+ All Categories
Home > Documents > Vibiz Regional Index Final 3 Jul

Vibiz Regional Index Final 3 Jul

Date post: 14-Dec-2015
Category:
Upload: martino
View: 7 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
Vibiz Regional Index Final
45
Regional Ease of Investment Kalimantan Tengah 2014 Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved
Transcript

Regional Ease of Investment

Kalimantan Tengah

2014

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Daftar Isi

i

Pendahuluan

1.1 Letak Geografis

1

1.2 Topografi, Hidrologi, Klimatologi dan Jenis Tanah 3 1.3 Perkembangan Wilayah Kalimantan 5

Regional Ease of Investment

2.1 Pengenalan Regional Ease of Investment 7 2.2 Tujuan Regional Ease of Investment 9

2.3 Metode Penelitian 10

Analisa Regional Ease of Investment Kalimantan Tengah 3.1 Infrastruktur Kalimantan Tengah 11

3.2 Makro Ekonomi Kalimantan Tengah 13

3.3 Market Size Kalimantan Tengah

3.4 Pendidikan Dasar dan Kesehatan Kalimantan Tengah 3.5 Efisiensi Tenaga Kerja

3.6 Inovasi dan Kesiapan Teknologi

3.7 Lingkungan Hidup

20

23 32

34

35

Daftar Tabel

ii

Daftar Tabel

1.1 Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan dan Luas Wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012

3

1.2 Wilayah Fisiografi di Provinsi Kalimantan Tengah 5

1.3 Tabel Perkembangan Wilayah Kalimantan 7

3.1 Index Infrastruktur Kalimantan Tengah 12 3.2 Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi

Kalimantan Tengah, Tahun 2008-2012 (dalam milyar rupiah)

14

3.3 Pengeluaran Per kapita sebulan menurut Golongan Pengeluaran dan Jenis Pengeluaran Provinsi Kalimatan

Tengah 2012

16

3.4 Index Makro Ekonomi Kalimantan Tengah 19

3.5 PDRB Kalimatan Tengah 2011-2013 ADHB (dalam juta

rupiah)

3.6 Regional Ease of Investment Market Size 21

3.7 Kontribusi PDRB Sektoral Provinsi Kalimantan Tengah 22

3.8 Angka Partisipasi Sekolah Kalimantan Tengah (%) 2010 - 2012

23

3.9 Angka Melek Huruf Kalimantan Tengah 2010 – 2012 (%) 24

3.10 Rata-rata Lama Sekolah Kalimantan Tengah 2010 – 2012

(tahun)

25

3.11 Jumlah Tenaga Pengajar di Kalimantan Tengah 2013 (orang) 25

3.12 Jumlah Lembaga Pendidikan Dasar Kalimantan Tengah 2013 26

3.13 Tabel Angka Kematian Bayi Kalimantan Tengah 2010-2012 27

3.14 Tabel Angka Harapan Hidup Kalimantan Tengah 2010-2012 28 3.15 Tabel Jumlah Fasilitas Kesehatan Kalimantan Tengah 2010-

2012

29

3.16 Analisa Regional Ease of Investment Pendidikan Dasar dan

Kesehatan

30

3.17 Analisa Regional Ease of Investment Efisiensi Tenaga Kerja 35

3.18 Analisa Regional Ease of Investment Inovasi dan Kesiapan

Teknologi

36

3.19 Analisa Regional Ease of Investment Lingkungan Hidup 37

Daftar Tabel

iii

Daftar Gambar

1.1 Peta Kalimantan Tengah 1 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

Terhadap Nasional Tahun 2004-2012 (%)

15

3.2 Koefisien Gini Kabupaten/Kota, 2011-2012 17

1.1. Letak Geografis

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah yang sangat

besar yaitu sekitar 153.364 Km2 dimana provinsi ini hingga tahun

2011 lalu memiliki 13 (tiga belas) kabupaten dan 1 (satu) kota.

Dengan luas wilayah yang luas ini menjadikan Provinsi

Kalimantan Tengah sebagai provinsi terluas nomor 3 (tiga) di

Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Letak Geografis

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah yang sangat besar yaitu sekitar 153.364 Km2 dimana provinsi ini hingga tahun 2011 lalu memiliki 13 (tiga belas) kabupaten dan 1 (satu) kota. Dengan luas wilayah yang luas ini menjadikan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai provinsi terluas nomor 3 (tiga) di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi Kalimantan Timur

1

Gambar 1.1

Peta Kalimantan Tengah

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

2

Where there is a will

there is a way, ever on

worth no retreat

.

Secara geografis, Provinsi Kalimantan Tengah terletak pada 1110-1150 dan 0045’ Lintang Utara – 3030’ Lintang Selatan. Letak geografis seperti ini menyebabkan iklim Kalimantan Tengah adalah tropis lembab dan panas dengan suhu udara rata-rata sekitar 29 derajat celcius. Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah Utara berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, sebelah Timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi ini memiliki daerah-daerah yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh sungai-sungai baik sungai besar maupun sungai-sungai kecil. Tercatat sekitar 11 (sebelas) sungai besar dan 33 (tiga puluh tiga) sungai kecil mengalir membelah bentangan alam Kalimantan Tengah. Luas wilayah yang besar serta mayoritas daerah berupa hutan tropis tidak saja membuat Kalimantan Tengah kaya akan wilayah tetapi juga banyaknya keanekaragaman hayati serta sumber daya alam yang melimpah. Keberadaan kondisi di atas secara periodik dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah sebagai sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan dalam menunjang pembangunan di kalimantan Tengah.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Tabel 1.1

Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan dan Luas Wilayah

Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012

1.2. Topografi, Hidrologi, Klimatologi dan Jenis

Tanah

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid dan Ferguson, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah termasuk tipe iklim A, hal ini ditandai dengan adanya jumlah bulan basah lebih banyak dari bulan kering dan pola penyebaran curah hujan hampir merata pada semua wilayah. Agroklimat Kalimantan Tengah terdiri dari 4 klas, yaitu: Klas A di bagian Utara, Klas B1 di Bagian Tengah, Klas C1 dan C2 di Bagian Selatan. Semakin ke bagian Utara curah hujan semakin tinggi. Karakteristik iklim, tropis lembab dan panas yang tergolong ke dalam tipe iklim A dengan suhu udara relatif konstan sepanjang tahun, yang dapat mencapai 23°C pada malam hari dan 33°C pada siang hari, dengan penyinaran matahari mencapai 60% per tahun.

3

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

4

Strive not to be a success,

but rather to be of value.

Albert Einstein

Curah hujan rata-rata 200 mm/bulan dengan kecepatan angin rata-rata 4 knot/Km. Curah hujan rata-rata sebesar 2.732 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 120 hari. Sebagian besar daerah pedalaman yang berbukit, bercurah hujan antara 2,000 - 4.000 mm per tahun. Musim penghujan biasanya dimulai pada bulan September sampai bulan Mei, dan puncaknya pada bulan November dan April. Iklim yang relatif lebih kering dimulai dari bulan Juni sampai Agustus. Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah rata-rata mendapat penyinaran matahari sekitar 55,52% per tahun. Udaranya relatif panas yaitu siang hari mencapai 32,8°C dan malam hari 22,4°C. Adapun kondisi fisik wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terdiri atas daerah pantai dan rawa yang terdapat di wilayah Bagian Selatan sepanjang ± 750 km pantai Laut Jawa, yang membentang dari Timur ke Barat dengan ketinggian antara 0 – 50 m diatas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan 0%-8%. Sementara itu wilayah daratan dan perbukitan berada bagian tengah, sedangkan pegunungan berada di bagian Utara dan Barat Daya dengan ketinggian 50 – 100 mdpl dan tingkat kemiringan rata-rata sebesar 25%.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 wilayah fisiografi, tetapi didominasi oleh daratan dan perbukitan pedalaman. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

5

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Tabel 1.2

Wilayah Fisiografi di Provinsi Kalimantan Tengah

Wilayah Luas (Km2) No.

Daratan rendah pesisir

Undak-undak pedalaman

Daratan dan perbukitan pedalaman

Pegunungan Schwaner

Pegunungan Muller

Pegunungan Meratus

36.870

37.310

57.124

9.000

11.000

2.300

1

2

3

4

5

6

Sumber : Bappeda Provinsi Kalteng Tahun 2012

1.3. Perkembangan Wilayah Kalimantan

Dalam bidang sosial, hampir seluruh provinsi di wilayah Kalimantan mengalami penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan kemiskinan pada tahun 2010. Secara umum, TPT dan kemiskinan di wilayah Kalimantan berada di bawah TPT (7,14persen (Agustus,2010) ) dan tingkat kemiskinan nasional (13,33 persen (Maret,2010) ), kecuali TPT Provinsi Kalimantan Timur yang berada di atas TPT nasional yaitu sebesar 10,10 persen. Bahkan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah memiliki TPT yang melampaui target RPJMN 2010 – 2014. Dalam hal pembangunan kualitas manusia, pada tahun 2009, hanya dua provinsi yang memiliki IPM diatas rata-rata IPM nasional yaitu Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah. Hambatan peningkatan mutu sumber daya manusia di wilayah Kalimantan, terutama daerah perdesaan dan pedalaman adalah terbatasnya dan belum meratanya penyebaran tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang berkualitas, serta terbatasnya prasarana dan sarana transportasi.

6

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

Terkait dengan perkembangan pembangunan berbasis gender Indeks Pembangunan Gender (IPG) di wilayah Kalimantan mengalami peningkatan pada tahun 2009. Peringkat tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah, sementara nilai IPG di tiga provinsi lainnya masih di bawah rata-rata nasional. Selain indikator IPG, nilai IDG juga mengalami peningkatan pada tahun 2009. Provinsi Kalimantan Tengah berada di peringkat tertinggi dan terendah di Provinsi Kalimantan Timur. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh rendahnya keterwakilan perempuan di parlemen, proporsi perempuan dalam pekerjaan profesional. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Tabel 1.3

Tabel Perkembangan Wilayah Kalimantan

7

Vibiz Regional Research Center @2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Sumber: Badan Pusat Statistik

BAB II REGIONAL EASE OF INVESTMENT

2.1. Pengenalan Regional Ease Of Investment Regional Ease Of Investment merupakan sebuah indeks yang dikeluarkan oleh Vibiz Research, dimana kepanjangannya adalah Vibiz Regional Investment Index. Dalam index ini digunakan 12 parameter dimana masing-masing parameter memiliki variabel turunan masing-masing. Ke-12 parameter tersebut antara lain: Parameter Regulasi, Infrastruktur, Institusi Keuangan, Market Size, Pendidikan Dasar & Kesehatan, Makro ekonomi, Efisiensi Tenaga kerja, Kelembagaan, Market Efficiency, Keselamatan & Keamanan, Inovasi & Kesiapan Teknologi, dan Lingkungan Hidup.

8

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

Meski demikian pada kenyataannya, dalam melakukan pengukuran terhadap index ini, mungkin tidak semua parameter dapat disajikan karena terbentur oleh keterbatasan data baik berupa data sekunder maupun data primer. Mengapa Regional Ease of Investment dibuat? Harus disadari bahwa banyak berbagai masalah yang bersifat kontra produktif terhadap pertumbuhan investasi daerah yang patut dibenahi. Berbagai masalah tersebut umumnya termasuk dalam hal-hal berikut ini :

● Masalah regulasi karena adanya konflik norma, tumpang tindih, multitafsir, tidak efektif, tidak dapat diimplementasikan.

● Masalah kelembagaan berkaitan dengan tupoksi instansi terkait investasi di daerah. ● Masalah hubungan pusat dan daerah berkaitan dengan PP No.38/2007 tentang pembagian

urusan pemerintahan, antara pemerintah pusat, provinsi dan pemkab/pemkot. ● Masalah kewenangan daerah dalam melakukan perjanjian atau hubungan dengan pihak luar

negeri. ● Masalah insentif bagi investasi di daerah sehubungan dengan pajak dan non-pajak, perijinan,

pertanahan dan keimigrasian. ● Masalah sengketa antara daerah dengan investor asing seperti Churcil Mining, KPC,

Newmont, Cepu, dll. ● Masalah perijinan di daerah kaitannya dengan implementasi PTSP. ● Masalah jaminan dan perlindungan investasi di daerah khususnya ekspropiasi, nasionalisasi,

konfiskasi, pengembalian modal dan keuntungan, mata uang, perlakuan yang sama, dll. ● Masalah-masalah ketenagakerjaan seperti outsourcing, UMP/UMK, mogok kerja, etos dan

produktivitas kerja, serikat pekerja, dll.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

9

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

● Sejumlah pengelolaan daerah yang masih mengganjal masuknya investasi seperti: akses terhadap lahan usaha masih bermasalah; satu dari tiga pelaku usaha mengaku kesulitan untuk mendapatkan lahan, sekitar satu dari empat pengusaha mengalami kesulitan dalam mengurus ijin peruntukan lahan.

● Infrasruktur masih buruk, aspek yang pengelolaannya menjadi kewenangan pemerintah daerah yaitu kualitas jalan, air bersih dan lampu penerangan jalan, masih dipandang buruk oleh lebih dari 40% persen pelaku pengusaha. Data tersebut merupakan hasil research KPPOD di tata kelola ekonomi daerah 2011 ke pelaku usaha di 245 kabupaten / kota di Indonesia.

Tentu berbagai hal yang sudah disebutkan diatas menjadi sebuah pertimbangan tersendiri bagi para calon investor ataupun existing investor dalam mengambil sebuah keputusan investasi di setiap daerah. Oleh karena itulah Regional Ease of Investment dibuat untuk membantu para calon investor terutama dan juga pemerintah daerah dalam memahami keunggulan dan kelemahan kesiapan investasi daerah tersebut.

2.2. Tujuan Regional Ease of Investment

Indeks ini pada dasarnya dibuat agar dapat membantu pemerintah daerah/kabupaten untuk melakukan pemetaan dan perbandingan yang jelas akan kesiapan investasi antar daerah. Dengan demikian, pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga legislatif sampai publik pun dapat melakukan analisis penilaian yang setara dan memiliki arahan jelas untuk pengalokasian sumber daya untuk menembus sejumlah hambatan investasi antar daerah. Hal ini sekaligus juga memberikan potret dan fokus dalam penanganan koordinasi pembangunan daerah serta intra daerah.

10

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

2.3. Metode Penelitian

Dalam Regional Ease of Investment ini digunakan metode Average Method dimana dalam pembobotan untuk tiap variabel dari masing-masing parameter diasumsikan memiliki bobot yang sama, tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah untuk masing-masing parameter. Metode Regional Ease of Investment ini menggunakan scoring yang sudah ditetapkan dari kisaran 1- 6 dengan kriteria seperti dibawah ini: 1 = Paling Buruk 2 = Buruk 3 = Cukup Buruk 4 = Cukup Baik 5 = Baik 6 = Paling Baik Kesimpulan dari Regional Ease of Investment ini adalah apabila sebuah daerah terbukti memiliki nilai yang positif tinggi maka daerah tersebut sudah berada dalam zona positif dalam hal kesiapan investasi. Di sisi lain, dapat juga diartikan bahwa dengan semakin tinggi nya nilai Regional Ease of Investment untuk tiap parameter di suatu daerah maka pemerintah daerah dapat dengan yakin mengundang investor untuk masuk ke daerahnya.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

BAB III ANALISA REGIONAL EASE OF

INVESTMENT KALIMANTAN TENGAH

11

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Kondisi infrastruktur wilayah Kalimantan secara keseluruhan, baik jumlah maupun mutu, termasuk yang paling rendah di Indonesia. Hal ini ditunjukan oleh rasio panjang jalan terhadap luas wilayah di wilayah Kalimantan (0,06 km/km2) lebih kecil dari pada rata-rata wilayah lainnya di kawasan timur Indonesia (0,16 km/km2), dan rasio secara nasional yang mencapai 0,18 km/km2. Ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan darat yang memadai penting untuk mendorong pembangunan ekonomi daerah dan memudahkan mobilitas penduduk dan lalu lintas/aliran barang dari satu wilayah ke wilayah lain. Sementara itu, ketersediaan listrik di wilayah Kalimantan juga cukup terbatas. Kebutuhan listrik terbesar di wilayah Kalimantan adalah wilayah Kalimantan Selatan dikarenakan banyaknya kegiatan pertambangan di wilayah tersebut. Rasio elektifikasi (tahun 2008) menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan memiliki rasio elektrifikasi sebesar 73,93 persen, Kalimantan Timur sebesar 65,33 persen, Kalimantan Tengah sebesar 45,61 persen, dan Kalimantan Barat sebesar 46,64 persen. Luas daerah irigasi di Pulau Kalimantan mencapai 480,32 ribu hektar atau sekitar 6 persen dari total daerah irigasi di seluruh Indonesia yang tersebar di Kalimantan Barat sekitar 17 persen, Kalimantan Tengah 15 persen, Kalimantan Selatan 28 persen, dan Kalimantan Timur 40 persen. Dari total 480,32 ribu hektar daerah irigasi tersebut, hanya sekitar 7,33 ribu hektar (1,52 persen) yang ketersediaan airnya dijamin oleh waduk, sedangkan sisanya masih mengandalkan dari aliran sungai baik melalui bendung ataupun free intake. Luas daerah rawa di Pulau Kalimantan mencapai 856,34 ribu hektar terdiri atas 688,87 ribu hektar rawa pasang surut dan 167,47 ribu hektar rawa lebak. Luas daerah irigasi di Pulau Kalimantan mencapai 480,32 ribu hektar atau sekitar 6 persen dari total daerah irigasi di seluruh Indonesia yang tersebar di Kalimantan Barat sekitar 17 persen, Kalimantan Tengah 15 persen, Kalimantan Selatan 28 persen, dan Kalimantan Timur 40 persen. Dari total 480,32 ribu hektar daerah irigasi tersebut, hanya sekitar 7,33 ribu hektar (1,52 persen) yang ketersediaan airnya dijamin oleh waduk, antara lain Waduk Manggar dan Waduk Samboja di Kalimantan Timur, sedangkan sisanya masih mengandalkan dari aliran sungai baik melalui bendung ataupun free intake. Luas daerah rawa di Pulau Kalimantan mencapai 856,34 ribu hektar terdiri atas 688,87 ribu hektar rawa pasang surut dan 167,47 ribu hektar rawa lebak.

3.1. Infrastruktur Kalimantan Tengah 3.1.1. Kondisi Infrastruktur

Saat ini Kalimantan Tengah memiliki 9 (sembilan) bandara udara dimana lokasi utamanya berada di Palangka Raya, Sampit, Pangkalan Bun, Muara Teweh, dan Tewah. Demikian juga dengan pelabuhannya yang utama berjumlah 9 (sembilan) terutama berada di Sampit, Kumai, Kuala Pembuang, Mendawai, Pulang Pisau, Samudra dan Sukamara.

v

3.1.2 Analisa Regional Ease Of Investment Infrastruktur

Berdasarkan data yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa nilai index untuk infrastruktur di Kalimantan Tengah mendapat skor 5 (Baik). Seperti terlampir pada tabel dibawah ini:

12

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

Tabel 3.1

Index Infrastruktur Kalimantan Tengah

Parameter infrastruktur memiliki empat (4) variabel yaitu pelabuhan, bandara udara, jalan, dan rasio elektrifikasi. Nilai untuk masing-masing variabel adalah:

1. Pelabuhan di Kalimantan Tengah memiliki pelabuhan penumpang dan barang sehingga variabel ini memiliki nilai indeks 3.

2. Variabel bandara udara di Kalimantan Tengah memiliki bandara udara domestik sehingga nilai indeks dari variabel ini adalah 5.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

13

Vibiz Regional Research Center @2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

3.1.3. Kebutuhan Infrastruktur

Meski saat ini berdasarkan analisa Regional Ease of Investment sedikit tergambar bahwa kondisi infratruktur di Kalimantan Tengah cukup baik karena mendapat skor 5, untuk menyokong iklim investasinya namun tentu tetap dibutuhkan berbagai perubahan untuk kemajuan segi infrastruktur dalam beberapa tahun ke depan. Seperti telah dibahas pada sub sebelumnya, bahwa masalah yang kerap terjadi di Kalimantan adalah keterbatasan tenaga listrik, oleh karena itu alangkah baiknya jika pemerintah bekerjasama dengan Swasta membuat sebuah pembangkit tenaga listrik agar ketersediaan listrik di Kalimantan Tengah terutama agar dapat memadai dilakukannya kegiatan investasi yang membutuhkan daya listrik yang cukup tinggi.

3.2 Makro Ekonomi Kalimantan Tengah

3.2.1. Kondisi Makro Ekonomi

PDRB Provinsi Kalimantan Tengah menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 55,876 milyar rupiah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Kalimantan Tengah menyumbang sebesar 0,90 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 21,420 milyar rupiah

3. Variabel jalan di Kalimantan Tengah memiliki presentase luas jalan kabupaten terhadap luas wilayah sebesar 71,795%, sehingga nilai indeks bagi variabel ini adalah 6. Data untuk variabel ini diperoleh dari laporan Bappenas Tahun 2012.

4. Rasio elektrifikasi di Kalimantan Tengah memiliki nilai 52,97%, sehingga nilai indeks dari variabel ini adalah 5. Data untuk variabel ini diperoleh dari laporan Bappenas Tahun 2012.

Karena saat ini Regional Ease of Investment masih menggunakan average method maka secara rata-rata nilai indeks dari variabel infrastruktur di Kalimantan Tengah sebesar 5 yang diperoleh dari perhitungan: [(3 + 5 + 6 + 5) / 4] dan nilai 5 tersebut tergolong dalam kategori baik

14

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

We become what we

think about.

–Earl Nightingale

.

Tabel 3.2

Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2008 - 2012. Milyar Rupiah

Sumber: Data BPS diolah kembali

Struktur perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2011, didominasi besarnya kontribusi sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 28,47 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran (20,81 %), dan sektor jasa(13,44%). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor pertambangan dan penggalian (9,56%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (8,23%). Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 9.249 milyar rupiah (Kabupaten Kotawaringin Timur) dan PDRB terendah sebesar 1.181 milyar rupiah (Kabupaten Sukamara). Perkembangan ekonomi Kalimantan Tengah dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, namun laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6,69% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011, dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah adalah: pertambangan (16,52%), sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (12,82%), dan sektor jasa-jasa (9,26%).

15

Vibiz Regional Research Center @2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Kotawaringin Timur dengan laju pertumbuhan sebesar 7,07%, dan pertumbuhan terendah di Kabupaten Kapuas dengan laju pertumbuhan sebesar 5,72% dan Kabupaten Sukamara dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,85%. Secara Makro Ekonomi pengeluaran konsumsi rumah tangga pun juga memiliki peranan penting dalam suatu perekonomian. Hal ini dikarenakan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Persentase pengeluaran penduduk Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 terbesar di kelompok pengeluaran makanan, terutama bagi kelompok pengeluaran < 149.999 rupiah. Semakin tinggi kelompok pengeluarannya

Gambar 3.1

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah Terhadap

Nasional Tahun 2004-2012, (%)

16

We become what we

think about.

–Earl Nightingale

.

Tabel 3.3 Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut Golongan Pengeluaran dan Jenis Pengeluaran

Provinsi Kalimantan Tengah, 2012

Sumber: Susenas (diolah), BPS Prov. Kalimantan Tengah

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

17

Vibiz Regional Research Center @2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Gambar 3.2

Koefisien Gini Kabupaten/Kota, 2011-2012

Sumber: Susenas (diolah), BPS Prov. Kalimantan Tengah

Pada gambar diatas terlihat bahwa Koefisien Gini kabupaten/kota terhadap Koefisien Gini Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2011 lebih bervariasi bila dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2011, Gunung Mas memiliki Koefisien Gini terendah dan Koefisien Gini Barito Selatan paling tinggi. Sementara pada 2012, Barito Utara memiliki koefisien terendah dan yang tertinggi adalah Kotawaringin Timur.

Untuk lingkup kabupaten/kota, pola ini seperti pada tabel hanya ada di 7 kabupaten, yaitu Kotawaringin Barat, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, Pulang Pisau, Barito Timur, dan Murung Raya. Sedangkan 7 kabupaten/kota lainnya, pada golongan pengeluaran tertentu pengeluaran perkapita untuk makanan cenderung meningkat dan kemudian akan kembali menurun pada golongan pengeluaran yang lebih tinggi lagi. Indikator makro lainnya secara umum misalnya Koefisien Gini yang tersebar di kabupaten/kota yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah termasuk kategori sebagai ketimpangan rendah, hal ini digambarkan oleh rata-rata kabupaten/kota yang memiliki Koefisien Gini <0,3. Dari 14 kabupaten/kota, pada tahun 2012 hanya 6 kabupaten/kota yang memiliki nilai koefisen gini > 0,3 (kelompok sedang/moderat).

18

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

Nilai Koefisien Gini dan Ukuran Bank Dunia memberikan hasil yang sama sehingga dapat menyatakan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan di Kalimantan Tengah cenderung rendah. Hasil penghitungan Koefisien Gini Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 sebesar 0,320. Ukuran kriteria Bank Dunia menghasilkan hitungan distribusi pendapatan penduduk yang berada kelompok berpenghasilan rendah sebesar 20,50 persen dari seluruh total pendapatan penduduk Kalimantan Tengah. Semua hasil penghitungan menunjukkan adanya ada perbaikan ketimpangan dibandingkan tahun 2011. Semua wilayah kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada tahun 2012 memiliki tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah bila dilihat menurut Ukuran Bank Dunia. Sedangkan bila menurut Koefisien Gini, pada 2012 dari total 14 kabupaten/kota ada 8 kabupaten/kota yang memiliki tingkat ketimpangan rendah dan 6 kabupaten/kota memiliki tingkat ketimpangan sedang/moderat.

3.2.2. Analisa Regional Ease Of Investment

Makroekonomi

Berdasarkan data yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa nilai index untuk infrastruktur di Kalimantan Tengah mendapat skor 5 (Baik).

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

19

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Parameter Makro Ekonomi memiliki tiga (3) variabel yaitu presentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan. Nilai dari masing-masing variabel adalah:

1. Presentase penduduk miskin di Kalimantan Tengah memiliki nilai presentase sebesar 6,19% sehingga memiliki nilai indeks sebesar 6.

2. Indeks kedalaman kemiskinan di Kalimantan Tengah memiliki nilai 1,078 sehingga memiliki nilai indeks sebesar 3.

3. Indeks keparahan kemiskinan di Kalimantan Tengah memiliki nilai sebesar 0,266 sehingga memiliki nilai indeks sebesar 5.

Seperti terlampir pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Index Makroekonomi Kalimantan Tengah

20

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

Secara rata-rata nilai indeks parameter Makro Ekonomi di Kalimantan Tengah memiliki nilai 5 dan tergolong baik.

3.2.3. Kebutuhan Makroekonomi

Jika dilihat dengan seksama, analisa Regional Ease of Investment untuk Makro ekonomi Kalimantan Tengah sudah menggambarkan apa yang dilaporkan oleh Survey Ekonomi Sosial Kalimantan Tengah, dimana paa laporan tersebut disimpulkan bahwa menurut koefisien Gini untuk Kalimantan Tengah, diperoleh tingkat ketimpangan yang rendah. Kondisi ini sudah cukup baik bagi suatu daerah artinya hampir seluruh penduduk di daerah tersebut dapat hidup dengan layak. Hal ini tetap harus dipertahankan oleh pemerintah daerah setempat, misalnya dengan tetap mempertahankan laju inflasi daerah agar tetap stabil, menjaga angka pengangguran dan terus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut baik dari segi kekayaan alamnya maupun dari segi sumber daya manusianya.

3.3. Market Size Kalimantan Tengah

3.3.1. Kondisi Market Size

Market size merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat daya beli masyarakat disuatu wilayah. Pengukuran parameter ini menggunakan variabel PDRB per provinsi. Dengan PDRB akan dapat dilihat tingkat kemampuan daya beli dari masyarakat dari suatu wilayah/regional karena PDRB mencerminkan kemampuan konsumsi dari individu atau masyarakat.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

21

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Dari tahun 2008 peningkatan PDRB ADHB Kalimantan Tengah meningkat sebesar 23,116 juta rupiah. Peningkatan tersebut hampir mencapai setengah dari nilai PDRB ADHB di tahun 2008. Kondisi menunjukkan sebuah peningkatan yang cukup baik karena artinya Provinsi ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun

3.3.2. Analisa Regional Ease of Investment Market Size

Parameter market size di Kalimantan Tengah memiliki 1 (satu) variable yaitu PDRB per provinsi. Variabel tersebut untuk mengukur tingkat daya beli masyarakat di wilayah Kalimantan Tengah. PDRB provinsi Kalimantan Tengah memiliki nilai sebesar 55.876,33 milyar rupiah, sehingga nilai indeks bagi variabel ini adalah 4.

Tabel 3.6

Regional Ease Of Investment Market Size

Skor 4 yang diperoleh pada parameter ini artinya indeks Market Size untuk provinsi ini sudah cukup baik.

Tingkat PDRB dari provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2011 sampai

tahun 2013 mengalami peningkatan. Seperti yang yang dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

PDRB Kalimantan Tengah 2011-2013 ADHB(dalam juta rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012

PDRB 32,76 37,162 42,571 49,048 55,876

Sumber: Profil Pembangunan Kalimantan Tengah, Bappenas(diolah)

Research VRindex | Kalimantan Tengah

22

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

3.3.3. Kebutuhan Market Size

Melihat pada hasil analisa Regional Ease of Investment, diperoleh kesimpulan bahwa market size untuk provinsi ini sudah cukup baik artinya kontribusi PDRB Provinsi terhadap PDB Nasional sudah cukup material. berdasarkan tabel dibawah ini dilihat bahwa terdapat 3 sektor yang selalu maksimal berkontribusi terhadap PDRB Provinsi:

Tabel 3.7

Kontribusi PDRB Sektorsl Provinsi Kalimantan Tengah

Sumber: BKPM

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

23

Vibiz Regional Research Center @2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

3.4.1.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka partisipasi sekolah dari Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat di

tabel berikut:

Tabel 3.8

Angka Partisipasi Sekolah Kalimantan Tengah(%) 2010-2012

Kategori

Umur

Angka Partisipasi

Sekolah(%)

2010 2011 2012

7-12 98,70 98,10 98,50

13-15 86,83 85,64 85,55

16-18 54,50 54,33 54,06

Sumber:Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2013, diolah

Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan PDRB di tahun berikutnya, pemerintah harus lebih menginsentif sektor pertanian, perdagangan, hotel & restoran serta sektor jasa. Hal ini dilakukan karena ketiga sektor inilah yang selalu menjadi motor penggerak terkuat untuk PDRB di provinsi ini.

3.4. Pendidikan Dasar dan Kesehatan Kalimantan

Tengah

3.4.1. Kondisi Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat melalui beberapa indikator variabel yaitu Angka Partisipasi Sekolah (APS), melek huruf, rata-rata lama sekolah, jumlah tenaga pengajar, dan jumlah SD (negeri dan swasta).

Tingkat partisipasi sekolah di Kalimantan Tengah mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Meskipun penurunan tersebut tidaklah terlalu signifikan tetap menunjukan trade penurunan dalam partisipasi sekolah di Kalimantan Tengah. Penurunan APS terjadi di ketiga kategori umur dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah atas.

24

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

3.4.1.3. Melek Huruf

Tingkat angka melek huruf di Kalimantan Tengah tidaklah stabil dari tahun ke tahun. Data angka melek huruf dari provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.9

Angka Melek Huruf Kalimantan Tengah 2010-2012(%)

2010 2011 2012

Laki-laki 98,41 98,28 98,4

Perempu

an

97,1 95,97 96,6

Sumber: Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2013, diolah

Terlihat jika Angka Melek Huruf (AMH) di provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami penaikan dan penurunan yang tidak teratur. Hal tersebut terjadi baik di kelompok laki-laki maupun di kelompok perempuan.

3.4.1.4. Rata-Rata Lama Sekolah

Tingkat rata-rata lama sekolah di provinsi Kalimantan Tengah memilki tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat terlihat dari tabel dibawah ini:

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

1

Tabel 3.10

Rata-Rata Lama Sekolah Kalimantan Tengah 2010-2012(tahun)

Kelompok Rata-Rata Lama

Sekolah

2010 2011 2012

Laki-laki 7,78 7,77 8,43

Perempuan 7,22 7,33 7,79

Sumber:Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2013, diolah

25

Terlihat jika tren dari rata-rata lama sekolah di provinsi Kalimantan Tengah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi di kedua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Akan tetapi hal tersebut masih berada dibawah dari target pemerintah yang mewajibkan wajib belajar 9 tahun.

3.4.1.5. Jumlah Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar di provinsi Kalimantan Tengah memiliki jumlah tenaga pengajar sebesar 47.309 orang tenaga pengajar di tahun 2013. Untuk pembagian klasifikasi terhadap jenis institusi pendidikan dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 3.11

Jumlah Tenaga Pengajar di Kalimantan Timur 2013 (orang)

Institusi Pendidikan

SD SMP SMA

Jumlah

Tenaga

Pengajar

29.890 10.172 7.247

Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2013

Vibiz Regional Ease of Investment Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

26

Where there is a will

there is a way, ever on

worth no retreat

.

Jumlah tenaga pengajar di tingkat SD memiliki jumlah yang paling banyak yaitu sebesar 29.890 orang diikuti oleh jumlah tenaga pengajar SMP sebsesar 10.172 orang dan terakhir adalah jumlah tenaga pengajar SMA sebesar 7.247 orang tenaga pengajar

3.4.1.6. Jumlah SD (Negeri dan Swasta)

Variabel ini bertujuan untuk menghitung berapa lembaga pendidikan dasar yang tersedia dalam suatu wilayah. Semakin banyak jumlah lembaga pendidikan dasar maka tingkat pendidikan di wilayah tersebut akan semakin baik. Jumlah lembaga pendidikan dasar dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Tabel 3.12

Jumlah Lembaga Pendidikan Dasar Kalimantan Tengah 2013

Institusi Pendidikan

SD SMP SMA

Jumlah

Lembaga

Pendidikan

2.820 817 358

Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2013

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Jumlah lembaga pendidikan dasar atau SD di Kalimantan Tengah

memiliki jumlah yang terbanyak yaitu sebesar 2.820 bangunan. Di urutan kedua terdapat lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama(SMP) yang berjumlah 817 bangunan, dan terakhir adalah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berjumlah 358 bangunan.

3.4.2. Kondisi Kesehatan

3.4.2.1. Angka Kematian Bayi

Jumlah angka kematian bayi (AKB) merupakan variabel yang menghitung jumlah kematian bayi yang terjadi antara saat setelah lahir sampai bayi tersebut belum berusia tepat satu tahun. Dengan begitu maka tingkat kesehatan serta asupan gizi dan kelayakan sarana dan prasarana perbidanan di suatu wilayah dapat terlihat melalui perhitungan ini. Nilai angka kematian bayi dari provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat melalui tabel berikut:

27

Vibiz Regional Ease of Investment Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Tabel 3.13

Tabel Angka Kematian Bayi Kalimantan Tengah 2010-2012

Tahun 2010 2011 2012

AKB 21,60 21,30 20,90

Sumber: Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2013, BPS

Terjadi tren penurunan angka kematian bayi di Kalimantan Tengah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Hal tersebut menunjukan jika terdapat perbaiakn mutu kesehatan terutama kesehatan bayi di Kalimantan Tengah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.

28

Strive not to be a success,

but rather to be of value.

Albert Einstein

3.4.2.2. Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup merupakan pengukuran dari rata-rata usia hidup dari penduduk atau orang yang tinggal di suatu wilayah. Variabel ini akan menunjukan tingkat mutu kesehatan dari sebuah wilayah karena semakin panjang usia seseorang maka menunjukan tingkat mutu kesehatan yang semakin baik di wilayah tersebut. Angka harapan hidup di Kalimantan Tengah dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 3.14

Tabel Angka Harapan Hidup Kalimantan Tengah 2010-2012

Tahun 2010 2011 2012

AHH 71,20 71,30 71,41

Sumber: Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2012,BPS

AHH di Kalimantan Tengah berdasarkan tabel diatas menunjukan nilai yang meningkat dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Hal tersebut menunjukan rata-rata usia hidup dari penduduk di Kalimantan Tengah semakin bertambah panjang yang menunjukan peningkatan mutu kesehatan di Kalimantan Tengah.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

3.4.2.3. Fasilitas Kesehatan

Variabel fasilitas kesehatan untuk mengukur ketersediaan fasilitas kesehatan di suatu daerah. Fasilitas kesehatan yang mampu mencukupi pelayanan penduduk dengan maksimal menunjukan mutu kesehatan yang baik didaerah tersebut.

29

Vibiz Regional Ease of Investment Research Center @2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Jumlah penduduk yang semakin bertambah seharusnya diiringi dengan peningkatan jumlah fasilitas kesehatan untuk dapat melayani kebutuhan kesehatan penduduk di wilayah tersebut. Jumlah fasilitas kesehatan di provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 3.15

Tabel Jumlah Fasilitas Kesehatan Kalimantan Tengah 2010-2012

2011 2012

Fasilitas

Kesehata

n

1.242 1.250

Sumber: Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2013,diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat jika variabel fasilitas kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2012. Dari yang pada awalnya berjumlah 1.198 bangunan menjadi 1.250 bangunan.

3.4.3. Analisa Regional Ease Of Investment Pendidikan Dasar dan

Kesehatan

Analisa Regional Ease of Investment untuk provinsi ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

30

.

Tabel 3.16

Analisa Regional Ease Of Investment Pendidikan Dasar & Kesehatan

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

31

Vibiz Regional Research Center @2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Parameter pendidikan dasar memiliki lima (5) variabel. Variabel-variabel tersebut adalah; angka partisipasi sekolah (APS), melek huruf, rata-rata lama sekolah, jumlah tenaga pengajar, jumlah SD (negeri dan swasta). Nilai untuk masing-masing variabel adalah:

1. Angka partisipasi sekolah (APS) di Kalimantan Tengah memiliki nilai sebesar 54,06% sehingga nilai indeks bagi variabel ini adalah 3.

2. Tingkat melek huruf di Kalimantan Tengah memiliki nilai 97,50% sehingga nilai indeks bagi variabel ini adalah 6.

3. Rata-rata lama sekolah di Kalimantan Tengah memiliki nilai 8,11 tahun, sehingga nilai indeks bagi variabel ini adalah 6.

4. Jumlah tenaga pengajar di Kalimantan Tengah memiliki nilai sebesar 47.309 orang, sehingga nilai indeks dari variabel ini adalah sebesar 4.

5. Jumlah SD (negeri dan swasta) di Kalimantan Tengah memiliki nilai sebesar 2.820 bangunan, sehingga memiliki nilai indeks sebesar 4.

Sedangkan parameter kesehatan memiliki tiga variabel yaitu, angka kematian bayi, angka harapan hidup, dan fasilitas kesehatan. Nilai untuk masing-masing variabel adalah:

1. Angka kematian bayi di Kalimantan Tengah memiliki nilai frekuensi 20,9, sehingga memiliki nilai indeks sebesar 5.

2. Angka harapan hidup di Kalimantan Tengah memiliki nilai frekuensi sebesar 71,41, sehingga memiliki nilai indeks sebesar 6.

3. Fasilitas kesehatan di Kalimantan Tengah dibandingkan dengan jumlah penduduknya memiliki rasio sebesar 0.05%, sehingga nilai indeks variabel ini sebesar 1.

32

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

Secara rata-rata parameter pendidikan & kesehatan memiliki nilai indeks 4 dan tergolong dalam kategori cukup baik. Hal ini menandakan bahwa provinsi ini sudah memiliki kematangan di jenjang pendidikan dasar dan kepedulian terhadap kualitas kesehatan yang cukup baik.

3.4.4. Kebutuhan Pendidikan Dasar & Kesehatan

Untuk saat ini pemerintah daerah dirasa perlu lebih memerhatikan kebutuhan untuk jenjang pendiidkan menengah dan atas. Pasalnya dari bebebrapa data BPS yang diperoleh, semakin tinggi jenjang pendidikannya, angka partisipasi di Provinsi Kalimantan Tengah didapat kian menurun. Dalam hal ini pemerintah harus dapat menumbuhkan kesadaran kepada masyarakatnya mengenai wajib belajar 9 tahun hingga 12 tahun. Karena pada jangka panjang kompetisi SDM semakin berat maka diperlukan kesiapan SDM yang berkualitas sejak dini.

3.5. Efisiensi Tenaga Kerja

3.5.1. Kondisi Efisiensi Tenaga Kerja

Efisiensi tenaga kerja merupakan parameter yang mengukur tingkat produktivitas dari tenaga kerja di suatu wilayah. Tenaga kerja produktif merupakan sebuah keunggulan sumber daya manusia bagi sebuah wilayah.

3.5.1.2 Demografi Penduduk Usia Produktif

Variabel ini merupakan variabel yang mengukur rasio penduduk usia produktif dengan penduduk usia non-produktif. Cara menghitung rasio tersebut menggunakan penghitungan age dependency ratio. Age dependency ratio merupakan perhitungan yang mengukur rasio usia produktif penduduk dengan usia non-produktif.

Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk usia non-produktif dibagi dengan penduduk usia produktif di Kalimantan Tengah pada tahun 2012 maka nilai age dependency ratio di Kalimantan Tengah sebesar 106,61.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

33

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Tabel 3.17

Analisa Regional Ease Of Investment Efisiensi Tenaga Kerja

Parameter efisiensi tenaga kerja memiliki dua variabel yaitu; demografi penduduk usia produktif dan tingkat produktifitas. Nilai untuk masing-masing variabel adalah:

1. Demografi penduduk usia produktif menghitung age dependency ratio dari penduduk di Kalimantan Tengah. Nilai age dependency ratio dari Kalimantan Tengah adalah 106,61 sehingga nilai indeks variabel ini adalah 1.

2. Tingkat produktivitas di Kalimantan Tengah adalah presentase kontribusi PDRB provinsi terhadap total PDRB Nasional. Nilai presentase kontribusi PDRB Kalimantan Tengah memiliki nilai 87,9% sehingga memiliki nilai indeks sebesar 6.

Secara rata-rata nilai indeks dari parameter efisiensi tenaga kerja adalah

sebesar 3,5 atau 4 sehingga tergolong cukup baik.

3.5.1.3. Tingkat Produktifitas

Variabel ini mengukur presentase kontribusi PDRB provinsi terhadap total PDRB Nasional. PDRB secara tidak langsung menunjukan tingkat produktifitas dari seorang tenaga kerja. Di tahun 2012 PDRB ADHB di Kalimantan Tengah sebesar 55.876,33 dalam milyar rupiah. Presentase PDRB ADHB Kalimantan Tengah terhadap PDRB Nasional di tahun 2012 sebesar 87,9%.

3.5.2. Analisa Regional Ease Of Investment Efisiensi Tenaga Kerja Kalimantan Tengah

Demikian terlampir hasil analisa Regional Ease of Investment untuk parameter efisiensi tenaga kerja:

3.6. INOVASI DAN KESIAPAN TEKNOLOGI

3.6.1. Kondisi Inovasi dan Kesiapan Teknologi di

Kalimantan Tengah

Parameter inovasi dan kesiapan teknologi merupakan parameter yang menunjukan kesiapan teknologi di sebuah wilayah sebagai daerah tujuan investasi. Dengan semakin tingginya nilai inovasi dan kesiapan teknologi di sebuah daerah maka daerah tersebut akan semakin siap menerima investasi yang padat modal. Pada saat ini jumlah desa yang sudah terjangkau BTS di Kalimantan Tengah sebanyak 299 desa (Bappenas, Pembangunan Daerah Dalam Angka 2012). Dengan presentase 20% desa yang terjangkau oleh BTS.

34

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

3.6.2. Analisa Regional Ease Of Investment Inovasi dan

Kesiapan Teknologi

Demikian terlampir hasil analisa Regional Ease of Investment untuk parameter inovasi dan kesiapan teknologi:

Tabel 3.17

Analisa Regional Ease of Investment Inovasi & Kesiapan Teknologi

Parameter inovasi, kesiapan teknologi, dll memiliki satu variabel yaitu communication coverage. Nilai dari variabel ini adalah 20%, sehingga memiliki nilai indeks 4. Nilai rata-rata parameter inovasi, kesiapan teknologi, dll adalah sebesar 4 sehingga tergolong cukup baik.

3.6.3. Kebutuhan Inovasi & Kesiapan Teknologi Kalimantan

Tengah

Meski saat ini Regional Ease of Investment untuk parameter inovasi dan kesiapan teknologi Kalimantan Tengah bernilai 4 yang artinya masuk dalam kategori cukup baik. Namun jika dilihat dari variabel ketersediaan jumlah BTS masih cukup minim yaitu hanya sekitar 20% desa yang memiliki BTS.

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

35

Vibiz Regional Ease of Investment Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

3.7. Lingkungan Hidup

3.7.1. Kondisi Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah

Khusus untuk parameter lingkungan hidup, Regional Ease of Investment memakai variabel serta pengukuran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh dari Badan Lingkungan Hidup. Parameter ini memiliki tiga variabel yaitu, kualitas udara, kualitas air, dan tutupan hutan. Nilai dari masing-masing variabel adalah:

1. Kualitas udara di Kalimantan Tengah memiliki nilai 99,62 untuk indeks mutu udara. Nilai tersebut memiliki nilai indeks Regional Ease of Investment sebesar 5. Kualitas air di Kalimantan Tengah memiliki nilai 44,44 sehingga variabel ini memiliki nilai indeks sebesar 3. Tutupan hutan di Kalimantan Tengah memiliki nilai 47,87% sehingga nilai indeks dari variabel ini adalah 2.

2.

3. 3.7.2. Kondisi Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah

Jika menggunakan Regional Ease of Investment maka akan didapat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.18

Analisa Regional Ease Of Investment Lingkungan Hidup

Pemerintah setempat harus lebih memerhatikan kebutuhan ini agar jaringan komunikasi dan internet masyarakat di provinsi ini dapat lebih lancar agar seluruh masyarakat dapat mengakses setiap informasi penting yang beredar.

36

We become what we think

about.

–Earl Nightingale

.

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa parameter ini berhasil memperoleh angka 3 yang masuk dalam kategori cukup buruk.

3.7.3. Kebutuhan Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah

Jika kita lihat pada analisa Regional Ease of Investment diatas terlihat bahwa yang membuat skor atas parameter ini adalah variabel Tutupan Hutan. Penutupan hutan di Kalimantan Tengah hampir mnencapai 50% dari luas hutan yang ada. Hal ini tentu harus menjadi pertimbangan tersendiri bagi pemerintah untuk memperketat perizinan yang dapat merusak kekayaan alam dan potensi kehutanan serta memperketat terhadap pengawasan adanya tindak pembakaran hutan secara liar dan illegal logging.

37

Vibiz Regional Research Center @ 2014 Berita Daerah, All Rights Reserved

Stephani Rebecca Ester Analyst

Fu Handi Head of Regional Vibiz Research Center.

TEAM VIBIZ RESEARCH

Contact Us : APL Tower 9th FL, Jl. S Parman Kav. 28, Jakarta Barat 11730 Phone : (021) 299034321 Fax : (021) 29034327 www.beritadaerah.com

Disclaimer

The information provided on this report is not intended for distribution to, or use by, anyperson or entity in any jurisdiction or country where such distribution or use

would be contrary to law or regulation or which would subject Vibiznews or any of its affiliates and subsidiaries to any registration requirement within such jurisdiction or

country. Neither the information, nor any opinion contained in this report constitutes a solicitation, or offer by Vibiznews to buy or sell any securities, futures, options or

other financial instruments or provide any investment advice or service. Disclaimer of Warranty and Limitation of Liability of The information on this report is provided

"AS IS". Although the information provided on this report is obtained or compiled from sources Vibiznews believes to be reliable, Vibiznews does not guarantee the

accuracy, validity, timeliness or completeness of any information or data made available on this report for any particular purpose. Neither Vibiznews, nor any of its

directors, officers or employees, will be liable or have any responsibility of any kind for any loss or damage incurred by the viewer in the event of any failure or

interruption of this site, or resulting from the act or omission of any other party involved in making this site or the data contained therein available to the viewer , or from

any other cause relating to the access to, inability to access, or use of the report or these materials, whether or not the circumstances giving rise to such cause may have

been within the control of Vibiznews or of any vendor providing software or services support. In no event will Vibiznews or any such parties be liable to the viewer for any

direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other damages of any kind even if Vibiznews have been advised of the possibility there of.


Recommended