DIREKTORA
WO
AT TELEKOMU
WORKIN
ORKI
STUDY GRUNIKASI DITJ
NG GROUP
ING P
ROUP REGULJEN PENYELEN
P LAYANA
2011
PAPE
LASI 2011 NGGARAAN P
AN KONVE
ER
POS DAN INF
ERGENSI
FORMATIKA
D
D
D
B
B
B .
B
B
B
B
W o r k i n g
DAFTAR IS
DAFTAR GA
DAFTAR TA
BAGIAN 1 P
BAGIAN 2 I
BAGIAN 3 S...................
BAGIAN 4 B
BAGIAN 5 R
BAGIAN 6 H
BAGIAN 7 S
g P a p e r
SI .................
AMBAR .....
ABEL ..........
PRINSIP HA
IDENTIFIKA
STANDARIS...................
BISNIS PRO
REGULASI
HUBUNGAN
STRATEGI
DA
...................
...................
...................
ADIRNYA LA
ASI LAYANA
SASI TEKNI...................
OSES KONV
PENYELEN
N DENGAN
KEBIJAKAN
WG
AFTAR
...................
...................
...................
AYANAN KO
AN KONVER
IS PENYED...................
VERGENSI .
NGGARAAN
OTORITAS
N IMPLEME
Layanan Konver
ISI
...................
...................
...................
ONVERGEN
RGENSI DI
IAAN LAYA...................
...................
N ..................
S/REGULAT
ENTASI .......
rgensi – SGR 201
...................
...................
...................
NSI ICT .......
INDONESIA
ANAN KONV...................
...................
...................
OR LAIN ....
...................
11
Hal 2
.................. 2
.................. 3
.................. 4
.................. 5
A .............. 12
VERGENSI................ 22
................ 30
................ 35
................ 41
................ 45
2
3
4
5
2
2
0
5
1
5
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 3
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 FAKTOR PENGGERAK KONVERGENSI ........................................................ 7
GAMBAR 2 KONVERGENSI TIK ................................................................................. 12
GAMBAR 3 ARSITEKTUR NGN MENURUT ITU........................................................... 14
GAMBAR 4 STRUKTUR PASAR ERA KONVERGEN DAN NET NEUTRALITY .................... 17
GAMBAR 5 STRUKTUR TELEKOMUNIKASI PADA ERA KONVERGEN ............................. 17
GAMBAR 6 KONDISI ESTIMASI TIK INDONESIA ......................................................... 19
GAMBAR 7 SISTEM KEAMANAN PADA NGN ............................................................ 25
GAMBAR 8 PROTOKOL KONVERGENSI PADA NGN .................................................. 27
GAMBAR 9 STANDARD INTERFACE UNI DAN NNI ..................................................... 29
GAMBAR 10 STANDARD INTERFACE UNI DAN UAI .................................................... 29
GAMBAR 11 KONVERGENSI PADA TIAP RANTAI NILAI ................................................ 31
GAMBAR 12 RANTAI NILAI TERINTEGRASI PADA ERA KONVERGENSI .......................... 32
GAMBAR 13 POTENSI INDUSTRI BARU AKIBAT KONVERGENSI .................................... 33
GAMBAR 14 REGULASI KONVERGENSI VS KOMPETISI .............................................. 38
GAMBAR 15 KOMPONEN ROADMAP TIK .................................................................. 46
GAMBAR 16 PENDEKATAN METODOLOGI DALAM MENYUSUN ROADMAP .................... 48
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 4
DAFTAR TABEL
TABEL 1 PERBEDAAN PARADIGMA TIK SAAT INI VS KEDEPAN ...................................... 9
TABEL 2 PERMASALAHAN REGULASI TIK EKSISTING ................................................. 10
TABEL 3 PERBANDINGAN PERAN OTORITAS ICT DIBEBERAPA NEGARA ..................... 42
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 5
BAGIAN 1 PRINSIP HADIRNYA LAYANAN KONVERGENSI ICT
Teknologi telekomunikasi dan informasi sekarang sudah sangat sulit dipisahkan
satu sama lain. Secara umum, bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi
informasi, dan penyiaran disebut sebagai konvergensi. Namun, banyak pengertian
mengenai konvergensi. Uni Eropa mendefinisikan konvergensi sebagai
“kemampuan jaringan dengan platform yang berbeda untuk membawa tipe layanan
dan aplikasi yang pada dasarnya mirip” Tetapi dijelaskan pula bahwa konvergensi
tidak hanya mengenai teknologi semata namun berkaitan juga dengan layanan dan
cara-cara baru melakukan bisnis dan interaksi terhadap masyarakat.
Sedangkan International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 2006
mendefinisikan konvergensi sebagai berikut: “Kemampuan jaringan yang berbeda-
beda untuk membawa layanan yang serupa (seperti: voice over Internet Protocol
(VoIP) atau suara melalui switched network, video melalui televisi kabel atau
Asynchronous Digital Subscriber Line (ADSL) atau, kemungkinan lain, kemampuan
untuk memberikan berbagai layanan melalui jaringan tunggal seperti yang disebut
triple play”. Masih banyak definisi-definisi mengenai konvergensi, namun secara
umum definisi-definisi tersebut mengatakan bahwa konvergensi adalah
kemampuan atau proses integrasi berbagai teknologi yang meliputi perangkat
keras/terminal (hardware), perangkat lunak (software), isi (content), jaringan
(network), dan layanan (service).
Ada tiga penggerak utama terjadinya konvergensi yaitu :
1. Perubahan layanan dan kebutuhan pelanggan
Faktor ini seperti antara lain Permintaan yang meningkat akan layanan data
dan multi-media ,Permintaan akan content layanan yang bervariasi
,Permintaan akan tarif yang murah . Hal ini juga di dukung dengan adanya
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 6
terminsal user yang semakin kompetibel dengan harga yang cenderung
menurun
2. Perubahan struktur pasar telekomunikasi
Penggerak dari faktor ini disebabkan antara lain :
Tercapainya single platform dalam menyediakan berbagai jenis
layanan.Menurunnya revenue dari voice.,Meningkatnya kompetisi dan
privatisasi ,Kebijakan deregulasi seperti deregulasi jaringan lokal ,Factor
Globalisasi .
Pasar saat ini dan kedepan membutuhkan layanan yang terpadu dan
terintegrasi bukan secara parsial
3. Kemajuan teknologi
Penggerak dari faktor ini disebabkan antara lain :
Semaraknya solusi yang inovatif, interoperable dan bisa dieskalasi pada
lingkungan IP, Perkembangan IPv6, Digitalisasi ,Teknologi komputer
(kemampuann CPU, kapasitas memori dan penyimpanan),Teknologi Optik
Faktor enabler hadirnya konvergensi ICT dapat dilihat pada gambar berikut ini
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 7
Gambar 1 Faktor Penggerak Konvergensi
Pergerakan menuju ke arah konvergensi ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Multiservices: beberapa layanan, baik layanan baru atau lama yang
sebelumnya disupport oleh jaringan yang berbeda, sekarang disupport oleh
sebuah kumpulan jaringan/fasilitas yang sama.
2. Multifunction: beberapa layanan dapat disupport oleh terminal tunggal.
3. Terjadi Point of integration: peralatan dan software yang beragam dapat bekerja
pada interface tunggal dan umum yang distandarisasi untuk mengkases
fasilitas-fasilitas.
4. Infrastruktur yang berbeda mampu malakukan interworking untuk memperoleh
fungsionalitas yang diinginkan atau fungsionalitas tambahan.
5. Media convergence/multimedia: berbagai tipe dari konten dapat dibuat,
dikonvert, ditransmisikan, diolah dan disimpan secara digital. Digitalisasi
merupakan enabler bagi konvergensi.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 8
6. Versatility: layanan atau konten yang sama dapat disampaikan menggunakan
infrastruktur atau media yang berbeda.
7. Composition: Developer dapat menggabungkan dan mengkombinasi beberapa
layanan dan konten dasar menjadi layanan multiservice atau layanan yang lebih
bagus.
8. Layering: abstraksi arsitektur menggunakan metode layer untuk memberikan
kemudahan dengan menyembunyikan detail yang kompleks.
9. Technology neutrality: peningkatan praktek untuk mendesain aplikasi
independen dari implementasi teknologi sehingga memungkinkan menjalankan
aplikasi pada platform-platform yang berbeda.
Pergerakan konvergensi tersebut didorong oleh adanya faktor-faktor sebagai
berikut :
1. kebutuhan operator untuk menyesuaikan dengan lifestyle pelanggan yang
menginginkan kemudahan dan kepraktisan dalam berkomunikasi di rumah dan
di luar rumah,
2. Perkembangan teknologi diberbagai bidang diantaranya di sisi core, device dan
protocol
3. Potensi pengurangan CAPEX dan OPEX akibat penggunaan resource secara
bersama-sama yang menjadi perhatian dan keinginan dari penyelenggara agar
adpat memberikan layanan dan tarif yang kompetitif.
Perkembangan TIK yang kian pesat mengarah kepada konvergensi teknologi
berdampak pada perubahan paradigma dalam telekomunikasi, penggunaan
internet dan broadcasting. Perubahan paradigma ini menyangkut pergeseran
teknologi, perubahan struktur dan pola bisnis, serta pengaruhnya terhadap
kehidupan bermasyarakat. Perubahan lain paradigm tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 9
TABEL 1 PERBEDAAN PARADIGMA TIK SAAT INI VS KEDEPAN
Item Paradigma Saat Ini Paradigma Ke depan
Struktur Industri Vertikal Horisontal
Penyaluran Informasi
Format terpisah text, suara,data
Format konvergensi
Infrastruktur Hybrid analog dan digital Full digital
Major Infrastruktur Circuit Switch Packet Switch (IP based)
Basis industri Industrial Economy Knowledge based economy
Terminal Dedicated dengan layanan Integrated
Pasar Monopolistik Kompetitif
Regulasi Regulasi ketat Light touch
Pada era konvergensi akan terjadi prinsip satu untuk semua atau all in one,
merupakan suatu keniscayaan yang merupakan kecenderungan tren global.dimana
hal tersebut telah juga terjadi pada negara lain terutama Negara maju.
Konvergensi bisa terjadi di berbagai dimensi baik teknologi, jaringan atau
infrastruktur hingga layanan. Sementara terkait market, terjadi konvergensi antara
operator, terminal, maupun regulasi.
Regulasi dalam era konvergensi dibagi menjadi 4 golongan,besar yaitu yang terkait
dengan bisnis, regulasi sumber daya, regulasi proteksi konsumen, dan regulasi
pemerataan (Universal Service Obligation/USO).
Regulasi bisnis berkaitan dengan lisensi, interkoneksi, tarif, dan pengembangan
industry dalam negeri, sebagai contoh regulasi tentang konten. Regulasi sumber
daya berkaitan dengan spektrum frekuensi dan penomoran, sedangkan regulasi
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 10
proteksi/perlindungan konsumen lebih pada kualitas sinyal yang diterima (QoS),
number portability, dan standarisasi. Terakhir, regulasi pemerataan jaringan dan
akses yang diharapkan merata ke seluruh pelosok . Sekarang ini akses
telekomunikasi dirasa masih berpihak pada kota-kota besar saja.
Sejauh ini, regulasi yang ada yakni UU 36/1999 lebih memfokuskan pada
pengaturan transisi dari kondisi industri telekomunikasi dengan pasar monopoli
menuju era kompetisi. Dengan mengingat perkembangan teknologi yang begitu
pesat serta kecenderungan konvergensi, pasti diperlukan perubahan atau
perbaikan terhadap regulasi yang ada. Maka Era konvergensi harus dibarengi
dengan penyiapan regulasi. Mengingat perkembangan TIK yang begitu dinamis,
ada baiknya menyusun regulasi umum yang independen sekaligus fleksibel.
Masih terdapat permasalahan dalam regulasi telekomunikasi secara umum di
Indonesia saat ini, permasalahan tersebut dapat dilihat secara matriks pada tabel
berikut :
TABEL 2 PERMASALAHAN REGULASI TIK EKSISTING
No. Regulasi Permasalahan
1.
1.1
1.2
Bisnis
Lisensi
Interkoneksi
Bentuk lisensi masih dalam bentuk jasa, jaringan dan
telekomunikasi khusus
Masih berdasar waktu dan jarak
2.
2.1
.Sumber Daya
Spektrum frekuensi
• Valuasi spektrum belum mendorong optimalisasi
• Diberikan berdasarkan “first come first served”
• Tanpa melihat keperluan “reserve” / cadangan
spektrum bagi masa depan untuk pemanfaatan
lebih optimal
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 11
2.2
Penomoran
• BHP berdasar ISR dan belum adil (ada yang gratis,
terlalu murah, dll)
• Didominasi oleh incumbent
• Penomoran untuk jaringan IP belum ada
3. Pemerataan akses Belum meratanya akses telekomunikasi dan jasa
terutama pada daeah‐daerah yang terpencil
4. Perlindungan Konsumen • Kualitas layanan belum memadai
• Kebebasan pelanggan belum tersedia
P
te
te
c
a
P
a
W o r k i n g
B
Perkembang
erhadap pe
eknologi ya
cost telah m
atau organisa
Perkembang
akan ada be
g P a p e r
BAGIANKONV
gan teknolog
ngembanga
ng sangat c
menjadikan p
asi yang ber
gan TIK saa
rbagai maca
N 2 IDEVERGE
gi juga mer
an bisnis tel
cepat yang
perkembang
rbasis tekno
t ini dan ked
am penggab
Gambar
WG
ENTIFIKENSI DI
rupakan sa
ekomunikas
mengarah p
an teknolog
ologi dalam p
depan meng
bungan baik
2 Konverg
Layanan Konver
KASI LAINDON
lah satu fa
si kedepan.
pada konver
gi sebagai fla
pengembang
garah ke ara
dari jaringan
gensi TIK
rgensi – SGR 201
AYANANNESIA
aktor yang b
Adanya pe
rgence netw
atform bagi
gan bisnisny
ah konverge
n, layanan d
11
Hal 12
N
berpengaruh
rkembangan
work dan low
perusahaan
ya.
ensi, dimana
an regulasi.
h
n
w
n
a
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 13
Tidak ada definisi yang universal tentang konvergensi1, oleh karena itu akan
dilakukan survey mengenai definisi konvergensi dari beberapa lembaga
internasional. Definisi-definisi konvergensi adalah sebagai berikut:
1. European Union (1999)
The ability of different network platforms to carry essentially similar types of
services and applications.
Kemampuan jaringan dengan platform yang berbeda untuk membawa tipe
layanan dan aplikasi yang pada dasarnya mirip.
2. ITU (1999)
Digital convergence can be seen as the coming together of previously
technologically and commercially distinct markets such as broadcasting,
print publishing, cable television, fixed wire voice telephony and cellular
mobile and fixed wireless access.
Konvergensi digital dapat dilihat sebagai perpaduan teknologi dan pasar-
pasar komersial yang sebelumnya terpisah-pisah seperti penyiaran,
percetakan, televisi kabel, fixed wire voice telephony, cellular mobile
wireless access dan fixed wireless access.
Menurut ITU-T, Konfigurasi Jaringan NGN secara umum dijabarkan sebagai
berikut:
1 ICT Regulation Toolkit, http://www.ictregulationtoolkit.org/en/Section.2084.html
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 14
Gambar 3 Arsitektur NGN Menurut ITU
Menurut ITU, bahwa arsitektur NGN terdiri dari 5 layer, yaitu application/services
layer, control layer, transport layer, akses layer dan terminal layer. 3 layer pertama
merupakan NGN area sedangkan 2 layer terakhir merupakan related to NGN.
NGN sendiri mengalami evolusi,dimana awalnya NGN mengembangkan konsep
softswitch. Pada saat awal lahirnya softswitch lebih banyak diarahkan sebagai
solusi layanan suara (voice). Konsep dasar penyediaan layanan teleponi oleh
softswitch adalah harus mampu menyediakan layanan teleponi minimal setingkat
dengan layanan yang sudah diberikan oleh PSTN dengan berbagai kelengkapan
fiturnya. Karena konsep ini maka session yang ditimbulkan untuk layanan data
menjadi tidak efektif untuk dilewatkan pada satu server tunggal (softswitch).
Pada era konvergensi akan terjadi prinsip satu untuk semua atau all in one,
merupakan suatu keniscayaan yang merupakan kecenderungan tren global.dimana
hal tersebut telah juga terjadi pada negara lain terutama Negara maju.
Konvergensi bisa terjadi di berbagai dimensi baik teknologi, jaringan atau
infrastruktur hingga layanan. Sementara terkait market, terjadi konvergensi antara
operator, terminal, maupun regulasi
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 15
Konvergensi yang akan terjadi tentu pula akan member dampak dan warna dalam
dunia telekomunikasi dan masyarakat . Perkiraan dampak yang akan terjadi adalah
antara lain :
A. Perubahan gaya hidup
Saat ini secara umum masyarakat Indonesia sudah mengalami ketergantungan
yang mulai tinggi terhadap telepon bergerak. Koneksi online mulai populer baik
untuk pengguna pribadi, keperluan bisnis maupun pendidikan.Terjadi
penggabungan antara konten online dengan offline. Sebagian besar konten masih
disediakan secara offline dalam bentuk CD-ROM (VCD/DVD), majalah dan buku,
sementara contact lists ada pada aplikasi dan perangkat.
Broadband access diperkenalkan dan digunakan, sedangkan e-commerce dan e-
transaction belum populer.Di masa mendatang, setiap orang dan segala sesuatu
terhubung di mana saja dan kapan saja. Hal ini akan membentuk ‘komunitas
dinamis tanpa batas’.
Tempat utama mencari konten adalah online. Koneksi dengan pita lebar sudah
umum baik fixed maupun bergerak. Sedangkan e-commerce, e-transaction menjadi
hal yang utama.Jaringan yang konvergen akan meningkatkan efisiensi. Satu
jaringan dapat dimanfaatkan untuk semua kebutuhan baik komunikasi suara, data,
maupun video. Dengan demikian, biaya operasional akan semakin murah.
B. Implikasi terhadap bisnis
Munculnya teknologi generasi mendatang akan mengubah peta bisnis
telekomunikasi serta cara menjalankan bisnis secara umum. Akan terjadi
transformasi struktur pasar telekomunikasi dari monopoli ke kompetisi.
Teknologi baru akan membuka lebih banyak kesempatan berusaha termasuk bagi
pengusaha kecil, menengah dan koperasi untuk menjadi penyedia layanan.
Hal ini juga akan membuka peluang bagi pelaku usaha nasional maupun
internasional untuk membangun bersama layanan teknologi informasi dan
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 16
telekomunikasi di Indonesia. Untuk menjadi operator penyedia layanan tidak perlu
syarat seperti dulu sebab tidak diperlukan investasi yang besar.
Pembangunan jaringan dan layanan di masa mendatang akan lebih mudah dan
murah karena munculnya beragam perangkat keras, perangkat lunak yang
sederhana dengan kemampuan tinggi. Pertumbuhan layanan dan konten yang
menjadi faktor penting di masa depan. Layanan baru dapat dibawa ke pasar (time
to market) lebih cepat dan lebih murah. Akan terjadi perubahan dari single access
menjadi multiple services. Biaya akan menjadi lebih murah karena fungsi
kepintaran jaringan dipindahkan dari core network ke access.
C. Dampak terhadap regulasi
Munculnya teknologi baru yang tercermin dalam konvergensi menuntut adanya
pembaharuan dalam hal regulasi. Regulasi yang memayungi infrastruktur
telekomunikasi dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu regulasi yang
terkait dengan bisnis (lisensi, interkoneksi, tarif, pengembangan industri dalam
negeri), regulasi sumber daya (spektrum dan jasa nilai tambah), regulasi proteksi
konsumen (QoS, nomor portabel, standardisasi), serta regulasi pemerataan (USO).
Definisi Layanan menurut ITU adalah fungsionalitas yang diberikan oleh
penyedialayanan bagi pengguna. Misalnya : menyediakan konektivitas IPdengan
kualitas layanan yang baik, menyediakan layanan IPTV,menyediakan layanan
permintaan konten.
Pada era konvergensi akan ada perubuhan struktur industri telekomunikasi yang
pada saat ini masih bersifat vertikal menuju ke arah konvergen horizontal. Jenis
penyeleneggaraan yang ada dari semisal jaringan tetap , jaringan bergerak dan
khusus akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
S
W o r k i n g
G
Sumber : SGR Di
g P a p e r
Gambar 4 S
itjen Postel,2010
Gambar 5
Struktur Pas
0
Struktur Te
WG
sar Era Konv
elekomunika
Layanan Konver
vergen dan N
asi Pada Era
rgensi – SGR 201
Net Neutralit
Konvergen
11
Hal 17
ty
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 18
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, pada era konvergensi akan ada
perubahan layanan dari yang berifat vertikal ke arah horizontal integrasi.
Layanan-layanan yang mencerminkan adanya konvergensi awal masih lebih
banyak kepada inovasi keragaman akses terhadap layanan. Misalnya seperti
layanan-layanan click2dial, voice portal, internet call waiting, dan sejenisnya.
Konvergensi lebih lanjut, mengarah (minimal isu yang berkembang saat ini) kepada
presence application yang merupakan inovasi lebih lanjut dari Instant Messaging
(IM) yang cukup berkembang di dunia internet (ICQ, IM Yahoo, dan sejenisnya).
IETF melalui working group Instant Messaging and Presence Protocol Working
Group mencoba untuk mengkaji pengembangan IM dan pengembangan protokol
ataupun kerangka kerja tentang bagaimana presence application dapat dibangun.
Konvergensi ditandai dengan meleburnya jaringan layanan tunggal
(telekomunikasi, internet, penyiaran Radio & TV) ke dalam jaringan bersama
terintegrasi (Integrated Network) sehingga memberikan banyak pilihan layanan Tik
bagi penggunanya, dan dengan konvegensi diharapkan pengguna menjadi lebih
mempunjyai banyak pilihan layanan, mudah dan nyaman.
DiIndonesia saat ini belum melaksanakan konvergensi layanan yang ada,
sehingga belum adanya penyatuan jaringan dari layanan internet, telekomunikasi
dan penyiaran.
Saat ini sedang dibahas rencana Indonesia untuk menuju TIK kearah konvergensi.
Namun sebagian infrastruktur telah ada yang konvergensi. Pada bagian control
plane dan access plane sebagian ada yang telah bergabung
S
H
h
p
d
d
s
p
U
te
y
c
W o r k i n g
Sumber : SGR W
Hal mendas
hanya memb
presence da
dinamik. Pr
digunakan u
sedang digu
presence ini
User dapat
erminal, kom
yang akan
conferencing
g P a p e r
WP Konvergensi 2
Gam
sar yang me
berikan info
apat membe
resence da
ser, lokasi d
nakan oleh
memungkin
memilih tip
mputer, dan
diterima, y
g. Fleksibilit
2010
mbar 6 Kon
embedakan
rmasi apaka
erikan infor
apat membe
dimana user
user terseb
nkan mobilita
pe terminal
n lainnya. U
yaitu suara
tas dan mob
WG
ndisi Estima
antara apl
ah user sed
rmasi dan l
erikan infor
r menikmati
ut. Keberad
as user di at
yang akan
User pun da
a, data inte
bilitas (baik
Layanan Konver
asi TIK Indon
likasi IM da
dang online
lingkungan
rmasi tenta
layanan, se
daan aplikas
as jaringan
digunakan,
apat berlang
ernet, multi
terminal ma
rgensi – SGR 201
nesia
an presence
atau tidak.
komunikasi
ng tipe ter
erta sesi kom
si atau layan
konvergen (
, Handphon
ganan jenis
imedia, ata
aupun perso
11
Hal 19
e adalah IM
Sementara
yang lebih
rminal yang
munikasi apa
nan berbasis
(IP Network)
ne, PDA, IM
s komunikas
aupun video
onal mobility
M
a
h
g
a
s
).
M
si
o
y)
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 20
nampaknya menjadi kunci bagi pengembangan aplikasi pada NGN. Berikut adalah
layanan yang dikembangkan dalam layanan IMS :
Instant Messaging, Presence, Push to Talk over Cellular (PoC)
Layanan Gaming
Kombinasi Video dan chat dalam satu call.
Voice call yang dilakukan parallel dengan presence session
Kombinasi pemanfaatan presence dan instant messaging
Multi Layanan dalam satu sesi (multiple simultaneous synchronized
sessions)
Video Streaming: Membagi file video streaming dengan yang lain, melihat
file video stream dari Web atau peralatan yang lain.
Multi-party Gaming: Bermain secara interaktif dengan satu atau banyak
orang.
Location Services: Mampu untuk mencari lokasi secara spesifik.
Multimedia IM: Mengirim dan menerima pesan teks, graphics atau rekaman
audio/video clips ke/dari pengguna lain dalam waktu yang singkat.
Video Telephony: Menyingkronkan video dan audio dengan pengguna lain.
Rich Call Group Chat: Memiliki voice session dengan berbagai pengguna
dengan saling membagi text, graphics and gambar.
Mobile Video Conferencing: Melakukan real-time video session antara dua
atau lebih pengguna di mobile environment.
ENUM services. Personalized Info Services: Mendapatkan personalized
content delivery berdasarkan dari profile user.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat berperan dalam
mewujudkan konvergensi antara lain :
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 21
1. Intergrasi telepon-komputer. Pada aplikasi bisnis, call center misalnya, terdapat
kebutuhan untuk mengkorelasikan informasi pengguna dengan nomor telepon
yang dimiliki pengguna. Pada level yang paling sederhana, intergrasu telepon-
komputer adalah memasukkan nomer PSTN atau mobile (caller identity line) ke
aplikasi di komputer call center. Pengembangan selanjutnya memungkinkan
aplikasi di komputer untuk melakukan panggilan/penerimaan telepon.
2. Mobile terminal integration: mobile telephone bergantung pada handset
pengguna yang semakin canggih. Tidak hanya handset mampu menerima
suara, SMS, dan MMS, handset dapat melayani transfer data dan internet.
3. Voice network interworking: terdapat beberapa protocol yang memungkinkan
transmisi suara menggunakan Internet Protocol. Penggunaanya pada Interner
merupakan contoh konvergensi. Akan tetapi penggunaan yang lebih signifikan
adalah yang dilakakan operator telco untuk mensupport layanan suara. Packet
voice network akan berinterkasi dan interwork dengan Iegacy circuit mode voice
melalui gateway. Media gateway akan mengkonversi sinyal suara ke dalam
bentuk-bentuk paket.
4. Location based services: Kemampuan mendeteksi keberadaan pengguna
telepon selular dapat diperoleh melalui gabungan antara teknologi seluler dan
aplikasi komputer. Layanan tersebut dapat diperoleh dari operator atau pihak ke
tiga.
5. Penyampian berita melalui berbagai media: Koran dapat ditampilkan melalui
bentuk fisik atau ditampilkan dalam website atau disimpan dalam bentuk file.
Berita televisi dapat dinikmati melalui penerima TV atau diakses melalui web
baik menggunakan komputer atau mobile device.
6. Interactive broadcasting: digital broadcasting menyediakan kapasitas pada
download link untuk materi program dan informasi umum
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 22
BAGIAN 3 STANDARISASI TEKNIS PENYEDIAAN LAYANAN KONVERGENSI
Perkembangan TIK yang kian pesat mengarah kepada konvergensi teknologi
berdampak pada perubahan paradigma dalam telekomunikasi, penggunaan
internet dan broadcasting. Perubahan paradigma ini menyangkut pergeseran
teknologi, perubahan struktur dan pola bisnis, serta pengaruhnya terhadap
kehidupan bermasyarakat.
Dalam perkembangan konvergensi TIK dampak yang muncul slah satunya yaitu
teknologi, dimana akan muncul bentuk lain. Pergeseran pardigma yang muncul
adalah bergesernya ke arah IP based. Dalam dunia IP isu teknis yang penting
adalah masalah keamanan.
1. Keamanan (security)
Hal yang penting terkait dengan masalah keamanan :
� Security requirements
� Security architectures
� Security management
� The Directory, authentication, and IdM
� Securing the network infrastructure
� Some specific approaches to network security
� Application security
� Countering common network threats
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 23
Pemahaman yang jelas secara menyeluruh meliputi:
pemain-pemain yang terlibat di dalamnya;
aset-aset yg perlu dilindungi;
bentuk usaha-usaha yg mengancam aset tersebut
kerentanan yg berkenaan dengan aset tersebut;
dan resiko secara keseluruhan terhadap kerentanan dan ancaman
thd aset tsb.
Sedangkan pendekatan –pendekatan dalam melindungi jaringan dalam suatu
sistem, terutama jaringan konvergen adalah antara lain :
1. Pendekatan untuk melindungi berbagai tipe jaringan. Misal persyaratan
security di NGN
2. Diikuti dengan mobile comm networks yang merupakan transisi dari
mobility based dalam sebuah single technology (CDMA or GSM) ke mobility
lintas platform dengn IP.
3. security requirements untuk home network dan TV kabel dievaluasi
4. Tantangan dalam security untuk ubiquitous sensor network.
Data yg digunakan utk memonitor dan mengontrol telecommunication network
management traffic selalu ditransmisikan dlm jaringan yg terpisah yg hanya
membawa netw management traffic
a) Telecomm management network (TMN) ITU-T M.3010
b) Untuk menyediakan security bagi end-to-end solution, security
measures (access control, authentication) harus diaplikasikan ke
setiap tipe aktivitas network dalam infrastruktur network, layanan, &
aplikasi.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 24
Some Specific Approaches to Network Security
1. Pendekatan untuk melindungi berbagai tipe jaringan. Misal persyaratan
security di NGN
2. Diikuti dgn mobile comm networks yang merupakan transisi dari mobility
based dalam sebuah single technology (CDMA or GSM) ke mobility lintas
platform dengan IP.
3. Kemudian, security requirements untuk home network dan TV kabel
dievaluasi
4. Terakhir, tantangan dalam security untuk ubiquitous sensor network
Dalam pengembangan NGN yang mengarah pula ke arah jaringan yang bersifat
konvergen. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, diantaranya :
NGN security
Mobile communication security
Security for home networks
IPCablecom
Security for ubiquitous sensor networks
Untuk sistem keamanan pada jaringan masa depan maka bentuk keamanan yang
harus disiapkan oleh penyelenggara
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 25
Gambar 7 Sistem Keamanan Pada NGN
Dengan kesadaran betapa pentingnya security:
applikasi developer saat ini menaruh perhatian besar atas
kebutuhan security ke dalam produk-produknya daripada menambah
security setelah aplikasi diproduksi
Sehingga perlu dipertimbangkan tentang kerentanan security dalam
produk2 tersebut, dst perlu rekomendasi tentang security dari ITU-T
2. Interoprability
Interoperabilitas merupakan kemampuan untuk komunikasi dan saling bekerja
sama antar sistem komunikasi atau sistem jaringan yang berbeda.
SecMan(09)_F23
Transport
CSCF
TransportTransit
UNI
NNI
UNI
ANIANI
NNI NNI
CSCF
TE TE
Application servers Application servers
Softswitch Softswitch
Service stratum Service stratum
Access(xDSL, Cable,FTTP, WiFi,
WiMAX)
Otherprovider
Usernetworks
Usernetworks
TEs TEs
Users Users
Users Users
Signalling Media/bearer
Corporate networks
Corporate networks
Network-provided security on network domain by networkdomain basis for end-to-end communications
Access(xDSL, Cable,FTTP, WiFi,
WiMAX)
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 26
Interoperabilitas pada jaringan konvergen diperlukan karena melibatkan sebagian
besar protokol dan teknologi. Interoperabilitas antar jaringan diperlukan untuk
menjamin masa transisi yang dapat mendukung konvergensi antar jaringan secara
bersamaan. Perlu mendapat perhatian lebih untuk interoperability yang bersifat
open interface guna menjaga agar tidak terjadi friksi antar penyelenggara layanan
berlisensi dengan yang menganut open system.
Interoperability merupakan kunci penting dalam mempercepat pengembangan tiap
infrastruktur jaringan yang membuatnya jelas bahwa operator-operator Telekom
pada saat sekarang banyak menggunakan multiple standard, misalnya dalam
memonitor system energi, terutama system-system : dry alarm, proprietary
protocols, SNMP dll. Tiap Vendor menawarkan solusi alternativ yang berbeda
dalam hal tujuan yang sama, ini akibat standarisasi dalam industria relatif lambat
dibandingkan dengan kemajuan teknology komunikasi terbaru. Standarisasi yang
disepakati hendaknya sesuai dengan protokol komunikasi, variabel-variabel
pengukuran dan control.
Misalnya protokol SNMP (Simple Network Management Protocol) kita tahu sebagai
protokol yang telah banyak digunakan secara umum di Jaringan IT, walaupun
ditemui terdapat kekurangan dalam beberapa hal misalnya SNMP over UDP, jelas
nyata-nyata kurang andal jika dibanding dengan over TCP. SNMP juga tidak
memberikan jaminan pada alarm delivery, karena system monitoringnya tidak
mengetahui apakah ada sebuah alarma tau message (SNMP trap) yang diterima
oleh management system. Kita ketahui bahwa Router, Firewall dan device filtering
packet IP sering membuang packet-packet prietary protocols bukan sebuah pilihan
yang baik.
UDP. Selain itu bergantung pada banyaknya node routing sepanjang jalan dari
system monitoring ke system management, pada maksimum TTL dari Packet UDP.
Kekurangan yang lain bahwa dalam monitoring object perlu Manajement
Information Base (MIB), yang kita tahu MIB tidak begitu fleksible. MIB pada
equipment yang sama tapi oleh vendor yang berbeda, maka akan timbul
incompatible tentunya.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 27
Konvergensi Protokol
Konvergensi teknologi akan mempengaruhi infrastruktur dan arsitektur jaringan
sesuai dengan skenario komunikasi yang dirancang. VoIP secara infrastruktur akan
melakukan proses sinyal suara menjadi paket melalui sampling, kuantisasi, encode
dan compresing. Sistem signaling dan multiplexing dilakukan melalui protocol.
Berikut adalah gambaran protokol yang digunakan pada NGN.
Access layer merupakan lapisan yang berhubungan dengan hardware dari
perangkat subscriber (pelanggan).
Transport layer adalah lapisan core network NGN terutama penggunaan IP pada
lapisan ini
Control layer adalah lapisan dimana fungsi softswitch ditempatkan, yang
merupakan lapisan penghubung dengan aplikasi atau software yang digunakan
diatasnya.
Gambar 8 Protokol Konvergensi Pada NGN
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 28
Beberapa protokol yang digunakan antara lain
1. H.323 standar ITU-T digunakan untuk persinyalan untuk multimedia. H.323
di rancang untuk mendukung transfer suara dan data video secara real-time melalui
jaringan paket seperti IP.
2. H.258 (MEGACO)
Berfungsi adalah sebuah implementasi dari Media Gateway Control Protocol
arsitektur untuk mengontrol media gateway di jaringan Internet Protocol (IP).
Megaco merupakan protokol yang didefinisikan oleh IETF dan ITU-T
(direkomendasikan oleh ITU-T sebagai H.248).
3. SIP (session Initiation Protocol)
Dalam teknologi VOIP, jika H 323 digunakan sebagai signaling protocol maka yang
berfungsi sebagai transport protocol adalah SIP.
SIP adalah protocol pertama yang memungkinkan multiuser terlepas dari konten
media. Prinsip dr protocol SIP adalah flexible and open, sehingga menggabungkan
jaringan fixed dan mobile IP menciptakan service NGN.
Interoperability NGN to NWGN
Berbasis pada ITU rekomendasi maka interconnection dan interoperability dikaitkan
dengan beberapa hal :
a. Pada PSTN-NGN interworking dalam hal ini standard signalling misalnya,
Signalling SIP dan SS-7.
b. Pada NGN network –to Network interface, maka standard interface yang
dipakai adalah NNI, sedangkan user-to Network interface adalah UNI
c. Signalling profile tetap berbasis SIP untuk layanan multimedia, bisa juga
SIP modifikasi seperti halnya pada ETSI dan 3GPP.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 29
Gambar 9 STANDARD INTERFACE UNI DAN NNI
d. Untuk memastikan Interoperability layanan, maka Standard User to
Application Interface (UAI) dapat digunakan untuk Codec, QoS dan Security,
Gambar 10 Standard Interface UNI dan UAI
e. NGN mendukung multiple services, termasuk mengidentifikasi layanan yang
dikendalikan dan scenario interkoneksinya serta untuk kebutuhan physical layer,
signaling protocol, interworking IPv4/IPv6, QoS, security dll.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 30
BAGIAN 4 BISNIS PROSES KONVERGENSI
Konsep pemisahan fungsi-fungsi jaringan dalam bidang-bidang fungsional
(functional plane), ditujukan untuk memudahkan pengembangan layanan, dan
meningkatkan skalabilitas. Konsep ini akhirnya juga memicu konvergensi pada
berbagai rantai nilai layanan. Hal ini diakibatkan karena kemudahan
pengembangan layanan memerlukan platform bersama pada tiap rantai nilai.
Konvergensi itu sendiri didefinisikan sebagai integrasi yang progresif antar-
sejumlah platform jaringan berbeda untuk menyalurkan layanan serupa dan atau
layanan-layanan berbeda pada platform jaringan yang sama. Fenomena
konvergensi terjadi pada tiap rantai nilai, mulai dari konvergensi pada konten,
konvergensi pada layanan, konvergensi pada infrastruktur, hingga konvergensi
pada terminal user.
Konvergesi pada Konten berarti bahwa berbagai macam konten dibangun
dalam platform yang sama.
Konvergensi pada Layanan berarti bahwa layanan yang sama dapat
ditawarkan melalui platform jaringan yang berbeda, dan layanan yang
berbeda dapat ditawarkan dalam satu jaringan (layanan multimedia/multi
services network). Kondisi ini dapat dicapai melalui IP-based Service.
Konvergensi yang terjadi pada infrastruktur, sering disebut sebagai fixed &
mobile convergence (FMC), mengindikasikan bahwa infrastruktur fixed
maupun mobile menuju pada platform bersama yang akan bisa digunakan
oleh kedua belah pihak.
Konvergensi pada terminal pada saat ini sudah terjadi dengan tersedianya
terminal-terminal pelanggan yang mampu bekerja pada lingkungan multi-
standard.
D
R
te
n
in
d
W o r k i n g
Dampak Ko
Rantai nilai
erintegrasi s
nilai baik ak
nfrastruktur
di bawah ini,
g P a p e r
Gamba
nvergensi t
suatu lay
secara vertik
kses, servic
yang dimilik
masing-ma
ar 11 Konve
terhadap Ra
yanan dalam
kal. Dalam h
ce creation,
ki oleh peny
sing infrastr
WG
ergensi Pad
antai Nilai
m jaringan
hal ini penye
dan servic
yelenggara. S
ruktur memp
Layanan Konver
a Tiap Rant
tradisional
elenggara m
ce delivery.
Sebagai con
punyai layana
rgensi – SGR 201
tai Nilai
l memiliki
melakukan se
Service dik
ntoh terlihat
an yang dom
11
Hal 31
karakteristik
eluruh ranta
kirim melalu
dalam tabe
minan.
k
ai
ui
el
D
r
C
p
H
m
m
p
(
W o r k i n g
Dalam era ko
antai nilai ke
G
Content Own
penulisan ko
Hak Kekaya
mendistribus
menawarkan
provider dan
software da
Servic
Voice
Data, w
Data, l
Data, '
Data +
Data In
Voice d
Voice +
ContenOwner
•Membuat konten (disaiaplikasi, penulisan kodsoftware, dll)
•Memiliki Konten atau Hak KekayaaIntelektual
g P a p e r
onvergensi,
e arah horiso
Gambar 12
ner adalah
ode software
aan Intelektu
sikan konten
n antar muk
n service pro
an hardware
ce
wide area
ocal area
lebih cepat dar
+ Voice
nternetworking
dengan mobilit
+ Data + Mobil
nt r
n
de )
n
ContAggre
•Distribusikkonten (msendiri atapihak ketig
•Menawarantar mukuntuk mendapatkonten (po
terjadi integ
ontal, sepert
Rantai Nila
subyek yan
e, dll serta m
ual atas kon
n baik milik
ka untuk me
ovider yang
) untuk pen
ri X.25'
ty
ity + Informatio
tent egator
kan milik au ga)
kan ka
tkan ortal)
AppSPr
•Menyeplatformemunakses khost, dmengirkonten(termabilling dCRM)
WG
grasi berbaga
ti yang telah
i Terintegras
ng membuat
mungkin juga
nten. Conte
k sendiri ma
endapatkan
pada dasar
nyediaan lay
on Society
plication Service rovider
ediakan m yang ngkinkan ke port, an rimkan n suk dan
•Menkonelayamenkont
Layanan Konver
ai platform p
h di bahas pa
si pada Era
konten baik
a subyek ya
nt aggregat
aupun milik
konten (por
rnya membe
yanan. Term
Netwo
PSTN
X.25
Etherne
Frame
ISDN, A
Interne
GSM, C
NGN, 3
Service Provider
nyediakan ektifitas nan untuk ngakses ten
•Mja
rgensi – SGR 201
pada masing
ada sub bab
Konvergens
k berupa dis
ang memiliki
tor adalah s
pihak ketig
rtal). Applica
erikan platfo
masuk dalam
ork
et, Token Ring
Relay
ATM
t
CDMA, dll.
3G (UMTS)
Network Provider
Menyediakan aringan fisik
11
Hal 32
g-masing
b di atas.
si
sain aplikasi
konten atau
subyek yang
ga dan atau
ation service
rm teknolog
m kategori in
g
End UsDevice
•Menyediakaperangkat pengguna
i,
u
g
u
e
gi
ni
er es
an
a
a
s
D
P
k
S
b
g
W o r k i n g
adalah Softw
adalah Me
software/apli
Dampak terh
Perubahan
konten dan a
Selain itu, p
baru dan me
gambar di ba
g P a p e r
ware enabler
mbangun/
kasi.
hadap Indu
rantai nilai
aplikasi sepe
Gambar 1
erubahan ra
enimbulkan
awah ini.
r dan techno
mengelola
stri
memungkin
erti diperlihat
13 Potensi
antai nilai m
perubahan
WG
ology enable
seluruh
nkan muncu
tkan dalam g
Industri Bar
memungkinka
interaksi bis
Layanan Konver
er. Applicatio
atau seba
ulnya indus
gambar di b
u Akibat Kon
an dimuncu
snis antar ra
rgensi – SGR 201
on and Softw
gian dari
stri baru, ya
awah ini.
nvergensi
lkannya pem
antai nilai se
11
Hal 33
ware Enable
pembuatan
akni industr
main-pemain
eperti dalam
er
n
ri
n
m
G
W o r k i n g
Gambar 5.2
g P a p e r
3 Contoh Pootensi Mode
WG
el Bisnis Baru
Layanan Konver
u Akibat kon
rgensi – SGR 201
nvergensi
11
Hal 34
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 35
BAGIAN 5 REGULASI PENYELENGGARAAN
Dalam teknologi tentu terjadi adanya perubahan teknologi dalam menuju era
konvergensi. Perubahan yang terjadi salah satunya yaitu perubahan teknis dan
teknologi yang dikembangkan dalam menghadapi konvergen. Struktur industri
Layanan akan berubah dari yang bersifat vertikal menuju ke arah horozontal yang
terpadu.
Penyaluran informasi yang disalurakan melalui infrastruktur yang dulunya terpisah
dari layanan suara, data, video dan broadcast, namun pada era konvergensi
layannan disalurkan melalui infrastruktur yang menyatu. Dan infrastruktur akan
bersifat packet switch (IP based).
Dampak lain dari perkembangan teknologi dalam konvergensi menuntut pula
segera ada perubahan dalam hal regulasi/kebijakan. Regulasi yang memayungi
infrastruktur telekomunikasi dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu
regulasi yang terkait dengan bisnis (lisensi, interkoneksi, tarif, pengembangan
industri dalam negeri), regulasi sumber daya (spektrum dan penomoran), regulasi
proteksi konsumen (QoS, nomor portabel, standardisasi), serta regulasi
pemerataan (USO).
1) Regulasi bisnis
Sistem pemberian lisensi akan berubah. Lisensi kemungkinan tidak lagi dari semula
menganut pola vertikal menjadi menganut pola horizontal. Dimana akan meuncul
beberpa bentuk baru dari semangat konvergensi dimana akan ada konvergensi
lisensi yang akan lebih memudahkan penyelenggara dalam mengembangkan
layanannya.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 36
Jaringan masa depan menuntut adanya model interkoneksi baru. Jaringan dan
trafik berbasis IP dipastikan berpengaruh terhadap pengaturan interkoneksi.
Regulasi harus memberikan jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif.
Sedangkan pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service.
2) Regulasi sumber daya
Sedangkan menyangkut spektrum frekuensi, regulasi perlu menjamin akses yang
sama terhadap spektrum yang dibutuhkan operator jaringan konvergen, menjamin
kompetisi tidak dihambat oleh penetapan spektrum legacy ke operator incumbent
untuk provisi fixed, fixed-mobile and mobile services.
Perubahan Regulasi juga terjadai penomoran, dimana penomoran harus telah
memikirkan untuk layanan konvergensi kedepan yang telah mengarah ke full IP
(internet protocol), namun regulasi harus dapat menjamin penomoran dan
pengalamatan mencakup legacy, transisi dan layanan konvergen serta directory
service lainnya.
3) Regulasi perlindungan konsumen
Regulasi harus mampu menjamin perlindungan bagi konsumen. Beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian ---tapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut—antara lain
kualitas layanan, provisi informasi, hak dan keberadaan pengelola, number
portability, kewajiban operator; privasi dan keamanan.
Regulasi diharapkan mampu menciptakan standar dan interoperabilitas yang
menjamin tidak ada delay dalam memperkenalkan layanan baru. Kedepannya
harus ada perlindungan yang kuat bagi konsumen untuk dapat menikmati layanan
yang ditawarkan oelh penyelenggara.
4) Regulasi pemerataan akses
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 37
Kebijakan keterjangkauan dan pemerataan akses merupakan kebijakan / regulasi
yang sangat penting untuk dilaksanakan di Indonesia. Perlu antisipasi yang jelas
agar konvergensi yang terjadi tidak akan menghambat pemerataan akses
khususnya kebijakan USO harus dijamin tetap terselenggara dengan baik.
Layanan baru akan cepat diterima oleh pelanggan yang sebenarnya menginginkan
munculnya layanan yang beragam dengan tarif terjangkau dan kualitas yang
memadai. Akan terjadi perubahan dari single access menjadi multiple services.
Biaya akan menjadi lebih murah karena fungsi kepintaran jaringan dipindahkan dari
core network ke access. Kedepannya dimana muncul konvergensi maka para
penyelenggara baik telekomunikasi, penyiaran dan internet tidak lagi membangun
jaringan masing-masing, karena kedepan akan berkembang model bisnis
infrastruktur sharing. Dalam perkembangan infrastruktur sharing tersebut para
penyelengara diharapkan dapat berkerja sama dalam membangun infrastruktur
baik pasif maupun aktif (tertentu) sehingga jaringan menjadi lebih efisien.
Kebijakan kedepan akan mengatur cukup ketat mengenai pembangunan
infrastruktur TIK.
D
in
d
k
la
y
a
te
m
H
la
tu
W o r k i n g
Dari gamba
nfrastruktur,
dibatasi ses
kurangnya k
ayanan dima
yang mengin
akan berbag
ersebut diat
mengalami p
Hal itu juga
ayanan. Sa
urunanya
g P a p e r
Gamba
ar diatas d
terutama d
saui denga
kompetisi y
ana regulas
nginkannya.
gai macam
tas dilihat b
perubahan d
a akan men
aat ini saja d
ar 14 Regu
dilihat bahw
dalam infras
an perkemb
ang terjadi.
si lebih long
Hal terseb
jenis layana
ahwa tren b
ari bisnis ja
ndorong be
di Indonesia
WG
ulasi Konverg
wa, regulas
struktur pasi
bangannya.
. Berbeda
ggar dan lise
but juga seja
an telekomu
bisnis kedep
aringan TIK m
rmunculann
telah hadir
Layanan Konver
gensi Vs Ko
i akan dia
if seperti du
Hal terse
pada bagia
ensi dibuka
alan dengan
unikasi yang
pannya pada
menuju bisn
ya atau be
11 penyelen
rgensi – SGR 201
mpetisi
atur cukup
uct, tower. L
ebut berda
an konten d
cukup luas
n kebutuhan
g variatif.
a era konve
is layanan.
erdirinya pe
nggara jaring
11
Hal 38
kuat untuk
Lisensi akan
mpak akan
dan aplikas
bagi mereka
n pelanggan
Dari hal-ha
ergensi akan
enyelanggara
gan dan jasa
k
n
n
si
a
n
al
n
a
a
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 39
Kondisi dari regulasi pada era konvergensi secara garis besar dapat dilihat sebagi
berikut :
1) Lisensi
• Telecommunication dan broadcasting akan convergence pada hal
layanan . Kemungkinan yang akan muncul lisensi ke arah unified
lisensi atau lisensi konvergen
• Restrukturisasi klasifikasi lisensi sesuai layanan di era konvergensi
• Pemberian lisensi cenderung lebih longgar
2) Spectrum
• Pemanfaatan spektrum yang lebih efisiensi
• Refarming spektrum
• Proteksi penggunaan spektrum
3) Standard dan operabilitas
• Standarisasi penggunaan perangkat dan aplikasi yang mendukung
prinsip open interoperabilitas
• Adanya program yang mendukung pengembangan industri TIK
dalam negeri.
4) Struktur industri
• Adanya perubahan struktur industri dari vertikal menuju horisontal
• Perubahan value chain bisnis yang semula lebih digenerate
teknologi menjadi value chain yang digenerate oleh layanan bisnis
5) Consumers Protection
• Perlu terjaminya kualitas layanan yang handal,
• Penomoran emergency services
• Number portability
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 40
• privacy and security
6) Numbering
• Akan lebih sederhana
• Harus dalam bentuk yang lebih efisien karena penomoran seperti
halnya spektrum frekuensi merupakan sumber daya yang terbatas
• Menjamin akses ke sumber daya penomoran
• Menjamin penomoran dan pengalamatan mencakup legacy, transisi
dan layanan NGN serta directory service lainnya
• Akan mengakomodasi penomoran yang berbasis IP
7) Interkoneksi
• Akomodasi layanan IP based .
• Interkoneksi yang tidak lagi berdasar jarak
• Tidak hanya terbatas pada interkoneksi jaringan tapi adanya
interkoneksi layanan.
8) Pemerataan akses
• Kebijakan keterjangkauan dan bisa diakses tetap dipertahankan
dilingkungan NGN
• Bagaimana perlakuan penyelenggara layanan baru bagi
berkontribusi untuk USO?
• Bagaimana mengatur kontribusi untuk USO dan teknologi apa saja
yang harus ikut menyumbang dana USO
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 41
BAGIAN 6 HUBUNGAN DENGAN OTORITAS/REGULATOR LAIN
Dalam konvergensi TIK ,konvergensi yang terjadi tidak hanya adanya
konvergnesi infrastruktur, konvergensi teknologi namun juga adanya konvergensi
dari otoritas /badan yang mengurusi bidang tersebut. Intitusi yang terlibat dalam
ekosistem konvergensi akan memiliki hubungan satu dengan yang lain.
Hubungan antar otoritas tersebut haruslah harmonis agar dapat membangun
konvergensi dengan baik.
Strategi lingkungan TIK menggambarkan keterkaitan antara konstitusi dari
pengembangan K-ekonomi yang terdiri dari berbagai departemen strategi dan
penggerak yang berjalan secara independen dan integral agar tercipta lingkungan
yang kompetitif dalam perkembangan ICT nasional.
Adanya koordinasi antar kelembagaan merupakan upaya koordinasi intra dan antar
dalam instansi pemerintah, antara pemerintah dan industri dalam mengembangkan
kebijakan dan mempromosikan adaptasi dari perkembangan ICT dan undang-
undang yang baru dalam melaksanakan dan menegakkan kebijakan.
Upaya pengaturan hubungan antar otoritas /lembaga dalam konvergensi yaitu
dengan membentuk sebuah lembaga untuk memanfaatkan dan menyatukan
sumber daya yang diperlukan dan upaya gabungan dari berbagai instansi terhadap
tujuan dari roadmap TIK nasional yang strategis.
Benchmark Global
1. Korea Selatan
Pada Desember 1994 Pemerinta Korea Selatan melakukan re organisasi
kementriannya dari kementrian Komunikasi menjadi Kementerian Informasi dan
Komunikasi (MIC). Hal tersebut bertujuna untuk menggabungkan fungsi-fungsi
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 42
antar departemen yang sebelumnya terpisah. MIC saat ini menangani hal –hal
yang berkaitan dengan telekomunikasi, penyiaran dan internet. MIC juga memiliki
peran untuk memfasilitasi ICT untuk industri kecil dan menengah.
2. Singapura
Pemerintah Singapura memiliki departemen yang berperan
untukmengembangakan sektor telekomunikasi , informasi dan seni. Departmene
tersebut adalah MICA ( Ministry of nformation, communication and arts).
MICA memiliki 2 peran utama , yaitu :
a) Mengembangkan ekonomi kreatif dan mengembangkan industri komunikasi b) Memperkuat hubungan dan komunikasi bagi masyarakat.
MICa sendiri memiliki 2 badan otoritas :
a) IDA – Infocom Development Authority b) MDA – Media Development Authority
Contoh secara umum dari beberapa negara dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 3 PERBANDINGAN PERAN OTORITAS ICT DIBEBERAPA NEGARA
Malaysia Korea Ireland Singapore
Information
Technology
MOSTI,
MAMPU
(Public
sector)
MIC DETE IDA, MICA
Telecommunication KTAK MIC Department of
Comunications,
Marine & Natural
Resource
MDA,
MICA
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 43
Science &
technology
MOSTI Korea Institute of
Science &
Technology
Information, MIC
Science
Foundation
Ireland, DETE
A*STAR,
MTI
Research &
Development
MOSTI Electronics and
Telecommunication
Research Institute,
MIC
Enterprise
Ireland, DETE
A*STAR,
MTI
Broadcasting Ministry Of
Information,
KTAK
MIC Department of
Communications,
Marine & Natural
Resource
MICA
Entrepreneur
Development
MOSTI,
MECD
MIC Industry
Development
Authority.DETE
EDB, MTI
Commercialisation MOSTI, MITI Korea IT Promotion
Agency, MIC
Enterprise
Ireland, DETE
EDB, MTI
IP promotion and
regulation
Ministry of
domestic
trade &
Consumer
Affairs
Korean Intellectual
Property Office
(KIPO)
DETE Intellectual
Property
Office of
Singapore
(IPOS)
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 44
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 45
BAGIAN 7 STRATEGI KEBIJAKAN IMPLEMENTASI
Secara umum, pembangunan di bidang komunikasi dan informatika, terutama
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu aspek penting
yang mendorong pembangunan nasional. Selain menjadi faktor produksi dan
ekonomi, TIK juga berperan sebagai enabler dalam perubahan sosial budaya
kemasyarakatan di berbagai aspek. Aspek-aspek yang dimaksud seperti
pengembangan kehidupan politik yang lebih demokratis, pengembangan budaya
dan pendidikan, dan peningkatan kapasitas governance di berbagai sektor
pembangunan.
Perkembangan TIK menyebabkan terciptanya lalu lintas informasi dan komunikasi
bebas hambatan antar Negara dan wilayah. Dengan kata lain, keberadaan TIK
mampu menghilangkan berbagai hambatan geografis sehingga terjadi transformasi
pola hidup manusia di berbagai bidang menuju masyarakat berbasis ilmu
pengetahuan atau knowledgebased society.
Untuk menjamin dan mendukung terwujudnya peran telekomunikasi bagi
masyarakat perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan dari bidang
telekomunikasi yang ada salah satunya dukungan dari pemerintah. Peran utama
dari pemerintah adalah membuat regulasi atau kebijakan yang terkait dengan
pengembangan telekomunikasi. Regulasi pada dasarnya berperan sebagai payung
hukum yang menjadi acuan dan pembatas dalam suatu industri, dimana
diharapakan pemberlakuannya dapat membawa dampak kearah industri yang lebih
baik.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan bisnis telekomunikasi kedepan,
maka pemerintah perlu membuat suatu roadmap regulasi telekomunikasi yang
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 46
affordable bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Roadmap regulasi
telekomunikasi yang dibuat bagi seluruh stakeholder tersebut bertujuan untuk
menyamakan persepsi sehingga para stakeholder memiliki langkah dan acuan
yang sama dalam menyikapi perkembangan telekomunikasi dan pasar kedepan
serta dalam menciptakan industri telekomunikasi yang sehat.
Dalam penyusunan roadmap TIK ada beberapa komponen yang terkait dalam
implementasi TIK. Implementasi TIK pada dasarnya adalah untuk
menyelenggarakan layanan yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Untuk
membuat produk dan layanan membutuhkan tiga komponen yaitu Teknologi,
Regulasi dan Market serta didukung komponen pendukung yaitu sumber daya
(resource).2
Gambar 15 Komponen Roadmap TIK
Sumber : Suhono Supangat,Prosiding Konferensi TIK
1. Produk dan Layanan
2 Suhono Supangat, prosding Konferensi Nasional TIK 2006
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 47
Produk dan Layanan merupakan komponen paling ujung yang keberadaannya
sangat ditentukan oleh keberadaan market, regulasi, teknologi dan SDM. Market
sebagai obyek yang menentukan apakah suatu produk dan layanan dapat dibeli
oleh masyarakat. Teknologi yang disediakan industri akan diterapkan untuk
menyelenggarakan layanan. Dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan akan
mengatur proses yang terjadi dalam penyelenggaraan layanan dalam skala
nasional.
2. Kebijakan
Kebijakan merupakan obyek yang dibuat oleh pemerintah dalam membuat
program-program imlementasi TIK. Dalam roadmap ini, kebijakan dilihat dengan
pendekatan studi banding dengan negara lain dan tren ke depan arah kebijakan
TIK secara global. Isu-isu konvergensi layanan dan jaringan merupakan perhatian
utama dalam penyusunan kebijakan ke depan.
3. Teknologi
Teknologi merupakan obyek yang keberadaannya akan sangat ditentukan oleh
industri. Industri dalam hal ini meliputi industri jasa, industri manufaktur dan industri
software. Keberdaaan industri akan sangat menentukan infrastruktur TIK dan
layanan yang akan diseleggarakan.
4. Market
Market merupakan obyek yang keberadaannya sangat ditentukan oleh pengguna
yang dalam hal ini adalah masayarakat Indonesia. Keberadaan atau kondisi
masyarakat Indonesia akan sangat mempengaruhi besarnya pasar pengguna
layanan TIK. Kondisi ini dapat dilihat dari faktor ekonomi yang mempengaruhi daya
beli masyarakat terhadap layanan dan produk TIK , sosial budaya yang
berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam pemanfaatan TIK dan tentunya
faktor politik dan keamanan yang berpengaruh dalam kenyamanan masyarakat
dalam penggunaan TIK.
5. SDM
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 48
SDM merupakan unsur masyarakat yang sangat menentukan pelaksanaan
implementasi TIK. Keberadaan SDM akan sangat dipengaruhi dari faktor
pendidikan yang dapat dilihat dengan jumlah lulusan dari lembaga pendidikan
formal dan nor formal dibidang TIK yang ada. Selain itu, juga dilihat dari jumlah
tenaga profesional yang berkecimpung dibidang TIK yang keberadaan pada saat ini
dibutuhkan oleh industri TIK, swasta atau pemerintah yang membutuhkan
dukungan TIK.
Gambar 16 Pendekatan Metodologi Dalam Menyusun Roadmap
Strategi kebijakan TIK yang akan disusun oleh pemerintah dan seluruh stakeholder
TIK terdiri dari berbagai macam
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 49
Kerangka kerja menuju konvergensi haruslah lengkap – namun juga dapat luwes
mengingat cakupan perubahan industri yang berlaku terus menerus. Dalam jangka
waktu dekat, perhatian regulator harus difokuskan untuk melakukan transisi dari
pengaturan yang ada saat ini ke konvergensi.
Diantara banyak tindakan yang dibutuhkan, ada 8 hal kunci yang perlu diperhatikan
Pemerintah dalam pembuatan roadmap yang sesuai untuk pengembangan sektor,
yaitu:
Pergeseran mendasar, dari regulasi yang kompleks berubah menjadi
regulasi yang sederhana;
Pernyataan eksplisit tentang prinsip regulasi (transparansi, non-
discrimninatory, kontestabilitas, kepastian, berpandangan jauh kedepan)
sebagaimana yang akan disebut di Bagian 5 di bawah ini serta guideline
untuk mengatur perilaku industri;
Pemahaman bahwa intervensi regulasi hanya diperlukan saat terjadi
kegagalan pasar yang jelas terlihat;
Pergerakan mengarah mekanisme swa-regulasi industri dan kode etik
industri;
Kebutuhan akan insentif yang paling sesuai untuk penggelaran jaringan
dan investasi pada infrastuktur NGN bagi semua pemain industri;
Melakukan fasilitasi untuk memastikan struktur yang lebih bervariasi
dan kokoh, khususnya penguatan pasar untuk:
o Suplai jasa jaringan wholesale untuk jasa jaringan lain serta
penyedia aplikasi;
o Penyebar-luasan muatan digital pada saluran jaringan yang
bervariasi; dan
o Investasi infrastruktur yang baru dan inovatif.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 50
Memungkinkan rasionalisasi industri melalui aliansi komersial ataupun
merger, khususnya mengingat tingginya tingkat duplikasi infrastruktur; dan
Lebih fokus tuntuk mengembangkan pasar jasa non-suara, yang saat ini
tidak diperhatikan dan merupakan jurang besar pada pasar; fokus ini
penting untuk realisasi tujuan “perekonomian berbasis pengetahuan”
(knowledge economy).
Review therhadap pasar komunikasi yang ada menunjukkan bahwa regulasi yang
ada saat ini perlu ditinjau ulang terkait dengan kecenderungan industri yang muncul
menuju nirkabel dan NGN. Apabila asumsi industri dengan perhatian ke arah
konvergensi sudah keliru dibuat, maka regulasi-regulasi tersebut memiliki potensi
untuk membentuk pasar yang palsu, memilih pemenang dan pecundang secara
artifisial serta secara sepihak berlaku bias atas suatu teknologi. Kecenderungan-
kecenderungan ini sekarang telah menghasilkan tekanan untuk perubahan
terhadap Pemerintah maupun operator komersial.
Agar Roadmap Konvergensi ini efektif, maka ketiga realita pasar baru ini harus
diterima dan ditekankan saat pembuatan rencana implementasi dan struktur
regulasi jangka-pendek. Implementasi reformasi ini tidak akan berhasil kecuali
prosesnya sudah dikelola dengan efektif3
Benchmark /Study Case : Korea Selatan
Kebijakan TIK yang dipilih adalah selain tetap memelihara laju industri yang sudah
ada, Korea Selatan juga menggali berbagai layanan yang bernilai tambah (value-
added services) yang dapat dijalankan di atas platform produk teknologi maju yang
telah mereka miliki. Kebijakan yang mengkombinasikan antara infrastruktur,
3 NN,SWOT Dampak Konvergensi
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 51
produk, dan layanan ini dikenal dengan istilah IT839. Angka 839 menunjukkan 8
layanan, 9 produk, dan 3 jenis infrastruktur yang menjadi unggulan pengembangan.
Semua layanan, produk, dan infrastruktur dalam IT839 merefleksikan kebutuhan
bisnis, pelayanan publik, maupun lifestyle perorangan di masa depan yang sangat
diwarnai oleh konvergensi aspek-aspek mobilitas, fleksibilitas, kecepatan, dan
kemudahan. Sebagai contoh, layanan Digital Media Broadcasting (DMB) yang
memungkinkan orang menonton siaran atau acara yang dipancarkan secara real-
time, di mana saja, kapan saja, dan menggunakan mobile gadgets seperti laptop,
PDA, atau smartphone. Contoh lain, dalam berbagai aktivitas keseharian, interaksi
manusia dengan lingkungannya bisa didigitalisasi menggunakan teknologi Radio
Frequency Identification (RFID). Begitu berbentuk digital, maka interaksi tersebut
bisa digabungkan dengan berbagai proses pengelolaan data dan informasi, yang
secara keseluruhan memunculkan fenomena always on, always connected.
Aspek kedua dari ACE IT, convergent IT, berurusan dengan usaha-usaha untuk
menangkap peluang yang muncul dari fenomena konvergensi 3C (computing,
communication, content). Korea Selatan sangat mendorong tumbuhnya berbagai
sektor industri baru yang mengarah pada konsep ubiquity (tersedia di mana-mana).
Produk-produk yang menonjol dalam membangun konvergensi ini antara lain
adalah layanan-layanan berbasis lokasi (location-based services), komunikasi
multimedia, dan transaksi elektronis.
Dorongan untuk membangun industri baru dilakukan berdasarkan apa yang telah
dicapai saat ini. Strategi ketiga, expanded IT, mendorong lahirnya berbagai inovasi
berdasarkan kondisi sekarang. Inovasi dilakukan untuk mengatasi berbagai
kelemahan sistem yang ada, sekaligus memanfaatkan potensi yang ditawarkan
oleh TIK.
Peran Pemerintah dan Industri
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 52
Baik pemerintah maupun industri Korea Selatan memegang peran yang sangat
penting dalam pengembangan TIK. Dilihat dari spektrum hulu-hilir, ada 4 fase
pengembangan industri TIK: introduksi layanan-layanan baru, pembangunan
infrastruktur, pengembangan bisnis, dan industrialisasi. Secara umum, pemerintah
lebih berperan di sektor hulu, khususnya terkait dengan regulasi yang terkait
dengan penyediaan layanan. Regulasi tentang TIK meliputi lisensi, alokasi
frekuensi, kebijakan kompetisi, maupun peraturan-peraturan hukum lainnya. Tidak
semua regulasi dikeluarkan oleh lembaga kementrian. Pengaturan alokasi
frekuensi misalnya, dilakukan oleh Korean Communication Commission (KCC).
Semakin ke hilir, peran pemerintah semakin mengecil, sebaliknya peran industri
semakin membesar. Pola ini setidaknya menunjukkan industri TIK di Korea Selatan
sudah cukup “matang” untuk dilepas berkompetisi tanpa memerlukan banyak
campur tangan pemerintah. Setiap simpul dalam rantai value-chain telah bekerja
dengan baik untuk menghasilkan produk-produk yang kompetitif pada skala global.
Pada fase yang paling hilir (industrialisasi), peran pemerintah sebatas memberikan
dukungan bagi ekspor dan pemasaran secara global melalui kerjasama-kerjasama
internasional. Aspek yang lain dapat dijalankan sepenuhnya oleh dunia usaha.
WG Layanan Konvergensi – SGR 2011
W o r k i n g P a p e r Hal 53