+ All Categories
Home > Documents > 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...

1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...

Date post: 08-Jan-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
11
Universitas Kristen Petra 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banjarmasin merupakan salah satu kota yang berada di pulau Kalimantan tepatnya provinsi Kalimantan Selatan, kota Banjarmasin memiliki berbagai macam keunikan yang belum begitu dikenal oleh masyarakat luas, beragam hal menarik dapat ditemui di kota yang disebut juga dengan kota seribu sungai ini. Sebutan ini dikarenakan masih banyaknya sungai-sungai yang besar dan panjang yang membentang sehingga membagi kota Banjarmasin menjadi beberapa bagian, kota seribu sungai ini memiliki banyak daya tarik tersendiri mulai dari tempat wisata, kesenian daerah, hingga dengan beraneka ragam kulinernya yang khas. Banjarmasin adalah kota dengan wilayah daerah sebesar 72 km dengan 5 kecamatan dan 51 kelurahan, suku bangsa mayoritas yang mendiami kota Banjarmasin sendiri terdiri dari suku Banjar sebesar4 17.309 jiwa, suku jawa 56.513 jiwa, suku Madura 12.759 jiwa, dan suku Dayak sebesar 253.000 jiwa, dengan agama mayoritas adalah Islam. Bahasa utama yang digunakan dari warga kota Banjarmasin adalah bahasa Banjar, dan bahasa indonesia. Banjarmasin adalah kota yang dikelilingi oleh sungai-sungai yang besar dan hutan-hutan yang lebat, dengan flora resmi bernama pohon Kasturi (Magnifer casturi) dan fauna resmi bernama Bekantan (Nasalis lavartus). Kerajinan kota banjarmasin adalah kain sasirangan yang memiliki warna-warna yang cerah dan memiliki rumah khas yang dinamakan rumah Bubungan Tinggi. Sebagai ibu kota dari provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin sering dikunjungi warga dari berbagai daerah di provinsi sekitarnya, dan juga mulai banyak masyarakat dari luar kota Banjarmasin mulai berdatangan dengan tujuan berlibur sampai dengan membuka usaha baru, untuk menunjang wisatawan dengan pesonanya, Banjarmasin memiliki beragam kuliner khas yang sayang jika dilewatkan(Sejarah Banjar 53). Namun pada saat ini kebanyakan kota-kota dikenal oleh wisatawan tidak hanya dengan tempat wisata, obyek wisata, kesenian, atau kebudayaannya saja melainkan juga beragam kuliner yang khas dari kota tersebut, karena setiap makhluk hidup pasti akan melakukan hal yang dinamakan konsumsi begitu pula
Transcript

Universitas Kristen Petra

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banjarmasin merupakan salah satu kota yang berada di pulau Kalimantan

tepatnya provinsi Kalimantan Selatan, kota Banjarmasin memiliki berbagai

macam keunikan yang belum begitu dikenal oleh masyarakat luas, beragam hal

menarik dapat ditemui di kota yang disebut juga dengan kota seribu sungai ini.

Sebutan ini dikarenakan masih banyaknya sungai-sungai yang besar dan panjang

yang membentang sehingga membagi kota Banjarmasin menjadi beberapa bagian,

kota seribu sungai ini memiliki banyak daya tarik tersendiri mulai dari tempat

wisata, kesenian daerah, hingga dengan beraneka ragam kulinernya yang khas.

Banjarmasin adalah kota dengan wilayah daerah sebesar 72 km dengan 5

kecamatan dan 51 kelurahan, suku bangsa mayoritas yang mendiami kota

Banjarmasin sendiri terdiri dari suku Banjar sebesar4 17.309 jiwa, suku jawa

56.513 jiwa, suku Madura 12.759 jiwa, dan suku Dayak sebesar 253.000 jiwa,

dengan agama mayoritas adalah Islam. Bahasa utama yang digunakan dari warga

kota Banjarmasin adalah bahasa Banjar, dan bahasa indonesia. Banjarmasin

adalah kota yang dikelilingi oleh sungai-sungai yang besar dan hutan-hutan yang

lebat, dengan flora resmi bernama pohon Kasturi (Magnifer casturi) dan fauna

resmi bernama Bekantan (Nasalis lavartus). Kerajinan kota banjarmasin adalah

kain sasirangan yang memiliki warna-warna yang cerah dan memiliki rumah khas

yang dinamakan rumah Bubungan Tinggi. Sebagai ibu kota dari provinsi

Kalimantan Selatan, Banjarmasin sering dikunjungi warga dari berbagai daerah di

provinsi sekitarnya, dan juga mulai banyak masyarakat dari luar kota Banjarmasin

mulai berdatangan dengan tujuan berlibur sampai dengan membuka usaha baru,

untuk menunjang wisatawan dengan pesonanya, Banjarmasin memiliki beragam

kuliner khas yang sayang jika dilewatkan(Sejarah Banjar 53).

Namun pada saat ini kebanyakan kota-kota dikenal oleh wisatawan tidak

hanya dengan tempat wisata, obyek wisata, kesenian, atau kebudayaannya saja

melainkan juga beragam kuliner yang khas dari kota tersebut, karena setiap

makhluk hidup pasti akan melakukan hal yang dinamakan konsumsi begitu pula

Universitas Kristen Petra

2

dengan manusia, dan hal ini membuat wisatawan akan menanyakan apakah

kuliner yang menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut, mungkin mayoritas

masyarakat Indonesia hanya mengetahui kuliner khas dari kota Banjarmasin

adalah soto banjar. Akan tetapi kuliner yang ada kota Banjarmasin tidak hanya itu

saja masih banyak kuliner-kuliner kota Banjarmasin yang enak rasanya. Wisata

kuliner khas suatu kota sendiri dapat menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi

wisatawan. Warga Banjarmasin sendiri umumnya jarang untuk melakukan

promosi besar-besaram terhadap kulinernya, kuliner kota Banjarmasin biasanya

dikenal dengan cara dari mulut kemulut saja selama bertahun-tahun. Seiring

dengan berkembangnya jaman di Banjarmasin banyak muncul tempat-tempat

kuliner baru yang lebih modern dan promosi yang mereka lakukan lebih secara

besar-besaran dan jenis yang ditawarkan lebih kearah internasional, atau khas

masyarakat luar, dengan adanya hal tersebut maka kuliner khas dari kota

Banjarmasin perlahan-lahan menjadi berkurang peminatnya dan dilupakan.

Banjarmasin sendiri adalah kota yang memiliki nilai religi yang sangat

kuat sehingga beberapa masakan atau kuliner yang dihasilkan tidak jauh dari hasil

kebudayaan keagamaan, meski begitu masyarakat kota Banjarmasin atau yang

lebih dikenal dengan sebutan urang banjar ini pandangan atau pengaruh agama

Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, terutama sekali berkaitan

dengan Ketuhanan, meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih terdapat unsur

budaya asal agama lain seperti Budha dan Hindu (Sejarah Banjar 68).

Makanan pokok urang banjar sendiri adalah nasi atau sejenisnya,

sehingga mereka belum mengatakan sudah makan jika belum makan nasi.

Kalaupun ada bahan makanan lainnya seperti ubi, jagung, dan sagu hanya

dianggap sebagai makanan sela atau lebih sering disebut dengan papuluran.

Bahan makanan yang dimasak menurut urang banjar sangat mempengaruhi

penghidupan seseorang. Karena apa yang dimakan dan diminum menjadi darah

dan daging, berpengaruh terhadap sikap dan sifat seseorang. Maksudnya adalah

makanan yang harus halal sesuai dengan yang telah ditentukan oleh hukum Islam,

urang banjar mengatakan bahwa isi perut adalah gala-gala iman. Walaupun

urang banjar sangat memperhatikan setiap nilai keagamaan terutama agama Islam

tetapi tidak semua kuliner khas yang ada di Banjarmasin bersifat halal.

Universitas Kristen Petra

3

Dengan mengangkat tema wisata kuliner khas di kota Banjarmasin

diharapkan nantinya akan membantu kota Banjarmasin lebih dikenal masyarakat

luas selain dengan obyek wisata dan keseniannya yang menarik ada pula

mengenai wisata kulinernya yang patut dijadikan perhatian lebih bagi wisatawan.

Untuk itu, keinginan untuk mengangkat kembali kota Banjarmasin untuk

lebih dikenal oleh semua warga luar Banjarmasin akan adanya wisata kulinernya,

sebagai salah satu usaha yang dapat mempromosikan makanan khas khususnya

didaerah Banjarmasin. Dan untuk melakukan promosi tersebut menggunakan

pendekatan melalui sebuah media cetak yaitu buku, yang nantinya akan

dilengkapi dengan media promosi lainya. Pemilihan media cetak buku karena

dapat dijadikan sebuah media promosi yang efektif bagi semua golongan

masyarakat mulai dari masyarakat kalangan bawah, masyarakat kalangan

menengah sampai dengan masyarakat kalangan atas, dimana dapat menyampaikan

pesan baik berupa verbal dan pesan visual, selain itu juga media buku dipilih

karena akan memudahkan bagi wisatawan untuk membawa pergi melihat

langsung makanannya sesuai dengan data yang ada didalam buku. Terlepas dari

itu Banjarmasin sendiri belum ada buku yang membahasa mengenai wisata

kulinernya secara lebih rinci, dengan adanya buku ini diharapkan akan membantu

masyarakat mendapatkan informasi yang lebih baik terutama para masyarakat

yang gemar untuk berwisata kuliner ke daerah-daerah. Sehingga diharapkan

mendorong perhatian mereka untuk mengangkat kuliner khas yang berada di kota

Banjarmasin. Buku ini adalah sebuah jurnal yang nantinya akan membantu

masyarakat yang berasal dari luar kota banjarmasin yang masih belum mengenal

dengan baik kota Banjarmasin sebagai sebuah panduan atau tuntunan dalam

berwisata kuliner khas di kota Banjarmasin sendiri, berikut dengan penjelasan

atau keterangan tambahan didalamnya sehingga para wisatawan dapat mengetahui

visual dari kuliner itu sendiri dan mempertimbangkan apakah makanan tersebut

layak atau patut untuk dicoba ataupun tidak.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya mengenai perancangan buku wisata kuliner

kota Banjarmasin ini berdsarkan latar belakang sebagai berikut :

Universitas Kristen Petra

4

Bagaimana merancang desain komunikasi visual tentang wisata kuliner khas di

kota Banjarmasin secara komunikatif melalui sebuah media cetak yaitu buku,

yang nantinya akan dipromosikan kepada masyarakat?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang terdapat dalam karya desain tugas akhir yang

berjudul buku wisata kuliner di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Batasan

masalah yang dapat ditampilkan pada karya ini adalah buku, wisata kuliner, dan

kota Banjarmasin, hal ini meliputi beberapa hal, antara lain :

a. Obyek yang Diteliti :

Beberapa jeni-jenis kuliner khas yang terdapat di kota Banjarmasin yang

menjadi ciri dari kota Banjarmasin sendiri.

b. Pokok Permasalahan :

Cara mempromosikan beragam wisata kuliner terutama kuliner khas yang

berada di kota Banjarmasin melalui media cetak yaitu buku agar dapat

lebih dikenal masyarakat luas.

c. Lokasi Penelitian :

Kalimantan Selatan, kota Banjarmasin dan sekitarnya.

d. Waktu Penelitian dan Perancangan :

Oktober 2010 – Maret 2011

e. Target Market, antara lain :

1. Pria dan Wanita

2. Berusia 15 tahun keatas

3. Wisatawan domestik

4. Menyukai atau senang dengan kuliner

5. tingkat ekonomi a, b, c

f. Target Audience, antara lain :

Target audience dari perancangan ini umumnya adalah wisatawan yang

sedang berada ataupun yang ingin ke kota Banjarmasin, dan tertarik untuk

menikmati berbagai macam kuliner khas dari kota Banjarmasin. Dengan

buku ini akan menambah informasi mengenai apa saja wisata khas kuliner

di kota seribu sungai ini yang menjadi daya tariknya.

Universitas Kristen Petra

5

1.4. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan dari karya ini adalah merancang buku sebagai sebuah

media cetak yang dapat menyampaikan pesan dan informasi sebaik mungkin,

sehingga nantinya dapat mempromosikan mengenai beragam kuliner di kota

Banjarmasin ke masyarakat luas.

1.5. Manfaat Perancangan

Dengan adanya perancangan karya desain berjudul perancangan buku

wisata kuliner kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini diharapkan nantinya

memiliki manfaat bagi orang banyak dan khususnya kepada :

1.5.1 Bagi Masyarakat dan kota Banjarmasin

Melalui pembuatan buku desain visual ini diharapkan dapat membantu

pihak masyarakat di kota Banjarmasin memperkenalkan kotanya dan diharapkan

lebih dapat mengolah wisata kulinernya dengan lebih baik lagi sehingga dapat

menarik banyak wisatawan lainnya.

1.5.2 Bagi Mahasiswa

Dapat menjadi sebuah sarana penerapan pembelajaran yang telah didapat

semasa perkuliahan desain. Dan serta menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam hal promosi dalam teori dan prakteknya. Dan serta menambah wawasan

mengenai jenis-jenis wisata kuliner yang ada di kota Banjarmasin.

1.5.3 Bagi Buku Bacaan Indonesia

Dengan adanya buku wisata kuliner ini akan menambah pengetahuan dan

informasi orang banyak untuk masyarakat yang berasal dari luar kota Banjarmasin

maupun masyarakat yang ada di Banjarmasin sendiri.

1.5.4 Bagi Orang Luar Kota / Pulau

Diharapkan pembuatan karya perancangan buku wisata kuliner ini dapat

membantu masyarakat yang belum pernah ke kota Banjarmasin atau tidak

mengenal kota Banjarmasin ini untuk dapat mempertimbangkan kekayaan ragam

Universitas Kristen Petra

6

jenis wisata kuliner yang terdapat disana dan mulai untuk berfikir mencoba akan

kuliner khas di Banjarmasin.

1.5.5 Bagi Akademis

Diharapkan karya ini dapat digunakan sebagai salah satu koleksi jurusan

desain komunikasi visual yang nantinya dapat digunakan kembali menjadi sebuah

referensi mengenai buku wisata kuliner.

1.6. Definisi Operasional

beberapa penjelasan operasional yang terdapat di dalam perancangan karya ini

adalah sebagai berikut :

a. Buku :

Sebuah kumpulan tulisan atau gambar atau informasi yang diperangkum

per bab atau chapter dan dijilid menjadi satu pada salah satu ujung

bagiannya (Kamus besar Indonesia 120).

b. Wisata :

Suatu kegiatan perjalanan individu keluar dari kota asal atau dari tempat

tingalnya untuk melakukan rekreasi atau liburan dan melakukan hal

bersenang-senang(Kamus Besar Bahasa Indonesia 948).

c. Kuliner atau Kulinari :

Suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-

hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan sehari-hari, karena setiap makhluk hidup memerlukan

makanan termasuk manusia ( Seman).

d. Wisatawan :

Wisatawan adalah orang yang melakukan berpergian dari tempat

tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain. perjalanan paling tidak sejauh

80 km (50 mil) dari tempat asalnya. (Kamus Besar Indonesia 628).

e. Promosi :

Suatu kegiatan yang berusaha untuk menginformasikan dan membujuk

orang lain dalam melakukan transaksi dalam bidang jasa atau barang yang

dipasarkannya (Kasali 11).

Universitas Kristen Petra

7

f. Khas :

Hal atau sifat yang tidak dimiliki oleh orang atau tempat lain yang

menjadikannya khusus atau istimewa (Seman).

g. Wisata Kuliner :

Suatu perjalanan seseorang yang berpergian, berekreasi ke daerah tertentu

untuk mencari suatu hal yang dapat dikonsumsi yang menjadi daya tarik

disuatu daerah tersebut, mulai dari makanan berat sampai dengan makanan

ringan atau jajanan pasar (Kamus Besar Indonesia 1724).

1.7. Metode perancangan

Dalam mengkaji perancangan desain komunikasi visual buku wisata

kuliner di kota Banjarmasin ini menggunakan beberapa metode yang diterapkan

antara lain sebagai berikut :

1.7.1 Metode Pengumpulan data

Menurut Ali Faried, data - data yang akan dikumpulkan terbagi menjadi 2

buah bagian yaitu, antara lain: data primer dan data sekunder. berikut adalah

pengertian dari ke dua buah bagian tersebut :

1.7.1.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari berbagai tahap wawancara

langsung dan survey terkait dengan lokasi tempat wisata kuliner yang berada di

Banjarmasin.

Deddy Mulyana dalam bukunya berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif

menjelaskan bahwa wawancara adalah komunikasi antar 2 orang dengan tujuan

memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan dengan tujuan tertentu dan memperoleh jawaban. Wawancara

merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan yang

diajukan ke narasumber yang memiliki kredibilitas, dikerjakan secara sistematis

dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai berlandaskan pada tujuan

penelitian dan perancangan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data

Universitas Kristen Petra

8

secara langsung dengan sumber yang berkaitan dengan wisata kuliner di kota

Banjarmasin.

Selain dengan teknik wawancara, data primer juga dapat diperoleh dengan

jalan melakukan survey langsung ke lapangan. Survey dilakukan untuk melihat

secara langsung lokasi wisata kuliner dan berkaitan langsung dengan tujuan

penelitian dan perancangan yang dianggap sesuai dan mendukung perancangan.

Fokus utama pada survey mengacu pada perancangan wisatakuliner di kota

Banjarmasin, serta data pendukung lainnya.

1.7.1.2 Data Sekunder

Selain data primer, jenis data yang juga dapat digunakan untuk

menghasilkan perancangan yang terintegrasi serta relevan dengan maksud dan

tujuan dari perancangan adalah dengan menggunakan data sekunder. Menurut

Deddy Mulyana :

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari observasi studi kepustakaan dan

buku-buku ilmiah maupun dari internet yang berhubungan dan relevan, yang

mampu memberikan kajian teoritis maupun pencarian data guna mendapatkan

data yang akurat untuk digunakan. Data-data yang dimaksud dapat berupa

otobiografi, memoir, catatan harian, surat-surat pribadi, catatan pengadilan, berita

koran, artikel majalah, brosur, buletin, dan dokumentasi, dalam bentuk foto untuk

menggambarkan keadaan atau karakteristik yang dapat mengungkapkan

bagaimana subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan dan situasi yang

dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitannya dengan orang-orang di

sekeliling dengan tindakan-tindakannya.

1.7.2 Alat pengumpul data

Alat pengumpul data adalah suatu perantara paling penting antara

penyelidik dengan sumber data, alat-alat yang digunakan untuk dalam proses

pengumpulan data terdiri dari :

a. Alat tulis berupa pulpen dan kertas yang berguna sebagai alat pencatat

sebagai pendukung observasi dan wawancara.

Universitas Kristen Petra

9

b. Kamera sebagai alat mendokumentasikan berbagai kepentingan penelitian

dan sebagai proses dokumentasi data visual. Komputer sebagai alat

pengolah data hasil riset dan pengerjaan proyek karya.

1.7.3 Metode analisis data

Metode analisis yang digunakan berdasarkan perspektif interaksi simbolik,

yang memiliki esensi sebagai suatu aktivitas yang merupakan cirri khas manusia,

yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna, perspektif interaksi

simbolisasi atau simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut

pandang subjek. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang dari yang

sangat objektif hingga yang sangat subjektif, maka metode yang digunakan akan

melihat dari sisi kuantitatif (objektif) dan kualitatif (subjektif). Dalam

perancangan ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif.

1.7.3.1 Metode kualitatif

Metode kualitatif dilakukan dengan jalan melakukan wawancara atau

tanya jawab langsung terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan kota

Banjarmasin agar diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk menyempurnakan

perancangan buku wisata kuliner di Banjarmasin, analisiss secara kualitatif

bersikap deskriptif, penafsiran sangat ditekankan, induktif, berkesinambungan

sejak awal hingga akhir, mencari model, pola, atau tema, dalam melakukan

metode ini, nilai, etika, dan moral peneliti melekat dalam proses penelitian.

1.7.3.2 Metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)

Metode SWOT adalah metode yang digunakan untuk menganalisis subjek

baik dari segi kekuatan, kelemahan, kesempatan yang ada dan ancaman yang

dihadapinya. Analisis ini dilakukan perusahaan yang bersangkutan, beserta

competitor-kompetitornya. Dari analisis tersebut diharapkan dapat ditarik suatu

kesimpulan yang digunakan untuk menarik pemecahan masalah. Selanjutnya hasil

pemecahan masalah itu dijadikan dasar acuan dalam setiap pengambilan

keputusan perancangan.

Metode SWOT dijabarkan sebagai berikut :

Universitas Kristen Petra

10

Strength : Mengkaji kekuatan dan kelebihan dari kuliner khas di kota

Banjarmasin.

Weakness : Mengkaji kelemahan dari wisata kuliner yang ada di kota

Banjarmasin.

Opportunities : Meneliti potensi yang bisa dikembangkan dari kuliner-kuliner di

Banjarmasin sehingga dapat ditonjolkan dan bersaing dengan

kota lain yang lebih maju.

Threat : Ancaman yang dapat menjadi hambatan bagi tempat wisata

kuliner di kota Banjarmasin untuk berkembang.

1.8. Konsep Perancangan

Dalam konsep perancangan buku wisata kuliner kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan ini akan berusaha menampikan buku sebagai media informasi

sedemikian rupa sehingga nantinya mampu mempromosikan kota Banjarmasin

terutama dibidang kulinernya. Dalam buku ini akan mengunakan gaya desain

yang mampu dinikmati oleh target audiencenya yaitu seluruh masyarakat. Buku

akan dibuat informatif sehingga membuat minat masyarakat menjadi tertarik ke

kota Banjarmasin, perancangan ini akan didukung oleh media lainnya.

Universitas Kristen Petra

11

1.9. Skematika Perancangan

Gambar 1.1 Skematika Perancangan


Recommended