Date post: | 27-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
91
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja kekurangan dan
kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat
dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
6. Apa saja yang dianggap menjadi kekurangan atau kelemahan kurikulum PKn
dalam KTSP? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut
dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang?
92
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa
Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
8. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
10. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik terhadap
kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi
utama uji publik tersebut?
11. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji akademik terhadap
naskah kurikulum tahun 2013 mata pelajaran PPKn? Jika sudah dimana dan apa
saja yang menjadi materi utama uji akademik tersebut?
12. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
93
13. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
14. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
15. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
16. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
17. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
94
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
18. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
19. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
20. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
21. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
22. Sebelum masuk tahun ajaran baru ini apakah ada sosialisasi dari dinas pendidikan
sendiri terkait Kurikulum tahun 2013?
23. Setelah masuk tahun ajaran baru ini belum diterbitkannya buku ajar PPKn dari
pusat apakah menjadi kendala dalam KBM di kelas?
24. Bagaimana metode yang diberikan dalam KBM sekarang? Apakah berbeda dari
kurikulum sebelunnya?
25. Apakah perubahan materi dan sistem dalam Kurikulum 2013 menyulitkan ibu
dalam melaksanakan KBM di kelas?
26. Bagaimana harapan Bapak/Ibu Guru setelah diberlakukannya Kurikulum tahun
2013?
95
Lampiran 2
BIODATA NARASUMBER
Nama : Drs. Nur Akhmad Jamhadi
NIP : 19610501 198703 1 011
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Galur
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Galur
Lama Mengajar : 26 tahun
Jabatan : Wakasek Sarpras
Waktu Sertifikasi : 2009
BIODATA NARASUMBER
Nama : Drs. Rudy Yogyantoro
NIP : 19640103 200012 1 001
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Girimulyo
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarta
Riwayat Mengajar : SMA GAMA Yogyakarta
: SMA N 1 Girimulyo
Lama Mengajar : 20 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2010
96
BIODATA NARASUMBER
Nama : Subayari, S. Pd.
NIP : 19550820 198703 1 002
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Kalibawang
Pendidikan Terakhir : S1 IKIP PGRI Yogyakarata
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Kalibawang
Lama Mengajar : 26 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2010
BIODATA NARASUMBER
Nama : Drs. Sunarjo Muslim
NIP : 19550514 198403 1 003
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Kalibawang
Pendidikan Terakhir : S1 Civics Hukum IKIP Yogyakarta
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Semin
: SMA N 1 Samigaluh
: SMA N 1 Kalibawang
Lama Mengajar : 28 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2009
97
BIODATA NARASUMBER
Nama : Drs. R. Sudarsana
NIP : 19671205 200501 1 006
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Kokap
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Kokap
Lama Mengajar : 8 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2010
BIODATA NARASUMBER
Nama : Sukaryono, S. Pd.
NIP : 19720520 199703 1 006
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Lendah
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Lendah
Lama Mengajar : 11 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2011
98
BIODATA NARASUMBER
Nama : Drs. Agus Sumboro
NIP : 19630824 198503 1 004
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Pengasih
Pendidikan Terakhir : S1/A4 IKIP PGRI Yogyakarata
Riwayat Mengajar : SMP Muhammadiah 1 Kokap
: SMA N 1 Pengasih
Lama Mengajar : 28 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2009
BIODATA NARASUMBER
Nama : Nurjanah, S. I. P.
NIP : 19770103 200801 2 008
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA N 1 Samigaluh
Pendidikan Terakhir : S1/A4 Sospol UMY
Riwayat Mengajar : SMK N 1 Samigaluh
: SMK N 1 Kuncup
: SMK N 1 Samigaluh
: SMA N 1 Samigaluh
Lama Mengajar : 13 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2008
99
BIODATA NARASUMBER
Nama : Indarti Budi Cahyani, S. Pd.
NIP : 19680908 199402 2 001
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA N 1 Sentolo
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Temon
: SMA N 1 Sentolo
Lama Mengajar : 19 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2009
BIODATA NARASUMBER
Nama : Susanto, B. A.
NIP : 19560629 198103 1 009
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA N 1 Temon
Pendidikan Terakhir : Pendidikan Guru Agama
: Sarjana Muda
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Temon
Lama Mengajar : 32 tahun
Jabatan : Guru
Waktu Sertifikasi : 2010
100
BIODATA NARASUMBER
Nama : Dra. Lestari Asih Pratiwi
NIP : 19671028 199412 2 003
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA N 1 Wates
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Riwayat Mengajar : SMA N 1 Girimulyo
: SMA N 1 Wates
Lama Mengajar : 19 tahun
Jabatan : Guru Pembina
Waktu Sertifikasi : 2010
BIODATA NARASUMBER
Nama : Dra. Vipti Retna Nugraheni, M. Pd.
NIP : 19650423 199103 2 006
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA N 2 Wates
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarta
: Science Ed. Curtain Univ. Australia
Riwayat Mengajar : SMK Muhammadiah Tempel
: Univ. Cokroaminoto Yogyakarta
: SMA 2 Wates
Lama Mengajar : 22 tahun
Jabatan : Wakasek Kurikulum
Waktu Sertifikasi : 1997
101
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Drs. R. Nur Akhmad Jamhadi
SMA N 1 GALUR
Wawancara tanggal 20 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Untuk perkembangan kurikulum yang KTSP sudah sesuai dengan materi yang
didapat waktu kuliah dan muatan materi civic-nya sangat banyak, kalau PMP
materinya cenderung pada karakter dan materi civic agak berkurang.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Kurikulum PMP itu sudah bagus tinggal ditambah dengan materi
kewarganegaraan, tapi kurikulum yang 2006 itu malah mengurangi materi
mengenai Pancasila. Karena mungkin dulu dikaitkan dengan orde baru sehingga
mungkin reformasi menganggap bahwa muatan PMP itu penuh dengan muatan
politis sehingga diubah menjadi muatan kurikulum yang lebih netral. Untuk KTSP
sendiri muatan Pancasila dan pembinaan mentalnya agak berkurang mungkin
karena itu dianggap sebagai peninggalan orde baru sehingga dianggap jelek.
102
Hanya saja dulu disamping PPKn ada juga mapel Tata negara sehingga dengan
tata negara itu bisa memuat tentang civic.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Sangat penting, karena saya rasa KTSP itu memuat gabungan antara PMP dan
Tata Negara, hanya saja kok muatan Pancasilanya prosentasenya sangat kecil
sehingga untuk pembinaan karakter anak dan jiwa Pancasilanya sangat
berkurang.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“KTSP sebenarnya sudah bagus, diharapkan guru sudah mempersiapkan diri
sebelum mengajar hanya saja pada kurikulum PPKn 1994 ada buku pokok dari
pemerintah sehingga pengembangannya bisa dikendalikan. Kalau yang KTSP
sendiri pengembangannya terlalu jauh karena kebebasan yang diberikan kepada
guru, sehingga guru tidak melihat bahwa mauatan materi yang diberikan apakah
sesuai dengan jenjang SMA atau perguruan tinggi.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kendala KTSP terdapat pada penyampaian materi yang sangat luas dimana guru
harus mencermati dan mendalami khususnya pada guru yang tidak memiliki basic
103
PKn sendiri. Solusinya bapak/ibu guru jangan melupakan materi inti PKn yaitu
Pancasila dan mau lebih membaca dan mempelajari lagi materi PKn.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Jika melihat draft kurikulum 2013 ditakutkan akan menjadi mapel yang
disepelekan oleh anak-anak karena muatan tentang civic dan tata negaranya sangat
minim, sehingga dibutuhkan kreatifitas oleh bapak/ibu guru dalam menyampaikan
materi agar tidak menjenuhkan. Selain itu ditakutkan guru-guru yang tidak
memiliki basic PKn tidak bisa menguasai materi civic sebagai ilmu yang
disisipkan dalam materi kurikulum 2013.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Saya mengetahui dari media massa dan sosialisasi dari kepala dinas provinsi
serta sosialisasi dari dosen UNY pada MGMP.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Belum pernah, saya hanya sebatas membaca dan mendengar dari kepala dinas
dan sosialisasi dosen UNY di MGMP.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
104
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Kalau melihat dari draft PPKn di kurikulum 2013 sebetulnya materinya hanya
Pancasila saja sedangkan civic sangat jauh berkurang. Sehingga secara pribadi
saya melihat kok hampir sama dengan PMP dulu namun tidak dibantu dengan
pelajaran mengenai Tata Negara. Hal ini ditakutkan akan menjenuhkan siswa
karena hanya mempelajari tentang kehidupan sehari-hari walau hal tersebut dirasa
juga penting.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Sebenarnya sentralistik boleh tapi jangan mutlak semua dipegang oleh pusat.
Sedangkan KTSP kemarin dengan desentralistik dengan tidak adanya buku
“babon-nya” malah bapak/ibu guru mengembangkan keilmuan civic tersebut
terlalu jauh sehingga materi terkait nilai-nilai Pancasila sangat kecil. Lancar
tidaknya desentralisasi tergantung gurunya sendiri, apalagi guru yang bukan basic
PKn akan sedikit kewalahan juga dan mungkin juga terjadi salah persepsi dalam
penyampaian materi.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
105
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Mungkin karena banyak keluhan dari bapak/ibu guru dalam membuat
RPP/mengembangkan KTSP dan itu ditanggapi pemerintah dan kebetulan materi
tentang karakter sangat berkurang melihat dari kasus-kasus dimedia massa
sehingga perlu diangkat lagi pendidikan karakter dengan sifat sentralistik
tersebut.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kalau sentralistik itu sebetulnya memudahkan jika tidak mutlak sehingga sekolah
juga diberikan kebebasan untuk mengembangkan. Selain itu sentralistik juga
didukung oleh pemerintah dengan pemerataan pemberian fasilitas yang lengkap
untuk pembelajaran seperti LCD dll. Sehingga guru dapat juga memberikan
pembelajaran yang variatif.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar banyak memuat pendidikan karakter dan
pengamalan, sehingga akan menjadi kesulitan jika basic yang dimiliki bapak/ibu
guru bukan dari PKn karena tidak menguasai akar keilmuan PKn.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
106
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Bisa menjadi tantangan, bisa menjadi beban, artinya bapak/ibu guru yang
mengajar PPKn akan terbebani jika tidak bisa mengembangkan metode
pembelajaran yang baik karena muatan civic-nya yang sangat kecil. Sehingga
ditakutkan akan menyebabkan kejenuhan.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Sejauh yang saya lihat dalam draft kurikulum 2013 sebetulnya untuk pembinaan
karakter sudah lumayan dengan diimbangi dengan media yang baik. Serta
dibutuhkan kreatifitas dari bapak/ibu guru dalam menyampaikannya.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Saya takut jika ada muatan politik didalamnya tapi ya semoga tidak, selain itu
Pancasila masuk dalam empat pilar saya juga kurang setuju karena Pancasila
107
seharusnya kan sebagai sumber dari berbagai sumber dan merupakan dasar dari
ketiga pilar lainya. Sehingga hal tersebut saya kurang setuju.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Ya muatanya seperti draft tersebut tapi dengan sentralistiknya tidak mutlak dan
menyebabkan mapel PPKn ini sebagai corong pemerintah seperti saat orde baru.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Dulu dua jam untuk PMP dan ditambah tata negara waktunya sangat cukup. Tapi
untuk sekarang dua jam hanya efektif untuk menyampaikan teori pada anak,
sedangkan untuk pengembangan diluar belum tercukupi. Jadi idealnya ya tiga
jam.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Guru harus berusaha mencari tahu dan mempelajari dalam mengembangkan
kurikulum 2013.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“UNAS atau tidak UNAS sebetulnya juga menjadi masalah, bagi siswa dan
masyarakat kan kalau tidak diUNASkan akan disepelekan dan kurang wibawa
pada mapel PKn sedangkan jika diUNASkan juga akan menambah anggaran
pendidikan.”
108
“Karena itu program dari pemerintah harus dilaksanakan dan jika ada kekurangan harus kita
perbaiki bersama. Hanya saja kok yang lama itu dianggap jelek terus dirubah total.
Sebenarnya KTSP sudah bagus apalagi jika dikombinasikan dengan draft Kurikulum 2013
ini.”
109
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Drs. Rudy Yogyantoro
SMA N 1 GIRIMULYO
Wawancara tanggal 16 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Selama saya mengajar ada beberapa perubahan mapel PKn sendiri mulai dari
PMP, PPKn hingga PKn pada KTSP sekarang ini. Sebenarnya perkembangannya
sudah menuju kearah yang baik dilihat dari ranah knowledge-nya. Mulai dari
PMP, PPKn, dan PPKn sendiri sebenarnya perubahannya sudah seperti yang
diinginkan oleh para guru.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Yang namanya kurikulum mesti melihat kondisi masyarakat, sehingga jika ada
perubahan itu wajar. PKn yang selama ini sudah ada materinya yang terkait
dengan ketatanegaraan sehingga siswa sendiri tidak akan jenuh. Tidak seperti
PMP dulu yang lama-lama akan menjenuhkan siswa. Karena saya dulu juga
mengajar tatanegara ketika ada perubahan kearah PKn ini malah jamnya yang
kurang. Sehingga karena terlalu banyak materi yang diajarkan malah tujuan PKn
sendiri belum tercapai secara mendalam.”
110
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Sekali lagi perubahan kurikulum itu penting terutama perubahan saat itu, seperti
misalnya dulu materi tata negara hanya diberikan pada jurusan IPS namun karena
ada protes dari jurusan lain sehingga pemerintah menjawabnya dengan perubahan
tersebut dengan menggabungkan PMP dan tata negara masuk dalam PPKn dan
PKn. Mungkin pemerintah juga ingin menjalankan sila keempat dari Pancasila
itu.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kelebihannya materinya sudah sangat lengkap bahkan terlalu banyak dengan
demikian yang seharusnya materi itu bisa dikembangkan lagi tapi malah menjadi
kelemahan juga karena bapak/ibu guru tidak akan menembah materi lagi karena
nanti akan terbentur dengan jam juga. Selain itu kelemahannya juga terdapat pada
materi yang sangat menyebar dan terlalu jauh.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kendala itu mungkin pada pembelajaran didalam kelas yang kurang efektif
terkait terlalu banyaknya materi yang harus dicatat siswa. Untuk itu solusi yang
saya ambil dengan membuatkan LKS dan menggunakan Power Point dalam
menyampaikan pembelajaran di kelas, walaupun dengan hal itu anak-anak juga
111
masih tetap saja membuat catatan. Selain itu tugas yang terkait dengan internet
juga susah untuk diakses karena terkendala dengan akses geografis. Namun
sekarang juga untungnya sudah ada internet di sekolah.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Saya setuju, namun melihat draft yang ada dalam kurikulum 2013 ini malah
terlihat berbeda sekali dan timpang. Kurikulum 2013 ranahnya afektif sedangkan
2006 ranahnya kognitif. Sebenarnya kalau itu dipadukan akan semakin baik.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Saya pertama mengetahui dari MGMP dan pengawas sekolah.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Selama ini belum pernah.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Kalau kembali ke PPKn kelihatannya negara ada ketakutan kalau Pancasila
sebagai dasar negara akan luntur. Dan ujung tombaknya adalah guru PKn dengan
disisipi pendidikan karakter itu. Sehingga dengan disisipi itu mengejar materi saja
112
sulit apalagi disisipi pendidikan karakter yang kembali melihat pada kualitas input
anak sendiri yang tentunya berbeda dengan sekolah unggulan.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Kalau di KTSP kan guru diberi kebebasan guru boleh menambah namun tidak
boleh mengurangi sehingga guru merasa enjoy dalam mengembangkan kurikulum
sendiri dan tentunya ini akan sangat memudahkan. Tapi karena muatannya yang
sudah terlalu banyak sehingga guru-gurupun tidak berani menambah materi
karena terkendala berbagai faktor. Seperti waktu dll. Hal ini malah secara tidak
langsung sudah menjadi sentralistik lagi. Dan yang jelas desentralisasi bisa
berjalan disetiap kelasnya karena jamnya masih dirasa cukup dengan KTSP yang
masih sama dengan yang dikeluarkan pemerintah tanpa ditambah oleh guru.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Kalau saya melihat berita itu alasan negara mengembalikan kesentralistik adalah
melihat kenyataan bahwa mulai terjadi degradasi moral generasi muda, walau
sebenarnya tidak bisa juga disalahkan guru PKn-nya.”
113
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Tentu ada positif dan negatifnya, positifnya dengan sentralistik dari Sabang
sampai Merauke akan terjalin kesepahaman, sebab kalau disentralisasinya terlalu
luas juga akan menghasilkan bermacam-macam penafsiran. Untuk negatifnya kita
masih harus melihat nanti secara prosedural sentralistiknya bagaimana, tergantung
apakah kita masih boleh mengembangkan atau tidak.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Kalau dari sentralnya sudah bagus karena muatanya kembali pada kelima sila,
namun juga perlu dilihat apakah kita nanti bolah mengembangkan lagi atau tidak.
Tapi saya yakin tetap guru bisa mengembangkan lagi kurikulum ini.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
114
“Dengan diberlakukannya di kelas 10 dulu menjadi tantangan tersendiri sebagai
jawaban apakah degradasi moral generasi muda ini salah guru PKn dan juga
sebagai tolok ukur sejauh mana muatan pendidikan karakter ini bisa dianggap
mumpuni dalam membentuk watak generasi muda sekarang.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Sebenarnya materi yang kita lihat ini rata-rata memang karakter. Pengembangan
Kompetensi dasarnya saya rasa mengarah ke kewarganegaraan dan KI-nya
mengarah ke karakternya. Hal ini biasanya saling terjadi timbal balik jika
karakternya baik diharapkan menghasilkan warga negara yang baik. Namun juga
perlu adanya contoh yang ditunjukan oleh tayangan-tayangan yang ada ditelevisi.
Karena anak sendiri juga sudah bisa menilai apa yang mereka lihat. Jadi apa yang
diajarkan guru dimentahkan oleh anak dengan tayangan yang ada ditelevisi.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Kalaupun ini memang titipan MPR saya yakin MPR pasti punya analisis sendiri
tentang munculnya empat pilar. Hanya saja saya berpandangan bahwa kita
membicarakan SMA, mestinya untuk pembentukan karakter sejak dari SD.
Sehingga semakin tinggi tingkat pemikiran anak maka esensi dari keilmuan PKn
sendiri harusnya semakin tinggi.”
115
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Intinya harus ada sentralnya, sebab jika semuanya diserahkan pada guru malah
tidak bagus. Seperti katakanlah KTSP itu sudah bagus muatan materinya, hanya
saja harus ada patokan utama yang membatasi materi kurikulum itu.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Kalau saya melihat KTSP kemarin saya rasa tiga jam cukup, dan untuk draft
kurikulum 2013 ini saya rasa juga cukup tiga jam pelajaran.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Sebagai abdi negara ya mau tidak mau harus tetap kita lakukan dengan semangat.
Saya tidak pesimis untuk mengajar dengan materi ini. Dan saya yakin negara juga
punya visi yang tidak mau diungkapkan.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Prinsipnya itu tergantung dari bagaimana anak mensikapi pelajaran tersebut.
Saya biasanya hanya mengingatkan kalau nilai mapel selain UNAS tetap
mempengaruhi kelulusan. Kalau diUNASkan pun tidak masalah, kalau materinya
juga sudah dikotak jelas seperti draft ini.”
116
“Pandangan saya kalau materinya sudah baik ya pasti hasilnya juga baik. Dan pendidikan
karakter ini seharusnya tidak hanya dibebankan pada guru PKn saja. Kembali lagi pada
penilaian masing-masing anak. Toh mereka bisa melihat apa yang terjadi disekitar mereka.
Jadi saya rasa pendidikan karakter ini seharusnya dikembalikan lagi juga terhadap keluarga
masing-masing. Karena kalau keluarganya baik pasti anak juga akan berperilaku baik.”
117
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Subayari, S. Pd. (*) dan Drs. Sunarjo Muslim (-)
SMA N 1 KALIBAWANG
Wawancara tanggal 16 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
(*)“Kurikulumya sendiri sudah berubah-ubah. Materi perubahannya satu sama
lain kurang sejalan. Karena menurut saya sebenarnya muatan inti PKn itu moral
dan Pancasilanya lebih ditekankan. Tapi akhir-akhir ini kok hanya civic
education-nya saja yang ditekankan.”
(-)“Jadi kalau PKn itu ada dua sisi seakan-akan. Satu sisi PMP dulu sebagai
pendidikan moral dan sisi lainya PKn sekarang sebagai pendidikan politik. Hanya
saja sekarang itu muatannya kurang sistematis.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
(-)”Ya saya kira perlu diganti. Apabila PKn sebagai pendidikan politik ya harus
mengikuti perkembangan politik. Sebenarnaya pada PMP dan PKn sendiri sangat
berbeda terkait muatannya mengenai moral. Tapi jika melihat adanya degradasi
118
moral seakan-akan yang disalahkan guru PKn sendiri. Tentu ini yang
menyebabkan perubahan itu tidak sesuai dengan tujuan PKn sendiri.”
(*)”Jadi kembali kalau sekarang PKn, saya kira perubahan itu tidak masalah jika
perubahan itu kearah positif dan ada relevansinya. Kalau terkait dengan moral ini
sifatnya sebenarnya ya mengikuti perkembangan tapi dasarnya tetap. Kalau KTSP
ini perubahan materinya ini akan membawa kemana Pancasila itu sendiri.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
(-)“Saya rasa penting. Tapi saya rasa materi PKn sendiri terlalu banyak dan
tumpang tindih antara pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraannya.
(*)”Penting sekali, tapi saya menilai dan menyayangkan mengapa pendidikan
moral ini hanya dibebankan pada sekolah saja. Padahal ada tripusat pendidikan
sendiri yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah harus saling mendukung.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
(-)“KTSP memang tujuannya baik, tapi pengembangannya menjadri berbeda-beda
karena tidak ada “babonnya” sehingga terdapat perbedaan persepsi.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
119
(*)“Kendala yang muncul terkait alokasi waktu antara waktu yang tersedia dengan
pengembangan dikelas sangat terbatas. Solusinya perlu adanya penambahan jam
tatap mukanya.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
(-)“Ya setuju, dengan penambahan jam mengajar dan penyusunan sistematika
materi yang jelas.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
(-)“Dari kepala sekolah secara lisan, media massa dan teman-teman guru.”
(*)”Selain itu hanya baru kemarin dari MGMP.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
(-)(*)“Belum pernah.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
(*)“Kalau saya melihat sepintas, saya agak bingung karena materinya yang
diulang-ulang. Sehingga saya takutkan akan terjadi kejenuhan pada siswa. Karena
saya belum mengetahui yang menjadi pembeda dari tiap-tiap kelas tersebut.”
120
(-)”Kalau kompetensi dasarnya sama secara operasional akan menyulitkan dari
segi pengajaran dan kedalaman ilmunya sangat dangkal dan menjenuhkan.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
(-)“Karena pengetahuan saya sedikit melihat muatan KTSP yang sudah penuh
nanti dikhawatirkan tidak akan mencukupi terkait alokasi waktu.
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
(-)“Sentralistik jika hanya sebatas patokan saja saya tetap setuju dengan itu. Tapi
ya tidak mutlak. Penyebabnya mungkin agar tercipta satu pandangan dan
pemikiran.”
(*)”Harus ada pembakuan yang pokok mengenai pedoman dari pusat, sedangkan
untuk pengembangannya tetap diserahkan pada sekolah masing-masing. Saya rasa
ini kekhawatiran pemerintah karena rasa kebangsaan yang dipengaruhi
globalisasi.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
121
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
(-)“Memudahkan karena harusnya ada patokan pokok dalam pedoman di
kurikulum baru ini dari pusat agar tercipta persamaan persepsi dari para guru
sendiri. Namun dalam implementasinya dimasing-masing tetap ada kesesuaian
dengan kondisi sekolah sehingga sentralistik itu tidak bersifat mutlak.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
(-)“Jadi barangkali yang ini lebih rasional.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
(-)“Sebenarnya timbulnya pendidikan karakter itu saya melihat pada penegakan
hukum yang kurang maksimal. Sehingga yang menjadi kambing hitam malah
anak-anak muda.”
(*)”Dengan penilaian orang yamg mengatakan kalau reformasi sekarang yang
kebablasen saya bisa menerima itu. Kalau ini dibilang tantangan memang
122
tantangan, kalau ini beban memang ini tanggung jawab kami sebagai pendidik
untuk membentuk karakter kembali kedasarnya. Tapi tanpa dipahami dari
keluarga dan masyarakat ini sulit sekali. Unsur keteladanan ini juga sangat
penting.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
(-)“Sebenarnya masih jauh. Satu sisi PKn dan Pendidikan Moral tidak bisa
dijangkau secara bersamaan karena perkembangan budaya yang semakin banyak
tantangan sehingga karakter tidak bisa hanya dibebankan dengan mapel PKn.”
(*)”Dengan kata lain antara satu mapel dengan yang lainnya seharusnya bisa
saling mendukung agar akar keilmuan pendidikan karakter itu sendiri tidak
kabur.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
(-)“Menurut saya hanya kemasan saja tapi muatanya sudah ada sejak dulu pada
mapel PKn.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
(-)“Muatanya disaring dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perlu
adanya acuan tersendiri pada tingkat dasar, menengah, dan tingkat atas.”
123
(*)”Materinya itu satu, yaitu dari Pancasila itu sendiri. Serta pengetahuan akan
hak dan kewajiban warga negara sendiri.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
(-)“Idealnya tiga jam karena jika emapat terlalu banyak namun jika dua masih
kurang.”
(*)”Ya idealnya tiga jam.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
(-)“Ya kita mau tidak mau tetap harus mengikuti. Mau protes juga tidak bisa.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
(-)“Saya setuju asalkan ada pedoman yang sama dalam pengimplementasian
dilapangan.”
(*)”UNAS dan tidak hanya satu sarana. Tapi yang lebih penting tujuan dari
pendidikan karakter bangsa dalam Pancasila itu bisa dipahami, bisa dihayati, dan
bisa diamalkan.”
(-)”Untuk segera disosialisasikan secara matang agar nantinya ada persiapan kita dalam
menjalankan kurikulum baru ini.”
(*)”Yang jelas harus ada ketegasan dari Kemendikbud terkait sosialisasi berlakunya
kurikulum. Sehingga tidak menyebabkan kebingungan dari guru sendiri.
124
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Drs. R. Sudarsana
SMA N 1 KOKAP
Wawancara tanggal 21 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Selama ini materinya cukup bagus, lebih ke kognitifnya tidak hanya ke
afektifnya.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Kalau saya itu ndak perlu diubah, cuman disempurnakan. Tapi yang Kurikulum
2013 ini kelihatannya merubah total kurikulum PKn, jadi yang sudah baik itu
disempurnakan lagi bukan malah dirubah seperti itu. Alasannya kurikulum
sekarang (KTSP) sudah cukup baik, komplit, dsb. Jadi ndak usah dirubah tapi
disempurnakan saja. Perubahan terakhir tahun 2006 untuk kewarganegaraannya
sudah sesuai, namun perubahan yang sekarang 2013 kan kembali ke PPKn yang
dulu yang lebih menitipkan sikap-sikap dengan muatan empat pilar.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
125
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Tidak begitu penting perubahan itu terjadi, karena muatan yang ada dalam PPKn
tahun 1994 dengan KBK tahun 2002 dan KTSP 2006 kurang lebih hampir sama,
hanya perbedaan itu terdapat dalam metode pembelajarannya.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kelebihannya sekolah bisa mengembangkan sesuai dengan kondisi lokal sekolah,
sedangkan kekurangannya kembali pada tiap-tiap individu guru yang
membawakan mapel PKn sendiri, kebanyakan hanya menerima apa yang ada tidak
mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Dengan
hanya copy paste dsb.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kendalanya materi PKn yang ada di KTSP itu cukup berat bagi anak-anak SMA
Kokap dan terlalu tinggi jadi kendalanya dalam menyampaikan juga agak berat.
Solusi yang diambil kita mencari metode yang anak bisa dengan cepat menerima
seperti menggunakan video dan permainan.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Saya tidak setuju sebenarnya, namun karena sudah keputusan dari pusat yang
dibawah tinggal menerima. Karena perubahan kurikulum 2013 sangat dangkal
materinya seperti kembali mundur lagi seperti saat PPKn (1994) jadi kognitifnya
126
kurang dan kuat afektifnya. Itupun pengajaran ke anak menjadi agak susah karena
pengetahuan afektif anak sudah sangat diketahui oleh anak, serta dari segi
keilmuannya yang kurang.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Sudah, pertama dari berita TV, kalau melihat rancangan draft kurikulum pertama
dari acara yang diadakan UNY di Hotel Galuh yang membahas mengenai
kurikulum 2013.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Sudah pernah di acara yang diadakan UNY di Hotel Galuh, kita diminta untuk
mencermati bersama-sama mengenai rancangan kurikulum PPKn 2013.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Itu kemunduran, materi PMP dan KTSP yang sudah cukup bagus dan
komprehensif sekarang kembali hanya berfokus diempat pilar.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
127
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
”Seharusnya dengan desentralisasi guru mampu membuat produk sendiri sesuai
dengan kondisi sekolah namun kebanyakan guru masih belum bisa secara mandiri
mengembangkan kurikulum PKn itu. Kebanyakan masih mengandalkan MGMP
dan guru lainya. Sehingga desentralisasi tersebut belum berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Dengan sentralistik nanti akan ada kesamaan, tolak ukur yang sama, testing yang
sama, kalau yang membuat satu orang kan ada kesamaan. Penyebabnya mungkin
terkait dengan pelajaran yang sangat pokok terkait pembentukan karakter bangsa,
diharapkan dengan sentralisasi akan ada kesamaan langkah untuk pemrogaman.
Dengan sifat sentralistik itu pemerintah bisa mengontrol langsung dengan
diarahkan dan dibuat sama, dsb.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
128
“Kalau intinya sentralistik itu memudahkan, karena kita sebagai guru hanya
tinggal mengajar saja. Tapi itu juga terkadang tidak sesuai dengan kondisi masing-
masing sekolah.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Isinya kalau dilaksanakan cukup baik, ini dilihat dari bentuk dan keruntutannya
cukup baik. Jadi simpel dan mudah mengena. Namun muatannya masih terlalu
bersifat afektif saja, sedangkan kognitifnya sangat kurang.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Ya tantangan bagaimana kita nanti mampu mewujudkannya karena kondisinya
memang sudah sangat parah. Kalau dijadikan beban malah akan menjadi masalah.
Jadi tantangannya nanti bagaimana anak didik itu karakternya baik, perilakunya
baik, toh nanti juga dibantu dari pelajaran lain seperti Pendidikan Agama yang
juga mengajarkan kepribadian. Sehingga satu dengan lainya saling terkait dan
membantu.”
129
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Belum, karena itu hanya dari luarnya saja dimana itu hanya muatan karakter yang
bersifat afektif sedangkan kognitifnya kurang. Misalnya orang tahu hukum juga
harus taat hukum dsb.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaimana menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Saya berpikir positif saja memang materi empat pilar itu perlu diajarkan pada
anak karena bersifat umum dan tidak menjurus pada kepentingan politik tertentu.
Kalau itu bisa diajarkan ya semoga itu menjadi karakter bangsa kita”.
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Muatannya gabungan antara afektif, kognitif, dan psikomotor. Jadi bagaimana
anak itu berpengetahuan, bersikap, dan bertingkah laku. Karena sekarang PKn
hanya menonjolkan afektif dan kognitifnya saja belum ke psikomotornya. Dimana
anak hanya menonjolkan sikap dan pengetahuan tapi perilakunya belum. Misalnya
anak tahu menghormati orang tua itu baik tapi kan belum tentu anak itu
melaksanakan.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
130
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Idealnya tiga jam, karena kalau dua jam kurang tapi empat jam kelebihan. Nanti
bisa digunakan untuk diskusi dan bermain peran.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Ya kita melaksanakan karena itu sudah diputuskan ya kita laksanakan dengan
modifikasi yang penting itu masih standar minimal dan kita masih bisa
mengembangkan.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Saya tidak setuju, karena PKn kan pelajaran sikap jadi nanti ketika di UNAS kan
anak belajar bukan karena sikap tapi karena di UNAS kan. Jadi nilainya kelihatan
bagus dan dalamnya pelajaran PKn pada anak menjadi bias. Kalau di UNAS kan
otomatis hasil pada anak lebih bagus tapi bukan karena anak tertarik pada mapel
PKn, tertarik pada nilai-nilai PKn sendiri tapi karena statusnya yang di UNAS
kan.”
“Harapannya Kurikulum 2013 diberlakukan secara serentak tidak seperti percontohan, ada
sekolah yang sudah ada yang belum. Nanti malah terjadi simpang siur. Juga kesediaan buku
dan perangkat pembelajaran serta pelatihan guru segera disiapkan oleh pemerintah karena
kurikulum baru ini sangat jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya.”
131
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Sukaryono, S. Pd
SMA N 1 LENDAH
Wawancara tanggal 17 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Jadi perkembangan yang terakhir ini menjawab kritikan dari masyarakat terhadap
munculnya degradasi moral generasi muda. Yang direspon dengan perubahan
kurikulum 2013 yang muatannya adalah pendidikan karakter. Hal ini sangat
positif untuk menjawab era Globalisasi.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Kurikulum tentu ada dinamika sehingga perlu adanya perubahan dan
penyesuaian dengan perubahan zaman. Tentunya harus direspon dengan
perubahan kurikulum dan perlu penekanan pada sisi moral agar substansinya tetap
terjaga. Sebenarnya jika substansi PKn sendiri dari ketiga aspek penilaian itu tetap
terjaga maka tujan PKn sendiri pasti tujannya akan tercapai.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
132
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Ya itu memang dilatarbelakangi oleh faktor politis, dimana dulu rezim orde baru
yang otoriter mapel PPKn disalahgunakan sebagai alat politik didunia pendidikan.
Sehingga terjadi reformasi juga dalam dunia pendidikan. Kekurangan pada
kurikulum sebelum reformasi tersebut juga saya rasa ditutup dengan adanya
reformasi tersebut.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kelebihan KTSP memberikan otonomi yang luas pada guru dalam
mengembangkan indikator disesuaikan dengan perkembangan peserta didik.
Sehingga guru itu tidak merasa terbatasi oleh kurikulum sendiri. Kelemahannya
memang masalah alokasi waktu untuk mengembangkan KTSP masih kurang.
Karena simulasi dan survey lapangan terkait pembelajaran PKn tidak mencukupi.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kendala di kelas untuk KTSP kendalanya ada pada keterbatasan sarana dan
prasarana. Jadi untuk kaitannya pengembangan materi kurikulum terbentur pada
sarana dan prasarana karena sekolah ini termasuk sekolah pinggiran. Sehingga
informasi dari internet terkadang sulit diakses. Selain itu informasi dari anak
sendiri juga terbatas. Solusinya kami memberikan penugasan untuk diskusi
dengan sumber yang ada disekitar kita saja.”
133
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Setuju, walaupun kekurangan itu tidak direspon dalam kurikulum 2013 ini. Hal
ini juga karena belum ada kejelasan terkait sistem dan model pembelajarannya.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Mengamati dari media massa dan internet sudah banyak, selain itu dari
pertemuan MGMP, seminar-seminar juga sudah banyak menyinggung mengenai
perubahan kurikulum. Pengawas sekolah juga sudah menginfokan terkait
perubahan tersebut namun juga belum mendetail.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Untuk uji publik dan uji akademik saya sebagai guru belum pernah mendapat
undangan.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Sebenarnya yang penting substansinya, jadi PKn itu substansinya kan dimoral.
Jadi itu jangan sampai dihilangkan. Dalam muatan kurikulum 2013 ini sebenarnya
substansinya tetap Pancasila sebagai dasar negara sehingga dimunculkan lagi.”
134
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Walaupun bersifat desentralisasi, tapi pemahaman KTSP sendiri dapat
dimengerti oleh para guru secara bertahap. Melaui-melaui pelatihan dan sosialisasi
dari dinas. Hingga pada akhir-akhir ini guru sudah mulai memahami mengenai
KTSP itu sendiri. Dan pengembangan dikelaspun sudah mulai berjalan dengan
baik.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Sebenarnya perlu dikaji lagi apakah sentralistik itu akan kembali seperti dulu lagi
yang otoriter atau tidak. Apakah pas diberlakukan disetiap sekolah. Harusnya
tetap ada otonomi terhadap guru untuk mengimplementasikan di kelas.
Harapannya perubahan yang terjadi tidak secara fundamental dan secara drastis,
sehingga basic pengetahuan yang dimiliki oleh guru tidak akan dikesampingkan.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
135
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Sebenarnya kita masih menunggu pelatihan-pelatihan untuk pelaksaan kurikulum
2013 karena belum ada gambaran jelas terkait metode pengimplementasiannya.
Pada dasarnya sentralistik jika hanya pada garis besar saja tidak masalah.
Sedangkan pada implementasinya tetap diserahkan pada tiap satuan pendidikan.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Muatanya menekankan pada sikap dan masih bersifat global artinya belum
mendetail. Jadi kendalanya mungkin pada kratifitas guru dituntut mengembangkan
metode dalam KBM.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Sebuah tantangan ya, tantangan dimana kretifitas guru sangat dituntut. Tantangan
juga untuk siswa sendiri terkait basic pengetahuannya. Jika guru tidak kreatif juga
akan menjadi beban tersendiri. Dimana idealisme pendidikan karakter yang akan
diajarkan bisa saja dimentahkan dengan contoh-contoh yang ada dimedia massa.”
136
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Sudah sesuai, hanya saja implementasinya di lapangan mungkin secara bertahap.
Dengan adanya forum-forum ilmiah untuk menjembatani para guru yang ada di
lapangan yang menemui kendala nanti bisa dicari solusi diforum tersebut. Namun
jika muatannya hanya karakter saja nanti akan sangat kurang bagus dari sisi
keilmuannya. Karena pendidikan Pancasila itu bukan secara instan dapat terlihat
hasilnya tapi sampai sepuluh-duapuluh tahun lagi baru akan terlihat.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Empat pilar kebangsaan itu sebenarnya sudah dari dulu. Tapi mungkin dulu
belum terintegrasi dalam mapel PKn. Tapi sebenarnya empat pilar sudah dipelajari
di PKn sejak dulu. Hanya saja istilahnya baru dimunculkan sekarang. Itupun jika
tujuannya baik sebenarnya sah-sah saja demi membawa bangsa kearah yang lebih
baik. Hanya saja jika sudah diimplementasikan dalam pembelajaran jangan terus
menuju pada paket-paket politik tertentu.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Penguatan pada sisi nasionalisme dan rasa kebangsaan serta jati diri bangsa. Nilai
moral juga menjadi hal yang utama. Pergaulan internnasional juga perlu
ditekankan untuk menunjukan karakter bangsa Indonesia kepada dunia luar.”
137
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Tidak hanya dua jam. Seperti dulu ada PMP dan Tata Negara itu sangat bagus
alokasi waktunya.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Sebagai seorang guru mau tidak mau harus melaksanakan. Harapannya tetap ada
otonomi untuk mengembangkan KI/KD dalam indikator. Sehingga kami merasa
tidak terbebani jika sentralistik itu masih fleksibel.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Saya tidak begitu setuju jika diUNASkan. Karena nanti hanya menekankan pada
sisi pengetahuan saja. Karena karakter sulit diukur sehingga nanti akan terjerumus
pada hapalan-hapalan tanpa adanya implementasi sikap sendiri pada siswa.”
“Harapanya ada pembekalan bagi para guru agar dapat melaksanakan dengan lancar. Karena
saya rasa pemberlakuan kurikulum 2013 ini sangat singkat dan tergesa-gesa. Karena kami
juga belum sempat membahas dan mempelajari kurikulum tersebut. Karena bagi guru itu juga
membutuhkan persiapan.”
138
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Drs. Agus Sumboro
SMA N 1 PENGASIH
Wawancara tanggal 18 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Saya mengajar sejak tahun 85 saya amati mapel PKn itu selalu mengalami
perubahan disesuaikan dengan perkembangan situasi politik kenegaraan. Dimana
dari segi muatannya terbagi dari masa orde baru dan reformasi. Dimulai dari PMP
hingga masuk ke PPKn dan PKn dalam KBK dan KTSP pun materinya sangat
berbeda.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Kurikulum PKn memang secara tidak langsung memang harus mengikuti
perkembangan zaman sesuai dengan perkembangan politik negara. Sehingga
kebijakannya pada umumnya harus mempertahankan prinsip dasar seperti empat
pilar tersebut yang menjadi asasnya. Untuk itu nilai-nilai kebangsaan dan nilai-
nilai dalam Pancasila itu harus tetap melekat walaupun negara kita mengalami
perkembangan diera Globalisasi ini. Kurikulum sendiri sebelum tahun 2013 sudah
139
mengenai sasaran dimana pembelajaran pada anak sudah termuat mengenai hak
dan kewajiban warga negara.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Menurut saya perubahan sebelum 94 sampai 2006 sangat penting, karena pada
masa PMP terlalu menekankan pada nilai moral sehingga pembelajaran mengenai
ketatanegaraan, hukum, dan politik sangat kurang. Namun pada KTSP juga malah
pendidikan karakternya jauh berkurang.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kelebihannya pada KTSP memang tiap guru bisa mengembangkan materi
dengan bebas jadi guru bisa mengembangkan kreatifitas sesuai dengan kondisi
sekolah masing-masing. Tapi kelemahannya karena segala sesuatunya bisa
diotonomi sekolah maka masing-masing sekolah tidak sama sehingga terjadi
perbedaan pandangan dalam hal memahami politik negara serta dalam
menanamkan karakter bangsa. Apalagi dengan perbedaan bahan dan cara ajar
serta perbedaan dalam penanaman karakter anak akan menghasilkan output siswa
yang berbeda-beda pula.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
140
“Kendala di dalam kelas tidak begitu besar, yang penting kalau kami berpegang
pada silabus dan dikembangkan melalui RPP. Tapi untuk mengatasi perbedaan
persepsi sendiri dari masing-masing guru kami mungkin akan
mengkomunikasikan dalam MGMP terkait pengembangan materi-materi dasar
dan pengayaan.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Sangat setuju apalagi muatan kurikulum 2013 menuntut para guru untuk semakin
kreatif dalam melakukan metode pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas
tidak monoton dan membosankan.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Saya pertama mengetahui dari teman-teman dan dari televisi. Untuk muatannya
saya hanya mendengar dari dinas, tapi sosialisasi dan pengarahan secara resmi
bagaimana teknisnya sama sekali belum ada pemberitahuan.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Belum, di MGMP pun belum ada sosialisasi dan pemberitahuan. Namun dari
filsafat UGM akan ada kajian tentang Pancasila.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
141
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Mungkin untuk menghadapi perkembangan zaman, disintegrasi bangsa, dan
degradasi moral generasi muda memang perlu adanya PPKn dulu. Jadi perlu
adanya penanaman moral mengenai empat pilar itu. Karena sejak KTSP mapel
PKn itu agak dikesampingkan karena anak-anak hanya mengejar meteri palajaran
yang diUNASkan saja. Sehingga perlu dituntut adanya penanaman karakter pada
generasi muda mengenai Pancasila dan kenegaraan.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Desentralistik menyebabkan guru dalam menekankan materi pelajaran satu guru
dengan lainnya berbeda. Sehingga menyebabkan perbedaan persepsi dari setiap
guru dan materi pendidikan karakter sendiri malah sangat sedikit. Desentralisasi
sendiri dapat terlaksana dengan baik karena bapak/ibu guru dibebaskan
mengembangkan dan mencari materi seluas-luasnya, hanya saja yang menjadi
kendala adalah perbedaan persepsi setiap guru terkadang menyebabkan materi
yang diberikan tidak sesuai dengan mapel PKn sendiri.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
142
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Saya setuju karena nantinya akan terjadi kesepahaman/satu pandangan antara
bapak ibu guru terkait materi yang diberikan dan cara mengembangkannya di
kelas. Sehingga diharapkan akan jelas terlihat dalam pencapaian tujuan dari PKn
sendiri dan output yang dihasilkan juga sesuai dengan yang diinginkan. Menurut
saya penyebab kembali ke sentralistik karena pemerintah juga ingin mengontrol
bagaimana perkembangan pendidikan di negara ini. Dan agar tercipta persamaan
pemikiran dalam implementasinya di kelas.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Pemahaman saya tinggal bagaimana gurunya, secara logikanya pada dasarnya
dalam pendidikan guru tetap diberikan kemerdekaan untuk berpikir dan mendidik.
Sentralistik dalam hal mengenai materi, tujuan secara umum seperti silabus dan
SK/KD, serta buku acuan yang sama. Tapi guru juga saya pikir tetap diberi
keleluasaan dalam mengembangkan materi selama tidak jauh menyimpang dari
batasan yang ada. Saya pikir ini tujuannya agar terdapat satu pandangan pada
setiap guru.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
143
“Sudah bagus namun ada pertanyaan dari saya yang muncul kenapa seperti
kembali ke PMP dulu? Dan muatan Kompetensi Intinya yang sama kenapa dibuat
sama apakah tidak akan menyebabkan kejenuhan dalam diri siswa karena kan
pemikiran anak juga semakin berkembang?”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Saya kira memang perlu pemerintah itu memasukan pendidikan karakter melihat
masalah yang muncul diluar sana seperti yang dapat dilihat dalam media massa.
Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri dimana guru dituntut bisa menjelaskan
dan memberi contoh terkait sikap-sikap yang sering mereka lihat dimedia massa.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Sudah cukup sesuai dan bagus karena mencakup emapt pilar dan pendidikan
moral sendiri, sehingga sudah bagus untuk menjawab tantangan zaman walaupun
nanti kekurangan pasti ada kan bisa dilakukan perbaikan-perbaikan.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
144
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Saya masih khusnudzan, memang orang boleh berpendapat kalau ada muatan
politik didalamnya. Tapi secara logika kita sebagai negara berdiri empat pilar itu
memang harus dipegang dengan kuat sebagai karakter bangsa, apalagi
perkembangan zaman yang semakin menunjukan disintegrasi bangsa. Sehingga
perlu adanya pegangan mengenai karakter bangsa sendiri yaitu empat pilar
tersebut.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Kurikulumnya harus memuat mengenai penanaman moral dan karakter bangsa,
disisi lain tidak lepas juga dari pendidikan ketatanegaraan, hukum, politik, dan
HAM.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Melihat meteri dari draft Kurikulum 2013 saya rasa dua jam sudah cukup,
tentunya pembuat kebijakan juga sudah memperhitungkan mengenai jam
mengajar tersebut. Mungkin juga hal itu disesuaikan dengan pemikiran anak yang
semakin berkembang, sehingga mungkin penanaman moral itu lebih banyak pada
kelas yang lebih rendah.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
145
“Itu untuk guru lebih berat, berat bukan berarti dalam penguasaan materi tapi berat
dalam beban mental dimana guru juga harus bisa menjadi contoh dan panutan
sebagai orang yang mengajarkan pendidikan moral.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Sangat setuju, supaya siswa itu punya rasa perhatian dan kesadaran untuk tahu
dan menjalankan empat pilar sendiri dan muatan-muatan lainya dalam mapel
PKn.”
“Harapan saya semoga tujuan PPKn sendiri sesuai dengan tujuannya sendiri dimana ingin
meningkatkan penanaman nilai-nilai karakter bangsa, nilai-nilai semangat kebangsaan, cinta
tanah air, persatuan dan kesatuan, Pancasila, UUD 45 akan lebih mengena dengan
diberlakukan Kurikulum tahun 2013 ini. Selain itu penataran dan pelatihan untuk guru-guru
PKn sendiri kembali diadakan untuk lebih memperdalam keilmuan PKn sendiri bagi para
guru.”
146
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Nurjanah, S. I. P
SMA N 1 SAMIGALUH
Wawancara tanggal 23 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Untuk kurikulum PKn perkembangannya sudah semakin membaik dan lengkap.
Tapi untuk yang 2013 dari draft yang kemarin lebih lengkap yang KTSP.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Bukan diganti, tapi seperti kalau ada perubahan kita harus mengikuti dan
misalnya kalau tuntutannya kita harus menguasai IT seharusnya SDM guru sendiri
harus bisa mengikuti. Kalau alasan untuk pergantian sendiri mungkin untuk
menyesuaikan perkembengan zaman. Secara keilmuan sudah sesuai dengan tujuan
PKn tentang cakupannya. Namun dalam implementasinya dilapangan terkendala
pada daerah geografis sekolah. Karena letak sekolah sendiri yang jauh dari
instansi pemerintah (pengadilan negeri, dll) sehingga contoh pembelajaran di
kelas hanya menggunakan miniatur dan informasi dari internet.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
147
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Secara pribadi bagi saya ada hal yang secara garis besar dihilangkan tapi ada juga
yang penting dan harus tetap ditekankan seperti butir-butir Pancasila, akan tetapi
penerapannya yang kadang masih kurang. Misalnya Sila pertama ada toleransi,
sila kedua ada budi pekerti, dst itu tinggal penerapannya sedangkan untuk
kelengkapannya sudah cukup. Karena siswa sekarang malah mengejar materi saja,
ibaratnya yang dikejar hanya nilai bagus saja tanpa menerapkannya dikehidupan
sehari-hari.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Relatif kalau kekurangan dan kelebihan, karena perubahan dan penerapan
kurikulukum dalam kelas guru bisa menyesuaikan dengan keadaan sekolah.
Apalagi perubahan itu memang sesuai dengan perkembangan zaman.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kalau disini terkendala pada letak geografis dan sarana dan prasarana, tapi
kemudian saya juga melihat meskipun kita berada di pedesaan tapi kita juga
mengikuti MGMP yang ada di kota kemudian melakukan kunjungan ke SMK
(karena latar belakang saya SMK ya) kemudian kita juga membuat miniatur serta
media yang lain dan pembelajaran yang tidak terpaku hanya di dalam
kelas/pembelajaran outdoor sehingga anak-anak juga tertarik pada mapel PKn
sendiri. Lalu dari kurikulum yang ada, kami malah mengidekan pembelajaran PKn
148
dilakukan dengan kegiatan outbond yang sampai sekarang masih digodhog terkait
sistematika pelaksanaannya. Dan mungkin benar juga kalau pembelajaran PKn itu
tinggal SDM atau personal-nya bagaimana cara membawakannya.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Sangat setuju, karena semua menuju pada perbaikan dan menuju pada hal yang
baik tapi intinya yang kemarin jangan seluruhnya ditinggalkan.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Sudah, dari wacana media massa, internet, MGMP, dan sosialisasi dari
pengawas.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Uji Publik saya mengambil peran melalui internet dengan memberikan usulan-
usulan terkait muatannya melalui beberapa situs resmi. Untuk uji akademiknya
belum pernah.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
149
“Melihat dari waktu jika perubahan itu diperlukan dalam artian tidak total tapi
bersifat melengkapi itu tidak masalah. Tapi kembali lagi pada prosedur tingkat
pusat mungkin kalau ada istilah ganti menteri ganti kurikulum tapi kalau itu
memang baik dan tidak menghilangakan hal yang hakiki seperti kurikulum
kemarin yang sudah kami anggap lengkap jangan serta merta dihilangkan
seluruhnya.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Dibebaskanpun aktualisasi kami juga tidak begitu besar, dalam praktek kita juga
mengembangkan alternatif sendiri yang tidak melompat dari acuan. Kalau untuk
saya dan MGMP di Kabupaten desentralisasi tersebut sudah dijalankan dengan
baik dan satu sama lain saling memacu.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Sebenarnya kalau dibandingkan enak dan tidaknya tentu enak yang desentralisasi
karena kita diberikan kebebasan untuk mengembangkan. Takutnya ini akan
kembali pada rezim orde baru, tapi kan tidak seluruhnya rezim orde baru tersebut
150
juga negatif tapi mungkin bisa digabungkan dari yang positif itu dengan
kurikulum kemarin yang sudah lengkap. Namun jika terkait dengan politik saya
tidak bisa bicara banyak.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Belum ada gambaran sama sekali.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Menurut saya seperti kembali pada zaman P4 dan bayangan kita KTSP kemarin
yang sudah lengkap dan bagus untuk yang 2013 kita malah belum ada gambaran
secara utuh mengenai materinya, apakah nanti akan mengerucut atau bagaimana
kita belum tahu.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
151
“Menjadi tantangan tersendiri, tapi yang diutamakan implementasi pada anak-
anak. Tapi alangkah baik menurut saya jika digabungkan saja dengan kurikulum
KTSP, jadi materinya sudah lengkap tinggal implementasinya. Karena untuk
afektifnya kurikulum yang sekarang sudah bagus.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Secara tertulis idealnya ya seperti itu tapi kembali lagi ke palaksanaan, secara
praktek ya kembali kepersonal meskipun secara teori mereka sudah fasih.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Untuk saat ini saya belum mengkritisi sejauh kepentingan politik yang ada
dibalik hal tersebut. Kembali lagi seandainya itu titipan semoga itu imbasnya juga
baik pada siswa dalam artian ibaratnya untuk revolusi kita kan tidak harus
menunggu 2014 harapanya dapat mewujudkan generasi yang baru.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Bahwa yang ada dalam KTSP ini sudah bagus kemudian digabung dengan yang
baru yang cenderung pada implementasi atau penerapannya. Ditambah juga
kreatifitas guru yang semakin ditingkatkan juga.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
152
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Sudah cukup, tapi hanya penyampaian materi saja sedangkan untuk kegiatan
diluar penyampaian tersebut seperti praktek dll waktu tersebut masih kurang.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Intinya mengikuti aliran air saja sampai adanya sosialisasi dan bimbingan
teknik.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Saya malah tidak bisa membayangkan kalau PKn itu di UNAS kan, tapi itu
mungkin tantangan tersendiri. Tapi kalau menurut saya pribadi tidak perlu di
UNAS kan karena anak nanti orientasinya hanya kenilai saja sedangkan
perilakunya sendiri tidak terjamin.”
“Sebenarnya itu suatu keputusan yang mendadak ya, tapi kita juga tetap harus mengikuti.
Tapi karena yang menjalankan pertama adalah sekolah yang mantan RSBI ya mungkin
sedikit membantu kami dalam mempelajari kurikulum baru tersebut.”
153
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Indarti Budi Cahyani, S. Pd.
SMA N 1 SENTOLO
Wawancara tanggal 22 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Ya pokoknya dari dulu kurikulum PKn kelihatanya yang pertama menyulitkan
guru karena sering berganti-ganti, kedua sumber belajarnya jadi banyak yang tidak
bermanfaat, untuk siswanya akhirnya juga menjadi korban karena gurunya juga
menjadi tidak siap.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Tidak perlu dirubah hanya perlu direvisi, dikurangi muatan-muatanya yang tidak
berbau PKn karena saya melihat materi kurikulum terakhir malah terlalu banyak.
Untuk KTSP muatannya sudah sangat lengkap terkait dengan tujuan PKn sebagai
pembentuk warga negara yang sadar akan hak dan kewajiban. Dimana didalamnya
juga termuat materi mengenai HAM dan hak-hak dan kewajiban warga negara
sendiri.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
154
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Penting, karena PPKn masih terkesan merupakan indoktrinasi pemerintah
sehingga untuk KTSP sebagai hasil reformasi sudah sesuai dari muatan materinya
malah terlalu banyak.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kelebihannya karena materinya padat sehingga penjabaran soalnya mudah.
Materinya sendiri sudah cukup komplit untuk materi civic sendiri. Kelemahannya
jika kita melihat SKL ada materi yang dipaksa masuk walau tidak sesuai dengan
SKL.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Dengan materi yang padat sekarang jarang ada anak yang dengan sadar rajin
belajar sehingga banyak melakukan remidi. Selain itu terkait alokasi waktu yang
tidak cukup. Solusinya saya membuuat modul dan memberikan penugasan-
penugasan dirumah.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Kalau disempurnakan setuju, tapi kalau dirubah jika melihat draft itu materinya
malah sangat miskin PKn nya. Untuk KI dan KD juga semua kelas sama sehingga
dituntut kreatifitas dari guru dalam menyampaiakan sehingga tidak terjadi
kejenuhan.”
155
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Sudah tahu, pertama dulu ada undangan workshop dari UNY di Hotel Galuh
mengenai draft awal kurikulum dan dilanjutkan di UNY sendiri untuk penyusunan
petisi Jakarta. Selain itu juga sudah banyak yang membicarakan. Sedangkan dari
dinas sendiri belum ada.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Hanya yang dari Hotel Galuh yang diadakan UNY.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Kalau bicara suka tidak suka kami hanya bisa pasrah, kalau untuk muatanya
mungkin menyulitkan dalam penyampaian dan pengembangan di kelas karena
muatanya yang sama ditiap kelasnya.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
156
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Pokoknya sedikit banyak sudah berjalan melalui MGMP Provinsi dan Kabupaten
yang mengevaluasi untuk pembuatan Silabus dll. Tapi tidak keluar dari aturan
pusat.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Semakin kelihatan kalau perubahan ini dipolitisir oleh rezim tertentu, bahkan
nanti RPP pun dibuatkan sehingga sangat aneh kalau RPP pun dibuatkan sehingga
sangat kelihatan kalau ada proyek dibalik kebijakan ini. Penyebabnya mungkin
sudah perhitungannya dengan proyek dan politisasi pemerintah terkait kurikulum
2013.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kalau RPP saja dibuatkan berarti sama saja guru dimandulkan, karena mau tidak
mau guru dipaksa untuk sesuai dengan RPP tersebut. Sehingga akan
menyulitkan.”
157
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Karena muatan KI dan KD nya sama sehingga dibutuhkan kreatifitas dari guru
sendiri untuk menyampaikan materinya. Namun jika dibandingkan dengan KTSP
muatannya sangat dangkal karena ilmu tentang kewarganegaraannya sangat jauh
berkurang.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Kalau pemerintah bilang pendidikan karakter sekarang itu sama saja dengan
omong kosong saja karena sebenarnya pendidikan karakter itu sudah dimasukan
dari kurikulum yang kemarin namun juga tidak dijalankan secara maksimal.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Muatannya sudah bagus tapi penerapannya dari pemerintah sendiri tidak
konsisten.”
158
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Saya juga tidak setuju sejak awal karena Pancasila saja sudah sejajar dengan
pilar-pilar lainya.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Yang ideal siswa harus tahu akan hak dan kewajibannya sehingga siswa nanti
akan mencintai tanah airnya. Sedangkan muatan fundamental yang ada di KTSP
tentang kewarganegaraan jangan ditinggalkan.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Dari yang kemarin sangat kurang, idealnya tiga jam.
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Sebisa mungkin memahami materi dan muatan yang ada dan menjalankan sesuai
dengan yang diberlakukan.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
159
“Kalau di UNAS kan materinya harus cukup padat dan materi pokoknya harus
sama, kalau di UNAS kan saya kira dulu juga pernah di UNAS kan sehingga
tanggung jawab, keseriusan, dan kehati-hatian guru dalam mengajar juga
meningkat/ditingkatkan.”
“Harapannya kalau memang sudah positif berlaku jangan sampai ada kekeliruan yang
mendasar dan buku-buku pendukungnya jangan asal-asalan sehingga nanti tidak merugikan
semua pihak.”
Lanjutan wawancara 7 September 2013
1. Bagaimana tanggapan ibu setelah melaksanakan Kurikulum 2013 ini?
“Yang jelas karena segala sesuatunya belum siap dan kita hanya dibekali silabus dan
hanya sampai KI dan KD. Kemarin ada buku dari Yudhistira itu juga berbeda dengan
workshop yang kita terima. Dan teman-teman dari MGMP juga masih meraba-raba
terkait materi yang akan diajarkan di kelas.”
2. Bagaimana instruksi dari dinas sendiri terkait pelaksaan Kurikulum 2013 selain dari
tiga mapel yang sudah tersedia buku ajarnya?
“Karena kemarin instruksinya yang melaksanakan Kurikulum 2013 itu adalah sekolah
yang bekas RSBI dan yang terakreditasi A maka kita juga diwajibkan
melaksanakannya pada semua mata pelajaran.”
3. Adakah diklat dari dinas sebelum tahubn ajaran baru ini mulai berjalan?
“Untuk PKn belum.”
4. Bagaimana ibu menentukan materi terkait KI dan KD yang akan diajarkan?
“Ya kami mempelajari KI dan KD tersebut lalu sambil meraba-raba materi yang akan
diajarkan. Selain itu materi yang kemarin sama dengan yang ada di KTSP juga sedikit
banyak membantu dalam pembelajaran di kelas. Seperti misalnya materi tantang
HAM.”
5. Kesulitan apa yang terjadi dalam pembelajaran di kelas sendiri bu?
“Yang jelas terkait buku sumber untuk siswa sendiri yang belum ada, sehingga nanti
anak-anak akan lama dalam mempelajari materi dan tentu tidak efektif. Kemudian
untuk penilaian sendiri akan terjadi kesulitan pada penilaian psikomotor-nya.”
160
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Susanto, B. A.
SMA N 1 TEMON
Wawancara tanggal 15 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Perkembangannya sudah bagus tapi dilapangan sulit diterapkan karena contoh-
contoh/teladan dilapangan tidak cocok dengan kondisi yang ada.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Bisa, disesuaikan dengan perkembangan zaman dan pemimpin yang ada diatas
seharusnya memberi contoh pada rakyat yang ada dibawah. Perubahan-perubahan
yang terjadi sudah sesuai dengan tujuan PKn sendiri dan sesuai dengan tuntutan
zaman.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Sebenarnya dengan P4 itu sudah baik, namun perubahan sekarang itu malah
bertolak belakang dengan keadaan yang ada.”
161
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Menurut saya pribadi KTSP adalah kurikulum yang paling baik, sementara kita
baru mau mapan malah akan dirubah lagi dikurikulum 2013 ini. Kurikulum 2013
terlalu dangkal. Karena tidak ada pembeda pada muatannya ditiap kelas.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kendala yang muncul adalah kenyatan yang tidak sama di sekolah dengan
kehidupan dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga guru sulit
dalam memaparkan di dalam kelas. Untuk itu penegakan hukum harus benar-
benar ditegakan, agar terjadi persamaan derajat.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Setuju.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Sudah mengetahui pertama informasi dari kepala sekolah dan MGMP.
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Belum.”
162
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Saya mengamati ganti menteri ganti kebijakan jadi rasanya menteri kalau tidak
membuat kebijakan baru menjadi kurang populer. Namun melah mengorbankan
guru yang ada dilapangan. Muatan yang ada dikurikulum 2013 ini agak
mengambang tidak ada ketegasan karena menurut saya yang terbaik KTSP karena
tidak ada materi terkait kehidupan berbangsa dan bernegara.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Desentralisasi tersebut sangat memudahkan kami sebagai guru. Terutama dalam
pengembangan kami di dalam kelas. Desentralisasi pada KTSP bisa terlaksana
dengan lancar karena kami guru diberi keleluasaan dalam menyampaikan materi
tentunya disesuaikan dengan dinamika yang ada dalam masyarakat.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
163
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Guru tidak diberikan otoritas yang luas sehingga ini mengekang guru. Semoga
kedepannya ada evaluasi sehingga guru juga diberikan kebebasan
mengembangkan mungkin lewat MGMP. Sebabnya mungkin karena pemerintah
ingin dihargai dari segi kebijakan mereka sendiri.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Saya rasa akan menyulitkan di lapangan, namun karena saya menjelang pensiun
jadi saya serahkan pada penerusnya nanti bagaimana.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Masih terlalu mengambang dan dangkal. Dimana tidak ada materi mengenai
kehidupan berbangsa dan bernegara.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
164
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Ya karakter itu sebenarnya itu sebenarnya tidak perlu diajarkan tapi perlu adanya
keteladanan baik dalam kultur sekolah ataupun kultur masyarakat yang sesuai
dengan harapan kita. Perlu adanya perlindungan negara yang mensejahterakan dan
peranserta warga masyarakat dalam pembentukan karakter generasi muda.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Kalau teorinya bagus, tapi harus ada keteladanan dari elit sendiri.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Kalau orang Indonesia itu sendiri bisa memahami ya Insyaallah bisa baik. Tapi
kadang kala orang itu perlu kebebasan juga untuk melaksanakannya.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Idealnya mengacu pada penegasan kognitif pada aturan-aturan/empat pilar
kebangsaan itu sendiri.”
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
165
“Kurang idealnya itu mungkin terkait sertifikasi, kalau menurut saya ya dua jam
saja cukup.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Selalu mengingatkan siswa agar lebih taat dalam beragama.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Karena dilapangan macam-macam jadi kalau di UNAS kan akan terjadi banyak
kendala, ya sudah cukup ujian sekolah saja dimana ada ketegasan yang dapat kita
ikuti.”
“Harapan kami guru-guru itu diberikan penataran dan pelatihan agar penerapannya di sekolah
tidak berbeda-beda dan dapat berjalan secara lancar dan serentak.”
166
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Dra. Lestari Asih Pratiwi
SMA N 1 WATES
Wawancara tanggal 14 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Jadi yang saya alami kan dari kurikulum 94 yang dulu masih persila-sila itu, lalu
masuk kurikulum 2004 yang sudah masuk ke materi yang sesuai dengan yang
didapat dibangku kuliah. Untuk yang sekarang sudah sesuai dengan yang didapat
dibangku kuliah. Berbedaan itu mungkin dibagi sebelum reformasi dan sesudah
reformasi.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Kalau saya rasa untuk KTSP sendiri malah sudah sesuai dengan untuk
pembelajaran karena materinya untuk ketiga kelas sudah sangat terperinci. Tapi
malah yang 2013 sepertinya terlalu bertitik pada empat pilar kebangsaan.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
167
“Saya rasa kalau melihat kenyataan dilapangan materi yang ada sudah seuai dan
memuat materi yang penting. Namun penataan materinya sendiri saya rasa kurang
sistematis dan banyak terjadi overlaping, materi dalam tiga kelas masih banyak
yang diulang-ulang dan tidak terjadi kesinambungan antara suatu pokok bahasan
tertentu.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Saya rasa tidak ada masalah karena semua sistem itu ada kelebihan dan
kelemahannya. Kekurangannya mungkin seperti tadi terjadi pada sistematika
materinya sendiri, sedangkan kelebihannya materinya sendiri sudah sesuai dengan
perkembangan zaman.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kendala yang muncul terkait waktu dan tempat/lokasi saat studi lapangan keluar
sekolah seperti kunjungan ke Pengadilan, DPRD, dll. Solusi yang diambil
mungkin dengan berkomunikasi dengan guru lain terkait pertukaran jam mengajar
atau dengan mengundang narasumber secara langsung untuk datang kesekolah.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Saya setuju, hanya saja sistematika muatan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar ditata yang sistematis. Sekarang ini saya rasa masih terlalu diulang-ulang
dan diputar-putar. Takutnya pemahaman anak sendiri menjadi tidak sistematis
antara materi tiap kelasnya. Karena saya rasa esensi materinya hampir sama.”
168
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Sudah tahu, selain informasi dari media massa dan MGMP saya juga mengetahui
dari uji publik di Hotel Galuh yang diadakan oleh UNY.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Pernah di Hotel Galuh yang mengadakan UNY. Poinnya adalah kajian mengenai
draft awal Kurikulum tahun 2013 mapel PPKn.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Dengan materi pada draft inipun saya juga setuju hanya memang sekali banyak
faktor yang mempengaruhi ketercapaiannya. Bagaimana nanti kita menyusun
materi dalam pembelajaran agar sistematis, dan selain itu yang penting juga faktor
peran gurunya masing-masing dalam menyampaikan pembelajaran. Kalaupun dari
esensinya sendiri saya rasa keilmuan tata negara sendiri tidak ditinggalkan pada
draft ini. Seperti ini mengenai bentuk kedaulatan, hubungan struktural pemerintah
pusat dan daerah ini malah kemarin tidak ada. Saya rasa ini materi yang sangat
bagus. Dengan begitu anak nanti bisa menggali potensi daerah masing-masing.
Dan anak-anak akan lebih tahu tentang ketata negaraan kita mulai dari dusun
169
sampai pusat. Nanti anak-anak bisa terjun langsung kemasyarakat dan belajar
langsung mengenai pemerintahan daerah.”
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Saya rasa untuk desentralisasi sendiri untuk pengembangannya tidak sulit.
Karena sudah banyak contoh yang bisa dilihat dimedia massa. Sehingga anak-
anak mudah juga menemukan masalah yang terkait dengan materi.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Saya rasa banyak faktor yang menyebabkan hal itu, seperti penyimpangan-
penyimpangan, tapi kadang juga ada muatan politis juga. Tapi kembali lagi pada
karakter teladan atau tokoh panutan yang sering dilihat dimedia massa itu juga
sedikit banyak mempengaruhi karakter anak.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
170
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Saya rasa masalah pengembangan materi itu kan tetap otonomi guru, walaupun
nanti ada panduan dari pusat, sejauh itu tidak menyimpang dan disesuaikan
dengan potensi anak didik saya rasa tidak masalah.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Saya menyoroti sistematika muatan KI dan KD yang masih diulang-ulang dari
kelas 10-12. Kemudian ada beberapa KD yang bisa dijadikan satu dan dijabarkan
dalam beberapa indikator. Lalu KD yang membandinkan budaya politik
diberbagai negara, disini saya menilai seharusnya ini berfokus pada bagaimana
kita membangun budaya politik di negara kita sendiri lalu sampai pada
perkembangan budaya politik di negara kita. Ini nanti kan tujuannya membentuk
budaya politik anak yang partisipan. Lalu untuk budaya demokrasi juga sudah
cukup di kelas 10 tidak perlu diulang lagi di kelas 12.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
171
“Ini akan menjadi tantangan dan motivasi dalam pembentukan karakter anak, tapi
kendalanya juga saat anak melihat televisi banyak contoh-contoh yang sangat
kontradiktif dalam pendidikan karakter sendiri. Tentunya anak-anak kan juga bisa
menilai dari tontonan tersebut apalagi jika solusinya yang ada juga tidak sesuai
dengan rasa keadilan ini tentunya juga kadang mengendorkan semangat bapak/ibu
guru khususnya guru PKn dalam mengajarkan pendidikan karakter ini.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Sudah, jadi ini dari bagaimana warga negara ini nantinya akan mengetahui akan
hak dan kewajibannya secara keseluruhan sudah tercakup dalam draft kurikulum
ini. Namun terkait keadilan sosial yang kaitanya dengan kesejahteraan masyarakat
belum tercover.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Saya rasa sejauh itu untuk kepentingan kemajuan negara dan sasaran pendidikan
karakter akan tercapai saya rasa tidak ada masalah.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Saya rasa draft ini ideal sekali karena ini juga menuntut siswa dan bapak ibu guru
untuk selalu up to date dalam mengikuti perkembangan yang terjadi dalam
perkembangan negara kita sendiri.”
172
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Menurut saya karena ini mapel fak sosial dengan materi yang banyak juga
sehingga setidaknya ini disejajarkan dengan sosiologi sehingga idealnya saya rasa
empat jam baru mencukupi idealnya materi ini bisa disampaikan.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Saya berupaya untuk menyesuaikan kebijakan dari pemerintah, kalau memang
kebijakan itu sudah digodhok oleh pemegang kekuasaan dan nanti orientasinya
pembentukan karakter anak itu nanti saya menyesuaikan dengan kebijakan
pemerintah.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Untuk masa transisi sekarang saya belum setuju, karena belum ada kesamaan
persepsi dan pandangan dari para guru sendiri, anak juga sudah siap dan
karakternya terbentuk dengan model seperti ini baru siap di UNAS kan.”
“Harapan saya pembagian KD nya bisa sistematis dan seimbang disetiap kelasnya. Karena
pengalaman dari KTSP kemarin materi itu sangat padat di kelas 10, sehingga kendalanya
terjadi pada jam mengajar.”
Wawancara lanjutan 7 September 2013
1. Bagaimana pendapat ibu setelah kurikulum 2013 ini mulai dilaksanakan dalam tahun
ajaran baru ini?
173
“Ini karena berhubung sarana dan prasarana khususnya bukunya belum datang jadi
kami harus menggali sendiri untuk penyusunan RPP dan materi. Kita menggali dari
tugas-tugas siswa dan kita analisa jadi tugas tersebut bisa menjadi sumber riil sebagai
pedoman pembelajaran.”
2. Adakah sosialisasi sebelum masuk tahun ajaran baru kemarin?
“Sosialisasi hanya dari pengawas, disini kemarin kami mendatangkan pengawas untuk
memberikan sosialisasi dan teman-teman yang sudah menerima diklat diminta
mentransferkan ilmu yang diperolehnya terkait Kurikulum 2013 baik dalam lingkup
sekolah maupun MGMP. PKn sendiri belum ada diklat sehingga ada sedikit kesulitan
dan kebingungan dalam menyusun RPP.”
3. Apakah instruksi dari dinas terkait pelaksaaan Kurikulum 2013 selain tiga mata
pelajaran yang sudah tersedia buku ajarnya?
“Kalau disini semua mapel di kelas sepuluh sudah melaksanakan Kurikulum 2013.
Jadi guru berupaya sendiri untuk memenuhi pelaksanaan Kurikulum 2013.”
4. Apakah itu menyulitkan guru?
“Kalau menurut saya itu lebih efektif KTSP, karena anak penguasaan materinya juga
banyak. Disaat pelaksaaan KTSP sendiri sudah mau mapan tapi pemerintah malah
mengeluarkan kurikulum baru yang sangat berbeda dari sebelumnya. Kalau ini lebih
banyak keproses jadi hasilnya tidak bisa langsung kami ketahui. Seperti misalnya ini
satu KD saja belum selesai.”
5. Kesulitan apa yang terjadi di dalam kelas?
“Kesulitan itu muncul pada siswa yang tidak aktif. Tentu akan merepotkan gurunya.
Sehingga siswa itu harus aktif, bisa menganalisis dan menelaah materi.”
6. Bagaimana ibu menyusun RPP pada Kurikulum 2013 ini?
“Saya masih menggunakan RPP kurikulum yang lalu sebagai dasar misalnya masalah
HAM, itu masih saya pakai sebagai acuan materinya. Tentu jika ada materi lain yang
muatannya sama masih kami gunakan dan dikembangkan sesuai dengan KI dan KD
yang baru.”
174
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
Dra. Vipti Retna Nugraheni, M. Ed.
SMA N 2 WATES
Wawancara tanggal 15 Mei 2013
A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan
perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini?
“Saya mengajar menjadi PPKn sejak 1991, jadi mengalami kurikulum 94, KBK,
KTSP, yang saya alami ini perubahan PKn itu sangat dinamis. Dari yang tadinya
PMP berubah menjadi PPKn itu menjadi miskin ilmu dan kering keilmuannya
serta kurang menantang, kemudian PPKn menjadi PKn itu sangat sarat dengan
ilmu, terlalu banyak beban keilmuannya. PKn ini hampir mirip dengan materi tata
negara yang dulu diajarkan dalam enam jam namun dalam PKn harus dikebut
dalam dua jam. Tentu ini menjadi kendala tersendiri. Saya pribadi merasa mapel
PKn yang cukup ideal itu saat PMP karena berimbang.”
2. Menurut pandangan Bapak/Ibu Guru apakah kurikulum PKN perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan
kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah
sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu
Guru menjadi guru PKn?
“Yang namanya inovasi itu perlu, tapi perubahan itu tentunya harus didasarkan
pada hasil penelitian yang kuat. Jadi sifatnya itu memperbaiki bukan merubah
total dibongkar semua. Misalnya mapel ini kurang ilmu ya ditambah begitu juga
sebaliknya tentunya hal ini juga disesuaikan dengan tujuan PKn sendiri yang ada
175
empat tersebut. Bukan bongkar pasang total seperti itu sehingga dengan
perubahan-perubahan itu akan dicapai kurikulum yang ideal. Perubahan selama ini
relatif belum sesuai dengan tujuan PKn, perubahan kurikulum yang kita alami
misalnya melarang sekolah kami yang RSBI dalam mengajarkan PKn dan Bahasa
Indonesia menggunakan Bahasa Inggris dengan alasan akan melunturkan
nasionalisme. Saya rasa hal ini bertentangan dengan tujuan PKn yang keempat
dimana agar siswa kita bisa komunikasi dan berhubungan dengan negara lain.
Nasionalisme itu kan bisa dibentuk bukan karena kita menggunakan Bahasa
Inggris sehingga dianggap tidak nasionalis.”
3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan
pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Guru?
“Perubahan itu saya rasa cukup mengakomodir suara-suara dari guru-guru saya
kira. Karena tadinya terutama tingkat SLTA dengan materi PPKn dulu, P4 yang
diulang-ulang seperti itu anak-anak jenuh dan menyepelekan karena dari SMP
sendiri sudah diajarkan. Sehingga dirasa miskin ilmu dan tujuan PKn sendiri tidak
tercapai karena tidak ada landasan ilmu yang kuat. Dalam perubahan PKn itu
sebenarnya cukup bagus dan penting, hanya saja kenapa perubahan itu sifatnya
tidak memperbaiki kekurangan yang lama tapi malah menimbulkan masalah yang
baru, karena bobot keilmuannya yang terlalu banyak dalam PKn. Isi dari PKn itu
sendiri memuat/menggantikan ilmu tata negara yang dulu diajarkan dalam enam
jam namun sekarang bapak/ibu guru harus mengebut dalam dua jam pelajaran.
Otomatis kalau tidak dikebut tidak mencapai ketuntasan, sementara kalau dikebut
pesan moralnya tujuan PKn yang agar menjadi good citizenship juga tidak
176
tercapai. Hal ini juga sedikit banyak disebabkan karena rasa antipati saat reformasi
terhadap produk orde baru sehingga kurikulumpun ikut dirombak total. Padahal
sebenarnya nilai-nilai Pancasila itu tidak pernah lekang zaman. Jadi tidak perlu
dirombak total.”
4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam
kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru?
“Kelebihan dari KTSP sendiri dari muatan keilmuanya sendiri sudah cukup bagus,
kalau kekurangannya dibenahi seperti yang saya tekankan tadi dalam hal
penambahan waktu dalam rangka mencapai tujuan PKn dan penambahan
kompetensi-kompetensi yang lebih eksplisit kearah moral.”
5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn
dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
“Kendala di kelas terutama kelas 10 untuk menerima kompetensi yang bobot
keilmuannya cukup tinggi menurut saya misalnya tentang sistem politik, otomatis
saya harus menyederhanakan bagaimana agar siswa dapat menerima teori tersebut
sesuai dengan lingkungan sekitarnya. KTSP sendiri minim akan nilai moral dan
pendidikan karakter karena terlalu sibuk untuk menanamkan kompetensi yang
harus dikuasai siswa tadi, sehingga saya harus menggunakan variasi metode untuk
menanamkan pendidikan moral dengan diselipkan dalam pembelajaran di kelas.”
6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan
pada kurikulum yang akan datang?
“Perubahan itu seharusnya sifatnya menyempurnakan kekurangan sebelumnya.
KTSP sendiri kadar keilmuannya sudah cukup bagus tinggal ditambah yang
177
spesifik dengan nilai-nilai moral dan penanamannya kemudian nilai-nilai
kebangsaan lebih diperbanyak. Dan diimbangi dengan penambahan jam tentunya,
karena tidak mungkin kita ditambahi beban tanpa adanya penambahan jam
mengajar.”
7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum
baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika
sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum
mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut?
“Saya kebetulan fasilitator nasional untuk KTSP jadi perubahan ini dari awal saya
mengetahui dari sosialisasi kementrian sendiri di Jakarta selanjutnya juga
dilanjutkan dari provinsi.”
8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik
terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi
materi utama uji publik tersebut?
“Uji Publik sendiri saya mengikuti dari internet, dan itu juga belum mendetail.
Menurut saya itu baru memuat rasionalisasi mengapa perlu perubahan.”
9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan
terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru
mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun
muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
“Kalau dilihat dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasarnya, saya kira ini tidak
sama persis dengan PPKn 94. Karena saya lihat disitu ada variasi mengkombinasi
antara KBK, KTSP, dan PPKn 94. Hanya saja saya lihat disini untuk membedakan
keempat aspek ini sangat sulit karena kata-katanya sama yang nantinya akan
178
menimbulkan perbedaan persepsi. Dan saya sangat tidak setuju jika nantinya RPP
pun sampai dibuatkan sama karena tentunya kompetensi siswa tiap sekolah
berbeda-beda.“
10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat
desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan
pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah
desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya
terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas?
“Saya sangat setuju dengan desentralistik, jadi guru itu diberi keleluasaan untuk
mengembangkan diri, toh guru juga sudah diberikan modal untuk
mengembangkan diri. Tapi tidak bisa dipungkiri tidak semua guru itu mau
mengembangkan diri. Dan itu memudahkan guru. Namun desentralisasi sendiri
juga belum terlaksana denagn baik karena banyak guru belum memiliki kesadaran
sendiri untuk mengembangkan kompetensi diri sebagai guru profesional.”
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang
bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang
bersifat desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum
2013 yang bersifat sentralistik?
“Tentu tidak berjalannya desentralisasi tadi seharusnya ditanggapi dengan
digiatkannya pelatihan-pelatihan guru agar mampu mengembangkan kompetensi
diri sebagai guru profesional bukan kembali lagi kesentralistik seperti dulu.
Menurut saya ini malah suatu kemunduran. Mungkin sebabnya juga itu tadi
179
karena guru tidak sadar akan tuntutan profesionalisme guru sendiri untuk mau
mengembangkan kurikulum yang bersifat desentralistik sehingga dikembalikan
kesentrlistik lagi.”
12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat
memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan
dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
“Hal ini tentunya akan menyulitkan karena jika sampai RPP pun dibuatkan sama
dari pusat, maka penerapannya disekolahpun malah akan semakin rumit karena
tidak mungkin tindakan di kelas disetiap sekolah itu sama mengingat kultur
sekolah juga yang berbeda-beda.”
13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata
pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
“Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasarnya, saya kira ini tidak sama persis
dengan PPKn 94. Karena saya lihat disitu ada variasi mengkombinasi antara KBK,
KTSP, dan PPKn 94. Hanya saja saya lihat disini untuk membedakan keempat
aspek ini sangat sulit karena kata-katanya sama yang nantinya akan menimbulkan
perbedaan persepsi.”
14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013
sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata
pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan
karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
180
masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh
menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Ada dua sisi, disatu sisi positif karena itu sangat diperlukan dan penanaman nilai
karakter ini sangat mendesak. Disatu sisi untuk siswa setingkat SLTA untuk dia
mau melakukan sesuatu yang baik dan sesuai dengan karakter bangsa, itu harus
didasari ilmu. Sehingga dibutuhkan proses bukan asal memaksa anak untuk
melakukan sesuatu yang baik tanpa ada landasan keilmuannya sendiri.”
15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah
mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik
sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
“Sekilas saya amati sudah cukup memadai, hanya saja saya belum bisa
membedakan keempat aspek yang ada karena sama.”
16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi
dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
usulan kompetensi dasar dalam kurikulum PPKn tahun 2013 lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan
Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut?
“Ini kalau kita positif thinking ya baik saja karena empat pilar itu memang sesuai
dengan karakter bangsa.”
17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut
pandangan Bapak/Ibu Guru?
“Ya kombinasi antara keilmuan dan pendidikan karakter.”
181
18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum
tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam
tersebut?
“Minimal empat jam untuk SLTA/SMA tapi sebenarnya perhitungan jam untuk
saat ini rawan untuk dibicarakan karena terkait dengan sertifikasi. Tapi saya
pengennya didasarkan dengan penelitian yang akurat apakah jam ini cukup atau
tidak untuk disampaikan dikelas. Dan saya berkeinginan bahwa jika ada kebijakan
baru itu sifatnya saling simultan dan saling mendukung dengan kebijakan yang
lain dan sudah diperhitungkan dengan matang.”
19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru
sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
“Saya akan mendalami kompetensi-kompetensi apa yang harus saya sampaikan
pada siswa, kemudian saya sinkronkan dengan tujuan-tujuan PKn sendiri.
Kemudian seandainya ada kompetensi yang perlu ditambahkan saya akan
berusaha menyisipkan dalam rangka mencapai tujuan PKn sendiri.”
20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran
yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
“Saya samasekali tidak setuju dengan PKn yang diUNASkan, karena sama sekali
tujuan PKn tidak akan tercapai karena guru akan hanya mengejar nilai yang bagus
sedangkan mutu dan tujuan dari PKn sendiri tidak tercapai.”
182
“Aplikasi dari kurikulum 2013 ini 1014 baru diaplikasikan karena mungkin akan lebih siap
dan terencana. Sehingga guru-gurunya lebih siap, tahap-tahapnya lebih jelas, kontennya
sudah dinilai masyarakat. Sekarang kesannya tidak ter-schedule dengan baik dan tergesa-
gesa.”
Wawancara lanjutan 9 September 2013
1. Sebelum masuk tahun ajaran baru ini apakah ada sosialisasi dari dinas pendidikan
sendiri terkait Kurikulum tahun 2013?
“Kalau dinas sendiri belum, justru persiapan itu kami lakukan dari sekolah sendiri.
Karena kebetulan sekolah kami menjadi piloting project kurikulum 2013 karena
sekolah kami bekas RSBI. Disini setiap tahun sebelum masuk tahun ajaran baru
paling lambat dua minggu sebelum mulai masuk, kami selalu mengadakan workshop
tentang tahun ajaran baru. Dimana didalamnya juga diisi mengenai Kurikulum 2013.
Karena kebetulan saya termasuk Tim Pengembang dalam Direktorat PSMA. Sehingga
apa yang saya peroleh dari Direktorat langsung saya berikan pada teman-teman dalam
workshop ataupun MGMP.”
2. Setelah masuk tahun ajaran baru ini belum diterbitkannya buku ajar PPKn dari pusat
apakah menjadi kendala dalam KBM di kelas?
“Kalau saya dan tim saya guru PKn tidak terkendala oleh buku. Karena dari dulu yang
namanya guru itu sumber materinya tidak hanya satu. Jadi tergantung kompetensi apa
yang dijarkan kami mencari dari berbagai sumber baik internet, majalah, Undang-
Undang, dll. Kalau muatan materi atau knowledge-nya untuk yang sekarang tidak
berbeda dari yang kemarin sebenarnya. Yang berbeda itu justru dalam kegiatan
pembelajarannya dan penilaian. Pada awal ini mungkin kendalanya tentu saja KBM-
nya belum bisa scientific murni.”
3. Bagaimana metode yang diberikan dalam KBM sekarang? Apakah berbeda dari
kurikulum sebelunnya?
“Sangat berbeda, kalau dulu meskipun juga menekankan pada aktifitas siswa tapi guru masih
seperti sumber ilmu. Kalau sekarang lebih pada siswa yang aktif mencari ilmu. Guru disini
hanya sebagai fasilitator dan mempertegas dan merangsang anak bagaimana anak itu diberi
kesempatan untuk mendapat ilmu yang lebih dari yang dimiliki guru dan mampu
menampilkan dengan sangat baik. Sehingga anak itu bisa menemukan sesuatu dengan
kemampuan yang optimal dari kemampuannya sendiri.”
183
4. Apakah perubahan materi dan sistem dalam Kurikulum 2013 menyulitkan ibu dalam
melaksanakan KBM di kelas?
“Tentu saja tidak, selain kesiapan kami sebagai guru, tentu sebanarnya intisari muatan
meteri yang ada dalam Kurikulum 2013 sudah ada dan dipelajari sejak dulu. Sehingga
jika guru sudah menguasai materi tentu tidak akan menyulitkan. Terkait sistem sendiri
saya rasa yang perlu dirubah adalah mind set guru sendiri yang dulunya dianggap
sebagai sumber utama didalam kelas untuk sekarang guru harus lebih memfasilitasi
siswa dalam KBM agar siswa mampu aktif mencari sendiri ilmu yang akan pelajari
terkait materi yang akan diajarkan. Sehingga siswa dapat mengembangkan materi
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.”
184
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Satu
Kelompok Mapel : Wajib Kelompok A
MateriPokok : Pelanggaran HAM
AlokasiWaktu : 3 x 2 JP
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
Bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat.
1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan idiologi, politik, ekonomi,
sosial budaya.
3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuanHAM
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuanHAM sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Indikator
Menyebutkan beberapa kasus pelanggaran HAM
Menjelaskan pengertian HAM
Menguraikan penggolongan HAM
menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-nilai
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999
Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat
Indonesia
Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM
Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM
Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM
Menyajikan hasil laporan
185
TujuanPembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi Peserta didik dapat:
Menjelaskan pengertian HAM
Menguraikan penggolongan HAM
Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-nilai
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999
Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat
Indonesia
Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM
Menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya
Menghargai keyakinan Pemeluk agama lain
Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan Peserta didik dapat:
Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM
Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM
Menyajikan hasil laporan
MateriPembelajaran
Fakta
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia (contoh kasus 12 Mei 1998
Kasus pelanggaran HAM di lingkungan setempat (contoh: kasus Kedung Ombo, Tanah Merah,
Tanjung Priok, Lapas Cebongan Yogyakarta)
Konsep
Pengertian HAM
Penggolongan HAM
Pelanggaran HAM
Prinsip
Piagam HAM sedunia(The Universal Declaration of Human Rights)
Nilai-nilai Pancasila
UUD NRI Tahun 1945
UU No. 39/1999 tentang HAM ()
MetodePembelajaran
1. Strategi : PBL
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode :
Pengamatan
Dikusi kelompok
Presentasi
Penugasan/Analisis dan Penyusunan Laporan Alat/Media/Bahan
Alat : LCD proyektor, Jaringan Internet, dan computer.
Media : Video Pembelajaran tentang kasus pelanggaran HAM
Bahan ajar : Buku PPKn kelas X, UUD NRI tahun 1945, UU no 39/1999, dan The
Universal Declaration of Human Rights
186
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Bertanya pada Peserta didik contoh kasus pelanggaran HAM yang diketahui
Menjelaskan pelanggaran HAM juga bertentangan dengan ketentuan berbagai
agama
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretes tentang Pelanggaran HAM
15 menit
Kegiatan Inti:
Mengamati
Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berbagai
literatur dan media cetak
Menyaksikan penayangan Video awal reformasi tahun 1998 (12 Mei 1998)
Menanya
Menanyakan sebab-sebab kasus pelanggaran HAM di Indonesia
Menanyakan intisari dari tayangan video
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya terkait dengan
kasus pelanggaran HAM di Indonesia
Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan
elektronik tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia
Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan
elektronik tentang sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di
Indonesia
Mengasosiasikan
Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan aspek social budaya , politik,
ekonomi dan Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia
Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan nilai-nilai Pancasila dan pasal-
pasal UUD NRI 1945, dan UU No. 39/1999
Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan Piagam HAM Internasional (
The Universal Declaration of Human Rights)
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil analisis tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di
Indonesia
Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar atau media lainnya
60 menit
Penutup
Bersama Peserta didik menyimpulkan Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia
Memberikan tugas mengamati kasus pelanggaran HAM di lingkungan
sekolah dan masyarakat sekitarnya
Melaksanakan pos tes lisan
15 menit
187
Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Merefleksi pembahasan pengertian HAM dan Pelanggaran HAM di Indonesia
Menagih dan mengingatkan tugas minggu sebelumnya untuk mengamati
berbagai kasus pelanggran HAM di lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretes lisan tentang pelanggaran HAM yang terjadi di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
15 menit
KegiatanInti
Mengamati
Mengamati/ menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi
dilingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
Menanya
Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya berkaitan dengan
kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekolah dan
masyarakat sekitarnya
Mengasosiasikan
Mencari hubungan pelanggaran HAM yang terjadi di sekolah dan masyarakat
sekitarnya dengan pelaksananaan nilai-nilai Pancasila dan pasal-pasal UUD
NRI Tahun 1945 serta UU No.39/1999
Mengkomunikasikan
Membuat laporan berbagai kasus pelanggaran HAM di lingkungan sekolah
dan masyarakat sekitarnya
Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar atau media lainnya
60 menit
Penutup
Bersama Peserta didik menyimpulkan macam pelangagaran HAM di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
Memberikan tugas menyususn laporan dan presentasi tentang pelanggran
HAM di lingkungannya
Melaksanakan pos tes lisan
15 menit
Pertemuan Ketiga
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Merefleksi hasil tugas yang sudah terkumpul
Menagih dan mengingatkan tugas menyusun laporan tentang kasus
pelanggaran HAM di lingkungan sekitar
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui presentasi
15 menit
188
Rincian Kegiatan Waktu
KegiatanInti:
Mengamati
Mengamati presentasi siswa dari kelompok lain tentang kasus pelanggaran
HAM di lingkungan sekitarnya
Menanya
Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM yang terjadi
lingkungan sekitarnya
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya berkaitan dengan
kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Mengasosiasikan
Mencari hubungan pelanggaran HAM yang yang terjadi di lingkungan
sekitarnya dengan peraturan-peraturan tentang HAM yang berlaku
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan berbagai kasus pelanggaran HAM di terjadi di lingkungan
sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara
Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar atau media lainnya
45 menit
Penutup
Peserta didik melaksanakan tes tertulis ulangan harian
Memberikan tugas membaca untuk pertemuan berikutnya tentang upaya
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
30 menit
Penilaian
1. Tugas
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di
Indonesia, di lingkungan sekolah dan sekitarnya, dan di dunia Internasional dalam rangka
kehidupan berbangsa dan bernegara
- Diskusi kelompok membahas hasil pengamatan dan penugasan
- Membuat laporan hasil pengamatan dan penugasan
- Mempresentasikan hasil penugasan dan pengamatan di depan kelas
(format presentasi terlampir)
2. Observasi
Menilai kegiatan pengamatan dan tanya-jawab dan penyusunan laporan dalam kelompok berkaitan
contoh kasus pelanggaran HAM dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya
3. Portofolio,
Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok tentang
kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, dalam kehidupan lingkungan sekolah dan
masyarakat sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara(format portofolio
terlampir)
189
4. Tes
Digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang Kasus pelanggaran HAM
Sumber/Referensi;
Buku Pegangan Kurikulum 2013
Buku PPKn kelas X
UUD NRI Tahun 1945
The Universal Declaration of Human Rights
http://psb-psma.go.org.id
Wates, ..... September 2013
Mengetahui
Kepala SMA SMA 2 Wates Guru Mata PPKn
.................................. ..................................
NIP. NIP.
CatatanKepalaSekolah
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................
190
Lampiran:
a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Program : X/Wajib kelompok A
Kompetensi : KD 3.1dan 4.1
No NamaSiswa
Observasi Kinerja Presentasi Jml
Skor NilaI Akt tgjwb Kerjsm Prnsrt Visual Isi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Excely Faza Janeeta 4 4 3 4 3 3 21
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Dst
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
191
Pretes/postes
Pretes/Postes Pertama
A. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah
No Pernyataan Benar Salah
1. Seorang majikan dapat menyuruh pramu wismanya untuk
khusus melayaninya selama 24 jam, karena dia sudah membayar
mahal untuk itu.
2. Mahasiswa dapat menuntut pemerintah untuk membangun
kembali kampus yang dirusak oleh mahasiswa saat melakukan
demo kenaikan BBM
3. Seorang gubernur dapat menggusur pedagang kaki lima sesuai
dengan kebijakan pemerintah
4. Seorang anak dapat menuntut orang tuanya yang penghasilannya
pas-pasan untuk membelikan motor baru karena memang
kewajiban orang tua untuk memenuhi hak anaknya
5. Seorang siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran jika belum
melunasi kewajiban administratif
6. Anggota masyarakat tidak berhak untuk menikmati fasilitas
PLN maupum Telkom jika tidak memenuhi kewajiban
membayar tepat pada waktunya
B. Jawablah petanyaan berikut ini
1. Jelaskan pengertian HAM!
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..........................................................................................................
2. Uraikan penggolongan HAM ditinjau dari objeknya !
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........
3. Berikan contoh pelanggaran HAM di berbagai lingkungan kehidupan dan seba-sebabnya!
( 5 kasus pelanggaran HAM)
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........
4. Berikan analisis faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM !
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.......
5. Berikan analisis hubungan antara pelanggaran HAM tertentu dengan peraturan peraturan
yang berlaku !
Jawab:.....................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........
192
b. Lembar Kerja Penyusunan Laporan ( dibagikan sebelum ke Perpustakaan )
1. Buatlah laporan pengamatan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelanggaran
HAM di Indonesia, di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya dalam rangka
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Laporan tersebut diketik dalam kertas HVS ukuran A 4, dengan huruf Time New Roman 12,
line spacing double, Batas kanan 4 cm, kiri 3 cm, atas 4 cm, bawah 3 cm
3. Kirim laporan sebelum pertemuan berikutnya ke alamat e-mail saya (...)
4. Struktur laporan adalah sebagai berikut:
A. Judul Kasus Pelanggaran HAM
B. Tujuan Penulisan Laporan
C. Landasan teori
D. Analisis faktor–faktor penyebab timbulnya kasus pelanggaran HAM
(Analisis hubungan pelanggaran HAM dengan aspek Politik, Ekonomi, Sosbud dan
Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia)
E. Analisis hubungan antara Kasus pelanggaran HAM dengan Peraturan tentang HAM
F. Kesimpulan
G. Referensi
193
FORMAT PENILAIAN LAPORAN HASIL PENUGASAN
(PORTOFOLIO)
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Peminatan : X/MIA dan IIS
MateriPokok : Pelanggaran HAM
No NamaSiswa
AspekPenilaian
Skor
rata-
rata
Nilai
Vis
ual
Ket
elit
ian
Kej
uju
ran
Pen
yaj
ian
Dat
a
Jaw
aban
Per
ta
ny
aan
1. Arsita Safitri 3 4 4 3 3 3,33 83
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
SAMSURIE-mail: [email protected]
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUMFAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MGMP PKN SMA KABUPATEN KULONPROGO, 14 MEI 2013
Pencapaian tujuan pembentukan warga negara yang baik dalam sistem pendidikan nasional kental dipengaruhi oleh suasana politik.
Tiap-tiap rezim politik memiliki iktikad untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam segenap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila rentan ditafsirkan untuk kepentingan masing-masing periode rezim.
Kegelisahan umum terhadap kajian Pancasila yang “terbatas” dalam standar isi (2006) mata pelajaran PKn.
Standar Isi PKn (2006) dinilai “Kering” dengan kajian Pancasila.
Pancasila salah satu dari delapan materi pokok PKn
Kondisi saat ini (kenakalan remaja, korupsi) menyalahkan “ketiadaan “NILAI-NILAI MORAL PANCASILA MODEL P4 dalam PKn sekarang.
Pembelajaran PKn masih hapalan dan kesulitan menerjemahkan SK dan KD (temuan di beberapa forum seperti PLPG SD Rayon 111 UNY) .
Negara-negara Asia ditandai oleh modernitas ganda yang memberikan kekayaandan konteks yang komplek bagi perkembangan pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan Asia lebih ditandai oleh konsepsi-konsepsikebajikan moral dan nilai-nilai personal daripada nilai-nilai publik dankewargaan.
Masyarkat kewargaan (civil society) disusun secara berbeda di Barat dan dinegara-negara Asia, namun tak pernah dapat memainkan peran penting.
Negara-bangsa menjalankan peran yang sama antara di negara-negara Asia danBarat berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan.
Ada semacam ketegangan antara pendidikan kewarganegaraan, mata-matapelajaran sekolah, dan kurikulum akademik.
Para guru menjadi pemain penting ketika ia hadir untuk mengimplementasikanpendidikan kewarganegaraan di sekolah.
Organisasi kesiswaan dalam menanggapi pendidikan kewarganegaraan perludilakukan dalam menentukan pertimbangan (Kennedy & Fairbrother dalam Samsuri, 2012: 50).
Sektor PRINSIP PENGORGANISASIAN
PRIMER
MATA
PELAJARAN
TUNGGAL/WAJIB
(Civics/Civic Education/Citizenship Education)
WAJIB atau PILIHAN
SEKUNDERTERINTEGRASI
DENGAN MATA PELAJARAN LAIN (MISAL: SEJARAH,
GEOGRAFI, SOCIAL STUDIES)
TERINTEGRASILINTAS MATA
PELAJARAN
KEGIATAN EKSTRA
KURIKULER
(Kennedy, 2009:8; Kerr, 1999:15)
SEBELUM ORDE BARU
KEWARGANEGARAAN (1957), CIVICS (1961)KEWARGAAN NEGARA (1962)
MASYARAKAT SOSIALIS INDONESIA PANCASILA
SELAMA ORDE BARU
PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (1968)
PENDIDIKAN MORAL PANCASILA, (1973, 1975, 1984) PENDIDIKAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA, PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA, PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (1994), PENDIDIKAN P4 DERIVASI PENDIDIKAN PANCASILA
MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA BERMORAL PANCASILA P4 sbg deskriptor Civic Virtues
SETELAH ORDE BARU
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (KBK 2004, STANDAR ISI 2006)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (VERSI RANCANGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013)
PANCASILA
PANCASILA dan PILAR-PILAR KEBANGSAAN
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL)
KERANGKA DASAR KURIKULUM(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
STANDARPROSES
STANDAR PENILAIAN
BUKU TEKSSISWA
PEMBELAJARAN & PENILAIAN
PEDOMAN
Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006
Oleh Satuan Pendidikan
Pola Pikir KBK 2004 Pola Pikir KTSP 2006
Pola Pikir Kurikulum 2013
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Lengan Kiri
Muka Kiri
Kerah
Lengan Kanan
Muka Kanan
Saku
Belakang
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83
cm; Lengan 58 cm)
58 cm
38 cm
83 cm92 cm
86 cm
Lengan Kiri Lengan KananMuka KananMuka Kiri Belakang
saku
kerah
Pola Pikir Kurikulum 2013
10
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Peran Pemerintah
Pe
ran
Gu
ru/S
atd
ik
Efe
ktiv
itas
wak
tu p
em
be
laja
ran
Kurikulum2013
KBK 2004
KTSP 2006
Alo
kasi
wa
ktu
pe
rsia
pan
sila
bu
sd
anre
vie
w b
uku
Efektivitas waktu pembelajaran
Alokasi waktu guru untuk persiapansilabus dan review buku ajar
Pembagian peran Pemerintah dan Satuan Pendidikan/Guru dalam Kurikulum dan Efektivitas Waktu Pembelajaran
... Kurikulum 2013 memberikan kesempatan yang lebih besar bagi guru/satuanpendidikan untuk
meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran .....11
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Elemen Ukuran Tata kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013
Guru
Kewenangan Hampir mutlak Terbatas
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku
Beban Berat Ringan
Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran
Rendah [banyak waktu untuk persiapan]
Tinggi
Buku
Peran penerbit Besar Kecil
Variasi materi dan proses Tinggi Rendah
Variasi harga/beban siswa Tinggi Rendah
Siswa
Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya pada guru
Tidak sepenuhnya tergantung guru, tetapi juga buku yang disediakan pemerintah
Pemantauan
Titik Penyimpangan Banyak Sedikit
Besar Penyimpangan Tinggi Rendah
Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin Mudah
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
12
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013
Penyusunan Silabus
Guru Hampir mutlak [dibatasi hanya oleh SK-KD]
Pengembangan dari yang sudah disiapkan
Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak
Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan
Penyediaan Buku
Penerbit Kuat Lemah
Guru Hampir mutlak Kecil, untuk buku pengayaan
Pemerintah Kecil, untuk kelayakan penggunaan di sekolah
Mutlak untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Guru Hampir mutlak Kecil, untuk pengembangan dari yang ada pada buku teks
Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan dan pemantauan
Supervisi pelaksanaan dan pemantauan
PelaksanaanPembelajaran
Guru Mutlak Hampir mutlak
Pemerintah Daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana [variatif]
Pemantauan kesesuaian dengan buku teks [terkendali]
Penjaminan Mutu
Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu besar Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
13(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari:
Buku pegangan siswa
Buku pegangan guru
Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan.
Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.
Langkah Penguatan Tata Kelola
14
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Kompetensi Inti
terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Memuat konten /topik materi pelajaran, dan Kompetensi yang meliputi aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang bersumber kepadaKompetensi inti
(1) Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarKelompok Mata Pelajaran Wajib,
(2) Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarKelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu-ilmu Alam, (3) Kelompok Inti dan Kompetensi Dasar
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan KelompokPeminatan Ilmu-ilmu Bahasa.dan Budaya
Kompetensi Inti meliputi:1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1), 2. sikap sosial (kompetensi inti 2), 3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan 4. penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi
Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).
18
Mata PlajaranKelas
X XI XII
Kelompok Wajib
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B
7 Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk muatan lokal) 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)
3 3 3
Jumlah jam pelajaran Kelompok Wajib 24 24 24
Kelompok Peminatan
Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 18 20 20
Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMK) 26 26 26
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
18(Sumber: Kemdikbud, 2013)
MATA PELAJARANKelas
X XI XIIKelompok A dan B (Wajib) 24 24 24Peminatan Matematika dan IPAI 1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 43 Fisika 3 4 44 Kimia 3 4 4
Peminatan SosialII 1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 43 Sosiologi & Antropologi 3 4 44 Ekonomi 3 4 4
Peminatan BahasaIII 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 43 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 44 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan PendalamanPilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat 6 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 60 72 72Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 42 44 44
Struktur Kurikulum Peminatan SMA
19
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
BELAJAR DARI MASA LAMPAUUNTUK MEMBANGUN WARGA NEGARA HANDAL DI MASA KINI DAN MASA DEPAN
SEBUAH PESAN BIJAK:
WARGA NEGARA YANG BAIK TIDAK DILAHIRKAN,TAPI DICIPTAKAN…DIBENTUK MELALUI PENDIDIKAN
GBHN Tujuan Pendidikan Nasional Formulasi Pendidikan Pancasila
1973
(Tap MPR RI
No. IV/MPR/
1973)
…untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk Manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, dapat
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh
tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai Bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub
dalam Undang-undang Dasar 1945.
… kurikulum di semua tingkat pendidikan mulai dari Taman Kanak-
kanak sampai Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta harus
berisikan Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-unsur yang cukup untuk
meneruskan Jiwa dan Nilai-nilai 1945 kepada Generasi Muda.
1978
(Tap MPR RI
No. IV/MPR/
1978)
…untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila termasuk Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-
unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan nilai-
nilai 1945 kepada generasi muda dimasukkan ke dalam kurikulum di
sekolah-sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai universitas, baik
negeri maupun swasta.
1983
(Tap MPR RI
No. II/MPR/
1983)
…untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperku.at kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan
cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pelakasanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila
dan unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa,
semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda harus makin
ditingkatkan dalam kurikulum sekolah-sekolah dari taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, dan di lingkungan
masyarakat.
1988
(Tap MPR RI
No. II/MPR/
1988)
…untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
…menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada Tanah Air, mempertebal semangat
kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. …menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta
sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. …mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, pendidikan
sejarah perjuangan bangsa serta unsur-unsur yang dapat meneruskan
dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan
khususnya nilai-nilai1945 kepada generasi muda, dilanjutkan dan
makin ditingkatkan di semua jenis dan jenjang pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
1993
(Tap MPR RI
No. II/MPR/
1993)
…untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani. …menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa
cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial serta
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi ke
masa depan. …menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus
ditingkatkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
…pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4), pendidikan moral Pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan sejarah perjuangan bangsa serta unsur-
unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat
dan nilai kejuangan, khususnya nilai 1945, dilanjutkan dan ditingkatkan
di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan termasuk prasekolah.
1998
(Tap MPR RI
No. II/MPR/
1998)
…untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani. …menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa
cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial serta
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi ke
masa depan. …menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus
ditingkatkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4), pendidikan moral Pancasila, pendidikan
agama, dan pendidikan kewarganegaraan dilanjutkan dan ditingkatkan di
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan termasuk prasekolah sehingga
terbentuk watak bangsa yang kukuh.
Kompetensi Inti (sama untuk semua mata pelajaran?)
RUANG LINGKUP MATERI
•Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1. PANCASILA
2. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
3. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
4. BHINNEKA TUNGGAL IKA
•Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
•Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KINI KE DEPAN:
memperkokoh identitas nasional (Pancasila) dan tanggung jawab publik
kewargaan untuk mencapai tujuan nasional sbgm dimuat dalam Pembukaan
UUD 1945 POLITIK NEGARA
KINI dan SEKARANG:
KEHARUSAN POLITIK REZIM untuk MENGAKTUALISASIKAN
nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Keutuhan Karakter
WNI
Pancasila sebagai dasar negara tidak direduksi dalam berbagai kebijakan (pendidikan) nasional.
Meski berganti nomenklatur PKn menjadi PPKn atau apapun namanya, Pancasila tetap harus menjadi great oughtpembentukan warga negara yang handal bagi bangsa dan negaranya.
Memperkokoh identitas kebangsaan dan tanggung jawab kewargaan ke dalam sebagai warga negara Indonesia.
Memperkuat peran dan kemampuan keluar sebagai tanggung jawab menjadi anggota warga dunia.
Penataan PKn menjadi PPKn dalam Kurikulum Nasional jangan sekadar
membubuhkan pilar-pilar kebangsaan, namun seyogianya berbasis
kepentingan politik negara sebagaimana dimaksud dalam cita dan tujuan
bernegara di Pembukaan UUD 1945, bukannya semata-mata bergantung
kepada kepentingan politik rezim kekinian.
Perlunya objektivikasi Pancasila dalam pengembangan kajian PPKn sebagai
bentuk usulan penataan PKn sekarang, dengan mengubah orientasi “mitos” dan
“ideologis” ke orientasi “ilmu” (Kuntowijoyo, 1996).
Objektivikasi Pancasila dalam pembelajaran PPKn tidak sekadar mengkaji dan
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila sebagai kebenaran sejarah, tetapi
menjadikan Pancasila yang fungsional dan bermakna dalam kehidupan sehari-
hari.
• - Penjabaran Kompetensi Inti dan KompetensiDasar
• - Sumber Belajar Buku Pegangan Guru, Buku Pegangan Siswa, Buku “Babon”
• - Dokumen Kurikulum
Profesionalisme Guru, KulturSekolah, Birokrasi Pendidikan,
Politik Pendidikan Nasional
f I ;\i,ft lCIl3
: Visito Akhmada Bangkit pribadi
"09401241002
)
IKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAFAKULTAS ILMU SOSIAL[Tqu: [Tgrg Malang, s52B 1 Tetp, 586'1 68 psw.Z4t, 248, 249, (O2t 4) 548202, F ax(0274) 548201 Website : http://www.fise.uny.ac.id e-mail : [email protected]
Nomol t{? /uN 34.14ipLt2ot3
Lampiran : 1 bendelproposal
Hal ;Permohonanizin penelitian
Kepada Yth : Gubernur DIY
Cq. Kepala Biro Administrasi pembangunan
Di Kepatihan yogyakarta
Dengan hormat kami bermaksud memintakan izin mahasiswa atas nama :
NamaNIM
Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan dan HukumMaksudirujuan : Mencari data untuk penelitian Tugas Akhir.skripsiJudul Tugas Akhir : " Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik di SMA
Negeri Se-Kabupaten Kuronprogo terhadap Kebijakan Kurikulum pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Tahun 2013 ,
Atas perhatian dan izin yang diberkan kami ucapkan terimakasih
Tembusan Yth :
1. Kepala Bapeda Kulonprogo2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulonprogo3. Ketua Jurusan PKn & H FIS UNy4. TU FIS UNY (arsip)
5. Mahasiswa Yang bersangkutan
,/Sl/,zl auJl g
2l'.u*\
r. Ajat Sudrajat, M,Ag.tP. 19620321 198903 1 001
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA\. ,,SEKRETARIAT DAERAHKompleks Kepatihan, Danurejan, Telepon (o2v4) s62811 - s62814 (Hunting)
YOGYAKARTA 552,13
SURAT KETERANGAN / IJIN070t3229Nt4t2013
Mengingat ; 1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006, tentang Perizinan bagi Perguruan Tinggi Asing,Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Rsing Oatammelakukan Kegitan Penelitian dan Pengembangan di lndonesia;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2007, tentang Pedoman penyelenggaraanPenelitian din Pengembangan di Lingkungan Departemen Dalam Negeridan PemerintatrDaerah;
3. Peraturan Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2008, tentang Rincian Tugas danFungsi Satuan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariai Dewan PerwakilanRakyat Daerah.
4. Perattlran Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta Nornor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman pelayanan
Perizinan, Rekomendasi Pelaksanaan Survei, Penelitian, Pendataan, Pengembangan, pengkajian,
dan Studi Lapangan di Daerah lstimewa yogyakarta.
DIIJINKAN untuk melakukan kegiatan survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan kepada:
Membaca Surat : Dekan Fak. llmu Sosial UNY
Tanggal : 10 Aprit 2013
Nama
AlamatJudul
Lokasi
Waktu
Dengan Ketentuan
Tembusan :
1. Yth. Gubernur Daerah [stimewa Yogyakarta (sehagai laporan);2. Bupati Kulon Progo cq KPT3. Ka. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Dly4. Dekan Fak. llmu Sosial l..lNY
5. Yang Bersangkutan
Nomor : 747lUN.34.141PU2013
Perihal : ljin Penelitian
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADIKARANGMALANG, YOGYAMRTA
NIP/NIM : 094A1241A02
PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARMN BERSERTIFIKAT PENDIDIK DISMA NEGERI SE.KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP KEBIJAKAN KURIKULUMPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TAHUN 2013SMA NEGERI SE.MBUPATEN KULON PROGO Kota/Kab. KULON PRoGo15 April 2013 s/d 15 Juli 2013
Dikeluarkan di Yogyakarta
Pada tanggal 15 April 2013
A.n Sekretaris Daerah
Asisten Perekonomian dan Pembangunan
'1 ' Menyerahkan surat _kelerangani ijin survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan .) dariPemerintah Daerah DIY kepada BupatiMalikota melalui institusi yang-berwening mengeiuarkan ijin aimalsua;
'
2' Menyeiahkan soft copy hasil penelitiannya baik kepada Gubernur Daerah istimewa Yogya(arta melalui BiroAdministrasi Pembangunan Setda DIY dalam compact disk (CD) maupun mengunggah (riploaA) melalui website
_ adbang.jogjaprov.go.id dan menunjukkan eetakan asliyang sudah disahkan dan OiOuOuni cap'institusi;3, ljin ini hanya dipergunakan uniuk keperluan ilmiah, Qan pemegang ijin wajib mentaati keienluan yang berlaku di
lokasi kegiatan;4. ljin penelitian dapat diperpanjang maksimal 2 (dua) kali dengan menunjukkan surat ini kembali sebelum berakhir
waktunya setelah mengajukan perpanjangan melalui website adbang.jogjdprov.go.id;5' tjin yang diberikan dapat dibatalkan sewaktu-waklu apabila pemlla-ng'ijin ini tidak memenuhi ketentuan yang
berlaku.
6ffiw
i Pembangunan
Mernperhatikan
Nlengi ngat
Diizinlian ltcpirdaNIM / NIPP'I/l nstans i
I(eperiuanJ ud r-rl/-l'enr a
Lol<as i
Waktu
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGOI}ADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TE,RPADU
Alanrat: Jl. KHA Dahlan, wates, Kulon Progo Tetp.(0274) 774402 Kode Pos 55611
SURAT KETERANGAN / IZINNomor | 070.2 l00325llY 12013
Surat dari Seliretariat Daerah Provinsi DIY Nomor: 01013229lY l4l2013, TANGCAL l5 APRIL 2013,
PEI{II-IAL PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
I . I(eputgsal Menteri Dalapr Negeri Norror 6l Tahun I 983 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelal<sanaan Penelitian dan Pengerrrbangan cli Lingkungan Depafienlen Dalam Negeri;
?. Peraturan Gubertrur Daerah Istimewa Yogyakarta Nouor l8 Tahun 2009 tentang Pedonlan Pelayanan
perizinan. Rel<ornendasi Pelaksanaan Survei, Penelitian, Pengembangan, Pengkajian dan Studi
Lapangan di Daerali lstir.newa Yogyakarta;j. perattuian Daerah l(abllpaten I(ulon Progo Norror: l5 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan
Daerah l(abupatep Kulon Progo Nonror: l2 Tahun 2000 tentang Pembentul<an Organisasi dan Tata
I(erja Dinas Daerah;4. Irerituran Bupati I(Lrlorr Progo Norlor: 56 Tahun 2007 tentang Pedotllan Pelayanan pada l(antor
Pelayanan Terpadu l(abupaten l(ulon f'rogo.
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI0940t241002UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAIZIN PENELITIANPBRSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKATPENDIDIK DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KULON PROGO TBRHADAPI(BBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KBWARGANEGARAAN TAHUN 20I3
SMA NEGERI SE-I(ABUPATEN I(ULON PROCO
: l5April20l3sid l5Juli20l3
L Terlebilt r.lahLrlu rnepernui/ntelapollian cliri l<epada Pe.jabat Pernerintah setetnpat untul< rllerrdapat petun.iul< seperlurrya.
2, Wa.jib nten.jaga tata tertib dan rnentaati l(etentuan-l(etentuan yang berlaku.
3. Wa't ib rneri:,Jrahl<an hasil Penelitian/Riset l<epada Bupati I(ulon Progo c.q. I(epala Badan Penanarran Modal dan Perizinan'l'erpadLr I(abLrpaten I(ulon Progo.
untr-rl< l<cpcrttirrgarn i lrtt iah.
5. SLrrat izin ini clapat dia.iultan untLtl< trlendapat perpan jangan bila diperlukan.
6. Sr,rrat iz-in ini dapat dibatalkan serval<tu-rvaktu apabila tidal< dipenulti ketentuan-l(etentuan tersebut diatas.
I(erpLtdian diharap l<epacla para Pe.labat Pemelintalt setentpat untuk dapat trrentbatltu seperlunya.
Ditetapkan di : WatesPada Tanggal : 17 APril 2013
Tenrbusan l<epada Yth. I
l. Bupati I(ulon I)r'ogo (Sobagai I-alloratr)2. i(cplill llapl'rcdii I(abLrpaton I(ulon I)r'ogtr
3, l(epalir I(attlol I(csbitrtgpol I(abirpatcrt l(Ltlorr I'roqo.1. l..cpii la I )irtlrs l'cntl id i karl l\abLlpiltcll I''tt lotl I't'ogtr
.'. l\.r\.ll:, \\l,\ \eF!ll(r. Yarrg []crsartgkLttan
7. Arsip
Tiii,u\ A11(xP NANAMAN MODALZIqN.TRPAUl- /, \-H
inbina Tk.I ; IV/b19630801 r99003 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN KLILON PROGODINAS PENDIDIKAN
SMANEGERI l GALTIRJl* : Pendelmn, Tirtoralwyt, Galur, KulonProgo, Yognkot* Kode Pos 55661 Telp. {A27$ 7104022
SURAT KETERANGANNomor:070/ 199
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA N I GALUR menerangkan bahwa
pada tanggal20 Mei 2013, mahasiswa tersebut di bawah ini :
NAmA : VTSITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
NIM :09401241002
Fakultas/Instansi : Fakultas Ilmu SosiaUUniversitasNegeriYogyakarta
Alamat rumah : Perum Puri Wates Asri No. 7 Sebokarang, Wates, Kulon
Progo, Yogyakarta
Telah melakukan penelitian uiltuk penyusunan stripsi dengan judul "Persepsi Guru
Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik Di SMA Negeri Se-Kabup*ten
Kulon Progo Terhadap Kebijakan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan
Kervarganegaraan Tahun 2013' padatanggal20 Mei 2013.
Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
to-tlu Wf'91XG J:r-Lqry.
20 Mei 2013
19531107 198403 I 002
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGODINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI I GIRIMULYOAlamat : Jalan Goa Kiskenda No 1 Giripurwo Girimulyo Telg.0274-7997440 Kulon Progo 55674
SURAT KETERANGANNomor z 0701123
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA N I GIRIMULYO menerangkan bahwa pada
tanggal 16 Mei z0lS,mahasiswa tersebut di bawah ini :
Nama
I{IM
Fakultas/Instansi
Alamat rumah
: YISITO AKHMADA BA}[GKIT PHBADI
z 09401241N2
: Fskultas Ilmu SosiallUniversitas Negeri Yogyakarta
: Perum Puri lVates Asri No. 7 Sebokarang, Wates, Kulon
Progo, Yogyakarta
Telah melakukan pnelitian untuk penyusunan skripsi dengan judul "Persepsi Guru Pendidikan
Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik Di SMA Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo Terhadap
Kebijakaa Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tahun 20l3u.
Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Girimulyo, 16 Mei 2013
WAHONO
6;"q
NrP. 19580313 198203 I 008
PEMERINTAH KABUPATEN KUTON PROGODINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1. KALIBAWANGAlamat : Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo I 087838541'454
Yang bertanda tan
sebagai berikut:
Nama
No Mahasiswa
Tempat l(uliah
Program Studi
SURAT KETERANGANNomor: 071"1 1,56
gan di bawah ini l(epala SMA Negeri 1 l(alibawang menerangkan
VISITO AKHMADA BANGI(IT PRIBADI
09401"241,002
U N IVERSITAS N EG ERI YOGYAI(ARTA
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahwa mahasiswa tersebut benar-benar telah melakukan penelitian di SMA Negeri 1"
l(alibawang pada Tanggal 16 Mei 2013 sebagai bahan penyusunan Sl<ripsi dengan
judul " PERSEPSI cURU PENDIDIKAN l(EWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT PENDIDII(
DI SMA NEGERI SE- KABUPATEI.J I(ULOI'i PROGC TERHADAP I(EB!JA.I(At\ I(URIKULUM
PENDIDII(AN PANCASILA DAN I(EWARGANEGARAAN TAHUN 2OT3,,
Surat keterangan ini l<ami buat dengan sesungguhnya, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
"'k'r*\
ffi
l(alibawang, 16 Mei 2013
A Negeri 1 Kalibawang 1
I(UI(UH PRANOTO
Pembina, lV/at9540427 198703 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGODINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERIlKOKAPJl. Jambon, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo, Yogtakarta 55653 Telephone (0274) 7l 17503
SURAT KETERANGATINomor : 421 ll45
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMA Negeri I Kokap, Kulon Progo :
NamaNIPPangkat / Gol.J ab atan
Menerangkan dengan sesumgguhnya, bahwa :
NamaNPMPT / Instansi
ANANG SUTARTA, S.Pd., M.Si.t9630t25 1984t2 I 002Pembina, IV/aKepala SMA Negeri I Kokap,KulonProgo,Daerah Istimewa Y o gy akarta.
: VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI.: 09401241002: Universitas Negeri Yogyakarta.
Telah melaksanakan Penelitian Bidang :
Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik di SMA Negerise Kabupaten Kulon Progc terhadap Kebijakan Kurikulum Pendidikan Pancasila danKewargane gar aan Tahun 20 I 3 .
18 Mei 2013SMA Negeri 1 Kokap,
i
Tembusan disampaikanikepada Yth. :
1. Yang bersangkutan2. Arsip.
SUTARTA, S.Pd.,. M.Si.IYla.
9630125 t984t2 I 002
dtr
w"
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 LENDAHAlamat : Jatirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta, Telp. 71O25A7
SURAT KETERANGANNomor : O70/206
Yang bertada tangan dibawah ini :
NamaNIP
Pangkat / Gol.Jabatan
MENERANGKAN
NamaNIMPTllnstansi
Drs. MARSUDI RAHARJO
1956121.0198303 1 0L1
Pembina, lV/aKepala Sekolah
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
0940t241.002Universitas Negeri Yogyakarta
Yang tersebut diatas, benar-benar telah melaksanakan Penelitian di SMA Negeri 1 Lendah,
dengan Judul /Tema, "Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik" di
SMA Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo terhadap kebijakan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Tahun 2013" .
Demikian surat keterangan ini diberikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
DL \/rEp n\TT A. -! l L A. lll ip A T_El\i KT jl {--\N pR OGilDI}IAS PFIIDIDII'.A}I
SMA NEGERI 1 PENGASIHl^l^- f./f.l I l.'+nndi^i-^-^t tl \4nro^cnri Pen^:sih Krrlcn Prnoc Yno.,r!.:rdr
E-rnait : 'trr'ri
r"tri"titr'i:r"i.r )"r. ilt '* , ,,r"ir, *"riirrlnr, ,o7, F4'-(anli ;i:t::-K!ri!,{!N P$-OGC!
Yanrv herranria iancnn rii^ -- ^o --- -o--^-
meflerangkan bahw-a:
i.iama
Tempat, tgl. Lahir
I\ I IVI
Pergururan Tinggi
.nli^aY^
s u I<A !. l(-ll I l!.1(A.r\ bAr\
Nomor i 070/258
harvnh lltl kenale sl\4 A Nerlefi I Hensaslll K,ttlon
ITSI?O AKTIMAEA BANGKiT ?R BADi
KulonProgo: 17 Mei 1991
^ri^^Atr]r+rj I z+tt,ltz
Universitas Neg€ri Yo gyakarta
Hroqrl
Teiah rneaoadakan neneiiiian di SMA Neoeri i Penoasih nadaianssal i5 anrii sd 15 ir:ii
2013 grrna rnelengkapi penyelesaian peny{rsunan ttrgas akhirSkipsi dengan jddul :
*FERSEPSI GURU PENDIDIKAN KE\il'ARGANEGAR,AAhI BERSERTIFTKAT
PtrNOIDIK DI SMA IYEGERI SE-KABUPATEN KULON PBOCO TPRIIADAP
KEBiJAK,AJ{ KURIKUKLI]M PEiiiSiDiKA}I PAi\CASILA DAFi
KEWARGANEGABAAN TAHUN 2AI3"
Den-rikian Siirat Keterzir-rgatr ini kami terbiikaii agar da*uai ,iipe+gunaiian sebagai mana
meqtinya. I
l6 ryle! /{_,L1
1016 198501 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGODINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 SAMIGALUH
Alamat: Tanjung, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, D.l.Yogyakarta, 55673, Telp. 08112504871E-mail : [email protected] Website: http://www.smalsamigaluh.sch.id
S-URAT KETERANGANNomor: 4zo/t6g
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NIP
PangkaUGol.
Jabatan
Unit Kerja
dengan ini menerangkan bahwa :
Nama
No. Mhs
PT/lnstansi
:Dns.YB SUGIMAN
: 19580610 198403 1 005
: Pembina,lVla
: Kepala Sekolah
: SMA Negeri 1 Samigaluh, Kulon Progo
: VISITO AKHIIilADA BANGKIT PRIBADI
:09401241002
: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
benar - benar telah melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Samigaluh, Kulon Progo
dengan Judul:
"PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT
PENDIDIK DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP
KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
, TAHUN 20{3"
Demikian Surat Ketera4gan ini kami buat dengan sebenar - benarnya agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Samigaluh, 30 Mei 2013
B SUGI
19580610 198403 1 005
Sekolah,
lVla
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGODINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 SENTOLOAlomat :Banguncipfo Senfolo Kulon Progo Telp. (0274) 7498299
SURAT KETERANGANNomor :{11 .l lfl
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMA Negeri 1 Sentolo menerangkan
bahwa ;
NamaNIM
Program Studi
Perguruan Tinggi
AIamat
: VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
: 09401241002
: Pendidikan Kewarganegaraan
: Universitas Negeri Yogyakarta
: Jalan Karangmalang, Yogyakarta
Benar -benar telah melaksanakan Penelitian observasi di SMA N 1 Sentolo, Kulon
Progo pada tanggal 27 Mei 2013 dengan judul :
,. PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT
PENDIDIK DI SMA SE- KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP KEBIJAKAN
KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TAHUN 2013".
Demikian surat keterangan ini kami berikan, untuk dapat dipergunakan sebagai
mana mestinya,
Sentolo, 27 Mei 2013
{qLrt D,D}2-V'tv'/ \'*{/ \t"Etnll NeCrn
SE.N-IOLU
NlP. 19540614 198102 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DINAS TENDIDIKANSMA NEGERI TEMON
Jt. Purworqio Km.12 Kebonrejo, Temon, Ta1p.7117523 Pos. 55654 Kulon hogo
SURAT KETERANGAN
Nomor:07A1133
Yang bertanda tangan di bawah ini :
NarnaNIP.Jabatankrstansi
Drs. SlametRiyadi19580814 198701 I 00rKepala SekolahSMANegeri l Temon
Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
NamA : VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADINIM :094AD41N2Jurusan : Pendidikan Kewarganegprarm dan Hukum
Universitas Negeri Yogyakarta
Nama tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan Kegiatan Penelitian dengan judulnPersepsi Guru Pendidikan Kewargonegaraan Berserttfikat Pmdidik A SMA Negeri se-Kabupaten Kulon Progo Terhudap Kebijakan Kurtkulum Pendidikan Panesslls Danfiewarganegaraan Thhun 2013n di SMA Negeri I Temon Kabupaten Kulon Progo padatanggal 15 Mei 2013.
Demikian surat keterangau ini dibuat untuk dryxdipergunakan sebagaimanames{inya.
frvENo'/*YTa'/
_et\ 80814 198701
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGODINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WATESJl. Terbahsari,'Wates, Kulon Progo Telp. (0214) 773067 Fax. 0274 774352 KodePos 55611
SURAT KETE,RANGANNomor:070 1249
Yang bertancla tangan di barvah ini I(epala SMA Negeri 1 Wates I(abupaten Kr:lon Progo Provinsi Daerah
I stir-neu,a Yo gyakarta, me 1r eran gkan bahr,va :
Nama : VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
Tempat/Tanggal Lahir : Kulon Progo, 17 Mei 1991
:09401241002
: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yo gyakarta
Telah melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wates pada tanggal 14 Mei 2013 untuk
memenuhi Tugas Akhir Skripsi yang berjudul "Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat
Pendidik di SMA Negeri I Wates Se-Kabupaten Kulon Progo Terhadap Kebijakan KurikulumPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tahun 2013".
Demikian Surat Keterangan ini di buat sebagai bukti diri bagi mahasiswa yang bersangkutan. agar dapat
dipergunakan sebagai mana mestinya .
NI]\1
Fakultas
Wates, 14 Mei 2013
Tk.I, IV/b570319 198403 2 001
:i t.ii#\7
TINI
.b
$*
e*
Eliarlwrtla^trta1la. .Jl nrvrrrrvr
O7 Desember 2O11
SMA NEGERI 2 WATES
PEMERINTAH DAERAH DAE.RAH ISTIMEWA YOGYAKARTADINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 2 WATES
Jalan. Wakhid Hasyim, Bendungan, Wates (0274,\ 773055.Kode Pos 55651
E-mail : srnadawates@)rahoo.co. id
KULON PROGO
15 Mei 2013
SURAT KETERANGAIINomor ? 0701232
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 2 Wates Kulon progo menerangkanbahwa :
NamaNIMProgram Studi
Perguruan tinggi
Alamat
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
0940t24r002
Pendidikan Kewargane garaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Jalan. Karangmalang, Yogyakarta
Benar-benar telah melaksanakan Penelitian observasi di SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo pada
tanggal 15 Mei 2013 dengan judul :
.. PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT PENDIDIK DISMA SE-KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP KEBIJAKAN KURIKULUMPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARNEGARAAN TAHLIN 2013 "
Demikian surat keterangan ini kami berikan, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
ffiGffi
.MUDJIJONO, M.M.1.19550710197803 1 007
ti|tE ?IsO 5001