Account (AICPA) memberikan pengertian

“Akuntansi adalah sebuah seni pencatatan, proses pengelompokan, dan

pengikhtisaran dengan berdasarkan pada cara- cara yang memiliki makna serta

Page 44: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dinyatakan dalam nilai uang”. Proses ini mencakup pada semua transaksi serta

kejadian yang memiliki sifat keuangan untuk kemudian ditafsirkan maknanya.

Selain AICPA, ada pula organisasi Amerika Serikat lain yang bernama

American Accounting Association (AAA). Organisasi ini menyebutkan bahwa

“Akuntansi sebagai suatu tahap pengumpulan, pengidentifikasian, pengikhtisaran dan

pembagian yang didapat dari data keuangan untuk kemudian dilaporkan pada pihak

yang membutuhkan, sebagai dasar pengambilan keputusan”. Dari dua pengertian

tersebut, dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian akuntansi secara umum dapat

diartikan sebagai sebuah proses pencatatan, pengklasifikasian, perangkuman,

pengolahan, dan penyajian data dari transaksi serta kejadian yang memiliki

keterkaitan dengan aktivitas keuangan. Dengan demikian, hasil dari pelaporan

tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai sebuah dasar unuk melakukan penilaian dan

penganalisaan tingkat kesehatan keuangan sebuah organisasi. Dari hasil kesimpulan

tersebut pada akhirnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

b. Pengertian Akuntansi sebagai Mata Pelajaran

Bagi instansi pendidikan terutama di Sekolah Menengah Atas jurusan IPS

akuntansi merupakan salah satu dalam pelajaran di sekolah. Sedangkan pada Sekolah

Menengah Kejuruan terutama pada jurusan akuntansi, mata pelajaran akuntansi

merupakan pelajaran yang pokok dan akan dikupas secara mendalam. Mata pelajaran

akuntansi diberikan kepada siswa sebagai pengantar agar siswa mengerti sejak

sekarang mengenai cara membuat dan mengelola sistem pembukuan, mencatat

transaksi yang terjadi dalam perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun manufaktur

dan dapat mempraktikkannya.

http://www.anneahira.com/pengertian-akuntansi.htm

B. Penelitian yang Relevan

Dedi Rohendi, Waslaluddin, dan Sri Putri Ayu (2010) dalam judul penelitian

eksperimennya “Penerapan Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VII dalam Pembelajaran Teknologi

Page 45: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Informasi dan Komunikasi”. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan dua kelas

dengan penggunaan metode belajar yang berbeda. Peneliti mengambil dua kelas yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang

mengaplikasikan metode Make a Match oleh peneliti, sedangkan kelas kontrol

menggunakan metode pembelajaran yang biasa dilakukan. Dari observasi yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa: setelah dilakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan cooperative learning metode Make a Match pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol dengan pembelajaran biasa terlihat adanya perbedaan hasil belajar.

Peningkatan hasil belajar yang lebih terlihat lebih tinggi secara signifikan pada kelas

eksperimen dibandingkan dengan pembelajaran biasa pada kelas kontrol.

Nurul Inayah (2011) dalam judul penelitian “Peningkatan Keaktifan dalam

KBM dan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Teknik Pembelajaran Mencari

Pasangan (Make a Match) di SMK Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2010/2011”. Pada

penelitian ini, peneliti memiliki dua hasil dari pengaplikasian metode Make a Match

yaitu sebagai berikut:

a. Peningkatan prestasi belajar yang diperoleh setelah dilaksanakan metode Make a

Match. Peningkatan prestasi belajar terjadi pada setiap siklus penelitian, di mana

nilai rata- rata kelas mengalami peningkatan dari 48,28 pada pre-test menjadi

79,56 pada siklus I. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 86,18 dan pada

siklus III meningkat menjadi 91,59. Nilai rata-rata kelas ini menunjukkan adanya

peningkatan 31,28 dari pre-test ke siklus I sebesar 6,62 dari siklus I ke siklus II

sebesar 5,41 dari siklus II kesiklus III.

b. Terjadi peningkatan keaktifan siswa yang dapat terlihat bahwa pada siklus I

sebagian besar siswa memiliki tingkat keaktifan dengan nilai 13-15 sebanyak 17

siswa (50%), pada siklus II sebagian besar tingkat keaktifan siswa juga masih

memperoleh nilai 13-15 dengan jumlah siswa 14 siwa (41,18%), tetapi yang

membedakan dengan siklus I, pada siklus II jumlah siswa yang memiliki

keaktifan dengan nilai 19-21 meningkat menjadi 8 siswa (23,53%), sedangkan

pada siklus III sebagian besar bsiswa memiliki tingkat keaktifan dengan nilai 16-

Page 46: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

18 sebanyak 15 siswa (44,12%) dan jumlah siswa dengan nilai 19-21 meningkat

menjadi 12 siswa (35,29%).

Riyanto (2009) dalam penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan

Motivasi dan Hasil Belajar PKn Melalui Mode Pembelajaran “Make a Match” bagi

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran

2008/2009”. Penelitian ini memberikan hasil sebagai berikut:

a. Dengan mempraktikkan model pembelajaran Make a Match pada siklus I

menunjukkan rata- rata motivasi siswa dalam menerima pelajaran 34% siswa

memiliki motivasi tinggi, yang ditandai dari ketepatan mencari pasangan, adanya

kerja sama yang baik dalam mengerjakan tugas, selain itu mereka memiliki

perasaan senang dalam menerima pelajaran. Sedangkan siswa yang memiliki

motivasi sedang sebanyak 42,7% dan 23,3% siswa motivasi belajarnya masih

rendah.

b. Pada siklus II dalam penelitian ini menunjukkan peningkatan motivasiyaitu dapat

dilihat sebanyak 44% siswa memiliki mtivasi tinggi, 40% siswa mempunyai

motivasi cukup dan 16% motivasinya rendah.

Khaerul Insani (2011) dalam penelitian tindakan kelasnya yang berjudul “

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan (Make a Match) Pada Siswa

Kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011”. Dalam penelitian ini proses belajar mengajar akuntansi menunjukkan

peningkatan proses maupun hasil belajar siswa. Peningkatan ini ditunjukkan dari

banyaknya siswa yang sudah mencapai batas tuntas minimal yaitu 62,9% atau

sebanyak 22 siswa pada siklus I dan 85,7% atau 30 siswa pada siklus II. Siswa yang

sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan penelitian diatas memiliki persamaan bahwa model

pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) mampu

Page 47: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memberikan perubahan mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran yang lebih

antusias menerima pelajaran dan peningkatan terhadap prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran untuk dapat memberikan

jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir ini

digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik, didasarkan pada kajian

teori dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Proses pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta belum

menggunakan metode belajar yang dapat meningkatkan minat, motivasi, dan

pemahaman siswa saat mengikuti proses belajar mengajar akuntansi. Guru masih

menggunakan metode konvensional yang kurang sesuai untuk diterapkan dalam

pembelajaran akibatnya siswa kurang antusias dan rata–rata prestasi belajar siswa

mata pelajaran akuntansi kurang memenuhi KKM. Oleh karena itu, guru harus

memilih metode mengajar yang tepat untuk meningkatkan minat, motivasi belajar

yang pada nantinya akan meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.

Pemilihan metode yang tepat akan memacu siswa lebih aktif, dan memahami

materi ajar. Model yang dijadikan alternatif dalam pembelajaran akuntansi adalah

model Cooperative Learning melalui metode mencari pasangan (Make a Match).

Dengan model pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar untuk menyelesaikan soal

dengan berkelompok, sehingga soal–soal yang diberikan akan lebih mudah

dikerjakan. Model kooperatif yang diaplikasikan dengan menerapkan metode mencari

pasangan (Make a Match) yaitu metode mencocokkan kartu pertanyaan dan jawaban.

Penerapan metode ini dilakukan dengan dua siklus penelitian untuk mencapai hasil

yang dikehendaki. Pada siklus I, guru menerapan model pembelajaran kooperatif

melalui metode mencari pasangan (Make a Match) siswa dapat terlibat langsung

dalam proses belajar mengajar bukan hanya sebagai pendengar. Dengan pembelajaran

kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan keaktifan

Page 48: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

siswa guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih menarik dan

menyenangkan tetapi tidak mengesampingkan pemahaman siswa.

Pada siklus II, guru melakukan refleksi atas kekurangan yang dialami pada

siklus I kemudian membuat rencana perbaikan dan melanjutkan proses pembelajaran

dengan penyempurnaan dari siklus I. Hasil dari siklus II ini diharapkan akan semakin

meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar akuntansi dengan nilai – nilai yang

memenuhi KKM. Berdasarkan deskripsi kerangka pemikiran tersebut, jika

diwujudkan gambar akan nampak sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah

dirumuskan yang belum diuji kebenarannya sehingga dapat dipertegas atau ditolak

KONDISI

AWAL

TINDAKAN

KONDISI

AKHIR

PROSES KEGIATAN

MENGAJAR: GURU

MENGGUNAKAN

METODE

KONVENSIONAL

SISWA KURANG

ANTUSIAS DAN

PRESTASI BELAJAR

KURANG MEMENUHI

KKM

GURU

MENERAPKAN

MAKE A MATCH

PADA SIKLUS I

SISWA AKTIF DAN

PRESTASI BELAJAR

MENINGKAT

GURU

MELAKUKAN

REFLEKSI SIKLUS

I KEMUDIAN

MELANJUTKAN

PADA SIKLUS II

SISWA SEMAKIN

AKTIF DAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

SEMAKIN

MENINGKAT DARI

SIKLUS I

DAYA SAING

LULUSAN

MENINGKAT

Page 49: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

secara empiris. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil

penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

“Penerapan model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make

a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X AK 2 SMK Negeri

1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

Page 50: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Surakarta yang beralamatkan

Jalan Sungai Kapuas Nomor 28, kode pos 57113, Surakarta. Sekolah ini dipimpin

oleh Drs. Suyono, M.Si selaku kepala sekolah. Alasan penelitian melakukan

penelitian ini di SMK Negeri 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Lokasi SMK Negeri 1 Surakarta termasuk strategis dan dekat dengan jangkauan

penulis, sehingga dapat memudahkan penulis dalam mobilitas, komunikasi, dan

transportasi. Dengan demikian, penulis dapat mengatur biaya dan waktu yang

dibutuhkan dalam penelitian agar lebih efisien.

b. SMK Negeri 1 Surakarta bersedia dan mau memberikan ijin bagi penulis untuk

menjadi lokasi penelitian dan diharapkan juga memberikan kontribusi manfaat

bagi sekolah tersebut.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata

pelajaran akuntansi yang membantu dalam pelaksanan, perencanaan tindakan,

observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung,sehingga secara tidak langsung

kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga validasi hasil penelitian.

2. Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Surakarta

Pada tanggal 1 September 1946 di kota Surakarta telah berdiri sebuah

lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Tinggi Ekonomi dengan lokasi di jalan

Simpon. Pada tahun 1947 sampai dengan 1948 namanya diubah menjadi Sekolah

Ekonomi Menengah dengan alamat di jalan Tembaga II Surakarta. Sejalan dengan

perkembangan waktu, pada tahun 1959 sampai dengan tahun 1960 nama sekolah itu

diganti menjadi Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) yang tetap bertahan

sampai dengan tahun 1996. Pada tanggal 1 Januari 1997, nama SMEA diubah

34

Page 51: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surakarta yang berlokasi di

jalan Kapuas No. 28 Surakarta.

Adapun pemegang jabatan sebagai pimpinan SMK Negeri 1 Surakarta

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Nama dan Masa Jabatan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta

No NAMA MASA JABATAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15.

16.

Drs. KRMT. Prawironegoro

Soedasmo Atmojo

Mr. KRMT. Tirtodiningrat

Drs. Prawironegoro

R.S. Budiwiryo

R.S. Soecipto

D. Soetadi

Drs. Roelijan S.

Soeparjo Sastro A., BA

Drs. Soekemi

Drs. Soedaryono

Drs. Winanto

Sunarno, BA

Dra. Soekiyah N.

Drs. Mukaswan

Drs.Suyono,M.Si

1 September 1946 - 19 Desember 1948

27 Desember 1948 - 1952

27 Desember 1952 - 1954

27 Desember 1954 - 1955

27 Desember 1955 - 31 Maret 1958

1 April 1958 - 10 Desember 1965

20 Desember 1965 - 23 Januari 1967

23 Januari 1967 - 1 Juni 1981

1 Juni 1981 - 1 Maret 1986

1 Maret 1986 - 27 Juni 1987

27 Juni 1987 - 13 Maret 1988

13 Maret 1988 - 30 Agustus 1988

30 Agustus 1988 - 1 Januari 1993

28 Januari 1993 - 29 Juli 1999

1 Agustus 1999 – 2010

2010 – Sekarang

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

3. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Surakarta

a. Visi SMK negeri 1 Surakarta sebagai berikut:

Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan yang Mampu Menghasilkan

Tamatan Sesuai Tuntuttan Dunia Usaha/ Dunia Industri di Msa Sekarang dan

di Masa yang akan datang.

b. Misi SMK Negeri 1 Surakarta

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang memberikan

kompetensi pada siswa sesuai dengan program keahliannya, memiliki

keterampilan dasar yang memadai, ulet, jujur, dan disiplin.

Page 52: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan

3) Menjalin kerja sama dengan dunia usaha/ dunia industri dalam

melaksanakan pendidikan sistem ganda, prakerin dan penyerapan/

penyaluran tamatan.

4. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surakarta

SMK Negeri 1 Surakarta memiliki struktur organisasi seperti yang terlihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surakarta

Kepala Sekolah

Drs. Suyono, M.Si. MS BP3

BP Kepala Sub.

Bagian TU

Waka Kurikulum

Drs. Juni Irianto

M.Pd

Waka Ketenagaan

Mujiyo Slamet,S.Ag

Waka Humas

Drs. Bambang

Riyanto

Waka Kesiswaan

Drs. Suratno

Kaprodi

Pemasaran

Kaprodi

Adm.Perkantoran

Kaprodi

Akuntansi

Guru

Siswa

Page 53: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

5. Keadaan Lingkungan SMK Negeri 1 Surakarta

Secara umum SMK Negeri 1 Surakarta yang berlokasi di Jalan Kapuas No.

28 Surakarta ini berkondisi cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan

kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan penelitian, peneliti dapat menggambarkan

lokasi sekolah SMK Negeri 1 Surakarta seperti denah sekolah di bawah ini:

Gambar 3.2 Denah SMK Negeri 1 Surakarta

2

4

5

27

1

28 6

29

7 8

9 1

11

12

30

13

31 22

28 11

11

11

11

11

11

3

25 26

11

11

11

11

22 10

17

11

11

11 21

20

18

23

11

34

24

14 15

16

11 32

33

19

U

Page 54: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Ket:

:Bawah (lantai 1) : Bawah ( lantai 1 )

:Atas (lantai 2)

1. Taman Sekolah

2. Toko

3. Ruang BK

4. Kafetaria

5. Ruang Komite dan Kop.

6. Ruang TU

7. Ruang Tamu

8. Ruang Kepala Sekolah

9. Ruang Tim ISO

10. Kamar Mandi Guru

11. Ruang Kelas

12. Perpustakaan

13. Lab TUK/ Adm. Perkantoran

14. Ruang GURU

15. Ruang WK

16. Ruang KP

17. Ruang UKS

18. Lab AK

19. Bank Mini

20. Ruang Rapat

21. Lab. Ketik

22. Kamar Mandi Siswa

23. Masjid

24. Kantin Penjaga

25. Ruang BKK

26. Ruang BK

Page 55: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

27. Ruang Gamelan dan Panggung

28. Gudang

29. Lab. Bahasa

30. Aula

31. Ruang OSIS

32. Lab. Komputer

33. Ruang Mentenir

34. Gudang OSIS

6. Waktu Penelitian

Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan November 2011

sampai bulan Mei 2012. Waktu ini meliputi kegiatan pelaksanaan penelitian,

pelaksanaan tindakan, analisis data dan penyusunan laporan, dengan jadwal sebagai

berikut:

Page 56: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian

Kegiatan Penelitian Bulan

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1. Pelaksanaan Penelitian

a. Koordinasi dengan kepala

sekolah dan guru

b. Diskusi dengan guru

mengenai permasalahan

pembelajaran

c. Mengajukan judul dan

mini proposal

d. Menyusun proposal

e. Menyiapkan instrumen

penelitian

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

2) Pelaksanaan Tindakan

3) Observasi

4) Refleksi

b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

2) Pelaksanaan Tindakan

3) Observasi

4) Refleksi

3. Analisis Data dan

Penyusunan Laporan

1. Analisis Data

2. Penyusunan Skripsi

3. Ujian dan Revisi

4. Penggandaan dan

Pengumpulan Skripsi

Page 57: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kelas X bidang keahlian akuntansi. SMK

Negeri 1 Surakarta pada bidang keahlian akuntansi memiliki dua kelas, yaitu X AK 1

dan X AK 2. Pada kedua kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-

permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran akuntansi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subyek yaitu siswa kelas X AK 2

dengan jumlah 40 siswa perempuan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

C. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data merupakan hal yang berbeda. Jenis data menunjuk

data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data menunjuk dari

mana saja data itu diperoleh. Jenis data pada penelitian ini adalah prestasi belajar

siswa dan minat belajar siswa. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-

benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga

validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain:

1. Informan

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah

guru mata pelajaran akuntansi kelas X AK tahun ajaran 2011/2012 dan siswa X

AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.

2. Aktivitas

Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui

proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian

ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi.

3. Dokumen

Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang paling penting artinya

dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang

dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data peneliti yang ada

Page 58: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu:

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan

siswa,dalam hal ini siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.

D. Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan

dengan permasalahan, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan

teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan

dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

antara lain dengan menggunakan:

1. Observasi

Observasi dilaksanakan kolaborasi antara peneliti dan guru yaitu dengan

melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan

kelebihan dalam proses pembelajaran.

2. Wawancara

Menurut Herawati Susilo dkk (2008:60) “Wawancara merupakan

teknik pengumpulan data melalui pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

kepada peserta didik, orang tua atau guru lain”. Menurut Kunandar (2009:

159-160), wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan

mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu.

b. Wawancara setengah terstruktur

Wawancara setengah terstruktur adalah wawancara yang sudah

dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi memberikan keleluasaan untuk tidak

langsung fokus ke pertanyaan.

Page 59: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

c. Wawancara tidak tersetruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana prakarsa

untuk memilih topik bahasan diambil oleh siswa atau orang yang

diwawancarai.

Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

wawancara berstruktur, dimana bahan wawancara telah dipersiapkan

terlebih dahulu. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru mata

pelajaran akuntansi dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar. Hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran akuntansi, penentuan tindakan

dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip nilai, buku, agenda pembelajaran, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

sekolah, data identitas siswa, data hasil belajar kognitif siswa yang berupa nilai

ulangan harian mata pelajaran Akuntansi, untuk memperoleh data tentang

kemampuan awal siswa.

4. Tes

Tes hasil belajar (achievement test) merupakan alat ukur untuk

mengukur prestasi belajar. Tes ini dilaksanakan dalam rangka mengetahui hasil

dari kegiatan pembelajaran siswa setelah pelaksanaan tindakan. Tes prestasi

belajar dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti untuk menilai dan mengukur

prestasi belajar siswa berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

5. Angket atau Kuesioner

Menurut Masidjo (2010:70) “angket atau kuesioner adalah suatu daftar

pertanyaan yang tertulis secara rinci dan lengkap yang harus dijawab oleh

responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.”

Page 60: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menggunakan angket langsung

dalam bentuk chek list ( √ ). Angket terstruktur adalah angket yang disusun

sedemikian rupa, sehingga siswa tinggal memilih alternatif jwaban yang sudah

tersedia. Angket untuk mengetahui pendapat siswa setelah siswa diajar dengan

menggunakan model pembelajaran cooperative learning metode mencari

pasangan (Make a Match). Alasan peneliti menggunakan angket terstruktur

adalah:

a. Memberikan kemudahan bagi siswa untuk memberikan tanggapan, karena

siswa hanya diminta memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban.

b. Data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan peneliti

E. Uji Validitas Data

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan perlu diuji derajat

keterpercayaannya atau derajat kebenaran penelitiannya, yaitu dengan mengkaji suatu

bentuk validasi. Menurut Hopkins, dkk (1993) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006:

168) terdapat beberapa bentuk validasi yang dilakukan dalam penelitian ini,

diantaranya adalah:

1. Validitas Member Check

Validitas member check dilakukan dengan memeriksa kembali keterangan-

keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara

baik kepada siswa maupun guru apakah informasi itu tetap sifatnya atau tidak

berubah, sehingga dapat dipastikan keajegannya dan terperiksa kebenarannya.

2. Validitas Triangulasi

Validitas triangulasi adalah dengan memeriksa kebenaran hipotesis dengan

membandingkan hasil orang lain yang menyaksikan situasi yang sama, yaitu

dengan mitra peneliti lain. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan berdasarkan

sudut pandang peneliti dan mitra peneliti sebagai pengamat atau observer. Selain

itu, triangulasi juga dilakukan dengan membandingkan dengan dua sudut pandang

Page 61: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

lain untuk menguji kebenarannya, yaitu penilaian dari guru terhadap respons siswa

pada waktu pembelajaran berlangsung dan penilaian dari siswa terhadap kinerja

guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Validitas Audit Trail

Validitas audit trail dilakukan dengan memeriksa kesalahan-kesalahan di

dalam metode atau prosedur yang dipakai peneliti dalam pengambilan kesimpulan.

Selain itu validitas audit trail dilakukan dengan memeriksa catatan-catatan yang

ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti yang berguna untuk meretreive

informasi atau data yang ada.

4. Validitas Expert Opinion

Validitas expert opinion adalah validitas yang dilakukan dengan meminta

nasihat kepada pakar. Dalam penelitian ini peneliti meminta nasihat kepada

pembimbing skripsi untuk memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian. Dengan

demikian, pembimbing akan memberikan arahan, per-baikan, modifikasi, atau

penghalusan yang akan meningkatkan derajat keter-percayaan penelitian ini

5. Validitas Key Respondents Review

Validitas key respondents review adalah meminta salah seorang atau

beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian

Tindakan Kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian ini dan meminta

pendapatnya.

F. Analisis Data

Didalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan menggunakan

analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman dalam Herawati, dkk (2008:103)

cara untuk menganalisis data secara kompleks dapat dilakukan dengan teknik analisis

data kualitatif, yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif. Analisis

interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama

lain, diantaranya:

Page 62: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data lengkap yang ada dalam

catatan lapangan. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan pemilahan

dan penyisihan data yang kurang bermakna, sehingga dapat dilakukan penarikan

kesimpulan akhir untuk kemudian diverifikasi.

2. Paparan Data

Paparan data merupakan proses menata rapi berbagai data dalam bentuk

narasi dengan dilengkapi matriks, grafik, dan/atau diagram. Dalam penelitian ini,

pemaparan data dilakukan dengan menyajikan data pada tabel untuk mengolah

prestasi dan minat belajar siswa pada siklus I dan siklus II, sehingga dapat

diketahui sejauh manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Penarikan Kesimpulan

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data harus dilakukan sepanjang

proses pelaksanaan tindakan penelitian. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan

membandingkan kesimpulan sementara yang ditarik pada siklus 1, ke kesimpulan

yang sudah direvisi pada akhir siklus 2, sehingga dapat dilihat adanya peningkatan

atau perubahan setelah dilakukan penelitian.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan/Verifikasi

Gambar 3.3 Alur Analisis Data

Page 63: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

G. Indikator Kinerja Penelitian

Penelitian harus memiliki tujuan yang hendak dicapai sehingga perlu

dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realities dengan

mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan

yang akan digunakan. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator kinerja

penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang diukur Persentase Siswa Cara mengukur

yang ditargetkan

Mengerti dan menerapkan 80% Nilai hasil diperoleh

metode Make a Match dari pengamatan di kelas

mengihitung dari jumlah

siswa yang menemukan

pasangan pertanyaan

jawaban yang tepat

Minat siswa 80% Nilai hasil diperoleh dari

penyebaran angket

Prestasi belajar siswa 85% Nilai dihitung dari

(standar nilai 77) banyaknya siswa yang

mampu melampaui batas

ketuntasan (77) dibagi

dengan jumlah siswa

Page 64: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

G. Prosedur Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi

belajar akuntansi pada kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta dengan model

pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). Setiap tindakan

upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1)Perencanaan Tindakan; 2)Pelaksanaan

Tindakan; 3)Observasi dan Interpretasi; 4)Analisis dan Refleksi untuk perencanaan

siklus berikutnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses

pengkajian berdaur dari empat tahap seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.4 Prosedur Pelaksanaan PTK

PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI

Page 65: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Menurut Taggart (1988) dalam Zainal Aqib (2009:30-32) menggambarkan

bentuk pelaksanaan PTK sebagai berikut:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.5 Siklus Kegiatan Penelitian Kelas (Spiral Tindakan Kelas, adaptasi dari

Hopkins dalam Zainal Aqib, 2009:31)

Dalam penelitian ini, direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Adapun

kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Rancangan Siklus I

Identifikasi

Masalah

Refleksi I

Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Observasi I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Observasi

II

Refleksi II

Siklus

Berikutnya

Page 66: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan

perencanaan pembelajaran kooperatif metode Make a Match, yaitu meliputi:

1) Membuat skenario penerapan metode Make a Match

a. Menyiapkan kartu yang disesuaikan dengan jumlah siswa, 20 kartu yang

berisi soal dan yang 20 berisi kartu jawaban yang akan dibagikan guru

kepada siswa dengan materi jurnal penyesuaian.

b. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pembawa kartu

pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban. Kelas X AK 2 terdiri

dari 40 siswa sehingga setiap kelompok terdiri dari 20 siswa.

c. Guru membagi kartu pertanyaan dan jawaban kepada siswa dan

memberikan kesempatan bagi siswa untuk memikirkan jawaban atas kartu

yang dipegangnya.

d. Setelah siswa siap untuk mencari pasangannya, guru memberikan tanda

agar siswa mulai untuk bergerak mencari pasangannya dengan batas

waktu 3 menit.

e. Setelah siswa menemukan pasangannya, siswa dipersilakan duduk

bersebelahan dan mendiskusikan berdua.

f. Siswa menjelaskan kartu yang dimilikinya di depan kelas, sedangkan

pasangan lain memperhatikan dan memberikan tanggapan atau

pertanyaan jika ada.

2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan materi jurnal penyesuaian dan model

pembelajaran kooperatif metode Make a Match, soal tes tertulis.

3) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) Kriteria keberhasilan proses dan prestasi belajar siswa berdasarkan

pelaksanaan tindakan; kriteria dan indikator keberhasilan siswa

ditentukan bersama guru berdasarkan situasi yang sebenarnya di kelas

tempat penelitian berlangsung;

Page 67: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b) Angket untuk mengukur minat.

c) Instrumen observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok

kooperatif;

d) Instrumen observasi ketuntasan prestasi belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah

disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas X AK 2 SMK Negeri 1

Surakarta, yaitu pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

dengan metode Make a Match untuk meningkatkan kualitas proses dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Pelaksanaan tindakan

dilaksanakan ke dalam dua siklus yang memiliki rancangan sebagai berikut:

1) Rancangan Siklus I

a) Pendahuluan

(1) Memberikan apersepsi kepada siswa.

(2) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam

memulai pelajaran akuntansi.

(3) Menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang harus

dicapai oleh siswa.

b) Kegiatan inti

(1) Memberikan penjelasan secara garis besar tentang materi yang

dibahas.

(2) Membagi dua kelompok, yaitu kelompok pembawa kartu

pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban.

(3) Membagikan kartu berisi pertanyaan dan jawaban kepada siswa

kemudian siswa memulai mencari pasangan yang cocok.

(4) Siswa yang sudah menemukan pasangan pertanyaan- jawaban

duduk bersebelahan dan mendiskusikan kartu yang dimikinya.

Page 68: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(5) Setelah siswa berdiskusi, mereka mengemukakan di depan kelas

sementara pasangan yang lain memperhatikan dan memberikan

respon berupa pertanyaan atau tanggapan.

(6) Peneliti dan guru melakukan evaluasi tertulis, dan siswa

mengerjakan secara individual bukan secara kelompok atau

berpasangan.

c) Penutup

(1) Peneliti memberikan pembahasan atas apa yang telah dibahas dalam

pembelajaran dan soal-soal evaluasi.

(2) Memberikan penghargaan pada kelompok yang dinilai memiliki

kinerja paling baik dan kompak.

c. Observasi dan interpretasi

Pada tahap ini peneliti dan guru mengamati proses pembelajaran kooperatif

metode Make a Match pada pelajaran akuntansi yang telah direncanakan.

Peneliti dan guru mencatat hal- hal yang terjadi ketika tindakan berlangsung

antara lain: 1)partisipasi siswa, 2)interaksi siswa dalam kelompok kooperatif/

berpasangan, 3)hal- hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang

diberikan.

d. Analisis dan Refleksi

Data- data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisa.

Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diperoleh hasil dari pembelajaran

kooperatif metode Make a Match. Dengan demikian, dapat diketahui pula

peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi.

Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelebihan dan kelemahan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I kemudian dapat

diperbaiki pada siklus II, sehingga perbaikan tersebut membawa peningkatan

kualitas belajar dan prestasi siswa.

Page 69: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus sebelumnya. Pada

siklus II materi yang diajarkan adalah neraca lajur atau kertas kerja perusahaan

dagang. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta

analisis dan refleksi akan mengacu pada siklus I.

Page 70: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Peneliti melakukan observasi awal sebelum melakukan tindakan siklus I.

Observasi awal ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul

dalam pembelajaran akuntansi. Proses mengidentifikasi masalah dilakukan

dengan melakukan pada kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Observasi awal

perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya di lapangan. Hal ini

terkait dengan hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam

prosses belajar mengajar. Hasil identifikasi masalah pada proses pembelajaran

antara lain sebagai berikut:

1. Ditinjau dari segi siswa

a) Siswa kurang aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

akuntansi.

Dalam pembelajaran akuntansi sebagian besar siswa tampak

kurang memperhatikan penjelasan dari guru, kurang memberikan respon

terhadap pertanyaan dan penjelasan dari guru, siswa juga mengeluh

terhadap tugas yang diberikan oleh guru, siswa tidak langsung

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas, serta siswa kurang senang terhadap mata pelajaran

akuntansi. Keadaan seperti ini (kurang antusias) disebabkan oleh metode

mengajar guru yang kurang tepat, guru kurang memberikan penjelasan

materi sehingga siswa kurang memahami pelajaran akuntansi, guru terlalu

banyak memberikan latihan soal namun tidak disertai dengan penjelasan

teori yang cukup sehingga siswa jenuh dengan kegiatan yang monoton

tersebut padahal latihan soal sebenarnya sangat diperlukan siswa agar

dapat mempelajari akuntansi dengan baik.

54

Page 71: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b) Siswa kurang percaya pada kemampuan diri sendiri sehingga tugas

dikerjakan dengan tidak maksimal dan hanya mengandalkan meniru

pekerjaan temannya.

Dalam mengerjakan soal-soal latihan tampak siswa kurang percaya

diri. Hal ini terlihat dari soal-soal latihan yang diberikan guru, tidak semua

siswa menyelesaikan pekerjaannya. Siswa-siswa lain baru akan

mengerjakan bila guru telah memberi peringatan dan kebanyakan dari

siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri, mereka hanya

mengandalkan teman yang telah mengerjakan kemudian meniru hasil

pekerjaan teman tersebut. Kurangnya percaya diri siswa ini disebabkan

karena kemampuan siswa yang masih belum paham dengan pelajaran

akuntansi. Hal ini disebabkan saat pelajaran akuntansi berlangsung siswa

kurang memberi perhatian dan melakukan tindakan-tindakan yang

mengganggu pelajaran masuk dalam ingatan, misalnya: siswa masih

bercanda, berbicara dengan teman, atau melamun.

Metode mengajar guru juga mempengaruhi tingkat perhatian siswa

terhadap pelajaran. Metode yang kurang sesuai dan monoton akan

membuat siswa bosan tidak memperhatikan pelajaran. Metode yang

kurang tepat membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu

saja akan sangat menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan

ujian secara mandiri. Keadaan yang seperti ini sangat berpengaruh pada

prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan atau banyak yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

c) Siswa kurang antusias untuk membeli buku-buku pelajaran dan hanya

mengandalkan buku ajar dari sekolah yang jumlahnya sangat terbatas.

Para siswa belajar hanya mengandalkan buku ajar yang disediakan

sekolah padahal jumlah buku tersebut kurang memenuhi jumlah siswa

(40). Buku ajar hanya dibagikan satu untuk teman satu meja atau satu

buku untuk dua siswa, sehingga siswa yang tidak membawa buku ajar

akan kesulitan dalam belajar dir rumah dan kurang memahami pelajaran.

Page 72: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Siswa juga kurang antusias untuk membeli buku lain untuk menambah

pemahaman siswa.

d) Prestasi belajar siswa rata-rata belum mencapai KKM

Akibat dari pembelajaran yang kurang optimal yang dikarenakan

model pembelajaran yang masih lama, dan kurangnya antusias siswa

dalam proses pembelajaran, dan kurangnya kepercayaan diri siswa

menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari tes

teori produktif akuntansi menunjukkan bahwa 25 dari 40 siswa

mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 77.

Ini berarti menunjukkan 37,5% % atau 15 siswa yang belum tuntas tes

teori produktif akuntansi. Oleh kerena itu, perlu dilakukan suatu

perbaikkan agar hasil belajar kognitif siswa dapat meningkat.

2. Ditinjau dari segi guru

a) Metode pembelajaranyang diterapkan guru kurang tepat

Metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat dan belum

mampu untuk memacu minat, keaktifan, dan partisipasi siswa dalam proses

belajar mengajar di kelas. Hal ini mengakibatkan suasana pembelajaran

kurang menarik dan siswa cepat bosan apalagi jika jadwal pelajaran

akuntansi sampai 3 jam pelajaran atau sama dengan 3 x 45 menit (135menit)

yang terasa sangat lama.

Pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta dikatakan

kurang hidup. Hal ini terlihat dari penggunaan metode pembelajaran

ceramah dan latihan soal secara terus menerus sehingga menjadikan siswa

kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat pembelajaran

akuntansi guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan

memberikan pendekatan secara pribadi dan dengan memotivasi serta

menegur langsung siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran, namun

cara ini ternyata belum mampu berhasil untuk membangkitkan semangat

dan minat belajar siswa. Guru belum dapat menemukan suatu metode

Page 73: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pembelajaran yang dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pelajaran

akuntansi.

b) Guru memiliki tugas ganda sebagai guru pelajaran dan sebagai

bendahara tata usaha.

Guru mata pelajaran akuntansi yang mengajar kelas X AK selain

bertugas mengajar di kelas juga memiliki tugas lain yaitu sebagai bendahara

tata usaha. Tugas tambahan ini menjadikan guru semakin banyak pekerjaan

sehingga saat jam mengajar sudah tiba, guru masih terlambat untuk masuk

kelas atau terkadang guru membawa pekerjaan tambahan itu saat mengajar

dan siswa hanya diberi soal latihan untuk dikerjakan saat guru

menyelesaikan tugas tambahan tersebut. Tugas ganda yang dimiliki guru

memiliki sisi positif maupun sisi negatif. Sisi positif dengan adanya tugas

ganda sebagai pengajar dan sebagai bendahara tata usaha yaitu guru

memiliki kemampuan dan ketrampilan yang ganda pula yaitu sebagai guru

yang dapat mengajar di kelas dan sebagai pegawai tata usaha yang

kompeten, Selain sisi positif ada pula sisi negatif dengan adanya tugas

ganda tersebut. Jika guru kurang dapat mengatur waktu, maka tugas sebagai

guru dan sebagai bendahara tata usaha juga mengalami gangguan. Tugas

tambahan sebagai bendahara tata usaha memiliki banyak pekerjaan dan

terkadang guru tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut di luar jam

pelajaran sehingga guru terlambat masuk kelas dan membawa sebagian

pekerjaannya untuk dikerjakan disela-sela siswa mengerjakan soal latihan.

Tindakan seperti ini akan memecah konsentrasi guru dan kurang maksimal

dalam mengajar sehingga siswapun kurang mendapat perhatian, daya serap

saat guru menjelaskan hanya sedikit yang dapat ditangkap oleh siswa dan

pada akhirnya prestasi juga kurang memuaskan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

Page 74: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui model

Cooperative Learning metode mencari pasangan (Make a Match) sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan pada tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Februari

2012 di ruang pengurus bank mini SMK Negeri 1 Surakarta. Tahap perencanaan

tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Guru pembimbing bersama peneliti membicarakan tentang skenario

pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) yang akan dilakukan

dalam penelitian.

2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi jurnal penyesuaian perusahan dagang dengan pembelajaran kooperatif

metode mencari pasangan (Make a Match).

3) Guru dan peneliti mempersiapkan perlengkapan yang digunakan dalam

penelitian seperti: soal latihan, soal evaluasi akhir beserta jawabannya, serta

kartu- kartu pertanyaan dan jawaban.

4) Guru dan peneliti membuat angket untuk mengetahui minat belajar akuntansi

siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, seperti yang

telah direncanakan, yaitu pertemuan I pada hari Sabtu, 18 Februari 2012,

pertemuan II pada hari Rabu, 22 Februari 2012 dan pada pertemuan III pada hari

Jumat, 24 Februari 2012 di ruang kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.

Pertemuan dilaksanakan selama 7x45 menit sesuai dengan Skenario pembelajaran

dan RPP.

Pelaksanaan tindakan I ini dengan materi penyesuaian perusahaan dagang.

Pelaksanaan tindakan ini guru menjelaskan materi jurnal penyesuaian dengan

jelas dan menjelaskan metode mencari pasangan (Make a Match) kepada siswa.

Tindakan berikutnya guru bersama siswa mengaplikasikan metode mencari

Page 75: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pasangan (Make a Match) secara praktik. Setelah siswa berhasil menemukan

pasangan atas kartu yang dimilikinya, siswa dipersilakan duduk semeja dengan

pasangan yang terbentuk tersebut. Pasangan-pasangan tersebut mendiskusikan

kartu–kartu yang dimilikinya kemudian secara bergantian mempresentasikan di

depan kelas. Pada akhir tindakan guru dan peneliti melaksanakan evaluasi untuk

siklus I dengan materi jurnal penyesuaian perusahaan dagang. Urutan

pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama (Sabtu, 18 Februari 2012)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam hangat kepada

siswa dan sambutan siswa kurang bersemangat karena sudah lelah pada

jam pelajaran terakhir.

b) Guru memeriksa kehadiran siswa dengan melakukan absensi siswa,

mengikuti pelajaran adalah Ulfa Anggraeni Solichah karena menjaga kafe

dan Rona Untari karena bertugas menjaga bank mini.

c) Guru berusaha mengkondisikan kelas.

d) Guru memperkenalkan peneliti dan tujuannya mengadakan penelitian di

kelas X AK 2.

e) Guru memberikan kesempatan berbicara bagi peneliti.

f) Ketika peneliti berbicara dan menyampaikan tujuannya untuk mengadakan

penelitian, siswa terlihat antusias dan sudah akrab dengan peneliti karena

sebelumnya pernah diajar oleh peneliti saat PPL.

g) Peneliti menyerahkan waktu kepada guru kembali.

h) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang hendak

dicapai siswa yaitu dapat menyusun jurnal penyesuaian.

i) Guru mengulas kembali siklus akuntansi dan mengajak siswa untuk

menghubungkan antara materi yang sebelumnya dengan sekarang.

j) Guru menjelaskan materi tentang fungsi jurnal penyesuaian.

k) Guru memberikan contoh- contoh data yang memerlukan penyesuaian

pada akhir periode dan memberikan latihan kepada siswa. Seluruh siswa

mengerjakan, namun beberapa siswa mengerjakan soal diselingi dengan

Page 76: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

bercanda membuat kelas menjadi ramai sehingga guru dan peneliti

menegur siswa yang ramai seperti Fora Byas, Imanuel, Galuh Rahayu.

l) Guru mencocokkan hasil pekerjaan mereka secara bersama.

m) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan hal-

hal yang kurang dimengerti. Siswa yang bertanya Eka Diana dan Bella

Nirmala Sari.

n) Guru meminta Afi Wulandari untuk memimpin doa dan guru menutup

dengan salam.

2) Pertemuan kedua (Rabu, 22 Februari 2012)

a) Membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir dan

Afi Wulandari dan Dyah Shinto izin tidak menjaga bank mini dan kafe selama

pelajaran akuntansi sehingga jumlah siswa di kelas lengkap.

b) Mengulas materi sebelumnya tentang jurnal penyesuaian dan menjelaskan

secara singkat lagi supaya lebih jelas.

c) Selajutnya guru menjelaskan pembelajaran kooperatif melalui metode

mencari pasangan (Make a Match). Guru menjelaskan mekanisme metode

mencari pasangan (Make a Match) dengan pelan-pelan, sebagian besar

siswa mengerti dan menganggukan kepala dan mengatakan “mengerti”,

namun beberapa siswa yang lain masih bingung dan bertanya- tanya pada

teman sebangkunya.

d) Guru memberikan penjelasan mengenai pelajaran hari ini, siswa diminta

membagi kelas menjadi 2 kelompok besar yaitu pemegang kartu

pertanyaan dan pemegang kartu jawaban.

e) Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada kelompok yang

terbentuk.

f) Kelompok pembawa kartu pertanyaan harus memikirkan jawaban dan

mencarinya pada kelompok pembawa kartu jawaban.

g) Setelah semua siswa yang membawa kartu pertanyaan siap untuk mencari

pasangan atas kartunya, maka guru memerintahkan siswa untuk bergerak

dan mencari pasangannya dalam waktu 3 menit.

Page 77: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

h) Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru meminta siswa untuk

duduk dan mengkondisikan kelas agar tidak ricuh.

i) Siswa mendiskusikan kartu pertanyaan dan jawaban bersama pasangannya

dan memamparkan di depan kelas secara bergantian.

j) Guru dan peneliti mengawasi jalannya presentasi sambil berkeliling dan

membuka kegiatan diskusi/ tanya jawab bagi siswa atau kelompok lain

yang ingin memberikan masukan terhadap kelompok yang menyajikan

hasil kerjanya di depan kelas.

k) Setelah presentasi berakhir,siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.

l) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberitahuan akan diadakan evaluasi

pada pertemuan selanjutnya kemudian menutup dengan salam.

3) Pertemuan ketiga (Jumat, 24 Februari 2012)

a) Membuka pelajaran dengan salam. Beberapa siswa masih ada yang terlambat

tetapi masih dimaafkan dan dipersilakan masuk kelas.

b) Guru meminta Afi Wulandari untuk memimpin doa

c) Guru memeriksa kehadiran dan ternyata seluruh siswa masuk kelas. Fora Byas

dan Galuh Ratnaningtyas izin tidak menjaga bank mini dan kafe selama

pelajaran akuntansi.

d) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi dan

siswa duduk di tempatnya masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru

membagikan soal tes. Guru memberikan waktu 50 menit untuk mengerjakan

soal evaluasi.

e) Guru mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk mengerjakan tes secara

mandiri, tidak saling bekerja sama. Setelah waktu tes habis, guru

mengumpulkan lembar siswa saat itu juga.

f) Guru membagikan angket untuk menilai minat belajar siswa. Setelah selesai

diisi oleh siswa, angket tersebut dikumpulkan kepada guru.

g) Sebelum mengakhiri pertemuan guru membuat kesimpulan dari materi

yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan ucapan

terima kasih dan salam.

Page 78: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I

Peneliti melakukan observasi di kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.

Peneliti melakukan observasi bersama dengan guru akuntansi kelas X AK. Guru

melakukan proses pembelajaran sedangkan peneliti berdiri di belakang dan

berkeliling mengamati para siswa dalam proses belajar mengajar. Peneliti

mengamati apa saja yang dilakukan siswa selama pembelajaran dan sesekali

membantu menanggapi pertanyaan dari siswa.

Pada siklus I tepatnya hari Sabtu, 18 Februari 2012, guru memulai

memberikan materi jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang. Setelah

menyampaikan materi guru memberikan latihan soal untuk mengerti seberapa

dalam pemahaman siswa. Pada pertemuan yang pertama ini, guru belum

menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match) melainkan hanya mengajar dengan ceramah, tanya jawab dan latihan soal

kemudian dicocokkan bersama. Pada hari Rabu, 22 Februari 2012 guru mengajar

dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). Guru

menjelaskan materi jurnal penyesuaian lagi untuk mengulang pelajaran yang

telah diberikan pada pertemuan sebelumnya kemudian guru menerangkan metode

mencari pasangan (Make a Match). Siswa terlihat bersemangat untuk mencari

pasangan atas kartu yang dipegangnya. Siswa dikatakan dapat melakukan metode

Make a Match dengan baik dilihat dari beberapa penilaian yang ditetapkan

peneliti. Penilaian tersebut antara lain apabila siswa memahami secara langsung

sesaat setelah penjelasan pelaksanaan, siswa tersebut dapat menemukan pasangan

soal dan jawaban dengan tepat dan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan.

Siklus I ini akan ditutup dengan evaluasi akhir agar prestasi belajar dari siklus I

dapat segera diketahui.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi di X Ak 2, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara terhadap

siswa, siswa merasakan banyak manfaat dengan diterapkannya metode mencari

pasangan (Make a Match) yang diterapkan di depan kelas yaitu selain permainan

yang menyenangkan siswa lebih dapat berinteraksi dengan rekannya, siswa tidak

Page 79: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

malas mencari pasangan soal dan jawaban, antusiasme siswa terhadap pelajaran

juga mengalami peningkatan. Informasi yang didapatkan setelah mengadakan

evaluasi siklus I dan penyebaran angket sebagai berikut:

1) Siswa memiliki minat untuk belajar akuntansi sebesar 77,1% yang dinilai

cukup baik dan mencerminkan siswa cukup bersemangat dalam proses belajar

mengajar.

2) Siswa yang sudah mengerti dan melaksanakan metode mencari pasangan

(Make a Match) sebesar 80% yang dinilai dari banyaknya siswa yang berhasil

menemukan pasangan sebelum 3 menit.

3) Kemampuan rata-rata siswa mengerjakan soal secara mandiri dengan benar

dan mencapai KKM memiliki nilai 79,9. Nilai ini sudah mencapai KKM yang

ditetapkan yaitu 77, namun masih ada 10 atau 25% siswa yang belum tuntas

mencapai KKM. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan rencana untuk

meningkatkan prestasi siswa.

Hasil observasi dan interprestasi yang telah dilakukan dapat dilihat

berikut ini:

Tabel 4.1 Kemampuan mencari pasangan (Make a Match) Siklus I

Kriteria Jumlah siswa Persentase

Berhasil 32 80%

Belum berhasil 8 20%

Total 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Page 80: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.2 Minat Belajar Siklus I

Indikator Keterangan Jumlah siswa Persentase

A. Kedisiplinan Sangat setuju 8 20%

Setuju 23 57,5%

Tidak setuju 9 22,5%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

B.Tidak mudah

putus asa

Sangat setuju 16 40%

Setuju 12 30%

Tidak setuju 12 30%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

C.Perasaan senang Sangat setuju 6 15%

Setuju 28 70%

Tidak setuju 6 15%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlaj 40 100%

D. Kemauan Sangat setuju 6 15%

Setuju 24 60%

Tidak setuju 10 25%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

E.Mengulang

pelajaran

Sangat setuju 16 40%

Setuju 15 37,5%

Tidak setuju 9 22,5%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

F. Ingin berhasil Sangat setuju 18 22,5%

Setuju 48 60%

Tidak setuju 14 17,5%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

G.Ketertarikan

kepada mata

pelajaran

Sangat setuju 17 42,5%

Setuju 12 30%

Tidak setuju 11 27,5%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

H.Perasaan

terhadap situasi

Sangat setuju 26 32,5%

Setuju 35 43,75%

Tidak setuju 19 23,75

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Page 81: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat tingkat minat yang dimiliki siswa

kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta

Tabel 4.3 Capaian Indikator Minat Belajar Siswa Siklus I

Indikator Jumlah Persentase

A. Kedisiplinan 31 77,5%

B. Tidak mudah putus asa 28 70%

C. Perasaan senang 34 85%

D. Kemauan 30 75%

E. Mengulang pelajaran 31 77,5%

F. Ingin berhasil (32+34):2 = 33 82,5%

G. Ketertarikan kepada mata pelajaran 29 72,5%

H. Perasaan terhadap situasi (29+32):2 = 30,5 76,25%

Rata-rata 77,1%

(Sumber: data primer yang dioah 2012)

Hasil penilaian minat belajar siswa jika disajikan dalam grafik akan

nampak sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

A B C D E F G H

Minat belajar siswa

Gambar 4.1 Capaian Indikator Minat Belajar Siswa Siklus I

P

E

R

S

E

N

T

A

S

E

Page 82: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Keterangan :

A : Kedisiplinan

B : Tidak mudah putus asa

C : Perasaan senang

D : Kemauan

E : Mengulang pelajaran

F : Ingin berhasil

G : Ketertarikan kepada mata pelajaran

H : Perasaan terhadap situasi

Berdasarkan evaluasi siklus I, ketuntasan prestasi belajar (77) yang

tercapai pada siklus I sebanyak 30 siswa dengan presentasi 75% dan siswa yang

belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 25% serta nilai rata- rata siswa 79,9.

Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.4 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I

Kriteria

Ketuntasan

Minimal

Prestasi Belajar Akuntansi

Kriteria

Indikator Ketercapaian 85%

Sebelum Tindakan Setelah Tindakan Siklus I

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

93 – 100 0 0% 1 2,5%

77 85 – 92 1 2,5% 6 15%

77 – 84 24 60% 23 57,5%

69 – 76

61 - 68

<61

4

7

4

10%

17,5%

10%

10%

10

0

0

25%

Total

Siswa

40 100% 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Page 83: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 4.5 Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 30 75%

Belum Tuntas 10 25%

Total 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan

metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum

penerapan metode Make a Match, rata-rata kelas adalah 73,7 kemudian setelah

diterapkannya metode ini, rata-rata kelas menjadi 79,9. Jumlah siswa yang

mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 77 sebanyak 30 siswa dari jumlah

keseluruhan 40 siswa. Akan tetapi, indikator ketercapaian pada siklus I belum

tercapai dari 85% target yang direncanakan, yaitu baru 75% siswa yang

memperoleh nilai diatas 77 sedangkan 25% siswa yang lainnya masih belum

tuntas. Ketuntasan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

0102030405060708090

BELUM

TUNTAS

JUMLAH SISWA

PERSENTASE

Gambar 4.2 Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I

0

10

20

30

40

50

60

70

80

TUNTAS BELUM

TUNTAS

Jumlah siswa

Persentase (%)

Page 84: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan Siklus I, peneliti melakukan

analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kelemahan guru dalam Siklus I adalah :

a) Guru terlalu cepat dalam menerangkan sehingga siswa belum dapat

mengikuti pelajaran dengan baik.

b) Guru dalam menjelaskan kurang keras suaranya sehingga siswa yang

berada di belakang tidak mendengar dan tidak memerhatikan pelajaran.

c) Guru belum dapat memonitoring siswa secara keseluruhan, sehingga siswa

masih banyak yang belum diperhatikan.

d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu

menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada siswa

yang lain sehingga siswa kurang bersemangat.

e) Guru belum dapat mengawasi evaluasi secara keseluruhan, sehingga

beberapa siswa yang berada di belakang mengerjakan soal evaluasi dengan

bekerjasama dengan teman yag lain.

2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut:

a) Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran

b) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang ditetapkan

saat siswa harus menerapkan metode mencari pasangan (Make a Match),

beberapa siswa terlambat menemukan pasangannya.

c) Sebagian besar siswa berusaha aktif untuk mengikuti pelajaran, namun

beberapa siswa masih acuh terhadap pelajaran dan cenderung

mengabaikan.

d) Pada saat evaluasi berlangsung, beberapa siswa terutama yang berada

dibelakang tidak mengerjakan soal dengan mandiri dan jujur, mereka

masih bekerjasama, saling menanyakan soal dan memberikan jawaban

antara teman satu dengan teman yang lain.

e) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan

pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah

dibutuhkan dalam konteks seperti ini.

Page 85: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

f) Dari segi ketuntasan belajar masih terdapat 10 siswa yang tidak tuntas

dalam mengerjakan ujian, disebabkan karena siswa masih bingung untuk

menentukan akun dan hitungan yang benar. Siswa yang sudah mencapai

standar nilai 77 ke atas sebanyak 30 siswa ( 75% dari 40 siswa) dan siswa

tersebut dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai

tertinggi adalah 98, nilai terendah adalah 70 dan nilai rata-rata kelas sudah

cukup baik, yaitu 79,9 dibanding sebelum diterapkannya siklus I yaitu

sebesar 73,7.

Berdasarkan observasi dan analisa di atas, tindakan refleksi yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan

monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa yang

mengalami kesulitan akan mudah teratasi.

2) Guru lebih kreatif dan ikut serta dalam menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama

dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk

memacu semangat atau motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik dan rapi.

4) Guru harus memerhatikan dan bersikap tegas pada saat evaluasi agar siswa

mengerjakan soal secara jujur dan tidak bekerjasama dengan teman yang lain.

2. Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin,

27 Februari 2012 di ruang tata usaha SMK Negeri 1 Surakarta. Guru bersama

peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan

refleksi dari siklus I masih terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati

pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali

Page 86: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pertemuan, yakni pada hari Rabu, 29 Februari 2012, Jumat, 2 Maret 2012 dan

Sabtu, 3 Maret 2012. Perencanaan tindakan II sebagai berikut:

1) Guru pembimbing bersama peneliti membicarakan tentang skenario

pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) yang akan dilakukan

dalam penelitian.

2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk materi jurnal penyesuaian perusahan dagang dengan pembelajaran

kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match).

3) Guru dan peneliti mempersiapkan perlengkapan yang digunakan dalam

penelitian seperti: soal latihan, soal evaluasi akhir beserta jawabannya,

serta kartu- kartu pertanyaan dan jawaban.

4) Guru dan peneliti membuat angket untuk mengetahui minat belajar

akuntansi siswa.

b. Pelaksanaan Siklus II

Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Rabu, 29 Februari

2012, Jumat, 2 Maret 2012 dan Sabtu, 3 Maret 2012. Pertemuan dilaksanakan

selama 7x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan

tindakan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I, hanya

pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari

tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II berbeda

dengan tindakan I. Pada pelaksanaan tindakan I materi yang digunakan adalah

jurnal penyesuaian perusahaan dagang sedangkan materi pada siklus II materi

yang digunakan adalah kertas kerja perusahaan dagang. Kedua materi ini

merupakan rangkaian yang berurutan dalam siklus akuntansi.

Pada pertemuan siklus II guru menjelaskan cara menyusun kertas

kerja perusahaan dagang. Pada dasarnya kertas kerja perusahaan dagang sama

demgan ketas kerja perusahaan jasa yang telah dibahas pada semester I. Guru

membuka kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya tentang hal – hal yang

Page 87: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

masih belum dimengerti atau masih merasa bingung. Guru membagikan kartu

pertanyaan dan jawaban kemudian setiap siswa sesegera mungkin menemukan

pasangannya. Setelah bertemu dengan pasangannya, siswa berdiskusi

kemudian menyampaikan hasil diskusi di depan kelas secara bergantian seperti

yang dilakukan pada siklus I. Pada siklus II ini mengambil materi kertas kerja,

namun materi ini merupkan kelanjutan dari jurnal penyesuaian sehingga masih

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Penyajian hasil diskusi disertai

dengan tanya jawab yang lebih efektif dan suasana belajar yang hidup.

Kegiatan terakhir pada siklus II ini adalah mengadakan evaluasi akhir siklus II.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama (Rabu, 29 Februari 2012)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam hangat

kepada siswa.

b) Guru memeriksa kehadiran siswa dengan melakukan absensi siswa,

seluruh siswa hadir.

c) Guru berusaha mengkondisikan kelas.

d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang

hendak dicapai siswa yaitu dapat menyusun kertas kerja perusahaan

dagang.

e) Guru mengulas kembali siklus akuntansi dan mengajak siswa untuk

menghubungkan antara materi yang sebelumnya dengan sekarang.

f) Guru menjelaskan materi tentang kertas kerja perusahaan dagang.

g) Guru memberikan latihan kepada siswa. Seluruh siswa mengerjakan.

h) Guru mencocokkan hasil pekerjaan mereka secara bersama.

i) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan

hal- hal yang kurang dimengerti. Siswa yang bertanya Handini Pratiwi

dan Megawati Permata Sari.

j) Guru menutup dengan salam.

2) Pertemuan kedua (Jumat, 2 Maret 2012)

a) Membuka pelajaran dengan salam.

Page 88: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b) Guru meminta Afi Wulandari memimpin doa.

c) Guru memeriksa kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir Fora Byas dan Galuh

Ratnaningtyas izin tidak menjaga bank mini dan kafe selama pelajaran

akuntansi.

d) Mengulas materi sebelumnya kertas kerja dan menjelaskan secara singkat

lagi supaya lebih jelas.

e) Selajutnya guru menjelaskan pembelajaran kooperatif melalui metode

mencari pasangan (Make a Match). Guru menjelaskan mekanisme

metode mencari pasangan (Make a Match) dengan pelan-pelan,

sebagian besar siswa mengerti dan menganggukan kepala dan

mengatakan “mengerti”, namun beberapa siswa yang lain masih

bingung dan bertanya- tanya pada teman sebangkunya.

f) Guru memberikan penjelasan mengenai pelajaran hari ini, siswa diminta

membagi kelas menjadi 2 kelompok besar yaitu pemegang kartu

pertanyaan dan pemegang kartu jawaban.

g) Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada kelompok yang

terbentuk.

h) Kelompok pembawa kartu pertanyaan harus memikirkan jawaban dan

mencarinya pada kelompok pembawa kartu jawaban.

i) Setelah semua siswa yang membawa kartu pertanyaan siap untuk

mencari pasangan atas kartunya, maka guru memerintahkan siswa

untuk bergerak dan mencari pasangannya dalam waktu 3 menit.

j) Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru meminta siswa

untuk duduk dan mengkondisikan kelas agar tidak ricuh.

k) Siswa mendiskusikan kartu pertanyaan dan jawaban bersama

pasangannya dan memamparkan di depan kelas secara bergantian.

l) Guru dan peneliti mengawasi jalannya presentasi sambil berkeliling dan

membuka kegiatan diskusi/ tanya jawab bagi siswa atau kelompok lain

yang ingin memberikan masukan terhadap kelompok yang menyajikan

hasil kerjanya di depan kelas.

Page 89: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

m) Setelah presentasi berakhir,siswa mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

n) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberitahuan akan diadakan evaluasi

pada pertemuan selanjutnya kemudian menutup dengan salam.

3) Pertemuan ketiga (Sabtu, 3 Maret 2012)

a) Membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Semua

siswa hadir pada pertemuan hari ini. Ulfa dan Rona izin tidak menjaga bank

mini dan kafe selama pelajaran akuntansi.

b) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi

dan siswa duduk di tempatnya masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru

membagikan soal tes. Guru memberikan waktu 70 menit untuk

mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk mengerjakan tes

secara mandiri, tidak saling bekerja sama. Setelah waktu tes habis, guru

mengumpulkan lembar siswa.

d) Guru membagi angket minat kepada siswa. Setelah siswa selesai mengisi

angket, angket tersebut dikumpulkan kepada guru.

e) Sebelum mengakhiri pertemuan guru membuat kesimpulan dari materi

yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan ucapan

terima kasih dan salam.

c. Observasi dan Interpretasi Siklus II

Peneliti melakukan observasi di kelas X AK 2 SMK Negeri 1

Surakarta. Peneliti melakukan observasi bersama dengan guru akuntansi kelas

X AK. Guru melakukan proses pembelajaran sedangkan peneliti berdiri di

belakang dan berkeliling mengamati para siswa dalam proses belajar mengajar.

Peneliti mengamati apa saja yang dilakukan siswa selama pembelajaran dan

sesekali membantu menanggapi pertanyaan dari siswa.

Pada siklus II tepatnya hari Rabu, 29 Februari 2012, guru memulai

memberikan materi kertas kerja pada perusahaan dagang. Setelah

Page 90: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menyampaikan materi guru memberikan latihan soal untuk mengerti seberapa

dalam pemahaman siswa. Pada pertemuan yang pertama ini, guru belum

menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match) melainkan hanya mengajar dengan ceramah, tanya jawab dan latihan

soal kemudian dicocokkan bersama. Pada hari Jumat, 2 Maret 2012 guru

mengajar dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match). Guru menjelaskan materi kertas kerja lagi untuk mengulang pelajaran

yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya kemudian guru menerangkan

metode mencari pasangan (Make a Match). Siswa terlihat bersemangat untuk

mencari pasangan atas kartu yang dipegangnya. Siswa dikatakan dapat

melakukan metode Make a Match dengan baik dilihat dari beberapa penilaian

yang ditetapkan peneliti. Penilaian tersebut antara lain apabila siswa

memahami secara langsung sesaat setelah penjelasan pelaksanaan, siswa

tersebut dapat menemukan pasangan soal dan jawaban dengan tepat dan tidak

melampaui batas waktu yang ditetapkan. Siklus II ini akan ditutup dengan

evaluasi akhir agar hasil belajar dari siklus II dapat segera diketahui.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi di X AK 2, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara

terhadap siswa, siswa merasakan senang terhadap penerapan metode mencari

pasangan (Make a Match) dalam pembelajaran akuntansi di kelas yaitu selain

permainan yang menyenangkan siswa lebih dapat berinteraksi dengan

rekannya, siswa tidak malas mencari pasangan soal dan jawaban, antusiasme

siswa terhadap pelajaran juga mengalami peningkatan. Adapun gambaran

informasi setelah dilakukan evaluasi dan penyebaran angket minat sebagai

berikut:

1) Siswa memiliki minat untuk belajar akuntansi sebesar 87,34% yang dinilai

baik dari siklus I yang memiliki persentase 77,1% serta mencerminkan

antusiasme siswa untuk bersemangat dalam proses belajar mengajar. Pada

siklus II ini minat siswa terlihat meningkat dari siklus I yaitu sebesar

10,24%.

Page 91: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2) Siswa yang sudah mengerti dan melaksanakan metode mencari pasangan

(Make a Match) sebesar 36 siswa (90%). Hasil ini mengalami peningkatan

10% dari siklus I yang memiliki persentase 80% atau 32 siswa.

Peningkatan ini dikarena siswa semakin mengerti mengenai metode

mencari pasangan (Make a Match) dan semakin cepat menemukan

jawabannya.

3) Kemampuan rata-rata siswa mengerjakan soal secara mandiri dengan

benar dan mencapai KKM memiliki nilai 91,5. Nilai ini sudah mencapai

KKM yang ditetapkan yaitu 77, namun masih 5 siswa yang belum

mencapai KKM. Siswa semakin memahami materi dan mampu

menyelesaikan evaluasi dengan sangat baik dengan rata–rata nilai kelas

91,5 yang peneliti rasa puas dengan hasil ini. Jumlah siswa yang tuntas

melebihi KKM sebanyak 35 siswa atau 87,5% dari 40 siswa, capaian ini

sudah memenuhi target peneliti yang menentukan indikator ketercapaian

sebesar 85%.

Hasil observasi dan interprestasi yang telah dilakukan dapat dilihat

berikut ini:

Tabel 4.6 Kemampuan Mencari Pasangan (Make a Match) Siklus II

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Berhasil 36 90%

Belum berhasil 4 10%

Total 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Page 92: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 4.7 Minat Belajar Siswa Siklus II

Indikator Keterangan Jumlah siswa Persentase

A. Kedisiplinan Sangat setuju 12 30%

Setuju 23 57,5%

Tidak setuju 5 12,5%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

B.Tidak mudah

putus asa

Sangat setuju 20 50%

Setuju 17 42,5%

Tidak setuju 3 7,5%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

C.Perasaan senang Sangat setuju 17 42,5%

Setuju 21 52,5%

Tidak setuju 2 5%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

D. Kemauan Sangat setuju 14 35%

Setuju 18 45%

Tidak setuju 8 20%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

E.Mengulang

pelajaran

Sangat setuju 18 45%

Setuju 14 35%

Tidak setuju 8 20%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

F. Ingin berhasil Sangat setuju 41 51,25%

Setuju 30 37,5%

Tidak setuju 9 11,25%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

G.Ketertarikan

kepada mata

pelajaran

Sangat setuju 20 50%

Setuju 16 40%

Tidak setuju 4 10%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

H.Perasaan

terhadap situasi

Sangat setuju 38 47,5%

Setuju 30 37,5%

Tidak setuju 12 15%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Page 93: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat tingkat minat yang dimiliki siswa

kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta

Tabel 4.8 Capaian Indikator Minat Belajar Siswa Siklus II

Indikator Jumlah Persentase

A. Kedisiplinan 35 87,5%

B. Tidak mudah putus asa 37 92,5%

C. Perasaan senang 38 95%

D. Kemauan 32 80%

E. Mengulang pelajaran 32 80%

F. Ingin berhasil (41+30):2 = 35,5 88,75%

G. Ketertarikan kepada mata pelajaran 36 90%

H. Perasaan terhadap situasi (38+30):2 = 34 85%

Rata-rata 87,34%

Hasil penilaian minat belajar siswa jika disajikan dalam grafik akan

nampak sebagai berikut:

70

75

80

85

90

95

A B C D E F G H

Minat belajar siswa

Gambar 4.3 Capaian Indikator Minat Belajar Siswa Siklus II

P

E

R

S

E

N

T

A

S

E

Page 94: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Keterangan :

A : Kedisiplinan

B : Tidak mudah putus asa

C : Perasaan senang

D : Kemauan

E : Mengulang pelajaran

F : Ingin berhasil

G : Ketertarikan kepada mata pelajaran

H : Perasaan terhadap situasi

Berdasarkan evaluasi siklus II, seluruh siswa mampu mencapai nilai

diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata- rata yang sangat

baik yaitu 91,5 yang dapat tercermin pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Nilai Hasil Evaluasi Siklus II

Kriteria

Ketuntasan

Minimal

Prestasi Belajar Akuntansi

Kriteria

Indikator Ketercapaian 85%

Tindakan Siklus I Tindakan Siklus I

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

93 – 100 1 2,5% 26 65%

77 85 – 92 6 15% 7 17,5

77 – 84 23 57,5% 2 5%

69 – 76 10 25% 5 12,5%

61 – 68 0 0% 0 0%

<61 0 0% 0 0%

Total

Siswa

40 100% 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Page 95: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.10 Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 35 87,5%

Belum Tuntas 5 12,5%

Total 40 100%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Berdasarkan tabel 4.10 jika disajikan dalam bentuk grafik akan terlihat

seperti di bawah ini:

Gambar 4.6 Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II

Gambar 4.4 Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan

metode mencari pasangan (Make a Match) mampu meningkatkan minat belajar

siswa dan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan metode Make a Match,

rata-rata kelas adalah 73,7 kemudian setelah diterapkannya metode ini pada

siklus I, rata- rata kelas mengalami peningkatan yaitu dengan rata – rata kelas

79,9. Hasil ini mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II. Siswa

yang mampu mencapai ketuntasan sebesar 87,5% atau 35 siswa dari 40 siswa

yang ada di kelas X AK 2, selain itu nilai rata-rata kelas yang mampu diperoleh

35

87,5

512,5

0

20

40

60

80

100

TUNTAS BELUM

TUNTAS

JUMLAH SISWA

PERSENTASE

Page 96: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

mencapai 91,5 yang masuk dalam kriteria sangat baik. Hasil tersebut sudah

mencapai angka ketercapaian yang ditetapkan peneliti pada awal penelitian

yaitu 85%, sehingga peneliti merasa sudah tidak perlu lagi untuk melanjutkan

ke siklus III.

Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan siklus II, peneliti

melakukan analisis sebagai berikut:

1) Dari segi guru peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

a) Guru sudah tidak terlalu cepat dalam menyampaikan materi, sehingga

siswa lebih mudah memahami materi yang dijelaskan guru.

b) Suara guru sudah terdengar keras dan jelas sampai siswa yang duduk di

barisan paling belakang sehingga siswa memerhatikan apa yang

dijelaskan guru.

c) Guru melakukan pendekatan kepada siswa dan dapat memonitoring

kemampuan siswa sehingga siswa terlihat lebih diperhatikan oleh guru.

d) Guru memberikan penghargaan atau hadiah kecil berupa makanan

ringan, coklat, atau alat tulis yang dapat membuat siswa senang dan

bangga jika mereka memilikinya. Penghargaan ini memacu siswa untuk

bersemangat untuk memerhatikan pelajaran dan aktif dalam metode

mencari pasangan (Make a Match) pada siklus II.

e) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung, guru

tidak hanya mengawas dari depan kelas namun masih berkeliling untuk

mengawasi evaluasi secara ketat dan memberikan peringatan keras bagi

siswa yang terbukti bekerja sama dengan siswa yang lain. Hal tersebut

dilakukan agar siswa terutama yang duduk di barisan belakang dapat

mengerjakan evaluasi dengan jujur dan tidak curang.

2) Dari segi siswa peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

a) Sebagian besar siswa sudah terkendali dan mengikuti pelajaran dengan

sungguh – sungguh walaupun ada sebagian kecil dari siswa masih

kurang konsentrasi.

b) Siswa dapat menemukan pasangan dalam menerapkan metode mencari

pasangan (Make a Match) dengan waktu yang relatif cepat. Hal ini

Page 97: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

membuktikan siswa semakin mengerti mengenai materi dan metode

mencari pasangan (Make a Match) dari siklus I.

c) Pada evaluasi siklus II siswa terlihat lebih sungguh–sungguh dalam

mengerjakan dan sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakan secara

mandiri dan tidak bekerjasama walaupun ada beberapa siswa mencari-

cari kesempatan bertanya kepada temannya.

d) Dari segi ketuntasan belajar 87,5% atau 35 dari 40 siswa telah mampu

mencapai KKM.

Berdasarkan observasi dan analisa di atas, tindakan refleksi yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan

monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa yang

mengalami kesulitan akan mudah teratasi.

2) Guru lebih kreatif dan ikut serta dalam menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama

dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk

memacu semangat atau motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik dan rapi.

4) Guru harus memerhatikan dan bersikap tegas pada saat evaluasi agar siswa

mengerjakan soal secara jujur dan tidak bekerjasama dengan teman yang lain.

5) Guru harus berusaha untuk inovatif dalam menggunakan berbagai model dan

metode pembelajaran saat mengajar, sehingga siswa bersemangat dalam

mengikuti pelajaran akuntansi dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match) merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan

prestasi belajar akuntansi siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua

siklus pembelajaran dengan metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu metode

mencari pasangan (Make a Match). Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan

Page 98: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

tabel yang disajikan di atas pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan

kualitas belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa. Peningkatan tersebut dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.11 Perbandingan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Indikator Persentase Capaian Peningkatan

Siklus I Siklus II (dalam %)

A. Kedisiplinan 77,5% 87,5% 10%

B. Tidak mudah putus asa 70% 92,5% 22,5%

C. Perasaan senang 85% 95% 10%

D. Kemauan 75% 80% 5%

E. Mengulang pelajaran 77,5% 80% 2,5%

F. Ingin berhasil 82,5% 88,75% 6,25%

G. Ketertarikan kepada pelajaran 72,5% 90% 17,5%

H. Perasaan terhadap situasi 76,25% 85% 8,75%

Rata – rata 77,1% 87,34%` 10,24%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Peningkatan minat belajar akuntansi jika ditampilkan dalam grafik

sebagai berikut:

Page 99: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

77,570

85

75 77,582,5

72,576,25

87,592,5 95

80 8088,75 90

85

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

A B C D E F G H

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 4.5 Peningkatan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.12 Kemampuan siswa menemukan pasangan (Make a Match) Siklus I

dan Siklus II

Kriteria Siklus I Siklus II

Tuntas 32 siswa 36siswa

Persentase 80% 90%

Belum Tuntas 8 siswa 4siswa

Persentase 20% 10%

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

3236

84

0

5

10

15

20

25

30

35

40

TUNTAS BELUM TUNTAS

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 4.6 Peningkatan Kemampuan Metode Mencari Pasangan (Make a

match) Siklus I dan Siklus II

Page 100: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 4.13 Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

Kriteria Sebelum Penerapan Siklus I Siklus II

Tuntas 25 siswa 30 siswa 35siswa

Persentase 62,5% 75% 87,5%

Belum Tuntas 15 siswa 10 siswa 5siswa

Persentase 37,5% 25% 12,5%

Rata-rata nilai 73,7 79,9 91,5

(Sumber: data primer yang diolah 2012)

Berdasarkan tabel data dan grafik yang disajikan dalam siklus I dan siklus

II hasil penelitian di atas diperoleh hasil penelitian yang mencerminkan peningkatan

prestasi belajar siswa.

Hasil tersebut jika dasajikan dalam bentuk grafik akan nampak sebagai

berikut:

Gambar 4.7 Peningkatan Minat Belajar Siswa, Penerapan Make a Match dan

Prestasi Belajar Siswa

60

70

80

90

MINAT SISWA

MAM

PRESTASI SISWA

MINAT SISWA 77,1 87,34

MAM 80 90

PRESTASI SISWA 75 87,5

SIKLUS 1 SIKLUS II

Page 101: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Keterangan:

Minat siswa : Minat siswa untuk belajar dan mengikuti pelajaran akuntansi

MAM : Kemampuan siswa untuk mengerti dan mengaplikasikan metode

mencari pasangan (Make a Match)

Prestasi Siswa: Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai

nilai KKM yang ditetapkan yaitu 77.

D. Pembahasan

Berdasarkan uraian dan tabel data dan grafik yang disajikan pada siklus I

dan siklus II di atas diperoleh prestasi belajar yang mengalami peningkatan.

Model Cooperative Learning metode mencari pasangan (Make a Match)

berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran akuntansi. Deskripsi hasil

penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk

mengetahui kondisi yang ada di SMK Negeri 1 Surakarta. Berdasarkan hasil

survei awal, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa

kelas X AK 2 masih kurang optimal, yaitu siswa masih kurang antusias mengikuti

pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya rata- rata kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 77. Oleh karena itu, peneliti mengadakan

diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan

tersebut, yaitu dengan menerapkan model Cooperative Learning metode mencari

pasangan (Make a Match) Pembelajaran dengan mencari pasangan yaitu

mencocokkan kartu pertanyaan dengan kartu jawaban akan memacu keaktifan

siswa dan antusias siswa untuk segera menemukan pasangannya.

Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada

pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah jurnal penyesuaian pada perusahaan

dagang. Guru memberikan materi dengan menjelaskan data-data yang

memerlukan penyesuaian dan jurnal yang digunakan untuk menyesuaiakan data-

data tersebut agar nampak dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Guru dan

peneliti membagi kelas menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok pembawa kartu

Page 102: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban. Kelas X AK 2 berjumlah 40

siswa yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pembawa kartu pertanyaan 20

anak dan kelompok pembawa kartu jawaban 20 anak.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa

masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

respon siswa pada saat apersepsi dan dominasi beberapa siswa dalam

mengemukakan pendapatnya dan dalam mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran berlangsung serta dapat dilihat juga dalam kegiatan kerja kelompok

berpasangan ada beberapa siswa yang belum berpartisipasi. Selain itu,

kesempatan presentasi untuk tanya jawab juga masih diabaikan para siswa yang

tidak maju. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana

pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam

pembelajaran akuntansi pada siklus I.

Materi pembelajaran pada siklus II adalah kertas kerja atau neraca lajur

yang merupakan kelanjutan dari materi jurnal penyesuaian pada siklus I. Dalam

pelaksanaan siklus II ini siswa terlihat lebih antusias dengan pembelajaran

kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) yang telah diterapkan

sebelumnya, selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa tidak segan bertanya

dan berdiskusi dengan teman pasangannya maupun menanyakan dengan guru atau

peneliti. Suasana kelas menjadi semakin hidup dan siswa semakin aktif dalam

kegiatan belajar mengajar.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, pada hakikatnya yang berperan

aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian,

metode mengajar seharusnya beralih dari pembelajaran yang berpusat pada guru

menjadi pembelajaran berpusat pada siswa yang memacu siswa untuk lebih

bertindak aktif dalam menerima dan mencari informasi mengenai materi yang

diberikan. Salah satu metode yang dapat meningkatkan keaktifan adalah

pembelajaran koperatif dengan metode mencari pasangan (Make a Match).

Dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match), peran guru untuk membangkitkan rasa senang dan keaktifan siswa dapat

Page 103: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

terbantu karena melalui metode ini siswa dapat aktif untuk bergerak mencari

pasangannya, berinteraksi dengan teman pasangannya dan mengemukakan

gagasan, pendapat yang ingin diutarakan. Dengan peningkatan minat belajar,

siswa akan merasa tidak cepat bosan dan lebih memahami materi pelajaran

sehingga prestasi siswa dapat mengalami peningkatan dari pada sebelum

penerapan metode mencari pasangan (Make a Match).

Berdasarkan tindakan tersebut, guru dan peneliti berhasil melaksanakan

pembelajaran akuntansi yang menyenangkan sehingga prestasi belajar akuntansi

dapat meningkat. Selain itu, dapat meningkatkan kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran

akuntansi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari

pasangan (Make a Match) dapat dilihat dari beberapa indikator-indikator antara

lain:

1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (student center)

sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran baik dalam diskusi atau kerja

kelompok, presentasi, tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam

bekerja sama dan menumbuhkan semangat belajar.

2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan

siswa sehingga membuat siswa lebih berminat dan nyaman dalam belajar. Hal

ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran

terus mengalami peningkatan.

3. Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan dan lebih percaya diri

dengan kemampuannya. Hal ini terjadi karena siswa yang awalnya belum

memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya

lebih lanjut dan leluasa baik secara langsung kepada guru maupun peneliti

atau teman pasangannya.

4. Penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match)

dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian prestasi

belajar. Prestasi belajar tersebut dinyatakan baik karena 87,5% dari 40 siswa

memiliki nilai di atas standar batas tuntas yaitu 77 dan mengalami

peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa secara

Page 104: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

umum siswa telah memahami materi yang disajikan dengan baik pada proses

belajar mengajar yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari

pasangan (Make a Match).

Page 105: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus di

kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta dengan tiga kali tatap muka tiap siklusnya.

Setiap siklusnya dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan;

(2) Pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4) analisis dan refleksi

tindakan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan secara umum model

pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat

meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1

Surakarta. Hal ini terbukti dari jumlah siswa yang tuntas dan nilai rata-rata kelas

meningkat setiap tindakan yang dilakukan.

Prestasi belajar akuntansi siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta

pratindakan menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM (77).

Banyaknya siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (37,5%) dari 40 siswa dan

nilai rata-rata kelas yang dicapai 73,7. Nilai pratindakan ini menunjukan bahwa

perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.

Upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi dilakukan dengan menerapkan

model koopearif metode mencari pasangan (Make a Match). Setelah diadakan

tindakan pada siklus I diperoleh hasil bahwa jumlah siswa yang dinyatakan tuntas

atau mencapai KKM (77) sebanyak 30 siswa (75%) dari 40 siswa. Hasil ini

meningkat 12,5% dari 62,5% pada pratindakan menjadi 75% pada siklus I. Rata–

rata nilai yang dicapai juga meningkat yaitu 73,7 pada pratindakan I menjadi 79,9

pada siklus I. Nilai rata–rata kelas yang dicapai sudah cukup baik, namun jumlah

siswa yang dinyatakan tuntas masih 30 siswa atau 75% dari 40 siswa sedangkan

indikator ketercapaian peneliti adalah 85%, sehingga peneliti perlu untuk

mengadakan tindakan siklus II untuk mencapai target tersebut. Tindakan pada

siklus II juga menunjukan peningkatan prestasi belajar yang signifikan yaitu

sebanyak 30 siswa (75%) dari 40 siswa pada siklus I menjadi 87,5% atau

89

Page 106: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

sebanyak 35 siswa yang dapat mencapai KKM. Rata-rata nilai kelas juga

meningkat dari 79,9 pada siklus I menjadi 91,5 pada siklus II. Hal ini

membuktikan model kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat

meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1

Surakarta.

Di samping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hasil penelitian

ini menunjukkan adanya peningkatan minat belajar akuntansi siswa. Hasil dari

survei pendahuluan dengan siswa ketika pratindakan menunjukan bahwa siswa

kurang tertarik dengan model pembelajaran dan metode yang digunakan selama

ini oleh guru. Pascatindakan dilakukan pengisian angket tentang ketertarikan

siswa setelah tindakan siklus I dan II. Angket yang dibagikan berisi sepuluh

pernyataan positif mengenai pembelajaran akuntansi dengan pembelajaran

kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). Berdasarkan angket yang

diberikan oleh peneliti mendapatkan hasil bahwa minat belajar akuntansi siswa

setelah pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) pada

siklus I 77,1% yang tergolong baik. Minat belajar siswa pada siklus II mengalami

peningkatan menjadi 87,34%. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa

pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat

meningkatkan minat belajar akuntansi siswa X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.

Pelaksanaan tindakan di kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta pada

siklus I dan siklus II mengalami beberapa kendala diantaranya, sarana dan

prasarana yang kurang mendukung pembelajaran sepenuhnya menyebabkan

terganggunya kelancaran proses pembelajaran, buku pelajaran hanya berasal dari

pinjaman sekolah yang jumlahnya belum memenuhi jumlah siswa. Ditinjau dari

siswa, kemampuan siswa untuk konsentrasi dan memerhatikan guru masih kurang

baik dan masih sulit untuk dikondisikan. Dari segi pengajaran guru pada awal

tindakan dan selama proses tindakan sebagian besar siswa sudah antusias dengan

pertanyaan yang diberikan guru, namun masih ada beberapa siswa yang hanya

diam saja tidak ikut menjawab pertanyaan guru secara bersama-sama. Selan itu,

guru kurang dapat membagi waktu antara mengajar dengan melaksanakan tugas

Page 107: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tambahan sebagai bendahara tata usaha, sehingga terkadang guru terlambat masuk

kelas atau membawa sebagian tugasnya saat mengajar. Dari segi sekolah,

ketersediaan fasilitas buku ajar dan sarana dan prasarana yang lain kurang

mendukung pembelajaran secara optimal.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikaji implikasinya baik

implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Simpulan hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh

Slavin (2005:4-5) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif selain dapat

meningkatkan prestasi belajar juga memiliki akibat positif lain yang dapat

mengembangkan hubungan kerjasama antara anggota kelompok, membantu

teman yang lemah dalam akademik, dan meningkatkan harga diri. Sementara

Anita Lie (2008:55) menjelaskan model pembelajaran kooperatif metode mencari

pasangan (Make a Match) apabila dilaksanakan dengan maksimal dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa baik dalam prosesnya dan hasil yang

diujikan dalam evaluasi menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran

dengan metode Make a Match tidak hanya mengajarkan teori tetapi praktik untuk

memberikan materi secara menyenangkan namun tetap mementingkan

pemahaman materi.

Selain mendukung teori yang ada simpulan hasil penelitian ini juga

mendukung penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Dedi Rohendi,

Waslaluddin, dan Sri Putri Ayu (2010), Nurul Inayah (2011), Riyanto (2009),

Kherul Insani (2011), dan lain sebagainya yang menyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif metode mecari pasangan (Make a Match) dapat

meningkatkan keaktifan, minat, maupun prestasi belajar siswa.

Page 108: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil evaluasi

belajar siswa yang semakin dari pratindakan, siklus I maupun siklus II. Oleh

karena itu, model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a

Match) dapat dipertimbangkan guru akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta sebagai

salah satu alternatif untuk membelajarkan akuntansi.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang dipaparkan di atas, maka dapat

dikemukakan saran–saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran kooperatif metode

mencari pasangan (Make a Match) untuk peningkatan prestasi belajar

siswa.

b. Guru memperhatikan materi yang sesuai agar dapat menerapkan

pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match).

c. Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif metode mencari

pasangan (Make a Match) terutama saat jam-jam pelajaran terakhir agar

siswa lebih semangat dan tidak cepat bosan. Secara terperinci prosedur

penerapannya seperti yang dipaparkan pada halaman 60-61.

d. Guru harus segera mengkondisikan siswa kembali setelah siswa selesai

mencari pasangan agar suasana kelas tidak terlalu gaduh dan mengganggu

kelas yang lain.

e. Guru harus dapat membagi waktu dengan baik antara mengajar dengan

mengerjakan tugas tambahan sebagai bendahara tata usaha sehingga saat

jam mengajar tiba guru tidak terlambat masuk kelas atau tidak membawa

pekerjaan yang belum diselesaikan tersebut di dalam kelas saat siswa

mengerjakan soal latihan.

Page 109: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR …/Upaya... · Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. ... make lesson plan to be successful

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

2. Bagi siswa

a. Siswa diharapkan lebih aktif dan memiliki minat belajar akuntansi yang

baik agar dapat menciptakan proses belajar mengajar dan prestasi belajar

yang baik.

b. Dengan adanya penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari

pasangan (Make a Match) sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh siswa

untuk bekerja sama dalam pasangan kelompok untuk memecahkan

masalah dan saling membantu satu sama lain.

c. Siswa diharapkan dapat memanfaatkan sumber–sumber belajar yang ada di

sekitarnya.

3. Bagi sekolah

a. Sekolah dapat meningkatkan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran

kegiatan belajar mengajar terutama buku ajar dan mengusahakan

pemerataan fasilitas seperti LCD pada setiap kelas.

b. Sekolah dapat membimbing dan memotivasi guru untuk berusaha

mengembangkan model dan metode pembelajaran inovatif yang dapat

meningkatkan keaktifan, minat dan prestasi belajar siswa.

4. Bagi peneliti lain

a. Peneliti lain dapat menemukan dan mengaplikasikan metode pembelajaran

yang cocok dan disesuaikan dengan perkembangan jaman.

b. Peneliti lain mampu menggali segala kemampuan untuk perbaikan dan

peningkatan prestasi belajar siswa.


Recommended