+ All Categories
Home > Documents > WOORKING P APEER

WOORKING P APEER

Date post: 03-Feb-2022
Category:
Upload: others
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
53
DIREKTORA WO AT TELEKOMU WORKIN ORKI STUDY GR UNIKASI DITJ NG GROUP ING P ROUP REGUL JEN PENYELEN P LAYANA 2011 PAPE LASI 2011 NGGARAAN P AN KONVE ER POS DAN INF ERGENSI FORMATIKA
Transcript
Page 1: WOORKING P APEER

DIREKTORA

WO

 

   

AT TELEKOMU

WORKIN

ORKI

STUDY GRUNIKASI  DITJ

NG GROUP

ING P

 

ROUP REGULJEN PENYELEN

 

P LAYANA

2011

 

PAPE

LASI  2011 NGGARAAN P

AN KONVE

ER 

POS DAN INF

ERGENSI

FORMATIKA

Page 2: WOORKING P APEER

D

D

D

B

B

B .

B

B

B

B

W o r k i n g

DAFTAR IS

DAFTAR GA

DAFTAR TA

BAGIAN 1 P

BAGIAN 2 I

BAGIAN 3 S...................

BAGIAN 4 B

BAGIAN 5 R

BAGIAN 6 H

BAGIAN 7 S

g   P a p e r  

SI .................

AMBAR .....

ABEL ..........

PRINSIP HA

IDENTIFIKA

STANDARIS...................

BISNIS PRO

REGULASI

HUBUNGAN

STRATEGI

DA

...................

...................

...................

ADIRNYA LA

ASI LAYANA

SASI TEKNI...................

OSES KONV

PENYELEN

N DENGAN

KEBIJAKAN

WG

AFTAR

...................

...................

...................

AYANAN KO

AN KONVER

IS PENYED...................

VERGENSI .

NGGARAAN

OTORITAS

N IMPLEME

Layanan Konver

ISI

...................

...................

...................

ONVERGEN

RGENSI DI

IAAN LAYA...................

...................

N ..................

S/REGULAT

ENTASI .......

rgensi – SGR 201

...................

...................

...................

NSI ICT .......

INDONESIA

ANAN KONV...................

...................

...................

OR LAIN ....

...................

11

 

Hal  2

.................. 2

.................. 3

.................. 4

.................. 5

A .............. 12

VERGENSI................ 22

................ 30

................ 35

................ 41

................ 45

Page 3: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  3

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 FAKTOR PENGGERAK KONVERGENSI ........................................................ 7 

GAMBAR 2 KONVERGENSI TIK ................................................................................. 12 

GAMBAR 3 ARSITEKTUR NGN MENURUT ITU........................................................... 14 

GAMBAR 4 STRUKTUR PASAR ERA KONVERGEN DAN NET NEUTRALITY .................... 17 

GAMBAR 5 STRUKTUR TELEKOMUNIKASI PADA ERA KONVERGEN ............................. 17 

GAMBAR 6 KONDISI ESTIMASI TIK INDONESIA ......................................................... 19 

GAMBAR 7 SISTEM KEAMANAN PADA NGN ............................................................ 25 

GAMBAR 8 PROTOKOL KONVERGENSI PADA NGN .................................................. 27 

GAMBAR 9 STANDARD INTERFACE UNI DAN NNI ..................................................... 29 

GAMBAR 10 STANDARD INTERFACE UNI DAN UAI .................................................... 29 

GAMBAR 11 KONVERGENSI PADA TIAP RANTAI NILAI ................................................ 31 

GAMBAR 12 RANTAI NILAI TERINTEGRASI PADA ERA KONVERGENSI .......................... 32 

GAMBAR 13 POTENSI INDUSTRI BARU AKIBAT KONVERGENSI .................................... 33 

GAMBAR 14 REGULASI KONVERGENSI VS KOMPETISI .............................................. 38 

GAMBAR 15 KOMPONEN ROADMAP TIK .................................................................. 46 

GAMBAR 16 PENDEKATAN METODOLOGI DALAM MENYUSUN ROADMAP .................... 48 

Page 4: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  4

DAFTAR TABEL

TABEL 1 PERBEDAAN PARADIGMA TIK SAAT INI VS KEDEPAN ...................................... 9 

TABEL 2 PERMASALAHAN REGULASI TIK EKSISTING ................................................. 10 

TABEL 3 PERBANDINGAN PERAN OTORITAS ICT DIBEBERAPA NEGARA ..................... 42 

Page 5: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  5

BAGIAN 1 PRINSIP HADIRNYA LAYANAN KONVERGENSI ICT

Teknologi telekomunikasi dan informasi sekarang sudah sangat sulit dipisahkan

satu sama lain. Secara umum, bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi

informasi, dan penyiaran disebut sebagai konvergensi. Namun, banyak pengertian

mengenai konvergensi. Uni Eropa mendefinisikan konvergensi sebagai

“kemampuan jaringan dengan platform yang berbeda untuk membawa tipe layanan

dan aplikasi yang pada dasarnya mirip” Tetapi dijelaskan pula bahwa konvergensi

tidak hanya mengenai teknologi semata namun berkaitan juga dengan layanan dan

cara-cara baru melakukan bisnis dan interaksi terhadap masyarakat.

Sedangkan International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 2006

mendefinisikan konvergensi sebagai berikut: “Kemampuan jaringan yang berbeda-

beda untuk membawa layanan yang serupa (seperti: voice over Internet Protocol

(VoIP) atau suara melalui switched network, video melalui televisi kabel atau

Asynchronous Digital Subscriber Line (ADSL) atau, kemungkinan lain, kemampuan

untuk memberikan berbagai layanan melalui jaringan tunggal seperti yang disebut

triple play”. Masih banyak definisi-definisi mengenai konvergensi, namun secara

umum definisi-definisi tersebut mengatakan bahwa konvergensi adalah

kemampuan atau proses integrasi berbagai teknologi yang meliputi perangkat

keras/terminal (hardware), perangkat lunak (software), isi (content), jaringan

(network), dan layanan (service).

Ada tiga penggerak utama terjadinya konvergensi yaitu :

1. Perubahan layanan dan kebutuhan pelanggan

Faktor ini seperti antara lain Permintaan yang meningkat akan layanan data

dan multi-media ,Permintaan akan content layanan yang bervariasi

,Permintaan akan tarif yang murah . Hal ini juga di dukung dengan adanya

Page 6: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  6

terminsal user yang semakin kompetibel dengan harga yang cenderung

menurun

2. Perubahan struktur pasar telekomunikasi

Penggerak dari faktor ini disebabkan antara lain :

Tercapainya single platform dalam menyediakan berbagai jenis

layanan.Menurunnya revenue dari voice.,Meningkatnya kompetisi dan

privatisasi ,Kebijakan deregulasi seperti deregulasi jaringan lokal ,Factor

Globalisasi .

Pasar saat ini dan kedepan membutuhkan layanan yang terpadu dan

terintegrasi bukan secara parsial

3. Kemajuan teknologi

Penggerak dari faktor ini disebabkan antara lain :

Semaraknya solusi yang inovatif, interoperable dan bisa dieskalasi pada

lingkungan IP, Perkembangan IPv6, Digitalisasi ,Teknologi komputer

(kemampuann CPU, kapasitas memori dan penyimpanan),Teknologi Optik

Faktor enabler hadirnya konvergensi ICT dapat dilihat pada gambar berikut ini

Page 7: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  7

Gambar 1 Faktor Penggerak Konvergensi

Pergerakan menuju ke arah konvergensi ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Multiservices: beberapa layanan, baik layanan baru atau lama yang

sebelumnya disupport oleh jaringan yang berbeda, sekarang disupport oleh

sebuah kumpulan jaringan/fasilitas yang sama.

2. Multifunction: beberapa layanan dapat disupport oleh terminal tunggal.

3. Terjadi Point of integration: peralatan dan software yang beragam dapat bekerja

pada interface tunggal dan umum yang distandarisasi untuk mengkases

fasilitas-fasilitas.

4. Infrastruktur yang berbeda mampu malakukan interworking untuk memperoleh

fungsionalitas yang diinginkan atau fungsionalitas tambahan.

5. Media convergence/multimedia: berbagai tipe dari konten dapat dibuat,

dikonvert, ditransmisikan, diolah dan disimpan secara digital. Digitalisasi

merupakan enabler bagi konvergensi.

Page 8: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  8

6. Versatility: layanan atau konten yang sama dapat disampaikan menggunakan

infrastruktur atau media yang berbeda.

7. Composition: Developer dapat menggabungkan dan mengkombinasi beberapa

layanan dan konten dasar menjadi layanan multiservice atau layanan yang lebih

bagus.

8. Layering: abstraksi arsitektur menggunakan metode layer untuk memberikan

kemudahan dengan menyembunyikan detail yang kompleks.

9. Technology neutrality: peningkatan praktek untuk mendesain aplikasi

independen dari implementasi teknologi sehingga memungkinkan menjalankan

aplikasi pada platform-platform yang berbeda.

Pergerakan konvergensi tersebut didorong oleh adanya faktor-faktor sebagai

berikut :

1. kebutuhan operator untuk menyesuaikan dengan lifestyle pelanggan yang

menginginkan kemudahan dan kepraktisan dalam berkomunikasi di rumah dan

di luar rumah,

2. Perkembangan teknologi diberbagai bidang diantaranya di sisi core, device dan

protocol

3. Potensi pengurangan CAPEX dan OPEX akibat penggunaan resource secara

bersama-sama yang menjadi perhatian dan keinginan dari penyelenggara agar

adpat memberikan layanan dan tarif yang kompetitif.

Perkembangan TIK yang kian pesat mengarah kepada konvergensi teknologi

berdampak pada perubahan paradigma dalam telekomunikasi, penggunaan

internet dan broadcasting. Perubahan paradigma ini menyangkut pergeseran

teknologi, perubahan struktur dan pola bisnis, serta pengaruhnya terhadap

kehidupan bermasyarakat. Perubahan lain paradigm tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut

Page 9: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  9

TABEL 1 PERBEDAAN PARADIGMA TIK SAAT INI VS KEDEPAN

Item Paradigma Saat Ini Paradigma Ke depan

Struktur Industri Vertikal Horisontal

Penyaluran Informasi

Format terpisah text, suara,data

Format konvergensi

Infrastruktur Hybrid analog dan digital Full digital

Major Infrastruktur Circuit Switch Packet Switch (IP based)

Basis industri Industrial Economy Knowledge based economy

Terminal Dedicated dengan layanan Integrated

Pasar Monopolistik Kompetitif

Regulasi Regulasi ketat Light touch

Pada era konvergensi akan terjadi prinsip satu untuk semua atau all in one,

merupakan suatu keniscayaan yang merupakan kecenderungan tren global.dimana

hal tersebut telah juga terjadi pada negara lain terutama Negara maju.

Konvergensi bisa terjadi di berbagai dimensi baik teknologi, jaringan atau

infrastruktur hingga layanan. Sementara terkait market, terjadi konvergensi antara

operator, terminal, maupun regulasi.

Regulasi dalam era konvergensi dibagi menjadi 4 golongan,besar yaitu yang terkait

dengan bisnis, regulasi sumber daya, regulasi proteksi konsumen, dan regulasi

pemerataan (Universal Service Obligation/USO).

Regulasi bisnis berkaitan dengan lisensi, interkoneksi, tarif, dan pengembangan

industry dalam negeri, sebagai contoh regulasi tentang konten. Regulasi sumber

daya berkaitan dengan spektrum frekuensi dan penomoran, sedangkan regulasi

Page 10: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  10

proteksi/perlindungan konsumen lebih pada kualitas sinyal yang diterima (QoS),

number portability, dan standarisasi. Terakhir, regulasi pemerataan jaringan dan

akses yang diharapkan merata ke seluruh pelosok . Sekarang ini akses

telekomunikasi dirasa masih berpihak pada kota-kota besar saja.

Sejauh ini, regulasi yang ada yakni UU 36/1999 lebih memfokuskan pada

pengaturan transisi dari kondisi industri telekomunikasi dengan pasar monopoli

menuju era kompetisi. Dengan mengingat perkembangan teknologi yang begitu

pesat serta kecenderungan konvergensi, pasti diperlukan perubahan atau

perbaikan terhadap regulasi yang ada. Maka Era konvergensi harus dibarengi

dengan penyiapan regulasi. Mengingat perkembangan TIK yang begitu dinamis,

ada baiknya menyusun regulasi umum yang independen sekaligus fleksibel.

Masih terdapat permasalahan dalam regulasi telekomunikasi secara umum di

Indonesia saat ini, permasalahan tersebut dapat dilihat secara matriks pada tabel

berikut :

TABEL 2 PERMASALAHAN REGULASI TIK EKSISTING

No.  Regulasi  Permasalahan 

1. 

1.1 

 

1.2 

Bisnis 

    Lisensi 

 

    Interkoneksi 

Bentuk lisensi masih dalam bentuk jasa, jaringan dan 

telekomunikasi khusus 

Masih berdasar waktu dan jarak 

2. 

2.1 

 

 

 

 

.Sumber Daya 

   Spektrum frekuensi 

 

 

 

 

• Valuasi spektrum belum mendorong optimalisasi  

• Diberikan berdasarkan “first come first served” 

• Tanpa  melihat  keperluan  “reserve”  /  cadangan 

spektrum  bagi masa  depan  untuk  pemanfaatan 

lebih optimal  

Page 11: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  11

 

 

 

 

2.2 

 

 

 

 

   Penomoran 

• BHP berdasar ISR dan belum adil (ada yang gratis, 

terlalu murah, dll) 

• Didominasi oleh incumbent 

• Penomoran untuk jaringan IP belum ada  

3.  Pemerataan akses  Belum  meratanya  akses  telekomunikasi  dan  jasa 

terutama pada daeah‐daerah yang terpencil 

4.  Perlindungan Konsumen • Kualitas layanan belum memadai  

• Kebebasan pelanggan belum tersedia  

Page 12: WOORKING P APEER

P

te

te

c

a

P

a

W o r k i n g

B

Perkembang

erhadap pe

eknologi ya

cost telah m

atau organisa

Perkembang

akan ada be

g   P a p e r  

BAGIANKONV

gan teknolog

ngembanga

ng sangat c

menjadikan p

asi yang ber

gan TIK saa

rbagai maca

N 2 IDEVERGE

gi juga mer

an bisnis tel

cepat yang

perkembang

rbasis tekno

t ini dan ked

am penggab

Gambar

WG

ENTIFIKENSI DI

rupakan sa

ekomunikas

mengarah p

an teknolog

ologi dalam p

depan meng

bungan baik

2 Konverg

Layanan Konver

KASI LAINDON

lah satu fa

si kedepan.

pada konver

gi sebagai fla

pengembang

garah ke ara

dari jaringan

gensi TIK

rgensi – SGR 201

AYANANNESIA

aktor yang b

Adanya pe

rgence netw

atform bagi

gan bisnisny

ah konverge

n, layanan d

11

 

Hal  12

N

berpengaruh

rkembangan

work dan low

perusahaan

ya.

ensi, dimana

an regulasi.

h

n

w

n

a

Page 13: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  13

Tidak ada definisi yang universal tentang konvergensi1, oleh karena itu akan

dilakukan survey mengenai definisi konvergensi dari beberapa lembaga

internasional. Definisi-definisi konvergensi adalah sebagai berikut:

1. European Union (1999)

The ability of different network platforms to carry essentially similar types of

services and applications.

Kemampuan jaringan dengan platform yang berbeda untuk membawa tipe

layanan dan aplikasi yang pada dasarnya mirip.

2. ITU (1999)

Digital convergence can be seen as the coming together of previously

technologically and commercially distinct markets such as broadcasting,

print publishing, cable television, fixed wire voice telephony and cellular

mobile and fixed wireless access.

Konvergensi digital dapat dilihat sebagai perpaduan teknologi dan pasar-

pasar komersial yang sebelumnya terpisah-pisah seperti penyiaran,

percetakan, televisi kabel, fixed wire voice telephony, cellular mobile

wireless access dan fixed wireless access.

Menurut ITU-T, Konfigurasi Jaringan NGN secara umum dijabarkan sebagai

berikut:

1 ICT Regulation Toolkit, http://www.ictregulationtoolkit.org/en/Section.2084.html

Page 14: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  14

Gambar 3 Arsitektur NGN Menurut ITU

Menurut ITU, bahwa arsitektur NGN terdiri dari 5 layer, yaitu application/services

layer, control layer, transport layer, akses layer dan terminal layer. 3 layer pertama

merupakan NGN area sedangkan 2 layer terakhir merupakan related to NGN.

NGN sendiri mengalami evolusi,dimana awalnya NGN mengembangkan konsep

softswitch. Pada saat awal lahirnya softswitch lebih banyak diarahkan sebagai

solusi layanan suara (voice). Konsep dasar penyediaan layanan teleponi oleh

softswitch adalah harus mampu menyediakan layanan teleponi minimal setingkat

dengan layanan yang sudah diberikan oleh PSTN dengan berbagai kelengkapan

fiturnya. Karena konsep ini maka session yang ditimbulkan untuk layanan data

menjadi tidak efektif untuk dilewatkan pada satu server tunggal (softswitch).

Pada era konvergensi akan terjadi prinsip satu untuk semua atau all in one,

merupakan suatu keniscayaan yang merupakan kecenderungan tren global.dimana

hal tersebut telah juga terjadi pada negara lain terutama Negara maju.

Konvergensi bisa terjadi di berbagai dimensi baik teknologi, jaringan atau

infrastruktur hingga layanan. Sementara terkait market, terjadi konvergensi antara

operator, terminal, maupun regulasi

Page 15: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  15

Konvergensi yang akan terjadi tentu pula akan member dampak dan warna dalam

dunia telekomunikasi dan masyarakat . Perkiraan dampak yang akan terjadi adalah

antara lain :

A. Perubahan gaya hidup

Saat ini secara umum masyarakat Indonesia sudah mengalami ketergantungan

yang mulai tinggi terhadap telepon bergerak. Koneksi online mulai populer baik

untuk pengguna pribadi, keperluan bisnis maupun pendidikan.Terjadi

penggabungan antara konten online dengan offline. Sebagian besar konten masih

disediakan secara offline dalam bentuk CD-ROM (VCD/DVD), majalah dan buku,

sementara contact lists ada pada aplikasi dan perangkat.

Broadband access diperkenalkan dan digunakan, sedangkan e-commerce dan e-

transaction belum populer.Di masa mendatang, setiap orang dan segala sesuatu

terhubung di mana saja dan kapan saja. Hal ini akan membentuk ‘komunitas

dinamis tanpa batas’.

Tempat utama mencari konten adalah online. Koneksi dengan pita lebar sudah

umum baik fixed maupun bergerak. Sedangkan e-commerce, e-transaction menjadi

hal yang utama.Jaringan yang konvergen akan meningkatkan efisiensi. Satu

jaringan dapat dimanfaatkan untuk semua kebutuhan baik komunikasi suara, data,

maupun video. Dengan demikian, biaya operasional akan semakin murah.

B. Implikasi terhadap bisnis

Munculnya teknologi generasi mendatang akan mengubah peta bisnis

telekomunikasi serta cara menjalankan bisnis secara umum. Akan terjadi

transformasi struktur pasar telekomunikasi dari monopoli ke kompetisi.

Teknologi baru akan membuka lebih banyak kesempatan berusaha termasuk bagi

pengusaha kecil, menengah dan koperasi untuk menjadi penyedia layanan.

Hal ini juga akan membuka peluang bagi pelaku usaha nasional maupun

internasional untuk membangun bersama layanan teknologi informasi dan

Page 16: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  16

telekomunikasi di Indonesia. Untuk menjadi operator penyedia layanan tidak perlu

syarat seperti dulu sebab tidak diperlukan investasi yang besar.

Pembangunan jaringan dan layanan di masa mendatang akan lebih mudah dan

murah karena munculnya beragam perangkat keras, perangkat lunak yang

sederhana dengan kemampuan tinggi. Pertumbuhan layanan dan konten yang

menjadi faktor penting di masa depan. Layanan baru dapat dibawa ke pasar (time

to market) lebih cepat dan lebih murah. Akan terjadi perubahan dari single access

menjadi multiple services. Biaya akan menjadi lebih murah karena fungsi

kepintaran jaringan dipindahkan dari core network ke access.

C. Dampak terhadap regulasi

Munculnya teknologi baru yang tercermin dalam konvergensi menuntut adanya

pembaharuan dalam hal regulasi. Regulasi yang memayungi infrastruktur

telekomunikasi dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu regulasi yang

terkait dengan bisnis (lisensi, interkoneksi, tarif, pengembangan industri dalam

negeri), regulasi sumber daya (spektrum dan jasa nilai tambah), regulasi proteksi

konsumen (QoS, nomor portabel, standardisasi), serta regulasi pemerataan (USO).

Definisi Layanan menurut ITU adalah fungsionalitas yang diberikan oleh

penyedialayanan bagi pengguna. Misalnya : menyediakan konektivitas IPdengan

kualitas layanan yang baik, menyediakan layanan IPTV,menyediakan layanan

permintaan konten.

Pada era konvergensi akan ada perubuhan struktur industri telekomunikasi yang

pada saat ini masih bersifat vertikal menuju ke arah konvergen horizontal. Jenis

penyeleneggaraan yang ada dari semisal jaringan tetap , jaringan bergerak dan

khusus akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Page 17: WOORKING P APEER

S

W o r k i n g

G

Sumber : SGR Di

g   P a p e r  

Gambar 4 S

itjen Postel,2010

Gambar 5

Struktur Pas

0

Struktur Te

WG

sar Era Konv

elekomunika

Layanan Konver

vergen dan N

asi Pada Era

rgensi – SGR 201

Net Neutralit

Konvergen

11

 

Hal  17

ty

Page 18: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  18

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, pada era konvergensi akan ada

perubahan layanan dari yang berifat vertikal ke arah horizontal integrasi.

Layanan-layanan yang mencerminkan adanya konvergensi awal masih lebih

banyak kepada inovasi keragaman akses terhadap layanan. Misalnya seperti

layanan-layanan click2dial, voice portal, internet call waiting, dan sejenisnya.

Konvergensi lebih lanjut, mengarah (minimal isu yang berkembang saat ini) kepada

presence application yang merupakan inovasi lebih lanjut dari Instant Messaging

(IM) yang cukup berkembang di dunia internet (ICQ, IM Yahoo, dan sejenisnya).

IETF melalui working group Instant Messaging and Presence Protocol Working

Group mencoba untuk mengkaji pengembangan IM dan pengembangan protokol

ataupun kerangka kerja tentang bagaimana presence application dapat dibangun.

Konvergensi ditandai dengan meleburnya jaringan layanan tunggal

(telekomunikasi, internet, penyiaran Radio & TV) ke dalam jaringan bersama

terintegrasi (Integrated Network) sehingga memberikan banyak pilihan layanan Tik

bagi penggunanya, dan dengan konvegensi diharapkan pengguna menjadi lebih

mempunjyai banyak pilihan layanan, mudah dan nyaman.

DiIndonesia saat ini belum melaksanakan konvergensi layanan yang ada,

sehingga belum adanya penyatuan jaringan dari layanan internet, telekomunikasi

dan penyiaran.

Saat ini sedang dibahas rencana Indonesia untuk menuju TIK kearah konvergensi.

Namun sebagian infrastruktur telah ada yang konvergensi. Pada bagian control

plane dan access plane sebagian ada yang telah bergabung

Page 19: WOORKING P APEER

S

H

h

p

d

d

s

p

U

te

y

c

W o r k i n g

Sumber : SGR W

Hal mendas

hanya memb

presence da

dinamik. Pr

digunakan u

sedang digu

presence ini

User dapat

erminal, kom

yang akan

conferencing

g   P a p e r  

WP Konvergensi 2

Gam

sar yang me

berikan info

apat membe

resence da

ser, lokasi d

nakan oleh

memungkin

memilih tip

mputer, dan

diterima, y

g. Fleksibilit

2010

mbar 6 Kon

embedakan

rmasi apaka

erikan infor

apat membe

dimana user

user terseb

nkan mobilita

pe terminal

n lainnya. U

yaitu suara

tas dan mob

WG

ndisi Estima

antara apl

ah user sed

rmasi dan l

erikan infor

r menikmati

ut. Keberad

as user di at

yang akan

User pun da

a, data inte

bilitas (baik

Layanan Konver

asi TIK Indon

likasi IM da

dang online

lingkungan

rmasi tenta

layanan, se

daan aplikas

as jaringan

digunakan,

apat berlang

ernet, multi

terminal ma

rgensi – SGR 201

nesia

an presence

atau tidak.

komunikasi

ng tipe ter

erta sesi kom

si atau layan

konvergen (

, Handphon

ganan jenis

imedia, ata

aupun perso

11

 

Hal  19

e adalah IM

Sementara

yang lebih

rminal yang

munikasi apa

nan berbasis

(IP Network)

ne, PDA, IM

s komunikas

aupun video

onal mobility

M

a

h

g

a

s

).

M

si

o

y)

Page 20: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  20

nampaknya menjadi kunci bagi pengembangan aplikasi pada NGN. Berikut adalah

layanan yang dikembangkan dalam layanan IMS :

Instant Messaging, Presence, Push to Talk over Cellular (PoC)

Layanan Gaming

Kombinasi Video dan chat dalam satu call.

Voice call yang dilakukan parallel dengan presence session

Kombinasi pemanfaatan presence dan instant messaging

Multi Layanan dalam satu sesi (multiple simultaneous synchronized

sessions)

Video Streaming: Membagi file video streaming dengan yang lain, melihat

file video stream dari Web atau peralatan yang lain.

Multi-party Gaming: Bermain secara interaktif dengan satu atau banyak

orang.

Location Services: Mampu untuk mencari lokasi secara spesifik.

Multimedia IM: Mengirim dan menerima pesan teks, graphics atau rekaman

audio/video clips ke/dari pengguna lain dalam waktu yang singkat.

Video Telephony: Menyingkronkan video dan audio dengan pengguna lain.

Rich Call Group Chat: Memiliki voice session dengan berbagai pengguna

dengan saling membagi text, graphics and gambar.

Mobile Video Conferencing: Melakukan real-time video session antara dua

atau lebih pengguna di mobile environment.

ENUM services. Personalized Info Services: Mendapatkan personalized

content delivery berdasarkan dari profile user.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat berperan dalam

mewujudkan konvergensi antara lain :

Page 21: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  21

1. Intergrasi telepon-komputer. Pada aplikasi bisnis, call center misalnya, terdapat

kebutuhan untuk mengkorelasikan informasi pengguna dengan nomor telepon

yang dimiliki pengguna. Pada level yang paling sederhana, intergrasu telepon-

komputer adalah memasukkan nomer PSTN atau mobile (caller identity line) ke

aplikasi di komputer call center. Pengembangan selanjutnya memungkinkan

aplikasi di komputer untuk melakukan panggilan/penerimaan telepon.

2. Mobile terminal integration: mobile telephone bergantung pada handset

pengguna yang semakin canggih. Tidak hanya handset mampu menerima

suara, SMS, dan MMS, handset dapat melayani transfer data dan internet.

3. Voice network interworking: terdapat beberapa protocol yang memungkinkan

transmisi suara menggunakan Internet Protocol. Penggunaanya pada Interner

merupakan contoh konvergensi. Akan tetapi penggunaan yang lebih signifikan

adalah yang dilakakan operator telco untuk mensupport layanan suara. Packet

voice network akan berinterkasi dan interwork dengan Iegacy circuit mode voice

melalui gateway. Media gateway akan mengkonversi sinyal suara ke dalam

bentuk-bentuk paket.

4. Location based services: Kemampuan mendeteksi keberadaan pengguna

telepon selular dapat diperoleh melalui gabungan antara teknologi seluler dan

aplikasi komputer. Layanan tersebut dapat diperoleh dari operator atau pihak ke

tiga.

5. Penyampian berita melalui berbagai media: Koran dapat ditampilkan melalui

bentuk fisik atau ditampilkan dalam website atau disimpan dalam bentuk file.

Berita televisi dapat dinikmati melalui penerima TV atau diakses melalui web

baik menggunakan komputer atau mobile device.

6. Interactive broadcasting: digital broadcasting menyediakan kapasitas pada

download link untuk materi program dan informasi umum 

Page 22: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  22

BAGIAN 3 STANDARISASI TEKNIS PENYEDIAAN LAYANAN KONVERGENSI

Perkembangan TIK yang kian pesat mengarah kepada konvergensi teknologi

berdampak pada perubahan paradigma dalam telekomunikasi, penggunaan

internet dan broadcasting. Perubahan paradigma ini menyangkut pergeseran

teknologi, perubahan struktur dan pola bisnis, serta pengaruhnya terhadap

kehidupan bermasyarakat.

Dalam perkembangan konvergensi TIK dampak yang muncul slah satunya yaitu

teknologi, dimana akan muncul bentuk lain. Pergeseran pardigma yang muncul

adalah bergesernya ke arah IP based. Dalam dunia IP isu teknis yang penting

adalah masalah keamanan.

1. Keamanan (security)

Hal yang penting terkait dengan masalah keamanan :

� Security requirements

� Security architectures

� Security management

� The Directory, authentication, and IdM

� Securing the network infrastructure

� Some specific approaches to network security

� Application security

� Countering common network threats

Page 23: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  23

Pemahaman yang jelas secara menyeluruh meliputi:

pemain-pemain yang terlibat di dalamnya;

aset-aset yg perlu dilindungi;

bentuk usaha-usaha yg mengancam aset tersebut

kerentanan yg berkenaan dengan aset tersebut;

dan resiko secara keseluruhan terhadap kerentanan dan ancaman

thd aset tsb.

Sedangkan pendekatan –pendekatan dalam melindungi jaringan dalam suatu

sistem, terutama jaringan konvergen adalah antara lain :

1. Pendekatan untuk melindungi berbagai tipe jaringan. Misal persyaratan

security di NGN

2. Diikuti dengan mobile comm networks yang merupakan transisi dari

mobility based dalam sebuah single technology (CDMA or GSM) ke mobility

lintas platform dengn IP.

3. security requirements untuk home network dan TV kabel dievaluasi

4. Tantangan dalam security untuk ubiquitous sensor network.

Data yg digunakan utk memonitor dan mengontrol telecommunication network

management traffic selalu ditransmisikan dlm jaringan yg terpisah yg hanya

membawa netw management traffic

a) Telecomm management network (TMN) ITU-T M.3010

b) Untuk menyediakan security bagi end-to-end solution, security

measures (access control, authentication) harus diaplikasikan ke

setiap tipe aktivitas network dalam infrastruktur network, layanan, &

aplikasi.

Page 24: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  24

Some Specific Approaches to Network Security

1. Pendekatan untuk melindungi berbagai tipe jaringan. Misal persyaratan

security di NGN

2. Diikuti dgn mobile comm networks yang merupakan transisi dari mobility

based dalam sebuah single technology (CDMA or GSM) ke mobility lintas

platform dengan IP.

3. Kemudian, security requirements untuk home network dan TV kabel

dievaluasi

4. Terakhir, tantangan dalam security untuk ubiquitous sensor network

Dalam pengembangan NGN yang mengarah pula ke arah jaringan yang bersifat

konvergen. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, diantaranya :

NGN security

Mobile communication security

Security for home networks

IPCablecom

Security for ubiquitous sensor networks

Untuk sistem keamanan pada jaringan masa depan maka bentuk keamanan yang

harus disiapkan oleh penyelenggara

Page 25: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  25

Gambar 7 Sistem Keamanan Pada NGN

Dengan kesadaran betapa pentingnya security:

applikasi developer saat ini menaruh perhatian besar atas

kebutuhan security ke dalam produk-produknya daripada menambah

security setelah aplikasi diproduksi

Sehingga perlu dipertimbangkan tentang kerentanan security dalam

produk2 tersebut, dst perlu rekomendasi tentang security dari ITU-T

2. Interoprability

Interoperabilitas merupakan kemampuan untuk komunikasi dan saling bekerja

sama antar sistem komunikasi atau sistem jaringan yang berbeda.

SecMan(09)_F23

Transport

CSCF

TransportTransit

UNI

NNI

UNI

ANIANI

NNI NNI

CSCF

TE TE

Application servers Application servers

Softswitch Softswitch

Service stratum Service stratum

Access(xDSL, Cable,FTTP, WiFi,

WiMAX)

Otherprovider

Usernetworks

Usernetworks

TEs TEs

Users Users

Users Users

Signalling Media/bearer

Corporate networks

Corporate networks

Network-provided security on network domain by networkdomain basis for end-to-end communications

Access(xDSL, Cable,FTTP, WiFi,

WiMAX)

Page 26: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  26

Interoperabilitas pada jaringan konvergen diperlukan karena melibatkan sebagian

besar protokol dan teknologi. Interoperabilitas antar jaringan diperlukan untuk

menjamin masa transisi yang dapat mendukung konvergensi antar jaringan secara

bersamaan. Perlu mendapat perhatian lebih untuk interoperability yang bersifat

open interface guna menjaga agar tidak terjadi friksi antar penyelenggara layanan

berlisensi dengan yang menganut open system.

Interoperability merupakan kunci penting dalam mempercepat pengembangan tiap

infrastruktur jaringan yang membuatnya jelas bahwa operator-operator Telekom

pada saat sekarang banyak menggunakan multiple standard, misalnya dalam

memonitor system energi, terutama system-system : dry alarm, proprietary

protocols, SNMP dll. Tiap Vendor menawarkan solusi alternativ yang berbeda

dalam hal tujuan yang sama, ini akibat standarisasi dalam industria relatif lambat

dibandingkan dengan kemajuan teknology komunikasi terbaru. Standarisasi yang

disepakati hendaknya sesuai dengan protokol komunikasi, variabel-variabel

pengukuran dan control.

Misalnya protokol SNMP (Simple Network Management Protocol) kita tahu sebagai

protokol yang telah banyak digunakan secara umum di Jaringan IT, walaupun

ditemui terdapat kekurangan dalam beberapa hal misalnya SNMP over UDP, jelas

nyata-nyata kurang andal jika dibanding dengan over TCP. SNMP juga tidak

memberikan jaminan pada alarm delivery, karena system monitoringnya tidak

mengetahui apakah ada sebuah alarma tau message (SNMP trap) yang diterima

oleh management system. Kita ketahui bahwa Router, Firewall dan device filtering

packet IP sering membuang packet-packet prietary protocols bukan sebuah pilihan

yang baik.

UDP. Selain itu bergantung pada banyaknya node routing sepanjang jalan dari

system monitoring ke system management, pada maksimum TTL dari Packet UDP.

Kekurangan yang lain bahwa dalam monitoring object perlu Manajement

Information Base (MIB), yang kita tahu MIB tidak begitu fleksible. MIB pada

equipment yang sama tapi oleh vendor yang berbeda, maka akan timbul

incompatible tentunya.

Page 27: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  27

Konvergensi Protokol

Konvergensi teknologi akan mempengaruhi infrastruktur dan arsitektur jaringan

sesuai dengan skenario komunikasi yang dirancang. VoIP secara infrastruktur akan

melakukan proses sinyal suara menjadi paket melalui sampling, kuantisasi, encode

dan compresing. Sistem signaling dan multiplexing dilakukan melalui protocol.

Berikut adalah gambaran protokol yang digunakan pada NGN.

Access layer merupakan lapisan yang berhubungan dengan hardware dari

perangkat subscriber (pelanggan).

Transport layer adalah lapisan core network NGN terutama penggunaan IP pada

lapisan ini

Control layer adalah lapisan dimana fungsi softswitch ditempatkan, yang

merupakan lapisan penghubung dengan aplikasi atau software yang digunakan

diatasnya.

Gambar 8 Protokol Konvergensi Pada NGN

Page 28: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  28

Beberapa protokol yang digunakan antara lain

1. H.323 standar ITU-T digunakan untuk persinyalan untuk multimedia. H.323

di rancang untuk mendukung transfer suara dan data video secara real-time melalui

jaringan paket seperti IP.

2. H.258 (MEGACO)

Berfungsi adalah sebuah implementasi dari Media Gateway Control Protocol

arsitektur untuk mengontrol media gateway di jaringan Internet Protocol (IP).

Megaco merupakan protokol yang didefinisikan oleh IETF dan ITU-T

(direkomendasikan oleh ITU-T sebagai H.248).

3. SIP (session Initiation Protocol)

Dalam teknologi VOIP, jika H 323 digunakan sebagai signaling protocol maka yang

berfungsi sebagai transport protocol adalah SIP.

SIP adalah protocol pertama yang memungkinkan multiuser terlepas dari konten

media. Prinsip dr protocol SIP adalah flexible and open, sehingga menggabungkan

jaringan fixed dan mobile IP menciptakan service NGN.

Interoperability NGN to NWGN

Berbasis pada ITU rekomendasi maka interconnection dan interoperability dikaitkan

dengan beberapa hal :

a. Pada PSTN-NGN interworking dalam hal ini standard signalling misalnya,

Signalling SIP dan SS-7.

b. Pada NGN network –to Network interface, maka standard interface yang

dipakai adalah NNI, sedangkan user-to Network interface adalah UNI

c. Signalling profile tetap berbasis SIP untuk layanan multimedia, bisa juga

SIP modifikasi seperti halnya pada ETSI dan 3GPP.

Page 29: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  29

Gambar 9 STANDARD INTERFACE UNI DAN NNI

d. Untuk memastikan Interoperability layanan, maka Standard User to

Application Interface (UAI) dapat digunakan untuk Codec, QoS dan Security,

Gambar 10 Standard Interface UNI dan UAI

e. NGN mendukung multiple services, termasuk mengidentifikasi layanan yang

dikendalikan dan scenario interkoneksinya serta untuk kebutuhan physical layer,

signaling protocol, interworking IPv4/IPv6, QoS, security dll.

Page 30: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  30

BAGIAN 4 BISNIS PROSES KONVERGENSI

Konsep pemisahan fungsi-fungsi jaringan dalam bidang-bidang fungsional

(functional plane), ditujukan untuk memudahkan pengembangan layanan, dan

meningkatkan skalabilitas. Konsep ini akhirnya juga memicu konvergensi pada

berbagai rantai nilai layanan. Hal ini diakibatkan karena kemudahan

pengembangan layanan memerlukan platform bersama pada tiap rantai nilai.

Konvergensi itu sendiri didefinisikan sebagai integrasi yang progresif antar-

sejumlah platform jaringan berbeda untuk menyalurkan layanan serupa dan atau

layanan-layanan berbeda pada platform jaringan yang sama. Fenomena

konvergensi terjadi pada tiap rantai nilai, mulai dari konvergensi pada konten,

konvergensi pada layanan, konvergensi pada infrastruktur, hingga konvergensi

pada terminal user.

Konvergesi pada Konten berarti bahwa berbagai macam konten dibangun

dalam platform yang sama.

Konvergensi pada Layanan berarti bahwa layanan yang sama dapat

ditawarkan melalui platform jaringan yang berbeda, dan layanan yang

berbeda dapat ditawarkan dalam satu jaringan (layanan multimedia/multi

services network). Kondisi ini dapat dicapai melalui IP-based Service.

Konvergensi yang terjadi pada infrastruktur, sering disebut sebagai fixed &

mobile convergence (FMC), mengindikasikan bahwa infrastruktur fixed

maupun mobile menuju pada platform bersama yang akan bisa digunakan

oleh kedua belah pihak.

Konvergensi pada terminal pada saat ini sudah terjadi dengan tersedianya

terminal-terminal pelanggan yang mampu bekerja pada lingkungan multi-

standard.

Page 31: WOORKING P APEER

D

R

te

n

in

d

W o r k i n g

Dampak Ko

Rantai nilai

erintegrasi s

nilai baik ak

nfrastruktur

di bawah ini,

g   P a p e r  

Gamba

nvergensi t

suatu lay

secara vertik

kses, servic

yang dimilik

masing-ma

ar 11 Konve

terhadap Ra

yanan dalam

kal. Dalam h

ce creation,

ki oleh peny

sing infrastr

WG

ergensi Pad

antai Nilai

m jaringan

hal ini penye

dan servic

yelenggara. S

ruktur memp

Layanan Konver

a Tiap Rant

tradisional

elenggara m

ce delivery.

Sebagai con

punyai layana

rgensi – SGR 201

tai Nilai

l memiliki

melakukan se

Service dik

ntoh terlihat

an yang dom

11

 

Hal  31

karakteristik

eluruh ranta

kirim melalu

dalam tabe

minan.

k

ai

ui

el

Page 32: WOORKING P APEER

D

r

C

p

H

m

m

p

(

W o r k i n g

Dalam era ko

antai nilai ke

G

Content Own

penulisan ko

Hak Kekaya

mendistribus

menawarkan

provider dan

software da

Servic

Voice

Data, w

Data, l

Data, '

Data +

Data In

Voice d

Voice +

ContenOwner

•Membuat konten (disaiaplikasi, penulisan kodsoftware, dll)

•Memiliki Konten atau Hak KekayaaIntelektual

g   P a p e r  

onvergensi,

e arah horiso

Gambar 12

ner adalah

ode software

aan Intelektu

sikan konten

n antar muk

n service pro

an hardware

ce

wide area

ocal area

lebih cepat dar

+ Voice

nternetworking

dengan mobilit

+ Data + Mobil

nt r

de )

ContAggre

•Distribusikkonten (msendiri atapihak ketig

•Menawarantar mukuntuk mendapatkonten (po

terjadi integ

ontal, sepert

Rantai Nila

subyek yan

e, dll serta m

ual atas kon

n baik milik

ka untuk me

ovider yang

) untuk pen

ri X.25'

ty

ity + Informatio

tent egator

kan milik au ga)

kan ka 

tkan ortal)

AppSPr

•Menyeplatformemunakses khost, dmengirkonten(termabilling dCRM)

WG

grasi berbaga

ti yang telah

i Terintegras

ng membuat

mungkin juga

nten. Conte

k sendiri ma

endapatkan

pada dasar

nyediaan lay

on Society

plication Service rovider

ediakan m yang ngkinkan ke port, an rimkan n suk dan 

•Menkonelayamenkont

Layanan Konver

ai platform p

h di bahas pa

si pada Era

konten baik

a subyek ya

nt aggregat

aupun milik

konten (por

rnya membe

yanan. Term

Netwo

PSTN

X.25

Etherne

Frame

ISDN, A

Interne

GSM, C

NGN, 3

Service Provider

nyediakan ektifitas nan untuk ngakses ten

•Mja

rgensi – SGR 201

pada masing

ada sub bab

Konvergens

k berupa dis

ang memiliki

tor adalah s

pihak ketig

rtal). Applica

erikan platfo

masuk dalam

ork

et, Token Ring

Relay

ATM

t

CDMA, dll.

3G (UMTS)

Network Provider

Menyediakan aringan fisik

11

 

Hal  32

g-masing

b di atas.

si

sain aplikasi

konten atau

subyek yang

ga dan atau

ation service

rm teknolog

m kategori in

g

End UsDevice

•Menyediakaperangkat pengguna

i,

u

g

u

e

gi

ni

er es

an 

Page 33: WOORKING P APEER

a

a

s

D

P

k

S

b

g

W o r k i n g

adalah Softw

adalah Me

software/apli

Dampak terh

Perubahan

konten dan a

Selain itu, p

baru dan me

gambar di ba

g   P a p e r  

ware enabler

mbangun/

kasi.

hadap Indu

rantai nilai

aplikasi sepe

Gambar 1

erubahan ra

enimbulkan

awah ini.

r dan techno

mengelola

stri

memungkin

erti diperlihat

13 Potensi

antai nilai m

perubahan

WG

ology enable

seluruh

nkan muncu

tkan dalam g

Industri Bar

memungkinka

interaksi bis

Layanan Konver

er. Applicatio

atau seba

ulnya indus

gambar di b

u Akibat Kon

an dimuncu

snis antar ra

rgensi – SGR 201

on and Softw

gian dari

stri baru, ya

awah ini.

nvergensi

lkannya pem

antai nilai se

11

 

Hal  33

ware Enable

pembuatan

akni industr

main-pemain

eperti dalam

er

n

ri

n

m

Page 34: WOORKING P APEER

G

W o r k i n g

Gambar 5.2

g   P a p e r  

3 Contoh Pootensi Mode

WG

el Bisnis Baru

Layanan Konver

u Akibat kon

rgensi – SGR 201

nvergensi

11

 

Hal  34

Page 35: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  35

BAGIAN 5 REGULASI PENYELENGGARAAN

 

Dalam teknologi tentu terjadi adanya perubahan teknologi dalam menuju era

konvergensi. Perubahan yang terjadi salah satunya yaitu perubahan teknis dan

teknologi yang dikembangkan dalam menghadapi konvergen. Struktur industri

Layanan akan berubah dari yang bersifat vertikal menuju ke arah horozontal yang

terpadu.

Penyaluran informasi yang disalurakan melalui infrastruktur yang dulunya terpisah

dari layanan suara, data, video dan broadcast, namun pada era konvergensi

layannan disalurkan melalui infrastruktur yang menyatu. Dan infrastruktur akan

bersifat packet switch (IP based).

Dampak lain dari perkembangan teknologi dalam konvergensi menuntut pula

segera ada perubahan dalam hal regulasi/kebijakan. Regulasi yang memayungi

infrastruktur telekomunikasi dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu

regulasi yang terkait dengan bisnis (lisensi, interkoneksi, tarif, pengembangan

industri dalam negeri), regulasi sumber daya (spektrum dan penomoran), regulasi

proteksi konsumen (QoS, nomor portabel, standardisasi), serta regulasi

pemerataan (USO).

1) Regulasi bisnis

Sistem pemberian lisensi akan berubah. Lisensi kemungkinan tidak lagi dari semula

menganut pola vertikal menjadi menganut pola horizontal. Dimana akan meuncul

beberpa bentuk baru dari semangat konvergensi dimana akan ada konvergensi

lisensi yang akan lebih memudahkan penyelenggara dalam mengembangkan

layanannya.

Page 36: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  36

Jaringan masa depan menuntut adanya model interkoneksi baru. Jaringan dan

trafik berbasis IP dipastikan berpengaruh terhadap pengaturan interkoneksi.

Regulasi harus memberikan jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif.

Sedangkan pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service.

2) Regulasi sumber daya

Sedangkan menyangkut spektrum frekuensi, regulasi perlu menjamin akses yang

sama terhadap spektrum yang dibutuhkan operator jaringan konvergen, menjamin

kompetisi tidak dihambat oleh penetapan spektrum legacy ke operator incumbent

untuk provisi fixed, fixed-mobile and mobile services.

Perubahan Regulasi juga terjadai penomoran, dimana penomoran harus telah

memikirkan untuk layanan konvergensi kedepan yang telah mengarah ke full IP

(internet protocol), namun regulasi harus dapat menjamin penomoran dan

pengalamatan mencakup legacy, transisi dan layanan konvergen serta directory

service lainnya.

3) Regulasi perlindungan konsumen

Regulasi harus mampu menjamin perlindungan bagi konsumen. Beberapa hal yang

perlu mendapat perhatian ---tapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut—antara lain

kualitas layanan, provisi informasi, hak dan keberadaan pengelola, number

portability, kewajiban operator; privasi dan keamanan.

Regulasi diharapkan mampu menciptakan standar dan interoperabilitas yang

menjamin tidak ada delay dalam memperkenalkan layanan baru. Kedepannya

harus ada perlindungan yang kuat bagi konsumen untuk dapat menikmati layanan

yang ditawarkan oelh penyelenggara.

4) Regulasi pemerataan akses

Page 37: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  37

Kebijakan keterjangkauan dan pemerataan akses merupakan kebijakan / regulasi

yang sangat penting untuk dilaksanakan di Indonesia. Perlu antisipasi yang jelas

agar konvergensi yang terjadi tidak akan menghambat pemerataan akses

khususnya kebijakan USO harus dijamin tetap terselenggara dengan baik.

Layanan baru akan cepat diterima oleh pelanggan yang sebenarnya menginginkan

munculnya layanan yang beragam dengan tarif terjangkau dan kualitas yang

memadai. Akan terjadi perubahan dari single access menjadi multiple services.

Biaya akan menjadi lebih murah karena fungsi kepintaran jaringan dipindahkan dari

core network ke access. Kedepannya dimana muncul konvergensi maka para

penyelenggara baik telekomunikasi, penyiaran dan internet tidak lagi membangun

jaringan masing-masing, karena kedepan akan berkembang model bisnis

infrastruktur sharing. Dalam perkembangan infrastruktur sharing tersebut para

penyelengara diharapkan dapat berkerja sama dalam membangun infrastruktur

baik pasif maupun aktif (tertentu) sehingga jaringan menjadi lebih efisien.

Kebijakan kedepan akan mengatur cukup ketat mengenai pembangunan

infrastruktur TIK.

Page 38: WOORKING P APEER

D

in

d

k

la

y

a

te

m

H

la

tu

W o r k i n g

Dari gamba

nfrastruktur,

dibatasi ses

kurangnya k

ayanan dima

yang mengin

akan berbag

ersebut diat

mengalami p

Hal itu juga

ayanan. Sa

urunanya

g   P a p e r  

Gamba

ar diatas d

terutama d

saui denga

kompetisi y

ana regulas

nginkannya.

gai macam

tas dilihat b

perubahan d

a akan men

aat ini saja d

ar 14 Regu

dilihat bahw

dalam infras

an perkemb

ang terjadi.

si lebih long

Hal terseb

jenis layana

ahwa tren b

ari bisnis ja

ndorong be

di Indonesia

WG

ulasi Konverg

wa, regulas

struktur pasi

bangannya.

. Berbeda

ggar dan lise

but juga seja

an telekomu

bisnis kedep

aringan TIK m

rmunculann

telah hadir

Layanan Konver

gensi Vs Ko

i akan dia

if seperti du

Hal terse

pada bagia

ensi dibuka

alan dengan

unikasi yang

pannya pada

menuju bisn

ya atau be

11 penyelen

rgensi – SGR 201

mpetisi

atur cukup

uct, tower. L

ebut berda

an konten d

cukup luas

n kebutuhan

g variatif.

a era konve

is layanan.

erdirinya pe

nggara jaring

11

 

Hal  38

kuat untuk

Lisensi akan

mpak akan

dan aplikas

bagi mereka

n pelanggan

Dari hal-ha

ergensi akan

enyelanggara

gan dan jasa

k

n

n

si

a

n

al

n

a

a

Page 39: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  39

Kondisi dari regulasi pada era konvergensi secara garis besar dapat dilihat sebagi

berikut :

1) Lisensi

• Telecommunication dan broadcasting akan convergence pada hal

layanan . Kemungkinan yang akan muncul lisensi ke arah unified

lisensi atau lisensi konvergen

• Restrukturisasi klasifikasi lisensi sesuai layanan di era konvergensi

• Pemberian lisensi cenderung lebih longgar

2) Spectrum

• Pemanfaatan spektrum yang lebih efisiensi

• Refarming spektrum

• Proteksi penggunaan spektrum

3) Standard dan operabilitas

• Standarisasi penggunaan perangkat dan aplikasi yang mendukung

prinsip open interoperabilitas

• Adanya program yang mendukung pengembangan industri TIK

dalam negeri.

4) Struktur industri

• Adanya perubahan struktur industri dari vertikal menuju horisontal

• Perubahan value chain bisnis yang semula lebih digenerate

teknologi menjadi value chain yang digenerate oleh layanan bisnis

5) Consumers Protection

• Perlu terjaminya kualitas layanan yang handal,

• Penomoran emergency services

• Number portability

Page 40: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  40

• privacy and security

6) Numbering

• Akan lebih sederhana

• Harus dalam bentuk yang lebih efisien karena penomoran seperti

halnya spektrum frekuensi merupakan sumber daya yang terbatas

• Menjamin akses ke sumber daya penomoran

• Menjamin penomoran dan pengalamatan mencakup legacy, transisi

dan layanan NGN serta directory service lainnya

• Akan mengakomodasi penomoran yang berbasis IP

7) Interkoneksi

• Akomodasi layanan IP based .

• Interkoneksi yang tidak lagi berdasar jarak

• Tidak hanya terbatas pada interkoneksi jaringan tapi adanya

interkoneksi layanan.

8) Pemerataan akses

• Kebijakan keterjangkauan dan bisa diakses tetap dipertahankan

dilingkungan NGN

• Bagaimana perlakuan penyelenggara layanan baru bagi

berkontribusi untuk USO?

• Bagaimana mengatur kontribusi untuk USO dan teknologi apa saja

yang harus ikut menyumbang dana USO

Page 41: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  41

BAGIAN 6 HUBUNGAN DENGAN OTORITAS/REGULATOR LAIN

Dalam konvergensi TIK ,konvergensi yang terjadi tidak hanya adanya

konvergnesi infrastruktur, konvergensi teknologi namun juga adanya konvergensi

dari otoritas /badan yang mengurusi bidang tersebut. Intitusi yang terlibat dalam

ekosistem konvergensi akan memiliki hubungan satu dengan yang lain.

Hubungan antar otoritas tersebut haruslah harmonis agar dapat membangun

konvergensi dengan baik.

Strategi lingkungan TIK menggambarkan keterkaitan antara konstitusi dari

pengembangan K-ekonomi yang terdiri dari berbagai departemen strategi dan

penggerak yang berjalan secara independen dan integral agar tercipta lingkungan

yang kompetitif dalam perkembangan ICT nasional.

Adanya koordinasi antar kelembagaan merupakan upaya koordinasi intra dan antar

dalam instansi pemerintah, antara pemerintah dan industri dalam mengembangkan

kebijakan dan mempromosikan adaptasi dari perkembangan ICT dan undang-

undang yang baru dalam melaksanakan dan menegakkan kebijakan.

Upaya pengaturan hubungan antar otoritas /lembaga dalam konvergensi yaitu

dengan membentuk sebuah lembaga untuk memanfaatkan dan menyatukan

sumber daya yang diperlukan dan upaya gabungan dari berbagai instansi terhadap

tujuan dari roadmap TIK nasional yang strategis.

Benchmark Global

1. Korea Selatan

Pada Desember 1994 Pemerinta Korea Selatan melakukan re organisasi

kementriannya dari kementrian Komunikasi menjadi Kementerian Informasi dan

Komunikasi (MIC). Hal tersebut bertujuna untuk menggabungkan fungsi-fungsi

Page 42: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  42

antar departemen yang sebelumnya terpisah. MIC saat ini menangani hal –hal

yang berkaitan dengan telekomunikasi, penyiaran dan internet. MIC juga memiliki

peran untuk memfasilitasi ICT untuk industri kecil dan menengah.

2. Singapura

Pemerintah Singapura memiliki departemen yang berperan

untukmengembangakan sektor telekomunikasi , informasi dan seni. Departmene

tersebut adalah MICA ( Ministry of nformation, communication and arts).

MICA memiliki 2 peran utama , yaitu :

a) Mengembangkan ekonomi kreatif dan mengembangkan industri komunikasi b) Memperkuat hubungan dan komunikasi bagi masyarakat.

MICa sendiri memiliki 2 badan otoritas :

a) IDA – Infocom Development Authority b) MDA – Media Development Authority

Contoh secara umum dari beberapa negara dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 3 PERBANDINGAN PERAN OTORITAS ICT DIBEBERAPA NEGARA

   Malaysia  Korea  Ireland  Singapore 

Information 

Technology 

MOSTI, 

MAMPU 

(Public 

sector) 

MIC DETE IDA, MICA

  

Telecommunication  KTAK  MIC  Department of 

Comunications, 

Marine & Natural 

Resource 

MDA, 

MICA 

Page 43: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  43

Science & 

technology 

MOSTI  Korea Institute of 

Science & 

Technology 

Information, MIC 

Science 

Foundation 

Ireland, DETE 

A*STAR, 

MTI 

Research & 

Development 

MOSTI  Electronics and 

Telecommunication 

Research Institute, 

MIC 

Enterprise 

Ireland, DETE 

A*STAR, 

MTI 

Broadcasting  Ministry Of 

Information, 

KTAK 

MIC  Department of 

Communications, 

Marine & Natural 

Resource 

MICA 

Entrepreneur 

Development 

MOSTI, 

MECD 

MIC Industry 

Development 

Authority.DETE 

EDB, MTI

Commercialisation  MOSTI, MITI  Korea IT Promotion 

Agency, MIC 

Enterprise 

Ireland, DETE 

EDB, MTI 

IP promotion and 

regulation 

Ministry of 

domestic 

trade & 

Consumer 

Affairs 

Korean Intellectual 

Property Office 

(KIPO) 

DETE  Intellectual 

Property 

Office of 

Singapore 

(IPOS) 

Page 44: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  44

Page 45: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  45

BAGIAN 7 STRATEGI KEBIJAKAN IMPLEMENTASI

Secara umum, pembangunan di bidang komunikasi dan informatika, terutama

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu aspek penting

yang mendorong pembangunan nasional. Selain menjadi faktor produksi dan

ekonomi, TIK juga berperan sebagai enabler dalam perubahan sosial budaya

kemasyarakatan di berbagai aspek. Aspek-aspek yang dimaksud seperti

pengembangan kehidupan politik yang lebih demokratis, pengembangan budaya

dan pendidikan, dan peningkatan kapasitas governance di berbagai sektor

pembangunan.

Perkembangan TIK menyebabkan terciptanya lalu lintas informasi dan komunikasi

bebas hambatan antar Negara dan wilayah. Dengan kata lain, keberadaan TIK

mampu menghilangkan berbagai hambatan geografis sehingga terjadi transformasi

pola hidup manusia di berbagai bidang menuju masyarakat berbasis ilmu

pengetahuan atau knowledgebased society.

Untuk menjamin dan mendukung terwujudnya peran telekomunikasi bagi

masyarakat perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan dari bidang

telekomunikasi yang ada salah satunya dukungan dari pemerintah. Peran utama

dari pemerintah adalah membuat regulasi atau kebijakan yang terkait dengan

pengembangan telekomunikasi. Regulasi pada dasarnya berperan sebagai payung

hukum yang menjadi acuan dan pembatas dalam suatu industri, dimana

diharapakan pemberlakuannya dapat membawa dampak kearah industri yang lebih

baik.

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan bisnis telekomunikasi kedepan,

maka pemerintah perlu membuat suatu roadmap regulasi telekomunikasi yang

Page 46: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  46

affordable bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Roadmap regulasi

telekomunikasi yang dibuat bagi seluruh stakeholder tersebut bertujuan untuk

menyamakan persepsi sehingga para stakeholder memiliki langkah dan acuan

yang sama dalam menyikapi perkembangan telekomunikasi dan pasar kedepan

serta dalam menciptakan industri telekomunikasi yang sehat.

Dalam penyusunan roadmap TIK ada beberapa komponen yang terkait dalam

implementasi TIK. Implementasi TIK pada dasarnya adalah untuk

menyelenggarakan layanan yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Untuk

membuat produk dan layanan membutuhkan tiga komponen yaitu Teknologi,

Regulasi dan Market serta didukung komponen pendukung yaitu sumber daya

(resource).2

Gambar 15 Komponen Roadmap TIK

Sumber : Suhono Supangat,Prosiding Konferensi TIK

1. Produk dan Layanan

2 Suhono Supangat, prosding Konferensi Nasional TIK 2006

Page 47: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  47

Produk dan Layanan merupakan komponen paling ujung yang keberadaannya

sangat ditentukan oleh keberadaan market, regulasi, teknologi dan SDM. Market

sebagai obyek yang menentukan apakah suatu produk dan layanan dapat dibeli

oleh masyarakat. Teknologi yang disediakan industri akan diterapkan untuk

menyelenggarakan layanan. Dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan akan

mengatur proses yang terjadi dalam penyelenggaraan layanan dalam skala

nasional.

2. Kebijakan

Kebijakan merupakan obyek yang dibuat oleh pemerintah dalam membuat

program-program imlementasi TIK. Dalam roadmap ini, kebijakan dilihat dengan

pendekatan studi banding dengan negara lain dan tren ke depan arah kebijakan

TIK secara global. Isu-isu konvergensi layanan dan jaringan merupakan perhatian

utama dalam penyusunan kebijakan ke depan.

3. Teknologi

Teknologi merupakan obyek yang keberadaannya akan sangat ditentukan oleh

industri. Industri dalam hal ini meliputi industri jasa, industri manufaktur dan industri

software. Keberdaaan industri akan sangat menentukan infrastruktur TIK dan

layanan yang akan diseleggarakan.

4. Market

Market merupakan obyek yang keberadaannya sangat ditentukan oleh pengguna

yang dalam hal ini adalah masayarakat Indonesia. Keberadaan atau kondisi

masyarakat Indonesia akan sangat mempengaruhi besarnya pasar pengguna

layanan TIK. Kondisi ini dapat dilihat dari faktor ekonomi yang mempengaruhi daya

beli masyarakat terhadap layanan dan produk TIK , sosial budaya yang

berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam pemanfaatan TIK dan tentunya

faktor politik dan keamanan yang berpengaruh dalam kenyamanan masyarakat

dalam penggunaan TIK.

5. SDM

Page 48: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  48

SDM merupakan unsur masyarakat yang sangat menentukan pelaksanaan

implementasi TIK. Keberadaan SDM akan sangat dipengaruhi dari faktor

pendidikan yang dapat dilihat dengan jumlah lulusan dari lembaga pendidikan

formal dan nor formal dibidang TIK yang ada. Selain itu, juga dilihat dari jumlah

tenaga profesional yang berkecimpung dibidang TIK yang keberadaan pada saat ini

dibutuhkan oleh industri TIK, swasta atau pemerintah yang membutuhkan

dukungan TIK.

Gambar 16 Pendekatan Metodologi Dalam Menyusun Roadmap

Strategi kebijakan TIK yang akan disusun oleh pemerintah dan seluruh stakeholder

TIK terdiri dari berbagai macam

Page 49: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  49

Kerangka kerja menuju konvergensi haruslah lengkap – namun juga dapat luwes

mengingat cakupan perubahan industri yang berlaku terus menerus. Dalam jangka

waktu dekat, perhatian regulator harus difokuskan untuk melakukan transisi dari

pengaturan yang ada saat ini ke konvergensi.

Diantara banyak tindakan yang dibutuhkan, ada 8 hal kunci yang perlu diperhatikan

Pemerintah dalam pembuatan roadmap yang sesuai untuk pengembangan sektor,

yaitu:

Pergeseran mendasar, dari regulasi yang kompleks berubah menjadi

regulasi yang sederhana;

Pernyataan eksplisit tentang prinsip regulasi (transparansi, non-

discrimninatory, kontestabilitas, kepastian, berpandangan jauh kedepan)

sebagaimana yang akan disebut di Bagian 5 di bawah ini serta guideline

untuk mengatur perilaku industri;

Pemahaman bahwa intervensi regulasi hanya diperlukan saat terjadi

kegagalan pasar yang jelas terlihat;

Pergerakan mengarah mekanisme swa-regulasi industri dan kode etik

industri;

Kebutuhan akan insentif yang paling sesuai untuk penggelaran jaringan

dan investasi pada infrastuktur NGN bagi semua pemain industri;

Melakukan fasilitasi untuk memastikan struktur yang lebih bervariasi

dan kokoh, khususnya penguatan pasar untuk:

o Suplai jasa jaringan wholesale untuk jasa jaringan lain serta

penyedia aplikasi;

o Penyebar-luasan muatan digital pada saluran jaringan yang

bervariasi; dan

o Investasi infrastruktur yang baru dan inovatif.

Page 50: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  50

Memungkinkan rasionalisasi industri melalui aliansi komersial ataupun

merger, khususnya mengingat tingginya tingkat duplikasi infrastruktur; dan

Lebih fokus tuntuk mengembangkan pasar jasa non-suara, yang saat ini

tidak diperhatikan dan merupakan jurang besar pada pasar; fokus ini

penting untuk realisasi tujuan “perekonomian berbasis pengetahuan”

(knowledge economy).

Review therhadap pasar komunikasi yang ada menunjukkan bahwa regulasi yang

ada saat ini perlu ditinjau ulang terkait dengan kecenderungan industri yang muncul

menuju nirkabel dan NGN. Apabila asumsi industri dengan perhatian ke arah

konvergensi sudah keliru dibuat, maka regulasi-regulasi tersebut memiliki potensi

untuk membentuk pasar yang palsu, memilih pemenang dan pecundang secara

artifisial serta secara sepihak berlaku bias atas suatu teknologi. Kecenderungan-

kecenderungan ini sekarang telah menghasilkan tekanan untuk perubahan

terhadap Pemerintah maupun operator komersial.

Agar Roadmap Konvergensi ini efektif, maka ketiga realita pasar baru ini harus

diterima dan ditekankan saat pembuatan rencana implementasi dan struktur

regulasi jangka-pendek. Implementasi reformasi ini tidak akan berhasil kecuali

prosesnya sudah dikelola dengan efektif3

Benchmark /Study Case : Korea Selatan

Kebijakan TIK yang dipilih adalah selain tetap memelihara laju industri yang sudah

ada, Korea Selatan juga menggali berbagai layanan yang bernilai tambah (value-

added services) yang dapat dijalankan di atas platform produk teknologi maju yang

telah mereka miliki. Kebijakan yang mengkombinasikan antara infrastruktur,

3 NN,SWOT Dampak Konvergensi

Page 51: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  51

produk, dan layanan ini dikenal dengan istilah IT839. Angka 839 menunjukkan 8

layanan, 9 produk, dan 3 jenis infrastruktur yang menjadi unggulan pengembangan.

Semua layanan, produk, dan infrastruktur dalam IT839 merefleksikan kebutuhan

bisnis, pelayanan publik, maupun lifestyle perorangan di masa depan yang sangat

diwarnai oleh konvergensi aspek-aspek mobilitas, fleksibilitas, kecepatan, dan

kemudahan. Sebagai contoh, layanan Digital Media Broadcasting (DMB) yang

memungkinkan orang menonton siaran atau acara yang dipancarkan secara real-

time, di mana saja, kapan saja, dan menggunakan mobile gadgets seperti laptop,

PDA, atau smartphone. Contoh lain, dalam berbagai aktivitas keseharian, interaksi

manusia dengan lingkungannya bisa didigitalisasi menggunakan teknologi Radio

Frequency Identification (RFID). Begitu berbentuk digital, maka interaksi tersebut

bisa digabungkan dengan berbagai proses pengelolaan data dan informasi, yang

secara keseluruhan memunculkan fenomena always on, always connected.

Aspek kedua dari ACE IT, convergent IT, berurusan dengan usaha-usaha untuk

menangkap peluang yang muncul dari fenomena konvergensi 3C (computing,

communication, content). Korea Selatan sangat mendorong tumbuhnya berbagai

sektor industri baru yang mengarah pada konsep ubiquity (tersedia di mana-mana).

Produk-produk yang menonjol dalam membangun konvergensi ini antara lain

adalah layanan-layanan berbasis lokasi (location-based services), komunikasi

multimedia, dan transaksi elektronis.

Dorongan untuk membangun industri baru dilakukan berdasarkan apa yang telah

dicapai saat ini. Strategi ketiga, expanded IT, mendorong lahirnya berbagai inovasi

berdasarkan kondisi sekarang. Inovasi dilakukan untuk mengatasi berbagai

kelemahan sistem yang ada, sekaligus memanfaatkan potensi yang ditawarkan

oleh TIK.

Peran Pemerintah dan Industri

Page 52: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  52

Baik pemerintah maupun industri Korea Selatan memegang peran yang sangat

penting dalam pengembangan TIK. Dilihat dari spektrum hulu-hilir, ada 4 fase

pengembangan industri TIK: introduksi layanan-layanan baru, pembangunan

infrastruktur, pengembangan bisnis, dan industrialisasi. Secara umum, pemerintah

lebih berperan di sektor hulu, khususnya terkait dengan regulasi yang terkait

dengan penyediaan layanan. Regulasi tentang TIK meliputi lisensi, alokasi

frekuensi, kebijakan kompetisi, maupun peraturan-peraturan hukum lainnya. Tidak

semua regulasi dikeluarkan oleh lembaga kementrian. Pengaturan alokasi

frekuensi misalnya, dilakukan oleh Korean Communication Commission (KCC).

Semakin ke hilir, peran pemerintah semakin mengecil, sebaliknya peran industri

semakin membesar. Pola ini setidaknya menunjukkan industri TIK di Korea Selatan

sudah cukup “matang” untuk dilepas berkompetisi tanpa memerlukan banyak

campur tangan pemerintah. Setiap simpul dalam rantai value-chain telah bekerja

dengan baik untuk menghasilkan produk-produk yang kompetitif pada skala global.

Pada fase yang paling hilir (industrialisasi), peran pemerintah sebatas memberikan

dukungan bagi ekspor dan pemasaran secara global melalui kerjasama-kerjasama

internasional. Aspek yang lain dapat dijalankan sepenuhnya oleh dunia usaha.

Page 53: WOORKING P APEER

WG Layanan Konvergensi – SGR 2011

 

W o r k i n g   P a p e r   Hal  53


Recommended