+ All Categories
Home > Documents > 01 panduan gempa dll

01 panduan gempa dll

Date post: 17-Feb-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
72
Dibuat oleh Yayasan IDEP untuk keterangan lebih lanjut : www.idepfoundation.org/pbbm Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Berisi keterangan yang jelas untuk Sebelum Saat Sesudah BENCANA
Transcript

D ibuat oleh Yayasan IDEP

untuk keterangan lebih lanjut : w w w.idepfoundation.org/pbbm

Panduan Umum

Penanggulangan Bencana

Berbasis Masyarakat

Berisi keterangan yang jelas untuk

S e b e l u m • S a at • S e s u d a h

Bencana

E d i s i ke d u a 2 0 0 7 © O l e h Yay a s a n I D E P

Dikembangkan dengan dukungan dariBAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, OXFAM dan Masyarakat Indonesia

ISBN : 978-979-24-1310-6

Foto-foto © Yayasan IDEP, Rama Surya, Stuart Coles, Ir. Cahyo Alkantana M.Sc.

Edisi Kedua oleh Yayasan IDEP 2007

PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia

w w w . i d e p f o u n d a t i o n . o r g

© Yayasan IDEP

B U K U I N I B E R T U J U A N

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah

yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan

organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana.

Pada saat menghadapi bencana, masyarakat yang belum mampu untuk menanganinya

sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang

sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.

Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat

yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya

tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang

tepat pada waktu sebelum, saat dan sesudah bencana. Buku ini lebih menekankan

tindakan-tindakan kesiapsiagaan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan

mengurangi dampak bencana.

© Yayasan IDEP

IDEP mempersilahkan lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan

buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang bersifat

non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan izin

tertulis kepada Yayasan IDEP.

Apabila ada masukan atau saran, baik mengenai isi maupun penggunaan buku

ini, silahkan hubungi kami melalui alamat yang tercantum di dalam buku ini. Kami

menghargai saran dan masukan anda.

Dibuat oleh Yayasan IDEP

U n t u k k e t e r a n g a n l e b i h l a n j u t • w w w . i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m

Panduan Umum

Penanggulangan Bencana

Berbasis Masyarakat

Berisi keterangan yang jelas untuk

S e b e l u m • S a at • S e s u d a h

Bencana

Dicetak dengan dukungan dari:

Dikembangkan dengan dukungan dari:

IDEPIDEP

IDEPIDEP

IDEP

IDEPIDEP

UNTUK INSERT FRONT COVER INI

GUNAKAN

FOLDER

XX_Panduan_Cover

Buku ini didedikasikan untuk

seluruh Masyarakat Indonesia,

Para Korban Bencana

yang mengorbankan hidupnya

tanpa tahu apa kesalahan mereka,

Para Keluarga Korban, Pengungsi,

Teman-teman Relawan Kemanusiaan

yang tiada henti memberikan

tenaga dan pengorbanannya

serta seluruh pihak yang membantu

terwujudnya buku ini

Semua telah terjadi…

Sudah banyak darah yang tumpah

Sudah banyak air mata yang menitik

Alam sudah terlalu muak

Dengan semua tingkah manusia

Bersahabatlah dengan alam

Karena…

Manusia bukan mahluk bumi

Karena…

Tuhan titipkan bumi untuk kita perlakukan dengan bijak

Bersama alam kita hidup dalam damai

(Bumi Air Mata, Ade Andreawan, 100307)

Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang sering mengalami bencana, Karena itu, penting bagi masyarakat-masyarakat yang tinggal di wilayah ini untuk memiliki panduan yang mereka perlukan dalam kondisi tanggap darurat secara mandiri. Pengalaman telah menunjukkan bahwa para anggota masyarakat merupakan pihak pertama yang merespon saat terjadinya bencana. Buku ini bertujuan untuk membantu masyarakat untuk mengatasi trauma pada jam-jam dan hari-hari pertama terjadinya bencana, sebelum pertolongan dari luar tiba.

Revisi buku Paket Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat milik IDEP merupakan komponen utama dalam program bantuan kecil USAID/ASIA US Indian Ocean Tsunami Warning Program (US-IOTWS). Pada awalnya revisi buku ini didukung oleh USAID/Indonesia’s Office of Democratic and Decentralized Governance, Conflict Prevention and Response Team. Program tersebut bertujuan memperkuat kapasitas peringatan tsunami secara menyeluruh di wilayah Samudra Hindia – dari pendekatan penggunaan teknologi canggih hingga membangun resiliensi di masyarakat. Paket Panduan Penanggulangan Bencana milik IDEP melengkapi komponen-komponen lain dari program dukungan kami kepada masyarakat, termasuk program Coastal Community Resilience Initiative.

Revisi buku panduan ini sangat mengesankan karena memiliki informasi yang dapat di akses oleh masyarakat, bersifat mandiri serta memiliki formulir dan bagian-bagian lainnya yang bersifat praktis. Hal ini merupakan cermin dan penghargaan atas hubungan baik IDEP dengan masyarakat dan para mitra yang selama ini telah bekerja bersama-sama dan tim media yang telah mengembangkan materi-materi buku panduan ini.

Kami telah melihat langsung bagaimana IDEP membuat tinjauan dan mengembangkan buku panduan ini serta keahlian para pakar berpengalaman yang telah memberikan kontribusi. Para pakar tersebut menjamin kualitas dari buku ini dan memastikan buku ini dapat diterima oleh seluruh sektor penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

USAID berterima kasih kepada OXFAM yang telah bersama-sama mendukung kegiatan revisi panduan ini dan berharap agar OXFAM berhasil dalam upaya-upaya program kemasyarakatannya.

Hormat kami,

KATA PENGANTAR DARI

Catatan

Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Y a y a s a n I D E P - w w w . i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m

Daftar Isi

ii

Catatan

iii

D a f t a r I s i

Daftar Istilah x

Pendahuluan 3

Bencana dan Indonesia 3

Tentang buku panduan PBBM (edisi kedua) 3

Siapa yang menggunakan panduan ini 4

Bagaimana menggunakan panduan ini 4

Buku formulir dan tugas relawan 4

Tujuan PBBM 5

Sasaran PBBM 5

Penanggulangan bencana 7

Penanggulangan bencana berbasis masyarakat 10

Peran masyarakat dalam penanggulangan bencana 10

Tentang ancaman 15

Gempa bumi 15

Tsunami 19

Tanah longsor 21

Gunung api 22

Badai dan angin topan 25

Banjir 27

Konflik sosial 31

Serangan teroris 33

Kekeringan 34

Kerawanan pangan 35

Kebakaran perkotaan 38

Kebakaran hutan dan lahan 39

Wabah penyakit 43

iv

Modul A - Sebelum Bencana 45

A.1 Pentingnya kesiapsiagaan 49

A.2 Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) 53

Apa dan kenapa KMPB? 53

Manfaat KMPB 53

Memilih anggota KMPB 54

Pengorganisasian KMPB 55

Tentang pelatihan KMPB 55

Tugas KMPB 56

Contoh struktur organisasi KMPB 56

Ringkasan tugas KMPB dalam setiap tahap 57

Perincian tugas setiap regu KMPB 59

Perincian tugas Koordinator Umum KMPB 59

Formulir PBBM yang bisa diisi oleh Koordinator Umum 59

Perincian tugas Koordinator Seksi 59

Perincian tugas SG1 - Regu Peringatan Dini 60

Perincian tugas SG2 - Regu Pemetaan 61

Perincian tugas TD1 - Regu Perintis 62

Perincian tugas TD2 - Regu Penyelamatan 63

Perincian tugas TD3 - Regu Keamanan 64

Perincian tugas TD4 - Regu Pengungsian 65

Perincian tugas TD5 - Regu Kebakaran 66

Perincian tugas TD6 - Regu Logistik 67

Perincian tugas KM1 - Regu Administrasi dan Dokumentasi 68

Perincian tugas KM2 - Regu Informasi dan Hubungan Luar 69

Perincian tugas KM3 - Regu Relawan 70

Perincian tugas SJ1 - Regu Pertolongan Pertama 71

Perincian tugas SJ2 - Regu Dapur Umum 73

Hubungan KMPB dengan Relawan 74

A.3 Memperkirakan faktor risiko bencana 81

Pembuatan profil desa 81

Penilaian ancaman 82

Penilaian kerentanan dan kemampuan 83

Penilaian risiko 86

Penggambaran peta ancaman 89

v

A.4 Pembuatan rencana 95

Rencana pencegahan dan mitigasi 97

Rencana kesiapsiagaan 102

Sistem peringatan dini 102

Rencana cadangan 103

Latihan 104

A.5 Rencana pengungsian 109

Tentang pengungsian 109

Yang dipertimbangkan dalam menentukan pengungsian 109

Menentukan lokasi pengungsian 110

Tempat pengungsian untuk bencana tertentu 111

Modul B - Saat Bencana 115

B.1 Tindakan langsung saat bencana 119

B.2 Tanggap darurat tanpa rencana 123

Tugas KMPB pada tahap saat bencana 124

B.3 Tanggap darurat saat bencana 127

Mempersiapkan tugas untuk Seksi dan regu 127

Penanganan korban 128

Mengamankan keadaan di lokasi bencana 130

Membuat laporan kondisi sarana 131

Mendirikan pos-pos bantuan kemanusiaan 132

Posko KMPB 132

Pos Kesehatan 137

Pos Kesejahteraan 137

Penanganan jenazah 138

B.4 Tindakan pengungsian 143

Pengarahan pengungsian meliputi 143

Persiapan dapur umum 144

Persiapan obat-obatan 144

Putuskan aliran listrik 144

Mempersiapkan lokasi pengungsian 144

Kebutuhan kendaraan 144

Perhatian untuk warga yang rentan 145

vi

Modul C – Sesudah Bencana 149

C.1 Pemulihan sesudah bencana 151

Tujuan pemulihan sesudah bencana 151

Jangka waktu pemulihan 151

Hak, kewajiban dan tanggungjawab masyarakat 152

C.2 Jangka waktu pemulihan 153

Kebutuhan pemulihan yang mendesak 153

Kebutuhan pemulihan jangka panjang 154

C.3 KMPB dalam tahap pemulihan 155

Peran masyarakat dalam tahap pemulihan 155

Yang dapat membantu KMPB dalam pemulihan 155

Tugas regu KMPB dalam pemulihan 156

C.4 Memperkirakan kebutuhan 159

Pendataan kebutuhan 159

Pembuatan laporan keadaan umum 160

Kebutuhan dasar perorangan atau keluarga 162

Kebutuhan rumah tangga 167

Kebutuhan permukiman 169

Kebutuhan masyarakat secara umum 171

Kebutuhan rasa aman 175

C.5 Proses pemenuhan kebutuhan 179

Lingkaran proses pemenuhan kebutuhan 179

Membuat kesimpulan kebutuhan 180

Mengenal sumber daya yang tersedia 183

Menentukan prioritas penyaluran sumber daya 185

Apabila ada kekurangan 185

C.6 Pembukuan dalam proses pemenuhan kebutuhan 189

Mendata bantuan yang diterima 189

vii

Mendata bantuan yang disalurkan 190

Penyaluran bantuan kepada keluarga atau orang 191

Penggunaan jurnal rangkuman transaksi keuangan 192

Penggunaan jurnal rangkuman transaksi barang 193

C.7 Proses pencarian bantuan 197

Peran KMPB dalam permohonan bantuan 197

Mengenal sumber bantuan 197

Tentang pengajuan permohonan bantuan 199

C.8 Bekerjasama dengan media massa 203

Cara menghubungi media 203

Pernyataan Pers 204

Laporan perkembangan situasi / pertanyaan yang sering ditanyakan 205

Tanggungjawab juru bicara 206

Wawancara dengan korban atau penyintas 206

Pengumuman tentang keadaan korban atau penyintas 206

C.9 Pemulihan jangka panjang 209

Pertimbangan jangka panjang 209

Peran KMPB dalam pemulihan jangka panjang 209

Bantuan dari pihak terkait 210

Membuat peta pemulihan bencana 210

Cara membuat peta pemulihan bencana 210

Membangun perekonomian lokal di desa 211

Produksi pangan 211

Modul D - Evaluasi Kegiatan 217

Menilai pencapaian dan pembelajaran dari program penanggulangan bencana 217

Cara menilai program penanggulangan bencana 218

Memperbaiki rencana penanggulangan bencana 221

Kesimpulan 222

viii

Lampiran tambahan 225

Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) 227Yang perlu diperhatikan 227

Memeriksa kondisi korban 227

Posisi pemulihan 229

Menangani syok (shock) – gejala dan penanganannya 230

Pemeriksaan denyut nadi 231

Memindahkan korban 232

Cara merawat luka 233

Pendarahan 235

Luka bakar 237

Pertolongan pertama pada luka bakar 238

Luka karena sengatan listrik 239

Perawatan kejiwaan 243Pihak yang bisa membantu 243

Beberapa langkah untuk merawat penderita gangguan stres pasca-trauma (GSPT) 244

Gizi dalam kondisi darurat 245Ketahanan pangan, gizi dan bantuan pangan 247

Gizi untuk kelompok rentan 249

Ramuan ‘Gurih Gurih Gizi’ 254

Permukiman sementara 259Pengaturan permukiman sementara 259

Tempat hunian, penampungan dan bantuan non-pangan 260

Air, sanitasi dan kebersihan 265

Pelayanan kesehatan 271

Undang Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 275

Daftar hubungan atau kontak 283Yang bisa memberi pelatihan dan instansi Pemerintah 283

Kantor daerah SATKORLAK PB 284

Media massa yang bisa dihubungi 286

Beberapa LSM yang bisa dihubungi 288

Organisasi sumber bantuan 292

Daftar pustaka dan referensi 299

Nomor telepon untuk gawat darurat 304

pendahuluan

ixPanduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Y a y a s a n I D E P - w w w . i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m

Daftar Istilah

x

A

Ancaman / Bahaya adalah kejadian-kejadian,

gejala atau kegiatan manusia yang berpotensi

untuk menimbulkan kematian, luka-luka,

kerusakan harta benda, gangguan sosial

ekonomi atau kerusakan lingkungan. Bahaya

dapat mencakup kondisi-kondisi laten yang bisa

mewakili ancaman di masa depan dan dapat

disebabkan oleh berbagai hal: alam atau yang

diakibatkan oleh proses-proses yang dilakukan

manusia (kerusakan lingkungan dan bahaya

teknologi). Bahaya dapat berbentuk tunggal,

berurutan atau gabungan antara asal dan

dampak mereka. Setiap bahaya dicirikan oleh

lokasi, frekuensi dan peluang.

Analisa Menguraikan sebuah hal atau

keadaan untuk menentukan penyebabnya atau

mengambil kesimpulan dari hal tersebut.

Aset (Sumber daya) Segala sesuatu yang

dimiliki, biasanya berupa barang; harta benda.

B

BAKORNAS PB Badan Koordinasi Nasional

Penanggulangan Bencana - tingkat Nasional

Bantuan darurat merupakan upaya untuk

memberikan bantuan berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan dasar berupa

pangan, sandang, tempat tinggal sementara,

perlindungan, kesehatan, sanitasi dan air

bersih.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor

non-alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan

dampak psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang

diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh alam antara

lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan

tanah langsor.

Bencana non-alam adalah bencana yang

diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian

peristiwa non alam yang antara lain berupa

gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi

dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang

diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang

meliputi konflik sosial antar kelompok atau

antar komunitas masyarakat dan teror.

Benda yang tidak stabil Benda-benda yang

tidak tertanam, terikat, menempel pada sesuatu

yang stabil yang bisa terbawa oleh angin, air,

gempa dll.

Berkelanjutan Hal atau kegiatan yang bisa

bertahan lama.

Daftar Istilah

xi

D

Daya tahan / berdaya tahan adalah

kapasitas sebuah sistem, komunitas atau

masyarakat yang memiliki potensi terpapar

pada bencana untuk beradaptasi, dengan

cara bertahan atau berubah sedemikian rupa

sehingga mencapai dan mempertahankan

suatu tingkat fungsi dan struktur yang

dapat diterima. Hal ini ditentukan oleh

tingkat kemampuan sistem sosial dalam

mengorganisir diri untuk meningkatkan

kapasitasnya untuk belajar dari bencana di

masa lalu untuk perlindungan yang lebih baik

di masa mendatang dan untuk meningkatkan

upaya-upaya pengurangan risiko.

Deteksi Kegiatan penelitian suatu keadaan,

hal, unsur, tindakan yang tersembunyi.

Deteksi Dini Sebuah kegiatan untuk

mengetahui kemungkinan bencana.

Diskriminasi Anggapan mengenai perbedaan

jenis kelamin, warna kulit, suku bangsa, umur,

kondisi seseorang dll.

Dokumentasi Kegiatan mengumpulkan dan

mencatat/merekam informasi tentang kejadian,

kegiatan, hal, tempat atau obyek dalam wujud

tulisan, gambar dan suara ke dalam arsip.

Donor Pemberi bantuan perorangan atau

instansi yang menyumbang bantuan berupa

uang, bahan-bahan, tenaga ahli, pelatihan dll.

Drainase adalah prasarana yang berwujud

saluran atau bangunan lainnya yang berfungsi

mengatur pembuangan air dan atau kelebihan

air sehingga memenuhi syarat teknis pengairan

baik pertanian maupun pengendalian banjir,

Drainase merupakan syarat mutlak yang harus

tersedia dalam sistem pengairan.

E

Evaluasi Penilaian kembali suatu kejadian,

keadaan, kegiatan.

G

Gangguan Stres Pasca Trauma (GSPT) Gangguan mental seseorang akibat suatu

kejadian yang merugikan.

GPS (Global Positioning System) adalah

sebuah sistem navigasi yang memanfaatkan

satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi

dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. GPS

banyak juga digunakan sebagai alat navigasi.

H

HP (Hand-phone) Alat hubungan jarak jauh,

telepon yang bisa digenggam.

HT Handy Talky (Radio Panggil) Alat

hubungan jarak terbatas yang bisa digenggam.

I

Instalasi Kegiatan pemasangan suatu

sarana atau unsur sebuah sarana yang telah

terpasang.

Instansi Sebuah lembaga atau organisasi.

xii

J

Jurnal Buku rangkuman dalam pembukuan.

K

Kalori adalah satuan ukuran untuk energi

yang didapatkan tubuh dari makanan seperti

dari karbohidrat, protein dan lemak.

Kapasitas Isi sesuatu rongga, ruang, tempat

atau kemampuan seseorang.

Kedaruratan merupakan suatu keadaan

kritis yang terjadi dengan cepat dimana ke-

hidupan dan kesejahteraan suatu masyarakat

terancam.

Kemampuan adalah penguasaan sumber

daya, cara dan kekuatan yang dimiliki

masyarakat, sehingga memungkinkan untuk

mengurangi tingkat risiko bencana dengan

cara mempertahankan dan mempersiapkan

diri, mencegah, menanggulangi, meredam,

serta dengan cepat memulihkan diri dari

akibat bencana. Kapasitas bisa mencakup cara-

cara fisik, kelembagaan, sosial atau ekonomi

serta karakteristik keterampilan pribadi atau

kolektif seperti misalnya kepemimpinan dan

manajemen. Kapasitas juga bisa digambarkan

sebagai kemampuan (capability).

Kemampuan penyesuaian adalah

cara orang-orang atau lembaga-lembaga

menggunakan sumber daya dan kemampuan

yang ada untuk menghadapi akibat-akibat

merugikan yang bisa mengarah kepada

suatu bencana. Secara umum ini mencakup

pengelolaan sumber daya baik di waktu-waktu

normal, selama krisis atau kondisi merugikan.

Penguatan kemampuan penyesuaian biasanya

memperkuat ketahanan untuk menghadapi

dampak-dampak bahaya alam dan bahaya

yang diakibatkan aktifitas manusia.

Kerentanan adalah kondisi atau karakteristik

geologis, biologis, hidrologis, klimatologis,

geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,

dan teknologi di suatu wilayah untuk jangka

waktu tertentu yang mengurangi kemampuan

mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan

berkurangnya kemampuan untuk menanggapi

dampak buruk bahaya tertentu. Untuk faktor-

faktor positif yang meningkatkan kemampuan

orang untuk menghadapi bahaya, lihat definisi

tentang kapasitas.

Kesiapsiagaan adalah upaya untuk

memperkirakan kebutuhan dalam rangka

menghadapi situasi kedaruratan dan

mengidentifikasi kebutuhan sumber daya

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal

ini bertujuan agar masyarakat mempunyai

persiapan yang lebih baik untuk menghadapi

bencana.

Keterbukaan Kejelasan sebuah kegiatan,

tidak ada yang disembunyikan.

Klorin Unsur kimia yang bisa digunakan

untuk membasmi kuman.

xiii

KMPB Kelompok Masyarakat Penanggulangan

Bencana.

Konflik adalah pertentangan fisik antara dua

pihak atau lebih yang menyebabkan hilangnya

hak kelompok masyarakat, timbulnya

rasa takut, terancamnya keamanan dan

ketentraman, terganggunya keselamatan atau

martabat, hilangnya aset dan terganggunya

keseimbangan kehidupan masyarakat.

Konfrontasi Pertikaian atau tatap muka.

Korban bencana adalah orang atau

sekelompok orang yang menderita atau

meninggal dunia akibat bencana.

L

Lembaga internasional adalah organisasi

yang berada dalam lingkup struktur organisasi

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang

menjalankan tugas mewakili Perserikatan

Bangsa-Bangsa atau organisasi internasional

lainnya dan lembaga asing nonpemerintah

dari negara lain di luar Perserikatan Bangsa-

Bangsa.

LINMAS Perlindungan Masyarakat di tingkat

Kelurahan.

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat nirlaba

yang bergerak dalam berbagai aspek untuk

membantu masyarakat.

M

Media Massa Fasilitas yang menyampaikan

berita dari sumbernya kepada umum, seperti

televisi, radio, koran, majalah dll.

Medis Fasilitas atau hal yang menyangkut

kesehatan atau pengobatan.

Mitigasi merupakan serangkaian upaya yang

dilakukan untuk mengurangi risiko bencana,

baik secara struktural melalui pembuatan

bangunan fisik, maupun nonstruktural melalui

pendidikan, pelatihan dan lainnya.

MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana

Indonesia) Badan yang menampung jaringan

organisasi yang bergerak dalam bidang

penanggulangan bencana di Indonesia.

O

ORARI Organisasi Radio Amatir Republik

Indonesia.

P

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah

sebuah organisasi independen dan netral di

Indonesia yang kegiatannya di bidang sosial

kemanusiaan.

Pasca Konflik Sebuah tahap sesudah

perselisihan atau pertentangan.

Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik

Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan negara Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Pemerintah Daerah adalah gubernur,

bupati/walikota, atau perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

daerah.

xiv

Pemulihan adalah serangkaian usaha untuk

mengembalikan kondisi masyarakat dan

lingkungan hidup yang terkena bencana dengan

memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada

keadaan semula atau menjadi lebih baik dengan

melakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi.

Penanggulangan bencana adalah seluruh

kegiatan yang meliputi aspek perencanaan

dan penanggulangan bencana sebelum, saat

dan sesudah terjadi bencana yang mencakup

pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap

darurat dan pemulihan.

Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya bencana dan jika mungkin

menghilangkan sama sekali atau mengurangi

ancaman bencana dan cara-cara untuk

meminimalkan bencana-bencana lingkungan,

teknologi dan biologi terkait. Tergantung

pada kelayakan dari segi sosial dan teknis dan

pertimbangan biaya/manfaat, melakukan

investasi tindakan-tindakan pencegahan

dibenarkan di kawasan-kawasan yang sering

terkena dampak bencana. Dalam konteks

peningkatan kesadaran dan pendidikan publik,

merubah sikap dan perilaku yang terkait dengan

pengurangan risiko bencana berperan dalam

meningkatkan suatu “budaya pencegahan”.

Pengungsian Kegiatan memindahkan orang,

hewan atau barang dari suatu tempat yang

mengalami ancaman bahaya ke tempat yang aman.

Penduduk terkena bencana / pengungsi adalah orang atau kelompok-kelompok orang

yang telah dipaksa atau terpaksa melarikan diri

atau meninggalkan rumah atau tempat tinggal

mereka sebelumnya sebagai akibat dari atau

dampak buruk bencana.

Peringatan dini adalah serangkaian upaya

untuk memberikan peringatan tentang

kemungkinan akan hadirnya ancaman yang

berpotensi bencana yang disampaikan secara

resmi, menjangkau seluruh masyarakat dengan

segera, tegas dan tidak membingungkan.

Sistem peringatan dini terdiri dari satu

rangkaian hal yaitu: memahami dan memetakan

bahaya; memantau dan meramalkan peristiwa-

peristiwa yang akan segera terjadi; memproses

dan menyebarkan peringatan kepada pihak

berwenang dan kepada masyarakat; dan

melakukan tindakan yang semestinya dan

tepat waktu terhadap peringatan.

Pengkajian / analisis risiko adalah suatu

metodelogi untuk menentukan sifat dan

cakupan risiko dengan melakukan analisis

terhadap potensi bahaya dan mengevaluasi

kondisi-kondisi kerentanan yang ada yang

dapat menimbulkan suatu potensi ancaman

atau kerugian bagi penduduk, harta benda,

penghidupan dan lingkungan tempat mereka

bergantung. Proses untuk melakukan suatu

pengkajian risiko didasarkan pada suatu

tinjauan tentang ciri-ciri teknis bahaya seperti

lokasi, dampak kerusakan, frekuensi dan

kemungkinan, serta pada analisis tentang

aspek fisik, sosial dan ekonomi dari kerentanan

sekaligus memberi pertimbangan khusus pada

kapasitas penyesuaian yang terkait dengan

berbagai bentuk risiko.

xv

Pengelolaan risiko bencana (disaster risk

management) adalah proses yang sistematis

dalam menggunakan keputusan-keputusan

administratif, lembaga, keterampilan operasional

dan kapasitas untuk menerapkan kebijakan-

kebijakan, strategi-strategi dan kemampuan

penyesuaian masyarakat dan komunitas untuk

mengurangi dampak bahaya alam dan bencana-

bencana lingkungan dan teknologi terkait. Ini

terdiri dari semua bentuk aktifitas, termasuk

tindakan-tindakan struktural dan non-struktural

untuk menghindarkan (pencegahan) atau

membatasi (mitigasi dan kesiapsiagaan) dampak

merugikan yang ditimbulkan oleh bahaya.

Pengurangan risiko bencana adalah

kerangka kerja konseptual yang terdiri dari

elemen-elemen yang dipandang mempunyai

kemungkinan untuk meminimalkan kerentanan

dan risiko bencana di seluruh masyarakat, untuk

menghindari (pencegahan) atau membatasi

(mitigasi dan kesiapsiagaan) dampak merugikan

yang ditimbulkan oleh bahaya dalam konteks

luas pembangunan berkelanjutan. Kerangka kerja

pengurangan risiko bencana terdiri dari bidang

aksi sebagai berikut: Kesadaran dan pengkajian

risiko, termasuk analisis bahaya dan analisis

kerentanan atau kapasitas pengembangan

pengetahuan, termasuk pendidikan, pelatihan,

penelitian dan informasi komitmen publik

dan kerangka kerja institusional, termasuk

aksi kelembagaan, kebijakan, perundangan

dan komunitas penerapan langkah-langkah,

termasuk pengelolaan lingkungan, perencanaan

penggunaan lahan dan tata kota, perlindungan

fasilitas penting, penerapan sains dan teknologi,

kemitraan, jejaring dan instrumen finansial. Sistem

peringatan dini termasuk peramalan, penyebaran

peringatan, tindakan-tindakan kesiapsiagaan dan

kapasitas untuk memberikan reaksi.

Pos-pos bantuan Beberapa pos yang bisa

didirikan oleh masyarakat sendiri atau sumber

bantuan untuk membantu masyarakat yang

sedang dilanda bencana.

PPGD Penanganan Penderita Gawat Darurat -

cara menangani orang yang sedang menderita

akibat bencana atau kecelakaan dll.

Prasarana Fasilitas penting yang dibutuhkan

masyarakat seperti listrik, telepon, gas dll.

Prioritas Yang terpenting, hal terpenting atau

apa saja yang paling penting.

R

Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI): Sebuah organisasi sosial nirlaba yang

beranggotakan pengguna perangkat radio.

Rawan bencana adalah kondisi atau

karakteristik geologis, biologis, hidrologis,

klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,

ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah

untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi

kemampuan mencegah, meredam, mencapai

kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk

menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

Rehabilitasi adalah serangkaian program

kegiatan yang terencana, terpadu dan menyeluruh

yang dilakukan setelah kejadian bencana guna

membangun kembali masyarakat yang terkena

bencana melalui pemulihan kesehatan, mental,

spiritual, penguatan kesadaran masyarakat

akan kerawanan bencana; pengurangan tingkat

kerawanan bencana; pemulihan ekonomi;

pemulihan hak-hak masyarakat; pemulihan

administrasi pemerintahan; dan integrasi

kegiatan pemulihan dampak bencana.

xvi

Rekonstruksi adalah serangkaian program

kegiatan yang terencana, terpadu dan

menyeluruh yang dilaksanakan dalam

jangka menengah dan jangka panjang

untuk mencapai kondisi lebih baik seperti

sebelum terjadinya bencana yang meliputi

pembangunan kembali sarana dan prasarana

dasar seperti pembangunan air bersih, jalan,

listrik, puskesmas, pasar, telekomunikasi, sarana

sosial masyarakat dan lingkungan hidup.

Resusitasi jantung-paru (Cardio-Pulmonary Resuscitation - CPR), merupakan

cara pertolongan pertama yang dapat dilakukan

pada pasien atau korban yang mengalami henti

jantung-paru agar korban tetap hidup serta

kerusakan otak dapat dicegah, sambil menunggu

datangnya pertolongan medis.

Risiko bencana adalah prakiraan atau

kemungkinan potensi kerugian yang

ditimbulkan oleh bencana pada suatu wilayah

dalam kurun waktu tertentu seperti kematian,

luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa

aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan

harta dan gangguan kegiatan masyarakat.

Secara konvensional risiko dinyatakan dalam

persamaan Risiko = Bahaya x Kerentanan.

Sejumlah disiplin ilmu juga mencakup konsep

keterpaparan untuk secara khusus merujuk

pada aspek kerentanan fisik. Lebih dari sekedar

mengungkapkan kemungkinan adanya

kerugian fisik, sangat penting untuk mengakui

bahwa risiko-risiko dapat bersifat melekat atau

dapat diciptakan atau ada dalam sistem-sistem

sosial. Penting untuk mempertimbangkan

konteks sosial dimana risiko terjadi dan oleh

karenanya penduduk tidak mesti mempunyai

persepsi yang sama tentang risiko dan akar-

akar penyebabnya.

S

Sanitasi Kebersihan suatu sarana umum atau

kebersihan pribadi.

SAR (Search and Rescue) Lembaga atau

kegiatan untuk mencari dan menyelamatkan

orang, hewan atau barang akibat bencana.

Sarana Fasilitas atau bangunan untuk

memudahkan suatu kegiatan.

SATGAS PB Satuan Tugas Penanggulangan

Bencana di tingkat Kecamatan.

Sodium Hydrochlorite Unsur kimia yang

biasanya digunakan untuk pemutih pakaian

seperti Bayclin yang bisa digunakan sebagai

disinfektan air.

Syok Kondisi tubuh yang bisa menyusul

cedera parah. Kondisi ini bisa membahayakan

seseorang apabila tidak langsung dirawat.

T

Tanggap darurat adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan dengan segera setelah

kejadian bencana untuk menangani dampak

buruk yang ditimbulkan yang mencakup

kegiatan penyelamatan masyarakat terkena

bencana, harta benda, evakuasi, pemenuhan

kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan

pengungsian, pemulihan sarana dan pelayanan kritis.

Transaksi Suatu kejadian dimana dua pihak

atau lebih melakukan persetujuan, pemberian

atau penerimaan sesuatu.

Trauma adalah cedera yang terjadi pada batin

dan tubuh akibat suatu peristiwa tertentu.

xvii

Triage kegiatan pemilahan korban-korban

menurut kondisinya dalam kelompok untuk

mengutamakan perawatan bagi yang paling

membutuhkan.

V

Vektor adalah agen pembawa penyakit

seperti lalat, nyamuk, kutu dan tikus,

dimana penyebab wabah penyakit dan

kematian dalam banyak situasi bencana.

Y

Yodium adalah salah satu unsur gizi yang

penting bagi kesehatan orang.

Sumber

www.mpbi.org

www.peduli-bencana.or.id

Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana

xviii

Catatan

pendahuluan

1

Lampiran Tambahan

Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Y a y a s a n I D E P - w w w . i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m

Pendahuluan

pendahuluan

2

Catatan

pendahuluan

3

PendahuluanDalam buku panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Edisi kedua ini Anda akan melihat bahwa usaha Penanggulangan Bencana yang efektif sangat tergantung pada kemampuan masyarakat itu sendiri, dan kemampuan masyarakat untuk bekerjasama dengan organisasi lain seperti pemerintah, LSM lokal dan internasional, dan sektor bisnis untuk mencegah, mengurangi risiko, menangani dan memulihkan situasi dari bencana. Kami berharap paket panduan PBBM ini akan membantu Anda dan masyarakat Anda untuk dapat melakukan kesiapsiagaan terhadap

bencana dengan lebih baik lagi.

Bencana dan Indonesia

Karena letak, geologis, cuaca dan kondisi sosial, Indonesia menjadi negara dengan potensi sosio- ekonomi yang besar sekali. Sayangnya, kondisi ini juga yang membuat Indonesia mempunyai kerentanan yang sangat tinggi terhadap beragam bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, badai dan angin topan, wabah penyakit, kekeringan dan gunung api. Belakangan ini bencana terjadi hampir setiap tahun di Indonesia. Ditambah lagi pertumbuhan penduduk yang tinggi serta pembangunan yang juga menghasilkan banyak bencana seperti kebakaran kota dan hutan, polusi udara, kerusakan lingkungan, dan terorisme.

Bencana muncul ketika ancaman alam (seperti gunung api) bertemu dengan masyarakat yang rentan (perkampungan di lereng gunung api) yang mempunyai kemampuan rendah atau tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi ancaman itu (tidak ada pelatihan atau pemahaman tentang gunung api atau tidak siap siaga). Gabungan keduanya menyebabkan terganggunya kehidupan masyarakat seperti kehancuran rumah, kerusakan harta benda serta korban jiwa.

Karena umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau tanpa peringatan, maka sangat penting bersiapsiaga terhadap bahaya bencana untuk mengurangi risiko dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi risiko bencana,

misalnya:

Mengurangi ancaman

Mengurangi kerentanan

Meningkatkan kemampuan menangani ancaman

Tentang buku panduan PBBM (edisi kedua)

Paket Panduan PBBM edisi kedua ini merupakan hasil kerjasama Yayasan IDEP dengan sejumlah mitra dan kawan-kawan serta para ahli di berbagai bidang yang menggabungkan pengalaman dan penelitian bertahun-tahun, baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti dalam edisi pertama, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia sederhana agar mudah dipahami oleh seluruh kelompok masyarakat.

Edisi PBBM ini telah menggabungkan masukan dan rekomendasi dari para ahli, praktisi dan pengguna Edisi Pertama Paket Panduan PBBM. Kami telah menyederhanakan strukturnya sehingga lebih ringkas dan lebih mudah diikutinya dengan tetap mempertahankan keutuhan isi edisi pertama. Kami telah menambah bagian tertentu seperti misalnya menyajikan jenis ancaman lainnya (dari 8 menjadi 13 jenis) dan mengulas isu-isu yang dihadapi masyarakat dengan lebih baik.

pendahuluan

4

Buku panduan PBBM ini dibuat untuk masyarakat Indonesia yang berisiko terhadap bencana. Oleh karena itu, pengalaman, pembelajaran, usul dan pemikiran Anda tentang buku ini sangat penting. Silakan kirim masukan, saran dan komentar Anda kepada kami, [email protected] untuk menjadi masukan dalam perbaikan edisi mendatang.

Siapa yang menggunakan panduan ini?

Buku ini dipergunakan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dibuat sesuai dengan kondisi dan situasi Indonesia secara umum. Penyesuaian lebih lanjut dari materi ini harus dibuat oleh masyarakat setempat untuk memperoleh hasil yang maksimal, karena kondisi daerah di Indonesia beragam. Panduan ini juga dapat digunakan oleh organisasi kemanusiaan, lembaga pemerintah dan unsur

masyarakat yang membutuhkan.

Bagaimana menggunakan panduan ini?

Buku panduan dan buku formulir yang menyertainya akan sangat berguna apabila seluruh isinya dibaca dan dipahami sebelum bencana terjadi. Anda juga dapat menggunakan buku ini pada saat atau setelah bencana terjadi dengan langsung membuka bagian yang tepat dan diperlukan. Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) di masyarakat Anda dapat mengaktifkan dukungan dan keterlibatan seluruh anggota masyarakat. Buku panduan ini sebaiknya diperkenalkan kepada seluruh masyarakat melalui pertemuan desa atau umum untuk menjelaskan seluruh isinya.

Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan koordinasi lembaga pemerintah yang tepat (misalnya SATGAS PB, SATLAK PB), sehingga mereka tahu kegiatan Anda dan bisa saling membantu. Seluruh tahap praktis dalam usaha penanggulangan bencana dibagi dalam tiga modul, seperti di bawah ini. Masing-masing bagian dilengkapi dengan contoh formulir laporan yang khusus diciptakan untuk bagian tersebut.

Modul A sebelum bencana

Modul B saat bencana

Modul C sesudah bencana

Lampiran tambahan Pertolongan Pertama Gawat Darurat, perawatan kejiwaan, ketahanan

pangan, gizi dan bantuan pangan, fasilitas permukiman sementara, pasokan air bersih,

sanitasi dan penyuluhan kebersihan, pelayanan kesehatan, daftar lembaga terkait.

Buku formulir dan tugas relawan

Formulir kosong siap pakai. Formulir ini dibuat agar mudah untuk digandakan atau difotokopi sesuai kebutuhan. Formulir juga merinci tugas para relawan KMPB saat terjadi bencana dan sesudah bencana. Jika dibutuhkan, halaman ini dapat digandakan untuk diberikan kepada anggota masing-masing regu dalam tahap tanggap darurat. Tindakan dan langkah yang dijelaskan dalam buku telah diujicoba di beberapa daerah. Untuk mencapai hasil yang efektif, langkah ini harus dilakukan dengan latihan ujicoba di masing-masing kabupaten. Silakan mengubah isi agar sesuai dengan kondisi setempat jika diperlukan.

pendahuluan

5

Tujuan PBBM

Tujuan PBBM adalah agar masyarakat mengetahui semua langkah-langkah penanggulangan bencana sehingga dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri secara tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan diri, memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan yang terjadi agar menjadi masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana. Yang lebih penting lagi, panduan ini menekankan pentingnya tindakan kesiapsiagaan untuk mencegah atau mengurangi risiko bencana.

Sasaran PBBM

Memperkaya pengetahuan masyarakat melalui pendidikan tentang bencana

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan kesiapsiagaan bencana, khususnya di wilayah berisiko tinggi

Mengenalkan metode pembuatan peta ancaman dan evakuasi oleh masyarakat setempat

Menguatkan kemampuan masyarakat untuk menanggulangi bencana

Membangun kemampuan masyarakat bekerjasama dengan pihak-pihak terkait

Mengembangkan atau mengaktifkan Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana di masyarakat

Menambah tingkat kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup

Membangun dan memelihara kemandirian masyarakat dalam menanggulangi bencana

Siapa yang melakukan perencanaan?

Masyarakat yang sewaktu-waktu dapat mengalami bencana adalah pelaku utama dalam perencanaan penanggulangan bencana. Alasan penulisan buku ini adalah untuk membantu masyarakat merencanakan kesiapsiagaan mencegah atau mengurangi ancaman, mengurangi dampak ancaman, menanganinya pada saat terjadi dan memulihkan kembali setelah bencana. Diharapkan dengan panduan ini, anggota masyarakat dapat bekerjasama untuk membuat rencana yang cocok dan tepat.

Kerangka kerja

Dalam setiap kejadian bencana di Indonesia ada berbagai pihak yang bekerjasama berusaha menanggulangi bencana, yaitu: pemerintah, LSM lokal dan internasional dan masyarakat itu sendiri. Hubungan antara pihak-pihak terkait ini sebaiknya dijalin pada tahap sebelum bencana, di bawah koordinasi lembaga pemerintah yang mempunyai tugas utama penanggulangan bencana, sesuai dengan Undang-Undang Penanggulangan Bencana No. 24 Tahun 2007 pada tingkatan daerah masing-masing.

Undang-Undang Penanggulangan Bencana (selanjutnya akan disebut UU PB) secara umum merupakan sebuah kemajuan bagus untuk sistem penanggulangan bencana di Indonesia. Sistem lama yang lebih bergantung pada status darurat diubah menjadi pencegahan (preventif ), dengan memberikan kewenangan pada pemerintah daerah dalam menentukan rencana penanggulangan bencana yang digunakan sesuai dengan kearifan lokal setempat.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

pendahuluan

6

Dalam sistem penanggulangan bencana yang lama, di tingkat nasional ada Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana(Bakornas PB) sebagai lembaga antar kementerian yang bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan penanggulangan bencana. SATKORLAK PB (Satuan Koordinasi Pelaksana PB) di tingkat propinsi merupakan lembaga antar dinas propinsi yang mengkoordinir kegiatan PB. Kemudian SATLAK PB (Satuan Pelaksana PB) pada tingkat kabupaten; SATGAS (Satuan Tugas) pada tingkat kecamatan; dan LINMAS (Perlindungan Masyarakat) pada tingkat desa. Dalam UU No. 24 Tahun 2007, lembaga-lembaga diatas lebih disederhanakan. Pada tingkat nasional, akan dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang setingkat dengan menteri. Untuk daerah, akan dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik ditingkatan propinsi maupun kabupaten/kota.

Lembaga lain yang berperan penting dalam penanggulangan bencana di Indonesia adalah lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, misalnya UNICEF, UNESCO, WHO, UNDP, UNHCR, UN-OCHA/UNORC, WFP), LSM lokal dan internasional dan organisasi seperti PMI (Palang Merah Indonesia), Yayasan IDEP, MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia), Oxfam, CARE, CRS (Catholic Relief Service). Untuk memperkuat kesiapsiagaan mereka, masyarakat juga bisa mendapatkan pelatihan dari organisasi-organisasi tersebut.

Pengertian bencana

Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan serius pada masyarakat sehingga menyebabkan korban jiwa serta kerugian yang meluas pada kehidupan manusia baik dari segi materi, ekonomi maupun lingkungan dan melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi menggunakan sumber daya yang mereka miliki.

Dari pengertian di atas, bencana merupakan sebuah peristiwa yang terjadi karena bertemunya ancaman dari luar terhadap kehidupan manusia dengan kerentanan, yaitu kondisi yang melemahkan masyarakat untuk menangani bencana. Singkatnya ketika ancaman berdampak merugikan manusia dan lingkungan, dan tidak adanya kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya maka peristiwa itu disebut dengan bencana.

Hubungan antara ancaman, kerentanan dan kemampuan dapat digambarkan sebagai berikut

Berdasarkan penyebab bahayanya, bencana dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu bencana alam, bencana sosial dan bencana campuran. Bencana alam disebabkan oleh kejadian-kejadian alamiah seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, dan angin topan. Bencana sosial atau bencana buatan manusia, yaitu hasil dari tindakan langsung maupun tidak langsung manusia seperti perang, konflik sosial, terorisme dan kegagalan teknologi. Bencana dapat terjadi karena alam dan manusia sekaligus yang dikenal sebagai bencana campuran atau kompleks, seperti banjir dan kekeringan.

Jika dilihat dari tempo kejadiannya, ancaman dapat terjadi secara mendadak, berangsur-angsur atau musiman. Contoh ancaman yang terjadi secara mendadak adalah gempa bumi, tsunami, dan banjir bandang, ancaman yang berlangsung secara perlahan-lahan atau berangsur-angsur adalah banjir genangan, rayapan, kekeringan dan ancaman yang terjadi musiman adalah banjir bandang (di musim hujan), kekeringan (di musim kemarau) dan suhu dingin.

A n c a m a n X Ke r e n t a n a n =Ke m a m p u a n

R I S I KO B E N C A NA

pendahuluan

7

Contoh ancaman dari alam

Gempa Bumi

Tsunami

Gunung Api

Angin Topan dan Badai

Longsor

Kekeringan, dsb.

Contoh ancaman dari ulah manusia

Konflik

Perang

Seranggan Teroris

Kegagalan Teknologi

Hama Penyakit

Contoh ancaman dari campuran alam dan ulah manusia

Banjir

Longsor

Kebakaran Hutan

Kekurangan Pangan

Faktor-faktor kerentanan yang berpengaruh antara lain

Berada di lokasi berbahaya (lereng gunung api, sekitar tanggul sungai, di daerah labil, dll).

Kemiskinan • Pertambahan penduduk yang pesat

Perpindahan penduduk desa ke kota • Perubahan budaya

Kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan • Kurangnya informasi dan kesadaran

Penanggulangan bencana

Penanggulangan Bencana adalah serangkaian kegiatan baik sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana. Secara umum kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan bencana adalah sebagai berikut: pencegahan, pengurangan dampak bahaya, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan (rehabilitasi dan rekonstruksi), dan pembangunan berkelanjutan yang mengurangi risiko bencana.

Berikut adalah gambar siklus penanggulangan bencana secara umum

Masing-masing kegiatan di atas dapat diterangkan dengan singkat sebagai berikut

Rencana Operasional

Tanggap Darurat

Pemulihan:

Rehabilitasi

Rekonstruksi

Pembangunan Kembali

Kesiapsiagaan:

Peringatan Dini

Rencana Siaga

Mitigasi

Pencegahan

K e S i a P S i ag a a n Ta n g g a P D a r U r aT

Pencegahan & MiTigaSi Pa S c a D a r U r aT

Kajian Darurat

PengkajianKoordinasi

Manajemen InformasiMobilisasi Sumber

Keterkaitan Lokal-Nasional-Internasional

Kerjasama Pemerintah-Militer-Masyarakat-Swasta-

Akademisi

pendahuluan

8

Pencegahan

Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi

ancaman. Contoh tindakan pencegahan:

Pembuatan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan di suatu wilayah

Melarang atau menghentikan penebangan hutan

Menanam tanaman bahan pangan pokok alternatif

Menanam pepohonan di lereng gunung

Mitigasi atau pengurangan

Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko. Kegiatan mitigasi

dapat dibagi menjadi dua, yaitu fisik dan nonfisik. Contoh tindakan mitigasi atau peredaman dampak ancaman:

Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir; pembangunan tanggul sungai dan lainnya

Penetapan dan pelaksanaan peraturan, sanksi; pemberian penghargaan mengenai penggunaan lahan, tempat membangun rumah, aturan bangunan

Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan, penyusunan kurikulum pendidikan penanggulangan bencana

Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai persiapan yang

lebih baik untuk menghadapi bencana. Contoh tindakan kesiapsiagaan:

Pembuatan sistem peringatan dini

Membuat sistem pemantauan ancaman

Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman

Pembuatan rencana evakuasi

Membuat tempat dan sarana evakuasi

Penyusunan rencana darurat, rencana siaga

Pelatihan, gladi dan simulasi atau ujicoba

Memasang rambu evakuasi dan peringatan dini

pendahuluan

9

Tanggap darurat

Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana terjadi untuk mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda.

Contoh tindakan tanggap darurat:

Evakuasi

Pencarian dan penyelamatan

Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan

Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan, sandang, papan, kesehatan, konseling

Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan air untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat

Pemulihan

Pemulihan adalah upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi hidup dan kehidupan masyarakat seperti semula atau lebih baik dibanding sebelum bencana terjadi melalui kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi. Contoh tindakan pemulihan: Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan kebijakan dan pembaharuan struktur penanggulangan bencana di pemerintahan.

Pembangunan berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor risiko bencana sehingga masyarakat akan mampu mencegah, mengurangi, menghindari ancaman atau bahaya dan memulihkan diri dari dampak

bencana. Contoh tindakan pembangunan berkelanjutan: membangun prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan

rencana tata ruang wilayah, sistem pemerintahan dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.

pendahuluan

10

Penanggulangan bencana berbasis masyarakat

Penanggulangan bencana berbasis masyarakat adalah upaya yang dilakukan oleh anggota

masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan

sumber daya yang mereka miliki semaksimal mungkin untuk mencegah, mengurangi, menghindari

dan memulihkan diri dari dampak bencana.

Beberapa alasan pentingnya penanggulangan bencana berbasis masyarakat

Penanggulangan bencana adalah tanggungjawab semua pihak, bukan pemerintah saja.

Setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan atas martabat, keselamatan dan

keamanan dari bencana.

Masyarakat adalah pihak pertama yang langsung berhadapan dengan ancaman dan bencana.

Karena itu kesiapan masyarakat menentukan besar kecilnya dampak bencana di masyarakat.

Masyarakat yang terkena bencana adalah pelaku aktif untuk membangun kembali kehidupannya.

Masyarakat meskipun terkena bencana mempunyai kemampuan yang bisa dipakai dan

dibangun untuk pemulihan melalui keterlibatan aktif.

Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan

kemampuan diri dalam menangani bencana.

Masyarakat yang menghadapi bencana adalah korban yang harus siap menghadapi kondisi

akibat bencana.

Oleh karena itu buku panduan ini disusun sedemikian rupa untuk membantu masyarakat dalam

membuat perencanaan untuk persiapan sebelum bencana, penanggulangan pada saat terjadi

bencana dan pemulihan setelah bencana. Dengan bantuan buku pedoman ini, seluruh anggota

masyarakat diharapkan bisa bekerjasama untuk membuat

perencanaan yang tepat dan bermanfaat.

Peran masyarakat dalam

penanggulangan bencana

Pada saat kritis, masyarakat

setempatlah yang mengatasi

dampak bencana pada keluarga dan

tetangga dengan menggunakan

kemampuan yang mereka miliki.

Dalam tahap pemulihan yang

seringkali membutuhkan waktu

panjang dan sumber daya yang banyak,

masyarakat memerlukan dukungan karena

sumber daya mereka menipis atau habis.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

pendahuluan

11

Umumnya yang terjadi adalah pemerintah atau lembaga bantuan dari luar hanya memusatkan perhatian

pada upaya tanggap darurat melalui konsultasi yang minim sekali dengan masyarakat setempat dan

seringkali masyarakat hanya menjadi obyek proyek bantuan darurat. Pada tahap pemulihan, kegiatan

pemerintah dan lembaga bantuan sangat terbatas, apalagi pada tahap sebelum bencana.

Melihat kedua hal di atas, maka penting bagi masyarakat untuk menyiapkan diri dengan cara

mengurangi ancaman, melakukan kegiatan pengurangan dampak ancaman, kesiapsiagaan, dan

meningkatkan kemampuan dalam penanganan bencana. Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan

baik apabila masyarakat mengorganisir diri membentuk Kelompok Masyarakat Penanggulangan

Bencana (KMPB). Lihat dalam Modul A – Sebelum Bencana.

Peranan dan kebutuhan khusus laki-laki, perempuan dan kelompok rentan dalam penanggulangan bencana

Kemampuan dan pengetahuan perempuan maupun laki-laki berperan penting dalam proses

pengambilan keputusan penanggulangan bencana. Masing-masing mempunyai kekuatan dan

kelemahan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda sesuai dengan budaya. Laki-laki maupun

perempuan sangat penting terlibat dalam Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana

(KMPB) di masyarakat. Contohnya, perempuan mempunyai banyak pengalaman dan praktik dalam

mengelola hal-hal yang terkait dengan pemeliharaan dasar kehidupan. Keterampilan seperti ini

sangat dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan kesiapsiagaan masyarakat, tindakan tanggap

darurat dan pemulihan. Laki-laki mungkin lebih mempunyai pengetahuan tentang lahan dan wilayah;

dan keterampilan ini berguna untuk pemetaan dalam tahap kesiapsiagaan sebelum bencana dan

pencarian serta penyelamatan dalam tanggap darurat dan pemulihan.

Karena masing-masing kelompok dalam masyarakat mempunyai kebutuhan yang berbeda maka

penting untuk diperhatikan pada setiap tahap bencana. Kebutuhan khusus dan kemampuan

kelompok rentan lainnya dalam masyarakat juga harus

dipertimbangkan. Yang termasuk dalam kelompok rentan

adalah bayi, anak dibawah usia 5 tahun, anak, orang

lanjut usia, perempuan hamil dan menyusui, orang

dengan kendala gerak dan indera (cacat), orang yang

hidup dengan HIV/AIDS dan kelompok minoritas.

Sangat penting untuk memastikan orang-orang

ini dipertimbangkan dalam Penanggulangan

Bencana bukan saja karena kebutuhan mereka

harus terpenuhi, tetapi juga karena kemungkinan

kontribusi bantuan berharga dari mereka.

Dibutuhkan banyak macam keahlian untuk

menjalankan tugas penanggulangan bencana

dalam KMPB. Berdasarkan kenyataan itu, pentingnya

peranan laki-laki, perempuan dan semua anggota

kelompok masyarakat harus dipahami dengan jelas.

pendahuluan

12

Catatan

pendahuluan

13

Tentang Ancaman

Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Y a y a s a n I D E P - w w w . i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m

pendahuluan

14

Catatan

pendahuluan

15

Tentang ancaman

Gempa bumi

Penyebab

Gempa bumi terjadi karena gesekan antar lempeng-lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Pergesekan ini mengeluarkan energi yang luar biasa besar dan menimbulkan goncangan di permukaan. Indonesia sangat rawan gempa karena secara geografis berada dekat dengan lempeng-lempeng yang aktif dan saling berhubungan satu sama lain, serta karena adanya gunung-gunung api yang juga aktif.

Dampak

Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan sarana seperti bangunan, jembatan dan jalan-jalan yang besar dan luas. Gempa juga dapat diikuti bencana alam berbahaya seperti tanah longsor dan tsunami (silakan baca bagian tanah longsor dan tsunami pada buku ini). Korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa bagian-bagian bangunan roboh atau obyek berat lain seperti pohon dan tiang listrik. Orang sering terperangkap dalam bangunan runtuh.

Gempa bumi sering diikuti oleh

gempa susulan dalam beberapa menit, jam, hari atau bahkan minggu setelah gempa yang pertama, walaupun sering tidak

sekuat yang pertama. Ancaman

gempa susulan adalah runtuhnya

bangunan yang telah goyah dan rusak

akibat gempa pertama.

Gempa bumi

Tsunami

Tanah longsor

Gunung api

Badai dan angin topan

Banjir

Konflik sosial

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Seranggan teroris

Kekeringan

Kerawanan pangan

Kebakaran perkotaan

Kebakaran hutan

Wabah penyakit

8.

9.

10.

11.

12.

13.

pendahuluan

16

Tindakan kesiapsiagaan

Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.

Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga

Sederhana - Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian saja yang mudah dilaksanakan.

Tentukan jalan melarikan diri - Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.

Tentukan tempat bertemu - Dalam keadaan anggota keluarga terpencar, misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat tersebut.

Prinsip rencana siaga untuk sekolah

Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah perlu diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah perlu sering dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa, misalnya sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun.

Menyiapkan rumah tahan gempa

Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung

Periksa apakah pondasi rumah Anda kokoh

Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang lentur

Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel mati pada tembok

Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan dapat dikunci

Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk

Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor

Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan pondasi rumah, dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan struktur

pendahuluan

17

Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas

Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak

Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa

Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas

Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempat tidur Anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa

Tindakan saat terjadi gempa bumi

Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan, misalnya di bawah meja yang kuat. Hindari jendela dan bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan

Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan aman untuk bergerak

Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian bangunan

Jika malam hari dan Anda di tempat tidur, jangan lari keluar. Cari tempat yang aman di bawah tempat tidur atau meja yang kuat dan tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat aman, terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan

Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan gempa susulan

Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya

Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik

Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh, waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa

Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

pendahuluan

18

Tindakan setelah gempa bumi berlangsung

Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal

Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius karena justru bisa memperparah luka.

Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa

Api atau ancaman kebakaran

Kebocoran gas - tutup saluran gas jika diduga bocor dari adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya

Kerusakan saluran listrik - matikan meteran listrik

Kerusakan kabel listrik - menjauhlah dari kabel listrik sekalipun meteran telah dimatikan

Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat Anda membukanya)

Periksa pesawat telepon - pastikan telepon pada tempatnya

3. Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu yang kuat dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.

4. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah anggota keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan darurat.

5. Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.

6. Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan aman.

Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas atau obor

Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa

Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan relawan di daerah Anda

Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat

1.

2.

pendahuluan

19

Tsunami

Penyebab

Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut. Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti “gelombang pelabuhan” karena bencana ini hanya terjadi di wilayah pesisir.

Kapan tsunami terjadi?

Tsunami bisa terjadi kapan saja, pada saat musim hujan ataupun musim kemarau baik siang maupun malam hari. Tanda peringatan akan terjadinya bencana tsunami bisa dilihat di bawah ini.

Dampak

Banjir dan gelombang pasang yang tinggi

Kerusakan pada sarana dan prasarana di sekitar kawasan pesisir

Pencemaran sumber-sumber air bersih

Tindakan kesiapsiagaan

Mengenali gejala yang mungkin terjadi

Biasanya diawali gempa bumi yang sangat kuat, biasanya lebih dari 6 skala richter, berlokasi di bawah laut. Anda dapat merasakan gempa tersebut jika berada dekat dengan pusat gempa. Namun tsunami bisa tetap terjadi meskipun Anda tidak merasakan goncangan

Bila Anda menyaksikan permukaan laut turun secara tiba-tiba, waspadalah karena itu tanda gelombang raksasa akan datang (merupakan tanda peringatan datangnya tsunami)

Hembusan angin berbau air laut yang keras

Tsunami adalah rangkaian gelombang. Bukan gelombang pertama yang besar dan mengancam, tetapi beberapa saat setelah gelombang pertama akan menyusul gelombang yang jauh lebih besar

Bila Anda melihat laut menjadi berwarna gelap atau mendengar suara gemuruh lebih keras dari biasanya, itu dapat berarti gelombang tsunami sedang mendekat

Saat mengetahui ada gejala akan terjadi tsunami, segera sampaikan pada semua orang, khususnya aparat pemerintah setempat sehingga mereka dapat memberikan tanda peringatan untuk mengungsi. Segera lakukan pengungsian, karena tsunami bisa terjadi dengan cepat hingga waktu untuk mengungsi sangat terbatas. Mengungsi ke daerah yang tinggi dan sejauh mungkin dari pantai, mengikuti tanda evakuasi, melalui jalur evakuasi ke tempat evakuasi. Ikuti perkembangan terjadinya bencana melalui media atau sumber yang bisa dipercaya.

pendahuluan

20

Mengurangi dampak dari tsunami

Hindari bertempat tinggal di daerah tepi pantai yang landai kurang dari 10 meter dari permukaan laut. Berdasarkan penelitian, daerah ini merupakan daerah yang mengalami kerusakan terparah akibat bencana Tsunami, badai dan angin ribut

Disarankan untuk menanam tanaman yang mampu menahan gelombang seperti bakau, palem, ketapang, waru, beringin atau jenis lainnya

Ikuti tata guna lahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat

Buat bangunan bertingkat dengan ruang aman di bagian atas

Bagian dinding yang lebar usahakan tidak sejajar dengan garis pantai

Tindakan saat tsunami berlangsungPrinsip-prinsip cara penyelamatan diri

Bila sedang berada di pantai atau dekat laut dan merasakan bumi bergetar, segera berlari ke tempat yang tinggi dan jauh dari pantai. Naik ke lantai yang lebih tinggi, atap rumah atau memanjat pohon. Tidak perlu menunggu peringatan Tsunami

Tsunami dapat muncul melalui sungai dekat laut, jadi jangan berada di sekitarnya

Selamatkan diri anda, bukan barang anda

Jangan hiraukan kerusakan di sekitar, teruslah berlari

Jika terseret tsunami, carilah benda terapung yang dapat digunakan sebagai rakit

Saling tolong-menolong, ajaklah tetangga tinggal di rumah anda, bila rumah Anda selamat! Utamakan anak-anak, wanita hamil, orang jompo dan orang cacat

Selamatkan diri melalui jalur evakuasi tsunami ke tempat evakuasi yang sudah disepakati bersama

Tetaplah bertahan di daerah ketinggian sampai ada pemberitahuan resmi dari pihak berwenang tentang keadaan aman

Jika anda berpegangan pada pohon saat gelombang tsunami berlangsung jangan membelakangi arah laut supaya terhindar dari benturan benda benda yang dibawa oleh gelombang. Anda dapat membalikan badan saat gelombang berbalik arah kembali ke laut

Tetap berpegangan kuat hingga gelombang benar-benar reda

Tindakan setelah tsunami berlaluHindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan laporkan jika menemukan kerusakan kepada PLN

Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman

Jauhi reruntuhan bangunan

Laporkan diri ke lembaga pemerintah, lembaga adat atau lembaga keagamaan!

Upayakan penampungan sendiri kalau memungkinkan. Ajaklah sesama warga untuk melakukan kegiatan yang positif. Misalnya mengubur jenazah, mengumpulkan benda-benda yang dapat digunakan kembali, sembahyang bersama, dan lain sebagainya. Tindakan ini akan dapat menolong kita untuk segera bangkit, dan membangun kembali kehidupan

Bila diperlukan, carilah bantuan dan bekerjasama dengan sesama serta lembaga pemerintah, adat, keagaamaan atau lembaga swadaya masyarakat

Ceritakan tentang bencana ini kepada keluarga, anak, dan teman Anda untuk memberikan pengetahuan yang jelas dan tepat. Ceritakan juga apa yang harus dilakukan bila ada tanda-tanda tsunami akan datang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

pendahuluan

21

Tanah longsor

Penyebab

Pengertian tanah longsor adalah runtuhnya tanah secara tiba-tiba atau pergerakan tanah atau bebatuan dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umumnya terjadi di daerah terjal yang tidak stabil. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya bencana ini adalah lereng yang gundul serta kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh. Hujan deras adalah pemicu utama terjadinya tanah longsor. Tetapi tanah longsor dapat juga disebabkan oleh gempa atau aktifitas gunung api. Ulah manusia pun bisa menjadi penyebab tanah longsor seperti penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak terkendali.

Gejala umum

Muncul retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebingMuncul air secara tiba-tiba dari permukaan tanah di lokasi baruAir sumur di sekitar lereng menjadi keruhTebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan

Wilayah-wilayah yang rawan akan tanah longsor

Pernah terjadi bencana tanah longsor di wilayah tersebut

Berada pada daerah yang terjal dan gundul

Merupakan daerah aliran air hujan

Tanah tebal atau sangat gembur pada lereng yang menerima curah hujan tinggi

Dampak

Tanah dan material lainya yang berada di lereng dapat runtuh dan mengubur manusia, binatang, rumah, kebun, jalan dan semua yang berada di jalur longsornya tanah. Kecepatan luncuran tanah longsor, terutama pada posisi yang terjal, bisa mencapai 75 kilometer per jam. Sulit untuk menyelamatkan diri dari tanah longsor tanpa pertolongan dari luar.

Tindakan kesiapsiagaan

Tidak menebang atau merusak hutan

Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat, seperti nimba, bambu, akar wangi, lamtoro, dsb., pada lereng-lereng yang gundul

Membuat saluran air hujan

Membangun dinding penahan di lereng-lereng yang terjal

Memeriksa keadaan tanah secara berkala

Mengukur tingkat kederasan hujan

Tindakan saat terjadi tanah longsor

Segera keluar dari daerah longsoran atau aliran reruntuhan/puing ke area yang lebih stabil

Bila melarikan diri tidak memungkinkan, lingkarkan tubuh anda seperti bola dengan kuat dan lindungi kepala Anda. Posisi ini akan memberikan perlindungan terbaik untuk badan Anda

1.2.3.4.

pendahuluan

22

Tindakan setelah terjadi tanah longsor

Hindari daerah longsoran, dimana longsor susulan dapat terjadi

Periksa korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki daerah longsoran

Bantu arahkan SAR ke lokasi longsor

Bantu tetangga yang memerlukan bantuan khususnya anak-anak, orang tua dan orang cacat

Dengarkan siaran radio lokal atau televisi untuk informasi keadaan terkini

Waspada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor

Laporkan kerusakan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang berwenang

Periksa kerusakan pondasi rumah dan tanah disekitar terjadinya longsor

Tanami kembali daerah bekas longsor atau daerah di sekitarnya untuk menghindari erosi yang telah merusak lapisan atas tanah yang dapat menyebabkan banjir bandang

Mintalah nasihat untuk mengevaluasi ancaman dan teknik untuk mengurangi risiko tanah longsor

Cara-cara menghindari korban jiwa dan harta akibat tanah longsorMembangun permukiman jauh dari daerah yang rawan

Bertanya pada pihak yang mengerti sebelum membangun

Membuat peta ancaman - untuk keterangan lebih lanjut lihat bagian A.3 Memperkirakan risiko bencana

Melakukan deteksi dini

Gunung api

Penyebab

Gunung api meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia.

Dampak

Hasil gunung api

Gas vulkanik

Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lahar

Tanah longsor

Gempa bumi

Abu letusan

Awan panas (Piroklastik)

pendahuluan

23

Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api. Gas-gas yang dikeluarkan antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia.

Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung api. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.

Awan panas adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turun dan akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.

Dampak abu letusan

Permasalahan pernapasan

Kesulitan penglihatan

Pencemaran sumber air bersih

Badai listrik

Gangguan kerja mesin dan kendaraan bermotor

Kerusakan atap

Kerusakan ladang dan lingkungan sekitar

Kerusakan infrastruktur seperti jalan dan bandar udara

pendahuluan

24

Tindakan kesiapsiagaan

Persiapan dalam menghadapi letusan gunung api Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-ancamannya

Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman

Membuat sistem peringatan dini

Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api

Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang

Membuat perencanaan penanganan bencana

Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan

Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting

Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi

Tindakan saat terjadi letusan gunung api

Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api

Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar

Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan

Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas

Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan

Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya

pendahuluan

25

Melindungi mata dari debu - bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata

Jangan memakai lensa kontak

Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung

Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan

Tindakan setelah terjadi letusan gunung api

Yang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api

Jauhi wilayah yang terkena hujan abu

Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan

Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian

Badai dan angin topan

Penyebab

Angin Topan atau badai besar adalah angin kencang dengan kecepatan 120 km per jam atau lebih. Angin Topan bisa mempunyai kekuatan hembusan angin sampai 200 km per jam yang dibarengi oleh hujan yang sangat lebat sehingga menyebabkan badai di daerah pesisir dan gelombang besar yang sangat kuat di laut. Di pusat badai, mata angin ribut yang bertekanan rendah membentuk kubah air yang tinggi. Ketika seluruh badai bergerak ke daratan, ia mendorong kubah air, sehingga menyebabkan banjir di daratan.

Tanda-tanda terjadinya angin ributPenurunan suhu dan tekanan udara yang drastis dan tiba-tiba

Terlihat gumpalan awan gelap, besar dan tinggi

Petir dan guruh terlihat dari jauh

Terdengar suara gemuruh/guntur dari kejauhan

Peringatan dari BMG yang disampaikan melalui media televisi, radio atau surat kabar

Dampak

Kekuatan angin dan hujan bisa

Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan

Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil

Merusak jaringan listrik

Menyebabkan erosi di daerah pesisir

Menyebabkan banjir

Membahayakan keselamatan

pendahuluan

26

Tindakan kesiapsiagaan

Masyarakat yang hidup di daerah pesisir dan rawan akan bencana ini, bisa melakukan beberapa tindakan persiapan menghadapi badai dan angin topan dengan:

Menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian - mengetahui risiko dan cara mengungsi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakan persiapan dan pencegahan ini

Melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur evakuasi - akan mempercepat dan memudahkan proses pengungsian apabila diperlukan nanti

Menguatkan atap rumah dengan mengikat atap dengan baik

Mengembangkan rencana tindakanKapan harus bersiap untuk menghadapi badai dan angin topan?

Apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?

Apakah jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?

Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan - Pada saat peringatan akan adanya badai, setiap keluarga perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin atau lampu senter dengan persediaan baterainya, dan makanan paling sedikit untuk tiga hari

Pencegahan di rumah-rumah - Menutup jendela-jendela dan pintu-pintu kaca dengan papan. Berdasarkan penelitian tentang angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa bertahan apabila tidak ada angin yang masuk

Persediaan penerangan dan makanan - Dalam bencana badai dan angin topan jaringan listrik sering terganggu atau rusak sama sekali. Karena tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan dengan cepat, maka perlu persediaan lilin atau lampu senter dengan cadangan baterai di dalam rumah. Persediaan makanan bagi setiap anggota keluarga untuk minimal tiga hari adalah suatu keharusan

Mendengarkan radio untuk informasi darurat - BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab untuk penelitian dan peringatan akan ancaman. Biasanya badan ini menyiarkan peringatan kepada masyarakat melalui radio: bisa dengan radio komunikasi atau dengan radio komunitas

Tindakan saat terjadi badai dan angin topan

Tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap bersiap untuk mengungsi.

Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah maka

Semua persediaan sudah disiapkan

Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah

Matikan semua sumber api, aliran listrik dan peralatan elektronik

Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi

Hindari banjir - Apabila banjir masuk ke dalam rumah, jika memungkinkan, naik ke tempat yang lebih tinggi. Waspada terhadap ‘pusat’ angin topan. Pusat badai dan angin topan ini biasanya mencapai radius 30 - 50 km dan badainya bisa mencapai radius 600 km. ‘Pusat’ badai dapat membawa air yang menyebabkan terjadi banjir di daerah pesisir. Pada saat ‘pusat’ badai ini lewat, keadaan biasanya lebih tenang dan tidak berawan, namun ini bukan berarti badai telah berlalu. Tetap tinggal di dalam rumah hingga badai benar-benar berlalu (bisa beberapa jam atau hari).

••

pendahuluan

27

Tindakan setelah terjadi badai dan angin topan

Usahakan untuk tidak segera memasuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru terlanda bencana ini. Untuk memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk

Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik sebelum dinyatakan aman. Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelakaan, jalan yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini

Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas segera matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran dengan mencabut sekring. Ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar paham tentang listrik

Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi sangat sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan

Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi

Banjir

Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupun ekonomi. Sembilan puluh persen

dari kejadian bencana alam (tidak termasuk bencana kekeringan) berhubungan dengan banjir. Jenis

banjir yang sering terjadi: bandang atau kiriman dan pasang-surut.

Penyebab

Hujan - dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya curah hujan selama berhari-hari

Erosi tanah - menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir deras di atas permukaan tanah tanpa terjadi resapan

Buruknya penanganan sampah - yang menyumbat saluran-saluran air sehingga tubuh air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya

Pembangunan tempat permukiman - dimana tanah kosong diubah menjadi jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air hujan. Pembangunan tempat permukiman bisa menyebabkan meningkatnya risiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya mempunyai daya serap air tinggi. Masalah ini sering terjadi di kota-kota besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik. Peraturan pembuatan sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi pelaksanaannya

Bendungan dan saluran air yang rusak - walaupun tidak sering terjadi, namun bisa menyebabkan banjir terutama pada saat hujan deras yang panjang

Keadaan tanah dan tanaman - tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup semen, paving atau aspal sama sekali tidak menyerap air. Pembabatan hutan juga dapat merupakan penyebab banjir

Di daerah bebatuan - daya serap air sangat kurang sehingga bisa menyebabkan banjir kiriman atau banjir bandang

pendahuluan

28

Dampak

Ancaman wabah penyakit setelah banjir - Pada saat dan sesudah banjir, ada beberapa tempat yang bisa menyebabkan tersebarnya penyakit menular, seperti: tempat pembuangan limbah dan tempat sampah yang terbuka, sistem pengairan yang tercemar dan sistem kebersihan yang tidak baik. Bakteri bisa tersebar melalui air yang digunakan masyarakat, baik air PAM maupun air sumur yang telah tercemar oleh air banjir. Air banjir membawa banyak bakteri, virus, parasit dan bibit penyakit lainnya, termasuk juga unsur-unsur kimia yang berbahaya.

Penyakit Diare - diare mempunyai masa pertumbuhan antara 1 - 7 hari. Ikuti petunjuk-petunjuk kebersihan di bawah ini untuk menghindari risiko terjangkit diare. Orang yang terjangkit penyakit ini harus mendapatkan perawatan khusus karena apabila dibiarkan terlalu lama bisa terancam, khususnya pada orang tua dan anak-anak.

Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk - banjir bisa meningkatkan perkembangbiakan nyamuk secara luas. Bibit-bibit penyakit yang dibawa oleh serangga ini termasuk Demam Berdarah, Malaria, dll. Untuk mencegah sebuah tempat menjadi sarang nyamuk, kosongkan air yang tergenang dan tutup tempat-tempat air yang terbuka.

Unsur-unsur kimia seperti pestisida, pupuk kimia dan unsur-unsur dengan bahan dasar minyak bisa mencemari sumber air dan membawa risiko.

Tindakan Kesiapsiagaan

Persiapan dalam pencegahan kemungkinan banjir - Untuk menghindari risiko banjir, sebaiknya membuat bangunan di daerah yang aman seperti di dataran yang tinggi dan melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Untuk daerah-daerah yang berisiko banjir, sebaiknya:

Mengerti akan ancaman banjir - termasuk banjir yang pernah terjadi dan mengetahui letak daerah apakah cukup tinggi untuk terhindar dari banjir

Melakukan persiapan untuk mengungsi - dan melakukan latihan pengungsian. Mengetahui jalur evakuasi, jalan yang tergenang air dan yang masih bisa dilewati. Setiap orang harus mengetahui tempat evakuasi, kemana harus pergi apabila terjadi banjir

Mengembangkan program penyuluhan - untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman banjir dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperhitungkan ancaman banjir dalam perkembangan masa depan

Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah - agar tidak dilalui orang pada saat banjir. Adakan perbaikan apabila diperlukan

Mengatur aliran air ke luar daerah - pada daerah permukiman yang berisiko banjir

Menjaga sistem pembuangan limbah dan air kotor - tetap bekerja pada saat terjadi banjir

Memasang tanda ketinggian air - pada saluran air, kanal, kali atau sungai yang dapat dijadikan petunjuk pada ketinggian berapa akan terjadi banjir atau petunjuk kedalaman genangan air

Tindakan di rumah-rumah

Simpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi, kedap air dan amanNaikkan panel-panel dan alat-alat listrik ke tempat yang lebih tinggi, sekurang-kurangnya 30 cm di atas garis ketinggian banjir maksimumPada saat banjir, tutup kran saluran air utama yang mengalir ke dalam rumah, dan matikan listrik dari meterannyaPindahkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi

••

pendahuluan

29

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir

Buat sumur resapan bila memungkinkan

Tanam lebih banyak pohon besar

Membentuk Kelompok Masyarakat Pengendali Banjir

Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir

Membangun sistem peringatan dini banjir

Menjaga kebersihan saluran air dan limbah

Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan

Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan lokasi evakuasi

Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air

Tindakan saat terjadi banjir

Segera menyelamatkan diri ke tempat yang aman

Jika memungkinkan ajaklah anggota keluarga atau kerabat atau orang di sekitar Anda untuk menyelamatkan diri

Selamatkan barang-barang berharga sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir

Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya

Tindakan setelah terjadi banjir

Mencegah tersebarnya penyakit di daerah banjirAir untuk minum dan memasakDi saat dan sesudah terjadinya banjir, penting untuk memperhatikan kebersihan air yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mencuci, dsb. Jangan menggunakan air yang telah tercemar

Rebus atau proses air sebelum digunakan. Merebus air bisa membunuh bakteri dan parasit. Rebus dan biarkan air mendidih sekurang-kurangnya 7 menit. Hanya minum air yang sudah direbus, bukan air mentah

Gosok gigi atau buat es dari air bersih yang sudah direbus

Air juga bisa diolah dengan klorin atau yodium atau dengan mencampur 4 tetes klorin pemutih pakaian tanpa pewangi (5.25% sodium hypochlorite) dalam 2 liter air. Campur dengan baik dan biarkan, kalau bisa di bawah sinar matahari, selama 30 menit. Cara ini cukup baik untuk mengolah air tapi tidak bisa membunuh semua kuman atau parasit. Jika menggunakan yodium, campurkan 11 tetes yodium (2%) ke dalam 2 liter air. Jika menggunakan tablet pemurni air, ikuti instruksi penggunaannya. Jumlah klorin dan yodium harus digandakan jika air sangat kotor dan keruh

pendahuluan

30

Hal-hal penting tentang sanitasi dan kebersihan

Air banjir bisa mengandung kotoran dari limbah air kotor dan limbah industri. Walaupun kontak dengan kulit tidak membahayakan, namun mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar air banjir bisa

berisiko bagi kesehatan masyarakat. Pada saat bencana, sangat penting

untuk menerapkan langkah-langkah dasar kebersihan ini. Selalu mencuci

tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih:Sebelum memasak atau makan

Setelah buang air

Setelah melakukan pembersihan

Setelah menangani apa saja yang telah tercemar air banjir

Jangan biarkan anak-anak bermain di air banjir. Seringlah mencuci tangan mereka, terutama sebelum makan.

Pembersihan di rumah setelah banjir

Setelah menentukan suatu daerah aman dari banjir, semua permukaan harus dibersihkan dan diberi obat pembasmi kuman untuk mencegah tumbuhnya jamur dan lumut. Jika memungkinkan, pakai sepatu karet dan sarung tangan selama melakukan proses pembersihan ini.

Dinding, lantai dan permukaan lain harus dibersihkan dengan air sabun dan diberi obat pembasmi kuman dengan campuran 1 cangkir cairan pemutih per 2 liter air

Perhatian khusus diberikan pada tempat-tempat bermain anak-anak dan tempat-tempat makanan seperti dapur, meja makan, lemari makanan, kulkas, dll.

Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan, seperti kasur, kursi-kursi dengan jok, dll, keringkan di luar rumah di bawah panas matahari dan kemudian diberi obat pembasmi kuman. Barang-barang yang tidak bisa dibersihkan sebaiknya dibuang saja

Perlu diingat bahwa bibit-bibit penyakit seperti bakteri dan jamur masih bisa tumbuh dan berkembang lama setelah tindakan pembersihan selesai. Oleh sebab itu, disarankan pada masyarakat yang daerahnya telah dilanda banjir untuk mengadakan tindakan pembersihan berulang kali.

Beberapa tindakan untuk menjaga kebersihan

Buatlah pagar untuk mengelilingi tempat air bersih supaya binatang tidak masuk

Bakarlah sampah yang dapat dibakar. Sampah yang tidak dapat dibakar sebaiknya ditanam dalam lubang khusus. Jarak lubang sampah paling tidak 20 meter dari permukiman dan 500 meter dari sumber air bersih

Buanglah barang-barang yang sudah kotor terkena air banjir

Jangan buang air besar maupun air kecil di dekat tempat air bersih ataupun rumah permukiman

Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersihSebelum memasak atau makan

Setelah buang air

Setelah melakukan pembersihan

Setelah memegang apa saja yang telah tercemar air banjir

Informasi lebih lanjut tentang sanitasi dan kebersihan dapat dilihat pada lampiran tambahan.

••

pendahuluan

31

Konflik sosial

Konflik adalah pertentangan fisik antara dua pihak atau lebih yang menyebabkan hilangnya hak kelompok masyarakat, timbulnya rasa takut, terancamnya keamanan dan ketentraman, terganggunya keselamatan atau martabat, hilangnya aset dan terganggunya keseimbangan kehidupan masyarakat. Konflik sosial adalah salah satu bagian dari dampak perbedaan kepentingan yang tidak ditangani dengan baik dalam kehidupan masyarakat. Apabila diikuti dengan tindakan kekerasan bisa mengakibatkan bencana bagi masyarakat. Dampak utama dari konflik sosial adalah trauma berkepanjangan pada masyarakat terutama anak-anak. Secara sederhana kekerasan bisa diartikan sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan fisik, mental, lingkungan atau melanggar hak azasi manusia.

Tahap konflik

Sebelum memasuki bagian dari pencegahan konflik, sebaiknya mengerti tentang beberapa tahap dalam konflik sosial, seperti di bawah ini:

1. Sebelum konflik - Periode dimana rasa ketidaksesuaian antara dua pihak atau lebih yang memicu munculnya konflik. Mungkin salah satu pihak telah mengetahui adanya persoalan tetapi karena ingin menghindari bentrokan akhirnya tidak diselesaikan. Atau kedua belah pihak memang sengaja atau tidak sengaja meredam perasaan masing-masing (konflik laten).

2. Konfrontasi - Pada tahap ini konflik mulai terbuka. Pihak-pihak yang mempunyai masalah dan pendukungnya mulai melakukan aksi saling menantang. Masing-masing pihak mungkin telah mengumpulkan kekuatan dan mungkin telah mencari sekutu dengan harapan bisa memenangkan konfrontasi. Keadaan menjadi sangat tegang, masing-masing pihak siap untuk berkonfrontasi.

3. Krisis - Ini merupakan puncak konflik, ketika tindakan kekerasan antara kedua pihak terjadi. Dalam konflik yang berskala besar bisa seperti perang yang akhirnya memakan korban. Sangat sulit untuk mengadakan perundingan pada tahap ini. Komunikasi antara pihak-pihak yang berselisih mungkin terputus. Pernyataan-pernyataan yang keluar cenderung saling menuduh dan menentang.4. Pasca Krisis - Setelah puncak konflik berlalu, situasi membaik dan ketegangan berkurang. Pihak yang terlibat konflik telah berdamai. Namun seringkali masalah utama belum selesai hingga ada kemungkinan krisis muncul kembali. Satu pihak mungkin menaklukan pihak lainnya, atau melakukan gencata senjata (jika perang). Turun tangannya pihak berwenang mungkin dapat menurunkan tingkat ketegangan dan menghentikan pertikaian.5. Pemulihan dan Pembangunan Kembali - Setelah perselisihan konflik diselesaikan dan tidak ada lagi potensi konflik yang muncul, maka saatnya untuk membangun kembali hubungan diantara pihak yang terlibat. Fokuskan pada upaya interaksi positif dan membangun kerjasama jangka panjang.

Bentuk konflik sosial dengan kekerasanPerkelahian antar perseorangan, kelompok dan masyarakat

Pembantaian oleh satu masyarakat pada masyarakat lainnya

Perusakan bangunan fisik secara sengaja

Penyebab Ketidakseimbangan atau ketidakadilan dalam hal ekonomi, politik, sosial, hukum, budaya dan agama

Perebutan kepentingan sumber daya alam

Kecemburuan perseorangan atau kelompok

Ketersinggungan perseorangan atau kelompok

Lemahnya penegakan hukum

pendahuluan

32

DampakKorban jiwa, luka-luka • Bangunan rusak

Hancurnya sarana umum • Trauma sosial

Kesulitan ekonomi

Hancurnya kepercayaan dan kerjasama antar kelompok

Pemisahan masyarakat berdasarkan SARA (Suku-Agama-Ras-Antar golongan)

Satu pihak akan mungkin menaklukkan pihak lainnya atau mungkin melakukan gencatan senjata (jika perang tejadi). Satu pihak mungkin akan menyerah atas desakan pihak lain. Kedua belah pihak mungkin akan setuju untuk berunding, dengan atau tanpa bantuan perantara. Turun tangannya pihak yang berwenang mungkin memaksa kedua pihak untuk menghentikan pertikaian. Apapun keadaannya, tingkat ketegangan mulai menurun dengan kemungkinan adanya penyelesaian.

Tindakan kesiapsiagaanMemahami dan menghargai pendapat orang lain, memahami permasalahan dan mencari jalan keluarnya

Membina komunikasi yang baik dan terbuka, membentuk forum antar agama, politik dan adat

Memperkuat rasa persatuan dan menegakkan hukum

Mengadakan kegiatan sosial bersama seperti pertandingan olahraga, pasar malam, dsb.

Tindakan saat terjadi konflik

Jangan mudah percaya pada isu atau gosip yang tidak jelas sumbernya

Mintalah keterangan yang pasti dari pihak yang berwenang

Hindari kerumunan orang yang tidak jelas maksud dan tujuannya

Kerumunan massal biasanya sangat mudah dihasut untuk membuat kerusuhan

Jangan membalas kekerasan dengan kekerasan, serahkan kepada pihak yang berwajib untuk menyelesaikannya, minta bantuan pihak lain sebagai penengah dalam perundingan

Jika merasa terancam, segera minta bantuan pada pihak Kepolisian

Catatan: Pelaku atau korban dari kerusuhan kebanyakan adalah orang yang hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui penyebab terjadinya. Mengapa harus menjadi korban sia-sia?

Tindakan setelah konflik terjadiMelalui perundingan biasanya situasi bisa diredam dan

kemungkinan hubungan bisa menjadi normal kembali. Namun, jika masalah yang menjadi penyebab tidak diselesaikan

dengan baik, konflik akan tetap ada. Catatan: Konflik besar kemungkinan berasal dari masalah kecil yang tidak terselesaikan. Selesaikan langsung masalah yang timbul dengan berunding sebelum masalahnya menjadi lebih besar.

Langkah-langkah penyelesaianPada intinya penyelesaian konflik merupakan tanggungjawab dan kerjasama antar seluruh pihak yang terkait yaitu

masyarakat, organisasi dan pemerintah. Untuk itu perlu dilakukan beberapa langkah penyelesaian dengan menentukan

langkah yang akan diambil dan pihak yang melaksanakan.

pendahuluan

33

Seranggan teroris

Seranggan teroris dikategorikan sebagai bencana karena peristiwa ini bisa menimbulkan banyak korban baik harta maupun jiwa. Tujuan seranggan teroris adalah untuk menyebarkan ketakutan pada masyarakat agar tuntutannya dipenuhi. Bentuknya bermacam-macam, namun yang sering dilakukan adalah seranggan bom. Jenis seranggan lainnya seperti seranggan gas beracun yang terjadi di Jepang atau sabotase sarana penting seperti sarana air bersih, listrik dan lainnya.

PenyebabSeranggan teroris dapat dilatarbelakangi berbagai alasan misalnya ketika orang atau kelompok tertentu merasa tertekan dan dikucilkan. Namun cara penyampaian pesannya berupa seranggan berbentuk kekerasan, penculikan atau sabotase.

Sasaran seranggan teroris - Teroris menyerang lokasi-lokasi strategis

Kantor pemerintahan • Industri pentingSarana utama transportasi • Sarana umumTempat keramaian

DampakTerkena serpihan ledakan bom, pecahan kaca • Kebakaran gedung, gas, listrik, dll.Tertimpa reruntuhan bangunan • KeracunanTrauma dan stres berkepanjangan • Panik

Tindakan kesiapsiagaan

Dalam melakukan tindakan kesiapsiagaan ini dibutuhkan kewaspadaan seluruh pihak baik masyarakat, pemerintah maupun perorangan dalam:

Menjaga keamanan lingkungan (siskamling, penjagaan keamanan)

Melaporkan kepada aparat terdekat jika menemukan orang, kelompok orang atau sesuatu yang mencurigakan

Memperketat penjagaan keamanan dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang mencurigakan; memasang palang pada jalan masuk untuk memeriksa kendaraan bermotor di wilayah bangunan penting (kantor, hotel, dll.)

Memasang sistem pencegahan dan pemadam kebakaran pada bangunan penting

Untuk pelayanan darurat dan keamanan

Memasang alat pendeteksi, kaca cermin untuk memantau bagian bawah mobil, dan alat pelacak bahan peledak

Membuat rencana transportasi korban ke rumah sakit

Mempersiapkan pemadam kebakaran

Membangun pusat penerangan dan komunikasi

•••

•••

pendahuluan

34

Kekeringan

Kekeringan adalah ancaman musiman yang terjadi karena berkurangnya atau hilangnya sumber air untuk kebutuhan hidup, pertanian, ekonomi dan lingkungan yang terjadi dalam waktu tertentu dan dapat mempengaruhi atau merugikan masyarakat.

Penyebab

Kekeringan disebabkan oleh berbagai keadaan atau akibat yang pada garis besarnya disebabkan oleh gejala alami dan ulah manusia. Gejala alam yang menyebabkan kekeringan adalah perubahan iklim yang disebut fenomena ‘El Nino’ yang mengubah pola cuaca dan berdampak terhadap berkurangnya air hujan.

Penyebab kekeringan yang disebabkan oleh ulah manusia

Penebangan hutan yang merusak daerah resapan air hujan dan kemampuan tanah menahan air

Sumber air berkurang

Penggunaan tanah yang kurang teratur

Perubahan iklim, seperti efek rumah hijau

Penggunaan air yang berlebihan

Polusi sumber air

Gejala

Gejala kekeringan dikenali dengan jarangnya hujan, berkurangnya air di sungai, turunnya permukaan air di sungai, sumur, danau atau waduk. Di daerah pertanian, kekurangan air ditandai oleh rusaknya tanaman. Kekeringan umumnya dapat diramalkan kejadiannya oleh masyarakat setempat dan juga Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), namun biasanya sudah terlambat untuk diantisipasi.

Dampak

Tergantung daerah masing-masing, yang sering terjadi bila kekeringan adalah

Sulitnya mendapatkan air bersih

Munculnya penyakit-penyakit, terutama penyakit kulit, penyakit tanaman dan ternak

Kekurangan pangan karena berkurangnya atau gagal panen yang selanjutnya dapat mengakibatkan kelaparan

Kebakaran di daerah peternakan, pertanian dan hutan

Rusaknya lingkungan air tawar yang mengakibatkan berkurangnya ikan, burung dan binatang lain di alam

Berkurangnya pendapatan penduduk yang penghasilannya terkait dengan air, seperti petani, petambak

Erosi tanah oleh angin dan air

Konflik sosial akibat akses terhadap air yang berkurang

pendahuluan

35

Tindakan Kesiapsiagaan

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi akibat kekeringan

Membuat sumur resapan sebanyak mungkin

Membuat bak penampungan air hujan

Menghemat penggunaan air

Penanaman kembali daerah resapan air, misalnya dengan tanaman pengikat air seperti pisang, kelapa

Pelestarian hutan

Membuat organisasi masyarakat yang mengelola penggunaan air

Memanfaatkan air limbah dengan mengolah ulang

Membuat peta daerah kekeringan

Perencanaan penggunaan lahan dan air yang selaras alam

Pembuatan peraturan daerah yang mengatur mengenai penggunaan lahan, air, dan hutan

Menggunakan jenis tanaman yang memerlukan sedikit air dan tahan terhadap kekeringan

Menjalin hubungan dengan stasiun klimatologi setempat agar masyarakat dapat mengantisipasi musim kering dan hujan

Tindakan Saat Terjadi Kekeringan

Bila terjadi kekeringan kegiatan yang dapat dilakukan

Bantuan air bersih yang diambil dari daerah lain

Pencarian sumber air bersih yang masih ada

Pencarian bantuan dari pemerintah dan LSM

Kerawanan pangan

Kerawanan Pangan terjadi apabila setiap orang tidak memiliki akses secara fisik atau secara ekonomi dan tidak memiliki kontrol terhadap pangan yang aman, bergizi dan diterima secara sosial untuk hidup sehat dan produktif sepanjang waktu.

Penyebab

Kerawanan pangan dapat disebabkan karena

Kemiskinan dan pengangguran yang mengakibatkan keterbatasan daya beli masyarakat untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan

Kepemilikan tanah yang sangat terbatas untuk menghasilkan bahan makanan atau hasil pertanian untuk diganti dengan bahan pangan

Kendala sumber daya alam atau keterbatasan lingkungan alam untuk menyediakan bahan pangan yang cukup

Kebijakan ekonomi dan pertanian yang tidak berpihak pada masyarakat miskin

Perang dan konflik sosial

Hambatan perdagangan

Pembangunan pertanian yang tidak memadai

pendahuluan

36

Pertumbuhan penduduk yang pesat

Ketidaksetaraan sosial dan gender

Bencana alam (banjir, gempa bumi, hama, kekeringan, dsb.)

Kerusakan lingkungan dan bencana yang disebabkan oleh manusi seperti polusi air, polusi lahan pertanian dengan penggunaan bahan kimia

Kategori kerawanan pangan

Kronik - Terjadi apabila orang hidup dalam situasi dimana jarang atau tidak pernah tersedia cukup suplai bahan pangan.

Berjangka waktu - Terjadi apabila orang tidak memiliki akses terhadap bahan pangan pada beberapa periode tertentu di satu waktu.

Kerawanan pangan kategori ini terdiri dari 2 sub kategori

Sementara - Gangguan persediaan bahan pangan yang dapat terjadi kapan pun dan disebabkan oleh berbagai faktor (antara lain: penghasilan yang tidak tetap). Biasanya kategori ini terjadi dalam jangka pendek

Musiman - Gangguan persediaan bahan pangan secara sistematis yang terjadi pada periode tertentu yang sama pada tiap tahun, seperti musim kering tahunan atau musim hama yang muncul pada waktu yang sama setiap tahun

Dampak

1. Kelaparan - Kelaparan merupakan kekurangan pangan absolut yang mempengaruhi sejumlah besar penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Kelaparan ini merupakan bencana kerawanan pangan. Kelaparan merupakan krisis sosial-ekonomi yang biasanya dibarengi dengan penyebarluasan kekurangan gizi, kekurangan pangan, penyebaran penyakit dan peningkatan angka kematian. Hal ini bisa disebabkan oleh situasi seperti kekeringan berkepanjangan selama bertahun-tahun atau konflik berkepanjangan seperti perang.

2. Kekurangan pangan - Kekurangan pangan bukan merupakan kelaparan, melainkan mirip dengan kekurangan gizi dan biasanya terkait dengan kemiskinan. Di banyak negara miskin, sering terjadi kekurangan pangan musiman, biasanya pada bulan-bulan sebelum panen tiba saat persediaan

makanan menipis. Orang menjadi lemah akibat tidak mendapatkan pangan yang cukup selama berhari-hari. Ketika kekurangan pangan terjadi dalam

jangka panjang dan dialami oleh sejumlah besar penduduk sehingga menyebabkan perpindahan penduduk besar-besaran serta kematian,

maka kekurangan pangan telah menjadi bencana kelaparan.

Tindakan kesiapsiagaan

Sistem peringatan dini untuk kerawanan pangan

Dalam rangka menyiapkan sistem peringatan dini yang tepat ketika krisis pangan mengancam, masyarakat perlu mengawasi

ketersediaan bahan pangan dan akses mereka terhadap pangan

sehinga respon yang tepat dapat segera dilakukan.

1.

2.

pendahuluan

37

Tindakan saat terjadi kerawanan pangan

Beberapa langkah yang dapat dipilih untuk mengatasi kerawanan pangan

Tipe intervensi Intervensi tersebut tepat dilakukan apabila/dalam situasi:

Distribusi bahan pangan• Masyarakat terputus dari sumber pangan mereka• Kekurangan gizi tingkat tinggi yang di luar kebiasaan• Sebagai upaya menyelamatkan jiwa pada saat tanggap darurat dan pemulihan

Pemberian makanan tambahan

• Tingkat angka kekurangan gizi sedang• Kerawanan pangan dalam cakupan yang luas• Sebagai strategi transisi yang jelas untuk mendukung penghidupan masyarakat

Pemberian bahan makanan sebagai upah kerja

• Kehilangan pekerjaan dan kekurangan bahan pangan• Infrastruktur mengalami kerusakan• Kondisi darurat berskala kecil

Kupon makanan / cash vouchers

• Bencana yang terjadi mendadak• Kondisi darurat berskala kecil• Terdapat bahan pangan yang diperdagangkan• Kebutuhan untuk memfungsikan pasar

Hibah • Pada tahap awal keadaan darurat atau pada tahap rehabilitasi• Bahan pangan tersedia dan pasar berfungsi baik• Tidak dalam situasi konflik

Lapangan kerja

• Kondisi darurat berskala kecil• Bahan pangan tersedia• Kerawanan pangan yang terjadi mengakibatkan kehilangan penghasilan harta benda dan pekerjaan• Untuk wilayah yang lebih parah dibandingkan hibah• Pada tahap pemulihan

Skema peningkatan pendapatan

• Daya jual terbatas• Tahap pemulihan• Bahan pangan dan bahan lain tersedia di pasar

Keuangan mikro

• Pada tahap pemulihan dari kondisi darurat• Konteks relatif aman• Akses terhadap pasar dan bank berfungsi baik• Kondisi ekonomi stabil (tidak terjadi inflasi yang luar biasa)• Angkatan kerja terampil tersedia

Dukungan pasar• Kerawanan pangan yang terjadi mengakibatkan fragmentasi pasar• Harga bahan pangan lokal tidak stabil• Distribusi langsung tidak memungkinkan karena tidak aman

Penjualan bahan pangan bersubsidi (e.g penjualan beras murah)

• Apabila terjadi persoalan ketersediaan dan akses terhadap bahan pangan

Dukungan pertanian

• Kerawanan pangan yang terjadi disebabkan karena hilangnya produksi tanaman• Tahap pemulihan• Hanya akan berjalan baik bila dilakukan tepat waktu (e.g sesuai dengan musim tanam)

Dukungan ternak

• Kondisi darurat dimana ternak terkena dampak• Terjadi kematian ternak akibat kekurangan pakan dan atau air• Penyakit ternak• Larangan perpindahan ternak

Dukungan perikanan • Dapat diterapkan bila cukup air dan tenaga untuk mengerjakannya

Sumber: Jaspars et al, 2002 dalam Food Security Assessment Guidelines, Agustus 2003

Informasi lebih lanjut tentang gizi dapat dilihat pada lampiran tambahan.

pendahuluan

38

Kebakaran perkotaan

Kebakaran di perkotaan merupakan kejadian yang paling sering terjadi, terutama pada musim kering. Di daerah-daerah rawan, kebakaran terjadi hampir setiap hari dengan beragam penyebab.

Prinsip kebakaran

Ada 3 bahan dasar yang perlu ada agar terjadi kebakaran yaitu oksigen, panas, dan bahan mudah terbakar. Dengan menghilangkan salah satu dari ketiga bahan dasar tersebut, kita dengan mudah menghindari kejadian kebakaran dan menanganinya bila terjadi.

Penyebab

Penyebab yang paling sering terjadi di perkotaan adalah rokok, obat nyamuk bakar atau dupa yang lupa dimatikan atau dibuang sembarangan, kompor yang meledak, sambungan pendek listrik (korsleting), kembang api yang mengenai atap yang mudah terbakar dan kebakaran yang disebabkan oleh bom molotov atau roket. Sering juga kebakaran perkotaan atau kebakaran rumah di pedesaan disebabkan oleh akibat ancaman lain, misalnya karena akibat gempa bumi, badai.

Tindakan kesiapsiagaan

Sebelum kebakaran terjadi, yang dapat kita lakukan adalah:

Memeriksa sambungan listrik, terutama pada rumah-rumah lama. Bila memungkinkan kabel-kabel listrik yang sudah lama diganti. Sambungan-sambungan kabel dilapisi selotip listrik

Memeriksa kompor. Pada kompor minyak, sumbu-sumbu diperiksa ketinggiannya dan kebersihannya

Meletakkan bahan-bahan mudah terbakar berjauhan dengan kompor atau kabel-kabel listrik

Menyediakan karung pasir, tonggak pengait dan alat pemadam kebakaran

Mengenal cara kerja dan melatih diri menggunakan alat pemadam kebakaran

Memeriksa batas waktu pakai alat pemadam kebakaran (buatan pabrik)

Bila memungkinkan memasang alat pendeteksi kebakaran

Menyimpan barang-barang berharga (uang, perhiasan, ijazah, sertifikat rumah/tanah, sertifikat usaha) di tempat yang tidak mudah terbakar

Di sekolah, guru-guru dapat melatih anak-anak sekolah mengenai kebakaran, pencegahan dan bagaimana mengevakuasi diri bila terjadi kebakaran

Pada musim kemarau atau kering, saling mengingatkan agar tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan

Bila menginap di penginapan, perhatikan jalur-jalur evakuasi dan petunjuk bila terjadi kebakaran

Mematikan mesin bila mengisi bahan bakar pada stasiun penjualan bahan bakar

Menyiapkan rencana siaga bila terjadi kebakaran

Menempatkan nomor telepon Dinas Kebakaran Kota di tempat yang mudah dijangkau dan dilihat bila terjadi kebakaran

BAHAN MUDAH TERBAKAR

OKSIGEN PANAS

pendahuluan

39

Tindakan saat terjadi kebakaran

Pada saat kebakaran terjadi, kita dapat melakukan:

Melapor kejadian kebakaran kepada pihak berwenang: Dinas Kebakaran Kota atau Polisi

Menjauhkan bahan-bahan mudah terbakar atau meledak lainnya dari jangkauan api, seperti minyak tanah, gas, bensin, obat nyamuk cair, kertas, plastik, kain dan kayu

Memadamkan sumber kebakaran dengan menghilangkan elemen-elemen yang menyebabkan timbulnya api, seperti mengurangi jumlah oksigen di daerah dekat kebakaran dengan menutupi kompor sumber api dengan karung basah atau pasir

Mengevakuasi korban kebakaran

Segera melaksanakan pertolongan pertama pada korban kebakaran. Lihat penanganan luka bakar

Tindakan setelah terjadi kebakaran

Setelah kebakaran terjadi, yang dapat kita lakukan adalah:

Mendata korban kebakaran

Mendata kerusakan akibat kebakaran

Mengenali penyebab kebakaran dan memperbaikinya

Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan untuk perbaikan selanjutnya

Memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan

Kebakaran hutan dan lahan

Apa itu kebakaran hutan dan lahan

Kebakaran hutan dan lahan adalah sebuah kejadian terbakarnya kawasan hutan/lahan baik dalam luasan yang besar maupun kecil. Kebakaran hutan dan lahan seringkali tidak terkendali dan bila ini terjadi maka api akan melahap apa saja dihadapannya mengikuti arah angin. Kebalikannya, penyebaran api kebakaran di lahan gambut justru tidak mengikuti arah angin. Titik api justru berada di kedalaman lebih dari 2 meter. Pada kawasan gambut, rembetan api akan meluas ke segala arah dan sulit diperkirakan penyebarannya.

pendahuluan

40

Mengapa terjadi kebakaran hutan atau lahan

Kebakaran terjadi karena dua hal: karena ulah manusia baik disengaja maupun tidak dan karena terbakar dengan sendirinya. Kebakaran dengan sendirinya tidak terjadi disembarang tempat. Kebakaran ini hanya terjadi pada daerah yang tanahnya mengandung batubara. Pada daerah lain mustahil terjadi kebakaran semacam ini. Hal ini disebabkan oleh jenis hutan alam Indonesia yang termasuk dalam kategori hutan tropis (tropical forest) atau hutan hujan basah (rain forest) sehingga lantai hutan selalu dalam keadaan basah atau lembab.

Untuk unsur kesengajaan, manusia sengaja melakukannya untuk membuka dan membersihkan lahan. Pembakaran hutan dalam waktu singkat juga diyakini dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pada beberapa kelompok masyarakat yang masih memiliki kearifan tradisional, pembakaran hutan dilakukan sebulan sebelum musim penghujan. Hal ini diperlukan karena hutan/lahan yang terbakar dalam waktu yang lama justru kehilangan kesuburan tanah. Untuk unsur ketidaksengajaan biasanya terjadi pada musim kemarau panjang. Dalam musim kemarau, sebatang rokok yang dibuang ke semak yang kering akan mampu menimbulkan api apabila angin bertiup perlahan. Bekas api unggun yang tidak mati dengan sempurna juga mampu memicu terjadinya kebakaran hutan/lahan.

Dampak

Dampak bagi kesehatan manusia - Kebakaran hutan atau lahan menghasilkan bahan kimia berbahaya

Karbon dioksida • Karbon monoksida

Sulfur • Dioksida

Methan • Nitrogen oxida

Berbagai bahan organik • Amonia

Partikel kecil yang dilepaskan dari elemen karbon

Semua bahan di atas tersebut sangat berbahaya apabila dihirup oleh manusia. Penyakit yang bisa ditimbulkan diantaranya infeksi saluran pernafasan akut, bronkitis, keracunan dan diare hingga bisa menyebabkan kematian.

Dampak sosial budaya dan ekonomiHilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat dan terganggunya aktivitas sehari-hari

Peningkatan jumlah hama

Terganggunya kesehatan: infeksi saluran napas, diare, dll.

Dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkunganHilangnya sejumlah spesies flora dan fauna

Terjadinya banjir di daerah yang hutan gambutnya terbakar

Polusi udara dan air

Pada jangka panjang dapat menurunkan kesuburan tanah

Secara fisik

Tanah menjadi rusak dan terbuka sehingga ketika hujan lapisan tanah teratas akan terbawa ke sungai dan mengendap di sana (sedimentasi). Lama kelamaan sungai menjadi dangkal sehingga ketika musim hujan yang panjang akan terjadi banjir

Mempercepat proses penggerusan lapisan hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh subur.

pendahuluan

41

Secara kimia

Terjadinya peningkatan keasaman tanah.

Secara biologi

Membunuh organisme tanah yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kesuburan tanah.

Kerugian dari kebakaran hutan atau lahan

Hilangnya tegakan kayu hutan di hutan

Hilangnya hasil hutan nonkayu, seperti karet, damar, rotan, dll.

Hilangnya tumbuhan maupun bibit yang bermanfaat bagi manusia, misalnya tanaman obat, dll.

Hilangnya tempat berekreasi

Hilangnya fungsi penyediaan air bagi pertanian

Hilangnya flora dan fauna yang memperkaya pengetahuan manusia

Cepatnya perubahan iklim dan pemanasan global

Tindakan kesiapsiagaan

Jangan melakukan pembakaran untuk melakukan pembukaan lahan

Mintalah petunjuk kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan maupun Dinas Pertanian setempat tentang tata cara pembukaan lahan tanpa membakar

Informasikan dan minta masyarakat waspada pada efek negatif pembakaran hutan

Bila dinas setempat tidak memilikinya, lakukan cara berikut ini

Tebanglah pohon dan semak belukar pada lahan yang ingin Anda gunakan untuk berkebun

Potong-potong/cacah pohon/ranting/semak tersebut dan sebarkan ke sekeliling lahan Anda

Jangan gunakan bahan kimia untuk mematikan pohon/semak. Dalam jangka panjang, penggunaan bahan kimia terus menerus akan membuat tanah kehilangan kemampuan untuk beregenerasi (mengembalikan kesuburan), akibatnya kebutuhan Anda akan pupuk di masa mendatang akan semakin meningkat

Biarkan sisa semak dan pepohonan yang telah Anda cacah tersebut mengering selama lebih kurang sebulan. Bila memungkinkan siramkan air ke segala penjuru lahan Anda untuk mempercepat proses pembusukan

Tanamlah bibit Anda di sela-sela batang pohon, potongan ranting atau semak tersebut. Hal tersebut sangat berguna sebagai pupuk bagi tanaman Anda

Bangunlah sumur di lahan Anda sehingga Anda tidak akan kesulitan mencari air seandainya terjadi kebakaran yang tidak terkendali di lahan ataupun di luar lahan Anda. Jangan lupa agar kampung Anda menyediakan setidaknya dua buah mesin pompa air untuk menyedot dan menyemprotkan air ditambah selang sepanjang minimal 50 meter, dua buah

Bila memungkinkan, galilah parit di sekeliling lahan Anda, di sekeliling rumah Anda dengan dalam atau lebar minimal 30 x 30 cm. Periksalah menjelang musim kemarau agar tidak terjadi pendangkalan. Parit ini sangat berguna untuk mencegah api memasuki lahan atau daerah rumah Anda

1.

2.

3.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

pendahuluan

42

Ajak tetangga dan warga kampung Anda untuk membuat sistem peringatan sederhana apabila terjadi kebakaran. Kentongan merupakan sarana yang paling murah untuk sebuah sistem peringatan. Pukullah kentongan sebanyak mungkin apabila terjadi kebakaran hutan atau lahan untuk memperingatkan tetangga-tetangga Anda

Tindakan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan

Pukullah kentongan untuk memberitahu tetangga, warga kampung Anda dan pemerintah daerah setempat

Buatlah tim kecil 4 - 5 orang dan masing-masing menggunakan mesin robin (mesin pompa air yang menggunakan bensin) dan selang yang tersedia untuk melakukan pemadaman. Bawalah parang dan cangkul

Bila dirasa air tak akan mampu menghentikan kebakaran, lakukan cara ini:

Tebang pohon yang ada di daerah tersebut sebanyak-banyaknya dan tumpuk di mana api akan datang. Ingat! api datang berdasarkan arah angin. Basahi telunjuk Anda dan acungkan ke atas untuk merasakan dari mana arah angin datang

Mulailah menggali dengan jarak lebih kurang 10 meter dari tumpukan pohon. Gali dengan kedalaman dan lebar 30 x 30 centimeter, lalu dengan mesin robin tuangkan air sebanyak-banyaknya ke dalam saluran tersebut

Pada lahan gambut, Anda hanya cukup membelah tanah gambut dengan parang yang tajam sedalam mungkin pada dua sisi yang berbeda dengan jarak antar sisi 30 centimeter. Bila persediaan air dalam gambut masih cukup banyak maka tanah hasil tebasan parang Anda akan tenggelam dengan sendirinya dan membentuk parit

Bersiap-siaplah untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan diri dan keluarga Anda

Yang dilakukan bila kebakaran hutan dan lahan mengurung Anda

Jangan panik

Basahi telunjuk Anda dan ancungkan untuk mengetahui arah angin

Kumpulkan keluarga Anda, minta mereka untuk memakai sepatu yang bukan terbuat dari karet

dan supaya memakai celana panjang dari bahan katun yang cukup tebal

Ambil selimut atau seprai tebal atau kain sarung dari katun atau bahan non-sintetis (misalnya rayon, polyester dll.) berlapis-lapis dan tutuplah sekujur tubuh Anda kecuali mata

Siramlah air sebanyak-banyaknya sehingga selimut, seprai, sarung dan tubuh Anda menjadi

basah kuyup

Teroboslah api sambil berlari mengikuti arah angin sampai ke tempat yang benar-benar aman. Jangan

lari melawan arah angin

8.

1.

2.

3.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

pendahuluan

43

Wabah penyakit

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata, jauh melebihi keadaan biasanya. Wabah biasanya dibawa oleh vektor seperti cacing, lalat, nyamuk, kutu dan tikus, dimana menyebabkan terjadinya wabah penyakit dan kematian dalam banyak situasi bencana.

Penyebab

Penyakit infeksi seperti virus bakteri dan organisme lain seperti malaria dan cacing dapat menular melalui air, udara, makanan, manusia atau bahkan binatang dan serangga

Wabah pada tanaman dapat disebabkan karena serangga

Dampak

Meningkatnya jumlah tanaman, hewan atau manusia yang menderita penyakit tertentu, sesuai dengan penyebabnya, yang bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan kematian.

Contoh-contoh wabah

Wabah pada manusia: flu burung, SARS, demam berdarah, demam kuning, malaria, tuberculosis, HIV/AIDS, ebola, sampar, pes, demam keong (schistosomiasis), cacar, campak, diare, kolera dan penyakit kuku dan mulut

Wabah pada hewan: penyakit kuku dan mulut, rabies dan flu burung

Wabah pada tanaman: hama tikus, serangga, wereng, virus tanaman dan bakteri

Tindakan kesiapsiagaan

Peningkatan kesehatan umum dan penyehatan lingkungan (penggunaan jamban yang sehat, pengelolaan sampah)

Penyuluhan dan kampanye penyadaran untuk masyarakat

Pengamatan yang terus menerus, deteksi dini dan pengobatan yang tepat serta cepat

Waspadalah pada penyakit yang ada di sekitar lingkungan anda dan bisa berdampak pada masyarakat

Karantina penderita

Pengobatan penderita dan anggota keluarga terdekatnya

Imunisasi bagi yang belum terkena

Pengendalian vektor (mahluk pembawa penyebab wabah); misalnya dengan menguras genangan air, menutup tempat genangan, penggunaan kelambu yang sudah diberi obat untuk menghindari nyamuk (penyebab dari demam berdarah dan malaria) dan pemusnahan sumber virus (misalnya unggas pada flu burung)

Pemantauan penderita

Informasi lebih lanjut tentang sanitasi, kebersihan dan

pelayanan kesehatan dapat dilihat pada lampiran tambahan.

pendahuluan

44

Catatan


Recommended