Date post: | 08-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
2018Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Energi dan Sumber Daya MineralProvinsi Jawa Barat
Jalan
Soek
arno H
atta N
omor 576
, Tele
pon (022
) 756
2049
, Fax
(022
) 756
2048
Web
site:
http://e
sdm.ja
barpro
v.go.id
, e-m
ail: a
dmin.esdm@
jabar
prov.g
o.id
Bandung 40
286
LKIP
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ I-1
1.1 Latar Belakang ........................................................... I-1
1.2 Tujuan ........................................................................ I-1
1.3 Dasar Hukum ............................................................. I-1
1.4 Tugas Pokok dan Fungsi ............................................ I-2
1.5 Isu Strategis ................................................................ I-3
1.6 Sistematika Penyajian ................................................ I-4
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................ II-1
2.1 Rencana Stratejik ......................................................... II-1
2.2 Perjanjian Kinerja ......................................................... II-9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................. III-1
3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja ..................................... III-1
3.2 Analisis dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Sasaran
Stratejik........................................................................
III-3
3.2.1 Sasaran Strategis Meningkatnya Akses
Masyarakat Terhadap Infrastruktur Listrik.........
III-4
3.2.2 Sasaran Strategis Meningkatnya Pemanfaatan
Sumber Energi Baru Dan Terbarukan Berbasis
Potensi Lokal.....................................................
III-9
3.2.3 Sasaran Strategis Meningkatnya Penghematan
Energi................................................................
III-14
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 iii
Halaman
3.2.4 Sasaran Strategis Meningkatnya Pengelolaan
Pengusahaan Sumber Daya Mineral.................
III-19
3.2.5 Sasaran Strategis Meningkatnya Konservasi
Air Tanah............................................................
III-23
3.2.6 Sasaran Strategis Meningkatnya Ketersediaan
Air Baku..............................................................
III-28
3.2.7 Sasaran Strategis Optimalisasi Pendapatan Di
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral..........
III-33
3.3 Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi .................... III-39
BAB IV PENUTUP ............................................................................ IV-1
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Sistem Lakip & Pola Penetapan Indikator Kinerja......... III-2
Gambar 3.2 Rasio Elektrifikasi Nasional Tahun 2018.................. III-4
Gambar 3.3 Grafik Capaian Indikator Rasio Elektrifikasi.................. III-7
Gambar 3.4 Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Di Jawa
Barat.............................................................................
III-9
Gambar 3.5 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pemanfaatan EBT Di
Jawa Barat....................................................................
III-11
Gambar 3.6 Kegiatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan.......... III-13
Gambar 3.6 Grafik Capaian Indikator Jumlah Gedung Kantor Di
Lingkup OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan
Penghematan Energi....................................................
III-16
Gambar 3.7 Kegiatan Peningkatan Penghematan Energi................ III-18
Gambar 3.8 Grafik Capaian Indikator Persentase luas Usaha
Pertambangan yang Melaksanakan Good Mining
Practice.........................................................................
III-21
Gambar 3.9 Kegiatan Pengawasan Pertambangan......................... III-23
Gambar 3.10 Grafik Capaian Indikator Persentase Luas Zona
Aman Pada Cekungan Air Tanah.................................
III-26
Gambar 3.11 Kegiatan Peningkatan Zona Aman CAT...................... III-27
Gambar 3.12 Grafik Capaian Indikator Tersedianya Prasarana Air
Bersih Bagi Masyarakat Bersumber Dari Air Tanah Di
Wilayah Rawan Air......................................................
III-30
Gambar 3.13 Kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku
Bersumber dari Air Tanah Tahun 2018.......................
III-32
Gambar 3.14 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pendapatan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral...............................
III-34
Gambar 3.15 Kegiatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Bidang ESDM..............................................................
III-37
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan.................. II-4
Tabel 2.2 Anggaran Kegiatan Tahun 2018......................... II-8
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Tahun 2018 ..................... II-9
Tabel 3.1 Skala Penilaian Capaian Kinerja Sasaran .......................... III-3
Tabel 3.2 Rekapitulasi Rasio Elektrifikasi Jawa Barat per
Kabupaten/Kota Tahun 2018...............................................
III-5
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Indikator Rasio Elektrifikasi...................... III-6
Tabel 3.4 Perhitungan Jumlah Pemanfaatan Sumber Energi Baru
dan Terbarukan 2018...........................................................
III-10
Tabel 3.5 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pemanfaatan Sumber
Energi Baru dan Terbarukan................................................
III-11
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Gedung Kantor Di
Lingkup OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan
Penghematan Energi............................................................
III-16
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Indikator Persentase luas Usaha
Pertambangan yang Melaksanakan Good Mining Practice.
III-21
Tabel 3.8 Luas Zona Aman pada CAT di Jawa Barat Tahun
2018.....................................................................................
III-26
Tabel 3.9 Capaian Kinerja Indikator Persentase Luas Zona Aman
Pada Cekungan Air Tanah...................................................
III-24
Tabel 3.10 Capaian Kinerja Indikator Tersedianya prasarana air
bersih bagi masyarakat bersumber dari air tanah di
wilayah rawan air.................................................................
III-30
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Pendapatan Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral Tahun 2018......................................
III-33
Tabel 3.12 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pendapatan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral.......................................
III-34
Tabel 3.13 Rekapitulasi Capaian Indikator Dinas ESDM Tahun 2018.. III-38
Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Anggaran Sasaran Strategis.......... III-39
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 vi
Halaman
Tabel 3.15 Analisis Efesiensi Penggunaan Sumber Daya terhadap
Pencapaian Sasaran Strategis............................................
III-40
Tabel 4.1 Rekapitulasi Capaian Strategis Dinas ESDM Tahun 2018.
IV-1
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan salah satu upaya
untuk menciptakan Good Governance, dimana sistem pengelolaan
pemerintahan harus didasarkan pada prinsip transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat
sebagai Perangkat Daerah (PD) Pemerintah Provinsi berkewajiban
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja untuk disampaikan kepada
Gubernur Jawa Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara
PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan LKIP adalah:
Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan;
Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang;
Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;
Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
1.3. Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 I-2
Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 12 Tahun
2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Barat Tahun 2013-2018;
Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Barat
Tahun 2013-2018;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 Dengan Kebijakan Nasional;
Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang
Kedudukan dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 62 Tahun 2017 tentang Tugas
Pokok, Fungsi Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tugas
Pokok, Fungsi Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat.
1.4. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 62 Tahun 2017, Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya
mineral, yang menjadi kewenangan provinsi, melaksanakan tugas
dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 I-3
Pemerintah Pusat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang
tugasnya. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi:
Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang energi dan
sumber daya mineral;
Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang energi dan sumber daya
mineral, yang menjadi kewenangan Provinsi;
Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan
Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat mempunyai
Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana diatur dalam
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tugas
Pokok, Fungsi Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat.
1.5 Isu Strategis
Isu strategis merupakan isu paling pokok yang tidak hanya berupa
permasalahan namun juga bersifat aktual dan mendesak. Isu Strategis ini
akan menjadi perhatian dalam pembangunan sektor energi dan sumber
daya mineral di Jawa Barat untuk lima tahun ke depandan tentunya
mendukung penanganan isu strategis Provinsi Jawa Barat sebagaimana
dirumuskan dalam RPJMD 2013-2018 dimana yang terkait dengan bidang
energi dan sumberdaya mineral adalah sebagai berikut :
a. Pengangguran dan ketenagakerjaan. Sektor ESDM memiliki potensi
penyerapan tenaga kerja yang besar untuk mengatasi permasalahan
pengangguran dan ketenagakerjaan.
b. Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur. Rendahnya pelayanan
infrastruktur wilayah yang meliputi aspek transportasi, aspek sumber
daya air, listrik perdesaan, dan persampahan harus segera diatasi.
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 I-4
Sedangkan aspek listrik perdesaan memiliki tingkat pelayanan/rasio
elektrifikasi rumah tangga yang belum optimal, karena akses listrik
masyarakat di daerah perdesaan masih rendah.
c. Kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jabar Green
Province. Tingginya pertumbuhan penduduk dan kegiatan investasi
(industri dan jasa) mendorong meningkatnya alih fungsi lahan di Jawa
Barat untuk permukiman dan pembangunan infrastruktur ekonomi.
Perkembangan yang terjadi mendorong dilakukannya eksploitasi air
tanah.
d. Ketersediaan energi dan pengembangan energi baru terbarukan,
ketergantungan terhadap sumber energi masih besar baik dari sektor
industri, rumah tangga dan komersial. Namun kondisi kenaikan harga
BBM berimplikasi terhadap jaminan kelangsungan pasokan energi di
Jawa Barat.
e. Adaptasi dan mitigasi terhadap bencana dan perubahan iklim, meliputi
gerakan tanah, banjir dan gempa serta pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang terjadi masih belum dapat ditangani secara
berkelanjutan.
Dengan memperhatikan permasalahan pelayanan Dinas ESDM terkait visi
dan misi gubernur terpilih, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Barat, Renstra Kementrian ESDM, dan Rancangan RPJMD Provinsi Jawa
Barat, maka dapat ditentukan isu strategis sebagai berikut:
1. Diversifikasi Energi (Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan)
2. Konservasi dan Penghematan Energi
3. Cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur ketenagalistrikan
4. Fasilitasi Perizinan dan Sertifikasi Ketenagalistrikan
5. Konservasi Air Tanah
6. Akses Masyarakat terhadap Air Bersih di Daerah Rawan Air
7. Penerapan Good Mining Practices oleh Usaha Pertambangan
1.6 Sistematika Penyajian
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 I-5
Substansi yang tercakup di dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat ini disusun
berdasarkan lampiran II Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi
organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja
tahun 2018.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi Dinas ESDM, dengan pengungkapan dan
penyajian dari hasil pengukuran kinerja serta realisasi
anggaran yang digunakan.
BAB IV Penutup
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan umum atas
capaian kinerja Dinas ESDM serta langkah di masa
mendatang untuk yang akan dilakukan untuk meningkatkan
kinerja.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-1
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis
a. Visi dan Misi
Dalam mendukung visi Jawa Barat, Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat sebagai perangkat daerah menetapkan visi
yang berkaitan dengan pengelolaan energi dan sumberdaya mineral,
sebagai berikut:
“Energi dan Sumber Daya Mineral Untuk Kemajuan dan
Kesejahteraan Masyarakat”
Penjelasan Visi tersebut :
1. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat
berupa panas cahaya, mekanika, kimia dan elektromagnetika.
2. Sumber Daya Mineral adalah sejumlah tertentu bahan yang dijumpai
di permukaan dan bawah permukaan bumi yang memenuhi kriteria
layak tambang dalam bentuk unsur kimia atau senyawanya,
termasuk di dalamnya mineral logam, mineral non logam, batuan,
dan air tanah.
3. Kemajuan Masyarakat adalah suatu kondisi dimana masyarakat
Jawa Barat secara optimal, dinamis, dan berkesinambungan melalui
kontribusi bidang energi dan sumber daya mineral mampu
meningkatkan produktivitas, daya saing, kemandirian, ketrampilan
dan inovasi.
4. Kesejahteraan Masyarakat adalah suatu kondisi dimana seluruh
masyarakat Jawa Barat dapat merasakan nilai tambah atas potensi
energi dan sumberdaya mineral yang terdapat di wilayah Jawa Barat
baik secara langsung maupun tidak langsung.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-2
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat yang merupakan rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan sesuai tugas dan
fungsi Dinas. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak
lain yang berkepentingan dapat mengenal organisasi, mengetahui peran
dan program-program pembangunan serta hasil yang ingin diperoleh di
masa yang akan datang. Misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat tahun 2013–2018 adalah:
1. Mewujudkan ketahanan energi;
2. Meningkatkan pendayagunaan dan konservasi sumber daya
mineral;
3. Mengoptimalkan dukungan investasi dan pendapatan bidang energi
dan sumber daya mineral;
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kerjasama bidang energi
dan sumber daya mineral.
Adapun beberapa definisi dari misi diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Ketahanan Energi adalah kondisi terpenuhinya energi bagi
kebutuhan seluruh masyarakat Jawa Barat yang cukup dan merata
secara berkelanjutan dan tepat waktu dengan harga yang wajar.
Pendayagunaan Sumber Daya Mineral adalah upaya penataan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan
sumber daya mineral secara optimal agar berhasil guna dan berdaya
guna.
Konservasi Sumber Daya Mineral adalah upaya pelestarian dan
perlindungan sumber daya mineral melalui pemanfaatan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-3
b. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi.
Tujuan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai hasil akhir yang
ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 sampai dengan 5
tahun kedepan (Tahun 2013 - 2018) adalah sebagai berikut:
1) Terwujudnya pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat
dengan sasaran:
Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik
Meningkatnya keamanan instalasi tenaga listrik di Jawa Barat
Meningkatnya pelayanan pengusahaan ketenagalistrikan
2) Terwujudnya konservasi energi:
Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan sumber energi baru
dan terbarukan berbasis potensi lokal
Meningkatnya penghematan energi
3) Terwujudnya peningkatan pendayagunaan dan konservasi potensi
sumber daya pertambangan; dengan sasaran: Meningkatnya
pengelolaan pengusahaan sumber daya pertambangan
4) Terwujudnya peningkatan pendayagunaan dan konservasi air
tanah; dengan sasaran :
Meningkatnya konservasi air tanah
Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air
5) Terwujudnya optimalisasi investasi, pendapatan dan kesempatan
kerja di bidang energi dan sumber daya mineral; dengan sasaran:
Optimalisasi pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatnya jumah wirausahawan baru sektor ESDM
6) Meningkatnya kapasitas kelembagaan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral; dengan sasaran:
Meningkatnya infrastruktur untuk kelancaran pelaksanaan tugas
aparatur di bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatnya keahlian dan kompetensi aparatur bidang energi dan
sumber daya mineral
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-4
Meningkatnya jumlah produk hukum daerah bidang energi dan
sumber daya mineral
c. Strategi dan Kebijakan
Dalam suatu konstruksi perencanaan yang baik, harus dapat dilihat
keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan saran, hingga strategi serta
kebijakan yang ditetapkan oleh suatu organisasi. Dalam tabel 2.1
berikut ini dapat dilihat hubungan antara setiap level perencanaan di
Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat dari setiap misi yang pada intinya
keseluruhan dari uraian-uraian tersebut merupakan suatu elemen yang
saling mendukung dalam upaya mewujudkan visi “Energi dan Sumber
Daya Mineral untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat”.
Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Misi 1 Mewujudkan ketahanan energi
Terwujudnya pemenuhan kebutuhan
energi listrik bagi masyarakat
Meningkatnya akses masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
Meningkatkan cakupan dan akses masyarakat terhadap
ketenagalistrikan
1. Pembangunan Sambungan Listrik Bersumber dari PLN untuk Masyarakat Tidak
Mampu
2. Fasilitasi dan Kajian Pengembangan Ketenagalistrikan
3. Pengembangan Sistem Informasi Ketenagalistrikan Berbasis Web.
Meningkatnya keamanan instalasi tenaga listrik di
Jawa Barat
Meningkatkan keamanan instalasi tenaga listrik yang
menjadi kewenangan provinsi
1. Penerbitan Sertifikat Laik Operasi dan Registrasi,
2. Pengawasan dan
Pengendalian Penerbitan Sertifikat Laik Operasi,
3. Pemutakhiran dan pemeliharaan aplikasi
penerbitan SLO dan registrasi di Jawa Barat,
4. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
ketenagalistrikan, 5. Sertifikasi kompetensi
tenaga teknik ketenagalistrikan aparatur
Dinas ESDM, 6. Peningkatan kompetensi
tenaga teknis ketenagalistrikan
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-5
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
7. Sosialisasi keselamatan ketenagalistrikan bagi
operator instalasi ketenagalistrikan
Meningkatnya pelayanan pengusahaan ketenagalistrikan
Meningkatkan Pelayanan Pengusahaan Ketenagalistrikan
yang menjadi Urusan Provinsi
1. Penerbitan pertimbangan teknis ketenagalistrikan,
2. Pembinaan Pengusahaan Bidang Ketenagalistrikan,
3. Pengembangan sistem informasi untuk menunjang perizinan bidang ketenagalistrikan,
4. Pembuatan bahan media tayang penerbitan pertimbangan teknis perizinan bidang
ketenagalistrikan
Terwujudnya
konservasi energi
Meningkatnya
ketersediaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal
Meningkatkan
pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan
1. Instalasi Sistem Konversi
Energi Surya, 2. Pembangunan Instalasi
Biogas, 3. Kajian Pengembangan
Energi Terbarukan, 4. Survei potensi energi pada
wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai),
5. Fasilitasi dan sosialisasi pengembangan energi baru dan terbarukan,
6. Pembuatan database
aplikasi dan sistem informasi bidang energi,
7. Penguatan kapasitas pengelolaan energi di Jawa
Barat
Meningkatnya penghematan energi
Meningkatkan upaya penghematan energi
1. Kajian konservasi energi, 2. Audit energi bangunan, 3. Promosi dan edukasi
program konservasi dan penghematan energi,
4. Aplikasi bangunan hemat energi,
5. Pembuatan media promosi dan tayang pada bidang energi
Misi 2 Meningkatkan pendayagunaan dan konservasi sumber daya mineral
Terwujudnya peningkatan pendayagunaan dan konservasi
sumber daya pertambangan
Meningkatnya pengelolaan pengusahaan sumber daya
mineral
Meningkatkan pengelolaan pengusahaan sumber daya pertambangan
1. Fasilitasi Perizinan Pertambangan di Jawa Barat,
2. Pembinaan Kepala Teknik Tambang,
3. Kajian Pengelolaan Pertambangan,
4. Pengawasan usaha pertambangan,
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-6
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
5. Penyusunan Sistem Online Pelayanan Pengusahaan
Pertambangan, 6. Pembinaan dan Pengendalian
Pertambangan di Wilayah Kerja Cabang Dinas ESDM
Wilayah I s/d VII, 7. Pembinaan dan Pengendalian
Pengusahaan Pertambangan
Terwujudnya peningkatan pendayagunaan
dan konservasi air tanah
Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah
rawan air
Meningkatkan ketersediaan air baku di wilayah rawan air
1. Melakukan survei geolistrik 2. Pembangunan sumur bor
untuk masyarakat di wilayah
rawan air
Meningkatnya
konservasi air tanah
Meningkatkan upaya
konservasi air tanah
1. Pendataan Nilai Perolehan
Air Tanah di Wilayah Kerja Cabang Dinas ESDM Wilayah I s/d VII,
2. Pelayanan Rekomendasi
Teknis Penerbitan Izin Air Tanah,
3. Pembuatan/Pemutakhiran Sistem/Aplikasi Informasi Air Tanah,
4. Sosialisasi Pengusahaan Air Tanah,
5. Kajian Pengelolaan Air
Tanah, 6. Kajian potensi dan kuota
cekungan air tanah, 7. Pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pengusahaan air tanah,
8. Pemantauan Fluktuasi Muka Air Tanah
Misi 3 Mengoptimalkan dukungan investasi dan pendapatan bidang energi dan sumber daya mineral
Terwujudnya optimalisasi investasi,
pendapatan dan kesempatan kerja di bidang energi dan
sumber daya mineral
Optimalisasi pendapatan di bidang energi dan
sumber daya mineral
Mengoptimalkan dukungan terhadap penerimaan
pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral
1. Optimalisasi dukungan terhadap investasi di bidang ESDM
2. Optimalisasi dukungan terhadap target penerimaan sektor ESDM (PAD dan DBH)
Meningkatnya jumlah
wirausahawan baru sektor ESDM
Meningkatkan jumah wirausahawan baru
sektor ESDM
Pendampingan dalam rangka penciptaan wirausahawan baru
sektor ESDM
Misi 4 Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kerjasama bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatnya
kapasitas kelembagaan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral
Meningkatnya
keahlian dan kompetensi aparatur bidang energi dan sumber
daya mineral
Meningkatkan
keahlian dan kompetensi aparatur bidang energi dan sumber daya mineral
1. Penyertaan aparatur dalam
diklat struktural 2. Penyertaan aparatur dalam
pelatihan teknis
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-7
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Meningkatnya infrastruktur untuk
kelancaran pelaksanaan tugas aparatur di bidang energi dan sumber
daya mineral
Mewujudkan peningkatan
infrastruktur untuk membantu pelaksanaan tugas aparatur
1. Diseminasi data dan informasi bidang energi dan sumber
daya mineral 2. Fasilitasi dan koordinasi
perencanaan dan pelaporan bidang ESDM
3. Melaksanakan penatausahaan keuangan Dinas yang tepat waktu dan akurat
4. Meningkatkan tata kelola
bidang energi dan sumber daya mineral
5. Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur
Meningkatnya
jumlah produk hukum daerah bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatkan jumlah
produk hukum daerah bidang energi dan sumber daya mineral
Menyusun kajian akademis dan
draft produk hukum daerah bidang energi dan sumber daya mineral
d. Program
Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan
jenis sumberdaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu
rencana. Program Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mengacu
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Barat 2013 – 2018 antara lain adalah :
1. Pembinaan Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan
Energi;
2. Pembinaan dan pengembangan sumber Daya Mineral, Geologi dan
Air Tanah;
3. Pengembangan Kompetensi Aparatur;
4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan;
5. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum;
7. Pelayanan Administrasi Perkantoran;
8. Pembinaan Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur;
9. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-8
10. Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah;
11. Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan
Pemanfaatan Teknologi.
e. Anggaran Kegiatan
Berikut ini merupakan rekapitulasi anggaran berdasarkan Program
kegiatan yang ada di Dinas Energi dan Sumber daya Mineral Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018.
Tabel 2.2 Anggaran Kegiatan Tahun 2018
No Unit Kerja Jumlah Kegiatan Anggaran (Rp)
1 Sekretariat 17 10.520.059.500
2 Bidang Energi 15 9.869.651.892
3 Bidang Ketenagalistrikan 10 1.555.587.500
4 Bidang Pertambangan 8 2.494.032.000
5 Bidang Air Tanah 5 1.570.655.000
6 Cabang Dinas ESDM Wilayah I Cianjur
15 5.119.893.805
7 Cabang Dinas ESDM Wilayah II Bogor
14 2.915.534.670
8 Cabang Dinas ESDM Wilayah III Purwakarta
13 4.128.314.350
9 Cabang Dinas ESDM Wilayah IV Bandung
14 4.170.836.131
10 Cabang Dinas ESDM Wilayah V Sumedang
14 5.873.751.734
11 Cabang Dinas ESDM Wilayah VI Tasikmalaya
15 4.748.238.689
12 Cabang Dinas ESDM Wilayah VII Cirebon
14 3.484.268.006
13 UPTD Laboratorium Pengujian 13 2.879.600.000
J U M L A H 167 59.330.423.277
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-9
2.2 Perjanjian Kinerja
Indikator kinerja yang hendak diukur dalam dokumen ini didasarkan atas
dokumen perjanjian kinerja yang telah disepakati oleh Gubernur Jawa Barat
dengan Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Tahun 2018
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program APBD
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
Rasio Elektrifikasi
rumah
100 % Program Pembinaan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
dan Pemanfaatan
Energi
2 Meningkatnya
pemanfaatan sumber
energi baru dan
terbarukan berbasis
potensi lokal
Jumlah pemanfaatan
sumber energi baru
dan terbarukan
200.000 SBM
(setara barel minyak)
Program Pembinaan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
dan Pemanfaatan
Energi
3 Meningkatnya
penghematan energi
Persentase jumlah
gedung kantor di
lingkup OPD
Pemprov Jabar yang
melakukan
penghematan energy
100 % Program Pembinaan,
Pengembangan
Ketenagalistrikan
dan Pemanfaatan
Energi
4 Meningkatnya
pengelolaan
pengusahaan sumber
daya mineral
Persentase usaha
pertambangan yang
melaksanakan Good
Mining Practise
70 % Program Pembinaan,
Pengembangan
Sumber Daya
Mineral, Geologi dan
Air Tanah
5 Meningkatnya
konservasi air tanah
Persentase luas zona
aman pada cekungan
air tanah
65,75 % Program Pembinaan,
pengembangan
sumber Daya
Mineral, Geologi dan
Air Tanah
6 Meningkatnya
ketersediaan air baku
di wilayah rawan air
Tersedianya
prasarana air bersih
bagi masyarakat
bersumber dari air
20 Titik Program Pembinaan,
pengembangan
sumber Daya
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 II-10
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program APBD
tanah dalam di
wilayah rawan air
Mineral, Geologi dan
Air Tanah
7 Optimalisasi
pendapatan di bidang
energi dan sumber
daya mineral
Jumlah pendapatan
di bidang energi dan
sumber daya mineral
Rp.
2.437.501.960.298,-
Program
Pengelolaan
Keuangan dan
Kekayaan Daerah
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-1
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan
hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau
kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang
berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah
Provinsi Jawa Barat selaku pengemban amanah masyarakat Jawa Barat
melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Jawa Barat yang dibuat sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan tersebut memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja
sasaran sebagaimana ditetapkan dalam Perda Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
serta dokumen Rencana Strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat 2013-2018.
3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja
Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral diukur berdasarkan tingkat
pencapaian kinerja sasaran yang dilakukan melalui media perjanjian kinerja
yang kemudian dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian kinerja
sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi
indikator sasaran. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi
dan analisis kinerja untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan
pencapaian sasaran strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan
sebab-sebab tercapai dan tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
Indikator kinerja merupakan unsur utama akuntabilitas kinerja. Indikator
kinerja juga adalah ukuran keberhasilan pencapaian suatu sasaran, dan
tujuan stratejik atau bahkan visi organisasi. Indikator ini bersifat kuantitatif
atau kualitatif apabila tidak memungkinkan bersifat kuantitatif.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-2
VISI
MISI
(MISSION)
TUJUAN
(GOAL)
SASARAN
(OBJECTIVES)
STRATEGY
SISTEM INFORMASI
(PENGUMPULAN
DATA)
INDIKATOR
KINERJA
HASIL
AKTIVITAS
Gambar 3.1 Sistem Lakip dan Pola Penetapan Indikator Kinerja
Pencapaian kinerja dalam prosentase dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut :
A. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin baik, maka digunakan rumus :
B. Semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian
kinerja, maka digunakan rumus :
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi dan analisis kinerja
untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran
strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan sebab-sebab tercapai
dan tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Selanjutnya untuk
Presentase Pencapaian
Rencana tingkat capaian = %100xrencana
realisasi
Presentase Pencapaian
Rencana tingkat capaian = %100)(
xrencana
rencanarealisasirencana
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-3
mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran diberlakukan
penggunaan makna dari nilai yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Penilaian Capaian Kinerja Sasaran
Prosentase Kategori Keterangan
> 90% AA Sangat Memuaskan
80% <= 90% A Memuaskan
70% <= 80% BB Sangat Baik
60% <= 70% B Baik
50% <= 60% CC Cukup
30% <= 50% C Kurang
0% <= 30% D Sangat Kurang
Sumber: Permenpan RB No. 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
3.2 Analisis dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Sasaran Stratejik
Di dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018 antara Kepala Dinas
ESDM dengan Gubernur Jawa Barat terdapat 7 sasaran strategis dengan 7
indikator kinerja yang didukung oleh 78 (tujuh puluh delapan) kegiatan
pembangunan. Dalam sub-bab ini akan dibahas capaian dari setiap sasaran
strategis tersebut, perbandingan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya
(Tahun 2017) dan target yang merupakan akhir dari periode RPJMD Provinsi
Jawa Barat 2013-2018 berdasarkan Peraturan Gubernur No. 16 Tahun 2016
tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 Dengan Kebijakan Nasional.
Selanjutnya dilakukan pembahasan terkait kendala yang dihadapi serta
alternatif solusi yang telah diupayakan untuk mencapai target yang telah
ditetapkan.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-4
3.2.1 Sasaran Strategis Meningkatnya Akses Masyarakat Terhadap
Infrastruktur Listrik
Indikator Sasaran: Rasio elektrifikasi rumah (100%)
Rasio Elektrifikasi adalah ukuran tingkat ketersediaan listrik di suatu
daerah. Sampai saat ini angka rasio elektrifikasi dihitung berdasarkan
jumlah rumah tangga yang telah menikmati listrik (baik PLN ataupun non
PLN) dibandingkan dengan jumlah rumah tangga total di Jawa Barat.
Menurut data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2018 bahwa rasio elektrifikasi di
Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 99,99%. Angka tersebut melampaui
angka nasional sebesar 97,13% dan berada di atas Provinsi Jawa Timur
dan Jawa Tengah untuk di Pulau Jawa.
Gambar 3.2 Rasio Elektrifikasi Nasional Tahun 2018
Sumber: Ditjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, 2019
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-5
Tabel 3.2 Rekapitulasi Rasio Elektrifikasi Jawa Barat per Kabupaten/Kota Tahun 2018
Sumber: Ditjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, 2019
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-6
Dari rekapitulasi Rasio Elektrifikasi Jawa Barat per Kabupaten/Kota
Tahun 2018 dapat dilihat bahwa terdapat 4 kabupaten/kota yang masih
memiliki angka rasio elektrifikasi di bawah 100% yakni Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, dan Kabuapten
Indramayu. Sedangkan untuk kabupaten/kota lainnya sudah memiliki
angka rasio elektrifikasi di atas 90%. Namun demikian dapat dikatakan
bahwa angkat rata-rata Rasio Elektrifikasi per kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Barat masih berada pada angka yang relatif tinggi yakni dengan
rata-rata angka rasio elektrifikasi sebesar 99%.
Perhitungan Capaian Kinerja = (99,99%) x 100% = 99,99 %
100%
Dengan tercapainya angka rasio elektrifikasi sebesar 99,99% ini maka
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mampu melampaui target yang
ditetapkan pada tahun 2018 dan merukapan target akhir Periode Renstra
Tahun 2018-2023 dengan target sebesar 98-100% berdasarkan Pergub
Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Indikator Rasio Elektrifikasi
Tahun 2013 (kondisi
awal)
2014 2015 2016 2017* 2018*
Target Renstra
80,05 % 83 % 85 % 87% 96-98% 98-100 %
Target Perjanjian
Kinerja
80,05 % 83 % 85 % 95% 98% 100%
Realisasi 80,05 % 83,77 % 93,71 % 97,87% 99,87% 99,99%
Capaian Kinerja
100% 100,92% 110,24% 103,02% 101,90% 99,99%
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-7
Gambar 3.3 Grafik Capaian Indikator Rasio Elektrifikasi
Analisis
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2017 ke 2018 terjadi
kenaikan angka rasio elektrifikasi sebesar 0,12%. Angka tersebut lebih
kecil dari kenaikan angka rasio elektrifikasi pada tahun 2016 dan 2017.
sebesar 2% Hal ini tidak terlepas dari berbagai hal sebagai berikut:
1. Terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dimana dalam pasal 298 ayat (5) disebutkan bahwa belanja hibah
kepada masyarakat hanya dapat diberikan kepada badan, lembaga,
dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia,
sehingga mekanisme pemberian bantuan listrik kepada masyarakat
miskin di Jawa Barat yang selama ini dilaksanakan melalui prosedur
hibah, mulai pada tahun 2017 dilaksanakan melalui prosedur bantuan
sosial. Pada tahun 2018 telah dilaksanakan pemasangan sambungan
listrik terhadap 11.711 rumah tangga miskin berdasarkan Basis Data
Terpadu (BDT) Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K).
2. Komitmen PLN Distribusi Jawa Barat melalui program perluasan
jaringan sangat berpengaruh terhadap capaian peningkatan Rasio
Elektrifikasi Jawa Barat sehingga target rasio elektrifikasi sebesar
100% pada tahun 2018 dapat tercapai.
80,05%
83% 85% 87%
98% 100%80,05%83,77%
93,71% 97,87% 99,87% 99,99%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
2013 2014 2015 2016 2017 2018
PER
SEN
TASE
TAHUN
Target Renstra Realisasi
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-8
Permasalahan
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam mencapai
rasio elektrifikasi 99,99% di Jawa Barat antara lain ialah:
1. Masih terdapat masyarakat miskin dan tidak mampu yang berhak
mendapatkan bantuan dengan lokasi terpencil/remote sehingga
membutuhkan perluasan jaringan terlebih dahulu oleh PLN sebelum
dilakukan pemasangan bantuan sambungan listrik.
2. Perluasan jaringan untuk menjangkau wilayah terpencil/remote
terkadang terkendala oleh permasalahan lahan milik Perhutani dan
Kehutanan, sehingga dalam penyelesaiannya memerlukan langkah-
langkah yang prosedural yang perlu dipenuhi.
3. Penerima bantuan sambungan listrik gratis bersubsidi harus sesuai
dengan regulasi berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) PT. PLN (Persero).
4. Di Provinsi Jawa Barat masih terdapat masyarakat miskin dan tidak
mampu yang belum masuk kedalam BDT TNP2K dan terdapat
masyarakat miskin yang sudah terdaftar di BDT TNP2K namun belum
terdaftar kedalam data AP2T PT. PLN (Persero).
Solusi
Adapun solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain ialah:
1. Perlunya optimalisasi koordinasi dengan pemerintah tingkat
kecamatan dan desa serta dengan PT. PLN (Persero).
2. Optimalisasi koordinasi dengan PT. Perhutani, Kementerian/Dinas
Kehutanan dan PT. PLN (Persero).
3. Optimalisasi sinergitas antara pemerintah daerah, pemerintah pusat,
tim TNP2K dan PT. PLN (Persero) dalam penggunaan dan
pengolahan data masyarakat miskin dan tidak mampu.
4. Optimalisasi penggunaan aplikasi online pengaduan subsisdi listrik
tepat sasaran.
5. Optimalisasi respon stakeholder terkait terhadap adanya pengaduan
subsidi listrik tepat sasaran pada aplikasi online.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-9
6. Evaluasi efektifitas program/kegiatan secara menyeluruh baik
secara teknis maupun non teknis
Gambar 3.4 Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Di Jawa Barat
3.2.2 Sasaran Strategis Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Energi Baru
Dan Terbarukan Berbasis Potensi Lokal
• Indikator Sasaran : Jumlah pemanfaatan sumber energi baru dan
terbarukan (200.000 SBM)
Perhitungan pencapaian indikator target sasaran ini adalah dengan
mengkonversikan satuan energi dari produksi 4 (Empat) jenis energi baru
terbarukan di tahun 2018 ke dalam satuan SBM (Setara Barel Minyak)
yang terdiri dari: (1). Pembangkit Listrik Tenaga Mini-MikroHidro; (2).
Pengembangan Biogas; (3). Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(Biomass); dan (4). Sistem Konversi Tenaga Surya. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-10
Tabel 3.4 Perhitungan Jumlah Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan
Terbarukan 2018
No Jenis Energi Terbarukan Kapasitas Terpasang
Satuan Energi Setara Barrel Minyak (SBM)
1 Pembangkit Listrik Tenaga Mini- MikroHidro
69,02 MegaWatt (MW) 219.497,73
2 Biogas 2.461 Unit 6.002,56
3 Pembangkit Listrik Biomassa
6 MW 25.828,01
4 Tenaga Surya 3.257,2 kW 3.651,35
JUMLAH TOTAL (SBM) 254.979,65
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa sampai dengan
tahun 2018 kontribusi terbesar jenis energi terbarukan di Jawa Barat
adalah Pembangkit Lisrtik Tenaga Mini-Minihidro. Pada tahun 2018 Dinas
ESDM Jawa Barat melakukan kegiatan revitalisasi PLTMH yakni PLTMH
Cibuluh di Kabupaten dan PLTMH Harumandala di Kabupaten
Pangandaran dengan total kapasitas terpasang sebesar 31 kW atau setara
dengan 1,77 SBM. Peningkatan jumlah pemanfaatan energi baru
terbarukan terjadi pada peningkatan pemanfaatan biogas dan tenaga
surya. Untuk biogas pada tahun 2018 terdapat penambahan pembangunan
dengan total kapasitas 195 m3, dimana Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat
melalui APBD telah membangun sebanyak 195 unit dengan kapasitas
reaktor rata-rata sebesar 4 m3 untuk tipe reaktor individual yang tersebar di
daerah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Garut.
Untuk pembangunan PLTS pada tahun 2018 terdapat tambahan
pembangunan PLTS di Jawa Barat sebesar 2240 kW yang berasal dari
Dinas ESDM (14 kWp), APBN (60 kWp), dan PT. Tirta Investama (770
kWp). Berdasarkan target jumlah pemanfaatan sumber energi baru dan
terbarukan di tahun 2018 yang tercantum pada Renstra yakni 200.000
SBM, diperoleh hasil capaian kinerja sebagai berikut:
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-11
Perhitungan Capaian Kinerja = (254.979,65 SBM) x 100% = 127,49 % 200.000 SBM
Tabel 3.5 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan
Tahun 2013
(kondisi
awal)
2014 2015 2016 2017* 2018*
Target 15.425 65.000 120.000 170.000 175.000 200.000
Realisasi 15.425 64.154,31 87.339 169.748 251.586 254.979,65
Capaian Kinerja
100% 98,69% 72,78% 99,85% 143.76% 127,49%
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
Gambar 3.5 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pemanfaatan EBT Di Jawa Barat
Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa pencapaian kinerja
pada tahun 2018 adalah sebesar 127,49% dimana menunjukkan
pemanfaatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Provinsi Jawa
15.425
65.000
120.000
170.000 175.000
200.000
15.425
64.154,31
87.339
169.748
251.586254.989,64
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Seta
ra B
are
l Min
yak
(SB
M)
Tahun
Target Realisasi
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-12
Barat sudah berjalan optimal. Dibandingkan dengan tahun 2017 terdapat
kenaikan signifikan pada kapasitas EBT jenis Biogas dimana terjadi
kenaikan dari 791 m3 pada tahun 2017 menjadi 986 m3 pada tahun 2018
atau naik sebesar 28,56%. Selain hal tersebut adanya kenaikan
pemanfaatan EBT dari biogas sebesar 7,8% dan terbesar dari tenaga
surya yakni sebesar 1222,8 kW atau naik sebesar 120,2%. Hal tersebut
menunjukkan adanya akselerasi pengembangan/pembangunan energi
terbarukan jenis PLTM, biogas, dan PLTS oleh pihak swasta, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Pusat dan PT. PLN.
Permasalahan
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam mencapai
pemanfaatan EBT sebesar 254.989,64SBM di Jawa Barat antara lain
ialah:
1. Supply data pembangunan energi baru terbarukan terbatas.
2. Ruang dan institusi pengelola energi baru terbarukan ditingkat
kabupaten/kota sudah tidak ada pasca berlakunya UU No. 23 Tahun
2014 sehingga menjadi kendala dalam koordinasi pengembangan
potensi-potensi energi baru terbarukan di daerah.
Solusi
Adapun solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain ialah:
1. Diperlukan adanya Inovasi mekanisme dan metode pengumpulan data
pembangunan energi baru terbarukan.
2. Perubahan metode dan institusi/lembaga tujuan koordinasi
pengelolaan energi baru terbarukan.
3. Percepatan pembangunan energi terbarukan dengan melibatkan
berbagai stakeholder terkait.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-13
Gambar 3.6 Kegiatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
Kegiatan Revitalisasi PLTMH
Kegiatan Pembangunan Instalasi Biogas
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-14
3.2.3 Sasaran Strategis Meningkatnya Penghematan Energi
• Indikator Sasaran : Jumlah gedung kantor di lingkup OPD Pemprov
Jabar yang melakukan penghematan energi (100%)
Perhitungan penghematan energi di gedung kantor lingkup OPD
Pemprov Jabar ini dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:
%𝑬 =%𝜮𝑶𝑷𝑫 + %𝜮𝑩𝑳 + %𝜮𝑩𝑬
𝟑
Dimana:
%E = Persentase jumlah gedung kantor di lingkungan OPD
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melakukan
penghematan energi
%ΣOPD = Persentase jumlah OPD yang melakukan pelaporan atau
ada datanya
%ΣBL = Persentase jumlah bangunan yang dilaporkan atau ada
datanya
%ΣBE = Persentasi jumlah bangunan yang melakukan
penghematan energi dari yang dilaporkan;
Keterangan
1) Termasuk kedalamnya Biro, Dinas, Lembaga, Badan, BUMD, DPRD
dan lainnya;
2) Data terkini didapatkan, perlu diverifikasi didapatkan, termasuk
kedalamnya seluruh bangunan dikelola oleh 1);
3) Input data baru masuk selama 3 bulan terakhir, belum bisa
mendapatkan data efisiensi pada bangunan yang dinyatakan dalam
IKE (Intensitas Konsumsi Energi) yang dihitung dalam kurun waktu 1
tahun atau 12 bulan.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-15
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
%𝑬 =(
𝟐𝟎𝟑𝟕 ∗ 𝟏𝟎𝟎%) + (
𝟐𝟗𝟒𝟕 ∗ 𝟏𝟎𝟎%) + (
𝟖𝟒𝟕 ∗ 𝟏𝟎𝟎%)
𝟑
%𝑬 =𝟓𝟒, 𝟎𝟓% + 𝟔𝟏, 𝟕𝟎% + 𝟏𝟕, 𝟎𝟐%
𝟑
%𝑬 = 𝟒𝟒, 𝟐𝟓%
Penjelasan Perhitungan atau perincian:
1) Terdapat 20 dari 37 OPD dan BUMD yang melaporkan, sehingga nilai
%ΣOPD adalah 54,05 %;
Nilai 20 diambil dari Aplikasi Energy Utilization Information System
(EUIS) milik Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat;
Nilai 37 adalah jumlah OPD dan Badan berdasarkan Peraturan
Daerah Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dan Jumlah
Badan Usaha Milik Daerah dibawah Pemerintah Provinsi Jawa
Barat;
2) Terdapat 29 dari 47 bangunan, sehingga nilai %ΣBL adalah 61,70 %;
Nilai 29 adalah jumlah bangunan yang terlaporkan penggunaan
energinya dari Aplikasi EUIS;
Nilai 47 adalah jumlah bangunan yang dimiliki/ dikelola oleh OPD
dan BUMD pemerintah Provinsi Jawa Barat berdasarkan
pengolahan data Kartu Inventaris Barang (KIB) dari bangunan dari
Biro Aset;
3) Terdapat 8 dari 47 Bangunan yang tercatat mengalami efisiensi
energi sehingga nilai %ΣBE sebesar 17,02%;
Nilai 8 adalah jumlah bangunan yang tercatat mengalami
pengurangan pemakaian energi pada bulan Desember 2018
berdasarkan aplikasi EUIS;
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-16
Nilai 47 adalah jumlah bangunan yang terlaporkan penggunaan
energinya dari aplikasi EUIS;
4) Dengan demikian berdasarkan cara perhitungan diatas maka nilai
%E adalah sebesar 44,25 %
Perhitungan Capaian Kinerja = (44,25% x 100%) = 44,25 % 100%
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Gedung Kantor Di Lingkup
OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan Penghematan Energi
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Target 8,6 % 26 % 43 % 60 % 78% 100 %
Realisasi 8,6 % 23,13 % 15,48 % 36,57 % 40,98% 44,25%
Capaian
Kinerja 100% 88,96% 36% 60,95% 52,53% 44,25%
Gambar 3.7 Grafik Capaian Indikator Jumlah Gedung Kantor Di Lingkup OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan Penghematan Energi
8,60%
26%
43%
60%
78%
100%
8,60% 23,13% 15,48%
36,57%40,98%
44,25%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pe
rsen
tase
(%
)
Tahun
Target Realisasi
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-17
Analisis
Proses pelaporan bangunan di lingkup OPD Pemprov Jabar yang
melakukan penghematan Listrik, secara umum belum efektif.
Meskipun telah terdapat instruksi untuk membentuk Gugus Tugas
Penghematan Listrik dan Air yang dibentuk oleh Gubernur, namun
masih terdapat OPD yang belum melaksanakan hal tersebut. Selain
itu terdapat restrukrisasi OPD berdasarkan Peraturan Daerah Jawa
Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan
Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, sehingga pelaksanaan
gugus tugas tidak berjalan dengan semestinya.
Data Jumlah Bangunan berdasarkan Kartu Inventaris Barang (KIB)
memasukan pula renovasi, pemeliharaan, pengawasan dan seluruh
biaya sarana prasarana pada bangunan pemerintah provinsi jawa
barat, sehingga kemungkinan menjadi terlalu besar dan perlu
diidentifikasi lebih lanjut.
Permasalahan
Restrukturisasi OPD berpengaruh pada data dasar perhitungan
penggunaan energi pada bangunan aplikasi pelaporan penggunaan
energi yang ada. Akun dasar dan jumlah OPD yang berubah merubah
pula kewenangan pelaporan atas bangunan yang sebelumnya ada.
Besar kemungkinannya terdapat kesulitan atau kesalahan input data
dan ketidaktahuan dalam hal penggunaan aplikasi pelaporan
penggunaan energi yang telah disediakan;
Kurangnya komitmen para pejabat pengelola
gedung/kantor/bangunan/rumah dinas, akan pentingnya melakukan
penghematan energi yang mungkin pula disebabkan tidak adanya
sistim reward and punishment dari peraturan yang ada.
Solusi
Perlu diadakan sosialisasi dan pelatihan pejabat secara berkala dalam
penggunaan aplikasi penggunaan energi, hingga pencapaian data
pelaporan OPD dan gedung dapat mencapai 100%. Setelah pencapaian
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-18
pelaporan mencapai angka tersebut, perlu evaluasi pada gedung/ kantor/
bangunan/ rumah dinas yang belum mencapai angka efisensi tertentu.
Untuk itu perlu kiranya diadakan pengkondisian dalam bentuk peraturan-
peaturan tertentu, dengan penerapan sistem reward and punishment
yang jelas bagi OPD pemerintah provinsi Jawa Barat yang melakukan
efisiensi pada bangunan yang dikelolanya.
Gambar 3.7 Kegiatan Peningkatan Penghematan Energi
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-19
3.2.4 Sasaran Strategis Meningkatnya Pengelolaan Pengusahaan Sumber
Daya Mineral
• Indikator Sasaran : Persentase luas Usaha Pertambangan yang
Melaksanakan Good Mining Practice (70%)
Tingkat pengelolaan sumber daya mineral ini dihitung berdasarkan
Jumlah IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang melaksanakan kaidah
Good Mining Practice (a) dibandingkan dengan Total IUP yang dikunjungi
(∑ b) dikalikan 100%. Sehingga didapat melalui perhitungan sebagai
berikut:
Tingkat Pengelolaan Sumber Daya Mineral (%) = 𝑎
∑𝑏x 100%
Parameter dalam penilaian kinerja Good Mining Practices adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Teknik Tambang
Kepala Teknik Tambang dinilai bedasarkan pengangkatan,
pengesahan, dan sertifikasi. Apabila pemegang IUP telah mengangkat
Kepala Teknik Tambang, lalu Kepala Teknik Tambang tersebut telah
disahkan oleh Dinas ESDM , dan telah mengikuti Diklat Pengawas
Operasional dengan dibuktikan dengan sertfikat kompetensi, maka
pemegang IUP tersebut dapat diberikan skor tinggi.
2. Kantor Tambang
Kantor tambang dinilai dari kelayakan dan kenyamanan. Kantor
tambang dapat menyimpan salinan dokumen-dokumen dan peta-peta
teknis, memiliki perlengkapan kerja yang memadai, melakukan
housekeeeping yang baik. Jika sangat memadai maka diberi skor
tinggi.
3. Teknik Penambangan/Pengolahan
Untuk tambang terbuka, teknik penambangan dinilai berdasarkan
penjenjangan lereng. Apabila penjenjangan lereng baik dan konsisten,
maka diberi skor tinggi. Untuk tambang bawah tanah, teknik
penambangan dinilai berdasarkan kondisi lantai bukaan, ketersediaan
peranginan, penerangan, dan penyanggaan. Apabila komponen-
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-20
komponen tersebut sangat memadai maka diberi skor tinggi. Untuk
IUP Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan Pemurnian dinilai
berdasarkan instalasi pengolahan, pengelolaan debu, kebisingan,
kelistrikan, dan pengelolaan limbah hasil pengolahan. Apabila
komponen-komponen terebut sangat memadai, maka diberi skor
tinggi.
4. Pengelolaan Keselamatan Pertambangan
Pengelolaan keselamatan pertambangan dinilai berdasarkan
kelengkapan minimum berupa rambu-rambu larangan dan peringatan
yang terpasang di seluruh area kerja, dan ketersediaan serta
kedisiplinan karyawan dalam pemakaian Alat Pelindung Diri. Apabila
komponen-komponen tersebut dinilai memadai, maka pemegang IUP
teserbut diberi skor tinggi.
5. Pengelolaan Lingkungan Pertambangan
Pengelolaan lingkungan dinilai berdasarkan ketersediaan kolam
pengendap. Kolam pengendap dinilai sangat memadai jika terdapat
drainase yang terkoneksi ke kolam pengendap tersebut, dilakukan
penanggulan, pemagaran, dan penamaan. Kolam pengendap dapat
menampung air larian, dan mudah dalam pemeliharaan.
Dari total jumlah IUP Eksplorasi dan Produksi yang aktif di Jawa Barat
sebanyak 624 perusahaan telah dilakukan peninjauan lapangan
sebanyak 267 IUP, namun dari 267 IUP tersebut hanya 237 IUP yang
paramater-parameternya dapat nilai. IUP yang tidak dapat dinilai
umumnya disebabkan kondisi perusahaan yang pasif dan sama sekali
tidak berkegiatan (melakukan operasi produksi). Skor diberikan dalam
rentang 1-100. Skor masing-masing parameter dirata-ratakan. Jika Rata-
rata sekor ≥ 67, maka perusahaan tersebut dinilai telah memenuhi Good
Mining Practices.
Dari peninjauan lapangan 237 perusahaan tersebut diperoleh hasil bahwa
169 perusahaan yang telah sesuai dengan penerapan kaidah Good
Mining Practice (GMP). Untuk itu, maka didapatkan persentase tingkat
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-21
pengelolaan sumber daya mineral di Jawa Barat dengan perhitungan
sebagai berikut:
Tingkat Pengelolaan Sumber Daya Mineral = 169 x 100% = 101,87%
237
Perhitungan Capaian Kinerja = (71,31%) x 100% = 101,87 %
70%
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Indikator Persentase luas Usaha Pertambangan
yang Melaksanakan Good Mining Practice
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017* 2018*
Target Renstra 20 % 30 % 40 % 50 % 60% 70 %
Target Perjanjian
Kinerja 20% 30% 50% 60% 65% 70%
Realisasi 20% 42,23 56 % 64,29 % 65,26% 71,31%
Capaian Kinerja 100% 140,77% 112% 107,15% 100,40% 101,87
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
Gambar 3.8 Grafik Capaian Indikator Persentase luas Usaha Pertambangan yang Melaksanakan Good Mining Practice
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-22
Analisis
Target yang digunakan untuk mengukur indikator sasaran ini adalah
berdasarkan Target Renstra Tahun 2013-2018 yang mengalami
perubahan target di tahun 2017 dan 2018 Pergub No. 16 Tahun 2016
sebesar 70%. Dalam pencapaian target tersebut didukung oleh hal-hal
sebagai berikut:
Koordinasi yang baik antara unsur Bidang Pertambangan Dinas
ESDM, Cabang Dinas ESDM, dan tenaga pengawas (Inspektur
Tambang);
Terdapatnya peningkatan pengelolaan kegiatan usaha pertambangan
yang sebelumnya tidak masuk kategori GMP menjadi kategori GMP
pada tahun 2018;
Pendampingan dan pembinaan kegiatan usaha pertambangan secara
berkelanjutan melalui pembinaan teknis dan koordinasi.
Permasalahan
Meskipun demikian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2018 ini
terdapat beberapa kendala yang dihadapi yakni:
- Adanya keterbatasan dari Inspektur Tambang dimana tidak selalu
dapat melakukan kunjungan lapangan untuk melakukan
pemeriksaaan/pengawasan jika terjadi kejadian/peristiwa kecelakaan
tambang, kejadian berbahaya, dan kasus lingkungan, atau kejadian
mendadak lainnya, dikarenakan keterbatasan alokasi anggaran.
- Kurangnya kendaraan operasional dan sarana prasarana lainnya yang
mendukung kegiatan pengawasan pertambangan.
- Masih terdapat perusahaan yang tidak menyampaikan kelengkapan
administrasi sesuai dengan Kepmen 1806K/30/MEM/2018 tentang
pedoman pelaksanaan penyusunan evaluasi persetujuan Rencana
Kerja dan Anggaran Biaya, serta laporan pada kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara.
- Keterbatasan personil tim pembahas rekomendasi teknis izin usaha
pertambangan.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-23
Solusi
Adapun alternatif solusi yang diusulkan dalam mengatasi permasalahan
tersebut antara lain adalah:
- Perlunya peningkatan koordinasi yang lebih baik antara Bidang
Pertambangan Dinas ESDM, Unit Pelaksana Teknis Dinas, dan
tenaga pengawas (Inspektur Tambang);
- Peningkatan anggaran pengawasan dan pembinaan untuk
menambah jumlah IUP yang dapat diawasi secara langsung;
- Peningkatans sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan
pembinaan dan pengawasan pertambangan;
- Mengoptimalkan peran Cabang Dinas dalam kegiatan pembinaan dan
pengawasan (sesuai kewenangannya), karena Cabang Dinas adalah
struktur terdekat ke lokus pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan;
- Mengoptimalkan keberadaan Inspektur Tambang dan Analis
Pertambangan dalam kegiatan pengawasan (sesuai
kewenangannya);
Gambar 3.9 Kegiatan Pengawasan Pertambangan
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-24
3.2.5 Sasaran Strategis Meningkatnya Konservasi Air Tanah
• Indikator Sasaran : Persentase luas zona aman pada cekungan air
tanah (65,75%)
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan luas zona aman untuk masing-
masing CAT yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Tabel 3.8 Luas Zona Aman pada CAT di Jawa Barat Tahun 2018
No Nama Cekungan Air Tanah Luas (km2) Luas Zona Aman (km2)
1 Bogor 1.311 1.072,77
2 Sukabumi 868 753,31
3 Bekasi - Karawang 3.641 2.997,77
4 Subang 1.514 819,38
5 Ciater 566 312,38
6 Lembang 169 54,00
7 Bandung - Soreang 1.716 812,31
8 Cibuni 621 18,00
9 Banjarsari 605 114,00
10 Tasikmalaya 1.219 812,77
11 Malangbong 514 343,00
12 Ciamis 581 534,00
13 Kuningan 507 354,00
14 Majalengka 686 488,00
15 Indramayu 1.282 731,00
16 Sumber - Cirebon 1.659 1.263,07
Jumlah 17.459 11.479,76
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase zona aman pada CAT di
Jawa Barat dapat dihitung sebagai berikut:
Indikator Kinerja (%) = (Jumlah Luasan Zona Aman) x 100%
Luas Total Cekungan Air Tanah
= 11.479,76 Km2 x 100%
17.459 Km2
= 65,753%
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-25
Sedangkan untuk menghitung tingkat capaian kinerja adalah sebagai
berikut:
Perhitungan Capaian Kinerja = (65,753 %) x 100% = 100%
65,75%
Analisis
a. Target kinerja tercapai dengan penambahan luas zona aman pada
cekungan air tanah di Jawa Barat sebesar 12,309 km2 atau 0,107 %
dari tahun sebelumnya (Tahun 2017).
b. Pencapaian target kinerja ini merupakan upaya sungguh – sungguh
Dinas dalam pelaksanaan pengelolaan air tanah di Jawa Barat,
menjaga kondisi air tanah secara kesinambungan (sustainable) dan
kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
c. Dalam rangka upaya konservasi dan pemantauan air tanah di Jawa
Barat, Dinas telah berhasil meningkatkan jumlah sumur imbuhan
/resapan dan sumur pantau air tanah dari tahun sebelumnya, sebagai
berikut :
- Sumur Imbuhan dari 354 unit pada Tahun 2017, menjadi 482 unit
pada Tahun 2018;
- Sumur Resapan menjadi 80 unit pada Tahun 2018;
- Sumur Pantau dari 132 unit pada Tahun 2017, menjadi 140 unit
pada Tahun 2018.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-26
Tabel 3.9 Capaian Kinerja Indikator Persentase Luas Zona Aman Pada Cekungan Air Tanah
Tahun 2013
(kondisi
awal)
2014 2015 2016 2017* 2018*
Target 65% 65,15% 65,30% 65,45% 65,60% 65,75%
Realisasi 65% 65,14% 65,34% 65,46% 65,68% 65,75%
Capaian Kinerja 100% 99,98% 100,06% 100,01% 100,12% 100%
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
Gambar 3.10 Grafik Capaian Indikator Persentase Luas Zona Aman Pada Cekungan Air Tanah
Permasalahan
a. Air permukaan belum berperan sebagai sumber utama kebutuhan
air, sehingga permohonan pengambilan air tanah terus meningkat;
b. Masih rendah kesadaran pengguna air tanah dalam konservasi air
tanah;
c. Terjadinya perubahan fungsi lahan di daerah hulu ( fungsi resapan
/imbuhan air tanah);
d. Belum seimbang antara pengambilan dan imbuhan /resapan air
tanah, dengan pengambilan air tanah terus meningkat yang
terkonsentrasi pada kawasan industri, sehingga berdampak :
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-27
- Turunnya muka air tanah;
- Turunnya kualitas air tanah;
- Turunnya muka tanah setempat; dan
- Intrusi air laut di wilayah pantai.
e. Masih banyak pengambilan air tanah yang dilakukan tanpa izin;
f. Tidak semua pelaku usaha/pengguna air tanah melaksanakan
kewajibannya, seperti :
- Melaporkan menyampaikan laporan debit pengusahaan Air Tanah
dan muka air tanah setiap bulan.
- Membangun sumur resapan /imbuhan di lokasi yang ditetapkan.
- Membangun sumur pantau Air Tanah.
Solusi
Beberapa alternatif solusi yang telah diambil untuk menanggulangi hal ini
diantaranya adalah:
a. Melaksanakan sosialisasi kepada para pengguna air tanah, dalam
hal :
- Kewajiban pengguna air tanah
- Konservasi air tanah
- Rain Harvesting (pemanfaatan air hujan)
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap para
pengguna air tanah.
c. Melaksanakan penerbitan rekomendasi teknis air tanah dengan ketat
dan selektif.
d. Melaksanakan evaluasi terhadap penggunaan air tanah.
e. Mengutamakan penggunaan air permukaan.
f. Melaksanakan koordinasi dengan PDAM kab/kota se-Jawa Barat dan
pengelola wilayah sungai di Jawa Barat (BBWS), dalam pemenuhan
kebutuhan pengguna air.
g. Penertiban terhadap penggunaan air tanah yang belum berizin.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-28
Gambar 3.11 Kegiatan Peningkatan Zona Aman CAT
3.2.6 Sasaran Strategis Meningkatnya Ketersediaan Air Baku
• Indikator Sasaran : Tersedianya prasarana air bersih bagi
masyarakat bersumber dari air tanah di wilayah rawan air (5 titik
sumur/lokasi)
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dimana dalam pasal 298 ayat (5) disebutkan bahwa belanja hibah kepada
masyarakat hanya dapat diberikan kepada badan, lembaga, dan
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, sehingga
pelaksanaan kegiatan penyediaan prasarana air bersih yang pada tahun-
tahun sebelumnya dilaksanakan dengan mekanisme hibah ke kelompok
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-29
masyarakat, pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 harus
diserahkan kepada oraganisasi masyarakat yang berbadan hukum.
Pada Tahun Anggaran 2018 dari target pembangunan prasarana air baku
bersumber dari air tanah pada 5 titik lokasi sumur bor, tercapai 4 titik
lokasi sumur bor yang meliputi:
1. Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung
Barat dengan penerima Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pataruman;
2. Desa Gegerbitung, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi
dengan penerima Yayasan Al-Ma'mun Gegerbitung;
3. Desa Sukaratu, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut dengan
penerima Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukaratu;
4. Desa Rawa, Kecamatan Lembong, Kabupaten Ciamis dengan
penerima Pesantren Daarul Huda.
Berikut ini tabel dan grafik yang menggambarkan capaian indikator
Tersedianya prasarana air bersih bagi masyarakat bersumber dari air
tanah di wilayah rawan air dibandingkan dengan target pada Perjanjian
Kinerja dan Renstra Dinas ESDM 2013-2018.
Perhitungan Capaian Kinerja = (19 titik) x 100% = 95 %
20 titik
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-30
Tabel 3.10 Capaian Kinerja Indikator Tersedianya prasarana air bersih bagi masyarakat bersumber dari air tanah di wilayah rawan air
Tahun 2013
(kondisi
awal)
2014 2015 2016 2017 2018
Target
Renstra
5 titik 10 15 20 25 30
Target PK 5 titik 10 15 20 16 20
Realisasi 5 titik 10 11 11 15 19
Capaian
Kinerja
100% 100% 73,33% 55% 93,75% 95%
Gambar 3.12 Grafik Capaian Indikator Tersedianya Prasarana Air Bersih Bagi
Masyarakat Bersumber Dari Air Tanah Di Wilayah Rawan Air
Analisis
a. Pada tahun 2016 kegiatan pembangunan prasarana air baku
bersumber dari air tanah tidak dapat dilaksanakan dikarenakan
penyesuaian terhadap mekanisme hibah pasca terbitnya UU 23
Tahun 2014 dan Permendagri No. 14 Tahun 2016 tentang
Perubahan Pertama Atas Permendagri No. 32 Tahun 2011,
5
10
15
20
25
30
5
10 11 11
15
19
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jum
lah
Tit
ik
Tahun
Target Renstra Realisasi
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-31
memudahkan kegiatan prasarana air bersih bagi masyarakat
bersumber dari air tanah di wilayah rawan air di Jawa Barat untuk
dilaksanakan kembali pada Tahun Anggaran 2017 dan 2018 dengan
menggunakan mekanisme hibah.
b. Pencapaian pada tahun 2018 belum mencapai target dikarenakan
pembangunan prasarana air baku bersumber dari air tanah di Desa
Waled Asem, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon tidak dapat
dilaksanakan dikarenakan berdasarkan hasil survey geolistrik
terkendala permasalahan litologi yang didominas batuan keras dan
air tanah yang dihasilkan tidak layak digunakan oleh masyarakat.
Permasalahan
Pada praktiknya masih terdapat kendala pada pelaksanaan penyediaan
prasarana air baku bersumber dari air tanah, diantaranya adalah :
a. Kondisi litologi formasi batuan yang sangat keras dan tebal sehingga
sulit ditembus oleh mata bor, yang mengakibatkan sering kali mesin
bor aus/rusak;
b. Distribusi air bersih ke rumah-rumah masyarakat masih
menggunakan jerigen dan gerobak dorong sehingga mempersulit
masyarakat untuk menjangkau lokasi air baku jika terjadi hujan;
c. Berdasarkan hasil kajian geolistrik di Desa Waled Asem, Kecamatan
Waled, Kabupaten Cirebon diketahui potensi air tanah berada pada
kedalaman 40 meter dibawah permukaan tanah dan pada beberapa
lokasi sumur penduduk ternyata kualitasnya tidak baik (asin).
Solusi
Beberapa alternatif solusi yang telah diambil untuk menanggulangi hal ini
diantaranya adalah:
a. Perencanaan lokasi titik sumur bor perlu melibatkan
masyarakat/lembaga penerima bantuan dan berkoordinasi dengan
Badan Geologi KESDM.
b. Melakukan pam jetting untuk mengetahui debit maksimal yang dapat
diperoleh pada instalasi air baku yang akan dibangun.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-32
c. Pengecekan terhadap seluruh peralatan sebelum melakukan
pembangunan.
d. Pembangunan instalasi air baku juga menyediakan jaringan pipa ke
rumah-rumah warga atau moda yang memudahkan warga untuk
mengambil air ke intalasi air baku berkoordinasi dengan Dinas
PUPR/Permukiman dan Perumahan setempat.
Gambar 3.13 Kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku Bersumber dari Air
Tanah Tahun 2018
Desa Rawa Kab. Ciamis Desa Pataruman Kab. Bandung
Desa Gegerbitung Kab. Sukabumi Desa Sukaratu Kab. Garut
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-33
3.2.7 Sasaran Strategis Optimalisasi Pendapatan Di Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral
• Indikator Sasaran : Jumlah Pendapatan Pendapatan Di Bidang
Energi dan Sumber Daya Mineral (Rp. 2.437.501.960.298)
Di dalam dokumen Rencana Strategis Dinas ESDM Tahun 2013-2018
ditetapkan bahwa target jumlah pendapatan bidang energi dan sumber
daya mineral pada tahun 2018 adalah sebesar Rp. 3.143.770.000.000,-
angka ini mengalami koreksi dalam perjanjian kinerja menjadi Rp.
2.437.501.960.298,- berdasarkan target APBD TA 2018 pada Badan
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat. Target tersebut kemudian
terkoreksi kembali berdasarkan Perubahan APBD TA 2018 menjadi Rp.
2.567.163.177.088,-. Selanjutya untuk kepentingan pengukuran capaian
kinerja ini digunakan perbandingan dengan target Perubahan APBD TA
2018 tersebut. Selengkapnya mengenai target dan realisasi pendapatan
bidang energi dan sumber daya mineral tahun 2018 dapat dicermati pada
tabel berikut:
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Pendapatan Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral Tahun 2018
No Uraian Target APBD 2018
Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) % Ket
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
1 RETRIBUSI JASA LAB. 450.000.000 586.818.760 130,40 Sd. Des
2 PBBKB 2.356.184.651.000 2.512.911.700.663 106,65 Sd. Des
DANA PERIMBANGAN
3 MIGAS
A. MINYAK BUMI 39.222.588.220 66.627.817.955 169,87 Sd. Des
B. GAS ALAM 67.801.661.134 79.076.521.901 116,63 Sd. Des
4 PERTAMBANGAN
UMUM
A. LANDRENT 246.192.500 399.912.707 162,44 Sd. Des
B. ROYALTY 3.673.218.370 4.866.981.453 132,50 Sd. Des
PANAS BUMI 99.577.212.649 155.502.599.772 156,16 Sd. Des
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-34
No Uraian Target APBD 2018
Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) % Ket
LANDRENT 7.653.215 69.804.896 912,10
Sd.
Des
Jumlah 2.567.163.177.088 2.820.042.158.107 109,85
Perhitungan Capaian Kinerja = (Rp. 2.820.042.158.107,-) x 100 = 109,85% Rp. 2.567.163.177.088,-
Tabel 3.12 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pendapatan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2013 (kondisi
awal) 2014 2015 2016 2017 2018
Target PK 1.807.881.696.157 2.224.570.000.000 2.423.460.000.000 2.641.640.000.000 2.376.201.891.494 3.143.770.000.000
Target
APBD-P 1.807.881.696.157 2.045.778.068.339 2.591.107.165.443 2.481.407.362.268 2.402.647.554.386 2.567.163.177.088
Realisasi 1.807.881.696.157 2.180.652.833.322 2.652.685.269.341 2.467.211.328.499 2.661.245.408.227 2.820.042.158.107
Capaian
Kinerja 100% 98,02% 109,46% 93,39% 111,99% 109,85%
Gambar 3.14 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pendapatan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
1.807.881.696.157
2.224.570.000.000
2.423.460.000.000
2.641.640.000.000
2.881.040.000.000 3.143.770.000.000
1.807.881.696.157
2.180.652.833.322
2.652.685.269.341
2.467.211.328.499
2.661.245.408.227
2.820.042.158.107
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Target Renstra Realisasi
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-35
Analisis
Melalui perhitungan didapatkan capaian sasaran kinerja Dinas ESDM
dalam hal pendapatan di sektor ESDM adalah sebesar 109,85%. Jika
dilihat dari perkembangan pendapatan daerah sektor ESDM, maka dapat
dicermati bahwa di tahun 2018 ini terjadi kenaikan dalam hal pendapatan
yaitu sebesar 5,96% atau Rp. 158.796.749.880 jika dibandingkan dengan
tahun 2017. Kenaikan pendapatan jika dibandingkan dengan tahun 2017
dari segi realisasi terdapat pada Royalty Pertambangan Umum (10,41%),
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (8,59%), dan Retribusi Jasa Lab
(8,55%). Dana Perimbangan Minyak Bumi, Dana Perimbangan Panas
Bumi dan Landrent, Restribusi Jasa Lab Dinas ESDM serta Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Sedangkan sektor pendapatan
lainnya mengalami penurunan dikarenakan adanya penurunan target
pendapatan.
Permasalahan
Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Masih terdapat Wajib Pungut (WAPU) yang belum mengetahui
Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun
2011 Tentang Pajak Daerah Untuk Jenis Pungutan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBBKB) sehingga penerimaan menjadi tidak
optimal.
2. Perusahaan pemegang IUP belum seluruhnya memahami tata cara
pembayaran dan penyampaian bukti setor landrent dan royalty ke Kas
Negara sehingga pada saat rekonsiliasi tidak dapat diidentifikasi dan
menyebabkan Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum belum dapat
disalurkan ke daerah penghasil.
3. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten penghasil masih kesulitan dalam
melaksanakan simulasi perhitungan besaran dana bagi hasil. Hal ini
disebabkan masih belum transparannya parameter yang menjadi
perhitungan dana bagi hasil migas.
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-36
4. Menurunnya potensi migas secara alami yang berdampak kepada
penurunan besaran penerimaan daerah sektor migas dan belum
adanya eksplorasi pengembangan sumur baru (lapangan off shore).
5. Kesadaran wajib pungut/lembaga penyalur dalam pelaporan bulanan
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ke Pemerintah Provinsi
serta ketaatan penggunaan BBM non subsidi oleh aparat pemerintah,
BUMN, dan BUMD belum maksimal.
6. Terbatasnya sarana pengeolah data Surat Pemberitahuan Volume
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (SPVBBKB) yang berbasis sistem
informasi dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
pengawasan (PPNS Migas Hilir).
Solusi
Adapun solusi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut antara lain ialah:
1. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
hal data para pemegang IUP dan penyampaian bukti setor PNBP
(landrent dan royalty)
2. Peningkatan koordinasi Dirjen Migas Kementerian ESDM mengenai
penerimaan migas, faktor-faktor yang mempengaruhi penermaan
migas, lifting migas, cost recovery, Harga Minyak Mentah Indonesia
(ICP), nilai tukar rupiah terhadap US Dollar serta faktor pengurang
penermaan migas.
3. Koordinasi dan fasilitasi perhitungan produksi dan bagi hasil dengan
Pemerintah Kabupaten penghasil migas.
4. Koordinasi dengan narasumber (BPH Migas dan Dispenda) untuk
melaksanakan sosialisasi kebijakan pengelolaan BBBKB/SPVBBKB
kepada Wajib pungut khususnya Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun
2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Untuk Jenis
Pungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-37
5. Pembuatan sistem informasi dan sarana pengolahan data penerimaan
pendapatan terpadu antara pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota.
Gambar 3.15 Kegiatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bidang ESDM
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-38
Tabel 3.13 Rekapitulasi Capaian Indikator Dinas ESDM Tahun 2018
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (7)
1 Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
Rasio Elektrifikasi
rumah
100 % 99,99% 99,99%
2 Meningkatnya
pemanfaatan sumber
energi baru dan
terbarukan berbasis
potensi lokal
Jumlah
pemanfaatan
sumber energi
baru dan
terbarukan
200.000 SBM
(setara barel
minyak)
254.989,64 SBM
127,49
3 Meningkatnya
penghematan energi
Persentase
jumlah gedung
kantor di lingkup
OPD Pemprov
Jabar yang
melakukan
penghematan
energy
100 % 44,25 % 44,25
4 Meningkatnya
pengelolaan
pengusahaan sumber
daya mineral
Persentase usaha
pertambangan
yang
melaksanakan
Good Mining
Practise
70 % 71,31 % 101,87
5 Meningkatnya
konservasi air tanah
Persentase luas
zona aman pada
cekungan air
tanah
65,75% 65,753% 100
6 Meningkatnya
ketersediaan air baku di
wilayah rawan air
Tersedianya
prasarana air
bersih bagi
masyarakat
bersumber dari air
tanah dalam di
wilayah rawan air
20 Titik 19 Titik 95%
7 Optimalisasi
pendapatan di bidang
energi dan sumber daya
mineral
Jumlah
pendapatan di
bidang energi dan
sumber daya
mineral
Rp. 2.661.245.408.2
27
Rp. 2.820.042.15
8.107
105,96%
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-39
3.3 Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi
Pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2018 didukung oleh 64 (enam puluh
empat) kegiatan pembangunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang
seluruhnya dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018
sebesar Rp. 35.577.385.322,00-. Adapun rencana dan realisasi anggaran
untuk setiap sasaran kinerja dapat dicermati pada tabel berikut:
Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Anggaran Sasaran Strategis
No Sasaran Rencana
Anggaran (Rp) Realisasi
Anggaran (Rp) Sisa Anggaran
(Rp) %
1 Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
16.228.003.455,00 12.251.474.000,00 3.976.529.455,00 75,49
2 Meningkatnya pemanfaatan
sumber energi baru dan
terbarukan berbasis potensi
lokal
8.208.151.892,00 7.462.861.000,00 745.290.892,00 91,00
3 Meningkatnya
penghematan energi 911.000.000,00 907.394.000,00 3.606.000,00 99,60
4 Meningkatnya pengelolaan
pengusahaan sumber daya
mineral
3.014.987.000,00 2.632.109.296,00 382.877.704,00 87,30
5 Meningkatnya konservasi
air tanah 4.168.111.000,00 3.751.143.000,00 416.968.000,00 90,00
6 Meningkatnya ketersediaan
air baku di wilayah rawan
air
1.737.131.975,00 1.579.091.000,00 158.040.975,00 91,00
7 Meningkatnya pendapatan
di bidang energi dan
sumber daya mineral
1.310.000.000,00 1.130.138.000,00 179.862.000,00 86,00
TOTAL 35.577.385.322,00 29.714.210.296,00 5.863.175.026,00 83,51
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari total rencana Rp.
35.577.385.322,00, realisasi serapan anggaran sebesar Rp.
29.714.210.296,00 atau 83,51% dari rencana awal. Realisasi anggaran
tertinggi secara agregat adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian
sasaran meningkatnya penghematan energi dengan 99,60%, sementara
persentase terendah adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian
sasaran ‘Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik’ yang
hanya mencapai 75,49%. Adapun rendahnya serapan anggaran pada sasaran
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-40
sasaran ‘Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik’ antara
lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat CPCL yang sudah memasang Kwh meter secara mandiri atau
sudah menerima bantuan sejenis oleh pihak lain sehingga dilakukan
perubahan CPCL melalui Addendum Kontrak Pekerjaan;
2. Adanya Diskon Biaya Penyambungan (BP) oleh PT. PLN.
Analisis efisiensi menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi
dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan ole suatu input
tertentu. Analisis ini dilakukan untuk sasaran-sasaran dengan pencapaian
kinerja di atas 100%. Hasil analisis efisiensi untuk sasaran-sasaran strategis
dengan tingkat pencapaian di atas 100% pada Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.15 Analisis Efesiensi Penggunaan Sumber Daya terhadap Pencapaian Sasaran Strategis
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA
% CAPAIAN
KINERJA
% PENYERAPAN
ANGGARAN
%
TINGKAT
EFISIENSI
1 2 3 4 5 6
1 Meningkatnya
pemanfaatan sumber
energi baru dan
terbarukan berbasis
potensi lokal
Jumlah
pemanfaatan
sumber energi baru
dan terbarukan
(200.000 SBM)
127,49% 91,00% 36,49%
2 Optimalisasi pendapatan
di bidang energi dan
sumber daya mineral
Jumlah pendapatan
di bidang energi dan
sumber daya
mineral (Rp.
2.661,245 milyar)
105,96% 86,00% 19,96%
3 Meningkatnya
pengelolaan pengusahaan
sumber daya mineral
Persentase usaha
pertambangan yang
melaksanakan
Good Mining
Practice (70%)
101,87% 87,30% 14,57%
4 Meningkatnya konservasi
air tanah
Persentase luas
zona aman pada
cekungan air tanah
(65,75%)
100% 90% 10%
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 III-41
Berdasarkan hasil analisis efisiensi diperoleh hasil bahwa sasaran dengan tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya terbesar adalah sasaran ‘Meningkatnya
pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal’ dengan
angka efesiensi sebesar 36,49%. Hal ini disebabkan sasaran ini memiliki tingkat
penyerapan 91,00% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 745.290.892,00.
Sedangkan untuk sasaran ‘Meningkatnya konservasi air tanah’ memiliki tingkat
efisiensi sebesar 10% dengan tingkat penyerapan anggaran 90% dan sisa
anggaran sebesar Rp. 416.968.000,00.
PENUTUP
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 IV-1
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan pengukuran kinerja dan hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa dari 7 (tujuh) indikator yang telah
disepakati untuk mendukung sasaran strategis Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat,
sebanyak enam indikator menunjukan tingkat capaian diatas 90% sehingga dapat
dikategorikan SANGAT MEMUASKAN, dengan capaian tertinggi 127,49% untuk
indikator sasaran strategis ‘Meningkatnya pemanfaatan sumber energi baru dan
terbarukan berbasis potensi lokal. Sedangkan satu indikator yaitu ‘Meningkatnya
penghematan energi, mendapat predikat KURANG dengan capaian indikator
44,25%. Untuk selengkapnya mengenai capaian target sasaran strategis Dinas
ESDM tahun 2018 dapat dicermati pada tabel 4 berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Capaian Strategis Dinas ESDM Tahun 2018
No Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Kinerja
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Meningkatnya
akses
masyarakat
terhadap
infrastruktur listrik
Rasio
Elektrifikasi
rumah
100 % 99,99% 99,99% AA
2 Meningkatnya
pemanfaatan
sumber energi
baru dan
terbarukan
berbasis potensi
lokal
Jumlah
pemanfaatan
sumber energi
baru dan
terbarukan
200.000 SBM
(setara barel
minyak)
254.989,64
SBM SBM
127,49% AA
3 Meningkatnya
penghematan
energi
Persentase
jumlah gedung
kantor di
lingkup OPD
Pemprov Jabar
yang
melakukan
penghematan
energy
100 % 44,25% 44,25% C
PENUTUP
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 IV-2
No Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Kinerja
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4 Meningkatnya
pengelolaan
pengusahaan
sumber daya
mineral
Persentase
usaha
pertambangan
yang
melaksanakan
Good Mining
Practise
70 % 71,31% 101,87% AA
5 Meningkatnya
konservasi air
tanah
Persentase
luas zona aman
pada cekungan
air tanah
65,75 % 65,753% 100% AA
6 Meningkatnya
ketersediaan air
baku di wilayah
rawan air
Tersedianya
prasarana air
bersih bagi
masyarakat
bersumber dari
air tanah dalam
di wilayah
rawan air
20 Titik 19 Titik 95,00% AA
7 Optimalisasi
pendapatan di
bidang energi
dan sumber daya
mineral
Jumlah
pendapatan di
bidang energi
dan sumber
daya mineral
Rp. 2.661,2 Rp. 2.820,04 105,96% AA
Pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2018 didukung oleh 64 (enam puluh
empat) kegiatan pembangunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang
seluruhnya dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018
sebesar Rp. 35.577.385.322,00-, 29.714.210.296,00 atau 83,51% dari rencana
awal. Realisasi anggaran tertinggi secara agregat adalah pada kegiatan-kegiatan
dengan pencapaian sasaran meningkatnya penghematan energi dengan 99,60%,
sementara persentase terendah adalah pada kegiatan-kegiatan dengan
pencapaian sasaran ‘Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur
listrik’ yang hanya mencapai 75,49%.
PENUTUP
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 IV-3
Berdasarkan hasil analisis efisiensi diperoleh hasil bahwa sasaran dengan tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya terbesar adalah sasaran ‘Meningkatnya
pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal’ dengan
angka efesiensi sebesar 36,49%. Hal ini disebabkan sasaran ini memiliki tingkat
penyerapan 91,00% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 745.290.892,00.
Sedangkan untuk sasaran ‘Meningkatnya konservasi air tanah’ memiliki tingkat
efisiensi sebesar 10% dengan tingkat penyerapan anggaran 90% dan sisa
anggaran sebesar Rp. 416.968.000,00.
Berikut ini adalah langkah-langkah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja OPD di tahun mendatang yakni:
1. Koordinasi intensif dengan PT. PLN (Persero), Kementerian ESDM dan
Perangkat Desa dalam rangka memastikan terjaganya Rasio Elektrifikasi
100% di Jawa Barat pada tahun-tahun berikutnya serta mewujudkan
subsidi listrik tepat sasaran;
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi peningkatan penggunaan energi
baru terbarukan khususnya terhadap industri-industri di Jawa Barat dalam
rangka pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan di Jawa
Barat;
3. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Kab/Kota, Pemerintah
Pusat, dan instansi lainnya dalam upaya penataan pengelolaan usaha
pertambangan di Jawa Barat;
4. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal
data para pemegang IUP dan penyampaian bukti setor PNBP (landrent dan
royalty);
5. Melakukan pembinaan dan pengawasan bagi para pemegang Izin
Pemakaian Air Tanah (IPAT) guna meningkatkan Luas Zona Aman pada
CAT dan muka air tanah di Jawa Barat pada tahun mendatang.