Date post: | 10-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI III
“PARKINSON”
Disusun Oleh :
Kelompok 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2013
A. JUDUL
PARKINSON
B. DATABASE PASIEN
Nama : Tn MH (71th)
Alamat : Jombor, Sleman, Yogyakarta
MRS : 12-7-2011
KRS : 18-7-2011
Diagnosa : Parkinson
Keluhan utama : Kesadaran
menurun,parkinson,panas,halusinasi
RiwayatPenyakit :
Poli syaraf-Parkinson sejak 2001 dg terapi
terakhir Madopar 4x1. THP 3X1. B1 2x100 mg
Poli Jiwa- Skizophrenia sejak th 2006 dg terapi
terakhir persidal 2x1 mg
Poli Paru- Batuk berdahak-PPOK, dg terapi
Levoflaxacin dan kapsul campur (DMP 1,
Salbutamol 0,5, Metilprednisolon 1 tab, GG 1
tab,dan aminofilin 100)
Poli Jantung- Hipertensi-Noperten 10 mg
C. DATA KLINIK DAN DATA LABORATORIUM
Parameter 12 Juli 2011TD 127 / 80 mmHgNadi 81 x / menitRR 37,7 ° C
Parameter Nilai
Normal
13 Juli
2011
15 Juli
2011Leukosit 4-10x 103mm3 9600Hb 13 – 17 g % 15,2HCT 40 – 54 % 43,3Trombosit 150 – 400 x
103
328.000
Na 135 – 145
mEq / L
150
K 3,5 – 5 mEq
/ L
3,95
Cl 95 – 108
mEq / L
106,7
GDA 137BUN 10 – 24
mg / dl
26,8 29
Kreatinin 0,5 – 1,5
mg / dl
0,74 0,88
D. PROFIL PENGOBATAN
Terapi yang diberikan
Obat Dosis 12 1
3
1
4
15 1
6
1
7
18
RL 28
tpm
√
Pamol 500
mg
√
Nicholin
inj
250
mg
√
Alinamin F
inj
√
Brainact
inj
500
mg
√ √ √ √ √ √
Madopar √ √ √ √ √ √
Trihexyphe
nidil HCl
2 mg √ √ √ √ √ √
PZ √ √
Clozaril
p.o
25 mg √
PEMBAHASAN
A. ASSESSMENT
Diagnosa penyakit Tn MH adalah Parkinson.
Selain itu riwayat penyakit yang di alami Tn. MH
yaitu Parkinson sejak 2001 dg terapi terakhir
Madopar 4x1. THP 3X1. B1 2x100 mg, Skizophrenia
sejak th 2006 dengan terapi terakhir persidal 2x1
mg. Berikut patogenesis dan patofisiologi penyakit
tersebut:
Patogenesis
Dopamine merupakan neurotransmiter (zat yang
menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang
lain) dan merupakan perantara bagi
biosintesis epinefrin dan norepinefrin. Dopamine
yang berlebihan dapat menyebabkan skizofrenia dan
bila kekurangan dapat menyebabkan Parkinson.
Penyakit parkinson (paralisis agitans) merupakan
suatu sindrom dengan gejala utama berupa trias
gangguan neuromuskular: tremor, rigiditas, akinesia
(hipokinesia) disertai kelainan postur tubuh dan
gaya berjalan. (Gunawan, 2009).
Dalam kondisi normal (fisiologik), pelepasan
dopamin dari ujung saraf nigrostriatum akan
merangsang reseptor D1 (eksitatorik) dan reseptor
D2 (inhibitorik) yang berada di dendrit output
neuron striatum. Output striatum disalurkan ke
globus palidus segmen interna atau substansia nigra
pars retikularis lewat 2 jalur yaitu jalur direk
reseptor D1 dan jalur indirek berkaitan dengan
reseptor D2 . Penderita penyakit Parkinson, terjadi
degenerasi kerusakan substansia nigra pars kompakta
dan saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak
ada rangsangan terhadap reseptor D1 maupun D2 dan
kadar dopamin pun menurun.
Pada kasus ini pasien mengeluhkan penurunan
kesadaran. Berdasarkan riwayat penyakit,pasien
mengalami Skizophrenia sejak th 2006. Hal ini dapat
disebabkan karena penggunaan Madopar yg digunakan
sejak th 2001 (pengobatan parkinson). Karena Madopar
dapat mengakibatkan peningkatan Dopamin, sehingga
pasien terkena Skizophrenia. Pasien juga mengeluhkan
adanya halusinasi. Pada penyakit parkinson pasien
diberikan terapi madopar yang dapat menyebabkan
naiknya kadar dopamin, sehingga dapat menimbulkan
adanya suatu penyakit skizofrenia. Skizophrenia
merupakan ditandai dengan sekelompok kepercayaan,
gejala dan perilaku yang diluar batas kewajaran.
Gejala utama yang menimbulkan dugaan kuat adalah
adanya Halusinasi auditorik, pikiran melayang,waham
kepercayaan dll (Davey,2005).
Dopamin telah diduga merupakan penyebab
skizofrenia secara tidak langsung karena banyak
pasien parkison yang mengalami gejala skizofrenia
ketika diobati dengan obat yang disebut L-DOPA. Obat
ini melepaskan dopamin dalam otak, yang sangat
bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi
waktu bersaman obat ini menekan berbagai bagian
lobus prefrontalis dan area yang berkaitan dengan
lainnya. Telah diduga bahwa pada skizofrenia terjadi
kelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompok
neuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya
terletak tegmentum ventral dari mesensefalon,
disebelah medial dan anterior dari sistem limbik,
khususnya hipokampus, amigdala, nukleus kaudatus
anterior dan sebagian lobus fre frontalis ini semua
pusat pusat pengatur tingkah laku yang sangat kuat.
Suatu alasan yang lebih meyakinkan untuk
mempercayai skizofrenia mungkin disebabkan produksi
dopamin yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang
bersifat efektif mengobati skizofrenia seperti
klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya
menurunkan sekresi dopamin pada ujung-ujung syaraf
dopaminergik atau menurunkan efek dopamin pada
neuron yang selanjutnya (Guyton,1997:954 ). Terapi
yang diberikan untuk mengatasi penyakit skizofren
ini digunakan Brainact inj yang ditujukan untuk
mengurangi kelebihan dari dopamin yang disebabkan
oleh pemberian Madopar, efek sinergis yang ingin
didapatkan, akan tetapi pemilihan obat tersebut juga
melihat kondisi respon yang ditimbulkan dari pasien
tersebut.
Epidemiologi
Kejadian meningkat dengan meningkatnya usia
(angka harapan hidup)
Onsetnya terjadi pada sekitar usia 60 th
Faktor lingkungan tidak begitu berpengaruh
Pada penyakit Parkinson yang terjadi di bawah 50
th, mungkin ada faktor genetik
Etiologi
faktor resiko tidak diketahui, tapi sebagian
besar pasien yang etiologinya dapat
diidentifikasi adalah pasien yang menerima
antagonis dopamine
selain itu, beberapa hal yang dapat menyebabkan
gejala Parkinson antara lain:
– obat-obat seperti: fenotiazin, benzamid,
metildopa, dan reserpin, metoklopramid, SSRI,
Amiodarone, Diltiazem, asam Valproat
– keracunan logam berat (Mn)
– anoksia (keracunan CO)
– pasca trauma, dll.
Patofisiologi
Abnormalitas patologis yang utama: degenerasi sel
dengan hilangnya neuron dopaminergik yang
terpigmentasi di pars compacta substansia nigra
di otak dan ketidakseimbangan sirkuit motor
ekstrapiramidal (pengatur gerakan di otak).
Pd orang normal: berkurangnya dopamin: 5% per
dekade
Pd penderita Parkinson, 45% selama dekade pertama
setelah diagnosis
Biasanya gejala baru muncul ketika dopamin di
striatal sudah berkurang sampai 80%
Degenerasi saraf dopamin pada nigrostriatal
menyebabkan peningkatan aktivitas kolinergik
striatal efek tremor
Tanda utama:
- tremor pada saat istirahat, tingkat
keparahan relatif stabil
- kekakuan gerakan putar siku dan pergelangan
tangan berkurang, ekspresi wajah kaku
- melemahnya gerakan akinesia atau
bradikinesia langkah pendekpendek, lambaian
tangan berkurang
- ketidakseimbangan tubuh sering jatuh
- Tanda non-motorik: inkontinensia, dementia,
depresi, dysphagia, gangguan tidur,
konstipasi, berkeringat, dll.
Pada rekam medis diketahui pasien ini merupakan
perokok aktif, kandungan rokok tersebut menimbulkan
efek neuroproteksi dengan menurunkan aktivitas
enzimatik dari MAO-B mengkatabilisme dopamine dan
dapat mengaktivasi neurotoksik, pada penderita
parkinson rokok menjadi faktor resiko yang
menyebabkan kematian. Pasien juga mengeluhkan Panas
(suhu 37,7 0C) sehingga diberikan Pamol untuk
menurunkan suhunya.
B. PLAN
a. Komposisi terapi
R/ infus RL
S 28 tpm
R/ Pamol 500 mg
S 3 d d 1 tab
R/ Brainact inj
S 3 d d 1 amp
R/ Madopar 100 mg
S 3 d d 1 tab
R/ Persidal 1,5 mg
S 2 d d 1 tab
b. Pembahasan Terapi
1. Trihexyphenidyl HCl (THP HCl)
Trihexyphenidyl HCl merupakan obat antikolinergik
yang memberikan sebuah efek penghambatan langsung
pada sistem saraf parasimpatis. Ini juga memiliki
efek relaksasi pada otot-otot halus; diberikan
baik secara langsung pada jaringan otot itu
sendiri dan secara tidak langsung melalui efek
penghambatan pada sistem saraf parasimpatis.
Trihexyphenidiyl HCl diberikan kepada pasien yang
mengalami penyakit Parkinson dengan usia kurang
dari 60 tahun (Dipiro, 2005).
Pada kasus ini, obat Trihexyphenidyl HCl tidak
diberikan untuk terapi pengobatan karena pasien
sudah berusia 71 tahun, dan jika diberikan obat
ini maka kondisi pasien bisa memburuk.
2. Persidal (Risperidon)
Dosis
PO 0,5 mg tawaran awalnya , kenaikan bertahap 0,5
mg tawaran setelahnya.
Indikasi
Manajemen gangguan psikotik.
Kontraindikasi
Standar pertimbangan
Efek samping
Efek ekstrapiramidal, hipotensi ortostatik, sakit
kepala, rinitis, dan insomnia.
Interaksi
Levodopa : menurunkan efek levodopa
Mekanisme
Risperidone merupakan antagonis serotonin-5-HT2
kuat dengan antagonis D2. Antipsikotik khas
merupakan antagonis dopamine serta antagonis
serotonin sehingga meningkatkan khasiat untuk
gejala skizofrenia dan mengurangi kemungkinan
efek ekstrapiramidal.
(Tatro, 2003)
Alasan pemakaian
Persidal (Risperidon) diberikan untuk terapi
pengobatan pasien karena efek dari obat ini tidak
terlalu kuat dan sehingga dapat digunakan oleh
pasien dengan penyakit skizofrenia akut
(halusinasi).
3. Clozaril (Clozapine)
Clozapine merupakan obat antipsikotik dengan
mekanisme aksi yaitu mengganggu reseptor dopamine
dengan cara mengikat dopamin pada reseptor D1 dan
D2 di SSP ; antagonizes neurotransmisi adrenergik
, kolinergik , histaminergic , dan serotonergik.
Clozapine digunakan untuk manajemen pasien
skizofrenia parah dan kronis sakit mental yang
tidak menanggapi atau tidak dapat mentoleransi
pengobatan antipsikotik obat standar.
(Tatro, 2003)
Pada kasus ini, Clozapine tidak diberikan untuk
terapi pengobatan pasien karena obat ini
mempunyai efek yang sangat kuat, sedangkan
skizofrenia yang dialami oleh pasien yaitu akibat
dari penggunaan obat-obat Parkinson dan gejala
yang ada di pasien (halusinasi) merupakan salah
satu tanda skizofrenia akut.
4. Pamol
Komposisi
paracetamol
Dosis
500 mg ; frekuensi penggunaan 3 x 1 tablet
Indikasi
sebagai analgesik dan antipiretik (Neal, 2006).
Pada kasus ini digunakan sebagai antipiretik
untuk menurunkan demam pasien.
E.S.O
pada penggunaan jangka panjang atau dengan dosis
yang besar, paracetamol dapat menyebabkan
hepatotoksik. Selain itu paracetamol dapat
menyebabkan hipersensitivitas seperti kemerahan
pada kulit, gatal dan bengkak, serta menyebabkan
kesulitan bernafas atau sesak (Anonim, 2009).
Mekanisme
selama demam, pirogen endogen (IL-1) dilepaskan
dari leukosit dan bekerja langsusng pada pusat
termoregulator dalam hipotalamus unutk menaikkan
suhu tubuh. Efek ini berhubungan dengan
peningkatan prostaglandin di otak (yang bersifat
pirogenik). Paracetamol bekerja mencegah efek
peningkatan suhu dari IL-1 dengan mencegah
peningkatan kadar prostaglandin otak, dengan cara
memblok jalur siklooksigenase sehingga menghambat
pembentukan prostaglandin yang menyebabkan demam
(Neal, 2006).
Alasan penggunaan
pasien megeluh panas dan data klinik menunjukkan
suhu tubuh pasien melebihi normal yaitu 37,7oC
sehingga diberikan obat untuk menurunkan panas
tersebut yaitu pamol (paracetamol).
Lama penggunaan
pamol diberikan pada pasien hanya hari pertama
saja karena pemeriksaan suhu tubuh pasien juga
hanya dilakukan pada hari pertama saja,
peningkatan suhu tubuh pasien ini tidak terlalu
tinggi yaitu 37,7oC (normal = 36 – 37oC) sehingga
dengan pemberian pamol dalam sehari saja dapt
menurunkan suhu tubuh pasien sehingga normal
kembali.
5. Nicholin
Nicholin tidak digunakan karena isinya sama
dengan Brainact yaitu sitikolin, sehingga dipilih
salah satu saja yaitu Brainact karena dosisnya
yang lebih tinggi dan Nicholin tidak digunakan.
6. Brainact® injeksi
Komposisi
tiap ml Brainact 500 mengandung Citicoline (CDP-
Choline) 125 mg
Dosis
3x1 hari 500 mg selama dirawat di RS
Indikasi
Kehilangan kesadaran akibat kerusakan otak,
trauma kepala atau operasi otak dan serebral
infark. Percepatan rehabilitasi ekstremitas atas
pada pasien pasca hemiplegia apoplektik: pasien
dengan paralisis ekstremitas bawah yang relatif
ringan yang muncul dalam satu tahun dan sedang
direhabilitasi dan sedang diberi terapi obat oral
biasa (dengan obat yang mengaktifkan metabolisme
serebral atau yang memperbaiki sirkulasi).
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap Citicoline
dan komponen obat.
Mekanisme
a. Citicoline meningkatkan kerja formatio
reticularis dari batang otak, terutama system
pengaktifan formatio relicularis ascendens yang
berhubungan dengan kesadaran.
b. Citicoline mengaktifkan sistem piramidal dan
memperbaiki kelumpuhan system motoris.
c. Citicoline menaikkan konsumsi O2 dari otak dan
memperbaiki metabolisme otak.
Efek samping
Reaksi hipersensitivitas: ruam
Psikoneurologis: insomnia, sakit kepala pusing,
kejang
Gastrointestinal: nausea, anoreksia
Hati: nilai fungsi hati yang abnormal pada
pemeriksaan laboratorium
Mata: Diplopia
Lain-lain: rasa hangat, perubahan tekanan darah
sementara atau malaise
(Anonim, 2009).
Alasan
Pada kasus ini pasien mengalami penurunan
kesadaran sehingga perlu diberikan obat
kesadaran. Citicoline dapat meningkatkan aliran
darah dan konsumsi O2 di otak pada pengobatan
gangguan serebro vaskuler sehingga dapat
memperbaiki gangguan kesadaran.
Citicoline ( INN ), juga dikenal sebagai cytidine
difosfat –kolin (CDP-Kolin) & cytidine 5'-
diphosphocholine adalah psychostimulant / nootrop
ic . Ini adalah perantara dalam
generasi fosfatidilkolin dari kolin. Studi
menunjukkan bahwa CDP-kolin suplemen meningkatkan
kepadatan reseptor dopamin, dan menyarankan bahwa
CDP-kolin suplemen dapat memperbaiki gangguan
memori disebabkan oleh kondisi lingkungan
(Anonim, 2012).
7. Madopar Tablet
Komposisi dan dosis
Levodopa 100 mg, benserazide HCl 25 mg
Indikasi
Parkinsonisme, kecuali parkinsonisme yang dipacu
oleh obat-obatan.
Kontraindikasi
Gangguan endokrin, ginjal, hati, dan jantung yang
terdekompensasi secara berat, psikosis &
psikoneurosis berat, pasien berusia kurang dari
25 tahun, wanita hamil, kombinasi dengan obat-
obat penghambat mono amin oksidase (kecuali
Selegilin).
Efek samping
Kehilangan nafsu makan, gangguan saluran
pencernaan (jarang), aritmia jantung & hipotensi
ortostatik, pergerakan involunter abnormal,
Leukopenia & trombositopenia yang bersifat
ringan, sementara (jarang).
Mekanisme
Levodopa akan di dekarboksilasi dopamine
jumlah neurotransmitter dopamine bertambah
stimulasi reseptor dopamine sentral & perifer.
Pada SSP dan ditempat lainnya, levodopa diubah
oleh 1-asam amino dekarboksilase (1-AAD) menjadi
dopamine. Dijaringan perifer 1-AAD dapat diblok
dengan cara memberikan karbidopa atau
benserazide, yang tidak dapat menembus sawar
otak, oleh karena itu karbidopa/ benserazide
meningkatkan penetrasi levodopa eksognus trsebut
serta menurunkan efek samping (misal : mual,
muntah, aritmia jantung, mimpi buruk, hipotensi
postural) akibat metabolisme levodopa perifer
menjadi dopamine (Anonim, 2009).
Alasan pemakaian
Pasien mengalami Parkinson disease yaitu kelainan
kekurangan dopamine, sehingga pasien diberikan
terapi Madopar yang berisi Levodopa dan
Benserazide. Jauh di dalam otak ada sebuah daerah
yang disebut ganglia basalis. Jika otak
memerintahkan suatu aktivitas (misalnya
mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam
ganglia basalis akan membantu menghaluskan
gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap
tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan
mengantarkan pesan ke talamus, yang akan
menyampaikan informasi yang telah diolah kembali
ke korteks otak besar. Keseluruhan sinyal
tersebut diantarkan oleh bahan kimia
neurotransmiter sebagai impuls listrik di
sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf.
Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis
adalah dopamin. Pada penyakit Parkinson, sel-sel
saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan
hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga
lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf
dan berkurangnya dopamin terkadang tidak
diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan,
walau terkadang faktor genetik tidak memegang
peran utama.
L-Dopa adalah prekursor langsung dari dopamin
dan, dalam kombinasi dengan inhibitor asam L-
amino perifer bertindak dekarboksilase (Carbidopa
atau benserazide), tetap menjadi obat yang paling
efektif untuk pengobatan gejala IPD. L-Dopa
melintasi darah-sawar otak, sedangkan dopamin,
carbidopa, dan benserazide tidak. Kombinasi L-
dopa dengan carbidopa atau benserazide,
mengurangi konversi perifer yang tidak diinginkan
L-dopa untuk dopamin. Akibatnya, peningkatan
jumlah L-dopa diangkut ke otak, dan efek samping
dopamin, seperti mual, berkurang. Dalam SNC, L-
dopa akan diubah, melalui dekarboksilasi, untuk
dopamin oleh dekarboksilase L-asam amino enzim.
Dopamin dikonversi disimpan dalam presinaptik
Neuron SNC sampai dirangsang untuk dilepaskan ke
celah sinaptik di mana di atasnya mengikat ke D1
dan D2 reseptor postsynaptic. Aktivitas dopamin
diakhiri terutama oleh reuptake kembali ke neuron
presynaptic melalui transporter dopamin.
(Dipiro, 2005).
8. Alinamin
Pada terapi ini tidak menggunakan alinamin tetapi
menggunakan vitamin b yang membantu proses
metabolisme dalam tubuh sehingga proses perawatan
dari penyakit yang dialami Tn MH dalam berjalan
dengan baik. Asupan vitamin juga dimaksudkan
untuk mempertahankan daya tahan tubuh Tn Mh tetap
terjaga sehingga tidak sering mengalami penurunan
kesadaran.
9. Infus PZ
Pada terapi ini tidak menggunakan infus pz
dikarenakan Tn MH sudah diberikan infus RL yang
berisi elektrolit dan glukosa sebagai asupan
nutrisi yang dapat membantu proses kesembuhan.
10. Infus RL
Dosis
28 tpm
Indikasi
Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi
Kontraindikasi : -
Interaksi : -
Efek samping
Panas, infeksi pda tempat penyuntikan, trombosis
vena atau flebitis yang meluas dari tempat
penyuntikan, ekstravasasi
Mekanisme
Pemberian infus RL diberikan dengan pertimbangan
tingkat dehidrasi pasien masih rendah dan tidak
terlalu mengalami alkalosis. Infus RL pada 100 ml
RL mengandung CaCl dihidrat 0,02 g, NaCl 0,6
gram, KCl 0,03 g dan Sodium Lactate 0,31 g. Na
merupakan kation utama cairan ekstrasel yang
dapat mempertahankan tekanan osmosis. Klorida
merupakan anion utama plasma, K = kation penting
cairan intrasel. Laktat digunakan sebagai
prekursor bikarbonat. Cairan intrasel untuk
konduksi syaraf otot. NaCl menjaga tekanan osmose
darah dan jaringan, KCl untuk hipokalemia dan
hipokloremia, karena pada kasus muntah hewan
banyak kehilangan Kalium dan Klorida. Pemberian
infus RL juga dapat menjadi pilihan untuk mengisi
hipovolemia pada pasien dehidrasi tanpa
abnormalitas elektrolit.
Alasan
Pemberian infus dilakukan karena ditakutkan dalam
kondisi penurunan kesadaran nafsu makan Tn MH
berkurang sehingga pemberian infus Rl ini dirasa
tepat sebagai asupan nutrisi bagi Tn MH.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Belajar menggerak gerakkan anggota badan
Menanamkan alat stimulasi otak
Memberi support pada penderita
Meningkatkan asupan nutrisi yang baik & banyak
serat
KIE
Memberikan kesadaran minum obat
Perubahan gaya hidup, nutrisi, dan olahraga
secara teratur
Hindari stress
Diet protein tinggi
Tidak melakukan aktivitas berlebihan
MONITORING
Menentukan obat & waktu yg sesuai, hubungan
dengan makanan
Hindari pemberian terapi pada saat stress
Melihat fungsi gerak secara umum
Menanyakan gejala yg dirasakan selama perawatan
Monitoring kadar levodopa dalam darah
Terapi yangdisarankan
Obat Dosis
Frek
12
13
14
15
16
17 18
RL 20 tpm
√ √ √ √ √ √ √
Pamol 500mg
3x1 √
Brainact Inj
500mg
3x1 √ √ √ √ √ √ √
Madopar
100mg
3x1 √ √ √ √ √ √ √
Persidal
1,5mg
2x1 √ √ √ √ √ √ √
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009.
Brainact.http://www.obatinfo.com/2009/07/brainact.html
diakses tanggal 9 April 2012.
Anonim. 2009. Madopar Tablet.
http://www.apotik.medicastore.com/ index.php?
mod=obat&id=3506&name=MADOPAR+TABLET diakses tanggal 9
April 2012.
Anonim. 2012. Citicoline.
http://en.wikipedia.org/wiki/Citicoline diakses
tanggal 9 April 2012.
Dipiro, Joseph T, at all. 2005. Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach, Sixth Edition. The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Tatro, D, S. 2003. A to Z Drug Facts, San Fransisco Facts &
Comparisons.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke,G.R.,
Wells, B.G & Posey, L.M., 2009, Pharmacotherapy A
pathophysiological approach seventh edition, United
States: The McGraw-Hill Companies, Inc
Davison, G.C., Neale, J.M., 1994, Abnormal Psychology,
New York, John Wiley& Son Inc.
Gunawarman, 2009, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta :
Departemen Farmakologi dan Terapeutik UI.
Guyton, A.C & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, editor bahasa Indonesia : Irawati
Setiawan− edisi 9−Jakarta : EGC.
Karlsen KH, Larsen JP, Tandberg E, Arsland D. Health
related quality of life in Parkinson’s Disease: a
prospective longitudinal study. J Neurol Neurosurg
Psychiatry, 2000; 69: 584-89.
Patrick, Davey, 2005. At a Glance Medicine. Jakarta:
Erlangga